Professional Documents
Culture Documents
MINI PROJECT
Program Penyuluhan Penyakit Osteoarthritis di Posyandu Lansia Griya
Indah Jombang
Oleh:
dr. Ferdianto Eki Kurniawan
Pembimbing:
dr. Agus Widjaja
PUSKESMAS TAMBAKREJO
DINAS KESEHATAN KABUPATEN JOMBANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN
MINI PROJECT
Program Penyuluhan Penyakit Osteoarthitis di Posyandu Lansia di Griya
Indah Jombang
Laporan Mini Project ini diajukan dalam rangka
memenuhi tugas internsip di Puskesmas
Peserta,
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul...............................................................................................
Daftra Isi........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................
1.1 Latar Belakang...........................................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................
1.4 Manfaat.......................................................................................
1
3
4
4
5
5
5
6
6
6
6
7
7
8
11
13
13
16
BAB 3 METODE..........................................................................................
3.1 Rancangan Mini Project.............................................................
3.2 Lokasi dan Waktu Kegiatan.......................................................
3.3 Populasi Mini Project.................................................................
3.3 Subyek Mini Project...................................................................
21
21
21
21
21
BAB 4 HASIL...............................................................................................
4.1 Data Geografis dan Demografis...............................................
4.2 Sumber Daya Kesehatan..........................................................
4.3 Sarana Pelayanan Kesehatan....................................................
4.4 Hasil Pretest dan Posttest.........................................................
22
22
22
22
22
BAB 5 DISKUSI...........................................................................................
24
25
25
27
28
BAB I
PENDAHULUAN
3
osteoarthritis ini juga merupakan penyebab kecacatan paling banyak pada orang
tua. Faktor resiko utama penyakit ini
suatu
populasi
akan
yang
cukup
berat
dari
aktivitas
sehari-hari
seperti
sebagainya.
Osteoarthritis dapat didiagnosis berdasarkan kelainan struktur anatomis
dan atau gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Menurut studi kadaver
pada
antara
hilangnya
berkurangnya/menyempitnya
tulang
ruang
rawan
sendi
pada
(dilihat
sebagai
pemeriksaan
radiologis
simptomatik
(nyeri
pada persendian
yang
didukung
gambaran radiologis OA) pada lutut terjadi sebesar 12% dari orang usia 60 di
Amerika Serikat dan 6% dari seluruh orang dewasa usia 30. OA panggul
simptomatik kira-kira sepertiga dari penyakit OA pada lutut. Sementara
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Osteoarthritis
Osteoarthritis merupakan gangguan pada satu sendi atau lebih, bersifat
terjadinya
osteoarthritis.
Faktor
biomekanik
yaitu
kegagalan
Osteoarhritis primer adalah degeneratif artikular sendi yang terjadi pada sendi tanpa
adanya abnormalitas lain pada tubuh. Penyakit ini sering menyerang sendi penahan
beban tubuh (weight bearing joint), atau tekanan yang normal pada sendi dan
kerusakkan akibatproses penuaan. Paling sering terjadi pada sendi lutut dan sendi
panggul, tapi ini juga ditemukan pada sendi lumbal, sendi jari tangan, dan jari pada kaki
b.
Osteoarthritis sekunder, paling sering terjadi pada trauma atau terjadi akibat dari
suatu pekerjaan, atau dapat pula terjadi pada kongenital dan adanya penyakit sistem
sistemik. Osteoarthritis sekunder biasanya terjadi pada umur yang lebih awal daripada
osteoarthritis primer.
2.4 Epidemiologi
Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada orang
tua. Prevalensinya
meningkat
seiring
bertambahnya
usia.
Di Amerika
1,2
OA
terjadi pada 13,9% orang dewasa berusia lebih dari 25 tahun dan 33,6% dari
6
mereka yang berusia lebih dari 65 tahun. Prevalensi sendi yang terkena OA
menurut temuan radiologis adalah pada tangan 7,3%, kaki 2,3%, lutut 0,9%,
dan panggul 1,5%. Prevalensi OA menurut gejala yang ditemui yaitu pada
tangan 8%, kaki 2%, lutut 12,1% pada orang dewasa berusia lebih dari 60
tahun dan 16% pada orang dewasa berusi 45 60 tahun, dan panggul 4,4%.
Angka kematian yang diakibatkan osteoarthritis adalah sekitar 0,2
hingga 0,3 kematian per 100.000 (1979-1988). Angka kematian akibat OA
sekitar 6% dari semua kematian akibat arthritis. Hampir 500 kematian per
tahun disebabkan OA dan angka tersebut meningkat selama 10 tahun
terakhir.2,4
2.5 Faktor resiko
a. Faktor resiko sistemik
1. Usia : merupakan faktor risiko paling umum pada OA. Proses
penuaan meningkatkan kerentanan
mekanisme. Kartilago
sendi
melalui
berbagai
semakin
keseluruhan
meningkatkan
kelamin
masih
belum
banyak
diketahui
mengapa
prevalensi OA pada perempuan usila lebih banyak daripada lakilaki usila. Resiko
menyebabkan
lelahnya
sendi.5,6,7
2.6 Patogenesis
Selama ini OA sering dipandang sebagai akibat dari proses penuaan dan
tidak dapat dihindari. Namun telah diketahui bahwa OA merupakan gangguan
keseimbangan dari metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur yang
penyebabnya masih belum jelas diketahui. Kerusakan tersebut diawali oleh
kegagalan mekanisme perlindungan sendi serta diikuti oleh beberapa mekanisme
lain sehingga pada akhirnya menimbulkan cedera.7
Pada Osteoarthritis terjadi perubahan-perubahan metabolisme tulang rawan sendi.
Perubahan tersebut berupa peningkatan aktifitas enzim-enzim yang merusak makromolekul
matriks tulang rawan sendi, disertai penurunan sintesis proteoglikan dan kolagen. Hal ini
menyebabkan penurunan kadar proteoglikan, perubahan sifat-sifat kolagen dan berkurangnya
kadar air tulang rawan sendi. Pada proses degenerasi dari kartilago artikular menghasilkan suatu
substansi atau zat yang dapat menimbulkan suatu reaksi inflamasi yang merangsang makrofag
untuk menhasilkan IL-1 yang akan meningkatkan enzim proteolitik untuk degradasi matriks
ekstraseluler.5
Gambaran utama pada Osteoarthritis adalah : 8
1. Dektruksi kartilago yang progresif
2. Terbentuknya kista subartikular
3. Sklerosis yang mengelilingi tulang
4. Terbentuknya osteofit
8
fibrinogenik
dan
penurunan
aktivitas
fibrinolitik.
Proses
ini
yang menekan periosteum dan radiks saraf yang berasal dari medulla spinalis serta
kenaikan tekanan vena intrameduler akibat stasis vena intrameduler karena proses
remodelling pada trabekula dan subkondral.
Sinovium mengalami keradangan dan akan memicu terjadinya efusi serta
proses keradangan kronik sendi yang terkena. Permukaan rawan sendi akan retak
dan terjadi fibrilasi serta fisura yang lama-kelamaan akan menipis dan tampak
kehilangan rawan sendi fokal. Selanjutnya akan tampak respon dari tulang
subkhondral berupa penebalan tulang, sklerotik dan pembentukkan kista. Pada
ujung tulang dapat dijumpai pembentukan osteofit serta penebalan jaringan ikat
sekitarnya. Oleh sebab itu pembesaran tepi tulang ini memberikan gambaran
seolah persendian yang terkena itu bengkak.5,7
saja).7
Kartilago tidak mengandung serabut saraf dan kehilangan kartilago pada sendi
tidak diikuti dengan timbulnya nyeri. Sehingga dapat diasumsikan bahwa nyeri
yang timbul pada OA berasal dari luar kartilago.7
Pada penelitian dengan menggunakan MRI, didapat bahwa sumber dari
nyeri yang timbul diduga berasal dari peradangan sendi ( sinovitis ), efusi sendi,
dan edema sumsum tulang.
Osteofit merupakan salah satu penyebab timbulnya nyeri. Ketika osteofit
tumbuh, inervasi neurovaskular menembusi bagian dasar tulang hingga ke
kartilago dan menuju ke osteofit yang sedang berkembang Hal ini menimbulkan
nyeri.6
Nyeri dapat timbul dari bagian di luar sendi, termasuk bursae di dekat
sendi. Sumber nyeri yang umum di lutut adalah akibat dari anserine bursitis dan
sindrom iliotibial band.7,8
b.
Kaku pagi
Rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri atau
tidak melakukan banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu
yang cukup lama, bahkan setelah bangun tidur di pagi hari.7
d.
Krepitasi
Krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang sakit. Gejala
ini umum dijumpai pada pasien OA lutut. Pada awalnya hanya berupa perasaan
akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang
memeriksa. Seiring dengan perkembangan penyakit, krepitasi dapat terdengar
hingga jarak tertentu.7
e. Pembesaran sendi ( deformitas )
Sendi yang terkena secara perlahan dapat membesar.7
f. Pembengkakan sendi yang asimetris
Pembengkakan sendi dapat timbul dikarenakan terjadi efusi pada sendi yang
biasanya tidak banyak ( < 100 cc ) atau karena adanya osteofit, sehingga bentuk
11
2.8 Diagnosis
Diagnosis osteoarthritis lutut berdasrkan klinis, klinis dan radiologis, serta
klinis dan laboratoris (JH Klippel, 2001) :10
a. Klinis:
Nyeri sendi lutut dan 3 dari kriteria di bawah ini:
1. umur > 50 tahun
2. kaku sendi < 30 menit
3. krepitus
4. nyeri tekan tepi tulang
5. pembesaran tulang sendi lutut
6. tidak teraba hangat pada sendi
Catatan: Sensitivitas 95% dan spesifisitas 69%.
b. Klinis, dan radiologis:
Nyeri sendi dan paling sedikit 1 dari 3 kriteria di bawah ini:
12
2.
3.
4.
Catatan: 10 sendi yang dimaksud adalah: DIP 2 dan 3, PIP 2 dan 3 dan CMC 1
masing-masing tangan. Sensitivitas 94% dan spesifisitas 87%.
2.9 Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Radiologi
Diagnosis OA selain dari gambaran klinis, juga dapat ditegakkan dengan
gambaran radiologis, yaitu menyempitnya celah antar sendi, terbentuknya
osteofit, terbentuknya kista, dan sklerosis subchondral.
10
13
Keterangan
gambaran
menunjukkan menyempitnya
radiologis
celah sendi
anteroposterior
metatarsophalangeal
kaki
pertama,
ini jarang
Nonfarmakologis: 11
Farmakologis
1. Sistemik
a. Analgetik
- Non narkotik: parasetamol
- Opioid (kodein, tramadol)
b. Antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs)
- Oral
- injeksi
- suppositoria
c. Chondroprotective
Yang dimaksud dengan chondoprotectie agent adalah obat-obatan
yang dapat menjaga dan merangsang perbaikan (repair) tuamg rawan
sendi pada pasien OA, sebagian peneliti menggolongkan obat-obatan
tersebut dalam Slow Acting Anti Osteoarthritis Drugs (SAAODs) atau
Disease Modifying Anti Osteoarthritis Drugs (DMAODs). Sampai saat
ini yang termasuk dalam kelompok obat ini adalah: tetrasiklin, asam
hialuronat, kondrotin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin-C, superoxide
desmutase dan sebagainya.
16
vertebra,
dan
terutama
terdapat
pada
matriks
b. Krim NSAIDs
Selain zat berkhasiat yang terkandung didalamnya, perlu
diperhatikan
diclofenac
penyakit.
Dengan
pertimbangan
ini
yang
sebaiknya
faktor
alergi
terhadap
unsur/bahan
dasar
4. Pembedahan
Sebelum diputuskan untuk terapi pembedahan, harus dipertimbangkan
terlebih dahulu risiko dan keuntungannya.
Pertimbangan dilakukan tindakan operatif bila :
1
19
instability
akibat
dari
Rheumatoid
atau
osteoarthritis.
BAB 3
METODE
20
BAB 4
HASIL
4.1 Data Geografis & Demografis
Luas wilayah
: 473.844 km2
Jumlah desa/kelurahan
: 4 desa/kelurahan
Jumlah penduduk
: 35.341 jiwa
: 4,34 jiwa
Kepadatan penduduk/km2
: 0,07 jiwa/km2
: 46,64
: 96,98
: 2 orang
: 1 orang
Jumlah bidan
: 7 orang
Jumlah perawat
: 5 orang
: 1 orang
: 1 orang
: 1 orang
:1
21
Jumlah apotek
:3
: 100%
Jumlah posyandu
: 27 posyandu
Posyandu aktif
: 70,37%
: 4 desa
: 100%
NAMA
Ny.A
Ny.S
Ny.I
Tn.W
Ny.E
Ny.S
Ny.H
Ny.N
Ny.R
Ny.M.
Ny.UK
Ny.UJ
Ny.SE
Ny.K
Ny.R
Ny.SH
Ny.Y
JUMLAH
RATA-RATA
PRETEST
100
40
70
40
80
40
90
60
70
80
50
50
70
70
50
50
60
1070
62,94
POSTEST
100
100
90
100
90
90
100
100
100
90
70
90
90
90
90
100
90
1580
92,94
22
BAB 5
DISKUSI
Selama progam penyuluhan penyakit Osteoarthritis seluruh peserta tampak
sangat antusias dalam menyimak materi. Berdasarkan data tabel hasil pretest dan
posttest, sebanyak 17 peserta telah mengikuti mini project penyuluhan penyakit
Osteoarthritis dan telah mengisi kuisioner sebagai pretest dan posttest untuk
mengevaluasi tingkat pengetahuan peserta tentang penyakit Osteoarthritis. Dari
hasil pretest didapatkan rerata sebesar 62,94 sedangkan rerata posttes sebesar
92,94. Dari data tersebut dapat disimpulkan terdapat peningkatan dalam
pengetahuan peserta mengenai penyakit Osteoarthritis.
23
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Osteoarthritis merupakan gangguan pada sendi yang ditandai dengan
perubahan patologis pada struktur sendi tersebut yaitu berupa degenerasi
tulang rawan/kartilago hialin. Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup
tinggi, terutama pada orang tua. Selain itu, osteoarthritis ini juga merupakan
penyebab kecacatan paling banyak pada orang tua. Etiologi osteoarthritis
belum diketahui secara pasti, namun faktor biomekanik dan biokimia sepertinya
merupakan faktor terpenting
Ketidakseimbangan
dalam
proses
terjadinya
osteoarthritis.
muncul pada osteoarthritis adalah nyeri sendi yang diperburuk oleh aktivitas
dan gejala akan mereda setelah istirahat.
Diagnosis osteoarthritis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan dilakukan
pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologis berupa foto sinar-x sebagai
penunjang/pemastian diagnosis.Gambaran yang ditemukan pada foto sinar-x
pasien dengan osteoarthritis adalah menyempitnya
terbentuknya
osteofit,
terbentuknya
kista,
dan
celah
sklerosis
antar
sendi,
subchondral.
Pemeriksaan tambahan lain yang dapat dilakukan adalah MRI yaitu untuk
mengetahui derajat patologisnya, namun pemeriksaan ini jarang dilakukan
sebagai penunjang diagnostik dalam osteoarthritis, karena sebagian
besar
aktivitas sehari-hari.
6.2 Saran
Penyakit Osteoarthritis dapat menyerang kepada siapa saja, terutama pada
usia pre menopause dan lansia jadi, apabila kita tidak ingin terkena penyakit
berbahaya ini maka kita harus mualai dengan berperilaku hidup sehat, dari mulai
pola makan yang sehat dan teratur hingga mulai membiasakan untuk teratur
berolahraga.
DAFTAR PUSTAKA
25
LAMPIRAN
26
PRETEST
8. Gaya hidup sehat yang dapat mencegah PJK (jawaban boleh lebih dari satu)
Menghindari merokok dan alcohol
27
28