You are on page 1of 33

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. M


DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA
MENDERITA REUMATHOID ATHRITIS
DI DUSUN BILE DESA LANDO
KECAMATAN TERARA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TGL 9 S/D 12 JUNI 2015

Di Susun Oleh:
BUDI SANTOSO
NIM. 032001D12108

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT


DINAS KESEHATAN
AKADEMI PERAWAT KESEHATAN
2014/2015

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan Akademi Perawat Kesehatan Provinsi Nusa


Tenggara Barat dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga di Dusun Bile Desa
Lando Kecamatan Terara Kabupaten Lombok Timur, telah diperiksa dan disetujui
oleh:

Hari

Tanggal

Pembimbing Akademik :
1. R. Yudi Utomo, S.Kep., Ns., MM.

( . )

2. Marully Taufandas, S.Kep., Ns.

( . )

3. Bq. Novita Wardani, S.Kep., Ns.

( . )

Mengetahui
Kepala Akademi Perawat Kesehatan Provinsi NTB

Drs. RUSMAWARDI, SH., MH


NIP. 19600606 1981013 091

KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Allah Tuhan Seru Sekalian Alam yang dengan Ridho,
Petunjuk serta Hidayah dan Inayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Asuhan
Keperawatan Keluarga Tn M Dengan Salah Satu Anggota Keluarga Menderita
Rhematoid Atritis Di Dusun Bile Desa Lando Kecamatan Terara sesuai waktu yang
telah dilakukan.
Laporan ini disusun sebagai pendokumentasian hasil Praktik Kerja Lapangan
(PKL) mahasiswa Akademi Perawat Kesehatan Provinsi NTB Tahun Akademik
2014/2015.
Penyelesaian laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, karenanya
melalui kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala Akademi Perawat Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Drs.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

RUSMAWARDI, SH., MH.


Kepala Wilayah Kecamatan Terara.
Kepala Puskesmas Terara.
Kepala Desa Lando.
Kepala Lingkungan/Dusun Bile.
Bapak/Ibu Pembimbing.
Segenap Masyarakat.
Teman Sejawat.
Yang telah membantu terlaksananya kegiatan Asuhan Keperawatan Keluarga

ini.
Saya menyadari laporan Asuhan Keperawatan Keluarga ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik sangat saya harapkan demi kesempurnaan
laporan ini, dan harapan kami laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Hormat kami

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................


LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................
B. Tujuan Penulisan ...........................................................................................
a. Tujuan Umum ..........................................................................................
b. Tujuan Khusus .........................................................................................
C. Tempat dan Waktu .........................................................................................
D. Metode Pengumpulan Data ...........................................................................
E. Sistematika Penulisan ....................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Keluarga .................................................................................
a. Pengertian ......................................................................................................
b. Ciri-Ciri Keluarga ..........................................................................................
c. Type Keluarga ...............................................................................................
d. Fungsi Keluarga .............................................................................................
e. Tugas Keluarga ..............................................................................................
f. Tahap Keluarga di Indonesia .........................................................................
g. Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan .....................................................

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga ........................................................

a. Pengkajian .....................................................................................................
b. Diagnosa Keperawatan...................................................................................
c. Rencana Keperawatan ...................................................................................
d. Tindakan Keperawatan ..................................................................................
C. Konsep Penyakit Reumatoid Atritis ..............................................................
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pengertian .................................................................................................
Penyebab ...................................................................................................
Epidemiologi ............................................................................................
Manifestasi Klinik ....................................................................................
Diagnostik .................................................................................................
Penatalaksanaan/Perawatan ......................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS


A.
B.
C.
D.

Pengkajian .....................................................................................................
Diagnosa Keperawatan ..................................................................................
Perencanaan Keperawatan .............................................................................
Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan ........................................................

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keperawatan komunitas merupakan spesialisasi ilmu kesehatan beserta


praktiknya yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggitingginya baik fisik, mental ataupun sosial dengan usaha preventif dan kuratif
terhadap penyakit, gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja serta faktor-faktor umum ( Nasrul Effendi ).
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah
setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat
diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan
yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah

kesehatan

keluarga

dengan

menggunakan

pendekatan

proses

keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh


keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga,
tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan perlu paham
setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama
lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan
sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota
keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses terapeutik
pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga. Para anggota
sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau
jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga
tersebut sebagai rumah tangga mereka.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat memahami konsep dasar dan melaksanakan Asuhan


Keperawatan pada salah satu anggota keluarga yang menderita reumatoid atritis
di Dusun Bile Desa Lando Kecamatan Terara.
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan konsep keluarga, asuhan keperawatan keluarga dan konsep
dasar penyakit Reumatoid Atritis mulai dari pengertian, penyebab,
manifestasi klinik, komplikasi dan penatalaksanaan.
2. Melakukan pengkajian keperawatan pada anggota keluarga dengan
diagnosa medis Reumatoid Atritis.
3. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada anggota keluarga
dengan diagnosa medis Reumatoid Atritis.
4. Menyusun rencana keperawatan pada anggota keluarga dengan diagnosa
medis Reumatoid Atritis.
5. Melaksanakan tindakan keperawatan pada anggota keluarga dengan
diagnosa medis Reumatoid Atritis.
6. Melakukan evaluasi keperawatan pada anggota keluarga dengan diagnosa
medis Reumatoid Atritis.
7. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada anggota keluarga dengan
diagnosa medis Reumatoid Atritis.

C. Tempat dan Waktu


Dusun Bile RT 04 pada hari Selasa 9 juni 2015.
D. Sistematika Penulisan
BAB I terdiri dari : Latar belakang, tujuan, tempat dan waktu, sistematika
penulisan.
BAB II: Konsep dasar keluarga terdiri dari pengertian, ciri-ciri keluarga, type
keluarga, fungsi keluarga, tugas keluarga, tahap keluarga di Indonesia, alasan
keluarga sebagai unit pelayanan. Konsep asuhan keperawatan keluarga terdiri dari

pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, tindakan keperawatan,


evaluasi. Konsep Reumatoid Atritis terdiri dari pengertian, penyebab, epidemiologi,
manifestasi klinis, diagnostik, penatalaksanaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keluarga


a. Pengertian
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998).
Keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang
laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa
anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah
tangga (Sayekti, 1994).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy, 1998).
b. Ciri-ciri keluarga
Ciri-Ciri keluarga indonesia :
1. Suami sebagai pengambil keputusan.
2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh.
3. Berbentuk monogram.
4. Bertanggung jawab.
5. Pengambil keputusan.
6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.
7. Ikatan kekeluargaan sangat erat.
8. Mempunyai semangat gotong-royong.
c. Type keluarga
1. Keluarga inti (nuclear family).
2. Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dananak yang diperoleh dari
keturunannya, adopsi atau keduanya.
3. Keluarga besar (extended family).
4. Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek-nenek, paman bibi).
5. Keluarga bentukan kembali (dyadic family).
6. Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yng bercerai atau
kehilangan pasangannya.
7. Orang tua tunggal (single parent family).
8. Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat
perceraian atau ditinggal pasangannya.
9. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
10. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah (the single adult living alone).

11. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital
heterosexsual cobabiting family).
12. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama
(gay and lesbian family).
13. Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena
masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu
kominiti dengan adat istiadat yang sangat kuat (Depkes RI. 2002).

d. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota
keluarga yang sakit TBC akan mempercepat proses penyembuhan. Karena
adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit.
2. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.
Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan
akan mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap
memperhatikan kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat
mengurangi stress bagi penderita.
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi

secara universal, diantaranya: seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan


seks pada anak sangat penting.
4. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti
kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah). Dan
tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5. Fungsi Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan


Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan
menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
e. Tugas keluarga
Dikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas
keluarga di bidang kesehatan yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan
karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana
keluarga habis.Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah
kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda
dan gejala, perawatan dan pencegahan TBC.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari


pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,dengan
pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan menentukan tindakan.keluarga.Tindakan kesehatan yang
dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi

bahkan

teratasi.Ketidaksanggupan

keluarga

mengambil

keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,disebabkan karena


keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah
serta tidak merasakan menonjolnya masalah.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi
keluarga memiliki keterbatasan.Ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara
perawatan pada penyakitnya.Jika demikian ,anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatanperlu memperoleh tindakan lanjutan atau
perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan
keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumbersumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak
memenuhi syarat.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga

Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan


kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh
pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.
f. Tahap keluarga di indonesia
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik,
namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit
Friedman,199) :

1.

Pasangan baru (keluarga baru)


Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing:
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.

2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.


3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30
bulan:
1) Persiapan menjadi orang tua.
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot).
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
1) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.

3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,


termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan
rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat

remaja

sudah

bertambah

dewasa

dan

meningkat

otonominya.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)


Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini

tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal:
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah
satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal
damapi keduanya meninggal:

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.


2) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
g. Alasan keluarga sebagai unit pelayanan
Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :
1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
kelompoknya.
3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan
apabila salah satu angota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.
4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu
(pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam
memelihara kesehatan para anggotanya.
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai
upaya kesehatan masyarakat.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


a. Pengkajian
1. Pengertian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara
lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis
sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis,
psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap
pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
Terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti
dari masyarakat itu sendiri (community core) sebagai berikut:
1) Community core (data inti)
Aspek yang dikaji:
a) Historis dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas.
b) Demografi: umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status
perkawinan.
c) Vital statistik: angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan.
d) Sistem nilai/norma/kepercayaan dan agama.
2) Phisical environment pada komunitas
Sebagaimana

mengkaji

fisik

pada

individu.

Pengkajian

lingkungan dilakukan dengan metode winshield survey atau survey


dengan mengelilingi wilayah komunitas
3) Pelayanan kesehatan dan social
Pelayanan kesehatan :

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

Hospital.
Praktik swasta.
Puskesmas.
Rumah perawatan.
Pelayanan kesehatan khusus.
Perawatan di rumah.
Counseling support services.
Pelayanan khusus (social worker).

Dari tempat pelayanan tersebut aspek yg didata:


a) Pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja).
b) Sumber daya (tenaga, tempat, dana & perencanaan).
c) Karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, sarana
transportasi).
d) statistik, jumlah pengunjung perhari/minggu/bulan
e) Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian
pelayanan.
4) Ekonomi
Aspek/komponen yang perlu dikaji:
a) Karakteristik pendapatan keluarga/RT
misalnya, rata-rata pendapatan keluarga/rumah tangga,
jumlah pendapatan kelas bawah, jumlah keluarga mendapat bantuan
sosial, persentase keluarga dengan kepala keluarga wanita, jumlah
rata-rata pendapatan perorangan.
b) Karakteristik pekerjaan
Seperti, status ketergantungan, jumlah populasi secara umum
(umur > 18 th), persentase yang menganggur, persentase yang
bekerja, persentase yang menganggur terselubung, jumlah kelompok
khusus, jumlah dan persentase kategori yang bekerja.

5) Keamanan transportasi
a) Keamanan (Protection service, kwalitas udara dan air bersih).
b) Transportasi (milik pribadi/umum).
6) Politik & Government
a) Jenjang pemerintahan
b) Kebijakan DepKes
7) Komunikasi
a) Formal
b) In formal
8) Pendidikan
a) Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa).
b) Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar
komunitas.
2. Kerangka pengkajian profile masyarakat (modifikasi)
Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori
sebelumnya tentang pengkajian komunitas:

1) Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan
spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang
berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga
pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah
kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah,
terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara

atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak,


2005).
b) Pengamatan
Pengamatan

dalam

keperawatan

komunitas

dilakukan

meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka


menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses
keperawatan (Mubarak, 2005).

c) Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan
keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga,
maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu
menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi,
Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).
2) Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data
dengan cara sebagai berikut :
a) Klasifikasi data atau kategori data
b) Penghitungan prosentase cakupan
c) Tabulasi data
d) Interpretasi data
3) Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki

sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang


dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan (Mubarak, 2005).
4) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan

yang

dihadapi

oleh

masyarakat,

sekaligus

dapat

dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian


masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh
karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
5) Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah (Mubarak, 2005):
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Perhatian masyarakat
Prevalensi kejadian
Berat ringannya masalah
Kemungkinan masalah untuk diatasi
Tersedianya sumberdaya masyarakat
Aspek politis
Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut

format Mueke (1988) mempunyai kriteria penapisan, antara lain:


a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)

Sesuai dengan peran perawat komunitas


Jumlah yang beresiko
Besarnya resiko
Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
Minat masyarakat
Kemungkinan untuk diatasi
Sesuai dengan program pemerintah
Sumber daya tempat
Sumber daya waktu
Sumber daya dana

k) Sumber daya peralatan


l) Sumber daya manusia
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah
yang mungkin timbul kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu
pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan
yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis
keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa
keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat
baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (Mubarak, 2009).
c. Rencana keperawatan
Perencanaan

keperawatan

adalah

penyusunan

rencana

tindakan

keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan


diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah
ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan
tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil
untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009).
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat
antara lain sebagai berikut:
1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan

3. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui


kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang
sangat dirasakan masyarakat
6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7. Tindakan harus bersifat realistis
8. Disusun secara berurutan
d. Tindakan keperawatan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan
yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat
kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya.
Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat
(Mubarak, 2009). Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau
implementasi pada keperawatan komunitas adalah:
1. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak,
2009)
2. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).

3. Rasional
Perawat

kesehatan

masyarakat

dalam

melakukan

asuhan

keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi


tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2009).
4. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan
dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten
(Mubarak, 2009).
5. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan

yang

diberikan

akan

tercapai.

Dalam

melaksanakan

implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas


dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community (model
for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
e. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara
proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan
tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian
masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau
dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan dalam
penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998:

1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang


telah ditetapkan.
2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan.
3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
4. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa
evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap.

C. Konsep Penyakit Reumatoid Atritis


a. Pengertian

Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat


sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat
sendi secara simetris (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal.
165).
b. Penyebab

Penyebab utama penyakit Reumatik masih belum diketahui secara pasti.


Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab Artritis Reumatoid,
yaitu:
1. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.
2. Endokrin
3. Autoimmun

4. Metabolik
5. Faktor genetik serta pemicu lingkungan
Pada saat ini Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun
dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi
mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau grup
difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi
penderita.
c. Epidemiologi

Penyakit Artritis Rematoid merupakan suatu penyakit yang telah lama


dikenal dan tersebar diseluruh dunia serta melibatkan semua ras dan kelompok
etnik. Artritis rheumatoid sering dijumpai pada wanita, dengan perbandingan
wanita denga pria sebesar 3: 1. kecenderungan wanita untuk menderita Artritis
rheumatoid dan sering dijumpai remisi pada wanita yang sedang hamil, hal ini
menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah
satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini.
d. Manifestasi klinik

Ada beberapa gambaran / manifestasi klinik yang lazim ditemukan pada


penderita Reumatik. Gambaran klinik ini tidak harus muncul sekaligus pada saat
yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinik yang sangat
bervariasi.
1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat
badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian
hebatnya.

2. Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama
pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak
melibatkan sendi-sendi antara jari-jari tangan dan kaki. Hampir semua
sendi diartrodial (sendi yang dapat digerakan dengan bebas) dapat
terserang.
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum
tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan
kekakuan sendi pada osteoartritis (peradangan tulang dan sendi), yang
biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selama kurang
dari 1 jam.
4. Artritis erosif merupakan merupakan ciri khas penyakit ini pada
gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan
pengikisan ditepi tulang .
5. Deformitas : kerusakan dari struktur

penunjang

sendi

dengan

perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, pergeseran sendi


pada tulang telapak tangan dan jari, deformitas boutonniere dan leher
angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada
penderita. Pada kaki terdapat tonjolan kaput metatarsal yang timbul
sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga dapat
terserang dan mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama
dalam melakukan gerakan ekstensi.
6. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada
sekitar sepertiga orang dewasa penderita rematik. Lokasi yang paling

sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di
sepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walaupun demikian
tonjolan) ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya
nodula-nodula ini biasanya merupakan petunjuk suatu penyakit yang
aktif dan lebih berat.
7. Manifestasi ekstra-artikular

(diluar sendi): reumatik juga dapat

menyerang organ-organ lain diluar sendi. Seperti mata,

sistem

cardiovaskuler dapat menyerupai perikarditis konstriktif yang berat, lesi


inflamatif yang menyerupai nodul rheumatoid dapat dijumpai pada
myocardium dan katup jantung, lesi ini dapat menyebabkan disfungsi
katup, fenomena embolissasi, gangguan konduksi dan kardiomiopati.
e. Diagnostik

Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang


simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta
menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul
subkutan

atau

gambaran

erosi

peri-artikuler

pada

foto

rontgen.

Kriteria Artritis rematoid menurut American reumatism Association (ARA)


adalah:
1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari (Morning Stiffness).
2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada
satu sendi.

3. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan )


pada salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6
minggu.
4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.
5. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.
6. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor.
7. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid
8. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid
9. Pengendapan cairan musin yang jelek
10. Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia
11. gambaran histologik yang khas pada nodul.
Berdasarkan kriteria ini maka disebut :
1.

Klasik: bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya


selama 6 minggu

2.

Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya


selama 6 minggu.

3.

Kemungkinan rheumatoid: bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung


sekurang-kurangnya selama 4 minggu.

f.

Penatalaksanaan/ Perawatan

Oleh karena kausa pasti arthritis Reumatoid tidak diketahui maka tidak
ada pengobatan kausatif yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Hal ini harus
benar-benar dijelaskan kepada penderita sehingga tahu bahwa pengobatan yang
diberikan bertujuan mengurangi keluhan/ gejala memperlambat progresifvtas
penyakit.

Tujuan utama dari program penatalaksanaan / perawatan adalah

sebagai berikut :
1. Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan
2. Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari
penderita
3. Untuk mencegah dan atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada
sendi
4. Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung pada orang
lain.
Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas, yaitu :
1. Pendidikan
Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah
memberikan pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada penderita,
keluarganya dan siapa saja yang berhubungan dengan penderita. Pendidikan
yang diberikan meliputi pengertian, patofisiologi (perjalanan penyakit),
penyebab dan perkiraan perjalanan (prognosis) penyakit ini, semua
komponen program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang kompleks,

sumber-sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini dan metode efektif


tentang penatalaksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan. Proses
pendidikan ini harus dilakukan secara terus-menerus.
2. Istirahat
Merupakan hal penting karena reumatik biasanya disertai rasa lelah
yang hebat. Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul setiap hari, tetapi
ada masa dimana penderita merasa lebih baik atau lebih berat. Penderita
harus membagi waktu seharinya menjadi beberapa kali waktu beraktivitas
yang diikuti oleh masa istirahat.
3.

Latihan Fisik dan Termoterapi


Latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi

sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang
sakit, sedikitnya dua kali sehari. Obat untuk menghilangkan nyeri perlu
diberikan sebelum memulai latihan. Kompres panas pada sendi yang sakit
dan bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri. Mandi parafin dengan suhu
yang bisa diatur serta mandi dengan suhu panas dan dingin dapat dilakukan
di rumah. Latihan dan termoterapi ini paling baik diatur oleh pekerja
kesehatan yang sudah mendapatkan latihan khusus, seperti ahli terapi fisik
atau terapi kerja. Latihan yang berlebihan dapat merusak struktur penunjang
sendi yang memang sudah lemah oleh adanya penyakit.
4. Diet/Gizi
Penderita Reumatik tidak memerlukan diet khusus. Ada sejumlah
cara pemberian diet dengan variasi yang bermacam-macam, tetapi

kesemuanya

belum

terbukti

kebenarannya.

Prinsip

umum

untuk

memperoleh diet seimbang adalah penting.


5. Obat-obatan
Pemberian obat adalah bagian yang penting dari seluruh program
penatalaksanaan penyakit reumatik. Obat-obatan yang dipakai untuk
mengurangi nyeri, meredakan peradangan dan untuk mencoba mengubah
perjalanan penyakit.

You might also like