You are on page 1of 13

ASKEP KELUARGA BARU MENIKAH

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktek keperawatan pada keluarga . Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga

dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka
perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui tingkat pencapaian
keluarga dalam melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap perkembangan
keluarga dan tugas perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru ( keluarga
baru menikah) ialah ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga nya masing-masing.
Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi seharihari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri dan orang tuanya, mulai
membina hubunganungan baru dengan keluarga dan kelompok social lainnya.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan keluarga baru menikah .
Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada keluarga
baru menikah.
Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga baru menikah.

1.3 Manfaat
Agar dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan keluarga baru menikah .
Agar dapat mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada
keluarga baru menikah.
Agar dapat mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga baru menikah.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. keluarga
keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah
dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992). keluarga adalah kumpulan dua orang /
lebih hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran
masing-masing (Friedman 1998).
Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat, ia
mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan anggotanya
yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus,
yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian
rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga .
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang
komprehensif, yaitu sebagai dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan keintiman.
Hariyanto, 2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan oleh
ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka
sebagai bagian dari keluarga .
Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang /
lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.
Ciri-ciri keluarga , antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada hubungan
darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masingmasing, ada pengambil keputusan, kerjasama
diantara anggota keluarga , interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah
Ciri, ciri struktur keluarga : 1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain 2. Ada
keterbatasan, 3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing.
Struktur keluarga (ikatan darah) : 1.Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah 2. Matrilineal,
keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi , dimana hubungan itu
berasal dari jalur ibu 3. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri 4. Patrilokal,
suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami 5. keluarga kawinan, hubungan. Suami istri
sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.
a. Kelompok keluarga di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan kebutuhan dasar
1. PRASEJATERA, belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran agama,
sandang, papan, pangan, kesehatan atau keluarga belum dapat memenuhi salah satu
/lebih indikator KS tahap I.
2.

KELUARGA SEJAHTERA (KS I) telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara


minimal, tetapi belum dapat sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan.
Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap keperluan,
lantai bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana kesehatan

3.

KELUARGA SEJAHTERA II

Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai agama, makan 2
kali sehari, pakaian berbeda, lantai bukan tanah, kesehatan (idem), daging/ telur
minimal 1 kali seminggu, Pakaian baru setahun sekali, Luas lantai 8m2 per orang, Sehat
3 bulan terakhir, Anggota yang berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap, Umur
10, 60 tahun dapat baca tulis, Umur 7-15 tahun bersekolah, Anak hidup 2 /lebih .
keluarga masih pus saat ini berkontrasepsi.
4.

KELUARGA SEJAHTERA III


Indikator : belum berkontribusi pada masyarakat, ibadah sesuai agama, pakaian berbeda
tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan idem, anggota melaksanakan ibadah,
daging/telur seminggu sekali, memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir, luas
lantai 8 m2 perorang, anggota keluarga sehat dalam 3 bulan terakhir.

5.

KS TAHAP III PLUS, dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial,


pengembangan, kontribusi pada masyarakat, indikator KS III + (ditambah), memberikan
sumbangan.

b. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif dan koping keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota,
membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
2. Fungsi sosialisasi keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan
mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan
masalah.
3. Fungsi reproduksi keluarga

melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan

meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga nya dan
kepentingan di masyarakat.
5. Fungsi fisik, keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
2.2.Tugas perkembangan keluarga

baru menikah menurut Duval (Sociological

Perspective)
1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3. Membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok sosial.
4. Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua),
mendiskusikan rencana punya anak.
2.3. Masalah keperawatan kesehatan keluarga
Komunikasi keluarga disfungsional
Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan(krisis) menjadi orangtua, konflik
peran orangtua
Perubahan penampilan peran
Gangguan citra tubuh

Koping keluarga tidak efektif (menurun, ketidakmampuan), potensial peningkatan


koping keluarga
risiko terhadap tindak kekerasan
perilaku mencari bantuan kesehatan,
gangguan tumbuh kembang,
risiko penularan penyakit,
2.4. Proses Keperawatan keluarga
Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan
keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu,
konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi
dalam lima tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga , identifikasi
masalah keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi
rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi (2004)
dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan
mengadakan kontrak dengan keluarga , menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk
membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga , menyatakan kesediaan untuk
membantu memenuhi kebutuhan kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina
komunikasi dua arah dengan keluarga .
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari lima
langkah dasar meliputi :
1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian
merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga . Agar diperoleh data
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga , perawat diharapkan menggunakan
bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara
sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga , diklasifikasikan dan dianalisa
(Friendman, 1998: 56).
a. Pengumpulan data
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe keluarga .
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

c.

Riwayat keluarga inti


Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang
biasa digunakan keluarga

serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan

kesehatan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
3) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
o Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh keluarga .
o Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang
penting dalam penggelolaan penyakit.
o Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan yang diinginkan
ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan tradisional.
4) Status Sosial Ekonomi
o Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal suatu penyakit
dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir dan kemampuan untuk
mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.
o Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam melakukan
pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan
karena suatu penyakit. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena
tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga .
5) Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini termasuk
riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan
dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh
terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan.
6) Aktiftas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap terjadinya
suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga .
7) Data Lingkungan
o Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan dan
fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya suatu penyakit.

o Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan.
Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan.
8) Struktur keluarga
o Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah berdasarkan
komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha
mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut
mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian
yang tinggi.
o Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan yang
otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.
o Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap peran
yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik
dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan
harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .
9) Fungsi keluarga
o Fungsi afektif
keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak menimbulkan
suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota keluarga itu sendiri.
o Fungsi sosialisasi

keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam bersosialisasi dengan


lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada anggotanya, maka
akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi
menjadi labil dan mudah stress.
o Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan
tugas perawatan keluarga adalah :
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu
dikaji adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta dari masalah kesehatan
yang meliputi: pen gertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;
1)

Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah

2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga


3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami

4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit


5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
8)

Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam


mengatasi masalah.

c. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,


termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas kesehatan
yang ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah ;
1). Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan yang dibutuhkan
untuk menanggulangi masalah kesehatan/ penyakit.
2). Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan.
3). Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan memadai.
4). Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan yang diperlukan
5). Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam keluarga
6). Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam memelihara lingkungan
dimasa mendatang.
7). Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
8). Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan bagaimana pandangan
keluarga akan fasilitas tersebut.
9). Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik, pengobatan dan
rehabilitasi).
10).Bagaimana falsafah hidup keluarga

berkaitan dengan upaya perawatan dan

pencegahan.
4.

Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :

a. Berapa jumlah anak


b.

Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga

c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota
keluarga .
5.

Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat sdalam upaya
peningkatan status kesehatan keluarga .

F. Stress dan Koping keluarga


1.

Stressor jangka pendek dan panjang


a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.

b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
3.

Strategi koping yang digunakan


Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

4.

Strategi adaptasi disfungsional

5. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga

bila menghadapi

permasalahan
G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang digunakan pada
pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
H. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang
ada.
10) Pola istirahat tidur
Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah yang
belum terselesaikan.
11) Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif, pemeriksaan fisik juga dilakukan
menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku untuk semua anggota keluarga . Setelah ditemukan
masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.
12) Koping keluarga
Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga , sedangkan koping keluarga tidak efektif,
maka ini akan menjadi stress anggota keluarga yang berkepanjangan.
13) Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah
ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum
yang digunakan serta denah rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya
setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah
tempat.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta


perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan
masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga
yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan.
Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia atas
perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat
mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaborasi dan koordinasi
dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan
kurangnya pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada
pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi yang
berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada PES
dimana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari :
-

Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

Resiko (ancaman kesehatan)

Keadaan sejahtera (wellness)

Contoh diagnosa keperawatan keluarga ;


Diagnosa Keperawatan keluarga Aktual
Contoh 1
a.

Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah kekurangan nutrisi.

b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R
berhubungan dengan ketidakmauan keluarga

mengambil keputusan/tindakan untuk

mengatasi masalah kekurangan nutrisi.


c. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dangan masalah
kekurangan nutrisi.
Pada contoh diatas, yang menjadi etiologi (tugas keluarga ) mengandung 3 unsur yaitu
ketidaktahuan (tidak mengenal masalah), ketidak mauan mengambil keputusan dan ketidak
mampuan merawat, maka dari 3 diagnosa tersebut cukup hanya menentukan 1 (satu) diagnosa
yaitu diagnosa yg ketiga, akan tetapi dalam metrumuskan tujuan dan intervensi harus melibatkan
ketiga etiologi tersebut

Contoh 2
Perubahan peran dalam keluarga (bapak S) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah peran suami
Contoh 3
Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (ibu A) keluarga bapak B berhubungan dengan
ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak (rematik).
Diagnosa Keperawatan keluarga Resiko (ancaman)
Sudah ada data yang menunjangtapi belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan rumah kurang
bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat, dsb.
Contoh
a. Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak B berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga
mengenal masalah komunikasi
b. Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga bapak B berhubungan
dengan ketidakmauan keluarga mellakukan stimulasi terhadap Balita.
Diagnosa Keperawatan keluarga Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga
dapat ditingkatkan . Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera) boleh tidak
menggunakan etiologi.
Contoh
a. Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga bapak R
b. Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga bapak R
c. Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga bapak R
3. Menyusun prioritas
Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi bersama yang
dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka terhadap klien dan
efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang.
Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga :
N
O
1

KRITERIA

SKOR

BOBOT

Sifat masalah
Aktual (Tidak/kurang sehat)

Ancaman kesehatan

Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah dapat diubah

Mudah

Sebagian

Tidak dapat
Potensi masalah untuk dicegah

Tinggi

Sedang

Rendah
Menonjolnya masalah

1
2

Masalah berat, harus segera ditangani


Ada

masalah,

tetapi

tidak

perlu

segera

ditangani
Masalah tidak dirasakan

Skoring :
Skor
_____________ x Bobot
Angka tertinggi
Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga

Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas


-

Kriteria 1

Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang pertama
memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga
-

Kriteria 2

Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor


sebagai berikut :
Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah
Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam masyarakat dan
dukungan masyarakat
-

Kriteria 3

Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :


Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam memperbaiki
masalah.
Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk
mencegah masalah.

Kriteria 4

Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah
kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan
keluarga .
4. Menyusun tujuan
Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang
berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan alternatif
untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:
1. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik
2. Tujuan jangka menengah
3. Tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan
2.5 Perencanaan Keperawatan keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan
umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar
merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan
berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
2.6 Implementasi
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan
mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga
mencakup hal-hal dibawah ini ;
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara :
a.

Memberikan informasi

b.

Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan

c.

Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara :
a.

Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan

b.

Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

c.

Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan

3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara :
a.

Mendemonstrasikan cara perawatan

b.

Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

c.

Mengawasi keluarga melakukan perawatan

4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi


sehat, dengan cara ;
a.

Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga

b.

Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin

5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara :
a. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
2.7 Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai
keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua
tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga .
Unyuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga .
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
S

Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan

intervensi keperawatan. Misal : keluarga mengatakan nyerinya berkurang.


O

Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi

keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.


A

Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait dengan

diagnosa keperawatan.
P

Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap

evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan
selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
o Asih, kasih sayang , perhatian, rasa aman kegangatan pada anggota keluarga sehingga dapat
tumbang sesuai usia. Asuh, perawatan agar selalu sehat fisik mental spiritual. Asah, kebutuhan
pendidikan anak, untuk masa depan
DAFTAR PUSTAKA
Agustiansyah, Tri A. 2009. Asuhan Keperawatan keluarga Pasangan Baru Menikah dengan
Masalah

KB.

http://ners86.wordpress.com/2009/03/30/asuhan-keperawatan-

keluarga /
http://lensaprofesi.blogspot.com/2009/01/konsep- keluarga .html
http://blog.ilmukeperawatan.com/asuhan-keperawatan- keluarga -dengan-stroke.html

You might also like