Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
dr. Aldila Pratiwi
Pendamping:
dr. H. Moch. Husnan
PUSKESMAS RAMBIPUJI
DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas Dokter Internsip Indonesia 2015
Penyusun :
dr. Aldila Pratiwi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN .. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3
DAFTAR TABEL..................................................................................................................... 5
DAFTAR GAMBAR . 6
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................7
1.1.
Latar Belakang......................................................................................................7
1.2.
Rumusan Masalah................................................................................................9
1.3.
Tujuan Penelitian..................................................................................................9
1.4.
Manfaat Penelitian................................................................................................9
2.2.
Komposisi ASI.....................................................................................................11
2.3.
Produksi ASI.......................................................................................................13
2.3.1
2.3.2
2.4.
2.5.
Manajemen Laktasi.............................................................................................20
2.6
2.7.
2.8.
2.9.
2.10.
2.11.
3.1.1.
3.1.2.
3.1.3.
3.1.4.
3.1.5.
3.2.
3.2.1.
3.2.2.
Metode Intervensi...............................................................................................29
3.2.3.
Petugas Penyuluhan...........................................................................................29
3.2.4.
3.2.5.
Sasaran Penyuluhan...........................................................................................29
4.1.1.
Data Demografik.................................................................................................30
4.1.2
4.1.3.
4.1.4.
Profil Posyandu...................................................................................................31
BAB 5 DISKUSI.................................................................................................................... 34
5.1.
5.2.
Intervensi............................................................................................................ 36
Kesimpulan......................................................................................................... 38
6.2.
Saran.................................................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 39
LAMPIRAN........................................................................................................................... 40
Soal Pretest-Posttest........................................................................................................40
Foto Kegiatan................................................................................................................... 41
Materi Penyuluhan. 42
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi Kolostrum, ASI dan Susu Sapi untuk Setiap 100 ml
12
32
33
Tabel 5.1 Masalah pada Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Tahun 2014
35
35
36
36
37
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
PENDAHULUAN
ASI termasik ASI EKSKLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah dicanangkannya
Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-ASI) oleh Bapak Presiden
pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang bertemakan "Dengan ASI, kaum ibu
mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonesia". Dalam pidatonya presiden menyatakan
juga bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia enam bulan.
Pemberian ASI tanpa pemberian makanan lain ini disebut dengan menyusui secara ekslusif.
Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian pemberian ASI di
teruskan sampai anak berusia dua tahun.
ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi.
Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap. Diperkirakan 80% dari
jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup
untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan selama enam bulan pertama.
Bahkan ibu yang gizinya kurang baik pun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan
tambahan selama tiga bulan pertama.
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhirakhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu menyusui melupakan manfaat menyusui.
Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya
sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu formula. Kalau hal yang demikian terus
berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya pelestarian dari
peningkatan penggunaan ASI.
Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003,
didapati data jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan hanya
mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan
bertambahnya usia bayi yakni, 46% pada bayi usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 4-5
bulan. Fakta yang memprihatinkan lagi bahwa 13% bayi di bawah dua bulan telah diberi susu
formula dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberi makanan tambahan.
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI
secara eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam
menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk
disebut modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tidak kalah pentingnya adalah
anggapan bahwa semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI.
Berdasarkan Data laporan tahunan Puskesmas Rambipuji tahun 2014, didapatkan
angka pencapaian pemberian ASI eksklusif masih sekitar 59% dimana masih jauh dari target
nasional yaitu 80%. Salah satu desa di wilayah kerja Puskesmas Rambipuji yaitu Desa Pecoro,
masih jauh dari target pencapaian Puskemas dengan presentase 26% pada tahun 2014 dimana
sasaran ASI eksklusif sejumlah 106 orang dan hanya 28 orang yang memberikan ASI eksklusif.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap pemberian ASI eksklusif dengan judul Penyuluhan ASI Eksklusif Ibu Hamil sebagai
Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Pecoro Kecamatan Rambipuji, Jember.
Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan para ibu hamil di Desa Pecoro mengenai pemberian ASI
eksklusif.
b. Menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian pada bayi dan balita.
informasi
tambahan
untuk
instansi
kesehatan
akan
pentingnya
pengetahuan para ibu tentang ASI eksklusif terkait sikap terhadap pemberian ASI.
1.4.2
Manfaat Akademik
1) Sebagai acuan bagi dokter internship yang akan melakukan penelitian selanjutnya.
1.4.3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
10
2.1
Komposisi ASI
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang matur, karena colostrum lebih
banyak mengandung imunoglobin A (IgA), laktoferin dan sel-sel darah putih, yang sangat
penting untuk pertahanan tubuh bayi terhadap serangan penyakit (Infeksi), lebih sedikit
mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak, mengandung vitamin dan lebih banyak
mengandung mineral-mineral natrium (Na) dan seng (Zn).
Berdasarkan sumber dari food and Nutrition Boart, National Research Council
Washington tahun 1980 diperoleh perkiraan komposisi Kolostrum ASI dan susu sapi untuk
setiap 100 ml seperti tertera pada tabel 2.1.
Perbandingan komposisi kolostrum, ASI dan susu sapi dapat dilihat pada tabel 2.1.
Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak protein daripada ASI. Sebagian
besar dari protein tersebut adalah kasein, dan sisanya berupa protein whey yang larut.
Kandungan kasein yang tinggi akan membentuk gumpalan yang relatif keras dalam lambung
bayi. Bila bayi diberi susu sapi, sedangkan ASI walaupun mengandung lebih sedikit total
protein, namun bagian protein wheynya lebih banyak, sehingga akan membetuk gumpalan
yang lunak dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh usus bayi.
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak, yang lebih
mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan lemak susu sapi, sebab ASI
mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak (lipase). Kandungan total lemak sangat
bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya, dari satu fase laktasi air susu yang pertama kali keluar
hanya mengandung sekitar 1 2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini akan
membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut
Hand milk, mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan
11
memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting diperhatikan
agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.
Tabel 2.1 Komposisi Kolostrum, ASI dan Susu Sapi untuk Setiap 100 ml
Zat-zat Gizi
Energi (K Cal)
Kolostrum
58
ASI
70
Susu Sapi
65
Protein (g)
2,3
0,9
3,4
- Kasein/whey
140
1 : 1,5
1 : 1,2
- Kasein (mg)
218
187
330
161
- Laktoferin (mg)
364
167
- Ig A (mg)
5,3
142
Laktosa (g)
2,9
7,3
4,8
Lemak (g)
151
4,2
3,9
- Vit A (mg)
1,9
75
41
- Vit B1 (mg)
30
14
43
- Vit B2 (mg)
75
40
145
160
82
- Vit B6 (mg)
183
12-15
64
- Asam pantotenik
0,06
246
340
- Biotin
0,05
0,6
2,8
- Asam folat
0,05
0,1
,13
- Vit B12
5,9
0,1
0,6
- Vit C
1,1
- Vit D (mg)
1,5
0,04
0,02
- Vit Z
0,25
0,07
- Vit K (mg)
39
1,5
Vitamin
Mineral
130
- Kalsium (mg)
85
35
108
- Klorin (mg)
40
40
14
- Tembaga (mg)
70
40
70
100
12
- Magnesium (mg)
14
120
- Fosfor (mg)
74
15
145
- Potassium (mg)
48
57
58
12
- Sodium (mg)
- Sulfur (mg)
22
15
30
14
Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat dalam air susu
murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi dan terdapat lebih banyak dibandingkan
dengan susu sapi.
Di samping fungsinya sebagai sumber energi, juga di dalam usus sebagian laktosa akan
diubah menjadi asam laktat. Di dalam usus asam laktat tersebut membantu mencegah
pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga membantu penyerapan kalsium serta
mineral-mineral lain.
ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi lebih mudah diserap,
jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-bahan pertama kehidupannya. ASI juga
mengandung lebih sedikit natrium, kalium, fosfor dan chlor dibandingkan dengan susu sapi,
tetapi dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan bayi.
Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin yang diperlukan bayi
selama empat sampai enam bulan pertama kehidupannya dapat diperoleh dari ASI. Hanya
sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu, tetapi penyakit polio jarang terjadi pada anak yang
diberi ASI, bila kulitnya sering terkena sinar matahari. Vitamin D yang terlarut dalam air telah
ditemukan terdapat dalam susu, meskipun fungsi vitamin ini merupakan tambahan terhadap
vitamin D yang terlarut lemak.
2.3
Produksi ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi
pada puting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar Pituitari Anterior untuk
memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran ASI. Proses
pengeluaran air susu juga tergantung pada Let Down Reflex, dimana hisapan puting dapat
merangsang kelenjar Pituitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitosin, yang dapat
merangsang serabut otot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat
mengalir secara lancar.
Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampung air susu
sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti
pohon tumbuh di dalam puting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil.
13
Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang besar menuju
saluran ke dalam puting. Secara visual payudara dapat digambarkan sebagai setangkai buah
anggur, mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu
memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur
tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang
lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam areola dan membentuk sinus
lactiferous. Pusat dari areola (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku
letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
A. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang
mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan
ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.
Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau
keempat, dari masa laktasi.
Komposisi kolostrum dari hari ke hari berubah.
Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih
kuning dibandingkan ASI Matur.
Merupakan suatu laksatif yang ideal untuk membersihkan mekonium usus bayi
yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima
makanan selanjutnya.
Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Matur, tetapi berlainan
dengan ASI Matur dimana protein yang utama adalah casein sedangkan pada
kolostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya
perlindungan tubuh terhadap infeksi.
Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Matur yang dapat
memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI Matur.
Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Matur yaitu 58 kalori/100 ml
kolostrum.
Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih
tinggi atau lebih rendah.
Bila dipanaskan menggumpal, ASI Matur tidak.
14
15
2.3.1
menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak bayi lahir akan dapat
menghasilkan 50-100 ml sehari dari jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar
400-450 ml pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua. Jumlah tersebut dapat dicapai
dengan menyusui bayinya selama 46 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut
ASI mampu memenuhi kebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu
menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan
harus mendapat makanan tambahan.
Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak yang dapat diperoleh
adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan oleh bayi biasanya berlangsung selama 1525 menit.
Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi sekitar 700800 ml ASI setiap hari. Akan tetapi penelitian yang dilakukan pada beberapa kelompok ibu dan
bayi menunjukkan terdapatnya variasi dimana seseorang bayi dapat mengkonsumsi sampai 1
liter selama 24 jam, meskipun kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama.
Konsumsi ASI selama satu kali menyusui atau jumlahnya selama sehari penuh sangat
bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume air susu yang diproduksi,
meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak
berubah selama masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI.
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam sehari sekitar
500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6 bulan kedua, dan 300-500 ml dalam
tahun kedua kehidupan bayi. Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan
dimana jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan
lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan
sebagai sumber energi selama menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi bahwa
peningkatan jumlah produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat meningkatkan produksi air
susunya. Produksi ASI dari ibu yang kekurangan gizi seringkali menurun jumlahnya dan
akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih sangat muda. Di daerah-
16
daerah dimana ibu-ibu sangat kekurangan gizi seringkali ditemukan marasmus pada bayi-bayi
berumur sampai enam bulan yang hanya diberi ASI.
2.3.2
17
Reflek Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap
payudara ibu, terjadi rangsangan neurohormonal pada puting susu dan aerola
ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus ke
lobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke
peredaran darah dan sampai pada kelenjarkelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini
akan terangsang untuk menghasilkan ASI.
18
ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon oksitosin,
yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI.
e. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan
mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut
diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan
sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar.
2.4
19
Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besi
sebanyak ketika mengalami menstruasi.
j.
Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan lebih
langsing setengah kilogram dibanding ibu yang menyusui empat bulan.
Selain itu, pemberian ASI juga bermanfaat bagi keluarga, yaitu :
a. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau minyak
untuk merebus air, susu atau peralatan.
b. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam
perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.
c. Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi MAL dari ASI eksklusif.
d. Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.
e. Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI
selalu siap tersedia.
f.
Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll.
20
susu botol.
Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan puting susu, apakah
ada kelainan atau tidak. Di samping itu, perlu dipantau kenaikan berat badan ibu
hamil.
Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu
21
c. Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan
menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.
d. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang
keberhasilan menyusui.
e. Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada
permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai demam.
f.
Susui bayi segera dalam 30 menit setelah lahir (Inisiasi Menyusu Dini)
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. Pada periode ini, ASI
saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena ASI adalah makanan terbaik
untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menyusui akan terjalin
hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
Berikan Kolostrum
Berikan ASI dari kedua payudara, kiri dan kanan secara bergantian, tiap kali sampai
payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap sampai kosong merangsang produksi
ASI yang cukup.
o
22
Berikan ASI 8-12 kali setiap hari, termasuk pada malam hari.
23
Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan bahu
betakang bayi bukan bagian belakang kepala.
Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan
hidung bayi.
Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri langit-langit mulut bayi.
Usahakan sebagian besar areola masuk kemulut bayi, sehingga puting susu
berada diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langitlangit yang lunak (palatum molle.)
Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah
sehingga ASI akan keluar dari sinus lactiferous yang terletak dibawah areola.
Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak
perlu dipegang atau disangga lagi.
Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan hidung bayi
dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena
hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu.
Dianjurkan tangan ibu yang bebas digunakan untuk mengelus-elus bayi.
24
Pijatlah sel-sel produksi ASI dan saluran ASI mulai dari bagian atas payudara
dengan gerakan memutar dan pijatan payudara dengan dengan menekan ke
arah dada.
b) Stroke
Tekanlah daerah payudara dari bagian atas hingga sekitar putting dan tekan
dengan lembut, dengan jari seperti menggelitik.
c) Shake
Gunjang payudara dengan arah memutar, gerakan seperti ini dapat
membantu pengeluaran ASI.
2) Memerah dengan menggunakan pompa
Pemerahan ASI denga pompa lebih mudah dan cepat dilakukan. Kendurkan otot
dan saluran ASI dalam payudara dengan menaruh handuk hangat di atas
payudara ibu atau diurut sebelumnya dan pastikan pompa telah steril sebelum
dipakai. Lamanya pemerahan ASI dengan pompa bisa sampai 15-45 menit dan
tidak bisa menimbulkan rasa sakit tergantung jenis pompa yang digunakan.
25
2.10
maupun
rekayasa.
Faktor
lingkungan
merupakan
faktor
yang
menentukan apakah faktor genetik tercapai secara optimal. Faktor ini mempunyai
banyak aspek dan dapat di manipulasi maupun rekayasa.
Secara garis besar ada 3 jenis kebutuhan dalam faktor lingkungan, antara lain:
Kebutuhan untuk pertumbuhan fisik otak (ASUH),
Kebutuhan untuk perkembangan emosional dan spiritual (ASIH),
Kebutuhan untuk perkembangan intelektual dan sosialisasi (ASAH).
2) ASI eksklusif dapat meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu akan merasa aman dan nyaman
dikarenakan bayi akan mendengar detak jantung sang ibu yang telah dikenalnya
selama di dalam kandungan.
2.11
26
Dianjurkan untuk meningkatkan asupan gizi dan kesehatan ibu selama hamil.
Setelah melahirkan ibu segera melakukan inisiasi menyusu dini yang dilakukan
dalam 30 menit-1 jam pertama setelah bayi lahir.
c) Perawatan puting payudara
Keberhasilan menyusui diperlukan perawatan puting susu dan payudara sejak awal
secara teratur. Perawatan ini bertujuan agar produksi ASI cukup selama menyusui
dan tidak terjadi masalah pada putting dan payudara.
BAB 3
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
3.1
27
3.1.1
mengenai ASI eksklusif khususnya di desa Pecoro. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan data primer berupa wawancara terhadap pemegang program gizi serta data
sekunder berupa laporan tahunan Plan of Action (POA) Puskesmas Rambipuji tahun 2014 dan
laporan pemegang program gizi tahun 2014.
Data sekunder yang didapat dari laporan POA Puskesmas Rambipuji memuat profil
Puskesmas Rambipuji, data 10 penyakit terbanyak di seluruh desa kecamatan Rambipuji, serta
identifikasi berbagai masalah berdasarkan program seperti program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan. Data ini diolah untuk mendapatkan satu dari
program yang paling sesuai dan mudah untuk dilakukan intervensi. Selain itu, berdasar laporan
tahunan pemegang program gizi memuat pemberian ASI eksklusif, pemberian Vitamin A,
pemberian Fe pada ibu hamil, anak dengan berat badan kurang dan lebih, dan gizi buruk. Cara
yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalah dengan memilih desa dengan angka
pencapaian pemberian ASI eksklusif terendah.
3.1.2
3.1.4
Plan of Action Puskesmas Rambipuji tahun 2014 serta laporan tahunan dari bidang gizi perihal
pencapaian ASI eksklusif di tiap-tiap desa di wilayah kerja Puskesmas Rambipuji.
28
3.1.5
sekunder. Data primer berupa profil responden dan hasil intervensi. Sedangkan data sekunder
berupa profil desa Pecoro kecamatan Rambipuji, Jember.
3.2.
3.2.1
bantu slide, lembar balik dan leaflet. Sebagai evaluasi terhadap penyuluhan ini, dilakukan
pretest dan posttest. Pretest dan posttest akan diberikan dalam bentuk pernyataan benar/salah.
Pernyataan tersebut berkaitan tentang pengertian ASI eksklusif, manfaat pemberian ASI, faktor
yang mempengaruhi keberhasilan menyusui, serta cara pemberian dan penyimpanan ASI.
3.2.2
Petugas Penyuluhan
Petugas penyuluhan dari kegiatan mini project ini adalah :
3.2.3
1.
2.
mini
project
ini
bertempat
di
posyandu-posyandu
desa
Pecoro.
Sasaran Penyuluhan
Sasaran kegiatan mini project ini adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung ke posyandu
di desa Pecoro.
BAB 4
HASIL INTERVENSI
Data demografik
29
4.1.2
4.1.3
4.2
Profil Posyandu
4.2.1
Letak/Lokasi
Posyandu yang berada di desa Pecoro tersebar di seluruh desa Pecoro. Terdapat 6
Posyandu yang berada di desa Pecoro, antara lain :
4.2.2
Sasaran Posyandu:
Berikut ini adalah tabel jumlah sasaran posyandu tahun 2014 yang terdapat di desa
Pecoro, Rambipuji, Kab. Jember.
Tabel 4.1 Jumlah Sasaran di Desa Pecoro Tahun 2014
30
Jumlah
KK
Posyandu
Strata
Bougenville 53
Bougenville 54
mandiri
purnam
a
Bougenville 55
Bougenville 56
Bougenville 57
Bougenville 58
mandiri
purnam
a
purnam
a
purnam
a
Jumlah
Bayi
(0-11)
Balit
a (15)
Bumi
l
Bufa
s
Butek
i
435
22
66
353
19
88
457
19
93
55
276
Kader Posyandu
Mengikuti
Pelatihan Kader
Posyandu
PUS
Peserta
KB Aktif
Jumla
h
Sudah
Belum
46
352
331
26
275
181
12
10
113
415
202
12
45
30
26
54
25
193
121
385
19
60
38
225
141
1961
106
373
46
39
257
150
5
1006
30
26
2.
3.
4.
5.
6.
Pertanyaan
ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan
alamiah yang pertama dan utama bagi bayi
sehingga dapat mencapai tumbuh
kembang yang optimal.
ASI dan kolostrum merupakan air susu
yang keluar pada saat 1 minggu setelah
persalinan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI
beserta makanan dan minuman tambahan
lain pada bayi berusia 0 6 bulan.
Manfaat pemberian ASI bagi ibu salah
satunya adalah dapat mengurangi resiko
kanker payudara.
ASI mengandung anti infeksi yang dapat
mencegah penyakit pada bayi seperti diare
dan infeksi saluran pernapasan.
Ibu yang memberikan ASI tidak perlu
Pre Test
B
S
100%
0%
(40)
(0)
80%
20%
(32)
(8)
40%
60%
(16)
(24)
92,5%
7,5%
(37)
(3)
80%
20%
(32)
(8)
82,5%
17,5%
Pos Test
B
S
36
0
31
30
34
32
31
31
7.
8.
(33)
(7)
82,5%
17,5%
(33)
(7)
82,5%
34
17,5%
33
(7)
50%
20
16
27
34
33
9.
(33)
50%
10.
(20)
67,5%
(20)
32,5%
(27)
(13)
95%
5%
(38)
(2)
mengandung cairan.
ASI yang keluar setelah kolostrum sampai
87,5%
12,5%
(35)
(5)
90%
10%
(4)
34
0%
(0)
36
5%
(2)
34
11.
14.
transisi.
ASI dapat digantikan dengan susu formula
yang mahal karena kandungannya lebih
lengkap.
ASI dapat meningkatkan daya penglihatan
15.
(40)
95%
(38)
13.
(36)
100%
32
BAB 5
DISKUSI
5.1
dengan kepala puskesmas dan staf pemegang program di Puskesmas Rambipuji dan juga
melalui data sekunder berupa laporan tahunan puskesmas tahun 2014, laporan tahunan
pemegang program gizi tahun 2014 dan laporan evaluasi pencapaian kegiatan program
puskesmas berupa Plan of Action (POA) Puskesmas Rambipuji tahun 2014. Beberapa potensi
masalah yang didapatkan di Puskesmas Rambipuji, diantaranya yaitu :
a. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Tabel 5.1 Masalah pada Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Tahun 2014
NO
.
1.
IDENTIFIKASI
MASALAH
Cakupan kurang dari
target 99% dari semua
desa
2.
K4 tidak mencapai
target di semua desa
3.
Persalinan
NAKES
belum mencapai targer
PENYEBAB MASALAH
PEMECAHAN MASALAH
b. Program Gizi
Tabel 5.2 Masalah pada Program Gizi Tahun 2014
NO
.
IDENTIFIKASI
MASALAH
PENYEBAB MASALAH
PEMECAHAN
MASALAH
33
1.
ASI
eksklusif - Pengetahuan ibu kurang
Promosi
susu
formula
di
Puskesmas Rambipuji
media
tidak mencapai target (<
80%) yaitu 39,5%
-
2.
Fe 3 tidak mencapai
sebesar 74,6
K4
pada
tercapai
3.
4.
KIA
tidak
Pendampingan ibu
bersalin
Pembentukan KPASI
Penyuluhan tentang
IMD ASI Eksklusif,
MP ASI terintegrasi
dengan kelas ibu
hamil dan kelas
Balita
Kunjungan rumah
pada Bumil
- Pemantauan
penggunaan
Fe
melalui kader
Protap 10 langkah Pembinaan
dan
penimbangan kurang supervisi kader secara
dijalankan
berkala
di
tiap
Banyak kader belum posyandu
terlatih
Keterampilan
kader - Pembinaan
dan
kurang
supervisi kader
10
langkah - Penyuluhan
dan
penimbangan kurang
praktek pola makan
tepat dijalankan
serta MP ASI di
Pola asuh dan makan
posyandu dengan
anak kurang
T/D tertinggi
c. Program Imunisasi
Tabel 5.3 Masalah pada Program Imunisasi Tahun 2014
NO
.
1.
2.
IDENTIFIKASI
MASALAH
Desa UCI = 4
Tidak UCI = 1
(Rambigundam)
DO
D1 D3 = 93%
D1 - Campak = =16%
PENYEBAB MASALAH
-
PEMECAHAN
MASALAH
Validasi
data
sasaran untuk luar
wilayah
Konseling
(KIE)
tentang imunisasi
pada
keluarga
tentang pentingnya
imunisasi
34
IDENTIFIKASI
MASALAH
Masih rendahnya Angka
Bebas Jentik (ABJ)
PENYEBAB MASALAH
-
Kurangnya
masyarakat
melaksanakan 3M
2.
Masih
banyak
masyarakat yang BAB
di sembarang tempat
Kebiasaan masyarakat
BAB di sungai
Rumah dekat dengan
sungai
Keterbatasan biaya untuk
membuat
jamban/ekonomi
keluarga rendah
PEMECAHAN
MASALAH
- PSN
- Penyuluhan
- Abatenisasi
- Penyuluhan
- Pengadaan
jamban untuk
daerah
yang
angka
kepemilikan
jamban rendah.
Magnitude
9
Seriousness
7
Feasibility
8
Skor/Peringkat
24 (I)
2.
23(II)
3.
Pembentukan Kelompok
Pendukung ASI belum
berjalan lancar
20 (III)
5.2
Intervensi
Intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan pentingnya ASI eksklusif pada ibu hamil,
yang dilaksanakan selama 6 hari mulai tanggal 06-14 Januari 2015. Penyuluhan dilakukan di
masing-masing posyandu yang ada di desa Pecoro. Materi disampaikan dengan bahasa yang
35
sederhana dan mudah dipahami oleh ibu hamil. Dengan memanfaatkan multimedia berupa
slide, lembar balik ASI Eksklusif, dan leaflet, membuat ibu nampak lebih antusias dalam
mengikuti kegiatan. Penyuluhan diakhiri dengan sesi tanya-jawab.
Proses evaluasi dilakukan dengan pretest dan posttest. Pretest dan posttest yang
diberikan dalam bentuk pilihan ganda. Secara umum, seluruh hasil posttest mengalami
peningkatan dibandingkan hasil prestest.
Penyuluhan dilakukan terkait dengan materi mengenai ASI eksklusif dimulai dari
pentingnya menyusui, manfaat menyusui, faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui,
serta pemberian ASI eksklusif. Soal pre test dan post test merupakan pernyataan yang harus
dijawab dengan jawaban benar/salah. Pada pengisisan soal pre test ibu masih dapat
terkondisikan sehingga didapatkan hasil jawaban soal pretest ada 40 responden akan tetapi
pada proses pelaksanaan post test, banyak ibu yang sudah terburu-buru pulang sehingga
hanya didapatkan 36 responden. Dari data pre test yang ada, pada bahasan pengertian ASI
eksklusif, masih banyak ibu yang tidak mengetahui pengertian ASI eksklusif yaitu dimana
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lainnya pada bayi berusia 0 6 bulan.
Makanan lain yang dimaksud termasuk pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim.
Minuman lain termasuk susu formula, madu, air putih, air jeruk kecuali obat. Sebanyak 60%
responden masih menjawab salah. Hal ini membuktikan bahwa ibu hamil masih belum paham
sepenuhnya tentang ASI eksklusif. Setelah dilakukan penyuluhan, pemahaman ibu mengenai
ASI eksklusif menjadi meningkat.
Mengenai manfaat pemberian ASI, sekitar 20% ibu masih belum mengetahui bahwa
pemberian ASI bagi ibu dapat mengurangi resiko kanker payudara. Manfaat lain ASI bagi ibu
adalah dapat mengurangi resiko perdarahan setelah melahirkan, sebagai metode amenore
laktasi (MAL) sehingga ibu dapat menunda kehamilan berikutnya, dan berat badan ibu akan
lebih cepat kembali normal.
Pernyataan mengenai ASI dapat digantikan dengan susu formula yang mahal karena
kandungannya lebih lengkap, sekitar empat orang atau 10% ibu menjawab benar. Berdasar
hasil di atas masih didapatkan ibu-ibu yang belum paham mengenai pentingnya ASI. Hal ini
disebabkan gencarnya promosi susu formula yang ada di media. Susu formula yang
dipromosikan di media elektronik salah satunya memaparkan kandungannya yang seolaholah lebih lengkap daripada ASI saja karena komposisi yang terdapat di dalam ASI sendiri
telah disesuaikan dengan kebutuhan bayi sehingga selengkap apapun kandungan susu
36
formula tidak dapat menggantikan kandungan dari ASI. Bahaya pemberian susu formula pada
anak antara lain lebih mudah terkena diare dan infeksi saluran nafas, kurang gizi dan vitamin
A, lebih mudah alergi dan intoleransi, meningkatkan resiko terserang penyakit kronis, nilai tes
kecerdasan lebih rendah dibanding yang diberi ASI, dan meningkatan resiko kematian.
Keberhasilan dari penyuluhan masih belum dapat dievaluasi, karena metode evaluasi
post test dan pre test masih belum berjalan maksimal, khususnya saat post test. Saat
pelaksanaan pre test dan penyuluhan, para ibu hamil masih kooperatif dan kondusif akan
tetapi saat post test, banyak yang terburu-buru untuk pulang sehingga hanya didapatkan 36
responden.
Pelaksana kegiatan memiliki harapan agar para ibu hamil yang mengikuti penyuluhan ini
dapat memiliki sikap positif mengenai pemberian ASI sehingga ibu dapat mempersiapkan
kelahirannya dengan baik serta ibu dapat melakukan pemberian ASI eksklusif kepada bayinya
sampai berusia 6 bulan. Selain itu diperlukan pula dukungan keluarga terutama suami dan
orangtua agar tercipta rasa percaya diri ibu dalam memberikan ASI eksklusif sehingga dapat
tercipta kesadaran yang tinggi di masyarakat mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif
sehingga berbagai masalah kesehatan yang terjadi pada bayi dan balita bisa dicegah.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari mini project adalah sebagai berikut.
1. Terdapat peningkatan pengetahuan ibu hamil sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan
mengenai ASI eksklusif.
2. Intervensi yang diberikan berupa penyuluhan belum dapat dievaluasi keberhasilannya
karena proses pengerjaan post test keadaan ibu sudah tidak terkondisikan, sudah banyak
yang terburu-buru pulang.
6.2. Saran
Perlu digunakan metode yang berbeda agar lebih valid dalam mengumpulkan data
terkait dengan masalah pemberian ASI eksklusif khususnya di desa Pecoro. Pengumpulan
berdasarkan laporan data yang ada mungkin masih belum bisa mencakup masalah tentang
pemberian ASI eksklusif terutama di wilayah kerja Puskesmas Rambipuji sehingga kami
37
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pelatihan Konseling Menyusui : Panduan Peserta. Katalog
Dalam Terbitan, Departemen Kesehatan RI. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Emilia, Rika Candra. 2009. Pengaruh Penyuluhan Asi Eksklusif Terhadap Pengetahuan dan
Sikap Ibu Hamil di Mukim Laure-E Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten
Simeulue (NAD) Tahun 2008 (Skripsi). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Kesehatan, Dinas. Jember. Peningkatan Kapasitas Petugas Dalam Tatalaksana Gizi Buruk Di
Kabupaten
Jember.
Diakses
pada
tanggal
20
Januari
2015.
(online).
38
http://dinkes.jemberkab.go.id/index.php/regulasi/berita-kesehatan/167-peningkatankapasitas-petugas-dalam-tatalaksana-gizi-buruk-di-kabupaten-jember
Puskesmas Rambipuji.2014. Plan of Action Puskesmas Rambipuji Tahun 2014.
Yuliarti, Iin Dwi. 2008. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Perilaku Pemberian Asi
Eksklusif (Tesis). Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
LAMPIRAN
Soal Pretest-Postest
No
Pertanyaan
.
1.
ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama
2.
3.
setelah persalinan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI beserta makanan dan minuman
4.
5.
B/S
B/S
39
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Foto Kegiatan
Penyuluhan
40
Materi Penyuluhan
41
42
43
44