You are on page 1of 14

I.

PENGERTIAN
Hemoroid merupakan penyakit daerah anus yang cukup banyak ditemukan pada

praktek sehari-hari. Di RSCM selama 2 tahun(Januari 1993 s.d Desember 1994)


dari 414kali pemeriksaan kolonoskopi di dapatkan 108 (26,09) kasus hemoroid.
Hemoroid memiliki sinonim piles, ambein, wasir atau sauters pole disease dalam
istilah di masyarakat umum.
Hemoroid adalah dilatasi vena hemoroidal interior atau superior (kamus saku
kedoteran Dorland, 1998).
Hemoroid adalah pembengkakan yang tidak wajar/ distensi vena di daerah
rectal yang tidak signifikan
Klasifikasi
A. Hemoroid internal
Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan
ditutupi oleh mukosa diatas spingter ani.
Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajad :
1. Derajad I
Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu
defekasi. Tidak terdapat prolaps dan pada pemeriksaan terlihat menonjol
dalam lumen.
2. Derajad II
Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi
dapat masuk kembali secara spontan.
3. Derajad III
Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali
sesudah defekasi.
4. Derajad IV
Hemoroid menonjol keluar saat menegejan dan tidak dapat didorong
masuk kembali.

B. Hemoroid Eksternal
Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat
didorong masuk.
Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu :

Akut
Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir
anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai
hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal
karena ujung- ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.

Kronik
Sedangkan hemoroid eksterna kronik satu atau lebih lipatan kulit anus yang
terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

II.

ETIOLOGI
Faktor penyebab hemoroid adalah :
o Mengejan pada waktu defekasi
o Konstipasi menahun
o Kelemahan dinding struktural dari dinding pembuluh darah
o Herediter
o Pembesaran prostat
o Peningkatan tekanan intra abdomen
-

Kehamilan

Konstipasi

Berdiri dan duduk terlalu lama

o Fibroma uteri
o Tumor rectum
o Diare
o Kongesti pelvis

Tanda dan gejala pendukung adanya hemoroid

Adanya trauma karena feses yang keras


Adanya darah keluar dengan warna merah segar
Adanya prolaps
Buang air besar sakit dan sulit
Dubur terasa panas.
Timbulnya nyeri (hemoroid eksterna)
Keluarnya mucus dan terdapatnya feses pada pakaian dalam

III.

PATOFISIOLOGI (PATHWAYS)
Konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, fibroma
uteri, pembesaran prostat, tumor rectum.

Kongesti vena
(gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis)

HEMOROID

Internal

eksternal

Akut

Eksternal

Pembengkakan
sekitar anus
Nyeri/ gatal

Pre operasi

Cemas/ takut

Kronik

DRJ I

Terdapat lipatan
kulit anus
Nyeri

DRJ II

Intake serat adekuat

DRJ III

DRJ IV

Hemoroidektomi

Sembuh

Intra operasi

Perdarahan

Gangguan volume cairan

Post operasi

Luka insisi
Anastesi
Saraf perifer
terputus

Nyeri

IV.

MANIFESTASI KLINIK

Resiko injuri
Pasien sering mengeluh menderita hemoroid atau wasir tanpa adanya
hubungannya dengan gejala rectum atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat
jarang sering ada hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada
hemoroid eksterna yang mengalami thrombosis.
Perdarahan pada umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna akibat
trauma oleh faces yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak
bercampur dengan faces , hanya dapat berupa garis pada faces atau kertas
pembersih sampai perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air toilet
menjadi merah. Hemoroid yang membesar secara berlahan-lahan akhirnya
menonjol keluar menyebabkan prolaps, pada tahap awal , penonjolan ini hanya
terjadi pada waktu defekasi dan disusul oleh reduksi spontan setelah defekasi.
Pada stadium lebih lanjut hemoroid interna ini perlu di dorong kembali setelah
defekasi agar masuk kedalam anus.
Pada akhirnya hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang mengalami
prolaps yang menetap dan tidak bisa di dorong masuk lagi. Keluarnya mucus dan
terdapatnya faces pada pakaian dalam merupakan cirri hemoroid yang
mengalami prolaps menetap. Iritasi kulit perinial dapat menimbu;kan rasa rasa
gatal yang dikenal sebagai proritus anus dan ini disebabkan oleh kelembaban
yang terus menerus dan rangsangan mucus. Nyeri hanya timbul apabila terdapat
thrombosis yang luas dengan udem dan radang.
Hemoroid menyebabkan tanda dan gejala:

Rasa gatal dan nyeri.


Perdarahan merah terang saat BAB.
Pada hemoroid eksterna sering timbul nyeri hebat akibat inflamasi dan edema
yang disebabkan oleh trobosis (pembekuan darah dalam hemoroid).
a. Peningkatan tekanan darah.
b. Penurunan fungsi ginjal.
c. Nyeri pinggang atau abdomen.

d. Peningkatan suhu badan.


e. Pemeriksaan urin mungkin normal.
f. Periksaan darah ditemukan asparpartate aminotransparase lactid
V.

dehidroganase.
KOMPLIKASI
1. terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah kelur menetes dan memancar. Perdarahan akut pada
umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar.
Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan
apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat
banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang
dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa
mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering
tidak menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena
adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk
lagi (inkarserata / terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan
sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.
2. Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehingga lama - lama darah akan membeku dan terjadi
trombosis.
3.
Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan
meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman kumannya

VI.

PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Tujuan untuk memberikan rasa nyaman dan menurunkan gejala.
b. Penataksanaan medis nonfarmakologi.

1. Memberikan posisi recumbent mengurangi penekanan edema dan


prolaps.
2. Memberikan makanan yang mengandung serat untuk memudahkan
BAB tidak mengejan.
3. Meningkatkan pemasukan cairan sehingga tinja jadi lunak melakukan
kompres dingin pada saat nyeri didaerah anus , dan lakukan rendam
bokong (sitz bath) secara continue untuk memberikan rasa nyaman.
c. Penatalaksanaan medis pharmakogis.
1. Menggunakan obat pelembut tinja untuk memudahkan BAB.
2. Laksatif bila terjadi konstipasi.
3. Gunakan obat luar (oles), kream dan supossitoria untuk mengurai
nyeri sedang maupun berat atau gagal.
d. Prosedur khusus medical-surgial.
1. Hemeroidectomi : pembedahan pada hemorid
2. Sclerosing pada hemoroid : injeksi pada jaringan sub mukosa.

VII.
DATA FOKUS PENGKAJIAN
A. Wawancara
1. Pengkajian Subyektif

Riwayat Penyakit Sekarang

- Apakah ada rasa gatal, terbakar dan nyeri selama defekasi?


- Adakah nyeri abdomen?

- Apakah terdapat perdarahan dari rektum? Berapa banyak, seberapa sering,


apa warnanya?
- Adakah mucus atau pus?
- Bagaimana pola eliminasi klien? Apakah sering menggunakan laksatif?

Riwayat Penyakit Dahulu


Kaji penyakit yang dapat menyebabkan hemoroid seperti (Sembelit,
genetic predisposisi, infeksi anal, pembedahan rektal atau episiotomi,
hipertensi portal (sirosis), gatal gatal disekitar rektum.)

Riwayat diet :

- Bagaimana pola makan klien?


- Apakah klien mengkonsumsi makanan yang mengandung serat?

Riwayat pekerjaan :

- Apakah klien melakukan pekerjaan yang memerlukan duduk atau berdiri


dalam waktu lama?

Aktivitas dan latihan :


Seberapa jumlah latihan dan tingkat aktivitas?

2. Pengkajian obyektif
-

Menginspeksi feses apakah terdapat darah atau mucus dan area perianal
akan adanya hemoroid, fisura, iritasi, atau pus.

Menginspeksi Bengkak (bendungan) di dalam atau diluar rectum Nyeri

Mengkaji gatal daerah rectum

Mengkaji gangguan mukosa rectum

Mengkaji perdarahan pada saat b.a.b berwarna merah segar

B. Pemeriksaan fisik
-

Inspeksi untuk haemorrhoid eksternal ada prolaps atau internal

haemorrhoid.
-

Pemeriksaan rectal toucer ( colok dubur )

Proctosigmoidoscopy untuk menentukan lokasi dan keadaan dari

haemorrhoid.
C. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Eksternal dengan anoskop atao proktoskop menunjukkan
hemoroid atau hemoroid-hemoroid
2. Barium enema atau sigmoidoskopi untuk menangani lesi kolonik yang
lebih serius yang menyebabkan pendarahan rektal, seperti polip.
3. Pemeriksaan colok dubur
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak
dapat diraba sebab tekanan vena didalamnya tidak terlalu tinggi dan
biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila
hemoroid sering prolaps lender akan menebal. Trombosis dan fibrosis
pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan dubur
ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rekrum.
4. Pemeriksaan anaskopi
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol
keluar. Anascopi dimasukan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita
dalam posisi litotomi anoscopy dan penyumbatannya dimasukan kedalam
anus sedalam mungkin, penyumbatan diangkat dan penderita disuruh
bernafas panjang. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka
hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolap akan lebih nyata.
Banyaknya benjolan, derajatnya, letak, besarnya, dan keadaan lain dalam
usus seperti polip, fisura any, dan tumor ganas harus dapat diperhatikan.

5. Pemeriksaan proktosigmoiddoskkopi
Prostosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi,
karena hemoroid merupakan keadaan fisiologi saja atau tanda yang
menyertai. Faces harus diperiksa terhadapadanya darah samar.

VIII.

ANALISA DATA

NO

data

DS: klien mengatakan cemas kerika

Etiologi
Kosntipasi

akan operasi
DO: klien tampak takut dan kwahtir

kongesti vena
hemoroid

problem
cemas

faktor internal
derajat III & IV
hemoroidektomi
pre operasi
cemas
2

DS: klien mengatakan nyeri pada

Kosntipasi

Nyeri akut

saat BAB
Klien mengatakan BAB di sertai

kongesti vena

dengan pendarahan
Skalah nyeri 3 dari 0-10

hemoroid

DO:klien tidak nyaman

faktor eksternal

Klien tampak meringis kesakitan


pemebengkakan

sekitar anus

nyeri akut

IX.

DIAGNOSA KEPERAAWATAN
1. Cemas / takut b/ d lingkungan baru, jauh dari orang yang disayangi,
kurang pengetahuan terhadap tindakan yang akan dilakukan.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b/ d organ saraf terputus.
3. Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat anastesi.
4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra
operasi.

X.

PERENCANAAN

Diagnosa
PRE OP
Cemas

Tujuan
Setelah

diberi

penjelasan-

b/d tentang prosedur operasi dan

Intervensi
beri penjelasan
prosedur

Rasional
tentang Agar

yang

akan

jelas

pasien
dengan

penurunan fungsi suport mentral dengan KH :

dilakukan pada klien

prosedur

kognitif

Orientasikan klien pada

yang dilakukan

dan-

kurangnya
pengetahuan

Pasien

mengungkapkan-

kondisinya

lingkungan yang baru

Ekspresi wajah pasien tidak-

Anjurkan

klien

untuk

apa

Mengurangi
rasa

cemas

terhadap
penyakitnya.

tampak gelisah.

berdoa

Klien mau bertanya tentang-

Beri waktu klien untuk

tindakan yang akan dilakukan.

bertanya
-

pada pasien
-

Beri motivasi klien tentang


prosedur tindakan

Dorong

klien

untuk

mengungkapkan
POST OP

Rasa nyeri berkurang setelah

Gangguan

rasa dilakukan tindakan keperawatan-

nyaman
berhubungan

jaringan
perifer

Kaji TTV

saraf
-

pasien

mengatakan

Agar

dapat

diketahui skala

nyeri selama 1 x 15 menit dengan KH

dengan
terputusnya

perasaannya

nyerinya pada

nyeri-

Teliti keluhan nyeri, catat

derajat

berkurang.

intensitasnya,

supaya pasien

Pasien menunjukan skala nyeri

dan lamanya

lokasinya

tidak

tegang
timbul

pada angka 3.

- Atur posisi senyaman

dan

Ekspresi wajah klien rileks.

mungkin

cemas

Ajarkan

I-IV,

managemen

relaksasi
-

Monitor TTV

Kolaborasi pemberian obat


analgetik

DAFTAR PUSTAKA
Long, Barabara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah 2. Jakarta: EGC
Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian fisik Keperawatan. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajaran Keperawatan
Medikal Bedah Bruner & Suddarth

Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

You might also like