You are on page 1of 112

1

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN


MELALUI METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS I SD
SD NEGERI BARAYA I

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas ILmu Pendidikan


Universitas MUHAMMADIYAH MAKASSAR Untuk Memenuhi
Sebagian PersyaratanMemperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh
ERNIYANTI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MAKASSAR

2008
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul : Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui


Metode Bermain Pada Siswa Kelas I SD Negeri I Nepa Mekar Kec. Lakudo Kab.
Buton
Atas Nama :
Nama

: Amzah

Nomor Stambuk

: 064 724 246

Jurusan/ prodi

: S I PGSD Program Berasrama

Fakultas

: Ilmu Pendidikan

Setelah diperiksa dan diteliti, telah memenuhi syarat untuk diujikan


Makassar,

November 2008

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Muh. Faisal, M. Pd


Nip 131 773 318

Drs. Makmur Nurdin, M. Si


Nip 130 801 008

Disahkan;
Ketua Jurusan/ Prodi PGSD FIP UNM

Drs. Muslimin, M. Ed
Nip 131 689 366

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi diterima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Makassar dengan SK Dekan No. 429/J38.1.3.1/PP/2002 Tanggal 6
September 2002 untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar pada hari Rabu 13 November 2008.

Disahkan Oleh
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Dr. Ismail Tolla, M. Pd


NIP. 130 883 215

Panitia Penguji:
1. Ketua

(.)

2. Sekretaris

: Drs. Abu Darwis, M. Pd

(.)

3. Pembimbing I

: Drs. Muh. Faisal, M. Pd

(.)

4. Pembimbing II

: Drs. Makmur Nurdin, M. Si

( ....)

5. Penguji I

(.)

6. Penguji II

: Drs. Muliadi, M. Kes

(.)

MOTTO

Sukses dan kesulitan sering bertemu


Tetapi yakinlah bahwa sukses bergerak ke depan
Sedangkan kesulitan bergerak ke belakang
(Tomas Hardi)
Kupersembahkan karya ini
Untuk kedua orang tua tercinta
Saudara-saudaraku dan sahabat-sahabatku
Yang senantiasa mendoakan
Dan merelakan segalanya demi kesuksesanku

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama

: Am z a h

NIM

: 064 724 246

Jurusan/ Program Studi

: S I PGSD Program Berasrama

Judul Skripsi

: Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan


Melalui Metode Bermain Pada Siswa Kelas I SD
Negeri I Nepa Mekar Kec. Lakudo Kab. Buton

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
ketentuan yang berlaku.

Makassar,

November 2008

Yang membuat pernyataan,

Amza h

ABSTRAK

Amzah, 2008, Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Metode


Bermain Pada Siswa Kelas I SD Negeri I Nepa Mekar Kec. Lakudo Kab.
Buton Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Negeri Makasar.Pembimbing (1)Drs. Muh. Faisal , M.Pd. (2) Drs. Makmur
Nurdin, M.Si
Upaya meningkatkan keterampilan membaca permulaan melalui metode
bermain sebagai fokus penelitian bertolak dari kenyataan dilapangan yang masih
banyak siswa kelas I yang belum lancar membaca. Nasalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana meningkatkan keterampilan membaca permulaan melalui metode
bermain pada siswa kelas I SD Negeri 1 Nepa Mekar dengan tujuan unutk
meningkatkan keterampilan membaca permulaan melaui metode bermain dengan
manfaat meliputi manfaat teoritis dan praktis.
Metode yang digunakan yaitu metode bermain dengan rancangan penelitian
tindakan kelas. Rancangan penelitan ini disusun dengan satuan siklus secara berdaur
ulang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakankelas yang berdaur ulang
atau siklus yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data
penelitian adalah data aktivitas hasil belajar siswa membaca permulaan yang
menunjukan bahwa adanya peningkatan yang berarti baik pada aktifitas guru maupun
siswa yang diperoleh dengan melalui observasi, tes, dan wawancara. Peningkatan
dapat dilihat pada setiap siklus. Siklus I kualifikasi kurang (K), siklus II kualifikasi
cukup (C) dan siklus III kualifikasi baik (B). Kesimpulan penelitian ini adalah adalah
penggunaan metode bermain dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan.
Hasil ini dapat dicapai karena adanya kerja sama antara peneliti sebagai perancang,
pelaksana, pengobservasi dan guru kelas I sebagai pengamat.

KATA PENGANTAR

Segala puji dengan syukur penulis panjatkan kepada allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini dengan baik. Merupakan kebahagiaan tersendiri yang penulis
rasakan, karena banyaknya hambatan-hambatan yang penulis temui sejak awal
pengamatan sampai pada berahirnya penyusunan skripsi ini. Skripsi ini dibuat
sebagai salah satu syarat dalam rangkapenyelesaian studi SI.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, baik bentuk material
ataupun moril skripsi ini tidak akan terwujud. Untuk itu dengan segalah kerendahan
hati penulis menyampaikan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada yang terhormat bapak Drs.
Muh. Faisal, M.Pd selaku pembimbing I, penulis tidak dapat melupakan jasa dan
kebaikan bapak yang telah memberikan dorongan, bimbingan, masukan, komentar,
nasehat, dan saran sampai terwujudnya skripsi ini. Semoga allah SWT membalas
kebaikan dan jasa-jasa bapak Terima kasih yang tulus dan tak terhingga penulis
sampaikan kepada yang terhormat bapak Drs. Makmur Nurdin, M. Si selaku
pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan bimbingan masukan dan
motivasi selama membimbing penulis.
Demikian juga terima kasih penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Muslimin, M. Ed selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Negeri Makassar yang telah memberikan dorongan
dan semangat untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Nasaruddin, S. Pd, M. Pd selaku ketua UUP PGSD Watampone yang
telah memberikan semangat dan dorongan untuk segera menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Latri

Aras, S.Pd, M.Pd

selaku kepala asrama yang

telah

memberikan motivasi pada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.


4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi PGSD khususnya di UPP Watampone yang
telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Pengelola Asrama UPP PGSD Watampone yang telah
meluangkan banyak waktu dalam memberikan bantuan moral, spiritual dan
material sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini.
6. Bapak La Muusa, A. Ma. Pd selaku Kepala SD Negeri I Nepa Mekar Kec.
Lakudo Kab. Buton ,yang telah mengizinkan dan membantu penulis untuk
melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian penulisan skripsi ini.
7. Ibu Habiba, A. Ma selaku guru kelas I SD Negeri 1 Nepa Mekar yang telah
membantu penulis dalam pengumpulan data demi kelancaran dalam pelaksanaan
penelitian ini.
8. Bapak agus S. Pd selaku guru pamong yang telah memberikan bimbingan, arahan,
dan motivasi dalam mengumpulkan data penelitian ini.
9. Bapak ibu guru SD Negeri 1 Nepa Mekar yang telah membantu dalam
pelaksanaan dan pengumpulan data penelitian.
10. Rekan-rekan Mahasiswa SI berasrama angkatan pertama yang telah banyak
memberikan masukan, khususnya teman-teman satu kamarku Nency, Ami, dan
Wati yang telah banyak memberi masukan, saran dan nasehat selama penyusunan
skripsi ini.
11. Ibunda WA Zaale dan Ayahanda Adam yang sangat banyak memberikan bantuan
moril, material, arahan, dan selalu mendoakan keberhasilan dan keselamatan
selama menempuh pendidikan.

12. Kakakku Zaluddin, Aziza dan adikku Zadilan, Azma yang tidak henti-hentinya
memanjatkan doa demi keberhasilan penulis
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu
dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Makassar,
Penulis,

November 2008

10

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................
...........................................................................................................................i
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................
iii
MOTTO............................................................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN............................................................................
vi
KATA PENGANTAR.......................................................................................
vii
DAFTAR ISI..
x
DAFTAR TABEL.............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
xiii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1

B. Rumusan Masalah Dan Pemecahan Masalah.


5
C. Tujuan penelitian..
6
D. Manfaat penelitian..
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, HIPOTESIS DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka

11

8
1. Pengertian Membaca
8
2. Proses Membaca Permulaan Kelas Rendah Sekolah dasar
13
3. Permainan Dalam Bahasa Indonesia..
19
4. Langkah-langkah pembelajaran Membaca Permulaan
dengan Metode Bermain.................
25
B. Hipotesis Tindakan .
27
C. Kerangka Pikir
27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Seting Penelitian
28
B. Subjek Penelitian
28
C. Data Dan Sumber Data
29
D. Teknik Pengumpulan Data
29
E. Falidasi Data
30
F. AnalisisData

12

30
G. Langkah/ Tahap Penelitian
30
H. Indikator Kinerja
35

BAB IV PAPARAN DATA TEMUAN DAN PEMBAHASAN


A. Paparan Data
36
1. Deakripsi Data Sebelum Tindakan
36
2. Deakripsi Data Tindakan Siklus I
39
3. Deakripsi Data Tindakan Siklus II
46
4. Deakripsi Data Tindakan Siklus III
50
B. Temuan Penelitian
55
1. Temuan Tindakan Aspek Guru dan Siswa Siklus I
55
2. Temuan Tindakan Aspek Guru dan Siswa Siklus II
59
3. Temuan Tindakan Aspek Guru dan Siswa Siklus III
62

13

C. Pembahasan
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
66
B. Saran-saran.
66
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

14

3.2 . Keberhasilan siswa .

34

4.1. Identivikasi siswa pada tes awal.

38

4.2 Hasil membaca siklus I

58

4.3 Hasil membaca siklus II.

61

4.4 Hasil membaca siklus III

64

DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1. Skema kerangka pikir

Halaman
27

15

3.1. Skema siklus penelitian..

31

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

16

1. Tes awal..
70
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...

71
3. Tes Formatif
74
4. Format Tes Akhir.
75
5. Format Observasi membaca permulaan aspek guru
76
6. Format Observasi membaca permulaan aspek siswa
79
7. Pedoman Wawancara..
82
8. Aktivitas guru dalam meningkatkan keterampilan
membaca permulaan.
83
9 . Hasil Tes Awal

84

10. Hasil Tes Formatif ..

85

11. Hasil Tes Akhir .

86

12. Data perolehan skor siklus I..

87

13. Data perolehan skor siklus II

88

17

14. Data perolehan skor siklus III

89

15. Dokumentasi Kegiatan Penelitian

90

16. Lembar Observasi Siswa Siklus I............................................................

93

17. Lembar Observasi Siswa Siklus II...........................................................

97

18. Lembar Observasi Siswa Siklus III..........................................................

101

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) berdasarkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih menekankan keterlibatan anak dalam
belajar, hal ini terlihat dalam standar kompentensi yang harus dikuasai oleh siswa
yaitu kompentensi mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Depdiknas,
2006:), khususnya keterampilan membaca harus dikuasai oleh siswa SD karena
kemampuan membaca sangat berkaitan dengan seluruh proses belajar mengajar.
Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di
sekolah sangat di tentukan oleh penguasaan kemampuan membaca. Siswa yang tidak
mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan dalam

18

menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran,
buku-buku bacaan penunjang dan sumber-sumber belajar tertulis yang lain. Siswa
tersebut akan lamban sekali dalam menyerap pelajaran. Akibatnya, kemajuan
belajarnya juga lamban jika dibandingkan dengan siswa yang tidak mengalami
kesulitan dalam membaca.
Pembelajaran membaca mutlak dilakukan karena memiliki manfaat yang dapat
berguna bagi siswa dalam mengembangkan diri. Hal ini diperlukan pembelajaran
membaca sejak usia dini. Melalui pembelajaran membaca guru dapat berbuat dalam
proses pengindonesiaan anak-anak Indonesia, menurut Aziz dan Akhaida (Zuchdi
dan Budiarsi, 1992: 29) bahwa:
Dalam membaca permulaan guru dapat memilih wacana-wacana yang
memudahkan penanaman nilai-nilai keIndonesiaan pada anak-anak didik,
selain itu melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan
nilai-nilai moral kemampuan bernalar dan kreatifitas anak didik.
Pengenalan kata adalah salah satu dasar bagi pembinaan keterampilan
membaca permulaan. Dapatlah di katakan bahwa pengenalan kata ini merupakan
keterampilan prasarat untuk dapat membaca secara lancar dan teliti. Selanjutnya
kelancaran dan ketelitian ini merupakan dasar bagi proses pemahaman bacaan. Oleh
karena itu, pengajaran membaca permulaan perlu sekali menekankan pembelajaran
keterampilan pemahaman dalam konteks wacana, Samuel (Syafie, 1999: 13).
Konsep pengenalan kata dalam membaca permulaan meliputi sejumlah keterampilan,
antara lain keterampilan menghubungkan simbol-simbol tulisan dengan bunyi

19

(decoding), keterampilan menggunakan kata yang termaksud kata-kata sight words


yaitu kata-kata yang tinggi frekwensi pemakaiannya yang sudah dikuasai anak.
Syafiie, (1999: 15) menyatakan bahwa pembelajaran membaca di kelas satu
dan di kelas dua (kelas rendah) merupakan pembelajaran membaca tahap awal, yang
diperoleh siswa di kelas rendah akan menjadi dasar pembelajaran membaca di kelas
berikutnya.
Uraian di atas merupakan harapan bagi guru, orang tua, dan masyarakat. Namun
kenyataannya masih jauh dengan yang diharapkan. Hal ini terungkap melalui
wawancara dengan guru dan siswa kelas 1 SD Negeri 1 Nepa Mekar.

Hasil

wawancara terhadap guru terungkap bahwa, keberhasilan siswa membaca permulaan


masih kurang sedangkan hasil wawancara dengan siswa kelas 1 terungkap bahwa
mereka belum mampu membaca dengan lancar.
Masalah yang dihadapi guru dan murid tersebut di atas disebabkan oleh faktor
pemahaman guru terhadap proses pembelajaran membaca. Strategi atau metode yang
diterapkan oleh guru yang hanya berputar pada metode menjelaskan, metode tanya
jawab dan metode penugasan, sehingga seringkali siswa merasa jenuh dan bosan
setiap kali belajar Bahasa Indonesia, siswa hanya terpaku pada latihan yang
disediakan oleh guru, akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam membaca.
Memantau perkembangan dan hambatan selama proses dan hasil belajar
membaca para murid maka dapat digunakan metode permainan. Frebel (Dadan, 2006:
87) seorang pendidik dari Jerman ia percaya bahwa salah satu alat yang terbaik

20

untuk mendidik anak-anak ialah melalui metode permainan. Menurut pendapatnya


anak-anak lebih siap dan berpotensi untuk bermain dari pada cara lain.
Menurut Pestalozzi (Dadan, 2006: 86) mengatakan bahwa bermain mempunyai
nilai-nilai untuk mengembangkan harmoni antara jiwa dan raga. Hal ini sejalan
dengan pendapat Bennet (Dadan, 2006: 87) yang pernah mengadakan penelitian pada
guru waktu siswa bermain para guru mengatakan bahwa para siswa mengungkapkan
perilaku yang mencerminkan kebutuhan batin mereka serta proses intelektual yang
mendalam.
Dari pernyataan di atas penulis menarik kesimpulan bahwa metode bermain
merupakan salah satu metode yang dapat membantu meningkatkan kemampuan
membaca permulaan karena siswa kelas 1 SD masih dalam tahap pengenalan bendabenda kongkret yang pembelajarannya dikemas dalam bentuk permainan.
Fungsi bermain tidak saja meningkatkan perkembangan kognitif dan sosial
tetapi juga mengembangkan bahasa emosi, disiplin, kreatifitas, dan perkembangan
fisik anak. Bermain simbolik misalnya dapat meningkatkan kognitif anak untuk dapat
berimajinasi dan berfantasi menuju berfikir abstrak. Melalui bermain perkembangan
sosial anak juga terkembangkan misalnya sikap sosial, belajar berkomunikasi,
mengorganisasikan peran, dan lebih menghargai orang lain. Melalui bermain anak
dapat mengandalkan emosinya, menyalurkan keinginannya dan rasa percaya diri.
Anak juga dapat menerapkan disiplin dengan menunggu giliran atau mentaati
peraturan (Dadan,2006).

21

Dengan bermain guru mendapatkan gambaran yang lengkap tentang


keseluruhan diri siswa misalnya seorang guru menyatakan bahwa perilaku para siswa
pada waktu bermain dapat mengungkapkan sifat-sifat siswa tersebut yang
berlangsung di rumahnya.
Contoh lain guru melukiskan seorang anak yang biasanya pendiam dan pasif,
ternyata dia lebih fokal dan menjadi dominan ketika terlibat permainan. Siswa lebih
berperilaku alamiah pada waktu bermain. Hal ini membuat guru dapat lebih mudah
menilai kemampuan siswa yang sesungguhnya dengan yang lebih akurat di dalam
bermain dari pada dalam situasi formal.
Berdasarkan temuan-temuan masalah pembelajaran membaca di atas maka
penulis melakukan tindakan perbaikan pembelajaran membaca permulaan melalui
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul Meningkatkan Keterampilan
Membaca Permulaan Melalui Metode Bermain Pada Siswa Kelas 1 SD Negeri 1
Nepa Mekar Kec. Lakudo Kab. Buton
B. Rumusan Masalah dan Rencana Pemecahannya
1. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan
permasalahan Bagaimana meningkatkan keterampilan membaca permulaan melalui
metode bermain pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Nepa Mekar?
2. Rencana pemecahan masalah

22

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas , maka penulis merencanakan


pemecahan masalah melalui tindakan perbaikan melalui tiga siklus dengan
menggunaka metode permainan. Alasan menggunakana metode bermain dalam
membaca permulaan adalah karena metode ini dapat membantu dan memudahkan
siswa dalam membaca, karena usia 6-12 tahun anak-anak suka bermain. Bagi anak
bermain adalah suatu kegiatan yang serius, namun mengasyikan. Bermain adalah
aktifitas yang dipilih sendiri oleh anak karena menyenangkan bukan karena akan
memperoleh hadiah atau pujian dengan memahami arti bermain bagi anak maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa bermain adalah suatu kebutuhan bagi anak. Dengan
merancang pelajaran tertentu untuk dilakukan sambil bermain, maka anak belajar
sesuai dengan tuntutan taraf perkembangannya.
Melalui bimbingan secara bertahap diharapkan siswa dapat meningkatkan
keterampilan membaca. Mulai siklus I kesiklus selanjutnya, siswa dapat
menunjukkan perkembangan dan hambatan yang dialami selama melakukan kegiatan
membaca dengan menggunakan tes membaca. Alasan menggunakan jenis tes
membaca adalah karena jenis tes ini, tidak asing lagi bagi siswa, siswa sudah terbiasa
dengan membaca.
Hasil belajar yang dilakukan dalam bentuk daur ulang yang terdiri atas tiga siklus
yaitu pada siklus 1 direncanakan adalah permainan suku kata. Permainan ini di
lakukan secara berkelompok, setiap anggota ada yang ditugaskan melompat sambil
membaca, membantu mengarahkan dan memberikan semangat. Setiap anggota

23

kelompok melakukan permainan sambil membaca tiap suku kata yang digabungkan
menjadi kata. Pada siklus 1 diharapkan siswa dapat membaca kata demi kata.
Siklus kedua direncanakan siswa telah dapat menghubungkan kata demi kata dan
siswa telah dapat membaca sebuah kalimat dengan baik melalui permainan meloncat
bulatan kata, permainan ini dilakukan secar berkelompok. Setiap kelompok
meloncati bulatan kata yang diucapkan kelompok lain atau guru, sehingga pada siklus
ke 3 siswa telah mampu membaca dengan lancar.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca
permulaan melalui metode bermain pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Nepa Mekar Kec.
Lakudo Kab. Buton.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
a. Mendapatkan teori baru tentang pembelajran membaca permulaan melalui
penerapan metode bermain.
b.

Sebagai dasar atau acuan untuk penelitian selanjutnya

2. Manfaat Praktis
a. Dapat dijadikan acuan bagi sekolah dalam peningkatan kwalitas pembelajaran
keterampilan membaca

24

b. Mempermudah pemahaman siswa untuk mempelajari Bahasa Indonesia dalam


pembelajaran membaca
c. menumbuhkan

kreativitas

guru

dalam

menemukan

metode-metode

pembelajaran Bahasa Indonesia yang dapat meningkatkan minat belajar siswa


terhadap pelajaran Bahasa Indonesia

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, HIPOTESIS DAN KERANGKA PIKIR

A Kajian Pustaka
1.

Pengertian Membaca
Membaca pada hakekatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak

hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktifitas visual,
berpikir, psikolinguistik dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca
merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.
Sebagai suatu proses berpikir membaca mencakup aktivitas pengenalan kata,
pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif. Pengenalan
kata bisa berupa aktifitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus, Crawley
dan Mountain (Farida, 2007: 2).

25

Tiga istilah sering digunakan untuk memberikan komponen dasar dari proses
membaca yaitu recording, decoding dan meaning. Recording merujuk pada kata-kata
dan kalimat, kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan
sistem tulisan yang digunakan sedangkan proses decoding (penyandian) merupakan
proses penerjemahan rangkaian grafis kedalam kata-kata. Proses recording dan
decoding biasanya berlangsung pada kelas-kelas awal yaitu kelas 1-3 yang dikenal
dengan istilah membaca permulaan. Penekanan membaca pada tahap ini ialah proses
perseptual yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi
bahasa sementara itu proses memahami makna (meaning) lebih ditekankan di kelaskelas tinggi, Safi`ie (Farida, 2007: 2)
Pemahaman guru tentang pembelajaran membaca permulaan di SD diperlukan
kemampuan guru memahami konsep dasar membaca permulaan, diantaranya hakekat
membaca dan kesiapan siswa membaca. Konsep dasar seperti dikemukakan oleh
Safi`ie (1999: 5-7) yaitu

(1) perolehan keterampilan (2) kegiatan visual (3)

memahami/mengerti (4) proses berfikir (5) mengolah informasi (6) proses


menghubungkan tulisan dengan bunyi (7) kemampuan mengantisipasi makna.
Ketujuh hal tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Membaca pada hakekatnya adalah pengembangan keterampilan, mulai dari
keterampialan memahami kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam
bacaan sampai dengan memahami secara kritis dan evaluatif seluruh isi bacaan.

26

2. Membaca pada hakekatnya adalah kegiatan visual berupa serangkaian gerakan


mata dalam mengikuti baris-baris tulisan, pemutusan penglihatan pada kata dan
kelompok kata, melihat ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh
pemahaman terhadap bacaan.
3. Membaca pada hakekatnya adalah kegiatan memahami dan mengamati kata-kata
yang tertulis memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang telah dipunyai.
4. Membaca adalah sesuatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi
dan memahami informasi serta memberikan makna terhadap bacaan.
5. Membaca pada hakekatnya adalah proses mengolah informasi dalam membaca
terjadi proses pengolahan informasi yang dilaksanakan oleh pembaca dengan
menggunakan informasi dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang
telah dipunyai sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut.
6.

Membaca pada hakekatnya adalah proses menghubungkan tulisan dengan


bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan.

7.

Membaca pada hakekatnya adalah kemampuan mengantisipasi makna yang


terdapat baris-baris dalam tulisan. Kegiatan membaca bukan hanya kegiatan
bersifat mekanis saja, melainkan merupakan kegiatan menangkap maksud dari
kelompok-kelompok kata yang membawa makna.
Dari beberapa butir pandangan tentang hakekat membaca tersebut dapat

dikemukakan bahwa pada hakekatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan

27

psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual
dalam proses ini peranan indera visual sangat penting bagi mereka yang tuna netra.
Peranan indera visual dialihkan pada indera peraba, dengan indera visual dan indera
perabanya pembaca mengenali dan membedakan gambar-gambar bunyi serta
kombinasi dengan bunyi-bunyinya. Dengan proses itu rangkaian tulisan yang
dibacanya menjelma menjadi rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi kata,
kelompok kata yang bermakna di samping gambar bunyi. Membaca juga mengamati
berbagai macam tanda baca yang harus dikenalinya. Tanda-tanda baca membantu
dalam memahami maksud baris-baris tulisan.
Membaca adalah membaca sesuai dengan hakekatnya sebagai proses,
pengajaran membaca baik pengajaran membaca permulaan maupun pengajaran
membaca lanjut dilaksanakan agar anak menguasai proses membaca, Paul dkk
(Safi`ie, 1999:17), mengemukakan bahwa kegiatan membaca meliputi proses berikut:
1. Mengamati simbol-simbol tulisan
Kegiatan membaca dimulai dengan pengamatan secara visual, di samping
pengamatan secara visual juga diperlukan kesan auditori (pendengaran), terutama
pada anak-anak, belajar membaca permulaan. Pada anak-anak yang sedang dalam
proses belajar membaca permulaan ini, proses membaca terjadi dengan
menghubungkan tulisan dengan bunyi dalam bahasa lisan.
2. Menginterprestasikan apa yang diamati

28

Proses membaca terjadi melalui proses menginterprestasikan kata, kelompok kata,


kalimat yang teramati oleh indra visual atau perabah yang kemudian dikirimkan
kepusat syaraf dalam otak. Poses menginterprestasikan atau pemahaman kata-kata
dan kalimat di dalam otak itu berkaitan dengan pengetahuan dan pengalaman
yang telah di punyai oleh seseorang sebelumnya yang berkaitan dengan kata-kata,
kelompok kata dan kalimat tersebut. Oleh karena pengetahuan dan pengalaman
seseorang itu berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
3. Mengikuti urutan yang bersifat linier baris kata-kata yang tertulis
Setiap sistem tulisan mempunyai cara mengurut penulisan sistem tulisan latin
menggunakan huruf dari kiri ke kanan. kata-kata disusun dengan kelompok kata
juga dari kiri kekanan. Selanjutnya kelompok kelompok kata disusun menjadi
klausa dan klausa disusun menjadi kalimat dengan urutan dari kiri kekanan.
Sebaliknya sistem tulisan Arab menggunakan urutan kanan ke kiri.
4. Menghubungkan kata-kata (dan maknanya) dengan pengetahuan dan pengalaman
yang telah dipunyai.
Proses pemahaman seorang pembaca terhadap suatu tes bacaan terjadi oleh
adanya interaksi antara pengalaman-pengalaman yang telah dipunyainya dengan
isi tes bacaan. Jadi pemahaman tehadap suatu bacaan tidaklah semata-mata
berasal dari tes bacaan, melainkan juga oleh adanya latar belakang pengetahuan
dan pengalaman. Oleh karena pentingnya latar belakang pengetahuan dan

29

pengalaman seseorang dalam proses membaca permulaan sangat diperlukan


upaya-upaya untuk memperkaya pengetahuan dan pengalaman anak
5. Membuat inferensi dan evaluasi materi yang dibaca
Dengan menguasai keterampilan membaca seseorang dapat membaca berbagai
pengetahuan. Melalui proses pengambilan imferensi dan evaluasi yang dibaca.
Dengan demikian ada proses membaca dan membaca untuk belajar. Belajar
membaca tergantung pada motivasi dan latihan dan penguatan. Oleh karena itu
guru perlu menyadarkan anak bahwa mereka yang dapat membaca dengan baik
akan memperoleh berbagai keuntungan dalam belajar di sekolah
6. Membangun asosiasi
Membaca pada dasarnya proses asosiasi. Pada waktu seseorang membaca ia
melewati beberapa tahapan ososiasi. Pertama-tama adalah asosiasi antara
rangkaian bunyi bahasa sebagai suatu lambang dari suatu benda atau peristiwa
dengan benda atau peristiwa yang dilambangkanya misalnya rangkaian bunyi
kuda membangkitkan asusiasi dengan benda yang berupa binatang berkaki empat
yang digunakan sebagai penarik bendi. Beriknya adalah asusiasi antara gambar
rangkaian bunyi yang berupa rangkaian huruf-huruf menurut sistem tulisan
tertentu (grafhemes) dengan bunyinya (phomenemes). Proses asusiasi tersebut
berlangsung terus selama proses membaca
7. Menyikapi secara personal kegiatan\ tugas membaca sesuai dengan intereksnya.
Kegiatan membaca dipengaruhi oleh sejumlah aspek afektif terutama perhatian,
sikap dan konsep diri. Aspek-aspek efektif ini menentukan seberapa besar

30

kesungguhan seseorang dalam membaca misalnya,seorang anak yang mempunyai


perhatian besar terhadap suatu materi bacaan akan dengan sungguh-sungguh
membaca bacaan tersebut.
2.

Proses Membaca Permulaan Kelas Rendah Sekolah Dasar


Kemampuan membaca yang diperoleh dalam membaca permulaan akan sangat

berpengaruh terhadap kemampuan membaca selanjutnya, sebagai kemampuan yang


mendasari kemampuan berikutnya maka kemampuan membaca permulaan benarbenar memmerlukan perhatian guru. Sebab jika itu tidak kuat, maka pada tahap
membaca selanjutnya siswa akan mengalami kesulitan untuk dapat memiliki
kemampuan membaca yang memadai.
Kemampuan membaca sangat diperlukan untuk setiap orang yang ingin
memperluas pengetahuan dan pengalaman, mempertinggi daya pikir, mempertajam
penalaran untuk memcapai kemajuan dan peningkatan diri, (Syafiie, 1999).
Guna membekali kemampuan dasar siswa, maka guru haruslah berusaha
sungguh-sungguh agar dapat memberikan dasar kemampuan membaca yang memadai
kepada anak didik. Hal itu akan terwujud melalui pelaksanaan pembelajaran dengan
baik. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara baik, perlu ada perencanaan,
baik mengenai materi,metode maupun pengembangannya, (Supriadi, 1991).
Dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) di sekolah dasar (SD) tampak dengan jelas materi pembelajaran

31

membaca. Farida, (2007: 99) mengatakan bahwa pelaksanaan membaca dibagi atas
tahap prabaca, saat baca dan pasca baca.
a. Tahap prabaca
Guru yang kreatif harus mampu mengarahkan siswa pada topik pelajaran yang
akan dipelajari

siswa. Burns, dkk (1996) serta Rubin (Farida, 2007: 99)

mengemukakan bahwa pengajaran membaca dilandasi oleh pandangan teori skemata.


Berdasarkan pandangan teori skemata, membaca adalah proses pementukan makna
terhadap teks. Sehubungan dengan teori membaca ini, guru yang efektif seharusnya
mampu mangarahkan siswa agar lebih banyak menggunakan pengetahuan topik
utnuk di proses ide dan pesan suatu teks. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan
kegiatan prabaca, saat baca dan pasca baca dalam penyajian pengajaran membaca.
Kegiatan prabaca adalah kegiatan pengajaran yang dilaksanakan sebelum siswa
melakukan kegiatan membaca. Dalam kegiatan prabaca, guru mengarahkan perhatian
pada pengaktifan skemata siswa yang berhubungan dengan topik bacaan. Pengaktifan
skemata siswa bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan peninjauan
awal, pedoman antisipasi, pemetaan makna, menulis sebelum membaca dan drama
kreatif , Burns, dkk .1996 (Farida, 2007: 99)
Skemata ialah latar belakang pengetahuan dan penaglaman yang telah dimiliki
siswa tentang suatu informasi atau konsep. Skemata menggambarkan sekelompok
konsep yang tersusun dalam diri seseorang yang dihubungkan dengan objek, tempattempat, tindakan, atau peristiwa. Skema (kata tunggal dari skemata) seseorang

32

menggambarkan apa yang diketahui seseorang tentang konsep tertentu dan hubungan
antara potonganpotongan informasi yang telah diketahui seseorang. Dua orang
mingkin mempunyai skemata yang sangat berbeda tentang suatu konsep dasar yang
sama.
Untuk menjadi pembaca yang sukses siswa membutuhkan berbagai skemata.
Mereka harus memiliki konsep-konsep tentang tujuan bahan cetakan dan tentang
hubungan bahasa bicara dan bahasa tertulis. Mereka juga membutuhkan kosa kata
dan pola kalimat yang umumnya tidak ditemukan dalam bahasa lisan dan dengan
gaya menulis yang berbeda dengan berbagai aliran sastra.
Bruberg (Farida, 2007: 100) mengemukakan beberapa teknik yang bisa
dilakukan guru untuk mengaktifkan skemata siswa melaui kegiatan prabaca. Kegiatan
prabaca yang dimaksud ialah membuat prediksi seperti yang dikemukaka berikut ini
1. Guru membaca judul bacaan dengan nyaring, kemudian memperkenalkan para
pelaku dengan menceritakan nama-nama mereka dan beberapa pernyataan yang
menceritakan tentang para pelaku, tokoh, akhirnya guru menyuruh siswa
memprediksi kelanjutan cerita.
2. Kegiatan memprediksi untuk menceritakan minat siswa pada bacaan dengan
menggunakan tekhnik prediksi kegiatan prabaca yang dilakukan ialah membaca
nyaring beberapa halaman dari sebuah buku. Jika tebalnya 100 halaman suruh
siswa mengambil tiga halaman antara halaman 1 100. baca tiga halaman
tersebut dengan nyaring, kemudian suruh siswa memprediksi isi cerita. Kegiatan
ini membangkitkan rasa ingin tahu dan minat siswa kepada buku tersebut.

33

3. Kegiatan lain yang tercakup dalam kegiatan prabaca ialah menggunakan berbagai
stimulus untuk mempertahankan perhatian siswa pada pelajaran. Pada kegiatan ini
guru harus berusaha menggunakan berbagai cara, dengan menggunakan media
suara yang berfariasi (mungkin juga berhenti berbicara), gerakn-gerakan misalnya
gerakan tangan, ekspresi wajah dan sebagainya. Apabila dikaitkan kegiatan
membaca, guru dapat mencontohkan cara membaca nyaring pada waktu prabaca.
Pertama, guru memperlihatkan gambar kulit buku, dan membicarakannya denag
siswa. Kemudian guru membaca nyaring buku tersebut dengan suara yang
kadang-kadang keras dan kadang-kadang lembut dengan ekspresi wajah yang
sesuai.
Tinjauan cerita yang berisi informasi dihubungkan dengan isi ceria bisa
meningkatkan pemahaman. Sebelum membaca siswa diberikan bagian-bagian cerita
untuk membangun latar belakang pengatahuan tentang cerita, meningkatkan belajar
terutama kesan siswa tentang cerita yang akan dibacanya. Tinjauan cerita juga bisa
membantu anak mengaktifkan pengetahuan awal mereka dan memusatkan perhatian
sebelum mambaca. Sedangkan petunjuk antisipasi dirancang untuk merangsang
berpikir yang berisi pernyataan deklaratif, yang mungkin tidak di benar atau tidak
sesuai dengan cerita yang dibacanya. Sebelun membaca cerita, siswa menanggapi
sesuai dengan paengalaman mereka sendiri.nilai petunjuk bisa dikembangkan
kedalam bagian pasca baca dengan mengulang proses sesudah membaca,

34

mempertimbangkan masukan dari sesudah membaca, yang menghasilkan suatu


kombinasi petunjuk antisipasi atau reaksi.
Di samping itu, untuk membangkitkan skemata siswa guru juga bisa
menugaskan siswa menulis tentang pengalaman priibadi yang relevan sebelum
mereka membaca teks bacaan yang telah ditentukan guru, yang akan menghasilkan
tingkah laku siswa yang lebih memperhatika tugasnya, lebih sempurna menanggapi
watak pelaku, dan lebih memperlihatkan reaksi yang positif tentang membaca.
b. Tahap baca
Setelah kegiatan prabaca kegiatan berikutnya adalah kegiatan saat baca. Beberapa
strategi dan kegiatan bisa digunakan dalam kegiatan saat baca untuk meningkatkan
pemahaman siswa, Burn, dkk (Farida, 2007 : 102) mengemukakan bahwa
penggunaan tekhnik metakognitif secara efektif mempunyai pengaruh positif pada
pemahaman. Strategi belajar secara metakognitif akan meningkatkan keterampilan
belajar siswa.
Metakognitif itu sendiri merujuk pada pengetahuan seseorang tentang fungsi
intelektual yang datang dari pikiran mereka sendiri serta kesadaran mereka untuk
memonitor

dan

mengontrol

fungsi

ini.

Metakognitif

melibatkan

kegiatan

menganalisis cara berpikir yang sedang berlangsung.


Bagian dari proses metakognitif ialah memutuskan tipe tugas yang dibutuhkan
untuk mencapai pemahaman. Pembaca menanyakan pada dirinya sendiri, seperti
pertanyaan berikut. (1) apakah jawaban yang saya butuhkan dapat dikemukakan

35

secara langsung dalam teks?, jika ia, pembaca akan mencari kata-kata penulis yang
tepat untuk satu jawaban, (2) apakah teks tersebut mengimplikasikan jawaban dengan
memberi petunjuk yang jelas dan berhubungan dengan pertanyaan serta alasan yang
berkaitan dengan informasi yang tersedia sehingga pembaca bisa menentukan
jawaban yang cocok. (3) apakah jawaban harus berasal dari pengetahuan dan gagasan
saya sendiri yang berkaitan dengan cerita? Jika demikian, pembaca harus
menghubungkan pengetahuan awalnya dengan informasi yang diberikan dalam teks
sehingga mendapatkan jawaban yang diperlukan.
Kegiatan saat baca lebih lanjut bisa dikembangkan dengan cara lain seperti
berikut. Sesudah siswa membaca suatu cerita atau bab, suruh satu kelompok siswa
berlatih membaca bagian bacaan. Tugas siswa mengambil bagian dari karakter yang
berbeda di dalam adegan dan salah seorang menjadi narator. Siswa yang lain disuruh
mengikuti bersama-sama. Kegiatan ini membantu siswa memahami dialog dan
penggunaan tanda-tanda kutipan.
c. Tahap pasca baca
Kegiatan pasca baca digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi
baru yang dibacanya ke dalam skemata yang telah dimiliknya sehinnga diperoleh
tingkat pemahaman yang lebih tinggi, Burns, dkk (Farida 2007: 105). Strategi yang
dapat digunakan pada tahap pasca baca adalah belajar mengembangkan bahan bacaan
pengajaran, memberikan pertanyaan, menceritakan kembali dan presentasi visual.

36

Dalam kegiatan pasca baca, anak-anak diberikan kesempatan mengembangkan


belajar mereka dengan menyuruh siswa mempertimbangkan apakah siswa tersebut
membutuhkan atau menginginkan informasi lebih lanjut tentang topik tersebut
dimana mereka bisa menemukan informasi lebih lanjut.
Di samping itu, ada berapa cara lain menggunakan perangkat teks yaitu
memiliki dua buku dengan tema yang sama misalnya buku dengan tema
persahabatan. Kegiatan berikutnya guru membacakan cerita atau menyuruh siswa
membacakan cerita tentang persahabatan di depan kelas. Siswa kemudian
mendiskusikan setting, watak pelaku, dan jalan cerita. Guru bisa juga menyuruh
siswa menulis tentang pesan atau moral karakter pelaku, setting cerita dari buku yang
dibacankannya dalam buku catatannya.

3.

Permainan Dalam Bahasa Indonesia


Bermain merupakan salah satu fenomena yang paling alamiah dan luas dalam

kehidupan anak, terdapat insting bermain pada setiap anak serta kebutuhan
melakukannya dalam suatu pola yang khusus guna melibatkan dalam suatu kegiatan
yang membantu proses kematangan anak. Dari beberbagai penelitian Seto (Dadang,
2006: 86) terungkap bahwa bermain dapat dikembangkan menjadi semacam alat
untuk mengatualisasikan potensi kritis pada diri anak, mempersiapkan fungsi
intelektual dan aspek emosi dan sosialnya. Dengan demikian, bermain berkembang

37

bukan hanya menjadi sarana yang dapat dinikmati dan menyenangkan saja tetapi juga
bersifat mendidik.
W. R Smith (Dadang, 2006: 86) seorang psikolog menyatakan bahwa bermain
merupakan dorongan langsung dari dalam diri setiap individu yang bagi anak- anak
merupakan pekerjaan, sedangkan bagi orang dewasa merasakan sebagai kegemaran.
Anak usia SD merupakan usia bermain. Bagi mereka dunia ini hanya bermain,mereka
belum dapat membedakan dunia nyata dan bermain, baru setelah semakin dewasa,
mereka paham bahwa ada dua dunia yaitu dunia bermain dan dunia nyata atau dunia
kerja.
Kesenangan anak- anak bermain dapat dipakai sebagai kesempatan untuk
belajar hal-hal yang kongkret, sehingga daya cipta imajinasi dan kreativitas anak
berkembang. Bermain merupakan aktivitas kongkret dapat memberikan momentum
alami bagi anak untuk belajar sesuai dengan usianya dan kebutuhan spesifik anak.
Bermain adalah cara yang paling efektif pada usia sekolah dasar baik di bidang
akademik maupun aspek fisik sosial dan emosional.
Melalui situasi bermain anak diharapkan mendapatkan pemahaman yang
mendalam terhadap objek-objek dan memiliki keterampilan khusus dalam mengamati
dan memeperoleh materi serta agar anak mendapat makna spritual yang disimbolkan
materi dan kegiatan- kegiatan tersebut. Bermain ini akhirnya dapat digunakan guru
sebagai wahana atau teknik pembelajaran untuk membentuk pemahaman melalui
kegiatan bermain peran atau dengan menggunakan berbagai media yang tersedia.

38

Dengan demikian,bermain dalam kaitannya dengan pendidikan ialah sebagai


wahana pembelajaran dalam bentuk pengunjukan ataupun permainan sesuatu yang
bermakna dalam mengambarkan pesan, suasana, mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang bernilai bagi anak dalam membuahkan pengalaman belajar. Fungsi
bermain bagi anak adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan kognitif
Penelitian

membenarkan

adanya

hubungan

kuat

antara

bermain

dan

perkembangan kognitif, salah satunya bermain simbolik (Bennet, 2005: 92) pernyatan
tersebut didukung oleh Vigosky dan Piaget (Dadan, 2006: 97) yang menyatakan
bahwa, bermain simbolik itu permainan yang penting sekali dalam pengembangan
berpikir abstrak. Bermain simbolik merupakan gambaran pengembangan pikiran.
Bermain juga memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir, divergen dan
belajar memecahkan masalah. Bermain juga merupakan lingkungan yang kaya untuk
mengembangkan bahasa siswa. Waktu siswa berinteraksi dengan siswa lainnya
mereka mengkomunikasikan makna dan mengembangkan bahasa cerita.
b. Pengembangan Sosial
Bermain adalah model yang baik untuk mengembangkan sosial anak, karena akan
mendorong anak-anak berinteraksi sosial. Anak-anak belajar mengatasi dan
menentukan konflik, memecahkan masalah, bergaul, bergiliran, bekerja sama,
negoisasi dan sering dengan teman-teman. Dengan bermain, anak-anak dibantu untuk

39

mencurahkan perasaan dan sikapnya terhadap teman-temanya. Bermain merupakan


kesempatan emas anak-anak untuk menjalin persahabatan.
c. Pengembangan Emosional
Bermain adalah media untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Anak
dapat mengekspresikan perasaan gembira, sedih, marah atau khawatir seperti benarbenar pada kehidupannya. Menurut Elkind (Dadan, 2006: 93) berpendapat bahwa
bermain dapat membebaskan anak dari tekanan stres. Juga secara psikologi bermain
mengurangi kegelisahan. Dengan demikian bermain memberi lahan kepada anakanak untuk dapat hiburan dan dapat mengontrol dunia mereka, pikiran mereka dan
perasaan mereka.
d. Pengembangn Fisik
Bermain adalah cara utama untuk mengembangkan fisik , Mayarina (Dadan,
2006: 72). Bermain memberikan kesempatan untuk mengembangkan gerakan halus
dan kasar. Pada waktu anak-anak bermain aktif, mereka dapat mengetes sistem
keseimbangan mereka, gerakan tubuh melompat, meloncat, melempar, kekuatan
fleksibilitas, keseimbangan, koordinasi baik yang bersifat lokomotor, non lokomotor
maupun manipulatif.
Bermain dapat mengembangkan koordinasi tangan dan mata dengan bermain
anak-anak dapat mencoba badan mereka untuk melihat betapa bergunanya mereka.
Pada permainan fisik dengan aba-aba, anak-anak akan merasa percaya dengan
fisiknya, kokoh dan yakin terhadap dirinya.

40

e. Pengembangan Bahasa
Aktifitas bermain ibarat laboratorium bahasa, Mayarina (Dadan, 2006: 93)
selama anak bermain, mereka mengungkapkan berbagai kata, berbagai ragam bahasa,
selama

bermain

mereka

memperoleh

kesempatan

untuk

bercakap-cakap.

Berargumentasi, menjelaskan, meyakinkan, bahkan waktu bermain imajinasi pun ia


bercakap-cakap. Bermain memungkinkan anak bereksperimen dengan kata-kata baru,
sehingga memperoleh perbendaharaan kata serta keterampilan pemahamannya.
Dalam proses ini anak-anak bisa menemukan hal menggembirakan yang membawa
kesenangan tersendiri.
Ada berapa macam permainan yang dapat digunakan untuk pembelajaran
membaca permulaan. Beberapa contoh diantaranya sebagai berikut:
1. Permainan baca lakukan
Permainan ini dilakukan berpasangan, seorang anak harus membaca suruhan
tertulis yang dibuat guru, pasanganya harus melakukan apa yang diperintahkan
dalam bacaan. Misalnya saya harus menunduk. Saya memegang lutut kiri. Saya
menari sambil memegang kepala. Guru memperhatikan berapa perintah yang
dilaksanakan dengan benar dan apakah pembaca membaca perintah dengan benar.
Permainan ini dilakukan bergantian.
2. Permainan meloncat bulatan kata.
Buatlah bulatan-bulatan dari kertas karton, kira-kira sebesar piring. Tulislah
nama-nama susunan keluarga. Misalnya: Ayah, ibu, kakak, adik. Pasanglah

41

bulatan kata itu dilantai. Bentuklah siswa menjadi beberapa kelompok. Suruhlah
siswa setiap kelompok meloncati bulatan kata yang diucapkan kelompok lain atau
guru. Misalnya loncat ke kakak, loncat ke ibu, loncat ke adik. Dengan demikian,
setiap anak membaca bulatan untuk diinjak. Lebih meningkat lagi, bulatan kata
bisa dalam bentuk yang lebih sulit, misalnya kata yang bila digabung bisa
menjadi kalimat. Kata pada bulatan disebar di lantai dan memungkinkan dapat
menyusun beberapa kalimat bila diloncati dengan benar. Misalnya: Ibu pergi ke
pasar. Ibu membawa buku. Jadi, siswa harus loncat ke ibu pergi ke dan pasar.
Loncat ke ibu, membawa, buku.
3. Permainan suku kata
Permainan ini dilakukan secara berkelompok, masing-masing kelompok terdiri
atas lima orang siswa. Setiap anggota ada yang ditugaskan melompat sambil
membaca, membantu mengarahkan dan memberikan semangat serta ada anggota
yang menyusun kata kalimat dengan satu kata untuk mencocokkan dengan hasil
loncatan anggotanya. Setiap anggota kelompok melakukakan permainan sambil
membaca tiap suku kata yang digabungkan menjadi kata yang bermakna dengan
cara melompat-lompat sebela kaki dengan suara nyaring.
4. Permainan membaca berantai.
Guru mengajak siswa membentuk satu lingkaran besar atau siswa duduk di kursi
masing-masing dan memjelaskan tujuan permainan membaca berantai, kemudian
guru memeberikan naska teks yang akan di baca oleh siswa. Guru membaca cerita

42

kemudian dilanjutkan oleh siswa yang ditunjuk. Siswa yang ditunjuk melanjutkan
memebaca cerita dan dilanjutkan lagi oleh siswa berikutnya.
5. Permainan kata dari wacana
Permainan ini dimainkan secara berkelompok. Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok. Setiap kelompok mendapat foto kopi wacana yang harus dibaca.
Setiap kelompok harus mengajukan satu kata (hasil diskusi) yang harus dikatakan
kepada kelompok lain. Kelompok yang diberi kata harus memberikan kata-kata
lain yang berhubungan dengan kata yang diucapkan kelompok yang memberi
kata. Misalnya, dari wacana Musim Hujan, kelompok mengambil kata hujan.
Contohnya ada kelompok yang mengatakan banjir, dingin, basah, dan seterusnya,
kelompokyang paling banyak menermukakan kata yang berkaitan dengan kata
yang diberikan kelompok penanya, itulah pemenangnya.

4.

Langkah-langkah Membaca Permulaan Dengan Metode Bermain.


Secara umum langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan melalui

metode bermain dapat dijelaskan sebagai berikut:


a. Persiapan.
1.

Mengidentifikasi atau menetapkan tujuan pembelajaran yang akan digunakan


dalam netode bermain. Dalam permainan ada beberapa aspek yang akan dinilai
Misalnya partisipasi siswa dalam mengikuti permainan.

43

2. Menjelaskan kepada siswa tentang pelaksanaan permainan atau keseluruhan


tujuan pembelajaran. Dalam tahap persiapan guru harus menjelaskan proses
yang harus ditempuh siswa yaitu guru mengimformasikan berapa lama
kegiatan permainan yang akan dilakukan.
b. Pembukaan.
Pada bagian ini siswa diperkenalkan dengan metode permainan yang akan dipakai
dalam kegiatan belajar mengajar. Adapun permainanya adalah permainan suku
kata.
c. Tahap pelaksanaan.
1. Guru mempersiapkan permainan suku kata dan menjelaskan aturan permainan
kepada siswa dihubungkan dengan kegiatan membaca.
2. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari lima orang siswa, setiap anggota ada yang ditugaskan melompat
sambil membaca, membantu mengarahkan dan memberikan semangat serta
ada anggota yang menyusun kata, kalimat dengan kartu kata untuk
mencocokan dengan hasil loncatan anggotanya.
3. Dengan bimbingan guru, setiap kelompok melakukan permainan sambil
membaca tiap suku kata yang digabungkan menjadi kalimat yang bermakna
dengan cara melompat sebelah kaki sambil membaca dengan suara nyaring.
d. Penutup.

44

Setelah semua kegiatan proses belajar mengajar dilakukan, siswa diajak menarik
kesimpulan dari pelajaran saat itu. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan
soal evaluasi dalam bentuk esai tes.
B. Hipotesis Tindakan
Adapun yang menjadi hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah
penerapan metode bermain akan meningkatkan keterampilan membaca permulaan
pada siswa.
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan teori

yang

mendasari

penelitian

tentang

meningkatkan

keterampilan membaca permulaan siswakelas I SD Negeri 1 Nepa Mekar yang terdiri


atas penggunaan metode bermain yang pelaksanaanya melalui tiga tahap yaitu tahap
prabaca, saat baca, dan pasca baca. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kerangkah pikir
seperti bagan 2.1 di halaman berikut:

Keterampilan membaca permulaan

Aspek Siswa

Aspek Guru
Metode Bermain

Prabaca
Melafal huruf
Mengeja huruf

Saat baca
- Mengeja kata
- Membaca kata

Meningkat

Pascabaca
Membaca
kalimat

45

Bagan 2.1 Kerangka pikir meningkatkan keterampilan membaca permulaan.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2008 yang akan dilaksanakan di kelas I
SD Negeri 1 Nepamekar. Lokasi penelitian ini dipilih sebagai alasan: (1) Masih
ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca, (2) Adanya dukungan

46

dari kepala sekolah dan guru terhadap pelaksanaan penelitian ini, (3) Lokasinya
mudah dijangkau.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini direncanakan pada bulan April 2008. Penelitian tersebut dimulai
dari tahap perencanaan sampai tahap laporan dengan tiga siklus. Subjek penelitian
adalah murid kelas 1 SD Negeri 1 Nepa Mekar. Memilih murid kelas 1 sebagai
responden dengan alasan, (1) tingkat perkembangan kognitif di kelas tersebut belum
lancar membaca, (2) adanya fariasi murid, dilihat dari status sosial, pendidikan dan
pekerjaan orang tua mereka, (3) adanya masalah yang dialami siswa kelas 1dalam
belajar membaca.
C. Data dan Sumber Data
Data penelitian ini berupa hasil pekerjaan siswa terhadap soal yang diberikan
meliputi:
1. Tes awal sebelum tindakan
2. Hasil wawancara dengan subjek penelitian dan guru kelas
3. Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes,
wawancara, pengamatan dan catatan lapangan. Empat teknik tersebut diuraikan
sebagai berikut:
1. Tes

47

Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kelancaran siswa dalam


membaca. Tes ini dilaksanakan pada awal penelitian, ada akhir setiap tindakan,
dan pada akhir setelah diberikan serangkaian tindakan.
2. Wawancara
Wawancara dimaksudkan untuk menggali kesulitan murid dalam membaca
sebuah bacaan dari hasil bacaan maupun melalui pengamatan.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh orang yang terlibat aktif dalam melaksnakan tindakan
yaitu guru yang mengajar di kelas 1 dan teman sejawat. Pada pengamatan ini
digunakan pedoman pengamatan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting.
E. Validasi Data
Untuk mengetahui keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Adapun
teknik yang digunakan adalah teknik triangulasi dan teman sejawat. Seperti yang
diungkapkan oleh Moleong (Latri, 2004: 44). Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Ada dua cara yang
dilakukan untuk teknik pemeriksaan validasi data yaitu: (1) membandingkan data
hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, (2) membandingkan data hasil
wawancara dengan data hasil membaca siswa.
F. Analisis Data

48

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setyelah penelitian.
Pada saat refleksi dari setiap tindakan pembelajaran dan sesudah pengumpulan data
dan analisis data. Adapun teknik yang digunakan adalah teknik analisis data
kuantitatif yang dikembangkan oleh Milles (Latri, 2004: 99). Yang terdiri dari tiga
tahap kegiatan yang dilakukan secara berurutan yaitu: (1) Mereduksi data, (2)
Menyajikan data, dan (3) Menarik kesimpulan atau ferivikasi data.
G. Langkah / Penahapan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (action
research) yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus). Hal ini mengacu kepada
pendapat Mc Taggar dan Wardani (Faisal, dkk, 2007: 29) bahwa penelitian tindakan
kelas mengikuti proses siklus atau daur ulang mulai dari perencanaan tindakan,
pengamatan dan refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi).

Tahapan tindakan digambarkan dalam bagan berikut:


Ide awal
Diagnosis masalah

Menyususn rencana
Siklus 1

tindakan siklus 1
- Prabaca
- Saat baca
- Pasca baca

observasi
siklus

Refleksi
analisis dan
evaluasi

49

Belumberhasil

Refleksi tindakan
Siklus 2
Analisis dan
Evaluasi

observasi
siklus 2

Tindakan siklus 2
- Pra baca
- Saat baca
- pasca baca

Menyusurencana
siklus 2

Belum berhasil

Menyusun rencana
Siklus 3

Tindakan siklus 3
- Pra baca
- Saat baca
- Pasca baca

Observasi
Siklus 3

S E LE SAI

Refleksi
siklus 3
Analisis dan
Evaluasi

Berhasil

Bagan 3. 1. Siklus Penelitian (Mc Taggar dan Wardani (Faisal, dkk, 2007: 29)

Berdasarkan bagan diatas tentang prosedur palaksanaan tindakan penelitan yang


terdiri atas : tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, maka ke empat
tahap tersebut di uraikan sebagai berikut :
1. Perencanaan tindakan

50

Perencanaan tindakan adalah persiapan perencanaan tindakan pembelajaran


membaca permulaan dengan menggunakan metode permainan dengan langkahlangkah sebagai berikut:
a. Menyamakan persepsi antara peneliti dan guru tentang konsep dan tujuan
penggunaan metode permainan dalam pembelajaran membaca permulaan.
b. Secara kolaboratif menyusun rencana tindakan pembelajaran siklus 1
c. Menentukan bahan dan media pembelajaran yang akan digunakan
d. Menyusun rambu-rambu instrumen data keberhasilan siswa berupa format
observasi, pedoman wawancara, tes dan persiapan rekaman kegiatan tindakan.
2. Pelaksanaan tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap mengimplementasikan rencana tindakan
yang telah disusun secara kolaborasi antara penulis dan guru kelas 1. Adapun
kegiatan yang dilakukan adalah guru melaksanakan tindakan pembelajaran membaca
dengan menggunakan metode permainan dengan tiga tahap yaitu (1) tahap prabaca,
(2) Tahap saat baca, dan (3) tahap pasca baca.

3. Observasi
Tahap observasi adalah mengamati seluruh proses tindakan dan pada saat selesai
tindakan. Fokus observasi adalah aktifitas guru dan siswa. Aktifitas guru dapat
diamati mulai pada tahap awal pembelajaran, saat pembelajaran dan akhir

51

pembelajaran. Data aktifitas guru dan siswa diperoleh dengan menggunakan format
observasi, pedoman wawancara, rekaman dan hasil membaca setiap responden.
Format observasi seperti pada lampiran 5
4. Refleksi
Langkah terakhir dalam prosedur penelitian tindakan ini adalah mengadakan
refleksi (renungan) terhadap hasil yang telah dicapai pada setiap siklus. Refleksi
dilakukan dengan mengacu pada hasil observasi selama proses dan pada saat selesai
pembelajaran, yang terdiri atas aktifitas guru maupun siswa. Jika hasil yang dicapai
pada siklus 1 belum sesuai dengan indikator dan target (60 % ke atas) sesuai rencana,
maka akan dimusyawarakan bersama tentang alternatif pemecahannya dan
selanjutnya direncanakan tindakan berikutnya
Ukuran keberhasilan dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek guru dan aspek
murid.

Keberhasilan

aspek

guru

dapat

dilihat

pada

kemampuan

mengimplementasikan perencanaan pembelajaran membaca permulaan melalui tiga


tahapan proses membaca yaitu tahap bagian awal, inti dan akhir kegiatan
pembelajarab dengan menerapkan metode permainan melalui tiga tahap yaitu
prabaca, saatbaca dan pascabaca. Keberhasilan tindakan guru digunakan format
observasi seperti pada lampiran 5.
Kriteria keberhasilan dari aspek murid dapat dilihat pada proses pembalajaran dan
hasil yang dicapai dalam membaca permulaan. Proses penilaian selama berlangsung
tindakan digunakan format observasi seperti terlampir. Sementara keberhasilan

52

membaca digunakan kriteria penilaian sesuai dengan kelancaran membaca yaitu


pengenalan huruf, membaca kata demi kata, membaca kalimat dan kelancaran
membaca.
Setiap jenis objek yang dinilai diklasifikasikan dan ditentukan kecenderungan
kategori yaitu Sangat Baik (SB) jika semua deskriptor muncul yaitu kualifikasi Baik
(B) jika, deskriptor tidak muncul, kualifikasi Cukup (C) jika deskriptor tidak muncul
dan kualifikasi Kurang (K) jika, deskriptor muncul, dan dikategorikan Sangat Kurang
(SK) jika deskriptor muncul. Mc. Taggar (Faisal, 2007: 30)
Taraf Keberhasilan
85% - 100%

Kualifikasi
Sangat baik (SB)

70% - 84%

Baik (B)

55% - 69%

Sedang (S)

46% - 54%

Kurang (K)

0% - 45 %

Sangat kurang (SK)


3.2 Tabel keberhasilan siswa

Analisis data dimulai dari analisis terhadap data yang telah diperoleh berdasarkan
hasil observasi dan tes kemampuan membaca setiap responden. Data terdiri atas
aspek aktifitas guru, aspek aktifitas siswa dan aspek hasil kemampuan membaca
permulaan siswa SD Negeri 1 Nepa Mekar melalui penggunaan metode permainan.
Langkah-langkah data sebagai berikut:
a. Data setiap aspek dianalisis dan ditabulasi, kemudian dihitung rata-rata dengan
menggunakan tekhnik presentase setiap aspek

53

b. Hasil data setiap aspek dianalisis berdasarkan kecenderungannya


c. Mendeskripsikan berdasarkan kecenderungan hasil analisis data
d. Membuat kesimpulan sementara berdasarkan hasil deskripsi data.
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi indikator proses dan hasil
dalam penerapan metode bermain. Dari segi proses ditandai oleh keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran sesuai rencana dan memenuhi tahapan-tahapan:
(1) menyampaikan tujuan yang harus dicapai, (2)menyajikan materi, (3) siswa dibagi
ke dalam beberapa kelompok, (4) membimbing siswa melakukan kegiatan bermain.
Kriteria keberhasilan tindakan dilihat dari (1) hasil belajar membaca siswa yang
cenderung meningkat, (2) secara individu 70% siswa yang menjadi subjek penelitian
telah menentukan tingkat pencapaian hasil membaca 70%, (3) secara klasikal ratarata nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus.

BAB IV
PAPARAN DATA TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data
1. Deskripsi Data Sebelum Tindakan
Pada hari Senin, tangggal 5 Mei 2008 peneliti menemui Kepala Sekolah dan
guru kelas I SD Negeri I Nepa Mekar Kecamatan Lakudo Kab. Buton untuk

54

membicarakan rencana penelitian. Peneliti juga menyampaikan rencana pelaksanaan


tes awal. Pada pertemuan tersebut kepala sekolah memberikan izin pelaksanaan
penelitian dan mempersilahkan berhubungan langsung dengan guru kelas I dalam
menetapkan jadwal pelaksanaan tes awal dan rencana pelaksanaan tindakan
penelitian.
Dalam diskusi antara peneliti dengan guru kelas I disepakati bahwa tes awal
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 7 Mei 2008 mulai pukul 07.30 09.30 WITA.
Tes diikuti oleh semua siswa kelas I SD Negeri I Nepa Mekar yang berjumlah
sebanyak 22 orang siswa. Pada pelaksanaan tes awal peneliti dibantu oleh guru kelas
I. Adapun materi tes awal meliputi:
a. Siswa disuruh mengeja huruf, untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa
tentang huruf abjad;
b. Siswa diminta membaca kata-kata yang ditulus di papan tulis untuk mengetahui
siapa saja siswa yang lancar membaca dan belum lancar membaca;
c. Siswa diminta membaca sebuah kalimat untuk mengetahui kelancaran siswa
dalam membaca.
Berdasarkan hasil tes awal ditemukan sebagian besar siswa melakukan
kesalahan dalam membaca. Hal ini terungkap dari banyaknya kesalahan yang
dilakukan siswa dalam membaca huruf abjad, membaca kata dan membaca sebuah
kalimat. Waktu peneliti menanyakan pada guru kelas, guru mengatakan bahwa dalam
mengajarkan membaca, guru menulis beberapa kalimat di papan tulis, kemudian guru

55

membaca kalimat tersebut yang diikuti oleh siswa. Guru tidak menggunakan media
dalam mengajar membaca. Guru berulangkali membaca kalimat-kalimat yang ada di
papan tulis dan terus diikuti oleh siswa.
Pada hari Kamis tanggal 8 Mei 2008 peneliti membicarakan hasil tes awal
dengan guru kelas I yang sudah dilaksanakan dan mengadakan kesepakatan mengenai
subjek penelitia. Siswa yang dipilih sebagai subjek penelitian sebanyak orang siswa
yang paling banyak melakukan kesalahan. Utnuk memilih subjek penelitian, selain
melihat hasil tes juga memperhatikan cara belajar siswa atau keaktifan siswa dalam
memperhatikan pelajaran. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, peneliti dan guru
kelas I sepakat bahwa siswa yang dipilih adalah H, W, M, I, K, MS, R, dan A.
berdasarkan persetukjuan kepala sekolah dan guru kelas I kedelapan orang siswa ini
diberi bimbingan khusus.
Adapun bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan oleh kedelapan siswa ini
dalam membaca pada tes awal dapat dilihat pada tabel 4-1 berikut.
Tabel 4-1. Identifikasi jenis kesalahan siswa pada tes awal
No
1

Kode Subjek Penelitian


2
1.
2.

H
3.

1.
2.
3.
4.
1.

Jenis Kesalahan
3
Dapat membaca huruf abjad
Dapat membaca apabila huruf digabungkan
atau dieja
Tidak dapat membaca sebuah kalimat dengan
lancar
Dapat membaca huruf abjad
Dapat mengeja huruf
Dapat membaca sebuah kata
Belum Dapat membaca dengan lancar
Dapat membaca huruf abjad

56

MS

2. Dapat mengeja huruf


3. Belum dapat membaca lancar
1. Dapat membaca huruf abjad
2. Dapat mengeja huruf
3. Belum dapat membaca lancar
1. Dapat membaca huruf abjad
2. Dapat mengeja huruf
3. Belum dapat membaca lancar
1. Dapat membaca huruf abjad
2. Dapat mengeja huruf
3. Belum dapat membaca lancar
1. Dapat membaca huruf abjad
2. Dapat mengeja huruf
3. Belum dapat membaca lancar
Belum bisa membaca

Berdasarkan hasil tes awal diperoleh informasi bahwa subjek 1 7 mengalami


masalah yang sama yaitu dapat mengenali huruf, mengeja, etapi belum lancar
membaca, sedangkan subjek 8 belum bisa membaca.
Rancana pembelajaran untuk setiap tindakan telah disusun dan dikonsultasikan
dengan guru kelas. Rencana pembelajaran memuat tentang (1) identitas rencana
pelaksanaan pembelajaran yang meliputi: mata pelajaran, tema, kelas / semster, waktu
dan hari / tanggal; (2) standar kompetensi; (3) kompetensi dasar; (4) indikator; (5)
tujuan pembelajaran; (6) materi; (7) metode; (8) kegiatan pembelajaran. Untuk
mengamati aktifitas guru (peneliti) dan siswa selama pembelajaran berlangsung
menggunakan lembar pengamatan. Pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran
dakam penelitian ini melibatkan satu orang pengamat yaitu guru kelas I SD Negeri I
Nepa Mekar.
2. Deskripsi Data Tindakan Siklus I

57

Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru.


Tahap-tahap pembelajaran setiap tindakan disesuaikan dengan tahap pembelajaran
membaca yaitu tahap prabaca, saat baca dan pasca baca.
Deskripsi pembelajaran keterampilan membaca disajikan sebanyak 2 kali
tindakan pembelajaran. Adapun perencanaan setiap pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Materi pembelajaran yang dilaksanakan pada tindakan siklus I adalah membaca
teks bacaan, yang meliputi tahap prabaca, saat baca dan pasca baca. Pembelajaran
tindakan siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x
30 menit. Adapun kompetensi dasar adalah membaca lancar beberapa kalimat
sederhana yang terdiri atas 3 5 kata dengan intonasi yang tepat. Sedangkan tujuan
pembelajaran adalah (1) siswa dapat membaca kata demi kata; (2) siswa dapat
membaca kalimat yang terdiri atas 3 5 kata dengan intonasi yang tepat dengan
evaluasi yang diberikan adalah membaca beberapa kalimat yang akan diberikan oleh
guru (peneliti).
Pelaksanaan pembalajaran ini memerlukan alat peraga, untuk itu peneliti
menyiapkan kertas karton yang sudah dituliskan huruf abjad yang dibentuk persegi
yang dipotong kecil-kecil dan beberapa kata yang dibentuk dari beberapa huruf untuk
dijadikan beberapa kalimat.

58

Sesuai dengan tahapan pelaksanaan pembelajaran membaca, pelaksanaan


tindakan dimulai dengan tahap prabaca kemudian saat baca dan selanjutnya pasca
baca, yang dilaksanakan secara berkelompok. Dalam kegiatan penyajian materi ini,
peneliti bertindak sebagai guru. Dan guru kelas I bertindak sebagai pengamat.
Adapun rencana pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 2
b.

Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 9 Mei 2008 mulai pukul 07.30

09.30 WITA. Pembelajaran untuk tindakan siklus I berlangsung selama 60 menit.


Dalam pelaksanaan tindakan peneliti bertindak sebagai guru. Mengawali tindakan,
pembelajaran ini peneliti mengucapkan salam kemudian menyampaikan topik yang
akan dipelajari yaitu membaca teks bacaan setelah itu peneliti menyampaikan tujuan
yang ingin dicapai.
Untuk mengaktifkan pembelajaran membaca pada siklus I dibagi menjadi tiga
tahap yaitu tahap prabaca, saat baca dan pasca baca. Aktifitas tindakan guru dan
siswa dalam persiapan membaca pada metode bermain, kegiatan ini dilakukan
dengan dialog antara guru dan siswa.
Kegiatan membuka pelajaran:
G
S
G
S
G

: Anak-anak! Pagi ini pelajaran Bahasa Indonesia, Apakah anak-anak sudah


siap belajar?
: Siap Bu. (serempak menjawab)
: Anak-anak, siapa yang suka bermain?
: Saya Bu, (serempak menjawab)
: Baiklah, hari ini kita akan belajar membaca dengan cara bemain,
bagaimana?
Apakah kalian suka?

59

S
G

S
G
R
G
R
G
S
G
S
G
H
G
S
G
S
G
S
G
S
G
S
G

S
G

: Suka Bu, (serempak menjawab)


: Baiklah, di meja telah disediakan bermacm-macam huruf dari huruf A
sampai dengan huruf Z, caranya setelah mendapatkan huruf yang ibu guru
sebutkan huruf tersebut ditempelkan di papan tulis kemudian teman-teman
yang lain menilai apakah huruf yang diambil oleh temannya sudah benar
atau masih salah dan sekarang kita mulai permainannya.
: Siap Bu guru.
: Siapa yang dapat menunjukan huruf J?
: Saya Bu. (siswa mengacungkan tangan)
: Ayo Rahmat, tunjukan yang mana huruf J?
: Maju dan menunjukan huruf J yang ada di meja guru.
: Ayo tunjukan pada teman-temanmu! (Rahmat menunjukan huruf yang
diambil kepada teman-temannya) Anak-anak, apakah huruf yang ditunjukan
Rahmat sudah betul?
: Salah Bu, itu huruf I Bu guru
: Ayo, siapa yang bisa membantu Rahmat untuk menunjukan huruf J?
: Saya Bu guru, Halija mengacungkan tangan.
: Ayo Halija maju ke depan dan tunjukan yang mana huruf J?
: (ke meja guru dan mengambil huruf J) yang ini Bu guru, sambil
menunjukan huruf J kepada ibu guru.
: Tunjukan pada teman-temanmu! (Halija menunjuukan kepada temantemannya) Anak-anak, apakah huruf yang ditunjuka Halija sudah benar?
: Benar Bu (menjawab serentak).
: Baiklah sekarang ibu tunjuk tiga orang untuk menunjukan huruf yang ibu
guru sebutkan. Siapa yang ingin maju ke depan?
: Saya Bu, (serentak menjawab)
: Ayo Sufiati, Nurmila, Arni maju ke depan dan tunjukan huruf Y, M dan L?
: Siswa yang ditunjuk maju ke depan dan memgambil huruf-huruf yang
disebut sambil menunjukan pada teman-temannya.
: Bagaimana Anak-anak? Apakah huruf yang ditunjukan oleh teman-temanmu
sudah benar?
: Benar Bu, (serempak menjawab)
: Baiklah sekarang ibu akan melanjutkan lagi pelajaran kita tapi sebelumnya
ibu bertanya dulu kepada anak-anak, apakah kalian sudah tahu huruf abjad
atau masih ada lagi yang belum tahu?
: Sudah tahu bu guru.
: Baiklah, kalau anak-anak sudah tahu kita lanjutkan lagi ketahap berikutnya.
Huruf-huruf yang ada di meja ibu guru kalian gabung sehingga membntuk
sebuah kata, contohnya kata ayah. Siapa yang bisa membantu ibu guru
untuk mencari huruf-huruf tersebut?
: Saya Bu. (serentak menjawab)
: Huruf-huruf apa saja yang diambil sehingga membentuk kata ayah?

60

S
G
S
G

S
G

: (ke meja dan mencari huruf-huruf yang dimaksud) Huruf A, Y, A lagi


dengan H.
: Bagus sekali sambil menepuk pundak siswa (tempelkan di papan tulis agar
dilihat sama teman-temanmu)
: (menempelkan huruf yang telah diambil)
: baiklah sekarang Bu guru akan membagi kalian menjadi empat kelompok
masing-masing kelompok terdiri dari lima orang, setiap anggota mempunyai
tugas masing-masing, ada yang ditugaskan meloncat sambil membaca,
membantu mengarahkan dan memberi semangat serta ada anggota yang
menyusun kata, kalimat dengan kartu kata untuk mencocokan dengan hasil
loncatan anggotanya.
: Baik Bu guru.
: (membagi siswa dalam empat kelompok)
Memasuki kegiatan pasca baca yang merupakan kegiatan penting yaitu siswa

bekerja dalam kelompok dan setiap anggota kelompok diberi tugas. Siswa dibagi
empat kelompok, ada yang berjumlah lima orang dan ada yang berjumlah enam orang
siswa. Belajar dalam kelompok berlangsung selama 30 menit.
Kelompok I

: Ayah pergi ke kantor

Kelompok II : Saya memegang lutut


Kelompok III : saya menyapu halaman sekolah
Kelompok IV : Tuti pulang dari sekolah
Setelah siswa menerima materi melalui pembelajaram membaca, selanjutnya
diadakan membaca secara perorangan. Keterampilan yang dilatihkan adalah (1)
melatihkan pelafalan huruf dan kata; (2) melatihkan membacadengan intonasi yang
benar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterampilan yang dimiliki
oleh siswa untuk meltih pelafalan huruf sehingga siswa dapat membaca dengan
intonasi yang benar.

61

Setelah kegiatan membaca selesai, peneliti mengadakan wawancara dengan


kedelapan subjek penelitian. Analisis wawancara dengan subjek penelitian terangkum
sebagai berikut:
1. Kedelapan subjek penelitian menyatakan bahwa belajar secara kelompok mereka
sukai dibanding belajar sendiri. Alasannya mereka bisa saling membantu satu
sama lainnya.
2. Subjek 1 dan subjek 2 banyak berperan dalam kelompok untuk menjelaskan
kepada anggota kelompok yang lain
3. Subjek 3, 4 dan 5 mengalami kesulitan dalam membaca karena kurang aktif dan
tidak sungguh-sungguh.
4. Subjek 8 mengalami kesulitan karena belum bisa membedakan huruf-huruf yang
ada dalam bacaan
5. Dalam mengambil giliran dan berbagi tugas, siswa menerima tugas dan memberi
kepercayaan kepada teman dalam membaca kalimat-kalimat yang ditulis serta
bekerja sama dalam kelompok dan bersedia membantu teman dalam mengatasi
kesulitan.
6. Subjek 6 bertanya hanya pada teman kelompok bila ada kata yang tidak dikenal
dan sebaliknya subjek 1 dan 2 bertanya kepada guru
7. Kedelapan subjek merasa senang dengan metode yang diajarkan oleh peneliti,
alasannya mereka belum belajar sambil bermain.
c.

Hasil Observasi Tindakan

62

Pembelajaran tindakan siklus I diamati oleh satu orang pengamat yaitu guru
kelas I SD Negeri I Nepa Mekar. Pengamat melaporkan bahwa peneliti dalam
pembelajaran tindakan siklus I telah melaksanakan tugas sebagai berikut:
1). Kegiatan Awal
a). Peneliti mengawali pertemuan dengan mengucapkan salam kepada siswa
b). Peneliti menyampaikan materi yang akan dibahas dan menginformasikan
tujuan pembelajaran
c). Peneliti memunculkan rasa ingin tahu atau memotivasi siswa
d). Peneliti menggali pengetahuan prasyarat yang dimiliki oleh siswa sesuai
dengan pelajaran yang akan dipelajari
2). Kegiatan Inti
e). Peneliti mengingatkan kembali pengetahuan awal siswa
f). Peneliti memberikan contoh huruf A sampai Z dengan menggunakan alat
peraga berupa huruf abjad yang terbuat dari kertas karton yang diberi warnawarni sehingga menarik perhatian siswa
g). Pada saat siswa ditugaskan untuk bermain sambil belajar guru membantu
siswa yang belum tahu atau belum mengerti
3). Kegiatan Akhir
h). Siswa membaca kalimat yang ditulis oleh guru di papan tulis
Terhadap kegiatan siswa pengamat melaporkan sebagai berikut:

63

1). Siswa aktif dalam menggunakan alat peraga, namun masih ada yang kesulitan
tidak dapat membedakan huruf J dan huruf I
2). Siswa memberi respon senang dan merupakan hal yang baru terhadap proses
pembelajaran, cara belajar, cara guru mengajar serta suasana kelas yang
menyenangkan
3). Waktu melaksanakan permainan siswa terlibat aktif dalam kelompok, mengambil
giliran serta berbagi tugas dan bekerja sama dalam kelompok memperhatikan
informasi yang disampaikan teman kelompok atau guru dan bertanya kepada
teman kelompok sebelum bertanya kepada guru untuk hal-hal yang kurang jelas.
4). Siswa dapat melakukan permainan tanpa mengalami kesulitan.
d.

Analisis dan Reflesi Tindakan


Pembelajaran tindakan siklus I difokuskan pada tahap pra baca yaitu

pengenalan huruf-huruf abjad pada siswa. Pembelajaran dilaksanakan dengan


menerapkan belajar dengan metode bermain. Untuk memperoleh data tentang
pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan pengamatan, wawancara, tes dan catatan
lapangan. Hasil pengamatan, wawancara, tes dan catatan lapangan selama
pelaksanaan tindakan dianalisis dan didiskusikan dengan pengamat sehingga
diperoleh hal-hal sebagai berikut:
1). Penyajian pada tahap pra baca yaitu pengenalan huruf-huruf abjad, pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan pembelajaran metode bermain, berjalan

64

sebagaimana yang telah direncanakan. Namun untuk belajar dalam metode


bermain perlu disiapkan waktu yang cukup untuk kegiatan tersebut.
2). Siswa merasa senang selama melakukan permainan dengan alat peraga yang
berupa huruf-huruf abjad yang terbuat dari kertas karton yang berbentuk persegi
yang sebelumnya tidak pernah diberikan.
3). Penggunaan alat peraga sangat menarik perhatian siswa selain itu penggunaan alat
peraga memudahkan siswa untuk memahami materi yang dipelajari.
3. Deskripsi Data Tindakan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Rencana tindakan pembelajaran yang dilakukan dalam siklus II dirancang
sebagai upaya untuk membantu siswa mengatasi kesulitan dalam membaca rancana
pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa rencana tindakan II disusun
berdasarkan analisis dan refleksi tindakan I. Pada dasarnya rencana tindakan yang
akan dilakukan tetap sama denga tahap-tahap pembelajaran dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran siklus I, perbedaannya hanya terletak pada permainan yang
akan dilakukan oleh siswa yaitu permainan baca lakukan.
Adapun tujuan yang diharapkan, metode mengajar, alat peraga yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1). Tujuan yang diharapkan adalah siswa dapat membaca lancar

65

2). Metode yang digunakan dalam tindakan ini adalah metode bermain, ceramah dan
tanya jawab.
3). Alat peraga yang digunakan adalah terbuat dari kertas karton .
Kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah siswa dapat mebaca lancar
beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3 5 kata dengan intonasi yang tepat
sedangkan tujuan pembelajarannya adalah siswa dapat membaca kata dengan benar
dan siswa dapat membaca kalimat sederhana.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Mei 2008 mulai pukul
07.30 09.30 WITA. Pembelajaran pada tindakan berlangsung selama 60 menit atau
2 jam pelajaran. Peneliti tetap sebagai guru seperti halnya pada tindakan I.
Pembelajaran diawali dengan peneliti mengucapkan salam, menyampaikan materi
yang akan dipelajari.
Sebelum kegiatan inti dalam pembelajaran, peneliti memulai dengan kegiatan
awal yaitu memotivasi siswa dengan menunjukan huruf-huruf abjad dari huruf a
sampai Z. Kemudian guru menyuruh beberapa siswa maju ke depan untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang huruf abjad itu. Kegiatan ini
dilakukan dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan siswa sebagai berikut:
G
S
G
W

:
:
:
:

Siapa yang masih mengingat huruf abjad dari huruf A sampai Z?


Saya Bu. (semua mengacungkan tangan)
Coba Wa Nini maju ke depan dan hafalkan huruf A sampai Z!
(Maju ke depan menghafal huruf) A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N,
O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y dan Z

66

G
S
G
S
G
S

: Bagus sekali (Wa Nini kembali ke tempat duduknya) Sekarang tunjukan


huruf W dan M!
: Saya Bu. (semua siswa mengacungkan tangan)
: Coba Haerun dan Fitri maju ke depan dan tunjukan huruf W dan M?
: Maju ke meja guru dan menunjukan huruf W dan huruf M.
: Apakah yang ditunjukan oleh Haerun dan Fitri sudah betul?
: Betul Bu.
Dari tanya jawab terlihat siswa sudah mengetahui materi prasyarat.

Pembelajaran dilanjutkan pada kegiatan inti. Adapun dialognya adalah sebagai


berikut:
G

S
G

: Anak-anak, setelah memahami dan mengetahui huruf-huruf abjad tadi


sekarang kita akan lanjutkan dengan membaca beberapa kalimat. Bu guru
akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok (membagi siswa dalam
lima kelompok).
: Baik Bu guru.
: Sekarang kalian telah mendapatkan teman kelompok dan kita mulai
permainannya, caranya mencari kata-kata di meja ibu guru kemudian
menempelkannya di papan tulis setelah itu teman yang lain membaca kalimat
di papan tulis dengan suara nyaring supaya didengar oleh teman-temannya.
: Iya Bu.

c. Hasil Observasi Tindakan


Seperti halnya pada pembelajaran tindakan siklus I, pembelajaran tindakan
siklus II diamati oleh satu orang pengamat yaitu guru kelas I SD Negeri I Nepa
Mekar. Pengamat melaporkan bahwa peneliti dalam pembelajaran tindakan telah
melaksanakan tugas sebagai berikut:
1). Kegiatan Awal
a). Peneliti mengawali pertemuan dengan mengucapkan salam kepada siswa.
b). Peneliti menyampaikan materi yang akan dibahas dan menginformasikan
tujuan pembelajaran serta menjelaskan materi.

67

c). Peneliti memunculkan rasa ingin tahu atau memotivasi siswa


d). Peneliti menggali pengetahuan prasyarat yang dimiliki siswa. Terlihat semua
siswa sudah mengetahui huruf abjad yang telah dijelaskan oleh peneliti.
2). Kegiatan Inti
e). Peneliti mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan prasyarat yang
selanjutnya memberikan pengarahan dan memberikan contoh dengan
menggunakan alat peraga dan menjelaskan tata cara permainan.
f). Setelah siswa memahami peneliti meminta kepada siswa untuk melakukan
permainan.
g).

Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk bertanya sebelum


melakukan permainan

3). Kegiatan Akhir


h). Tiap-tiap siswa membaca kalimat yang ada di papan tulis
Terhadap kegiatan siswa pengamat melaporkan sebagai berikut:
1). Siswa aktif dalam melakukan permainan, tetapi masih ada yang mengalami
kesulitan dalam membaca kalimat yang ada di papan tulis
2). Dalam melaksanakan permainan sama halnya dalam tindakan I siswa terlihat aktif
dalam kelompok, bekerja sama, memperhatikan informasi atau penjelasan yang
disampaikan kelompok maupun guru dan bertanya kepada teman kelompk
sebelum bertanya kepada guru kalau ada yang belum dipahami.

68

3). Siswa memberikan respon senang karena merupakan hal yang baru terhadap
proses pembelajaran, materi pelajaran, cara belajar, cara guru mengajar dan
suasana kelas yang menyenangkan.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan
Pembelajaran tindakan pada siklus II difokuskan pada tahap saat baca dan psca
baca. Pemebelajaran pada tindakan siklus II merupakan belajar sambil bermain, dan
untuk memperoleh data tentang pelaksanaan siklus II dilakukan pengamatan,
wawancara, tes, dan catatan lapangan. Hasil pengamatan, wawancara, tas dan catatan
lapangan selamapelaksanaan tindakan dianalisis dan didiskusikan dengan pengamat
sehingga diperoleh hal-hal berikut:
1). Presentase materi berjalan sesuai dengan yang direncanakan siswa merasa senang
melakukan permainan.
2). Penggunaan alat peraga dalam belajar kelompok yang berupa kertas karton sangat
menarik perhatian siswa.
3). Siswa yang mengalami kesulitan diberi bimbingan sehingga mereka dapat
membaca sesuai dengan yang diharapkan.
4). Hasil membaca menunjukan bahwa hasil bacaan dari enam subjek sudah sesuai
dengan apa yang diharpakan, namun dua orang subjek masih mengalami
kesulitan. Peneliti meberikan bimbingan lagi untuk subjek penelitian tersebut dan
akhirnya kedua orang subjek tersebut dapat mebaca dengan baik.
4. Deskripsi Data Tindakan Siklus III

69

a. Perencanaan Tindakan
Rencana tindakan pembelajaran yang dilakukan dalam siklus III dirancang
sebagai upaya untuk membantu siswa mengatasi kesulitan dalam membaca rencana
pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 2.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa rencana tindakan III disusun
berdasarkan analisis dan refleksi tindakan II. Pada dasarnya rencana tindakan yang
akan dilakukan tetap sama denga tahap-tahap pembelajaran dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran siklus II, perbedaannya hanya terletak pada permainan
yang akan dilakukan oleh siswa yaitu permainan baca lakukan.
Adapun tujuan yang diharapkan, metode mengajar, alat peraga yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1). Tujuan yang diharapkan adalah siswa dapat membaca lancar
2). Metode yang digunakan dalam tindakan ini adalah metode bermain, ceramah dan
tanya jawab.
3). Alat peraga yang digunakan adalah terbuat dari kertas karton .
Kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah siswa dapat mebaca lancar
beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3 5 kata dengan intonasi yang tepat
sedangkan tujuan pembelajarannya adalah siswa dapat membaca kata dengan benar
dan siswa dapat membaca kalimat sederhana.
b. Pelaksanaan Tindakan

70

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Mei 2008 mulai pukul
07.30 09.30 WITA. Pembelajaran pada tindakan berlangsung selama 60 menit atau
2 jam pelajaran. Peneliti tetap sebagai guru seperti halnya pada tindakan II.
Pembelajaran diawali dengan peneliti mengucapkan salam, menyampaikan materi
yang akan dipelajari
Kegiatan membuka pelajaran
G
S
G
S
G
S
G
S
G

: Assalamulaikum Warahmatullahi Wabarakatu


: Waalaikumsallam Warahmatullahi Wabarakatu
: Sekarang anak-anak duduk yang manis, kita akan belajar tetapi sebelum
belajar, kita berdoa dulu, ketua kelas pimpin doanya ya?
: Baik bu! (doa dimulai)
Setelah selesai berdoa guru membuka pelajaran dan mengadakan apersepsi
dengan mengingatkan kembali tentang huruf abjad
: Siapa yang masih ingat huruf A sampai Z
: (Serempak mengangkat tangan) saya bu!
: Ayo Rahman masih ingatkah kamu huruf A sampai z?
: (Rahman mulai menghafal huruf abjad)
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y Z
: bagus skali Rahman (dengan menepuk pundak siswa)
Pada dialog di atas tampak guru membuka pelajaran dengan membangkitkan

ingatan siswa melalui tanya jawab dengan siswa. Hal ini direspon dengan baik oleh
siswa dengan menjawab pertanyaan dari guru. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan
inti. Dialog kegiatan inti
G
S
G
S
G

: Sekarang perhatikan ibu guru ya??


: Baik bu!
: Di atas meja ibu guru terdapat beberapa kata-kata ibu ingin kalian mencari
kata-kata yang ibu sebutkan tetapi sebelumnya kita buat kelompok
: Baik bu!
: Sekarang kalian cari temanya masing-masing aturanya satu orang bertugas
mengambil satu kata di atas meja ibu guru kemudian dibaca dan di tempel di

71

S
G

:
:

G
S

:
:

papan tulis dan teman kelompoknya memperhatikan kata yang diambil oleh
temanya apakah sudah benar atau masih salah.
Baik bu!
Ibu membaca sebuah kata Makan
Wanini coba cari kata Makan
(Maju kedepan kemeja ibu guru dan mengambil kata makan dan
menunjukan kepada teman kelompoknya)
Fitri apakah yang diambil oleh temanmu sudah benar?
Benar bu guru

Kegiatan ini berlangsung selama 45 menit, dan direspon baik oleh siswa.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kelancaran membaca siswa. Yang
dilanjutkan dengan kegiatan akhir
e. Hasil Observasi Tindakan
Seperti halnya pada pembelajaran tindakan siklus II, pembelajaran tindakan
siklus III diamati oleh satu orang pengamat yaitu guru kelas I SD Negeri I Nepa
Mekar. Pengamat melaporkan bahwa peneliti dalam pembelajaran tindakan telah
melaksanakan tugas sebagai berikut:
1). Kegiatan Awal
a). Peneliti mengawali pertemuan dengan mengucapkan salam kepada siswa.
b). Peneliti menyampaikan materi yang akan dibahas dan menginformasikan
tujuan pembelajaran serta menjelaskan materi.
c). Peneliti memunculkan rasa ingin tahu atau memotivasi siswa
d). Peneliti menggali pengetahuan prasyarat yang dimiliki siswa. Terlihat semua
siswa sudah mengetahui huruf abjad yang telah dijelaskan oleh peneliti.
2). Kegiatan Inti

72

e). Peneliti mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan prasyarat yang


selanjutnya memberikan pengarahan dan memberikan contoh dengan
menggunakan alat peraga dan menjelaskan tata cara permainan.
f). Setelah siswa memahami peneliti meminta kepada siswa untuk melakukan
permainan.
g).

Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk bertanya sebelum


melakukan permainan

3). Kegiatan Akhir


h). Tiap-tiap siswa membaca kalimat yang ada di papan tulis
Terhadap kegiatan siswa pengamat melaporkan sebagai berikut:
1). Siswa aktif dalam melakukan permainan, tetapi masih ada yang mengalami
kesulitan dalam membaca kalimat yang ada di papan tulis
2). Dalam melaksanakan permainan sama halnya dalam tindakan I siswa terlihat aktif
dalam kelompok, bekerja sama, memperhatikan informasi atau penjelasan yang
disampaikan kelompok maupun guru dan bertanya kepada teman kelompk
sebelum bertanya kepada guru kalau ada yang belum dipahami.
3). Siswa memberikan respon senang karena merupakan hal yang baru terhadap
proses pembelajaran, materi pelajaran, cara belajar, cara guru mengajar dan
suasana kelas yang menyenangkan.
f. Analisis dan Refleksi Tindakan

73

Pembelajaran tindakan pada siklus III difokuskan pada tahap saat baca dan psca
baca. Pemebelajaran pada tindakan siklus III merupakan belajar sambil bermain, dan
untuk memperoleh data tentang pelaksanaan siklus III dilakukan pengamatan,
wawancara dan tes. Hasil pengamatan, wawancara dan tas selama pelaksanaan
tindakan dianalisis dan didiskusikan dengan pengamat sehingga diperoleh hal-hal
berikut:
1). Presentase materi berjalan sesuai dengan yang direncanakan siswa merasa senang
melakukan permainan.
2). Penggunaan alat peraga dalam belajar kelompok yang berupa kertas karton sangat
menarik perhatian siswa.
3). Siswa yang mengalami kesulitan diberi bimbingan sehingga mereka dapat
membaca sesuai dengan yang diharapkan.
4). Hasil membaca menunjukan bahwa hasil bacaan dari enam subjek sudah sesuai
dengan apa yang diharpakan, namun dua orang subjek masih mengalami
kesulitan. Peneliti meberikan bimbingan lagi untuk subjek penelitian tersebut dan
akhirnya kedua orang subjek tersebut dapat membaca dengan baik.
Dengan demikian upaya menggunakan metode bermain dalam kegiatan
pembelajaran keterampilan membaca permulaan dianggap telah berhasil. Maka
pembelajaran siklus III dianggap sudah selesai.
B. Temuan Penelitian
1. Temuan Tindakan Siklus I Aspek Guru dan Siswa

74

Tindakan siklus I dilaksanakan 3 tahap yaitu tahap prabaca, saat baca, dan pasca
baca. dengan total indikator yang diharapkan adalah 12. Dengan kompetensi dasar
adalah membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3 5 kata
dengan intonasi yang tepat, sedangkan tujuan pembelajaran adalah (1) siswa dapat
membaca kata demi kata, (2) siswa dapat membaca kalimat yang terdiri atas 3 5
kata dengan intonasi yang tepat. Pertemuan pertama, kedua dan ketiga dilaksanakan
dengan alokasi waktu 2 x 30 menit dengan 12 indikator yang diharapkan dapat
dilaksanakan.
Tabel 4.1 temuan penelitian tentang keberhasilan guru menggunakan metode
bermain dalam meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siklus pertama
menunjukan bahwa dari 12 indikator yang direncanakan hanya 8 (61,5%) indikator
yang dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga dikategorikan cukup (C). 5 butir
(33%) indikator yang belum dilakukan adalah (1) huruf-huruf yang banyak dalam
kata dan kalimat sederhana, (2) kata-kata baru yang bermakna menggunakan hurufhuruf yang sudah dikenal, (3) puisi yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan usia
siswa, (4) bacaan lebih kurang 10 kalimat (dibaca dengan lafal dan intonasi yang
wajar, (5) kalimat-kalimat sederhana.
Berdasarkan data pada siklus I dapat disimpulkan bahwa pencapaian
implementasi rencana persiapan pengajaran membaca permulaan aspek guru adalah
kategori cukup (C). Guna meningkatkan keberhasilan guru menggunakan metode
bermain maka dilakukan refleksi, yaitu guru harus melakukan semua kegiatan yang

75

direncanakan yaitu langkah KBM dan contoh-contoh perlu diperjelas dan


disederhanakan dengan menggunakan media.
Aktivitas guru pada siklus I berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam
melakukan aktivitas dan hasil nelajar membaca permulaan. Pada siklus I diharapkan
siswa mampu melakukan 12 butir indikator yang telah ditetapkan dalam tabel 4. 2
menunjukan bahwa 10 siswa yang dapat melakukan 7 butir indikator (53,8%).
Indikator yang tidak dapat dilakukan adalah memahami langkah-langkah KBM, cara
membalikan buku dengan baik, lafal dan intonasi kata dan kalimat sederhana, puisi
yang sesuai dengan tingkat dan usia siswa, bacaan lebih kurang 10 kalimat, kalimatkalimat sederhana.
8 siswa dapat melakukan 5 indikator (46,1%). Kelima hal itu adalah dapat
mengikuti KBM, sikap duduk yang baik, cara meletakan atau menempatkan buku di
meja, huruf-huruf yang banyak dalam kata dan kalimat sederhana yaitu yang sudah
dikenal siswa (huruf-huruf diperkenalkan siswa bertahap sampai dengan 14 huruf),
huruf-huruf kapital pada awal nama, orang, tuhan, agama, dan 4 orang (23,0%) hanya
dapat melakukan 3 indikator. Ketiga indikator tersebut adalah mengeja kata, hurufhuruf yang banyak dalam kata dan kalimat sederhana (yang sudah dikenal siswa),
cara atau memperhatikan huruf atau tulisan.
Hasil membaca siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 dan menunjukan
bahwa data hasil membaca dari 22 siswa pada siklus I menunjukan bahwa 18 siswa
(81,8%) dapat mengenal huruf abjad tulisan dan 15 siswa (68,1%) dapat melakukan

76

pelafalan huruf abjad dengan baik, dan 13 siswa (59,0%) dapat melakukan atau
mengeja huruf dengan baik, dan 9 siswa (40,9%) dapat mengeja kata.
Tabel 4. 2 menunjukan bahwa hasil belajar pada tahap saat baca menunjukan
bahwa hanya 9 siswa (40,9%) yang dapat membaca dengan lafal dan intonasi kata
dan kalimat sederhana. 19 siswa (86,3%) yang dapat membaca huruf-huruf dan kata
kalimat sederhana dan 19 siswa (86,3%) dapat membaca kata-kata baru yang
bermakna menggunakan huruf-huruf yang sudah dikenal.
Tabel 4. 2 menunjukan bahwa data hasil belajar membaca pada pascabaca
adalah 5 siswa (22,7%) yang dapat membaca puisi yang sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa, 8 siswa (36,3%) yang dapat membaca dengan lafal dan intonasi
yang tepat, 10 siswa (45,4%) dapat membaca kalimat-kalimat sederhana dan 11 siswa
(50%) dapat membaca bacaan 10 kalimat.
Berdasarkan data pada siklus I dapat disimpulkan bahwa hasil membaca
permulaan yang terdiri atas prabaca, saatbaca dan pascabaca rata-rata dikategorikan
kurang (K). Hal ini disebabkan guru dapat mengimplementasikan rencana
pembalajaran dengan baik.
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Membaca Permulaan Siklus I

TAHAP
BACA
Prabaca

2.

Saat baca

NO

INDIKATOR
- Mengenal huruf abjad
- Pelafalan huruf abjad
- Mengeja huruf
- Mengeja kata
- Lafal dan intonasi, kata
dan kalimat
- Huruf-huruf yang banyak
dalam kata dan kalimat

SIKLUS PERTAMA
FREKUENSI SKOR KUALIFIKASI
18
15
13
9
9

81,8%
68,1%
59,0%
40,9%
40,9 %

Baik
Sedang
Sedang
Kurang
Sedang

19

86,3%

Sangat baik

77

Pascabaca

sederhana
- Kata-kata baru yang
bermakna menggunakan
huruf-huruf yang sudah
dikenal
- Lafal dan intonasi yang
tepat yang sudah dikenal
dan kata yang baru
- Puisi yang sesuai dengan
tingkat kemampuan
- Bacaan lebih kurang 10
kalimat
- Kalimat-kalimat
sederhana
- Huruf-huruf kapital pada
awal nama orang, Tuhan
dan agama

Sangat baik
19

86,3%

36,3%

Kurang

22,7%

Sangat kurang
Kurang

36,3%

10

45,4%

11

50%

Kurang
Kurang

2. Temuan Siklus II Aspek Guru dan Siswa


Tindakan siklus II dilaksanakan 3 tahap membaca yaitu tahap prabaca, saat
baca, dan pascabaca dengan total indikator yang diharapkan adalah 12. Dengan
kompetensi dasar adalah membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri
atas 3 5 kata dengan intonasi yang tepat, sedangkan tujuan pembelajaran adalah (1)
siswa dapat membaca kata demi kata, (2) siswa dapat membaca kalimat yang terdiri
atas 3 5 kata dengan intonasi yang tepat. Pertemuan pertama, kedua dan ketiga
dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 30 menit dengan 12 indikator yang
diharapkan dapat dilaksanakan.
Temuan penelitian tentang keberhasilan guru menggunakan metode bermain
dalam pembelajaran meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siklus II
menunjukan bahwa dari 12 indikator yang direncanakan terdapat 8 (61,5%) indikator
yang dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dikategorikan cukup (C). 5 indikator
yang belum dilakukan adalah (1) tidak merespon komentar siswa, (2) tidak memberi

78

komentar kelemahan siswa dan kelebihan siswa, (3) tidak membimbing siswa dalam
mengajukan pertanyaan, (4) tidak melakukan apersepsi, (5) tidak ada timbal balik
antara guru dan siswa.
Berdasarkan data pada siklus II dapat disimpulkan bahwa pencapaian rencana
pembelajaran membaca permulaan pada aspek guru adalah kategori cukup (C). Guna
meningkatkan keberhasilan guru menggunakan metode bermain, maka dilakukan
refleksi, yaitu guru harus melakukan semua kegiatan yang direncanakan pada tahap
prabaca, saatbaca dan pascabaca.
Aktivitas guru pada siklus II berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam
melakukan aktivitas dan hasil membaca. Tabel 4. 2 siklus II diharapkan siswa mampu
melakukan 11 butir indikator yang telah ditetapkan namun temuan penelitian
menunjukan 15 siswa (68,1%) yang dapat melakukan 10 butir indikator (76,9%)
indikator yang tidak dapat dilakukan adalah membaca dengan lafal dan intonasi yang
tepat.
Tabel 4. 3 menunjukan bahwa data hasil prabaca membaca dari 22 siswa pada
siklus II menunjukan bahwa 18 siswa (81,8%) yang dapat mengenal huruf dengan
baik dan 18 siswa (81,8%) dapat mengeja huruf, 13 siswa (59,0%) dapat mengeja
kata.
Tabel 4. 3 menunjukan bahwa data hasil belajar tahap saat baca menunjukan
bahwa 13 siswa (59,0%) yang dapat melafalkan kata dan kalimat, 20 siswa (90,9%)
mampu mengenali huruf-huruf yang banyak dalam kata dan kalimat dan 20 siswa

79

(90,9%) mampu membaca kata-kata baru yang bermakna menggunakan huruf-huruf


yang sudah dikenal.
Tabel 4. 3 menunjukan bahwa hasil membaca permulaan pada pascabaca adalah
14 siswa (63,6%) yang dapat memperbaiki kesalahan dalam membaca. Sebanyak 10
siswa

(45,4%) dapat membaca puisi dengan tingkat kemampuan, dan 10 siswa

(45,4%) dapat membaca bacaan lebih kurang 10 kalimat, 15 siswa (58,1%) dapat
membaca kalimat-kalimat sederhana dan 7 siswa (31,8%) dapat mengenali hurufhuruf kapital pada awal nama orang, Tuhan, dan Agama.
Berdasarkan data pada siklus II dapat disimpulkan bahwa hasil membaca
permulaan yang terdiri atas prabaca, saatbaca dan pascabaca mengalami
perkembangan yang berarti yaitu dari kualivikasi kurang (K) menjadi kualivikasi
cukup (C).

Tabel 4.3. Hasil Belajar Siswa Membaca Permulaan Siklus 2


TAHAP
NO

SIKLUS PERTAMA
INDIKATOR

FREKUENSI

SKOR

KUALIFIKASI

BACA

Prabaca

2.

Saat baca

- Mengenal huruf abjad


- Pelafalan huruf abjad
- Mengeja huruf
- Mengeja kata
- Lafal dan intonasi, kata
dan kalimat
- Huruf-huruf yang banyak
dalam kata dan kalimat
sederhana
- Kata-kata baru yang

18
18
15
13
13

81,8%
81,8%
68,1%
59,0%
59,0 %

Baik
Baik
Baik
Sedang
Sedang

20

90,9%

Sangat
baik

20

90,9%

Sangat

80

Pascabaca

bermakna menggunakan
huruf-huruf yang sudah
dikenal
- Lafal dan intonasi yang
tepat yang sudah dikenal
dan kata yang baru
- Puisi yang sesuai dengan
tingkat kemampuan
- Bacaan lebih kurang 10
kalimat
- Kalimat-kalimat
sederhana
- Huruf-huruf kapital pada
awal nama orang, Tuhan
dan agama

baik
14

63,6%

Sedang

10

45,4%

Kurang

10

45,4%

Kurang

15

68,1%

Sedang

11

50%

Sangat
kurang

3. Temuan Siklus III Aspek Guru dan Siswa


Tindakan siklus I dilaksanakan 3 tahap membaca yaitu tahap prabaca, saat baca,
dan pascabaca. Dengan total indikator yang diharapkan adalah 12. Dengan
kompetensi dasar adalah membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri
atas 3 5 kata dengan intonasi yang tepat, sedangkan tujuan pembelajaran adalah (1)
siswa dapat membaca kata demi kata, (2) siswa dapat membaca kalimat yang terdiri
atas 3 5 kata dengan intonasi yang tepat. Pertemuan pertama, kedua dan ketiga
dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 30 menit dengan 12 indikator yang
diharapkan dapat dilaksanakan.
Tabel 4. 1 temuan penelitian tentang keberhasilan guru menggunakan metode
bermain dalam pembelajaran membaca permulaan pada siklus II menunjukan bahwa
dari 12 indikator yang direncanakan terdapat 10 (45,4%) indikator yang dapat
dilaksanakan dengan baik sehingga dikategorikan baik (B). 2 indikator yang tidak

81

dapat dilakukan adalah tidak menyampaikan kelemahan dan kelebihan membaca


siswa.
Berdasarkan data pada siklus III dapat disimpulkan bahwa pencapaian rencana
pembelajaran membaca pada aspek guru adalah kategori baik (B). guna
meningkatkan keberhasilan maka dilakukan refleksi yaitu guru harus menyampaikan
kelemahan dan kelebihan hasil belajar membaca setiap siswa.
Aktivitas guru pada siklus III berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam
melakukan aktivitas dan hasil membaca siswa pada setiap tahapan membaca. Pada
siklus ketiga diharapkan siswa mampu melakukan 12 butir indikator yang telah
ditetapkan. Dalam tabel 4. 2 menunjukan 18 siswa (81,8%) yang dapat melakukan 12
butir indikator. Indikator yang tidak dapat dilakukan adalah guru tidak membimbing
siswa dalam membuat pertanyaan.
Tabel 4. 3 menunjukan bahwa data hasil prabaca dari 22 siswa pada siklus III
menunjukan bahwa hanya 20 siswa (90,9%) dapat mengenali huruf, 20 siswa (90,9%)
dapat melakukan pelafalan huruf ,18 siswa (81,8%) dapat mengeja huruf sedangkan
17 siswa dapat mengeja kata.
Tabel 4. 4 menunjukan bahwa data hasil membaca tahap saat baca menunjukan
bahwa 17 siswa (77,2%), dapat membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat, 20
siswa (90,9%) dapat mengenali huruf-huruf yang banyak dalam kata dan kalimat
sederhana, 20 siswa (90, 9%) dapat membaca kata-kata baru yang bermakna
menggunakan huruf yang sudah dikenal

82

Tabel 4. 4 menunjukan bahwa hasil belajar membaca pada pascabaca adalah 16


siswa (72,7%) dapat membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat, 18 siswa (81,8%)
dapat membaca puisi yang sesuai dengan tingkat kemampuan, 18 siswa (81,8%)
dapat membaca bacaan lebih kurang 10 kalimat, 19 siswa (86,3%) dapat membaca
kalimat-kalimat sederhana dan 20 siswa (90,9%) dapat mengenali huruf kapital pada
awal nama orang, Tuhan dan agama
Berdasarkan data pada siklus III dapat disimpulkan bahwa hasil membaca
permulaan yang terdiri atas prabaca, saat baca dan pascabaca mengalami perbaikan
yang berarti yaitu dari kualifikasi baik menjadi baik.

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Membaca Permulaan Siklus 3


NO

TAHAP
BACA

Prabaca

2.

Saat baca

INDIKATOR

- Mengenal huruf abjad


- Pelafalan huruf abjad
- Mengeja huruf
- Mengeja kata
- Lafal dan intonasi, kata
dan kalimat
- Huruf-huruf yang banyak
dalam kata dan kalimat
sederhana
- Kata-kata baru yang
bermakna menggunakan
huruf-huruf yang sudah
dikenal

SIKLUS PERTAMA
FREKUENSI

SKOR

KUALIFIKASI

20
20
18
17
17

90.9% Sangat baik


90,9% Sangat baik
81,8%
Baik
77,2%
Baik
77,2 %
Sedang

20

90,9%

Sangat baik

20

90,9%

Sangat baik

83

Pascabaca

- Lafal dan intonasi yang


tepat yang sudah dikenal
dan kata yang baru
- Puisi yang sesuai dengan
tingkat kemampuan
- Bacaan lebih kurang 10
kalimat
- Kalimat-kalimat
sederhana
- Huruf-huruf kapital pada
awal nama orang, Tuhan
dan agama

16

72,7%

Baik

18

81,8%

Baik

18

81,8%

Baik

19

86,3%

Baik

20

90,9%

Sangat baik

C. Pembahasan
Hasil penelitian yang terdiri atas aktivitas siswa dan hasil belajar membaca
melalui 3 tahap yaitu tahap prabaca saat baca dan pascabaca pada siklus pertama,
kedua dan ketiga mengalami peningkatan yang berarti.
Hasil tindakan siklus pertama belum mencapai hasil yang diharapkan karna
belum mencapai target yang telah ditentukan yaitu kualifikasi kurang (K). Pada tahap
pertama membaca permulaan adalah prabaca yang terdiri atas menggali pengetahuan
awal siswa yaitu mengenalkan huruf abjad, mengeja huruf, dan mengeja kata,
sebagian siswa sudah dapat menghubungkan pengetahuan awal yang dimiliki dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Tahap saat baca sebagian siswa dapat
melafalkan kata dan kalimat sedangkan pada tahap pascabaca sebagian siswa dapat
membaca kalimat-kalimat sederhana.
Hasil tindakan siklus II telah mencapai hasil yang diharapkan walaupun belum
mencapai target yang telah ditetapkan yaitu kualifikasi cukup. Pada siklus II sebagian

84

siswa sudah dapat membaca kata, mengeja kata dan membaca kalimat-kalimat
sederhana. Keberhasilan siklus ke III mencapai kualifikasi baik. Hal ini menunjukan
pada tahap pascabaca bahwa siswa telah mampu membaca dengan lafal dan intonasi
yang tepat.
Keberhasilan tindakan dari siklus I, II dan III karena siswa telah mengenal
huruf, mengeja kata, membaca kata dan kalimat sehingga memudahkan siswa
memahami isi kalimat.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penggunaan metode bermain dalam pembelajaran membaca permulaan dapat
meningkatkan proses belajar membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri 1 Nepa
Mekar. Hal ini terbuktidengan adanya perkembangan kemampuan belajar siswa dari
siklus pertama dengan kualifikasi kurang (K) menjadi kualifikasi cukup(C) pada

85

siklus kedua, demikian juga dari seklus dua menjadi kualifikasi baik (B) pada siklus
ketiga.
Proses pembelajaran membaca permulaan dari aspek guru dan siswa dapat
dicapai karena dari satu siklus kesiklus berikutnya terus diadakan refleksi dan
perbaikan dengan melalui kolaborasi antara penulis dengan guru kelas 1 SD Negeri
1 Nepa Mekar. Hasil ini dapat dicapai karena adanya kerjasama dengan guru kelas
sebagai pengamat dan penulis sebagai perancang, pelaksana, mengopserfasi dan
merefleksi secara berdaur ulang selama tiga siklus.

B. Saran-saran
1. Kepada guru agar menggunakan metode bermain sebagai salah satu alternatif
meningkatkan proses dan hasil belajar membaca di SD.
2. Kepada mahasiswa diharapkan dapat menerapkan metode bermain dalam
pembelajaran membaca di SD jika menjadi guru nanti.
3. Kepada pihak terkait seperti Diknas Kecamatan dapat melakukan kerja sama
ke pihak UNM dalam hal ini FIP untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) di wilayahnya dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran di
SD.

86

DAFTAR PUSTAKA
Andi Nursiah, 2004. Teknik membaca dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada murid
SD, Karya Tulis Ilmiah, Watampone
Arikunto,S. Dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara .
Budiasi dan Zuchdi , 1996/1997. Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia Dikelas
Rendah, . Jakart: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Conny R Semiawan, dkk. 2002 Belajar dan Pembelajaran Dalam Taraf Usia Dini.
Jakarta: PT Prenhallindo.

87

Dadan Djuanda, 2006 Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Komunikatif Dan


Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia. Jakarta
Farida Rahim. 2007, Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Hanif Nurcholis dan Maffukhi. 2005, Saya Senang Berbahasa Indonesia, Jakarta
Erlangga.
Imam Safi`ie. 1999, Pengajaran Membaca Di Kelas-Kelas Awal Disekolah dasar.
Malang: Depdiknas.
Latri 2004. Pembelajaran Volume Kubus Dan Balok Secara Kontruktivis Dengan
Menggunakan Alat Peraga Di Kelas V SD Negeri 10 Watampone. Tesis
Malang: Tidak diterbitkan.
Moleong. 2000 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rusda Karya.
Muh. Faisal, dkk. 2007 Meningkatkan Kamampuan Menulis Karangan Melalui
Pendekatan Proses Dan Asesmen Portofolio Murid Kelas V SD Negeri 1
Watampone. Malang: Tesis Tidak diterbitkan.
Sunarti dan Subana, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Berbagai
Pendekatan, metode, tehnik dan media pengajaran. . Bandung: Pustaka setia
Wardani, IGK 2007 Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Universitas Terbuka.
Yudha Kurniawan. 2007 Smart Games, Jakarta PT Wahyu Media.

88

Lampiran 1

TES AWAL
Hari / Tanggal : Senin 5 Mei 2008.....................................
Ayo Membaca

Aku suka bangun pagi

89

Aku mandi dan gosok gigi


Ayah dan ibu bangun lebih dulu
Ayah membersikan ruangan
Ibu menyiapkan makanan

Lampiran 2
RENCANA PERSIAPAN PEMBELAJARAN
( RPP)

MATA PELAJARAN
KELAS/ SEMESTER
WAKTU
HARI / TANGGAL
A. STANDAR KOMPETENSI
Membaca

: BAHASA INDONESIA
: 1/ II
: 2 x 30 Menit
:.9 Mei 2008........................

90

Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak
B. KOMPETENSI DASAR
Membaca lancar dengan beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata
dengan intonasi yang tepat
C. INDIKATOR
Dapat membaca teks bacaan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat membaca kata demi kata dengan benar
2. Siswa dapat membaca kalimat yang terdiri atas 3-5 kata dengan intonasi yang
tepat
E. MATERI
Membaca teks ( terlampir )
F. METODE
Permainan ( Membaca berantai )

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal
a. Melakukan kegiatan pembelajaran
b. Menyampaikan KPD/ PB
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Apersepsi ( tanya jawab )
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan aturan permainan kepada siswa
b. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok masing-masing kelompok
terdiri dari lima orang siswa setiap anggota ada yang ditugaskan meloncat

91

sambil membaca, membantu mengarahkan dan memberikan semangat


serta ada anggota yang menyusun kata, kalimat dengan kartu kata untuk
mencocokan dengan hasil loncatan anggotanya.
c. Guru menyusun suku kata yang ada dalam teks bacaan yang sudah dibaca
nyaring di papan tulis, kegiatan membuat kata dilombakan, setiap
kelompok menyusun kata yang bermakna dan hasil di tebak kelompok
lawanya.
d. Dengan bimbingan guru, setiap kelompok melakukan permainan sambil
membaca tiap suku kata yang digabungkan menjadi kata yang bermakna
dengan cara melompat-lompat sebelah kaki sambil membaca dengan suara
nyaring.
e. Dengan bimbingan guru setiap kelompok menyusun kata-kata di papan
tulis serta setiap kelompok melakukan permainan kembali untuk menyusu
kalimat dengan cara yang sama sambil membaca kata-kata yang
diloncatinya. Anggota lainya membantu mengarahkan dan menyusun di
papan tulis dengan kartu kata untuk di baca bersama-sama.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa mengadakan kesimpulan
b. Memotivasi siswa
c. Menutup pelajaran
H. SUMBER BELAJAR
1. KTSP 2006
2. Buku paket bahasa Indonesia kelas 1 penerbit Citra Aji Parama halaman 39
dan 72
I. PENILAIAN
1. Perbuatan / tindakan
2. Tes akhir

92

Lakudo, 9 Mei 2008


Guru Pamong

Mahasiswa / Simulator

HABIBAH, A. Ma
NIP. 150 372 578

A M Z A H, A. Ma
NIM. 064 724 246
Mengetahui
Kepala Sekolah SD Negeri 1 Nepa Mekar
LA MUUSA, A. Ma Pd
NIP. 131 346 678

Lampiran 3

TES FORMATIF

Ayo Membaca!

93

Ani melihat ulat


Ati memetik bunga
Ibu menjahit baju
Didi bermain layang-layang
Ima membaca buku

Lampiran 4

TES AKHIR
Hari / Tanggal :.......................................

Ayo Membaca!

Aku suka bangun pagi

94

Aku mandi dan gosok gigi


Ayah dan ibu bangun lebih dulu
Ayah membersikan ruangan
Ibu menyiapkan makanan

Lampiran 5

FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN


MELALUI METODE BERMAIN SISWA KELAS I SDN I NEPA MEKAR
( Aspek Guru )
Nama Guru

Hari/ Tanggal :

95

Siklus Ke
Perunjuk

:
(1) Amatilah pelaksanaan KBM yang dilakukan oleh guru!
(2) Isilah kolom pengamatan sesuai kenyataan yang anda amati
(3) Berilah kualifikasi dengan mengisi kolom yang tersediah

N
O

Tahapan
pembelajara
n membaca

Prabaca

Indikator/ Deskriptor
A. Kegiatan Awal (skor)
1. Guru melakukan
persiapan KBM
2. Pengelolaan kelas
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
4. Mengadakan apersepsi
(tanya jawab dengan
siswa)
B. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi
yang akan diajarkan
2. Guru membagi siswa
kedalam beberapa
kelompok
3. Membimbing siswa
melakukan permainan
4. Evaluasi
C. Kegiatan Akhir
1. Guru dan siswa

Penga
matan
Y
A

TD
K

Kualifikasi
S
B C
B

Skor

S
K

96

mengadakan kesimpulan
2. Memberikan motivasi
2.

Saat Baca

3. Menutup pelajaran
A. Kegiatan Awal
1. Guru melakukan
persiapan KBM
2. Pengelolaan kelas
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
4. Mengadakan apersepsi
B. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi
2. Guru membagi siswa
kedalam beberapa
kelompok
3. membimbing siswa
melakukan permainan
4. Evaluasi
C. Kegiatan Akhir
1. Guru dan siswa
mengadakan kesimpulan
2. Memotivasi siswa

3.

Pasca Baca

3. Menutup pelajaran
A. Kegiatan Awal
1. Guru melakukan
persiapan KBM
2. Pengelolaan Kelas
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran

97

4. Apersepsi
B. Kegiatan Inti
1.

Guru menjelaskan
materi

2.

Guru membagi siswa


kedalam beberapa
kelompok

3.

membimbing siswa
melakukan permainan

4.

Evaluasi

C. Kegiatan Akhir
1. Guru dan siswa
mengadakan kesimpulan
2. Memotivasi siswa
3. Menutup pelajaran

Lampiran 6
FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN
MELALUI METODE BERMAIN SISWA KELAS I SDN I NEPA MEKAR
( Aspek Siswa )
Nama Siswa

No urut absen

Obserfasi

Hari/ Tanggal :
Silkus..................

98

Petunjuk

(1) Amatilah pelaksanaan KBM yang dilakukan oleh siswa!


(2) Isilah kolom pengamatan sesuai kenyataan yang anda amati
(3) Berilah kualifikasi dengan mengisi kolom yang tersedia

N
O
1

Tahapan
pembelajara
n membaca
Prabaca

Indikator/ Deskriptor
B. Kegiatan Awal (skor)
1 Berpartisipasi dalam
persiapan pembelajaran
2 Mengetahui KPD/ PW
3 Lancar melakukan KBM
4 Berpartisipasi dalamtanya
jawab
C. Kegiatan Inti
1. Lancar menerima materi
dari guru
2. Ikut berpartisipasi dalam
pembuatan kelompok
3. Ikut berpartisipasi dalam
kegiatan permainan
4. Perlihatkan hasil kerja
D. Kegiatan Akhir
1. Dapat menyimpulkan
materi pelajaran
2. Menerima saran untuk

2.

Saat Baca

perbaikan
A. Kegiatan Awal
1. Berpartisipasi dalam
kegiatan pembelajaran

Penga
matan
Y
A

TD
K

Kualifikasi
S
B C
B

Skor

S
K

99

2. Mengetahui KPD/ PB
3. Lancar melakukan KBM
4. Berpartisipasi dalam
tanya jawab
B. Kegiatan Inti
1. Serius memperhatikan
contoh-contoh yang
diperlihatkan oleh guru
2. Ikut berpartisipasi dalam
pembuatan kelompok
3. Terlibat dalam kegiata
membaca
4. Membaca teks secara
bergiliran
5. Evaluasi
C. Kegiatan Akhir
1. Terlibat dalam
menyimpulkan materi
2. menerima saran untuk
3.

Pasca Baca

perbaikan hasil kerja


A. Kegiatan Awal
1. Berpartisipasi

dalam

persiapan pembelajaran
2. Mengikuti proses belajar
mengajar
3. Dapat

mengulangi

langkah-langkah KBM
4. Berpartisipasi
tanya jawab

dalam

100

B. Kegiatan Inti
2. Serius dalam mengikuti
pelajaran
3. Ikut berpartisipasi dalam
permainan
4. Mengikuti evaluasi
C. Kegiatan Akhir
1. Terlibat

dalam

menyimpulkan materi
2. Menerima

saran

untuk

perbaikan hasil kerja

Lampiran 7

FORMAT WAWANCARA
Materi/ Siklus

:...................................

Hari/ Tanggal

:...................................

1 .Apaka kamu senang bermain?


2. Bagaimana perasaanmu selama mengikutikegiatan pembelajaran membaca ini?

101

3. Bagaimana

perasaanmu

mengikuti

langkah-langkah

pembelajaran

yang

dilaksanakan oleh guru?


4. Ketika kamu melakukan permainan tadi, bagaimana perasaanmu ?
5. Bagaimana cara kamu belajar membaca di rumah?
6. Apakah orang tua kamu menemani pada saat kamu belajar membaca?
7. Cara yang bagaimana yang bagus untuk belajar membaca ?
8. Apakah ada kesulitan saat belajar membaca?
9. Apakah ada kesulitan saat membaca kalimat?

Lampiran 8

Tabel 4. 1. Data aktivitas guru dalam meningkatkan keterampilan membaca


permulaan siswa kelas I SD Negeri I Nepa Mekar
TAHAP
BACA
Prabaca
Saatbaca
Pascabaca

PERTAMA

S I K L U S K E
KEDUA

KETIGA

SKOR

KUALIFIKASI

SKOR

KUALIFIKASI

SKOR

KUALIFIKASI

55,5%
62,8%
70,2%

Cukup
Cukup
Baik

61,5%
69,8%
72,2%

Cukup
Baik
Baik

65,0%
69,5%
75,4%

Baik
Baik
Baik

102

Tabel 4. 2. Data aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkatkan keterampilan


membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri I Nepa Mekar.
TAHAP
BACA
Prabaca
Saatbaca
Pascabaca

S I K L U S K E
KEDUA

PERTAMA

KETIGA

SKOR

KUALIFIKASI

SKOR

KUALIFIKASI

SKOR

KUALIFIKASI

45,2%
63,5%
67,2%

Kurang
Baik
Baik

50,5%
67,6%
75,2%

Cukup
Baik
Baik

50,2%
75,5%
79,0%

Baik
Baik
Baik

Tabel 4. 3. Data aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkatkan keterampilan


membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri I Nepa Mekar.
TAHAP
BACA
Prabaca
Saatbaca
Pascabaca

S I K L U S K E
KEDUA

PERTAMA

KETIGA

SKOR

KUALIFIKASI

SKOR

KUALIFIKASI

SKOR

KUALIFIKASI

40,5%
52,6%
67,0%

Kurang
Cukup
Baik

55,2%
60,7%
72,5%

Baik
Baik
Baik

62,5%
76,2%
81,8%

Baik
Baik
Sangat Baik

Lampiran 9
Data Perolehan Tes Awal

No

Nama Siswa

Rentang Nilai
1 - 10
Skor
2
3
4
10 10 10

Jumlah

Nilai

5
10

60

Haerun

1
20

Sufiati

20

10

55

5.5

La Ode Suriadi

20

10

10

10

55

5.5

Ibrahim

10

30

Irsan

10

30

Nurul Hartati

20

20

20

20

20

100

10

103

Safitri

20

20

20

20

20

100

10

Mania

20

10

10

10

10

60

Nurmila

10

10

35

3.5

10

Imran

10

10

35

3.5

11

Irma

20

10

10

45

4.5

12

Susiana

10

10

35

3.5

13

Kifli

10

30

14

Halija

25

2.5

15

Muh. Safik

10

10

35

3.5

16

Rahman

25

2.5

17

Sartina

20

10

10

10

10

70

18

Muliani

20

10

10

10

10

60

19

Arni

10

30

20

Wa Nini

25

2.5

21

La Bila Ibnu Mulkam

10

30

20 20
110
5
18.1%
81.9%

20

20

20

100

10

Jumlah

Nilai

22 Fitri
Jumlah
Rata-rata Kelas
% Ketuntasan
% Ketidaktuntasan

Lampiran 10
Data Perolehan Tes Formatif

Haerun

1
20

Rentang Nilai
1 - 10
Skor
2
3
4
20 10 10

Sufiati

20

10

10

10

10

60

La Ode Suriadi

20

10

10

10

10

60

Ibrahim

20

10

45

4.5

Irsan

20

10

45

4.5

No

Nama Siswa

5
10

70

104

Nurul Hartati

20

20

20

20

20

100

10

Safitri

20

20

20

20

20

100

10

Mania

20

10

10

40

Nurmila

20

10

55

5.5

10

Imran

10

10

10

40

11

Irma

20

10

10

10

10

60

12

Susiana

20

10

45

4.5

13

Kifli

20

10

10

40

14

Halija

20

10

45

4.5

15

Muh. Safik

20

20

10

60

16

Rahman

20

10

45

4.5

17

Sartina

20

20

20

10

10

80

18

Muliani

20

20

10

10

10

70

19

Arni

20

10

45

4.5

20

Wa Nini

20

10

45

4.5

21

La Bila Ibnu Mulkam

20

10

45

4.5

20 20
133.5
6.3
27.2 %
72.8 %

20

20

20

100

10

Jumlah

Nilai

22 Fitri
Jumlah
Rata-rata Kelas
% Ketuntasan
% Ketidaktuntasan

Lampiran 11
Data Perolehan Tes Akhir

Haerun

1
20

Rentang Nilai
1 - 10
Skor
2
3
4
20 20 20

Sufiati

20

20

20

10

10

80

La Ode Suriadi

20

20

20

20

10

90

Ibrahim

20

20

10

10

10

70

Irsan

20

20

10

10

10

70

Nurul Hartati

20

20

20

20

20

100

10

No

Nama Siswa

5
10

90

105

Safitri

20

20

20

20

20

100

10

Mania

20

20

10

10

10

70

Nurmila

20

20

10

10

15

75

7.5

10

Imran

20

20

20

10

10

80

11

Irma

20

20

10

10

15

75

7.5

12

Susiana

20

20

20

15

15

90

13

Kifli

20

20

10

10

10

70

14

Halija

20

20

10

10

15

70

15

Muh. Safik

20

20

10

15

10

80

16

Rahman

20

20

10

10

10

70

17

Sartina

20

20

20

15

10

85

8.5

18

Muliani

20

20

20

10

10

80

19

Arni

20

10

10

10

10

70

20

Wa Nini

20

20

20

15

10

85

8.5

21

La Bila Ibnu Mulkam

20

20

10

10

10

70

20 20
162
7.3
100 %
0

20

20

20

100

10

22 Fitri
Jumlah
Rata-rata Kelas
% Ketuntasan
% Ketidaktuntasan

Lampiran 12
Data Perolehan Skor Hasil Membaca Permulaan Siklus I

No

Nama Siswa

Tahap Membaca
Siklus I
Prabaca
Saatbaca Pascabaca
Skor
Skor
Skor
(20)
(30)
(50)
20
10
10

Jumlah

Nilai

40

Haerun

Sufiati

20

15

10

45

4.5

La Ode Suriadi

20

15

50

Ibrahim

20

30

Irsan

20

30

Nurul Hartati

20

30

50

100

10

106

Safitri

20

30

50

100

10

Mania

20

15

15

60

Nurmila

20

15

30

10

Imran

20

30

11

Irma

20

30

12

Susiana

20

10

10

40

13

Kifli

20

15

20

45

4.5

14

Halija

20

15

20

45

4.5

15

Muh. Safik

10

10

25

2.5

16

Rahman

20

10

10

40

17

Sartina

20

15

25

55

5.5

18

Muliani

20

15

25

55

5.5

19

Arni

20

20

20

Wa Nini

10

10

25

2.5

21

La Bila Ibnu Mulkam

10

20

30

50

100

10

22 Fitri
Jumlah
Rata-rata Kelas
% Ketuntasan
% Ketidaktuntasan

20
114.5
5.2
13.7 %
86.3 %

Lampiran 13
Data Perolehan Skor Hasil Membaca Permulaan Siklus II

No

Nama Siswa

Tahap Membaca
Siklus II
Prabaca
Saatbaca Pascabaca
Skor
Skor
Skor
(20)
(30)
(50)
20
15
20

Jumlah

Nilai

55

5.5

Haerun

Sufiati

20

30

20

70

La Ode Suriadi

20

15

20

55

5.5

Ibrahim

20

15

20

55

5.5

Irsan

20

15

25

60

Nurul Hartati

20

30

50

100

10

107

Safitri

20

30

50

100

10

Mania

20

30

20

70

Nurmila

20

30

20

70

10

Imran

20

30

20

70

11

Irma

20

15

25

60

12

Susiana

20

30

25

75

7.5

13

Kifli

20

15

20

55

5.5

14

Halija

20

15

10

45

4.5

15

Muh. Safik

20

30

20

70

16

Rahman

20

15

25

60

17

Sartina

20

30

20

70

18

Muliani

20

15

20

55

5.5

19

Arni

20

15

20

55

5.5

20

Wa Nini

20

15

20

55

5.5

21

La Bila Ibnu Mulkam

20

15

25

60

20
143
6.5
50 %
50%

30

50

100

10

22 Fitri
Jumlah
Rata-rata Kelas
% Ketuntasan
% Ketidaktuntasan

Lampiran 14
Data Perolehan Skor Hasil Membaca Permulaan Siklus III

No

Nama Siswa

Tahap Membaca
Siklus III
Prabaca
Saatbaca Pascabaca
Skor
Skor
Skor
(20)
(30)
(50)
20
30
25

Jumlah

Nilai

75

7.5

Haerun

Sufiati

20

30

25

75

7.5

La Ode Suriadi

20

30

25

75

7.5

Ibrahim

20

30

25

75

7.5

Irsan

20

30

25

75

7.5

Nurul Hartati

20

30

50

100

10

108

Safitri

20

30

50

100

10

Mania

20

30

25

75

7.5

Nurmila

20

15

25

60

10

Imran

20

30

25

75

7.5

11

Irma

20

30

25

75

7.5

12

Susiana

20

30

25

75

7.5

13

Kifli

20

15

25

60

14

Halija

20

30

25

75

7.5

15

Muh. Safik

20

15

25

60

16

Rahman

20

30

25

75

7.5

17

Sartina

20

15

25

60

18

Muliani

20

30

25

75

7.5

19

Arni

20

15

25

60

20

Wa Nini

20

15

25

60

21

La Bila Ibnu Mulkam

20

15

25

60

20
166.5
7.5
100 %
0%

30

50

100

10

22 Fitri
Jumlah
Rata-rata Kelas
% Ketuntasan
% Ketidaktuntasan

Lampiran 15
Dokumentasi

109

Membaca Tes

Menjelaskan Materi

Alat Peraga Yang di Gunakan

110

Siswa Menggunakan alat Peraga

111

Membimbing Siswa dalam Membaca

Siswa Mengutak Atik Alat Peraga

Riwayat Hidup
Amzah di lahirkan di Gu, pada tanggal 4 April 1982 Kecamatan
Lakudo Kabupaten Buton Sulaweai Tenggara. Putri ketiga dari
5bersaudara pasangan ibu Wa Zaale dan bapak Adam. Pendidikan
Sekolah Dasar ditempuh di SD Negeri Wanepa-Nepa Kecamatan
Lakudo, diselesaikan tahun 1995.
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama tamat di SMP Negeri I Raha di
selesaikan tahun 1998 dan pendidikan sekolah lanjutan atas di SMA Negeri 2 Raha
Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara.
Pada tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan di FKIP Universitas Haluoleo
(UNHALU) Kendari Program Studi Diploma II (DII) diselesaikan tahun 2005.

112

Selesai studi penulis mengabdi di salah satu Sekolah di SD Negeri 26 Raha. Pada
tahun 2006 mendapat kesempatan mengikuti pendidikan pada Program S I PGSD
Program Berasrama FIP UNM sampai sekarang.

You might also like