Professional Documents
Culture Documents
Di Susun Oleh:
BUDI SANTOSO
NIM. 032001D12108
LEMBAR PENGESAHAN
Hari
Tanggal
Pembimbing Akademik :
1. R. Yudi Utomo, S.Kep., Ns., MM.
( . )
( . )
( . )
Mengetahui
Kepala Akademi Perawat Kesehatan Provinsi NTB
KATA PENGANTAR
Segala Puji Bagi Allah Tuhan Seru Sekalian Alam yang dengan Ridho,
Petunjuk serta Hidayah dan Inayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Asuhan
Keperawatan Keluarga Tn M Dengan Salah Satu Anggota Keluarga Menderita
Rhematoid Atritis Di Dusun Bile Desa Lando Kecamatan Terara sesuai waktu yang
telah dilakukan.
Laporan ini disusun sebagai pendokumentasian hasil Praktik Kerja Lapangan
(PKL) mahasiswa Akademi Perawat Kesehatan Provinsi NTB Tahun Akademik
2014/2015.
Penyelesaian laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, karenanya
melalui kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala Akademi Perawat Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Drs.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ini.
Saya menyadari laporan Asuhan Keperawatan Keluarga ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik sangat saya harapkan demi kesempurnaan
laporan ini, dan harapan kami laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Hormat kami
Penulis
DAFTAR ISI
a. Pengkajian .....................................................................................................
b. Diagnosa Keperawatan...................................................................................
c. Rencana Keperawatan ...................................................................................
d. Tindakan Keperawatan ..................................................................................
C. Konsep Penyakit Reumatoid Atritis ..............................................................
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Pengertian .................................................................................................
Penyebab ...................................................................................................
Epidemiologi ............................................................................................
Manifestasi Klinik ....................................................................................
Diagnostik .................................................................................................
Penatalaksanaan/Perawatan ......................................................................
Pengkajian .....................................................................................................
Diagnosa Keperawatan ..................................................................................
Perencanaan Keperawatan .............................................................................
Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan ........................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan
keluarga
dengan
menggunakan
pendekatan
proses
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy, 1998).
b. Ciri-ciri keluarga
Ciri-Ciri keluarga indonesia :
1. Suami sebagai pengambil keputusan.
2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh.
3. Berbentuk monogram.
4. Bertanggung jawab.
5. Pengambil keputusan.
6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.
7. Ikatan kekeluargaan sangat erat.
8. Mempunyai semangat gotong-royong.
c. Type keluarga
1. Keluarga inti (nuclear family).
2. Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dananak yang diperoleh dari
keturunannya, adopsi atau keduanya.
3. Keluarga besar (extended family).
4. Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek-nenek, paman bibi).
5. Keluarga bentukan kembali (dyadic family).
6. Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yng bercerai atau
kehilangan pasangannya.
7. Orang tua tunggal (single parent family).
8. Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat
perceraian atau ditinggal pasangannya.
9. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
10. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah (the single adult living alone).
11. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital
heterosexsual cobabiting family).
12. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama
(gay and lesbian family).
13. Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena
masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu
kominiti dengan adat istiadat yang sangat kuat (Depkes RI. 2002).
d. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota
keluarga yang sakit TBC akan mempercepat proses penyembuhan. Karena
adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit.
2. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.
Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan
akan mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap
memperhatikan kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat
mengurangi stress bagi penderita.
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi
bahkan
teratasi.Ketidaksanggupan
keluarga
mengambil
1.
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot).
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
1) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
remaja
sudah
bertambah
dewasa
dan
meningkat
otonominya.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal:
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah
satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal
damapi keduanya meninggal:
mengkaji
fisik
pada
individu.
Pengkajian
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Hospital.
Praktik swasta.
Puskesmas.
Rumah perawatan.
Pelayanan kesehatan khusus.
Perawatan di rumah.
Counseling support services.
Pelayanan khusus (social worker).
5) Keamanan transportasi
a) Keamanan (Protection service, kwalitas udara dan air bersih).
b) Transportasi (milik pribadi/umum).
6) Politik & Government
a) Jenjang pemerintahan
b) Kebijakan DepKes
7) Komunikasi
a) Formal
b) In formal
8) Pendidikan
a) Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa).
b) Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar
komunitas.
2. Kerangka pengkajian profile masyarakat (modifikasi)
Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori
sebelumnya tentang pengkajian komunitas:
1) Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan
spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang
berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga
pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah
kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah,
terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara
dalam
keperawatan
komunitas
dilakukan
c) Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan
keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga,
maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu
menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi,
Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).
2) Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data
dengan cara sebagai berikut :
a) Klasifikasi data atau kategori data
b) Penghitungan prosentase cakupan
c) Tabulasi data
d) Interpretasi data
3) Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
yang
dihadapi
oleh
masyarakat,
sekaligus
dapat
Perhatian masyarakat
Prevalensi kejadian
Berat ringannya masalah
Kemungkinan masalah untuk diatasi
Tersedianya sumberdaya masyarakat
Aspek politis
Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut
keperawatan
adalah
penyusunan
rencana
tindakan
3. Rasional
Perawat
kesehatan
masyarakat
dalam
melakukan
asuhan
yang
diberikan
akan
tercapai.
Dalam
melaksanakan
4. Metabolik
5. Faktor genetik serta pemicu lingkungan
Pada saat ini Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun
dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi
mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau grup
difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi
penderita.
c. Epidemiologi
2. Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama
pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak
melibatkan sendi-sendi antara jari-jari tangan dan kaki. Hampir semua
sendi diartrodial (sendi yang dapat digerakan dengan bebas) dapat
terserang.
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum
tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan
kekakuan sendi pada osteoartritis (peradangan tulang dan sendi), yang
biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selama kurang
dari 1 jam.
4. Artritis erosif merupakan merupakan ciri khas penyakit ini pada
gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan
pengikisan ditepi tulang .
5. Deformitas : kerusakan dari struktur
penunjang
sendi
dengan
sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di
sepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walaupun demikian
tonjolan) ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya
nodula-nodula ini biasanya merupakan petunjuk suatu penyakit yang
aktif dan lebih berat.
7. Manifestasi ekstra-artikular
sistem
atau
gambaran
erosi
peri-artikuler
pada
foto
rontgen.
2.
3.
f.
Penatalaksanaan/ Perawatan
Oleh karena kausa pasti arthritis Reumatoid tidak diketahui maka tidak
ada pengobatan kausatif yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Hal ini harus
benar-benar dijelaskan kepada penderita sehingga tahu bahwa pengobatan yang
diberikan bertujuan mengurangi keluhan/ gejala memperlambat progresifvtas
penyakit.
sebagai berikut :
1. Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan
2. Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari
penderita
3. Untuk mencegah dan atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada
sendi
4. Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung pada orang
lain.
Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas, yaitu :
1. Pendidikan
Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah
memberikan pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada penderita,
keluarganya dan siapa saja yang berhubungan dengan penderita. Pendidikan
yang diberikan meliputi pengertian, patofisiologi (perjalanan penyakit),
penyebab dan perkiraan perjalanan (prognosis) penyakit ini, semua
komponen program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang kompleks,
sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang
sakit, sedikitnya dua kali sehari. Obat untuk menghilangkan nyeri perlu
diberikan sebelum memulai latihan. Kompres panas pada sendi yang sakit
dan bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri. Mandi parafin dengan suhu
yang bisa diatur serta mandi dengan suhu panas dan dingin dapat dilakukan
di rumah. Latihan dan termoterapi ini paling baik diatur oleh pekerja
kesehatan yang sudah mendapatkan latihan khusus, seperti ahli terapi fisik
atau terapi kerja. Latihan yang berlebihan dapat merusak struktur penunjang
sendi yang memang sudah lemah oleh adanya penyakit.
4. Diet/Gizi
Penderita Reumatik tidak memerlukan diet khusus. Ada sejumlah
cara pemberian diet dengan variasi yang bermacam-macam, tetapi
kesemuanya
belum
terbukti
kebenarannya.
Prinsip
umum
untuk