Professional Documents
Culture Documents
" Maka ingatlah kepadaKu, Aku pun akan ingat kepada kalian, Bersyukurlah kepadaKu
dan janganlah kamu ingkar kepadaKu " . ( QS. Al Baqarah : 152 )
Hadirin hadirat , adakah keluhuran yang lebih indah selain kedekatan diingat oleh Allah
subhana wata'ala , diingat oleh Maha Raja alam semesta , diseru dan diingat namanya ,
diingat wajahnya dan bentuknya dan dirinya hingga akan abadi kelak di hari kiamat ,
disaat semuanya dilupakan oleh keluarga dan sahabatnya , Allah subhanahu wata'ala
tidak melupakan kita karena kita sering mengingat Allah , seraya berfirman :
Maka kembalilah, dan menghindarlah kepada Allah dalam segala permasalahan . Dalam
segala hal baik itu kesusahan , kemudahan, kenikmatan , kesulitan dan segala masalah
yang terjadi maka tetaplah engkau bersama Allah . Jika diberi kenikmatan bersyukurlah
karena Allah berjanji akan menambahnya jika kita bersyukur , maka bukalah
penambahan kenikmatan dengan rahasia syukur , karena syukur membuka kebahagiaan
dan anugerah yang lebih . Dan jika kita di dalam kesulitan maka tabahlah dan berdoalah,
karena hanya doa yang mampu merubah takdirNya .
" Apakah dia mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya ? " ( QS. Al Balad :
7)
Jika Rasul shallallahu 'alaihi wasallam di dalam kesedihan dan permasalahan maka Allah
menenangkan jiwa sang Nabi , dan ucapan ini bukan hanya untuk sang Nabi shallallahu
'alaihi wasallam saja , tetapi untuk semua orang yang beriman yang mengikuti tuntunan
Sang Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam . Allah berfirman " bersabarlah atas
ketentuan-ketentuanmu sungguh engkau tidak jauh dari pandanganKu , selalu dalam
penglihatanKu wahai Muhammad " shallallahu 'alaihi wasallam .
Dalam salah satu riwayat Rasul rindu kepada Allah subhanahu wata'ala, tidak ada yang
membuat beliau tersulitkan selain rindunya kepada Allah subhanahu wata'ala . Musibah ,
kesulitan , kenikmatan tidak bisa mengguncang rindu beliau kepada Allah subhnahu
wata'ala , rindu kepada Allah lah masalah terbesar bagi beliau , tiada masalah-masalah
besar di dalam hari-harinya selain rindu kepada Allah subhanahu wata'ala dan
keselamatan ummatnya shallallahu 'alaihi wasallam , maka ketika Rasul shallallahu 'alihi
wasallam sangat rindu kepada Allah , maka Allah tenangkan dengan ucapan ini " Sabar
atas ketentuan Tuhanmu karena engkau selalu dalam penglihatanKu, dalam
pengawasanKu ( QS. At Thuur : 48 ) .
Hadirin hadirat , semua makhluk dalam penglihatan Allah , dan orang-orang yang
beriman yang tentunya juga mencintai Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
maka khithabah ini juga sampai kepada mereka , bahwa mereka disabarkan oleh Allah
atas kententuan-ketentuan untuknya , dan jangan lupa karena kita selalu dalam
penglihatan dan penjagaan Allah subhanahu wata'ala. Maka semakin kita mencintai Allah
dan menghindari maksiat maka kita semakin berada dalam pandangan kasih sayang Allah
subhanahu wata'ala . Ayat ini turun , disampaikan oleh Allah kepada Sang Nabi agar kita
memahami bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selalu berada di dalam
pengawasan Allah dan Rasul shallallahu 'alaihi wasallam selalu mendambakan ummatnya
agar selalu di dalam kedekatan dengan Allah subhanahu wata'ala , maka ummatnya pun
selalu berada di bawah pengawasan Allah subhanahu wata'ala , sebagaimana firman
Allah subhanahu wata'ala :
"Dia (Allah) tidak mengantuk dan tidak tidur " . ( QS. Al Baqarah : 255 ) Namun selalu
mengawasi hambaNya , dan setiap waktu Allah selalu mengatur segala sesuatu .
َّ َوأَ ْن ي ُِحب، ان أَ ْن يَ ُكوْ نَ هللاُ َو َرسُوْ لُهُ أَ َحبَّ إِلَ ْي ِه ِم َّم ْن ِس َواهُ َما
ِ ث َم ْن ُك َّن فِ ْي ِه َو َج َد َحالَ َوةَ ْا ِإل ْي َم ٌ َثَال
ِ َّ َوأَ ْن يَ ْك َرهَ أَ ْن يَعُوْ َد فِي ْال ُك ْف ِر َك َما يَ ْك َرهُ أَ ْن يُ ْق َذفَ فِي الن، ِ ْال َمرْ َء الَ ي ُِحبُّهُ إِالَّ هّلِل.
ار
Yang pertama secara ringkas saya jelaskan karena malam Selasa yang lalu sudah saya
jelaskan , tinggal yang kedua dan ketiga yang belum saya jelaskan . Ringkasnya adalah
seseorang tidak akan bisa memahami bahwa Allah dan Rasul bisa lebih ia cintai dari yang
lainnya kecuali ia (sudah) memahami cintanya Allah dan Rasul Nya kepada dirinya ,
kalau ia sudah memahami hal ini tentunya ia tidak akan bisa melebihkan cinta kepada
selain Allah dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam . Karena yang paling mencintai
dirinya adalah Allah dan Rasul Nya , di saat semua belum ada , Allah Yang
menciptanya , ( mungkin ada yang berkata ) tapi kekasihku si fulan juga mencintaiku ,
ayah dan ibuku juga mencintaiku .
Semua itu adalah ciptaan Allah , jangan lupa semua yang mencintaimu adalah Allah
Yang menciptakan cinta itu dalam setiap jiwa . Bayangkan setiap jiwa yang ada , setiap
cinta yang ada pada sanubari manusia bahkan hewan sekalipun terhadap anaknya, buaya
bisa melindungi telurnya , seekor anjing bisa menjaga telur milik majikannya di mulutnya
agar tidak pecah , cinta yang ada pada diri mereka semua bersumber dari Allah
subhanahu wata'ala . Bagaimana manusia bisa mencintai sesuatu melebihi cintanya
kepada Allah dan RasulNya shallallahu 'alaihi wasallam . Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mulai dari awal hingga akhir perjuangannya , beliau selalu memperjuangkan
ummatnya agar sampai kepada istana keabadian .
Hadirin hadirat , saat semua kekasih kita tidak berani bertanggungjawab atas dosa-dosa
kita di hari kiamat , Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang mungkin tidak
pernah bertemu kita , tidak kenal wajah kita , barangkali kita tidak mengenal wajah beliau
, tapi beliaulah yang akan mencari nama ummatnya , si fulan bin fulan naik kedalam
syafaat shallallahu 'alaihi wasallam . Jadi tentunya orang yang masih mencintai selain
Allah dan Rasul melebihi dari cinta kepada Allah dan RasulNya maka belum bisa
mencapai kesempurnaan lezatnya iman , tentunya ia bisa merasakan kelezatan iman tetapi
belum sempurna . Jika kita telah memahami bahwa kita lebih mencintai Allah dan
RasulNya dari yang selainnya maka di saat itu ada yang kedua . Yang kedua adalah ,
ت الظُ ْل َم َعلَى نَ ْف ِسي َو َج َع ْلتُهُ بَ ْينَ ُك ْم ُم َح َّر ًما فَالَ تَظَالَ ُموْ ا
ُ َيا ِعبَا ِدي إِنِّي َح َّر ْم
Mencintai seseorang karena Allah, yaitu jika ia berbuat jahat maka kita tidak senang ,
bukan membencinya . Berbeda antara tidak senang dan membenci , benci adalah hal yang
tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam kepada seluruh
makhluk , kecuali benci karena Allah . Benci karena Allah berbeda dengan benci kepada
orangnya , kalau benci karena Allah , ketika melihat orang lain berbuat jahat ia tidak
senang tetapi ia ingin orang itu kembali kepada keluhuran bukan menginginkan ia celaka
( biar celaka ini orang , biar ia mati dan lain sebagainya ) , sungguh jika ia meninggal
dalam kehinaan justru itu lebih tidak disukai oleh Nabi kita Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam , kita inginkan semua orang yang wafat dalam husnul khatimah .
Jadi kita boleh berbuat baik, atau menyayangi , atau bersahabat dengan orang yang di luar
Islam , sungguh berbuat baik kepada orang yang di luar Islam adalah perintah Allah
selama mereka tidak berbuat jahat kepada kita, sebagaimana firman Allah subhanahu
wata'ala :
ار ُك ْم أَ ْن تَبَرُّ وهُ ْم َوتُ ْق ِسطُوا ِ ال يَ ْنهَا ُك ُم هَّللا ُ ع َِن الَّ ِذينَ لَ ْم يُقَاتِلُو ُك ْم فِي الد
ِ َِّين َولَ ْم ي ُْخ ِرجُو ُك ْم ِم ْن ِدي
ِّين َوأَ ْخ َرجُو ُك ْم ِم ْن
ِ إِنَّ َما يَ ْنهَا ُك ُم هَّللا ُ ع َِن الَّ ِذينَ قَاتَلُو ُك ْم فِي الد¤ َإِلَ ْي ِه ْم إِ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ ْال ُم ْق ِس ِطين
َار ُك ْم فَأُولَئِكَ هُ ُم الظَّالِ ُمون ِ َِدي
( 9-8 : ) الممتحنة
" Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang
yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil. Sesungguhnya Allah
hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu
karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk
mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah
orang-orang yang zalim". ( QS. Al Mumtahanah : 8-9 )
Tapi jika mereka berbuat hal itu ( berbuat zhalim terhadap muslimin ) , maka Allah
izinkan kita berperang , dengan senjata dengan harta dan lainnya , jika ada di wilayah kita
yang memerangi kita dari non muslim , mengusir muslimin dari kampungnya maka boleh
memerangi mereka , tapi jika tidak maka kita diperintah oleh Allah agar berbuat baik
kepada mereka , dan jika mereka berbuat baik kepada kita maka kita harus lebih baik
kepada mereka .
Hingga berhari-hari dan berbulan-bulan orang yahudi ini tinggal di rumah Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, alangkah indahnya akhlak beliau shallallahu 'alaihi wasallam
, sampai akhirnya ia sakit dan pulang ke rumah ayahnya, ketika ia pulang ke rumah
ayahnya maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjenguknya dan ia dalam
keadaan sakaratul maut , maka Rasul berkata " ucapkan Laa ilaaha illallaah " , tapi
pemuda itu tidak mau mengucapkannya sebelum meminta izin kepada ayahnya, ia
melirik kepada ayahnya yang juga seorang yahudi , maka ayahnya yang yahudi tau
bahwa Nabi Muhammad ini orang baik , padahal ia ( Nabi Muhammad ) adalah orang
yang paling benci terhadap kekufuran , tetapi ia mengizinkan anakku tinggal di
rumahnya, makan dan minum di rumahnya hingga sekarang ia menjenguknya , maka ia
berkata " Athi' abalQasim ( taati abul Qasim Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam ) ",
maka pemuda itu berkata " Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasulullah ", kemudian ia
wafat maka Rasul keluar dan para sahabat melihat wajah Rasul sangat cerah dan
gembira , maka seorang sahabat bertanya : " Ya Rasullallah apa yang membuatmu
gembira ? ", maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam berkata " Alhamdulillah allazi
hadaahu lil iimaan, Sungguh aku bahagia orang yahudi itu telah beriman ", inilah cita-cita
dan keindahan budi pekerti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam .
Jadi tidak mencintai seseorang kecuali karena cinta Allah , maksudnya adalah semakin
saudara-saudara kita berbuat buruk , maka semakin kita ingin membenahi mereka , itulah
cinta karena Allah . Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari dimana salah satu
kelompok yang dinaungi oleh Allah subhanahu wata'ala di hari tiada naungan kecuali
naungan Allah subhanahu wata'ala tujuh kelompok yang sering saya bahas, salah satunya
adalah : Pria yang diajak berzina oleh seorang wanita yang cantik dan mempunyai derajat
yang mulia atau kaya raya, maka pria itu berkata " Inni akhaafullah " aku tidak mau
berbuat itu, aku takut kepada Allah ini adalah perbuatan dosa ", pria yang seperti itu atau
wanita yang diajak berzina oleh seorang pria seperti itu dan ia menolak dengan ucapan "
aku takut dosa , aku takut kepada Allah " maka Allah janjikan ia termasuk salah satu dari
tujuh kelompok yang mendapatkan naungan Allah di hari kiamat .
Diriwayatkan pula di dalam riwayat yang tsiqah (tsiqah : riwayat yg kuat) , ketika salah
seorang wanita disukai oleh seorang pria , pria ini selalu ingin mengajak wanita itu
berzina , maka kemanapun wanita ini pergi ia mengikutinya . Suatu waktu wanita itu ikut
dalam satu kafilah menuju wilayah yang jauh maka pria itu pun ikut dan mendekat
kepada wanita itu , maka wanita itu berkata " kau jangan mendekat kepadaku , kecuali
jika sudah tidak ada lagi yang melihat " , maka pria itu senang dan berkata : " baiklah
nanti tengah malam saja ", ketika sampai tengah malam datanglah ia kepada wanita itu
dan wanita itu belum tidur, pria itu berkata : " semuanya sudah tidur ", maka wanita itu
berkata : " apakah semua orang sudah tidur ? " si pria menjawab : " betul ", si wanita
berkata lagi : " tidak ada lagi yang melihat kita ? ", pria itu menjawab : "ya, tidak ada lagi
yang melihat kita ", maka wanita itu berkata : " Apakah Allah tidak melihat kita, apakah
Allah tidur ?!" , maka pria itu terdiam dan mundur kemudian ia bertobat kepada Allah
subhanahu wata'ala . Hadirin hadirat , taubat bisa muncul dari pria atau wanita , sebab
dari berniat dosa bisa muncul tobat dari jiwa yang luhur . Dan yang ketiga adalah :
ِ ََّوأَ ْن يَ ْك َرهَ أَ ْن يَعُوْ َد فِي ْال ُك ْف ِر َك َما يَ ْك َرهُ أَ ْن يُ ْق َذفَ فِي الن
ار
Yang ketiga adalah ia benci kembali kepada perbuatan-perbutan kufur yang pernah ia
perbuat, dosa-dosa besar yang pernah ia perbuat ia tidak mau kembali lagi melakukannya
sebagaimana seorang yang tidak mau dilemparkan ke dalam api . Bagaimana seseorang
akan lari menghindar dan tidak senang jika dilempar kedalam api , maka seperti itulah ia
juga tidak mau kembali melakukan perbuatan dosa yang pernah ia lakukan .
Tiga hal , jika ketiganya itu ada pada diri sesorang maka ia akan merasakan lezatnya
kesempurnaan iman , apa lezatnya kesempurnaan iman ? lezatnya kesempurnaan iman itu
adalah ia sudah merasa rahasia cinta dan rindu kepada Allah memenuhi jiwanya , ia
sudah berada di dalam sorga yang lebih nikmat dari sorga walaupun ia masih hidup di
dunia , hatinya sudah terang benderang dengan cahaya keindahan Allah , hari-harinya
indah , hari-harinya penuh rahmah , siang dan malamnya bahagia , selalu dalam
kedekatan kepada Allah . Tiga hal , yang pertama ia menjadikan Allah dan Rasul lebih ia
cintai dari yang lainnya, yang kedua ia tidak mencintai seseorang kecuali karena cinta
kepada Allah , jika membawa kemurkaan Allah maka ia tidak mau mencintai orang itu ,
dan yang ketiga ia tidak mau kembali melakukan dosa-dosa besar yang pernah ia perbuat
sebagaimana ia benci dan tidak senang dimasukkan ke dalam api . Tiga hal ini jika ada
pada diri kita , kita sudah membacanya, kita sudah mendengarnya , kita sudah
memahaminya , kita berdoa semoga Allah melimpahkan kemuliaanNya untuk kita
semua , dan Allah menjadikan kita ke dalam kelompok orang-orang yang mendapatkan
kelezatan iman . Allah sudah mengizinkan kita mendengar hadits Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam , hadits ini 14 abad yang silam diucapkan oleh sang Nabi , sekarang kita
mendengarnya kembali, kita cerna di dalam hati , Allah izinkan hal ini maka tentunya
kita menginginkan pula Allah izinkan kita agar kita sampai kepada kelezatan iman , amin
allahumma amin .
Semakin kita menyempurnakan shalat Shubuh dan shalat Asar , hal itu bisa membuka
rahasia keindahan memandang zatNya Allah subhanahu wata'ala . Demikian yang
disabdakan oleh Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam . Namun perlu
diperjelas , bukan berarti bentuk Allah seperti bulan jangan sampai kita berhayal seperti
ini , ingat satu hal firman Allah subhanahu wata'ala :
" Tidak sesuatu pun yang serupa dengan Dia ( Allah ) , dan Dia Maha Mendengar , Maha
Melihat " . ( QS. As Syuuraa : 11 )
Yang dimaksud dalam hadits tadi adalah akan diizinkan kepada mata-mata yang diridhai
oleh Allah untuk melihat keindahan ZatNya , sebagaimana diriwayatkan di dalam Shahih
Muslim Rasulullah shallahu 'alihi wasallam bersabda : Bahwa tabir yang menutupi Allah
itu adalah tabir cahaya , kalau Allah membuka tabir itu saat ini maka terbakarlah seluruh
alam semesta daripada keagungan dan kewibawaan Allah subhanahu wata'ala , hancur
lebur alam semesta ini daripada keagungan dan kewibawaan Allah subhanahu wata'ala ,
maka Allah menutupnya dengan tabir cahaya . Manusia di siang hari melihat matahari
saja sudah silau , padahal cahaya matahari itu jauh sekali , maka bagaimana dengan tabir
cahaya ciptaan Allah yang menutup keagungan keindahan dan kewibawaan Allah
subhanahu wata'ala agar tidak terlihat oleh alam semesta , dan itu akan dilihat oleh orang-
orang yang diizinkan oleh Allah subhanahu wata'ala di yaumul qiyamah , siapa mereka ?
diantaranya :
ْ اض
ُت َع ْينَاه َ َر ُج ٌل َذ َك َر
َ َهللا فَف
" Seseorang yang ketika mengingat Allah , mengalirlah air matanya " . Orang –orang
seperti itu akan Allah beri kesempatan kepada mereka untuk memandang keindahan
ZatNya .
Hadirin hadirat , jadi semampunya kita sempurnkan satu misi untuk mendamaikan
wilayah kita sampai terangkatnya panji kedamaian , panji sayyidina Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam di Jakarta yang mengawali kedamaian di barat dan timur .
Demikian yang bisa saya sampaikan , terimakasih kepada para Habaib yang hadir pada
malam hari ini . Dan kita teruskan acara kita dengan mengingat kembali indahnya Nabi
kita Muhammad shallallahu 'alihi wasallam , renungkan kemuliaan qashidah ini , bahwa
ada satu yang akan membela kita Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
sebagai wakil dari kasih sayang Allah , Rahmatan lil'aalamiin . Tafaddhal Masykuraa