Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkatnya Penulis
dapat menyelesaikan tugas refarat ini. Dalam refarat ini Penulis membahas
tentang Kardiomiopati dan dan berbagai macam hal yang berhubungan dengan
Kardiomiopati.
Dengan adanya refarat ini, Penulis berharap dapat menambah pengetahuan
pembaca tentang Kardiomiopati. Jika ada kesalahan dalam penulisan refarat ini,
Penulis mohon maaf yang sebesar besarnya. Penulis juga menerima saran dan
kritik dari pembaca mengenai refarat ini.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan kepada dr. Mutiara Sp.JP yang telah berjasa dalam membimbing Penulis
untuk menyelesaikan refarat ini.
Penuli
s
DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
1.1.Latar belakang...........................................................................................1
Bab II Pembahasan
2.1.Anatomi dan Fisiologi Jantung.................................................................3
2.2.Definisi Kardiomiopati ............................................................................9
2.3.Klasifikasi Kardiomiopati .......................................................................10
2.3.1.Kardiomiopati Hipertrofi ...............................................................12
2.3.1.1.Etiologi ..............................................................................13
2.3.1.2.Genetik ..............................................................................13
2.3.1.3.Hemodinamik ....................................................................14
2.3.1.4.Manifestasi Klinis .............................................................15
2.3.1.5.Pemeriksaan Penunjang ....................................................17
2.3.1.6.Penatalaksanaan ................................................................18
2.3.1.7.Screening ..........................................................................21
2.3.1.8.Prognosis ...........................................................................22
2.3.2.Kardiomiopati Restriktif ...............................................................24
2.3.2.1.Etiologi ..............................................................................25
2.3.2.2.Hemodinamik ....................................................................25
2.3.2.3.Manifestasi Klinis .............................................................26
2.3.2.4.Pemeriksaan Penunjang ....................................................26
2.3.2.5.Penatalaksanaan ................................................................27
2.3.3.Kardiomiopati Dilatasi...................................................................28
2.3.3.1.Etiologi ..............................................................................28
2.3.3.2.Genetik ..............................................................................30
2.3.3.3.Hemodinamik ....................................................................30
2.3.3.4.Manifestasi Klinis .............................................................30
2.3.3.5.Pemeriksaan Penunjang ....................................................31
2.3.3.6.Penatalaksanaan ................................................................33
2.3.3.7.Prognosis ...........................................................................34
Bab III Penutup
3.1. Kesimpulan .............................................................................................35
Daftar Pustaka.......................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Kehidupan manusia tak lepas dari yang namanya kesehatan , kesehatan
hanya dapat terjadi jika seluruh komponen mulai dari sel sampai dengan individu
berjalan sesuai anatomi dan fisiologinya, organ yang bekerja paling penting dalam
tubuh adalah otak dan kemudian jantung kenapa demikian, karena fungsi dari otak
adalah mengorganisir semua kegiatan yang ada dalam tubuh sementara jantung
memberi makan organ seluruh tubuh karena fungsinya sebagai pemompa darah
ke seluruh tubuh.
Dalam pembahasan kali ini kita akan mengupas kerdiomiopati dimana itu
adalah salah satu kelainan jantung. Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah
rongga, rongga organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh
kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan
jantung, dari kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ
manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah. Ukuran jantung manusia
kurang lebih sebesar kepalan tangan. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri
dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga torakik, di balik tulang
dada. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri.
Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup
oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma.
Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya
lebih longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh
yang terjadi karena gerakan memompa konstan jantung.
Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah yang meliputi
daerah jantung yang merata/datar, seperti di dasar dan di samping. Dua garis
pembelah (terbentuk dari otot) pada lapisan luar jantung menunjukkan di mana
dinding pemisah di antara serambi & bilik jantung. Sementara Kelainan fungsi
otot jantung dengan penyebab yang tidak diketahui dan bukan diakibatkan oleh
penyakit arteri koroner, kelainan jantung bawaan (congenital), hipertensi atau
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
kedua paru. Terdapat selaput yang mengitari jantung yang disebut perikardium,
terdiri dari dua lapisan:
-
Perikardium parietalis : lapisan luar melekat pada tulang dada dan paru
2.
3.
b.
Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh
tubuh melalui aorta
Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium
kanan dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup ( trikuspid). Sedangkan
katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah
daun katup (Mitral). Memungkinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel pada
fase diastole dan mencegah aliran balik pada fase sistolik.
2.
Katup Semilunar
a. Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalis dan memisahkan
pembuluh ini dari ventrikel kanan.
b. Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun
katup yang simetris. Danya katup ini memungkinkan darah mengalir dari masingmasing ventrikel ke arteri selama sistole dan mencegah aliran balik pada waktu
diastole.
Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi,
dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan didalam pembuluh darah
arteri.
Arteri
Dibagi menjadi dua :
-
2.
2.
3.
4.
5.
Sirkulasi Pulmonal
1.
2.
3.
4.
5.
Sirkulasi Koroner
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa
oksigen untuk miokardium melalui cabang cabang intar miokardial yang kecil.
Aliran darah koroner meningkat pada:
1.
Aktifitas
2.
Denyut jantung
3.
C.
2.
Tekanan darah
Adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk melewati setiap unit atau
daerah dari dinding pembuluh darah.
traktus iternodal
Brachman bundle
2.
3.
4.
Sistem PURKINJE
Siklus Jantung
1. Fase kontraksi isovolumetrik
2. Fase ejeksi cepat
3. Fase diastasis
4. Fase pengisian cepat
5. Fase relaksasi isovolumetrik
F.
menentukan isi sekuncup (stroke volume) dsan curah jantung (cardiac output)
Beban Awal (Preload)
1. Derajat dimana otot jantung diregangkan sebelum ventrikel kiri berkontraksi
(ventrikel end diastolic volume)
2. Berhubungan dengan panajng otot jantung, regangan dan volume.
3. Semakin regang serabut otot jantung pada batas tertentu semakin kuat
kontraksi.
Faktor penentu beban awal:
1. Insufisiensi mitral beban awal
2.
3. Volume sirkulasi
4. Obat-obatan : vasokontriktor , vasodilator
Beban untuk membuka katup aorta dan mendorong darah selama fase
sistolik.
3.
2.
3.
4.
obat-obatan.
Kontraktilitas
Hukum Frank Straling
- Makin besar isi jantung sewaktu diastole semakin besar jumjalh darah
yang dipompaakan ke aorta
- Dalam batas-batas fisiologis jantung memompkan keseluruh tubuh darah
yang kembali ke jantung tanpa menyebabklan penumpukan di vena
- Jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah
darah yang besar bergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali ke
vena
2.2
DEFINISI KARDIOMIOPATI
Kelainan fungsi otot jantung dengan penyebab yang tidak diketahui dan
dengan proses pembesaran ini, jaringan ikat berproliferasi dan menginfiltrasi otot
jantung. Miosit jantung (kardiomiosit) mengalami kerusakan dan kematian,
akibatnya dapat terjadi gagal jantung, aritmia dan kematian mendadak. Oleh
karena itu kardiomiopati dianggap sebagai penyebab utama morbiditas dan
mortilitas kardiovaskular.
Kebanyakan kardiomiopati terjadi sebagai akibat komplikasi penyakit arteri
koroner yang menyebabkan tersumbatnya aliran darah ke otot jantung. Kelainan
ini mengenai 1 dari 100 orang pasien, biasanya laki-laki di atas umur 65 th. Pada
pasien yang lebih tua biasanya lebih banyak terjadi pada perempuan. Sementara
itu, kardiomiopati bukan sebagai akibat penyakit arteri koroner cukup jarang dan
total diderita oleh 50.000 pasien di USA. Tetapi kelainan ini sering dijumpai pada
orang muda dan merupakan alasan utama untuk transplantasi jantung.
Kebanyakan kelainan ini disebabkan faktor genetis dan cenderung dijumpai dalam
keluarga.
2.3
KLASIFIKASI KARDIOMIOPATI
Pembagian kardiomiopati bermacam-macam, berdasarkan pada etiologi,
Restriktif
Dilatasi
>60%
25%50%
<30%
Left Ventricular
Seringkali
<60 mm
60 mm
Diastolic
menurun
(normal >55%)
Hipertropi
Restriktif
Dilatasi
Dimension
(normal <55mm)
Left Ventricular
Meningkat
Normal atau
Wall Thickness
secara nyata
meningkat
Atrial Size
meningkat
Meningkat, dapat
masif
menurun
meningkat
Pada dekompensasi
Valvular
Regurgitasi
Regurgitation
mitral
trikuspid
Exertional
Common First
intolerance;
Symptoms
pain
Congestive
Dyspnea saat
Symptoms
aktifitas fisik
Risk for
Arrhythmia
Takiaritmia
sarkoidosis, blok
ventrikel dan
konduksi pada
atrial fibrilasi
sarkoidosis dan
amiloidosis, atrium
fibrilasi
Brock`s
hypertrophic
disease,
obstructive
asymmetrical
hypertrophic
cardio-miopathy,
cardiomyopathy,
idiopathic
hypertrophic
namun
demikian
yang
dipakai
WHO
adalah
hypertrophic
cardiomyopathy.
Kardiomiopati hipertrofik didapatkan di seluruh dunia, kejadian kurang
lebih sama antara pria dan wanita, tetapi berbeda pada etnis atau ras tertentu
(banyak pada orang Jepang), paling banyak pada orang muda usia 20-30 tahun,
namun bervariasi dari 6 bulan sampai lebih 60 tahun. Pada populasi umum
diperkirakan prevalensinya 1 : 500. Terdapat dua fitur utama dari KH yaitu (1)
hipertropi ventrikel kiri yang asimetris, seringkali terdapat pada septum
interventrikular, (2) tekanan aliran ventrikel kiri yang dinamis, yang berhubungan
dengan menyempitnya area subaorta sebagai konsekuensi dari midsistolik
apposition dari katup mitral anterior melawan septum yang hipertropi. Contohnya
systolic anterior motion (SAM) dari katup mitral. Patofisiologis abnormalitasnya
tidak pada sistolik namun pada fungsi diastolik, dengan karakteristik
meningkatnya kekakuan pada otot jantung yang mengalami hipertropi. Hal ini
mengakibatkan meningkatnya tekanan pengisian diastolik. Pola hipertropi dari
KH berbeda dengan yang terlihat pada hipertropi sekunder (misalnya hipertensi).
Kebanyakan pasien mempunyai variasi pada ketebalan septum ventrikel yang
tidak proporsional ketika dibandingkan dengan dinding yang bebas. Pasien
lainnya mungkin memperlihatkan disproporsi dari apex atau dinding bebas
ventrikel kiri, dan hanya 10% pasien yang memiliki keterlibatan konsentris dari
ventrikel. Pada beberapa anak, kompresi sistolik segmen intramiokardial dari
arteri koroner dapat mengakibatkan iskemia dan kematian.
2.3.1.1 Etiologi Kardiomiopati Hipertrofi (KH)
Penyebab KH tidak diketahui, diduga disebabkan oleh kelainan faktor
genetik, familial, rangsangan katekolamin, kelainan pembuluh darah koroner
kecil, kelainan yang menyebabkan iskemi miokard, kelainan konduksi
atrioventrikuler dan kelainan kolagen. Kardiomiopati hipertropi mempunyai dua
bentuk berdasarkan onset dan pertimbangan genetik, yaitu:
Bentuk familial, biasanya di diagnosa pada pasien yang berusia muda dan
gen-nya terpetakan pada kromosom 14q. sebuah kondisi autosomal
dominan yang disebabkan mutasi salah satu dari 10 gen yang memiliki
encoding protein dari sarkomer jantung.
2.3.1.2 Genetik
Kemajuan bidang biomolekuler mengungkapkan adanya mutasi gen yang
mengatur protein sarkomer jantung, setengah dari pasien KH mempunyai riwayat
keluarga positif dengan transmisi autosomal dominan. Lebih dari 150 mutasi telah
diketahui dari 10 lokasi yang berbeda yang mengkode protein sarkomer. Sekitar
40% dari mutasi ini berhubungan dengan gen B dari heavy chain cardiac myosin
yang berada pada kromosom 14q11, 1q3, 15q2 dan 11p13-q13, dimana mesenger
RNA dapat dikenali dari limfosit perifer dari PCR, sehingga kelainan ini dapat
dideteksi sebelum adanya kelainan klinis yang nyata. Sekitar 15% mempunyai
mutasi dari gen troponin T cardiac (kromosom 11), 10 % mutasi pada myosin
binding protein C, 5% mutasi pada gen alfa tropomyosin. Penelitian dengan
menggunakan echokardiografi memperlihatkan bahwa sekitar sepertiga dari
keluarga terdekat dengan KH familial mempunyai kelainan ini, meskipun banyak
dari pasien ini mempunyai derajat hipertropi ringan, tidak ada obstruksi aliran
keluar, dan gejalanya tidak nyata. karakteristik KH seringkali pertama kali muncul
pada usia remaja dan mungkin tidak terlihat pada saat anak anak, sebuah
gambaran echocardiogram yang normal pada seorang anak tidak dapat
mengeksklusikan KH. Namun jika terdapat KH pada bayi dan anak-anak harus
dipertimbangkan kemungkinan bentuk sekunder (berhubungan dengan penyakit
sistemik). Banyak kasus sporadik dari KH memperlihatkan adanya mutasi secara
spontan.
2.3.1.3 Hemodinamik
Pada penyakit ini didapati hipertropi ventrikel yang masif terutama pada
septum ventrikel yang mengakibatkan pada waktu sistole septum menonjol ke
aliran keluar ventrikel kiri dan menyebabkan obstruksi. Adakalanya ventrikel
kanan dapat terkena. Beberapa tingkatan fibrosis miokard dapat dijumpai. Katup
mitral bergeser ke anterior karena hipertropi muskulus papilaris dan ruang
ventikel kiri diisi oleh hipertropi yang masif. Kelainan hemodinamik yang terjadi
akibat hipertropi, fibrosis, dan kekakuan otot jantung berupa menurunnya
distensibilitas jantung, sehingga terjadi resistensi dalam pengisian ventrikel kiri,
tetapi fungsi pompa diastolik tetap normal sampai akhir penyakit.
Obstruksi aliran ventrikel kiri dapat berkembang karena kelainan letak daun
anterior katup mitral yang berhadapan dengan septum yang hipertropi dan peak
systolik pressure gradient pada aliran keluar ventrikel kiri bervariasi. Berbeda
dengan obstruksi yang disebabkan oleh orifisium yang menyempit secara
permanen, seperti pada stenosis aorta, pada KH, obstruksi jalur keluar ventrikel
kiri merupakan hal yang dinamis dan dapat berubah diantara pemeriksaan.
Obstruksi muncul dari hasil penyempitan aliran ventrikel kiri yang telah kecil
sebelumnya oleh SAM dari katup mitral terhadap septum yang hipertropi dan
kontak midsistolik dengan septum ventrikel. SAM seringkali ditemukan secara
tidak sengaja pada berbagai variasi kondisi disamping KH. Tiga mekanisme dasar
yang terlibat dalam produksi dan intensifikasi dari dynamic pressure gradient: (1)
meningkatnya kontraktilitas ventrikel kiri; (2) menurunnya volume ventrikel
(preload), dan (3) menurunnya tekanan dan impedansi dari aorta (afterload).
Intervensi yang meningkatkan kontraktilitas miokardium, seperti aktifitas fisik,
akan
meningkatkan
gradient
dan
murmur.
Berkebalikannya,
peningkatan tekanan arterial oleh phenilephrine, squat, leg raising pasif, dan
ekspansi dari volume darah semuanya akan meningkatkan volume ventrikel dan
menrunkan gradient and murmur. Delapan puluh persen pasien dengan KH
mengalami gangguan diastolik yaitu kelainan dalam relaksasi dan pengisian
ventrikel. Sebaliknya fungsi sistolik normal sampai super-normal. Kebanyakan
pasien memiliki fraksi ejeksi supernormal (75-80%). Iskemi miokard pada KH
disebabkan oleh peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang melebihi
kemampuan sistem koroner, berkurangnya aliran darah koroner karena
penyempitan lumen arteria koronaria intramural, relaksasi diastolik memanjang
sehingga tegangan dinding jantung meningkat. Hasegawa dkk. mendapatkan
bahwa brain natriuretic peptide (BNP), suatu hormon jantung, bersama dengan
atrial natriuretic peptide (ANP) banyak didapatkan pada miosit ventrikel pada
pasien KH dengan gagal jantung kongestif. Pada gagal jantung kongestif yang
bukan disebabkan KH, ANP dan BNP memiliki efek menguntungkan. Tetapi pada
KH, kadar ANP dan BNP yang tinggi menyebabkan penurunan preload dan
afterload sehingga mengeksaserbasi obstruksi.
2.3.1.4 Manifestasi klinis
Manifestasi dari KH sangat bervariasi, banyak pasien asimptomatik atau
simptomatik ringan dan pertama kali dievaluasi karena bising jantung. Tetapi
sayangnya manifestasi pertama kali dari penyakit dapat berupa kematian
mendadak, seringkali muncul pada anak-anak dan remaja 15-35 tahun yang
asimptomatik, pada saat istirahat atau melakukan aktivitas ringan, sepertiganya
selama atau sesudah aktivitas berat. Faktor risiko kematian mendadak adalah usia
muda, penebalan dinding ventrikel kiri yang hebat, riwayat keluarga positif dan
takikardi ventrikel non-sustained pada rekaman EKG 24 jam. Penyebab kematian
mendadak meliputi takiaritmi ventrikel, bradiaritmi, takikardi supraventrikel,
iskemi miokard, peningkatan obstruksi jalur keluar ventrikel kiri mendadak,
ringan
sampai
sedang
dari
bayangan
jantung,
umumnya
dan mempunyai gambaran cavitas ventrikel kiri yang berbentuk spade shaped
pada angiography; dan biasanya mempunyai onset klinis yang jinak. Radionuclide
scintigraphy dengan thallium 201 seringkali menemukan bukti adanya defek
perfusi miokard meskipun pada pasien yang asimptomatik. meskipun kateter
jantung tidak diperlukan dalam mendiagnosa KH namun dapat ditemukan
perbedaan tekanan sistolik pada obstruksi aliran keluar ventrikel kiri bila terdapat
obstruksi.
1.
2.
3.
4.
5.
7.
8.
9.
Implant defibrillator sangat aman dan efektif untuk digunakan pada pasien
yang
mempunyai
kemungkinan
terjadinya
aritmia
ventrikel.
2.3.1.8 Prognosis
Prognosa tergantung usia, umumnya bayi mempunyai prognosa lebih buruk
dibandingkan dewasa. Pada penelitian terakhir angka mortalitas KH 1% per tahun,
sama dengan populasi normal pasien dewasa. Prognosis sebagian besar ditentukan
oleh kecenderungan terjadinya kematian mendadak (50-70% dari seluruh
kematian), yang mungkin dapat muncul pada pasien asimptomatik atau
menginterupsi pasien simptomatik yang stabil. Kematian mendadak banyak
terjadi pada usia <30 tahun. Pasien yang memiliki risiko tinggi kematian
mendadak adalah mereka dengan episode ventrikel takikardi pada monitoring
berkelanjutan atau pada tes elektrofisiologi, riwayat resusitasi dari henti jantung,
hipertropi ventrikel yang hebat, ketebalan ventrikel septal 30 mm, riwayat sinkop
(terutama pada anak anak), mutasi genetik, tekanan darah yang abnormal pada
respon terhadap aktifitas fisik, dan riwayat keluarga dengan kematian mendadak.
pada bayi yang asimptomatik dengan gejala gagal jantung dan sianosis, tingkat
mortalitas sebesar 85% dalam 5 tahun pertama. Tidak ada hubungan antara resiko
kematian mendadak dan beratnya gejala yang ada, tetapi terdapat peningkatan
resiko untuk meninggal pada pasien dengan obstruksi aliran keluar.
2.3.2.1 Etiologi
Etiologi dari KR terbagi menjadi 2 kelompok, pertama yaitu idiopatik,
kebanyakan pasien yang diklasifikasikan menjadi KR mempunyai mutasi pada
gen untuk troponin I, dan KR biasanya saling tumpang tindih dengan KH pada
kasus familial. Bentuk yang kedua yaitu sekunder karena penyakit penyakit
seperti:
1. Infiltratif dan storage disorders
a. Amyloidosis,
merupakan
penyakit
sistemik
tersering
yang
menyebabkan KR.
b. Glycogen storage disease
c. Sarcoidosis
d. Hemochromatosis
2. Scleroderma
3. Radiation
4. Endocardial fibroelastosis
5. Endomyocardial fibrosis
6. Toxic effects of anthracycline
7. Carcinoid heart disease, metastatic cancers
8. Diabetic cardiomyopathy
9. Eosinophilic cardiomyopathy (Lfflers endocarditis)
2.3.2.2 Hemodinamik
Patofisiologi dari KR adalah menurunnya curah jantung, meningkatnya
tekanan vena jugular dan kongesti pulmoner. Pada berbagai kondisi dimana
terdapat hubungan keterlibatan endokardium, obliterasi parsial dari ruang
ventrikel oleh jaringan fibrous dan thrombus meningkatkan resistensi pengisian
ventrikel. Komplikasi dikarenakan tromboemboli muncul pada sepertiga pasien
dengan KR. Ventrikel tidak mampu memenuhi kebutuhan curah jantung (cardiac
output) dan meningkatnya tekanan pengisian ventrikel, mengakibatkan intoleransi
aktifitas fisik dan dyspneu, yang merupakan gejala utamanya. Sebagai akibat dari
meningkatnya tekanan vena yang terus menerus maka pasien dengan KR biasanya
mempunyai edema, asites dan hepar yang membesar. Tekanan vena jugularis juga
meningkat atau meningkat ketika inspirasi (Kussmauls sign). Suara jantung dapat
terdengar jauh, dan dapat terdengar suara jantung ketiga dan keempat.
2.3.2.3 Manifestasi klinis
Gejala klinis dari kardiomiopati restriktif sama dengan gejala gejala yang
ada pada gagal jantung kiri dan kanan, yaitu:
1. Edema, asites, hepatomegali, distensi vena leher.
2. Kelelahan dan kelemahan dikarenakan menurunnya curah jantung.
3. Bisa terdapat Kussmauls sign.
4. Sering terdapat murmur regurgitasi.
5. Impuls apikal yang kuat.
6. Sering terdengar suara jantung ketiga pada awal diastolik.
2.3.2.4 Pemeriksaan penunjang
Gambaran ECG sangat bervariasi, dapat memperlihatkan gelombang T yang
prominen, voltage QRS selalu normal, segmen ST yang depresi dan gelombang T
yang inversi, lebih sering menunjukkan LBBB (left bundle branch blocks)
daripada RBBB, menurunnya voltage dengan perubahan gelombang ST-T
(terutama pada amyloidosis), dan variasi yang luas dari disritmia (terutama pada
penyakit infiltratif), deviasi kekiri, dan atrial fibrilasi. Roentgen thorax seringkali
menunjukkan adanya kongesti vaskuler pulmoner dan kardiomegali sedang
(tanda-tanda gagal jantung). Echocardiogram merupakan pemeriksaan yang
penting untuk menyingkirkan etiologi dari gejala-gejala yang terdapat pada
pasien, dan untuk menilai derajat pengisian dan tekanan ventrikel, dan dapat
memperlihatkan meningkatnya ketebalan dinding dan menipisnya katup (terutama
pada pasien amyloidosis), pada echocardiogram dapat terlihat pembesaran kedua
atrium sedangkan kedua ventrikel normal dengan fungsi sistolik yang berubah
ubah, dimensi end diastolik ventrikel kiri dan kanan normal, sedangkan fraction
ventrikel kiri biasanya normal atau berkurang. CT dan MRI sangat membantu
dalam membedakan diagnosa diferensial KR yang paling penting yaitu
Perikarditis
konstriktif
biasanya
melibatkan
kedua ventrikel
dan
b.
c.
2.
b.
2.3.2.5 Penatalaksanaan
1.
2.
3.
Untuk
mempertahankan
irama
sinus
lebih
diutamakan
pemakaian
amiodaron.
4.
6.
7.
2.3.3.1 Etiologi
1. Idiopatik, merupakan tipe yang paling sering, pada pemeriksaan secara
histologi memperlihatkan hipertropi miosit dan fibrosis interstitial.
2. Familial
a. Heredofamilial neuromuscular disease
b. Ventricular dysplasia merupakan bentuk KD yang unik dengan
karakteristik penggantian progresif dari dinding ventrikel kanan dengan
jaringan adiposa. Sering dihubungkan dengan aritmia ventrikel, tetapi
perjalanan klinisnya bervariasi.
3. Toksik
a. Alcoholism (15 sampai 40% kasus di Negara barat)
b. Cobalt, lead, phosphorus, carbon monoxide, mercury, doxorubicin,
daunorubicin, mercury, antimony, gold, chromium.
c. Cocaine, heroin, organic solvents (glue sniffers heart)
d. Antiretroviral agents (zidovudine, didanosine, zalcitabine)
e. Phenothiazines
4. Metabolik
a. Collagen vascular disease (SLE, rheumatoid arthritis, polyarteritis),
dermatomyositis
b. Peripartum (trimester ketiga dari kehamilan atau 6 bulan postpartum)
c. Nutrisi (beri-beri, defisiensi selenium, defisiensi karnitin, defisiensi
tiamin)
d. Acromegaly, osteogenesis imperfecta, myxedema, thyrotoxicosis,
diabetes, Hypocalcemia
e. Hematologi (e.g., sickle cell anemia, hemochromatosis)
f. Penyakit ginjal tahap akhir pada hemodialysis
g. Amyloid
h. Heat stroke
5. Infeksius
a. Postmyocarditis
pucat, volume nadi dan tekanan nadi berkurang, takikardia, tekanan vena jugularis
meningkat, hepatomegali dan edema kaki bisa didapati. Bising pansistolik bisa
didapati, karena insufisiensi katup trikuspid dan katup mitral meskipun sangat
jarang. pada limapuluh persen anak dapat ditemukan demam dalam 3 bulan sejak
terdapat gejala gagal jantung, dan 10-20% memiliki gejala neurologis (kejang,
keterlambatan pertumbuhan) dan gastroinestinal muntah, nyeri perut). gejala dapat
ditemukan pada limapuluh persen saat bayi dan 25% pada masa kurang dari 24
jam. Beberapa pasien memiliki ventrikel kiri yang terdilatasi beberapa bulan
sampai tahun sebelum adanya gejala. Adanya angina pectoris sangat jarang terjadi,
jika ada maka kemungkinan berhubungan penyakit jantung iskemik. Sinkop
karena aritmia, emboli, dan kematian mendadak dapat terjadi meskipun sangat
jarang.
2.3.3.5 Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Laju endap darah
b. creatinine kinase (penapisan muskular distropi)
c. renal function test
d. liver function test
e. uji fungsi tiroid
f. viral serologi
2. Rontgen thorax
a. Pembesaran jantung massif
b. Edema interstitial pulmoner
c. Khas pada roentgen siluet jantung membesar, kadang masif dan
jantung berbentuk botol air efusi perikardium.
3. ECG
a.
b.
c.
d.
e.
f.
pada
saat
aktifitas
fisik.
Angiography
memperlihatkan
sarcoidosis,
hemochromatosis)
dan
diagnosa
definitif
atau
bradyaritmia
ventrikel.
Pemakaian
antikoagulan
harus
LBBB
atau
RBBB),
pemasangan
pacu
jantung
biventrikuler
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Kardiomiopati berarti penyakit miokardium, atau otot jantung, ditandai
yang
berakibat
menurunnya
kontraktilitas
miokardium
sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Wynne J, Braunwald E. Cardiomyopathy and myocarditis. Dalam : Kasper DL et
al. Harrisons Principles of Internal Medicine 16th Edition. The McGrawHill Companies, Inc. United States of America. 2005.
Taylor RB. 2005. Taylors cardiovascular diseases: a handbook. Springer Science,
Inc. United States of America.
Ferri FF. 2007. Practical Guide to the Care of the Medical Patient 7th ed. Mosby,
An Imprint of Elsevier. Philadelphia.
Sofro ASM. 2006. Aspek Genetik Kardiomiopati dalam simposium Apoptosis
Charming to Death. Hotel borobudur, Jakarta.
Gunawan CA. 2004. Kardiomiopati Hipertrofik. Cermin Dunia Kedokteran. No.
143 hal 19.
Wahab AS. 2003. Penyakit Jantung Anak edisi 3. EGC: Jakarta