You are on page 1of 21

Minyak Bumi (Artikel Lengkap)

Minyak bumi (Bahasa Inggris: petroleum) dijuluki sebagai emas hitam.


Minyak bumi adalah cairan kental, berwarna hitam atau kehijauan, mudah
terbakar, dan berada di lapisan atas dari beberapa tempat di kerak bumi.
Minyak bumi merupakan salah satu bentuk hidrokarbon, yaitu senyawa
kimia yang mengandung hidrogen dan karbon. Minyak bumi yang belum
diolah disebut minyak mentah (crude oil) dan belum dapat digunakan.
Minyak mentah diolah dengan cara dipisah-pisahkan berdasarkan titik
didihnya. Hasil pengolahan minyak mentah berupa bensin, solar, avtur,
minyak tanah, aspal, plastik, oli, dan LPG.

1. Pengertian Minyak Bumi


Minyak bumi adalah istilah yang meluas dalam kehidupan sehari-hari.
Sebelumnya orang menggunakan istilah minyak tanah atau minyak yang
dihasilkan dari dalam tanah namun istilah yang lazim dipakai sekarang
adalah miyak bumi sementara kata minyak tanah lazim digunakan untuk
menyebut bahan bakar kompor minyak atau bahasa Inggrisnya kerosene.
Secara harfiah, minyak bumi berarti minyak di dalam perut bumi. Istilah
minyak bumi lebih tepat karena minyak ini terdapat didalam perut bumi
bukan didalam tanah.
Bahasa Inggris minyak bumi adalah petroleum yang berasal dari bahasa
Yunani (petra) yang berarti batu dan (elaison) yang berarti
minyak. Kata petroleum pertama kali digunakan dalam karangan De
Natura Fossilium yang dikarang pada tahun 1546 oleh Georg Bauer yang
berkebangsaan Jerman.

2. Sejarah Minyak Bumi


Minyak Bumi telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno, dan
sampai saat ini masih merupakan komoditas yang penting. Minyak Bumi
menjadi bahan bakar utama setelah ditemukannya mesin pembakaran
dalam, semakin majunya penerbangan komersial, dan meningkatnya
penggunaan plastik.
Lebih dari 4000 tahun yang lalu, menurut Herodotus dan Diodorus Siculus,
aspal telah digunakan sebagai konstruksi dari tembok dan menara
Babylon; ada banyak lubang-lubang minyak di dekat Ardericca (dekat
Babylon). Jumlah minyak yang besar ditemukan di tepi Sungai Issus, salah
satu anak sungai dari Sungai Eufrat. Tablet-tablet dari Kerajaan Persia
Kuno menunjukkan bahwa kebutuhan obat-obatan dan penerangan untuk
kalangan menengah-atas menggunakan minyak Bumi. Pada tahun 347,
minyak diproduksi dari sumur yang digali dengan bambu di China.

Pada tahun 1850-an, Ignacy ukasiewicz menemukan bagaimana proses


untuk mendistilasi minyak tanah dari minyak Bumi, sehingga memberikan
alternatif yang lebih murah daripada harus menggunakan minyak paus.
Maka, dengan segera, pemakaian minyak Bumi untuk keperluan
penerangan melonjak drastis di Amerika Utara. Sumur minyak komersial
pertama di dunia yang digali terletak di Polandia pada tahun 1853.
Pengeboran minyak kemudian berkembang sangat cepat di banyak
belahan dunia lainnya, terutama saat Kerajaan Rusia berkuasa.
Perusahaan Branobel yang berpusat di Azerbaijan menguasai produksi
minyak dunia pada akhir abad ke-19.
Tiga negara yang memproduksi minyak terbanyak adalah Arab Saudi,
Rusia, dan Amerika Serikat. Sekitar 80 persen minyak dunia dihasilkan
dari Timur Tengah, dengan 62,5 persennya berasal dari Arab 5: Arab
Saudi, Uni Emirat Arab, Irak, Qatar, dan Kuwait.
Pada tahun 1950-an, biaya pengangkutan minyak menggunakan kapal
tangker mencapai 33 persen dari harga minyak di teluk Persia, tetapi pada
saat pengembangan supertangker pada tahun 1970-an, biaya
pengangkutan menurun menjadi hanya 5 persen.

3. Komposisi Minyak Bumi


Penampakan fisik minyak bumi sangat beragam, tergantung dari
komposisinya. Pada umumnya, minyak bumi yang baru dihasilkan dari
sumur pengeboran berupa lumpur berwarna hitam atau cokelat gelap,
meskipun ada juga minyak bumi yang berwarna kekuningan, kemerahan,
atau kehijauan. Sumur minyak sebagian besar menghasilkan minyak
mentah, terkadang ada juga kandungan gas di dalamnya Karena tekanan
di permukaan Bumi lebih rendah daripada di bawah tanah, beberapa gas
akan keluar dalam bentuk campuran.
Jenis hidrokarbon yang terdapat pada minyak Bumi sebagian besar terdiri
dari alkana, sikloalkana, dan berbagai macam jenis hidrokarbon aromatik,
ditambah dengan sebagian kecil elemen-elemen lainnya seperti nitrogen,
oksigen dan sulfur, ditambah beberapa jenis logam seperti besi, nikel,
tembaga, dan vanadium. Jumlah komposisi molekul sangatlah beragam
dari minyak yang satu ke minyak yang lain.

3.1. Komposisi Hidrokarbon pada Minyak Bumi


Minyak bumi tersusun dari senyawa hidrokarbon yang berbeda-beda.
Perbedaan ini tergantung dari faktor umur, suhu pembentukan, dan cara
pembentukan. Minyak dari Indonesia mengandung banyak senyawa
aromatik seperti benzena, sedangkan minyak bumi dari Rusia
mengandung banyak senyawa sikloalkana seperti sikloheksana.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa dalam

minyak bumi terdiri atas bermacam-macam senyawa hidrokarbon.


Senyawa-senyawa hidrokarbon tersebut sebagai berikut.
3.1.1. Alkana
Golongan alkanan yang banyak terdapat dalam minyak bumi adalah nalkana dan isoalkana. n-alkana adalah alkana jenuh berantai lurus dan
tidak bercabang, contoh n-oktana.

Isoalkana adalah alkana jenuh yang rantai induknya mempunyai atom C


tersier dan bercabang, contoh isooktana.

Alkana disebut juga parafin. Parafin adalah senyawa hidrokarbon


tersatuasi yang mengandung rantai lurus atau bercabang yang
molekulnya hanya terdiri atas atom karbon (C) dan hidrogen (H).
3.1.2. Sikloalkana
Sikloalkana adalah senyawa hidrokarbon berantai tunggal dan berbentuk
cincin. Golongan sikloalkana yang terdapat dalam minyak bumi adalah
siklopentana seperti metil siklopentana dan sikloheksana seperti etil
sikloheksana.

Sikloalkana juga dikenal dengan nama naptena.


Naptena adalah senyawa hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu
atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya. Naptena memiliki rumus
umum CnH2n dan mempunyai ciri-ciri mirip alkana tetapi mempunyai titik
didih yang lebih tinggi.
3.1.3. Hidrokarbon Aromatik
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon yang tidak tersaturasi, memiliki
satu atau lebih cincin planar karbon-6 atau cincin benzena. Pada struktur
ini, atom hidrogen berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum
CnHn. Jika hidrokarbon aromatik dibakar, akan menimbulkan asap hitam
pekat dan beberapa bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Senyawa
hidrokarbon aromatik yang terdapat dalam minyak bumi adalah senyawa

benzena, contoh etil benzena.

3.2. Kandungan Unsur Kimia dalam Minyak Bumi


Secara umum, komponen minyak bumi terdiri atas lima unsur kimia, yaitu
83-87% karbon, 10-14% hidrogen, 0,05-6% belerang, 0,05-1,5% oksigen,
0,1-2% nitrogen, dan < 0,1% unsur-unsur logam.
3.2.1. Sulfur (Belerang)
Minyak mentah mempunyai kandungan belerang yang lebih tinggi.
Keberadaan belerang dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan
akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya
dalam keadaan dingin atau basah), karena terbentuknya asam yang
dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline) dan air.
3.2.2. Oksigen
Oksigen dapat terbentuk karena kontak yang cukup lama antara minyak
bumi dengan atmosfer di udara. Kandungan total oksigen dalam minyak

bumi adalah antara 0,05 sampai 1,5 persen dan menaik dengan naiknya
titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu terlalu
lama berhubungan dengan udara. Senyawa yang terbentuk dapat berupa:
alkohol, keton, eter, dll, sehingga dapat menimbulkan sifat asam pada
minyak bumi. Oksigen dapat meningkatkan titik didih bahan bakar.
3.2.3. Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu
0,1-2%. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe asphalitik. Nitrogen
mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum
(getah) pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi
titik didih tinggi.
3.2.4. Unsur-Unsur Logam
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada
proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat
menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak gas, dan
pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi, misalnya
oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium dapat
membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan dari
pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium
dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan
turunnya titik lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu.

3.3. Komposisi Molekul Hidrokarbon dalam Minyak Bumi


Golongan hidrokarbon-hidrokarbon yang utama adalah parafin, naptena,
aspaltena, dan aromatik. Komposisi molekul hidrokarbon yang terkandung
dalam minyak bumi berdasarkan beratnya adalah sebagai berikut:

N Hidrokarbo
o.
n

RataRata

Rentang

1.

Naptena

49%

30-60%

2.

Parafin

30%

15-60%

3.

Aromatik

15%

3-30%

4.

Aspaltena

6%

sisa-sisa

Berdasarkan komponen terbanyak dalam minyak bumi, minyak bumi


dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu parafin, naftalena, dan campuran
parafin-naftalena.
3.3.1. Minyak Bumi Golongan Parafin
Sebagian besar komponen dalam minyak bumi jenis parafin adalah
senyawa hidrokarbon rantai terbuka. Minyak bumi jenis ini dimanfaatkan
untuk bahan bakar karena merupakan sumber penghasil gasolin.
3.3.2. Minyak Bumi Golongan Naftalena
Komponen terbesar dalam minyak bumi jenis naftalena berupa senyawa
hidrokarbon rantai siklis atau rantai tertutup. Minyak bumi jenis ini
digunakan untuk pengeras jalan dan pelumas.
3.3.3. Minyak Bumi Golongan Campuran Parafin-Naftalena
Minyak bumi golongan ini komponen penyusunnya berupa senyawa
hidrokarbon rantai terbuka dan rantai tertutup.

4. Teori Pembentukan Minyak


Bumi
Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori
pembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat
suatu minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara suatu minyak
bumi dengan minyak bumi lainnya. Berikut ini akan dibahas 3. teori
pembentukan minyak bumi.

4.1. Teori Biogenesis (Organik)


Macquir (Prancis, 1758) merupakan orang pertama yang pertama kali
mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal darri umbuhtumbuhan. Kemudian M.W Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan
hal yang sama. Pendapat di atas juga didukun oleh sarjana lain seperti,
Nem Beery, Engler, Bruk, bearl, Hofer. Meeka mengatakan bahwa minyak
dan gas bumi berasal dari organisme laut yan telah mati berjuta-juta
tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.
Minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak terbarukan.
Pembentukan minyak bumi dimulai dan bangkai makhluk hidup laut kecil
dan tumbuhan yang mengendap di dasar laut dan tertutup lumpur.

Semuanya membentuk fosil. Endapan ini mendapat tekanan dan panas


yang besar. Secara alami akan berubah menjadi minyak bumi dan gas
alam. Massa jenis air lebih besar sehingga minyak bumi akan terdorong
dan terapung. Kemudian minyak bumi bergerak dan mencari tempat yang
lebih baik untuk berhenti dan terperangkap dalam batuan yang kedap
atau kadang-kadang merembes keluar ke permukaan bumi. Hal ini dapat
menjelaskan mengapa minyak bumi juga disebut petroleum. (Petroleum
berasal dan bahasa latin petrus artinya batuan dan oleum artinya
minyak). Untuk rnemperoleh minyak bumi atau petroleum dilakukan
pengeboran. Pengeboran menjadi lebih mudah dilakukan karena massa
jenis minyak bumi lebih kecil daripada air. Hal ini mengakibatkan minyak
terapung di atas air.
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya
kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini
terjadi antara atmosfer dengan permukaan bumi, yang digambarkan
dengan dua panah dengan arah yang berlawanan, di mana karbon
diangkut dalam bentuk karbon dioksida (C02)(gambar 1.1). Pada arah
pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak
dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut. Pada arah yang
kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk
hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).
Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9% senyawa karbon dari
mahluk hidup akan kembali mengalami siklus sebagai rantai makanan,
sedangkan sisanya 0.1 % senyawa karbon terjebak dalam tanah dan
dalam sedimen. Inilah yang merupakan cikal bakal senyawa-senyawa fosil
atau dikenal juga sebagai embrio minyak bumi. Embrio minyak bumi
mengalami perpindahan dan akan menumpuk di salah satu yang
kemungkinan menjadi reservoar dan ada yang hanyut bersama aliran air
sehingga menumpuk di bawah dasar laut. Karena perbedaan tekanan di
bawah laut, embrio tersebut muncul ke permukaan lalu menumpuk di
permukaan dan ada pula yang terendapkan di permukaan laut dalam
yang arusnya kecil.

4.2. Teori Abiogenesis (Anorganik)


Barth Barthelot (1866) mengemukakan di dalam minyak bumi terdapat
logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tingi akan
bersentuhan denagn C02 membentuk asitilena. Kemudian Mendeleyev
(1877) mengemukakan bahwa minyak bumi tebentuk akibat adanya
pengauh kerja uap pada kabida-karbida logam di dalm bumi. Yang lebih
ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan
bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zamn prasejarah, jauh sebelum
bumi terbentuk dan besamaan dengan proses terbentuknya
bumi.pernyataan itu berdasar fakta ditemukannya material hidrokarbon
dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir bebeapa planet lain.

4.3. Teori Duplex

Teori Duplex merupakan perpaduan dari Teori Biogenetik dan Teori


Anorganik. Teori Duplex yang banyak diterima oleh kalangan luas,
menjelaskan bahwa minyak dan gas bumi berasal dari berbagai jenis
organisme laut baik hewani maupun nabati. Diperkirakan bahwa minyak
bumi berasal dari materi hewani dan gas bumi berasal dari materi nabati.
Akibat pengaruh waktu, temperatur, dan tekanan, maka endapan Lumpur
berubah menjadi batuan sedimen. Batuan lunak yang berasal dari Lumpur
yang mengandung bintik-bintik minyak dikenal sebagai batuan induk
(Source Rock). Selanjutnya minyak dan gas ini akan bermigrasi menuju
tempat yang bertekanan lebih rendah dan akhirnya terakumulasi di
tempat tertentu yang disebut dengan perangkap (Trap).
Dalam suatu perangkap (Trap) dapat mengandung (1) minyak, gas, dan
air, (2) minyak dan air, (3) gas dan air. Jika gas terdapat bersama-sama
dengan minyak bumi disebut dengan Associated Gas. Sedangkan jika gas
terdapat sendiri dalam suatu perangkap disebut Non Associated Gas.
Karena perbedaan berat jenis, maka gas selalu berada di atas, minyak di
tengah, dan air di bagian bawah. Karena proses pembentukan minyak
bumi memerlukan waktu yang lama, maka minyak bumi digolongkan
sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (unrenewable).

5. Proses Pembentukan Minyak


Bumi
Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari
jasad mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat.
Sisa-sisa tumbuhan dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir,
lumpur, dan zat-zat lain selama jutaan tahun dan mendapat tekanan serta
panas bumi secara alami. Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri
pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad organik
menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses penguraian ini
berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi
dibutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi
termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, sehingga
dibutuhkan kebijaksanaan dalam eksplorasi dan pemakaiannya.
Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan yang
berwujud gas menjadi gas alam. Untuk mendapatkan minyak bumi ini
dapat dilakukan dengan pengeboran. Beberapa bagian jasad renik
mengandung minyak dan lilin. Minyak dan lilin ini dapat bertahan lama di
dalam perut bumi. Bagian-bagian tersebut akan membentuk bintik-bintik,
warnanya pun berubah menjadi cokelat tua. Bintink-bintik itu akan
tersimpan di dalam lumpur dan mengeras karena terkena tekanan bumi.
Lumpur tersebut berubah menjadi batuan dan terkubur semakin dalam di
dalam perut bumi. Tekanan dan panas bumi secara alami akan mengenai
batuan lumpur sehingga mengakibatkan batuan lumpur menjadi panas

dan bintin-bintik di dalam batuan mulai mengeluarkan minyak kental yang


pekat. Semakin dalam batuan terkabur di perut bumi, minyak yang
dihasilkan akan semakin banyak. Pada saat batuan lumpur mendidih,
minyak yang dikeluarkan berupa minyak cair yang bersifat encer, dan
saat suhunya sangat tinggi akan dihasilkan gas alam. Gas alam ini
sebagian besar berupa metana.
Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak, minyak yang terbentuk
di berbagai tempat akan bergerak. Minyak bumi yang terbentuk akan
terkumpul dalam pori-pori batu pasir atau batu kapur. Oleh karena adanya
gaya kapiler dan tekanan di perut bumi lebih besar dibandingkan dengan
tekanan di permukaan bumi, minyak bumi akan bergerak ke atas. Apabila
gerak ke atas minyak bumi ini terhalang oleh batuan yang kedap cairan
atau batuan tidak berpori, minyak akan terperangkap dalam batuan
tersebut. Oleh karena itu, minyak bumi juga disebut petroleum. Petroleum
berasal dari bahasa Latin, petrus artinya batu dan oleum yang artinya
minyak.
Daerah di dalam lapisan tanah yang kedap air tempat terkumpulnya
minyak bumi disebut cekungan atau antiklinal. Lapisan paling bawah dari
cekungan ini berupa air tawar atau air asin, sedangkan lapisan di atasnya
berupa minyak bumi bercampur gas alam. Gas alam berada di lapisan
atas minyak bumi karena massa jenisnya lebih ringan daripada massa
jenis minyak bumi. Apabila akumulasi minyak bumi di suatu cekungan
cukup banyak dan secara komersial menguntungkan, minyak bumi
tersebut diambil dengan cara pengeboran. Minyak bumi diambil dari
sumur minyak yang ada di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasilokasi sumur-sumur minyak diperoleh setelah melalui proses studi geologi
analisis sedimen karakter dan struktur sumber.
Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi
beserta gamar ilustrasi:
1. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi
dari matahari dengan fotosintesis.

2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar


cekungan sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan
induk adalah batuan yang mengandung karbon (High Total Organic
Carbon). Batuan ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta,
maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi
batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan
sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi. Jika karbon ini
teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang
tidak mungkin dimasak.

3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang


berlangsung selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung
terus menerus. Salah satu batuan yang menimbun batuan induk adalah
batuan reservoir atau batuan sarang. Batuan sarang adalah batu pasir,
batu gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang
berpori-pori di dalamnya. Jika daerah ini terus tenggelam dan terus
ditumpuki oleh batuan-batuan lain di atasnya, maka batuan yang
mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam atau masuk
amblas ke bumi, maka suhunya akan bertambah. Minyak terbentuk pada
suhu antara 50 sampai 180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau
kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapat 100 derajat
Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun
dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi
ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.

4.
Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk
hidrokarbon. Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang
ini berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi
mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang terpenting adalah berat
jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi dari
air, namun berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak
bumi yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air cenderung akan pergi
ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang
menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan siap
ditambang.

6. Pengolahan Minyak Bumi


Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan. Minyak bumi
diperoleh dengan membuat sumu bor. Minyak mentah yang diperoleh
ditampunga dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun
tangki atau ke kilang minyak.
Minyak mentah (crude oil) bebentuk caian kental hitam dan berbau tidak
sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan baka
maupun keperluan lainnya, tetapi haus diolah terlebih dahulu. Minyak
mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon denagn jumlah atom
C-1 hingga C-50. Pengolahan minyak bumi dilakukan melalui distilasi
bertingkat, dimanaminyak mentah dipisahkan ke dalam kelompokkelompok dengan rentang titik didih tertentu.
Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memanaskan minyak mentah
pada suhu 400oC, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi
dimana akan tejadi pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih.
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan
turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan
menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut
sungkup gelembung.
Sementara itu, semakin ke atas, suhu semakin rendah, sehinga setiap kali
komponen dengan titik didih lebih tinggi naik, akan mengembun dan
terpisah, sedangkan komponen yang itik didihnya lebih rendah akan terus
naik ke bagian atas yang lebih tinggi. Sehingga komponen yang mencapai
puncak menara adalah komponen yang pada suhu kamar beupa gas.

Komponen berupa gas tadi disebut gas proteleum. Melalui kompresi dan
pendinginan, gas proteleum dicairkan sehingga diperoleh LPG (Liquid
Proteleum Gas)
Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan
berbagai sifat fisiknya. Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas
baik dan sesuai dengan kebutuhan, perlu dilakukan tahapan pengolahan
minyak mentah yang meliputi proses distilasi, cracking, reforming,
polimerisasi, treating, dan blending.
Kegunaan fraksi-fraksi minyak bumi terkait dengan sifat fisisnya seperti
titik didih dan viskositasnya (kekentalan), dan juga sifat kimianya. Hasil
dari distilasi minyak bumi menghasilkan beberapa fraksi minyak bumi
seperti berikut.

6.1. Residu
Saat pertama kali minyak bumi masuk ke dalam menara distilasi, minyak
bumi akan dipanaskan dalam suhu diatas 500oC. Residu tidak menguap
dan digunakan sebagai bahan baku aspal, bahan pelapis antibocor, dan
bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas). Bagian minyak bumi
yang menguap akan naik ke atas dan kembali diolah menjadi fraksi
minyak bumi lainnya.
Aspal digunakan untuk melapisi permukaan jalan. Kandungan utama aspal
adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik, dan aromatik yang
mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Unsur-unsur selain
hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen,
belerang, dan beberapa unsur lain. Secara kuantitatif, biasanya 80%
massa aspal adalah karbon, 10% hidrogen, 6% belerang, dan sisanya
oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium.

6.1. Oli
Oli adalah pelumas kendaraan bermotor untuk mencegak karat dan
mengurangi gesekan. Oli dihasilkan dari hasil distilasi minyak bumi pada
suhu antara 350-500oC. Itu dikarenakan oli tidak dapat menguap di antara
suhu tersebut. Kemudian, bagian minyak bumi yang lainnya akan
menguap dan menuju ke atas untuk diolah kembali.

6.3. Solar
Solar adalah bahan bakar mesin diesel. Solar adalah hasil dari pemanasan
minyak bumi antara 250-340oC. Solar tidak dapat menguap pada suhu
tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk
diolah kembali.
Umumnya, solar mengandung belerang dengan kadar yang cukup tinggi.
Kualitas minyak solar dinyatakan dengan bilangan setana. Angka setana

adalah tolak ukur kemudahan menyala atau terbakarnya suatu bahan


bakar di dalam mesin diesel. Saat ini, Pertamina telah memproduksi
bahan bakar solar ramah lingkungan dengan merek dagang Pertamina
DEX (Diesel Environment Extra). Angka setana DEX dirancang memiliki
angka setana minimal 53 sementara produk solar yang ada di pasaran
adalah 48. Bahan bakar ramah lingkungan tersebut memiliki kandungan
sulfur maksimum 300 ppm atau jauh lebih rendah dibandingkan solar di
pasaran yang kandungan sulfur maksimumnya mencapai 5.000 ppm.

6.4. Kerosin dan Avtur


Kerosin (minyak tanah) adalah bahan bakar kompor minyak. Avtur adalah
bahan bakar pesawat terbang bermesin jet. Kerosin dan avtur dihasilkan
dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 170-250oC. Kerosin dan
avtur tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi
lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Kerosin adalah cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah
terbakar. Kerosin yang digunakan sebagai bahan bakar kompor minyak
disebut minyak tanah, sedangkan untuk bahan bakar pesawat disebut
avtur.

6.5. Nafta
Nafta adalah bahan baku industri petrokimia. Nafta dihasilkan dari
pemanasan minyak bumi pada suhu antara 70-170oC. Nafta tidak dapat
menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan
terbawa ke atas untuk diolah kembali.

6.6. Petroleum Eter dan Bensin


Petroleum eter adalah bahan pelarut dan untuk laundry. Bensin pada
umumnya adalah bahan bakar kendaraan bermotor. Petroleum eter dan
bensin dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 3575oC. Petroleum eter dan bensin tidak dapat menguap pada suhu tersebut
dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah
kembali.
Bensin akhir-akhir ini menjadi perhatian utama karena pemakaiannya
untuk bahan bakar kendaraan bermotor sering menimbulkan masalah.
Kualitas bensin ditentukan oleh bilangan oktan, yaitu bilangan yang
menunjukkan jumlah isooktan dalam bensin. Bilangan oktan adalah
ukuran kemampuan bahan bakar mengatasi ketukan ketika terbakar
dalam mesin.
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang mengandung senyawa nheptana dan isooktan. Misalnya bensin Premium (salah satu produk bensin
Pertamina) yang beredar di pasaran dengan bilangan oktan 80 berarti
bensin tersebut mengandung 80% isooktan dan 20% n-heptana. Bensin

super mempunyai bilangan oktan 98 berarti mengandung 98% isooktan


dan 2% n-heptana. Pertamina meluncurkan produk bensin ke pasaran
dengan 3 nama, yaitu: Premium dengan bilangan oktan 80-88, Pertamax
dengan bilangan oktan 91-92, dan Pertamax Plus dengan bilangan oktan
95.
Penambahan zat antiketikan pada bensin bertujuan untuk memperlambat
pembakaran bahan bakar. Untuk menaikkan bilangan oktan antara lain
dengan ditambahkan MTBE (Metyl Tertier Butil Eter), tersier butil alkohol,
benzena, atau etanol. Penambahan zat aditif Etilfluid yang merupakan
campuran 65% TEL (Tetra Etil Lead/Tetra Etil Timbal), 25% 1,2dibromoetana dan 10% 1,2-dikloro etana sudah ditinggalkan karena
menimbulkan dampak pencemaran timbal ke udara. Timbal (Pb) bersifat
racun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti pusing,
anemia, bahkan kerusakan otak. Anemia terjadi karena ion Pb2+ bereaksi
dengan gugus sulfhidril (-SH) dari protein sehingga menghambat kerja
enzim untuk biosintesis hemoglobin.
Permintaan pasar terhadap bensin cukup besar maka untuk meningkatkan
produksi bensin dapat dilakukan dengan cara:
1. Cracking (perengkahan), yaitu pemecahan molekul besar menjadi
molekul-molekul kecil. Contoh:
2. Reforming, yaitu mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi
rantai bercabang.
3. Alkilasi atau polimerisasi, yaitu penggabungan molekul-molekul kecil
menjadi molekul besar. Seperti

dan

6.7. Gas
Hasil olahan minyak bumi yang terakhir adalah gas. Gas merupakan
bahan baku LPG (Liquid Petroleum Gas) yaitu bahan bakar kompor gas.
Supaya gas dapat disimpan dalam tempat yang lebih kecil, gas
didinginkan pada suhu antara -160 sampai -40oC supaya dapat berwujud
cair.
Sebenarnya, senyawa alkana yang terkandung dalam LPG berwujud gas
pada suhu kamar. LPG dibuat dalam bentuk gas untuk berat yang sama.
Wujud gas LPG diubah menjadi cair dengan cara menambah tekanan dan
menurunkan suhunya.

7. Hasil Olahan Minyak Bumi

Dari skema di halaman sebelumnya kita dapat melihat hasil-hasil dari


proses destilasi minyak mentah. Diatnaranya yaitu :

7.1. LPG
Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA dengan brand ELPIJI,
merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang
gas, yang komponen utamanya adalah gas propana (C3H8) dan butana
(C4H10) lebih kurang 99 % dan selebihnya adalah gas pentana (C5H12)
yang dicairkan

7.2. Bahan bakar penerbangan


Bahan bakar penerbangan salah satunya avtur yang digunakan sebagai
bahan bakar persawat terbang.

7.3. Bensin
Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih memegang
peranan penting sampai saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500 jenis
hidrokarbon yang memiliki rantai C5-C10. Kadarnya bervariasi tergantung
komposisi minyak mentah dan kualitas yang diinginkan.

7.4. Minyak tanah ( kerosin )


Bahan bakar hidrokarbon yang diperoleh sebagai hasil penyulingan
minyak bumi dengan titik didih yang lebih tinggi daripada bensin; minyak
tanah; minyak patra.

7.5. Solar
Diesel, di Indonesia lebih dikenal dengan nama solar, adalah suatu produk
akhir yang digunakan sebagai bahan bakar dalam mesin diesel yang
diciptakan oleh Rudolf Diesel, dan disempurnakan oleh Charles F.
Kettering.

7.6. Pelumas
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan diantara
dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi
sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang
berhubungan

7.7. Lilin
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti
oleh bahan bakar padat. Bahan bakar yang digunakan adalah paraffin

7.8. Minyak bakar


Minyak bakar adalah hasil distilasi dari penyulingan minyak tetapi belum
membentuk residu akhir dari proses penyulingan itu sendiri. Biasanya
warna dari minyak bakar ini adalah hitam chrom. Selain itu minyak bakar
lebih pekat dibandingkan dengan minyak diesel

7.9. Aspal
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive),
berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal
sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran
beraspal yang digunakan sebagai bahan pelapis jalan raya.

7.10. Plastik
Plastik adalah bahan yang elastik, tahan panas, mudah dibentuk, lebih
ringan dari kayu, dan tidak berkarat oleh adanya kelembapan. Plastik
selain harganya murah, juga dapat digunakan sebagai isolator dan mudah
diwarnai. Sedangkan kelemahan plastik adalah tidak dapat dihancurkan
(degredasi). Contoh plastik adalah polietilena, polistirena, (Styron,
Lustrex, Loalin), poliester (Mylar, Celanex, Ekonol), polipropilena (PolyPro, Pro-fax), polivinil asetat.
Polietilena atau PE (Poly Eth, Tygothene, Pentothene) adalah polimer dari
etilena (CH2 = CH2) dan merupakan plastik putih mirip lilin, dapat dibuat
dari resin sintetik dan digolongkan dalam termoplastik (plastik tahan
panas). Polietilena mempunyai sifat daya tekan baik, tahan bahan kimia,
kekuatan mekanik rendah, tahan kelembapan, kelenturan tinggi,
hantaran elektrik rendah. Berdasar kerapatannya PE dibagi dua yaitu PE
dengan kerapatan rendah (digunakan sebagai pembungkus, alat rumah
tangga dan isolator) dan yang berkerapatan tinggi (dimanfaatkan sebagai
drum, pipa air, atau botol).
Plastik disamping mempunyai kelebihan dalam berbagai hal, ternyata
limbahnya dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Penyebabnya
yaitu sifat plastik yang tidak dapat diuraikan dalam tanah. Untuk
mengatasi masalah ini para pakar lingkungan dan ilmuwan dari berbagai
disiplin ilmu telah melakukan berbagai penelitian dan tindakan,
diantaranya yaitu dengan cara mendaur ulang limbah plastik, Namun cara
ini tidak terlalu efektif karena hanya sekitar 4% yang dapat didaur ulang.
sisanya menggunung di tempat penampungan sampah. Sebagian besar
plastik yang digunakan masyarakat merupakan jenis plastik polietilena.
Ada dua jenis polietilena, yaitu high density polyethylene (HDPE) dan low
density polyethylene (LDPE). HDPE banyak digunakan sebagai botol
plastik minuman, sedangkan LDPE untuk kantong plastik.
Pemanasan polietilena menggunakan metode pirolisis akan terbentuk
suatu senyawa hidrokarbon cair. Senyawa ini mempunyai bentuk mirip

lilin (wax). Banyaknya plastik yang terurai adalah sekitar 60%, suatu
jumlah yang cukup banyak. Struktur kimia yang dimiliki senyawa
hidrokarbon cair mirip lilin ini memungkinkannya untuk diolah menjadi
minyak pelumas berkualitas tinggi. Pada pembahasan sebelumnya telah
dijelaskan bahwa minyak pelumas yang saat ini beredar di pasaran
berasal dari pengolahan minyak bumi. Sifat kimia senyawa hidrokarbon
cair dari hasil pemanasan limbah plastik mirip dengan senyawa
hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah sehingga dapat
diolah menjadi minyak pelumas. Pengubahan hidrokarbon cair hasil
pirolisis limbah plastik menjadi minyak pelumas menggunakan metode
hidroisomerisasi. Minyak pelumas buatan ini diharapkan dapat digunakan
untuk kendaraan bermotor dengan kualitas yang sama dengan minyak
bumi hasil penyulingan minyak mentah, ramah lingkungan, sekaligus
ekonomis.

8. Dampak Penggunaan Minyak


Bumi
Karena minyak Bumi adalah substansi yang berasal dari alam, maka
kehadirannya di lingkungan tidak perlu berasal dari aktivitas rutin atau
kesalahan manusia (Misalnya dari pengeboran, ekstraksi, pengilangan,
dan pembakaran). Fenomena alam seperti perembesan minyak dan tar pit
adalah bukti bahwa minyak Bumi bisa ada secara natural.

8.1. Pemanasan global


Ketika dibakar, maka minyak Bumi akan menghasilkan karbon dioksida,
salah satu gas rumah kaca. Bersamaan dengan pembakaran batu bara,
pembakaran minyak Bumi adalah penyumbang bertambahnya CO2 di
atmosfer. Jumlah CO2ini meningkat dengan cepat di udara semenjak
adanya revolusi industri, sehingga saat ini levelnya mencapai lebih dari
380ppmv, dari sebelumnya yang hanya 180-300ppmv, sehingga
muncullah pemanasan global.

8.2. Ekstraksi
Ekstraksi minyak adalah proses pemindahan minyak dari sumur minyak.
Minyak Bumi biasanya diangkat ke Bumi dalam bentuk emulsi minyak-air,
dan digunakan senyawa kimia khusus yang namanya demulsifier untuk
memisahkan air dan minyaknya. Ekstraksi minyak ongkosnya mahal dan
terkadang merusak lingkungan. Eksplorasi dan ekstraksi minyak lepas
pantai akan mengganggu keseimbangan lingkungan di lautan.

8.3. Pencemaran Air


Eksploitasi miyak bumi dengan menggunakan kapal tangker, tidak
menutup kemungkinan adanya kebocoran pada kapal tangker tersebut.

Karena kapal tangker itu bocor, maka minyak mentah yang ada di
dalamnya akan keluar dan jatuh keair sehingga mengakibatkan
pencemaran air.

9. Bahan Pengganti Minyak Bumi


Sumber energi alternatif mulai populer di seluruh dunia, menggantikan
sumber energi fosil yang perlahan-lahan mulai habis. Berdasarkan
kebijakan Amerika Serikat tentang sumber energi, ada delapan sumber
energi alternatif yang berpotensi untuk menggantikan peran minyak dan
gas.

9.1. Ethanol
Merupakan bahan bakar yang berbasis alkohol dari fermentasi tanaman,
seperti jagung dan gandum. Bahan bakar ini dapat dicampur dengan
bensin untuk meningkatkan kadar oktan dan kualitas emisi. Namun,
ethanol memiliki dampak negatif terhadap harga pangan dan
ketersediannya.

9.2. Gas Alam


Gas alam sudah banyak digunakan di berbagai negara yang biasanya
untuk bidang properti dan bisnis. Jika digunakan untuk kendaraan, emisi
yang dikeluarkan akan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan
minyak.

9.3. Listrik
Listrik dapat digunakan sebagai bahan bakar transportasi, seperti baterai.
Tenaga listrik dapat diisi ulang dan disimpan dalam baterai. Bahan bakar
ini menghasilkan tenaga tanpa ada pembakaran ataupun polusi, namun
sebagian dari sumber tenaga ini masih tercipta dari batu bara dan
meninggalkan gas karbon.

9.4. Hidrogen
Hidrogen dapat dicampur dengan gas alam dan menciptakan bahan bakar
untuk kendaraan. Hidrogen juga digunakan pada kendaraan yang
menggunakan listrik sebagai bahan bakarnya. Walaupun begitu, harga
untuk penggunaan hidrogen masih relatif mahal.

9.5. Propana
Propana atau yang biasa dikenal dengan LPG merupakan produk dari
pengolahan gas alam dan minyak mentah. Sumber tenaga ini sudah
banyak digunakan sebagai bahan bakar. Propana menghasilkan emisi

lebih sedikit dibandingkan bensin, namun penciptaan metananya lebih


buruk 21 kali lipat.

9.6. Biodiesel
Biodiesel merupakan energi yang berasal dari tumbuhan atau lemak
binatang. Mesin kendaraan dapat menggunakan biodiesel yang masih
murni, maupun biodiesel yang telah dicampur dengan minyak. Biodiesel
mengurangi polusi yang ada, akan tetapi terbatasnya produk dan
infrastruktur menjadi masalah pada sumber energi ini.

9.7. Methanol
Methanol yang juga dikenal sebagai alkohol kayu dapat menjadi energi
alternatif pada kendaraan. Methanol dapat menjadi energi alternatif yang
penting di masa depan karena hidrogen yang dihasilkan dapat menjadi
energi juga. Namun, sekarang ini produsen kendaraan tidak lagi
menggunakan methanol sebagai bahan bakar.

9.8. P-Series
P-series merupakan gabungan dari ethanol, gas alam, dan
metyhltetrahydrofuran (MeTHF). P-series sangat efektif dan efisien karena
oktan yang terkandung cukup tinggi. Penggunaannya pun sangat mudah
jika ingin dicampurkan tanpa ada proses dengan teknologi lain. Akan
tetapi, hingga sekarang belum ada produsen kendaraan yang
menciptakan kendaraan dengan bahan bakar fleksibel.
http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/06/minyak-bumi-artikel-lengkap.html

You might also like