Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Fatin Furoidah
(7312002)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah asuhan keperawatan, yang
berjudul Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia dengan Hipertensi. Penyusunan
makalah asuhan keperawatan ini merupakan hasil dari pengkajian yang telah penulis
lakukan di posyandu lansia, yang juga merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan
tugas
mata
kuliah
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I.....................................................................................................................................1
1.1
Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3
Tujuan......................................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................................3
2.1
Pengertian................................................................................................................3
2.2
Etiologi....................................................................................................................3
2.3
Manifestasi Klinis....................................................................................................4
2.4
Klasifikasi................................................................................................................5
2.5
Patofisiologi.............................................................................................................5
2.6
Pencegahan..............................................................................................................6
2.7
Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................7
2.8
Penatalaksanaan.......................................................................................................7
BAB III.................................................................................................................................10
3.1
Pengkajian.............................................................................................................10
3.2
BAB IV................................................................................................................................21
4.1
Kesimpulan............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu
diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer, karena
angka prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkannya
(Slamet Suyono, 2001).
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu hipertensi
primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik dan hipertensi sekunder
yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Slamet Suyono, 2001).
Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi dan
10% lainnya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan
hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya, dan dari golongan ini hanya
beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu, upaya
penanganan hipertensi primer lebih mendapatkan prioritas. Banyak penelitian
dilakukan terhadap hipertensi primer, baik mengenai patogenesis maupun tentang
pengobatannya.
Menurut WHO (1978), batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau di atas 160/95 dinyatakan
sebagai hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut
borderline hypertension. Batasan tersebut tidak membedakan jenis kelamin dan usia,
sedangkan batasan hipertensi yang memperhatikan perbedaan usia dan jenis kelamin
diajukan oleh Kaplan (1985) sebagai berikut : pria yang berusia < 45 tahun
dinyatakan hipertensi jika tekanan darah pada waktu berbaring 130/90 mmHg atau
lebih, sedangkan yang berusia > 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan
darahnya 145/95 mmHg atau lebih. Wanita yang mempunyai tekanan darah 160/95
mmHg atau lebih dinyatakan hipertensi (Slamet Suyono, 2001).
Berdasarkan latar belakang di atas dan pengkajian yang telah kami lakukan di
Posyandu lansia Dsn. Beiji. Kami menemukan kasus yang sama, sehingga kami akan
Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep medis dari hipertensi?
2. Bagaimana asuhan keperawatan lansia yang menderita
hipertensi?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami tentang asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang konsep dasar teori penyakit hipertensi.
b. Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit hipertensi yang
meliputi pengkajian sampai intervensi dan rasionalisasi.
BAB II
KONSEP MEDIS
2.1
Pengertian
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan
diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi (Slamet
Suyono, 2001 dan Arif Mansjoer, 2001).
Hipertensi menurut WHO adalah hipertensi jika tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg atau tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Menurut N.G. Yasmin A (1993) hipertensi adalah peningkatan dari tekanan
sistolik standar dihubungkan dengan usia, tekanan darah normal adalah refleksi dari
kardiak out put atau denyut jantung dan resistensi puerperal.
Menurut Alison Hull (1996), hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan
hampir konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika
memompa darah, hipertensi, berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik, dan
tekanan sistolik atau kedua-duanya secara terus menerus.
2.2
Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahanperubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
1. Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)
2. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)
3. Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.3
Manifestasi Klinis
Adapun gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya berupa:
sakit kepala, pusing, mudah marah (emosi meningkat) susah tidur, rasa berat di
tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, telinga berdengung, sesak nafas,
gelisah, mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun.
2.4
Klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas: (Darmojo, 1999)
Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan /
atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik
terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik
lebih rendah dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu:
a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
Klasifikasi
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
< 140
< 90
140-160
90-95
> 180
> 105
berat
> 140
< 90
Normal tensi
Hipertensi borderline
Hipertensi terisolasi
2.5
Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
2.6
Pencegahan
Hal yang perlu diperhatikan penderita hipertensi sebagai tindakan
pencegahan antara lain: diet rendah lemak, diet rendah garam,
hindari makan daging kambing, durian, minuman beralkohol,
melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol, jauhi merokok,
berhenti minum kopi, turunkan berat badan ke arah yang ideal,
hindari stress, hindari penyerta seperti DM dan kolesterol tinggi.
2.7
Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin / hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan
dapat mengindikasikan factor-factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal
6
2.8 Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit
hipertensi meliputi:
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi:
a. Diet: diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3. Penurunan berat badan
4. Penurunan asupan etanol
5. Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari
kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona
latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 25 menit berada dalam zona
latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:
1. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk
mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
3. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita
dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur
hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint
National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood
Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta,
antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal
pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada
pada penderita.
Pengobatannya meliputi:
1. Step 1
Obat pilihan pertama: diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor.
2. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan: Dosis obat pertama dinaikkan,
Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama, Ditambah obat ke-2 jenis lain,
dapat
berupa
diuretika,
beta
blocker,
Ca
antagonis,
Alpa
Alternatif yang bisa ditempuh: Obat ke-2 diganti, Ditambah obat ke-3 jenis lain
4. Step 4
Alternatif pemberian obatnya: Ditambah obat ke-3 dan ke-4, Re-evaluasi dan
konsultasi, Follow Up untuk mempertahankan terapi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama
: Ny. K
Umur
: 63 th
Alamat
: Dsn. Beiji
Pendidikan
: Tidak sekolah
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
2. Data Keluarga
Nama
: An. R
Hubungan
: Cucu
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
: Dsn. Beiji
11
12
6. LINGKUNGAN
Kamar: Berdasarkan penjelasan Ny.K, rumahnya terdapat 3 kamar tidur.
Pencahayaan bisa masuk melalui jendela yang ada, dan cukup untuk menerangi
ruang kamar.
Kamar mandi: Berdasarkan penjelasan Ny.K, lokasi kamar mandi berada di
dalam rumah, dan melakukan pengurasan saat bak kamar mandi terlihat kotor
bersama cucunya.
Luar rumah: Berdasarkan penjelasan Ny.K, ada halaman depan rumah yang
tidak terlalu lebar dan ada beberapa tanaman juga bunga.
Kriteria
Dengan
bantuan
5
Mandiri
1.
Makan-Minum
10
2.
10
3.
4.
10
5.
Keluara
masuk
toilet 5
(mencuci pakaian, menyeka
tubuh, menyiram)
Mandi
0
6.
10
7.
10
8.
Mengenakan pakaian
10
9.
10
13
10.
10
sendiri
10
Klien mampu untuk BAB
sendiri
2. Aspek Kognitif
MMSE (Mini Mental Status Exam)
No
.
1.
Aspek Kognitif
Orientasi
Nilai
Nilai
Kriteria
Maksimal
5
Klien
3
2.
Orientasi
3.
Registrasi
4.
Bulpoin, Hp).
Klien mampu perhitungan dalam
masalah uang, untuk perhitungan
5.
Mengingat
6.
Bahasa
di point ke-3
Klien
masih
memahami
Madura.
30
24
Interpretasi hasil: Klien tidak ada gangguan kognitif
3. Kecemasan, GDS
Pengkajian Depresi
No
.
1.
2.
3.
4.
Jawaban
Pertanyaan
Anda puas dengan kehidupan saat ini
Andar merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan
Anda merasa bahwa hidup anda hampa/kosong
Anda sering merasa bosan
14
Ya
Tdk
0
1
1
1
1
0
0
0
Hasi
l
0
0
0
0
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
2
4. Status Nutrisi
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:
No
.
1.
Indikator
Skor
yang
2.
Pemeriksaan
1
mengakibatkan
tidak
dalam sehari
mempengaruhi
jumlah
&
jenis
3.
4.
olahan susu
Mempunyai
kebiasaan
5.
kurang dari 2x
1
tiga/lebih
mnum-minuman
Klien
tidak
pernah
meminum-minuman
beralkohol
1
yang keras
6.
7.
sehingga
selalu
cukup
untuk
Mempunyai
menjalankan
keharusan
terapi
minum
10.
harinya
Mengalami pennurunan berat
terakhir
Tidak
selalu
mempunyai
makan sendiri
sendiri.
Total Skor
4
Interpretasi hasil: Klien dalam kondisi (Moderate nutritional risk)
16
3.2
Dx. Keperawatan
Kode Diagnosis
Data
Kode
041402
nyeri tengkuk
Frekuensi
nyeri
041406
timbul
Berat nyeri tidak menentu
Ny. K tahu bahwa dia
hilang
041430
08082
080820
080820
disaat
darahnya
naik.
Ny. K terkadang merasa
041426
tekanan
NOC
Hasil
Kode
Status kardiopulmunari
o Tekanan sistolik
o Tekanan diastolic
o Respiratory rate (RR)
o Fatigue
o Kehilangan berat badan
nyeri
o Mengetahui
seberapa
berat nyeri
o Mejelaskan
faktor
1605
penyebab
o Menggunakan analgesic
o Mengetahui gejala nyeri
160502
Manajemen hipertensi
17
Manajemen nyeri
o Mengkaji lokasi, karakteristik,
durasi, dan frekuansi nyeri
o Menggunakan
komunikasi
terapeutik
untuk
mengetahui
tempat
080820
1400
Tanda-tanda vital
o Pulse pressure
o Apical heart rate
o Apical heart rhytm
Kontrol nyeri
o Mengetahui
NIC
Intervensi
2210
Pemberian analgestik
o Cek riwayat alergi obat
o Memeriksa obat dan dosis dari
yang diresepkan
o Memantau TTV sebelum dan
sesudah pemberian analgestik
6040
Terapi relaksasi
o Menjelaskan
fungsi
relaksasi
secara
relaksasi,
rasional
tipe-tipe
160503
normal
o Potensi komplikasi dari
untuk pasien
o Evalusi berkala
160501
hipertensi
o Pilihan
160505
yang ada
o Efek pengobatan
o Manfaat pengoobatan
160509
pengobatan
183703
183705
tentang hipertensi
o Memantau perubahan
183706
183711
183707
status kesehatan
o Memeriksan
tekanan
darah secara teratur
o Melakukan
tekhnik
relaksasi
o Mengurangi stress
o Mengatur waktu tidur
yang tepat
o Memelihara berat bedan
1928
yang direkomendasikan
192801
18
dari
relaksasi klien
jangka panjang
1837
hasil
Pendidikan
kesehatan:
proses
pemyakit
o Menjelaskan bagaimana proses
5602
penyebab
terjadinya penyakit
o Mendiskusikan perawatan yang
akan diberikan
192807
192806
192812
192814
192813
192810
19
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien
memakai
obat
anti
hipertensi.
Penyebab
hipertensi
adalah
20
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M. 2014. Nursing Interventions Classification, edisi 6. Elsevier.
Fatimah. 2010. Merawat Manusia Lanjut Usia. Trans Info media: Jakarta.
Marifatul Lilik, Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Graha ilmu: Jogjakarta.
Moorhead, Sue. 2014. Nursing Outcomes Classification, edisi 4. Elsevier.
21