Professional Documents
Culture Documents
About
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan msalah 1
1.3 Tujuan .2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi 3
2.2 Fungsi Ruangan ICU 3
2.3 Tingkatan Ruangan ICU 4
2.3 Syarat uangan ICU 5
24 Sarana dan Prasarana 6
2.5 Indikasi Masuk ICU 8
BAB III PNUTUP
3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran dan Kritik 14
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Intensive Care Unit (ICU) merupakan ruang perawatan dengan tingkat resiko kematian pasien
yang tinggi. Tindakan keperawatan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan untuk
menyelamatkan pasien. Pengambilan keputusan yang cepat ditunjang data yang merupakan hasil
observasi dan monitoring yang kontinu oleh perawat. Tingkat kesibukan dan standar perawatan
yang tinggi membutuhkan peralatan tehnologi tinggi yang menunjang. Peralatan yang ditemukan
di ICU antara lain bed side monitor, oksimetri, ventilator, dll yang jarang ditemukan di ruangan
lain dan peralatan tersebut ditunjang oleh tehnologi tinggi. Inovasi tehnologi tetap dibutuhkan
dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di ICU seiring dengan bertambahnya
kompleksitas masalah di ICU. Tele-ICU sudah digunakan 25 tahun yang lalu dengan metode
remote telemedicine pada 395 pasien di ICU yang terdapat pada 100 bed di RS. Proyek tersebut
menunjukan bahwa konsultasi televisi memberikan pengaruh lebih besar pada tataran klinik dan
pendidikan daripada konsultasi via telepon. Secara historis demonstrasi tersebut menunjukan
bahwa tele-ICU consultation memiliki keuntungan klinis yang lebih besar seperti mengurangi
lama hari rawat (lenght of stay), meningkatkan pengelolaan dan tranfer pasien trauma, dan
meningkatkan konsultasi untuk pasien kritis.
Pada tahun 2000, Sentara Health-care mengimplementasikan multiside telemedia program. Saat
1 tahun setelah implementasi dilaporkan bahwa terjadi penurunan mortalitas sebanyak 27 %.
Saat ini diestimasikan bahwa 45 sampai 50 program tele-ICU telah mendukung beberapa ICU.
Tema Tele-ICU, virtual ICU, remote ICU, dan eICU semuanya mengacu pada konsep yang sama,
yaitu merupakan sentralisasi atau pengendalian berdasarkan tim perawatan kritis dengan
menggunakan networking pada bedside ICU tim dan pasien baik melalui audiovisual maupun
sistem komputer. Tim Tele-ICU dapat mendukung kelangsungan hidup dan mendukung sebagain
besar pasien di ICU walaupun dipisahkan secara geografis dari berbagai Rumah Sakit.
Penggunaan tele-ICU merupakan aplikasi dari solusi 4 topik ICU, yang menurut Needham
(2010) terdiri dari : isu alamiah mengenai medis dan lebih spesifik berkaitan dengan perawatan
kritis, menggunakan pengetahuan sebagai usaha meningkatkan patient safety, berfokus pada
proyek perpindahan pengetahuan, dan model perpindahan pengetahuan praktik klinik.
1.2 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Kegawatdaruratan
tentang konsep dasar ICU dari dr. Triyanto Saudin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Ruang rawat di RS dengan staf & perlengkapan khusus ditujukan untuk mengelola pasien
dengan penyakit trauma atau komplikasi yang mengancam jiwa( T.E.Oh, 1997)
Ruang rawat di RS dengan staf & perlengkapan khusus untuk merawat dan mengobati pasien
yang terancam jiwa oleh karena kegagalan/ disfungsi suatu organ atau ganda akibat penyakit,
bencana atau komplikasi yang masih ada harapan hidup reversibel( RSS)
2.2 Fungsi ICU
Semua jenis ICU tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengelola pasien yang sakit kritis
sampai yang terancam jiwanya. ICU di Indonesia umumnya berbentuk ICU umum, dengan
pemisahan untuk CCU (Jantung), Unit dialisis dan neonatal ICU. Alasan utama untuk hal ini
adalah segi ekonomis dan operasional dengan menghindari duplikasi peralatan dan pelayanan
dibandingkan pemisahan antara ICU Medik dan Bedah.
Dari segi fungsinya, ICU dapat dibagi menjadi :
1. ICU Medik
2. ICU trauma/bedah
3. ICU umum
4. ICU pediatrik
5. ICU neonatus
6. ICU respiratorik
2.3 Macam Macam ICU
Mengingat bahwa kemampuan dan sarana ditiap rumah sakit sangat bervariatif maka ICU
dikategorikan berdasar kemampuannya, yaitu sebagai berikut :
1. ICU PRIMER.
a. Memiliki kriteria pasien masuk, keluar & rujukan.
b. Memiliki dokter spesialis anestesiologi sebagai kepala
Monitor dan emergency troli harus mendapat tempat yang cukup. Di pusat siaga, sebaiknya
ditempatkan sentral monitor, obat-obatan yang diperlukan, catatan medik, telepon dan komputer.
4. Tempat Cuci Tangan
Tempat cuci tangan harus cukup memudahkan dokter dan perawat untuk mencapainya setiap
sebelum dan sesudah bersentuhan dengan pasien (bla memungkinkan 1 tempat tidur mempunyai
1 wastafel)
5. Gudang dan Tempat Penunjang
Gudang meliputi 25 30 % dari luas ruangan pasien dan pusat siaga petugas. Barang bersih dan
kotor harus terpisah.
2.5 Sarana dan Prasarana
Sarana.
Agar pengelolaan pasien bisa berhasil diperlukan sarana yang memadai.
Sarana peralatan dan kemampuan yang seyogyanya dimiliki oleh ICU antara lain :
1. Mampu resusitasi jantung paru otak.
2. Mampu mengelola jalan nafas & ventilasi
3. Sarana terapi oksigen
4. Pacu jantung temporer
5. Monitor yang kontinyu
6. Laboratorium yang cepat & komprehensif
7. Pelayanan nutrisi
8. Intervensi dengan pompa infus
9. Alat portabel untuk transportasi
Prasarana
Untuk mencapai sistem pelayanan yang demikian maka SDM yang berkecimpung dalam
pelayanan di ICU perlu mendapat pendidikan khusus (tambahan), karena mengelola pasien sakit
kritis di ICU tidak sama dengan mengelola pasien sakit tidak kritis di bangsal perawatan biasa.
Disamping alasan tersebut diatas, pendidikan tambahan diperlukan agar bahasa yang
digunakan dalam mengelola pasien di ICU (yang secara tim) sama dan tujuan yang sama pula.
2.6 Indikasi dan Kontra Indikasi Pasien Masuk ICU
INDIKASI MASUK ICU
Pasien yang masuk ICU adalah pasien yang dalam keadaan terancam jiwanya sewaktu-waktu
karena kegagalan atau disfungsi satu atau multple organ atau sistem dan masih ada kemungkinan
dapat disembuhkan kembali melalui perawatan, pemantauan dan pengobatan intensif. Selain
adanya indikasi medik tersebut, masih ada indikasi sosial yang memungkinkan seorang pasien
dengan kekritisan dapat dirawat di ICU.
KONTRAINDIKASI MASUK ICU
Yang mutlak tidak boleh masuk ICU adalah pasien dengan penyakit yang sangat menular,
misalnya gas gangren. Pada prinsipnya pasien yang masuk ICU tidak boleh ada yang mempunyai
riwayat penyakit menular.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Disetiap rumah sakit, ICU harus ada sesuai dengan tingkatannya. Karena pelayanan pasien di
ICU memerlukan pendekatan yang khusus dan membutuhkan dana yang sangat besar, maka
sistem pelayanannya harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menjadikan beban bagi rumah
sakit (negara), masyarakat dan lembaga penjamin dana yang lainnya. Selain itu, sistem
pelayanannya mutlak perlu diatur demi keselamatan pasien, karena pelayanan pasien di ICU
sangat rawan terjadi malapetaka yang bisa merugikan pasien.
3.2 Saran
Semoga Makalah ni dapat berguna bagi penyusun dan pembaca. Kritik dan saran sangat
diharapkan untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
1. Ernesater, A. et all (2009). Telenurses Experience of Working with Computerized
2. Decision Support : Supporting, Inhibiting, and Quality Improving. Journal of Advance
Nursing, 65, 1074-1083.
3. Feied, C.F. et all (2004). Impact of Informatic and New Technologies on emergency Care
Environment. Topics in Emergency Medicine, 26, 119-127.
4. Goran, S.F. (2010). A Second Set Of Eyes : An Introduction to Tele-ICU. Critical Care Nurse,
30, 46-55.
5. Jones, C.R. et all (2008). Networking Learning a Relational Approach Weak and Strong Ties.
Journal of Computer Assisted Learning, 24, 90-102.
https://dwaney.wordpress.com/2011/05/09/konsep-dasar-icu/
i'in_safira
MAKALAH ICU
PERAWATAN KLIEN KRITIS (defenisi ,standart pelayanan klien kritis dan tujuan)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Kelompok III :
1.
INTAN SAFIRA
2.
NURFITRIANI
3.
AZWAR WARUWU
4.
DEDI SYAHPUTRA
5.
HAMDAN HUTABARAT
6.
MOKHTAR HAREMBA
7.
KADIR RIMOSAN
8.
SURYADI SYAHPUTRA
9.
LILI MARLINA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
PERAWATAN KLIEN KRITIS
Di dalam penulisan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari sisi
bahasa dan cara penulisan untuk kasus ini. Adapun tujuan penulis menulis
asuhan keperawatan ini adalah sebagai panduan bagi para mahasiswa Akper
Sehat Binjai dalam menyusun ini dapat membertahu atau menjelaskan yang
kiranya bermanfaat bagi pembaca.
Selama penyelesaian kasus ini, penulis banyak mendapat bantuan baik
moril maupun materil dari berbagai pihak maka pada kesempatan ini penulis
banyak mengucapkan terima kasih kepada :
1.
2.
3.
Sehat Binjai
Ibu Irma Handayani S.Kep , selaku Dosen Pembimbing dalam menyusun laporan
makalah ini, yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaganya dalam
4.
5.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
2.2 Prioritas pasien yang dikatakan kritis
2.3 Tugas dan tanggung jawab perawat dalam penatalaksanaan pasien
kritis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah supaya kita mengetahui
bagaimana cara mendampingi klien yang mengalami kritis. Khususnya kita
sebagai perawat harus lebih mengetahui tentang cara-cara dalam mendampingi
klien kritis.
BAB II
PEMBAHASAN
MENDAMPINGI KLIEN KRITIS
2.1 Defenisi
Pasien krisis adalah perubahan dalm proses yang mengindikasikan hasilnya
sembuh atau mati, sedangkan dalam bahasa yunani artinya berubah atau
berpisah.
Pasien kritis adalah pasien dengan disfungsi atau gagal pada satu atau lebih
sistem tubuh, tergantung pada penggunaan peralatan monitoring dan terapi.
Suatu perawatan intensif adalah perawatan yang menggabungkan teknologi
tinggi dengan keahlian khusus dalam bidang perawatan dan kedokteran gawat
darurat yang dibutuhkan untuk merawat pasien sakit kritis. Pasien kritis adalah
pasien yang memerlukan pemantauan yang canggih dan terapi yang intensif.
Pasien prioritas 1
Pasien prioritas 2
Pasien ini memerluakn pelayanan pemantauan canggih dari icu.jenis pasien ini
beresiko sehingga memerlukan terapi segera,karenanya pemantauan intensif
menggunakan metoda seperti pulmonary arteri cateteter sangat
menolong.misalnya pada pasien penyakit jantung,paru,ginjal, yang telah
mengalami pembedahan mayor.pasien prioritas 2 umumnya tidak terbatas
macam terapi yang diterimanya.
3.
Pasien prioritas 3
Pasien jenis ini sakit kritis dan tidak stabil, dimana status kesehatan
sebelumnya,penyakit yang mendasarinya atau penyakit akutnya, baik masing
masing atau kombinasinya,sangat mengurangi kemungkinan sembuh dan atau
mendapat manfaat dari terapi icu.
contoh conoh pasien ini adalah pasien dengan keganasan metastasik
disertai penyulit infeksi pericardial tamponade,atau sumbatan jalan napas atau
pasien menderita penyakit jantung atau paru terminal disertai komplikasi
penyakit akut berat.pasien pasien prioritas 3 mungkin mendapat terapi intensif
untuk mengatasi penyakit akut berat.pasien pasien prioritas 3 mungkin
mendapat terapi intensif untuk mengatasi penyakit akut,tetapi usaha terapi
mungkin tidak sampai melakukan intubasi dan resusitasi kardio pulmoner.
2.3 Tugas dan tanggung jawab perawat dalam penatalaksanaan pasien kritis
1.
2.
dan
3. Monitoring ketat disertai kemampuan menginterprestasikan setiap data yang
didapat dan melakukan tindak lanjut.
Penyakit Primer
Iatrogenik
Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang nyawanya pada saat itu
bergantung pada fungsi alat / mesin dan orang lain.
PERANAN PERAWAT
Bidang Kerja Pelayanan Intensive Care Meliputi :
Pengelolaan Pasien. Di lakukan secara primer oleh intensivist dengan
melaksanakan pendekatan pengelolaan total pada pasien sakit kritis, menjadi
katua tim dari berbagai pendapat konsultan atau dokter yang ikut merawat
pasien .
Administrasi Unit. Palayanan icu di maksud untuk memastikan suatu
lingkungan yang menjamin pelayanan yang aman , tepat waktu dan efektif untuk
tercapainya tugas ini di perlukan partisipasi dari intensivist pada aktivitas
manajemenit.
Pendidikan
Penelitian
Prioritas 2
Pemantauan intensif secara invasive atau non invasive atau keadaan keadaan
yang dapat menimbulkan ancaman gangguan pada system organ misalnya :
Pasca bedah intensif
Pasca henti jantung dalam keadaan stabil
Prioritas 3
Pasien dalam keadaan kritis dengan harapan kecil untuk penyembuhan
Pasien kelompok penyakit, tetapi tidak dilakukan terapi invasive.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pasien krisis adalah perubahan dalm proses yang mengindikasikan hasilnya
sembuh atau mati, sedangkan dalam bahasa yunani artinya berubah atau
berpisah.
Pasien kritis adalah pasien dengan disfungsi atau gagal pada satu atau lebih
sistem tubuh, tergantung pada penggunaan peralatan monitoring dan terapi.
Suatu perawatan intensif adalah perawatan yang menggabungkan teknologi
tinggi dengan keahlian khusus dalam bidang perawatan dan kedokteran gawat
darurat yang dibutuhkan untuk merawat pasien sakit kritis. Pasien kritis adalah
pasien yang memerlukan pemantauan yang canggih dan terapi yang intensif.
DAFTAR PUATAKA
http://berkaskep.blogspot.com/2012/08/standard-minimal-ruang-icuintensive.html#ixzz2NmaLskOl
http://intan-safira05.blogspot.co.id/2013/04/makalah-icu.html
ayu.blogspot.com
BAB 2
ANALISA SITUASI
2. 1 Gambaran umum ruang ICU RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Dr. Soetomo merupakan rumah sakit klas A,
yaitu rumah sakit yang diperuntukan selain pusat rujukan tertinggi untuk wilayah
Indonesia juga digunakan sebagai penunjang sarana dan prasarana pendidikan,
dan sudah mendapatkan akreditasi sebanyak 16 pelayanan yang ada dalam
administarisinya.
RSUD Dr. Soetomo Surabaya memiliki visi pelayanan, pendidikan dan penelitian
sesuai yang tercantum dalam Indonesia Sehat 2010. Adapun misinya antara lain
yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang aman, informatif, efisien, mutu,
manusiawi, dan memuaskan, sebagai rujukan tertinggi, mendorong terwujudnya
sumber daya manusia yang profesional, akuntable, oreintasi pelanggan,
melaksanakan pendidikan dan penelitian yang menunjang pelayanan kesehatan
prima, berskala nasional maupun internasional, serta memberikan pelayanan
dengan tetap memperhatikan aspek sosial ekonomi.
A. Standar Minimum Pelayanan Intensive Care Unit
Tingkat pelayanan ICU harus disesuaikan dengan kelas rumah sakit. Tingkat
pelayanan ini ditentukan oleh jumlah staf, fasilitas, pelayanan penunjang, jumlah
dan macam pasien yang dirawat.
Pelayanan ICU harus memiliki kemampuan minimal sebagai berikut :
1. Resusitasi jantung paru.
2. Pengelolaan jalan napas, termasuk intubasi trakeal dan penggunaan ventilator
sederhana
3. Terapi oksigen
4. Pemantauan EKG, pulse oksimetri terus menerus
5. Pemberian nutrisi enteral dan parenteral
6. Pemeriksaaan laboratorium khusus dengan cepat dan menyeluruh
7. Pelaksanaan terapi secara titrasi
8. Kemampuan melaksanakan teknik khusus sesuai dengan kondisi pasien
9. Memberikan tunjangan fungsi vital dengan alat-alat portabel selama
transportasi pasien gawat
10. Kemampuan melakukan fisioterapi dada
B. Klasifikasi atau stratifikasi pelayanan ICU
1. Pelayanan ICU primer (standar minimal)
Pelayanan ICU primer mampu memberikan pengelolan resusitatif segera untuk
pasien sakit gawat, tunjangan kardio-respirasi jangka pendek, dan mempunyai
peran penting dalam pemantauan dan pencegahan penyulit pada pasien medik
dan bedah yang beresiko. Dalam ICU dilakukan ventilasi mekanik dan
pemantauan kardiovaskuler sederhana selama beberapa jam.
B SIKAP PERAWAT
1. Sopan
2. Menghargai
3. Ramah
4. Tanggap
5. Wajar
maladaptif menjadi adaptif, dari keadaan sakit menjadi sehat dan dari keadaan
chaos ke keadaan keseimbangan yang stabil. Prinsip-prinsip hubungan perawat
dengan klien yang efektif yang harus dipahami:
1. Awareness (kesadaran diri)
2. Seseorang sebagai helper
3. Menghormati
4. Saling percaya atau trust
5. Konsep empati
6. Sikap caring
7. Konsep tentang otonomi dan kolaborasi
8. Perawat sebagai pembela klien
Di bidang pendidikan RSUD Dr. Soetomo menggunakan konsep dasar integrasi
pelayanan, pendidikan dan penelitian. Dengan proses pendidikan pendekatan
secara sistematis dimana peserta didik, pendidik, sarana belajar mengajar,
kurikulum, lingkungan belajar mengajar sebagai input, proses pendidikan baik
secara klasik maupun praktek dengan kriteria kelulusan sebagai proses
mencapai tujuannya, dan jumlah lulusan, mutu lulusan, jumlah lulusan yang
mendapat lapangan kerja sesuai sebagai harapan outputnya, sehingga memiliki
kesesuaian dengan kebutuhan pelayanan, pendidikan, penelitian dan
meningkatkan derajat kesehatan sebagai out comenya dan harus tercipta umpan
balik dari keempat elemen yang dijadikan konsep dasar manejemen RSUD Dr.
Soetomo.
Menurut menejemen RSUD Dr. Soetomo hubungan antara pendidikan, pelayanan
dan penelitian adalah perbedaan persepsi rumah sakit pendidikan hal ini
dibuktikan dengan model fragmentasi yang berarti pendidikan adalah beda
dengan pelayanan dan model integrasi .
BAB 3
PEMBAHASAN
3. 1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yaitu,
Bagaimanakah proses kunjungan keluarga pasien terhadap standart protap
kunjungan diruang ICU RSUD Dr. Sutomo Surabaya ?
3. 2 Identifikasi Masalah
ICU RSUD Dr. Soetomo Surabaya memberikan pelayanan selama 24 jam dengan
tenaga ahli terlatih serta dilengkapi dengan peralatan modern dan canggih,
namun demikian masih terdapat kesenjangan antara standart protap kunjungan
dengan pembatasan jumlah pengunjung ICU adapun kesenjangan tersebut
adalah:
keterbatasan waktu dan jumlah pengunjung pasien di ICU RSUD Dr Soetomo
3. 3 Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dari penelitian dan pengakajian ini adalah faktor kebijakan
protap stragtegis untuk manejemen RSUD Dr Soetomo yang mana peran
DepKes, DPR, dan Pemprov serta DPRD I sebagai fungsi sosial dan peran profesi,
pendidik, penelitian rumah sakit sebagai fungsi pelayanan, pendidikan,
penelitian dan pengembangan serta peran manejemen rumah sakit sebagai
fungsi bisnis dengan tidak meninggalkan sifat keterbukaan, hierarki ilmuwan,
otoritas profesi, etika profesi dan body knowledge sebagai landasan dalam
pengaplikasiannya.
Hal ini dapat di atasi dengan beberapa cara antara lain :
"Nursing Care"
http://cintakutlahpergi.blogspot.co.id/2012/01/konsep-dasar-icu-intensive-careunit.html
Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu untuk
di kembangkan di Indonesia yang bertujuan memberikan asuhan bagi pasien dengan
penyakit berat yang potensial reversibel, memberikan asuhan pada pasien yang
memerlukan pbservasi ketat dengan atau tanpa pengobatan yang tidak dapat diberikan
diruang perawatan umum memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien dengan
potensial atau adanya kerusakan organ umumnya paru mengurangi kesakitan dan
kematian yang dapat dihindari pada pasien-pasien dengan penyakit kritis (Adam &
Osbone, 1997)
1. Pengertian
Adalah suatu tempat atau unit tersendiri di dalam Rumah Sakit yang memiliki staf
khusus, peralatan khusus ditujukan untuk menanggulangi pasien gawat karena penyakit,
trauma atau komplikasi penyakit lain.
2. Staf Khusus
adalah dokter dan perawat yang terlatih, berpengalaman dalam Intensive Care
(Perawatan dan terapi Intensif) dan yang mampu memberikan pelayanan 24 jam.
3. Peralatan Khusus ICU
adalah alatalat pemantauan, alat untuk menopang fungsi vital, alat untuk prosedur
diagnostic dan alat Emergency lainnya
4. Tujuan Pengelolaan di ICU
Menerima rujukan dari level yang lebih rendah & melakukan rujukan ke level yang
lebih tinggi
a. ICU kusus
Dimana dirawat pasien payah dan akut dari satu jenis penyakit
Contoh :
ICCU
(Intensive
Coronary
yaitu pasien dirawat dengan gangguan pembuluh darah
Care
Unit)
Coroner.
Pasien
- Renal Unit
dimana
Respiratory
dirawat
yang
pasien
mengalami
yag
Unit
gangguan
dirawat
pernafasan
dg.gg.
ginjal.
b. ICU Umum
Dimana dirawat pasien yang sakit payah akut di semua bagian RS menurut umur ICU
anak
&
neonatus
dipisahkan
dengan
ICU
dewasa
b. ICU Sekunder
50% perawat bersertifikat ICU dan pengalaman kerja minimal 3 tahun di ICU
c. ICU Tersier
Ruangan khusus
Kepala : intensivis
Ratio pasien : perawat = 1:1 untuk pasien dengan ventilator, RT dan 2 : 1 untuk
pasien lainnya.
75% perawat bersertifikat ICU atau minimal pengalaman kerja di ICU 3 tahun
Letaknya di sentral RS dan dekat dengan kamar bedah serta kamar pulih sadar
( Recovery Room)
Merupakan ruangan aseptic & ruangan antiseptic dengan dibatasi kaca- kaca.
Tempat tidur harus yang beroda dan dapat diubah dengan segala posisi.
Tempat dokter & perawat harus sedemikian rupa sehingga mudah untuk
mengobservasi pasien
8.
a.
b.
c.
d.
e.
Ketenagaan
Tenaga
Tenaga
non
Tenaga
perawat
Tenaga
perawat
:
pembantu
medis
yang
terlatih
Laboratorium
perawat
,
cleaning
servis
Teknisi
RS dengan jumlah pasien lebih 100 orang sedangkan untuk R.ICU antara 1-2 %
dari jumlah pasien secara keseluruhan.
Alat alat penunjang a.l.: Ventilator, Nabulaizer, Jacksion Reese, Monitor ECG,
tensimeter mobile, Resusitato, Defibrilator, Termometer electric dan manual,Infus
pump, Syring pump,O2 transport, CVP, Standart infuse, Trolly Emergency,Papan
resusitasi,Matras anti decubitus, ICU kid, Alat SPO2, Suction continous pump dll.
b. Prioritas 2
Pementauan atau observasi intensif secara ekslusif atas keadaan-keadaan yang dapat
menimbulkan ancaman gangguan pada sistem organ vital
Misal :
c. Prioritas 3
Pasien dalam keadaan sakit kritis dan tidak stabil yang mempunyai harapan kecil untuk
penyembuhan (prognosa jelek). Pasien kelompok ini mugkin memerlukan terapi intensif
untuk mengatasi penyakit akutnya, tetapi tidak dilakukan tindakan invasife Intubasi atau
Resusitasi Kardio Pulmoner
NB : Px. prioritas 1 harus didahulukan dari pada prioritas 2 dan 3
Dan pada saat itu pasien tidak menggunakan ventilator.Pasien mengalami mati
batang otak.
Pasien/keluarga memerlukan terapi yang lebih gawat mau masuk ICU dan tempat
penuh.
3. Prioritas III tidak ada lagi kebutuhan untuk terapi intensive jika diketahui
kemungkinan untuk pulih kembali sangat kecil dan keuntungan terapi hanya
sedikit manfaatnya misal : pasien dengan penyakit lanjut penyakit paru kronis,
liver terminal, metastase carsinoma
11. Tugas Perawat ICU
1. Identifikasi masalah
2. Observasi 24 jam
Posisi ETT dikontrol setiap saat dan pengawasan secara kontinyu seluruh proses
perawatan
B-3 Brain
B-6 Bone
Penyakit
Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang tergantung pada fungsi alat /
mesin dan orang lain
Home
2. Layanan (Services)
3. Other Facilities
4. Information
5. Edukasi-Radio
Facebook RSS
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang terpisah, dengan staf
khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien yang menderita penyakit,
cedera atau penyulit penyulit yang mengancam jiwa atau potensial mengancam jiwa. ICU
menyediakan kemampuan, sarana dan prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang
fungsi fungsi vital dengan menggunakan ketrampilan staf medis, perawat dan staf lain yang
berpengalaman dalam pengelolaan keadaan keadaan tersebut.
Keadaan yang sedemikian akan tercapai bila pelaksanaan keperawatan di ICU dilakukan
dengan baik dan dilaksanakan oleh tenaga tenaga ICU yang terampil dan profesional dan
bermutu. Ruang lingkup pelayanan meliputi pemberian dukungan fungsi organ organ vital
seperti pernapasan, kardiosirkulasi, susunan syaraf pusat, renal dan lain-lainnya.
Mengingat diperlukannya tenaga tanaga khusus dan terbatasnya sarana serta mahalnya
peralatan, maka unit ICU perlu dikonsentrasikan pada suatu lokasi di Rumah Sakit.
PENGERTIAN
Pelayanan Intensive Care adalah pelayanan berbasis rumah sakit diperuntukkan dan
ditentukan oleh kebutuhan pasien yang sangat kritis. Tujuan dari pelayanan intensive care
adalah memberikan pelayanan medik, tertitrasi dan berkelanjutan.
Pelayanan ICU harus dilakukan oleh intensivist yang terlatih secara formal dan mampu
memberikan pelayanan yang optimal dan terbebas dari tugas tugas lain yang membebani
seperti kamar operasi, praktek dan tugas tugas kantor. Intensivist yang bekerja harus
berpartisipasi dalam sistem yang menjamin kelangsungan pelayanan intensive care 24 jam.
Hubungan pelayanan ICU yang terorganisir dengan bagian bagian pelayanan lain di Rumah
Sakit harus ada dalam organisasi Rumah Sakit.
VISI, MISI, TUJUAN, FILOSOFI ICU RSK.BUDI RAHAYU BLITAR
VISI :
Mewartakan Kasih Allah melalui pelayanan ICU yang prima dan berkualitas.
MISI :
TUJUAN :
FILOSOFI : Dengan dilandasi secara mutlak oleh semangat cinta kasih kristiani, karya
pelayanan kesehatan Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu memandang, menerima, dan
berusaha melayani penderita dan keluarganya sebagai manusia seutuhnya, baik jasmani dan
rohani, individu dan sosial.
FASILITAS DAN PERALATAN
A. FASILITAS
Ruangan ICU merupakan suatu unit di RS yang dibandingkan dengan ruagan lain, banyak
perbedaan ,tingkat pelayanannya. Tingkat pelayanan ini ditentukan oleh jumlah
staf,fasilitas,pelayanan penunjang,jumlah dan macam pasien yang dirawat, untuk itu harus
ditunjang oleh tenaga yang memenuhi kualifikasi standart ICU.
Pelayanan ICU harus memiliki kemampuan minimal sebagai berikut:
1.
2.
Pengelolaan jalan nafas termasuk intubasi trakeal dan penggunaan
ventilator sederhana
3.
Terapi oksigenasi
4.
5.
6.
7.
8.
Memberikan tunjangan fungsi vital dengan alat alat portabel selama
transportasi pasien gawat
9.
Lokasi
Dianjurkan satu komplek dengan kamar bedah dan kamar pulih sadar dan berdekatan atau
mempunyai akses yang mudah ke unit gawat darurat,laboratorium dan radiologi.
b.
Desain
Standart ICU yang memadai ditentukan desain yang baik dan pengaturan ruang yang adekuat.
Bangunan ICU :
Terisolasi
Mempunyai standart tertentu terhadap:
1. Bahaya Api
2. Ventilasi
3. AC
4. Pipa air
5. Komunikasi
6. Bakteorologis
7. Exhausts fan
8. Kabel monitor
Area pasien
1. Unit terbuka 12-16 M2/pertempat tidur
2. Unit tertutup 16 20 m2 pertempat tidur
3. Jarak antara TT : 2 m
4. Unit terbuka mempunyai 1 tempat cuci tangan, setiap 2 TT
5. Unit tertutup 1 ruangan terdiri 1 tempat tidur dan 1 tempat cuci tangan.
6. Harus ada sejumlah outlet yang cukup sesuai dengan level ICU
7. Pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi khusus dengan lampu TL
10 watt / m2. Jendela dan akses tempat tidur menjamin kenyamanan
pasien dan petugas, desain dari unit memperhatikan privasi pasien.
d.
e.
Lingkungan
1. Mempunyai pendingin / AC yang dapat mengontrol suhu dan kelembaban
sesuai dengan luas ruangan . Suhu 22 0 250.
f.
Ruang Isolasi
1. Dilengkapi dengan tempat cuci tangan dan tempat ganti pakaian sendiri.
g.
h.
i.
Ruang Perawat.
1. Terdapat ruang terpisah yang dapat digunakan oleh perawat yang
bertugas dan kepala ruangan.
j.
k.
l.
C. PERALATAN
1.
Jumlah dan macam peralatan yang ada, sesuai dengan tipe ICU sekunder.
2.
3.
Ventilator.
4.
Monitoring Peralatan.
Hal-hal yang sangat vital sangat ditekankan pada pemantauannya termasuk peralatan yang
digunakan untuk transportasi pasien.
Terpasang alat elektro kardiograf pada setiap pasien dan dapat dipantau
terus menerus
Intensive Care Services is a hospital-based service dedicated and determined by the needs of
patients who are very critical. The purpose of the intensive care service is to provide medical
services and sustainable.
ICU service must be performed by the intensivist who are formally trained and capable of
providing optimum service and free of duty other burdensome tasks such as operating
rooms, practice and task of the office. Intensivist works must participate in a system that
ensures continuity of service 24-hour intensive care.
ICU care is organized relationship with the part of other services at the Hospital must exist
in the organizations Hospital.
communication
Bakteorologis
fan exhausts
monitor cable
Floors easy to clean, hard and flat.
c. Area patients
Adequate lighting and adequate for the particular observation with a light
NE 10 watts / m2. Window and access to the bed ensures patient comfort
and staff, the design of the units concerned patient privacy.
Adequate space for staff and maintain visual contact with the patients
nurse.
e. environment
Having cooling / air conditioning that can control temperature and humidity in
accordance with an area of ??the room.
f. Isolation Room
Equipped with a sink and a place to change clothes themselves.
i. Room nurse.
There is a separate space that can be used by duty nurse and head room.
j. Staff room doctor.
k. Patient Family Waiting Room.
l. Centralized laboratory.
C. EQUIPMENT
1. The number and variety of existing equipment, according to the type of secondary ICU.
2. There are procedures for periodic checks of security equipment that is:
There are SOPs SOPs-use calibration and maintenance tools. 3. For in the
ICU itself there are now basic equipment, which includes:
Ventilator.
Thermostat patients.
Special bed
4. Monitoring Equipment.
Things are very vital is emphasized on monitoring including the equipment used to transport
patients.
Pin It
Share
Tweet
Categories: ICU - Intensive Care Unit | Tags: blitar, ICU, Intensive, kesehatan, rs,
sehat
Baksos RSK. Budi Rahayu di Panggungrejo
SNACK NIKMAT UNTUK DIABETISI
Kehamilan (1)
Brosur (1)
Seminar (2)
Uncategorized (1)
Pages
4. Motto
5. Sejarah (History)
7. Lokasi (Location)
8. Contact Us
2. Layanan (Services)
o
03. Ambulance
09. Laboratorium
11.Radiologi (Radiology)
3. Other Facilities
o
2.Download
4.Penyuluhan Kesehatan
4. Information
o
Medical Check-Up
Direktori
Asuransi
Dokter
FAQ
Gallery
Tata Tertib
5. Edukasi-Radio
Promkes Diare
Promkes DM
Promkes Gastritis
Promkes Hipertensi
Promkes Pneumonia
Kesehatan
DepKes RI
Detik Health
Din.Kes. Jatim
Kompas Kesehatan
Ranocenter.Net
RKZ Surabaya
RS Syuhada-haji Blitar
SenamHamil.Com
www.smiletrain.org Indonesia
Partner
Gretha Groups
Radio Harmoni FM
www.smiletrain.org Indonesia
Meta
Log in
Entries RSS
Comments RSS
WordPress.org
B. RUANG LINGKUP
1. Diagnosis & penatalaksanaan spesifik penyakit penyakit Acut yang
mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian
2. Memberi bantuan & mengambil alih fungsi fital tubuh
3. Pemantauan fungsi fital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang
ditimbulkan oleh :
a. Penyakit
b. Kondisi Pasien yang buruk
4. Memberikan bantuan psikologis
pada px yang tergantung pada fungsi
alat / mesin dan orang lain.
Klasifikasi
Dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
I. ICU Primer
Pelayanan pada px yang memerlukan perawatan ketat ( Higt Care ), mampu
melukukan RJP & memberikan ventilasi bantu 24 - 48 jam.
Kekususan ruang ICU primer adalah :
Ruang tersendiri, letak dekat ruang kamar bedah, IRD & ruang rawat lainnya
Memiliki persyaratan / kriteria px yang masuk dan keluar
Memiliki ruang anestesiologi sebagai kepala
Dokter 24 jam
Ada konsultan siap dipanggil
Memiliki 25% sertifikat ICU, minimal 1orang per shift
Ada pemeriksaan panjang 24 jam / laborat, rongent & fidioterapi
II. ICU Sekunder
Pelayanan yang khusus mampu memberikan Ventilasi lebih lama.
Kekhususan yang dimiliki ICU sekunder adalah :
Ruang tersendiri, letak dekat ruang kamar bedah, IRD & ruang rawat lainnya
Memiliki persyaratan / kriteria px yang masuk dan keluar
Memiliki ruang anestesiologi sebagai kepala
Dokter 24 jam
jantung, paru / ginjal acut & berat / telah mengalami pembedahan mayor.
Prioritas III
Pasien sakit kritis dan tidak stabil dimana kemungkinan kesembuhan atau
mendapat manfaat dari terapi ICU.
Misalnya : Px dengan keganasan metastase fisik disertai infeksi pericardial
tamponade / sumbatan jalan nafas dll.
INDIKASI PASIEN KELUAR ICU
Ada 3 kriteria pasien keluar ICU yaiutu :
Pasien prioritas 1
Px dipindahkan apabila tidak membutuhkan lagi perawatan intensif / jika terapi
mengalami kegagalan, proguasa jangka pendek buruk.
Contoh : px dengan tiga / lebih gagal sistim program
2. Pasien Prioritas 2
Apabila hasil pemantauan insentif menunjukkan bahwa perawatan insentif tidak
dibutuhkan lagi
.
3. Pasien Prioritas 3
Bila kebutuhan untuk terapi telah tidak ada lagi, dan kemungkinan kemungkinan
kesembuhan sangat kecil. Misal : penyakit paru kronis, penyakit lever terminal,
karsinama yang telah menyebar luas.
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.