You are on page 1of 17

SKENARIO 1 BLOK 24

I.

Mengklarifikasi istilah atau konsep


Jacket crown = suatu bentuk peraatan restorasi gigi untuk
memulihkan fungsi dan estetis dg menempatkan mahkota
gigi tiruan diatas mahkota gigi asli yang telah dipreparasi.
Hermetis = saluran akar terisi penuh oleh bahan pengisi
Obturation = pengisian bahan saluran akar
Root canal treatment = psa
Menetapkan permasalahan

II.

1) Diangnosis pada kasus skenario?


2) Penyebab diskolorasi gigi? Obat apa saja yang menyebabkan
diskolor?
3) Indeks pengukuran diskolorasi gigi?
4) Bagaimana mekanisme perubahan pada scenario?
5) Perawatan untuk diskolorasi?
6) Definisi bleaching?
7) Keuntungan dan kekurangan bleaching?
8) Indikasi dan kontra dilakukan bleaching?
9) Teknik bleaching? Indikasi dan kontra masing-masing teknik?
10) Macam bahan bleaching?
11) Mekanisme kerja bleaching pada gigi?
12) Efek samping bleaching?
13) Pengaruh bahan bleaching thd jaringan pendukung gigi?
14) Berapa lama hasil perawatan akan bertahan?
15) Pertimbangan untuk perawatan ulang oleh drg?
16) Treatmen planing pada kasus?
17) Bagaimana
instruksi
dan
usaha
drg
untuk
mempertahankan hasil bleaching?
18) Penyebab obturasi tidak hermetis?
III.
1)
2)

Analisa permasalahan
Diangnosis pada kasus skenario?
Gigi nonvital pasca psa disertai diskolorisasi
Penyebab diskolorasi gigi? Obat apa saja yang menyebabkan
diskolor?
Intrinsik dalam email dan dentin. Dibagi menjadi post erupted dan
pra erupted/sejak benih gigi. karena alamiah dan iatrogenik/ pasca
perawatan gigi karena pengaruh bahan perawatan kg.
- Dekomposisi jaringan pulpa
- Genetik
- Sistemik

- Trauma
- Perdarahan berlebih saat pengambilan jaringan pulpa
- Obat-obatan golongan tetrasiklin, Fe (sementara), campuran obat
(mis: minyak kasia)
- Bahan restoratif- misal amalgam, komposit terjadi kebocoran tepi
tumpatan.
- konsumsi flour
Ekstrinsik diluar permukaan
- Noda minuman/makanan
- Noda tembakau
- Obat kumur clorhexidine
Penuaan Diskolorasi karena penuaan email semakin tipis
3)

Indeks pengukuran diskolorasi gigi?


Pewarnaan shaw and muray, gigi dibersihkan dan dilihat dg skor 04, dari servikal mahkota gigi, diambil rata-rata skor.
0= tidak ada
1= 0,01-25%
2= 26-50%
3= 51-75%
4= 76-100%

4)

Bagaimana mekanisme perubahan pada scenario? LO


a. Bahan pengisi berwarna, karena tubuli dentinalis mengarah ke
mahkota saat ada bahan berwarna akan masuk ke tubuli
dentinalis dan bemberi warna pada gigi.
b. Karena gigi telah nekros sebelumnya dan obturasi tidah
hermetis, terjadi infeksi ulang dan megubah warna gigi

5)

Perawatan untuk diskolorasi?


Diskolorasi ringan = sikat gigi, skaling dan dihilangkan faktor
penyebab
Sedang= bleaching dan dihilangkan faktor penyebab
Parah = mahkota jaket( full crown dan veneer) dan dihilangkan
faktor penyebab
Dilihat dari keadaan giginya

6)

Definisi bleaching?
a. Prosedur merestorasi warna normal gigi dg mengubah warna
noda dengan bahan oksidasi. misl: hidrogen peroksida 30% atau
sodium perborat

b. Reaksi kimia yang melibatkan reduksi dan oksidasi.


7)

Keuntungan dan kekurangan bleaching?


Keuntungan:
- Perawatan lebih mudah dilakukan drg, dg catatan harus tau
penyebab
- Harga lebih terjangkau dibanding veneer
- Meningkatkan percaya diri
- Waktu perawatan relatif singkat
-

Kekurangan:
Butuh kooperatif pasien menghilangkan penyebab
Menyebabkan iritasi
Sensitivitas pada gigi bila pasca bleaching tidak diaplikasi flour
Menyebabkan kurang puas dg hasil sehingga adiktif
Kehilangan mineral karena bahan bleaching

8)

Indikasi dan kontra dilakukan bleaching?


Indikasi:
- Masih dalam kategori sedang
- Ketebalan email mencukupi
- Pada gigi nonvital pendaraha karena trauma
Kontraindikasi
- Masuk kategori berat
- Pasien tidak kooperatif
- Ketebalan denting tipis
- Adanya karies
- Gigi sensitif
- Pada gigi nonvital rediskolorisasi
- Pasien diskolorisasi karena tetrasiklin

9)

Teknik bleaching? Indikasi dan kontra masing-masing teknik?


Internal untuk gigi nonvital,
- Termokatalitik, menggunakan panas dg api dan bahan oksidator
- Walking bleach, bahan bleaching dinasukan pada kavitas dan
ditumpat sementara.
Eksternal untuk gigi vital
- Termokatalitik, menggunakan panas dg sinar
- Mouthguard bleach

10)

Macam bahan bleaching?


Bahan oksidasi = H2O2 30%, karbamin dan Sodium perborat

11)

Mekanisme kerja bleaching pada gigi? LO

Tergantung pada bahan.


- Pada H2O2 akan terjadi reaksi oksidasi. Berperan sebagai
pengubah warna karena menguban zat tersebut menjadi H 2O +
O2.
- Pada Karbamin peroksida
- Pada Sodium perborat

IV.
V.

12)

Efek samping bleaching? LO


- Sensitivitas gigi
- Iritasi jar. Lunak
- H2O2 dapat berpenetrasi ke saluran akar menyebabkan
peradangan pada jar. Perio dan resorb akar. rasa nyeri

13)

Berapa lama hasil perawatan akan bertahan?


Rata-rata 1-2 tahun.

14)

Pertimbangan untuk perawatan ulang oleh drg?


Bila terjadi colour relaps

15)

Treatmen planing pada kasus?


- KIE, jelaskan ttg perawatan, tahap, dll
- Rongent, lihat kondisi gigi
- PSA ulang
- Bleaching, bisa walking bleach/ termokatalitik
- Kontrol, evaluasi
- Tumpat permanen
- Kontrol, evaluasi

16)

Bagaimana instruksi dan usaha drg untuk mempertahankan hasil


bleaching?
- Hilangkan penyebab
- Kontrol rutin

17)

Penyebab obturasi tidak hermetis?


- Preparasi biomekanik kurang bersih mengambil jaringan nekros
- Pengisian bahan dan penekanan kurang
- Bahan pengisi yg kurang tepat.
Kesimpulan
Tujuan belajar LO

LO SKENARIO 1 : DISKOLORASI GIGI

Oleh :
ELOK FAIQOTUL UMMA
20110340070

Diagnosa : Gigi non vital paska PSA disertai diskolorasi pada gigi 11

a)

b)

c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)

1. Bagaimana mekanisme diskolorasi gigi pada skenario?


Diskolorisasi setelah perawatan endodontik
Mekanisme staining atau perubahan warna setelah perawatan PSA
dapat disebabkan oleh :
1. Hemorage yang berlebihan selama pengambilan atau dekomposisi
jaringan pulpa saat ekstirpasi. Diskolorisasi intrinsik ini dihasilkan
dari deposisi hemoragik dan dekomposisi jaringan pulpa yang
berpenetrasi pada tubuli dentinalis. Dekomposisi jaringan pulpa
dan jaringan nekrosis ini akan menghasilkan ion sulfida yang
berwarna hitam. Sehingga, diskolorisasi yang berasal dari jaringan
pulpa dapat terlihat berwarna merah, kuning, kuning kecoklatan,
coklat, abu-abu, dan hitam.
2. Adanya pelebaran lateral dan keadaan anatomi tanduk pulpa yang
tidak terpreparasi dengan baik saat perawatan PSA juga
berpengaruh terhadap diskolorisasi gigi.
3. Bahan medikamen dan bahan pengisi (sealer) yang terdeposisi
kedalam tubuli dentinalis. Terutama pada sealer yang
mengandung barium, iodine, atau perak, seperti halnya gutta
percha. Sehingga,akan memberikan pewarnaan pada gigi dari
warna orange kemerahan ke warna merah tua, atau abu-abu ke
hitam.
Diskolorasi yang disebabkan pulpa : Trauma atau nekrosis
Perdarahan
Intrapulpa,
akibat
trauma
pada
gigi
dapat
menyebabkan terputusnya pembuluh darah pada pulpa dan terjadi lisis
sel darah merah. Adanya perubahan warna ini pada beberapa
kasus ternyata gigi tetap vital dan proses pemutihan gigi
berhasil baik. Metamorfosis
kalsium,
merupakan
pembentukan
dentin
sekunder
ireguler secara ekstensif akibat trauma dan
menyebabkan odontoblast rusak. Translusensi gigi akan berkurang
hingga menyebabkan gigi kekuningan namun pulpa tetapvital.
Diskolorasi karena Tetrasiklin
Ultraviolet Fotooksidasi
Fluorosis
Diskolorasi karena faktor lingkungan ekstrinsik
Diskolorasi dari trauma pre erupsi gigi : direct dan indirect
White Spot Lesions
Diskolorasi karena amalgam
Diskolorasi lainnya
(Aschheim & Dale, 2001)

MAIN CAUSES OF INTRINSIC DISCOLORATION


Within Enamel:
Local:
caries; idiopathic; injury/infection of primary predecessor;
internal resorption.
Systemic:
amelogenesis
imperfecta;
drugs,eg.Tetracycline;
fluorosis; idiopathic; systemic illnesses during tooth formation.
Within Dentine:
Local:
caries; internal resorption; metallic restorative materials;
necrotic pulp tissue; root canal filling materials.
Systemic: bilirubin (haemolytic disease of the newborn); congenital
porphyria; dentinogenesis imperfecta; drugs,eg.Tetracycline.
2. Indeks pengukuran gigi?
Indeks diskolorasi gigi
Indeks diskolorasi gigi menurut Shaw dan Murray (1977) meggambarkan
tingkat keparahan diskolorasi gigi berdasarkan luas daerah gigi yang
tertutup oleh diskolorasi.
Skala akurasi yang dilakukan pada penelitian tersebut didapatkan dari buku
atlas gigi, sehingga didapatkan outline dari permukaan labial dan lingual dari
permukaan seluruh sampel delapan gigi incisivus dengan skala pembesaran 4 x
dan masing-masing gigi dibagi menjadi kotak-kotak 4 mm. semua area
pewarnaan pada gambar dengan menggunakan system grid.

Pengukuran
dilakukan
dengan
membuang
seluruh debris sebelum
pengukuran dengan cara berkumur dengan air, kemudian mencatat area
yang mengalami diskolorasi gigi pada sistem grid dan digambarkan.
Skoring pewarnaan dihitung dari daerah total yang tertutupi warna dengan
menjumlahkan jumlah kotak pewarnaan kemudian dibagi dengan jumlah
seluruh kotak yang tersedia. Kriteria penilaiannya, yaitu :
0
1
2
3
4

= tidak terdapat diskolorasi,


= 0,01% - 25% daerah tertutupi diskolorasi,
= 26% - 50% daerah tertutupi diskolorasi,
= 51% - 75% daerah tertutupi diskolorasi,
= 76% - 100% daerah tertutupi diskolorasi

3. Berapa kali maksimum perawatan bleaching dilakukan? Berapa


usia pasien minimal dan maksimal dalam melakukan perawatan
bleaching?
Pada dasarnya Bleaching merupakan perawatan pemutihan gigi atau
suatu prosedur menghilangkan atau mengurangi diskolorasi pada mahkota
gigi dengan mengaplikasikan bahan pemutih gigi (Harty dan Ogston,
1995).
Perawatan pemutihan gigi dianjurkan hanya dilakukan pada gigi tetap.
Banyak praktisi mengatakan bahwa perawatan yang dianggap aman,
dilakukan pada pasien yang telah selesai masa pertumbuhannya,
sedangkan batas usia tidak ada masalah. Namun, saat melakukan
perawatan bleaching pada anak-anak, maka harus diperhatikan mengenai
bentuk morfologi dari pertumbuhan gigi desidui tersebut, karena kamar
pulpa yang masih sangat besar dan ketebalan dari enamel dan dentin masih
separuh dari tebal pada gigi permanen.

Pada perawatan pemutihan gigi memiliki indikasi dan kontraindikasi


yang harus diketahui oleh dokter ataupun pasienyaitu :
Indikasi pemutihan pada gigi vital, diantaranya: perubahan
yang ringan dan merata, tanpa kelainan periodontal atau karies gigi,
tidak ada resesi aktual dari gusi yang lebih dari 5 mm di setiap
permukaan gigi, ketebalan email yang cukup, tidak ada riwayat
hipersensitif pada gigi, gigi vital yang sudah dilakukan penumpatan
sementara dengan baik, dimana sebelumnya terdapat kebocoran tumpatan,
tumpatan pada email, atau karies sekunder.1,3
Kontraindikasi
pemutihan
pada
gigi
vital, diantaranya:
diskolorasi pada 1/3 daerah gingiva, adanya tumpatan yang besar, gigi
yang kehilangan jaringan enamel secara luas, adanya riwayat
hipersensitif dengan bahan-bahan yang digunakan, ruang pulpa yang
masih luas, pewarnaan gigi yang sangat ekstrim, pada seorang perokok
atau peminum alkohol.1,3,6

4. Mekanisme kerja bleaching pada gigi?


Mekanisme kerja bleaching berdasarkan pada bahan yang digunakan.
Bahan pemutih melalui intra korona merupakan oksidator / reduktor yang
kuat karena daya penetrasi yang kuat untuk menembus bahan organik pada
tubuli dentin dan interprismatik enamel. Sehingga, pengguanaan bahan
bleaching membutuhkan sifat self-limiting dan tidak residual, yaitu
hidrogen peroksida 30-35%, karbamid peroksida 3-15%, sodium
perborat dan material oksidator lain seperti natrium hipoklorit
dengan konsentrasi 3-5% (Walton dan Torabinejad, 1998).
Mekanisme Pemutihan Gigi
Agen utama bahan pemutih gigi adalah H2O2 (Li & Greenwall, 2013).
Hidrogen peroksida mempunyai kemampuan untuk menembus email dan
dentin yang terkena diskolorasi. Bahan ini berbentuk cairan, jernih, sangat
tidak stabil, tidak berbau dan bersifat asam.
Bahan pemutih gigi memiliki berat molekul yang sangat
rendah dan mempunyai kemampuan denaturasi protein, sehingga dapat
meningkatkan gerakan ion-ion melalui gigi dan mampu berdifusi ke
dalam email dan dentin, yang selanjutnya peroksida akan mengalami
dekomposisi menjadi radikal-radikal bebas tidak stabil yang akan
mengganggu molekul-molekul pigmen besar (kromofor) di dalam struktur
gigi melalui reaksi oksidasi ataupun reduksi. Proses oksidasi-reduksi
mengubah struktur substansi organik yang berinteraksi pada gigi sehingga
menghasilkan perubahan warna.
Reaksi redoks pada bleaching dengan menggunakan hidrogen
peroksida sebagai oksidator kuat mengoksidasi noda-noda atau
pewarnaan yang ada di email dan dentin mampu merusak molekul zat
warna reaksi dengan oksigen bebas yang dilepaskan warna netral
efek pemutihan.
H2O2 H2O + O2
Ca10(PO4)6(OH)2 + O2 10 CaO + 3 P2O2 + H2O
Hidroksiapatit
Putih
Mekanisme terbentuknya radikal bebas dapat ditunjukkan pada
gambar dibawah ini :
H2O2

H2O

O+

peroksida
H+
+
hidrogen

air

radikal bebas lemah

HO2
(perhidroksil), radikal bebas lebih kuat, dalam jumlah banyak

Bahan pemutih hydrogen peroksida akan menghasilkan HO2


(perhidroksil) yang merupakan radikal bebas kuat dan O+ sebagai radikal
bebas lemah. Dalam bentuk cairan murni, H2O2 merupakan asam lemah
yang menghasilkan lebih banyak radikal bebas lemah (O+) sehingga untuk
mendorong pembentukan HO2, maka hydrogen peroksida harus dibuat basa
pada pH optimum 9,5-10,8. Setelah terbentuk HO 2 dalam jumlah besar,
maka radikal bebas ini akan bereaksi dengan ikatan tidak jenuh,. Hal ini
menyebabkan gangguan pada konjugasi elektron dan perubahan
penyerapan energi pada molekul organik email H2O2 berdifusi melalui
matriks organic email dan dentin.
Radikal bebas yang bermuatan merupakan radikal bebas yang tidak
stabil dan akan bereaksi dengan molekul organic atau radikal bebas lainnya,
terutama molekul-molekul zat warna di dalam gigi setelah zat warna dirusak.
Selain itu, terjadi perubahan berat molekul bahan organic gigi yang
memantulkan gelombang cahaya spesifik penyebab diskolorasi pada bahan
dengan berat molekul lebih rendah dan berkurangnya molekul yang
merefleksikan cahaya akan terbentuk molekul yang lebih kecil dengan
warna yang lebih terang.
Bahan yang dapat menghasilkan warna dalam larutan atau
permukaan merupakan senyawa organik yang memiliki rantai konjugasi yang
panjang baik dalam bentuk ikatan tunggal maupun rangkap. Bahan
tersebut mengandung heteroatom, karbonil, dan cincin fenil dalam
sistem konjugasi, dan sering dikenal dengan sebutan kromofor. Ketika
reaksi berlangsung kompleks, molekul organic yang berpigmentasi
(kromofor) dipecah oleh aksi radikal bebas dan menghasilkan molekul yang
lebih kecil yang mana akan merefleksikan lebih sedikit cahaya. Pemutihan
dan diskolorisasi kromofor dapat terjadi melalui perusakan satu atau lebih
ikatan rangkap dalam rantai konjugasi, dengan memotong rantai konjugasi,
atau dengan mengoksidasi molekul kimia lainnya dalam rantai konjugasi.

Radikal
bebas

merupakan elektron yang tidak berpasangan dan akan terus bereaksi


sampai staining terurai menjadi molekul-molekul sederhana yang
bersifat sedikit merefleksikan cahaya spesifik dari stain, yaitu terjadi
pengurangan atau eliminasi discoloration. Sampai suatu saat akan dicapai
suatu titik dimana molekul-molekul sederhana yang terbentuk maksimum,
keadaan ini disebut dengan saturation point (titik jenuh). Pada titik ini
kerusakan struktur gigi dimulai, kehilangan email menjadi lebih cepat.
Oleh karena itu pemutihan gigi harus segera dihentikan ketika titik
jenuh dicapai untuk meminimalkan kerapuhan gigi dan meningkatnya
porositas. Pemutihan gigi optimum akan memberikan putih maksimum, akan
tetapi pemutihan gigi yang berlebihan dapat merusak email.1

Oksidasi merupakan reaksi kimia bahan-bahan organik yang diakhir


reaksinya akan menghasilkan CO 2 dan air. Proses ini dapat dipercepat
menggunakan pemanasan dengan sinar berintensitas cahaya rendah atau
sinar dengan intensitas cahaya yang tinggi, misalnya sinar kuring
komposit konvensional, sinar laser, sinar plasma arc dengan intensitas
tinggi. Kecepatan reaksi akan meningkat 2-3 kali setiap peningkatan
10C suhu, sehingga sebaiknya proses bleaching dilakukan di dalam
rentang suhu ruangan yang aman (21-24C).
Selama pemutihan gigi, cincin karbon yang berpigmentasi tinggi
membentuk rantai karbon dengan ikatan rangkap dan menyebabkan
diskolorasi. Oleh karena itu, untuk menghilangkan diskolorasi (warna kuning)
tersebut membutuhkan pemecahan ikatan menjadi gugus hidroksil yang
mana memiliki sifat tidak berwarna (Aschheim & Dale, 2001; Li & Greenwall,
2013)
The radicals also reduce coloured metallic oxides like Fe2O3 (Fe3+) to
colourless FeO (Fe2+). The bleaching process continues until all of the
original pigment is rendered colourless (Albers 1991).
The chemistry of carbamine peroxide, used for nightguard vital
bleaching, is slightly different from hydrogen peroxide as it also contains
urea, which permits the peroxide to remain in contact with the tooth for
longer. Although the action of
carbamine peroxide also causes the
breakdown of pigmented carbon compounds as described above, the
degradation is slower than with hydrogen peroxide alone.

5. Teknik bleaching? Indikasi dan kontra masing-masing teknik?


Perawatan untuk menghilangkan pewarnaan pada gigi terdiri dari 3 :
1. Aplikasi asam dengan abrasi mekanik (acid/abrasion)
2. System bleaching
Bleaching merupakan perawatan untuk dikolorasi superfisial dan teknik
yang tersedia untuk menghilangkan pewarnaan pada dentin dan
enamel. Pengulangan bleaching seringkali dibutuhkan untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan. Sehingga bleaching pada gigi
vital terbagi menjadi 2, yaitu :
3. Kombinasi antara abrasi mekanik dan bleaching
Status Gigi

Teknik Bleaching

Keterangan

VITAL
atau

Home
Bleaching
/ Bahan
:
Carbamid
Nightguard
Vital Peroxide 3-15%
Bleaching

EKSTRAKORO Indikasi :
1. Stain pada gigi tingkat sedang
NAL
2. Diskolorasi gigi karena penuaan
BLEACHING 3. Stain tetrasiklin tingkat sedang
4.
5.
6.
7.

Fluorosis ringan
Stain superfisial
Stain karena merokok
Stain absorpsi dan penetrasi (teh
dan kopi)
8. Perubahan waena gigi akibat
trauma/nekrosis pulpa
9. Pasien
yang
mengingkan
perawatan minimal

Komposisi utama dalam karbamid


peroksida adalah 3,5% H2O2 dan
6,5% nya adalah urea, sehingga
dapat berbentuk gel bleaching
10%

Alat : Tray atau Custom


fitted tray Fungsinya:
sebagai penahan karbamid
peroksida
agar
dapat
berkontak
dengan
gigi
selama pemutihan

Kontraindikasi :
1. Stain tetrasiklin yang parah
2. Fluorosis parah
3. Pasien dengan ruang pulpa besar
4. Ggi atrisi, abrasi, erosi
5. Gigi dengan fissure yang dalam
karena sulit untuk dilakukan
bleaching
6. Pasien yang tidak disiplin
7. Pasien dengan gigi anterior
direstorasi dengan ukuran besar
8. Gigi dengan penyakit periodontal
9. Pasien yang sedang hamil dan
menyusi
10. Pasien perokok dan / atau pasien
yang hipersenstif

In office Bleaching / power Bahan :


bleaching
1. H2O2 30-35 % (dalam
bentuk cairan, bubuk atau
Indikasi :
1. Stain pada email dan dentin
gel)
2. Stain kuning kecoklatan
2. Karbamid peroksida 35%
3. Stain karena penuaan
3. Kombinasi
antara
4. Stain karena tetrasiklin tipe
Hidrogen peroksida dan
ringan sampai moderat
karbamid
peroksida
dengan
konsentrasi
bervariasi
4. Dual
activated
(mengandung gel 35% gel

hydrogen peroksida yang


diaktivasi kimiawi dan
secara
sinar/Laser
assisted
bleaching
(materials : Laser Argon,
Laser
Carbon
dioxide,
atau kombinasi keduanya)

NON VITAL
atau
INTRACORON
AL
BLEACHING

Microabrassion teknik

Bahan : Asam Hidroklorit

Suatu perawatan dengan


prosedur yang sederhana, namun
hanya pada diskolorasi superfisial
dan nonselective karena dapat
mendekalsifikasikan baik struktur
gigi maupun pewarnaan yang
terlibat.

Sifat Asam Hidroklorit : agen


dekalsifikasi potensial

Indikasi :
1. Perubahan warnanya berasal
dari pulpa
2. Perubahan warna dentin
3. Perubahan warna yang tidak
dapat dirawat dengan teknik
ekstrakoronal

Walking Bleach
Keuntungan : Lebih aman
Bahan
:
Hidrogen
peroksida 30-35%

Termokatalitik
Bahan
:
Hidrogen
peroksida 30-35%
email

Kontraindikasi :
1. Perubahan
warna
superfisial
2. Pembentukan email yang
tidak sempurna
3. Kehilangan
dentin
yang
parah
4. Terdapat karies
5. Tumpatan resin komposit
yang berubah warna

Kelemahan:
1. Keamanan dan kenyamanan
pasien
2. Resiko
terjadinya
resorpsi
eksternal yang besar
3. Penggunaan panas;
1) Dapat menghasilkan ion
hidroksil yang sangat reaktif

degenarasi
komoponen
jaringan ikat.
2) Menyebabkan pelebaran
tubuli
dentinalis

memudahkan difusi bahan


pemutih gigi jaringan
periodontal (Baratieri, dkk.,
1995 cit Fearon, 2009)

Kombinasi

teknik

walking

bleach dan termokatalitik


Teknik
foto
ultraviolet

6. Penyebab obturasi tidak hermetis dan hubungannya dengan


diskolorisasi?
Preparasi yang kurang baik
Kurang padatnya pengisian gutta percha
Penggunaan gutta percha asessoris yang terlalu besar, sehingga
terdapat daerah gerong pada daerah apikal

Komposisi Gutta percha :

oksidasi

20% gutta percha sebagai matriks


66% senyawa oksida sebagai pengisi
11% sulfat logam berat yang digunakan untuk radiopacifier
3% malam atau resin untuk bahan pembuat plastisnya

Bahan pengisi
gutta percha
diantaranya :
MTA
(Mineral
Agregat)

selain

Trioksid

7.

Kelebihan bleaching dibandingkan veneer dan mahkota jaket?


Kekurangan Bleaching :

Kelebihan Bleaching :

Hasil belum dapat diprediksi,


sehingga
memungkinkan
terjadinya rediskolorasi
Hanya dapat dilakukan pada gigi
dengan diskolorasi derajat ringan
hingga sedang
Membutuhkan kooperatif pasien
jika melakukan perawatan dengan
teknik bleaching eksternal at
home bleaching.

Tidak
membutuhkan
reduksi
permukaan labial gigi pada daerah
email
Dapat dilakukan pada gigi dengan
derajat perwarnaan yang berat
Harga lebih terjangkau, karena
tidak
menggunakan
bahan
porselein
Pada teknik eksternal bleaching
yang at home bleaching mudah
dilakukan sendiri oleh pasien
dengan pengawasan dokter gigi
(Li & Greenwall, 2013).

Sumber :
Aschheim, K. W., & Dale, B. G. (2001). Esthetic in Dentistry: Aclinical approach to techniques
and materials. United States of America: Mosby.
Li, Y., & Greenwall, L. (2013, July 1). Safety issues of tooth whitening using peroxide-based
materials. BRITISH DENTAL JOURNAL, 215 , 29-34.

You might also like