Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh
ERNIYANTI
2008
PERSETUJUAN PEMBIMBING
: Amzah
Nomor Stambuk
Jurusan/ prodi
Fakultas
: Ilmu Pendidikan
November 2008
Pembimbing I
Pembimbing II
Disahkan;
Ketua Jurusan/ Prodi PGSD FIP UNM
Drs. Muslimin, M. Ed
Nip 131 689 366
Disahkan Oleh
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Panitia Penguji:
1. Ketua
(.)
2. Sekretaris
(.)
3. Pembimbing I
(.)
4. Pembimbing II
( ....)
5. Penguji I
(.)
6. Penguji II
(.)
MOTTO
: Am z a h
NIM
Judul Skripsi
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
ketentuan yang berlaku.
Makassar,
November 2008
Amza h
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Segala puji dengan syukur penulis panjatkan kepada allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini dengan baik. Merupakan kebahagiaan tersendiri yang penulis
rasakan, karena banyaknya hambatan-hambatan yang penulis temui sejak awal
pengamatan sampai pada berahirnya penyusunan skripsi ini. Skripsi ini dibuat
sebagai salah satu syarat dalam rangkapenyelesaian studi SI.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, baik bentuk material
ataupun moril skripsi ini tidak akan terwujud. Untuk itu dengan segalah kerendahan
hati penulis menyampaikan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada yang terhormat bapak Drs.
Muh. Faisal, M.Pd selaku pembimbing I, penulis tidak dapat melupakan jasa dan
kebaikan bapak yang telah memberikan dorongan, bimbingan, masukan, komentar,
nasehat, dan saran sampai terwujudnya skripsi ini. Semoga allah SWT membalas
kebaikan dan jasa-jasa bapak Terima kasih yang tulus dan tak terhingga penulis
sampaikan kepada yang terhormat bapak Drs. Makmur Nurdin, M. Si selaku
pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan bimbingan masukan dan
motivasi selama membimbing penulis.
Demikian juga terima kasih penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Muslimin, M. Ed selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Negeri Makassar yang telah memberikan dorongan
dan semangat untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Nasaruddin, S. Pd, M. Pd selaku ketua UUP PGSD Watampone yang
telah memberikan semangat dan dorongan untuk segera menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Latri
telah
12. Kakakku Zaluddin, Aziza dan adikku Zadilan, Azma yang tidak henti-hentinya
memanjatkan doa demi keberhasilan penulis
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu
dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Makassar,
Penulis,
November 2008
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................
...........................................................................................................................i
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................
iii
MOTTO............................................................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN............................................................................
vi
KATA PENGANTAR.......................................................................................
vii
DAFTAR ISI..
x
DAFTAR TABEL.............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
11
8
1. Pengertian Membaca
8
2. Proses Membaca Permulaan Kelas Rendah Sekolah dasar
13
3. Permainan Dalam Bahasa Indonesia..
19
4. Langkah-langkah pembelajaran Membaca Permulaan
dengan Metode Bermain.................
25
B. Hipotesis Tindakan .
27
C. Kerangka Pikir
27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Seting Penelitian
28
B. Subjek Penelitian
28
C. Data Dan Sumber Data
29
D. Teknik Pengumpulan Data
29
E. Falidasi Data
30
F. AnalisisData
12
30
G. Langkah/ Tahap Penelitian
30
H. Indikator Kinerja
35
13
C. Pembahasan
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
66
B. Saran-saran.
66
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
14
34
38
58
61
64
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1. Skema kerangka pikir
Halaman
27
15
31
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
16
1. Tes awal..
70
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...
71
3. Tes Formatif
74
4. Format Tes Akhir.
75
5. Format Observasi membaca permulaan aspek guru
76
6. Format Observasi membaca permulaan aspek siswa
79
7. Pedoman Wawancara..
82
8. Aktivitas guru dalam meningkatkan keterampilan
membaca permulaan.
83
9 . Hasil Tes Awal
84
85
86
87
88
17
89
90
93
97
101
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) berdasarkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih menekankan keterlibatan anak dalam
belajar, hal ini terlihat dalam standar kompentensi yang harus dikuasai oleh siswa
yaitu kompentensi mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Depdiknas,
2006:), khususnya keterampilan membaca harus dikuasai oleh siswa SD karena
kemampuan membaca sangat berkaitan dengan seluruh proses belajar mengajar.
Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di
sekolah sangat di tentukan oleh penguasaan kemampuan membaca. Siswa yang tidak
mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan dalam
18
menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran,
buku-buku bacaan penunjang dan sumber-sumber belajar tertulis yang lain. Siswa
tersebut akan lamban sekali dalam menyerap pelajaran. Akibatnya, kemajuan
belajarnya juga lamban jika dibandingkan dengan siswa yang tidak mengalami
kesulitan dalam membaca.
Pembelajaran membaca mutlak dilakukan karena memiliki manfaat yang dapat
berguna bagi siswa dalam mengembangkan diri. Hal ini diperlukan pembelajaran
membaca sejak usia dini. Melalui pembelajaran membaca guru dapat berbuat dalam
proses pengindonesiaan anak-anak Indonesia, menurut Aziz dan Akhaida (Zuchdi
dan Budiarsi, 1992: 29) bahwa:
Dalam membaca permulaan guru dapat memilih wacana-wacana yang
memudahkan penanaman nilai-nilai keIndonesiaan pada anak-anak didik,
selain itu melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan
nilai-nilai moral kemampuan bernalar dan kreatifitas anak didik.
Pengenalan kata adalah salah satu dasar bagi pembinaan keterampilan
membaca permulaan. Dapatlah di katakan bahwa pengenalan kata ini merupakan
keterampilan prasarat untuk dapat membaca secara lancar dan teliti. Selanjutnya
kelancaran dan ketelitian ini merupakan dasar bagi proses pemahaman bacaan. Oleh
karena itu, pengajaran membaca permulaan perlu sekali menekankan pembelajaran
keterampilan pemahaman dalam konteks wacana, Samuel (Syafie, 1999: 13).
Konsep pengenalan kata dalam membaca permulaan meliputi sejumlah keterampilan,
antara lain keterampilan menghubungkan simbol-simbol tulisan dengan bunyi
19
Hasil
20
21
22
23
kelompok melakukan permainan sambil membaca tiap suku kata yang digabungkan
menjadi kata. Pada siklus 1 diharapkan siswa dapat membaca kata demi kata.
Siklus kedua direncanakan siswa telah dapat menghubungkan kata demi kata dan
siswa telah dapat membaca sebuah kalimat dengan baik melalui permainan meloncat
bulatan kata, permainan ini dilakukan secar berkelompok. Setiap kelompok
meloncati bulatan kata yang diucapkan kelompok lain atau guru, sehingga pada siklus
ke 3 siswa telah mampu membaca dengan lancar.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca
permulaan melalui metode bermain pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Nepa Mekar Kec.
Lakudo Kab. Buton.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
a. Mendapatkan teori baru tentang pembelajran membaca permulaan melalui
penerapan metode bermain.
b.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat dijadikan acuan bagi sekolah dalam peningkatan kwalitas pembelajaran
keterampilan membaca
24
kreativitas
guru
dalam
menemukan
metode-metode
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, HIPOTESIS DAN KERANGKA PIKIR
A Kajian Pustaka
1.
Pengertian Membaca
Membaca pada hakekatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak
hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktifitas visual,
berpikir, psikolinguistik dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca
merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.
Sebagai suatu proses berpikir membaca mencakup aktivitas pengenalan kata,
pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif. Pengenalan
kata bisa berupa aktifitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus, Crawley
dan Mountain (Farida, 2007: 2).
25
Tiga istilah sering digunakan untuk memberikan komponen dasar dari proses
membaca yaitu recording, decoding dan meaning. Recording merujuk pada kata-kata
dan kalimat, kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan
sistem tulisan yang digunakan sedangkan proses decoding (penyandian) merupakan
proses penerjemahan rangkaian grafis kedalam kata-kata. Proses recording dan
decoding biasanya berlangsung pada kelas-kelas awal yaitu kelas 1-3 yang dikenal
dengan istilah membaca permulaan. Penekanan membaca pada tahap ini ialah proses
perseptual yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi
bahasa sementara itu proses memahami makna (meaning) lebih ditekankan di kelaskelas tinggi, Safi`ie (Farida, 2007: 2)
Pemahaman guru tentang pembelajaran membaca permulaan di SD diperlukan
kemampuan guru memahami konsep dasar membaca permulaan, diantaranya hakekat
membaca dan kesiapan siswa membaca. Konsep dasar seperti dikemukakan oleh
Safi`ie (1999: 5-7) yaitu
26
7.
dikemukakan bahwa pada hakekatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan
27
psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual
dalam proses ini peranan indera visual sangat penting bagi mereka yang tuna netra.
Peranan indera visual dialihkan pada indera peraba, dengan indera visual dan indera
perabanya pembaca mengenali dan membedakan gambar-gambar bunyi serta
kombinasi dengan bunyi-bunyinya. Dengan proses itu rangkaian tulisan yang
dibacanya menjelma menjadi rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi kata,
kelompok kata yang bermakna di samping gambar bunyi. Membaca juga mengamati
berbagai macam tanda baca yang harus dikenalinya. Tanda-tanda baca membantu
dalam memahami maksud baris-baris tulisan.
Membaca adalah membaca sesuai dengan hakekatnya sebagai proses,
pengajaran membaca baik pengajaran membaca permulaan maupun pengajaran
membaca lanjut dilaksanakan agar anak menguasai proses membaca, Paul dkk
(Safi`ie, 1999:17), mengemukakan bahwa kegiatan membaca meliputi proses berikut:
1. Mengamati simbol-simbol tulisan
Kegiatan membaca dimulai dengan pengamatan secara visual, di samping
pengamatan secara visual juga diperlukan kesan auditori (pendengaran), terutama
pada anak-anak, belajar membaca permulaan. Pada anak-anak yang sedang dalam
proses belajar membaca permulaan ini, proses membaca terjadi dengan
menghubungkan tulisan dengan bunyi dalam bahasa lisan.
2. Menginterprestasikan apa yang diamati
28
29
30
31
membaca. Farida, (2007: 99) mengatakan bahwa pelaksanaan membaca dibagi atas
tahap prabaca, saat baca dan pasca baca.
a. Tahap prabaca
Guru yang kreatif harus mampu mengarahkan siswa pada topik pelajaran yang
akan dipelajari
32
menggambarkan apa yang diketahui seseorang tentang konsep tertentu dan hubungan
antara potonganpotongan informasi yang telah diketahui seseorang. Dua orang
mingkin mempunyai skemata yang sangat berbeda tentang suatu konsep dasar yang
sama.
Untuk menjadi pembaca yang sukses siswa membutuhkan berbagai skemata.
Mereka harus memiliki konsep-konsep tentang tujuan bahan cetakan dan tentang
hubungan bahasa bicara dan bahasa tertulis. Mereka juga membutuhkan kosa kata
dan pola kalimat yang umumnya tidak ditemukan dalam bahasa lisan dan dengan
gaya menulis yang berbeda dengan berbagai aliran sastra.
Bruberg (Farida, 2007: 100) mengemukakan beberapa teknik yang bisa
dilakukan guru untuk mengaktifkan skemata siswa melaui kegiatan prabaca. Kegiatan
prabaca yang dimaksud ialah membuat prediksi seperti yang dikemukaka berikut ini
1. Guru membaca judul bacaan dengan nyaring, kemudian memperkenalkan para
pelaku dengan menceritakan nama-nama mereka dan beberapa pernyataan yang
menceritakan tentang para pelaku, tokoh, akhirnya guru menyuruh siswa
memprediksi kelanjutan cerita.
2. Kegiatan memprediksi untuk menceritakan minat siswa pada bacaan dengan
menggunakan tekhnik prediksi kegiatan prabaca yang dilakukan ialah membaca
nyaring beberapa halaman dari sebuah buku. Jika tebalnya 100 halaman suruh
siswa mengambil tiga halaman antara halaman 1 100. baca tiga halaman
tersebut dengan nyaring, kemudian suruh siswa memprediksi isi cerita. Kegiatan
ini membangkitkan rasa ingin tahu dan minat siswa kepada buku tersebut.
33
3. Kegiatan lain yang tercakup dalam kegiatan prabaca ialah menggunakan berbagai
stimulus untuk mempertahankan perhatian siswa pada pelajaran. Pada kegiatan ini
guru harus berusaha menggunakan berbagai cara, dengan menggunakan media
suara yang berfariasi (mungkin juga berhenti berbicara), gerakn-gerakan misalnya
gerakan tangan, ekspresi wajah dan sebagainya. Apabila dikaitkan kegiatan
membaca, guru dapat mencontohkan cara membaca nyaring pada waktu prabaca.
Pertama, guru memperlihatkan gambar kulit buku, dan membicarakannya denag
siswa. Kemudian guru membaca nyaring buku tersebut dengan suara yang
kadang-kadang keras dan kadang-kadang lembut dengan ekspresi wajah yang
sesuai.
Tinjauan cerita yang berisi informasi dihubungkan dengan isi ceria bisa
meningkatkan pemahaman. Sebelum membaca siswa diberikan bagian-bagian cerita
untuk membangun latar belakang pengatahuan tentang cerita, meningkatkan belajar
terutama kesan siswa tentang cerita yang akan dibacanya. Tinjauan cerita juga bisa
membantu anak mengaktifkan pengetahuan awal mereka dan memusatkan perhatian
sebelum mambaca. Sedangkan petunjuk antisipasi dirancang untuk merangsang
berpikir yang berisi pernyataan deklaratif, yang mungkin tidak di benar atau tidak
sesuai dengan cerita yang dibacanya. Sebelun membaca cerita, siswa menanggapi
sesuai dengan paengalaman mereka sendiri.nilai petunjuk bisa dikembangkan
kedalam bagian pasca baca dengan mengulang proses sesudah membaca,
34
dan
mengontrol
fungsi
ini.
Metakognitif
melibatkan
kegiatan
35
secara langsung dalam teks?, jika ia, pembaca akan mencari kata-kata penulis yang
tepat untuk satu jawaban, (2) apakah teks tersebut mengimplikasikan jawaban dengan
memberi petunjuk yang jelas dan berhubungan dengan pertanyaan serta alasan yang
berkaitan dengan informasi yang tersedia sehingga pembaca bisa menentukan
jawaban yang cocok. (3) apakah jawaban harus berasal dari pengetahuan dan gagasan
saya sendiri yang berkaitan dengan cerita? Jika demikian, pembaca harus
menghubungkan pengetahuan awalnya dengan informasi yang diberikan dalam teks
sehingga mendapatkan jawaban yang diperlukan.
Kegiatan saat baca lebih lanjut bisa dikembangkan dengan cara lain seperti
berikut. Sesudah siswa membaca suatu cerita atau bab, suruh satu kelompok siswa
berlatih membaca bagian bacaan. Tugas siswa mengambil bagian dari karakter yang
berbeda di dalam adegan dan salah seorang menjadi narator. Siswa yang lain disuruh
mengikuti bersama-sama. Kegiatan ini membantu siswa memahami dialog dan
penggunaan tanda-tanda kutipan.
c. Tahap pasca baca
Kegiatan pasca baca digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi
baru yang dibacanya ke dalam skemata yang telah dimiliknya sehinnga diperoleh
tingkat pemahaman yang lebih tinggi, Burns, dkk (Farida 2007: 105). Strategi yang
dapat digunakan pada tahap pasca baca adalah belajar mengembangkan bahan bacaan
pengajaran, memberikan pertanyaan, menceritakan kembali dan presentasi visual.
36
3.
kehidupan anak, terdapat insting bermain pada setiap anak serta kebutuhan
melakukannya dalam suatu pola yang khusus guna melibatkan dalam suatu kegiatan
yang membantu proses kematangan anak. Dari beberbagai penelitian Seto (Dadang,
2006: 86) terungkap bahwa bermain dapat dikembangkan menjadi semacam alat
untuk mengatualisasikan potensi kritis pada diri anak, mempersiapkan fungsi
intelektual dan aspek emosi dan sosialnya. Dengan demikian, bermain berkembang
37
bukan hanya menjadi sarana yang dapat dinikmati dan menyenangkan saja tetapi juga
bersifat mendidik.
W. R Smith (Dadang, 2006: 86) seorang psikolog menyatakan bahwa bermain
merupakan dorongan langsung dari dalam diri setiap individu yang bagi anak- anak
merupakan pekerjaan, sedangkan bagi orang dewasa merasakan sebagai kegemaran.
Anak usia SD merupakan usia bermain. Bagi mereka dunia ini hanya bermain,mereka
belum dapat membedakan dunia nyata dan bermain, baru setelah semakin dewasa,
mereka paham bahwa ada dua dunia yaitu dunia bermain dan dunia nyata atau dunia
kerja.
Kesenangan anak- anak bermain dapat dipakai sebagai kesempatan untuk
belajar hal-hal yang kongkret, sehingga daya cipta imajinasi dan kreativitas anak
berkembang. Bermain merupakan aktivitas kongkret dapat memberikan momentum
alami bagi anak untuk belajar sesuai dengan usianya dan kebutuhan spesifik anak.
Bermain adalah cara yang paling efektif pada usia sekolah dasar baik di bidang
akademik maupun aspek fisik sosial dan emosional.
Melalui situasi bermain anak diharapkan mendapatkan pemahaman yang
mendalam terhadap objek-objek dan memiliki keterampilan khusus dalam mengamati
dan memeperoleh materi serta agar anak mendapat makna spritual yang disimbolkan
materi dan kegiatan- kegiatan tersebut. Bermain ini akhirnya dapat digunakan guru
sebagai wahana atau teknik pembelajaran untuk membentuk pemahaman melalui
kegiatan bermain peran atau dengan menggunakan berbagai media yang tersedia.
38
membenarkan
adanya
hubungan
kuat
antara
bermain
dan
perkembangan kognitif, salah satunya bermain simbolik (Bennet, 2005: 92) pernyatan
tersebut didukung oleh Vigosky dan Piaget (Dadan, 2006: 97) yang menyatakan
bahwa, bermain simbolik itu permainan yang penting sekali dalam pengembangan
berpikir abstrak. Bermain simbolik merupakan gambaran pengembangan pikiran.
Bermain juga memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir, divergen dan
belajar memecahkan masalah. Bermain juga merupakan lingkungan yang kaya untuk
mengembangkan bahasa siswa. Waktu siswa berinteraksi dengan siswa lainnya
mereka mengkomunikasikan makna dan mengembangkan bahasa cerita.
b. Pengembangan Sosial
Bermain adalah model yang baik untuk mengembangkan sosial anak, karena akan
mendorong anak-anak berinteraksi sosial. Anak-anak belajar mengatasi dan
menentukan konflik, memecahkan masalah, bergaul, bergiliran, bekerja sama,
negoisasi dan sering dengan teman-teman. Dengan bermain, anak-anak dibantu untuk
39
40
e. Pengembangan Bahasa
Aktifitas bermain ibarat laboratorium bahasa, Mayarina (Dadan, 2006: 93)
selama anak bermain, mereka mengungkapkan berbagai kata, berbagai ragam bahasa,
selama
bermain
mereka
memperoleh
kesempatan
untuk
bercakap-cakap.
41
bulatan kata itu dilantai. Bentuklah siswa menjadi beberapa kelompok. Suruhlah
siswa setiap kelompok meloncati bulatan kata yang diucapkan kelompok lain atau
guru. Misalnya loncat ke kakak, loncat ke ibu, loncat ke adik. Dengan demikian,
setiap anak membaca bulatan untuk diinjak. Lebih meningkat lagi, bulatan kata
bisa dalam bentuk yang lebih sulit, misalnya kata yang bila digabung bisa
menjadi kalimat. Kata pada bulatan disebar di lantai dan memungkinkan dapat
menyusun beberapa kalimat bila diloncati dengan benar. Misalnya: Ibu pergi ke
pasar. Ibu membawa buku. Jadi, siswa harus loncat ke ibu pergi ke dan pasar.
Loncat ke ibu, membawa, buku.
3. Permainan suku kata
Permainan ini dilakukan secara berkelompok, masing-masing kelompok terdiri
atas lima orang siswa. Setiap anggota ada yang ditugaskan melompat sambil
membaca, membantu mengarahkan dan memberikan semangat serta ada anggota
yang menyusun kata kalimat dengan satu kata untuk mencocokkan dengan hasil
loncatan anggotanya. Setiap anggota kelompok melakukakan permainan sambil
membaca tiap suku kata yang digabungkan menjadi kata yang bermakna dengan
cara melompat-lompat sebela kaki dengan suara nyaring.
4. Permainan membaca berantai.
Guru mengajak siswa membentuk satu lingkaran besar atau siswa duduk di kursi
masing-masing dan memjelaskan tujuan permainan membaca berantai, kemudian
guru memeberikan naska teks yang akan di baca oleh siswa. Guru membaca cerita
42
kemudian dilanjutkan oleh siswa yang ditunjuk. Siswa yang ditunjuk melanjutkan
memebaca cerita dan dilanjutkan lagi oleh siswa berikutnya.
5. Permainan kata dari wacana
Permainan ini dimainkan secara berkelompok. Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok. Setiap kelompok mendapat foto kopi wacana yang harus dibaca.
Setiap kelompok harus mengajukan satu kata (hasil diskusi) yang harus dikatakan
kepada kelompok lain. Kelompok yang diberi kata harus memberikan kata-kata
lain yang berhubungan dengan kata yang diucapkan kelompok yang memberi
kata. Misalnya, dari wacana Musim Hujan, kelompok mengambil kata hujan.
Contohnya ada kelompok yang mengatakan banjir, dingin, basah, dan seterusnya,
kelompokyang paling banyak menermukakan kata yang berkaitan dengan kata
yang diberikan kelompok penanya, itulah pemenangnya.
4.
43
44
Setelah semua kegiatan proses belajar mengajar dilakukan, siswa diajak menarik
kesimpulan dari pelajaran saat itu. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan
soal evaluasi dalam bentuk esai tes.
B. Hipotesis Tindakan
Adapun yang menjadi hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah
penerapan metode bermain akan meningkatkan keterampilan membaca permulaan
pada siswa.
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan teori
yang
mendasari
penelitian
tentang
meningkatkan
Aspek Siswa
Aspek Guru
Metode Bermain
Prabaca
Melafal huruf
Mengeja huruf
Saat baca
- Mengeja kata
- Membaca kata
Meningkat
Pascabaca
Membaca
kalimat
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2008 yang akan dilaksanakan di kelas I
SD Negeri 1 Nepamekar. Lokasi penelitian ini dipilih sebagai alasan: (1) Masih
ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca, (2) Adanya dukungan
46
dari kepala sekolah dan guru terhadap pelaksanaan penelitian ini, (3) Lokasinya
mudah dijangkau.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini direncanakan pada bulan April 2008. Penelitian tersebut dimulai
dari tahap perencanaan sampai tahap laporan dengan tiga siklus. Subjek penelitian
adalah murid kelas 1 SD Negeri 1 Nepa Mekar. Memilih murid kelas 1 sebagai
responden dengan alasan, (1) tingkat perkembangan kognitif di kelas tersebut belum
lancar membaca, (2) adanya fariasi murid, dilihat dari status sosial, pendidikan dan
pekerjaan orang tua mereka, (3) adanya masalah yang dialami siswa kelas 1dalam
belajar membaca.
C. Data dan Sumber Data
Data penelitian ini berupa hasil pekerjaan siswa terhadap soal yang diberikan
meliputi:
1. Tes awal sebelum tindakan
2. Hasil wawancara dengan subjek penelitian dan guru kelas
3. Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes,
wawancara, pengamatan dan catatan lapangan. Empat teknik tersebut diuraikan
sebagai berikut:
1. Tes
47
48
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setyelah penelitian.
Pada saat refleksi dari setiap tindakan pembelajaran dan sesudah pengumpulan data
dan analisis data. Adapun teknik yang digunakan adalah teknik analisis data
kuantitatif yang dikembangkan oleh Milles (Latri, 2004: 99). Yang terdiri dari tiga
tahap kegiatan yang dilakukan secara berurutan yaitu: (1) Mereduksi data, (2)
Menyajikan data, dan (3) Menarik kesimpulan atau ferivikasi data.
G. Langkah / Penahapan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (action
research) yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus). Hal ini mengacu kepada
pendapat Mc Taggar dan Wardani (Faisal, dkk, 2007: 29) bahwa penelitian tindakan
kelas mengikuti proses siklus atau daur ulang mulai dari perencanaan tindakan,
pengamatan dan refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi).
Menyususn rencana
Siklus 1
tindakan siklus 1
- Prabaca
- Saat baca
- Pasca baca
observasi
siklus
Refleksi
analisis dan
evaluasi
49
Belumberhasil
Refleksi tindakan
Siklus 2
Analisis dan
Evaluasi
observasi
siklus 2
Tindakan siklus 2
- Pra baca
- Saat baca
- pasca baca
Menyusurencana
siklus 2
Belum berhasil
Menyusun rencana
Siklus 3
Tindakan siklus 3
- Pra baca
- Saat baca
- Pasca baca
Observasi
Siklus 3
S E LE SAI
Refleksi
siklus 3
Analisis dan
Evaluasi
Berhasil
Bagan 3. 1. Siklus Penelitian (Mc Taggar dan Wardani (Faisal, dkk, 2007: 29)
50
3. Observasi
Tahap observasi adalah mengamati seluruh proses tindakan dan pada saat selesai
tindakan. Fokus observasi adalah aktifitas guru dan siswa. Aktifitas guru dapat
diamati mulai pada tahap awal pembelajaran, saat pembelajaran dan akhir
51
pembelajaran. Data aktifitas guru dan siswa diperoleh dengan menggunakan format
observasi, pedoman wawancara, rekaman dan hasil membaca setiap responden.
Format observasi seperti pada lampiran 5
4. Refleksi
Langkah terakhir dalam prosedur penelitian tindakan ini adalah mengadakan
refleksi (renungan) terhadap hasil yang telah dicapai pada setiap siklus. Refleksi
dilakukan dengan mengacu pada hasil observasi selama proses dan pada saat selesai
pembelajaran, yang terdiri atas aktifitas guru maupun siswa. Jika hasil yang dicapai
pada siklus 1 belum sesuai dengan indikator dan target (60 % ke atas) sesuai rencana,
maka akan dimusyawarakan bersama tentang alternatif pemecahannya dan
selanjutnya direncanakan tindakan berikutnya
Ukuran keberhasilan dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek guru dan aspek
murid.
Keberhasilan
aspek
guru
dapat
dilihat
pada
kemampuan
52
Kualifikasi
Sangat baik (SB)
70% - 84%
Baik (B)
55% - 69%
Sedang (S)
46% - 54%
Kurang (K)
0% - 45 %
Analisis data dimulai dari analisis terhadap data yang telah diperoleh berdasarkan
hasil observasi dan tes kemampuan membaca setiap responden. Data terdiri atas
aspek aktifitas guru, aspek aktifitas siswa dan aspek hasil kemampuan membaca
permulaan siswa SD Negeri 1 Nepa Mekar melalui penggunaan metode permainan.
Langkah-langkah data sebagai berikut:
a. Data setiap aspek dianalisis dan ditabulasi, kemudian dihitung rata-rata dengan
menggunakan tekhnik presentase setiap aspek
53
BAB IV
PAPARAN DATA TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data
1. Deskripsi Data Sebelum Tindakan
Pada hari Senin, tangggal 5 Mei 2008 peneliti menemui Kepala Sekolah dan
guru kelas I SD Negeri I Nepa Mekar Kecamatan Lakudo Kab. Buton untuk
54
55
membaca kalimat tersebut yang diikuti oleh siswa. Guru tidak menggunakan media
dalam mengajar membaca. Guru berulangkali membaca kalimat-kalimat yang ada di
papan tulis dan terus diikuti oleh siswa.
Pada hari Kamis tanggal 8 Mei 2008 peneliti membicarakan hasil tes awal
dengan guru kelas I yang sudah dilaksanakan dan mengadakan kesepakatan mengenai
subjek penelitia. Siswa yang dipilih sebagai subjek penelitian sebanyak orang siswa
yang paling banyak melakukan kesalahan. Utnuk memilih subjek penelitian, selain
melihat hasil tes juga memperhatikan cara belajar siswa atau keaktifan siswa dalam
memperhatikan pelajaran. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, peneliti dan guru
kelas I sepakat bahwa siswa yang dipilih adalah H, W, M, I, K, MS, R, dan A.
berdasarkan persetukjuan kepala sekolah dan guru kelas I kedelapan orang siswa ini
diberi bimbingan khusus.
Adapun bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan oleh kedelapan siswa ini
dalam membaca pada tes awal dapat dilihat pada tabel 4-1 berikut.
Tabel 4-1. Identifikasi jenis kesalahan siswa pada tes awal
No
1
H
3.
1.
2.
3.
4.
1.
Jenis Kesalahan
3
Dapat membaca huruf abjad
Dapat membaca apabila huruf digabungkan
atau dieja
Tidak dapat membaca sebuah kalimat dengan
lancar
Dapat membaca huruf abjad
Dapat mengeja huruf
Dapat membaca sebuah kata
Belum Dapat membaca dengan lancar
Dapat membaca huruf abjad
56
MS
57
58
Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 9 Mei 2008 mulai pukul 07.30
59
S
G
S
G
R
G
R
G
S
G
S
G
H
G
S
G
S
G
S
G
S
G
S
G
S
G
60
S
G
S
G
S
G
bekerja dalam kelompok dan setiap anggota kelompok diberi tugas. Siswa dibagi
empat kelompok, ada yang berjumlah lima orang dan ada yang berjumlah enam orang
siswa. Belajar dalam kelompok berlangsung selama 30 menit.
Kelompok I
61
62
Pembelajaran tindakan siklus I diamati oleh satu orang pengamat yaitu guru
kelas I SD Negeri I Nepa Mekar. Pengamat melaporkan bahwa peneliti dalam
pembelajaran tindakan siklus I telah melaksanakan tugas sebagai berikut:
1). Kegiatan Awal
a). Peneliti mengawali pertemuan dengan mengucapkan salam kepada siswa
b). Peneliti menyampaikan materi yang akan dibahas dan menginformasikan
tujuan pembelajaran
c). Peneliti memunculkan rasa ingin tahu atau memotivasi siswa
d). Peneliti menggali pengetahuan prasyarat yang dimiliki oleh siswa sesuai
dengan pelajaran yang akan dipelajari
2). Kegiatan Inti
e). Peneliti mengingatkan kembali pengetahuan awal siswa
f). Peneliti memberikan contoh huruf A sampai Z dengan menggunakan alat
peraga berupa huruf abjad yang terbuat dari kertas karton yang diberi warnawarni sehingga menarik perhatian siswa
g). Pada saat siswa ditugaskan untuk bermain sambil belajar guru membantu
siswa yang belum tahu atau belum mengerti
3). Kegiatan Akhir
h). Siswa membaca kalimat yang ditulis oleh guru di papan tulis
Terhadap kegiatan siswa pengamat melaporkan sebagai berikut:
63
1). Siswa aktif dalam menggunakan alat peraga, namun masih ada yang kesulitan
tidak dapat membedakan huruf J dan huruf I
2). Siswa memberi respon senang dan merupakan hal yang baru terhadap proses
pembelajaran, cara belajar, cara guru mengajar serta suasana kelas yang
menyenangkan
3). Waktu melaksanakan permainan siswa terlibat aktif dalam kelompok, mengambil
giliran serta berbagi tugas dan bekerja sama dalam kelompok memperhatikan
informasi yang disampaikan teman kelompok atau guru dan bertanya kepada
teman kelompok sebelum bertanya kepada guru untuk hal-hal yang kurang jelas.
4). Siswa dapat melakukan permainan tanpa mengalami kesulitan.
d.
64
65
2). Metode yang digunakan dalam tindakan ini adalah metode bermain, ceramah dan
tanya jawab.
3). Alat peraga yang digunakan adalah terbuat dari kertas karton .
Kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah siswa dapat mebaca lancar
beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3 5 kata dengan intonasi yang tepat
sedangkan tujuan pembelajarannya adalah siswa dapat membaca kata dengan benar
dan siswa dapat membaca kalimat sederhana.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Mei 2008 mulai pukul
07.30 09.30 WITA. Pembelajaran pada tindakan berlangsung selama 60 menit atau
2 jam pelajaran. Peneliti tetap sebagai guru seperti halnya pada tindakan I.
Pembelajaran diawali dengan peneliti mengucapkan salam, menyampaikan materi
yang akan dipelajari.
Sebelum kegiatan inti dalam pembelajaran, peneliti memulai dengan kegiatan
awal yaitu memotivasi siswa dengan menunjukan huruf-huruf abjad dari huruf a
sampai Z. Kemudian guru menyuruh beberapa siswa maju ke depan untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang huruf abjad itu. Kegiatan ini
dilakukan dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan siswa sebagai berikut:
G
S
G
W
:
:
:
:
66
G
S
G
S
G
S
S
G
67
68
3). Siswa memberikan respon senang karena merupakan hal yang baru terhadap
proses pembelajaran, materi pelajaran, cara belajar, cara guru mengajar dan
suasana kelas yang menyenangkan.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan
Pembelajaran tindakan pada siklus II difokuskan pada tahap saat baca dan psca
baca. Pemebelajaran pada tindakan siklus II merupakan belajar sambil bermain, dan
untuk memperoleh data tentang pelaksanaan siklus II dilakukan pengamatan,
wawancara, tes, dan catatan lapangan. Hasil pengamatan, wawancara, tas dan catatan
lapangan selamapelaksanaan tindakan dianalisis dan didiskusikan dengan pengamat
sehingga diperoleh hal-hal berikut:
1). Presentase materi berjalan sesuai dengan yang direncanakan siswa merasa senang
melakukan permainan.
2). Penggunaan alat peraga dalam belajar kelompok yang berupa kertas karton sangat
menarik perhatian siswa.
3). Siswa yang mengalami kesulitan diberi bimbingan sehingga mereka dapat
membaca sesuai dengan yang diharapkan.
4). Hasil membaca menunjukan bahwa hasil bacaan dari enam subjek sudah sesuai
dengan apa yang diharpakan, namun dua orang subjek masih mengalami
kesulitan. Peneliti meberikan bimbingan lagi untuk subjek penelitian tersebut dan
akhirnya kedua orang subjek tersebut dapat mebaca dengan baik.
4. Deskripsi Data Tindakan Siklus III
69
a. Perencanaan Tindakan
Rencana tindakan pembelajaran yang dilakukan dalam siklus III dirancang
sebagai upaya untuk membantu siswa mengatasi kesulitan dalam membaca rencana
pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 2.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa rencana tindakan III disusun
berdasarkan analisis dan refleksi tindakan II. Pada dasarnya rencana tindakan yang
akan dilakukan tetap sama denga tahap-tahap pembelajaran dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran siklus II, perbedaannya hanya terletak pada permainan
yang akan dilakukan oleh siswa yaitu permainan baca lakukan.
Adapun tujuan yang diharapkan, metode mengajar, alat peraga yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1). Tujuan yang diharapkan adalah siswa dapat membaca lancar
2). Metode yang digunakan dalam tindakan ini adalah metode bermain, ceramah dan
tanya jawab.
3). Alat peraga yang digunakan adalah terbuat dari kertas karton .
Kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah siswa dapat mebaca lancar
beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3 5 kata dengan intonasi yang tepat
sedangkan tujuan pembelajarannya adalah siswa dapat membaca kata dengan benar
dan siswa dapat membaca kalimat sederhana.
b. Pelaksanaan Tindakan
70
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Mei 2008 mulai pukul
07.30 09.30 WITA. Pembelajaran pada tindakan berlangsung selama 60 menit atau
2 jam pelajaran. Peneliti tetap sebagai guru seperti halnya pada tindakan II.
Pembelajaran diawali dengan peneliti mengucapkan salam, menyampaikan materi
yang akan dipelajari
Kegiatan membuka pelajaran
G
S
G
S
G
S
G
S
G
ingatan siswa melalui tanya jawab dengan siswa. Hal ini direspon dengan baik oleh
siswa dengan menjawab pertanyaan dari guru. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan
inti. Dialog kegiatan inti
G
S
G
S
G
71
S
G
:
:
G
S
:
:
papan tulis dan teman kelompoknya memperhatikan kata yang diambil oleh
temanya apakah sudah benar atau masih salah.
Baik bu!
Ibu membaca sebuah kata Makan
Wanini coba cari kata Makan
(Maju kedepan kemeja ibu guru dan mengambil kata makan dan
menunjukan kepada teman kelompoknya)
Fitri apakah yang diambil oleh temanmu sudah benar?
Benar bu guru
Kegiatan ini berlangsung selama 45 menit, dan direspon baik oleh siswa.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kelancaran membaca siswa. Yang
dilanjutkan dengan kegiatan akhir
e. Hasil Observasi Tindakan
Seperti halnya pada pembelajaran tindakan siklus II, pembelajaran tindakan
siklus III diamati oleh satu orang pengamat yaitu guru kelas I SD Negeri I Nepa
Mekar. Pengamat melaporkan bahwa peneliti dalam pembelajaran tindakan telah
melaksanakan tugas sebagai berikut:
1). Kegiatan Awal
a). Peneliti mengawali pertemuan dengan mengucapkan salam kepada siswa.
b). Peneliti menyampaikan materi yang akan dibahas dan menginformasikan
tujuan pembelajaran serta menjelaskan materi.
c). Peneliti memunculkan rasa ingin tahu atau memotivasi siswa
d). Peneliti menggali pengetahuan prasyarat yang dimiliki siswa. Terlihat semua
siswa sudah mengetahui huruf abjad yang telah dijelaskan oleh peneliti.
2). Kegiatan Inti
72
73
Pembelajaran tindakan pada siklus III difokuskan pada tahap saat baca dan psca
baca. Pemebelajaran pada tindakan siklus III merupakan belajar sambil bermain, dan
untuk memperoleh data tentang pelaksanaan siklus III dilakukan pengamatan,
wawancara dan tes. Hasil pengamatan, wawancara dan tas selama pelaksanaan
tindakan dianalisis dan didiskusikan dengan pengamat sehingga diperoleh hal-hal
berikut:
1). Presentase materi berjalan sesuai dengan yang direncanakan siswa merasa senang
melakukan permainan.
2). Penggunaan alat peraga dalam belajar kelompok yang berupa kertas karton sangat
menarik perhatian siswa.
3). Siswa yang mengalami kesulitan diberi bimbingan sehingga mereka dapat
membaca sesuai dengan yang diharapkan.
4). Hasil membaca menunjukan bahwa hasil bacaan dari enam subjek sudah sesuai
dengan apa yang diharpakan, namun dua orang subjek masih mengalami
kesulitan. Peneliti meberikan bimbingan lagi untuk subjek penelitian tersebut dan
akhirnya kedua orang subjek tersebut dapat membaca dengan baik.
Dengan demikian upaya menggunakan metode bermain dalam kegiatan
pembelajaran keterampilan membaca permulaan dianggap telah berhasil. Maka
pembelajaran siklus III dianggap sudah selesai.
B. Temuan Penelitian
1. Temuan Tindakan Siklus I Aspek Guru dan Siswa
74
Tindakan siklus I dilaksanakan 3 tahap yaitu tahap prabaca, saat baca, dan pasca
baca. dengan total indikator yang diharapkan adalah 12. Dengan kompetensi dasar
adalah membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3 5 kata
dengan intonasi yang tepat, sedangkan tujuan pembelajaran adalah (1) siswa dapat
membaca kata demi kata, (2) siswa dapat membaca kalimat yang terdiri atas 3 5
kata dengan intonasi yang tepat. Pertemuan pertama, kedua dan ketiga dilaksanakan
dengan alokasi waktu 2 x 30 menit dengan 12 indikator yang diharapkan dapat
dilaksanakan.
Tabel 4.1 temuan penelitian tentang keberhasilan guru menggunakan metode
bermain dalam meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siklus pertama
menunjukan bahwa dari 12 indikator yang direncanakan hanya 8 (61,5%) indikator
yang dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga dikategorikan cukup (C). 5 butir
(33%) indikator yang belum dilakukan adalah (1) huruf-huruf yang banyak dalam
kata dan kalimat sederhana, (2) kata-kata baru yang bermakna menggunakan hurufhuruf yang sudah dikenal, (3) puisi yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan usia
siswa, (4) bacaan lebih kurang 10 kalimat (dibaca dengan lafal dan intonasi yang
wajar, (5) kalimat-kalimat sederhana.
Berdasarkan data pada siklus I dapat disimpulkan bahwa pencapaian
implementasi rencana persiapan pengajaran membaca permulaan aspek guru adalah
kategori cukup (C). Guna meningkatkan keberhasilan guru menggunakan metode
bermain maka dilakukan refleksi, yaitu guru harus melakukan semua kegiatan yang
75
76
pelafalan huruf abjad dengan baik, dan 13 siswa (59,0%) dapat melakukan atau
mengeja huruf dengan baik, dan 9 siswa (40,9%) dapat mengeja kata.
Tabel 4. 2 menunjukan bahwa hasil belajar pada tahap saat baca menunjukan
bahwa hanya 9 siswa (40,9%) yang dapat membaca dengan lafal dan intonasi kata
dan kalimat sederhana. 19 siswa (86,3%) yang dapat membaca huruf-huruf dan kata
kalimat sederhana dan 19 siswa (86,3%) dapat membaca kata-kata baru yang
bermakna menggunakan huruf-huruf yang sudah dikenal.
Tabel 4. 2 menunjukan bahwa data hasil belajar membaca pada pascabaca
adalah 5 siswa (22,7%) yang dapat membaca puisi yang sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa, 8 siswa (36,3%) yang dapat membaca dengan lafal dan intonasi
yang tepat, 10 siswa (45,4%) dapat membaca kalimat-kalimat sederhana dan 11 siswa
(50%) dapat membaca bacaan 10 kalimat.
Berdasarkan data pada siklus I dapat disimpulkan bahwa hasil membaca
permulaan yang terdiri atas prabaca, saatbaca dan pascabaca rata-rata dikategorikan
kurang (K). Hal ini disebabkan guru dapat mengimplementasikan rencana
pembalajaran dengan baik.
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Membaca Permulaan Siklus I
TAHAP
BACA
Prabaca
2.
Saat baca
NO
INDIKATOR
- Mengenal huruf abjad
- Pelafalan huruf abjad
- Mengeja huruf
- Mengeja kata
- Lafal dan intonasi, kata
dan kalimat
- Huruf-huruf yang banyak
dalam kata dan kalimat
SIKLUS PERTAMA
FREKUENSI SKOR KUALIFIKASI
18
15
13
9
9
81,8%
68,1%
59,0%
40,9%
40,9 %
Baik
Sedang
Sedang
Kurang
Sedang
19
86,3%
Sangat baik
77
Pascabaca
sederhana
- Kata-kata baru yang
bermakna menggunakan
huruf-huruf yang sudah
dikenal
- Lafal dan intonasi yang
tepat yang sudah dikenal
dan kata yang baru
- Puisi yang sesuai dengan
tingkat kemampuan
- Bacaan lebih kurang 10
kalimat
- Kalimat-kalimat
sederhana
- Huruf-huruf kapital pada
awal nama orang, Tuhan
dan agama
Sangat baik
19
86,3%
36,3%
Kurang
22,7%
Sangat kurang
Kurang
36,3%
10
45,4%
11
50%
Kurang
Kurang
78
komentar kelemahan siswa dan kelebihan siswa, (3) tidak membimbing siswa dalam
mengajukan pertanyaan, (4) tidak melakukan apersepsi, (5) tidak ada timbal balik
antara guru dan siswa.
Berdasarkan data pada siklus II dapat disimpulkan bahwa pencapaian rencana
pembelajaran membaca permulaan pada aspek guru adalah kategori cukup (C). Guna
meningkatkan keberhasilan guru menggunakan metode bermain, maka dilakukan
refleksi, yaitu guru harus melakukan semua kegiatan yang direncanakan pada tahap
prabaca, saatbaca dan pascabaca.
Aktivitas guru pada siklus II berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam
melakukan aktivitas dan hasil membaca. Tabel 4. 2 siklus II diharapkan siswa mampu
melakukan 11 butir indikator yang telah ditetapkan namun temuan penelitian
menunjukan 15 siswa (68,1%) yang dapat melakukan 10 butir indikator (76,9%)
indikator yang tidak dapat dilakukan adalah membaca dengan lafal dan intonasi yang
tepat.
Tabel 4. 3 menunjukan bahwa data hasil prabaca membaca dari 22 siswa pada
siklus II menunjukan bahwa 18 siswa (81,8%) yang dapat mengenal huruf dengan
baik dan 18 siswa (81,8%) dapat mengeja huruf, 13 siswa (59,0%) dapat mengeja
kata.
Tabel 4. 3 menunjukan bahwa data hasil belajar tahap saat baca menunjukan
bahwa 13 siswa (59,0%) yang dapat melafalkan kata dan kalimat, 20 siswa (90,9%)
mampu mengenali huruf-huruf yang banyak dalam kata dan kalimat dan 20 siswa
79
(45,4%) dapat membaca bacaan lebih kurang 10 kalimat, 15 siswa (58,1%) dapat
membaca kalimat-kalimat sederhana dan 7 siswa (31,8%) dapat mengenali hurufhuruf kapital pada awal nama orang, Tuhan, dan Agama.
Berdasarkan data pada siklus II dapat disimpulkan bahwa hasil membaca
permulaan yang terdiri atas prabaca, saatbaca dan pascabaca mengalami
perkembangan yang berarti yaitu dari kualivikasi kurang (K) menjadi kualivikasi
cukup (C).
SIKLUS PERTAMA
INDIKATOR
FREKUENSI
SKOR
KUALIFIKASI
BACA
Prabaca
2.
Saat baca
18
18
15
13
13
81,8%
81,8%
68,1%
59,0%
59,0 %
Baik
Baik
Baik
Sedang
Sedang
20
90,9%
Sangat
baik
20
90,9%
Sangat
80
Pascabaca
bermakna menggunakan
huruf-huruf yang sudah
dikenal
- Lafal dan intonasi yang
tepat yang sudah dikenal
dan kata yang baru
- Puisi yang sesuai dengan
tingkat kemampuan
- Bacaan lebih kurang 10
kalimat
- Kalimat-kalimat
sederhana
- Huruf-huruf kapital pada
awal nama orang, Tuhan
dan agama
baik
14
63,6%
Sedang
10
45,4%
Kurang
10
45,4%
Kurang
15
68,1%
Sedang
11
50%
Sangat
kurang
81
82
TAHAP
BACA
Prabaca
2.
Saat baca
INDIKATOR
SIKLUS PERTAMA
FREKUENSI
SKOR
KUALIFIKASI
20
20
18
17
17
20
90,9%
Sangat baik
20
90,9%
Sangat baik
83
Pascabaca
16
72,7%
Baik
18
81,8%
Baik
18
81,8%
Baik
19
86,3%
Baik
20
90,9%
Sangat baik
C. Pembahasan
Hasil penelitian yang terdiri atas aktivitas siswa dan hasil belajar membaca
melalui 3 tahap yaitu tahap prabaca saat baca dan pascabaca pada siklus pertama,
kedua dan ketiga mengalami peningkatan yang berarti.
Hasil tindakan siklus pertama belum mencapai hasil yang diharapkan karna
belum mencapai target yang telah ditentukan yaitu kualifikasi kurang (K). Pada tahap
pertama membaca permulaan adalah prabaca yang terdiri atas menggali pengetahuan
awal siswa yaitu mengenalkan huruf abjad, mengeja huruf, dan mengeja kata,
sebagian siswa sudah dapat menghubungkan pengetahuan awal yang dimiliki dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Tahap saat baca sebagian siswa dapat
melafalkan kata dan kalimat sedangkan pada tahap pascabaca sebagian siswa dapat
membaca kalimat-kalimat sederhana.
Hasil tindakan siklus II telah mencapai hasil yang diharapkan walaupun belum
mencapai target yang telah ditetapkan yaitu kualifikasi cukup. Pada siklus II sebagian
84
siswa sudah dapat membaca kata, mengeja kata dan membaca kalimat-kalimat
sederhana. Keberhasilan siklus ke III mencapai kualifikasi baik. Hal ini menunjukan
pada tahap pascabaca bahwa siswa telah mampu membaca dengan lafal dan intonasi
yang tepat.
Keberhasilan tindakan dari siklus I, II dan III karena siswa telah mengenal
huruf, mengeja kata, membaca kata dan kalimat sehingga memudahkan siswa
memahami isi kalimat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penggunaan metode bermain dalam pembelajaran membaca permulaan dapat
meningkatkan proses belajar membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri 1 Nepa
Mekar. Hal ini terbuktidengan adanya perkembangan kemampuan belajar siswa dari
siklus pertama dengan kualifikasi kurang (K) menjadi kualifikasi cukup(C) pada
85
siklus kedua, demikian juga dari seklus dua menjadi kualifikasi baik (B) pada siklus
ketiga.
Proses pembelajaran membaca permulaan dari aspek guru dan siswa dapat
dicapai karena dari satu siklus kesiklus berikutnya terus diadakan refleksi dan
perbaikan dengan melalui kolaborasi antara penulis dengan guru kelas 1 SD Negeri
1 Nepa Mekar. Hasil ini dapat dicapai karena adanya kerjasama dengan guru kelas
sebagai pengamat dan penulis sebagai perancang, pelaksana, mengopserfasi dan
merefleksi secara berdaur ulang selama tiga siklus.
B. Saran-saran
1. Kepada guru agar menggunakan metode bermain sebagai salah satu alternatif
meningkatkan proses dan hasil belajar membaca di SD.
2. Kepada mahasiswa diharapkan dapat menerapkan metode bermain dalam
pembelajaran membaca di SD jika menjadi guru nanti.
3. Kepada pihak terkait seperti Diknas Kecamatan dapat melakukan kerja sama
ke pihak UNM dalam hal ini FIP untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) di wilayahnya dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran di
SD.
86
DAFTAR PUSTAKA
Andi Nursiah, 2004. Teknik membaca dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada murid
SD, Karya Tulis Ilmiah, Watampone
Arikunto,S. Dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara .
Budiasi dan Zuchdi , 1996/1997. Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia Dikelas
Rendah, . Jakart: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Conny R Semiawan, dkk. 2002 Belajar dan Pembelajaran Dalam Taraf Usia Dini.
Jakarta: PT Prenhallindo.
87
88
Lampiran 1
TES AWAL
Hari / Tanggal : Senin 5 Mei 2008.....................................
Ayo Membaca
89
Lampiran 2
RENCANA PERSIAPAN PEMBELAJARAN
( RPP)
MATA PELAJARAN
KELAS/ SEMESTER
WAKTU
HARI / TANGGAL
A. STANDAR KOMPETENSI
Membaca
: BAHASA INDONESIA
: 1/ II
: 2 x 30 Menit
:.9 Mei 2008........................
90
Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak
B. KOMPETENSI DASAR
Membaca lancar dengan beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata
dengan intonasi yang tepat
C. INDIKATOR
Dapat membaca teks bacaan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat membaca kata demi kata dengan benar
2. Siswa dapat membaca kalimat yang terdiri atas 3-5 kata dengan intonasi yang
tepat
E. MATERI
Membaca teks ( terlampir )
F. METODE
Permainan ( Membaca berantai )
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal
a. Melakukan kegiatan pembelajaran
b. Menyampaikan KPD/ PB
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Apersepsi ( tanya jawab )
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan aturan permainan kepada siswa
b. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok masing-masing kelompok
terdiri dari lima orang siswa setiap anggota ada yang ditugaskan meloncat
91
92
Mahasiswa / Simulator
HABIBAH, A. Ma
NIP. 150 372 578
A M Z A H, A. Ma
NIM. 064 724 246
Mengetahui
Kepala Sekolah SD Negeri 1 Nepa Mekar
LA MUUSA, A. Ma Pd
NIP. 131 346 678
Lampiran 3
TES FORMATIF
Ayo Membaca!
93
Lampiran 4
TES AKHIR
Hari / Tanggal :.......................................
Ayo Membaca!
94
Lampiran 5
Hari/ Tanggal :
95
Siklus Ke
Perunjuk
:
(1) Amatilah pelaksanaan KBM yang dilakukan oleh guru!
(2) Isilah kolom pengamatan sesuai kenyataan yang anda amati
(3) Berilah kualifikasi dengan mengisi kolom yang tersediah
N
O
Tahapan
pembelajara
n membaca
Prabaca
Indikator/ Deskriptor
A. Kegiatan Awal (skor)
1. Guru melakukan
persiapan KBM
2. Pengelolaan kelas
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
4. Mengadakan apersepsi
(tanya jawab dengan
siswa)
B. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi
yang akan diajarkan
2. Guru membagi siswa
kedalam beberapa
kelompok
3. Membimbing siswa
melakukan permainan
4. Evaluasi
C. Kegiatan Akhir
1. Guru dan siswa
Penga
matan
Y
A
TD
K
Kualifikasi
S
B C
B
Skor
S
K
96
mengadakan kesimpulan
2. Memberikan motivasi
2.
Saat Baca
3. Menutup pelajaran
A. Kegiatan Awal
1. Guru melakukan
persiapan KBM
2. Pengelolaan kelas
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
4. Mengadakan apersepsi
B. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi
2. Guru membagi siswa
kedalam beberapa
kelompok
3. membimbing siswa
melakukan permainan
4. Evaluasi
C. Kegiatan Akhir
1. Guru dan siswa
mengadakan kesimpulan
2. Memotivasi siswa
3.
Pasca Baca
3. Menutup pelajaran
A. Kegiatan Awal
1. Guru melakukan
persiapan KBM
2. Pengelolaan Kelas
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
97
4. Apersepsi
B. Kegiatan Inti
1.
Guru menjelaskan
materi
2.
3.
membimbing siswa
melakukan permainan
4.
Evaluasi
C. Kegiatan Akhir
1. Guru dan siswa
mengadakan kesimpulan
2. Memotivasi siswa
3. Menutup pelajaran
Lampiran 6
FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN
MELALUI METODE BERMAIN SISWA KELAS I SDN I NEPA MEKAR
( Aspek Siswa )
Nama Siswa
No urut absen
Obserfasi
Hari/ Tanggal :
Silkus..................
98
Petunjuk
N
O
1
Tahapan
pembelajara
n membaca
Prabaca
Indikator/ Deskriptor
B. Kegiatan Awal (skor)
1 Berpartisipasi dalam
persiapan pembelajaran
2 Mengetahui KPD/ PW
3 Lancar melakukan KBM
4 Berpartisipasi dalamtanya
jawab
C. Kegiatan Inti
1. Lancar menerima materi
dari guru
2. Ikut berpartisipasi dalam
pembuatan kelompok
3. Ikut berpartisipasi dalam
kegiatan permainan
4. Perlihatkan hasil kerja
D. Kegiatan Akhir
1. Dapat menyimpulkan
materi pelajaran
2. Menerima saran untuk
2.
Saat Baca
perbaikan
A. Kegiatan Awal
1. Berpartisipasi dalam
kegiatan pembelajaran
Penga
matan
Y
A
TD
K
Kualifikasi
S
B C
B
Skor
S
K
99
2. Mengetahui KPD/ PB
3. Lancar melakukan KBM
4. Berpartisipasi dalam
tanya jawab
B. Kegiatan Inti
1. Serius memperhatikan
contoh-contoh yang
diperlihatkan oleh guru
2. Ikut berpartisipasi dalam
pembuatan kelompok
3. Terlibat dalam kegiata
membaca
4. Membaca teks secara
bergiliran
5. Evaluasi
C. Kegiatan Akhir
1. Terlibat dalam
menyimpulkan materi
2. menerima saran untuk
3.
Pasca Baca
dalam
persiapan pembelajaran
2. Mengikuti proses belajar
mengajar
3. Dapat
mengulangi
langkah-langkah KBM
4. Berpartisipasi
tanya jawab
dalam
100
B. Kegiatan Inti
2. Serius dalam mengikuti
pelajaran
3. Ikut berpartisipasi dalam
permainan
4. Mengikuti evaluasi
C. Kegiatan Akhir
1. Terlibat
dalam
menyimpulkan materi
2. Menerima
saran
untuk
Lampiran 7
FORMAT WAWANCARA
Materi/ Siklus
:...................................
Hari/ Tanggal
:...................................
101
3. Bagaimana
perasaanmu
mengikuti
langkah-langkah
pembelajaran
yang
Lampiran 8
PERTAMA
S I K L U S K E
KEDUA
KETIGA
SKOR
KUALIFIKASI
SKOR
KUALIFIKASI
SKOR
KUALIFIKASI
55,5%
62,8%
70,2%
Cukup
Cukup
Baik
61,5%
69,8%
72,2%
Cukup
Baik
Baik
65,0%
69,5%
75,4%
Baik
Baik
Baik
102
S I K L U S K E
KEDUA
PERTAMA
KETIGA
SKOR
KUALIFIKASI
SKOR
KUALIFIKASI
SKOR
KUALIFIKASI
45,2%
63,5%
67,2%
Kurang
Baik
Baik
50,5%
67,6%
75,2%
Cukup
Baik
Baik
50,2%
75,5%
79,0%
Baik
Baik
Baik
S I K L U S K E
KEDUA
PERTAMA
KETIGA
SKOR
KUALIFIKASI
SKOR
KUALIFIKASI
SKOR
KUALIFIKASI
40,5%
52,6%
67,0%
Kurang
Cukup
Baik
55,2%
60,7%
72,5%
Baik
Baik
Baik
62,5%
76,2%
81,8%
Baik
Baik
Sangat Baik
Lampiran 9
Data Perolehan Tes Awal
No
Nama Siswa
Rentang Nilai
1 - 10
Skor
2
3
4
10 10 10
Jumlah
Nilai
5
10
60
Haerun
1
20
Sufiati
20
10
55
5.5
La Ode Suriadi
20
10
10
10
55
5.5
Ibrahim
10
30
Irsan
10
30
Nurul Hartati
20
20
20
20
20
100
10
103
Safitri
20
20
20
20
20
100
10
Mania
20
10
10
10
10
60
Nurmila
10
10
35
3.5
10
Imran
10
10
35
3.5
11
Irma
20
10
10
45
4.5
12
Susiana
10
10
35
3.5
13
Kifli
10
30
14
Halija
25
2.5
15
Muh. Safik
10
10
35
3.5
16
Rahman
25
2.5
17
Sartina
20
10
10
10
10
70
18
Muliani
20
10
10
10
10
60
19
Arni
10
30
20
Wa Nini
25
2.5
21
10
30
20 20
110
5
18.1%
81.9%
20
20
20
100
10
Jumlah
Nilai
22 Fitri
Jumlah
Rata-rata Kelas
% Ketuntasan
% Ketidaktuntasan
Lampiran 10
Data Perolehan Tes Formatif
Haerun
1
20
Rentang Nilai
1 - 10
Skor
2
3
4
20 10 10
Sufiati
20
10
10
10
10
60
La Ode Suriadi
20
10
10
10
10
60
Ibrahim
20
10
45
4.5
Irsan
20
10
45
4.5
No
Nama Siswa
5
10
70
104
Nurul Hartati
20
20
20
20
20
100
10
Safitri
20
20
20
20
20
100
10
Mania
20
10
10
40
Nurmila
20
10
55
5.5
10
Imran
10
10
10
40
11
Irma
20
10
10
10
10
60
12
Susiana
20
10
45
4.5
13
Kifli
20
10
10
40
14
Halija
20
10
45
4.5
15
Muh. Safik
20
20
10
60
16
Rahman
20
10
45
4.5
17
Sartina
20
20
20
10
10
80
18
Muliani
20
20
10
10
10
70
19
Arni
20
10
45
4.5
20
Wa Nini
20
10
45
4.5
21
20
10
45
4.5
20 20
133.5
6.3
27.2 %
72.8 %
20
20
20
100
10
Jumlah
Nilai
22 Fitri
Jumlah
Rata-rata Kelas
% Ketuntasan
% Ketidaktuntasan
Lampiran 11
Data Perolehan Tes Akhir
Haerun
1
20
Rentang Nilai
1 - 10
Skor
2
3
4
20 20 20
Sufiati
20
20
20
10
10
80
La Ode Suriadi
20
20
20
20
10
90
Ibrahim
20
20
10
10
10
70
Irsan
20
20
10
10
10
70
Nurul Hartati
20
20
20
20
20
100
10
No
Nama Siswa
5
10
90
105
Safitri
20
20
20
20
20
100
10
Mania
20
20
10
10
10
70
Nurmila
20
20
10
10
15
75
7.5
10
Imran
20
20
20
10
10
80
11
Irma
20
20
10
10
15
75
7.5
12
Susiana
20
20
20
15
15
90
13
Kifli
20
20
10
10
10
70
14
Halija
20
20
10
10
15
70
15
Muh. Safik
20
20
10
15
10
80
16
Rahman
20
20
10
10
10
70
17
Sartina
20
20
20
15
10
85
8.5
18
Muliani
20
20
20
10
10
80
19
Arni
20
10
10
10
10
70
20
Wa Nini
20
20
20
15
10
85
8.5
21
20
20
10
10
10
70
20 20
162
7.3
100 %
0
20
20
20
100
10
22 Fitri
Jumlah
Rata-rata Kelas
% Ketuntasan
% Ketidaktuntasan
Lampiran 12
Data Perolehan Skor Hasil Membaca Permulaan Siklus I
No
Nama Siswa
Tahap Membaca
Siklus I
Prabaca
Saatbaca Pascabaca
Skor
Skor
Skor
(20)
(30)
(50)
20
10
10
Jumlah
Nilai
40
Haerun
Sufiati
20
15
10
45
4.5
La Ode Suriadi
20
15
50
Ibrahim
20
30
Irsan
20
30
Nurul Hartati
20
30
50
100
10
106
Safitri
20
30
50
100
10
Mania
20
15
15
60
Nurmila
20
15
30
10
Imran
20
30
11
Irma
20
30
12
Susiana
20
10
10
40
13
Kifli
20
15
20
45
4.5
14
Halija
20
15
20
45
4.5
15
Muh. Safik
10
10
25
2.5
16
Rahman
20
10
10
40
17
Sartina
20
15
25
55
5.5
18
Muliani
20
15
25
55
5.5
19
Arni
20
20
20
Wa Nini
10
10
25
2.5
21
10
20
30
50
100
10
22 Fitri
Jumlah
Rata-rata Kelas
% Ketuntasan
% Ketidaktuntasan
20
114.5
5.2
13.7 %
86.3 %
Lampiran 13
Data Perolehan Skor Hasil Membaca Permulaan Siklus II
No
Nama Siswa
Tahap Membaca
Siklus II
Prabaca
Saatbaca Pascabaca
Skor
Skor
Skor
(20)
(30)
(50)
20
15
20
Jumlah
Nilai
55
5.5
Haerun
Sufiati
20
30
20
70
La Ode Suriadi
20
15
20
55
5.5
Ibrahim
20
15
20
55
5.5
Irsan
20
15
25
60
Nurul Hartati
20
30
50
100
10
107
Safitri
20
30
50
100
10
Mania
20
30
20
70
Nurmila
20
30
20
70
10
Imran
20
30
20
70
11
Irma
20
15
25
60
12
Susiana
20
30
25
75
7.5
13
Kifli
20
15
20
55
5.5
14
Halija
20
15
10
45
4.5
15
Muh. Safik
20
30
20
70
16
Rahman
20
15
25
60
17
Sartina
20
30
20
70
18
Muliani
20
15
20
55
5.5
19
Arni
20
15
20
55
5.5
20
Wa Nini
20
15
20
55
5.5
21
20
15
25
60
20
143
6.5
50 %
50%
30
50
100
10
22 Fitri
Jumlah
Rata-rata Kelas
% Ketuntasan
% Ketidaktuntasan
Lampiran 14
Data Perolehan Skor Hasil Membaca Permulaan Siklus III
No
Nama Siswa
Tahap Membaca
Siklus III
Prabaca
Saatbaca Pascabaca
Skor
Skor
Skor
(20)
(30)
(50)
20
30
25
Jumlah
Nilai
75
7.5
Haerun
Sufiati
20
30
25
75
7.5
La Ode Suriadi
20
30
25
75
7.5
Ibrahim
20
30
25
75
7.5
Irsan
20
30
25
75
7.5
Nurul Hartati
20
30
50
100
10
108
Safitri
20
30
50
100
10
Mania
20
30
25
75
7.5
Nurmila
20
15
25
60
10
Imran
20
30
25
75
7.5
11
Irma
20
30
25
75
7.5
12
Susiana
20
30
25
75
7.5
13
Kifli
20
15
25
60
14
Halija
20
30
25
75
7.5
15
Muh. Safik
20
15
25
60
16
Rahman
20
30
25
75
7.5
17
Sartina
20
15
25
60
18
Muliani
20
30
25
75
7.5
19
Arni
20
15
25
60
20
Wa Nini
20
15
25
60
21
20
15
25
60
20
166.5
7.5
100 %
0%
30
50
100
10
22 Fitri
Jumlah
Rata-rata Kelas
% Ketuntasan
% Ketidaktuntasan
Lampiran 15
Dokumentasi
109
Membaca Tes
Menjelaskan Materi
110
111
Riwayat Hidup
Amzah di lahirkan di Gu, pada tanggal 4 April 1982 Kecamatan
Lakudo Kabupaten Buton Sulaweai Tenggara. Putri ketiga dari
5bersaudara pasangan ibu Wa Zaale dan bapak Adam. Pendidikan
Sekolah Dasar ditempuh di SD Negeri Wanepa-Nepa Kecamatan
Lakudo, diselesaikan tahun 1995.
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama tamat di SMP Negeri I Raha di
selesaikan tahun 1998 dan pendidikan sekolah lanjutan atas di SMA Negeri 2 Raha
Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara.
Pada tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan di FKIP Universitas Haluoleo
(UNHALU) Kendari Program Studi Diploma II (DII) diselesaikan tahun 2005.
112
Selesai studi penulis mengabdi di salah satu Sekolah di SD Negeri 26 Raha. Pada
tahun 2006 mendapat kesempatan mengikuti pendidikan pada Program S I PGSD
Program Berasrama FIP UNM sampai sekarang.