You are on page 1of 9

PANDUAN KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE)

I. LATAR BELAKANG
Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat di rumah sakit ketika pasien masuk
rawat atau pernah dirawat di rumah sakit. Infeksi nosokomial terjadi setelah lebih dari 48
jam, hari rawat. Kegagalan melakukan kebersihan tangan yang baik dan benar dianggap
sebagai penyebab utama infeksi nosokomial (HAIs/ Healthcare-associated infections) dan
penyebaran miroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah diakui
sebagai contributor yang penting terhadap timbulnya wabah.
Dari sudut pandang pencegahan dan pengendalian infeksi, praktik membersihkan tangan
adalah untuk mencegah infeksi yang ditularkan melalui tangan. Tujuan kebersihan tangan
adalah untuk menghilangkan semua kotoran atau debris serta menghambat atau membunuh
mikroorganisme pada kulit. Mikroorganisme di tangan ini diperoleh dari kontak dengan
pasien dan lingkungan. Sejumlah mikroorganisme permanen juga tinggal dilapisan terdalam
permukaan kulit yaitu staphylococcus epidermis.
Selain memahami prosedur mencuci, para petugas kesehatan perlu memahami indikasi
dan keuntungan dari kebersihan tangan terutama keterbatasan, pemakaian sarung tangan.
Dengan adanya panduan kebersihan tangan diharapkan masyarakat rumah sakit mampu
menerapkan prosedur tangan dengan baik dan benar dapat mencegah penularan
mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi nosokomial.
II. TUJUAN
1. Tujuan umum
Terlaksananya kegiatan kebersihan tangan untuk mencegah infeksi yang ditularkan
melalui tangan.

III.

DEFINISI
Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari
kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
Flora transien dan flora residen pada kulit

Flora transien pada tangan diperoleh melalui kontak dengan pasien, petugas kesehatan
lain dan permukaan lingkungannya (misalnya meja periksa, lanati atau toilet).
Organisme ini tinggal dilapisan luar kulit dan terangkat dengan mencuci tangan
menggunakan sabun biasa dan air mengalir.

Flora residen tinggal dilapisan kulit yang lebih serta didalam folikel rambut, dan tidak
dapat dihilangkan seluruhnya, bahkan dengan pencucian dan pembilasan keras dengan
sabun dan air bersih. Untungnya pada sebagian kasus, flora residen kemungkinan kecil
terkait dengan penyakit infeksi yang menular melalui udara, seperti flu burung. Tangan
atau kuku dari petugas kesehatan dapat terkolonisasi pada lapisan dalam oleh organism
yang meneybabkan infeksi seperti S.aureus, batang Gram negative atau ragi.

Air bersih adalah air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan disaring sehingga
aman untuk diminum, serta untuk pemakain lainnya (misalnya mencuci tangan dan
membersihkan instrument medis) karena memenuhi standar kesehatan yang telah
ditetapkan. Pada keadaan minimal, air bersih harus bebas dari mikroorganisme dan
memiliki turbuditas rendah (jernih, tidak berkabut).

Sabun adalah produk-produk pembersih (batang,cair, lembek atau bubuk) yang


menurunkan tegangan permukaan sehingga membantu melepaskan kotoran, debris dan
mokroorganisme yang menempel sementara pada tangan. Sabun biasa memerlukan
gosokan untuk melepaskan mikroorganisme secara mekanik, sementara sabun antiseptic
(antimikroba) selain melepas juga membunuh atau menghambat pertumbuhan dari
hamper sebagian besar mikroorganisme.

Agen antiseptic atau antimikroba adalah bahan kimia yang diaplikasikan di atas kulit
atau jaringan hidup untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme (baik yang
sementara atau yang merupakan penghuni tetap), sehingga mengurangi jumlah hitung
bakteri total.

Contohnya adalah :
-

Alcohol 60-90% (etil dan isopropyl atau metal alcohol)

Klorheksidin glukonat 2-4% (Hibiclens, hibiscrub,hibitane)

Korheksidin glukonat dan cetrimide, dalam berbagai konsentrasi (savlon)

Yodium 3%, yodium dan produk alcohol berisi yodium atau tincture (yodium tinktur)
Iodofor 7,5-10%, berbagai konsentrasi (Betadine atau Wescodyne).

Kloroksilenol 0,5-4% (Para kloro metaksilenol atau PCMX) berbagai konsentrasi


(Dettol)

Triklosan 0,2-2%.

Emollient adalah cairan organic, seperti gliserol, propilen atau sorbitol yang
ditambahkan pada handrub danlosion. Kegunaan emollient untuk melunakkan kulit dan
membantu mencegah kerusakan kulit (keretakan, kekeringan,iritasi, dan dermatitis)
akibat pencucian tangan dengan sabun yang sering (dengan atau tanpa antiseptic) dan
air.

IV.

RUANG LINGKUP
Panduan hand hygiene dipakai sebagai acuan dalam penerapan cuci tangan oleh semua
tenaga di RS. Muhammadiyah Lamongan, pasien, keluarga dan pengunjung.

V. TATA LAKSANA
1. Kebersihan tangan
Kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
Kebersihan tangan merupakan hal yang paling penting untuk mencegah penyebaran
infeksi.
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir bila tangan terlihat kotor atau
terkontaminasi dengan bahan-bahan protein.
Gunakan handrub berbasis alcohol secara rutin untuk dekontaminasi tangan, jika
tangan tidak terlihat noda.
Jangan gunakan handrub berbasis alcohol jika tangan terlihat kotor.
Jangan gunakan produk berbasis alcohol setelah menyentuh kulit yang tidak utuh,
darah atau cairan tubuh. Pada kondisi ini cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
dan keringkan dengan lap/tisu sekali pakai.
Hal-hal yang perlu diingat saat membersihkan tangan :
1) Bila jelas terlihat kotor atau terkontaminasi oleh bahan yang mengandung protein,
tangan harus dicuci dengan sabun dan air mengalir.

2) Bila tangan TIDAK jelas terlihat kotor atau terkontaminasi, harus digunakan antiseptic
berbasis alcohol untuk dekontaminasi tangan rutin.
3) Pastikan tangan kering sebelum memulai kegiatan.
2. Indikasi kebersihan tangan
1) Segera

2) Sebelum

setelah ditempat kerja

Kontak langsung dengan pasien

Memakai sarung tangan sebelum pemeriksaan klinis dan tindakan invansif


(pemberian suntikan intra vaskuler).

Menyediakan/mempersiapkan obat-obatan.

Mempersiapkan makanan

Memberi makan pasien

Meninggalkan rumah sakit

3) Diantara

prosedur

tertentu

pada

pasien

yang

sama

dimana

tangan

terkontaminansi, untuk menghindari kontaminasi.


4) Setelah

Kotak dengan pasien


Melepas sarung tangan
Melepas alat pelindung diri
Kontak dengan darah, cairan tubuh, sekeresi, ekskresi, eksudat luka, dan peralatan
yang diketahui atau kemungkinan terkontaminasi dengan darah, caiarn tubuh,
ekskresi (bedpen, urinal) apakah menggunakan sarung tangan atau tidak
menggunakan sarung tangan.
Menngunakan toilet, menyentuh/melap hidung dengan tangan.
Perlu diperhatikan 5 saat melakukan praktik membersihkan tangan :
1) Sebelum kontak dengan pasien
2) Sebelum tindakan aseptis
3) Setelah terkena cairan tubuh pasien

4) Setelah kontak dengan pasien


5) Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
3. Mempersiapkan kebersihan tangan
1) Air mengalir
Sarana utama untuk mencuci tangan adalah air mengalir dengan saluran pembuangan
atau bak penampung yang memadai. Dengan guyuran air mengalir tersebut maka
mikroornanisme yang terlepas karena gesekan mekanis atau kimiawi saat cuci tangan
akan terhalau dan tidak menempel lagi dipermukaan kulit.
2) Sabun
Bahan tersebut tidak membunuh mikroorganisme tetapi menghambat dan mengurangi
jumlah mikroorganisme dengan jalan mengurangi tegangan permukaan sehingga
mikroorganisme terlepas dari permukaan kulit dan mudah terbawa oleh air.
3) Larutan antiseptic
Larutan antiseptic atau antimikroba topical, dipakai pada kulit atau jaringan hidup
lainnya untuk menghambat aktivitas atau membunuh mikroorganisme pada kulit.Kulit
manusia tidak dapat disterilkan. Tujuan yang ingin dicapai adalah penurunan jumlah
mikroorganisme pada kulit secara maksimal terutama kuman transien. Kriteria memilih
antiseptic adalah sebagai berikut:

Memeliki efek yang luas, menghambat atau merusak mikroorganisme secara luas
(gram positif dan gram negative, virus lipofilik, basillus atau tuberculosis, fungi,
endospora).

Efektifitas

Kecepatan aktivitas awal

Efek residu, aksi yang lama setelah pemakaian untuk merendam pertumbuhan.

Tidak mengakibatkan iritasi kulit.

Tidak menyebabkan alergi

Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang-ulang.

Dapat diterima secara visual maupun estetik.

4) Lap tangan yang bersih dan kering

4. Prosedur Standar Membersihkan Tangan


Prosedur cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dilakukan selama 40 60 detik.
Tehnik membersihkan tangan dengan sabun dan air harus dilakukan seperti dibawah ini :
1) Basahi tangan mulai dari pergelangan tangan dengan air mengalir
2) Tuangkan 3 -5 cc sabun cair untuk menyabuni seluruh permukaan tangan, dengan
metode 6 langkah yaitu :
1. Ratakan dengan kedua telapak tangan.
2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
4. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya.
6. Gosok dengan memutar ujung jari-jari ditelapak tangan kiri dan
sebaliknya.
3) Bilas kedua tangan dengan air mengalir
4) Keringkan dengan handuk sekali pakai atau tissue towel sampai benar-benar kering
5) Gunakan handuk sekali pakai atau tissue toel untuk menutup kran.
Karena mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak pada keadaan lembab dan air yang
tidak mengalir, maka :
1) Dispenser sabun harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pengisisn ulang.
2) Jangan menambahkan sabun cair kedalam tempatnya bila masih ada isinya,
penambahan ini dapat menyebabkan kontaminasi bakteri pada sabun yang
dimasukkan.
3) Jangan menggunakan baskom yang berisi air. Meskipun memakai tambahan
antiseptic, mikroorganisme dapat bertahan dan berkembang biak dalam larutan ini.
4) Jika air mengalir tidak tersedia, gunakan wadah air dengan kran tamping air yang
telah digunakan dalam sebuah ember dan buanglah ke toilet.

5. Handrub antiseptic (handrub berbasis alcohol)


Prosedur cuci tangan dengan handrub antiseptic dilakukan selama 20 30 detik.
Penggunaan hundrub antiseptic untuk tangan yang bersih lebih efektif membunuh flora
residen dan flora transien daripada mencuci tangan dengan sabun antiseptic atau dengan
sabun biasa dan air. Penggunaan larutan handrub yang efektif sesuai petunjuk pabrik
(sekitar satu sendok teh, 3-5 cc).
Tehnik untuk menggosok tangan dengan antiseptic adalah ( tetap menggunakan 6
langkah):
Langkah 1

Tuangkan handrub berbasis alcohol untuk dapat mencakup seluruh


permukaan tangan dan jari (kira-kira satu sendok teh)

Langkah 2

Gosokkan larutan dengan teliti dan benar pada kedua belah tangan,
khususnya diantara jari-jari jemari dan dibawah kukuk hingga kering.

Hundrub antiseptic tidak menghilangkan kotoran atau zat organic, sehingga jika tangan
sangat kotor atau terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh, harus mencuci tangan
dengan sabun dan air terlebih dahulu. Selain untuk mengurangi penumpukan emolien
pada tangan setelah memakai hundrub antiseptic berulang, tetap diperlukan mencuci
tangan dengan sabun dan air setiap kali setelah 5-10 aplikasi hundrub.
6. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan tangan
1) Jari tangan
Kuku harus dijaga tetap pendek (tidak lebih dari 3mm melebihi ujung jari).
2) Kuku buatan
Dilarang menggunakan kuku buatan karena dapat berperan sebagai reservoir untuk
bakteri Gram negative.
3) Cat kuku
Tidak diperkenankan menggunakan cat kuku saat bertugas.
4) Perhiasan
Tidak diperkenankan menggunakan perhiasan saat bertugas.
7. Penatalaksanaan hand hygiene
1) Petugas penanggungjawab

Penanggungjawab penerapan hand hygiene adalah IPCN dan IPCD dibantu IPCLN.
2) Perangkat kerja
a. SPO mencuci tangan
b. Daftar tilik kepatuhan hand hygiene
c. Peralatan cuci tangan :
Menggunakan handwash
- Sabun cair
- Air mengalir
- Wastafel
- Lap pengering (tissu towel)
Menggunakan Handrub
- Botol handrub
- Handrub
3) Tata laksana
IPCN :
a. Melakukan kunjungan di tiap unit RS Muhammadiyah Lamongan.
b. Melakukan observasi penerapan hand hygiene sesuai dengan SPO mencuci tangan
yang berlaku.
c. Mencatat hasil observasi penerapan hand hygiene sesuai daftar tilik hand hygiene.
d. Melakukan klarifikasi tentang hasil penerapan hand hygiene.
e. Memberikan informasi dan pelatihan tentang penerapan hand hygiene yang sesuai
dengan SPO yang berlaku.
f. Memberikan reward
IPCLN :
a. Melakukan observasi penerapan hand hygiene sesuai SPO mencuci tangan yang
berlaku.
b. Selalu mengingatkan untuk menerapkan SPO hand hygiene diunit masing-masing
yang menjadi tanggungjawabnya.
VI.

DOKUMENTASI
1. Hasil observasi penerapan hand hygiene dicatat dalam daftar tilik.
2. Hasil daftar tilik direkap sesuai masing-masing unit kerja di RS Muhammadiyah
Lamongan.

3. Setiap bulan hasil rekapitulasi dilaporkan kepada pimpinan RS Muhammadiyah


Lamongan.
VII.PENUTUP
Demikian panduan kebersihan tangan di RS. Muhammadiyah Lamongan yang merupakan
keharusan untuk dilaksanakan ,dimana dengan adanya panduan dan pelaksanaan program
kebersihan tangan dapat meningkatkan mutu pelayanan dan mampu mengendalikan dan
mencegah kejadian infeksi nosokomial di RS. Muhammadiyah Lamongan .

You might also like