Professional Documents
Culture Documents
A. Definisi
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari
bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan
berada di luar tempat yang semestinya. Apabila pada kehamilan ektopik
terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil
tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu.
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang
dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri.
Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba
dan peristiwa ini disebut sebagai Kehamilan Ektopik Terganggu.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar
rongga uterus. Tuba fallopi merupakan tempat tersering untuk terjadinya
implantasi kehamilan ektopik (lebih besar dari 90 %). (Sarwono. 2002. Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal)
Kehamilan ektopik ialah kehamilan di tempat yang luar biasa. Tempat
kehamilan yang normal ialah di dalam cavum uteri. Kehamilan ektopik dapat
terjadi di luar rahim misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga perut, tetapi
dapat juga terjadi di dalam rahim di tempat yang luar biasa misalnya dalam
cervix, pars interstitialis tuba atau dalam tanduk rudimenter rahim. (Obstetri
Patologi. 1984. FK UNPAD)
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di
luar endometrium kavum uteri. (kapita selekta kedokteran,2001)
B. Etiologi dan Faktor Resiko
Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar
penyebabnya tidak diketahui. Tiap kehamilan dimulai dengan pembuahan
telur di bagian ampulla tuba, dan dalam perjalanan ke uterus telur mengalami
hambatan sehingga pada saat nidasi masih di tuba, atau nidasinya di tuba
dipermudah. Faktor-faktor yang memegang peranan dalam hal ini ialah
sebagai berikut:
1. Faktor dalam lumen tuba
a. Endosalpingitis dapat menyebabkan perlekatan endosalping, sehingga
lumen tuba menyempit atau membentuk kantong buntu.
b. Hipoplasia uteri, lumen tuba sempit dan berkeluk-keluk dan hal ini
sering disertai gangguan fungsi silia endosalping.
c. Operasi plastik dan sterilisasi yang tidak sempurna dapat menjadi
sebab lumen tuba menyempit.
2. Faktor pada dinding tuba
a. Endometriosis tuba (tuba tertekuk) dapat memudahkan implantasi telur
yang dibuahi dalam tuba.
b. Divertikel tuba kongenital atau ostium asesorius tubae dapat menahan
telur yang dibuahi di tempat itu.
3. Faktor diluar dinding tuba
a. Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat
menghambat perjalanan telur.
b. Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba.
4. Faktor lain
a. Migrasi luar ovum yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri
atau sebaliknya dapat memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi ke
uterus. Pertumbuhan yang terlalu cepat dapat menyebabkan implantasi
prematur.
dari
dinding
tersebut
bersama-sama
dengan
robeknya
Pathway:
Proses pembuahan
Faktor kehamilan:
1. Faktor Uterus
2. Faktor Tuba
3.
Faktor
Ovum
4.
Faktor
Hormonal
Vaskularisasi berkurang
Dinding pembuluh
darah pada vili korialis
terbuka
Psedokapsularis
robek/ terluka
Resiko syok
hipovolemik
Perdarahan
Perubahan
perfusi jaringan
Post op
Operasi
Ansietas
Kurang
pengetahuan
Abortus ke
dalam lumen
tuba
Resiko
infeksi
Intoleransi
aktivitas
Kekurangan
volume cairan
Berduka
Lapisan tuba
Peritoneum
Plasenta dan
membrane dinding
tuba terpisah
Ovum
berimplantasi
pada isthmus
Pelepasan mudqoh
Sempurna
Tidak sempurna
Nyeri
Akut
D. Manifestasi Klinis
Gambaran klinik kehamilan ektopik sangat bervariasi tergantung dari
ada tidaknya ruptur. Triad klasik dari kehamilan ektopik adalah nyeri,
amenorrhea, dan perdarahan per vaginam. Pada setiap pasien wanita dalam
usia reproduktif, yang datang dengan keluhan amenorrhea dan nyeri abdomen
bagian bawah, harus selalu dipikirkan kemungkinan terjadinya kehamilan
ektopik.
Selain gejala-gejala tersebut, pasien juga dapat mengalami gangguan
vasomotor berupa vertigo atau sinkop; nausea, payudara terasa penuh, fatigue,
nyeri abdomen bagian bawah,dan dispareuni. Dapat juga ditemukan tanda
iritasi diafragma bila perdarahan intraperitoneal cukup banyak, berupa kram
yang berat dan nyeri pada bahu atau leher, terutama saat inspirasi.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pelvis, pembesaran
uterus, atau massa pada adnexa. Namun tanda dan gejala dari kehamilan
ektopik harus dibedakan dengan appendisitis, salpingitis, ruptur kista korpus
luteum atau folikel ovarium. Pada pemeriksaan vaginal, timbul nyeri jika
serviks digerakkan, kavum Douglas menonjol dan nyeri pada perabaan.
Pada umumnya pasien menunjukkan gejala kehamilan muda, seperti
nyeri di perut bagian bawah, vagina uterus membesar dan lembek, yang
mungkin tidak sesuai dengan usia kehamilan. Tuba yang mengandung hasil
konsepsi menjadi sukar diraba karena lembek.
Nyeri merupakan keluhan utama. Pada ruptur, nyeri terjadi secara tibatiba dengan intensitas tinggi disertai perdarahan, sehingga pasien dapat jatuh
dalam keadaan syok.Perdarahan per vaginal menunjukkan terjadi kematian
janin. Amenorrhea juga merupakan tanda penting dari kehamilan ektopik.
Namun sebagian pasien tidak mengalami amenorrhea karena kematian janin
terjadi sebelum haid berikutnya.
E. Komplikasi
Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat kesalahan
diagnosis atau diagnosis yang terlambat. Kegagalan penegakan diagnosis
secara cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya ruptur tuba atau uterus,
tergantung lokasi kehamilan, dan hal ini dapat menyebabkan perdarahan
masif, syok, DIC, dan kematian.
Komplikasi yang timbul akibat pembedahan antara lain adalah
perdarahan, infeksi, kerusakan organ sekitar (usus, kandung kemih, ureter, dan
pembuluh darah besar). Selain itu ada juga komplikasi terkait tindakan
anestesi.
F. Pemeriksaan Penunjang
Kesukaran membuat diagnosis yang pasti pada kehamilan ektopik belum
terganggu demikian besarnya, sehingga sebagian besar penderita mengalami
abortus tuba atau rupture tuba sebelum keadaan menjadi jelas. Bila diduga ada
kehamilan ektopik yang belum terganggu, maka penderita segera dirawat di
rumah sakit. Alat bantu diagnostic yang dapat digunakan ialah ultrasonografi,
laparoskopi atau kuldoskopi.
Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak tidak
banyak mengalami kesukaran, tetapi pada jenis menahun atau atipik bisa sulit
sekali. Untuk mempertajam diagnosis, maka pada tiap wanita dalam masa
reproduksi dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah atau kelainan haid,
kemungkinan kehamilan ektopik harus dipikirkan. Pada umumnya dengan
anamnesis yang teliti dan pemeriksaan yang cermat diagnosis dapat
ditegakkan, walaupun biasanya alat bantu diagnostic seperti kuldosentesis,
ultrasonografi dan laparoskopi masih diperlukan anamnesis. Haid biasanya
terlambat untuk beberapa waktu dan kadang-kadang terdapat gejala subyektif
kehamilan muda. Nyeri perut bagian bawah, nyeri bahu, tenesmus, dapat
dinyatakan. Perdarahan per vagina terjadi setelah nyeri perut bagian bawah.
membeku, darah ini berasal dari arteri atau vena yang tertusuk,
2) Darah tua berwarna coklat sampai hitam yang tidak membeku, atau
yang berupa bekuan kecil-kecil; darah ini menunjukkan adanya
hematokel retrouterina.
6. Ultrasonografi : berguna dalma diagnostic kehamilan ektopik. Diagnosis
pasti ialah apabila ditemukan kantong gestasi di luar uterus yang di
dalamnya tampak denyut jantung janin. Hal ini hanya terdapat pada 5 %
kasus kehamilan ektopik. Walaupun demikian, hasil ini masih harus
diyakini lagi bahwa ini bukan berasal dari kehamilan intrauterine pada
kasus uternus bikornis.
7. Laparoskopi : hanya digunakan sebagai alat bantu diagnostic terakhir
untuk kehamilan ektopik, apabila hasil penilaian prosedur diagnostic yang
lain meragukan. Melalui prosedur laparoskopik, alat kandungan bagian
dalam dapat dinilai. Secara sistematis dinilai keadaan uterus, ovarium,
tuba, kavum Douglas dan ligamentum latum. Adanya darah dalam rongga
pelvis mungkin mempersulit visualisasi alat kandungan, tetapi hal ini
menjadi indikasi untuk melakukan laparotomi.
G. Penatalaksanaan
Pada kehamilan ektopik terganggu, walaupun tidak selalu ada bahaya
terhadap jiwa penderita, dapat dilakukan terapi konservatif, tetapi sebaiknya
tetap dilakukan tindakan operasi. Kekurangan dari terapi konservatif (nonoperatif) yaitu walaupun darah berkumpul di rongga abdomen lambat laun
dapat diresorbsi atau untuk sebagian dapat dikeluarkan dengan kolpotomi
(pengeluaran melalui vagina dari darah di kavum Douglas), sisa darah dapat
menyebabkan perlekatan-perlekatan dengan bahaya ileus. Operasi terdiri dari
salpingektomi ataupun salpingo-ooforektomi. Jika penderita sudah memiliki
anak cukup dan terdapat kelainan pada tuba tersebut dapat dipertimbangkan
untuk mengangkat tuba. Namun jika penderita belum mempunyai anak, maka
kelainan tuba dapat dipertimbangkan untuk dikoreksi supaya tuba berfungsi.
Tindakan laparatomi dapat dilakukan pada ruptur tuba, kehamilan dalam
divertikulum uterus, kehamilan abdominal dan kehamilan tanduk rudimenter.
Perdarahan sedini mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksia
yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki
dan darah dari rongga abdomen sebanyak mungkin dikeluarkan. Serta
memberikan transfusi darah.
Untuk kehamilan ektopik terganggu dini yang berlokasi di ovarium bila
dimungkinkan dirawat, namun apabila tidak menunjukkan perbaikan maka
dapat dilakukan tindakan sistektomi ataupun oovorektomi. Sedangkan
kehamilan ektopik terganggu berlokasi di servik uteri yang sering
mengakibatkan perdarahan dapat dilakukan histerektomi, tetapi pada nulipara
yang ingin sekali mempertahankan fertilitasnya diusahakan melakukan terapi
konservatif
H. Asuhan keperawanan
a. Pengkajian
1) Biodata
a) Nama, sebagai identitas bagi pelayanan kesehatan/ Rumah Sakit/
Klinik atau catat apakah klien pernah dirawat disini atau tidak.
b) Umur, sebagai pertimbangan dalam memberikan terapi dan
tindakan, juga sebagai acuan pada umur berapa penyakit/ kelainan
tersebut terjadi. Pada keterangan sering terjadi pada usia
produktif 25 - 45 tahun (Prawiroharjo S, 1999 ; 251).
c) Alamat, sebagai gambaran tentang lingkungan tempat tinggal klien
apakah dekat atau jauh dari pelayanan kesehatan khususnya
dalam pemeriksaan kehamilan.
d) Pendidikan, untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga
akan memudahkan dalam pemberian penjelasan dan pengetahuan
tentang gejala / keluhan selama di rumah atau Rumah Sakit.
e) Status pernikahan, untuk mengetahui berapa kali klien mengalami
kehamilan ektopik terganggu (KET) atau hanya sakit karena
penyakit lain yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan.
f) Pekerjaan, untuk mengetahui keadaan aktivitas sehari-hari dari
klien, sehingga memungkinkan menjadi faktor resiko terjadinya
kehamilan ektopik terganggu (KET).
2) Keluhan Utama
Nyeri hebat pada perut bagian bawah dan disertai dengan
perdarahan, selain itu klien ammeorrhoe.
faktor
pencetus
misalnya
adanya
riwayat
keluhan
haid, keluarnya
darah
haid
dan
bau
Kavum
Douglas
menonjol
karena
darah
e) Pemeriksaan Generali
(1) Sebelum
dilakukan
pemeriksaangenetalia
tindakan
eksterna
dapat
operasi
ditemukan
pada
adanya
perdarahan pervagina. Perdarahan dari uterus biasanya sedikitsedikit, berwarna merah kehitaman.
(2) Setelah dilakukan tindakan operasi pada pemeriksaan generali
dapat ditemukan adanya darah yang keluar sedikit.
f) Pemeriksaan ekstremitas
Pada ekstrimitas atas dan bawah biasanya ditemukan adanya
sakral dingin akibat syok serta tanda-tanda cyanosis perifer pada
tangan dan kaki.
b. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan menggabungkan data dan
mengkaitkan data tersebut dengan konsep yang relevan untuk membuat
kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan.
Dalam analisa data ini pengelompokan data dilakukan berdasarkan
reaksi baik subyektif maupun obyektif yang digunakan untuk menentukan
masalah dan kemungkinan penyebab.
c. Diagnosa
Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut:
1) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan yang lebih
banyak pada uterus.
2) Defisit volume cairan yang berhubungan dengan rupture pada lokasi
implantasi , perdarahan sebagai efek dari tindakan pembedahan
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan banyaknya
darah yang keluar saat perdarahan.
Diagnosa
Intervensi
Rasional
Perubahan perfusiSetelah
diberikan1. Awasi tanda vital,1. Memberikan
jaringan
asuhan
keperawatankaji pengisisn kapiler,informasi
tentang
berhubungan
selama..x
jamwarna
kulit
atauderajat/keadekuatan
dengan
diharapkan
pasienmembran mukosa danperfusi jaringan dan
perdarahan yangmampu
dasar kuku.
membantu
lebih banyak padamendemonstrasikan
menentukan
responkebutuhan
uterus
perfusi yang adekuat2. Kaji
melambat,intervensi.
secara
individualverbal
mudah
terangsang,
dengan KH:
agitasi,
gangguan2. Dapat
-Kulit hangat dan kering memori, bingung.
mengindikasikan
gangguan
funsi
- Ada nadi perifer kuat 3. Catan
keluhanserebral
karena
rasa
dingin.hipoksia
atau
- Tanda vital dalamPertahankan
suhudefisiensi
vitamin
batas normal
lingkungan dan tubuhB12
hangat sesuai indikasi
- Pasien
3. Fase konstriksi
sadar/berorientasi
Kolaborasi :
(organ
vital)
- Keseimbangan
4. Berikan
SDMmenurunkan
pemasukan/pengeluaran yang lengkap/packed,sirkulasi
perifer.
Kenyamanan
pasien
produk darah sesuai
- Tak ada edema
atau
kebutuhan
rasa
indikasi. Awasi ketat
hangat
harus
untuk
komplikasi
seimbang
dengan
tranfusi.
kebutuhan
untuk
5. Berikan oksigenmenghindari panas
tambahan
sesuaiberlebihan pencetus
indikasi
fasodilatasi
(penurunan perfusi
organ).
4. Meningkatkan
jumlah sel pembawa
oksigen
;
memperbaiki
defisiensi
untuk
menurunkan risiko
perdarahan.
5. Memaksimalkan
transfer oksigen ke
jaringan.
2
Defisit
volumeSetelah diberikan askep1. Awasi
tekanan1. Perubahan dapat
cairan
selama
x
jamdarah dan frekuensimenunjukkan efek
berhubungan
diharapkan
pasienjantung
hipovolemik
dengan
rupturemenunjukkan volume
(perdarahan/dehidras
pada
lokasicairan yang adekuat2. Evaluasi turgori
pengisian
implantasi
dengan criteria hasil : kulit,
kapiler dan kondisi2. Indicator
sebagai efek dari
1.
Tanda
vital
stabil
umum
membranlangsung
status
tindakan
mukosa
cairan/hidrasi
pembedahan
2. Nadi teraba
3. Catat
respon3. Simtomatologi
3. Haluaran
urine,fisiologis individualdapat berguna dalam
berat jenis dan pHpasien
terhadapmengukur
berat/
dalam batas normal
perdarahan misalnya :lamanya
episode
perubahan
mental,perdarahan.
kelemahan, gelisah,Memburuknya
ansietas,
pucat,gejala
dapat
berkeringat, tacipnea,menujukkan
peningkatan suhu.
berlanjutnya
perdarahan
atau
4. Pertahankan
tidak
adekuatnya
pencatatan akurat subpenggantian cairan.
total cairan / darah
selama
terapi4. Potensial
penggantian
kelebihan
tranfusi
cairan
khususnya
Kolaborasi :
bila
volume
tambahan
diberikan
5. Berikan cairan Iv
sebelum
tranfusi
sesuai indikasi
darah.
6. Memberikan
SDM, trombosit, dan5. Mempertahanka
n
keseimbangan
factor pembekuan
cairan/elektrolit
pada tak adanya
pemasukan melalui
oral;
menurunkan
risiko
komplikasi
ginjal.
6. Memperbaiki/
menormalkan
jumlah SDM dan
kapasitas pembawa
oksigen
untuk
memperbaiki anemi,
berguna
untuk
mencegah/
mengobati
perdarahan
3
Intoleransi
Setelah diberikan askep1. Kaji kemampuan1.Mempengaruhi
aktivitas
selama
.x
jampasien
untukpemilihan
berhubungan
diharapkan
pasienmelakukan
tugas,intervensi/ bantuan
dengan
mampu
melaporkancatat
laporan
kelemahan
danpeningkatan
toleransikelelahan, keletihan,2.Manifestasi kardio
banyaknya darahaktivitas
dandan kesulitan dalampulmonal dari upaya
yang keluar saatmenunjukkan
menyelesaikan tugas jantung dan paru
untuk
membawa
perdarahan
penurunan
tanda
2.
Awasi
tekanan
jumlah
oksigen
fisisologis
intoleransi
darah,
pernapasan
dan
adekuat
ke
jaringan.
dengan KH:
nadi
selama
dan
- Tanda vital masihsesudah
aktivitas.3.Meningkatkan
untuk
dalam rentang normal Catat respon terhadapistirahat
aktivitas
(misalmenurunkan
peningkatan denyut kebutuhan oksigen
dan
jantung atau tekanantubuh
menurunkan
darah,
disritmia,
pusing,
dipsnea,regangan jantunga
takipnea,
dandan paru.
sebagainya)
4.Hipotensi postural
atau
hipoksia
3. Berikan
serebral
dapat
lingkungan
tenang,
menyebabkan
pertahankan
tirah
baring
bilapusing, berdenyut,
peningkatan
diindikasikan. Pantaudan
dan
batasirisiko cedera
pengunjung, telepon,5.
Meningkatkan
dan
gangguansecara
bertahap
berulang
tindakantingkat
aktivitas
yang
taksampai normal dan
direncanankan.
memperbaiki tonus
4. Ubah
posisiotot / stamina tanpa
pasien
dengankelemahanMendoro
perlahan dan pantaung pasien untuk
melakukan banyak
terhadap pusing
dengan membatasi
5. Rencanakan
penyimpangan
kemajuan
aktivitasenergy
dengan
pasienmencegah
termasuk
aktivitaskelemahan
yang pasien pandang
perlu.
Tingkatkan
tingkat
aktivitas
sesuai toleransi
dan
6. Gunakan teknik
penghematan energy
misal mandi dengan
duduk, duduk untuk
melakukan
tugastugas.
4
Berduka
Seteleh diberikan askep1. Berikan
1.Kemampuan
berhubungan
selama
x
jamlingkungan
yangkomunikasi
dengan kematiandiharapkan
pasienterbuka dimana pasienterapiutik
seperti
janin
menunjukkan
rasamerasa bebas untukaktif mendengarkan,
pergerakan kea rahdapat mendiskusikandiam,
selalu
resolusi dari rasa dukaperasaan dan masalahbersedia,
dan
dan harapan untuk masasecara realistis
pemahaman dapat
depan
memberikan pasien
2. Identifikasi rasakesempatan untuk
duka
(sepertiberbicara
secara
penyangkalan, marah,bebas
dan
tawar
menawar,berhadapan dengan
depresi,
danperasaan/ kerugian
penerimaan)
actual
3. Identifikasi dan2.Kecermatan akan
solusi
pemecahanmemberikan pilihan
masalah
untukintervensi
yang
keberadaan respon-sesuai pada waktu
respon
fisikindividu
misalnya : makan,menghadapi
rasa
tidur, tingkat aktifitas,duka dslam berbagai
dan hasrat seksual
cara yang berbeda
4. Dengarkan
3.
Mungkin
dengan
aktifdibutuhkan
pandangan pasien dantambahan bantuan
selalu sedia untukuntuk
berhadapan
membantu
jikadengan aspek-aspek
diperlukan
fisik
dari
rasa
Kolaborasi :
berduka
5. Rujuk
pada4. Proses berduka
tidak berjalan dalam
sumber-sember
lainnya
misalnya cara yang teratur,
konseling psikoterapitetapi fluktuasinya
dengan
berbagai
sesuai petunjuk.
Ansietas
Seteleh diberikan askep1. Pertahankan
1.Menjamin bahwa
berhubungan
selama
..x
jamhubungan yang seringpasien tidak akan
dengan
prosesdiharapkan
cemasdenngan
pasien.sendiri
atau
akan
pasien
berkurangBerbicara
danditelantarkan:
dilakukannya
dengan KH:
berhubungan denganmenunjukkan rasa
pembedahan
pasien
menghargai,
dan
Pasien tampak tenang
menerima
orang
2. Berikan informasitersebut, membantu
Pasien tidak gelisah
akurat dan konsistenmeningkatkan rasa
mengenai
Menunjukkan
percaya.
kemampuan
untukprognosis.hindari
2.Dapat mengurangi
menghadapi masalah argumentasi
mengenai
persepsiansietas
dan
pasien
terhadapketidakmampuan
situasi tersebut
pasien
untuk
membuat
3. Waspada
keputusan/pilhan
terhadap tanda-tandaberdasarkan realita
penolakan/depresi,mis
:menarik diri, marah,3. Pasien mungkin
ucap-ucapan
yangakan menggunakan
tidak tepat. Tentukanmekanisme bertahan
timbulnya ide bunuhdengan penolakan
diri
dan
kajidan terus berharap
potensialnya
padabahwa diagnosanya
skala 1-10
tidak
akurat.rasa
bersalah dan tekanan
4. Berikan
spiritual
mungkin
lingkungan terbukaakan
dimana pasien akanmenyebabkanpasien
Kurangnya
kerjasama
dengan
aturan tindakan.
4. Ibu
dengan
kehamilan ektopik
dapat
memahami
kesulitan
mempertahankan
setelah pengankatan
tuba atau ovarium
yang sakit.
Nyeri
akutSetelah dibserika askep1.
Tentukan
1.
Menentukan
berhubungan
selama.x jam pasienkarakteristik
dantindak
lanjut
dengan
dapat
lokasi
nyeri,intervensi
diskontinuitasjari mendemonstrasikan
perhatikan
isyarat
dapat
ngan
kulitteknik relaksasi, tanda-verbal dan nonverba. 2.Nyeri
menyebabkan
sekunder akibattanda vital dalam batas
Panatu tekanangelisah serta tekanan
laparotomi
normal, tidak meringis 2.
darah,
nadi
dandarah
meningkat,
pernafasan
nadi,
pernafasan
meningkat
3.
Kaji
stres
psikologis ibu dan3. Ansietas sebagai
respon
emosionalrespon
terhadap
terhadap kejadian
situasi
dapat
memperberat
4.
Terapkan teknikketidaknyamanan
distraksi
karena
sindrom
ketegangan
dan
5.
Ajarkan teknik
nyeri
relaksasi(napas
dalam) dan sarankan4.Mengalihkan
ntuk mengulangi bilaperhatian dari rasa
merasa nyeri
nyeri
6.
Beri dan biarkan5. Relaksasi
pasien posisi yangmengurangi
paling nyaman
ketegangan otot-otot
sehingga
Kolaborasi:
7.
pemberian
analgetik.
mengurangi
penekanan dan nyeri
6.Mengurangi
ketegangan
nyeri
area
7.Analgetik
akan
mencapai pusat rasa
nyeri
dan
menimbulkan
penghilangan nyeri
8
Risiko
infeksiSetelah
dibserikan1.
Kaji
adanya1.
Menentukan
berhubungan
askep selama.x jam,tanda-tanda infeksi tindak
lanjut
dengan
lukadiharapkan infeksi tidak
intervensi
2.
Ukur
tandaoperasi
danterjai dengan KH:
tanda
vital
2. Untuk mendeteksi
pemasangan alatDolor
(-)
secara dini gejala
alat perawatan
3.
Observasi tanda-awal
terjadinya
- Rubor (-)
tanda infeksi
infeksi
- Tumor (-)
- Kalor (-)
- Fungsiolaesa (-)
4.
Lakukan
3. Deteksi
dini
perawatan
lukaterhadap
infeksi
dengan menggunakanakan mempermudah
teknik septik dandalam penanganan
aseptik
4.Menurunkan
5.
Observasi lukaterjadinya
resiko
insisi
infeksi
dan
penyebaran
bakteri.
Kolaborasi:
6.
Berikan
antibiotik
indikasi
5. Memberikan
sesuaideteksi dini terhadap
infeksi
dan
perkembangan luka
6. Mencegah
terjadinya infeksi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang
dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri.
Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba
dan peristiwa ini disebut sebagai Kehamilan Ektopik Terganggu.
Sebagian besar kehamilan ektopik terganggu berlokasi di tuba (90%)
terutama di ampula dan isthmus. Sangat jarang terjadi di ovarium, rongga
abdomen, maupun uterus. Keadaan-keadaan yang memungkinkan terjadinya
kehamilan ektopik adalah penyakit radang panggul, pemakaian antibiotika
pada penyakit radang panggul, pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim IUD
(Intra Uterine Device), riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, infertilitas,
kontrasepsi yang memakai progestin dan tindakan aborsi.
Gejala yang muncul pada kehamilan ektopik terganggu tergantung lokasi
dari implantasi. Dengan adanya implantasi dapat meningkatkan vaskularisasi
di tempat tersebut dan berpotensial menimbulkan ruptur organ, terjadi
perdarahan masif, infertilitas, dan kematian. Hal ini dapat mengakibatkan
meningkatnya angka mortalitas dan morbiditas Ibu jika tidak mendapatkan
penanganan secara tepat dan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian obstetri dan Ginekologi FK UNPAD. 1984. Obstetri Patologi. Bandung :
FK UNPAD
Bobak dkk. 2005. Buku Ajar Keperawtan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
Doenges, M.E ( 2010). Rencana Perawatan Maternal/ Bayi Pedoman Untuk
Perencanaan & Dokumentasi Perawatan Klien. Edisi 2. Jakarta : EGC
http://www.google.com/Gambaran Kasus Kehamilan Ektopik Terganggu di
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Provinsi Riau Periode 1 Januari 2003-31
Desember 2005
http://www.medicastore.com/kehamilanektopik,kehamilanluarkandungan/page:14
Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid I. Media
Aesculapius FKUI
Prawirohardjo Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Saifudin,A.B.2002. Buku Acuan Pelyanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta:YBP-SP.
Sulistyowati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada
Salemba Medika.
Masa Kehamilan.
Jakarta: