Professional Documents
Culture Documents
Flail Chest adalah area toraks yang "melayang" (flail) oleh sebab adanya
fraktur iga multipel berturutan (3 iga), dan memiliki garis fraktur = 2 (segmented) pada
tiap iganya. Akibatnya adalah terbentuknya area "flail" yang akan bergerak paradoksal
(kebalikan) dari gerakan mekanik pernapasan dinding dada. Area tersebut akan
bergerak masuk saat inspirasi dan bergerak keluar pada ekspirasi.
B. Etiologi
Flail Chest berkaitan dengan trauma thorak, yang dapat disebabkan oleh:
1. Trauma Tumpul
Penyebab trauma tumpul yang sering mengakibatkan adanya fraktur costa
antara lain: Kecelakaan lalulintas, kecelakaan pada pejalan kaki, jatuh dari
ketinggian, atau jatuh pada lantai yang keras atau akibat perkelahian.
2. Truma Tembus
Penyebab trauma tembus yang sering menimbulkan fraktur costa: Luka tusuk
dan luka tembak
3. Disebabkan bukan trauma
Yang dapat mengakibatkan fraktur costa adalah terutama akibat gerakan yang
menimbulkan putaran rongga dada secara berlebihan atau oleh karena adanya
gerakan yang berlebihan dan stress fraktur,seperti pada gerakan olahraga: Lempar
martil, soft ball, tennis, golf.
C. Patofisiologi
Saa
D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang biasanya tampak untuk menegakkan diagnosa flail Chest
adalah:
1. Tampak adanya gerakan paradoksal segmen yang mengambang, yaitu pada
saat inspirasi ke dalam, sedangkan pada saat ekspirasi keluar. Keadaan ini
2.
3.
4.
5.
6.
7.
paru.
E. Komplikasi
Gagal nafas yang disebabkan oleh adanya ineffective air movement (Tidak
efektifnya pertukaran gas), yang seringkali diperberat oleh edema/kontusio paru, dan
nyeri.
F. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan yang dibutuhkan adalah
1. Rontgen Standar
- Rontgen thorak anteroposterior dan lateral dapat menunjukkan jumlah dan tipe
costae yang mengalami fraktur
Pada pemeriksaan foto thorak pada pasien dewasa dengan trauma tumpul
thoraks, adanya gambaran hematothoraks, pneumotoraks, dan kontusio pulmo
Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi
penanggung jawab klien selama perawatan, data yang terkumpul meliputi
nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.
2. Riwayat Kesehatan
b. Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat
pengkajian. Biasanya pasien akan mengeluh nyeri pada dada saat bernafas.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode
PQRST, paliatif atau provokatif (P) yaitu focus utama keluhan klien, quality
atau kualitas (Q) yaitu bagaimana nyeri dirasakan oleh klien, regional (R) yaitu
nyeri menjalar kemana, Safety (S) yaitu posisi yang bagaimana yang dapat
mengurangi nyeri atau klien merasa nyaman dan Time (T) yaitu sejak kapan
klien merasakan nyeri tersebut.
d. Riwayat kesehatan yang lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah di
riwayat sebelumnya.
3. Pengkajian pasien dengan pendekatan per sistem dengan meliputi :
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
b. Sirkulasi
Tanda : Takikardia, disritmi, irama jantunng gallops, nadi apical berpindah,
tanda Homman, hipotensi/hipertensi ; DVJ.
c. Integritas ego
Tanda : ketakutan atau gelisah.
d. Makanan dan cairan
Tanda : adanya pemasangan IV vena sentral/infuse tekanan.
e. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri uni laterl, timbul tiba-tiba selama batuk atau regangan, tajam
dan nyeri, menusuk-nusuk yang diperberat oleh napas dalam, kemungkinan
menyebar ke leher, bahu dan abdomen.
Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, mengkerutkan
wajah.
f. Pernapasan
Gejala : kesulitan bernapas ; batuk ; riwayat bedah dada/trauma, penyakit
paru kronis, inflamasi,/infeksi paaru, penyakit interstitial menyebar,
keganasan ; pneumothoraks spontan sebelumnya, PPOM.
Tanda : Takipnea ; peningkatan kerja napas ; bunyi napas turun atau tak ada ;
fremitus menurun ; perkusi dada hipersonan ; gerakkkan dada tidak sama ;
kulit pucat, sianosis, berkeringat, krepitasi subkutan ; mental ansietas,
bingung, gelisah, pingsan ; penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif.
g. Keamanan
Gejala : adanya trauma dada ; radiasi/kemoterapi untuk keganasan.
h. Penyuluhan /pembelajaran
Gejala : riwayat factor risiko keluarga, TBC, kanker ; adanya bedah
intratorakal/biopsy paru.
4. Pengkajian Sistem
B1 (Breath) Takipnea
Peningkatan kerja napas
Bunyi napas turun atau tak ada
Fremitus menurun
Perkusi dada hipersonan
Gerakkkan dada tidak sama
Kulit pucat
Sianosis
Berkeringat
Krepitasi subkutan
Mental ansietas
Penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif.
B2 (Bleed) Takikardia
Disritmia
Irama jantunng gallops
Nadi apical berpindah
Tanda Homman
Hipotensi/hipertensi
Distensi Vena Jugularis
B3 (Brain) Bingung
Gelisah
B4 (Blader)
B5 (Bowel)
B6 (Bone)
Pingsan
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Perilaku distraksi
Mengkerutkan wajah.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan ekpansi paru yang tidak
maksimal karena akumulasi udara/cairan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma mekanik terpasang bullow
drainage.
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakcukupan kekuatan dan
ketahanan untuk ambulasi dengan alat eksternal.
5. Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan tempat masuknya organisme
sekunder terhadap trauma.
C. Intervensi Keperawatan
2.
3.
4.
c. Rencana Tindakan
Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkan
Tinggikan ekstrimutas yang sakit
Instruksikan klien/bantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas
yang sakit dan tak sakit
Beri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah fraktur
ketika bergerak
Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas
Berikan dorongan ada pasien untuk melakukan AKS dalam lngkup
keterbatasan dan beri bantuan sesuai kebutuhanAwasi teanan daraaah,
nadi dengan melakukan aktivitas
Ubah psisi secara periodik
Kolabirasi fisioterai/okuasi terapi
DAFTAR PUSTAKA
Somantri, Iman. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika