Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
AGUS SALIM
AHMAD PONIMAN
EKA AYU SORAYA
TINGKAT IIB
Definisi
Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan
intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel
(Darsono, 2005:209). Pelebaran ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan
antara produksi dan absorbsi cairan serebrospinal. Hidrosefalus selalu
bersifat sekunder, sebagai akibat penyakit atau kerusakan otak. Adanya
kelainan-kelainan tersebut menyebabkan kepala menjadi besar serta terjadi
pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun (DeVito EE et al, 2007:328).
Epidemiologi
Insidensi hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insidensi
hidrosefalus kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11%43% disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri. Tidak ada perbedaan
bermakna insidensi untuk kedua jenis kelamin, juga dalam hal perbedaan
ras. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. Pada remaja dan dewasa
lebih sering disebabkan oleh toksoplasmosis. Hidrosefalus infantil; 46%
adalah akibat abnormalitas perkembangan otak, 50% karena perdarahan
subaraknoid dan meningitis, dan kurang dari 4% akibat tumor fossa
posterior (Darsono, 2005:211).
Etiologi
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran cairan
serebrospinal (CSS) pada salah satu tempat antara tempat pembentukan
CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang subaraknoid.
Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya (Allan H.
Ropper, 2005). Teoritis pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan
kecepatan absorbsi yang abnormal akan menyebabkan terjadinya
hidrosefalus, namun dalam klinik sangat jarang terjadi. Penyebab
penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak ialah :
1) Kelainan Bawaan (Kongenital)
a. Stenosis akuaduktus Sylvii
b. Spina bifida dan kranium bifida
c. Sindrom Dandy-Walker
dan
daerah
lain.
Penyebab
lain
infeksi
adalah
toxoplasmosis.
3) Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap
tempat aliran CSS. Pada anak yang terbanyak menyebabkan
penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii bagian terakhir
biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum, penyumbatan
bagian depan ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.
4) Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat
menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal
otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah
itu sendiri (Allan H. Ropper, 2005:360).
tekanan
likuor
secara
proporsional
dalam
upaya
Pohon Masalah
Gangguan absorbsi CSS di
ruang sub arachnoid
Muntah
Perubahan pola
nafas
Nutrisi
Cairan
Peningkatan
lingkar kepala
Nyeri kepala
Kejang
kesadaran
Resiko
cidera
Rasa nyaman
Perpisahan
dengan orang
tua
Cemas
Takut
Hospitalisasi
Kondisi kritis
Keluarga
Anak
Lingkungan
asing
Fungsi peran
lingkungan
Prosedur
tindakan
Cemas
Takut
Klasifikasi
Klasifikasi hidrosefalus bergantung pada faktor yang berkaitan
dengannya, berdasarkan :
1.
Gambaran
klinis,
dikenal
hidrosefalus
manifes
(overt
Waktu
pembentukan,
dikenal
hidrosefalus
kongenital
dan
hidrosefalus akuisita.
3. Proses terbentuknya, dikenal hidrosefalus akut dan hidrosefalus
kronik.
4. Sirkulasi CSS, dikenal hidrosefalus komunikans dan hidrosefalus
non komunikans.
Hidrosefalus interna
hidrosefalus
eksternal
menunjukkan adanya
menunjukkan
adanya
dilatasi ventrikel,
pelebaran
rongga
lagi.
Hidrosefalus
ex-vacuo
adalah
sebutan
bagi
kasus
Manifestasi Klinis
1) Perubahan tanda-tanda vital (penurunan frekuensi pernafasan,
peningkatan TD)
2) Muntah
3) Peningkatan lingkar kepala
4) Letargi
5) Aktivitas kejang
6) Pada bayi
(1) Pembesaran kepala secara progresif
(2) Bagian frontal tengkorak menonjol
(3) Fontaneta tegang dan menonjol (khususnya yang tidak
berdenyut)
(4) Distensi vena superfisial kulit kepala
(5) Transilominasi melalui tengkorak meningkat secara
simetris
(6) Mata turun ke bawah (sun set eyes)
7) Pada anak yang lebih besar
(1) Sakit kepala di dahi, mual, dan muntah
(2) Anoreksia
(3) Atareksia
(4) Kekakuan ekstremitas bawah
(5) Kemrosotan prestasi sekolah atau kemampuan kognitif
anak
Pemeriksaan diagnostik
o Lingkar kepala
o CT-scan : identifikasi tempat obstruksi
o MRI (Magnetik Resonanse Imaging) Pembesaran ventrikel
o Lumbal pungsi
Diagnosis Banding
Pembesaran kepala dapat terjadi pada hidrosefalus, makrosefali,
tumor otak, abses otak, granuloma intrakranial, dan hematoma subdural
perinatal, hidranensefali. Hal-hal tersebut dijumpai terutama pada bayi dan
anak-anak berumur kurang dari 6 tahun. (Darsono, 2005:215)
Terapi
Pada dasarnya ada tiga prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a) Mengurangi produksi CSS.
b) Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan
tempat absorbsi.
c) Pengeluaran likuor (CSS) kedalam organ ekstrakranial. (Darsono,
2005)
1. Penanganan Sementara
Terapi
konservatif
medikamentosa
ditujukan
untuk
cairan
Prognosis
Hidrosefalus yang tidak diterapi akan menimbulkan gejala sisa,
gangguan neurologis serta kecerdasan. Dari kelompok yang tidak diterapi,
50-70% akan meninggal karena penyakitnya sendiri atau akibat infeksi
berulang, atau oleh karena aspirasi pneumonia. Namun bila prosesnya
berhenti (arrested hidrosefalus) sekitar 40% anak akan mencapai
kecerdasan yang normal (Allan H. Ropper, 2005). Pada kelompok yang
dioperasi, angka kematian adalah 7%. Setelah operasi sekitar 51% kasus
mencapai fungsi normal dan sekitar 16% mengalami retardasi mental
ringan. Adalah penting sekali anak hidrosefalus mendapat tindak lanjut
jangka panjang dengan kelompok multidisipliner. (Darsono, 2005)
Komplikasi
o Peningkatan intrakranial
o Kerusakan otak
o Infeksi,
septikemia,
endokarditis,
infeksi
lukam
nefritis,
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
I.
DATA SUBYEKTIF
A. Identitas
a) Identitas Klien
Nama :
Umur :
Agama :
Jenis Kelamin :
Alamat :
No. RMK :
Tgl.Mrs :
Diagnosa Medis :
b) Identitas penanggung jawab
Nama :
Umur :
Alamat :
Hubungan dengan klein :
Catatan : Menyerang pada neonatus atau anak berusia kurang dari 6
tahun
B. Keluhan utama
Kepala yang membesar
C. Riwayat penyakit sekarang
D. Riwayat Penyakit Dahulu
E. Riwayat Penyakit Keluarga
F. Pola Pemeliharaan Kesehatan
G. Aktivitas atau istirahat
Eliminasi
Neurosensori
Pencernaan
Kenyamana
Kaji gaya hidup monoton atau hiperaktif
Pola Kebiasaan
II.
DATA OBYEKTIF
A. Keadaan Umum
Tingkat kesadaran klien compos mentis, dengan nilai GCS
(4,5,6)
Keterangan : 4 (respon membuka mata spontan)
5 (respon verbal dan sesuai)
6 ( Respon motorik mengikuti perintah)
B. Tanda-tanda Vital
a. Tensi
b. Nadi
c. Raspirasi
d. Suhu
Head to Toe
Yang perlu kita garis bawahi atau yang perlu lebih diperhatikan adalah
pemeriksaan dibawah ini
(a) Kepala
Pembesaran lingkar kepala, ubun-ubun menonjol vena
kulit kepala dilatasi, berkilau, sun set eyes, terdapat tanda
cracked pot, alis mata tertarik ke atas, sklera di atas iris,
sehingga melihat ke bawah.
(b) Thorax
Bunyi nafas stridor, kesulitan bernafas,apnea, aspirasi
(c) Abdomen
Bising usus menurun
(d) Ekstrimitas
Hiperekstensi, kekakuan ekstrimitas bawah.
Tapi bukan berarti kita mengabaikan pemeriksaan yang lain.
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lingkar kepala
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
(1) Pre Operasi
Intervensi
(1) Pre Op
(a) Kecemasan b/d ketakutan akan resiko operasi
Tujuan : orang tua tidak menunjukkan kecemasan
Kriteria hasil : orang tua menerima secara verbal
tindakan pembedahan
(i) Beri informasi tentang pembedahan, jelaskan hal-hal
tentang operasi
R\
R\
(iii)
hidrosefalus
dan
membuat
keputusan
persetujuan
Kriteria hasil : orang
tua
perawatan
mau
berdiskusi
post
op,
tentang
menunjukkan
(iii)
Jelaskan
seberapa
sering
orangn
tua
dapat
Demam
akan
meningkatkan
pengeluaran
Persediaan
nutrisi
yang
cukup
dapat
Berguna
nutrisi
untuk
memonitor
keseimbangan
(iii)
peristaltik
usus
sehingga
Memenuhi
pemenuhan
nutrisi
secara
parenteral
(2) Post Op
(a) Ketidakseimbangan bersihan jalan nafas b/d pre op
Tujuan : jalan nafas menjadi lancar
Kriteria hasil : tidak ada opnea, tidak ada tarikan
intercostae,
menunjukkan
kestabilan
TTV
(i) Monitor TTV tiap 15-30 menit
R\
(iii)
hasil
pemeriksaan
diagnostik
untuk
mempertahankan parameter
(iv)Monitor sianosis sentrat perifer tiap 15-30 menit
R\
Sianosis
menujukkan
vasokontriksi
dan
hipoksia sistemik
(b) Resti kurangnya volume cairan b/d kehilangan cairan pre op
Tujuan : tidak terjadi kekurangan cairan (cairan
seimbang)
Kriteria hasil : menunjukkan
tidak
gangguan kardiovaskuler
adanya
gejala
(iii)
jantung,
menurunkan
TD
dan
(iii)
R\
Mengetahui
tingkat
nyeri
sehingga
bisa
Mengurangi nyeri
DAFTAR PUSTAKA
http://askep-free.blogspot.com/2009/07/asuhan-keperawatanhidrosefalus.html
http://www.kumpulanasuhankeperawatan.com/asuhan_keperawatan_hydroc
ephalus_hidrosefalus.html