Professional Documents
Culture Documents
KISTA OVARIUM
Pembimbing :
Kolonel CKM dr. Tri Joko, Sp.OG
Disusun oleh :
Faraida Jilzani Arsad
NRP 1410221046
Disusun oleh :
Faraida Jilzani Arsad
1410221046
Mengetahui,
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan after care patient dengan judul kista
ovarium ini.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan Departemen Obstetri
dan Ginekologi RST Tk.II Dr. Soedjono Magelang sebagai salah satu syarat
mengikuti ujian, serta untuk menambah ilmu dan wawasan penulis sebagai
koasisten di Departemen Obstetri dan Ginekologi.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini,
terutama kepada:
1. Kolonel CKM dr. Tri Joko, Sp.OG selaku pembimbing diskusi kasus ini
2. Seluruh staf departemen Obstetri dan Ginekologi RST Tk. II Dr. Soedjono
Magelang.
3. Rekan-rekan kepaniteraan klinik Departemen Obstetri dan Ginekologi
RST Tk. II Dr. Soedjono Magelang.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan kasus ini masih banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan laporan presentasi
kasus ini. Harapan penulis, semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan dapat membuka wawasan serta ilmu pengetahuan terutama
dalam bidang obstetri dan ginekologi.
Magelang, 30 September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
1. Sampul depan........................................................................................... 1
3
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Lembar Pengesahan.................................................................................
Kata Pengantar.........................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................
BAB I : Pendahuluan...............................................................................
BAB II : Laporan Kasus..........................................................................
BAB III : Tinjauan Pustaka......................................................................
Daftar Referensi.......................................................................................
2
3
4
5
7
15
35
BAB I
LAPORAN KASUS
I.
Identitas Pasien
Nama
Alamat
: Ny. M
: Glagah Ombo, Magelang
4
Jenis Kelamin
Usia
No.RM
Pekerjaan
Pendidikan terakhir
Bangsa
Suku
Agama
Status Pernikahan
II.
: Wanita
: 50 tahun
: 111381
: ibu rumah tangga
: SD
: Indonesia
: Jawa
: Islam
: Sudah Menikah
Anamnesis
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 14 September 2015 pukul 10.30
WIB.
a. Keluhan utama
Nyeri perut bawah.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan nyeri perut dibagian kanan bawah kadang terasa sampai ke
pinggul kanan sudah 1 tahun. Nyeri tidak menjalar. Nyeri hilang-timbul
seperti ditusuk-tusuk. Pasien sudah berobat ke puskesmas dalam 2 tahun
ini namun tidak mengalami perubahan dan nyeri dirasakan semakin parah
terutama saat haid dan berkurang setelah haid selesai.
Pasien mengakui siklus haid yang tidak teratur, seing perdarahan
banyak diluar tanggal haid biasanya, serta saat haid keluar darah banyak.
Pasien tidak merasa ada benjolan diperutnya dan pasien tidak merasakan
perutnya membesar, tidak merasa penuh di perut. Keluhan lain seperti flek
atau keluar duh dari vagina disangkal. Penurunan nafsu makan (-),
penurunan berat badan (-), tidak ada gangguan BAB maupun BAK.
c. Riwayat pengobatan
Sudah ke dokter dan dilakukan USG 2 minggu yang lalu. Hasilnya
didapatkan kista.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa sebelumnya disangkal. Riwayat penyakit diabetes (-),
hipertensi (-), asma (-), dan alergi (-).
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi (-), diabetes (-), alergi (-), asma (-)
f. Riwayat Sosial dan Kebiasaan
Merokok dan alkohol (-), olahraga (-)
g. Riwayat obstetri
Pasien P2A0, menikah usia 16 tahun.
Pemeriksaan Fisik
pemeriksaan fisik dilakukan di poliklinik Obstetri dan Ginekologi RST
Tk.II Dr. Soedjono Magelang pada tanggal 15 September 2015.
1. Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan umum
: tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda vital
Tekanan darah
: 120/60 mmHg
Nadi
: 80x/menit, reguler, kuat angkat, isi cukup
Nafas
: 16x/menit, reguler
Suhu
: 36,6C
Berat badan
: 57 kg
Tinggi badan
: 153 cm
BMI
: 24,35 kg/m2
Mata
o Inspeksi : alis mata cukup, enoftalmus (-)/(-), eksoftalmus
(-)/(-), nistagmus (-)/(-), ptosis (-)/(-), lagoftalmus (-)/(-),
edema palpebra (-)/(-), konjungtiva anemis (-)/(-), sklera
ikterik (-)/(-), sekret (-)/(-), tampak berair, pterigium (-)/(-),
ulkus kornea (-)/(-), kekeruhan lensa (-)/(-), arkus senilis
(-)/(-)
o Palpasi : tekanan bola mata secara manual normal
Telinga hidung tenggorokan
Hidung
o Inspeksi : deformitas (-), kavum nasi lapang, sekret (-)/(-),
deviasi septum (-)/(-), konka nasal hiperemis (-)/(-), edema
(-)/(-), NCH (-)/(-)
o Palpasi : nyeri tekan sinus (-)/(-), krepitasi (-)
6
Telinga
o Inspeksi : hiperemis (-)/(-), abses (-)/(-), massa (-)/(-), skar
(-)/(-), liang telinga lapang, serumen (-)/(-), ottorhea (-)/(-),
membran timpani SDE.
Tenggorokan dan rongga mulut
o Inspeksi : warna mukosa bucal normal, ulkus (-), massa (-),
plak (-), tonsil T1-T1 tenang, pursed lips breathing (-),
karies dentis (-), kandidiasis oral (-)
Leher
o Inspeksi : bentuk simetris, penonjolan vena jugularis (-),
tumor
(-),
retraksi
suprasternal
(-),
tidak
tampak
pembesaran KGB.
o Palpasi : pulsasi arteri karotis normal, pembesaran tiroid (-)
posisi trakea ditengah, KGB tidak teraba besar
o Auskultasi : bruits (-)
o Tekanan vena jugularis tidak meningkat.
Thoraks
o Inspeksi : penggunaan otot bantu nafas (-)/(-), retraksi sela
iga (-)/(-), bentuk dada normal, barrel chest (-), pectus
carinatum (-)/(-), pectus ekscavatum (-)/(-), pelebaran sela
iga (-)/(-), tumor (-)/(-), skar (-), emfisema subkutis (-)/(-),
spider naevi (-)/(-), pergerakan kedua paru simetris statis
dan dinamis, pola pernafasan normal.
o Palpasi : massa (-)/(-), emfisema subkutis (-)/(-), ekspansi
dada simetris, vokal fremitus sama di kedua lapang paru,
pelebaran sela iga (-)/(-)
o Perkusi : sonor di kedua lapang paru, batas paru hati pada
garis midklavikula kanan sela iga 6, peranjakan hati sebesar
2 jari. Batas paru lambung pada garis aksilaris anterior kiri
sela iga 8
o Auskultasi : suara nafas dasar vesikuler (+)/(+), wheezing
(-)/(-), ronkhi (-)/(-)
Jantung
o Inspeksi : pulsasi iktus kordis tidak terlihat
o Palpasi : pulsasi iktus kordis teraba 2 jari medial dari linea
midklavikula sinistra ICS V, thrill (-), lifting (-), heaving (-)
tapping (-)
Hasil
Nilai normal
8,6
24,1
10.300
730.000
4,43 juta
11,7 15,5
33 45
5,0 10,0
150 440
3,80 5,20
29
19
6.67
4,62
2,05
0,00-37
0,00-41
6,6-8,8
3,6-6,2
2,7-3,5
21
0,9
8 50
0 1,3
DIABETES
GDS
ELEKTROLIT
Natrium
Kalium
Klorida
IV.
V.
94
Assessment
1. P2A0 dengan kista ovarium
Planning
1. Diagnosis
a. Lab darah lengkap
b. USG
Tanggal 08/09/15 didapatkan
70 115
gambaran
massa
hipoechoic
VII.
tanggal
09/09/1
5
Prognosis
Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad fungsionam
: dubia ad bonam
Ad sanationam
: ad malam
Follow Up
subjektif
nyeri
kanan bawah
sampai
RR : 16
Objektif
N: 80
S : 36,6
ke Abdomen :
- Perut datar, skar (-)
pinggul sejak - BU (+) normal
Assessment
Planning
P3A1 dengan -IVFD RL 14 tpm
-Inj. Ranitidin IV
kista ovarium
2x50
-Inj. Primperan IV
-Neurobion drip IV
1
Ampul
per
2 tahun. Nyeri
tidak
kanan
hari
-Diet TKTP
-Terjadwal operasi
bawha
menjalar.
hilang-timbul
dan
tgl
ukuran 2 jari
10/09/15
laparotomi
kisterektomi
terasa
operasi
TD : 120/85
RR : 18
HR : 88
S : 36,4
jahitan
operasi, mual +,
muntah -, flatus
+, BAB -, pusing
-,
pegal
pada
TD : 110/60
RR : 16
HR : 78
S : 36,8
vital
- IVFD RL
- Inj. Cefotaxim
- Inj.
Transamin
3x500 mg
- As.
Mefenamat
11/09/15
tanda
Post
laparotomi
kista ovarium
3x500
- Balance cairan
- Pasang kateter
- Rencana PA
-IVFD RL
-Monitoring tanda
vital
-Inj. Cefotaxim
-Inj. Transamin
-As.
Mefenamat
3x500
-Aff. Kateter
-Rencana pulang
daerah
punggung +
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1. Definisi
Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel
de graff atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan
dari epithelium ovarium (Dorland,2002).
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,
kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium.Dalam kehamilan,
tumor ovarium yang dijumpai paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau
kista lutein.Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak
janin dalam rahim atau dapat menghalang halangi masuknya kepala ke dalam
panggul (Wiknjosastro et al, 2009).
Kistoma ovari adalah kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya
bertangkai, bilateral dan dapat menjadi besar.Dinding kista tipis berisi cairan
serosa dan berwarna kuning. Pengumpulan cairan tersebut terjadi pada indung
telur atau ovarium (Mansjoer, 2000)
Jadi, dapat disimpulkan kista ovarium adalah kantong abnormal yang
berisi cairan atau neoplasma yang timbul di ovarium yang bersifat jinak juga
dapat menyebabkan keganasan.
III.3. Etiologi
Etiologi dari kista ovarium belum diketahui secara pasti.Namun, secara
umum dapat digolongkan etiologi terhadap jenis kista yang dialami. Penyebab
terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon pada
hipotalamus, hipofisis, atau indung telur itu sendiri.Kista indung telur timbul dari
folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang
nantinya akan menentukan tipe kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe
folikuler merupakan tipe kista yang peling banyak ditemukan.Kista jenis ini
terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol.Cairan
11
yang mengisi kista dsebagian besar berupa darah yang keluar akibat perlukaan
yang terjadi pada pembuluh darah ovarium.Pada beberapa kasus dapat juga diisi
oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi yang dinamakan kista
dermoid.
Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium.
Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus
menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun, pada beberapa kasus, folikel ini
tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan cairan yang nantinya akan
menjadi kista.
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak
sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen
sebagai respon terhadap hipersekresi folikel stimulation hormon (FSH) dan
luteinizing hormon (LH) normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1 -10
cm (folikel normal berukuran maksimum 2,5 cm); berasal dari folikel ovarium
yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi cairan. Dapat multipel dan
bilateral.Biasanya asimtomatik atau tanpa gejala.
Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur
yang fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan
darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.
Kista teka-lutein biasanya bersifat bilateral dan berisi cairan bening,
berwarna seperti jerami; biasanya berhubungan dengan tipe lain dari tumor
indung telur, serta terapi hormon.
III.4. Faktor Risiko
Ada beberapa faktor risiko yang diduga berperan dalam pembentukan
kista ovarium.(Anurogo, 2009):
a. Pengobatan infertilitas
Pasien yang sedang diobati untuk infertilitas dengan induksi ovulasi dengan
gonadotropin atau bahan lainnya, seperti clomiphene citrate atau letrozole,
dapat membentuk kista ovary sebagai bagian dari ovarian hyperstimulation
syndrome.
b. Tamoxifen
Tamoxifen dapat mengakibatkan kista ovari benigna fungsional yang biasanya
12
Perasaan sebah
Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
Makan sedikit terasa cepat kenyang
Sering kembung
Nyeri senggama
Nafsu makan menurun
Rasa penuh pada perut bagian bawah
Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga tekanan
pada dubur
i. Gangguan menstruasi.
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali tumor itu
13
sendiri mengeluarakan hormon seperti pada tumor sel granulosa yang dapat
menyebabkan hipermenorrea.
j. Akibat Pertumbuhan
Dengan adanya tumor didalam perut bisa menyebabkan pembengkakan perut.
Tekanan pada alat atau organ sekitar disebabkan oleh besarnya tumor atau
posisinya dalam perut.Misalnya sebuah kista yang tidak seberapa besar tetapi
posisinya terletak didepan uterus sehingga dapat menekan kandung kencing
dan menyebabkan gangguan miksi dan sedang kista besar yang terletak
didalam rongga perut kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat pada
perut.Selain gangguan miksi obstipasi dan oedema pada tungkai dapat terjadi.
Dapat timbul komplikasi berupa asites, atau gejala sindrom perut akut,
akibatnya putaran tungkai tumor atau gangguan peredaran darah karena
penyebab lain ( Sjamjuhidajat, 2004 ).
III.6. Klasifikasi
Kista ovarium dilihat menurut klasifikasinya yaitu tumor ovarium
nonneoplastik dan tumor ovarium neoplastik jinak maka pembagiannya adalah
sebagai berikut:
1. Tumor Non neoplastik
Tumor nonneoplastik jinak disebabkan karena ketidakseimbanganhormon
progesteron dan estrogen.
a. Tumor akibat radang.
Termasuk disini abses ovarial, abses tubo-ovarial dan kista tuboovarial.
b. Tumor lain
1) KistaFolikel.
Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi,
namun tumbuh terus menjadi kista folikel atau dari beberapa folikel
primer yang setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak
mengalami proses atresia yang lazim melainkan menjadi membesar
menjadi kista. Kista ini berasal dari folikel yang menjadi besar semasa
proses atresia folikuli. Setiap bulan sejumlah besar follikel menjadi
mati, disertai kematian ovum, disusul dengan degenerasi dari epitel
follikel.Pada masa ini tampaknya sebagai kista-kista kecil.Tidak jarang
ruangan follikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga
terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan
14
umumnya
berasal
dari
corpus
luteum
oleh
ketidakseimbangan
hormonal.Biasanya
kedua
16
putaran
tangkai
menimbulkan
tarikan
melalui
ligamentum
18
makan dan rasa enak dan rasa sesak.Pada umumnya tumor ovarium tidak
mengubah
pola
haid,
kecuali
jika
tumor
tersebut
mengeluarkan
19
fungsioal, kista luteal atau mungkln juga kistadenoma serosa atau kista
inklusi. Kista kompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat papul
ke dalam lumen.Kista seperti ini biasanya maligna atau mungkin juga
kista neoplasma benigna.USG sulit membedakan kista ovarium dengan
hidrosalfing, paraovarian dan kista tuba.USG endovaginal dapat
memberikan
pemeriksaan
morfologi
yang
jelas
dari
struktur
20
21
tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor dengan pemeriksaan USG serial.
Sedangkan untuk wanita premenopause, kista berukuran kurang dari 8 cm
dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi.
Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih
besar 10 cm dan kista ovarium kompleks.Laparoskopi digunaknan pada pasien
dengan kista benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan
keluhan.Laparotomi harus dikerjakan pada pasien dengan resiko keganasan dan
panda pasien dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan
laparaskopi.Eksisi kista dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang
menginginkan ovarium tidak diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.
Pengangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita
postmenopause, perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35
tahun yang tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko menyebabkan
karsinoma ovarium.
Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan
sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik
untuk mendapat kepastian tumor ganas atau tidak.Untuk tumor ganas ovarium,
pembedahan merupakan pilihan utama.Prosedurnya adalah total abdominal
histerektomi, bilateral salfingo-ooforektomi, dan appendiktomi (optional).
Tindakan hanya mengangkat tumornya saja (ooforektomi atau ooforokistektomi)
masih dapat dibenarkan jika stadiumnya ia masih muda, belum menpunyai anak,
derajat keganasan tumor rendah seperti pada fow potential malignancy
(borderline).
Radioterapi hanya efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap radisi,
disgerminoma dan tumor sel granulosa.Kemoterapi menggunakan obat sitostatika
seperti agents alkylating (cyclophosphamide, chlorambucyl) dan antimetabolit
(adriamycin). FoIlow up tumor ganas sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2
bulan, kemudian 4 bulan selama 3 tahun setiap 6 bulan sampai 5 tahun dan
seterusnya setiap tahun sekali. (Moeloek et al, 2006)
22
BAB III
TINJAUAN AFTER CARE
3.1.
Fungsi keluarga
3.1.1. Fungsi biologik
Pasien adalah seorang perempuan berusia 50 tahun, sudah
memiliki dua orang anak yang lahir normal di bidan.
3.1.2. Fungsi psikologik
Hubungan pasien dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya baik.
3.1.3. Fungsi ekonomi
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Penghasilan keluarga
pasien berasal dari suami pasien yang bekerja sebagai buruh tani.
Kondisi ekonomi pasien termasuk golongan menengah kebawah.
3.1.4. Fungsi pendidikan
Pendidikan terakhir pasien dan suami pasien adalah sekolah dasar.
3.1.5. Fungsi religius
Pasien dan keluarganya beragama islam dan menjalankan ibadah
sesuai dengan agamanya.
3.1.6. Fungsi sosial dan budaya
Kedudukan pasien dalam lingkungan sosial budaya adalah sebagai
warga negara yang baik. Pasien tetap menjalin hubungan baik
3.2.
lanjut
Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik sederhana
tersebut.
Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan pasien
3.3.1. Faktor perilaku
23
dr.Soedjono.
- Pasien juga melakukan konsultasi tentang kontrasepsi.
3.3.2. Faktor non perilaku
- Sarana kesehatan cukup mudah dijangkau oleh pasien.
Akses transportasi untuk mencapai tempat-tempat tertentu
dinilai mudah.
DAFTAR PUSTAKA
24
CW.
Ovarian
Cyst.19
maret
2008.
(Available
at
25