Professional Documents
Culture Documents
ANEMIA
Disusun oleh:
Lutfy Nooraini
4.0.11.1060
KATA PENGANTAR
...O0!$#`uHq9$#Om9$#
Segala Puji bagi Sang Kholik yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas KMB I, tanpa
nikmat sehat yang diberikan oleh-Nya sekiranya penulis tidak akan mampu
untuk menyelesaikan makalah ini.
menyadari
bahwa
dalam
makalah
ini
terdapat
banyak
kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bermanfaat untuk perbaikan makalah agar menjadi lebih
bermanfaat untuk kita semua.
Wonosobo, 21 November 2012
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari normal.Tingkat normal dari hemoglobin umumnya
berbeda pada laki-laki dan wanita-wanita.Untuk laki-laki, anemia secara khas
ditetapkan sebagai tingkat hemoglobin yang kurang dari 13.5 gram/100ml
dan pada wanita-wanita sebagai hemoglobin yang kurang dari 12.0
gram/100ml.
Hemoglobin adalah pigmen merah yang memberikan warna merah
yang dikenal pada sel-sel darah merah dan pada darah.Secara fungsi,
hemoglobin adalah senyawa kimia kunci yang bergabung dengan oksigen
dari paru-paru dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel seluruh
tubuh.Oksigen adalah penting untuk semua sel-sel dalam tubuh untuk
menghasilkan energi. Pada saat terjadi anemia transportasi oksigen akan
terganggu dan jaringan tubuh orang yang anemia akan mengalami
kekurangan oksigen guna menghasilkan energi.
Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga bisa mengalami
gangguan sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan
sel darah merah yang berkualitas. Gangguan pada sumsum tulang biasanya
disebabkan oleh karena mestatase sel kanker dari tempat lain. Anemia pada
dasarnya disebabkan oleh :
1. Pengurangan produksi sel darah merah atau hemoglobin, atau
2.
B. TUJUAN
1.Tujuan umum
Mahasiswa
mampu
mengetahui
konsep
dasar
dan
keperawatan anemia.
2.Tujuan khusus
- Mahasiswa mengetahui definisi anemia
- Mahasiswa mengetahui etiologi anemia
- Mahasiswa mengetahui patofisiologi anemia
- Mahasiswa mengetahui klasifikasi anemia
- Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan medis anemia
- Mahasiswa mengetahui komplikasi anemia
- Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan anemia
asuhan
BAB II
KONSEP DASAR
A.
Pengertian Anemia
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin
dalam 100 ml darah (Ngastiyah, 1997).
Anemia adalah keadaan zat gizi yang berlangsung lama yang
disebakan makanan yang dikonsumsi kurang mengandung zat gizi atau
suatu keadaan terganggunya sistem pencernaan sehingga mengakibatkan
terjadinya
gangguan
penyerapan
makanan
yang
di
konsumsi
(Supandiman.1997).
Anemia Adalah dimana kadar Hemoglobin menurun sehingga tubuh
akan
mengalami
hipoksia
sebagai
akibat
kemampuan
kapasitas
Etiologi Anemia
Anemia disebabkan oleh berbagai jenis penyakit, namun semua
kerusakan tersebut secara signifikan akan mengurangi banyaknya oksigen
yang tersedia untuk jaringan. Menurut Brunner dan Suddart (2001),
beberapa penyebab anemia secara umum antara lain :
a.
Secara
fisiologis
anemia
terjadi
bila
terdapat
kekurangan
jumlah
Akibat dari sel darah merah yang prematur atau penghancuran sel darah
merah yang berlebihan.
c.
C.
1.
Pusing
2.
Mudah berkunang-kunang
3.
Lesu
4.
Aktivitas kurang
5.
Rasa mengantuk
6.
Susah konsentrasi
7.
Cepat lelah
8.
9.
Konjungtiva pucat
10.
11.
Anoreksia
Gejala khas masing-masing anemia:
1.
D.
PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan
sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor
atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah
dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat
akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah.
Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan
dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal 1 mg/dl, kadar
diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi,
(pada kelainan hemolitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia).
Apabila
konsentrasi
plasmanya
melebihi
kapasitas
E.
Klasifikasi Anemia
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1.
a.
Anemia aplastik
Penyebab:
agen neoplastik/sitoplastik
Hambatan humoral/seluler
Pansitopenia
Anemia aplastik
Gejala-gejala:
- Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
b.
normal).
Kelainan
ini
meliputi
artristis
rematoid,
abses
paru,
Asupan
besi
tidak
adekuat,
kebutuhan
meningkat
selama
hamil,
menstruasi
-
e.
2.
Proses autoimun
Reaksi transfusi
Malaria
Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit
Anemia hemolisis
F.
a.
e.
Hemoglobin menurun
f.
Rasio hemoglobin porfirin eritrosit ---- lebih dari 2,8 ug/g adalah diagnostic
untuk defisiensi besi
g.
Mean
cospuscle volume
( MCV)
hemoglobin
G.
PENATALAKSANAAN ANEMIA
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan
mengganti
darah
yang
hilang.
Penatalaksanaan
anemia
berdasarkan
penyebabnya, yaitu :
1.
Anemia aplastik:
Dengan transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresif dengan
antithimocyte globulin ( ATG ) yang diperlukan melalui jalur sentral selama 710 hari. Prognosis buruk jika transplantasi sumsum tulang tidak berhasil. Bila
diperlukan dapat diberikan transfusi RBC rendah leukosit dan platelet
( Phipps, Cassmeyer, Sanas & Lehman, 1995 ).
2.
Pada paien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat
3.
4.
5.
Anemia megaloblastik
6.
7.
Anemia hemolitik ;
Dengan
penberian
transfusi
darah
menggantikan
darah
yang
hemolisis.
H.
KOMPLIKASI ANEMIA
1.
Gagal jantung
2.
3.
Gagal ginjal
:keletihan,
produktivitas;
kelemahan,
malaise
umum.
Kehilangan
istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada
sekitarnya.Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.Tubuh tidak tegak.Bahu
menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang
menunujukkan keletihan.
2) Sirkulasi
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan
nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi
segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi
jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan
membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku.
(catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabuabuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang
(AP).Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler
melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi)
kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut :
kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).
3) Integritas ego
Gejala
Keyakinanan
agama/budaya
mempengaruhi
pilihan
Tanda : Depresi.
4) Eleminasi
Gejala
Riwayat
pielonefritis,
gagal
ginjal.
Flatulen,
sindrom
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala
8) Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan
aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9) Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat
terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan.Riwayat
kanker, terapi kanker.Tidak toleran terhadap dingin dan panas.Transfusi
darah sebelumnya.Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering
infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati
umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).
B. MASALAH KEPERAWATAN
a. Inefektif perfusi jaringan
b. Intoleransi Aktifitas
c. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
d. Kelelahan/ fatigue
Tujuan
Perfusi
jaringan
terpenuhi
setelah
dilakukan
tindakan
perawatan.
Kriteria Hasil
Kulit tidak
pucat,tanda
Intervensi
1. Monitor tenda- 1.
tanda vital
2. Atur posisi
dengan kepala
datar atau tubuh
2.
lebih rendah
3. Hindari
3.
: pergerakan yang
berlebihan
4.
4. Awasi kesadaran
Rasional
Data dasar
mengetahui
perkembangan
pasien
Meningkatkan
pernafasan
Mempertahankan
pasokan oksigen
Mengetahui status
kesadaran pasien
vital dalam
batas normal,
nilai Hb dan
eritrosit dalam
rentang
5.
normal
dan tanda-tanda5.
terhadap
penurunan
6.
kesadaran
Manajemen
7.
terapi tranfusi
sesuai terapi
6. Pemberian O2
pernasal sesuai
program
7. Monitoring
keefektifan suplai
O2
2 Intolera Setelah
1.
nsi
dilakukan
2.
aktivita tindakan
s
keparawatan
berhub selama 3x24 3.
ungan
jam klien
dengan dapat
berkura meningkatkan4.
ngnya
toleransi
suplay
aktivitas
oksigen dengan kriteria
ke
:
susuna- Bebas dari
5.
n saraf kelelahan
pusat.
setelah
beraktivitas
Keseimbangan
kebutuhan
aktivitas dan
istirahat
- Adanya
peningkatan
toleransi
aktivitas
3 Ketidak Setelah
1.
seimba dilakukan
ngan
tindakan
2.
nutrisi
keperawatan
kurang selama 3x24
dari
jam klien
kebutu terpenuhi
3.
Meningkatkan sel
darah
Meningkatkan
perfusi
Menjaga
keefektifan oksigen
1. Data dasar
mengetahui
perkembangan
pasien
2. Merencanakan
intervensi secara
tepat
3. Imobilisasi yang
lama akan
menyebabkan
dekubitus
4. Menghemat energi
5. Tidak kelelehan
Kaji status
1. Merencanakan
nutrisi pasien
intervensi yang
Kaji masukan
tepat
selama
2. Observasi
perawatan per
kebutuhan nutrisi
shif
3. Merencanakan
Kaji terhadap
makanan yang
han
berhub
ungan
dengan
mual;
muntah
;
anorek
sia.
-
kebutuhan
nutrisinya
dengan kriteria
4.
hasil :
- Intake nutrisi
adekuat.
Mual, muntah, 5.
anoreksi hilang
Bebas dari
tanda-tanda
malnutrisi.
- Tidak terjadi
penurunan BB6.
7.
Kelelah
an/
Keletih
an
berhub
ungan
dengan
kondisi
fisik
kurang
-
1.
Konservasi
energi
2.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 x 24 3.
jam , kelelahan
dapat teratasi
dengan
keriteria hasil :
klien
menunjukkan 4.
peningkatan
aktivitas
bertahap
klien tidak
tampak lelah.
TTV dbn. 5.
Aktivitas
klien berjalan
normal.
ketidaknyamanan
(mual,muntah) 4.
Beri makanan
dalam kondisi
hangat,porsi kecil
5.
tapi sering
Motivasi anak
untuk
menghabiskan 6.
makanan dengan
melibatkan orang
tua.
7.
Lakukan oral
hygene
Kolaborasi
dengan ahli gizi
akan kebutuhan
kalori, protein
dan cairan sesuai
ndengan
penyakit, usia
dan kebutuhan
metabolism
Monitor intake 1.
nutrisi adekuat
Monitor tanda 2.
vital dan respon
klien (wajah
pucat,
3.
konjunctiva).
Tentukan
4.
aktivitas yang
mampu dilakukan
klien sesuai
5.
dengan petunjuk
dokter.
Ajarkan
mobilisasi
bertahap dan
peningkatan
aktivitas fisik
yang sesuai
Dorong
kemandirian
klien.
tepat
Meningkatkan
serlera makan dan
intake makanan
Meningkatkan
kepercayaan
tentang kebutuhan
nutrisi
Oral yang bersih
meningkatkan
nafsu makan
Menentukan
makanan yang
sesuai dengan
klien
Observasi
kebutuhan nutrisi
Data dasar
mengetahui
keadaan pasien
Membatasi
aktifitas klien
Membantu
mengembalikan
energi
Meningkatkan
kemandirian klien
D. EVALUASI
Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :
1) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
2) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
3) Peningkatan perfusi jaringan.
4) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan
rencana pengobatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia Adalah dimana kadar Hemoglobin menurun sehingga tubuh
akan
mengalami
hipoksia
sebagai
akibat
kemampuan
kapasitas
B. Saran
Setelah
membaca
makalah
ini,
diharapkan
mahasiswa
dapat
sehingga
dapat
mencegah
terjadinya
kegawatdaruratan
dan
DAFTAR PUSTAKA
Bare, Brenda G dan Smelttzer, Susanne G. 2002 . Keperawatan
Medikal-Bedah. Jakarta: EGC
Engram,Barbara.
1998
.Rencana
Asuhan
Keperawatan
Medical
Bedah.jakarta.EGC Brun
Brunner, suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta. EGC