Professional Documents
Culture Documents
Viskometer Ostwald yaitu dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan bagi
cairan dalam melewati 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer
Ostwald.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2. Viskometer Hoppler
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Catat waktu bola jatuh dari batas atas sampai batas bawah
Ulangi prosedur 3 6 sebanyak 3 kali berturut- turut, pada temperature lain dan
Viscometer Cone/ Plate adalah alat ukur kekentalan yang memberikan peneliti
suatu instrumen yang canggih untuk menentukan secara rutin viskositas absolut
cairan dalam volume sampel kecil. Cone dan plate memberikan presisi yang
diperlukan untuk pengembangan data rheologi lengkap.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi akurasi dari alat ini, misalnya:
Dipakai pada cone dan plate
ukuran sample
waktu yang dibutuhkan untuk memungkinkan sampel untuk menstabilkan pada pelat
sebelum terbaca
kebersihan kerucut dan plat
jenis bahan, tinggi atau rendah viskositas, ukuran partikel
tipe cone, cone rentang yang lebih rendah memberikan akurasi yang lebih tinggi
shear rate ditempatkan untuk sampel
Prosedur Kalibrasi untuk Cone/Plate Viscometer
Atur jarak antara cone spindle dengan plate sesuai dengan Instruction Manual
Pilih viscosity standard yang akan memberikan nilai pembacaan antara 10% hingga
100% dari Full Scale Range (FSR). Sebaiknya pilih standard dengan nilai mendekati
100% FSR.
Masukkan sample ke dalam cup dan biarkan selama 15 menit untuk mencapai suhu
setting
Lakukan pengukuran dan catat hasilnya baik % Torque dan cP.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
Catatan :
Spindle harus berputar minimum 5 putaran sebelum pengukuran diambil.
Penggunaan standard pada rentang 5 cP s.d 5.000 cP dianjurkan untuk instrument
cone/plate. Jangan gunakan viscsity standard diatas 5.000 cP.
Toleransi dari viscometer Brookfield adalah 1% dari Full Scale Range (FSR). FSR
adalah nilai maksium yang mampu diukur oleh alat dengan kombinasi setting Spindle
dan Kecepatan putar spindle yang kita tetapkan. Sedangkan toleransi dari cairan
standard adalah 1% dari nilai viscosity cairan yang bersangkutan
1.
TUJUAN PRAKTIKUM
Menentukan viskositas emulsicampuran antara paraffin dan CMC dengan menggunakan metode
viscometer Brookfield synchroelektrik dan metode bola jatuh.
2.
PRINSIP PERCOBAAN
Berdasarkan pada penghambatan aliran cairan oleh sifat kekentalan (Viskositas) yang dimiliki cairan,
dimana cairan yang memiliki kekentalan yang berbeda, maka kaan memiliki resistensi alir yang berbeda
pula.
3. DASAR TEORI
Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Makin besar resistensi suatu zat cair untuk
mengalir semakin besar pula viskositasnya. Rheologi adalah ilmu yang mempelajari sifat aliran zat
cair atau deformasi zat padat. Viskositas mula-mula diselidiki oleh Newton, yaitu dengan mensimulasikan
zat cair dalam bentuk tumpukan kartu seperti pada gambar berikut :
Zat cair diasumsikan terdiri dari lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama lain.Lapisan terbawah
tetap diam, sedangkan lapisan di atasnya bergerak dengan kecepatankonstan,sehingga setiap lapisan
akan bergerak dengan kecepatan yang berbanding langsung denganjaraknya terhadap lapisan terbawah
yang tetap. Perbedaan kecepatan dv antara dua lapisan yangdipisahkan dengan jarak dx adalah dv/dx
atau kecepatan geser (rate of share). Sedangkan gayasatuan luas yang dibutuhkan untuk mengalirkanzat
cair tersebut adalah F/A atau tekanan geser (shearing stress)
Menurut Newton :
F/A = dv/dx
F/A = dv/dx
= F/Adv/dx
b) Aliran pseudoplastik
c) Aliran dilatan
2. Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi oleh waktu.
Kelompok ini terbagi atas tiga jenis, yakni :
a) Tiksotropik
b) Antitiksotropik
c) Rheopeksi
Peralatan yang digunakan untuk mengukur viskositas dan rheologi suatu zat cair disebut viskometer. Ada
dua jenis viskometer, yaitu :
1.
Viskosimeter Satu Titik
Viskosimeter ini bekerja pada titik kecepatan geser, sehingga hanya dihasilkan satu titik pada rheogram.
Ekstrapolasi dari titik tersebut ke titik nol akan menghasilkan garislurus. Alat ini hanya dapat digunakan
untuk menentukan viskositas cairan Newton.Yang termasuk dalam jenis ini misalnya viskosimeter kapiler,
bola jatuh, penetrometer, plastometer ,dll.
2.
Viskosimeter Banyak Titik
Dengan viskosimeter ini dapat dilakukan pengukuran pada beberapa harga kecepatangeser sehingga
diperoleh rheogram yang sempurna. Viskosimeter jenis ini dapat jugadigunakan baik untuk menentukan
viskositas dan rheologi cairan Newton maupun nonNewton. Yang termasuk ke dalam jenis viskosimeter ini
adalah viskosimeter rotasi tipe Stormer, Brookfield, Rotovico, dll.
Cairan yang mengikuti hukum Newton, viskositasnya tetap pada suhu dan tekanan tertentu dan tidak
tergantung pada kecepatan geser. Oleh karena itu, vis-kositanya cukup ditentukan pada satu kecepatan
geser. Viskometer yang dapat dipergunakan untuk keperluan itu adalah viskometer kapiler atau bola jatuh.
Apabila digambarkan antara kecepatan geser terhadap tekanan geser, maka diperoleh grafik garis lurus
melalui titik nol. Contoh cairan Newton adalah minyak jarak, kloroform, gliserin, minyak zaitun, dan air.
Viskometer bola jatuh merupakan viskosimeter satu titik yang digunakan untuk menentukan viskosita
cairan newton. Viskosimeter ini bekerja pada satu titik kecepatan geser, sehingga hanya dihasilkan satu
titik pada rheogram. Pada viskometer ini sampel dan bola diletakkan dalam tabung gelas dan
dibiarkan mencapai temperatur keseimbangan dengan air yang berada dalam jaket di sekelilingnya pada
temperatur konstan. Tabung dan jaket air tersebut kemudian dibalik, yang akan menyebabkan bola berada
padapuncak tabung gelas dalam. Waktu bagi bola tersebut untuk jatuh antara dua tanda diukur dengan
teliti dan diulangi beberapa kali.
Prinsip kerja dari viskometer bola jatuh adalah mengukur kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam
tabung pada suhu tetap. Viskometer Hoeppler, merupakan alat yang ada dalam perdagangan berdasarkan
pada prinsip ini. Pada viskosimeter Hoeppler tabungnya dipasang miring sehingga kecepatan bola jatuh
akan berkurang sehingga pengukuran dapat dilakukan lebih teliti. Viskometer ini cocok digunakan untuk
cairan yang mempunyai viskositas yang sukar diukur dengan viskosimeter kapiler.
Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk
lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan
yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui
(biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Moechtar,1990).
dimana;
g = Kecepatan geser (Shear rate)
3. Kekentalan geser (Shear viscosity)
dimana,
m = Kekentalan geser (Shear viscosity)
Beberapa parameter yang berpengaruh terhadap Shear viscosity:
a. Melt Index
Melt index merupakan penggambaran/representasi dari Berat Molekul. Pada polietilen linear (tanpa
percabangan rantai panjang) dengan peningkatan Berat Molekul atau penurunan Melt index maka akan
terjadi penurunan pada Shear viscosity.
b. Percabangan rantai panjang (LCB)
Apabila Polietilen (PE) yang mempunyai rantai cabang panjang (LCB) dibandingkan dengan PE yang linear
(tanpa LCB) maka akan terlihat bahwa PE dengan LCB mempunyai,
- Shear viscosity yang lebih rendah.
- Kecenderungan terjadinya melt fracture yang lebih rendah pada kecepatan geser yang tinggi.
- Konsumsi tenaga ekstrusi yang lebih rendah.
Model-model fluida
Fluida mempunyai sifat-sifat spesifik yang umumnya memenuhi model-model seperti berikut:
a. Model Newtonian
Contoh fluida yang memenuhi model ini adalah Air
Persamaan yang berlaku adalah
dimana :
tyx = shear stress
dVx/dy = shear rate
m = viskositas
b. Model Bingham
Contoh fluida yang memenuhi model ini adalah Pasta gigi
Persamaan yang berlaku adalah
dg syarat ltyxl > to
c. Model Perpangkatan (Power Law)
Contoh fluida yang memenuhi model ini adalah Polymer
Persamaan yang berlaku adalah
jika :
n = 1 Newtonian dimana m=m
n <> 1 Dilatant
Sifat bentuk lelehan
a. Swell Ratio
Disamping MI dan HLMI, sifat bentuk lelehan lain yang penting untuk Polietilen adalah swell ratio. Swell
ratio ditentukan dengan mengukur diameter extruded yang sudah dingin yang keluar dari orifice pada
waktu mengukur MI atau HLMI. Swell ratio digunakan sebagai index elastisitas lelehan. PE mempunyai
kecenderungan semakin lebar Distribusi Berat Molekulnya dan semakin banyak jumlah cabang rantai
panjangnya maka swell rationya semakin besar.
b. Melt fracture
Melt fracture terjadi jika polietilen diextrude pada kecepatan geser yang tinggi sehingga menyebabkan
produk mempunyai permukaan yang tidak halus, bentuk tidak teratur dan extrusion tidak stabil. Melt
fracture akan merusak kenampakan bentuk produk. Melt fracture dapat diukur dengan alat rheometer, atau
mudahnya melt fracture dapat dilihat secara langsung pada permukaan lelehan yang sudah dingin.
Tegangan yang menyebabkan terjadinya melt fracture disebut tegangan geser kritis (sC) dan kecepatan
geser pada waktu itu kecepatan geser kritis (gc). Sementara hubungan antara tegangan geser kritis dan
kecepatan geser kritis adalah
gc = sC / h
Kecepatan geser kritis dapat dinaikkan pada temperature yang sama yaitu dengan menurunkan viscositas
lelehan (h) secara khusus, hal ini dapat dilakukan dengan meperlebar Distribusi Berat Molekulnya.
c. Melt Tension
Melt tension adalah tension/tegangan dari resin pada keadaan meleleh (bentuk extruded) dari orifice pada
beban konstan, pengukuran dilakukan dengan menarik extruded pada kecepatan konstan. Melt tension
merupakan fungsi MI atau Swell ratio dan nilainya akan meningkat seiring dengan pertambahan viscositas
dan elastisitas. Secara khusus semakin rendah MI atau semakin lebar Distribusi BM nya maka semakin
besar nilai melt tensionnya.
d. Draw Down
Batasan draw down paling seering digunakan pada pemrosesan pelapisan (coating process) untuk HDPE
gejala ini ditunjukkan oleh exrtuded parison dari blow molding yang jatuh karena adanya gravitasi. Apabila
harga draw down tinggi maka akan mengakibatkan distribusi tebal tidak merata pada sisi sebelah atas dan
bawah dari produk. Hal ini menjadikan masalah pada pembuatan produk berukuran besar yang mana
parison menjadi berat, draw down sangat erat berhubungan dengan melt tension
e. Spinnability
Hampir ada kemiripan antara melt tension dan spinability, melt tension merupakan besarnya tension dari
resin dalam keadaan lelehan yang keluar dari orifice pada kecepatan pembebanan yang tetap. Sedangkan
spinability adalah kecepatan untuk memutus resin jika ditarik pada percepatan yang tetap. Spinability
sangat berguna pada industri monofilament, yaitu untuk mengetahui kecepatan pemrosesan tertinggi.
Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi ada 2 yaitu Sistem Newton dan Sistem NonNewton.
Sistem Newton
Viskositas mula-mula diselidiki oleh Newton, yaitu dengan mensimulasikan zat cair dalam bentuk tumpukan
kartu seperti pada gambar berikut :
Zat cair diasumsikan terdiri dari lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama lain. Lapisan terbawah
tetap diam, sedangkan lapisan di atasnya bergerak dengan kecepatan konstan, sehingga setiap lapisan
akan bergerak dengan kecepatan yang berbanding langsung dengan jaraknya terhadap lapisan terbawah
yang tetap. Perbedaan kecepatan (dv) antara dua lapisan yang dipisahkan dengan jarak (dx) adalah
(dv/dx) atau kecepatan geser (rate of share). Sedangkan gaya satuan luas yang dibutuhkan untuk
mengalirkan zat cairan tersebut adalah (F/A) atau Shearing stress.
F'/A= dv/dx atau =(F'A)/(dvdx)
Viskositas () merupakan perbandingan antara Shearing stress (F/A) dan Rate of shear (dv/dx). Satuan
viskositas adalah poise atau dyne detik cm -2.
Cairan Newton adalah cairan yang mengikuti hukum Newton di mana nilai shearing stress sebanding
dengan nilai rate of shear (kecepatan geser), sehingga viskositasnya tetap pada suhu ddan tekanan
tertentu dan tidak tergantung kepada kecepatan geser, jadi viskositasnya cukup ditentukan pada satu
kecepatan geser.
Besarnya Rate of shear sebanding dengan Shearing stress.
Sistem Non-Newton
Hampir seluruh sistem dispersi termasuk sediaan-sediaan farmasi yang berbentuk emulsi,suspensi, dan
sediaan setengah padat tidak mengikuti hukum Newton. Viskositas cairan semacam ini bervariasi pada
setiap kecepatan geser, sehingga untuk mengetahui sifat alirannya dilakukan pengukuran pada beberapa
kecepatan geser. Untuk menentukan viskositasnya dipergunakan viskometer rotasi Stormer. Berdasarkan
grafik sifat alirannya (rheogram), cairan Non-Newton terbagi dalam dua kelompok, yaitu :
Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi waktu (kurva naik berhimpit dengan kurva turun). Kelompok
ini terbagi atas tiga jenis, yakni :
Aliran Plastik
Kurva aliran plastik tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu shearing stress (atau akan memotong jika
bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu yang dikenal dengan
sebagai harga yield. Cairan plastik tidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar yield value
tersebut. Pada harga stress di bawah harga yield value, zat bertindak sebagi bahan elastis (meregang lalu
kembali ke keadaan semula, tidak mengalir).
U=([(F'(A)-f]))/(dvdx)
Di mana :
U = viskositas plastik
f = yield value
Kurva aliran plastik
Aliran Pseudoplastik
Aliran pseudoplastik ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi yaitu gom alam dan sisntesis seperti
dispersi cair dari tragacanth, natrium alginat, metil selulosa, dan natrium karboksimetil selulosa. Aliran
pseudoplastik diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam larutan, hal ini berkebalikan dengan sistem plastik,
yang tersusun dari partikel-partikel tersuspensi dalam emulsi. Kurva untuk aliran pseudoplastis dimulai dari
(0,0) , tidak ada yield value, dan bukan suatu harga tunggal.
Kurva aliran pseudoplastik
Aliran Dilatan
Aliran dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki presentase zat padat terdispersi dengan konsentrasi
tinggi. Terjadi peningkatan daya hambat untuk mengalir (viskositas) dengan meningkatnya rate of shear.
Jika shearing stress dihilangkan, suatu sistem dilatan akan kembali ke keadaan fluiditas aslinya.
Kurva aliran dilatan
Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi waktu (kurva naik tidak berhimpit dengan kurva turun). Kelompok
ini terbagi atas tiga jenis, yakni :
Aliran Tiksotropik
Pada aliran tiksotropik, kurva menurun berada di sebelah kiri kurva naik. Fenomena ini umumnya dijumpai
pada zat yang mempunyai aliran plastik dan pseudoplastik. Kondisi ini disebabkan karena terjadinya
perubahan struktur yang tidak segera kembali ke keadaan semula pada saat tekanan geser diturunkan.
Sifat aliran semacam ini umumnya terjadi pada partikel asimetrik (misalnya polimer) yang memiliki banyak
titik kontak dan tersusun membentuk jaringan tiga dimensi. Pada keadaan diam, sistem akan membentuk
gel dan bila diberi tekanan geser, gel akan berubah menjadi sol.
Kurva aliran tiksotropik
Aliran Rheopeksi
Pada aliran rheopeksi, kurva menurun berada di sebelah kanan kurva naik. Hal ini terjadi karena
pengocokan perlahan dan teratur akan mempercepat pemadatan suatu sistem dilatan. Bentuk
keseimbangan aliran rheopeksi adalah gel.
Kurva aliran rheopeksi
Aliran Antitiksotropik
Bila dilakukan pengukuran dengan penambahan dan penurunan tekanan geser secara berulang-ulang
pada sistem ini akan diperoleh suatu viskositas yang terus bertambah sampai akhirnya suatu saat akan
konstan.
Kurva aliran antitiksotropik
Metoda Penentu Viskositas Dan Rheologi
Viskosimeter Satu Titik
Viskosimeter ini bekerja pada titik kecepatan geser, sehingga hanya dihasilkan satu titik pada rheogram.
Ekstrapolasi dari titik tersebut ke titik nol akan menghasilkan garislurus. Alat ini hanya dapat digunakan
untuk menentukan viskositas cairan Newton.Yang termasuk dalam jenis ini misalnya viskosimeter kapiler,
bola jatuh, penetrometer, plate plastometer ,dll.
Viskosimeter Titik Ganda
Dengan viskosimeter ini dapat dilakukan pengukuran pada beberapa harga kecepatan geser sehingga
diperoleh rheogram yang sempurna. Viskosimeter jenis ini dapat juga digunakan baik untuk menentukan
viskositas dan rheologi cairan Newton maupun Non-Newton. Yang termasuk ke dalam jenis viskosimeter ini
adalah viskosimeter rotasi tipeStromer, Brookfield, Rotovisco, dll.
Alat Penentu Viskositas Dan Rheologi
Viskometer Hoeppler (Bola Jatuh)
Prinsip dari alat ini yaitu suatu bola gelas atau bola besi jatuh ke bawah dalam suatu tabung gelas yang
hampir vertikal, mengandung cairan yang diuji pada temperatur konstan. Laju jatuhnya bola yang
mempunyai kerapatan dan diameter tertentu adalah kebalikan fungsi viskositas sampel tersebut dapat
dihitung dengan rumus :
= t (Sb St) . B
Dimana :
= viskositas (poise)
t = waktu interval dalam detik
Sb = berat jenis dari bola
St = berat jenis dari cairan
B = konstanta untuk bola tertentu
III. TEORI
3.1 Pengertian Viskositas
Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari aliran
yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan viskometer mengukur kecepatan
dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu
mengalir cepat maka berarti viskositas dari cairan itu rendah (misalnya air).
Dan bila cairan itu mengalir lambat, maka dikatakan cairan itu viskositas tinggi.
Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui
tabung silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan
dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas. Menurut poiseulle, jumlah
volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu. (Dudgale. 1986)
Viskositas biasanya diterima sebagai kekentalan atau penolakan terhadap
penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran
dapat dipikir sebagai cara untuk mengukur gesekan fluid. Prinsip dasar
penerapan viskositas digunakan dalama sifat alir zat cair atau rgeologi.
Rheologi merupakan ilmu tentang sifat alir suatu zat. Rheologi terlibat dalam
pembuatan, pengemasan atau pemakaian, konsistensi, stabilitas dan
ketersediaan hayati sediaan. (Moechtar, 1990)
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas,
hingga cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar daripadagas.
Viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur, sedang viskositas cairan
turun dengan naiknya temperatur. Koefisien viskositas gas pada tekanan tidak
terlalu besar, tidak tergantung tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan
naiknya tekanan (Martin, 1993).
Viskositas merupakan fungsi dari waktu yang artinya dengan bertambahnya
waktu viskositas semakin meningkat. Sifat ini penting diketahui sewaktu
material cetak dicampur atau saat dimasukkan ke dalam mulut karena
viskositas material cetak kosistensi light pada 5 menit setelah pencampuran
akan sama dengan kosistensi regular pada 3 menit. (Martin, 1993)
Makin tinggi viskositas maka akan semakin besar tahanannya. Bila viskositas
gas meningkat dengan naiknya temperatur, maka viskositas cairan justru
menurun jika temperatur dinaikkan. (Martin, 1993).
Pada hukum aliran viskositas Newton menyatakan hubungan antara gaya-gaya
mekanika dari suatu aliran viskos. Geseran dalam viskositas (fluida) adlah
konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk
fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan
kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan
viskositas. Aliran viskositas dapat digambarkan dengan dua buah bidang
tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan
fluida setebal h, sejajar dengan permukaan atas itu ringan, yang berarti tidak
memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan
yang berkerja pada lapidan fluida. (Dudgale, 1986)
3.2 Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut:
3.2.1 Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak
dipengaruhi oleh tekanan.
3.2.2 Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik
dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya
memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi
antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan
kenaikan temperatur.
3.2.3 Kehadiran zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan
seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin
adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun karena
gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.
3.2.4 Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol
cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi seta laju
aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.
3.2.5 Berat molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
3.2.6 Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan
gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama. (Bird, 1987)
3.3 Berdasarkan hukum Newton tentang sifat alir cairan, maka tipe aliran
dibedakan menjadi 2, yaitu:
3.3.1 Newtonian
Cairannya mengalir mengikuti aturan-aturan viskositas.
3.3.2 Non Newtonian
Aturannya tidak mengikuti aturan viskositas. Cairan biasanya memiliki ukuran
molekul yang paling besar atau mempunyai struktur tambahan, misalnya
koloid. Untuk mengalirkan cairan bukan cairan Newton sehingga diperlukan
tambahan gaya atau jika perlu memecah strukturnya. (Wiroatmojo, 1988)
3.4 Macam-macam Viskositas
a. Viskositas dinamik, yaitu rasio antara shear, stress, dan shear rate. Viskositas
dinamik disebut juga koefisien viskositas.
b. Viskositas kinematik, yaitu viskositas dinamik dibagi dengan densitasnya.
Viskositas ini dinyatakan dalam satuan stoke (St) pada cgs dan m/s pada SI.
c. Viskositas relatif dan spesifik, pada pengukuran viskositas suatu emulsi atau
suspensi biasanya dilakukan dengan membandingkannya dengan larutan
murni. Untuk mengukur besarnya viskositas menggunakan alat viskometer.
Berbagai tipe viskometer dikelompokkan menurut prinsip kerjanya. (Dudgale.
1986)
cairan pada jarak atau tinggi tertentu. Karena adanya gravitasi benda yang
jatuh melalui medium yang berviskositas dengan kecepatan yang semakin
besar sampai mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan
dicapai jika gaya gravitasi (g) sama dengan gaya tahan medium (f) besarnya
gaya tahan (frictional resistance) untuk benda yang berbentuk bola stokes.
(Moechtar,1990)
3.5.4 Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar dari bob dan
dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan
viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang
tinggi di sepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan
konsentrasi. Penurunan konsentras ini menyebabkab bagian tengah zat yang
ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Moechtar,1990)
3.5.5 Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh
motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang
semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar
(Moechtar,1990).
Cairan yang mengikuti hukum Newton, viskositasnya tetap, tidak dipengaruhi
oleh kecepatan geser. Sehingga untuk menentukan viskositas cairan Newton
dapat ditentukan hanya menggunakan satu titik rate og shear saja. Cairan non
Newton ini dibagi ke dalam ke dalam dua kelompok, yaitu:
1. Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi waktu, diantaranya:
a. Aliran plastis
b. Aliran pseudoplastis
c. Aliran dilatan
2. Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi waktu, diantaranya:
a. Aliran thisotropik
b. Aliran rhepeksi
c. Aliran antihitksotropik
Viskositas cairan non Newton bervariasi pada setiap rate of shear, sehingga
untuk mengetahui sifat alirannya harus dilakukan pengamatan pada berbagi
rate of shear. Nilai viskositas dinyatakan dalam viskositas spesifik, kinematik
dan instrinsik. Viskositas spesifik ditentukan dengan membandingkansecara
langsung kecepatan aluran suatu larutan dengan pelarutnya. Viskositas
kinematik diperoleh dengan memperhitungkan densitas larutan. Baik viskositas
spesifik maupun kinematik dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Pengukuran
viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer Ubbelohde yang
termasuk jenis viskometer kapiler. Untuk penentuan viskometer larutan primer,
viskometer kapiler yang paling tepat adalah viskometer Ubbelohde.
(Wiroatmojo, 1988)
PERCOBAAN I
PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON
DENGAN VISKOSIMETER OSTWALD
A. Tujuan
1.
2.
B. Landasan teori
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida. Kekentalan
merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang
dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir secara lambat. Cairan yangmengalir cepat seperti air,
alkohol dan bensin mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin,
minyak castor dan madu mempunyai viskositas besar ( Sutiah, 2008)
Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya gaya mekanika dari
suatu aliran viskos sebagai : Geseran dalam ( viskositas ) fluida adalah konstan sehubungan dengan
gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan
geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran
viskositas dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua
bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar
dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti
tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidah ada gaya tekan yang bekerja pada
lapisan fluida (Dugdale, 1986)
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Ada beberapa
tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :
1. Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan
tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir
dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah
diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Moechtar,1990).
2.
Viskometer Hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya
gesek = gaya berat gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkanz bola ( yang terbuat dari
kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi
dari harga resiprok sampel (Moechtar,1990).
Viskositas kinematik diperoleh dengan memperhitungkan densitas larutan. Baik viskositas spesifik maupun
kinematik dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan
viskometer Ubbelohde yang termasuk jenis viskometer kapiler. Untuk penentuan viskometer larutan
polimer, viskometer kapiler yang paling tepat adalah viskometer Ubbelohde. (Rochima, 2007).
Gliserol adalah senyawa yang netral, dengan rasa yang manis, tidak berwarna,cairan kental dengan
titik lebur 20oC dan memiliki titik didih yang tinggi yaitu 290 oC.Gliserol dapat larut sempurna dalam air dan
alkohol, tapi tidak dalam minyak.Sebaliknya, banyak zat dapat lebih mudah larut dalam gliserol dibanding
dalam airmaupun alkohol. Oleh karena itu gliserol merupkan pelarut yang baik (Petruci, 1989).
Asam lemak, bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak
dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada mahluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak
makan (minyak goreng), margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam
lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida. Minyak
merupakan turunan ester dari gliserol dan asam lemak (Olson dkk, 1993).