You are on page 1of 20

Askep Hiperemesis Gravidarum

January 14, 2010 Print This Article


Askep Hiperemesis Gravidarum
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi
dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan
vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek
sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232).
Hiperemesis Gravidarum diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan
selama kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112).
Askep Hiperemesis Gravidarum
B. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian
adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam
Mochtar, 1998).

Umumnya terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan


ganda akibat peningkatan kadar HCG

Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari
pihak ibu terhadap perubahanperubahan ini serta adanya alergi yaitu
merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.

Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut

terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.

Askep Hiperemesis Gravidarum


C. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada
trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak
yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam
hidroksida butirik dan aseton darah.
Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan
dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik.
Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus
dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
D. Tanda dan gejala
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi
apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1. Tingkatan I (ringan)
o

Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum


penderita

Ibu merasa lemah

Nafsu makan tidak ada

Berat badan menurun

Merasa nyeri pada epigastrium

Nadi meningkat sekitar 100 per menit

Tekanan darah menurun

Turgor kulit berkurang

Lidah mengering

Mata cekung

2. Tingkatan II (sendang)
o

Penderita tampak lebih lemah dan apatis

Turgor kulit mulai jelek

Lidah mengering dan tampak kotor

Nadi kecil dan cepat

Suhu badan naik (dehidrasi)

Mata mulai ikterik

Berat badan turun dan mata cekung

Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi

Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria.

3. Tingkatan III (berat)


o

Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai


koma)

Dehidrasi hebat

Nadi kecil, cepat dan halus

Suhu badan meningkat dan tensi turun

Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan


enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan
mental

Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.

Askep Hiperemesis Gravidarum


E. Penatalaksanaan
1. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
o

Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang


fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan
berumur 4 bulan.

Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan


dalam jumlah kecil tetapi sering.

Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat

Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak

Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau
terlalu dingin

Usahakan defekasi teratur.

2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan
pengobatan.
o

Tidak memberikan obat yang terotogen

Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital

Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan


B6

Antihistaminika seperti dramamine, avomine

Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau


khlorpromazine.

Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit. Adapun
terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
1. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran
udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter
saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang
isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan
2. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan
fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit
dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat
menjadi latar belakang penyakit ini.
3. Terapi mental
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu
dapat ditambah dengan kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn
vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino
esensial secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang amsuk dan
dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan diatas.

4. Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk.
Delirium, kebutaan, takikardia, ikterik, anuria, dan perdarahan merupakan
manifestasi komplikasi organik.
Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena
disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihal lain tidak boleh
menunggu sampai terjadi irreversible pada organ vital.
Askep Hiperemesis Gravidarum
F. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan
nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan frekuensi muntah
yang sering.
3.
G.. Intervensi
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan
nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.
Tujuan : Nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
1. Berat badan tidak turun.
2. Pasien menghabiskan porsi makan yang di sediakan.
3. Mengkonsumsi suplemen zat besi / vitamin sesuai resep.
Intervensi :

Tunjukkan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu / sekarang dengan


menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kulit dan kuku.

Monitor tanda-tanda dehidrasi : turgor kulit, mukosa mulut dan diuresis.

Monitor intake dan output cairan.

Singkirkan sumber bau yang dapat membuat pasien mual, seperti :


deodorant / parfum, pewangi ruangan, larutan pembersih mulut.

Timbang berat badan klien; pastikan berat badan pregravida biasanya.


Berikan inforamasi tentang penambahan prenatal yang optimum.

Tingkatkan jumlah makanan padat dan minuman perlahan sesuai dengan


kemampuan.

Anjurkan pasien untuk minum dalam jumlah sedikit tapi sering.

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan frekuensi muntah

yang sering.
Tujuan : Nyaman terpenuhi
Kriteria Hasil :
1. Nyeri berkurang / hilang
2. Ekspresi wajah tenang / rilek, tidak menunjukan rasa sakit.
Intervensi :
o

Kaji nyeri (skala, lokasi, durasi dan intensitas)

Atur posisi tidur senyaman mungkin sesuai dengan kondisi pasien.

Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi.

Jelaskan penyebab nyeri pada pasien dan keluarga pasien.

Beri kompres hangat pada daerah nyeri.

Kaji tanda-tanda vital.

Kolaborasi medis untuk pemberian obat-obatan analgetika dan


antiemetik.

2. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatan berhubungan

dengan informasi yang tidak adekuat.


Tujuan : Pengetahuan pasien tentang penyakit dan pengobatan meningkat.
Kriteria Hasil :
1. Pasien dapat mengetahui penyakitnya.
2. Dapat mendemonstrasikan perawatan diri dan mengungkapkan secara
verbal, mengerti tentang instruksi yang diberikan.
3. Pasien kooperatif dalam program pengobatan.
Intervensi :
o

Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakitnya, gejala, dan


tanda, serta yang perlu diperhatikan dalam perawatannya.

Beri penjelasan tentang proses penyakit, gejala, tanda dan hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam perawatan dan pengobatan.

Jelaskan tentang pentingnya perawatan dan pengobatan.

Jelaskan tentang pentingnya istirahat total.

Berikan informasi tertulis / verbal yang terpat tentang diet pra natal dan
suplemen vitamin / zat besi setiap hari.

Evaluasi motivasi / sikap, dengan mendengar keterangan klien dan


meminta umpan balik tentang informasi yang diberikan.

Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai dengan budaya dan


hal- hal tabu selama kehamilan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS


GRAVIDARUM
A. Pengertian

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan
sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo,
Ilmu Kebidanan, 1999).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20
minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan
sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan
menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti
Appendisitis, Pielitis dan sebagainya (http://zerich150105.wordpress.com/).
Dalam buku obstetri patologi (1982) Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan
dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum
sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul
aseton dalam air kencing (http://healthblogheg.blogspot.com/).
Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan
muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus-menerus pada minggu kelima
sampai dengan minggu kedua belas Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie
Samarinda (http://healthblogheg.blogspot.com/).
1. Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan
anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan
vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
a)

Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa

dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua
keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

b)

Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat

hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan
faktor organik.
c)

Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut

sebagai salah satu faktor organik.


d)

Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun

hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti.


Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik
mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar
terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup.
Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu
mengurangi frekwensi muntah klien
(http://zerich150105.wordpress.com/).
1. Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya
kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama.
Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem
saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian
terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah
dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa
gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik
merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang

sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka
makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.Hiperemesis
gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik
dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan
cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer
dan plasma berkurang. Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida
air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik.
Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi
lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat
merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.
(http://zerich150105.wordpress.com/).
2. Tanda Dan Gejala
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3
(tiga) tingkatan yaitu :
a)

Tingkatan I :

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa
lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi
meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit
berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
b)

Tingkatan II :

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering
dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit

ikterus. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah,
hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas
dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
c)

Tingkatan III:

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun.
Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati
Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda
adanya payah hati.
(http://healthblogheg.blogspot.com/)
1. Komplikasi
Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan gangguan
emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri
dan depresi (http://healthblogheg.blogspot.com/)
1. Pemeriksaan Diagnostik
a)

USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan

adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.


b)

Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.

c)

Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.

(http://zerich150105.wordpress.com/)
1. Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan

gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi
lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan
untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.Makanan yang berminyak dan
berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam
keadaan panas atau sangat dingin.
Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin
B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin
hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin,
Avomin
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara
yang baik. Tidak diberikan makan/minuman selama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan
isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan
konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat
ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada
kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi
organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu
pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai
terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
Diet
a)

Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.

Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat zat gizi,
kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b)

Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.

Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak
diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali
vitamin A dan D.
c)

Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.

Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan


ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
1. Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis gravidarum sangat
memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada
tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan

1. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
2. Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang
kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
3. Eliminasi
Pcrubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis
: peningkatan konsentrasi urine.
4. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 8 minggu) , nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah,
Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan
lidah kering.
5. Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
6. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
7. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan
abortus terapeutik.
8. Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon
anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem
pendukung yang kurang.
9. Pembelajaran dan penyuluhan

1. Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung
sudah lama.
2. Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
3. Turgor kulit, lidah kering
4. Adanya aseton dalam urine
(http://zerich150105.wordpress.com/)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual
dan muntah berlebihan.
2. Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
(http://zerich150105.wordpress.com/)
C. Rencana Keperawatan
1)

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan

muntah berlebihan.
Intervensi
1. Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
Rasional : Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah
selanjutnya.
2. Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya
Phenergan 10-20mg/i.v.
Rasional : Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan
elektrolit
3. Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.
Rasional : Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit

4. Catat intake dan output.


Rasional : Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah.
5. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
6. Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
Rasional : dapat menstimulus mual dan muntah
7. anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas)
hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur
Rasional : Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang
mual muntah yang berlebih
8. Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
Rasional : Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
9. Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
Rasional : Untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
10. Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih
mulut sesering mungkin.
Rasional : Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut
11. Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
Rasional : Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas
pcmbawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 mg/dl atau kadar Ht rendah
dipertimbangkan anemi pada trimester I.
12. Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa..
Rasional : Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi
situasi potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat,
Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi karena kehamilan.

13. Ukur pembesaran uterus


Rasional : Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan
memperberat penurunan komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan
kemunduran pcrkembangan janin dan kcmungkinan-kemungkinan lebih lanjUT
2)

Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan

Intervensi
1. Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
Rasional :
Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon
Korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan
motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada trimester
1. Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum,
gastritis.
Rasional :
Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus
dalam mengidentifikasi intervensi.
1. Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat
jenis urine. Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar
Rasional : Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau
kebutuhan hidrasi.
2. Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin
dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum
bangun dari tidur.
Rasional : Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan
keasaman lambung.
3)

Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan

Intervensi :
1. Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
Rasional : Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan
2. Kaji tingkat fungsi psikologis klien
Rasional : Untuk menjaga intergritas psikologis
3. Berikan support psikologis
Rasional : Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya
4. Berikan penguatan positif
Rasional : Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
5. Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
Rasional : Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien
4)

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan

Intervensi :
1. Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
Rasional : Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terusmenerus untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus
2. Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.
Rasional : Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita
beresiko.
1. Bantu klien beraktifitas secara bertahap
Rasional : Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan
dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi
Rasional : Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.
(http://zerich150105.wordpress.com/)
D. Evaluasi

1. Mual dan mutah tidak ada lagi.


2. Keluhan subyektif tidak ada.
3. Tanda-tanda vital baik.
(http://cakmoki.blogsome.com

You might also like