Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kardiomiopati didefinisikan sebagai sekelompok penyakit miokardium
heterogen yang terkait dengan disfungsi mekanik atau disfungsi elektrik yang
biasanya menunjukkan hipertrofi atau dilatasi vetrikel yang disebabkan oleh
berbagai faktor antara lain adalah defek genetik, kerusakan myosit jantung, dan
infiltrasi jaringan myokardium. Kardiomiopati bukan terjadi akibat penyakit
perikardium, hipertensi, koroner, kelainan kongenital atau kelainan katup. 1,2,3
B. Klasifikasi
Berdasarkan klinis dan patofisiologinya kardiomiopati dibagi menjadi 3 tipe
yaitu kardiomipati tipe dilatasi, hipertrofik, dan restriktif 3.
penting dalam kardiomiopati hipertropi, sekitar 15% mempunyai mutasi dari gen
troponin T cardiac (kromosom 11), 10 % mutasi pada myosin binding protein C,
5% mutasi pada gen alfa tropomyosin.5,6
2. Kardiomiopati restriktif
Etiologi dari kardiomiopati restriktif terbagi menjadi 2 kelompok, pertama
yaitu idiopatik, kebanyakan pasien yang diklasifikasikan menjadi kardiomiopati
restriktif mempunyai mutasi pada gen untuk troponin I, dan kardiomiopati
restriktif biasanya saling tumpang tindih dengan kardiomiopati hipertrofik pada
kasus familial. Bentuk yang kedua yaitu sekunder karena penyakit penyakit
seperti: 2,3,6,7
a. Infiltratif dan storage disorders : amyloidosis (merupakan penyakit
sistemik tersering yang menyebabkan kardiomiopati restriktif), glycogen
storage disease, sarcoidosis, hemochromatosis.
b. Scleroderma, radiasi, endocardial fibroelastosis, endomyocardial fibrosis,
toxic effects of anthracycline, carcinoid heart disease, metastatic cancers,
diabetic
cardiomyopathy,
eosinophilic
cardiomyopathy
(Lfflers
endocarditis).
3. Kardiomiopati dilatasi
3
relaksasi dan pengisian ventrikel. Sebaliknya fungsi sistolik normal sampai supernormal. Kebanyakan pasien memiliki fraksi ejeksi supernormal (75-80%).1,7
2. Kardiomiopati restriktif
Patofisiologi dari kardiomiopati restriktif adalah menurunnya curah jantung,
meningkatnya tekanan vena jugular dan kongesti pulmoner. Pada berbagai kondisi
dimana terdapat hubungan keterlibatan endokardium, obliterasi parsial dari ruang
ventrikel oleh jaringan fibrous dan thrombus meningkatkan resistensi pengisian
ventrikel. Ventrikel tidak mampu memenuhi kebutuhan curah jantung (cardiac
output) dan meningkatnya tekanan pengisian ventrikel, mengakibatkan intoleransi
aktifitas fisik dan dyspneu, yang merupakan gejala utamanya. Sebagai akibat dari
meningkatnya tekanan vena yang terus menerus maka pasien dengan
kardiomiopati restriktif biasanya mempunyai edema, asites dan hepar yang
membesar. Tekanan vena jugularis juga meningkat atau meningkat ketika inspirasi
(Kussmauls sign). Suara jantung dapat terdengar jauh, dan dapat terdengar suara
jantung ketiga dan keempat.7
3. Kardiomiopati dilatasi
Defek fisiologis yang utama berupa menurunnya kekuatan kontraksi ventrikel
kiri yang mengakibatkan stroke volume berkurang, ejection fraction yang
merendah, end systolic dan end dyastolic volume bertambah. Ventrikel kiri
berdilatasi dan tekanan atrium kiri meningkat menyebabkan hipertensi pulmonal
dan gagal jantung kanan.1
E. Gejala Klinis
1. Kardiomiopati Dilatasi
keterbatasan aktifitas dan dyspneu. Akibat tekanan vena sistemik yang meningkat
biasanya pasien juga mengalami edema, asites dan pembesaran hati. Tekanan vena
jugular juga ditemukan meningkat pada pasien kardiomiopati restriktif. Pada
auskultasi dapat terdengar S3 dan S4 2,9
3. Kardiomiopati Hipertrofik
Manifestasi klinis dari kardiomiopati hipertrofik sangatlah bervariasi.
Sebagian besar pasien tidak bergejala atau hanya mengalami gejala ringan.
Sayangnya, manifestasi klinis pertama dapat berupa kematian jantung mendadak,
yang sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda selama atau setelah aktivitas
fisik berat. Pada pasien yang menujukkan gejala, keluhan yang tersering adalah
dyspnea yang sebagian besar disebabkan oleh disfungsi diastolik ventrikel yang
mengganggu pengisian ventrikel dan menyebabkan peningkatan tekanan diastolik
ventrikel kiri, atrium kiri dan kapiler paru. Gejala lain antara lain adalah sinkop,
angina pektoris dan lelah.1,2
Pada pasien kardiomiopati hipertrofik dapat ditemukan adanya bunyi jantung
ke 4. Pasien dengan gradien tekanan intraventrikular dapat ditemukan tekanan
arteri yang meningkat dengan tajam. Ciri khas dari kardiomiopati hipertrofik
obstruktif adalah murmur sistolik yang biasanya kasar dan paling terdengar pada
batas garis sternal kiri bawah dan pada apeks 6. Pada apeks juga teraba getaran
jantung sistolik yang kuat angkat.1,2
F. Diagnosis
1) Pemeriksaan fisik
1. Kardiomiopati Dilatasi
Didapatkan berbagai tingkat pembesaran jantung dan tanda-tanda gagal
jantung kongestif.
EKG
Dilatasi
Pemeriksaan jantung
sedang-besar (kardiomegali) terutama
ventrikel kiri
Hipertensi vena pulmonal.
Restriktif
Ringan.
Hipertensi vena
pul-monal.
Kelainan ST-T
Sinus takikardia
Aritmia atrial dan
ventrikel.
Voltase rendah.
Defek konduksi
Hipertrofi
Ringan sampai
sedang terutama
pembesaran
atrium kiri.
Kelainan ST-T,
hiper-trofi
ventrikel kiri, Q
Echokardiogram
Penebalan dinding
ventrikel kiri
sistolik normal.
abnormal.
Hipetrofi
septum asimetris (ASH)
Gerakan katup
mitral ke muka
saat sistolik
Radio nuklir
(SAM)
Fungsi sistolik
kuat (RVG,
ASH, (RVG atau
T1)) ventrikel
kiri ingeal atau
normal.
Kateterisasi
Fungsi sistolik normal atau peningkatan tekanan pengisian kanan dan kiri.
G. Diagnosis Banding
a. Perikarditis konstriktif
Merupakan penyakit jantung yang secara klinis dan hemodinamik sukar
dibedakan dengan kardiomiopati restriktif. Kedua kelainan ini perlu
dibedakan karena implikasi pengobatan dan prognosisnya berbeda.
Perbedaannya adalah pada kardiomiopati restriktif tekanan permukaan
diastolik di dalam ventrikel kanan di atas 0, tekanan akhir diastolik di dalam
ventrikel kiri dan kanan berbeda, ada hipertensi pulmonal dan pada
ekokardiografi dinding ventrikel kiri menebal serta massanya bertambah.
Sedangkan pada perikarditis konstriktif tekanan permulaan diastolik di
dalam ventrikel kanan di bawah 0, tekanan akhir diastolik di dalam ventrikel
10
kiri dan kanan sama, tidak ada hipertensi pulmonal, pada ekokardiografi
dinding ventrikel normal serta pergerakan septum yang paradoksal.1
b. Efusi perikardial
Merupakan diagnosis banding kardiomiopati pada pemeriksaan foto
thorax oleh karena gambarannya yang mirip dan susah dibedakan. Pada
efusi perikardial pembuluh darah paru normal, jantung membesar dan
membulat, bisa ada efusi pleura dan efusi perikardial. Sedangkan pada
miokardiopati pembuluh darah paru biasanya prominen dan jantung
membesar secara keseluruhan.10
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanan bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup dengan cara
mengurangi keluhan dan komplikasi, membatasi gejala dan memperlambat
progresifitas penyakit dan mencegah kematian mendadak.8 Terapi terhadap
kardiomiopati hipertrofi adalah dengan secara langsung menghalangi efek dari
katekolamin yang dapat mengakibatkan eksaserbasi obstruksi dari aliran ventrikel
kiri dan menghindari berbagai agen yang dapat memperburuk obstruksi
(contohnya vasodilator atau diuretik).7
Pengobatan kardiomiopati restriktif pada umumnya sukar diberikan, karena
penyakit ini tidak efisien untuk diobati dan lagi pula bergantung pada penyakit
yang menyertainya. Obat-obat antiaritmia diberikan bila ada gangguan irama.
Umumnya aritmia dapat menyebabkan kematian mendadak. Pemasangan alat
pacu jantung untuk gangguan konduksi yang berat dapat diberikan.1
Perbaikan secara spontan atau stabilisasi dapat muncul pada sekitar
seperempat pasien dengan kardiomiopati dilatasi. Kematian disebabkan gagal
11
BAB 3
SIMPULAN
13