You are on page 1of 5

BAB I

LAPORAN KASUS

1.1. Identitas Pasien


Nama
Usia
Alamat
Status
Pekerjaan
Jenis kelamin
Agama
Tanggal MRS

: Tn. B
: 64 tahun
: Jl. Slamet Riyadi RT 40 Gang 7
: Menikah
: tidak bekerja
: laki-laki
: islam
: 21 mei 2015

1.2. Anamnesis
1.2.1. Keluhan Utama : Nyeri seluruh perut
1.2.2. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan dialami sejak 1 hari SMRS. Nyeri perut terasa terus menerus,
awalnya nyeri berasal dari perut bagian atas namun menyebar ke seluruh
bagian perut. Nyeri perut ini timbulnya mendadak, pasien juga mengeluh
kembung bersamaan dengan nyeri perut. Keluhan lain yang dialami pasien
ialah mual namun pasien mengaku tidak sampai muntah. Mual terjadi
bersamaan dengan nyeri pada perut. Pasien mengaku masih ada BAB namun
belum ada BAK sejak kurang lebih 20 jam SMRS.
1.2.3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat demam disangkal, Riwayat trauma disangkal, Riwayat gastritis ada,
Riwayat konsumsi obat herbal selama 9 hari, terakhir minum yakni 3 hari
SMRS.
1.3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : sakit sedang
Kesadaran
: Compos Mentis, E4 V5 M6
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah
Nadi
Frekuensi Napas
Temperatur

: 110/80 mmHg
: 83 x/menit, reguler, Kuat angkat
: 24 x/menit, reguler, kesan normal
: 36,7oC

Kepala/leher
1

Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), sianosis (-), pupil 3mm/3mm,
isokor, refleks cahaya (+/+) kesan normal, nafas cuping hidung (-), pembesaran
KGB (-/-).

Thorax
Pulmo

Cor

: I = simetris, gerak napas simetris, retraksi ICS (-), jejas(-)


P = fremitus raba Dextra = Sinistra
P = sonor di seluruh lapang paru
A = suara napas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
: I = Ictus cordis tidak terlihat
P = Ictus cordis tidak teraba
P = kanan
Kiri

: ICS III parasternal line dextra


: ICS VI 2 jari lateral midclavicula line sinistra

A = S1 S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)


Abdomen
Distended (-), bising usus melemah, timpani (-), nyeri tekan seluruh lapangan
abdomen (+), defans muskular) (+), turgor kulit menurun (+), hepar dan lien tidak
teraba
Ekstremitas
Superior = Akral hangat, edema (-/-), jejas (-/-)
Inferior = Akral hangat, edema (-/-), jejas (-/-)
Rectal Touche
Tonus sfringter ani (+), Mukosa usus licin, Feses (+), Darah (-), Nyeri tekan di arah
seluruh jam (+)
1.4. Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Leukosit
= 27.100 /uL
Hemoglobin
= 16,1 gr/dl
Hematokrit
= 40 %
Trombosit
= 400.000 /uL
Kimia Darah
GDS
= 117 mg/dl
Ureum
= 78,3 mg/dl
Creatinin = 2,0 mg/dl
Na
= 133 mmol/L
K
= 4.3 mmol/L
Cl
= 100 mmol/L
Serologi
HbsAg
= negatif
2

Ab HIV

non reaktif

1.5. Diagnosis
Peritonitis Diffus E.C. Suspek Perforasi Gaster + Dehidrasi Sedang
1.6. Penatalaksanaan
Rehidrasi
o 10%X bb (55 KG) X 1000= 5500 cc
o 8 jam I: 2250 cc, 16 jam II: 2250 cc
Maintenance 2000 cc/24 jam
Pemasangan NGT dan kateter uretra
Ceftriaxone 2x1 gram (iv)
Puasa dan persiapan laparatomy eksplorasi.

BAB II
PEMBAHASAN
TEORI
FAKTA
Perforasi gaster penyebab umum dari akut Riwayat Gastritis
abdomen.

Penyebab

perforasi

gastrointestinal adalah : ulkus


inflamasi

divertikulum

kolon

peptik,
sigmoid,

kerusakan akibat trauma, dan tumor ganas


di sistem gastrointestinal
Perforasi non-trauma Ingesti aspirin, anti Riwayat konsumsi obat herbal selama 9
inflamasi non steroid, dan steroid : terutama hari
pada pasien usia lanjut.
Nyeri

ini

timbul

mendadak,

terutama Nyeri perut terasa terus menerus, awalnya

dirasakan di daerah epigastrium karena nyeri berasal dari perut bagian atas namun
rangsang peritoneum oleh asam lambung, menyebar ke seluruh bagian perut. Nyeri
empedu dan/atau enzim pankreas.
Nyeri objektif berupa nyeri
digerakkan

seperti

pada

saat

perut ini timbulnya mendadak,


ketika Rectal Touche nyeri di seluruh arah jam
palpasi, (+)

tekanan dilepaskan, colok dubur, tes psoas,


dan tes obturator.
Pasang akses intravena (infuse). Berikan
terapi cairan kristaloid pada pasien
dengan gejala klinis dehidrasi atau
septikemia.
Jangan berikan apapun secara oral
(puasa).
Berikan antibiotik secara intravena pada
pasien dengan gejala septicemia.
Berikan antibiotik spectrum luas. Tujuan
pemberian antibiotik adalah untuk
eradikasi infeksi dan mengurangkan
komplikasi post operasi.

Rehidrasi
o 10%X bb (55 KG) X 1000=
5500 cc
o 8 jam I: 2250 cc, 16 jam II:
2250 cc
Maintenance 2000 cc/24 jam
Pemasangan NGT dan kateter uretra
Ceftriaxone 2x1 gram (iv)
Puasa dan persiapan laparatomy
eksplorasi.

Obat

herbal

uji

laboratorium Penggunaan

mengandung NSAID dan Kortikosteroid

kortikosteroid

saja

tidak

meningkatkan terjadinya ulserasi pada


gaster namun penggunaannya bersama
NSAID memiliki potensi sangat besar
untuk menjadi ulkus pada gaster bahkan
hingga perforasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Wim De Jong, Sjamsuhidajat R. Lambung dan Duodenum. Buku Ajar Ilmu
Bedah. Edisi ke 2. 2003. Jakarta. 642 705
2. Medical Therapy. Diunduh http://emedicine.medscape.com/article/195537treatment#a1127
3. Intestinal

perforation.

Diunduh

dari

http://emedicine.medscape.com/article/195537-overview#a0103

You might also like