You are on page 1of 33

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat


rahmat dan hidayahNya kepada kita semua terutama saya. Asuhan kebidanan
pada Ny T dengan Asfiksia

di Ruang neonatus RSUD Sidoarjo dapat

menyelesaikan laporan ini


Ucapan terima kasih kami ucapkan karena berkat bimbingan, bantuan beliau
kami dapat menyusun asuhan kebidanan ini dan dapat selesai sesuai waktunya,
ucapan tersebut kami ucapkan kepada:
1. Direktur RSUD Sidoaarjo yang telah memberikan ijin dan kesempatan pada
kami mahasiswa akademi kebidanan Widyagama Husada Malang untuk
belajar dan melaksanakan praktek klinik lapangan kebidanan
2. Direktur Akademi Kebidanan Widyagama Husada Malang
3. Kepala ruangan neonatus RSUD Sidoaarjo
4. Pembimbing lapangan ruangan neonatus RSUD Sidoarjo
5. Pembimbing akademi yang telah memberi koreksi dan saran kepada kami
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan asuhan kebidanan ini masih
jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan guna
sempurnanya laporan yang akan datang. Akhir kata penulis berharap laporan ini
bermanfaat bagi semua pihak khususnya penyusun.

Malang,

Penulis

Juni 2007

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................

Daftar Isi ..........................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1.1 Latar Belakang .............................................................................

1.2 Tujuan Penulisan ........................................................................

1.3 Metode Penulisan ........................................................................

1.4 Sistematika Penulisan ..................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI ...........................................................................

2.1 Konsep Neonatus .......................................................................

2.1.1 Pengertian neonatus ........................................................

2.1.2 Klasifikasi bayi baru lahir ...............................................

2.1.3 Perawatan segera setelah bayi lahir ................................

2.1.4 Perawatan bayi dua pecan pertama .................................

2.1.5 Perawatan bayi sehari-hari ..............................................

2.1.6 Pemberian ASI ...............................................................

2.2 Konsep Asfiksia .........................................................................

2.2.1 Definisi ...........................................................................

2.2.2 Etiologi ..........................................................................

2.2.3 Patogenesis .....................................................................

2.2.4 Diagnosis ........................................................................

10

2.2.5 Penanganan .....................................................................

11

2.3 Konsep Asuhan Kebidanan .......................................................

14

BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................

20

3.1 Pengkajian ..................................................................................

20

3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah .............................................

23

3.3 Edentifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial ............................

24

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera ....................................................

24

3.5 Intervensi ....................................................................................

24

3.6 Implementasi ..............................................................................

25

ii

3.7 Evaluasi ......................................................................................

25

BAB IV PEMBAHASAN................................................................................

27

BAB V PENUTUP..........................................................................................

28

5.1 Kesimpulan ..................................................................................

28

5.2 Saran ............................................................................................

28

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asfiksia neonnatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera
bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir.
Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang cermat biasanya dapat
mengarah ke diagnosa yang benar. Asfiksia neonatorum di sebabkan oleh
hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktorfaktro yang timbul dalam kehamilan, persalinan atau ssegera setelah bayi
lahir
Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi
tidak di lakukan secara sempurna, tindakan yang akan dikerjakan pada bayi
bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejalagejala lanjut yang mungkin timbul
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Sebagai penerapan ilmu asuhan kebidanan yang telah kami peroleh pada
neonatus dengan asfiksia di aruang neonatus RSUD Sidoaarjo, sehingga
dapat

memperluas

dan

memperbanyak

pengetahuan

sserta

keeeterampilan ,mengenai asuhan kebidanan pada bayi dengan asfiksia


b. Tujuan Khusus
Dengan di susunya laporan ini mehasiswa diharapkan dapat :
1. Melakukan pengakajian
2. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah
3. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera
5. Menyusun rencana asuhan kebidanan
6. Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan
7. Mengavaluasi tindakan yang telah dilaaksanakan
1

1.3 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam suhan kebidanan ini memnggunakan
metode khusus dengan pendekatan deskriptif dengan tinjauan ksus melalui:
a. Wawancara
Komunikasi langsung yang bertujuan untuk mencari informasi guna
melengkapi data klien dengan cara berkomunikasi dengan klien maupun
keluarga klien
b. Observasi
Mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data tentang
pasien
c. Studi Dokumentasi
Mempelajari dan melengkapi data dengan jalan mencatat status pasien,
catatan perkembangan pasien dan kasusnya
d. Studi Pustaka
Dari buku-buku penunjang
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.5 Latar Belakang
1.6 Tujuan Penulisan
1.7 Metode Penulisan
1.8 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Neonatus
2.3.1

Pengertian neonatus

2.3.2

Klasifikasi bayi baru lahir

2.3.3

Perawatan segera setelah bayi lahir

2.3.4

Perawatan bayi dua pecan pertama

2.3.5

Perawatan bayi sehari-hari

2.3.6

Pemberian ASI

2.2 Konsep Asfiksia


2.2.1 Definisi
2.2.2 Etiologi
2.2.3 Patogenesis
2.2.4 Diagnosis
2.2.5 Penanganan
2.3 Penanganan
BAB III TINJAUAN KASUS
3.8 Pengkajian
3.9 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
3.10

Edentifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

3.11Identifikasi kebuuutuhan Segera


3.12

Intervensi

3.13

Implementasi

3.14

Evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.3 Kesimpulan
5.4 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Neonatus
2.1.1

Pengertian Neonatus
Neonatus adalah bayi usia 0 sampai 28 minggu

2.1.2

Klasifikasi bayi baru lahir


a. Bayi normal (sehat ) memerlukan perawatan biasa
b. Bayi gawat (ingat risu hany) memerlukan penanganan khusus
seperti adanya asfiksia dan perdarahan
(Mochtar Ruastam, 1998: 133)

2.1.3

Perawatan Segera Setelah Bayi Lahir


A. Persediaan di kamar bersalin
Perlengkapan yang diperluakan di kamar berslain adalah :
-

Alat penghisap lendir

Tabung oksigen dengan alat pemeri olssigen kepada bayi

Untuk menjaga kemungkinan terjadinya asfiksia perlu


disediakan larungoskop kecil, masker muka kecil, karma
trakea, ventilator kecil, untuk pernafasn buatan sselain itu
perlu juga disediakan obat-obatan sseperti larutan glukosa 40%
larutan guhar hanas natrikul 7,5% dengan alat suntikan, dan
kalorfin sebagai anti dofun terhaadap obat-obatan berasal dari
morfin atau petidin yang mungkin diberikan kepadaibu selama
persalinan dan yang dapat menghilangkan penekan pernafasan
pasa bayi.

Alat pemotong dan penguat tali pusat serta obat antiseptic dan
kasa steril untuk perawatan tali pusat

Tanda pengenal yang sama dengan ibu

Tempat tidur bayi atau incubator yang selalu dalam keadaan


hangat, steril dan dilengkapi dengan kain atau selimut katun,

hal ini penting untuk mencegah bayi panas pada waktu di


pindahkan dari kamar bersalin ke tempat perawatan
B. Pertolongan pada waktu bayi lahir
-

Mulailah melakukan membersihkan lendir pada saat kepala


keluar dengan membersihkan mulut, hidung dan mata dengan
kapas atau tissue steril

Janin lahir di catat dengan stop watch

Lendir dihisap sebersih mungkin sambil bayi ditidurkan kepal


lebih rendah dari kaki dalam posisi lebih sedikit ekstensi,
supaya lendir mudah keluar

Tali pusat diikat baik dan bekas luka di beri antiseptic

Segera setelah lahir dan seterusnya bayi sehat akan menangis


kuat, Bernafas dan menggerakkan tangan dan kainnya, kulit
akan berwarna kemerahan

Bayi dimandikan dan di bersihkan dengan air hangat dari


lumuran darah, air ketuban, mekolium, verniks kaseosa, ada
pula yang dengan minyak kelapa, minyak jaitun

Jangan lupa menilai bayi dengan nilai apgar

Bayi ditimbang berat badan dan diukur panjang badan lainnya


dicatat dalam status

Perawatan mata bayi : mata bayi dibersihkan, kemudian di


berikan obat untuk mencegah blenarrhoe
Metode crede :Dengan

tetesan

nitras

argenti

1-2%

sebanyak 2 tetes pada masing-masing


mata
Penicillin salep atau garamycin salep mata
-

Di periksa juga anus, genetalia eksterna, jenis kelamin lakilaki di periksa adakah kimosis. Apakah des census
testiculorum telah lengkap di beberapa negara barat pada bayi
laki-laki segera di lakukan sirkumsisi, apalagi kalao fimosis

Bayi akhirnya di perlihatkan kepada ibunya dan ayah dan


keluarga yang mendampinginya
(Rustam Muchtar, 1998: 134)

C. Penilaian bayi baru lahir


Klasifikasi klinik

Nilai 7-10 : Bayi normal

Nilai 4-6

: Bayi asfiksia ringan sedang

Nilai 0-3

: Bayi asfiksia berat


Sistem penilaian apgar
NILAI

Tanda
Pulse rate
(frekuensi nadi)
Desperation
(usaha nafas)
Activity
(fokus otot)
Grimance
(reaksi rangsangan)

0
Tidak ada

1
Lambat < 100x/mnt

2
> 100x/mnt

Tidak ada

Lambat tidak
teratur
Freni pada
ekstremitas
Meringis

Apzreance
(warna kulit)

Biru pucat

Mengangi
dengan keras
Bergerak dengan
aktif
Menangis
dengan sangat
keras
Seluruhnya
merah muda

Lemah
Tidak ada

Merah muda,
ekstremitas biru

Note : NA 1 menit >/ = tidak perlllu resositas


NA 1 menit 4-6 bagian dan masuk ventilation
NA 1 menit 0-3 lakukan intukasi
(Helen Varney 1999: 275)
D. Perawatan bayi 2 pekan pertama
-

Kebersihan
1. Kencing dan berak harus dibersihkan popok di ganti
2. Tempat tidur dan pakaian harus bersih dan hangat

Menyusukan bayi
1. 12 jam pertama kali bayi puasa
2. kemudian harus diteteki
6

Makanan tambahan kalau ASI kurang

Cara memndaikan dan cara merawat tali pusats


(Rustam Muchtar, 1998: 134)

E. Perawatan bayi sehari-hari


-

Mata bayi harus selalu di periksa untuk melihat tanda-tanda


infeksi, mata dapat di bersihkan dengan air steril atau air
garam fisiologik

Mulut diperiksa untuk melihat kemungkinan infeksi kandidatkandidatis merupakan suatu penyakit andemik di daerah
tempat perawatan bayi. Bila ditemukan segera diobati dengan
larutan gentian violet 1% dengan larutan nystatin yang
langsung di teteskan kemulut bayi.

Kulit terutama dilipat-lipatan (paha, leher, belakang telinga,


ketiak) harus selalu kering dan bersih dari verniks kasesoa oleh
karena verniks kasaseo merupakan media yang baik untuk
fulokokus

Tali pusat : pada umumnya tali pusat akan pupus pada waktu
bayi berumur 6-7 hari, bila tali pusat belum lepas maka setiap
mandi tali pusat harus dibersihkan dan dikeringkan

Kain popok harus segera diganti setiap kalibasah karena air


kencing dan tinja pantat bayi harus dibersihkan dengan air
steril dan dikeringkan

Sebelum tali pusat lepas, sebaiknya bayi diseka saja dengan air
steril
(Sarwono, 2002 : 257-258)

F. Pemberian ASI
Walaupun ASI belum keluar sebaiknya anak di teteki 12 jam
setelah lahir. Maksudnya sebagai latihan untuk ibu dan anak dan
menyusukan anak merupakan rangsangan untuk produksi ASI.
Pada dua hari pertama bayi hanya dapat colostrom sedikit. Bayi
yang cukup bulan diteteki 4 jam sedangkan bayi premature harus

diminumkan tiap 3 jam


(Bag. Ohggu. Fk. UNPAD : 336)
G. Keuntungan pemberian ASI
1. Memberikan ASI sesuai dengan tugas ibu, sehingga dapat
meningkatkan martabat wanita dan sekaligus meningkatkan
kualitas DIN
2. ASI telah disiapkan mulai kehamilan hingga sesuai dengan
kebutuhan tumbuh kembang bayi
3. Bayi mempunyai kelebihan dan susunan kimia. Komposisi
biologis dan mempunyai substansia spesifik untuk bayi
4. ASI setiap saat diberikan pada bayi dengan stelisasi yang
terjamin
5. ASI dapat disimpan selama 8 jam tanpa perubahan apapun
sedangkan susu botol hanya cukup 4 botol
6. Karena bersifat spesifik maka pertumbuhan bayi baik dan
terhindar daari beberapa penyakit tertentu
7. Ibu yang siap memberikan ASI mempunyai keuntungan
-

Terjadi biotasi amenarea, dapat bertindak sebagai metode


KB

Mempercepat terjadinya involusi uterus

Pemberian ASI mengurangi kejadian karsmoma mamae

Melalui pemberian ASI kasih sayang ibu terhadap bayi


lebih baik sehingga menumbuhkan hubungan batin lebih
sempurna

8. Bayi mengukur sendiri rasa laparnya sehingga metode


pemberian ASI dengan jalan call freeding
(Manuaba, 1998 : 58)
H. Kerugian pemberian ASI
1. Waktu pemberian tidak terjadwal tergantung bayinya
2. Kesiapan ibu untuk memberi ASI setiap saat
3. Mendapat kesulitan bagi ibu untuk bekerja diluar rumah
(Manuaba, 1998 : 58)

2.2 Konsep Asfiksia


2.2.1

Definisi

Asfiksia adalah keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak


segera bernafas secara spontan dan teratur setelah di lahirkan
(Rustam Mochtar.1998 : 427)

Aspeksia adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan


dan

teratur

sehingga

dapat

menurunkan

O2

dan

makin

meningkatkan CO2 yang enimbulkan akibat buruk dalam


kehidupan lebih lanjut
(Manuaba. 1999 : 319)

Asfiksia adalah keadaan bayi dimaan bayi tidak dapat ssegera


Bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir
(Sarwono. 1999 : 709)

2.2.2

Etiologi
a. Faktor-faktor dari pihak janin
1. Gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali
pusat
2. Defresi pernaafasan karena otot-otot anastesi/ anas getika
yang diberikan pada ibu, perdarahan intra kranias dan
kelianan bawaan
b. Faktor-faktor dari pihak ibu
1. Gangguan his : hipertani dan tetani
2. Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan : placenta
previa
3. Hipertensi pada eklampsia
4. Gangguan mendadak pada placenta : solusio placenta
(Sarwono. 199 : 710)

2.2.3

Patogenesis

Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbullah


rangsangan terhadap N. vagul ssehingga bunyi jantung janin
9

menjadi lambat. Bila kekurangan O2 ini berlangsung, maka N.


vagul tidak dapat dipengaruhi lagi. Timbullah kini rangsangan
dari IV sunpatikus. Djj lebih cepat akhirnya irreguce dan
menghilang. Secara klinis tanda-tanda asfiksia adalah denyut
jantung janin yang lebih cepat 160 kali permenit atau kurang
dari 100 kalim permenit, halus dan irreguner , serta aadanya
pengeluaran mekonium

Kekurangan O2 jangan merangsang usus, sehingga mekonium


keluar sebagai tanda janin dalam asfeksia
Jika Djj normal dan ada mekoniium : janin mulai asfiksia
Jika Djj kurang dari 160 kali permenit jam ada mekonium :
janin sedang asfiksia
Jika Djj kurang dari 100 kali permenit dan ada mekoniium :
janin dalam keadaan gawat

Janin akan mengadakan pernafasan intra uteri, dan bila kita


periksa kemudian terdapat banyak air ketuban dan mekonium
dalam paru. Bron kus tersumbat dan terjadi antelentasisi, bila
janin lahir alveni tidak berkembang
(Mochat, Rustam. 1998: 428)

2.2.4

Diagnosis
Untuk dapat mengatakan diagnosis gawat janin dapat di tetapkan
dengan melakukan pemeriksaan sebagai berikut :
a. Denyut jantung
Denyut jantung janin normal antara 120-160 kali permenit
terjadi gawat janin menimbulkan perubahan denyut jantung
janin
-

Meningkat 160 kali permenit tingkat permulaan

Mungkin jumlah sama dengan normal tapi tidak teratur

Jumlah menurun dibawah 100 kali permenit apalagi di


sertai irama yang tidak teratur

10

b. Mekonium dalam air ketuban


Pengeluaran mekonium pada letak kepala menujukkan gawat
janin. Karena terjadi rangsangan nervous X, sehingga
peristaltic usus meningkat dan sfingter ani membuka
c. Pemeriksaan pH darah janin
Dengan menggunakan amnioskop yang dimasukkan lewat
serviks dibuat sayatan kecil pada kulit kepala janin, dan
diambil contoh darah janin, darah ini diperiksa phnya adanya
asodosis menyebabkan turunya pH
Apabila pH itu turun dibawah 7,2 hal itu dianggap ssebagai
tanda bahaya
(Manuaba, 1998 : 320)
2.2.5

Penanganan
Prinsip dasar yang perlu diingat dalam resultasi ini adalah :
1. Menciptakan lingkungan yang baik dan mengusahakan tetap
bebasnya jalan nafas
2. Memberikan bantuan pernafasan secara aktif pada bayi dengan
usaha pernafasan buatan
3. Memperbaiki aridosis yang terjadi
4. Menjaga agar peredaran darah tetap baik
Tindakan-tindakan yang dilakukan pada bayi dapat dibagi 2
golongan yaitu:
1. Tindakan umum
Tindakan ini dikerjakan setiap bayi tanpa memandang nilai
apgar. Segera setelah bayi lahir, diusahakan agar bayi mendapat
pemanasan yang baik. Harus dicegah atau dikurangi kehilangan
panas dari tubuhnya, penggunaan sinar lampu untuk pemanasan
luar dan untuk mengeringkan tubuh bayi mengurangi
evaporasi.
Bayi diletakkan dengan kepala lebih rendah dan pengisapan
saluran pernafasan bagian atas segera dilakukan. Harus
11

dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan timbulnya


kerusakan-kerusakan kukosa jalan nafas. Spaasmus laring, atau
kolaps paru-paru. Bila bayi belum ada usaha untuk menangis,
rangsangan terhadapnya harus segera dilakukan hal ini dapat
berupa rangsangan nyeri dengan cara memukul kedua telapak
kaki, menekan tendon Achilles, atau pada bayi bayi tertentu
diberi suntikan vitamin K
2. Tindakan khusus
Tindakan

ini

dikerjakan

setelah

tindakan

umum

di

selenggarakan tanpa hasil.


Prosedur yang disesuaikan dengan beratnya asfiksia yang
timbul pada bayi, yang di Nyatakan oleh tinggi-rendahnya nilai
apgar.
a. Asfiksia berat (nilai apgar 0-3)
Resusitasi aktif dalam keadaan ini harus segera dilakukan
langkah utama adalah memperbaiki ventilasi paru-paru
dengan memberikan O2 secara tekanan langsung dan
berulang-ulang. Cara yang terbaik adalah melakukan
intubasi endrotakel dan setelah kateter di masukkan ke
dalam trakea. O2 diberikan dengan tekanan tidak lebih dari
30 ml air. Tekanan positif dikerjakan dengan meniupkan
udara yang telah dipercaya dengan O2 melalui kateter tadi.
Untuk mencapai tekanan 30 ml air peniiupan dapat
dilakukan dengan kekuatan kurang lebih 1/3 -1/2 dari
tiupan maksimal yang dapat dikerjakan.
Secara ideal nafas buatan harus dilakukan terlebih dahulu
memasang monometer. Untuk mendapatkan tekanan positif
yang lebih aman dan efektif dapat menggunakan pompa
resusitasi, dihubungkan dengan kateter trakea. Kemudian
udara

dengan

O2

dipompa

secara

teratur

dengan

memperhatikan gerakan-gerakan dinding toraks, bila bayi


12

sudah memperlihatkan pernafasan spontan, kateter trakea


segera dikeluarkan
Keadaan asfiksia berat ini hampir selalu disertai asidosis
yang membutuhkan perbaikan segera karena itu, bikar
bonas natrikus 7,5% harus segera diberikan dengan dosis 24 ml/kg berat badan. Disamping itu glukosa 40% diberikan
pula dengan dosis 1-2 ml/kg berat badan. Obat-obat ini
harus diberikan secara berhati-hati dan perlahan-lahan.
Untuk menghindari efek samping obat pemberian harus
dienceerkan dengan air steril atau kedua obat diberikan
bersama-sama dalam satu semprit melalui pembuluh darah
ambillikus dan apabila peroposan spontan tidak timbul
krekuensi jantung menurun maka pemberian obat-obat lain
sserta message jantung sebaiknya segera di lakukan.
Message jantung di kerjakan dengan melakukan penekanan
diatas tulang dada secara teratur 80-100 kali permenit
3. Asfiksia ringan sedang (nilai apgar 4-6)
Dapat dicoba melakukan rangsangan untuk menimbulkan
reflek. Hal ini dikerjakan selama 30-60 deti setelah penilaian
menurut apgar 1x menit. Bila dalam waktu tersebut pernafasan
tidak timbul pernafasan buatan harus segera di mulai dengan
cara pertama melakukan pernafasan mulut ke mulut, cara yang
kedua dengan memasukkan pipa kehidung dan O2 dialirkan
dengan kecepatan 1-2 liter dalam 2 manit.
Agar saluran nafas bebas bayi diletakkan dengan kepala dalam
darso flexi. Secara teratur di gerakan membuka dan menutup
lubang hidung dan mulut disertai dagu keatas dan kebawah
denga frekuensi 20x semenit. Pernafasan ini dihentikan bila
setelah 1-2 menit tidak juga di capai hasil yang di harapkan dan
segera di lakukan pernafasan buatan dengan tekanan posistif
secara tidak langsung
13

2.3 Konsep Asuhan Kebidanan


I Pengkajian Data
Tanggal

Tempat

Jam

A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama bayi, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, nama orang tua,
umur orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, agama.
Untuk memudahkan identifikasi pasien
2. Keluahan Utama
Berisi keluhan yang tampak dirasa oleh klien atau bayi di ambil
dari orang tua atau keluarga yang lain bahwa bayi tidak langsung
menagis dan sesak setelah lahir
3. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Riwayat prenatal
Hamil berapa, apakah ada komplikasi, selama kehamilan yang
dapat mempengaruhi bayi baru lahir seperti kala II lama,
premature, KPD, hidramnion, berapa kali ANC, ada keluhan
selama hamil atau tidakmendapatkan suntikan TT atau tidak,
mengkonsumsi jamu-jamuan atau tidak. Bagaimana pola
makan ibu pantangan yang dilakukan selama hamil serta HPHT
b. Riwayat natal
Biasanya terjadi pada persalinan premature, Kpd, infeksi, kala
II lama persalinan dengan tindakan. AS < 7
c. Riwayat post natal
Untuk mengetahui perdarahan post partum, TTV pada ibu TFU
pada bayi mengopservasi TTV dan infeksi tali pusat
4. Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui dalam keluarga apakah ada yang menderita
penyakit menular, menahun seperti DM, jantung, TBC, hipertensi
dan hepatitis
14

5. Pola Kebiasaan
a. Pola nutrisi
Pada bayi dengan asfiksia pola nutrisi terganggu karena
biasanya pada bayi asfiksia harus di puasakan
b. Pola eliminasi
Untuk mengetahui pengeluaran defekasi urine terjadi 24 jam
pertama setelah melahirkan, konsistensi, warna, sedangkan
urine warna, produksi beberapa cc (produksi normal urine pada
neonatus 50-300 cc/ jam, 1-2 cc/ kg BB atau jam)
c. Pola istirahat
Untuk mengetahui pola keadaan fisiologis bayi lebih banyak
tidur sekitar 16 sampai 20 jam
d. Pola aktifitas
Bayi kelihatan lemas dan tidak menangis
6. Riwayat psikososial
Untuk mengetahui kesiapan keluarga menerima anggota baru dan
kesanggupan ibu menerima dan merawat anggota baru
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
Tanda-tanda vital
Suhu

: < 36oC

Nadi

: < 100 x/menit

Pernafasan

: < 20 x/menit / lambat tidak teratur

2. Pemeriksaan Fisik
Muka

: Simetris atau tidak, warna kulit

Hidung

: Simetris atau tidak, kemungkinan ada pernafasan


cuping hidung

Mulut

: Adakah labioskisis dan labios palatoskisis, reflek


menghisap berkurang

15

Dada

: Adanya gerak retraksi dada

Abdomen : Bagaimana keadaan tali pusat, adakah perdarahan tali


pusat dan tanda-tanda infeksi
Genetalia : Pada perempuan apakah lakia mayora sudah menutupi
labia minora dan pada laki-laki apakah testis sudah
turun
Anus

: Adakah lubang anus, apakah keluar mekonium

Ekstremitas: Tonus otot lemah, warna biru


3. Pemeriksaan neorologis

Reflek moro / terkejut


Apabila bayi diberi sentuhan mendadak khususnya dengan jari
dan tangan maka akan menimbulkan gerak terkejut

Reflek rooting atau mencari


Apabila pipi bayi disentuh dengan jari maka ia akan
menolehkan kepalanya mencari sentuhan

Reflek menghisap/ sucking reflek


Apabila bayi diberi dot/ putting susu di mulutnya maka ia akan
berusaha menghisap

Reeflek menggenggam
Apabila telapak tangan disentuh dengan jari pemeriksa maka
bayi akan berusaha menggenggam jari pemeriksa

Glabella reflek
Bayi disentuh pada US glabella atau pangkal hidung dengan
jari tangan pemeriksa maka ia akan mengerutkan keningnya
atau mengedipkan mata

Gland reflek
Bayi disentuh pada lipatan kanan dan kiri dengan jari tangan
maka ia akan berusaha mengangkat kedua pahanya

Conjuntiva madibularis reflek

16

Apabila diberi rangsangan mulai pangkal kelopak mata ke atas


kemudian membentuk garis lurus menuju mandi bulaaris. Bayi
akan menutup mata dan membuka disertai reflek mengangkat
pipi
4. Pemeriksaan antropometri
BB

: normalnya 2500-4000 gram

PB

: normalnya 48-50 cm

Lingkar kepala: normalnya 33-35 cm


LILA

: normalnya 11 cm

a. Diameter sub occifito bregmatika

: N = 9,5 cm

b. Diameter sub occifito frontalis

: N = 11 cm

c. Diameter fronta occipitalis

: N = 12 cm

d. Diameter mento bregmatika

: N = 13,5 cm

e. Diameter sub mento bregmatika

: N = 9,5 cm

f. Diameter bi parietalis

: N = 9 cm

g. Diameter bi temporalis

: N = 8 cm

II.

Identifikasi
Diagnosa dan Masalah
Dx

: Bayi Usia . hari dengan asfiksia

Ds

: Nadi

: < 100x/ menit (normalnya 120 160 x/menit)

Suhu

: < 36oC (normalnya 36-37,5oC)

RR

: < 20x/ menit (normalnya 20-40x/menit)

AS

: < 4-6 (asfiksia sedang)

Masalah : gangguan pemenuhan kebutuhan O2


Ds

:-

Do

: Nadi

: < 100x/ menit

Bayi sesak nafas


Tonus otot lemah
Ekstremitas biru

17

III.

Antisipasi
Masalah Potensial
-

Kematian

Apneu

IV.

Identifikasi
Kebutuhan Segera

- Melakukan resusitasi
V.

Intervensi
Dx

: By .. Usia ..hari dengan asfiksia

Tujuan

: Bayi tumbuh dan berkembang secara optimal dan tidak


menderita suatu penyakit apapun tanpa komplikasi

Kriteria hasil : KU

: Baik

Bayi sehat
Suhu normal 36-37oC
Nadi normal 120-160x / menit
RR normal 20-40x/ menit
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/ Mencegah terjadinya infeksi
3. Lakukan observasi TTV
R/ Untuk mendeteksi adanya kelainan lebih dini
4. Berikan dexamithason 1 ampul
R/ bayi segera dapat menangis
5. Berikan pernafasan buatan/ resusitasi
R/ Agar bayi dapat bernafas secara spontan
6. Lakukan message jantung
R/ Memacu kerja jantung
7. Kolaborasi dengan dokter
18

R/ Melakukan fungsi dependen


Intervensi masalah
1. Lakukan penekanan jalan nafas dengan penghisapan lendir bayi
dengan slem swivker
R/ Jalan nafas dapat terbuka sehingga bayi lebih nyaman dalam
asfiksia
2.

Lakukan resusitasi
R/ Agar bayi bernafas dengan spontan

3. Tempatkan bayi pada incubator


R/ Mencegah terjadinya hipotermi
VI.

Implementasi
Sesuai dengan intervensi

VII.

Evaluasi
Sesuai dengan kriteria hasil

19

BAB III
TINJAUAN KASUS
I.

Pengkajian Data
Tanggal pengkajian

: 11-06-2007

Jam : 09.00 WIB

Tempat pengkajian

: Di RSUD Sidoarjo (ruang neonatus)

Tanggal MRS

: 11-06-2007

Jam : 07.00 WIB

A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama bayi

:Bayi Ny T

Tanggal lahir

: 10-06-2007

Umur

: 1 hari

Jenis kelamin : laki-laki


Alamat

: Sidomojo Krian

Nama orang tua


Nama ibu

: Ny. T

Nama suami : Tn. Z

Umur

: 30 tahun

Umur

: 35 tahun

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMP

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Swasta

Suku/bangs

: Jawa

Suku/bangs

: Jawa

Alamat

: Sidomojo Krian

2. Keluhan Utama
Keluhan ibu bayinya 1 hari lahir dengan tidak menagis
3. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Riwayat prenatal
Ibu mengatakan hamil kedua, selama hamil ibu tidak sedang
mengidap penyakit menular seperti DM, hepatitis, asma hipertensi
ataupun TBC. Ibu memeriksakan kehamilannya tiap bulan di
bidan. Sselama trimester I dan II ibu tidak merasakan keluhan
20

apapun, pada trimester III ibu merasakan sakit pada punggungnya.


Ibu tidak mendapatkan suntikan TT pada waktu hamil dan ibu tidak
mengkonsumsi jamu-jamuan. Pola makan ibu teratur tidak ada
makanan pantangan selama hamil
b. Riwayat natal
Ibu mnegatakan usia kehamilannya 9 bulan. Ibu melahirkan jam
06.30 WIB kala II 15 jam, jenis perslainan normal spontan, AS : 24, BB : 3500, PB : 50 cm, denyut nadi kurang dari 100x/menit,
RR : lambat / tidak teratur suhu 36,5 derajat Celsius, ketuban
jernih, letak kepala ditolong oleh bayi
c. Riwayat post natal
Nadi

: 96 x/menit

Suhu

: 36,5oC

RR

: lambat/ tidak teratur

Tidak ada infeksi tali pusat


d. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menular, menahun seperti DM, jantung, TBC, hipertensi
dan hepatitis
e. Pola Kebiasaan
1. Pola nutrisi
Bayi setelah lahir di beri makanan pendamping ASI karena ASI
kurang, bayi di beri makanan pendamping ASI 15-30 cc tiap
jam
2. Pola eliminasi
BAK

: 6-7 x/ hari warna jernih

BAB

: 2-3 x/menit konsisten lembek

3. Pola istirahat
Bayi lebih banyak tidur sekitar 16 jam
4. Pola aktifitas
Bayi lemah
21

f. Riwayat psikososial
Ibu dan keluarga sangat senang dengan kehadiran bayinya
B. Data Obyektif
1. Keadaan umum
Keadaan umum

: lemah, tidak langsung menangis

Tanda-tanda vital
Suhu

: 36,5oC

Nadi

: 96 x/menit

Pernafasan

: 40 x/menit / lambat tidak teratur

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala

: Caput succedaneum (-), chepal hematoma (-)

Muka

: Warna merah muda

Mata

: Konjungtiva tidak pucat, tidak ada perdarahan dan sclera


tidak uterus

Hidung

: Simetris atau tidak ada sekret, pernafasan cuping hidung


lemah

Mulut

: Labioskisis (-) dan labios palatoskisis (-), reflek


menghisap (+)

Dada

: Simetris, gerak retraksi dada (-), tidak ada massa, tidak


ada ronchi, whezing

Abdomen

: Simetris, tidak ada perdarahan tali pusat dan tidak ada


tanda-tanda infeksi

Genetalia

: labia mayora sudah menutupi labia minora

Anus

: Ada lubang anus, keluar mekonium

Ekstremitas atas : Simetris, jumlah jari tangan lengkap


Ekstremitas bawah : Simetris jumlah jari lengkap, polidaktil (-),
sindaktil (-)

22

3. Pemeriksaan neorologis
a. Reflek moro / terkejut
Saat bayi diberi sentuhan mendadak khususnya dengan jari dan
tangan maka akan menimbulkan gerak terkejut
b. Reflek rooting atau mencari
Saat bayi disentuh dengan jari maka ia akan menolehkan kepalanya
mencari sentuhan
c. Reflek menghisap/ sucking reflek
Saat bayi diberi dot/ putting susu di mulutnya maka ia akan
berusaha menghisap
d. Reeflek menggenggam
Bayi tidak dapat menggenggam karena keadaan umum bayi lemah
e. Glabella reflek
(-)
f. Gland reflek
(-)
4. Pemeriksaan antropometri
BB

: 3500 gram

PB

: 51 cm

Lingkar kepala

: 35 cm

LILA

: 12cm

5. Pemeriksaan penunjang
GDA

: 104

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Diagnosa: Bayi T Usia 1 hari dengan asfiksia
Ds

Do

: Suhu

: 36,5oC

Nadi

: 96 x/menit

Pernafasan

: 40 x/menit

AS

: 4-6
23

III. Antisipasi Masalah Potensial


-

Kematian

Apneu

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


-

Melakukan resusitasi

V. Intervensi
Diagnosa

: Bayi T Usia 1 hari dengan asfiksia

Tujuan

: Bayi tumbuh dan berkembang secara optimal dan tidak


menderita suatu penyakit apapun tanpa komplikasi

Kriteria hasil

: KU

: Baik

Bayi sehat
Suhu normal
Nadi normal
RR normal
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/ Mencegah terjadinya infeksi
3. Lakukan observasi TTV
R/ Untuk mendeteksi adanya kelainan lebih dini
4. Berikan dexamethason 1 ampul
R/ bayi segera dapat menangis
5. Berikan pernafasan buatan/ resusitasi
R/ Agar bayi dapat bernafas secara spontan
6. Lakukan message jantung
R/ Memacu kerja jantung
7. Kolaborasi dengan dokter
R/ Melakukan fungsi dependen
24

VI. Implementasi
1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Melakukan observasi TTV
4. Memberikan dexamithason 1 ampul
5. Memberikan pernafasan buatan/ resusitas
a. Menghangatkan bayi
b.Rangsangan tantis
c. Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi
d.Pompa resusitasi di hubungkan dengan kateter trakea, kemudian udara
dengan oksigen di pompakan secara teratur dengan memperhatikan
gerakan-gerakan dinding toraks
6. Melakukan message jantung di kerjakan dengan melakukan penekanan
diatas tulang dada secara teratur 80-100x /menit. Tindakan ini dilakukan
berselingan dengan nafas buatan yaitu setiap 5 kali massage jantung
diikuti dengan saatu kali pembuatan nafas buatan
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter

SP-A agar mendapatkan

penanganan yang lebih lanjut


VII.Evaluasi
Tanggal : 11-06-007

Jam : 10.00 WIB

Dx

: By Ny T usia 1 hari dengan asfiksia sedang

:-

: Suhu

: 36,5oC

Nadi

: 96 x/menit

Pernafasan

: 40 x/menit

: Bayi Ny T Usia 1 hari dengan asfiksia sedang

: Lanjutkan intervensi
- Observasi TTv
- Berikan dexamitason 1 ampul
- Kolaborasi dengan dokter
25

Catatan perkembangan
Tanggal : 12-06-007

Jam : 08.30 WIB

Dx

: By Ny T usia 2 hari dengan asfiksia sedang

:-

: Keadaan umum : sedang


Suhu

: 36,5oC

Nadi

: 120 x/menit

Pernafasan

: 80 x/menit

: Bayi Ny T Usia 2 hari dengan asfiksia

: Lanjutkan intervensi
- Observasi TTV
- Berikan dexamitason 1 ampul
- Kolaborasi dengan dokter

Tanggal : 1306-007

Jam : 12.00 WIB

Dx

: By Ny T usia 3 hari dengan asfiksia

:-

: Suhu

: 36,5oC

Nadi

: 120x/menit

Pernafasan

: 80 x/menit

: Bayi Ny T Usia 3 hari dengan asfiksia

: - Bayi boleh pulang


- Kontrol 1 minggu lagi

26

BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam kasus yang diambil oleh penulis tidak banyak terdapat kesenjangan
dengan teori. Penulis melakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny. T di ruang
neonatur RSUD sidoarjo tanggal 10-06-2007 dengan asfiksia. Penulis
memberikan asuhankebidanan dengan memperhatikan setiap gejala dan keluhan
yang terjadi secar optimal, sehingga diharapkan tidak terjadi masalah lain yang
lebih parah. Dari kasus ini telah ditemukan.
-

Pengkajian data
Pada pengkajian data baik pada tinjauan pustaka maupun kasus tidak
ditemukan kesenjangan

Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Pada identifikasi diagnosa dan masalah baik pada tinjauan pustaka maupun
kasus tidak ditemukan kesenjangan

Antisipasi masalah potensial


Pada antisipasi masalah potensial baik pada tinjauan pustaka maupun kasus
tidak ditemukan kesenjangan

Identifikasi kebutuhan segera


Pada identifikasi kebutuhan segera baik pada tinjauan pustaka maupun kasus
tidak ditemukan kesenjangan

Intervensi
Pada tinjauan pustaka maupun kasus tidak ditemukan kesenjangan karena
dilakukan sesungguhnya.

I. Implementasi
Pada tinjauan teori tidak dijelaskan tetapi pada tinjauan kasus dijelaskan
J. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari proses asuhan kebidanan

27

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dengan pembuatan asuhan kebidanan pada bayi dengan sfiksia
neonatus di RSUD Sidoarjo maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam
melakukan suatu asuhan kebidanan sangat diperlukan pengetahuan,
keterampilan dan ketelitian sebagai seorang bidan dalam melakukan
pengkajian kasus sehingga didapatkan data subyektif dan obyektif yang
akurat.
5.2 Saran
Diharapkan masyarakat ikut serta dalam pemantasuan BBL agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Serta meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan melalui tugas kesehatan.

28

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obtetri. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBP-SP
Syaifuddin, Abdul Hari, 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP

29

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI Ny T USIA 1 HARI DENGAN ASFIKSIA SEDANG


DI RUANG NEONATUS RSUD SIDOARJO

OLEH
TRIAS ANDRIYANI
05.04.44

AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA HUSADA


MALANG
2007
30

You might also like