Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
osteomielitis kronis.
Fasilitas diagnostik yang belum memadai di puskesmas.
Angka kejadian tuberkulosis di Indonesia pada saat ini masih tinggi sehingga
tinggi.
Banyaknya penderita dengan fraktur terbuka yang datang terlambat dan
biasanya datang dengan komplikasi osteomielitis.
BAB II
ISI
2.1. DEFINISI OSTEOMIELITIS
Osteomielitis (berasal dari kata osteo dan mielitis) adalah radang
tulang yang disebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai organ infeksi
lain juga dapat menyebabkannya. Ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar
melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks, jaringan kanselosa, dan periosteum.3
salah
satu
faktor
predisposisi
terjadinya
darah
berupa
bakterimia
dan
septikemia
Melalui embolus infeksi yang menyebabkan infeksi
2.
kematian
tulang
lokal
dengan
c) Gambaran Klinis
Osteomielitis hematogen akut berkembang secara progresif atau cepat.
Pada keadaan ini mungkin dapat ditemukan adanya infeksi bakterial pada kulit
dan saluran napas atas. Gejala lain dapat berupa nyeri yang konstan pada daerah
infeksi, nyeri tekan, dan terdapat gangguan fungsi anggota gerak yang
bersangkutan.
Gejala-gejala umum timbul akibat bakterimia dan septikemia berupa
panas tinggi, malaise serta nafsu makan yang berkurang. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan adanya gejala nyeri tekan dan gangguan pergerakan sendi oleh
karena pembengkakan sendi dan gangguan akan bertambah berat bila terjadi
spasme lokal.
d) Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan foto polos dalam sepuluh hari pertama, tidak ditemukan
kelainan radiologik yang berarti dan mungkin hanya ditemukan pembengkakan
jaringan lunak.3,5,10
Gambar 4. Radiografi tulang tibia dengan osteomielitis; tampak destruksi tulang pada
tibia dengan pembentukan tulang subperiosteal11
e) Pengobatan
o Pemberian antibiotik secepatnya sesuai dengan penyebab utama yaitu
Stafilokokus aureus sambil menunggu hasil biakan kuman. Antibiotik
diberikan selama 3-6 minggu dengan melihat keadaan umum dan laju
endap darah penderita. Antibiotik tetap diberikan hingga 2 minggu
setelah laju endap darah normal.
o Istirahat dan pemberian analgesik
juga
diperlukan
untuk
menghilangkan nyeri.
o Apabila setelah 24 jam pengobatan lokal dan sistemik antibiotik gagal
(tidak ada perbaikan keadaan umum), maka dapat dipertimbangkan
drainase bedah. Pada drainase bedah, pus subperiosteal dievakuasi
untuk
mengurangi
tekanan
intra-oseus
kemudian
dilakukan
10
Gambar 5. Radiologi abses Brodie pada epifisis distal tibia pada anak usia 3 tahun5
2.2.3. Osteomielitis Kronis
Osteomielitis kronis umumnya merupakan lanjutan dari osteomielitis akut
yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan baik. Osteomielitis kronis juga
dapat terjadi setelah fraktur terbuka atau setelah tindakan operasi pada tulang.
a) Etiologi
Bakteri penyebab osteomielitis kronis terutama oleh Stafilokokus
aureus (75 %), atau E colli, Proteus sp atau Pseudomonas sp.
b) Patologi
Infeksi tulang dapat menyebabkan terjadinya sekuestrum yang
menghambat terjadinya resolusi dan penyembuhan spontan yang normal pada
tulang. Sekuestrum ini merupakan benda asing bagi tulang dan mencegah
terjadinya penutupan kloaka (pada tulang) dan sinus (pada kulit). Sekuestrum
diselimuti oleh involucrum yang tidak dapat keluar/dibersihkan dari tulang
kecuali dengan tindakan operasi. Proses selanjutnya terjadi destruksi dan
sklerosis tulang yang dapat terlihat pada foto Rontgen.
c) Gambaran Klinis
Penderita sering mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari
luka/sinus setelah operasi yang bersifat menahun. Kelainan kadang-kadang
disertai demam dan nyeri yang hilang timbul di daerah anggota gerak tertentu.
11
Pada pemeriksan fisik ditemukan adanya sinus, fistel atau sikatriks bekas
operasi dengan nyeri tekan. Mungkin dapat ditemukan sekuestrum yang
menonjol keluar melalui kulit. Biasanya terdapat riwayat fraktur terbuka atau
osteomielitis pada penderita.3,5
d) Pemeriksaan Radiologis
1. Foto polos
Pada foto Rontgen dapat ditemukan adanya tanda-tanda porosis
dan sklerosis tulang, penebalan periosteum, elevasi periosteum dan
mungkin adanya sekuestrum.
bermanfaat
untuk
membuat
rencana
12
osteomielitis
kronis
terdiri
atas
pemberian
dengan
13
14
15
terjadi. Pada foto terlihat gambaran destruksi tulang yang luas, bentuk tak
teratur, biasanya dengan sekuester yang multipel. Sering terlihat sklerosis pada
tepi lesi. Secara klinis sering disertai abses dan fistula.
Bedanya dengan tuberkulosis, ialah destruksi berlangsung lebih cepat,
dan pada tuberkulosis abses sering mengalami kalsifikasi. Dalam diagnosis
diferensial perlu dipikirkan kemungkinan keganasan.
Osteitis pubis merupakan infeksi bagian bawah yang sekitar simfisis
pubis yang merupakan komplikasi dari operasi dari prostat dan kandung kemih
atau, jarang akibat operasi pelvis lainnya.1,5
Gambar 9. Osteomielitis pada tulang pelvis; pada MRI potongan koronal tampak
osteomielitis luas dengan artritis seprik pada pinggul kanan (*), tampak dislokasi
pada pinggul kanan dan gas dalam sendi akibat komunikasi dari ulkus dekubitus luas
(tanda panah)11
16
Vertebra adalah tempat yang paling umum pada orang dewasa terjadi
osteomielitis secara hematogen. Organisme mencapai badan vertebra yang
memiliki perfusi yang baik melalui arteri tulang belakang dan menyebar dengan
cepat dari ujung pelat ke ruang diskus dan kemudian ke badan vertebra. Sumber
bakteremia termasuk dari saluran kemih (terutama di kalangan pria di atas usia
50), abses gigi, infeksi jaringan lunak, dan suntikan intravena yang
terkontaminasi, tapi sumber bakteremia tersebut tidak tampak pada lebih dari
setengah pasien. Banyak pasien memiliki riwayat penyakit sendi degeneratif
yang melibatkan tulang belakang, dan beberapa melaporkan terjadinya trauma
yang mendahului onset dari infeksi. Luka tembus dan prosedur bedah yang
melibatkan tulang belakang dapat menyebabkan osteomielitis vertebral
nonhematogen atau infeksi lokal pada diskus vertebra.
Osteomielitis pada vertebra jarang terjadi, hanya 10% dari seluruh
infeksi tulang dan dapat muncul pada seluruh usia. Kuman penyebab terbanyak
ialah Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Pasien yang menderita
penyakit ini sering memiliki riwayat infeksi kulit atau pelvis. Penyebaran
infeksi biasanya menuju badan vertebra daripada bagian yang lainnya, dan pada
bagian yang mengandung banyak darah. Badan vertebrae memiliki banyak
pembuluh darah, khususnya di bawah end plate di mana terdapat sinusoid yang
besar dengan aliran pelan sehingga berpotensi untuk terjadi infeksi.3,5
17
Gambar 10. Radiografi osteomielitis pada tulang belakang; tampak abses prevertebral
(*) dan destruksi pada area diskus T9-10 yang juga meluas hingga kanalis spinalis11
2.3.
DIAGNOSA BANDING
Biasanya, gambaran radiografi osteomielitis sangat karakteristik dan diagnosis
mudah dibuat sesuai dengan riwayat klinis, dan pemeriksaan radiologis tambahan.
Namun demikian, osteomielitis dapat juga meniru kondisi lainnya seperti tumor
tulang.
1. Osteo Sarkoma
Merupakan tumor ganas primer tulang yang paling sering dengan
prognosis yang buruk. Kebanyakan penderita berumur antara 10-25 tahun.
Paling sering ditemukan sekitar lutut, yaitu lebih dari 50 %. Tulang tulang
yang sering terkena adalah femur distal, tibia proksimal, humerus proksimal,
18
dan pelvis. Pada tulang panjang, tumor biasanya mengenai bagian metafisis.
Garis epifisier merupakan barrier dan tumor jarang menembusnya.5
Gambaran radiologik tampak destruksi tulang yang berawal pada
medula dan terlihat sebagai daerah yang radiolusen dengan batas yang tidak
tegas. Pada stadium dini terlihat reaksi periosteal seperti garis-garis tegak
(Sunray appearance).12 Dengan membesarnya tumor, selain korteks juga
tulang subperiosteal akan dirusak oleh tumor yang meluas ke luar tulang,
berbentuk segitiga (segitiga Codman). Pada stadium dini Gambaran tumor ini
sukar dibedakan dengan osteomielitis.
2.
Sarkoma Ewing
Tumor ganas primer ini paling sering mengenai tulang panjang.
Kebanyakan diafisis. Tulang yang juga sering terkena adalah pelvis dan tulang
19
iga. 75% dari penderita di bawah umur 20 tahun, paling sering antara 5-15
tahun.
Gambaran radiologik tampak lesi destruksi yang bersifat infiltrat yang
berawal di medula, pada foto terlihat sebagai daerah-daerah radiolusen. Tumor
cepat merusak korteks dan tampak reaksi periosteal, sebagai garis-garis yang
berlapis-lapis menyerupai kulit bawang (onion peel appearance). Tumor
membesar dengan cepat, biasanya dalam beberapa minggu tampak destruksi
tulang yang luas dan pembengkakan jaringan lunak yang besar karena
infiltrasi tumor ke jaringan sekitar tulang.2,3,5
Gambar 12. Radiografi fibula sinistra anteroposterior dan lateral; pada anak
perempuan usia 7 tahun dengan Sarkoma Ewing5
BAB III
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21
1.
2.
3.
4.
Sabiston DC. Buku ajar bedah bagian II. Jakarta: EGC. 2000.
5.
6.
7.
Schwartz SI, Shires GT, Spencer FC. Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah.
Jakarta: EGC. 2000.
8.
Thompson JC. Chapter 7 thigh and hip. Dalam: Netter's concise atlas of
orthopaedic anatomy, 1st ed. Philadelphia: Saunders Elsevier Publishing.
2002.
9.
10.
22
11.
Diagnostic imaging
of musculoskeletal
diseases.