You are on page 1of 26

ASUHAN KEPERAWATAN HIDROCEPHALUS

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.

Misda Rizqi Amalia


(131420130290077)
Mohammad Umar Alfarouq
(131420130300078)
Muchammad Annas Luthfiyadi
(131420130320080)
Muji Setiani
(131420130330081)
Narso
(121420126050095)

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
2015

KATA PENGANTAR
1

Puji syukur sebagai ucapan terima kasih kehadirat Allah SWT., karena dengan zatNya
yang Maha Rahman dan Maha Rahim kami diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan
Makalah tentang Hidrocephalus. Terima kasih kepada Ibu Dosen pengampu mata kuliah
sistem neurobehavior 1 yang telah memberikan kami kesempatan pula untuk dapat berkreasi
sekaligus upaya meningkatkan pemahaman kami khususnya dalam hal bagaimana memahami
tentang Hidrocephalus. Terima Kasih yang selanjutnya kami ucapkan kepada rekan-rekan
yang sudah banyak membantu guna penyelesaian makalah kami ini.
Selanjutnya kami memohon maaf jika didalam makalah ini terdapat banyak
kekeliruan dan kesalahan, tentunya kami memohon kritik dan sarannya yang membangun
agar dalam proses penyelesaian makalah berikutnya dapat menacapai hasil yang
diinginkan/kesempurnaan. Demikian dan agar makalah ini dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya serta dapat berguna untuk menambah wawasan kita dalam hal ilmu sistem
neurobehavior 1.

Purwokerto, 15 Juni 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
2

HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................

i
ii
iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................................
B. Tujuan Penulisan ..................................................................................................

1
2

BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.

Definisi................................................................................................................
Bentuk umum......................................................................................................
Etiologi ...............................................................................................................
Manifestasi klinik................................................................................................
Komplikasi..........................................................................................................
Pemeriksaan penunjang.......................................................................................
Penangananan......................................................................................................
Askep .................................................................................................................
Pathway .............................................................................................................
Pembahasan ........................................................................................................

6
6
7
9
10
11
11
15
27
28

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...........................................................................................................

29

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................

30

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
3

Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu hydrocephalus


dikenal sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yang semakin
berkembang maka mengakibatkan polusi didunia semakin meningkat pula yang pada
akhirnya menjadi factor penyebab suatu penyakit, yang mana kehamilan merupakan
keadaan yang sangat rentan terhadap penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya,
salah satunya adalah Hydrocephalus. Saat ini secara umum insidennya dapat
dilaporkan sebesar tiga kasus per seribu kehamilan hidup menderita hydrocephalus.
Dan hydrocephalus merupakan penyakit yang sangat memerlukan pelayanan medis
yang khusus. Hydrocephalus itu sendiri adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam
ventrikel serebral, ruang subaracnoid, ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001).
Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada anak
usia dibawah 6 tahun.Dari data yang didapat dalam kurun waktu 6 (enem) tahun pada
kasus Hydrocephalus di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda khususnya ruang Angsoka terdapat 101 kasus hydrocephalus dari 6233
kasus penyakit saraf yang ada.Hydrocephalus adalah akumulasi cairan serebro spinal
dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid atau ruang subdural (Suriadi dan
Yuliani, 2001).
Hidrosefalus menggambarkan kelompok keadaan yang beragam yang
merupakan akibat dari terganggunya sirkulasi dan absorbsi CSS atau pada keadaan
yang jarang, akibat dari meningkatnya produksi papilloma pleksus koroid. ( Nelson,
1996 : 2050 )
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit hydrocephalus yang semakin
banyak di temui pada bayi,dan menelusuri bentuk umum hydrocephalus hingga
bisa menangani dan merawat penderita hydrocephalus secara baik dan sukses.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian hydrocephalus
4

b. Mengetahui etiologi hydrocephalus


c. Mengetahui komplikasi hydrocephalus
d. Mengetahui penanganan hydrocephalus

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hydrocephalus adalah suatu keadaan dimana terdapat timbunan likuor
serebrospinalis yang berlebihan dalam ventrikel-ventrikel, yang disertai dengan
tekanan intracranial (sarwono, 2007).
Hydrocephalus adalah jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran
cairan di dalam otak (cairan serebrospinal). Penyakit ini juga dapat ditandai dengan
dilatasi vertical serebra, biasanya terjadi secara sekunder terhadap obstruksi jalur
cairan serebrospinalis, dan disertai oleh penimbunan cairan serebrospinalis di dalam
5

cranium; Secara tipikal ditandai dengan pembesaran kepala, menonjolnya dahi,


deteriorasi mental, dan kejang-kejang (Sudarti dan Afroh Fauziah, 2012).
Hydrocephalus merupakan Penimbunan cairan otak dalam tengkorak dan
bilik-bilik otak sehingga kepala menjadi besar. Kadang disebut air di otak (Suseno
Tutu dan Masruroh, 2009).
B. Bentuk Umum
Ada beberapa type hydrocephalus berhubungan dengan kenaikan tekanan intrakranial.
Tiga bentuk umum hydrocephalus berdasarkan sirkulasi :
1. Hidrocephalus Non-komunikasi (Non communicating hydrocephalus)
Biasanya diakibatkan obstruksi dalam system ventrikuler yang mencegah
bersikulasinya CSF. Kondisi tersebut sering dijumpai pada orang lanjut usia yang
berhubungan dengan malformasi congenital pada system saraf pusat atau
diperoleh dari lesi (space occuping lesion) ataupun bekas luka.Pada klien dewasa
dapat terjadi sebagai akibat dari obstruksi lesi pada system ventricular atau
bentukan jaringan adhesi atau bekas luka didalam system di dalam system
ventricular. Pada klien dengan garis sutura yag berfungsi atau pada anak anak
dibawah usia 12 18 bulan dengan tekanan intraranialnya tinggi mencapai
ekstrim, tanda tanda dan gejala gejala kenaikan ICP dapat dikenali. Pada anak
anak yang garis suturanya tidak bergabung terdapat pemisahan / separasi garis
sutura dan pembesaran kepala.
2. Hidrosefalus Komunikasi (communicating hidrocepalus)
Jenis ini tidak terdapat obstruksi pada aliran CSF tetapi villus arachnoid untuk
mengabsorbsi CSF terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit atau malfungsional.
Umumnya terdapat pada orang dewasa, biasanya disebabkan karena dipenuhinya
villus arachnoid dengan darah sesudah terjadinya hemmorhage subarachnoid
(klien memperkembangkan tanda dan gejala gejala peningkatan ICP)
3. Hidrosefalus Bertekan Normal (Normal Pressure Hidrocephalus).
Di tandai pembesaran sister basilar dan fentrikel disertai dengan kompresi
jaringan serebral, dapat terjadi atrofi serebral. Tekanan intrakranial biasanya
normal, gejala gejala dan tanda tanda lainnya meliputi ; dimentia, ataxic gait,

incontinentia urine. Kelainan ini berhubungan dengan cedera kepala, hemmorhage


serebral atau thrombosis, mengitis; pada beberapa kasus (Kelompok umur 60 70
tahun) ada kemungkinan ditemukkan hubungan tersebut.
C. Etiologi
Gangguan aliran cairan yang menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak
yang selanjutnya akan menekan jaringan otak disekitarnya, khususnya pusat-pusat
syaraf yang vital. Menurut Lembaga Nasional Instutite of Neurological Disordes and
Stroke (NINDS), gangguan aliran cairan otak ada tiga jenis, yaitu :
1. Gangguan aliran adanya hambatan sirkulasi.
Contohnya : tumor otak yang terdapat didalam ventrikel akan menghambat aliran
cairan otak.
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak
ialah :
a. Kelainan Bawaan (Kongenital)
a) Stenosis akuaduktus Sylvii
b) Spina bifida dan kranium bifida
c) Sindrom Dandy-Walker
d) Kista araknoid dan anomali pembuluh darah
b. Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. Secara patologis terlihat
penebalan jaringan piamater dan araknoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain.
Penyebab lain infeksi adalah toxoplasmosis.
c. Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran
CSS. Pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel IV atau
akuaduktus Sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum,
penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.
d. Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan
fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang
terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri (Allan H. Ropper, 2005:360).
2. Aliran cairan otak tidak tersumbat, tetapi sebaliknya cairan itu diproduksi berlebihan,
akibatnya cairan otak bertambah banyak.
Contoh : tumor ganas disel-sel yang memproduksi cairan otak.

3. Cairan otak yang mengalir jumlahnya normal dan tidak ada sumbatan, tetapi ada
gangguan dalam proses penyerapan cairan kepembuluh darah balik, sehingga otomatis
jumlah cairan akan meningkat pula.
Contoh : bila ada cairan nanah ( meningitis atau infeksi selaput otak) atau darah
(akibat trauma) di sekitar tempat penyerapan.
Ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan, dapat perlahan atau
progresif, menyebabkan ventrikel-ventrikel tersebut melebar, kemudian menekan
jaringan otak sekitarnya. Tulang tengkorak bayi di bawah dua tahun yang belum
menutup akan memungkinkan kepala bayi membesar. Pembesaran kepala merupakan
salah satu petunjuk klinis yang penting untuk mendeteksi hydrocephalus.
D. Manifestasi Klinis
Tanda awal dan gejala hidrosefalus tergantung pada awitan dan derajat
ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi CSS (Darsono, 2005). Gejalagejala yang menonjol merupakan refleksi adanya hipertensi intrakranial. Manifestasi
klinis dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :
a. Awitan hidrosefalus terjadi pada masa neonatus
Meliputi pembesaran kepala abnormal, gambaran tetap hidrosefalus kongenital
dan pada masa bayi. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah 35-40 cm, dan
pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama tahun pertama kehidupan.
Kranium terdistensi dalam semua arah, tetapi terutama pada daerah frontal. Tampak
dorsum nasi lebih besar dari biasa. Fontanella terbuka dan tegang, sutura masih
terbuka bebas. Tulang-tulang kepala menjadi sangat tipis. Vena-vena di sisi samping
kepala tampak melebar dan berkelok. (Peter Paul Rickham, 2003)
b. Awitan hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak
Pembesaran kepala tidak bermakna, tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi
hipertensi intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. Dapat disertai keluhan
penglihatan ganda (diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus. Secara umum gejala
yang paling umum terjadi pada pasien-pasien hidrosefalus di bawah usia dua tahun
adalah pembesaran abnormal yang progresif dari ukuran kepala. Makrokrania

mengesankan sebagai salah satu tanda bila ukuran lingkar kepala lebih besar dari dua
deviasi standar di atas ukuran normal. Makrokrania biasanya disertai empat gejala
a)
b)
c)
d)

hipertensi intrakranial lainnya yaitu:


Fontanel anterior yang sangat tegang.
Sutura kranium tampak atau teraba melebar.
Kulit kepala licin mengkilap dan tampak vena-vena superfisial menonjol.
Fenomena matahari tenggelam (sunset phenomenon).
Gejala hipertensi intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besar
dibandingkan dengan bayi. Gejalanya mencakup: nyeri kepala, muntah, gangguan
kesadaran, gangguan okulomotor, dan pada kasus yang telah lanjut ada gejala
gangguan batang otak akibat herniasi tonsiler (bradikardia, aritmia respirasi).

(Darsono, 2005:213)
E. Komplikasi
Hydrocephalus sebaiknya diketahui sejak dini, karena hydrocephalus akan
menimbulkan komplikasi apabila tidak segera mendapat penanganan. Manifestasi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

klinis antara lain ialah :


Ubun-ubun besar bayi akan melebar dan menonjol
Pembuluh darah dikulit kepala makin jelas.
Gangguan sensorik-motorik.
Gangguan penglihatan( buta ).
Gerakan bola mata terganggu (juling)
Terjadi penurunan aktivitas mental yang progresif.
Bayi rewel, kejang, muntah-muntah, panas yang sulit dikendalikan.
Gangguan pada fungsi vital akibat peninggian tekanan dalam ruang tengkorak yang

berupa pernapasan lambat, denyut nadi turun dan naiknya tekanan darah sistolik.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Skan temograsfi komputer ( CT-Scan) mempertegas adanya dilatasi ventrikel dan
membantui dalam memgidentifikasi kemungkinan penyebabnya( Neoplasma,
kista,malformasi

konginetal

atau

perdarahan

intra

kranial

Fungsi

ventrikel kadang digunakan untiuk menukur tekanan intra kranial menghilangkan


cairan serebrospinal untuk kultur (aturan ditentukan untuk pengulangan
pengaliran).
2. EEG : untuk mengetahui kelainan genetik atau metabolik
3. Transluminasi : Untuk mengetahui apakah adanya kelainan dalam kepala

4. MRI : ( Magnetik resonance imaging ) : memberi informasi mengenai stuktur otak


tanpa kena radiasi
G. Penanganan
Pada dasarnya ada tiga prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a. Mengurangi produksi CSS.
b. Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsi.
c. Pengeluaran likuor (CSS) kedalam organ ekstrakranial. (Darsono, 2005)
Penanganan hidrosefalus juga dapat dibagi menjadi :
a. Penanganan Sementara
Terapi konservatif medikamentosa ditujukan untuk membatasi evolusi
hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau
upaya meningkatkan resorbsinya.
b. Penanganan Alternatif (Selain Shunting)
Misalnya : pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi vitamin A, reseksi
radikal lesi massa yang mengganggu aliran likuor atau perbaikan suatu
malformasi. Saat ini cara terbaik untuk melakukan perforasi dasar ventrikel III
adalah dengan teknik bedah endoskopik. (Peter Paul Rickham, 2003)
c. Operasi Pemasangan Pintas (Shunting)
Operasi pintas bertujuan membuat saluran baru antara aliran likuor dengan
kavitas drainase. Pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga
peritoneum. Biasanya cairan serebrospinalis didrainase dari ventrikel, namun
kadang pada hidrosefalus komunikans ada yang didrain ke rongga subarakhnoid
lumbar. Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada periode pasca operasi, yaitu:
pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan kelancaran
dan fungsi alat shunt yang dipasang. Infeksi pada shunt meningatkan resiko akan
kerusakan intelektual, lokulasi ventrikel dan bahkan kematian. (Allan H. Ropper,
2005:360)
NINDS menyebutkan bahwa kategori penanganan hydrocephalus adalah life
saving and sustaining yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang
dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan
10

kecacatan dan kematian. Hal yang dilakukan untuk mengetahui penyakit ini antara
lain :
1. Pengukuran lingkar kepala secara serial dan teratur
Hal ini sangat penting untuk deteksi dini penyakit, karena pembesaran kepala
merupakan salah satu petunjuk klinis yang penting untuk mendeteksi
hydrocephalus.
2. Foto polos kepala dan di susul dengan pemeriksaan ultrasonografi.
Hal ini digunakan untuk menunjang dan melengkapi diagnosis sehingga
diperlukan pemeriksaan tambahan mulai dari yang sederhana.
3. Pemeriksaan dengan senografi
Pemeriksaan ini dapat digunakan menjadi data minimal untuk menilai
pelebaran ventrikel dan ketebalan jaringan otak. Jika ketebalan kurang darin 2 cm,
maka nilai tindakan bedah tidak bermanfaat lagi.
4. Pemeriksaan computerized tomography scan ( CT Scan) atau magnetic resonance
imaging (MRI)
Digunakan untuk mendeteksi struktur anatomi otak, dan penyebab
hydrocephalus, misalnya tumor dalam rongga ventrikel yang semua itu berkaitan
dengan strategi penanganan hydrocephalus.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menangani hydrocephalus antara lain :
a. Menggunakan teknologi pintasan seperti silicon.
Hal ini penting karena selang pintasan itu ditanam di jaringan otak, kulit, dan
rongga perut, dalam waktu yang lama bahkan seumur hidup penderita sehingga perlu
dihindarkan efek reaksi penolakan oleh tubuh. Tindakan bedah pemasangan selang
pintasan dilakukan setelah diagnosis dilengkapi dan indikasi serta syarat dipenuhi.
Tindakan dilakukan terhadap penderita yang dibius otak ada sayatan kecil didaerah
kepala dan dilakukan pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak yang selanjutnya
selang pintasan ventrikel dipasang, disusul, kemudian dibuang sayatan kecil didaerah
perut, dibuka rongga perut lalu ditanam selang pintasan rongga perut antara kedua
ujung selang tersebut dihubungkan, dengan sebuah selang pintasan yang ditanam
dibawah kulit sehingga tidak terlihat dari luar.
b. Teknik neuroendoskopi

11

Endoskopi dapat digunakan sebagai alat diagnose dan sekaligus tindakan


bedah. VRIES pada tahun 1978 mengembangkan endoskopi yang canggih, yakni
sebuah selang fiber-optik yang dilengkapi dengan peralatan bedah mikro dan sinar
laser. Dengan demikian, melalui sebuah lubang dikepala, selang dipadu dengan layar
televise, dioperasikan alat bedah untuk membuka tumor yang menyumbat rongga
ventrikel.

H. Asuhan keperawatan

FORMAT PENGKAJIAN
RUANG PERAWATAN ANAK

I.

Biodata
A. Identitas Klien
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama/Nama panggilan
Tempat tgl lahir/usia
Jenis kelamin
Alamat
Tgl masuk
Tgl pengkajian
Diagnosa medik

: An AR
: Mungkid, 8 september 2013
: Laki-laki
: Santan Progowati Mungkid Magelang
: 12 Januari 2014
: 12 Januari 2014
: Hidrocephalus

B. Identitas Orang tua


1. Ayah
12

a.
b.
c.
d.

Nama
: Tn. s
Pendidikan
: SD
Pekerjaan/sumber penghasilan : buruh
Alamat
: Santan Progowati Mungkid Magelang

2. Ibu
a.
b.
c.
d.

Nama
: Ny. B
Pendidikan
: SD
Pekerjaan/Sumber penghasilan: IRT
Alamat
: Santan Progowati Mungkid Magelang

II. Riwayat Kesehatan


A. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Keluhan Utama : kepala membesar
Ibu mengatakan saya khawatir dengan keadaan anak saya mbak
Riwayat Keluhan Utama :
Satu minggu sebelum masuk RS ibu menegeluh mulai melihat kepala anaknya membesar
kemudian dipemeriksaan ke RSUD muntiln tanggal 6 januari 2014 dipoliklinikk dianjurkan
mondok. Tanggal 9 januari 2014 foto scan di RS Panti Rapih Yogyakarta, kembali lagi ke
RSUD Muntilan untuk menunggu hasil scan.
Riwayat Kesehatan Lalu
a. Prenatal care
Ibu mengatakan selama hamil tidak ada keluhan, saat hamil periksa brutin dibidan.
b. Peri natal
Ibu mengatakan saat meahirkan ditolong bidan dan normal
c. Post natal
Ibu mengatakan anaknya lahir lrngkap, tidak ada kelainan selama nifas juga tidak ada
kelaianan selama nifas juga tidak ada keluhan
d. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Ibu mengatakan anaknya belum pernah menderita penyakit berat sebelum ini
e. Riwayat Injuri
Ibu mengatakan anaknya beum pernah mengalami kecelakaan
f. Riwayat alergi
13

Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat alergi obat ataupun
makanan.

IV. Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)


NO
1.

Jenis immunisasi

Waktu pemberian

BCG

1 hari setelah lahir

Reaksi setelah pemberian

dibidan

2.

DPT (I,II,III)

3.

Polio (I,II,III,IV)

4.

Campak

5.

Frekuensi

Hepatitis

1x bersama dengan
BCG

V. Riwayat Sosial
1. Yang mengasuh : Kedua orang tuanya
2. Hubungan dengan anggota keluarga : Baik
VI. Riwayat Keluarga
1. Sosial Ekonomi
Orang tua (ayah) bekerja sebagai buruh lepas.
2. Lingkungan rumah
Rumah berada di pedesaan
3. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit asma, TBC, Hipertensi

14

Frekuensi

VII.

Pengkajian Tingkat Perkembangan Saat ini


1. Personal Social
Anak bisa tersenyum spontan, saat diajak bercanda, anak bisa tersenyum
2. Adaptif motoric halus
Pasien bisa dipanggil menatap orang yang mengajak bicara
3. Motoric kasar
Anak bisa menggerakan kepala ke kanan dank e kiri

VIII.

Pengkajian Pola Kesehatan Klien Saat ini


1. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Ibu pasien tahu kalau anaknya membutuhkan perawatan yang lebih memadai dan ibu
2.
3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.

selalu berharap dan minta doanya anaknya cepet sembuh


Nutrisi
Dari sejak lahir pasien minum ASI saja reflek menghisap baik
Cairan
ASI semuanya
Mendapat infus RL 20 tpm mikro
Injeksi cefotaxime 2 x 250 mg
Aktivitas
Tidur, menangis, susah tengkurap, susah miring
Tidur dan istirahat
Anak lebih banyak tidurnya 10-12 jam/hari
Eliminasi
BAK ngompol 15 x/hari
BAB 3x/hari lembek
Pola hubungan
Hubungan dengan orang tua baik, ditandai bila anak nangis kemudian
Koping atau temperamen dan disiplin yang diterapkan
Anak menangis bila lapar ingin minum
Kognitif dan persepsi
Ibu mengatakan bingung dengan keadaan anaknya, ibu sering bertanya-tanya tentang
keadaan anaknya

IX. Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan umum
2. Kesadaran

: composmetis

3. Tanda tanda vital :

4.

a. Tekanan darah

: mmHg

b. Denyut nadi

: 120x / menit

c. Suhu

: 30o C

d. Pernapasan

: 32x/ hari

Kulit
15

Lembab, turgor kulit baik, tidak ada luka, perabaan hangat


5.

Kepala
Kepala tampak membesar LK 39 cm ubun-ubun datar

6.

Mata
Simetris, bersih tidak ada sekret, conjungtiva ananemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor,
kulit penglihatan baik

7.

Telinga
Bersih, simetris, tidak ada cairan yang keluar, tidak ada gangguan

8.

Hidung
Bersih, simetris tidak ada sekret yang keluar

9.

Mulut
Bersih, tidak stomatitis

10.

Leher
Simetris tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis

11.

Dada
Inspeksi : dada simetris, tidak ada ketinggalan gerak tidak ada luka
Perkusi : suara sonor
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : vesikuler paru-paru bersih tidak ada wheezing

12.

Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada luka bekas operasi
Auskultasi : peristaltik (+) 13 x/menit
Perkusi :
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

13.

Genetalia
Laki-laki, alat kelamin bersih, tidak ada kelainan
16

14.

Anus dan rectum


Bersih, tidak ada kelainan, tidak ada atesria ari

15.

Muskuloskeletal
Ektremitas atas : gerakan aktif, tidak ada kelainan
Ekstremitas bawah : gerakan (aktif pada kaki sebelah kiri terdapat tusukan infus sejak
tanggal 12 Januari 2010)
X. Pemeriksaan Diagnostik Penunjang
CT. Scan kepala tanggal 9 Januari 2014
Kesan : Hidrocephalus obstruksi intraventrikel lateralis, hematom intraventrikel III dan IV
hematom, tak tampak SOP/INFORK
14 Januari 2014
Baby gram
Kesan pulmo : tak tampak adanya kelainan, tonfigurasi cor normal
Abdomen : gambar distrik system usus

Laborat tanggal 14 Januari 2014


Hasil

TP
ALB
Bun
Cre
Uric
Glu
Na
K
Cl
Glob

Hasil
4, 72 g/dl
2,83 g/dl
4,8 mg/dl
0,39 mg/dl
3,7 mg/dl
91 mg/dl
140,1 mmol/L
4,63 mmol/L
110,2 mmol/L
1,59 g/dl

Reference
6,40-30
7,0-8,0
0,60-1,30
3,6-72
136,0-145
3,10-5,00
98,0-107,0
-

Informasi lain
diit/asi
Terpasang infus RL 20 Hs/menit mikro
Ceotaxime 2x250 mg IV
Tunggu jadwal operasi pemasangan VP shurt

17

Remaks
Low
Low
Low

High

ANALISA DATA
Hari / tanggal
12 januari 2014

Data fokus
DO:
- kepala membesar
- kesan pada Ct scan :
hidrocefalus obstruksi
intraventrikel lateris,
hematom intraventrikel
III dan IV hematom,
tak tampak
-

SOP/INFORK
kepala tampak
membesar LK 39 cm

ubun-ubun datar
DS :
- Satu minggu sebelum
masuk RS ibu
mengeluh mulai terlihat
kepala anaknya
18

etiologi
Peningkatan

masalah
Gangguan perfusi

TIK

jaringan serebral

Membesar, susah
tengkurap dan susah
miring.

12 januari 2014

DO :
DS :
- Ibu mengatakan saya

Kurang

Ansietas

pengetahuan

khawatir dengan
keadaan anak saya
-

mbak
Ibu mengatakan
bingung dengan
keadaan anaknya ibu
sering bertanya-tanya
tentang keadaan
anaknya.

INTERVENSI
Tgl/
Jam

D Tujuan
x

intervensi

19

Paraf

12
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
jan
3x24 jam, diharapkan klien dapat tengkurap
2015
I
SKALA
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
N
D
I 08.1
K5
A
T
O
R
1. Klien dapat
tengkurap

dan miring

2. Klien dapat
berisirahat

dengan
tenang
3. TTV dalam
batas
normal

20

- Amati adanya
bukti-buktiTIK
(perubahan
kesadaran,
muntah, nyeri
kepala,
peningkatan
tekanan
darah,kejang,bra
dikardi,nafas
lambat dan tidak
teratur)bila ada
- Observasi TTV
(TD,N,S,RR)
- monitor ukuran
tonjolan ubunubun, ukur
lingkar kepala
perhari
- Letakkan kepala
dalam posisi
yang ditinggikan
150-300
- Cegah adanya
mengedan saat
defekasi dan
pernafasan yang
memaksa (batuk
terus menerus)
- Ciptakan
lingkungan yang
tenang.

12
jan
2014

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama


3x24 jam, diharapkan cemas berkurang atau
menghilang

08.2
0

- Gunakan
pendekatan yang
menenangkan
- Nyatakan dengan
jelas harapan
terhadap pelaku
pasien
- Berikan informasi
faktual mengenai
diagnosis,
tindakan
prognosis
- Dengarkan dengan
penuh perhatian
- Identifikasi tingkat
kecemasan
- Dorong keluarga
pasien untuk
mengungkapkan
perasaan,
katekutan,
persepsi
- Instruksikan
keluarga pasien
menggunakkan
tehnik relaksasi

21

I
N
D
I
K
A
T
O
R

SKALA
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Klien

mampu
mengidentif

ikasi dan
mengungka
pkan gejala

cemas
2. Mengidentif

ikasi,
mengungka
pkan dan
menunjukan
tehnik
untuk
mengontrol
cemas
3. Vital sign

dalam batas
normal
4. Postur
tubuh,
ekspresi
wajah,
bahasa
tubuh dan
tingkat
aktifitas
menunjukka
n
berkurangn
ya
kecemasan

22

I. Pembahsan
1. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d peningkatan TIK
Karena hidrochepalus mengakibatkan berbagai defisit neurologis terutama
disebabkan pengaruh peningkatan tekanan intrakranial akibat adanya peningkatan
jumlah CSF dalam sirkulasi ventrikel.
2. Ansietas b.d kurang pengetahuan keluarga
Karena ibu klien mengatakan khawatir terhadap keadaan anaknya. Dan juga
pendidikan terakhir ibu klien hanya SD.

J. Pathway
Produksi CSS meningkat

absorbsi menurun
23

Post infeksi : meningitis


Tumor space occupying

Penumpukan cairan CSS dalam ventrikel otak secara aktif (hidrocephalus)


obstruksi aliran pada shunt diventrikel otak
peningkatan volume CSS
TIK meningkat

Pembesaran kepala

Gangguan perfusi
serebral

Ansietas

BAB III
PENUTUP

24

A. Kesimpulan
Hydrocephalus berasal dari bahasa Latin yaitu "Hydro" yang berarti "air" dan
"Cephalus" yang berarti "kepala".Hydrocephalus adalah kelainan patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan tekanan intrakranial yang
meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel
Tiga bentuk umum hydrocephalus berdasarkan sirkulasi yaitu hydrocephalus
komunikasi, hydrocephalus non-komunikasi dan hydrocephalus bertekanan normal.
Penyebab hydrocephalus yaitu karena gangguan aliran cairan yang
menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan
jaringan otak disekitarnya, khususnya pusat-pusat syaraf yang vital.
Manifestasi klinis dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu awitan hidrosefalus yang terjadi pada masa neonates dan awitan
hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak.
Pada dasarnya ada tiga prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a. Mengurangi produksi CSS.
b. Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat
absorbsi.
c. Pengeluaran likuor (CSS) kedalam organ ekstrakranial.

DAFTAR PUSTAKA
Darsono dan Himpunan dokter spesialis saraf indonesia dengan UGM. 2005. Buku Ajar
Neurologi Klinis. Yogyakarta: UGM Press.
Prawirohardjo sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Haws, paulette s. 2008.Asuhan neonatal rujukan cepat.Jakarta: EGC
25

Subekti, nike budhi. 2007. Buku saku managemen masalah BBL. Jakarta : EGC

26

You might also like