Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia senantiasa terpajan (exposed) logam berat dalam lingkungan
daripada pengkelat yang hanya memiliki satu atom ligan (Goodman &
Gilman, 2010).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Pustaka
Logam adalah elemen yang dalam larutan air dapat melepas satu atau
lebih electron dan menjadi kation. Logam mempunyai beberapa karakteristik
penting sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
Refleksifitas tinggi
Mempunyai kilau logam
Konduktivitas listrik tinggi
Konduktivitas termal tinggi
Mempunyai kekuatan dan kelenturan
b. Timbal : digunakan dalam baterai dan industri kabel, selain itu timbal
sebagai insektisida, zat tamabahan bahan bakar dan pigmen dalam cat
secara berangsur-angsur dihentikan.
Kerja utama logam adalah menghambat enzim. Efek ini biasanya timbul
akibat interaksi antar logam dengan gugus SH pada enzim itu. Suatu enzim
dapat juga dihambat oleh logam toksik melalui penggusuran kofaktor logam
yang penting dalam enzim. Contohnya, timbal dapat menggantikan zink dalam
enzim yang bergantung pada adanya zink, misalnya asam -aminolevulinat
hidratase (ALAD).
Mekanisme lain dalam mengganggu fungsi enzim adalah menghambat
sintesisnya. Contohnya, nikel dan platina menghambat asam -aminolevulinat
sintetase (ALAS), sehungga mengganggu sintesis hem, zat yang merupakan
komponen penting bagi hemoglobin dan sitokrom (Maines dan Kappas, 1977).
Enzim dapat dilindungi dari logam toksik dengan pemberian zat pengkelat,
misalnya di merkaprol ( BAL), yang membentuk ikatan stabil dengan logam.
2.2 Pembahasan
2.2.1 Pengertian Logam dan Logam Berat
Istilah logam biasanya diberikan kepada semua unsur-unsur kimia
dengan ketentuan atau kaidah-kaidah tertentu. Unsur ini dalam kondisi suhu
kamra, tidak selalu berbentuk padat melainkan ada yang berbentuk cair.
Logam-logam cair, contohnya adalah air raksa atau hidragyrum (Hg), serium
(Ce) dan gallium (Ga).
Pengelompokkan terhadap logam seperti penguraian di atas merupakan
suatu bentuk pengelompokkan yang lebih berat pada pola fikir dan atau sudut
pembahasan atas sistem keseimbangan organik. Sedangkan berbeda sekali
karena pola pengelompokkan logam dalam sistem tatanan lingkungan
cenderung mengarah pada fungsi dan pengaruh logam terhadap keseimbangan
tatanan lingkungan. Adanya pembedaan tersebut, kemudian kita mengenal
dengan istilah logam yang dibutuhkan organisme dan logam berat (logam
berat beracun dan logam berat beracun tapi dipentingkan).
5
Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam
yang beratnya lebih dari 5g untuk setiap cm3-nya. Beberapa jenis logam berat
bersifat eseensial tetapi dapat menjadi toksis bila berlebih, misalnya besi (Fe),
tembaga (Cu), seng (Zn) yang merupakan logam yang terikat sistem enzim
untuk metabolisme tubuh. Beberapa jenis logam berat lainnya bersifat
nonesensial dan bersifat toksik dalam jumlah yang sangat sedikit, misalnya
arsen (As), timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg).
Logam esensial yang sering menyebabkan toksisitas pada manusia adalah
besi (Fe), sedangkan tembaga (Cu) banyak menyebabkan toksisitas pada
hewan atau ternak dan Zn banyak menyebabkan toksisitas pada tanaman.
Dilain pihak kasus defesiensi Fe, Cu dan Zn sering dilaporkan pada manusia,
sedangkan kasus toksis logam banyak dilaporkan karna bersifat individu.
Logam berat nonesensial seperti As, Pb, Cd, dan Hg banyak dilaporkan
toksisitas pada manusia , terutama peengaruh dari pencemaran lingkungan
oleh logam yang bersangkutan. Banyak kasus toksisitas logam seperti
Minamata disease,Itai-itai disease dilaporkan pertama kali dijepang,
sehingga nama-nama tersebut erat hubungannya dengan kata bahasa jepang.
2.2.2
menggeser gugus Zn2+ yang merupakan faktor aktif pada enzim karbonat
c.
anhidrase.
Ion-ion logam kelas A dapat dikatakan sebagai kelompok logam beracun
yang daya racunnya rendah. Daya racun yang dibawa atau yang terdapat
pada logam kelas A cenderung disebabkan oleh kemmampuannya dalam
menggantikan posisi ion-ion lain, tetapi masih dari satu golongan yang
berfungsi pada enzim-enzim tertentu pula. Sebagai contoh adalah ion
logam Be2+ akan dapat digantikan oleh ion logam Mg2+. Ion logam Mg2+
itu karena menggantikan posisi dari ion logam Be 2+ jadi beracun karena
menghalangi kerja enzim yang ditempel atau yang berikatan dengannya.
2.2.3
diantaranya :
2.2.3.1 Logam Essensial
Logam berat esensial yang penting dan banyak dilaporkan
menyebabkan penyakit defisiensi dan toksisitas adalah Fe, Cu, dan Zn.
Logam lain seperti Mn, Co dan logam berat lainnya jarang dilaporkan
menyebabkan penyakit. Logam Fe, Cu, dan Zn keberadaannya dalam tubuh
saling terkait dan berinteraksi, misalnya bila kekurangan salah satu logam
tersebut akan meningkatkan absorbsi logam lainnya.
a. Besi (Fe)
a.1 Pengertian
Besi atau ferum (Fe) adalah logam yang pertama ditemukan oleh
manusia dan digunakan sebagai alat untuk pertanian. Di dalam kerak bumi
jumlah besi melimpah sehingga besi merupakan unsur makro pada kerak
bumi, tetapi dalam sistem biologi jumlahnya relatif kecil sehingga
dikelompokkan dalam unsur mikro atau elemen trace. Walaupun unsur mikro,
besi adalah termasuk dalam elemen esensial dan sangat diperlukan untuk
metabolisme tubuh dan terikat dalam protein sebagai enzim. Besi banyak
ditemukan dalam makanan yang jumlahnya bervariasi dari yang rendah
(dalam sayuran) sampai yang tinggi (dalam daging). Kandungan yang rendah
8
teridentifikasi
sebagai
HFE
dan
merupakan
gen
Mayor
b. Tembaga (Cu)
b.1 Pengertian
Kuprum atau tembaga (Cu) memiliki sistem kristal kubik, yang secara
fisika berwarana kuning apabila diilihat menggunakan mikroskop akan
berwarna pink kecoklatan sampai keabuan. Cu termasuk golongan logam
berwarna merah, serta mudah berubah bentuk. Di alam Cu banyak ditemukan
dalam bentuk pyrite, Fe-sulfat, dan sering bercampur dengan antimoni (Sb),
merkuri (Hg), timbal (Pb), dan arsen-sulfat.
b.2 Sifat Fisiko-kimia
Unsur tembaga di alam bisa ditemukan dalam bentuk logam bebas tetapi
lebih banyak ditemukan dalam bentuk senyawa padat bentuk mineral. Dalam
badan perairan laut, Cu ditemukan dalam bentuk persenyawaan ion seperti
CuCO3, CuOH, dan lain-lain. Pada batuan mineral atau lapisan tanah, Cu
ditemukan dalam bentuk seperti kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit
(CuFeS4), dan energit (Cu3AsS4). Selain bentuk mineral, logam Cu banyak
ditemukan dalam bentuk teroksidasi seperti bijih kuprit (Cu 2O), tenorit
(CuO), malasit (Cu2(OH)2CO3), azurit (Cu3(OH)2(CO3)2), krisokola (CuSiO3.2
HO), dan bronkanit (Cu4(OH)6SO4).
a. Sebagai bahan biosida untuk mengendalikan penyakit pada tanaman yang
disebabkan oleh bakteri,fungi dan serangga.
b. Bahan pembuatan pipa atau tangki air yang dapat memberikan manfaat
besar karena Cu tidak bersifat korosif, mudah dibentuk, dan mudah
dipasangkan pada berbagai jenis instrumen karena tidak keras dan dapat
melindungi dari bakteri patogen.
c. Bahan pembuatan peralatan dapur seperti panci, Cu sebagai peralatan
dapur memberikan manfaat bisa mengurangi pertumbuhan bakteri
Escherichia coli.
d. Senyawa CuO banyak digunakan sebagai katalis, baterai, elektrode,
penarik sulfur, sebagai pigmen, dan pencegah pertumbuhan lumut.
e. Senyawa Cu-sulfat digunakan untuk membasmi siput sebagai inang dari
parasit, cacing, dan juga untuk mengobati penyakit kuku pada domba,
11
tekanan
darah
dikarenakan
kemampuan
menghambat
cholinesterase.
Tembaga (Cu) dapat menyebabkan lesi membran sel ataupun oksidasi
lipid. Mekanisme itulah yang bisa mengakibatkan hemolisis dan nekrosis sel
hati. Cu juga dapat menyebabkan kerusakan, koagulasi protein yang terlibat
12
degenerasi
hepatolentiseluler.
Gejala
klinis
meliputi
abnormalitas sistem syaraf, hati, ginjal, dan kornea yang diakibatkan oleh
tingginya akumulasi Cu. Gejala toksisitas Cu antara lain berupa kerusakan sel
darah merah, kerusakan organ paru-paru, hati, dan pankreas.
Penyeakit Menke atau Kinky-hair syndrome adalah penyakit sexlinked yang ditandai degan tumbuhnya rambut aneh, tingkat kesehatan
rendah, kemunduran mental, gangguan neurologis, dan kematian sebelum
usia 3 tahun yang menunjukan terjadinya degenerasi pada kortek serebral.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap penderita penyakit Menke, diketahui
kadar Cu pada hati dan otak rendah. Sementara itu, kadar Cu pada jaringan
yang lain sangat tinggi, tetapi menunjuka aktivitas enzim Cu yang rendah.
Pada penderita Menke, ditemukan kadar metalotionin yang tinggi tetapi
ternyata mengikat logam lain, yaitu Cd atau Hg yang bukan unsur esensial
bagi organisme tetapi unsur yang bersifat toksik.
Toksisitas Cu secara signifikan berasal dari kemampuan Cu menerima
dan mendonasikan 1 elektron sehingga bisa mengubah status oksidasi. Cu
memiliki aktivitas katalitik yang dapat menghasilkan ion radikal bebas yang
sangat reaktif, yaitu radikal bebas hidroksil sehingga mengakibatkan
terjadinya stres oksidatif yang bia menimbulkan berbagai macam penyakit.
Nilai toksisitas tembaga (Cu) berkisar antara 20 100.000 ppb dan ambang
batas tembaga dalam darah menurut ketetapan WHO adalah 800 1200 ppb.
Toksisitas Kronis
Keracunan kronis Cu bisa mengurangi umur, menimbulkan berbagai
masalah reproduksi dan menurunkan fertilitas. Keracunan kronis Cu bisa
terjadi pada semua jenis spesies. Berbagai jenis hewan akan mati setelah
mengonsumsi pakan yang mengandung Cu lebih dari 500 ppm. Gejala
keracunan kronis pada ruminansia antara lain kehilangan vitalitas, kehilangan
selera makan, dan kehausan. Terjadi krisis hemolitik yang ditandai oleh kulit
13
pucat, gejala penyakit kuning, dan urin berwarna coklat tua. Kadang-kadang
juga muncul gejala tubuh lemah, hiperestesia dan tremor.
Paparan Cu dalam waktu lama bisa mneimbulkan gejala seperti :
a. Iritasi pada hidung, tenggorokan, mulut dan mata.
b. Menyebabkan sakit kepala, sakit lambung, kehilangan keseimbangan,
nausea, muntah dan diare. Paparan Cu dalam dosis yang besar dapat
menyebabkan kerusakan hati, ginjal bahkan menyebabkan kematian.
Keracunan Cu pada manusia bisa menimbulkan kerusakan otak,
demielinasi, penurunan fungsi ginjal dan pengendapan Cu dalam kornea
mata. Keracunan kronis Cu pada manusia dapat menimbulkan penyakit
Wilsons dan Kinsky. Gejala penyakit Wilsons antara lain berupa
hepatosirosis, kerusakan pada otak, demielinasi, penurunan kerja ginjal, serta
pengendapan Cu dalam kornea mata. Gejala penyakit Kinsky antara lain
berupa rambut kaku dan berwarna kemerahan. Penyakit Wilsons disebabkan
oleh tersimpannya Cu secara berlebihan dalam tubuh karena Cu tidak dapat
diekskresikan
oleh
hati
melalui
empedu.
Kadar aman Cu pada air minum bagi manusia bervariasi, berkisar antara 1,5-2
mg/L, sedangkan konsumsi makanan mengandung Cu sebesar 10 mg/hari
masih dalam batas toleran bagi orang dewasa.
b.4 Penanganan toksisitas
Usaha untuk menghindari bahaya logam berat Cu antara lain dengan
menghindari sumber bahan pangan yang memiliki risiko mengandung logam
berat, mencuci, dan mengolah bahan pangan yang akan dikonsumsi dengan
baik dan benar.
Berbagai cara untuk mengurangi paparan Cu adalah :
a. Mencuci tangan dan wajah sebelum makan
b. Menutupi tanah yang terkontaminasi Cu menggunakan tanah yang bebas
c.
d.
memberikan kombinasi protein skim milk dan arang atau dengan pemberian
BAL (British Anti Lewisite) atau penicillamine (B,B 1
dimethylcystein).
c.
Seng (Zn)
c.1 Pengertian
Zinc merupakan salah satu unsur kimia dengan simbol Zn, nomor atom
30, dan menempati tempat pertama pada golongan XII unsur transisi di dalam
tabel periodik unsur. Secara kimia, zinc memiliki sifat yang mirip dengan
magnesium (Mg) karena memiliki ukuran atom yang hampir sama dengan
bilangan oksidasi +2. Zinc adalah logam yang putih-kebiruan, berkilau, dan
15
bersifat diamagnetik logam ini cukup mudah ditempa dan liat pada 110 150oC. Zinc melebur pada 410 oC dan mendidih pada 906oC. Dibandingkan
dengan logam-logam lainnya, zinc memiliki titik lebur dan tidik didih yang
relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik lebur zinc merupakan yang terendah
di antara semua logam-logam transisi. Produser terbesar dari zinc adalah
Australia, Canada, Peru dan Amerika.
Zinc sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal
heksagonal. Hal ini menyebabkan mutu komersial Zn tidak berkilau. Logam
ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa
antara 100 sampai dengan 150 C. Di atas 210 C, logam ini kembali menjadi
rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya.
Pada umumnya, zinc berada di alam dalam bentuk persenyawaan sulfida yaitu
zinc sulfida (ZnS).
Zinc digunakan secara luas untuk menyepuh logam-logam lain dengan
listrik seperti besi untuk menghindari karatan. Zinc Sulfida digunakan dalam
membuat tombol bercahaya, sinar-X, kaca-kaca TV, dan bola-bola lampu
fluorescent.
c.2 Sifat fisiko kimia
Sifat Fisika :
Zinc merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan
bersifat diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan zinc mutu komersial tidak
berkilau. Zinc sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal
heksagonal. Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun
menjadi dapat ditempa antara 100 sampai dengan 150 C. Di atas 210 C,
logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk
dengan memukulmukulnya.
Zinc juga mampu menghantarkan listrik, walaupun tidak seefektif
tembaga dan terbakar di udara pada suhu tinggi merah menyala dengan
evolusi awan putih oksida. Unsur ini juga menunjukkan sifat yang sangat
mudah dibentuk (superplasticity). Dibandingkan dengan logam-logam
lainnya, zinc memiliki titik lebur (420 C) dan tidik didih (900 C) yang
relatif rendah.
16
Sifat Kimia :
Seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2dan merupakan unsur
golongan 12 tabel periodik. Seng cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat.
Permukaan logam seng murni akan dengan cepat mengusam, membentuk
lapisan seng karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika berkontak dengan karbon
dioksida.Lapisan ini membantu mencegah reaksi lebih lanjut dengan udara
dan air. Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau
kebiruan dan mengeluarkan asap seng oksida. Seng bereaksi dengan asam,
basa, dan non-logam lainnya. Seng yang sangat murni hanya akan bereaksi
secara lambat dengan asam pada suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida
maupun asam sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung seng karbonat
dan reaksi seng dengan air yang ada akan melepaskan gas hidrogen.
Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa
dengan keadaan oksidasi +2 terbentuk, elektron pada kelopak elektron
terluar s akan terlepas, dan ion seng yang terbentuk akan memiliki
konfigurasi [Ar]3d10.Hal ini mengijinkan pembentukan empat ikatan kovalen
dengan menerima empat pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet.
Stereokimia senyawa yang dibentuk ini adalah tetrahedral dan ikatan yang
terbentuk dapat dikatakan sebagai sp3.Pada larutan akuatik, kompleks
oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+, merupakan spesi yang dominan.Penguapan seng
yang dikombinasikan dengan seng klorida pada temperatur di atas 285 C
mengindikasikan adanya Zn2Cl2 yang terbentuk, yakni senyawa seng yang
berkeadaan oksidasi +1.Tiada senyawa seng berkeadaan oksidasi selain +1
dan +2 yang diketahui. Perhitungan teoritis mengindikasikan bahwa senyawa
seng dengan keadaan oksidasi +4 sangatlah tidak memungkinkan terbentuk.
Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama
seperti nikel dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak
berwarna.Jari-jari ion seng dan magnesium juga hampir identik. Oleh
karenanya, garam kedua senyawa ini akan memiliki struktur kristal yang
sama. Pada kasus di mana jari-jari ion merupakan faktor penentu, sifat-sifat
kimiawi keduanya akan sangat mirip.Seng cenderung membentuk ikatan
17
berlebih dalam jangka waktu lam bisa mengakibatkan defisiensi Cu. Total
asupan Zn sebesar 60 mg/ hari (50 mg suplemen Zn dan 10 mg Zn dari
makanan) dapat nmengakibatkan defisiensi Cu. Konsumsi Zn lebih dari 50
mg/ hari selama beberapa minggu bisa menggangu ketersediaan biologi Cu,
sedangkan konsumsi Zn yang tinggi bisa mempengaruhi sintesis ikatan Cu
protein atau metalotionin dalam usus. Konsumsi Zn berlebih akan menggangu
metabolisme mineral lain, khususnya Fe dan Cu.
Ion Zn bebas dalam larutan bersifat sangat toksik bagi tanaman, hewan
invertebrate, dan ikan. Penggunaan intranasal atau nasal spray Zn bagi
penderita sakit tenggorokan bisa mengakibatkan kehilangan indra penciuman
(anosnia). Inhalasi debu Zn-oksida bisa mengakibatkan metal iume fever.
Toksisitas akut Zn terjadi sebagai akibat dari tindakan mengonsumsi
makanan dan minuman yang terkontaminasi Zn dari wadah/ panic yang
dilapisi Zn. Gejala toksisitas akut bisa berupa sakit lambung, diare, mual, dan
muntah. Pemberian bersama suplemen Zn dan jenis antibiotik tertentu,
yaitutetracyclines dan quinolones bisa mengurangi absorpsi antibiotic
sehinnga daya sembuh berkurang.
c.4 Penanganan toksisitas
Jika diduga terdapat keracunan zinc pada seseorang, pilihan pertama
yaitu mencari bantuan medis dengan segera. Perbanyak minum air, untuk
memastikan banyak cairan dan sebaiknya susu untuk mencegah kerusakan
ginjal.
Tergantung pada tingkat keracunan, pengobatan medis lain pada
keracunan zinc yang dapat ditangani secara profesional dikenal sebagai
lavage lambung. Dalam teknik perawatan ini, tabung dimasukkan melalui
mulut atau hidung dari pasien dan mengisi atau mengosongkan perut.
Penangkal untuk membalikkan efek keracunan zinc juga dapat diberikan. Jika
stadiumnya sudah gawat seseorang bisa menderita anemia akut, transfusi
darah mungkin diperlukan.
Hal ini tidak hanya produksi industri diproduksi yang dapat
menyebabkan keracunan logam berat seperti zinc, kelebihan suplemen zinc
juga dapat meningkatkan jumlah zinc dalam tubuh ke tingkat beracun.
19
maupun
karena
keracunan
makanan,
logam
tersebut
Arsenik (As)
a.1 Pengertian
Arsen (As) digunakan lebih dari 2400 tahun yang lampau di Yunani dan
Roma sebagai racun dan untuk pengobatan. Sekarang As hanya penting dalam
pengobatan penyakit tropis tertentu. Di Amerika Serikat dampak As atas
kesehatan sangat menonjol akibat pajanan dari industri dan lingkungan. Arsen
dijumpai dalam tanah, air dan udara. Unsur As ditemukan sebagai hasil
sampingan dari peleburan tembaga, timah, seng dan logam lainnya. Ini dapat
mengakibatkan dilepasnya As ke lingkungan. Arsen kadang-kadang digunkan
sebagai bahan tambahan pada makanan unggas dan hewan ternak lainnya
untuk meningkatkan pertumbuhan. Sumber utama pajanan As dilingkungan
kerja adalah dari pabrik pembuat herbisida dan pestisida yang mengandung
As. Jumlah As yang dikonsumsi manusia rata-rata per hari ialah 300
g.
Hampir semua jumlah ini ditelan bersama makanan dan air. Pada umumnya,
toksisitas As meningkat dengan urutan sebagai berikut : As organik < As5+<
As3+< arsin (AsH3) (Gunawan, Sulista Gan., 2011).
a.2 Sifat fisiko kimia
20
As-R + H2O
a.3 Toksisitas
Keracunan Akut
Gejala keracunan As akut ialah rasa tidak enak dalam perut, bibir rasa
terbakar, penyempitan tenggorokan dan susah menelan, disusul oleh nyeri
lambung hebat, muntah proyektil dan diare berat. Gejala lain ialah oliguria,
proteinuria, hematuria dan anuria. Pasien sering mengeluh kejang otot rangka
dan haus. Jika kehilangan cairan terus berlanjut, akan timbul syok. Kejang
hipoksik dapat terjadi dalam fase lanjut, berakhir dengan koma dan kematian.
Dengan pengobatan yang tepat dan sepat, pasien dapat bertahan melewati
fase akut dengan gejala sisa neuropati serta gangguan lainnya.
Keracunan Kronis
Tanda dini keracunan As kronis yang paling umum ialah kelemahan dan
nyeri otot, pigmentasi kulit, hiperkeratosis dan edema. Gejala lain adalah
napas dan keringat bau bawang putih, hipersalivasi, hiperhidrolisis,
stomatitis, coryza, lakrimasi, parestesia, gatal, dermatitis, vitiligo dan
alopesia. Dapat pula terjadi hepatomegali, obstruksi saluran empedu,
21
khususnya
diarahkan
untuk
mengoreksi
volume
cairan
Timbal sering juga disebut sebagai timah hitam atau plumbum, logam ini
disimbolkan dengan Pb. Timbal pada tabel periodik unsur kimia termasuk
dalam kelompok logam golongan IV-A. Timbal mempunyai nomor atom
(NA) 82 dan berat atom (BA) 207,2 merupakan suatu logam berat berwarna
kelabu kebiruan dengan titik leleh 327oC dan titik didih 1.725o C. Pada suhu
550-600o C timbal menguap dan membentuk oksigen dalam udara lalu
membentuk timbal oksida. Merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa
korosi atau karat, mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan
logam-logam biasa, kecuali emas dan merkuri, merupakan logam yang lunak
sehingga dapat dipotong dengan menggunakan pisau atau dengan tangan dan
dapat dibentuk dengan mudah.Walaupun bersifat lunak dan lentur, timbal
sangat rapuh dan mengkerut padapendinginan, sulit larut dalam air dingin, air
panas, dan air asam.Timbal dapat larut dalam asam nitrit, asam asetat, dan
asam sulfat pekat.
Timbal banyak digunakan pada pabrik baterai, pabrik pembuatan kaca,
pabrik kabel listrik, pabrik cat pewarna karet, pewarna tinta, bahan peledak,
bahan pembuatan tekstil, reagensia kimia, dan pewarna rambut. Timbal
digunakan sebagai bahan solder untuk perekat atau pematri barang-barang
elektronik. Merupakan salah satu bahan paduan yang mempunyai
kemampuan sangat tinggi untuk menahan sinar-x dan sinar-y, sehingga
lempengan timbal banyak dipakai sebagai pelindung bahan radioaktif.Timbal
juga ditambahkan ke dalam bahan bakar kendaraan bermotor dalam bentuk
senyawa tetraethyllead (TEL) yang berfungsi sebagai bahan anti letupan (anti
knocking) karena sifatnya yang dapat menaikkan angka oktan bahan bakar
minyak (bensin). Namun disisi lain ternyata TEL memberikan dampak polusi
terhadap lingkungan hidup yaitu mencemari udara. Senyawa timbal yang
dihasilkan dari pembakaran pada mesin kendaraan bermotor sangat
berbahaya, dan jika masuk ke dalam tubuh manusiadapat menimbulkan
gangguan pada sistem saraf dan sistem peredaran darah.
Metabolisme Timbal
23
24
anemia,
sakit
di
sekitar
perut,
dan
dapat
menyebabkan
pada
gangguan
perkembangan
dan
penyimpangan
Penggunaan timbal dalam jumlah besar atau penggunaan yang berulangulang menyebabkan
sifat kumulatif
Gajawat
(2006)
pemberian
timbal
20mg/kgBB
secara
yang
peralatan-peralatan
dapur
mengandung
(keramik
Pb
atau
tempat
berglasur,
mainan
bercat
atau
berbahan
mengandung cat.
5) Tidak makan, tidak minum, tidak merokok di kawasan yang tercemar Pb.
6) Menediakan fasilitas ruang makan yang terpisah dari lokasi pencemaran
Pb.
7) Tempat penyimpanan makanan atau minuman tertutup sehingga tidak
kontak dengan debu atau asap Pb.
8) Mengurangi emisis gas buang yang mengandung Pb, baik dari kendaraan
bermotor maupun industry.
27
Kadmium (Cd)
c.1 Pengertian
Logam
dialam. Hanya ada satu jenis mineral cadmium dialam yaitu greennockite
(CdS)
yang
selalu
ditemukan
bersama
dengan
mineral
Spalerite
28
mengikat
logm
berat
dalam
lingkaran
metabolisme
tanpa
otot, plasma, eritrosit, sel-sel epitelial dan urin).Protein itu tersebar di semua
organisme
laut,
metalotionin
organisme
dalam
vertebrata,
jaringan
dan
invertebrata.
mengikat
ketika
Konsentasi
organisme
kemungkinan
bahwa
metalotionein
sebagai
pengikat
kadmium
mikroglobulin
Pada
pajanan
kadmium
berat
terjadi
cedera
glomeluri,
pada manusia.
Sistem Kardiovaskular. Peran kadmium dalam menyebabkan hipertensi
sangat
kontroversial.
Penelitian
awal
yang
bersifat
epidemilogis
d. Merkuri (Hg)
d.1 Pengertian
Merkuri atau Raksa atau air raksa (Latin: Hydrargyrum, air/cairan perak)
adalah unsur kimia pada table periodic dengan symbol Hg dan nomor atom
80.
Merkuri
merupakan
elemen
alami,
sering
mencemari
32
permeabilitas
membrane,
menghambat
beberapa
enzim,
dalam
plasma
protein.Metil
merkuri
pada
umumnya
terakumulasi dalam system syaraf pusat dan ditemukan paling banyak pada
bagian kortek dan serebelum. Waktu paruh alkil merkuri adalah 70 hari dan
akan diekskresikan sebesar 1% dengan sisa 99% yang terakumulasi pada
berbagai organ. Pemberian merkuri organic, yaitu alkil merkuri dan aril
merkuri akan didistribusikan pada organ yang berbeda dengan merkuri
anorganik dikarenakan merkuri organic mampu mempenetrasi melalui
membrane blood-brain barrier sehingga sebagian besar senyawa merkuri
organic diakumulasi di jaringan otak. Keracunan metil merkuri pernah terjadi
di Jepang, yang kemudian dikenal dengan Minamata, disebabkan oleh
industry yang membuang metil merkuri ke perairan Minatama sehingga
mengakibatkan tercemarnya ikan oleh Hg hingga mencapai 11mg/kg ikan
segar. Hg juga dibuang ke sungai Agano sehingga ikan yang tercemar
mencapai 10 mg/kg iakn segar. Demikian pula keracunan metil merkuri di
Irak yang mengakibatkan kematian 500 orang dan pasien sebanyak 600 orang
yang mesti dirawat dikarenakan paparan metil merkuri berasal dari roti yang
tercemari Hg. Gejala klinis metil merkuri, yaitu gejala neurologis meliputi
parestesia, ataksia, disartria, kebutaan, degenerasi, dan nekrosis neuron.
Gejala toksisitas merkuri organic meliputi kerusakan system syaraf pusat
berupa anoreksia, ataksia, dismetria, gangguan pandangan mata bias juga
mengakibatkan kebutaan, gangguan pendengaran, konvulsi, paresis, koma
dan kematian.
2) Toksisitas Merkuri anorganik
Toksisitas dan metabolisme Hg tergantung pada berbagai faktor, antara
lain bentuk senyawa Hg jalur paparan Hg, lamanya paparan , serta kandungan
unsur lain yang terdapat didalam makanan.
34
Merkuri memiliki afinitas yang tinggi terhadap fosfat, sistin, dan histidil,
rantai samping dari protein, purin, pteridin, dan porfirin, sehingga Hg bisa
terlibat dalam proses selurer. Toksisitas Hg terjadi pada umumnya karena
interaksi Hg dengan kelompok thiol dari protein (R-S-Hg). Dalam sistem
makhluk hidup memiliki banyak kelompok sulfhidril seingga satu ikatan
senyawa Hg dengan sufhidril sudah memberikan dampak toksik yang besar.
Bebrapa penelitian mnyebutkan bahwa konsentrasirendah ion Hg+mampu
menghambat kerja 50 jenis enzim sehingga metabolisme tubuh bisa
dinggangu dengan dosis rendah Hg.
Garam merkuri kelompok anorganik bisa mengakibatkan presifitasi
proten, merusak mukosa, alat pencernaan, termasuk mukosa usus besar, dan
merusak membran ginjal taupun membran filter glomerulus, menjadi lebih
permeabel terhadap protein plasma yang sebgaian besar akan masuk kedalam
urin.dosis tinggi mercurous chloride pada manusia memiliki LD50 sebesar 13 g/kg BB dan merkuri chlorida dengan LD50 sebesar 0,2 1 g/kg BB.
Toksisitas akut dari uap Hg meliputi gejala muntah, kehilangan
kesadaran, mual terasa sebal, sakit abdominal, diare disertai darah, oliguria,
albuminuria, anuria, uremia, ulserase, dan stomatitis.Toksisitas HgCl2 atau
garam merkuri yang larut bisa menyebabkan kerusakan membran alat
pencernaan, eksantema pada kulit, dekomposisi eritrosit, serta menurunkan
tekanan darah.
Toksisitas kronis dari merkuri anorganik meliputi gejala gangguan sistem
syaraf, antara lain berupa tremor, terasa pahit dimulut, gigi tidak kuat dan
rontok, anemia, albuminuria, dan keruskan ginjal, serta kerusakan mukosa
usus.
Senyawa merkuri organik yaitu Hg (NO3)2, HgCl2, dan HgO akan
diakumulasi pada berbagai organ hati, ginja, dan otak. Eksresi senyawa
merkuri organik dalam dosis 10 g/kg BB menunjukan bahwa hanya 2,3%
yang akan dieksresi melalui urin sebesar 2,3%. Senyawa Hg2Cl2 akan
diabsorpsi oleh tubuh setelah diubah menjadi HgCl2 .senyawa merkuri
anorganik yang dapat diabsorpsi tubuh tidak lebih dari 2%, sedangkan
senyawa merkuri organik tubuh mampu menyerap 95%. Sementara itu uap
35
36
Kromium (Cr)
e.1 Pengertian
Kromium merupakan unsur yang berwarna perak atau abu-abu baja,
berkilau, dan keras. Kromium tidak ditemukan sebagai logam bebas di alam.
Kromium berhasil diisolasi oleh seorang ilmuwan Prancis, L.N Vauquelin
pada tahun 1778. Pada tahun 1797L.N Vauquelin menemukan oksida unsur
37
baru dalam suatu mineral dari Siberia yaitu krokoit (crocoite) yang kemudian
dikenal sebagai PbCrO4. Kromium di alam berada dalam bentuk senyawa :
kromik sulfat, kromik oksida, kromik klorida, kromik trivalent, kalsium
kromat,timbale kromat, kalium dikromat, natrium dikromat, seng kromat.
Kromium banyak dijumpai di lingkungan baik di udara, air, tanah,
tumbuhan dan hewan. Sumber kromium yang baik di antaranya adalah
daging, biji-bijian (misalnya gandum), rempah-rempah di alam kromium atau
krom merupakan dalah satu logamgolongan transisi paling banyak ditemukan
di alam dalam bentuk bijih besi terutama kromit (Fe(CrO2)2) dan bewarna
kecoklatan.
Ketika krom berada dalam bentuk oksida yaitu antara Cr(II) hingga Cr
(VI) krom menjadi elemen yang berbahaya di pemukaan bumi. Pada
umumnya krom yang bervalensi tiga paling sering dijumpai di alam, selain itu
krom bervalensi tiga memiliki sifat racun yang rendah dibandingkan dengan
krom valensi enam. Krom valensi enam merupakan salah satu material
organik pengoksidasi yang tinggi.
e.2 Sifat fisiko kimia
Beberapa sifat lainnya dari logam kromium :
Logam berwarna putih, keras
Tahan terhadap korosi (digunakan sebagai bahan pelapis melalui proses
elektroplating).
Larut dalam asam-asam mineral (HCl, H2SO4)
Pada temperatur yang terkontrol kromium dapat bereaksi dengan unsur
halogen, belerang silikon, boron, nitrogen, karbon dan oksigen.
e.3 Toksisitas
Efek Klinis
Efek dari chromium terhadap kesehatan yakni bisa mengalami gangguan
pernapasan dan juga mengganggu alat pencernaan. Chromium (VI) dikenal
untuk menyebabkan berbagai kesehatan mempengaruhi. Ketika chromium
merupakan suatu campuran di dalam produk kulit, itu dapat menyebabkan
reaksi alergi, seperti ruam kulit. Setelah bernafas chromium (VI) dapat
menyebabkan gangguan hidung dan mimisan.
38
39
Kobalt (Co)
f.1 Pengertian
Kobalt (CO) merupakan logam transisi, memiliki berat molekul 58,93
g/mol, berbentuk padat pada suhu kamar, berwarna abu-abu perak, memiliki
titik didih 2.870 2.927C, titik leleh 1.495C, tidak berbau, memiliki 2
bilangan valensi yaitu cobaltous (II) dan cobaltic (III), merupakan oksidan
yang kuat dan bisa menimbulkan api dan eksplosif bila terkena panas, tetapi
40
bersifat stabil bila berada di udara, tidak larut dalam air, serta bersifat reaktif
oleh larutan asam.
Kobalt dan senyawanya terdapat di alam melalui sumber alam dan
aktivitas manusia. Kobalt secara alami terdapat di bebatuan, tanah, air.
Sumber alami Co dilingkungan adalah tanah, debu, air laut, lava gunung
berapi, dan kebakaran hutan. Co bisa berasal dari limbah yang berasal dari
pembakaran minyak, pembakaran batu bara, sisa pembakaran kendaraan
bermotor, pesawat serta limbah dari industri logam keras. Logam itu tidak
ditemukan sebagai logam yang bebas, tetapi biasanya ditemukan berupa bijih
batuan. Co pada umumnya ditambang sebagai hasil sampingan aktivitas
penambangan nikel (Ni) dan kuprum (Cu). Bijih Co berupa cobaltite,
erythrite, glaucodot dan skutterudite.
Co merupakan logam dengan jumlah relatif rendah yang biasanya terdapat
bersamaan dengan bijih nikel (Ni), timbal (Pb), kuprum (Cu), perak (Ag), serta
besi (Fe) yang dapat pula muncul bersamaan dengan mangan (Mn) atau arsen
(As).
f.2 Toksisitas
Paparan Co bisa terjadi melalui inhalasi, kontak kulit, mata, ataupun
peroral. Gejala paparan inhalasi berupa batuk dan nafas pendek biasa terjadi
pada pekerja di lingkungan industri Co. Paparan lewat kulit berupa kulit
kering, bengkak, serta dermatitis. Paparan lewat mata bisa menyebabkan mata
kemerahan. Paparan per oral, baik dari makanan atau minuman bisa
menyebabkan sakit lambung atau muntah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi timgkat toksisitas Co adalah besar
dosis, lama dan cara paparan, selain juga ditentukan oleh fakor umur, jenis
kelamin, status gizi, gaya hidup, dan status kesehatan orang yang terpapar.
Co tidak berbahaya bagi kesehatan manusia bila dikonsumsi dalam dosis
rendah. Namun, konsumsi dalam dosis besar akan berbahaya bagi kesehatan,
terutama pada organ paru-paru dan jantung. Anak-anak lebih sensitif terhadap
toksisitas Co dibandingkan orang dewasa. Co dan garam Co relatif tidak
toksik bila melalui paparan pencernaan. Sebagian kasus toksik Co terjadi
melalui paparan inhalasi atau kontak kulit, terutama bagi penduduk atau
41
pekerja yang tinggal di wilayah industri Co. Inhalasi udara dengan kadar Co
cukup tinggi bisa mengakibatkan gangguan paru-paru berupa asma dan
pneumonia. Batas aman kadar Co dalam tubuh adalah sebesar 1,1 mg. Kadar
Co tertinggi disimpan dalam lemak, lalu dalam otot.
Kadar Co lebih tinggi terdapat dalam organ hati, jantung, serta rambut
dibandingkan organ lainnya. Pada manusia, kadar Co normal dalam urin
adalah sebesar 98 g/L, sedangkan kadar Co normal dalam darah sebesar
0,18 g/L. Kadar Co normal dalam tubuh sebesar 1,1 mg, 43% berada di otot,
14% berada di tulang, dan sisanya terdapat pada jaringan lunak.
Toksisitas Akut
Garam Co relatif tidak toksik, tetapi setelah diabsorpsi bisa
mengakibatkan gangguan gastrointestinal dan gangguan darah. Paparan Co
radiasi dalam dosis tinggi menyebabkan perubahan materi genetis sel
sehingga berakibat terjadinya perubahan dan perkembangan sel kanker.
Paparan Co sebesar 0,5 mg/kg dalam waktu beberapa minggu bisa
mengganggu fungsi tiroid, sedangkan paparan Co sebesar 1,3 mg/kg selama 6
minggu bisa mengganggu penglihatan manusia (ATSDR,2004).
Toksisitas Kronis
Logam Co bisa mengakibatkan iritasi serta dermatitis bagi pekerja di
lingkungan industri logam keras, industri printer, industri karet, industri kaca,
dan industri plastik. Kontak dengaa Co bisa menimbulkan alergi pada
penderita gagal prostesis sehingga mengakibatkan dislokasi, lepas dan
dermatitis yang meluas. Alergi vaskulitis dapat terjadi pada pasein prostesis
gigi yang mengandung Co sehingga menimbulkan iritasi lokal diikuti
gingivitis dan stomatitis.
Penggunaan alloy Co-Cr-Mo untuk implantasi ortopedi meskipun relatif
aman dan toleran ternyata juga memberikan efek komplikasi antara lain
terjadinya nerkosis jaringan. Co bersifat sensitif dan bisa mengakibatkan
kagagalan bagi penderita prostesis. Pecandu atau peminum bir yang
distabilisasi Co, serta penderita yang diterapi Co ternyata menunjukan gejala
kardiomiopati kongesti. Pecandu bir yang mengandung Co sebagai stabilizer
42
berbagai jenis kanker. Gangguan kesehatan juaga bisa terjadi akibat pengaruh
radiasi dari radioaktif isotop Co yang biasa digunakan sebagai terapi bagi
pasien penderita kanker guna membunuh sel kanker, yang kemudian dapat
mengakibatkan sterilitas, kerontokan rambut, muntah, pendarahan, diae,
koma bahkan bisa menyebabkan kematian.
Paparan Co melalui pencernaan bisa menyebabkan muntah, mual, sakit
lambung, dan dilaporkan bisa menyebabkan kardiomiopati kongesti bagi
pecandu/peminum bir yang ditambah Co sebagai stabilizer atau penderita
yang diterapi Co guna mengatasi anemia. Intake Co dalam kadar tinggi bisa
mengakibatkan mual, muntah, gangguan penglihatan, gangguan jantung, dan
gangguan tiroid.
The international Agency for Research on Cancer (IARC) menetapkan
bahwa Co bersifat karsinogenik dengan golongan 2 B pada manusia.
Pemberian Co secara subkutan maupun intramuskuler, baik dosis tunggal
maupun berulang dapat menimbulkan sarkoma pada tempat injeksi. Namun,
Co tidak bersifat karsinogenik melalui jalur paparan lainnya. Co
nonradioaktif melalui papran per oral baik makanan maupun minuman tidak
menyebabkan timbulnya kanker baik pada hewan maupun manusia.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap hewan uji, kanker dapat muncul apabila
paparan terjadi lewat inhalasi atau Co yang secara langsung megenai atau
ditempatkan pada kulit atau otot. Co bersifat eritropoietik yang ditandai
dengan meningkatnya pelepasan eritropoietin dari sel renalis yang rusak.
f.3 Penanganan keracunan
Berbagai cara untuk mengurangi risiko paparan Co pada anak adalah
dengan melarang anak bermain di wilayah tercemar Co. Untuk mengetahui
apakah seseorang telah terpapar Co atau tidak lakukan pemeriksaan kadar Co
dalam darah dan urin. Demikian pula untuk mengetahui apakah sesorang
terpapar Co radioaktif atau tidak yang bisa dilaukan dengan memeriksa
jumlah sel darah, atau perubahan kromosom sekurang-kurangnya 3-5
kali/tahun, terutama bagi pekerja yang beresiko terpapar Co.
44
239
239
pengeluaran
Pu.
45
Satu
gram
DTPA
yang
berhubungan
dengan
penggunaan
CaNa2EDTA antara lain malaise, letih dan rsa haus berlebihan yang disusul
oleh demam. Hal ini dapat disertai oleh mialgia berat, sakit kepala bagian
prontal, anoreksia, mual dan muntah, meningkatnya frekuensi dan keinginan
berkemih. Efek samping lain ialah bersin, penyumbatan hidung dan lakrimasi,
glukosurya, anemia, dermatitis dengan gambaran mirip kelainan kulit karena
akibat kekurangan vitamin B6, penurunan tekanan darah sistolik dan
diastolik, memanjangnya waktu protombin, dan inversi gelombang T dari
EKG (Gunawan, Sulista Gan., 2011).
Indikasi
Penggunaan CaNa2EDTA untuk pengobata intoksikasi berbagai logam
sudah dibahas diatas. Kelasi dengan EDTA selain mengikat logam berat juga
mengikat
Ca2+.
Kalsium
ini
merupakan
salah
satu
komponen
47
mg/kg BB) diberikan dalam jarak waktu 2 jam. Tekanan darah naik dengan
cepat tetapi kembali normal dalam waktu 2 jam.
Gejala lain kebanyakan paralel dengan perubahan tekanan darah yaitu
mual, muntah, sakit kepala, rasa terbakar pada bibir, mulut dan
kerongkongan, rasa tercekik pada kerongkongan, sakit dada atau lengan,
konjungtivitis, lakrimasi, rinore dan hipersalivasi; tangan terasa tertusuktusuk, rasa panas pada penis, berkeringat terutama pada tangan dan dahi; sakit
perut dan kadang-kadang timbul abses steril yang nyeri ditempat suntik.
Gejala ini sering disertai rasa cemas dan khawatir. Gejala akibat BAL pada
anak sama seperti pada oranng dewasa, meskipun kira-kira 50 % bisa
mengalami demam yang akan hilang sesudah obat dihentikan. Leukosit
polimorfonuklear dapat menurun selintas.Bal bisa menyebabkan anemia
hemolitik pada pasien defisiensi G6PD. BAL dikontraindikasikan pada pasien
insufisiensi hati, kecuali kelainan hati akibat keracunan arsen (Gunawan,
Sulista Gan., 2011).
c. Asam 2,3-dimerkaptosuksinat
Asam dimerkaptosuksinat efektif secara oral dan jauh kurang toksik
dibandingkan dengan BAL.
Penelitian pada hewan coba menunjukan bahwa obat ini efektif
digunakan sebagai kelator untuk pengobatan keracunan arsen, kadmium,
merkuri dan timbal. Obat ini telah dipakai untuk pengobatan keracunan arsen
dan merkuri.selain itu, penggunaannya telah disetujui untuk keracunan timbal
pada anak. Tetapi, manfaatnya lebih lanjut dalam mengobati keracunan timbal
masih perlu diteliti lagi (Gunawan, Sulista Gan., 2011).
d. Penisilamin
Penisilamin dibuat dari degradasi hidrolitik penisilin, dan tidak
beraktivitas antibakteri. Yang digunakan diklinik adalah bentuk D isomer.
Penisilamin membentuk kelat dengan tembaga, merkuri, seng dan timbal serta
meningkatkan eksresi logam-logam ini dalam urin (Gunawan, Sulista Gan.,
2011).
Indikasi
Penisilamin digunakan untuk mengobati keracunan tembaga, merkuri,
dan mengobati penyakit willson (Degenerasi hepatolentikular karena
kelebihan tembaga), sistinuira dan artritis rematoid. Penisilamin digunakan
49
pemberian
secara
parenteral.
Deferoksamin
mengalami
metabolisme oleh pengaruh enzim plasma, tetapi caranya belum jelas. Obat
ini mudah dieksresi bersama urin.
Deferoksamin bisa menimbulkan reaksi alergi misalnya pruritus, edema,
ruam kulit dan reaksi anafilaksik. Efek samping lainnya meliputi disuria, sakit
perut, diare, demam, keram kaki dan takikardi. Kadang-kadang dilaporkan
terjadinya katarak. Kontraindikasi penggunaan deferoksamin meliputi
kehamilan, insufisiensi ginjal, dan anuria (Gunawan, Sulista Gan., 2011).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari penyusunan makalah ini dapat disimpulkan :
Logam berat dapat menghasilkan efek toksik melalui penggabungan
dengan satu atau lebih gugus reaktif (ligan) yang penting untuk fungsi
fisiologis normal. Beberapa logam dapat menimbulkan toksisitas atau
keracunan yaitu logam essensial (Besi, Tembaga, Seng); logam
berat/toksik (timbal, merkuri, arsen, cadmium, kromium, kobalt) dan
50
DAFTAR PUSTAKA
Widowati, Wahyu, dkk. (2008). Efek Toksik Logam. CV Andi Offset (Penerbit
ANDI) : Yogyakarta.
Palar, Heryando. (1994). Pencemaran & Toksikologi logam berat. PT. Rineka
Cipta : Jakarta.
Darmono. (2009). Farmasi Forensik dan Toksikologi. Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press) : Jakarta.
Gunawan, Sulistia Gan. 2011. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI.
Goodman & Gilman. 2010. Manual Farmakologi dan Terapi. Jakarta : EGC.
Schmitz, Gery. 2008. Farmakologi dan Toksikologi. Jakarta: EGC.
51