Professional Documents
Culture Documents
ANSIETAS
Oleh
Avief Destian Purnama
105070200111001
Kelompok 12
Ruang 23 J
II.
timbul
dari
perasaan
takut
terhadap
tidak
adanya
Faktor Presipitasi
a) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
b) Ancaman terhadap system diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri, dan fungsi social yang terintegrasi seseorang.
dari
tubuh
memerangi
atau
menjaga
keseimbangan
Respon fisik
Respon kognitif
Respon
ansietas
Ringan
emosional
-Perilaku otomatis
-Aktivitas
gelisah
menyendiri
-Penuh perhatian
banyak hal
-Terstimulasi
-Rajin
-Mempertimbangkan informasi
-Tenang
-Ketegangan otot
-Tidak nyaman
sedang
-Mudah
-Tanda-tanda vital
tersinggung
meningkat
meningkat
-Kepercayaan diri
goyah
berkeringat
-Penyelesaian masalah
-Tidak sabar
-Sering mondar-mandir,
menurun
memukul tangan
-Suara berubah:
memfokuskan
-Gembira
punggung
-Ketegangan otot berat
-Sangat cemas
-Hiper ventilasi
-Agitag
pecah
-Takut
-Pengeluaran keringat
-Sulit berfikir
-Bingung
meningkat
-Mersa tidak
Tidak mampu
adekuat
suara tinggi
mempertimbangkan informasi
-Menaarik diri
-Hanya memerhatikan
-Ingin bebas
dan serampangan
ancaman
-Rahang menegang,
mengerakan gigi
sendiri
-Egois
meningkat
-Mondar-mandir, teriak
-Meremas tangan,
Panik
gemetar
-Flight, fight atau freeze
-Merasa terbebani
-Ketegangan otot
-Merasa tidak
sangat berat
-Kepribadian kacau
mampu, tidak
berdaya
-Pupuil dilatasi
masalah
-Lepas kendala
-Tanda-tanda vital
-mengamuk, putus
meningkat kemudian
-Tidak rasional
asa
menurun
-marah, sangat
eksternal
takut
-mengharap hasil
nourotransmiter
mungkin terjadi
yang buruk
berkurang
-Kaget, takut
-Wajah menyeringai,
-Lelah
mulut ternganga
E. Tingkatan Ansietas
1) Ansietas Ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari.
Individu sadar. Lahan persepsi meningkat (mendengar, melihat,
meraba lebih dari sebelumnya). Perlu untuk memotivasi belajar,
pertumbuhan, dan kreativitas.
2) Ansietas Sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting
dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami
tidak perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu lebih
banyak jika diberi arahan. Lahan persepsi menyempit (melihat,
mendengar, meraba menurun daripada sebelumnya). Fokus pada
perhatian segera.
3) Ansietas Berat
Lahan persepsi sangat sempit, seseorang hanya bisa memusatkan
perhatian pada yang detil, tidak yang lain. Semua perilaku ditujukan
untuk menurunkan ansietas.
4) Panik
Kehilangan control, seseorang yang mengalami panic tidak mampu
melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.
F. Rentang respon ansietas
Respon adaptif
Antisipasi
Ringan
Sedang
Respon maladaptif
Berat
Panik
1) Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistic tuntutan
situasi stress, misalnya perilaku menyerang untuk mengubah atau
mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan. Menarik diri untuk
memindahkan dari sumber stress. Kompromi untuk mengganti tujuan
atau mengorbankan kebutuhan personal.
2) Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan
dan sedang, tetapi berlangsung tidak sadar dan melibatkan penipuan
diri dan distorsi realitas dan bersifat maladaptif.
H. Pengobatan untuk gangguan ansietas umum
Sebagian besar penelitian hasil pengobatan menunjukkan bahwa
pengobatan aktif lebih baik daripada pendekatan tak langsung, dan secara
keseluruhan lebih utama daripada tanpa pengobatan. Namun sebagian besar
penelitian tersebut gagal menunjukkan angka diferensial keefektifan di antara
pengobatan aktif
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa terapi perilaku-kognitif (yang
mengombinasikan latihan relaksasi dan terapi kognitif) yang bertujuan
mengendalikan proses kekhawatiran adalah terapi yang paling efektif
Benzodiazepin mengurangi gejala ansietas dan kekhawatiran pada
gangguan ansietas umum.
Buspiron tampak sebanding dengan benzodiazepine dalam mengurangi
gejala gangguan ansietas umum
Antidepresan trisiklik menunjukkan manfaatnya dalam pengobatan
gangguan ansietas umum.
Ketidakberdayaan
Gangguan Pola
Tidur
Persepsi negatif
terhadap masalah
Harga Diri
Rendah
Ansietas
Akumulasi stressor
Koping maladapatif
Stressor
B. Data yang perlu dikaji
1) Perilaku
a) Produktivitas menurun
b) Mengamati dan waspada
c) Kontak mata jelek
d) Gelisah
e) Melihat sekilas sesuatu
f)
g)
h)
Insomnia
i)
Perasaan gelisah.
2) Afektif
a) Menyesal
b) Iritabel
c) Kesedihan mendalam
d) Takut
e) Gugup
f)
Sukacita berlebihan
Ketidakpastian
j)
m) Ketakutan
n) Distressed
3) Fisiologis
a) Suara bergetar
b) Gemetar/ tremor tangan
c) Bergoyang-goyang
d) Respirasi meningkat, nadi meningkat, dilatasi pupil, reflex
meningkat, Eksitasi kardiovaskuler, peluh meningkat, wajah
tegang,
anoreksia,
kelemahan,
jantung
wajah
berdebar-debar,
bergejolak,
mulut
vasokonstriksi
kering,
superficial,
j)
Sukar berkonsentrasi
POHON MASALAH
Ansietas
MASALAH
KEPERAWATAN
Ansietas
TTV
DS: - klien
Akumulasi stressor
mengatakan
bahwa klien
Koping maladaptive
cemas dan
bingung
1). DO: perubahan
stressor
Gang.Pola Tidur
Gang.Pola Tidur
TTV
DS: -keluarga dan
Persepsi negative
klien mengatakan
terhadap masalah
HDR
menangis
Menarik diri dari
lingkungan
Ansietas
Akumulasi stressor
Koping maladaptive
DO:
afek
emosinya
dan
stressor
HDR
sedih,
merasa dirinya
tidak berarti,
Ansietas
menjadi seorang
ibu dan istri
Akumulasi stressor
Koping maladaptive
DO:terlihat menangis
stressor
Koping maladaptive
Ketidakefektifan
koping
individu
dan muah
stressor
menangis, merasa
lemah
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnose
Ansietas
1. Bina
Intervensi
hubungan
Rasional
saling 1. Memberikan rasa aman
percaya
dan
Tujuan: setelah
Mengucapkan salam
dilakukan
Berjabat tangan
tindakan
keperawatan
klien dapat
ansietas yang
dialami.
2. Bantu
saat
berinteraksi.
kenyamanan
untuk 2.
klien
mengenal ansietas
ansietas.
Kriteria hasil:
menguraikan
Klien mampu
perasaannya.
mengenal
ansietas.
Klien mampu
ansietas
mengatasi
ansietas melalui
perilaku penyebab
teknik relaksasi.
ansietas
Klien mampu
memperagakan
3. Ajarkan
pasien
teknik 3.
mengurangi
relaksasi
dan
Pengalihan situasi
menggunakan
untu mengatasi
mengendurkan otot-otot)
Klien tampak
4. Motivasi
ansietas
teknik relaksasi
ansietas.
pasien 4.
ansietas
tenang, tidak
binggung, tidak
gelisah.
TTV dalam batas
normal
Gangguan
Pola
Tidur
Tujuan : Setelah
Bersama
pasien
1.
Digunakan
mengidentifikasi penyebab
acuan
intervensi
untuk
di lakukan asuhan
selanjutnya
keperawatan
pakai.
2.
Diskusikan
untuk
tidak
-Klien
mampu
hangat
sebelum tidur
penyebab
coca cola
tidur
pola
di
mengidentifikasi
gangguan
akan
yang
memenuhi
siang hari
Kriteria Hasil
apa
gangguan
memilih
cara-cara
kebutuhan tidur:
mengalami
sebagai
Klien
mampu
memenihi
kebutuhan
e. Dengarkan music
yang lembut sebelum tidur
3. Anjurkan pasien untuk
kesempatan
Keluarga
dengan kebutuhannya
mengidentifikasi
gejala
untuk
kebutuhannya sendiri
gangguan
pola tidur
Keluarga
memberikan
membantu pasien
untuk
pada klien
untuk
kebutuhan tidurnya.
memenuhi
memenuhi
kebutuhan tidur
Tindakan untuk Keluarga:
1.Diskusikan
keluarga
dengan
tentang
tanda
1.
Melibatkan
keluarga
atau
tidur.
lingkungan
perawatan
dari
yang tenang.
3.
Jika
lansia
mendapat
terapi
pengobatan
(benar obat,
pasien,cara,dosis
dan
waktu).
b.
Pentingnya
Jelaskan
mendapatkan
Harga Diri Rendah
cara
obat
atau
berobat
SP HDR Pasien 1
SP HDR Pasien 1
Tujuan : setelah
dilakukan
pasien
tindakan
2Bantu
pasien
menilai
membuat individu
keperawatan 3x24
memulai memikirkan
dapat digunakan
bahwa sebenarnya
harga
baik
diri
yang 3Bantu
pasien
memilih
dengan
Kriteria Hasil :
Klien
kemampuan pasien
dapat 4Latih
mengdentifikasi
pasien
sesuai
terhadap
Klien
dapat
menilai
keberhasilan
pasien
6Anjurkan
pasien
kemampuannya
memasukkan
sendiri
jadwal kegiatan
Klien
berlatih
dalam
dapat
sesuai
dengan
kemampuan yang
dimiliki
SP HDR Pasien 2
1Evaluasi
jadwal
SP HDR Pasien 2
kegiatan
harian pasien
3Anjurkan
pasien
dalam
memasukkan
klien
dan
digunakan
Tujuan: setelah
perasaan, gejala,
menentukan
dilakukan
korelasinya dengan
selanjutnya.
tindakan
peristiwa dan
keperawatan
perubahannya.
dapat
untuk
tindakan
klien dapat
melakukan koping
yang efektif
Kriteria hasil:
Klien mampu
suara.
2. Berikan
dukungan
mengenal koping
klien
individu tidak
perasaannya.
efektif.
Klien mampu
jika 2. Meningkatkan
mengungkapkan
percaya
diri
rasa
klien
mengatasi koping
individu tidak
menjadi pesimis,
efektif.
Klien mampu
memberikan harapan
memperagakan
pandangan realistis
dan
menggunakan
percaya
koping yang
sendiri.
kostruktif untuk
mengatasi
ansietas.
Jika di ajak bicara
dapat berespon
dengan baik (tidak
diam)
diri
rasa
klien
klien
memecahkan
dengan
cara
yang
konstruktif
Apa yang menjadi masalah.
Gali cara pasien mengurangi
ansietas di masa lalu.
Dorong pasien untuk
menggunakan respon
koping adaptif yang
dimilikinya.
5. Ajarkan alternative koping
yang konstruktif
Bicara dengan orang lain.
Melakukan aktivitas yang
bermanfaat.
Olahraga.
6. Bantu pasien melakukan
kegiatan yang menarik.
Beri pasien aktifitas yang
bersifat mendukung dan
menguatkan perilaku
social yang produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1.
Bandung: RSJP.2000
Direja. S. H, Ade. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta. Nuha Medika
Damaiyanti, Mukhripah & Iskandar. 2012. Asuhan Keperatan Jiwa. Gunarsa, Aep
(ed). Bandung : PT Refika Aditama
Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 5. Jakarta : EGC
Yosep, Iyus. 2011. Keperawatan Jiwa edisi revisi. Bandung : PT Refika Aditama