You are on page 1of 256

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PEDOMAN PEMELIHARAAN KINERJA DAN KAPASITAS SPSE

JAKARTA
2012

141

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA INFRASTRUKTUR SPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

142

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

26/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


MONITORING DAN EVALUASI KINERJA
INFRASTRUKTUR SPSE

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.
PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan

4
5

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2


Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2

Administrator Sistem LPSE


ITO LKPP

Peralatan/Perlengkapan :
1
2

Formulir Permintaan Perubahan.


Lampiran Pengisian Formulir Permintaan Perubahan.

Penjelasan Singkat :
SOP Monitoring dan Evaluasi Kinerja Infrastruktur SPSE ini menjelaskan langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh setiap LPSE dalam pengawasan dan evaluasi Kinerja
Infrastruktur SPSE. Ruangan lingkup pengawasan dan evaluasi Infrastruktur SPSE
adalah dukungan komunikasi data dan komputasi perangkat keras SPSE.

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
1.
2.
3

Menjamin tingkat ketersediaan infrastruktur pendukung Aplikasi SPSE kepada pengguna


memenuhi tingkat layanan yang didefinisikan.
Mencegah terjadinya gangguan dukungan terhadap aplikasi SPSE.
Memastikan dilakukannya lesson learned dari kinerja Infrastruktur SPSE.

Definisi :
1

Perubahan Minor Infrastruktur adalah perubahan yang tidak mempengaruhi fitur fisik
dalam infrastruktur tetapi hanya merubah setting atau konfigurasinya saja.

Perubahan Major Infrastruktur adalah perubahan yang mempengaruhi Fitur Fisik


dalam infrastruktur, perubahan ini bisa dalam bentuk upgrade atau penggantian
perangkat infrastruktur SPSE.
IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis EProcurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.

Peringatan :
1.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.

2.

Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :

Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

143

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA INFRASTRUKTUR SPSE


No

Aktivitas

Pelaksana
Administrator Sistem
LPSE

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan

Waktu

Output

Pemantauan dilakukan melalui sistem monitoring


yang dimiliki

15 menit

a.
Secara periodik setiap hari, administrator memantau
kinerja dari perangkat komputasi dan perangkat jaringan
komunikasi data.

Pemantauan dilakukan melalui sistem monitoring


yang dimiliki

N/A

Memastikan software untuk


monitoring berjalan tanpa ada
masalah
Memastikan server aplikasi masih

b. Pemantauan dilakuan secara khusus pada beban kerja


komputasi dan lalu lintas data.

Pemantauan dilakukan melalui sistem monitoring


yang dimiliki

N/A

Selain secara harian, administrator pada Data Center SPSE


melakukan pemantuan beban komputasi dan perangkat
jaringan komunikasi data pada saat tahapan pelaksanaan
suatu kegiatan e-procurement yang memerlukan proses
komputasi , upload dan download pada intensitas tinggi

Pemantauan dilakukan melalui sistem monitoring


yang dimiliki

30 menit

Pada aktivitas pemantauan tersebut adminstrator


memastikan setiap proses upload dan download yang
dilakukan oleh pengguna dapat dilakukan dan diterima oleh
sistem SPSE secara lengkap dan utuh

Dilakukan test kapasitas harddisk, kualitas koneksi,


dan beban aplikasi LPSE

30 menit

Memastikan kinerja resource


server < 85 % bila melebihi maka
perlu dibuat catatan

Jika pada saat pemantauan tersebut atau sesudahnya, ada


laporan keluhan yang masuk maka adminstrator harus
melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap konfigurasi
pada perangkat keras dan jaringan komunikasi data

Pemantauan dilakukan melalui sistem monitoring


yang dimiliki dan akses ke server

30 menit

Memastikan kinerja resource


server < 85 % bila melebihi maka
perlu dibuat catatan

Hasil identifikasi dan evaluasi terhadap konfigurasi pada


perangkat komputasi dan jaringan komunikasi data di
analisis dan dikonsultasikan dengan technical support
internal ataupun LKPP jika diperlukan

Melakukan kontak ke helpdesk lalu helpdesk akan


meneruskan ke tim ITO untuk segera
ditindaklanjuti

Bersama ITO LKPP, administrator menentukan perubahan


konfigurasi yang diperlukan pada perangkat.

Memastikan Sistem Monitoring perangkat keras dan


jaringan komunikasi data dalam keadaan aktif

ITO LKPP

Mulai

Keterangan

memberi data kepada server


monitoring
Memastikan kapasitas cpu,memory
dan jaringan sesuai dengan beban
kerja
< 85% kinerja
kapsitasresource
maksimal
Memastikan
server < 85 % bila melebihi maka
perlu dibuat catatan

1 jam

Permasalahan dijelaskan secara


jelas agar solusi yang diambil
segera dapat dilakukan

1-3 jam

Segera dilakukan perbaikan agar


service berjalan tanpa adanya
gangguan

45 menit

Segera dilakukan perbaikan agar


service berjalan tanpa adanya
gangguan

1 - 3 jam

Output dari pelaksanaan SOP


Monitoring dan Evaluasi Kinerja
Infrastruktur SPSE adalah
terjaminnya tingkat ketersediaan
dukungan komunikasi data dan
komputasi perangkat keras
Aplikasi SPSE.

1. Formulir Permintaan Perubahan


Jika perubahan minor perangkat yang diperlukan maka
technical support akan melakukan perubahan tersebut dan
jika perubahan major yang diperlukan maka akan proses
pengadaan baik berupa upgrade atau penggantian. Proses
pengajuan perubahan harus dilakukan melalui formulir
permintaan perubahan

Pada setiap kegiatan pemantauan, administrator wajib


melakukan dokumentasi begitu juga layanan penyelesaian
keluhan yang masuk dan ditangani. Dokumentasi ini akan
diperlukan dalam melakukan manajemen kapasitas
infrastruktur

Major

Minor
2. Lampiran Pengisian FormulirMinor
Permintaan

Perubahan

Laporan aktifitas administrator

Selesai

144

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA INFRASTRUKTUR SPSE

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

145

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.

Form Permintaan Perubahan, petunjuk pengisian


1.

Jenis Perubahan: pilih salah satu jenis perubahan yang sesuai, dalam prosedur ini adalah Perubahan Infrastruktur

2.

Prioritas Perubahan: Tentukan dan pilih salah satu prioritas perubahan yang sesuai

3.

A. Uraian Kondisi terkini adalah penjelasan kondisi terkini sesuai dengan jenis perubahan yang diusulkan dalam
prosedur ini adalah perubahan infrastruktur, maka penjelasan yang diperlukan adalah kondisi perangkat keras dan
perangkat lunak serta penjelasan lainnya yang mendukung usulan perubahan

4.

B. Dasar Analisas Permasalahan adalah penjelasan latar belakang masalah sehingga permintaan perubahan ini
diperlukan diuraikan secara singkat dan jelas

5.

C. Uraian permintaan perubahan adalah penjelasan yang berkenaan dengan perubahan yang diusulkan.

146

FORM PERMINTAAN PERUBAHAN


Hari/Tanggal

Waktu

Jenis Perubahan

Prioritas Perubahan

Perubahan Aplikasi

Perubahan Kritis
(berdampakpadainfrastrukturdanharussegeradiselesaikan)

Perubahan Infrastruktur

Perubahan Mayor (adaimplikasikeoperasional TIK)

Perubahan Layanan

Perubahan Minor
(tidakberpengaruhlangsungterhadapinfrastruktur)

A.

URAIAN KONDISI TERKINI(uraiansebagaiacuandarimasing-masingkondisi)

DASAR ANALISA PERMASALAHAN

C.

URAIAN PERMINTAAN PERUBAHAN

d.

PERSETUJUAN PERMINTAAN PERUBAHAN

Disetujui

Tidakdisetujui

Catatan:
Pengusul

(...........................................)

Pimpinan

(...........................................)

147

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA APLIKASI SPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

148

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

27/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


MONITORING DAN EVALUASI KINERJA APLIKASI
SPSE

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2
3

Administrator Sistem LPSE


ITO LKPP
Kepala LPSE

Peralatan/Perlengkapan :
1

Laporan Kinerja Aplikasi SPSE.

Formulir Permintaan Perubahan.

Penjelasan Singkat :
SOP Monitoring dan Evaluasi Aplikasi SPSE ini menjelaskan langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh setiap LPSE dalam pengawasan dan evaluasi aplikasi SPSE. Ruang lingkup
pengawasan dan evaluasi aplikasi SPSE adalah dukungan teknis ( database , perangkat)
dan fungsionalnya.

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
1.

Menjamin tingkat ketersediaan Aplikasi SPSE kepada pengguna memenuhi tingkat


layanan yang didefinisikan.

2.
3

Mencegah terjadinya gangguan terhadap aplikasi SPSE.


Memastikan dilakukannya lesson learned dari penggunaan Aplikasi SPSE.

Definisi :
1
2

Peringatan :
1.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.

2.

Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :

Perubahan Minor adalah perubahan yang tidak mempengaruhi proses bisnis utama
yang
didukung
oleh
aplikasi
SPSE danyang
bersifat
melengkapi fitur
atau
modul
saja.yang
Perubahan
Major
adalah
perubahan
mempengaruhi
proses
bisnis
utama
didukung oleh aplikasi SPSE dan bersifat mengganti, atau mengupgrade dari versi
sebelumnya.
Teknis dan Fungsional aplikasi adalah suatu bentruk kelengkapan teknis dari aplikasi
berupa database , perangkat keras dan insfrastruktur lainnya yang mendukung
operasional aplikasi SPSE, sedangkan fungsional adalah bagian dari proses bisnis yang
tercakup dalam aplikasi SPSE.

IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis EProcurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.

Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

149

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA APLIKASI SPSE


No
1

Aktivitas
Memastikan Sistem Application Monitoring dan Database
Server Log dalam keadaan aktif

Pelaksana
Administrator LPSE

ITO LKPP

Mutu Baku
Kepala LPSE

Mulai

a. Secara periodik setiap satu bulan sekali, administrator


merangkum kinerja dari Aplikasi dan Database Server
berdasarkan Sistem Monitoring dan Log
b. Rangkuman kinerja yang didokumentasikan terdiri dari

Persyaratan/Perlengkapan

Waktu

Output

Laporan Kinerja Aplikasi SPSE

1 jam

sistem monitoring aplikasi dan aktifitas


database

3 jam

Memastikan software untuk


monitoring berjalan tanpa ada
masalah
Memastikan sistem monitoring
berjalan sempurna

Sistem monitoring serta akses ke server

3 jam

Laporan Kinerja Aplikasi SPSE

Sistem monitoring serta akses ke server

1 jam

Laporan Kinerja Aplikasi SPSE

Laporan Kinerja Aplikasi SPSE

2 jam

Laporan Kinerja Aplikasi SPSE

Sistem monitoring serta akses ke server

1 jam

Laporan Kinerja Aplikasi SPSE

Laporan Kinerja Aplikasi SPSE

1 jam

Segera dilakukan perbaikan


agar service berjalan tanpa
adanya gangguan

N/A

Output dari pelaksanaan SOP


Monitoring dan Evaluasi
aplikasi SPSE adalah
terjaminnya tingkat
ketersediaan layanan Aplikasi
SPSE dari sisi dari sisi teknis
maupun fungsional

Keterangan

Kemunculan Jenis Error yang paling sering muncul


pada Database dan Aplikasi.
Waktu Transaksi Query yang paling sering digunakan.

Kegagalan transaksi data dan proses yang terekam


oleh sistem Application Monitoring .
Melakukan analisa terhadap kinerja Aplikasi khususnya
penentuan kebutuhan perubahan konfigurasi database atau
aplikasi yang diperlukan.
Secara setiap bulan rutin juga merangkum dokumentasi
penyelesaian masalah/layanan kepada pengguna, yang
terkait dengan :
a. Teknis upload dan download Data.
b.

Penggunaan Aplikasi SPSE.

c.

Keluhan lainnya terkait aplikasi SPSE.

Rangkuman yang telah dilakukan dilanjutkan dengan


melakukan analisa perubahan yang diperlukan terhadap
konfigurasi dan/atau Fitur Aplikasi SPSE

Hasil analisa perubahan dipaparkan dalam dokumen


permintaan perubahan, jika perubahan bersifat minor atau
terkait konfigurasi maka pelaksanaan dapat ditangani
sendiri di internal LPSE, tetapi jika perubahan bersifat
major maka hal tersebut harus dikonsultasikan dengan
Technical Support LKPP

Jika dari hasil konsultasi diperlukan bantuan teknis dari


LKPP maka LPSE mengajukan permohonan bantuan teknis
kepada LKPP tetapi jika hasil konsultasi diperlukan bantuan
pihak ketiga/vendor maka technical support mengajukan
usulan kegiatan kepada kepala LPSE

Minor
Selesai

Mayor

Tidak

Selesai
Ya
Selesai

150

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA APLIKASI SPSE

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

151

LAMPIRAN LAMPIRAN
1.

Form Permintaan Perubahan, petunjuk pengisian


1.

Jenis Perubahan: pilih salah satu jenis perubahan yang sesuai, dalam prosedur ini adalah Perubahan Aplikasi

2.

Prioritas Perubahan: Tentukan dan pilih salah satu prioritas perubahan yang sesuai

3.

A. Uraian Kondisi terkini adalah penjelasan kondisi terkini sesuai dengan jenis perubahan yang diusulkan dalam
prosedur ini adalah perubahan Aplikasi, maka penjelasan yang diperlukan adalah fitur, alur secara umum dan
konfigurasi lingkungan aplikasi serta penjelasan lainnya yang mendukung usulan perubahan

4.

B. Dasar Analisas Permasalahan adalah penjelasan latar belakang masalah sehingga permintaan perubahan ini
diperlukan diuraikan secara singkat dan jelas

5.
2.

C. Uraian permintaan perubahan adalah penjelasan yang berkenaan dengan perubahan yang diusulkan.
Form Kinerja Aplikasi

a.

Periode pelaporan: pilih salah satu periode pelaporan yang sesuai dengan kegiatan pelaporan yang sedang
dilakukan

b.

Uraian Kondisi Terkini: adalah isian parameter-parameter berikut ini


i.

Ukuran Database :

ii.

Jumlah Pengguna :

iii. Jumlah Transaksi Database :


iv.

Bandwidth Upstream:

v.

Bandwidth Downstream:

c.

Uraian Error yang sering muncul adalah pesan kesalahan pada saat penggunaan SPSE yag paling sering terjadi .

d.

Uraian Lesson Learned dan Analisisnya adalah penjelasan dan rangkuman dari keluhan, masukan, kritik dan usulan
yang diberikan oleh pengguna dan diakhiri analisis yang dilakukan terhadap penjelasan sebelumnya dalam Lesson
Learned.

152

FORM PERMINTAAN PERUBAHAN


Hari/Tanggal Konsultasi

Waktu

Perubahan Aplikasi

Perubahan Kritis

Perubahan Infrastruktur

Perubahan Mayor

Perubahan Layanan

Perubahan Minor

A.

URAIAN KONDISI TERKINI

DASAR ANALISA PERMASALAHAN

C.

URAIAN PERMINTAAN PERUBAHAN

Pengusul
D.

Pimpinan

PERSETUJUAN PERMINTAAN PERUBAHAN

Disetujui

Tidakdisetujui

Catatan:
Pengusul
(...........................................)

Pimpinan
(...........................................)

153

LAPORAN KINERJA APLIKASI SPSE


Hari/Tanggal

Waktu

INSIDENTAL
RUTIN BULANAN
RUTIN SEMESTERAN

A.

URAIAN KONDISI TERKINI


1.
2.
3.

C.

Ukuran Database :
Jumlah Pengguna :
Jumlah Transaksi
Database :
4. Bandwidth Upstream:
5. Bandwidth Downstream:
URAIAN ERROR YANG PALING
SERING MUNCUL

URAIAN LESSON LEARNED DAN ANALISISNYA

Administrator

Pimpinan

(...........................................)

(...........................................)

154

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

MONITORING DAN EVALUASI KAPASITAS INFRASTRUKTUR SPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

155

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

28/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


MONITORING DAN EVALUASI KAPASITAS
INFRASTRUKTUR SPSE

Dasar Hukum :
1
2
3

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2


Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2

Administrator Sistem LPSE


ITO LPSE

Peralatan/Perlengkapan :
1
2
3

Laporan Status dan Unjuk Kerja Infrastruktur SPSE


LampiranKinerja Infrastruktur SPSE
Formulir Permintaan Perubahan\Dokumen Usulan Peningkatan Kapasistas Infrastruktur

Penjelasan Singkat :
SOP Monitoring dan Evaluasi Kapasitas Infrastruktur SPSE ini menjelaskan langkahlangkah yang harus dilakukan oleh setiap LPSE dalam mengawasi tingkat kapasitas
infrastruktur yang tersedia dalam layanan SPSE. Cakupan kapasitas yang diawasi adalah
Storage , Lalu lintas Data dan Beban Komputasi . Ketiga komponen ini merupakan
komponen krusial yang dapat menjamin layanan SPSE selalu pada tingkat ketersediaan
yang tinggi.

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
1.
2.
3

Menjamin tingkat ketersediaan layanan SPSE kepada pengguna memenuhi tingkat


layanan yang didefinisikan.
Mencegah terjadinya kelebihan kemampuan terhadap kapasitas maksimum layanan SPSE.
Memastikan perencanaan kapasitas sesuai dengan tingkat kebutuhan kapasitas yang
terus berkembang.

Peringatan :
1.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.

2.

Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Definisi :
1

Storage adalah media penyimpanan yang terhubung atau ada didalam sebuah
perangkat keras seperti server ataupun personal komputer

Lalu lintas data adalah arus perpindahan data baik masuk atau keluar yang terjadi
didalam perangkat keras atau di dalam jaringan lokal atau di dalam jaringan internet
Beban Kerja Komputasi adalah kemampuan pemrosesan yang dilakukan oleh perangkat
server terkait proses pengolahan data dan instruksi pada SPSE

IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis EProcurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.

Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

Keterkaitan :

156

MONITORING DAN EVALUASI KAPASITAS INFRASTRUKTUR SPSE


Pelaksana
No

Aktivitas

Memastikan sistem monitoring perangkat keras dan jaringan


telah terinstall dan bekerja dengan baik
a. Secara periodik setiap satu bulan sekali, administrator
merangkum kinerja perangkat keras dan perangkat
jaringan.
b. Rangkuman kinerja yang didokumentasikan
administrator terdiri dari :
Grafik perkembangan kapasitas storage.

Administrator
Sistem LPSE

ITO LKPP

Mutu Baku
Kepala LPSE

Mulai

Persyaratan/Perlengkapan

Waktu

1. Laporan Status dan Unjuk Kerja


Infrastruktur SPSE
2. Lampiran Kinerja Infrastruktur SPSE

15 menit

N/A

N/A

N/A

oleh

Output

Keterangan
Detil pelaksanaan aktifitas 1
dan 2 merujuk pada pedoman
pengelolaan infrastruktur LPSE

Grafik beban kerja prosesor dan memory dari


perangkat server.
Grafik beban lalu lintas data dari dan keluar jaringan.
2

Berdasarkan Laporan bulanan kinerja perangkat keras dan


perangkat jaringan, Administrator melakukan analisa
kebutuhan peningkatan kapasitas infrastruktur SPSE yang
terkait dengan peningkatan storage dan bandwidth jaringan
internet serta penggantian/upgrade perangkat server .
Analisa dilakukan setiap semester dengan fokus analisa
a. Tingkat kekritisan kapasitas storage.

Detil pelaksanaan aktifitas 1


dan 2 merujuk pada pedoman
pengelolaan infrastruktur LPSE

b. Tingkat kekritisan beban lalu lintas data.


c. Tingkat kekritisan beban kerja komputasi.
3

Membuat usulan kebutuhan peningkatan kapasitas


berdasarkan analisa yang telah dilakukan dan dalam
pelaksanaanya jika diperlukan dapat meminta rekomendasi
dan dukungan dari LKPP atas perencanaan tersebut

2. Lampiran Kinerja Infrastruktur SPSE

3 jam

Memastikan
kinerja resource
server < 85 % bila
melebihi maka
perlu dibuat
catatan

Menyampaikan usulan peningkatan kapasitas dalam bentuk


formulir permintaan perubahan dengan melampirkan
dokumen analisis dan perencanaan kapasitas tersebut
kepada pimpinan LPSE setempat

Formulir Permintaan
Perubahan\Dokumen Usulan Peningkatan
Kapasistas Infrastruktur SPSE

3 jam

Segera dilakukan
perbaikan agar
service berjalan
tanpa adanya
gangguan

Kepala LPSE memproses usulan tersebut :

4 jam

Segera dilakukan
perbaikan agar
service berjalan
tanpa adanya
gangguan

a. Jika disetujui usulan tersebut dilanjutkan dengan proses


pengadaan
b. Jika tidak disetujui administator mendapatkan catatan
atas usulan tersebut
c. Administrator melakukan perbaikan dan analisa ulang
seperti pada langkah 2

Ya
Tidak

Selesai

157

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

MONITORING DAN EVALUASI KAPASITAS INFRASTRUKTUR SPSE

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

158

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.

Form Permintaan Perubahan, petunjuk pengisian


1.

Jenis Perubahan: pilih salah satu jenis perubahan yang sesuai, dalam prosedur ini adalah Perubahan
Infrastruktur

2.

Prioritas Perubahan: Tentukan dan pilih salah satu prioritas perubahan yang sesuai

3.

A. Uraian Kondisi terkini adalah penjelasan kondisi terkini sesuai dengan jenis perubahan yang diusulkan
dalam prosedur ini adalah perubahan infrastruktur, maka penjelasan yang diperlukan adalah kondisi
perangkat keras dan perangkat lunak serta penjelasan lainnya yang mendukung usulan perubahan

4.

B. Dasar Analisas Permasalahan adalah penjelasan latar belakang masalah sehingga permintaan perubahan ini
diperlukan diuraikan secara singkat dan jelas

5.
2.

C. Uraian permintaan perubahan adalah penjelasan yang berkenaan dengan perubahan yang diusulkan.

Form Kinerja Infrastruktur


a.

Jenis Infrastruktur: pilih salah satu jenis infrastruktur yang dilaporkan

b.

Periode pelaporan: pilih salah satu periode pelaporan yang sesuai dengan kegiatan pelaporan yang sedang
dilakukan

c.

Uraian Kondisi Terkini: adalah penjelasan terkait parameter-parameter dan nilainya masing-masing sesuai
dengan jenis infrastruktur yang sedang dilaporkan. Misalnya Storage, maka dalam Uraian kondisi terkini
dijelaskan, Ukuran Volume Total, Ukuran Volume Terpakai, Ukuran Volume Kosong dan seterusnya.

d.

Tabel dan Grafik Kinerja adalah uraian kondisi jenis infrastruktur yang dilaporkan dalam bentuk tabular dan
grafis.

e.

Analisis Kinerja adalah uraian analisis unjuk kerja dari jenis infrastruktur yang dilaporkan. Analisis ini dapat
mempergunakan data pada kegiatan pelaporan sebelumnya sebagai bahan perbandingan perubahan kinerja
baik itu menurun atau meningkat.

159

FORM PERMINTAAN PERUBAHAN


Hari/Tanggal

Waktu

Jenis Perubahan

Prioritas Perubahan

Perubahan Aplikasi

Perubahan Kritis (berdampak pada infrastruktur dan


harus segera diselesaikan)

Perubahan Infrastruktur

Perubahan Mayor (ada implikasi ke operasional TIK)

Perubahan Layanan

Perubahan Minor (tidak berpengaruh langsung terhadap


infrastruktur)

A.

URAIAN KONDISI TERKINI(uraiansebagaiacuandarimasing-masingkondisi)

DASAR ANALISA PERMASALAHAN

C.

URAIAN PERMINTAAN PERUBAHAN

d.

PERSETUJUAN PERMINTAAN PERUBAHAN

Disetujui

Tidakdisetujui
Catatan:

Pengusul

(...........................................)

Pimpinan

(...........................................)

160

LAPORAN KINERJA INFRASTRUKTUR


Hari/Tanggal Konsultasi

Waktu

Jenis Infrastruktur

Periode Laporan

STORAGE

INSIDENTAL

LALULINTAS DATA

RUTIN BULANAN

BEBAN KOMPUTASI

RUTIN SEMESTERAN

A.

URAIAN KONDISI TERKINI

TABEL DAN GRAFIK KINERJA

C.

ANALISIS KINERJA

Administrator

Pimpinan

(...........................................)

(...........................................)

161

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PEDOMAN PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR
SPSE

JAKARTA
2012

162

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

MONITORING DAN PEMELIHARAAN DATA CENTER

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

163

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

29/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


MONITORING DAN PEMELIHARAAN DATA CENTER

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2

Administrator sistem LPSE


Kepala LPSE

Peralatan/Perlengkapan :
1
2

Laporan Kondisi Perangkat dan Lingkungan Data Center .


Formulir Permohonan Kunjungan Kegiatan di Dalam Data Center .

Penjelasan Singkat :
Dokumen ini menetapkan standar dan prosedur bagi LKPP & LPSE untuk mengelola data
center secara terpusat baik perangkatnya sewa atau pun milik sendiri. Prosedur ini
diterapkan pada pegawai yang mempunyai otorisasi terhadap data center ataupun mitra
kerja yang terkait yang diotorisasi. Prosedur ini mencakup beberapa topik yang tidak
terbatas hanya pada: keselamatan, keamanan, permintaan ruangan, perbaikan
perangkat, instalasi dan un-install perangkat keras, kabel, daya, terkait kebersihan dan
perangkat lainnya di dalam data center .

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
1
2

Menjamin data center yang reliabel , aman dan terlindungi sebagai fasilitas vital.
Mengelola data center secara terpusat agar penanganan lebih terkoordinasi.

Definisi :
1
2

Peringatan :
1.
2.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :

Data center adalah fasilitas vital yang didalamnya terdapat perangkat penyimpanan,
komputasi dan komunikasi yang mengendalikan proses TIK di lingkungan LPSE
Perangkat adalah alat, media atau peralatan yang terkait dengan pengelolaan teknis TIK
di dalam data center

Lingkungan adalah alat, media atau peralatan pendukung operasional perangkat didalam
data center mendapat jaminan pasokan udara, listrik dan kebersihan.
Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

164

MONITORING DAN PEMELIHARAAN DATA CENTER


No

Aktivitas

Pelaksana
Administrator
Kepala LPSE
Sistem SPSE

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan

Waktu

Output

Keterangan

Prosedur Kegiatan Monitoring


1

Administrator Sistem LPSE melakukan kegiatan di dalam data


center mencatatkan kegiatannya dalam logbook

15 menit
Mulai

Administrator Sistem LPSE memastikan operasional perangkat


keras, penyimpanan dan jaringan berjalan dengan baik serta
lingkungan di dalam center sesuai standar
A. Secara periodik setiap satu bulan sekali, Administrator Sistem
LPSE melakukan pemeriksaan atas lingkungan dan perangkat data
center yang mencakup :
Perangkat tetap berada pada rack sesuai dengan
penempatannnya.
Pintu Rack selalu terkunci.

Tidak ada barang-barang diluar perangkat data center.

Ruangan dan Lantai dalam keadaan bersih.

Kondisi raised floor sesuai pada tempatnya.

Suhu udara dalam ruang data center antara 17 C 24

Catatan aktifitas di dalam data


center

1. Laporan Kondisi Perangkat dan


Lingkungan Data Center

1 jam

Memastikan service LPSE


berjalan tanpa adanya gangguan

2. Formulir Permohonan Kunjungan


Kegiatan di Dalam Data Center

1 jam

Memastikan service LPSE


berjalan tanpa adanya gangguan

1. Laporan Kondisi Perangkat dan


Lingkungan Data Center

1 jam

Memastikan service LPSE


berjalan tanpa adanya gangguan

2 jam

Output dari pelaksanaan SOP


Monitoring dan Pemeliharaan
Data Center adalah untuk
menjamin pengelolaan Data
Center yang terpusat dan handal

Ventilasi udara dibawah raised floor , dan rack perangkat


berjalan dengan baik.
APAR dalam kondisi siap pakai
Pengkabelan baik untuk data ataupun listrik sesuai pada
tempatnya
Panel listrik terlindungi dan terkunci
B. Rangkuman kondisi lingkungan data center dicatatkan pada
laporan bulanan kondisi lingkungan dan perangkat data center

Kondisi perangkat Pendingin Udara.

Kondisi raised Floor dan lingkungan lainnya.

Kondisi rack dan perangkat di dalamnya.

Kondisi perangkat pendukung seperti APAR dalam kondisi


siap pakai
Laporan tersebut disampaikan kepada kepala LPSE untuk
didokumentasikan
Selesai

165

No

Aktivitas

Pelaksana
Administrator
Kepala LPSE
Sistem LPSE

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan

Waktu

Output

Formulir Permohonan Kunjungan


Kegiatan di Dalam Data Center

1 jam

Memastikan service LPSE


berjalan tanpa adanya gangguan

Formulir Permohonan Kunjungan


Kegiatan di Dalam Data Center

N/A

Memastikan service LPSE


berjalan tanpa adanya gangguan

N/A

Memastikan service LPSE


berjalan tanpa adanya gangguan

1 jam

Memastikan service LPSE


berjalan tanpa adanya gangguan

45 menit

Output dari pelaksanaan SOP


Monitoring dan Pemeliharaan
Data Center adalah untuk
menjamin pengelolaan Data
Center yang terpusat dan handal

Keterangan

Prosedur Kegiatan Pemeliharaan


1

Administrator Sistem LPSE menyampaikan Formulir permohonan


kunjungan dari luar (vendor pemeliharaan AC, Perangkat dan
lingkungan data Center atau pihak lainnya) kepada Kepala LPSE
untuk tujuan pemeliharaan, perbaikan dan/atau modifikasi pada
lingkungan atau perangkat data center

Kepala LPSE memproses permohonan tersebut dan menugaskan


Administrator Sistem LPSE untuk mendampingi kegiatan yang
dilakukan di dalam data center

Selama kegiatan dan sesudahnya Administrator Sistem LPSE


memastikan kondisi lingkungan Data Center sesuai standar yang
ditetapkan
Sesudah Kegiatan selesai dilakukan Administrator Sistem LPSE
dan Tamu Pengunjung Data Center membuat berita acara kegiatan
selama di dalam data center
Berita acara tersebut di rekam dan didokumentasikan pada sistem
Helpdesk

Mulai

Selesai

166

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

MONITORING DAN PEMELIHARAAN DATA CENTER

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

167

LAMPIRAN LAMPIRAN
1.

Form Permohonan Kunjungan & Kegiatan Di Data Center, petunjuk pengisian:


a.

Tujuan Kunjugan dan Kegiatan : berisi uraian tujuan dari apa yang akan dilakukan di dalam Data Center
dijelaskan secara singkat dan jelas.

b.

Jenis Kegiatan dipilih salah satu yang sesuai dengan tujuan kunjungan.

c.

Prioritas Kegiatan dipilih salah satu dari pendefinisian sifat tujuan kunjungan.

d.

Deskripsi Kegiatan yang akan dilaksanakan diurakan secara rinci kegiatan selama di dalam Data Center.

e.

Ruang Lingkup kegiatan adalah cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan terhadap lingkungan dan/atau
perangkat apa saja.

f.

Dampak dan Keluaran Pasca Kegiatan adalah uraian pengaruh dan juga hasil nyata kegiatan berupa keluaran
yang terukur atau nampak secara fisik.

2.

Laporan Kondisi Perangkat & Lingkungan Data Center


a.

Perangkat dan Lingkungan Data Center ini adalah pilihan yang harus ditandai dan pilihan yang ada bisa
ditandai semua atau sebagian ataupun hanya satu tergantung dari laporan kegiatan yang telah dilakukan.

b.

Kondisi umum adalah penjelasan secara umum terkait perangkat dan lingkungan yang menonjol untuk
dijelaskan.

c.

Tabel Pengamatan Perangkat dan Lingkungan adalah tabel presentasi kondisi perangkat dan lingkungannya
sesuai dengan parameternya masing-masing, misalnya terdiri dari kolom nama perangkat/lingkungan, standar
parameter yang diharuskan, kondisi/status dari perangkat terkait standar parameter.

d.

Kesimpulan dan Rekomendasi adalah uraian penutup yang merupakan rangkuman umum perangkat dan
lingkungan data center serta usulan yang harus ditindaklanjuti.

168

FORM PERMOHONAN KUNJUNGAN & KEGIATAN DI DATA CENTER


Hari/Tanggal

Waktu

Nama Pemohon

Asal Institusi/Dept/Bagian

Tujuan Kunjungan & Kegiatan

Jenis Kegiatan

Prioritas Kegiatan

Perubahan/Modifikasi Perangkat

Kegiatan Kritis

Perubahan/Modifikasi Lingkungan

Kegiatan Minor

Pemeliharaan Umum

Kegiatan Mayor

A.

Deskripsi Kegiatan yang akan


dilaksanakan

Ruang Lingkup Kegiatan

C.

Dampak dan Keluaran Pasca Kegiatan

Pengusul

(...........................................)

Pimpinan

(...........................................)

169

LAPORAN KONDISI PERANGKAT & LINGKUNGAN DATA CENTER


Hari/Tanggal Konsultasi

Waktu

Perangkat dan Lingkungan Data Center


STORAGE

RAISED FLOOR

SERVER

PENDINGIN UDARA

PERANGKAT JARINGAN

VENTILASI DAN LAINNYA

A.

URAIAN KONDISI UMUM

TABEL PENGAMATAN
PERANGKAT DAN LINGKUNGAN

C.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Administrator

Pimpinan

(...........................................)

(...........................................)

170

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENGELOLAAN ASSET INFORMASI

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

171

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

30/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PENGELOLAAN ASSET INFORMASI

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2
3
4
5

Administrator Sistem LPSE


Kepala LPSE
Helpdesk LPSE
Pengguna SPSE
Vendor

Peralatan/Perlengkapan :
1
2

Laporan Inventory Asset Informasi.


Formulir Dukungan Layanan Asset Informasi.

Penjelasan Singkat :
Dokumen ini menetapkan prosedur untuk pengelolaan asset informasi seperti komputer
desktop , laptop dan tablet dan lain-lainnya. Pengelolaan meliputi pemeliharaan,
penggunaan dan mutasi perangkat dan penggantian atau penghapusan perangkat.

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
1
2

Menjamin asset informasi terlindungi dan digunakan secara semestinya.


Mengelola asset informasi untuk mendukung kegiatan di LPSE.

Definisi :
1

Asset informasi adalah perangkat yang digunakan dalam pengelolaan TIK yang
merupakan perangkat akhir yang digunakan oleh pengguna seperti Komputer Desktop,
laptop dan tablet .

2
3

Helpdesk LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan tugas dan fungsi Unit Layanan
Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

Peringatan :
1.
2.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :

172

PENGELOLAAN ASSET INFORMASI

No

Aktivitas

Prosedur Kegiatan Pemeliharaan Rutin Asset Informasi


1 Administrator Sistem LPSE melakukan kegiatan
pemeliharaan rutin terhadap asset informasi secara rutin 1
bulan sekali dan jika diperlukan melayani perbaikan ringan
terhadap perangkat keras atau perangkat lunak

Pelaksana
Administrator Sistem
Kepala LPSE
LPSE
Mulai

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan

Waktu

Output

Network tools

1 hari

dokumen asset

Administrator Sistem LPSE membuat laporan kegiatan


pemeliharaan dan melakukan pembaharuan status dan
konfigurasi asset informasi pada sistem Helpdesk

Laporan Kegiatan Pemasaran

1 hari

dokumen asset

Laporan disampaikan kepada Kepala LPSE untuk


didokumentasikan

dokumen asset

1 hari

dokumen asset

Keterangan

Selesai

173

No

Aktivitas

Prosedur Perbaikan Ringan Asset Informasi


1
Administrator Sistem LPSE menerima permintaan
perbaikan ringan yang menyangkut perangkat keras atau
lunak

Pelaksana
Administrator LPSE
Kepala LPSE

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan
Waktu
surat pemohonan perbaikan

Output

1 jam

jadwal perbaikan

Mulai

Administrator Sistem LPSE melakukan identifikasi


permasalahan berdasarkan diagnosa awal

2 jam

hasil
analisa
permasalahan

Administrator Sistem LPSE melakukan perbaikan kecil pada


perangkat keras atau perangkat lunak jika diperlukan.
Apabila ditemukan permasalahan yang tidak bisa
diselesaikan maka dilakukan eskalasi pada prosedur
penanganan masalah atau penanganan insiden

2 hari

hasil perbaikan

Jika setelah selesai melakukan perbaikan kecil maka


Administrator Sistem LPSE merekam kegiatannya dalam
berita acara dukungan layanan asset informasi dan
pengguna melakukan pengesahan pada berita acara
tersebut
Jika masalah tersebut dieskalasi maka Administrator Sistem
LPSE mencatatkan rekomendasi yang diperlukan pada
berita acara tersebut dan memperbaharui status layanan
menjadi di eskalasi ke prosedur berikutnya

2 jam

Berita Acara

1 hari

analisa
permasalahan dan
rekomendasi

1 hari

permasalahan
selesai

Eskalasi tersebut dicatatkan dalam berita acara dukungan


layanan asset informasi dan disetujui serta disahkan oleh
pengguna

Keterangan

Selesai

174

No

Aktivitas

Pelaksana
Pengguna SPSE
Helpdesk LPSE

Prosedur Penggunaan Asset Informasi Oleh Pengunjung/Tamu di Bidding Room


1
Pengguna yang merupakan pengunjung/tamu mengisi
Mulai
logbook penggunaan komputer sebagai Asset Informasi di
Bidding Room lingkungan LPSE

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan
Waktu

Keterangan

Output

logbook layanan asset informasi

30 menit

daftar
pengunjung

hadir

30 menit

daftar
pengunjung

hadir

Petugas mencatatkan dan merekam logbook dalam sistem


Helpdesk serta menyiapkan akun sementara serta no
komputer yang bisa digunakan

logbook layanan asset informasi

Pengguna mengakses dan menggunakan komputer yang


telah ditunjukan oleh petugas. Pengguna tidak disarankan
menyimpan file yang berisi informasi penting di dalam
media penyimpanan lokal

Komputer bidding room

1 hari

Pengguna melakukan logoff , setelah menggunakan


komputer sebagai Asset Informasi di lingkugan LPSE

Komputer bidding room

N/A

komputer bidding
room
dapat
digunakan

Log out

Selesai

No

Aktivitas

Prosedur Mutasi Perangkat Untuk Perbaikan


1
Pemohon mutasi perangkat mengajukan mutasi perangkat
pada Administrator Sistem LPSE/ Pihak yang berwenang di
LPSE

Pelaksana
Administrator LPSE
Mulai

Vendor

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan
Waktu
Formulir
Informasi

Dukungan

Layanan

Asset

N/A

Keterangan

Output

Administrator Sistem LPSE merekam permohonan dan


melakukan update atas item konfigurasi tersebut menjadi
tidak aktif atau sedang dalam perbaikan

Formulir
Informasi

Dukungan

Layanan

Asset

1 jam

status
perangkat
tidak aktif

Administrator Sistem LPSE/ Pihak yang berwenang di LPSE


mencatatkan informasi mutasi dalam sebuah formulir
mutasi perangkat untuk perbaikan

Formulir
Informasi

Dukungan

Layanan

Asset

1 jam

formulir
perangkat
perbaikan

Formulir diotorisasi oleh Sub Direktorat Pengelolaan dan


Pembinaan LPSE / Pihak yang berwenang di LPSE sebagai
bukti pemeliharaan perangkat

formulir
perbaikan

mutasi

untuk

1 hari

persetujuan
formulir
mutasi
perangkat
untuk
perbaikan

Pemohon mutasi perangkat menghubungi vendor untuk


melakukan perawatan

persetujuan formulir mutasi perangkat


untuk perbaikan

N/A

proses mutasi
pihak vendor

Perangkat yang sudah kembali dari vendor akan direkam


dan diperbaharui statusnya menjadi aktif kembali dan
mencatatkan tanggal kembali perangkat tersebut dalam
formulir mutasi perangkat untuk perbaikan

proses mutasi telah diselesaikan

1 hari

mengaktifkan
perangkat
yang
telah dimutasi

perangkat

mutasi daftar
permasalahan
untuk dituangkan
pada
formulir
mutasi
perangkat
untuk
perbaikan

di

Selesai

175

No

Aktivitas

Prosedur Penarikan dan Penghapusan Perangkat


1
Administrator Sistem LPSE melakukan pemberitahuan
penarikan dan penghapusan komputer kepada pengguna

Pelaksana
Administrator LPSE
Mulai

Vendor

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan
Waktu
surat pemberitahuan

Output

1 hari

Pengguna diminta untuk melakukan backup jika mampu


dan meminta bantuan Administrator Sistem LPSE jika
diperlukan

2 hari

backup data selesai

Jika mampu melakukan backup secara mandiri, pengguna


harus melakukan penghapusan data pada perangkat yang
akan ditarik

2 hari

data terhapus

Jika tidak, Administrator Sistem LPSE akan memberikan


bantuan teknis proses backup pada pengguna

2 hari

backup data

Setelah backup selesai dilakukan pemohon menandatangani


berita acara penarikan perangkat

1 jam

Berita
Penarikan

Administrator Sistem LPSE akan melakukan update pada


item konfigurasi yang ditarik dengan cara menonaktifkan
perangkat tersebut atau dihapus jika dimungkinkan

2 hari

menonaktifkan
perangkat lama

Berita Acara Penarikan

Keterangan

Acara

Selesai

176

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENGELOLAAN ASSET INFORMASI

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

177

LAMPIRAN LAMPIRAN
FORM DUKUNGAN LAYANAN ASSET INFORMASI
Hari/Tanggal

Waktu

Nama Pengguna

Jenis Layanan (pilih salah satu)

Produk Layanan (pilih salah satu)

Perbaikan/Troubleshooting

Perangkat Keras

Instalasi/Upgrade

Perangkat Lunak

Konsultasi

Jaringan

Lainnya, sebutkan

Lainnya, sebutkan

A.

URAIAN KELUHAN

LANGKAH DUKUNGAN

C.

CATATAN-CATATAN

d.

STATUS PENYELESAIAN DUKUNGAN

SELESAI

PERLU DIESKALASI

DITUNDA
Catatan:

Personil IT

(...........................................)

Pengguna

(...........................................)

178

LAPORAN INVENTORY ASSET INFORMASI


Hari/Tanggal

Periode Laporan

Nama Penyusun

A.

Rangkuman Asset Informasi:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Komputer Server
Komputer Desktop
Komputer Laptop
Printer Fungsi Tunggal
Printer Multi Fungsi
Perangkat Lunak Komersial BerLisensi
Perangkat Lunak Berbasis OpenSource
Switch
Access Point
Router
Scanner
Lainnya, sebutkan satu persatu

: ...... unit
: ..... unit
: ...... unit
: ...... unit inkjet dan ..... unit laserjet
: ...... unit inkjet dan ..... unit laserjet
: ...... paket
: ....... paket
: ....... unit
: ....... unit
: ...... unit
: ...... unit
: ....... unit

Daftar Asset Informasi Normal


Beroperasi (terdiri dari kolom no,
nama perangkat, jenis perangkat,
Serial Number, tahun, PIC, tahun beli)

C.

Daftar Asset Informasi Bermasalah(terdiri dari kolom no, nama perangkat, jenis perangkat, Serial Number,
tahun, PIC, tahun beli)

d.

Rencana Kebutuhan (sebutkan satu persatu disertai jumlah unit yang diusulkan dan harga pasaran)

Personil IT

(...........................................)

Pengguna

(...........................................)

179

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENGELOLAAN SOFTWARE PENDUKUNG

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

180

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

31/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PENGELOLAAN SOFTWARE PENDUKUNG

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2

ITO (LKPP)
Administrator Sistem LPSE

Peralatan/Perlengkapan :
1

Formulir Konsultasi

Jawaban atau Tanggapan

Penjelasan Singkat :
Meliputi pengelolaan lisensi software pada PC / notebook personil unit kerja serta lisensi
software yang terdapat di server LKPP/LPSE.

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
Mengatur pengelolaan lisensi di LKPP/LPSE agar dapat berjalan secara efektif.

Definisi :
1

IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-Procurement
pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Direktorat e-Procurement LKPP.

Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

Peringatan :
1.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.

2.

Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.:
Keterkaitan

181

PENGELOLAAN SOFTWARE PENDUKUNG


No

Aktivitas

Pelaksana
ITO LKPP

Kepala LPSE

Mutu Baku
ULP

Persyaratan/Perlengkapan

Keterangan

Waktu

Output

Formulir pengajuan instalasi

1 jam

Formulir
pengajuan instalasi

Formulir pengajuan instalasi

1 jam

pencarian
ketersediaan
lisensi

1 jam

informasi
ketersediaan
lisensi

Pelaksanaan Instalasi Untuk Software Berlisensi


1

Pemohon mengajukan permohonan lisensi software berupa


CD dan serial number kepada ITO / Administrator Sistem
LPSE

Mulai

Personil ITO / Administrator Sistem LPSE mengecek


ketersediaan lisensi software yang dibutuhkan oleh
pemohon

Memastikan kesersediaan lisensi

Apabila lisensi software tersedia, maka ITO / Administrator


Sistem LPSE melaksanakan instalasi dan didokumentasikan
dalam Berita Acara Instalasi

ketersediaan lisensi

1 hari

instalasi
dokumentasi

Apabila lisensi belum tersedia, maka ITO / Administrator


Sistem LPSE melakukan verifikasi kebutuhan software
untuk personil pemohon

lisensi tidak tersedia

2 hari

hasil
verifikasi
kebutuhan lisensi
software

Personil ITO / Administrator Sistem LPSE memastikan


apakah pengadaan bisa diajukan atau tidak

2 hari

hasil
konfirmasi
pengadaan

Apabila pengadaan lisensi dapat diajukan, maka ITO /


Administrator Sistem LPSE membuat rencana anggaran
pengadaan sesuai dengan Prosedur Pengadaan Barang /
Jasa
Personil ITO / Administrator Sistem LPSE mengajukan
permohonan pengadaan software beserta lisensinya kepada

5 hari

rencana anggaran
pengadaan

2 hari

permohonan
pengadaan

2 hari

persetujuan
permohonan
pengadaan lisensi

N/A

proses pengadaan

konfirmasi pengadaan disetujui

dan

Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan LPSE /


Kepala LPSE
9

10

11

12

Tidak

Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan LPSE /


Kepala LPSE memutuskan apakah menyetujui pengadaan
software dan lisensinya atau tidak. Jika tidak menyetujui,
maka alur proses selesai

Ya
Selesai

Apabila Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan


LPSE / Kepala LPSE menyetujui permohonan pengadaan,
maka Pejabat Pengadaan / ULP melaksanakan pengadaan
software dan lisensi sesuai kebutuhan
Pejabat Pengadaan / ULP memberitahukan ITO /
Administrator Sistem LPSE untuk pelaksanaan instalasi

persetujuan pengadaan

lisensi software yang diperlukan sudah


tersedia

1 hari

Proses instalasi

ITO / Administrator Sistem LPSE melakukan update database


asset register untuk aset perangkat lunak

software terinstalasi

2 jam

update
database
asset register

Selesai

182

Pelaksana
No

Aktivitas

Administrator
Sistem LPSE

Kabid Pemeliharaan

Mutu Baku
Kepala LPSE

Persyaratan/Perlengkapan

Waktu

Output

Keterangan

Pelaksanaan Instalasi Untuk Software Tidak Berlisensi


1

Personil mengajukan pelaksanaan instalasi ke Administrator


Sistem LPSE dengan menggunakan form instalasi software

Administrator Sistem LPSE melakukan pengecekan


kesesuaian software yang diajukan dengan Standard
Operating Environment (SOE) untuk software di Unit LPSE

Apabila software yang diajukan terdapat dalam SOE LPSE,


maka Administrator Sistem LPSE dapat melakukan instalasi
langsung di PC/Notebook personil. Dan apabila tidak
terdapat dalam SOE LPSE, maka Administrator Sistem LPSE
meminta persetujuan Kepala Bagian/Bidang Pemeliharaan
untuk melakukan instalasi

Form Instalasi Software

1 jam

permintaan
instalasi software

permintaan instalasi software

2 jam

Analisa software
yang akan diinstall

1 hari

proses
software

Software tidak ada pada SOE

2 jam

pengajuan instalasi
software
yang
tidak ada pada SOE

pengajuan instalasi software yang tidak


ada pada SOE

2 jam

keputusan
persetujuan

Persetujuan instalasi software

1 hari

software terinstal

Mulai

Tidak
ya

Sub Bagian/Bidang Pemeliharaan Sistem meminta


persetujuan Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE / Kepala LPSE untuk melakukan instalasi
software yang tidak terdapat di dalam SOE LPSE

instalasi

Apabila Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan


LPSE / Kepala LPSE menyetujui, maka proses penginstalan
dapat dilakukan. Dan apabila tidak disetujui, maka proses
selesai

Tidak
ya
Selesai

Administrator Sistem LPSE melakukan penginstalan


software apabila terdapat dalam SOE LKPP/LPSE atau telah
disetujui oleh KepalaBagian/Bidang Pemeliharaan
Selesai

183

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PROSEDUR PERBAIKAN SECARA REMOTE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

184

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

32/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-12

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PROSEDUR PERBAIKAN SECARA REMOTE

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2


Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2

Administrator Sistem LPSE


Dit E-Proc/Pihak Yang Diberikan Kewenangan

Peralatan/Perlengkapan :
1

Form Laporan Pelaksanaan Perbaikan Secara Remote.

Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mengatur tata cara pelaksanaan perbaikan secara remote yang dilakukan
personil dari luar ruang kerja LKPP/LPSE melalui jaringan internet .

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
Prosedur ini bertujuan untuk mencapai dan memelihara sistem perlindungan yang tepat
terhadap aset sistem informasi LKPP/LPSE selama pelaksanaan perbaikan secara remote .

Definisi :
1

Akses Remote adalahAkses terhadap aset teknologi informasi yang dilakukan dari lokasi
yang terpisah (jarak jauh) dengan menggunakan fasilitas jaringan internet/ekstranet .

Komputer host / server adalah Komputer tempat data maupun aplikasi yang hendak
diakses secara

Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

Peringatan :
1.
2.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :

185

PROSEDUR PERBAIKAN SECARA REMOTE


No

Aktivitas

A.
1

Pelaksana
Administrator
Dit E-Proc
Sistem LPSE

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan

Keterangan

Output

N/A

Ketentuan Pelaksanaan Perbaikan Secara Remote


Untuk memastikan keamanan proses perbaikan, hal hal
berikut harus diperhatikan pada workstation (PC /
Notebook ) yang digunakan untuk melakukan perbaikan
secara remote , yaitu
a. Diusahakan menggunakan PC/Notebook milik Personil
LKPP/LPSE.
b. Perbaikan secara Remote yang diizinkan hanya dari
jaringan kantor LPSE dan LKPP atau Alamat IP yang
diijinkan.
c. Akses remote tidak diijinkan untuk menggunakan
akun root secara langsung.
d. Memiliki kemampuan teknis untuk mendukung
pelaksanaan akses secara remote .
e. Terhubung ke internet melalui jaringan yang stabil
dan aman (workstation tidak berada di tempat umum
atau diakses oleh publik / umum dan menggunakan
jaringan yang terlindungi dengan baik).
Sebagai dokumentasi, rincian pelaksanaan perbaikan secara
remote berikut harus didokumentasikan :
a.
Lokasi perbaikan
b.

Waktu

Jaringan yang digunakan

c.
Waktu pelaksanaan perbaikan (tanggal, waktu mulai
akses, waktu selesai)
d. Analisa gangguan dan perbaikannya
B.
1

Prosedur Pelaksanaan Perbaikan Secara Remote


Administrator Sistem LPSE/Dit E-Proc/Pihak yang diberikan
kewenangan menerima laporan terjadinya gangguan yang
bersifat urgent untuk segera ditangani

Laporan terjadinya gangguan

1 jam

informasi
gangguan

1 jam

Perangkat
digunakan

Mulai

Administrator Sistem LPSE/Dit E-Proc/Pihak yang diberikan


kewenangan menyiapkan workstation (PC /Notebook ) yang
sesuai untuk melakukan perbaikan secara remote sesuai
dengan bagian A nomor 2 di atas
Administrator Sistem LPSE/Dit E-Proc/Pihak yang diberikan
kewenangan mengakses computer host /server melalui
internet untuk memperbaiki sistem yang mengalami
gangguan
Form Laporan
Secara Remote

Pelaksanaan

Perbaikan

siap

N/A

proses perbaikan

N/A

penyelesaian
masalah
Analisa
masalah
dan perbaikan

Administrator Sistem LPSE/Dit E-Proc/Pihak yang diberikan


kewenangan melakukan perbaikan awal untuk menutup
gangguan sehingga sistem dapat berjalan kembali

Administrator Sistem LPSE/Dit E-Proc/Pihak yang diberikan


kewenangan melakukan perbaikan lanjutan dengan
mencari akar penyebab gangguan dan memperbaikinya
untuk mencegah gangguan terulang lagi. Perbaikan lanjutan
ini dilakukan melalui jaringan intranet LKPP/LPSE

N/A

Administrator Sistem LPSE/Dit E-Proc/Pihak yang diberikan


kewenangan mencatatkan pelaksanaan perbaikan secara
remote dalam Logbook

1 jam

Dokumentasi

Selesai

186

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

INSTRUKSI KERJA MONITORING SECURITY LOG PADA SERVER

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

187

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

1/IK/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


INSTRUKSI KERJA MONITORING SECURITY LOG
PADA SERVER

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2

Administrator Sistem LPSE


ITO LKPP

Peralatan/Perlengkapan :

Penjelasan Singkat :
1
2

Instruksi kerja ini menjelaskan tahapan monitoring security log pada :


Server , yang meliputi: server aplikasi, database , dan backup .
Perangkat jaringan melalui server security .

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
Instruksi kerja ini bertujuan sebagai panduan dalam memonitor log pada server dan
jaringan untuk memastikan keamanan server dan jaringan.

Definisi :
1

IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis EProcurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.

Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

Peringatan :
1.
2.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :

188

INSTRUKSI KERJA MONITORING SECURITY LOG PADA SERVER

No

Aktivitas

Administrator Sistem LPSE mengaktifkan log pada OS server


serta mengaturnya untuk dapat menyimpan log sekurangkurangnya selama 90 hari. Jika kapasitas penyimpanan
server tidak memadai dapat dipindahkan ke media backup
lain. Detail log yang diaktifkan berpedoman pada Pedoman
Pengelolaan Infrastruktur

Pelaksana
Administrator
Sistem LPSE

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan
Akses ke server

Waktu

Output

45 menit

memastikan
aktifitas daemon di
server tercatat
dengan baik

Mulai

Administrator Sistem LPSE melakukan analisis terhadap log


tersebut setiap 3 bulan sekali atau pada saat diperlukan

Akses ke server atau software pemroses


log sistem

1 jam

memastikan
aktifitas daemon di
server tercatat
dengan baik

Administrator Sistem LPSE melakukan analisa jumlah failure


audit untuk Log Otentikasi dan Log Catatan Login serta
penyebab failure audit tersebut

Akses ke server atau software pemroses


log sistem

3 jam

memastikan
aktifitas daemon di
server tercatat
dengan baik

Administrator Sistem LPSE melaporkan hasil analisa jumlah


failure audit untuk Log Otentikasi dan Log Catatan Login
serta penyebab failure audit tersebut

Akses ke server atau software pemroses


log sistem

3 jam

memastikan
aktifitas daemon di
server tercatat
dengan baik

Akses ke server atau software pemroses


log sistem

N/A

memastikan
aktifitas daemon di
server tercatat
dengan baik

Keterangan

a. Administrator Sistem LPSE melaporkan kepada Kasubdit


Pengelolaan dan Pembinaan LPSE

b. Administrator Sistem LPSE melaporkan kepada Kepala


LPSE
Administrator Sistem LPSE melaksanakan tindaklanjut
apabila diperlukan

Selesai

189

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

INSTRUKSI KERJA PENGELOLAAN DATA CENTER

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

190

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

2/IK/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


INSTRUKSI KERJA PENGELOLAAN DATA CENTER

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.
PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan

4
5

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2


Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1

ITO (LKPP) atau Administrator Sistem LPSE

Peralatan/Perlengkapan :

Penjelasan Singkat :
Instruksi Kerja ini mengatur penempatan fisik server di ruang server LKPP/LPSE serta
pengelolaan Data Center LKPP/LPSE beserta sarana pendukungnya

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
Instruksi kerja ini bertujuan sebagai petunjuk dalam pengelolaan Data Center agar
tercapai pengamanan yang memadai.

Definisi :
1

IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis EProcurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.

Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

Peringatan :
1.
2.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :

191

INSTRUKSI KERJA PENGELOLAAN DATA CENTER

Mutu Baku
No
1

Aktivitas
Administrator Sistem LPSE memastikan kondisi lingkungan
dan perangkat di dalam ruang server . Aspek yang perlu
diperhatikan sebagai berikut :

Jumlah server.

Jenis server.

Kapasitas ruang.

Kapasitas daya listrik dan sumber cadangannnya.

Kapasitas daya UPS.

Jadwal Instalasi Server.

Kapasitas pendingin ruangan (AC).

Kapasitas jaringan data.

Kerapian dan Kebersihan Lingkungan Ruang Server

Tata letak Perangkat

Keteraturan dan pelabelan kabel dan Listrik

Raised Floor/Lantai yang ditinggikan

CCTV, APAR dan Smoke Detector

Sensor Suhu di ruang Data Center dan di dalam Rak


Perangkat.
Administrator Sistem LPSE memastikan akses fisik kedalam
ruang server dibatasi hanya untuk personil yang
berwenang, dengan cara :

Menerapkan pembatas fisik yang memadai.

Administrator Sistem
LPSE

Persyaratan/Perlengkapan

Waktu

Output

4 jam

Memastikan data
center
sudah
sesuai
dengan
standard
yang
telah ditetapkan

N/A

Memastikan data
center
sudah
sesuai
dengan
standard
yang
telah ditetapkan

N/A

Memastikan data
center
sudah
sesuai
dengan
standard
yang
telah ditetapkan

N/A

Memastikan data
center
sudah
sesuai
dengan
standard
yang
telah ditetapkan

Akses Data Center


Mulai

Menerapkan Logbook Aktivitas Data Center

Keterangan

Menerapkan sistem single point of access (hanya ada


satu pintu) pada data center

Menerapkan Pengelolaan kunci Data Center dilakukan


oleh Administrator Sistem LPSE yang bertanggungjawab
atas Data Center .
3

Administrator Sistem LPSE memastikan sarana pendeteksi


kebakaran (smoke detector ) dan CCTV bekerja dengan baik

Administrator Sistem LPSE melaksanakan pemeliharaan


APAR sekali dalam 1 tahun untuk memastikan

Tersedia dalam jumlah mencukupi,

Dalam kondisi siap digunakan,

Dimonitor dan dipelihara dengan baik.

Masa kadaluarsa belum habis

Panduan Penggunaan melekat pada APAR

192

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PROSEDUR MONITORING DAN PEMELIHARAAN JARINGAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

193

Nomor SOP

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)


STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Pembuatan

33/SOP/LPSE/D.2/2012
30-Nov-12

Tanggal Revisi
Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PROSEDUR MONITORING DAN PEMELIHARAAN
JARINGAN

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan
perubahannya.

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Tahun
2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2

Administrator Sistem LPSE


Kepala LPSE

Peralatan/Perlengkapan :
1

Form analisis pada konfigurasi dan kapasitas jaringan

Penjelasan Singkat :
Dokumen ini menetapkan standar dan prosedur bagi LPSE untuk monitoring dan pemeliharaan
jaringan. Prosedur ini diterapkan pada pegawai yang mempunyai otorisasi terhadap jaringan
ataupun mitra kerja yang terkait yang diotorisasi.

Pencatatan dan Pendataan :


1

Form analisis pada konfigurasi dan kapasitas jaringan

Tujuan :
1
2

Menjamin jaringan dapat dimonitoring secara realibel


Menjamin kapasitas jaringan tidak melebihi batas yang ditentukan

Definisi :
1

Peringatan :
1.
2.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan ditetapkan.
Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun output
dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh pelaksana.

Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

Keterkaitan :

194

PROSEDUR MONITORING DAN PEMELIHARAAN JARINGAN


Pelaksana
No

Aktivitas

Memastikan bahwa sistem monitoring jaringan


telah terpasang dengan baik

Administrator Sistem LPSE


Mulai

Mutu Baku
Kepala LPSE

Persyaratan/
Perlengkapan

Waktu

Akses ke system
monitoring dan
akses ke server

15 menit

Output

Keterangan

Memastikan
software untuk
monitoring berjalan
tanpa ada masalah

Secara periodik atau pada saat dibutuhkan,


Admin Sistem SPSE mengambil riwayat atau
log yang terkait dengan lalu lintas jaringan
komunikasi data dari perangkat jaringan dan
server

Akses ke system
monitoring dan
akses ke server

1 jam

Log sistem

Berdasarkan log tersebut, Admin Sistem SPSE


menganalisa aktivitas/status port, service dan
alert yang terekam dalam log.

Akses ke system
monitoring dan
akses ke server

3 jam

Analisa aktifitas

Melakukan klasifikasi hasil analisa terhadap


port, service atau alert yang harus segera
ditindaklanjuti.

Analisa aktifitas

3 jam

Analisa aktifitas

Dari hasil klasifikasi tersebut apakah ada


potensi insiden keamanan informasi maka
langkah lanjutan dengan melakukan eskalasi
pada Prosedur Penanganan Insiden Kemanan
Informasi, jika tidak lanjut ke langkah
selanjutnya

Analisa aktifitas

3 Jam

Analisa aktifitas

Melakukan analisa pada konfigurasi dan


kapasitas jaringan berdasarkan
aktivitas/status service dan port

Analisa aktifitas

4 Jam

Analisa aktifitas

195

Dari hasil analisa pada konfigurasi dan


kapasitas jaringan, Admin Sistem SPSE
melakukan perencanaan perubahan
konfigurasi dan kapasitas jaringan jika
diperlukan. Jika tidak maka lanjut ke langkah
selanjutnya

Form hasil analisis


pada konfigurasi
dan kapasistas
jaringan

3 jam

hasil analisa pada


konfigurasi dan
kapasistas jaringan

Jika diperlukan perubahan konfigurasi dan


kapasitas jaringan, Admin Sistem SPSE
melakukan konsultasi/validasi atas rencana
tersebut untuk dilaksanakan kepada Kepala
LPSE

hasil analisa pada


konfigurasi dan
kapasistas jaringan

2jam

Rencana Perbaikan

Jika rencana tersebut dapat divalidasi untuk


dilanjutkan maka Admin Sistem SPSE
menyusun rencana kerja perubahan
konfigurasi dan kapasitas jaringan

Rencana Perbaikan

1 jam

Rencana Perbaikan

10

Melaksanakan rencana kerja tersebut dengan


terlebih dahulu melakukan backup yang
diperlukan dan membuat dokumentasi
pelaksanaan pekerjaan

Rencana Perbaikan

2 jam

Rencana Perbaikan

11

Setelah selesai makaAdmin Sistem SPSE


membuat laporan pekerjaan monitoring dan
pemeliharaan jaringan untuk
dilaporkan/dikonsultasikan atau menjadi
bahan pembelajaran di masa mendatang

Rencana Perbaikan

3 jam

Laporan Akhir

Selesai

196

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PEDOMAN PENGARSIPAN DOKUMEN ELEKTRONIK SPSE

JAKARTA
2012

197

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENGARSIPAN DOKUMEN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

198

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

34/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PENGARSIPAN DOKUMEN

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.
PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

4
5

Kualifikasi Pelaksana :
1

Staff LPSE/Pengguna SPSE

Peralatan/Perlengkapan :

Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mencakup proses penentuan lokasi/kategori dokumen, digitalisasi dokumen
dan penyimpanan dokumen dalam satu folder.

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
Prosedur ini bertujuan untuk menjamin bahwa proses pengarsipan dokumen dapat
dilaksanakan.

Definisi :
Peringatan :
1.
2.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :

199

PENGARSIPAN DOKUMEN
No

Aktivitas

Pengguna SPSE

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan
Waktu

Output

Keterangan

Prosedur Pengarsipan Dokumen


1

Menentukan lokasi folder dari dokumen yang akan


diarsipkan sesuai kategori (penamaan folder) yang telah
ditetapkan. Jika folder yang dimaksud belum tersedia maka
dibuat baru

3 jam

lokasi
file/folder
backup

Membuat folder baru pada dilokasi yang telah ditentukan


sebelumnya untuk dokumen yang akan diarsipkan dengan
nama folder sesuai ketentuan

3 jam

file/folder backup

Dokumen yang akan diarsipkan sudah berbentuk file


komputer ?
Apabila Ya, maka : Melanjutkan keproses berikutnya

1 hari

file/folder backup

1 hari

file/folder backup

Apabila Tidak, maka : Melakukan konversi dokumen ke


dalam file komputer, meliputi :
Men-scan semua dokumen yang masih berbentuk
kertas
Memindahkan semua isi percakapan (kirim/balas)
dan waktunya yang dilakukan melalui e-mail/TTS kedalam
sebuah file komputer
Simpan dengan nama file sesuai ketentuan pada
lokasi folder yang telah dibuat sebelumnya.
Memasukan semua file yang terkait kedalam folder baru
yang telah dibuat sebelumnya

Mulai

Tidak

Ya

Selesai

200

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENGARSIPAN DOKUMEN

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

201

Daftar Informasi Rahasia:


Informasi yang ada di LKPP/LPSE digolongkan menjadi empat bagian, yaitu :
1. Informasi Sangat Rahasia (Strictly Confidential), adalah informasi yang sangat khusus dan
terbatasuntuk pejabat tertentu yang mengandung kerahasiaan negara.
2. Informas iRahasia (Confidential), adalah informasi yang secara khusus terbatas untuk
jabatan structural padaLKPP/LPSE .
3. Informasi Terbatas, adalah informasi yang dibatasi untuk pegawai pada tingkat level
manajemen tertentu atau pegawai yang ditunjuk untuk menangani informasi tersebut.
Hanya pengguna yang diberi kewenangan yang mendapatkan akses terhadap asset
informasi tersebut.
4. Umum :adalah informasi yang dapat dirilis di luar Organisasi.

202

Daftar informasi rahasia dan terbatas yang ada di LKPP/LPSE adalah :

No

NamaInformasi

Format

Klasifikasi

Perlakuan

Dokumen Administrasi
rekanan

Hardcopy

Rahasia

diberi label
"Rahasia" pada
ordner

Data Aktivasi

Softcopy

Rahasia

diberi label
"Rahasia" pada tiap
halaman

Dokumen Pending
Administrasi

Hardcopy

Rahasia

diberi label
"Rahasia" pada
ordner

Laporan Pengelolaan SPSE

Hardcopy

Rahasia

diberi label
"Rahasia" pada
halaman judul

Data User ID dan password

Softcopy

Rahasia

Diberi label
Rahasia pada tiap
halaman

Data Password, IP, dan


Security Server

Softcopy

Terbatas

Password

Database Production SPSE

Softcopy

Terbatas

Password

Database Back-Up SPSE

Softcopy

Terbatas

password

203

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PELAKSANAAN BACKUP-SERVER

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

204

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

35/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PELAKSANAAN BACK-UP SERVER

Dasar Hukum :
1
2
3
4
5

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mencakup proses backup, uji coba hasil backup, dan pelaksanaan restore
database dan aplikasi.

Kualifikasi Pelaksana :
1
2

ITO
Administrator Sistem LPSE

Peralatan/Perlengkapan :
1

Log Pelaksanaan Backup

2
3
4
5

Laporan Analisa Kegagalan Backup


Form Permintaan Restore
Berita Acara Pelaksanaan Restore
Daftar Backup Database dan Aplikasi

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
Prosedur ini bertujuan untuk menjamin bahwa proses backup dan restore dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien

Definisi :
1

Back Up Server adalah kegiatan menggandakan file/database agar data tetap tersedia
ketika terjadi kegagalan hardware / bencana. Back up dapat juga diartikan sebagai
pembuatan salinan untuk data-data penting pada media penyimpanan yang berbeda
untuk tujuan keamanan.

Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

Peringatan :
1.
2.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :

205

PELAKSANAAN BACKUP SERVER


No

Aktivitas

Pelaksana
Administrator
Kepala LPSE
Sistem LPSE

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan

Waktu

Keterangan

Output

Pelaksanaan Backup Server


1

Metode backup yang dilakukan adalah Incremental dengan


jangka waktu harian untuk database dan data upload. ITO /
Administrator Sistem LPSE memastikan penggunaan media
backup yang sesuai dengan urutannya

3 jam

hasil backup

Untuk mencegah risiko kegagalan, setiap adanya perubahan


di sistem (database, konfigurasi ataupun aplikasi), ITO /
Administrator Sistem LPSE harus terlebih dahulu melakukan
backup perubahan tersebut

Daftar Backup Database dan aplikasi

3 jam

backup data

ITO / Administrator Sistem LPSE mendokumentasikan


pelaksanaan backup dan hasilnya dalam Log Pelaksanaan
Backup

Log Pelaksanaan Backup

3 jam

dokumentasi
pelaksanaan
backup

Untuk memastikan kehandalan sistem back-up dan restore,


dilakukan pengujian restore hasil back-up sedikitnya 1
(satu) kali dalam tiga bulan secara random sampling yang
dilaporkan kepada Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE / Kepala LPSE

Form Permintaan Restore

1 hari

hasil
restore
backup

Setiap kegagalan proses back-up harus dilaporkan kepada


Kepala Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan LPSE /
Kepala LPSE untuk ditentukan tindak lanjut pencegahan
kegagalan di masa mendatang

Laporan Analisa Kegagalan Backup

1 hari

laporan
kegagagalan
analisa

ITO / Administrator Sistem LPSE melakukan analisa


efektivititas proses backup sekurang kurangnya 1 bulan
sekali yang dituangkan dalam notulen rapat. Analisa
dilakukan berdasarkan:
a. Jenis kegagalan backup

Laporan Analisa Kegagalan Backup

2 hari

laporan pengujian
backup

b.

Jumlah kegagalan backup

c.

Tren terjadinya kegagalan backup

d.

Tindaklanjut yang dilakukan

Mulai

pengujian
hasil

Pelaksanaan Restore dapat dilakukan jika ada permintaan


dari ITD (LKPP )/ pergantian perangkat keras Server

Form Permintaan Restore

1 hari

hasil restore

Proses restore database dan aplikasi didokumentasikan oleh


ITO / Administrator Sistem LPSE dalam bentuk beritaa cara
pelaksanaan restore yang ditandatanganioleh unit unit
terkait (pemohon, pelaksana, dan pimpinannya)

Berita Acara Pelaksanaan Restore

1 hari

dokumentasi
restore

dan

Selesai

206

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PELAKSANAAN BACKUP-SERVER

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

207

Daftar Informasi Yang Harus Di Back Up:

Daftar informasi yang harus di back up di LKPP/LPSE adalah :


No

NamaInformasi

Format

Bentuk File Back Up

Dokumentasi Aset

Softcopy

Softcopy

Laporan Kegiatan Layanan

Softcopy

Softcopy

Hardcopy/

Softcopy

Laporan Pengelolaan SPSE

Laporan Kegiatan Infrastruktur

Laporan Kegiatan Hukum dan


Verifikasi

Softcopy
Hardcopy/

Softcopy

Softcopy
Hardcopy/

Softcopy

Sofcopy

Data Password, IP, dan Security Server

Softcopy

Softcopy

Database Production SPSE

Softcopy

Softcopy

10

Database Back-Up SPSE

Softcopy

Softcopy

12

Database Aplikasi Helpdesk SPSE


Production

Softcopy

Softcopy

14

Dokumen yang dianggap penting oleh


personil untuk di back up

Softcopy/

Softcopy

Hardcopy

208

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

INSTRUKSI KERJA BACKUP DAN RECOVERY

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

209

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA


PEMERINTAH (LKPP)
INSTRUKSI KERJA (IK)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Nomor IK

3/IK/LPSE/D.2/2012

TanggalPembuatan
Tanggal Revisi
TanggalEfektif
DisahkanOleh

30-Nov-12
2-Jan-13
Bima H. Wibisana

INSTRUKSI KERJA BACKUP AND RECOVERY

Dasar Hukum :

Kualifikasi Pelaksana :

1.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi

1.

ITO (Information Technology Operation)

Elektronik.

2.

LPSE (Lembaga Pengadaan barang/jasa Secara Elektronik)

2.

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem


dan Transaksi Elektronik

3.

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah dan perubahannya.

4.

PermenPAN

Nomor:

PER/21/M.PAN/11/2008

tentang

Pedoman

Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan


5.

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Tujuan :

Perlengkapan :

Instruksi kerja ini bertujuan sebagai panduan dalam Membackup data yang akan
dipindahkan dan Membantu proses migrasi server.

Penjelasan Singkat :

Output Pelaksanaan Kegiatan :

210

Backup dan Recovery adalah salah satu aktivitas ITO yang memfasilitasi backup

1.

Membackup data yang akan dipindahkan.

dan recovery data LPSE. Aktivitas ini dilakukan melalui empat prosedur yaitu

2.

Membantu proses migrasi server.

backup dan recovery HDD external, server via SSH/remote, server via NFS,
storage dedicated. Prosedur backup dan recovery dilakukan dengan full backup
(database) dan incremental backup (datafile upload/download).

Teknik Penyajian :

Peringatan :

Teknik yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan Instruksi Kerja Backup

1.

ditetapkan.

and Recoveryadalah sebagai berikut :


1.

Bagan Arus

2.

Tabular

Keterkaitan :

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan

2.

Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikatagorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan
oleh Pelaksana.

Definisi :
1.

HDD: Hard Disk Drive

2.

NFS: Network File System

3.

SDM: Sumber Daya Masyarakat

4.

SSH: Secure Shell

5.

PIC: People In Charge

211

Instruksi Kerja :
1.

Backup and Recovery


ITO

(II)
E-Proc error
handling

(III)
Training
admin

(I)
Instalasi eProcurement

(V)
Backup &
Recovery

Kebutuhan
Infrastruktur

Media/ Storage

(5.1)
HDD external

SDM

Server Lain

(5.3)
NFS

(IV)
Logistic IT

Skenario

Cycle data

Teknisi

Infrastruktur

PIC

(5.2)
via Remote

Gambar 1. Struktur Backup & Recovery

212

Tabel 1. Prosedur dan Aktifitas Backup & Recovery


Prosedur

B&R HDD External

B&R Server via SSH


(remote)

B&R Server via NFS

B&R Storage dedicated

Aktivitas

1.

Full backup (database)

2.

Incremental (datafile upload/download)

1.

Full backup (database)

2.

Incremental (datafile upload/download)

1.

Full backup (database)

2.

Incremental (datafile upload/download)

1.

Full backup (database)

2.

Incremental (datafile upload/download)

Jangka waktu

2.1 Backup & recovery


2.1.1

B&R HDD Eksternal

Ruang Lingkup
a.

Membackup database LPSE ke HDD external.

b.

Memindahkan database ke HDD external yang tersedia.

c.

Konfirmasi database yang sudah dipindahkan

Definisi
HDD External: Hard Disk Drive external
LPSE: Lembaga Pengadaan barang/jasa Secara Elektronik

213

Prosedur Backup & Recovery HDD external


B&R HDD External
LPSE

ITO

START

Request backup
database HDD
External

Penerimaan
request backup
database

Koneksikan HDD
External

Error

Mounting HDD
External

Konfigurasi
settingan crontab

Pemeriksaan
backup database

Konfirmasi selesai
backup database

Complete

Finish

214

Proses backup & recovery melalui HDD External


1.

Koneksikan HD eksternal terlebih dahulu.

2.

Mounting HD eksternal tersebut dan buat direktori untuk backupnya, tahapannya:


# fdisk -l (lihat settingan konfigurasi harddisk, misal kita menggunakan harddisk dengan file system NTFS atau FAT32, akan ada keterangan di System(file system) NTFS
atau FAT32, lihat tampilan Device Bootnya, contoh tampilannya seperti di bawah ini:

Device Boot

Start

/dev/sda1 *

End
1

Blocks Id System
9727 78124032 83 Linux

/dev/sda2

9727

38914 234444801 5 Extended

/dev/sda5

9727

38914 234444769+ 86 NTFS volume set

keterangan : Dari tampilan di atas, diketahui Drive dengan File System NTFS volume set tampilan Device Bootnya /dev/sda5.

# mkdir /mnt/backup (membuat direktori backup untuk tempat drive ntfsnya)


# mount -t ntfs-3g /dev/sda5 /mnt/backup (mount drive ntfs, menyesuaikan dengan device boot

dari harddisk eksternalnya)

command : mount -t (file system dari hd eks, mis ntfs=ntfs-3g atau fat32=vfat) (disesuaikan dengan device boot hd ekst) (direktori dalam server yang akan dimount hd
ekst)
# cd /mnt/backup (masuk ke dalam direktori backup drivenya)

215

# mkdir database (membuat direktori untuk backup database)


# mkdir file_prod (membuat direktori untuk backup file upload user/ attachment)
# mdkir -p /home/backup (membuat direktori backup pada /home sebagai tempat dari hasil backup databasenya).

3.

konfigurasi settingan crontab untuk membuat penjadwalan secara otomatis untuk copy data-data yang dibutuhkan, backup database maupun data file upload user/
attachment.
# crontab -e (untuk melakukan pengeditan pada crontab)
akan terbuka jendela seperti di bawah ini, lalu tambahkan beberapa command.
COMMAND 1 (backup database epns)

0 0 * * * su postgres -c 'pg_dump Fc f /home/backup/epns_prod_`date '+%d-%m%Y'`.backupepns_prod '


(command untuk dump/backup database epns_prod)

Keterangan:
5 angka paling depan yaitu 0(menit) 0(jam) *(hari) *(bulan) *(tahun)
0 0 * * * artinya, command untuk backup database tersebut dijalankan pada pukul 12.00, tanda * disini mengartikan semua, jadi command backupdatabase ini dijalankan
pada pukul 12.00 pada semua hari(setiap hari), pada semua bulan(setiap bulan) serta pada semua tahun(setiap tahun).

216

Command untuk melakukan backup database :

su postgres -c 'pg_dump Fc f (nama file backupnya serta dimana ditempatkan file backupnya(nama
database)'

contoh:
su postgres -c 'pg_dump Fc f /home/backup/epns_prod_`date '+%d-%m-%Y'`.backupepns_prod '

COMMAND 2 (backup database secman)

0 0 * * * su postgres -c 'pg_dump Fc f /home/backup/secman_prod_`date '+%d-%m-%Y'`.backup


secman_prod ' (command untuk dump/backup database secman_prod)

Keterangan:
seperti penjelasan pada command sebelumnya, yang berbeda hanya nama databasenya saja
COMMAND 3 (database file upload ke hard disk external)

217

0 1 * * * rsync -ruavvhzc /home/file/file_prod/* /mnt/backup/file_prod (command untuk backup file


upload user/ attachment dari server ke harddisk eksternal)

Keterangan:
0 1 * * * artinya, command untuk rsync(menyamakan data yang ada di direktori tujuan dengan direktori sumber/source) ini dijalankan jam 1.00 setiap hari, bulan dan tahun
Command untuk melakukan sinkronisasi data dari direktori file_prod yang berada di server dengan direktori file_prod di harddisk eksternal :
rsync -ruavvhzc (direktori source/ direktori di server) (direktori tujuan di harddisk eksternal)
contoh:
rsync -ruavvhzc /home/file/file_prod/* /mnt/backup/file_prod

COMMAND 4 (backup database dari hard disk system ke hard disk external)

0 1 * * * rsync -ruavvhzc /home/backup/*.backup /mnt/backup/database (command untuk backup


file database hasil dump dari server ke harddisk eksternal)

Keterangan:

218

0 1 * * * artinya, command untuk rsync(menyamakan data yang ada di direktori tujuan dengan direktori sumber/source) ini dijalankan jam 1.00 setiap hari, bulan dan tahun
Command untuk melakukan sinkronisasi data dari direktori tempat ditempatkan hasil dari backup database yang berada di server dengan direktori untuk backup database
di harddisk eksternal :
rsync -ruavvhzc (direktori source/ direktori di server) (direktori tujuan di harddisk eksternal).
2.2 B&R Server via SSH/remote

Ruang Lingkup
a.

Backup database dari satu server ke server lain.

b.

Mengubah akses SSH menjadi tanpa password.

Definisi
SSH: Secure Shell

219

Prosedur Backup & Recovery Server via SSH/Remote


B&R Server via SSH/Remote
LPSE

ITO

START

Request backup &


recovery via SSH/
Remote

Penerimaan
request backup &
Recovery via SSH/
Remote

Koneksikan server
utama dengan
server lain

Mounting Server
External

Error

Konfigurasi
settingan crontab

Pemeriksaan
backup & recovery
via SSH/Remote

Konfirmasi selesai
backup & recovery
via SSH/Remote

Complete

Finish

220

COMMAND SSH tanpa password


ssh-keygen
ssh-copy-id i /root/ .ssh/id_rsa.pub 10.1.25.77 (portal yang dituju)

Keterangan
ssh-keygen: command ini berfungsi untuk
ssh-copy-id i /root/ .ssh/id_rsa.pub 10.1.25.77 command ini untuk menambahkan rsa id yang akan meremote ke server tujuan.
COMMAND (backup database server ke server)
0 1 * * * rsync -ruavvhzc /home/backup/*.backup /10.1.25.77/backup/database
(command untuk backup file database hasil dump dari server ke server tujuan)

Keterangan:
0 1 * * * artinya, command untuk rsync(menyamakan data yang ada di direktori tujuan dengan direktori sumber/source) ini dijalankan jam 1.00 setiap hari, bulan dan tahun
Command untuk melakukan sinkronisasi data dari direktori tempat ditempatkan hasil dari backup database yang berada di server dengan direktori untuk backup database
di server :
rsync -ruavvhzc (direktori source/ direktori di server) (direktori tujuan di server)
COMMAND (backup file upload dari server ke server lainnnya)
0 1 * * * rsync -ruavvhzc /home/file/file_prod/* /10.1.25.77/backup/file_prod
(command untuk backup file upload user/ attachment dari server ke harddisk eksternal)

221

Keterangan:
0 1 * * * artinya, command untuk rsync(menyamakan data yang ada di direktori tujuan dengan direktori sumber/source) ini dijalankan jam 1.00 setiap hari, bulan dan tahun
Command untuk melakukan sinkronisasi data dari direktori file_prod yang berada di server dengan direktori file_prod di server lainnya:
rsync -ruavvhzc (direktori source/ direktori di server) (direktori tujuan di server lainnya)
contoh:
rsync -ruavvhzc /home/file/file_prod/* /10.1.25.77/backup/file_prod

2.3 B&R Server via NFS

Ruang Lingkup
a.

Membuat server nfs yang bisa diakses oleh client dan server utama.

b.

Backup database ke server NFS.

c.

Membuat server untuk klien.

Definisi
NFS: Network File System

222

Prosedur backup & recovery via NFS

223

B&R Server via NFS


LPSE

ITO

START

Request backup &


recovery via NFS

Penerimaan
request backup &
Recovery via NFS

Error

Koneksikan server
utama ke server
NFS

Koneksikan server
client ke server
NFS

Konfigurasi
settingan crontab

Konfirmasi selesai
backup & recovery
via NFS

Complete

Pemeriksaan backup
& recovery via NFS

Finish

224

COMMAND (create server)


# apt-get install nfs-common portmap nfs-kernel-server
File /etc/exports
# exportfs a
# /etc/init.d/nfs-common restart

Keterangan:
# apt-get install nfs-common portmap nfs-kernel-server, command ini untuk install paket yang akan di butuhkan.
File /etc/exports, command ini untuk share server yang sudah dibuat. Contoh: /home/ 192.168.0.100 (rw, no_root_squash)
# exportfs a, command ini berfungsi untuk mengaktifkan file system nfs tersebut.
COMMAND (create client side)
$ sudo apt-get install nfs-common
File /etc/fstab
# mount t nfs 192.168.0.103:/home /mnt

Keterangan:
$ sudo apt-get install nfs-common, command ini untuk install paket yang dibutuhkan olehserver client.
File /etc/fstab, command ini digunakan untuk mengaktifkan file system dari segi client
# mount t nfs 192.168.0.103:/home /mnt, command ini digunakan untuk
COMMAND (backup database server ke nfs)
0 1 * * * rsync -ruavvhzc /home/backup/*.backup /192.168.0.100/mnt/database (command
untuk backup file database hasil dump dari server ke nfs)

225

Keterangan:
0 1 * * * artinya, command untuk rsync(menyamakan data yang ada di direktori tujuan dengan direktori sumber/source) ini dijalankan jam 1.00 setiap hari, bulan dan tahun
Command untuk melakukan sinkronisasi data dari direktori tempat ditempatkan hasil dari backup database yang berada di server dengan direktori untuk backup database
di server nfs :
rsync -ruavvhzc (direktori source/ direktori di server) (direktori tujuan di server nfs)
COMMAND (backup file upload dari client server ke nfs)
0 1 * * * rsync -ruavvhzc /home/file/file_prod/* /192.168.0.103/mnt/file_prod (command untuk
backup file upload user/ attachment dari client server ke nfs)

Keterangan:
0 1 * * * artinya, command untuk rsync(menyamakan data yang ada di direktori tujuan dengan direktori sumber/source) ini dijalankan jam 1.00 setiap hari, bulan dan tahun
Command untuk melakukan sinkronisasi data dari direktori file_prod yang berada di server dengan direktori file_prod di server nfs:
rsync -ruavvhzc (direktori source/ direktori di server) (direktori tujuan di server nfs)
contoh:
rsync -ruavvhzc /home/file/file_prod/* /192.168.0.103/backup/file_prod

226

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PEDOMAN PENGEMBANGAN SISTEM E-PROCUREMENT

JAKARTA
2012

227

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENGEMBANGAN APLIKASI PENDUKUNG E-PROCUREMENT YANG DILAKUKAN OLEH LPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

228

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

36/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
DIREKTORAT e-PROCUREMENT

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PENGEMBANGAN APLIKASI PENDUKUNG
E-PROCUREMENT YANG DILAKUKAN OLEH LPSE

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2


Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2
3
4
5

ITD (IT Development )


Kasi Pengembangan e-Procurement
Kasubdit Pengembangan e-Procurement

Direktur e-Procurement
LPSE

Peralatan/Perlengkapan :
1
2
3

Deskripsi Rencana Pengembangan Aplikasi


Daftar Rencana Pengembangan Aplikasi

Laporan Pengembangan Aplikasi

Penjelasan Singkat :
Prosedur ini memuat dan mengatur mengenai pelaksanaan dan semua tindakan yang
terkait dalam pengembangan aplikasi pendukung e-Procurement yang dilakukan oleh
LPSE. diperlukan keputusan ataupun tindakan yang tidak sesuai prosedur, maka itu
Apabila
harus dilakukan atas persetujuan Direktur e-Procurement.

Pencatatan dan Pendataan :


1 Deskripsi Rencana Pengembangan Aplikasi
2

Daftar Rencana Pengembangan Aplikasi

Tujuan :
1.

Sebagai standar dan kontrol untuk LPSE dan Direktorat e-Procurement dalam melakukan
pengembangan aplikasi Pendukung e-Procurement.

2.

Menjamin terlaksananya kegiatan dan pemrosesan pengembangan aplikasi pendukung eProcurement yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Peringatan :
1.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.

2.

Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Definisi :
1.

IT Development yang selanjutnya disebut ITD adalah Tim yang terdiri dari personil
pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Strategi
Pengembangan Sistem E-Procurement pada Sub Direktorat Pengembangan EProcurement Direktorat e-Procurement LKPP.

Keterkaitan :

229

PENGEMBANGAN APLIKASI PENDUKUNG e-PROCUREMENT YANG DILAKUKAN OLEH LPSE


Mutu Baku
No

Aktivitas

PENGEMBANGAN APLIKASI e-PROCUREMENT


1 LPSE menjabarkan rencana pengembangan
aplikasi dalam Deskripsi Rencana Pengembangan
Aplikasi.

LPSE

ITD

Kasi
Kasubdit
Direktur ePengembangan Pengembangan
Procurement
e-Procurement e-Procurement

Persyaratan/Perlengkapan

Mulai

Waktu

Output

N/A

Daftar Rencana
Pengembangan Aplikasi

LPSE membuat Daftar Rencana Pengembangan


Aplikasi dan mengajukan permohonan
pengembangan kepada Direktur e-Procurement.

1.Formulir Isian Pengembangan


aplikasi
2.Daftar Rencana Pengembangan
Aplikasi

N/A

1.Formulir Isian
Pengembangan aplikasi
2.Daftar Rencana
Pengembangan Aplikasi

Direktur e-Procurement menyampaikan


permohonan tersebut kepada Kasubdit
Pengembangan e-Procurement.

1.Formulir Isian Pengembangan


aplikasi
2.Daftar Rencana Pengembangan
Aplikasi

1 hari

1.Formulir Isian
Pengembangan aplikasi
2.Daftar Rencana
Pengembangan Aplikasi
3.Lembar disposisi

Kasubdit Pengembangan e-Procurement akan


menyampaikan kembali kepada Kasi
Pengembangan e-Procurement.

1.Formulir Isian Pengembangan


aplikasi
2.Daftar Rencana Pengembangan
Aplikasi
3. Lembar Disposisi

1 hari

1.Formulir Isian
Pengembangan aplikasi
2.Daftar Rencana
Pengembangan Aplikasi

1.Formulir Isian Pengembangan


aplikasi
2.Daftar Rencana Pengembangan
Aplikasi

1 hari

Kasi Pengembangan e-Procurement akan meminta


ITD untuk mempelajari Daftar Rencana
Pengembangan Aplikasi tersebut. Tata cara
pengembangan aplikasi pendukung LPSE
berpedoman pada Pedoman Pengembangan
Aplikasi Pendukung LPSE.

Keterangan

Formulir isian beserta


daftar rencana
pengembangan aplikasi
sudah ditandatangani oleh
LPSE

kasubdi memberikan
arahan kepada Kasie
terkait pengembangan
aplikasi

N/A

230

ITD akan membuat rekomendasi dan


menyampaikannya kepada Kasi Pengembangan eProcurement.

1.Formulir Isian Pengembangan


aplikasi
2.Daftar Rencana Pengembangan
Aplikasi
3. Formulir rekomendasi

3 hari

Hasil laporan dan


Rekomendasi

Kasi Pengembangan e-Procurement akan


menyampaikan rekomendasi dari ITD kepada
Kasubdit Pengembangan e-Procurement.

1. Formulir Isian Pengembangan


aplikasi
2.Daftar Rencana Pengembangan
Aplikasi
3.Hasil laporan dan Rekomendasi

1 hari

Kasubdit Pengembangan e-Procurement akan


menyampaikan rekomendasi ini kepada Direktur eProcurement. Jika rekomendasi yang disampaikan
adalah rekomendasi persetujuan maka Direktur eProcurement akan mengeluarkan Keputusan
Pengembangan Aplikasi. Jika "Tidak" maka
Direktur e-Procurement akan mengeluarkan
rekomendasi dan LPSE tidak dapat melanjutkan
proses pengembangan aplikasi.

1. Formulir Isian Pengembangan


aplikasi
2.Daftar Rencana Pengembangan
Aplikasi
3.Hasil laporan dan Rekomendasi

1 hari

1. Formulir Isian
Pengembangan aplikasi
2.Daftar Rencana
Pengembangan Aplikasi
3.Hasil laporan dan
Rekomendasi
1. Formulir Isian
Pengembangan aplikasi
2.Daftar Rencana
Pengembangan Aplikasi
3.Hasil laporan dan
Rekomendasi

N/A

N/A

Dokumen rencana
pelaksanaan
pengembangan

Laporan Pengembangan Aplikasi

N/A

Laporan penyelesaian
pelaksanaan
pengembangan aplikasi

Apabila disetujui, LPSE melakukan pengembangan


dan mencatat detail progress pelaksanaan
pengembangan aplikasi sesuai dengan jadwal dan
rencana kerja yang telah ditentukan.

10 LPSE membuat Laporan Pengembangan Aplikasi


dan menyampaikannya kepada Direktur eProcurement.

Selesai
Tidak

Ya

231

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENGEMBANGAN APLIKASI PENDUKUNG E-PROCUREMENT YANG DILAKUKAN OLEH LPSE

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

232

DESKRIPSI RENCANA PENGEMBANGAN APLIKASI e-PROCUREMENT

Nama Aplikasi

.........................................................

Anggota Tim (Jika pengembangan


aplikasi dilakukan secara internal) :

Release (Versi aplikasi)

.........................................................
........................................................................

Penanggung Jawa

.........................................................

........................................................................
........................................................................

bPengembangan

........................................................................
Pihak Pengembang

Internal / Konsultan

........................................................................
........................................................................

Estimasi Waktu Pengembangan

.........................................................
DeskripsiAplikasi

Rencana Arsitektur Aplikasi


(Arsitektur mencakup rencana aplikasi pendukung dan keterkaitannya dengan SPSE)

233

Data yang diperlukan dari SPSE

Daftar Pengguna Aplikasi yang dikembangkan

Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (LPSE)

Tanggal

................................

Nama

................................

234

DAFTAR RENCANA PENGEMBANGAN APLIKASI


Nama Aplikasi

.........................................................

Release (versi aplikasi)

.........................................................

Penanggung Jawab

.........................................................

Pengembangan
Jadwal Pengembangan

No

Tahapan

PIC

Bulan

Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik


(LPSE)
Tanggal

................................

Nama

................................

235

LAPORAN PENGEMBANGAN APLIKASI


Nama Aplikasi

.................................................

Release (Versiaplikasi)

.................................................

Penanggung Jawab Pengembangan

.................................................

Tanggal:

Deskripsi Aplikasi

Tanggal Testing

Jenis Testing

Tujuan Pengembangan

Uraian Testing

Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (LPSE)

Ketua Tim Review Aplikasi (TRA)

Tanggal

................................

Tanggal

....................................

Nama

................................

Nama

....................................

236

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

IMPLEMENTASI APLIKASI SPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

237

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

37/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


IMPLEMENTASI APLIKASI SPSE

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2
3
4

PM (Program Manager)
TRA (Tim Review Aplikasi)
ITO (IT Operation)
Kepala LPSE

Peralatan/Perlengkapan :
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini memuat dan mengatur mengenai pelaksanaan dan semua tindakan yang
terkait dalam proses implementasi aplikasi SPSE yang dilakukan oleh Dit e-Proc.
Apabila diperlukan keputusan ataupun tindakan yang tidak sesuai prosedur, maka itu
harus dilakukan atas persetujuan Direktur e-Procurement.

1
2
3
4

Memo
Daftar Rencana Install atau Upgrade Aplikasi
Berita Acara Install atau Upgrade Aplikasi
Checklist Kelengkapan LPSE

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
1.

Sebagai standar dan kontrol untuk Direktorat e-Procurement dalam melakukan proses
implementasi aplikasi e-Procurement.

2.

Menjamin terlaksananya kegiatan proses implementasi e-Procurement yang sesuai


dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Peringatan :
1.
2.

IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis EProcurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.

Program Manager yang selanjutnya disebut PM adalah Tim yang terdiri dari personil
pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Penyiapan
Kebijakan E-Procurement pada Sub Direktorat Pengembangan E-Procurement Direktorat
e-Procurement LKPP

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :
1

Definisi :

Instruksi Kerja Instalasi Aplikasi e-Procurement

238

IMPLEMENTASI APLIKASI SPSE


No

Aktivitas

PM

Pelaksana
TRA

INSTALASI APLIKASI e-PROCUREMENT


1 ITO menerima Form Rencana Instalasi dan
Checklist Kelengkapan LPSE dari bagian PM
(Program Manager)

ITO

Kepala LPSE

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan
Waktu
a). Checklist Kelengkapan LPSE
b). Form Rencana Instalasi

Mulai

2 ITO membuat tanda terima.

1 jam

Output
Data server
LPSE

30 Menit tanda terima

3 ITO melakukan instalasi aplikasi.

4 Proses instalasi berjalan dengan baik ?

Tidak

Ya

Proses instalasi secara detil


mengacu pada Instruksi Kerja
Instalasi Aplikasi e-Procurement.

1 hari

Berita Acara Install atau Update


Aplikasi

N/A

5 Membuat Berita Acara Instalasi Aplikasi dan


menyampaikan ke bagian PM, satu salinan Berita
Acara disimpan untuk arsip.

1 jam

Laporan Install

6 ITO mengisi Laporan Install atau Update Aplikasi.

1 jam

Laporan Install
atau Update

7 PM menerima laporan bahwa instalasi telah selesai


dari ITO.

1 jam

8 PM mengkonfirmasikan kepada Kepala LPSE


bahwa instalasi telah selesai.

Keterangan

1 jam
Selesai

239

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

IMPLEMENTASI APLIKASI SPSE

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

240

DAFTAR RENCANA INSTALL/UPDATE APLIKASI


Nomor: ......................................
No

LPSE

IP Address

Release

New Release

Range Tgl
Update

Keterangan

*) Sebelum melakukan update pastikan tidak bentrok dengan jadwal Lelang. Range Tgl Update adalah range waktu
pelaksanaan Update, misal 10 - 12 Oktober 2012.
Program Manager (PM)
Tanggal
Nama

:
:

................................
................................

241

BERITA (INSTALL / UPDATE) APLIKASI


Telah kami lakukan (install/Update) aplikasi release .................untuk LPSE berikut:......
No

LPSE

IP Address

Tgl Pelaksanaan Update

Keterangan

IT OPERATION (ITO)
Tanggal
Nama

:
:

................................
................................

242

LAPORAN (INSTALL/UPDATE) APLIKASI


Bulan: ......................................
No

LPSE

IP Address

Release
Awal

Release
Akhir

T
g
l
I
n
s
t
a
l
l

Tgl
Update
Akhir

Keterangan

*) Release Awal = Release aplikasi Pertama kali diinstall


Release Akhir = Release aplikasi pada saat laporan ini dibuat
Tgl Install = Tgl instalasi aplikasi pertama kali
Tgl Update = Tgl update terakhir
IT OPERATION (ITO)
Tanggal
Nama

:
:

................................
................................

243

Perihal
Instansi
Alamat
PIC
Telepon
Email

:
:
:
:
:
:

KelengkapanPersyaratanPembentukan LPSE
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
Ada

No

Uraian

Good

Informasi:
Checklist ini sebagai dasar Program Manager
(PM) untuk meminta memberikan password
aplikasi LPSE ke instansi terkait

Spesifikasi
NG

Good

Keterangan

NG

Infrastruktur
1

Komputer
Sebutkan Jumlah dan Spesifikasinya

Server
Sebutkan Jumlah dan Spesifikasinya

Jaringan Internet
Sebutkan bandwidth dan providernya

OS Server
Sebutkan nama OS-nya

Ruangan
1

Ruang Bidding
Sebutkan kapasitas ruangnya

Ruang Server

Ruang Training
Sebutkan kapasitas ruangnya

Ruang Helpdesk

Ruang Admin

Regulasi/Peraturan
1

Tentang Pembentukan Tim


Sebutkan no registrasinya

Tentang Implementasi e-Procurement


Sebutkan no registrasinya

Tentang Organisasi Unit LPSE


Sebutkan no registrasinya

Training of Trainer
1

Penguasaan aplikasi LPSE

TOT dilaksanakan pada


Tanggal

Tempat

JumlahPeserta
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
Instansi diatas sudah memenuhi persyaratan
Instansi diatas belum memenuhi persyaratan

TandaTangan

Catatan

IT Operation

Tanggal:

Program Manager

Tanggal:

244

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENDAMPINGAN PEMBANGUNAN INFRASTUKTUR IT LPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

245

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

38/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PENDAMPINGAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR IT LPSE

Dasar Hukum :
1
2
3

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2


Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2
3
4

Administrator Sistem LPSE


Vendor Pelaksana Kegiatan
ITO

Kepala LPSE

Peralatan/Perlengkapan :
1

Dokumen Rencana Transisi

Penjelasan Singkat :
SOP Pendampingan Pembangunan Infrastruktur IT LPSE berisi langkah-langkah
pendampingan yang harus dilakukan pada saat kegiatan pembangunan infrastruktur.
Kegiatan pembangunan infrastruktur mempunyai ruang lingkup: instalasi perangkat
keras server, jaringan, data storage dan juga perangkat pelindung keamanan.

Pencatatan dan Pendataan :


1

Dokumen Rencana Transisi

Tujuan :
1.
2.

Menjamin proses pembangunan dilaksanakan sesuai dengan kerangka acuan kerja.


Membantu pelaksana dalam menetapkan pekerjaan sesuai dengan rencana dan jadwal
yang telah disepakati.

Peringatan :
1.
2.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Definisi :
1
2

Infrastruktur IT adalah sarana dan prasarana operasional IT yang tidak termasuk di


dalamnya perangkat lunak.
Kerangka Acuan Kerja adalah dokumen panduan pelaksanaan kegiatan yang dibuat oleh
internal LPSE yang ditujukan untuk semua pihak yang terkait dengan pekerjaan
tersebut.

IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis E-Procurement
pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Direktorat e-Procurement LKPP.

Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

Keterkaitan :

246

PENDAMPINGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR IT LPSE


No
1

Aktivitas
Administrator Sistem berkoordinasi dengan ITO
dalam melakukan identifikasi kebutuhan
pelaksanaan kegiatan.

Administrator
Sistem LPSE

PELAKSANA
Vendor
ITO
Pelaksana

Mutu Baku
Kepala LPSE

Persyaratan/Perlengkapan

Waktu
N/A

Mulai

Administrator Sistem mempersiapkan keperluan


pelaksanaan proyek dan memastikan bahwa
kebutuhan tersebut tidak mengganggu operasional
LPSE.

N/A

Administrator Sistem melakukan monitoring dan


pengendalian pelaksanaan kegiatan secara rutin
dengan melakukan workshop.

1 hari

Keluaran dari kegiatan monitoring dan


pengendalian pelaksanaan kegiatan dilaporkan
kepada ITO dan pimpinan LPSE.

1 jam

Pada akhir pekerjaan Administrator Sistem


memastikan vendor pelaksana sudah mempunyai
rencana transisi yang telah disepakati bersama dan
disetujui oleh pimpinan LPSE.

Administrator Sistem memastikan setiap tahap


transisi dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
telah disahkan termasuk di dalamnya pengujian
infrastruktur sesuai dengan skenario pengujian
yang dibuat.

2 jam

Pada masa akhir transisi, Administrator Sistem dan


vendor pelaksana melakukan review atas semua
pekerjaan dan dokumentasi yang disiapkan oleh
vendor pelaksana.

2 jam

Hasil review diproses oleh Kepala LPSE. Apakah


hasilnya disetujui ?

Vendor pelaksana melakukan serah terima


operasional infrastruktur IT kepada LPSE

Rencana Transisi

Tidak

Output
Lampiran
rencana
kebutuhan
infrastruktur
LPSE

Keterangan
Kegiatan pendampingan
dimulai ketika Kick Off
proyek sudah
dilaksanakan dan pihak
LPSE menunjuk salah satu
staf-nya untuk melakukan
pendampingan
pembangunan
infrastruktur IT.

1 jam

N/A

Ya

10

Administrator Sistem melakukan konfirmasi dan


meminta perbaikan pada vendor pelaksana sampai
disetujui oleh Kepala LPSE.

1 jam
Selesai

N/A

Selesainya
Pendampingan
Pembangunan
Infrastruktur IT
LPSE

247

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

USER ACCEPTENCE TEST (UAT) TERHADAP HASIL PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR IT


LPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

248

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

39/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


User Acceptance Test (UAT) terhadap Hasil
Pembangunan Infrastruktur IT LPSE

Dasar Hukum :
1
2
3

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2


Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2
3

Administrator Sistem LPSE


Pihak Ketiga
Kepala LPSE

Peralatan/Perlengkapan :
1

Dokumen UAT

Penjelasan Singkat :
SOP User Acceptance Test (UAT) terhadap Hasil Pembangunan Infrastruktur SPSE berisi
langkah-langkah Perencanaan, penetapan, pelaksanaan dan pengesahan User Acceptance
Test pada hasil pembangunan Infrastruktur SPSE.

Tujuan :
1.

Pencatatan dan Pendataan :

Menjamin terlaksananya kegiatan User Acceptance Test untuk memastikan hasil


pembangunan infrastruktur dapat diterima.

Definisi :
Peringatan :
1.
2.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :

Infrastruktur TIK adalah sarana dan prasarana operasional TIK yang tidak temasuk
didalamnya perangkat lunak,
User Acceptance Test (UAT) adalah sebuah dokumen panduan pelaksanaan pengujian
atas sebuah pekerjaan yang dilakukan,

Kerangka Acuan Kerja adalah dokumen panduan pelaksanaan kegiatan yang dibuat oleh
Internal LPSE ditujukan untuk semua pihak yang terkait dengan pekerjaan tersebut.

Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

249

User Acceptance Test (UAT) terhadap Hasil Pembangunan Infrastruktur IT LPSE


PELAKSANA
No
Aktivitas
ADMINISTRATOR
Vendor
SISTEM LPSE
Pelaksana
1 Pada tahapan akhir sebuah kegiatan pembangunan
Mulai
infrastruktur Administrator Sistem meminta Pihak
Ketiga menyusun rancangan User Acceptance Test
dengan ruang lingkupnya.
2

Administrator Sistem harus memastikan bahwa metode


test yang akan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
infrastruktur. Metode test harus mempunyai ruang
lingkup volume, recovery, stress dan performance
testing.

Mutu Baku
Kepala LPSE

Persyaratan/Perlengkapan

Volume testing yang dimaksudkan untuk


memastikan bahwa infrastruktur dapat
beroperasi sesuai dengan kapasitas dan
jangka waktu yang telah ditentukan.

Waktu

Output

N/A

Rancangan UAT

N/A

Lampiran
kapasitas

Keterangan

Stress Testing yang dimaksudkan untuk


memastikan bahwa infrastruktur dapat
beroperasi pada beban maksimum dan
bahkan berlebih dengan toleransi sekitar
25% dari beban maksimum yang
didefinisikan.
Recovery Testing yang dimaksudkan untuk
memastikan bahwa proses backup dan
restore infrastruktur berjalan dengan baik
dan sesuai dengan skenario yang
didefiinisikan.
Performance Testing yang dimaksudkan
untuk memastikan bahwa kriteria
performance dari infrastruktur terpenuhi,
misalnya kriteria waktu respon.
3

Administrator Sistem melakukan review atas dokumen


UAT yang diajukan oleh Pihak Ketiga. Jika diperlukan
perbaikan maka dokumen UAT dikembalikan kepada
Pihak Ketiga sampai disepakati.

3 jam

Dokumen UAT

Administrator Sistem memastikan bahwa Pihak Ketiga


telah melaksanakan pengujian internal dan memastikan
hasilnya telah diserahkan kepada LPSE.

1 jam

Hasil pengujian
Interal

Administrator Sistem menyusun tim pemeriksa dan


penguji untuk melaksanakan kegiatan UAT.

2 jam

Tim pemeriksa
dan penguji UAT

250

Administrator Sistem memastikan bahwa tim


pemeriksaan dan penguji telah menyelesaikan UAT dan
menyerahkan hasilnya.

1 jam

Hasil UAT

Administrator Sistem berkoordinasi dengan Kepala LPSE


untuk melakukan pengesahan hasil UAT

N/A

Pengesahan UAT

Apakah Kepala LPSE menyetujui pengesahan ?

Jika disetujui maka vendor harus melaksanakan kegiatan


tahap berikutnya

10

Jika tidak disetujui vendor diberitahu dan harus


menindaklanjuti rekomendasi hasil UAT.

N/A

Tidak
Ya
Selesai

N/A
N/A

Rekomendasi
UAT

251

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PERENCANAAN DAN MONITORING KAPASITAS INFRATRUKTUR SPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

252

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

40/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PERENCANAAN DAN MONITORING KAPASITAS
INFRASTRUKTUR SPSE

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2


Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2
3

Administrator Sistem LPSE


Helpdesk LKPP
Pimpinan LPSE

Peralatan/Perlengkapan :
Penjelasan Singkat :
SOP Perencanaan dan Monitoring Kapasitas Infrastruktur SPSE ini menjelaskan langkahlangkah yang harus dilakukan oleh setiap LPSE dalam mengawasi tingkat kapasitas
infrastruktur yang tersedia dalam layanan SPSE. Cakupan kapasitas yang diawasi adalah
Storage, Lalulintas Data, memori server dan beban komputasi. Ketiga komponen ini
merupakan komponen krusial yang dapat menjamin layanan SPSE selalu pada tingkat
ketersediaan yang tinggi.

1
2
3
4

Laporan Status dan Unjuk Kerja Infrastruktur SPSE


Lampiran Kinerja Infrastruktur SPSE

Formulir Permintaan Perubahan


Dokumen Usulan Peningkatan Kapasistas Infrastruktur SPSE.

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
1.

Menjamin tingkat ketersediaan layanan SPSE dari sisi storage, lalu lintas data dan beban
kerja komputasi.

Definisi :
Peringatan :
1.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.

2.

Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :

Storage adalah media penyimpanan yang terhubung atau ada didalam sebuah
perangkat keras seperti server ataupun personal komputer,

Lalu lintas data adalah arus perpindahan data baik masuk atau keluar yang terjadi
didalam perangkat keras atau di dalam jaringan lokal atau di dalam jaringa internet,

Beban Kerja Komputasi adalah kemampuan pemrosesan yang dilakukan oleh perangkat
server terkait proses pengolahan data dan instruksi pada SPSE.

Helpdesk LKPP adalah tim pada Training and User Support (TUS) yang memiliki tugas
memberikan dukungan/layanan terkait dengan permasalahan e-Procurement.

Training and User Support yang selanjutnya disebut TUS adalah Tim yang terdiri dari
personil pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik pada Sub Direktorat Pengelolaan dan
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.

Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

253

PERENCANAAN DAN MONITORING KAPASITAS INFRASTRUKTUR SPSE


PELAKSANA
No

Aktivitas

ADMINISTRATOR
SISTEM LPSE
Prosedur Perencanaan dan Monitoring Kapasitas Infrastruktur SPSE
1 Administrator Sistem LPSE pada setiap Data Center memastikan
Mulai
sistem monitoring perangkat keras dan jaringan telah terinstall
dan bekerja dengan baik

Helpdesk LKPP

Mutu Baku
Pimpinan LPSE

Persyaratan/Perlengkapan

Waktu

Output

Laporan Status dan Unjuk Kerja


Infrastruktur SPSE

1 jam

Laporan Status dan


Unjuk Kerja
Infrastruktur SPSE

Lampiran Kinerja Infrastruktur


SPSE

1 jam

Lampiran Kinerja
Infrastruktur SPSE

2 jam

Lampiran
penggunaan
storage, memori,
processor &
bandwidth

Keterangan

a. Secara periodik setiap satu bulan sekali, administrator


merangkum kinerja perangkat keras dan perangkat jaringan.
b. Rangkuman kinerja yang didokumentasikan oleh
administrator terdiri dari:

o Grafik perkembangan kapasitas storage


o Grafik beban kerja prosesor dari server
o Grafik penggunaan memori dari server
o Grafik beban lalu lintas data dari dan keluar jaringan
Berdasarkan Laporan bulanan kinerja perangkat keras dan
perangkat jaringan,

Administrator Sistem LPSE melakukan analisa kebutuhan


peningkatan kapasitas infrastruktur SPSE yang terkait dengan
peningkatan storage dan bandwidth jaringan internet serta
penggantian/upgrade perangkat server. Analisa dilakukan setiap
semester dengan fokus analisa pada .
a. Tingkat kekritisan kapasitas storage
b. Tingkat kekritisan beban lalu lintas data
c. Tingkat kekritisan beban kerja komputasi
d. Tingkat kekritisan kapasitas memori server
3

Administrator Sistem LPSE membuat usulan kebutuhan


peningkatan kapasitas berdasarkan analisa yang telah dilakukan
dan untuk Adminstrator Sistem LPSE dalam pelaksanaanya
mendapatkan rekomendasi dan dukungan dari Direktorat e-Proc
atas perencanaan tersebut.

Dokumen Usulan Peningkatan


Kapasistas Infrastruktur SPSE

1 jam

Dokumen Usulan
Peningkatan
Kapasistas
Infrastruktur SPSE

Administrator Sistem LPSE menyampaikan usulan peningkatan


kapasitas dalam bentuk formulir permintaan perubahan dengan
melampirkan dokumen analisis dan perencanaan kapasitas
tersebut kepada Kepala LPSE setempat.

Formulir Permintaan Perubahan

1 jam

Dokumen Usulan
Peningkatan
Kapasistas
Infrastruktur SPSE

Kepala LPSE memproses usulan tersebut:

Dokumen Usulan Peningkatan


Kapasistas Infrastruktur SPSE

1 jam

Dokumen Usulan
Peningkatan
Kapasistas
Infrastruktur SPSE

Tidak
Ya
a. Jika disetujui usulan tersebut dilanjutkan dengan proses
pengadaan.
b. Jika tidak disetujui Administrator Sistem LPSE
mendapatkan catatan atas usulan tersebut.
c. Administrator Sistem LPSE / ITO melakukan perbaikan dan
analisa ulang seperti pada langkah 2.

N/A
N/A

Selesai

1 jam

254

PELAKSANA
No

Aktivitas

ADMINISTRATOR
SISTEM LPSE

Helpdesk LKPP

Mutu Baku
Pimpinan LPSE

Persyaratan/Perlengkapan

Waktu

Output

Laporan Status dan Unjuk Kerja


Infrastruktur SPSE

1 jam

Laporan Status dan


Unjuk Kerja
Infrastruktur SPSE

Lampiran Kinerja Infrastruktur


SPSE

1 jam

Lampiran Kinerja
Infrastruktur SPSE

Dokumen Usulan Peningkatan


Kapasistas Infrastruktur SPSE

1 jam

Formulir Permintaan Perubahan

1 jam

Dokumen Usulan
Peningkatan
Kapasistas
Infrastruktur SPSE
Dokumen Usulan
Peningkatan
Kapasistas
Infrastruktur SPSE

Keterangan

Prosedur Perencanaan dan Monitoring Evaluasi Kapasitas Infrastruktur SPSE


1

Administrator sistem pada setiap Data Center LPSE memastikan


sistem monitoring perangkat keras dan jaringan telah terinstall
dan
dengan baik.
a. bekerja
Secara periodik
setiap satu bulan sekali, administrator

Mulai

merangkum kinerja yang


perangkat
keras dan perangkat
b. Rangkuman
didokumentasikan
oleh jaringan.
administrator terdiri dari:
o Grafik perkembangan kapasitas storage
o Grafik beban kerja dan memory dari perangkat server

o Grafik beban lalu lintas data dari dan keluar jaringan


2

Berdasarkan Laporan bulanan kinerja perangkat keras dan


perangkat jaringan, Administrator sistem melakukan analisa
kebutuhan peningkatan kapasitas infrastruktur SPSE yang
terkait dengan peningkatan storage dan bandwidth jaringan
internet serta penggantian/upgrade perangkat server. Analisa
dilakukan setiap semester dengan fokus analisa pada
a. Tingkat kekritisan kapasitas storage
b. Tingkat kekritisan beban lalu lintas data

c. Tingkat kekritisan beban kerja komputasi

Administrator sistem membuat usulan kebutuhan peningkatan


kapasitas berdasarkan analisa yang telah dilakukan dan dalam
pelaksanaanya jikadiperlukandapatmeminta rekomendasi dan
dukungan dari LKPP atas perencanaan tersebut.
Administrator sistem menyampaikan usulan peningkatan
kapasitas dalam bentuk formulir permintaan perubahan dengan
melampirkan dokumen analisis dan perencanaan kapasitas
tersebut kepada pimpinan LPSE setempat.
Pimpinan LPSE memproses usulan tersebut:

Dokumen Usulan Peningkatan


Kapasistas Infrastruktur SPSE

Tidak

a. Jika disetujui usulan tersebut dilanjutkan dengan proses


pengadaan
b. Jika tidak disetujui administator mendapatkan catatan atas
usulan tersebut
c. Administrator melakukan perbaikan dan analisa ulang
seperti pada langkah 2

Ya

N/A
N/A
N/A

Selesai

1 jam

255

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PERENCANAAN DAN MONITORING KAPASITAS INFRATRUKTUR SPSE

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

256

FORM PERMINTAAN PERUBAHAN


Hari/Tanggal

Waktu

Jenis Perubahan

Prioritas Perubahan

Perubahan Aplikasi

Perubahan Kritis (berdampak pada infrastruktur dan


harus segera diselesaikan)

Perubahan Infrastruktur

Perubahan Mayor (ada implikasi ke operasional TIK)

Perubahan Layanan

Perubahan Minor (tidak berpengaruh langsung terhadap


infrastruktur)

A.

URAIAN KONDISI TERKINI(uraiansebagaiacuandarimasing-masingkondisi)

DASAR ANALISA PERMASALAHAN

C.

URAIAN PERMINTAAN PERUBAHAN

d.

PERSETUJUAN PERMINTAAN PERUBAHAN

Disetujui

Tidakdisetujui
Catatan:

Pengusul

(...........................................)

Pimpinan

(...........................................)

257

LAPORAN KINERJA INFRASTRUKTUR


Hari/Tanggal Konsultasi

Waktu

Jenis Infrastruktur

Periode Laporan

STORAGE

INSIDENTAL

LALULINTAS DATA

RUTIN BULANAN

BEBAN KOMPUTASI

RUTIN SEMESTERAN

MEMORI SERVER

A.

URAIAN KONDISI TERKINI

TABEL DAN GRAFIK KINERJA

C.

ANALISIS KINERJA

Administrator

Pimpinan

(...........................................)

(...........................................)

258

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

INSTRUKSI KERJA INSTALASI E-PROCUREMENT

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

259

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA


PEMERINTAH (LKPP)
INSTRUKSI KERJA (IK)

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Nomor IK

4/IK/LPSE/D.2/2012

TanggalPembuatan
Tanggal Revisi
TanggalEfektif
DisahkanOleh

30-Nov-2012
2-Jan-2013
Bima H. Wibisana

INTRUKSI KERJA INSTALASI E-PROCUREMENT

Dasar Hukum :
1.
2.
3.
4.

Kualifikasi Pelaksana :

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi

1.

ITO (Information Technology Operation)

Elektronik.

2.

PM (Program Manager )

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem

3.

Customer (calon SPSE)

dan Transaksi Elektronik

4.

Dispatcher ITO

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

5.

ITO Head

Pemerintah dan perubahannya.

6.

ITO Staff

PermenPAN

Nomor:

PER/21/M.PAN/11/2008

tentang

Pedoman

Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan


5.

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Tujuan :

Perlengkapan :

Instruksi kerja ini bertujuan sebagai panduan dalam Instalasi e-Procurement

1.

Form Instalasi

untuk customer (calon LPSE) dan Memudahkan proses lelang di daerah

2.

Ticketing CRM (Create)

customer (calon LPSE)

3.

Ticketing CRM (assign back)

Penjelasan Singkat :

Output Pelaksanaan Kegiatan :

E-Procurement bertujuan untuk merubah proses lelang yang selama ini

Terselesaikannya Instalasi e-Procurement untuk customer (calon LPSE) sesuai dengan

dijalankan secara manual menjadi secara otomatis(elektronik). Aplikasi yang

260

digunakan untuk e-Procurement disebut SPSE.Servis instalasi e-Procurement di

standar dan Memudahkan proses lelang di daerah customer (calon LPSE)

implementasikan melalui beberapa tahap prosedur, Prosedur itu terdiri dari


Pre-Instalasi, Proses Instalasi dan Post-Instalasi.Prosedur ini harus dilakukan
sesuai urutannya masing-masing.Pertama kita harus melaksanakan PreInstalasi.Setelah

itu

kita

melaksanakan

Proses

Instalasi.Terakhir

kita

melaksanakan Post-Instalasi.Instalasi e-procurement akan dibuat berdasarkan


form instalasi yang sudah terisi oleh customer (calon LPSE). Ada 3 peran utama
yang saling berhubungan dalam Instalasi e-Procurement.Mereka adalah
Program Manager (PM), calon LPSE (Customer) dan Information Technology
operation (ITO).Sebagian besar ITO berperan dalam instalasi e-Procurement.

Teknik Penyajian :

Peringatan :

Teknik yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan Instruksi Kerja

1.

ditetapkan.

Instalasi e-Procurement adalah sebagai berikut :


1.

Bagan Arus

2.

Tabular

Keterkaitan
Prosedur Implementasi Aplikasi e-Procurement

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan

2.

Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikatagorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan
oleh Pelaksana.

Definisi :
1.

LPSE: Layanan Pengadaan Secara Elektronik

2.

SPSE: Sistem Pengadaan Secara Elektronik

261

Instruksi Kerja :
1.1 Aktivitas instalasi e-procurement
Aktivitas Instalasi E-Procurement
Customer

PM

ITO

START

Request

Konfirmasi
1. Infrastruktur
2. Cara install

Remote
Pengisian form
instalasi

Visit

PM

CRM

Menugaskan Staff

Check Infrastruktur

Check

Konfirmasi Selesai

Finalisasi

CRM

Proses Instalasi

CRM

Finish

262

1.2 Pre-instalasi SPSE


1.2.1

Request Install
Ruang Lingkup
a.

Pengisian form Instalasi melibatkan dua (2) Instansi internal di LKPP, yaitu Information Technology Operation (ITO) dan Project Manager (PM).

b.

Pertama PM akan mengisi form instalasi sesuai dengan informasi yang diberikan oleh customer (calon LPSE). Informasi tersebut terdiri dari infrastruktur customer
dan cara penginstalan yang diinginkan oleh customer.

c.

Request tersebut akan disetujui dan diteruskan oleh PIC PM ke dispatcher ITO dalam bentuk CRM ticket.

d.

Jika dispatcher ITO menyetujui CRM ticket tersebut, maka CRM ticket akan masuk sebagai request di departemen ITO.

e.

Penerimaan request oleh ITO head dari dispatcher ITO dalam bentuk CRM ticket.

f.

Penugasan ITO staff ditentukan oleh ITO head. Staff yang ditunjuk akan menjadi penanggung jawab dalam penginstalan untuk customer.

Definisi

Program Manager (PM): Departemen yang bertanggung jawab atas program-program yang dibutuhkan oleh LKPP.
Information Technology Operation (ITO): Departemen khusus yang menangani masalah IT di LKPP.
CRM ticket:Form elektronik yang berisi tentang infrastruktur customer dan cara penginstalan yang diinginkan customer. Serta penghubung antara ITO dan PM di aktivitas
instalasi e-Procurement.
PIC PM: Orang yang berhubungan langsung dengan customer.
Dispatcher ITO: Orang yang memberikan tugas instalasi ke staff ITO yang sudah ditunjuk oleh ITO head.

263

Prosedur request instal aplikasi SPSE


Request Install Aplikasi SPSE
PM

Dispatcher ITO

ITO Head

ITO Staff

Mulai

Pengisian form
instalasi

Form instalasi
disetujui oleh PIC
PM

Pemindahan
informasi form
install ticketing
CRM

CRM

Ticketing CRM
disetujui oleh
dispatcher ITO

Ticketing CRM
masuk
sebagai
request di ITO

CRM

Pemilihan staff &


penugasan
instalasi oleh ITO
head

CRM

Penerimaan tugas
dari ITO head

Selesai

264

1.3 Instalasi SPSE


Instalasi Aplikasi SPSE di system operasi Debian
Keterangan:

Untuk semua tanda #, $, postgres=#, epns_latihan=#, secman_latihan=# tidak perlu diketikan.

Untuk perintah yang wajib hurufnya diketik tebal.

1.3.1

Check user infrastruktur

Ruang Lingkup
a.

Dalam check user infrastruktur ada dua (2) instansi yang terlibat dalam pelaksanaan aktivitas ini yaitu Program Manager (PM) dan Information Technology Operation
(ITO).

b.

Pengecekan infrastruktur dilaksanakan berdasarkan form instalasi CRM. Secara tidak langsung ITO memberikan service kepada customer berupa pengecekan
infrastruktur.

c.

Proses pengecekan infrastruktur sendiri terbagi menjadi 5 aktivitas: Check IP, Check user port, Check remote, Check koneksi internet user dan Check Operating System
(OS).

d.

ITO tidak bisa menghubungi customer secara langsung apabila ada masalah atau kekurangan pada infrastruktur user. ITO harus meminta request update informasi
kepada PM, yang diberi istilah call.

e.

PIC PM akan menghubungi langsung customer untuk meminta informasi yang dibutuhkan ITO terkait pengecekan infrastruktur.

Definisi
Infrastruktur Customer: Infrastruktur customer terdiri dari aset-aset yang dimiliki oleh customer yang berguna dalam penginstalan e-Procurement.
Form instalasi: Form instal yang berisi tentang infrastruktur customer dan cara penginstalan yang diinginkan customer. Serta penghubung antara ITO dan PM di aktivitas
instalasi e-Procurement.

265

PIC PM: Orang yang berhubungan langsung dengan customer


PIC ITO: Orang yang mengerjakan instalasi e-Procurement untuk customer

Prosedur checking user infrastruktur


Checking user infrastructure
PM

ITO

Uraian

Mulai

Not done
Call

Check user IP
address

# Traceroute IP
(port SSH)

done

Not done
Call

Check user port

# nmap IP

done

Call

Not done

Check remote

# Test SSH

done

Not done
Call

Check koneksi
internet

# Check outgoing
post (80.25)

done

Not done
Call

Check operating
system (OS)

# Update repository

done

Selesai

266

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam check users infrastructure


1.

Traceroute
Command: traceroute IP

2.

nmap IP
Command: nmap -p 22 IP

3.

test SSH
Command: ssh user@IP p22

4.

Test outgoing post (80.25)


Command: TopTraceroute inaproc
TopTraceroute mail pengadaan

5.

Add Repositori
# nano /etc/apt/sources.list
Setelah file sources.list terbuka, ketikan url dibawah ini:
debhttp://kambing .vlsm.org/debian squeeze main contrib non-free
deb-srchttp://kambing.vlsm.org/debian squeeze main contrib non-free
debhttp://etc.inittab.org/~agi/debian/libapache-mod-security2/old./

6.

Lakukan updating, setiap selesai melakukan add repository, masukan command:


# apt-get update

1.3.2

Proses Instalasi SPSE


Ruang Lingkup
a.

Di proses instalasi hanya ada 1 instansi yang terlibat, yaitu ITO.

b.

Pengerjaan proses instalasi dilakukan oleh PIC ITO.

267

c.

PIC ITO sepenuhnya bertanggung jawab atas proses instalasi.

d.

Proses instalasi disesuaikan dengan infrastruktur customer yang terdapat di form instalasi.

Definisi
PIC ITO: Orang yang melakukan instalasi e-Procurement untuk customer
Infrastruktur Customer: Infrastruktur customer terdiri dari aset-aset yang dimiliki oleh customer yang berguna dalam penginstalan e-Procurement.

Prosedur instalasi
Cara Instalasi Aplikasi SPSE di System Operasi Debian
ITO

Mulai

Penyelesaian error
aplikasi SPSE sesuai
dengan feedback
request (terhubung
dengan prosedur check
aplikasi)

Create header
application

Create customer ID

Install database
menggunakan
postgresql

Install webserver
menggunakan
apache

Install java dan


tomcat

268

Cara Instalasi Aplikasi SPSE di System Operasi Debian


ITO

Install aplikasi
SPSE

Konfigurasi

Konfirmasi
penyelesaian error
(terhubung dengan
check aplikasi)

Selesai

269

1.

Framework

Operating System

Apache

Java
Tomcat

SPSE application

Postgresql

Gambar Framework SPSE

270

Production

Latihan

Gambar Detail Framework SPSE

271

Gambar workflow SPSE

272

Working Directory komponen SPSE

1.

Web Service SPSE

File Konfigurasi :
/etc/apache2/site-available/default
/etc/apache2/apache2.conf
/etc/apache2/working.properties

Command Binary
/usr/sbin/apache2ctl
/usr/sbin/apache2
Script /etc/init.d/apache2

273

Log system
/var/log/apache2/access.log
/var/log/apache2/error.log
/var/log/apache2/audit_apache.log
/var/log/apache2/mod_jk.log
/var/log/apache2/modsec_debug.log

2.

Java Container SPSE

File Konfigurasi
/usr/local/src/apache-tomcat-production/conf/server.xml
/usr/local/src/apache-tomcat-latihan/conf/server.xml

274

Command Binari
/usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/catalina.sh
/usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/startup.sh
/usr/local/src/apache-tomcat-latihan/bin/catalina.sh
/usr/local/src/apache-tomcat-latihan/bin/startup.sh
/usr/local/src/jdk1.6.0/bin/java

Log sistem
/usr/local/src/apache-tomcat-production/logs/catalina.out
/usr/local/src/apache-tomcat-production/logs/epns.log

3.

Database

File Konfigurasi
/etc/postgresql/8.3/main/postgresql.conf
/etc/postgresql/8.3/main/pg_hba.conf

275

Command Binari
/usr/lib/postgresql/8.3/bin/*
Script binary /etc/init.d/postgresql

Log sistem
/var/log/postgresql/postgresql-8.3-main.log

4.

Mail server

File konfigurasi
Terdapat di database

5.

Command binari

Log system

File Configuration untuk Upload Download


Terdapat di file konfigurasi database

2.

Software yang dibutuhkan

Install via Console:


Install aplikasi yang dibutuhkan, diantaranya;

276

a.

Aplikasi apache :

apache2

apache2-threaded-dev

build-essential

libapache2-mod-evasive

libapache2-mod-security2

libapache2-mod-jk

b.

c.

Database :
postgresql
Complementary :

unzip

rsync

postfix

Perintah untuk melakukan instalasi aplikasi tersebut:


#apt-get install apache2 apache2 threaded-dev postgresql unzip build-essential libapache2-modevasive libapache2-mod-security2 rsync

#apt-get install apache2 apache2 threaded-dev postgresql unzip build-essential libapache2-modevasive libapache2-mod-security2 rsync postfix

Copy Source:
Copy semua data yang dibutuhkan untuk proses instalasi SPSE di /home, diantaranya;

jdk 1.6.0 zip untuk java

apache-tomcat-latihan

apache-tomcat-production

277

3.

epns-web-3.2.5.zip (atau disesuaikan dengan nama zip file aplikasinya) untuk source SPSE

SQL (atau disesuaikan dengan nama folder tempat file .sql) untuk instal SQL SPSE

application.properties untuk konfig connect DB & App SPSE

apache2 (configurasi apache), tomcat-connectors-1.2.25-src (atau yang lebih baru lagi)

Versi
WebService apache Versi 2.*
Java Container Tomcat versi 6.0.*
Database Postgresql 8.* (Recommended 8.4)

4.

Langkah-langkah penginstalan:
1.

Membuat header aplikasi untuk customer (calon LPSE)

2.

Membuat customer ID dan mendaftarkannya di database ITO untuk mempermudah ITO mengontrol customer ID.

3.

Penginstalan database menggunakan posgresql

Keterangan : versi aplikasi posgresql harus lebih dari 8.3

Perintah konfigurasi postgresql:


# su postgres (masuk ke user postgres)
$ psql(masuk ke psql)

278

postgres=# create user epns password epns; (membuat user epns dan passwordnya)
postgres=# create user secman password secman; (membuat user secman dan passwordnya)
postgres=# \q (keluar dari psql, dan kembali ke user postgres)

$ createdb-U postgres O epns epns_latihan (membuat database epns_latihan)


$ createdb-U postgres O epns secman_latihan (membuat database secman_latihan)
$ psql(masuk ke psql)

postgres=# \c epns_latihan (masuk ke dalam database epns_latihan)


epns_latihan=#\cd/home/SQL_323/Master/latihan (untuk membuka direktori file sql yang akan diimport)
epns_latihan=#\i ./1_epns_master_latihan_220.sql (untuk mengimport database pertama)
epns_latihan=#\i ./2_sql_upgrade_lengkap.sql (untuk mengimport database kedua)
epns_latihan=#\i ./3_update_230.sql (untuk mengimport database ketiga)
epns_latihan=#\i ./4_patch_230.sql (untuk mengimport database keempat)
epns_latihan=#\i ./5_metode_konsultansi.sql (untuk mengimport database kelima)
epns_latihan=#\i ./6_update-230r3.sql(untuk mengimport database keenam)
epns_latihan=#\i ./7_update-epns35.sql(untuk mengimport database ketujuh)
epns_latihan=#\i ./8_update-3.1.sql(untuk mengimport database kedelapan)

279

epns_latihan=#\i ./9_Lelang_Konstruksi.sql(untuk mengimport database kesembilan)


epns_latihan=#\i ./10_update-to-3.2.1.sql(untuk mengimport database kesepuluh)
epns_latihan=#\i ./11_update-to-3.2.3.sql(untuk mengimport database kesebelas)
epns_latihan=#\i ./12_tahapan-perpres54.sql(untuk mengimport database keduabelas)
epns_latihan=#\i ./13_update_324.sql(untuk mengimport database ketigabelas)
epns_latihan=#\c secman_latihan (masuk ke dalam database secman_latihan)
secman_latihan=#\cd SECMAN (masuk ke direktori secman)
secman_latihan=#\i ./1_secman_master_latihan_220.sql (untuk mengimport database pertama)
secman_latihan=#\i ./2_update_230_secman_lat.sql (untuk mengimport database kedua)

Konfigurasi Postgresql
a)

ITO harus memastikan bahwa instalasi servis DB sudah selesai.

b)

Database dibuat menjadi 2 bentuk yaitu 2 folder ( epns dan secman) dan 4 folder (epns_prod & epns_latihan), (secman_prod & secman_latihan).

c)

Set user untuk masing-masing database (epns-prod and epns-training).

d)

Beberapa hal yang harus diperhatikan :


i.

File pg_hba.conf di file konfigurasi postgresql.

ii.

File postgresql.conf di file konfigurasi postgresql.

Konfigurasi postgresql selesai.

280

4.

Penginstalan webserver menggunakan apache

Keterangan : apache harus dilengkapi dengan modul JK, security, deflate dan evasive.
Perintah konfigurasi apache2 (debian dan keturunannya)/httpd(redhat/centos dan keturunannya):
# cd/home (masuk ke direktori home)
# cp -r apache2 /etc (copy folder apache2 (konfigurasi apache) debian di /etc)
# cd /etc/apache2 (masuk ke direktori apache2)
# vim /etc/apache2/sites-available/default

a)

Proses instalasi apache harus dipastikan sudah selesai terlebih dahulu.

b)

Membuat folder akses untuk handler static page


Alias /latihan /home/appserv/epns-lat-325/latihan
Alias /eproc /home/appserv/epns-prod-325/eproc

c)

Membuat folder akses untuk file upload/download


Alias /file_latihan /home/file/file_latihan
Alias /file_prod /home/file_prod

281

d)

Membuat folder source code SPSE agar tidak bisa diakses dari luar.
<DirectoryMatch /home/appserv/epns-prod-325/eproc/WEB-INF>
AllowOverride None
Order deny,allow
deny from all
</DirectoryMatch>
<DirectoryMatch /home/appserv/epns-lat-325/latihan/WEB-INF>
AllowOverride None
Order deny,allow
deny from all
</DirectoryMatch>

282

e)

Konfigurasi untuk koneksi antara apache (webserver) dan tomcat (aplikasi webserver)
JkWorkersFile /etc/apache2/workers.properties
JkLogFile

/var/log/apache2/mod_jk.log

JkLogLevel debug
JkLogStampFormat "[%a %b %d %H:%M:%S %Y] "
JkMount /latihan*

worker1

JkMount /eproc* worker2

f)

Konfigurasi untuk modul deflate (pertukaran data antara server dan client dimuat dalam bentuk .zip agar lebih ringan.)
LoadModule deflate_module /usr/lib/apache2/modules/mod_deflate.so
SetOutputFilter DEFLATE
DeflateBufferSize 65536
DeflateCompressionLevel 9
DeflateFilterNote Input instream
DeflateFilterNote Output outstream
DeflateFilterNote Ratio ratio
DeflateMemLevel 9

283

DeflateWindowSize 15
BrowserMatch ^Mozilla/4\.0[678] no-gzip
BrowserMatch "Windows 98" gzip-only-text/html
BrowserMatch "MSIE [45]" gzip-only-text/html
BrowserMatch \bMSI[E] !no-gzip !gzip-only-text/html
SetEnvIfNoCase Request_URI
\.(?:gif|jpeg|jpe|jpg|png|ico|t?gz|zip|rar|pdf|doc|xls|dat)$ no-gzip dont-vary
LogFormat '"%r" %{outstream}n/%{instream}n (%{ratio}n%%)' deflate
CustomLog /var/log/apache2/deflate_log deflate

g)

Konfigurasi client ID. Bertujuan agar setiap client mempunyai ID yang berbeda.
<IfModule mod_headers.c>
Header append Vary User-Agent env=!dont-vary
</IfModule>

284

h)

Konfigurasi untuk host (identitas host server)


<VirtualHost *:80>
LogLevel warn
CustomLog /var/log/apache2/access.log combined
RedirectMatch ^/$ /eproc/app
RedirectMatch ^/latihan$ /latihan/app
AddOutputFilterByType DEFLATE text/html text/plain text/xml text/css
application/x-javascript application/x-httpd-php
SetInputFilter DEFLATE
SetOutputFilter DEFLATE
</VirtualHost>

285

i)

Konfigurasi untuk modul evasive (Bertujuan untuk mengurangi flooding request/DOS/brute force attack.)
<IfModule mod_evasive20.c>
DOSHashTableSize 6194
DOSPageCount
DOSSiteCount
DOSPageInterval
DOSSiteInterval

25
80
1
1

DOSBlockingPeriod 10
</IfModule>

j)

Konfigurasi untuk modul security webserver (Membuat aplikasi server firewall)


SecAuditEngine RelevantOnly
SecRequestBodyAccess On
SecResponseBodyAccess On
SecAuditLogParts ABCFHZ
SecAuditLog /var/log/apache2/audit_apache.log
SecDebugLog /var/log/apache2/modsec_debug.log

286

SecDebugLogLevel 3
SecDefaultAction log,auditlog,deny,status:403,phase:2,t:none
SecRuleEngine On
SecServerSignature "Netscape-Enterprise/6.0 PHP5.2.0 mod_asp/3.4.5"
SecRule ARGS "\.\./"
SecRule ARGS "<[[:space:]]*script"
SecRule REQUEST_BODY "(document\.cookie|Set-Cookie|SessionID=)"
SecRule REQUEST_BODY "<[^>]*meta*\"?[^>]*>"
SecRule REQUEST_BODY "<[^>]*style*\"?[^>]*>"
SecRule REQUEST_BODY "<[^>]*script*\"?[^>]*>"
SecRule REQUEST_BODY "<[^>]*iframe*\"?[^>]*>"
SecRule REQUEST_BODY "<[^>]*object*\"?[^>]*>"
SecRule REQUEST_BODY "<[^>]*img*\"?[^>]*>"
SecRule REQUEST_BODY "<[^>]*applet*\"?[^>]*>"
SecRule REQUEST_BODY "<[^>]*form*\"?[^>]*>"
SecRule REQUEST_HEADERS:User-Agent "Nikto" "log,deny,status:403,msg:'Nikto Scanners
Identified'"

287

SecRule HTTP_HOST "\x25"


SecRule HTTP_HOST "^$" "log,allow,msg:'no http host'"
SecRule HTTP_USER_AGENT "^$" "log,allow,msg:'No user agent'"
SecRule REQUEST_BODY "/^(etc|bin|sbin|tmp|var|opt|dev|kernel|exe)$/"
SecRule ARGS "delete[[:space:]]+from"
SecRule ARGS "insert[[:space:]]+into"
SecRule ARGS "select.+from"
SecRule ARGS "\<\!--\#"
#SecRule ARGS "((=))[^\n]*(<)[^\n]+(>)"
SecRule REQUEST_BODY "(\'|\")"
SecRule REQUEST_BODY "!^[\x20-\x7f]+$"
SecRule REQUEST_URI "^/(bin|cgi|cgi(\.cgi|-91[45]|-sys|-local|s|-win|-exe|-home|perl)|(mp|web)cgi|(ht|ows-)bin|scripts|fcgi-bin)/"
SecRule REQUEST_BODY "/bin/ps"
SecRule ARGS "wget\x20"
SecRule ARGS "uname\x20-a"
SecRule REQUEST_BODY "/nessus_is_probing_you_"

288

SecRule REQUEST_URI "^OR 1=1--*"


SecRequestBodyLimit 800000000
SecResponseBodyLimit 800000000
<LocationMatch /cgi-bin/>
SecRule REQUEST_URI "!(script1\.cgi|script2\.cgi|custom_email\.pl|form\.cgi\.exe)"
</LocationMatch>

k)

Additional apache configuration in file workers.properties


ps=/
worker.list=worker1 worker2 worker3
worker.worker1.port=8009
worker.worker1.host=localhost
worker.worker1.type=ajp13
worker.worker1.lbfactor=1
worker.worker2.port=7009
worker.worker2.host=localhost

289

worker.worker2.type=ajp13
worker.worker2.lbfactor=1

l)

Konfigurasi apache selesai.

5.

Penginstalan java dan tomcat

Keterangan : versi aplikasi java harus lebih dari versi 1.6.0


versi aplikasi tomcat harus lebih dari versi 6.0.19
# vim /usr/local/src/apache-tomcat-latihan/conf/server.xml
(untuk mengedit file server.xml)
Pada context path, sesuaikan isian docBase dengan gambar dibawah ini:

290

Konfigurasi Tomcat
a)

ITO harus memastikan instalasi tomcat sudah selesai.

b)

Konfigurasi untuk koneksi apache ke tomcat/aplication container


<!-- Define an AJP 1.3 Connector on port 8009 -->
<Connector port="8009" protocol="AJP/1.3" redirectPort="8443"
maxThreads="800" />

c)

Konfigurasi untuk letak source (Diletakkan di antara konfigurasi <Host></Host>)

291

<Context

path="/latihan"

docBase="/home/appserv/epns-lat-325/latihan"

reloadable="false" ></Context>

d)

Konfigurasi tomcat selesai.

6.

Instal aplikasi SPSE

Perintah konfigurasi aplikasi SPSE:

# cd /home (masuk ke direktori home)


# mkdir p appserv/epns-lat-325/latihan (untuk membuat direktori appserv/epns-prod-325/eproc)
# cd appserv/epns-lat-325/latihan (masuk ke direktori appserv/epns-lat-325/latihan)
# unzip /home/epns-web-3.2.5.zip (melakukan unzip file aplikasi SPSE)
# cp /home/application.properties WEB-INF/classes/ (copy file application.properties ke dalam folder WEB-INF/classes)
# nano WEB-INF/classes/application.properties (membuka file application.properties untuk melakukan konfigurasi file tersebut). Database dari isi file tersebut dirubah
untuk menyesuaikan dengan nama database yang akan kita buat, misalny, database yang akan kita buat adalah epns_latihan dan secman_latihan, maka konfigurasi pada:

secman.jdbc.url=jdbc:postgresql://localhost secman_prod
menjadi
secman.jdbc.url=jdbc:postgresql://localhost secman_latihan (secman_prod diganti sesuai dengan database yang kita buat, dalam hal ini secman_latihan)

292

jdbc.url=jdbc:postgresql://localhost/epns_prod
menjadi
jdbc.url=jdbc:postgresql://localhost/epns_latihan (epns_proddiganti menyesuaikan dengan database yang kita buat, dalam hal ini epns_latihan)
7.

Test konfigurasi
1.

Restart service
# /etc/init.d/apache2restart(untuk restart service apache2)
# /etc/init.d/postgresql restart(untuk restart service postgresql)

2.

Check running aplikasi


# /usr/local/src/apache-tomcat-latihan/bin/catalina.sh run (melakukan
start-up java secara debug)

Selanjutnya, buka browser, lalu ketikan pada address di browser yang anda pakai:
localhost/latihan(jika anda melakukan pengistalan di dalam computer tersebut)

192.168.1.23 (ip-address)/latihan (jika anda melakukan penginstalan di dalam computer yang berbeda)
Jika sudah berhasil, untuk keluar dari menu debug catalina ketik Ctrl+C

293

3.

Perintah aplikasi agar tetap running selama server on :


# /usr/local/src/apache-tomcat-latihan/bin/startup.sh

4.

Perintah aplikasi agar up saat direstart sekalipun :


# vim/rtc/rc.local (membuka file rc.local)
Setelah terbuka filenya, tambahkan dua command dibawah ini setelah exit 0

/usr/local/src/apache-tomcat-latihan/bin/startup.sh

5.

8.

Install aplikasi selesai

Install snmp
1.

Perintah install snmp

apt-get install snmp snmpd

294

2.

Konfigurasi snmp

3.

Restart snmp
etc/init.d/snmpd restart

295

9.

Test hasil instalasi

Check login

Check email

Check upload

1.4 Post-Instalasi SPSE


1.4.1

Konfirmasi hasil instalasi SPSE


Ruang lingkup
a.

Konfirmasi hasil instalasi SPSE berfungsi sebagai pernyataan bahwa proses instalasi e-Procurement telah selesai melalui CRM.

b.

Konfirmasi hasil instalasi SPSE melibatkan dua departemen yaitu ITO dan PM.

c.

Konfirmasi instalasi SPSEdilaksanakan setelah penginstalan SPSE sudah selesai.

d.

PM akan menggunakan hasil konfirmasi instalasi SPSE dari ITO untuk pemberitahuan kepada customer bahwa penginstalan SPSE telah selesai.

Definisi
ITO: Departemen yang menangani masalah-masalah operasional IT di LKPP
PM:Departemen yang bertanggung jawab atas program-program yang dibutuhkan oleh LKPP.

296

Prosedur konfirmasi hasil instalasi SPSE


Konfirmasi Selesai Penginstalan SPSE
ITO

PM

Mulai

Pastikan instalasi
aplikasi SPSE
selesai

Pemberitahuan
selesai
penginstalan ke
PM (Assign back
ticketing CRM)

CRM

Pemberitahuan
selesai
penginstalan dari
PIC ITO

Konfirmasi
penginstalan
selesai

Pemberitahuan
selesai
penginstalan ke
customer

Selesai

297

1.4.2

Check hasil instalasi SPSE


Ruang lingkup

a.

Check hasil instalasi SPSE dilakukan oleh customer.

b.

Informasi/feedback antara customer, PM, dan ITO dilakukan secara elektronik melalui CRM.

c.

Setelah pemberitahuan dari PM customer akanmencoba aplikasi SPSE. Apabila aplikasi SPSE tidak berjalan dengan baik atau error maka customer akan
menginformasikan hal tersebut ke PM (feedback).

d.

Error yang sudah diterima oleh PM akan dilanjutkan ke ITO sebagai permintaan perbaikan.

e.

Jika instalasi SPSE berjalan dengan baik maka customer akan menginformasikan hal tersebut ke PM (feedback).

f.

Feedback yang diterima akan digunakan oleh PM untuk melakukan finalisasi SPSE.

g.

PM akan mengirim informasi tersebut ke ITO dan digunakan untuk pencatatan buku sebagai tanda bukti bahwa instalasi SPSE sudah selesai dan terlaksana.

h.

Jika ITO tidak menerima feedback lebih dari 2 hari maka instalasi SPSE dianggap selesai.
Definisi
ITO: Departemen yang menangani masalah-masalah operasional IT di LKPP
PM: Departemen yang bertanggung jawab atas program-program yang dibutuhkan oleh LKPP.
Feedback: Informasi kembali dari customer.

298

Prosedur Check SPSE


Check Aplikasi SPSE
Customer

PM

ITO

Konfirmasi
penyelesaian error
ke customer

Peyelesaian error
aplikasi SPSE
(terhubung dengan
proses instalasi
SPSE)

Mulai

Pemeriksaan
aplikasi SPSE oleh
customer

Pemeriksaan
aplikasi SPSE
selesai

Feedback
report dari
customer

Error

Konfirmasi
penyelesaian error
(terhubung dengan
proses instalasi
SPSE)

Penerimaan error
aplikasi SPSE

Complete
Finalisasi

> 2 hari

< 2 hari

Install aplikasi
SPSE dianggap
selesai

Pencatatan buku
(bukti instalasi
aplikasi SPSE
selesai)

Penginstalan eprocurement
selesai (ticketing
CRM closed)

Selesai

299

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

INSTRUKSI KERJA INSTALASI APLIKASI E-PROCUREMENT

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

300

1.

Lampiran-lampiran
Form instalasi
BERITA (INSTALL ) APLIKASI

Telah kami lakukan (install) aplikasi release .................untuk Customer berikut:......


Nama
No

Customer

Aplikasi

Tgl Pelaksanaan Instalasi

IT OPERATION (ITO)

Keterangan

Program Manager (PM)

Tanggal

................................

Tanggal

................................

Nama

................................

Nama

................................

301

Ticketing CRM (Create)

Ticketing CRM (assign back)

302

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PEDOMAN REGISTRASI DAN VERIFIKASI PENGGUNA SPSE

JAKARTA
2012

303

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI DAN VERIFIKASI PENYEDIA BARANG/JASA

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

304

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

41/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


REGISTRASI DAN VERIFIKASI PENYEDIA
BARANG/JASA

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2
3
4

Penyedia Barang/Jasa
Verifikator
Helpdesk LPSE
Front office

Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mencakup proses tata cara regristrasi dan verifikasi calon penyedia
barang/jasa seperti: mendownload formulir, mengisi formulir, melakukan verifikasi
dokumen dan menyetujui atau menolak registrasi penyedia barang/jasa

Tujuan :
1.
2

Memberikan arahan prosedur bagi pelaksanaan proses registrasi dan verifikasi calon
penyedia barang/jasa (vendor) untuk mendapatkan akun SPSE
Menentukan kelayakan (eligibility) penyedia barang/jasa melalui mekanisme kontrol atas
registrasi calon penyedia barang/jasa

Peralatan/Perlengkapan :
1.
2.

Formulir Data Penyedia


Formulir Keikutsertaan

Pencatatan dan Pendataan :

Peringatan :
1.
2.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :
1

Definiisi :
1

Helpdesk LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan tugas dan fungsi Unit Layanan
Dukungan Pengguna LPSE.

Verifikator adalah personil pada pada unit registrasi verifikasi LPSE yang bertugas
melakukan verifikasi kepada penyedia barang/jasa yang akan menjadi pengguna SPSE.

Helpdesk LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan tugas dan fungsi Unit Layanan
Dukungan Pengguna LPSE.

SOP Pengarsipan Dokumen

305

SOP REGISTRASI DAN VERIFIKASI PENYEDIA BARANG/JASA


No
1

Aktivitas
Melakukan registrasi oline pada website
LPSE/aplikasi SPSE

Penyedia
Mulai

Pelaksana
Front office
Helpdesk LPSE

Verifikator

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan
1. Wajib menggunakan e-mail perusahaan
(tidak boleh e-mail pribadi)

Waktu
N/A

Output

Keterangan

2. Tata cara registrasi pada aplikasi SPSE


mengacu pada panduan pengguna (user
guide) aplikasi SPSE
2

Mengunduh (download) formulir data penyedia


dan formulir keikutsertaan yang tersedia pada
aplikasi SPSE.

N/A

Blanko Formulir
Data Penyedia dan
Blanko Formulir
Keikutsertaan

Mengisi formulir data penyedia

N/A

Mengisi formulir keikutsertaan

Dibuat diatas kertas berkop perusahaan,


ditandatangani pimpinan perusahaan, dicap
dan bermaterai.

Formulir data
penyedia yang
sudah terisi
Fromulir
keikutsertaan yang
sudah terisi

Membuat Surat Penunjukan Admin

1. Dibuat diatas kertas berkop perusahaan


N/A
ditandatangani pimpinan perusahaan dan
admin yang ditunjuk, dicap serta bermaterai.

N/A

Surat Penunjukan
Admin

Blanko
tersedia/menyatu
dengan formulir
keikutsertaan

N/A

Surat Kuasa Untuk


Verifikasi

Blanko
tersedia/menyatu
dengan formulir
keikutsertaan

N/A

Berkas
Permohonan

2. Apabila Adminnya adalah pimpinan


perusahaan itu sendiri maka membuat surat
pernyataan bahwa dirinya sebagai admin
6

Membuat Surat Kuasa untuk verifikasi

1. Pimpinan perusahaan dapat menguasakan


kepada pihak manapun untuk melakukan
proses verifikasi di LPSE.
2. Surat kuasa dibuat diatas kertas berkop
perusahaan dan ditandatangani pimpinan
perusahaan serta penerima kuasa, dicap dan
bermaterai.
3. Apabila pimpinan perusahaan yang
melakukan verifikasi maka tidak perlu
membuat surat kuasa.

Mempersiapkan berkas permohonan

1. Formulir data penyedia, Formulir


keikutsertaan dan Dokumen perusahaan asli
serta copy nya (softcopy/hardcopy) terdiri
dari 1.KTP pemilik/ direktur/ pengurus; 2.
NPWP; 3. SIUP/ SIUJK/ SBU/ ijin untuk
menjalankan kegiatan/usaha sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku; 4. Akta pendirian perusahaan
dan Akta perubahan terakhir. Untuk
Perseorangan dan Koperasi persyaratan
menyesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku
2. Berkas permohonan dimasukan kedalam
amplop/map bersampul identitas
perusahaan

Datang ke LPSE terkait, melapor ke front office


dan mengisi buku tamu

N/A

306

Memberikan nomor antrian dan


mempersilahkan penyedia untuk menunggu
giliran menghadap helpdesk diruang tunggu

5 menit

10 Memanggil penyedia untuk menghadap sesuai


nomor antrian

Nomor antrian

N/A

11 Menanyakan kepada penyedia apakah sudah


melakukan registrasi online,

5 menit
belum
Ya

12 Melakukan aktivitas No.1 di bidding room


mengacu pada SOP penggunaan akses
intranet/internet di Bidding Room bagi
pengguna SPSE

N/A

13 Menerima berkas permohonan dan memeriksa


apakah penyedia masuk daftar hitam/black list
yang tercantum pada portal inaproc

mengacu pada SOP


penggunaan akses
intranet/internet di
Bidding Room bagi
pengguna SPSE

5 menit
Ya
Tidak

14 Memberitahu penyedia permohonan ditolak dan


mengembalikan berkasnya serta memberitahu
verifikator untuk memasukan ID penyedia
tersebut kedalam daftar hitam pada aplikasi
SPSE
15 Memeriksa apakah berkas permohonan lengkap
dengan mengisi formulir ceklis kelengkapan
berkas permohonan

5 menit
Selesai

5 menit

Ya

Tidak

16 Membertahu penyedia untuk melengkapi berkas


sesuai yang tercantum di formulir ceklis
kelengkapan berkas permohonan

Formulir ceklis
kelengkapan
berkas
permohonan

5 menit

307

17

Menyerahkan tanda terima berkas kepada


penyedia dan menyerahkan berkas permohonan
kepada verifikator

18

Menerima berkas permohonan dan memeriksa


apakah penyedia sudah terdaftar di LPSE lain

19

Memberitahu penyedia agar penyedia tersebut


menggunakan user id yang sudah terdaftar

20

Menerima pemberitahuan dari verifikator


melalui helpdesk untuk login pada aplikasi SPSE
menggunakan user ID yang sudah terdaftar

21

Melakukan verifikasi dan validitas berkas


permohonan. Apakah berkas sesuai/lolos
verifikasi ?

5 menit

Tanda terima
berkas

5 menit

Tidak
Ya

5 menit

N/A
Berkas asli dan copy harus sesuai, dokumen 10 menit
masih berlaku dan data antar dokumen
sesuai dan konsisten

Tidak

Ya

22

Menyetujui permohonan dengan mengklik


tombol " SETUJU" pada aplikasi SPSE

23

Mencantumkan kekurangan pada amplop/map


berkas permohonan, menyerahkannya kepada
penyedia melalui helpdesk untuk dilengkapi dan
kembali dilakukan verifikasi

24

Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada


SOP pengarsipan berkas

hasil verifikasi

5 menit

hasil verifikasi
permohonan
disetujui

5 menit
Selesai

10 Menit Arsip Berkas

308

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI PPK

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

309

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

42/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


REGISTRASI PPK

Dasar Hukum :
1
2
3
4
5

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2

PPK
Admin Agency

Peralatan/Perlengkapan :
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mencakup proses permohonan akun PPK, verifikasi dan pembuatan akun
oleh Admin Agency sehingga PPK dapat melakukan login dengan akun yang telah
didaftarkan tersebut

1. Formulir Permohonan Pembuatan Akun PPK


2. Surat Keputusan /SK Pengangkatan PPK

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi PPK dalam melakukan permohonan
pembuatan akun pada aplikasi SPSE kepada Admin Agency

Peringatan :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :
1

SOP Pengarsipan Dokumen

Definiisi :
1. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
2. Admin Agency adalah personil pada LPSE atau pada K/L/D/I yang memiliki tugas dan
kewenangan melakukan proses registrasi dan verifikasi kepada Panitia Pengadaan/Pokja
ULP/PPK

310

SOP REGISTRASI PPK


No
1

Aktivitas
Menyampaikan berkas permohonan pembuatan
akun (user id, password) kepada Admin Agency

PPK

Pelaksana
Admin Agency

Mulai

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan
1. Formulir permohonan pembuatan akun
PPK

Waktu
N/A

Output

Berkas dapat
disampaikan secara
langsung (hardcopy)
atau melalui e-mail
(softcopy)

2. Surat Keputusan /SK Pengangkatan PPK


2

Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas


permohonan. Apakah berkas permohonan
lengkap?

Tidak

Berkas permohonan lengkap dan dokumen


copy sesuai aslinya

10 menit

Admin Agency mencantumkan kekurangan


berkas Permohonan yang harus dilengkapi

5 menit

Keterangan

Ya

Meminta PPK untuk melengkapi/memperbaiki


berkas permohonan
Melengkapi kekurangan berkas permohonan

N/A

Membuat Akun PPK pada aplikasi SPSE

1. Data yang dimasukan pada aplikasi SPSE


berdasarkan formulir permohonan
pembuatan akun PPK

15 menit

2. Aktivasi akun dilakukan jika PPK telah


mengikuti pelatihan penggunaan aplikasi
3. Tata cara pembuatan akun pada aplikasi
SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
6

Menginformasikan melalui e-mail akun (user id


dan password) PPK yang telah dibuat dengan
tembusan kepada Kepala LPSE

5 menit

e-mail
informasi akun
PPK

Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP


pengarsipan berkas

10 Menit

Arsip berkas
permohonan

Selesai

311

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI PPK

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

312

Permohonan Pembuatan Akun PPK

Data Instansi
NamaInstansi
Alamat
KodePos
Telepon
Fax
Kontak Person

Data PPK (sesuai SK pengangkatan)


Nama
NIP
User ID
Password Sementara
Instansi
Alamat Kantor
Telepon
E-mail
Pangkat
Golongan
Jabatan
No SK
MasaBerlaku SK
Tanggal

Pemohon

Tandatangan

313

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI PANITIA PENGADAAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

314

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

43/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


REGISTRASI PANITIA PENGADAAN

Dasar Hukum :
1
2
3
4
5

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2

Panitia Pengadaan
Admin Agency

Peralatan/Perlengkapan :
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mencakup proses permohonan akun Panitia Pengadaan, verifikasi dan
pembuatan akun oleh Admin Agency sehingga Panitia Pengadaan dapat melakukan login
dengan akun yang telah didaftarkan tersebut

1. Formulir Permohonan Pembuatan Akun Panitia Pengadaan


2. Surat Keputusan /SK Pengangkatan Panitia Pengadaan

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi Panitia Pengadaan dalam melakukan
permohonan pembuatan akun pada aplikasi SPSE kepada Admin Agency

Peringatan :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Definisi :
1. Admin Agency adalah personil pada LPSE atau pada K/L/D/I yang memiliki tugas dan
kewenangan melakukan proses registrasi dan verifikasi kepada Panitia
Pengadaan/Pokja ULP/PPK

Keterkaitan :
1

SOP Pengarsipan Dokumen

315

SOP REGISTRASI PANITIA PENGADAAN


No
1

Aktivitas
Menyampaikan berkas permohonan pembuatan
akun (user id, password) kepada Admin Agency

Pelaksana
Panitia
Admin Agency
Pengadaan

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan
1. Formulir permohonan pembuatan akun
Panitia Pengadaan

Mulai

Waktu

Output

N/A

Berkas dapat
disampaikan secara
langsung (hardcopy)
atau melalui e-mail
(softcopy)

2. Surat Keputusan /SK Pengangkatan


Panitia Pengadaan (jika disampaikan
langsung membawa asli dan copy, jika
disampaikan melalui email SK asli di scan)
2

Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas


permohonan. Apakah berkas permohonan
lengkap?

Tidak

Berkas permohonan lengkap dan dokumen


copy sesuai aslinya

10 menit

Admin Agency mencantumkan kekurangan


berkas Permohonan yang harus dilengkapi

5 menit

Keterangan

Ya

Meminta Panitia Pengadaan untuk


melengkapi/memperbaiki berkas permohonan
Melengkapai kekurangan berkas permohonan

N/A

Membuat Akun Panitia Pengadaan pada aplikasi


SPSE

1. Data yang dimasukan pada aplikasi SPSE


berdasarkan formulir permohonan
pembuatan akun Panitia Pengadaan

15 menit

2. Aktivasi akun dilakukan jika Panitia


Pengadaan telah mengikuti pelatihan
penggunaan aplikasi
3. Tata cara pembuatan akun pada aplikasi
SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
6

Menginformasikan melalui e-mail akun (user id


dan password) Panitia Pengadaan yang telah
dibuat dengan tembusan kepada Kepala LPSE

Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP


pengarsipan berkas

Selesai

5 menit

e-mail
informasi akun
Panitia
Pengadaan

10 Menit

Arsip berkas
permohonan

316

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI PANITIA PENGADAAN

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

317

Formulir Permohonan Pembuatan Akun Panitia

Data Instansi
Nama Instansi
Alamat
Kode Pos
Telepon
Fax
Kontak Person
Data Panitia Pengadaan (sesuai SK Pengangkatan)
No

Nama

NIP

User Password
ID sementara

Instansi

Alamat
Kantor

Telp E-Mail

Pangkat

Golongan Jabatan

Pengangkatan
Sebagai

Ketua Panitia

Sekretaris

Anggota

Anggota

Anggota
Data Kepanitian

Tanggal

Pemohon

No SK

Masa
Berlaku SK

Tanda tangan

Nama Kepanitian
Tahun

318

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI ADMIN AGENCY K/L/D/I

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

319

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

44/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

REGISTRASI ADMIN AGENCY K/L/D/I

Dasar Hukum :
1
2
3
4
5

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2
3
4

Pimpinan Instansi Admin Agency K/L/D/I


Admin PPE
Kepala LPSE
Admin Agency K/L/D/I

Peralatan/Perlengkapan :
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mencakup proses permohonan akun admin agency K/L/D/I., verifikasi dan
pembuatan akun oleh Admin PPE sehingga admin agency dapat melakukan login dengan
akun yang telah didaftarkan tersebut

1. Formulir Permohonan Pembuatan Akun Admin Agency


2 Surat Keputusan/SK Penunjukan sebagai Admin Agency

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi Pengelola LPSE dan Pimpinan Instansi
Admin Agency dalam melakukan permohonan pembuatan akun pada aplikasi SPSE
kepada Kepala
LPSE
Peringatan
:
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :
1

SOP Pengarsipan Dokumen

Definisi :
1

Admin Agency adalah personil pada LPSE atau pada K/L/D/I yang memiliki tugas dan
kewenangan melakukan proses registrasi dan verifikasi kepada Panitia Pengadaan/Pokja
ULP/PPK
Admin PPE adalah personil LPSE yang memiliki tugas mengelola website LPSE serta
mengelola dan membuatkan akun (user id dan password admin agency, verifikator,
helpdesk dan auditor/pemeriksa)

320

SOP REGISTRASI ADMIN AGENCY K/L/D/I


Pelaksana
No
1

Aktivitas
Menyampaikan berkas permohonan pembuatan
akun (user id, password) kepada Kepala LPSE

Pimpinan Instansi
Admin Agency

Admin Agency

Kepala LPSE

Mutu Baku
Admin PPE

Persyaratan/Perlengkapan
1. Formulir permohonan pembuatan akun
Admin Agency

Mulai

Waktu

Output

N/A

Berkas dapat
disampaikan secara
(hardcopy) langsung
atau melalui e-mail
(softcopy)

2. Surat Keputusan/SK Penunjukan sebagai


Admin Agency
3. Surat Permohonan Kepada Pimpinan LPSE
2

Menerima berkas permohonan, menjawab surat


permohonan kepada pimpinan instansi pemohon
dan mendisposisikan kepada Admin PPE untuk
ditindaklanjuti

Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas


permohonan. Apakah berkas permohonan
lengkap?

Meminta Admin Agency untuk melengkapi berkas


permohonan

Melengkapai kekurangan berkas permohonan

Membuat Akun Admin Agency pada aplikasi SPSE.

N/A

Tidak

Berkas permohonan lengkap dan dokumen


copy sesuai aslinya

5 Menit

Admin PPE mencantumkan kekurangan


berkas Permohonan yang harus dilengkapi

5 Menit

Keterangan

Surat Jawaban
Permohonan
Pembuatan
Akun

Ya

N/A
1. Data yang dimasukan pada aplikasi SPSE
berdasarkan formulir permohonan
pembuatan akun Admin Agency

15 menit

2. Aktivasi akun dilakukan jika Admin


Agency telah mengikuti pelatihan
penggunaan aplikasi
3. Tata cara pembuatan akun pada aplikasi
SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
7

Menginformasikan melalui e-mail akun (user id


dan password) Admin Agency yang telah dibuat
dengan tembusan kepada Kepala LPSE

Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP


pengarsipan berkas

1. Akun diberikan melalui e-mail milik


masing-masing personil (Admin Agency)
yang terdaftar pada aplikasi SPSE

Selesai

10 menit

2. Dalam e-mail diinformasikan untuk segera


melakukan login dengan User ID dan
Password tersebut serta mewajibkan untuk
melakukan perubahan password
hasil pembuatan akun Admin Agency
10 Menit

e-mail
informasi akun
Admin Agency

Arsip berkas
permohonan

321

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI ADMIN AGENCY K/L/D/I

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

322

Formulir Permohonan Pembuatan Akun Admin Agency

Data Instansi dan Penanggung Jawab


Nama Instansi
Alamat
Propinsi
Kab/Kota
Telepon
Fax
Website
Nama Penangung
Jawab
NIP

Data Admin Agency (sesuai SK Pengangkatan)


Nama
NIP
User ID
Password Sementara
Instansi
Alamat Kantor
Telepon
E-mail
Pangkat
Golongan
Jabatan
No SK
Tanggal

Pemohon

Tandatangan

323

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI AUDITOR/PEMERIKSA/PENYIDIK

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

324

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

45/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


REGISTRASI AUDITOR/PEMERIKSA/PENYIDIK

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.
PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan

4
5

Kualifikasi Pelaksana :
1
2
3
4

Pimpinan Instansi Auditor/Pemeriksa/Penyidik


Auditor/Pemeriksa/Penyidik
Kepala LPSE
Admin PPE

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2


Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Peralatan/Perlengkapan :
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mencakup proses permohonan pembuatan akun
Auditor/Pemeriksa/Penyidik dan pembuatan akun oleh Admin PPE sehingga
Auditor/Pemeriksa/Penyidik dapat melakukan login dengan akun yang telah didaftarkan
tersebut

1.
2.

Formulir Permohonan Pembuatan Akun Auditor/Pemeriksa/Penyidik


Surat Perintah Pemeriksaan

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi Pimpinan Instansi
Auditor/Pemeriksa/Penyidik dalam melakukan permohonan pembuatan akun kepada
Kepala LPSE

Peringatan :
1.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.

2.

Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :
1

SOP Pengarsipan Dokumen

Definiisi :
1

Auditor/Pemeriksa/Penyidik adalah pihak yang ditunjuk dari lembaga yang


memerintahkannya dan ditugaskan untuk memeriksa proses pengadaan sejak awal
disusun hingga selesai dilaksanakan

Admin PPE adalah personil LPSE yang memiliki tugas mengelola website LPSE serta
mengelola dan membuatkan akun (user id dan password admin agency, verifikator,
helpdesk dan auditor/pemeriksa).

325

SOP REGISTRASI AUDITOR/PEMERIKSA/PENYIDIK


No
1

Aktivitas
Menyampaikan berkas permohonan pembuatan
akun (user id, password) kepada Kepala LPSE

Pelaksana
Pimpinan Instansi
Auditor/Pemeriks
Auditor/Pemeriks
Kepala LPSE
a/Penyidik
a/Penyidik

Mutu Baku
Admin PPE

Persyaratan/Perlengkapan
1. Surat Permohonan Pembuatan Akun

Mulai

Waktu

Output

N/A

Berkas dapat
disampaikan secara
(hardcopy) langsung
atau melalui e-mail
(softcopy)

2. Formulir permohonan pembuatan akun


Auditor/Pemeriksa/Penyidik
3. Surat Perintah Pemeriksaan

Menerima berkas permohonan, menjawab surat


permohonan kepada pimpinan instansi pemohon
dan mendisposisikan kepada Admin PPE untuk
ditindaklanjuti

Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas


permohonan. Apakah berkas permohonan
lengkap?

Meminta Auditor/Pemeriksa/Penyidik untuk


melengkapi berkas permohonan

Melengkapai kekurangan berkas permohonan

Membuat Akun Auditor/Pemeriksa/Penyidik pada


aplikasi SPSE.

N/A

Tidak
Ya

Berkas permohonan lengkap dan dokumen


copy sesuai aslinya

5 Menit

Admin PPE mencantumkan kekurangan


berkas Permohonan yang harus dilengkapi

5 Menit

Keterangan

Surat Jawaban
Permohonan
Pembuatan
Akun

N/A
1. Data yang dimasukan pada aplikasi SPSE
berdasarkan formulir permohonan
pembuatan akun
Auditor/Pemeriksa/Penyidik
2. Aktivasi akun dilakukan jika
Auditor/Pemeriksa/Penyidik telah
mengikuti pelatihan penggunaan aplikasi

15 menit

3. Tata cara pembuatan akun pada aplikasi


SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
7

Menginformasikan melalui e-mail akun (user id


dan password) Auditor/Pemeriksa/Penyidik yang
telah dibuat dengan tembusan kepada Kepala LPSE

1. Akun diberikan melalui e-mail milik


masing-masing personil
(Auditor/Pemeriksa/Penyidik) yang
terdaftar pada aplikasi SPSE

10 menit

e-mail
informasi akun
Auditor/Pemeri
ksa/Penyidik

10 Menit

Arsip berkas
permohonan

2. Dalam e-mail diinformasikan untuk segera


melakukan login dengan User ID dan
Password tersebut serta mewajibkan untuk
melakukan perubahan password
8

Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP


pengarsipan berkas

Selesai

Hasil pembuatan akun

326

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI AUDITOR/PEMERIKSA/PENYIDIK

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

327

Formulir Permohonan Pembuatan Akun


Auditor/Pemeriksa/Penyidik (untuk 1 orang)
Data Instansi
Nama Instansi
Alamat
Kode Pos
Telepon
Fax
Kontak Person

Data Auditor/Pemeriksa/Penyidik (sesuai Surat Perintah Pemeriksaan)


Nama
NIP
User ID
Password Sementara
Instansi
Alamat Kantor
Telepon
E-mail**
Pangkat
Golongan
Jabatan
No SK
Akhirmasa audit
Instansi yang diaudit
NamaPaket yang diaudit

1.
2.
n..
Tanggal

Pemohon

Tandatangan

328

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN AGENCY LPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

329

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

46/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN
AGENCY LPSE

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.
PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan

4
5

Kualifikasi Pelaksana :
1
2

Kepala LPSE
Admin PPE

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2


Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Peralatan/Perlengkapan :
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mencakup proses perintah pembuatan akun oleh Kepala LPSE kepada
Admin PPE, pembuatan akun oleh Admin PPE dan penyampaian akun yang telah dibuat
kepada masing-masing personil (Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE)

1.

Formulir Permohonan Pembuatan Akun Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE

2.

SK Pembuatan Akun

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi Kepala LPSE dalam melakukan perintah
pembuatan akun registrasi verifikator/ helpdesk/admin agency LPSE kepada Admin PPE.

Definiisi :
Peringatan :
1.
2.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

1.

Admin PPE adalah personil LPSE yang memiliki tugas mengelola website LPSE serta
mengelola dan membuatkan akun (user id dan password admin agency, verifikator,
helpdesk dan auditor/pemeriksa).

Keterkaitan :
1

SOP Pengarsipan Dokumen

330

SOP REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN AGENCY LPSE


Pelaksana
No
Aktivitas
Kepala
Admin PPE
LPSE
1 Mengeluarkan SK Pembuatan Akun
Mulai
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE,
dilengkapi Formulir Pembuatan Akun
Verifikator/ Helpdesk/ Admin Agency LPSE

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan

3 hari

Memerintahkan Admin PPE untuk membuat akun


(User id dan password) Sesuai SK dan Formulir
Pembuatan Akun Verifikator/Helpdesk/Admin
Agency LPSE
2

Waktu

Output

Keterangan

SK Pembuatan
Akun
Verifikator/Helpde
sk/Admin Agency
LPSE

N/A

Membuat Akun Verifikator/Helpdesk/Admin


Agency LPSE pada aplikasi SPSE

1. Data yang dimasukan pada aplikasi SPSE 60 menit


saat pembuatan berdasarkan pada data yang
tercantum dalam Formulir Pembuatan Akun
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE

Akun
Verifikator/Helpde
sk/Admin Agency
LPSE pada aplikasi
SPSE

2. Tata cara pembuatan akun pada aplikasi


SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE
3

Menginformasikan melalui e-mail akun (user id


dan password ) yang telah dibuat kepada
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE dengan
tembusan kepada Kepala LPSE

1. Akun diberikan melalui e-mail milik


30 menit
masing-masing personil
(Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE)
yang terdaftar pada aplikasi SPSE

e-mail informasi
akun
Verifikator/Helpde
sk/Admin Agency
LPSE

2. Dalam e-mail diinformasikan untuk segera


melakukan login dengan User ID dan
Password tersebut serta mewajibkan untuk
melakukan perubahan password
4

Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP


pengarsipan berkas

Mulai

hasil pembuatan akun

10 menit
Arsip Berkas

331

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN AGENCY LPSE

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

332

Formulir Permohonan Pembuatan Akun Verifikator/ Helpdesk/ Admin Agency LPSE

Data Paengguna (sesuai SK Pengangkatan)


No

Nama

NIP

User
ID

E-Mail

Pengangkatan
Sebagai

Admin Agency

Verifikator

Helpdesk

Trainer

No SK

Tanggal

Pemohon

Tandatangan

333

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN AGENCY UNTUK LPSE SERVICE PROVIDER

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

334

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

47/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN
AGENCY UNTUK LPSE SERVICE PROVIDER

Dasar Hukum :
1
2
3

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2


Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2
3
4

Kepala LPSE Service Provider


Kepala LPSE Sistem Provider
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency Service Provider
Admin PPE LPSE Sistem Provider

Peralatan/Perlengkapan :
1.

Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mencakup proses permohonan pembuatan akun
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency Service Provider dan pembuatan akun oleh Admin
PPE LPSE Sistem Provider sehingga Verifikator/Helpdesk/Admin Agency Service Provider
dapat melakukan login dengan akun yang telah didaftarkan tersebut

Formulir Permohonan Pembuatan Akun Verifikator/Helpdesk/Admin Agency Service


Provider

2.

Surat Keputusan/SK Penunjukan sebagai Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE


Service Provider
Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi Kepala LPSE Service Provider dalam
melakukan permohonan pembuatan akun kepada Kepala LPSE Sistem Provider

Peringatan :
1.
2.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :
1

SOP Pengarsipan Dokumen

Definiisi :
1

Admin PPE adalah personil LPSE yang memiliki tugas mengelola website LPSE serta
mengelola dan membuatkan akun (user id dan password admin agency, verifikator,
helpdesk dan auditor/pemeriksa).

Admin Agency adalah personil pada LPSE atau pada K/L/D/I yang memiliki tugas dan
kewenangan melakukan proses registrasi dan verifikasi kepada Panitia Pengadaan/Pokja
ULP/PPK
LPSE Service Provider adalah LPSE yang menginduk pada LPSE terdekat dan tidak
memiliki fungsi pengelolaan server yang telah terinstalasi SPSE.
Verifikator adalah personil pada pada unit registrasi verifikasi LPSE yang bertugas
melakukan verifikasi kepada penyedia barang/jasa yang akan menjadi pengguna SPSE.

3
4

335

SOP REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN AGENCY UNTUK LPSE SERVICE PROVIDER


Pelaksana
Mutu Baku
Verifikator/Helpdes
No
Aktivitas
Kepala LPSE
Kepala LPSE Sistem
Admin PPE
k/Admin Agency
Persyaratan/Perlengkapan
Service Provider
Provider
Sistem Provider
Service Provider
1 Menyampaikan berkas permohonan pembuatan
1. Surat Permohonan Pembuatan Akun
Mulai
akun (user id, password) kepada Kepala LPSE
2. Formulir permohonan pembuatan akun
Sistem Provider
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency
Service Provider
3. Surat Keputusan/SK Penunjukan sebagai
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency LPSE
Service Provider
2 Menerima berkas permohonan, menjawab surat
permohonan kepada pimpinan instansi pemohon
dan mendisposisikan kepada Admin PPE Sistem
Provider untuk ditindaklanjuti
3

Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas


permohonan. Apakah berkas permohonan
lengkap?

Tidak

Waktu

Output

N/A

N/A

Berkas permohonan lengkap dan dokumen


copy sesuai aslinya

5 Menit

Admin PPE Sistem Provider mencantumkan


kekurangan berkas Permohonan yang harus
dilengkapi

5 Menit

Keterangan
Berkas dapat
disampaikan secara
(hardcopy) langsung
atau melalui e-mail
(softcopy)

Surat Jawaban
Permohonan
Pembuatan
Akun

Ya

Meminta Verifikator/Helpdesk/Admin Agency


Service Provider untuk melengkapi berkas
permohonan

Melengkapai kekurangan berkas permohonan

Membuat Akun Verifikator/Helpdesk/Admin


Agency Service Provider pada aplikasi SPSE.

1. Data yang dimasukan pada aplikasi SPSE


berdasarkan formulir permohonan
pembuatan akun
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency
Service Provider
2. Aktivasi akun dilakukan jika
Verifikator/Helpdesk/Admin Agency
Service Provider telah mengikuti pelatihan
penggunaan aplikasi
3. Tata cara pembuatan akun pada aplikasi
SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE

Menginformasikan melalui e-mail akun (user id


dan password) Verifikator/Helpdesk/Admin
Agency Service Provider yang telah dibuat dengan
tembusan kepada Kepala LPSE Sistem Provider

1. Akun diberikan melalui e-mail milik


10 menit
masing-masing personil
(Verifikator/Helpdesk/Admin Agency
Service Provider) yang terdaftar pada
aplikasi SPSE
2. Dalam e-mail diinformasikan untuk segera
melakukan login dengan User ID dan
Password tersebut serta mewajibkan untuk
melakukan perubahan password

e-mail
informasi akun
Verifikator/Hel
pdesk/Admin
Agency Service
Provider

Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP


pengarsipan berkas

Hasi pembuatan akun

Arsip berkas
permohonan

N/A

Selesai

15 menit

10 Menit

336

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI VERIFIKATOR/HELPDESK/ADMIN AGENCY UNTUK LPSE SERVICE PROVIDER

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

337

Formulir Permohonan Pembuatan Akun Verifikator/ Helpdesk/ Admin Agency LPSE Service
Provider

Data Paengguna (sesuai SK Pengangkatan)

Pengangkat
an Sebagai
Admin
Agency

Verifikator

Helpdesk

No

Nama

NIP

User
ID

E-Mail

No SK

Tanggal

Pemohon

Tanda tangan

338

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

REGISTRASI ADMIN PPE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

339

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

48/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


REGISTRASI ADMIN PPE

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2


Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2

Kepala LPSE
Program Manager Direktorat e-Procurement LKPP

Peralatan/Perlengkapan :
1 Surat Keputsan/SK pembentukan dan penunjukan personil LPSE
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mencakup proses permohonan pembuatan akun oleh Kepala LPSE kepada
PM Direktorat e-Procurement LKPP dan pembuatan akun oleh PM Direktorat eProcurement LKPP

Data Profile LPSE

3 Data Personil Admin PPE


4

KTP Admin PPE

Pencatatan dan Pendataan :

Tujuan :
Prosedur ini bertujuan sebagai standar bagi Kepala LPSE dalam melakukanpermohonan
pembuatan akun Admin PPE kepada PM Direktorat e-Procurement LKPP

Peringatan :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Definisi :
1. Program Manager yang selanjutnya disebut PM adalah Tim yang terdiri dari personil
pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Penyiapan
Kebijakan E-Procurement pada Sub Direktorat Pengembangan E-Procurement
Direktorat e-Procurement LKPP

Keterkaitan :

340

SOP REGISTRASI ADMIN PPE


No

Aktivitas

Menyampaikan berkas permohonan pembuatan


akun (user id, password) kepada Program
Manager Direktorat e-Procurement LKPP

Menerima dan melakukan pemeriksaan


kelengkapan berkas. Apakah berkas lengkap ?

Pelaksana
PM Direktorat
Kepala
e-Procurement
LPSE
LKPP
Mulai

Tidak

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan

Waktu

1. Surat Keputsan/SK pembentukan dan


penunjukan personil LPSE
2. Data Profile LPSE
3. Data Personil Admin PPE
4. KTP Admin PPE

N/A

berkas permohonan

10 Menit

Ya

Output

Berkas dapat
disampaikan secara
(hardcopy) langsung
atau melalui e-mail
(softcopy)

hasil pemeriksaan
berkas

Meminta kelengkapan berkas kepada Kepala LPSE

5 Menit

Melengkapai kekurangan berkas permohonan

N/A

Membuat Akun Admin PPE pada aplikasi SPSE

Tata cara pembuatan akun pada aplikasi


SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE

Menginformasikan melalui e-mail akun (user id


dan password ) admin PPE yang telah dibuat
kepada Kepala LPSE

Dalam e-mail diinformasikan untuk segera 10 menit


melakukan login dengan User ID dan
Password tersebut serta mewajibkan untuk
melakukan perubahan password

e-mail informasi
akun Admin PPE

Memberitahukan user id dan password kepada


Admin PPE

hasil pembuatan akun

5 Menit

informasi akun
sampai kepada
LPSE

Pengarsipan Dokumen

10 Menit

Arsip Dokumen

Selesai

Keterangan

30 menit

hasil pembuatan akun

341

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENGAKTIFAN KEMBALI AKUN PENYEDIA

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

342

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

49/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PENGAKTIFAN KEMBALI AKUN PENYEDIA

Dasar Hukum :
1
2
3
4
5

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2

Kepala LPSE
Verifikator

Peralatan/Perlengkapan :
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mengatur langkah-langkah yang dilakukan oleh Kepala LPSE untuk
pengaktifkan kembali akun penyedia

Tujuan :

Pencatatan dan Pendataan :

Memberikan kepastian terfasilitasinya Kepala LPSE dalam pengaktifkan kembali akun


penyedia

Peringatan :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Definisi :
1. Verifikator adalah personil pada pada unit registrasi verifikasi LPSE yang bertugas
melakukan verifikasi kepada penyedia barang/jasa yang akan menjadi pengguna SPSE.

Keterkaitan :
1

SOP Pengarsipan Dokumen

343

SOP PENGAKTIFAN KEMBALI AKUN PENYEDIA


No

Aktivitas

Menerima permohonan pengaktifan kembali akun


(user ID dan Password) dari penyedia barang/jasa
disertai bukti pendukung penyelesaian
pelanggaran yang terjadi

Pelaksana
Kepala LPSE
Verifikator
Mulai

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan
Waktu
1. Surat Permohonan Pengaktifan kembali N/A
akun

Mendisposisi kepada verifikator untuk melakukan


klarfikasi kebenaran bukti pendukung yang
disampaikan

surat disposisi

Melakukan klarifikasi kebenaran bukti pendukung


kepada pihak terkait

surat disposisi

Melaporkan hasil klarifikasi serta usulan tindak


lanjut kepada kepala LPSE

Menerima laporan hasil klarifikasi dari verifikator


dan mengambil keputusan apakah akun penyedia
barang/jasa akan diaktifkan kembali atau tidak

Keterangan
Berkas dapat
disampaikan secara
(hardcopy) langsung
atau melalui e-mail
(softcopy)

2. Dokumen pendukung penyelesaian


pelanggaran

3 hari kerja

1 hari

hasil klarifikasi

1 hari kerja
setelah
verifikasi
N/A
Tidak

Ya

Mengrimkan surat pemberitahuan penolakan


permohonan kepada penyedia barang/jasa

Memerintahkan Verifikator untuk mengaktifkan


kembali akun penyedia

Instruksi Kepala LPSE

Mengaktifkan kembali akun penyedia barang/jasa


melalui aplikasi SPSE

Tata cara pengaktifan kembali akun pada


aplikasi SPSE mengacu pada panduan
pengguna (user guide) aplikasi SPSE

Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP


pengarsipan berkas

berkas permohonan dan proses pengaktifan 10 Menit


akun

1 hari kerja

Selesai

10 Melaporkan bahwa akun penyedia telah diaktifkan


kembali kepada Kepala LPSE
11 Mengrimkan surat pemberitahuan bahwa akun
telah diaktifkan kembali kepada penyedia
barang/jasa

Output

10 menit

Akun penyedia aktif


kembali

Arsip berkas

10 Menit

Selesai

1 hari kerja

344

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENONAKTIFAN KEMBALI AKUN PENYEDIA

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

345

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

50/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PENONAKTIFAN AKUN PENYEDIA

Dasar Hukum :
1
2
3
4
5

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2

Kepala LPSE
Helpdesk LKPP

Peralatan/Perlengkapan :
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mengatur langkah-langkah yang dilakukan oleh Kepala LPSE untuk
penonaktifan akun penyedia

Tujuan :

Pencatatan dan Pendataan :

Memberikan kepastian terfasilitasinya Kepala LPSE dalam pengonaktifan akun penyedia

Peringatan :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :
1. SOP Pengarsipan

Definiisi :
1. Helpdesk LKPP adalah tim pada Training and User Support (TUS) yang memiliki tugas
memberikan dukungan/layanan terkait dengan permasalahan e-Procurement.

2. Training and User Support yang selanjutnya disebut TUS adalah Tim yang terdiri dari
personil pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik pada Sub Direktorat Pengelolaan dan
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.

346

SOP PENONAKTIFAN AKUN PENYEDIA


No
1

Aktivitas

Pelaksana
Kepala LPSE
Helpdesk LKPP

Menerima pengaduan atau informasi bahwa


penyedia melakukan pelanggaran terhadap
Persyaratan dan Ketentuan Penggunaan SPSE,
melakukan pemalsuan dokumen registrasi dan
verifikasi penyedia barang/jasa atau telah
ditetapkan dalam daftar hitam oleh PA/KPA

Mulai

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan
Waktu
1. Surat Pengaduan
N/A

Output

Berkas dapat
disampaikan secara
(hardcopy) langsung
atau melalui e-mail
(softcopy)

2. Dokumen pendukung terjadinya


pelanggaran

Mempelajari pengaduan, dan melakukan


klarifikasi kepada pihak terkait atas pengaduan
atau informasi yang diterima, apakah akun
penyedia tersebut dapat dinonaktifkan /tidak?
-Jika tidak dapat dinonaktifkan lanjut ke nomor 4

Surat Pengaduan

Keterangan

3 hari kerja
hasil analisa dan
klarifikasi
N/A

Tidak

Ya

-Jika dapat di nonaktifkan lanjut ke nomor 5


4

Mengrimkan jawaban atas surat pengaduan bahwa


pengaduan atau informasi yang disampaikan tidak
benar/tidak dapat dijadikan dasar penonaktifan
akun

Selesai

hasil analisa dan klarifikasi

Menerbitakan surat pernyataan telah terjadinya


pelanggaran terhadap Persyaratan dan Ketentuan
Penggunaan SPSE, melakukan pemalsuan
dokumen registrasi dan verifikasi penyedia
barang/jasa atau telah ditetapkan dalam daftar
hitam oleh PA/KPA
Mengirimkan surat usulan penonaktifan dengan
melampirakan surat pernyataan dan bukti-bukti
pendukung terjadinya pelanggaran oleh penyedia
barang/jasa kepada Helpdesk LKPP

hasil analisa dan klarifikasi

Menerima surat usulan dan melakukan klarifikasi


kepada LPSE yang mengusulkan. Apakah surat
usulan yang disampaikan benar ?

Tidak

Ya

1 hari kerja Jawaban Surat


Pengaduan

1 hari kerja Surat Pernyataan


telah terjadinya
pelanggaran

Surat Pernyataan telah terjadinya


pelanggaran

1 hari kerja

Surat permohonan/usulan dan Pernyataan


telah terjadinya pelanggaran dari LPSE

2 hari kerja hasil analisa dan


klarifikasi

Tata cara penonaktifan akun pada aplikasi


SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE

10 menit

Selesai

Menonaktifkan akun penyedia barang/jasa


tersebut

Memberitahukan penonaktifan kepada penyedia


barang/jasa dan LPSE tempat penyedia
barang/jasa tersebut terdaftar

1 hari kerja

10
Melakukan pengarsipan

akun penyedia non


aktif

Selesai

berkas pengaduan dan proses penonaktifan


akun

10 Menit

Arsip berkas

347

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENONAKTIFAN AKUN PPK DAN PANITIA PENGADAAN / POKJA ULP

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

348

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

51/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PENONAKTIFAN AKUN PPK DAN PANITIA
PENGADAAN/POKJA ULP

Dasar Hukum :
1
2
3
4
5

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2

PA/KPA
Admin Agency

Peralatan/Perlengkapan :
Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mengatur langkah-langkah yang dilakukan oleh Kepala LPSE untuk
penonaktifan akun PPK dan Panitia Pengadaan/Pokja ULP

Tujuan :

Pencatatan dan Pendataan :

Memberikan kepastian terfasilitasinya Kepala LPSE dalam pengonaktifan akun PPK dan
Panitia Pengadaan/Pokja ULP

Peringatan :
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :

Definiisi :
1

Admin Agency adalah personil pada LPSE atau pada K/L/D/I yang memiliki tugas dan
kewenangan melakukan proses registrasi dan verifikasi kepada Panitia
Pengadaan/Pokja ULP/PPK
PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

349

SOP PENONAKTIFAN AKUN PPK DAN PANITIA PENGADAAN/POKJA ULP


Pelaksana
No
Aktivitas
PA/KPA
Admin Agency
1 Mengirimkan berkas permohonan penonaktifan
Mulai
akun kepada Admin Agency

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan
Waktu
1. Surat Permohonan Penonaktifan Akun
N/A

Output

Berkas dapat
disampaikan secara
(hardcopy) langsung
atau melalui e-mail
(softcopy)

2. Surat Keputusan/SK dari PA/KPA tentang


pemberhentian atau perubahan PPK
dan/atau Panitia Pengadaan/Pokja ULP

Menerima berkas permohonan dari PA/KPA

Melakukan analisa dan klarifikasi kepada PA/KPA


apakah benar mengajukan permohonan

Berkas permohonan

Tidak

N/A

Berkas permohonan

3 hari kerja hasil analisa dan


klarifikasi

Tata cara penonaktifan akun pada aplikasi


SPSE mengacu pada panduan pengguna
(user guide) aplikasi SPSE

10 menit

Ya

Keterangan

Selesai

Menonaktifkan akun pada aplikasi SPSE

Mengrimkan pemberitahuan kepada PPK dan/atau


Panitia Pengadaan/Pokja ULP yang dinonaktifkan
serta tembusan kepada Kepala LPSE

Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP


pengarsipan berkas

akun non aktif

1 hari kerja

berkas permohonan dan proses non aktif

10 Menit

arsip berkas

Selesai

350

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PENANGANAN MASALAH SPSE

JAKARTA
2012

351

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PEMULIHAN KEADAAN APLIKASI SPSE AKIBAT KENDALA TEKNIS

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

352

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

52/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


PEMULIHAN KEADAAN APLIKASI SPSE AKIBAT
KENDALA TEKNIS

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.
PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan

4
5

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2


Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2
3

ITO

Helpdesk LKPP
Vendor/Pihak Ketiga

Peralatan/Perlengkapan :
1

Lembar Perubahan Dokumen

Daftar Revisi

Penjelasan Singkat :
Mencakup tindakan pemulihan keadaan aplikasi SPSE akibat kendala teknis apapun yang
terjadi.

Pencatatan dan Pendataan :


Tujuan :
Untuk memastikan aplikasi SPSE selalu terkendali dan dapat segera dipulihkan pada saat
terjadi kendala teknis.

Definisi :
1.

IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis EProcurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.

2.

Helpdesk LKPP adalah tim pada Training and User Support (TUS) yang memiliki tugas
memberikan dukungan/layanan terkait dengan permasalahan e-Procurement.

3.

Training and User Support yang selanjutnya disebut TUS adalah Tim yang terdiri dari
personil pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik pada Sub Direktorat Pengelolaan dan
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP

Bagian Infrastruktur LPSE adalah personil yang memiliki tugas dan kewenangan pada
infrastruktur LPSE

Peringatan :
1.
2.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :

353

Mutu Baku
No

Aktivitas

Bagian Infrastruktur
LPSE

Administrator
LPSE/Technical
Support

ITO LKPP

Pemulihan Keadaan Aplikasi SPSE Akibat Kendala Teknis


1.1
Access ke Ruang Data Center

Vendor

Helpdesk LKPP

Persyaratan/Perlengkapan

Waktu

Output

Keterangan

10 menit
Mulai

a.

Orang yang masuk ruang data center diharuskan


mengunakan ID Card ( Secure Access ).

b.

Pembersihan ruang data center petugas yang sudah


ditetapkan.

10 menit

1 jam

Selesai

Pemulihan Kendala Teknis Akibat Daya Listrik Terputus


2.1

Listrik sering down/mati


Mulai

a.

b.

Administrator/Technical Support menyediakan power listrik


backup (second power backup yaitu Genset), disamping
power utamanya yaitu PLN
Administrator/Technical Support memeriksa second power
backup yaitu Genset tidak berfungsi untuk menyediakan
cadangan listrik

N/A

30 menit

Selesai

power listrik
backup
hasil
pemeriksaan
second power
backup

Pemulihan Kendala Teknis Akibat Akses Internet Terputus


3.1

Akses internet sering down/bottleneck

Mulai

a.

ITO LKPP menghubungi Technical Support Penyedia Jasa


Internet

30 menit

b.

ITO LKPP segera memindahkan koneksi internet ke akses


Link internet backup, jika tersedia

15 menit

c.

ITO LKPP melakukan pengecekan Server Collocation, jika


tersedia

30 menit

Selesai

koneksi
internet ke
akses Link
internet backup
hasil
pengecekan
Server
Collocation

354

Mutu Baku
No

Aktivitas

Bagian Infrastruktur
LPSE

Administrator
LPSE/Technical
Support

ITO LKPP

Vendor

Helpdesk LKPP

Persyaratan/Perlengkapan

Waktu

Output

Keterangan

Pemulihan Kendala Teknis Akibat Server Tidak berfungsi


4.1

Server down/mati
Mulai

a.

ITO LKPP melakukan pemeriksaan power server, power


distribution unit rack system dan power UPS

15 menit

b.

ITO LKPP melakukan pemeriksaan temperatur server


dengan mengecek Led Fan Processor di panel front

15 menit

c.

ITO LKPP melakukan pemeriksaan terhadap virus yang


menyerang server yang mengakibatkan server selalu
restart sendiri

30 menit

d.

ITO LKPP melakukan pemeriksaan power supply server

15 menit

e.

Jika masalah tidak ditemukan, maka dilakukan


pemeriksaan atau pengecekan system secara keseluruhan
dan akan dilakukan identifikasi kronologis proses yang
telah dilakukan

4.2

Server Over Heat


a.

ITO LKPP mematikan server terlebih dahulu

b.

ITO LKPP melepaskan kabel power server dari power


supply dan mendiamkannya sampai kondisi server dingin
kembali
ITO LKPP melakukan pengecekan suhu Air Conditioner
(AC) apakah kondisi pendinginan masih bagus

c.

1 jam

Selesai

hasil
pemeriksaan
sistem secara
keseluruhan

Mulai

5 menit

1 jam

5 menit

hasil
pemeriksaan
suhu

Selesai

4.3

hasil
pemeriksaan
power server,
hasil
pemeriksaan
temperatur
hasil
pemeriksaan
terhadap virus
hasil
pemeriksaan
power supply

Server SPSE tidak dapat diakses dari internet/intranet


Mulai

a.

Setelah menerima keluhan, ITO LKPP untuk melakukan


tes akses ke SPSE

5 menit

b.

Jika berhasil, maka ITO LKPP akan memberitahukan ke


client bahwa seharusnya tidak ada masalah dan memberi
masukan perbaikan di tempat client

30 menit

c.

Jika tidak berhasil, maka ITO LKPP akan memberitahukan


ke Kepala Sub Direktorat e-Procurement tentang adanya
masalah

30 menit

d.

Berkomunikasi dengan Technical Support penyedia akses


internet tentang adanya masalah untuk ditindaklanjuti

15 menit

e.

Kemudian dilakukan pengecekan sistem secara


keseluruhan dan akan dilakukan identifikasi kronologi
proses yang telah dilakukan

1 jam

Selesai

hasil
pengecekan

355

Mutu Baku
No

Aktivitas

4.4

Bagian Infrastruktur
LPSE

Administrator
LPSE/Technical
Support

ITO LKPP

Vendor

Helpdesk LKPP

Persyaratan/Perlengkapan

Waktu

Output

hasil
identifikasi
masalah
hasil
pemeriksaan
kabel Output

Keterangan

Power Distribution Unit (PDU) mati/down


Mulai

a.

Melakukan identifikasi masalah yang dilakukan oleh ITO


LKPP untuk mengecek kondisi PDU Rack System

15 menit

b.

ITO LKPP melakukan pemeriksaan kabel Output dari UPS


dan kabel input di PDU Rack System

10 menit

c.

Jika masalah tidak ditemukan, maka dilakukan


pemeriksaan atau pengecekan PDU secara keseluruhan
dan akan dilakukan identifikasi kronologis proses yang
telah dilakukan

4.5

TFT 17 Monitor, Mouse, dan Keyboard mati atau tidak


bisa tampil di layar LCD TFT

1 jam

hasil
pengecekan
keseluruhan

Selesai

Mulai

a.

ITO LKPP melakukan pemeriksaan Kabel power TFT 17


apakah sudah dalam kondisi terhubung dengan sumber
listrik

5 menit

b.

ITO LKPP melakukan pemeriksaan Koneksi kabel VGA,


mouse , dan keyboard ke Server yang ditujukan

5 menit

c.

Jika masalah tidak ditemukan diperlukan pengecekan


sistem secara keseluruhan dan akan dilakukan identifikasi
kronologi proses yang telah dilakukan

5 menit

hasil
pemeriksaan
keseluruhan

Selesai

4.6

hasil
pemeriksaan
Kabel power
hasil
pemeriksaan
Koneksi kabel

Unit Power Supply (UPS) mati atau Battery Rusak


Mulai

a.

ITO LKPP melakukan pemeriksaan Kabel power dari


sumber Listrik

10 menit

b.

Jika masalah tidak temukan, dilakukan pemeriksaan di


control front panel UPS tentang pengisian battery

10 menit

c.

Jika masalah tidak ditemukan diperlukan pengecekan UPS


secara keseluruhan dan akan dilakukan identifikasi
kronologi proses yang telah dilakukan

15 menit

d.

Insiden dieskalasikan pada Vendor untuk penyelesaian

hasil
pemeriksaan
Kabel power
hasil
pemeriksaan di
control front
hasil
pengecekan
UPS secara

N/A

Selesai

eskalasi

356

Mutu Baku
No

Aktivitas

4.7

Operating System Server Hang atau Error


a.
b.

Bagian Infrastruktur
LPSE

Administrator
LPSE/Technical
Support

ITO LKPP

Vendor

Helpdesk LKPP

Persyaratan/Perlengkapan

Waktu

Keterangan

Mulai

ITO LKPP melakukan pemeriksaan operating sistem server


dengan melakukan reboot Server
ITO LKPP melakukan Repair operating system dengan
menggunakan CD Source Operating System yang sama

15 menit
1 jam

c.

Jika masalah tidak bisa diatasi, ITO LKPP melakukan


booting dengan Live CD untuk melakukan backup data di
server ke media backup

d.

ITO LKPP berkoordinasi dengan Dit e-Proc

e.

ITO LKPP melakukan penginstallan ulang operating system


server dan ITO LKPP melakukan penginstallan aplikasi
SPSE dan software-software pendukungnya

2 jam

f.

ITO LKPP melakukan restore data

1 jam

2 jam

backup data di
server ke media
backup

30 menit

Selesai

Output

restore data

Pemulihan kendala teknis akibat Aplikasi error/bugs


Mulai

a.

ITO LKPP melakukan print screen pada halaman aplikasi


SPSE yang error

b.

ITO LKPP mengirimkan hasil print screen disertai kronologi


permasalahan ke helpdesk-lpse@lkpp.go.id
Menghubungi Call Center Helpdesk LKPP untuk konfirmasi
mengenai permasalahan yang telah dikirimkan

c.

10 menit

print screen
aplikasi error

5 menit
30 menit

Selesai

357

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

UJI FORENSIK

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

358

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

53/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


UJI FORENSIK

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2


Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2
3

Panitia Pengadaan
Helpdesk LPSE
Helpdesk LKPP

Peralatan/Perlengkapan :
1

Berita Acara Uji Forensik

Penjelasan Singkat :
Prosedur ini mengatur langkah-langkah yang dilakukan oleh panitia pengadaan untuk
melakukan uji forensik terhadap dokumen penawaran.

Tujuan :
1

Menjamin terselesaikannya permasalahan terkait dengan Pembukaan File Penawaran


(.rhs) oleh Panitia

Menjamin didapatkannya kepastian status dokumen penawaran yang gagal didekripsi


oleh panitia

Menjamin terlaksananya kegiatan pengadaan barang/jasa secara elektronik yang


dilaksanakan melalui LPSE, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pengadaan barang/jasa

Peringatan :
1.
2.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Pencatatan dan Pendataan :

Definisi :
1.

Helpdesk LKPP adalah tim pada Training and User Support (TUS) yang memiliki tugas
memberikan dukungan/layanan terkait dengan permasalahan e-Procurement.

2.

Training and User Support yang selanjutnya disebut TUS adalah Tim yang terdiri dari
personil pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik pada Sub Direktorat Pengelolaan dan
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.

3.

Helpdesk LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan tugas dan fungsi Unit Layanan
Dukungan Pengguna LPSE.

Keterkaitan :

359

UJI FORENSIK
No

Aktivitas
Panitia Pengadaan

Uji Forensik
1 Panitia pengadaan pada tahap pembukaan penawaran menemukan
satu atau lebih file penawaran tidak dapat didekripsi /tidak berhasil
dibuka.

Pelaksana
Helpdesk LPSE

Helpdesk LKPP

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan

Keterangan
Waktu

Output

Mulai

N/A
File penawaran tidak dapat di
buka/didekripsi/didownload

Panitia pengadaan mengisi dan menyampaikan Berita Acara Uji


Forensik disertai dengan file penawaran (.rhs) kepada LPSE (Format
BA Uji Forensik terlampir).

N/A
File penawaran tidak dapat di
buka/didekripsi/didownload

LPSE menerima file penawaran yang tidak dapat didekripsi beserta


kunci private yang dicantumkan pada BA Uji forensik dan mencoba
untuk mendekripsi file penawaran tersebut :

File penawaran yang tidak dapat di


buka/didekripsi dan BA Uji
Forensik

a. LPSE mencoba men-dekripsi file penawaran pada 2 (dua)


komputer di bidding room, 2 (dua) komputer yang berbeda di
bidding room dan 3 (tiga) laptop yang berbeda dengan laptop di
bidding room .

b. Jika bisa didekripsi LPSE memberitahukan kepada panitia


pangadaan untuk melakukan dekripsi ulang bila perlu dilakukan di
LPSE :

Panitia pengadaan menerima surat pemberitahuan dari LPSE


bahwa file penawaran (.rhs) dapat dibuka.

Panitia pengadaan membuka kembali file penawaran bila


perlu didampingi oleh LPSE.

File penawaran yang tidak dapat di


buka/didekripsi dan BA Uji
Forensik
berhasili

hasil dekripsi file


penawaran oleh LPSE

Gagal

File penawaran yang tidak dapat di


buka/didekripsi dan BA Uji
Forensik
1 hari
hasil dekripsi file penawaran oleh
LPSE

Pemberitahuan file
penawaran dapat
didekripsi

hasil dekripsi file penawaran oleh


LPSE

360

c.

Jika gagal didekripsi LPSE :

hasil dekripsi file penawaran oleh


LPSE
1. Mengundang panitia untuk datang ke LPSE membuat berita
acara pembukaan file penawaran (.rhs) yang disaksikan oleh LPSE :

hasil dekripsi file penawaran oleh


LPSE
1 hari

LPSE memberitahukan kepada Panitia pengadaan untuk


datang ke LPSE untuk membuka file penawaran (.rhs) disaksikan
oleh LPSE.

hasil dekripsi file penawaran oleh


LPSE

Membuat Berita Acara Kesaksian Pembukaan file penawaran


(.rhs).

hasil dekripsi file penawaran oleh


LPSE

2. LPSE dapat menyampaikan permohonan dan Berita Acara Uji


Forensik kepada LKPP untuk dilakukan Uji Forensik dan meminta
Panitia pengadaan memundurkan waktu evaluasi penawaran
sampai dengan keluarnya surat dari LKPP.

Berita Acara
Kesaksian Pembukaan
file penawaran dan
surat keterangan
bahwa file penawaran
tidak dapat dibuka

1 hari

Helpdesk LKPP menerima Permohonan dan BA Uji Forensik dari


Helpdesk LPSE

1 (hari) adalah 1 (satu)


hari sejak di terimanya file
penawaran yang tidak
dapat dibuka dari panitia

Berita Acara Uji Forensik dan file


penawaran yang tidak dapat
dibuka/didekripsi

LKPP mencoba melakukan pembukaan file penawaran(.rhs) yang


diterima dari LPSE

1 hari
berhasil

a.

Apabila bisa didekripsi maka:

Gagal

1 (hari) adalah 1 (satu)


hari sejak di terimanya file
penawaran yang tidak
dapat dibuka dari panitia

361

Helpdesk LKPP memberitahukan kepada LPSE untuk


mendekripsi kembali file penawaran (.rhs) yang tidak bisa
didekripsi tersebut,

LPSE menerima pemberitahuan dari Helpdesk LKPP bahwa


file .rhs dapat didekripsi .

pemberitahuan hasil dekripsi file


penawaran oleh LPSE

LPSE memberitahukan kepada panitia pengadaan bahwa file


.rhs dapat dibuka.

hasil dekripsi file


penawaran oleh LPSE

Berita Acara Uji Forensik dan file


penawaran yang tidak dapat
dibuka/didekripsi

1 hari

pemberitahuan hasil dekripsi file


penawaran oleh LPSE

file penawaran dapat


didekripsi oleh panitia

Panitia mencoba kembali untuk melakukan dekripsi file .rhs .

pemberitahuan hasil dekripsi file


penawaran oleh LPSE

N/A
file penawaran dapat
didekripsi oleh panitia

b. namun apabila penawaran (.rhs) tidak berhasil didekripsi


LKPP:

1 hari

Helpdesk LKPP menyampaikan BA uji forensik dan file


penawaran (.rhs) yang diterima dari LPSE kepada Lembaga Sandi
Negara untuk dilakukan Uji Forensik.

hasil dekripsi file penawaran oleh


LPSE

Helpdesk lKPP Menerima hasil analisa forensik dari Lembaga


Sandi Negara.

1 hari
hasil uji forensik dari
Lembaga Sandi Negara

Helpdesk LKPP memproses surat keterangan hasil uji forensik

1 hari
Hasil uji forensi dari Lembaga Sandi
Negara
Helpdesk LPSE menyampaikan surat keterangan dari LKPP
atas hasil uji forensik

Surat Keterangan dari 1 hari sejak diterimanya


LKPP
hasil uji forensik

Selesai

1 hari
Surat Keterangan dari LKPP

Surat Keterngan dari


LKPP diterima LPSE

1 hari sejak diterimanya


hasil uji forensik

362

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

UJI FORENSIK

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

363

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.

Form Tanda Terima Berkas


TANDA TERIMA

Tanggal

Telah kami terima dari

Berupa

1.

Pengirim (Asal File)

a.

Id Lelang

b.

Nama Lelang

c.

Jenis Penawaran

d.

Nama File

e.

Ukuran

f.

Hash Key File pada Server

g.

Private Key

h.

Keterangan

Yang Menerima,

Mengetahui,

Yang Menyerahkan,

Nama

Nama

Nama

Bagian

Bagian

Bagian

364

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENANGANAN INSIDEN KEMANAN INFORMASI SPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

365

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

54/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H.Wibisana

PENANGANAN INSIDEN KEAMANAN INFORMASI


SPSE

Dasar Hukum :
1
2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dan perubahannya.

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2


Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2
3
4

Administrator sistem LPSE


Kepala LPSE
ITO
TUS

Peralatan/Perlengkapan :
Penjelasan Singkat :
Manajemen Insiden Keamanan Informasi SPSE meliputi setiap peristiwa yang mengganggu,
mengancam, membocorkan dan merusak informasi SPSE. Insiden keamanan informasi ini
tidak dapat ditangani oleh technical support LPSE sendirian dan jika dalam organisasi
LPSE/LKPP sudah ada fungsi Koordinator Staff Keamanan Informasi tetapi jika belum ada
fungsi ini maka Kepala LPSE akan bertindak sebagai Staff Keamanan Informasi yang
memberikan arahan manajerial dan technical support sebagai pelaksana teknis

1
2

Formulir Eskalasi Insiden


Logbook Sistem

Pencatatan dan Pendataan :

Ruang lingkup Insiden Kemanan Informasi terdiridari 2 bagian yaitu disebabkan oleh
program jahat (Worm, Virus, Backdoor dan sejenisnya) dan aktivitas peretas. Aktivitas peretas
yang harus ditangani adalah percobaan pemaksaan akses pada sistem, akses oleh pengguna
yang tidak diotorisasi, penghapusan peretas dari sistem

Tujuan :
SOP Penanganan Insiden Keamanan Informasi SPSE disusun dengan tujuan untuk mencegah
atau meminimalkan kerugian yang ditimbulkan dari insiden ini dan jika sudah menggangu
layanan SPSE maka SOP ini juga bertujuan mengembalikan operasi layanan normal secepat
mungkin dan meminimalkan dampak negatif terhadap operasi bisnis, sehingga memastikan
bahwa tingkat terbaik kualitas layanan dan ketersediaan dipertahankan

Peringatan :
1.
2.

Definisi :
1

Insiden Keamanan Informasi SPSE adalah kejadian yang terjadi dan tidak
diperkirakan/direncanakan pada infrastruktur dan sistem TIK di LPSE. Kejadian
tersebut menimbulkan gangguan bisnis utama LPSE dan tidak dapat ditangani oleh
Technical Support di Level 1

2.

Training and User Support yang selanjutnya disebut TUS adalah Tim yang terdiri dari
personil pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik pada Sub Direktorat Pengelolaan dan
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP

Administrator Sistem LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan tugas dan fungsi
Unit Administrasi Sistem Elektronik pada LPSE

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :

366

PENANGANAN INSIDEN KEAMANAN INFORMASI SPSE


Pelaksana
Administrator LPSE
Kepala LPSE
Prosedur Penanganan Insiden Keamanan Informasi Karena Program Jahat
1 Melakukan isolasi sistem melalui pemutusan
Mulai
koneksi keluar
No

Aktivitas

TUS

Mutu Baku
Persyaratan/Perlengkapan
Waktu
10 menit

Mencatat kejadian dalam Logbook Insiden


Keamanan Informasi

Log book Sistem

Memberitahu pihak berwenang atau Kepala LPSE


untuk mendapatkan pengarahan manajerial dan
teknis

1 jam

Memerintahkan Administrator sistem LPSE untuk


menginformasikan penghentian sementara Sistem
SPSE untuk memberikan kesempatan perbaikan

1 jam

Menangani insiden Keamanan Informasi dan


berkonsultasi pada Support level 2 (TUS)
melakukan identifikasi Insiden dan melakukan
backup log sistem dan status sistem informasi

1 jam

Menangani insiden Keamanan Informasi


melakukan pembersihan sistem dari program jahat
dengan menghentikan sementara sistem yang
berjalan

3 jam

Jika pembersihan sistem selesai dilakukan


dilanjutkan dengan melakukan patch yang
diperlukan dan melakukan imunisasi pada sistem
oleh tool /program untuk penangkal program
jahat

2 jam

Jika sudah selesai tahapan tersebut, maka


Administrator sistem LPSE melakukan tindak
lanjut mengembalikan sistem berjalan seperti
biasa

1 jam

Menangani insiden Keamanan Informasi


mendokumentasikan penanganan Insiden tersebut
untuk keperluan pelaporan atau referensi

1 jam

Output

Keterangan

Disconnect

10 menit

Selesai

367

Pelaksana

Mutu Baku
Support (TUS
Persyaratan/Perlengkapan
Waktu
pada LKPP)
Prosedur Penanganan Insiden Keamanan Informasi Karena Aktivitas Perentas Yang Memaksa Akses Pada Sistem
1 Mengidentifikasi masalah dengan cara mencari
Log book Sistem
3 jam
Mulai
sumber serangan berdasarkan file sistem log dan
koneksi jaringan aktif
No

Aktivitas

Administrator LPSE

Kepala LPSE

Melakukan pemberitahuan kepada personal


dengan tanggung jawab lebih tinggi untuk
mendapatkan otorisasi langkah selanjutnya

1 jam

Jika sumber serangan diketahui maka dilakukan


penutupan akses masuk yang dilakukan peretas
pada sistem yang diakses

1 jam

Jika sumber serangan tidak diketahui maka sistem


yang diretas dinonaktikan terlebih dahulu untuk
sementara dan menghubungi Support level 2
(TUS) atau Support Level 3 (ITO atau ID SIRTII)
untuk mendapatkan dukungan/bantuan informasi
tentang serangan ini

2 jam

Setelah penyelidikan dilakukan maka buat laporan


pendek berkenaan dengan insiden dan langkah
yang harus diambil dan sebarkan informasi kepada
pihak yang berkepentingan lainnya

1 jam

Output

Keterangan

Selesai

368

Pelaksana
Mutu Baku
Administrator LPSE Kepala LPSE
Support (TUS
Persyaratan/Perlengkapan
Waktu
LKPP)
Prosedur Penanganan Insiden Keamanan Informasi Karena Aktivitas Perentas/Pengguna Yangpada
Tidak
Diotorisasi Telah Masuk Ke Sistem
1 Jika diidentifikasi adanya aktivitas pada sistem
5 menit
Mulai
yang tidak diotorisasi, Administrator sistem LPSE
sistem harus mengambil langkah darurat untuk
menghubungi pihak yang terkait kurang dari 5
menit setelah kejadian diketahui
2 Pihak yang terkait akan memutuskan untuk
15 menit
membiarkan aktifitas tersebut berlanjut dulu atau
harus segera dihentikan
3 Langkah yang diambil tersebut akan diberitahukan
30 menit
kepada staf yang lebih tinggi dalam waktu kurang
dari 30 menit dan melakukan eskalasi pada level
manajement (kepala LPSE/LKPP) serta Support
level 2 (TUS ) atau Support Level 3 (ITO )
No

Aktivitas

Output

Keterangan

Selesai

369

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENANGANAN INSIDEN INFRASTRUKTUR SPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

370

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

55/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

PENANGANAN INSIDEN INFRASTRUKTUR SPSE

Dasar Hukum :
1
2
3

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.

Kualifikasi Pelaksana :
1
2
3
4

Helpdesk/Administrator sistem LPSE


Kepala LPSE
Support (TUS pada LKPP)
Technical Support

PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar


Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan

Peralatan/Perlengkapan :

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2


Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Pencatatan dan Pendataan :

Definisi :
1

Penjelasan Singkat :

2 Dampak Dampak ditentukan oleh berapa banyak personil atau fungsi yang terpengaruh.
Ada tiga kelas dampak :

Manajemen Insiden meliputi setiap peristiwa yang mengganggu, atau yang dapat
mengganggu, layanan. Ini termasuk peristiwa yang dikomunikasikan secara langsung oleh
pengguna atau staf LPSE melalui Service Desk .

Tujuan :

3 - Rendah - Layanan diturunkan tetapi masih beroperasi dalam spesifikasi SLA


2 - Medium - Layanan terdegradasi dan masih berfungsi tetapi tidak beroperasi dalam
spesifikasi SLA.

SOP Penanganan Insiden Infrastruktur disusun dengan tujuan untuk mengembalikan operasi
layanan normal secepat mungkin dan meminimalkan dampak negatif terhadap operasi bisnis,
sehingga memastikan bahwa tingkat terbaik kualitas layanan dan ketersediaan dipertahankan.
'Layanan operasi normal' didefinisikan di sini sebagai operasi layanan dalam batas SLA

Peringatan :
1.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.

2.

Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Keterkaitan :

Insiden infrastruktur adalah kejadian yang terjadi dan tidak diperkirakan/direncanakan


pada infrastruktur seperti perangkat komputer, penyimpanan dan jaringan yang ada di
LPSE. Kejadian tersebut menimbulkan gangguan pada operasional TIK di LPSE dan tidak
dapat ditangani oleh Technical Support di Level 1

1 - Tinggi Layanan tidak berfungsi dan tidak tersedia sama sekali


Dampak dari insiden akan digunakan dalam menentukan prioritas resolusi.
Keparahan Insiden. Keparahan ditentukan oleh berapa banyak pengguna dibatasi dari
melakukan pekerjaan mereka. Tingkat keparahan insiden akan digunakan dalam
menentukan prioritas untuk resolusi. Ada tiga kelas dari keparahan :

3 - Rendah - Isu mencegah pengguna dari melakukan sebagian dari tugas mereka.

2 - Medium - Isu mencegah pengguna dari melakukan fungsi waktu kritis sensitif.

1 - Tinggi - Layanan atau bagian utama dari layanan tidak tersedia


Repository Insiden adalah database yang berisi informasi yang relevan tentang semua
Insiden apakah telah diselesaikan atau tidak. Status Informasi umum bersama dengan
catatan yang terkait dengan kegiatan juga harus dijaga dalam format yang mendukung
pelaporan standar.

Helpdesk LKPP adalah tim pada Training and User Support (TUS) yang memiliki tugas
memberikan dukungan/layanan terkait dengan permasalahan e-Procurement.

Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan proses
administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.
Helpdesk LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan tugas dan fungsi Unit Layanan

Dukungan Pengguna pada LPSE.

371

PENANGANAN INSIDEN INFRASTRUKTUR SPSE


Pelaksana
No

Aktivitas

Helpdesk /
Administrator
sistem LPSE

Kepala LPSE

Helpdesk LKPP

Mutu Baku
Technical
Support

Persyaratan/Perlengkapan

Waktu

Output

Pengguna SPSE melaporkan insiden kepada


Helpdesk LPSE

Helpdesk LPSE melakukan pencatatan insiden

15 menit

Helpdesk LPSE bersama administrator sistem


LPSE melakukan pengelompokan dan prioritas
tindak lanjut insiden

15 menit

Jika insiden tersebut mendapatkan prioritas 1


(tinggi) maka Administrator Sistem LPSE
melaporkan kejadian ini kepada Kepala LPSE dan
menunggu arahan kebijakan prosedur yang harus
ditempuh

prioritas tindak lanjut insiden

30 menit

arahan kepala
LPSE (arahan
kebijakan
prosedur )

Jika insiden ini tersebut mendapat prioritas 2


(menengah) maka Administrator Sistem LPSE
melaporkan kepada Kepala LPSE untuk
mendapatkan arahan kebijakan dan prosedur yang
harus ditempuh. Dalam pelaksanaannya jika
pimpinan yang harus dihubungi tidak bisa
dikontak maka harus melakukan kontak dengan
pimpinan/perwakilan yang mempunyai otoritas
berikutnya sesuai dengan struktur organisasi
Pada prioritas 1 dan 2, Support level 2 (Helpdesk
LKPP) akan diminta untuk melakukan diagnosa
awal. Hasil diagnosa direkam dan mendapatkan
persetujuan pimpinan yang berwenang sesuai
prioritasnya

prioritas tindak lanjut insiden

30 menit

arahan kepala
LPSE/arahan
pimpinan yang
berwenang
(arahan
kebijakan
prosedur )

insiden Pada prioritas 1 dan 2

30 menit

hasil diagnosa

Support level 2 (Helpdesk LKPP) akan


melakukan review atas diagnosa terhadap
repository insiden yang ada untuk menyusun
tindak lanjut berikutnya
Apakah rancangan tindak lanjut melibatkan
tecnical support level 3 (vendor) ?

hasil diagnosa

30 menit

hasil review
atas hasil
diagnosa

Keterangan

15 menit

Mulai

Jika rancangan tindak lanjut melibatkan tecnical


support level 3 (vendor), Technical Support level
3 akan diminta untuk melakukan pemulihan
layanan TIK kembali normal

1 jam

10

Jika rancangan tindak lanjut tidak melibatkan


technical support level 3 (vendor) maka Support
level 2 ((Helpdesk LKPP) akan menyusun langkah
teknis pemulihan layanan dengan
mempertimbangkan saran/rekomendasi dari
pimpinan dan technical support level 3

1 jam

11

Selama Penyelesaian insiden technical support


terlibat secara aktif untuk melakukan
dokumentasi dan pengawasan penyelesaian
insiden jika hal tersebut dilakukan pihak ketiga
diluar LPSE

1 jam

catatan
terjadinya
insiden
prioritas tindak
lanjut insiden

dokumentasi
dan
pengawasan
penyelesaian
insiden jika hal

372

12

Jika insiden tersebut mendapat prioritas 3


(rendah) maka administratror sistem LPSE harus
merancang langkah-langkah normalisasi layanan
TIK dengan berkonsultasi dengan Pimpinan
diatasnya dan technical support level 2

1 jam

13

Dokumentasi penyelesaian insiden akan direkam


dalam insiden repository pada sistem Helpdesk

1 jam

14

Status penyelesaian insiden akan dilaporkan pada


pimpinan sesuai dengan kerangka waktu yang
telah ditentukan sesuai dengan prioritasnya

dokumentasi
dan
pengawasan
penyelesaian
insiden jika hal
tersebut pada
sistem helpdesk

30 menit
Selesai

373

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PENANGANAN INSIDEN SPSE

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

374

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

Nomor SOP

56/SOP/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan

30-Nov-12

Tanggal Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)


DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
DIREKTORAT e-PROCUREMENT

Tanggal Efektif

2-Jan-13

Disahkan Oleh

Bima H. Wibisana

PENANGANAN INSIDEN SPSE

Dasar Hukum :
1
2
3
4
5

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik


Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi
Elektronik
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya.
PermenPAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2
Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Kualifikasi Pelaksana :
1
2
3
4

Helpdesk/Administrator sistem LPSE


Kepala LPSE
Support (TUS pada LKPP)
Technical Support

Peralatan/Perlengkapan :
Pencatatan dan Pendataan :
Definisi :
1

Penjelasan Singkat :
Manajemen Insiden meliputi setiap peristiwa yang mengganggu, atau yang dapat
mengganggu, layanan. Ini termasuk peristiwa yang dikomunikasikan secara langsung oleh
pengguna atau staf LPSE melalui Service Desk dan jika insiden tidak dapat diselesaikan
dieskalasi ke staff di LKPP

3 - Rendah - Layanan diturunkan tetapi masih beroperasi dalam spesifikasi SLA


2 - Medium - Layanan terdegradasi dan masih berfungsi tetapi tidak beroperasi
dalam spesifikasi SLA.

Tujuan :
SOP Penanganan Insiden SPSE disusun dengan tujuan untuk mengembalikan operasi layanan
normal secepat mungkin dan meminimalkan dampak negatif terhadap operasi bisnis, sehingga
memastikan bahwa tingkat terbaik kualitas layanan dan ketersediaan dipertahankan.
'Layanan operasi normal' didefinisikan di sini sebagai operasi layanan dalam batas SLA

Peringatan :
1.
2.

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan
ditetapkan.
Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh
pelaksana.

Insiden infrastruktur adalah kejadian yang terjadi dan tidak


diperkirakan/direncanakan pada infrastruktur seperti perangkat komputer,
penyimpanan dan jaringan yang ada di LPSE. Kejadian tersebut menimbulkan
gangguan pada operasional TIK di LPSE dan tidak dapat ditangani oleh Technical
Level 1ditentukan oleh berapa banyak personil atau fungsi yang
Dampak di
Dampak
2 Support
terpengaruh. Ada tiga kelas dampak :

1 - Tinggi Layanan tidak berfungsi dan tidak tersedia sama sekali


Dampak dari insiden akan digunakan dalam menentukan prioritas resolusi.
Keparahan Insiden. Keparahan ditentukan oleh berapa banyak pengguna dibatasi dari
melakukan pekerjaan mereka. Tingkat keparahan insiden akan digunakan dalam
menentukan prioritas untuk resolusi. Ada tiga kelas dari keparahan :

3 - Rendah - Isu mencegah pengguna dari melakukan sebagian dari tugas mereka.
2 - Medium - Isu mencegah pengguna dari melakukan fungsi waktu kritis sensitif.

1 - Tinggi - Layanan atau bagian utama dari layanan tidak tersedia


Repository Insiden adalah database yang berisi informasi yang relevan tentang semua
Insiden apakah telah diselesaikan atau tidak. Status Informasi umum bersama dengan
catatan yang terkait dengan kegiatan juga harus dijaga dalam format yang mendukung
pelaporan standar
Helpdesk LKPP adalah tim pada Training and User Support (TUS) yang memiliki tugas
memberikan dukungan/layanan terkait dengan permasalahan e-Procurement.

Keterkaitan :
6

IT Operation yang selanjutnya disebut ITO adalah Tim yang terdiri dari personil pada
Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi Teknis EProcurement pada Sub Direktorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan
Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP.

Training and User Support yang selanjutnya disebut TUS adalah Tim yang terdiri dari
personil pada Direktorat E-Procurement yang menjalankan tugas dan fungsi Seksi
Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik pada Sub Direktorat Pengelolaan
dan Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Direktorat e-Procurement LKPP

Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang bertugas untuk melakukan
proses administrasi sistem dan jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan
semestinya.

375

PENANGANAN INSIDEN SPSE


Pelaksana
No

Aktivitas

Helpdesk /
Administrator LPSE

Kepala LPSE

Mutu Baku
TUS

ITO

Persyaratan/Perlengkapan

Waktu

Output

15 menit

Muncul
permasalahan

Helpdesk LKPP menerima permasalahan yang dieskalasikan


oleh LPSE

Helpdesk melakukan pencatatan permasalahan pada aplikasi


CRM

15 menit

Catatan pada CRM

Helpdek dan Administrator menentukan prioritas penanganan


insiden

15 menit

Jika insiden tersebut mendapatkan prioritas 1 (tinggi) atau 2


(menengah) maka Administrator Sistem LPSE (Support Level 1)
melaporkan kejadian ini kepada kepala LPSE dan menunggu
arahan kebijakan prosedur yang harus ditempuh

20 menit

Prioritas
permasalahan
diketahui

Pada prioritas 1 dan 2, Support level 2 (TUS ) akan diminta


untuk melakukan diagnosa awal. Hasil diagnosa direkam dan
mendapatkan persetujuan pimpinan yang berwenang sesuai
prioritasnya

30 menit

Support level 2 (TUS ) akan melakukan review atas diagnosa


terhadap repository insiden yang ada untuk menyusun tindak
lanjut berikutnya

30 menit

Apakah tindak lanjut melibatkan support level 3 (ITO) ?

15 menit

Jika rancangan tindak lanjut melibatkan support level 3 (ITO ),


Technical akan diminta untuk melakukan pemulihan layanan
TIK kembali normal. Technical Support dari LKPP jika
dimungkin akan didatangkan ke LPSE dan jika tidak
memungkinkan maka dilakukan proses remote control dengan
terhadap server LPSE. Perbaikan dilakukan secara remote .
Pihak Technical Support LKPP setelah selesai perbaikan
melakukan dokumentasi teknis yang dikirimkan kepada pihak
LPSE yang bersangkutan
Jika rancangan tindak lanjut tidak melibatkan support level 3
(ITO ) maka Support level 2 (TUS) akan menyusun langkah
teknis pemulihan layanan dengan mempertimbangkan
saran/rekomendasi dari pimpinan dan support level 3 (ITO )

2 jam

Selama Penyelesaian insiden Administrtor Sistem LPSE


terlibat secara aktif untuk melakukan dokumentasi dan
pengawasan penyelesaian insiden jika hal tersebut dilakukan
pihak ketiga diluar LPSE

2 jam

10

Mulai

Keterangan

2 jam

376

11

Jika insiden tersebut mendapat prioritas 3 (rendah) maka


Administrator Sistem LPSE harus merancang langkah-langkah
normalisasi layanan TIK dengan berkonsultasi dengan
Pimpinan diatasnya dan Support level 2 (TUS) serta support
level 3 (ITO )

2 jam

hasil konsultasi

12

Dokumentasi penyelesaian insiden akan direkam dalam


insiden repository dalam sistem Helpdesk

1 jam

dokumen tasi
penyelesaian
insiden

13

Status penyelesaian insiden akan dilaporkan pada pimpinan


sesuai dengan kerangka waktu yang telah ditentukan sesuai
dengan prioritasnya

1 jam
Selesai

377

LEMBAR PENGESAHAN

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

ERROR HANDLING E-PROCUREMENT

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

MENYETUJUI:

(Ikak G. Patriastomo)

(Selamet Budiharto)

(Bima H. Wibisana)

Direktur e-Procurement

Kepala Sub Direktorat


Pengelolaan dan
Pembinaan LPSE

Deputi Bidang Monitoring


Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi

378

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA


PEMERINTAH (LKPP)
INSTRUKSI KERJA (IK)
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

Nomor IK

5/IK/LPSE/D.2/2012

Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan Oleh

30-Nov-2012
2-Jan-2013
Bima H. Wibisana

ERROR HANDLING E-PROCUREMENT

Dasar Hukum :

Kualifikasi Pelaksana :

1.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi

1.

Departemen IT Operation (ITO)

Elektronik.

2.

Training and User Support (TUS)

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem

3.

Customer

2.

dan Transaksi Elektronik


3.

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah dan perubahannya.

4.

PermenPAN

Nomor:

PER/21/M.PAN/11/2008

tentang

Pedoman

Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan


5.

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Tujuan :

Perlengkapan :

Instruksi kerja ini bertujuan sebagai panduan dalam memberikan solusi tentang
penanggulangan error di aplikasi SPSE dan Menyelesaikan masalah error di
aplikasi SPSE

Penjelasan Singkat :

Output Pelaksanaan Kegiatan :

379

Errorhandlinge-Procurement berbeda dengan penanganan error yang dilakukan

1.

Memberikan solusi tentang penanggulangan error di aplikasi SPSE.

di instalasi e-Procurement. Penanganan error di instalasi e-Procurement

2.

Menyelesaikan masalah error di aplikasi SPSE.

berlangsung selama proses instalasi aplikasi SPSE masih berjalan dan belum
selesai. Errorhandlinge-Procurement adalah suatu kegiatan maintenance yang
diberikan oleh ITO kepada LPSE, terhadap error/masalah aplikasi SPSE yang
digunakan oleh LPSE. Errorhandling terbagi menjadi 3 prosedur check system
user, network, danservice/aplikasi. Setiap prosedur terdiri dari aktivitas-aktivitas
yang mendukung penyelesaian proses errorhandling. Aktivitas-aktivitas tersebut
dilakukan sesuai permintaan/request dari LPSE. Request tersebut akan di kirim
melalui CRM oleh TUS.

Teknik Penyajian :

Peringatan :

Teknik yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan Instruksi Kerja Error

1.

ditetapkan.

headling e-Procurementadalah sebagai berikut :


1.

Bagan Arus

2.

Tabular

Keterkaitan :

Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan

2.

Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun
output dikatagorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan
oleh Pelaksana.

Definisi :

380

Instruksi Kerja :
Prosedur errorhandling
Error Handling
Customer

TUS

ITO

Uraian

Mulai

Request
pemeriksaan error
oleh customer

Penerimaan
request error oleh
TUS

CRM

Penerimaan
request error oleh
dispatcher ITO

# Check OS :
- Memory
- CPU Load
- HDD Space
- Kernel

Pemeriksaan
system user

Error

2.

Pemeriksaan
network

# Check Internal
#Check External

# Check Apache
# Check Java
# Check PostgreSQL
#Check Tomcat

Pemeriksaan
service/aplikasi

Pemeriksaan
perbaikan error
oleh customer

Konfirmasi selesai
penanganan error
ke LPSE

Konfirmasi selesai
penanganan error
ke TUS

CRM

Complete
Konfirmasi selesai
perbaikan error

Penerimaan
feedback dari
customer
(perbaikan error
selesai)

Konfirmasi
feedback dari
customer

Selesai

381

Keterangan perintah errorhandling

a)

Kalimat-kalimat yang di pertebal adalah command/perintah dalam melaksanakan pengecekan errorhandling.

Kalimat-kalimat pada gambar yang di dalam kotak merah adalah poin-poin yang harus diperhatikan dalam pengecekan error.

Check system user


1.

Check memory

Free( Check kapasitas memori yang tidak terpakai/free memory, seperti gambar di bawah ini)

Apabila memory yang terpakai >90% maka kapasitas memory harus ditambah.
Cara mengatasi memory>90%,
i.

Free cache echo3 > /proc/sys/vm/drop_caches

ii.

Restart service apache,tomcat, dan database


Apache /etc/init.d/apache2 restart
Tomcat ps aux \ grep tomcat
Kill -9 <#Process ID#>
Database /etc/init.d/postgresql restart

iii.
2.

Upgrade Memory to minimal 8 MB

Checking HDD space

df h ( Check kapasitas HDD yang tidak terpakai/free, seperti gambar dibawah ini)

382

Apabila kapasitas HDD >90% maka kapasitas HDD harus ditambah.


Cara mengurangi Harddisk penuh:

3.

i.

Delete File log

ii.

Backup File ke hardware HDD lain

iii.

Tambahkan HDD

Check kernel

uname a ( Check kernel version) pemeriksaan versi kernel bisa dimonitor dari Operating System.

383

4.

Check CPU Load

top(Check effesiensi dari penggunaan resource computer, seperti gambar dibawah ini)

384

Vmstat

b)

Check network connection

Tujuan aktivitas ini adalah untuk memeriksa status dari port-port pada di table bawah ini.Pastikan port-port pada table dibawah ini aktif.
IN

OUT

80 (TCP)

80 (TCP)
161 (UDP)
25 (TCP)

1.

Inbound/Outbound

385

Untuk pemeriksaan inbound dan outboundconnection bisa dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
PingIP public
traceroute IP public-port (port yang akan diperiksa)
nmap -IP public (khusus untuk pemeriksaan port 80)
hasilnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini

c)

Check service/aplikasi
Langkah-langkahcheck service/aplikasi dibagi menjadi 3, yaitu:
1.

Pemeriksaan proses service/aplikasi

2.

Restart

3.

Lihat log service/aplikasi

386

Pemeriksaan Apache
1.

Pemeriksaan proses aplikasi bisa dilakukan melalui 2 command:


netstat plnt(melihat proses aplikasi secara menyeluruh, seperti pada gambar dibawah ini)

ps -aux| grep apache2 (hanya melihat proses aplikasi yang dituju)

Command diatas bisa berlaku dalam pemeriksaan seluruh proses service/aplikasi dan berguna untuk pemeriksaan fungsi aplikasi.Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai
dengan gambar diatas maka aplikasi tersebut error.

387

Handling :
i.

Command restart apache /etc/init.d/apache2 restart

ii.

Check log /var/log/apache2/error.log

iii.

/usr/sbin/apache2ctl e debug

iv.

Cek Konfiguration

2.

Ada 2 cara penyelesaian jika aplikasi tidak bisa dijalankan (error) yaitu:

Restart aplikasi
usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/shutdown.sh
usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/startup.sh

Pelacakan error via


error.log dan mod_jk.log

Handling
Restart aplikasi Kill -9 <#Process ID#>
/usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/catalina.sh run
Cek di log /usr/local/src/apache-tomcat-production/logs/catalina.out

3.

Command untuk pelacakan error via error.log dan mod_jk.log


tail f /usr/local/src/apache-tomcat-latihan/logs/mod_jk.log

Pemeriksaan Java dan Tomcat


1.

Pemeriksaan proses aplikasi bisa dilakukan melalui 2 command:


netstat plnt (melihat proses aplikasi secara menyeluruh)

388

ps -aux| grep javaatautomcat(hanya melihat proses aplikasi yang dituju)

Command diatas bisa berlaku dalam pemeriksaan seluruh proses service/aplikasi dan berguna untuk pemeriksaan fungsi aplikasi.Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai
dengan gambar diatas maka aplikasi tersebut error.

389

2.

Ada 2 cara penyelesaian jika aplikasi tidak bisa dijalankan (error) yaitu:

Restart aplikasi
usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/shutdown.sh
usr/local/src/apache-tomcat-production/bin/startup.sh

Pelacakan error via catalina.log

3.

Command untuk pelacakan error via catalina.log, seperti pada gambar di bawah ini.
tail n 15 f /usr/local/src/apache-tomcat-latihan/logs/catalina.out

Pemeriksaan postgresql

390

1.

Pemeriksaan proses aplikasi bisa dilakukan melalui 2 command:


netstat plnt (melihat proses aplikasi secara menyeluruh)

ps -aux| grep postgresql (hanya melihat proses aplikasi yang dituju)


Command diatas bisa berlaku dalam pemeriksaan seluruh proses service/aplikasi dan berguna untuk pemeriksaan fungsi aplikasi.Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai
dengan gambar diatas maka aplikasi tersebut error.
2.

Ada 2 cara penyelesaian jika aplikasi tidak bisa dijalankan (error) yaitu:

Restart aplikasi
etc/init.d/postgresql restart

Pelacakan error via .log

3.

Command untuk pelacakan error via .log


tail f/var/log/postgresql/postgresql-8.4-main.log

391

STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)


LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

LAMPIRAN

DIREKTORAT e-PROCUREMENT

DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI

392

TAHAPAN PROSES LELANG

No

Tahapan

1.

Pengumuman Lelang

2.

Pendaftaran lelang

3.

Pemberian Penjelasan

4.

Pemasukan penawaran

5.

Pembukaan penawaran

6.

Evaluasi penawaran

7.

Evaluasi kualifikasi

8.

Pembuktian kualifikasi

9.

Penetapan pemenang

10.

Pengumuman pemenang

11.

Masa sanggah

12

SPPBJ

393

TABEL PRIORITAS PENYELESAIAN PERMASALAHAN SPSE


No
1
2
3

Permasalahan
permintaan perubahan data karena panitia salah input data
penyedia tidak bisa login karena lupa email dan password SPSE

Terjadi Pada Tahapan Lelang

Error aplikasi pengelola LPSE (verifikator, admin agency dll) tidak


dapat menggunakan fungsi fitur di SPSE seperti tidak bisa login,
tidak dapat input data, dll)

Semua

Error aplikasi penyedia tidak dapat menggunakan fungsi fitur di


SPSE seperti tidak bisa login, dll)

2,3,4

Penawaran tidak dapat di buka (uji forensik)

5,6,7,8,9,10

Error mail server

Semua

Jaringan LPSE

Semua

Jaringan Inaproc, ADP

Kemampuan
Pemulihan

Prioritas

21

10

19

10

10

25

10

10

10

10

14

10

10

13

10

10

11

Change Management
Emergency Change

2,3,4
1,3,5,6,7,9,10

Reputasi
LPSE

1,6,7,9,10

Error aplikasi panita tidak dapat menggunakan fungsi fitur di SPSE


seperti tidak bisa login, tidak dapat evaluasi, dll)

Dampak
Fungsional

Minor Change
Mayor Change
Emergency Change

Minor Change
Minor Change
Mayor Change
Mayor Change

Semua

Mayor Change

Penjelasan:
1. Dampak dari insiden/masalah dapat diukur pada tiga faktor yaitu: dampak Fungsional, Dampak Informasi/Reputasi dan Kemampuan
Pemulihan Insiden. Pemberian bobot dampak dimulai dari angka 1 sampai 10, dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Dampak Fungsional: Terendah angka 1 untuk satu fungsi dan maksimum 10 untuk semua fungsi terganggu.
b. Dampak Informasi/Reputasi: Terendah angka 1 untuk reputasi internal dan maksimum 10 untuk Reputasi Nasional LPSE
c. Kemampuan pemulihan dilihat dari seberapa sering masalah ini tejadi dan bisa diselesaikan: Terendah angka 1 untuk palingk sering
terjadi dan angka 10 untuk pertama kali terjadi.

394

2. Dampak Fungsional diukur pada tahapan lelang yang kena dampak yang terdiri dari 12 tahapan dengan fungsi yang terlibat sesuai dengan
penanggung jawabnya. Misalnya masalah Penyedia tidak bisa login karena lupa email dan password SPSE terjadi pada tahapan lelang ke 2
4. Secara kuantitatif fungsi yang terpengaruh ada 3 tahapan.
3. Dampak Informai/Reputasi terkait dengan pelaku pada kegiatan lelang yaitu penyedia, panitia dan pengelola SPSE. Jika terdampak pada
penyedia saja maka reputasi yang terganggu adalah internal penyedia saja, tetapi untuk panitia akan berpengaruh pada kredibilitas yang
cukup menggangu sehingga disini diberikan nilai 5 tetapi jika yang terkena dampak adalah pengelola maka dapat dikatakan reputasi akan
rusak sehingga diberikan angka 10.
4. Nilai prioritas dihitung dengan formula Dampak Fungsional dan Informasi akan dapat diselesaikan dengan kemampuan pemulihan atau
dengan rumus matematikanya adalah:
a. Jika f = dampak fungsional, r = dampak informasi/reputasi dan k = kemampuan pemulihan maka, p= prioritas adalah
b. P = (f * r)/k
c. Semakin besar nilai p maka semakin tinggi prioritas masalah tersebut untuk diselesaikan
d. Tindak lanjut yang harus dilakukan diberikan 3 level yaitu Minor, Mayor dan Emergency Change.
e. Minor Change jika nilai prioritas kurang dari 10 (penyelesaian maksimal 3 (tiga) hari kerja)
f. Mayor Change jika nilai prioritas antara 10 20 (penyelesaian maksimal 2 (dua) hari kerja)
g. Emergency Change jika nilai prioritas diatas lebih dari 20. (penyelesaian maksimal 1 (satu) hari kerja)
5. Khusus untuk masalah jaringan dan email, dampak fungsional nilainya harus disesuaikan dengan pada saat tahapan lelang yang terkena
dampak sehingga nilainya tidak maksimum 10 tetapi seperti yang masalah lainnya. Nilai 10 pada contoh perhitungan diatas diasumsikan jika
terjadi pada awal kegiatan lelang yang dapat berpotensi meyebabkan lelang menjadi gagal dilaksanakan (Worst Case Scenario).

395

Helpdesk LKPP
Gedung SME Tower Lt. 17
Jalan Gatot Subrot Kav.94, Jakarta Selatan 12780
Call Center: 021-71673000
Fax: 021-79181153
Email: helpdesk-lpse@lkpp.go.id

396

You might also like