Professional Documents
Culture Documents
ASKEP HISPRUNG
OLEH
KELOMPOK III
REZKY AMALIA ARTA
: 012-071-014-015
: 012-071-014-0
ANNISA ATAMIMI
: 012-071-014-0
IRWAN AMIN
: 012-071-014-0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat allah SWT. karena dengan rahmat
dan karunianyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Selawat
dan salam juga kita panjatkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Kami sadar bahwa makalah yang kami susun ini masih punya banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu
dosen, agar kami dapat belajar dari kesalahan dan tidak mengulanginya untuk
kedua kalinya. Dan ucapan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini. Harapan kami mudah-mudahan makalah ini dapat
memenuhi harapan kita semua.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Medis
a. Defenisi
b. Etiologi
c. Patofisiologi
d. Manifestasi klinik
e. Klasifikasi
f. Komplikasi
g. Pemeriksaaan Diagnostik
h. Penatalaksanaan
B. Konsep Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosa
c. Intervensi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit
hisprung
merupakan
suatu
kelainan
bawaan
yang
Selain pada anak, penyakit ini ditemukan tanda dan gejala yaitu adanya
kegagalan mengeluarkan mekonium dalam waktu 24-48 jam setelah lahir,
muntah berwarna hijau dan konstipasi faktor penyebab penyakit hisprung
diduga dapat terjadi karena faktor genetik dan faktor lingkungan.
Oleh karena itu, penyakit hisprung sudah dapat dideteksi melalui
pemeriksaan yang dilakukan seperti pemeriksaan radiologi, barium, enema,
rectal biopsi, rectum, manometri anorektal dan melalui penatalaksanaan dan
teraupetik yaitu dengan pembedahan dan colostomi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hisprung?
2. Bagaimana etiologi dari Hisprung?
3. Bagaimana patofisiologi dari Hisprung?
4. Apa tanda dan gejala atau manifestasi klinik dari Hisprung?
5. Apa-apa saja klasifikasi dari Hisprung?
6. Apa komplikasi dari Hisprung?
7. Pemeriksaan diagnostik apa yang dilakukan?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari Hisprung?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Hisprung.
2. Untuk mengetahui etiologi dari Hisprung.
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari Hisprung.
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala atau manifestasi klinik dari Hisprung.
5. Untuk mengetahui klasifikasi dari Hisprung.
6. Untuk mengetahui komplikasi dari Hisprung.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari Hisprung.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Hisprung.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Medis
a. Defenisi
Penyakit hisprung adalah kelainan congenital yang menyebabkan
gangguan pergerakan usus, akibat permasalahan pada persyarafan usus
besar paling bawah, mulai anus hingga usus diatasnya. Penyakit hisprung
lebih sering terjadi pada neonatus, usia kanak-kanak.
Penyakit hirschsprung adalah suatu kelainan tidak adanya sel
ganglion parasimpatis pada usus, dapat dari kolon sampai pada usus halus.
(Ngastiyah, 1997 : 138).
Penyakit
hirschsprung
adalah
anomali
kongenital
yang
dan eksterna.
h. Penatalaksanaan
1. Medis
Penatalaksaan operasi adalah untuk memperbaiki portion
aganglionik di usus besar untuk membebaskan dari obstruksi dan
mengembalikan motilitas usus besar sehingga normal dan juga fungsi
spinkter ani internal. Ada dua tahapan dalam penatalaksanaan medis
yaitu :
3.
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Kaji riwayat klien tentang konstipasi klien sama sekali tidak
bisa BAB : Konstipasi kronik
b. Riwayat Kesehatan Lalu
Dikumpulkan
sebagai
informasi
tanyakan
terapi
yang
Riwayat neonatus
Eliminasi : urine
warna
Fece
konsistensi)
Jaundice
Kesakitan / rewel
Nutrisi
Alergi
Nutrisi
Alergi
Berat badan
4. Pemeriksaan Fisik
KV
: Kesadaran Baik
TTV
- Suhu
:
Peningkatan suhu
- Nadi
:
Takikardia
- RR
:
Takipnea
- TD
:
Tetap stabil
5. Pemeriksaan Persistem
1. Gastrointestinal
- Mata
Kunjungtiva pucat
- Mulut
- Bibir pecah
- Abdomen
Ketegangan abdomen secara progresif
Dinding abdomen tipis, vena-vena terlihat
Aktivitas peristaltic menurun dan dapat tidak ada sama
sekali
Konstipasi
Mual atau muntah (pada neonatus 24 jam pertama)
-
Muntah
Perut membuncit
- Feces
Karakteristik seperti pita
Warna gelap
Frekuensi menurun
Tenesmus positik
Terdapat bising usus
2. Kardiovaskular dan pernapasan
a. Bibir pucat
b. Capillary refiil time (5 detik)
Dingin
Panas
Diaforesis
b. Diagnosa
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d. intake tidak adekuat
2. Nyeri b/d. distensi abdomen
3. Konstipasi b/d. obstruksi usus
4. Gangguan integritas kulit b/d. colostomy dan repair colostomy
Intervensi:
a. Catat keluhan nyeri, durasi, dan intensitasn nyeRi
R. / Membantu mendiagnosa etiologi perdarahan dan terjadinya
komplikasi
b. Catat petunjuk nonverbal. Mis. gelisah, menolak untuk beRgerak,
R. / Bahasa tubuh / petunjuk non verbal dapat secara prikologis
dan
fisiologis
dapat
digunakan
sebagai
petunjuk
untuk
mengidentifikasi masalah
c. Kaji faktor-faktor yang dapat meningkatkan / menghilangkan nyeri
R.
Menunjukkan
faktor
pencetus
dan
pemberat
dan
Intervensi:
a. Kaji fungsi usus dan karakteristik tinja
GI,
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit hisprung merupakan penyakit yang sering menimbulkan
masalah. Baik masalah fisik, psikologis maupun psikososial. Masalah
pertumbuhan dan perkembangan anak dengan penyakit hisprung yaitu terletak
pada kebiasaan buang air besar. Orang tua yang mengusahakan agar anaknya
bisa buang air besar dengan cara yang awam akan menimbulkan masalah baru
bagi bayi/anak. Penatalaksanaan yang benar mengenai penyakit hisprung
harus difahami dengan benar oleh seluruh pihak. Baik tenaga medis maupun
keluarga. Untuk tecapainya tujuan yang diharapkan perlu terjalin hubungan
kerja sama yang baik antara pasien, keluarga, dokter, perawat maupun tenaga
medis lainnya dalam mengantisipasi kemungkinan yang terjadi.
B. Saran
Kami berharap setiap mahasiswa mampu memahami dan mengetahui
tentang penyakit hsaprung. Walaupun dalam makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
Cecily L. Betz, Linda A Sowden. 2002. KEPERAWATAN PEDIATRIK edisi 3.
Jakarta: EGC.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakart: EGC
http://buletinkesehatan.com/penyakit-hisprung-pada-anak-perlu-diwaspadai/
http://nissa-uchil.blogspot.com/2015/02/askep-anak-hysprung.html
https://munahasrini.wordpress.com/nak-den2012/04/13/askep-agan-hisprung/