Professional Documents
Culture Documents
TOKSIKOLOGI
TOKSISITAS PELARUT
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori Farmakologi dan
Toksikologi
Oleh kelompok 3 :
Handi Hidayat
(31112021)
(31112023)
Nisa Arisanti
(31112033)
(31112042)
Dewi Nuraini
(31112073)
3A
PRODI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI
TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
konsumsi. Dari
lingkungan rumah contohnya debu, detergen, dan asap kendaraan yang dapat
kita hirup. sedangkan dari ligkungan kerja seperti terpaparnya rdiasi,
terhirupnya asbes, zat-zat kimia seperti timah hitam, formaldehid, pestisida
golongan organoklorin, dan karbon monoksida bagi orang-orang yang bekerja
dikawasan industry. Selain itu toksikan dapat kita temukan dari kosmetik,
makanan dan minuman yang kita konsumsi, karena menggnakan bahan-bahan
yang berbahaya.
Toksikan merupakan zat-zat kimia yang dapat menyebabkan luka-luka,
dapat mengenai manusia dengan berbagai cara. Beberapa zat menyebabkan
kerusakan bila mengenai kulit atau bagian yang paling sensitif dari permukaan
paling luar dari tubuh manusia, mata. Zat-zat kimia yang masuk ke dalam
tubuh didistribusikan melalui aliran darah. Bila suatu toksikan masuk ke
dalam tubuh, maka harus diperhatikan organ yang mana yang akan
dirusaknya, berapa lama dia akan tinggal di dalam tubuh dan bagaimana cara
menghilangkannya.
Salah satu sumber toksikan yang akan kita bahas yaitu pelarut yang
biasanya kita temukan pada makanan atau minuan, maupun obat-obatan, atau
2
Adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang
bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut
sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah
tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat
"hidrofobik" (takut-air).
Kebanyakan solven adalah depresan Susunan Syaraf Pusat. Mereka
terakumulasi di dalam material lemak pada dinding syaraf dan menghambat
transmisi impuls. Pada permulaan seseorang terpapar, maka fikiran dan
tubuhnya akan melemah. Pada konsentrasi yang sudah cukup tinggi, akan
menyebabkan orang tidak sadarkan diri. Senyawa-senyawa yang kurang polar
dan senyawa-senyawa yang mengandung klorin, alkohol, dan ikatan rangkap
memiliki sifat depresan yang lebih besar. Solven adalah irritan. Di dalam paruparu, irritasi menyebabkan cairan terkumpul. lrritasi kulit digambarkan
sebagai hasil primer dari larutnya lemak kulit dari kulit. Sel-sel keratin dari
epidermis terlepas. Diikuti hilangnya air dari lapisan lebih bawah. Kerusakan
dinding sel juga merupakan suatu faktor. Memerahnya kulit dan timbul tandatanda lain seperti inflammasi. Kulit pada akhirnya sangat mudah terinfeksi
oleh bakteri, menghasilkan roam dan bisul pemanah. Pemaparan kronik
menyebabkan retak-retak dan mengelupasnya
pelarut-pelarut
tersebut
dapat
kita
temukan
juga
di
laboratorium yang biasa digunakan untuk praktikum, yang apa bila kita
terpapar terlalu sering akan berakibat buruk bagi keshatan tubuh kita. Bagi
mahasiswa farmasi hal tersebut sangat menarik untuk dikaji lebih dalam agar
kita tahu mekanisme terjadinya keracunan yang disebabkan oleh pelarut dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.3
Hidrokarbon terklorinasi
Secara kimiawi, senyawa-senyawa ini adalah hidrokarbon petroleum,
10
11
Terbukti bahwa salah satu dari senyawa ini, Kloroform, bersifat anaestesi dan
digunakan selama bertahun-tahun sebagai anaestetika.
Karbon tetraklorida mempunyai efek yang tidak baik terhadap
kesehatan. Senyawa ini diabsorbsi segera melalui kulit atau paru-paru. Di
dalam tubuh, karbon tetraklorida menyebabkan kerusakan pada hati dan
kemudian ginjal bila terpapar secara terus menerus (on continued exposure).
Karbon tetraklorida juga potensial menyebabkan tumor hati.
Kloroform mempunyai efek yang sama dengan karbon tetraklorida,
termasuk kemampuannya menyebabkan kanker pada binatang percobaan.
NamunKloroform sangat sedikit digunakan sebagai solven dibanding dengan
Karbon tetraklorida.
Metilen
klorida
adalah
depresan
susunan syaraf
pusat.
Dia
12
Alkohol
Alkohol digunakan secara luas sebagai solven, terutama pada industri
pelapis (coatings industry). Metil alkohol dan etil alkohol sering ditambahkan
pada bahan bakar motor, namun dapat menyebabkan kerusakan pada sistem
bahan bakar di dalam mobil yang terbuat dari karet yang dapat dirusak oleh
alkohol. Dewasa ini, alkohol ditambahkan pada bahan bakar untuk
meninggikan kandungan oksigennya. Karena tingginya kadar oksigen, maka
produksi karbon monoksida pada pembakaran berkurang. Kota-kota dengan
tingkat karbon monoksida yang tinggi di udaranya mengharapkan menemukan
cara untuk bisa mengatasinya.
Etil alkohol bersifat memabukkan yang terdapat di dalam minuman
beralkohol. Tinktur adalah obat yang dilarutkan di dalam etil alkohol untuk
diusapkan/ digosokkan pada kulit. Isopropil alkohol digunakan sebagai
alkohol gosok (rubbing alcohol). Problem keracunan alkohol tidak begitu
13
lazim, karena ia tidak diabsorbsi melalui kulit secara efektif. Dengan adanya
gugus alkohol (-OH) yang sangat polar, menambah dengan tajam titik didih,
dan mengurangi volatilitas, dari molekul. Juga menambah kelarutan suatu
struktur kimia dalam air dan kemampuannya melarutkan solutes polar.
Alkohol dengan molekul kecil, seperti metil dan etil alkohol, atau molekul
dengan gugus poli alkohol, seperti gliko l atau karbohidrat, adalah sangat
mudah larut dalam air. Tetapi jika ditambah atom karbon pada struktur ini
maka kelarutannya dalam air berkurang. Sebagai contoh, senyawa dengan 4
karbon C (butil alkohol) mempunyai kemampuan terbatas larut dalam air.
Beberapa senyawa alkohol juga memiliki sifat-sifat toksik. Gugus alcohol
menyebabkan senyawa ini bersifat iritasi yang lebih besar dan narkose, tetapi
sifat ini tidak diberikan oleh alkohol dengan molekul lebih besar. Disisi lain,
MK terjadinya keracunan alkohol dengan molekul besar adalah larut
dalam lemak. Sebagai akibatnya, mereka tinggal lebih lama di dalam tubuh,
dan lebih merusak organ-organ bagian dalam (to demage internal organs).
Karena derajat penguapannya relatif rendah, maka problem serius terhadap
inhalasi uap alkohol tidak umum terjadi. Metil alkohol (metanol) adalah
molekul alkohol yang paling kecil. Terpapar secara berlebihan dengan
senyawa ini menyebabkan narkose sama seperti efek etil alkohol, namun efek
narkose etil alkohol lebih besar. Harus diperhatikan secara serius, suatu hasil
metabolik dari metil alkohol menyerang syaraf mata, menyebabkan kebutaan.
Efek toksik terjadi dari absorpsi metil alkohol melalui kulit.
14
2.2.5
plastik, aditif pada bahan makanan, bahan-bahan farrnasi, pernis, tinta, dan
cat. Mereka merupakan zat anti beku, berubah jika kena panas, dan merupakan
cairan hidraulik. Glikol mempunyai tekanan uap yang sangat rendah, dan oleh
15
karena itu ia hanya akan berada di udara dalam konsentrasi tertentu jika
larutannya dipanaskan. Glikol tidak mengiritasi kulit atau mata.
MK terjadinya keracunan : Derivatnya yang harus diperhatikan dengan
serius adalah etilen glikol, yang di dalam tubuh dimetabolisme menjadi asam
oksalat, suatu senyawa yang menyebabkan kerusakan serius terhadap ginjal.
Eter-eter glikol, disebut juga cellosolves, adalah lebih mudah menguap dan
lebih toksik, Metil cello solve adalah suatu iritan terhadap saluran pernafasan.
Ia diabsorpsi dengan cepat melalui kulit, dan di dalam tubuh ia menyebabkan
kerusakan ginjal dan susunan syaraf pusat.Butil cellosolve memiliki sifat
toksik yang hampir sama, dan ditambah dengan merusak sel-sel darah merah,
menyebabkan hemoglobin bisa muncul di dalam urin. Etil cellosolve
kelihatannya kurang toksik terhadap organ-organ dalam. Namun, keduanya
metil dan etil cellosolve ternyata merusak sistem reproduksi pria (the male
reproductive system). Selanjutnya, etil cellosolve baru-baru ini diketahui
merupakan teratogenik terhadap tikus. Propilen glikol digunakan dalam
bidang farmasi, kosrnetik, dan makanan tanpa kesukaran. Eter propilen glikol
tidak toksik dan tidak rnemiliki sifat-sifat teratogenik.
2.2.6
Eter
Seperti Hidrokarbon, eter adalah suatu struktur tanpa reaktivitas kimia.
Sifat ini membuat mereka berguna sebagai media tempat terjadinya reaksi
tanpa ada interferensi solven. Mereka adalah solven nonpolar dan mampu
melarutkan solute nonpolar, tetapi dengan adanya oxigen menyebabkan
16
rnereka berinteraksi dengan dan melarutkan air dalam derajat yang lebih besar
dibandingkan dengan pelarut nonpolar lainnya. Juga seperti hidrokarbon, etereter mempunyai sifat norkose. Dietil eter digunakan sebagai suatu anaestetik
dalam operasi pembedahan selama bertahun-tahun.
MK terjadinya Keracunan : sangat mudah meficouap, cepat diabsorbsi
melalui paru-paru, dan sedikit mengiritasi. Diisopropil eter adalah lebih toksik
dan lebih mengiritasi dibanding dengan dietil eter, sementara eter-eter tidak
jenuh dan terklorinasi bersifat lebih toksik. Dua eter siklik yang umum
digunakan adalah dioksan dan tetrahidrofuran. Dioksan digunakan di industri
dalam jumlah yang besar. Ia mengiritasi bagian atas saluran pemafasan dan
mata, dan menyebabkan bermacam-macam simptom. Ia dapat diabsorbsi
melalui paru-paru dan kulit. Ginjal, lever, dan susunan syaraf pusat akan rusak
sebagai akibat terpapar dengan dioksan. Ia menunjukkan sifat karsinogenik
pada binatang percobaan. Tetrahidrofuran adalah suatu narkotik kuat dan
menyebabkan kerusakan ginjai, namun ia tidak begitu toksik terhadap ginjal
jika dibandingkan dengan dioksan. Konsentrasi tinggi sebesar 3000 ppm
menyebabkan iritasi.
2.2.7
Aldehid
Aldehid adalah bersifat iritasi yang kuat terhadap kulit, mata dan
biasanya
dibatasi
oleh
17
ketidaksadaran
pekerja
yang
Keton
Keton, terutama aseton dan metil etil keton digunakan secara luas
dimana solven yang lebih polar dibutuhkan. Keton dalam jumlah besar
digunakan dalam industry penyalut (the coatings industry). Seperti aldehid,
keton juga bersifat mengiritasi, dan dengan alasan itu ia tidak dibenarkan
diinhalasi dalam jumlah yang berbahaya (in dangerous quantity). Toksisitas
bertambah dengan bertambahnya Berat Molekui, dan jika ikatan rangkap
ditambahkan ke dalam strukturnya. Aseton, umumnya suatu senyawa yang
sangat atnan, dan hanya akan menyebabkan perasaan mengantuk dan iritasi
pada dosis yang tinggi. Metil etil keton sama seperti solven dengan bahaya
yang rendah (a low-hazard solvent), tetapi metil buill keton dimetabolisme,
seperti juga heksan, menjadi suatu neurotoksin yang kuat 2,5 hexsanedione.
2.2.9
Senyawa-senyawa lain
Dimetilsulfoksida adalah suatu solven yang sering juga digunakan. Ia
bersifat polar dan oleh karena itu ditemukan dalam penggunaan yang khusus.
Ia masuk ke kulit (penetrasi) secara efektif, tetapi ia memiliki sifat toksik yang
rendah. Namun, ia membawa bahan-bahan kimia yang bercampur dengannya
18
19
mengurangi bahaya dan resiko yang mungkin dapat ditimbulkan pada pekerja
dan lingkungan.
Selain itu perlu diusahakan upaya pengamanan seperti menyediakan
tempat penyimpanan yang aman, tersedianya sarana air pembilas di tempat
tempat strategis, menyediakan dokter perusahaan, melengkapi pekerja dengan
masker dan sarung tangan, dan sebagainya.
2.4 Penanggulangan Dini Keracunan
Penanggulangan keracunan perlu dilakukan untuk kasus akut maupun
kronis. Kasus akut lebih mudah dikenal sedangkan kasus kronis lebih sulit
dikenal. Pada kasus kecacunan akut, diagnosis klinis perlu segera dibuat. Ini
berarti mengelompokkan gejala-gejala yang diobservasi dan menghubungkan
dengan golongan xenobiotik yang memberi tanda-tanda keracunan tersebut.
Hal ini tentu membutuhkan pengetahuan luas tentang suatu toksis semua zat
kimia. Tindakan dini dapat dilakukan sebelum penyebab pasti dari kasus
diketahui, karena sebagian besar keracunan dapat diobati secara simtomatis
menurut kelompok kimianya.
20
21
tidak teratur, maka kemungkinan besar zat ini merupakan obat antidepresan
(yang menyerupai atropin). Pengenalan penyebab keracunan harus didasarkan
pada pengetahuan sifat-sifat obat dan zat kimia dalam kelompok-kelompok
gejala seperti di atas. Walaupun secara pasti belum dapat ditentukan zat
kimianya, namun pengenalan kelompoknya sudah cukup untuk dapat
melakukan upaya pengobatannya. Biladiinginkan identifikasi zat yang lebih
pasti maka diperlukan bantuan laboratorium toksikologi. Namun perlu
disadari bahwa tanpa pedoman diagnosis kelompok penyebab, laboratorium
sulit sekali melakukan testing. Selain itu perlu juga diwaspadai bahwa setiap
keracunan dapat mirip dengan gejala penyakit.
2.5 Manajemen Penderita Keracunan
Tindakan pada kasus keracunan bila tidak ada tenaga dokter di tempat
adalah sebagai berikut:
- Tentukan secara global apakah kasus merupakan keracunan
- Bawa penderita segera ke rumah sakit, terutama bila tidak sadar
Bila zat kimia terkena kulit, cucilah segera (sebelum dibawa kerumah
sakit) dengan sabun dan air yang banyak. Begitu pula bila kena mata (air
22
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Toksikan merupakan zat-zat kimia yang dapat menyebabkan luka-luka,
dapat mengenai manusia dengan berbagai cara. Beberapa zat menyebabkan
kerusakan bila mengenai kulit atau bagian yang paling sensitif dari permukaan
paling luar dari tubuh manusia, mata.
23
Salah satu sumber toksikan yaitu pelarut yang biasanya kita temukan
pada makanan atau minuan, maupun obat-obatan, atau pun di laboratorium
yang biasa digunakan untuk praktikum dan penelitian. pelarut adalah benda
cair atau gas yang melarutkan benda padat, cair atau gas, yang menghasilkan
sebuah larutan.
Macam macam solven yang dapat bersifat toksik:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Hidrokarbon-hidrokarbon Petroleum
Hidrokarbon Aromatis
Hidrokarbon terklorinasi
Alkohol
Glikol dan eter glikol
Eter
Aldehid
Keton
Senyawa-senyawa lain seperti Dimetilsulfoksida, Karbon disulfide, dan
Asetonitril
DAFTAR PUSTAKA
24
Mc Graw Hill Lange. Poisoning & Drug Overdose. Kent R. Olson fifth
edition, by the Faculty, Staff, and Associateds of the California Poison
Control System
Martindale. 1996. The Extra Pharmacopoeia .Thirty first edition. James E F
Reynolds . London Roya Pharmaceutical Society
25