Professional Documents
Culture Documents
DIABETES MELITUS
glikogen)
2.
adiposa
3.
3. Patofisiologi
DM Tipe I
DM Tipe II
Reaksi Autoimun
Hiperglikemia
Lipolisis meningkat
Penurunan BB polipagi
Glukosuria
Diuresis Osmotik
Glukoneogenesis
meningkat
Ketogenesis
Hiperosmolaritas
ketoasidosis
ketonuria
coma
Ibarat suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan
mengganti sel yang rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan energi supaya
sel tubuh dapat berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal
dari bahan makanan yang kita makan setiap hari. Bahan makanan tersebut terdiri
dari unsur karbohidrat, lemak dan protein (Suyono,1999).
Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami
metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan 20%
sampai 40% diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut
terganggu karena terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel
macet dan metabolismenya terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar
glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglikemia.
nefropati.
3) Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf otonom
berpengaruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler (Suddarth and Brunner,
1990).
4) Proteinuria
5) Kelainan koroner
6) Ulkus/gangren (Soeparman, 1987, hal 377)
Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain:
(a) Grade 0
(b) Grade I
(c) Grade II
terjadi abses
(e) Grade IV
(f) Grade V
6. Evaluasi Diagnostik
Kriteria yang melandasi penegakan diagnosa DM adalah kadar glukosa darah
yang meningkat secara abnormal. Kadar gula darah plasma pada waktu puasa
yang besarnya di atas 140 mg/dl atau kadar glukosa darah sewaktu diatas 200
mg/dl pada satu kali pemeriksaan atau lebih merupakan criteria diagnostik
penyakit DM.
7. Penatalaksanaan Diabetes mellitus
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler
serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar
glukosa darah normal (euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan series
pada pola aktivitas pasien.
Ada lima konponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu:
a. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat:
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda
4) Mempertahankan kadar KGD normal
5) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
6) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.
7) Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet DM, adalah:
1) Jumlah sesuai kebutuhan
2) Jadwal diet ketat
3) Jenis: boleh dimakan/tidak
Diit DM sesuai dengan paket-paket yang telah disesuaikan dengan kandungan
kalorinya.
1) Diit DM I
1100 kalori
2) Diit DM II
1300 kalori
3) Diit DM III
1500 kalori
4) Diit DM IV
1700 kalori
5) Diit DM V
1900 kalori
6) Diit DM VI
2100 kalori
7) Diit DM VII :
2300 kalori
8) Diit DM VIII :
2500 kalori
J II
J III
Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh status
gizi penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung Percentage of
relative body weight (BBR= berat badan normal) dengan rumus:
BB (Kg)
BBR =
X 100 %
TB (cm) 100
1) Kurus (underweight) :
BBR < 90 %
2) Normal (ideal)
BBR 90 110 %
3) Gemuk (overweight) :
4) Obesitas, apabila
- Obesitas ringan
- Obesitas sedang
- Obesitas berat
- Morbid
BB X 40 60 kalori sehari
2) Normal :
BB X 30 kalori sehari
3) Gemuk :
BB X 20 kalori sehari
4) Obesitas :
b. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:
1) Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan
setiap 1 jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten
pada penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin
dan meningkatkan sensitivitas insulin dengan reseptornya.
2) Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore
3) Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen
4) Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein
5) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
dirangsang pembentukan glikogen baru
pada
tingkat
pascareseptor
mempunyai
efek
intraseluler
2) Insulin
a) Indikasi
penggunaan
insulin
(1)
DM tipe I
(2)
(3)
DM kehamilan
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
DM operasi
(9)
DM patah tulang
perbedaan
absorpsi.
Tetapi
apabila
terdapat
e. Cangkok pankreas
Pendekatan terbaru untuk cangkok pancreas adalah segmental dari donor
hidup saudara kembar identik (Tjokroprawiro, 1992).
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Fokus utama pengkajian pada klien Diabetes Mellitus adalah melakukan
pengkajian dengan ketat terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan untuk
melakukan perawatan diri. Pengkajian secara rinci adalah sebagai berikut
(Rumahorbo, 1999)
1. Riwayat atau adanya faktor resiko, Riwayat keluarga tentang penyakit,
obesitas, riwayat pankreatitis kronik, riwayat melahirkan anak lebih dari 4 kg,
riwayat glukosuria selama stress (kehamilan, pembedahan, trauma, infeksi,
penyakit) atau terapi obat (glukokortikosteroid, diuretik tiasid, kontrasepsi
oral).
2. Kaji terhadap manifestasi Diabetes Mellitus: poliuria, polidipsia, polifagia,
penurunan berat badan, pruritus vulvular, kelelahan, gangguan penglihatan,
peka rangsang, dan kram otot. Temuan ini menunjukkan gangguan elektrolit
dan terjadinya komplikasi aterosklerosis.
3. Pemeriksaan Diagnostik
1) Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200mg/dl).
Biasanya, tes ini dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar
glukosa meningkat dibawah kondisi stress.
2) Gula darah puasa normal atau diatas normal.
3) Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.
4) Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Rencana Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan :
Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer
dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat secara
individu, dan kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
1.)Pantau tanda-tanda vital.
2.)Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa.
3.)Pantau masukan dan keluaran, catat berat jenis urine.
4.)Timbang berat badan setiap hari.
5.)Berikan terapi cairan sesuai indikasi.
b. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.
Tujuan :
Mencerna jumlah kalori/nutrien yang tepat Menunjukkan tingkat energi biasanya
Berat badan stabil atau bertambah.
Intervensi :
1.) Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
makanan yang dapat dihabiskan oleh pasien.
2.) Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
3.)
Identifikasi
makanan
yang
disukai/dikehendaki
termasuk
kebutuhan
etnik/kultural.
4.) Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi.
5.) Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi.
c. Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.
Tujuan :
Mengidentifikasi
intervensi
untuk
mencegah/menurunkan
resiko
infeksi.
pasien
dengan
nama,
orientasikan
kembali
sesuai
dengan
kebutuhannya.
3.)Pelihara aktivitas rutin pasien sekonsisten mungkin, dorong untuk melakukan
kegiatan sehari-hari sesuai kemampuannya.
4.)Selidiki adanya keluhan parestesia, nyeri atau kehilangan sensori pada
paha/kaki.
e. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.
Tujuan :
Mengungkapkan peningkatan tingkat energi. Menunjukkan perbaikan kemampuan
untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan.
Intervensi :
1.)Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas.
2.)Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup.
3.)Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum/sesudah
melakukan aktivitas.
4.)Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai
toleransi.
f. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/progresif
yang tidak dapat diobati, ketergantungan pada orang lain.
Tujuan :
Mengakui perasaan putus asa. Mengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi
perasaan. Membantu dalam merencanakan perawatannya sendiri dan secara
mandiri mengambil tanggung jawab untuk aktivitas perawatan diri.
Intervensi :
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Talbot Laura, Mary Mayers-Marquardt. Pengkajian Keperawatan Kritis.
Edisi 2. Jakarta:EGC.
Long, barbara C. 1997. medical surgical nursing, toronto CV. Mosby
Company
Brunner, smith. 2000. keperawatn medical bedah. Jakarta EGC
http://forum.ciremai.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=7:konsep-diabetesmelitus&catid=7:keperawatan-medikal-bedah&Itemid=20