Professional Documents
Culture Documents
TUJUAN
Setelah praktikum mahasiswa mampu memanipulasi dengan tepat
material cetak alginat serta membedakan pengaruh suhu terhadap variasi suhu
air terhadap waktu setting.
2. ALAT DAN BAHAN
2.1 A
l
a
t
a. Mangkuk karet atau bowl
dari paralon
b. Gelas ukur
f. Kain putih
c. Spatula
g. Thermometer digital
d. Timbangan
digital
analitik
e. Cetakan
h. Stopwatch
i. Batang
bentuk
cincin
akrilik
dan
lempeng kaca
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Gambar 1: bowl
Gambar 2: Spatula
Gambar 3: Timbangan
digital/analitik
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Gambar 4: cetakan paralon
Gambar 5: Stopwatch
19.
2.2 Bahan
a.
b.
c.
d.
21.
Gambar 6: Bubuk Alginat
22.
3. CARA KERJA
angka
8,
membentuk
putaran
180
intermitten.
HASIL PRAKTIKUM
24.Pada praktikum ini, dilakukan lima kali percobaan, yaitu
dengan dibagi menjadi 3 sub kelompok. Hasil yang didapat bukan
bentuk alginate melainkan perbedaan waktu setting yang dapat dilihat
pada (Tabel 1.1). Cara pengujian setting time dengan cara menyentuh
permukaan
alginate
menggunakan
batang
akrilik,
hasil
akan
27.
30.
Air Dingin
31.
28.
A
32.
Air Biasa
A
33.
29.
Air
34.
Hangat
Alginat
lginate
lginate
lginat
lginat
Biru
Kuning
35.
1
Biru
36.
1
Kuning
37.
2
Biru
38.
2
39.
33,80C
0,40C
40.
1
0,40C
41.
1
20C
42.
1
20C
43.
1
44.
10 detik
2 detik
45.
4
2 detik
46.
3
1 detik
47.
4
1 detik
48.
5
49.
30 detik
5 detik
50.
3
0 detik
51.
3
3 detik
52.
2
0 detik
53.
2
54.
1 menit
menit 40
menit 12
menit 27
menit 30
detik
detik
detik
detik
35 detik
55.
56.Percobaan menggunakan dua merk alginate yang berbeda.
Untuk alginate berwarna kuning menggunakan merk Tropicalgin
sedangkan alginate berwarna biru menggunakan merk Heraplast HD.
Setting time kedua bubuk alginate ini berbeda sebab adanya perbedaan
komposisi di setiap merk alginate.
57.
58.
59.
PEMBAHASAN
64. Material cetak
kedokteran
gigi
berdasarkan
sifat
keelastisannya ada dua macam yaitu material cetak elastis dan material
cetak non elastis. Material cetak elastis dibagi menjadi dua macam
yaitu hidrokoloid dan elastomer.
65.
66. Gambar 8. Klasifikasi material cetak berdasarkan sifat keelastisan (McCabe, 2008, 137)
68.
69. Gambar 9. Klasifikasi material cetak berdasarkan viskositas dalam keadaan konstan
(McCabe, 2008, Hal. 137)
70.
71. Alginat
diklasifikasikan
sebagai
bahan
cetak
hidrokoloid
74. Komposisi
75. Fungsi
76. Persentase
Berat
79. 15
dalam air
alginate
80. Calcium sulfate
81. Pereaksi
82. 16
85. 4
87. Pemercepat
88. 3
fluoride
pengerasan stone
91. 60
93. Penghambat
94. 2
Perasa
97. Sangat
sedikit
seperti: peppermint,
pisang, manga, dll.
98.
99. Bahan cetak alginat dikemas dalam kantung tertutup atau dikemas
di kaleng apabila dalam jumlah besar. Ada dua faktor yang mempengaruhi
ketahanan penyimpanan bubuk alginate, yaitu suhu penyimpanan dan
kontaminasi kelembaban udara luar, karena alginat peka terhadap air yang
pada dasarnya sifat dari bahan hidrokoloid. Oleh sebab itu bubuk yang
dibungkus per kantung lebih disukai karena mengurangi kemungkinan
kontaminasi selama penyimpanan. Apabila memang menginginkan kemasan
bubuk alginat dalam kaleng, tutupnya harus dipasang kembali dengan
kencang begitu selesai digunakan sehingga meminimalkan kontaminasi
kelembaban yang mungkin terjadi. Sebagai tambahan, perbandingan air
dengan bubuk yang tepat bisa dijamin, karena pada setiap kemasan
dilengkapi pula dengan takaran plastik untuk mengukur banyaknya air dan
bubuk (Anusavice, 2012, Hal.174).
100.
Bubuk
alginat
yang
dicampur
dengan
air
akan
ada waktu kerja yang cukup. Untuk itu pabrik menambahkan natrium fosfat
sebagai retarder dalam reaksi ini. Dengan begitu, kalsium sulfat lebih memilih
untuk bereaksi dengan natrium fosfat. Penundaan reaksi inimemastikan waktu
kerja yang memadai untuk dokter gigi.
2Na3PO4 + 3CaSO4 Ca3 (PO4) 2 + 3Na2SO4
101.
102.
kalsium mulai bereaksi dengan kalium alginat dan membentuk ikatan silang
kalsium alginat. Ikatan silang alginat ini yang mengakibatkan adonan alginat
berubah wujud dari sol menjadi wujud gel. Setelah itu, mulailah terjadi inisial
setting time, yang diikuti dengan final setting time dan peningkatan viskositas
material secara cepat.
103.
104.
(bubuk)
105.
(gel)
gelasi, harus menyediakan cukup waktu bagi dokter gigi untuk mengaduk
bahan, mengisi sendok cetak, dan meletakkannya di dalam mulut pasien.
Sekali gelasi terjadi, bahan cetak tidak boleh diganggu karena fibril yang
sedang terbentuk akan terjadi distorsi.
107.
praktisi gigi adalah dengan mengamati waktu dari mulai pengadukan sampai
bahan tersebut tidak lagi kasar atau lengket bila disentuh dengan ujung jari
yang bersih, kering dan bersarung tangan. Secara umum waktu gelasi optimal
adalah antara 3 dan 4 menit pada temperatur ruangan (20 oC). Untuk memberi
kesempatan bagi klinisi memlih bahan yang cocok dengan gaya kerja mereka,
pabrik menciptakan dua jenis alginate yang dibedakan menurut kecepatan
proses settingnya, yakni :
1. Fast Setting Alginate, mengeras dalam 1,5-3 menit dan digunakan untuk
mencetak rahang anak-anak atau penderita yang mudah mual.
2. Regular Setting Alginate, mengeras dalam 3-4.5 menit dan dipakai untuk
pemakaian rutin (Anusavice, 2012, Hal.173).
108.
menggunakan alat uji berupa batang akrilik yang disentuhkan pada permukaan
9
adonan alginat kemudian ditarik cepat. Dalam keadaan normal, alginat dengan
tipe normal memilki setting time 2 menit hingga 4 menit. Pada praktikum ini
digunakan 2 merek bubuk alginat untuk mengetahui perbedaan kecepatan
setting time apabila merek yang digunakan berbeda.
109.
yang sesuai. Air dengan suhu lebih hangat dari suhu nomal, setting time
menjadi lebih cepat dari setting time normal. Dan air dengan suhu lebih dingin
dari suhu normal, setting time menjadi lebih lama dari setting time normal.
110.
111. Gambar 10. Pengaruh kenaikan suhu terhadap setting time bahan cetak alginat
(Anusavice, 2012, Hal.173)
112.
didapatkan perbedaan setting time pada setiap variabel. Pada variabel bebas,
10
digunakan variabel air bersuhu ruangan 22C didapat setting time 2 menit 47
detik untuk alginat kuning dan 2 menit 50 detik untuk alginat biru, pada
variabel air bersuhu lebih dingin 10,4C didapat setting time 3 menit 40 detik
untuk alginat kuning dan 3 menit 12 detik untuk alginat biru, pada variabel air
bersuhu lebih hangat 33C didapat setting time 1 menit 55 detik untuk alginat
biru. Dari hasil tersebut terlihat adanya perbedaan setting time yang
disebabkan oleh penggunaan suhu yang berbeda. Suhu air yang lebih hangat
berakibat pada partikel-partikel dalam bubuk alginat bergerak lebih cepat.
Partikel-partikel dalam bubuk alginat yang bergerak cepat meningkatkan
frekuensi tumbukan antar partikel dan mempercepat laju reaksi. Selain itu
jenis bubuk alginat juga berpengaruh terhadap setting time dikarenakan
kandungannya berbeda-beda
113.
paling cepat terjadi ketika digunakan air bersuhu lebih hangat dari suhu
normal. Dan pada penggunaan variabel air bersuhu lebih dingin dari suhu
normal didapat setting time paling lama. Pada saat melakukan pengujian juga
terjadi perbedaan waktu dikarenakan tiap variabel dilakukan dengan individu
yang berbeda. Perbedaan waktu beberapa detik tersebut terjadi karena adanya
perbedaan tekanan yang diberikan saat dilakukan pengujian batang akrilik
sebagai alat uji pada adonan alginat. Sehingga penghentian setting time
memiliki selisih beberapa detik.
114.
11
KESIMPULAN
117.
13
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
LAMPIRAN