Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk
mencapai Indonesia Sehat, yaitu suatu keadaan dimana setiap orang hidup dalam
lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mempunyai akses
terhadap pelayanan kesehatan serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya (Dinkes, 2009).
Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktivitas
hidup sehari-hari. Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan
sekumpulan perilaku yang dipraktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakatnya (DepKes, 2006).
Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya
bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa
yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat
kesehatan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas sumber daya
manusia. Hanya dengan sumber daya yang sehat akan lebih produktif dan
meningkatkan daya saing bangsa (DepKes, 2005).
Visi pembangunan kesehatan saat ini adalah Indonesia sehat 2015 untuk
mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkeadilan. Visi ini dituangkan
kedalam empat misi salah satunya adalah meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani
(Depkes RI, 2009). Misi pembangunan kesehatan tersebut diwujudkan dengan
dan
pengecap.
Pengetahuan
akan
perkembangan
fisiknya,
kesehatannya
ataupun
kelangsungan
hidupnya, oleh karena itu diperlukan sanitasi lingkungan yang merupakan suatu
usaha untuk mencapai lingkungan sehat melalui pengendalian faktor lingkungan
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti merasa penting untuk meneliti tentang
Bagaimanakah Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak
SD X di kecamatan Y
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas mahluk hidup yang dapat diamati
secara langsung maupun tidak langsung yang dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku
kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berhubungan dengan
sakit, penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan
(Notoatmodjo, 2007).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan di
masyarakat (Depkes RI, 2007).
Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapih dengan segala
aktifitasnya direncanakan dengan sengaja disusun yang disebut kurikulum. Sekolah
adalah tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar secara formal, dimana
terjadi transformasi ilmu pengetahuan dari para guru atau pengajar kepada anak
didiknya. Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya
besar sekali pada jiwa anak, maka disamping keluarga sebagai pusat pendidikan,
sekolah juga mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi
anak (Adznan, 2013).
Sasaran PHBS
Sasaran PHBS menurut Depkes RI 2008 dikembangkan dalam lima tatanan
yaitu di rumah atau tempat tinggal, di tempat kerja, di tempat-tempat umum, institusi
pendidikan, dan di sarana kesehatan. Sedangkan sasaran PHBS di institusi pendidikan
adalah seluruh warga institusi pendidikan yang terbagi dalam:
a. Sasaran primer
Yaitu sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah perilakunya
atau murid dan guru yang bermasalah (individu/kelompok dalam institusi
pendidikan yang bermasalah).
b. Sasaran sekunder
Yaitu sasaran yang mempengaruhi individu dalam
institusi pendidikan yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua
murid, kader kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas
sektor terkait.
c. Sasaran tersier
Merupakan sasaran yang diharapkan menjadi pembantu dalam mendukung
pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di
institusi pendidikan seperti, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, Diknas,
guru, tokoh masyarakat, dan orang tua murid.
2.4.
Strategi PHBS
Kebijakan Nasional Promosi kesehatan menetapkan tiga strategi dasar
Merupakan
proses
pemberian
informasi
secara
terus
menerus
dan
Manfaat PHBS
10
11
selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna. Sering timbul masalah terutama dalam
pemberian makanan yang tidak benar dan menyimpang. (Judarwanto, 2010)
Di sekolah siswa dan guru membeli atau konsumsi makanan/jajanan yang
bersih dan tertutup di warung sekolah sehat, hal ini dilakukan untuk mencegah agar
anak tidak sembarang jajan. Makanan yang sehat mengandung karbohidrat, protein,
lemak, mineral dan vitamin. Makanan yang seimbang akan menjamin tubuh menjadi
sehat. Makanan yang ada di kantin sekolah harus makanan yang bersih, tidak
mengandung bahan berbahaya, serta penggunaan air matang untuk kebutuhan minum
(Judarwanto, 2005; Adznan, 2013)
c. Menggunakan Jamban yang Bersih dan Sehat
Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang mencegah kontak antara
manusia dan tinja, membuat tinja tersebut tidak dapat dihinggapi serangga serta
binatang lainnya, mencegah bau yang tidak sedap dan konstruksi dudukannya dibuat
dengan baik, aman, dan mudah dibersihkan (STBM, 2009)
Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang memenuhi
syarat kesehatan (leher angsa dengan septictank, cemplung tertutup) dan terjaga
kebersihannya. Jamba leher angsa (angsa latrine) adalah jamban leher lubang closet
berbentuk lengkung dengan demikian akan terisi air gunanya sebagai sumbat
sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya binatang-binatang kecil. Jamban
model ini adalah model yang terbaik yang dianjurkan dalam kesehatan lingkungan.
Jamban yang sehat adalah yang tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau
kotoran, tidak dijamah oleh hewan, tidak mencemari tanah disekitarnya, mudah
dibersihkan dan aman digunakan (Hamzah, 2014)
d. Olahraga yang Teratur
Aktivitas fisik adalah salah satu wujud dari perilaku hidup sehat terkait
dengan pemeliharaan dan penigkatan kesehatan. Kegiatan olah raga disekolah
bertujuan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental anak agar tidak mudah sakit.
12
Anak-anak harus dibiasakan atif ketika di sekolah baik ketika sebelum masuk
sekolah, istirahat, maupun ketik mengikuti pelajaran di sekolah khususnya pelajaran
pendidikan jasmani. Orang tua harus sadar bahwa anak yang tidak mempunyai
tingkat kebugaran jasmani yang baik dimungkinkan akan mempengaruhi pretasi
belajar di sekolah (Adi, 2010)
Dalam rangka meningkatkan kesegaran jasmani, perlu dilakukan latihan fisik
yang benar dan teratur agar tubuh tetap sehat dan segar. Dengan melakukan olahraga
secara teratur akan dapat memberikan manfaat antara lain: meningkatkan kemampuan
jantung dan paru, memperkuat sendi dan otot, mengurangi lemak atau mengurangi
kelebihan berat badan, memperbaiki bentuk tubuh, mengurangi risiko terkena
penyakit jantung koroner, serta memperlancar peredaran darah (Adznan, 2010)
e. Memberantas Jentik Nyamuk
Kegiatan ini dilakukan dilakukan untuk memberantas penyakit yang
disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit demam berdarah. Memberantas
jentik nyamuk dilingkungan sekolah dilakukan dengan gerakan 3 M (menguras,
menutup, dan mengubur) tempat-tempat penampungan air (bak mandi, drum,
tempayan, ban bekas, tempat air minum, dan lain-lain) minimal seminggu sekali.
Hasil yang didapat dari pemberantasan jentik nyamuk ini kemudian di sosialisasikan
kepada seluruh warga sekolah (Merdawati, 2010).
f. Tidak Merokok di Sekolah
Kebiasaan merokok sudah menjadi budaya pada bangsa Indonesia. Remaja,
dewasa, bahkan anak-anak sudah tidak asing lagi dengan benda mematikan tersebut.
Perilaku merokok yang dilakukan oleh remaja sering kita lihat di berbagai tempat,
misalnya di warung dekat sekolah, perjalanan menuju sekolah, halte bus, kendaraan
pribadi, angkutan umum, bahkan di lingkungan rumah. Riset WHO memperkirakan
bahwa orang yang mulai merokok pada usia remaja (70% perokok pada usia dini) dan
13
terus menerus merokok sampai 2 dekade atau lebih, akan meninggal 20-25 tahun
lebih awal dari orang yang tidak pernah menyentuh rokok (Fahrosi, 2013).
Indikator PHBS adalah siswa dan guru tidak ada yang merokok di lingkungan
sekolah. Timbulnya kebiasaan merokok diawali dari melihat orang sekitarnya
merokok. Di sekolah siswa dapat melakukan hal ini mencontoh dari teman, guru,
maupun masyarakat sekitar sekolah. Banyak anak-anak menganggap bahwa dengan
merokok akan menjadi lebih dewasa. Merokok di lingkungan sekolah sangat tidak
dianjurkan karena rokok mengandung banyak zat berbahaya yang dapat
membahayakan kesehatan anak sekolah (Adznan, 2013).
g. Menimbang Berat badan dan mengukur tinggi badan
Siswa menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
Kegiatan penimbangan berat badan di sekolah untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan anak serta status gizi anak sekolah. Hal ini dilakukan untuk deteksi
dini gizi buruk maupun gizi lebih pada anak usia sekolah (Adznan, 2013)
h) Membuang sampah pada tempatnya
Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi
atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan
sendirinya. Mendidik anak untuk selalu membuang sampah pada tempatnya akan
dapat menekan angka penyakit yang dapat muncul di lingkungan sekolah (Silalahi,
2010).
Jenis Sampah
Sampah dibedakan menjadi:
1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya.
a. Sampah anorganik misalnya : logam-logam, pecahan gelas, dan plastik
b. Sampah Organik misalnya : sisa makanan, sisa pembungkus dan sebagainya
2. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar
14
15
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPRASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
kerangka konsep dalam penelitian Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada
Siswa SD X Desa Y Kecamatan Z tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut:
kantin sekolah.
Menggunakan jamban yang bersih
dan sehat.
Olahraga yang teratur dan terukur.
Memberantas jentik nyamuk.
Tidak merokok disekolah.
Menimbang berat badan dan
mengukur tinggi badan setiap
bulan.
Membuang sampah pada
tempatnya
16
3.2
Definisi Oprasional
Sesuai dengan masalah, tujuan, dan model penelitian, maka yang menjadi
: Kuesioner
3. Cara Ukur
: Wawancara
17
: Wawancara
ALAT
UKUR
Kuesioner
CARA
HASIL
SKALA
UKUR
Wawancara
UKUR
Baik (>50%)
UKUR
Ordinal
Bersih
dan Sehat
Perilaku Hidup
Kurang
Kuesioner
Wawancara
(<50%)
Baik (>50%)
Bersih dan
Kurang
Sehat
(<50%)
Ordinal
18
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
19
= presisi = 0,1
20
21
a. Baik, apabila skor yang diperoleh responden lebih besar dari 50% dari skor
maksimum, yaitu 21-40
b. Kurang, apabila skor yang diperoleh responden lebih kecil dari 50% dari skor
maksimum, yaitu 0-20
4.5 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. dimana data
tersebut didapat langsung dari responden. Pengumpulan data akan dilakukan dengan metode
wawancara dengan menggunakan instrumen kuisioner.