You are on page 1of 554

HOTEL BERTRAM

At Bertram's Hotel
by Agatha Christie, 1965

TOKOH-TOKOH CERITA

Kolonel Derek Luscombe-Duda setengah baya yang baik


budi. Gagasan-gagasannya yang kolot mengenai wanita
mau tak mau menjadikannya korban tipu muslihat
orang.

Lady Selina Hazy-Seorang wanita tua. Ingatannya lebih


tajam daripada penglihatannya....

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Miss Gorringe-Resepsionis hotel yang sempurna. Sikap


tenangnya tak pernah berubah, apa pun juga yang akan
terjadi....

Humfries-Manajer yang hebat sebuah hotel yang


terhormat. Dia menyediakan apa saja yang diingini
tamu-tamunya-tanpa memikirkan risikonya....

Miss Jane Marple-Seorang wanita yang bisa mencium,


mencurigai, dan melihat adanya kejahatan di mana pun
dia berada-tanpa bisa terkecoh oleh penipuan yang
bagaimanapun hebatnya.

Bess Sedgwick-wanita yang liar, yang memanfaatkan


setiap kesempatan dengan nekat....

Elvira Blake-Putri Bess; nalurinya yang kejam bagai


harimau betina terselubung oleh pendidikannya yang
tinggi.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Ladislaus Malinowski-Pembalap mobil sekaligus Don


Juan petualang. Sering terlibat urusan dengan wanita
yang tak baik.

Pater Pennyfather-Sarjana yang linglung. Dia pergi ke


suatu tempat pada waktu yang salah, dan hampir saja
tewas gara-gara kesalahan itu.

Inspektur Kepala Fred Davy-Tampangnya ke-bapakan


dan punya naluri untuk menemukan hal-hal yang buruk
di tengah-tengah keindahan....

Michael Gorman-Seorang pria sederhana. Dia menikah


seenaknya saja, dan harus menanggung akibatnya
dengan pembunuhan atas dirinya....

Bridget-Dengan mengecoh ibunya, dia terlibat pada


suatu peristiwa-dan bahkan membantu terjadinya
peristiwa itu...

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Mr. Robinson-Mulai dari namanya, dan apa saja


mengenai dirinya adalah palsu-tapi dia bisa memberikan
informasi yang benar bila dia mau...

Robert Hoffman-Seorang pria yang demikian kayanya,


hingga perampokan sejumlah satu juta dollar
dianggapnya hanya kejadian kecil....

Di jantung West End, banyak daerah-daerah terpencil


yang sepi. Boleh dikatakan tak banyak orang yang
mengenal daerah-daerah itu, kecuali pengemudipengemudi taksi yang lewat untuk menuju Park Lane,
Berkeley Square, atau South Audley Street.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Bila kita membelok dari Park Lane ke sebuah jalan kecil,


kemudian membelok lagi ke kiri dan ke kanan satu atau
dua kali, kita akan tiba di sebuah jalan yang sepi. Di sisi
kanan jalann itu terletak Hotel Bertram. Hotel Bertram
sudah lama sekali berdiri di sana. Selama perang dunia,
rumah-rumah di sebelah kanannya musnah, demikian
pula rumah-rumah yang agak jauh di sebelah kirinya.
Tapi Bertram sendiri tetap tegak berdiri. Tentu saja tak
dapat dihindari terjadinya retak-retak, goresan-goresan,
dan bekas-bekas lain, tapi dengan biaya yang tak begitu
banyak hotel itu sudah diperbaiki dan dikembalikan
pada keadaannya semula. Pada tahun 1955 keadaan
hotel itu sama dengan tahun 1939-anggun, tidak
mencolok, tenang, dan mahal.

Begitulah Hotel Bertram, yang selama bertahun-tahun


telah menjadi langganan orang-orang lapisan atas,
seperti pejabat-pejabat gereja, para janda kaum ningrat
yang kaya dari pedesaan, dan gadis-gadis yang pulang
berlibur dari sekolah-sekolah yang mahal. ("Sedikit
sekali tempat di mana seorang gadis bisa menginap
seorang diri di London. Tapi Hotel Bertram terpercaya.
Sudah bertahun-tahun kami menginap di hotel itu.")

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Sebenarnya banyak hotel lain yang setaraf dengan Hotel


Bertram, beberapa di antaranya masih ada, tapi hampir
semua telah disesuaikan dengan perubahan zaman.
Mereka harus mengubah diri menjadi modern, untuk
melayani langganan yang berbeda. Hotel Bertram juga
harus mengalami perubahan. Tapi perubahan itu telah
dilakukan dengan demikian cerdiknya, hingga pada
pandangan pertama sama sekali tak kelihatan.

Di luar, di tangga yang menuju ke pintu model kupukupu, berdiri tegak seseorang, yang pada pandangan
pertama nampak seperti seorang marsekal- Tali emas
dan pita-pita medali menghiasi dadanya yang bidang.
Sikapnya sempurna. Bila seseorang keluar dengan
susah-payah dari sebuah taksi atau dari sebuah mobil
pribadi, dia akan menyambut orang itu dengan lembut.
Dituntunnya orang itu menaiki tangga dengan hati-hati,
lalu dibawanya melewati pintu yang tak bersuara.

Kalau kita baru pertamakali mengunjungi Hotel


Bertram, maka begitu tiba di dalam kita akan agak
terkejut, karena kita merasa seolah-olah masuk kembali
ke dunia yang telah hilang. Waktu serasa kembali ke

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

masa lalu. Kita serasa berada di Inggris dalam masa


pemerintahan Raja Edward.

Di situ memang ada pusat pemanas ruangan, tapi benda


itu tak kelihatan. Di ruang duduk yang besar terdapat
perapian batu bara, seperti dulu. Di sampingnya
terdapat wadah batu bara yang besar dari tembaga,
yang berkilat seolah-olah masih tetap digosok oleh para
pembantu rumah tangga dari zaman Raja Edward.
Wadah-wadah itu berisi bongkah-bongkah batu bara
yang sesuai ukurannya. Ruangan itu memberi kesan
anggun, hangat dan nyaman. Kursi-kursinya kuno dan
tinggi, sehingga wanita-wanita tua yang rematik tak
perlu bersusah-payah bila mereka mau bangkit. Tempat
duduk kursi-kursi itu cukup lebar, tidak seperti kursikursi modern yang mahal, yang sering menyakiti orangorang yang menderita sakit tulang dan linu-linu karena
sempitnya. Dan kursi-kursi di situ berlain-lainan
bentuknya. Ada yang bersandaran tegak, dan ada pula
yang sandarannya miring. Lebarnya pun berbeda-beda,
disesuaikan bagi yang kurus dan yang gemuk. Orangorang dengan semua ukuran bisa menemukan kursi
yang nyaman di Hotel Bertram.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Karena kebetulan saat itu adalah waktu minum teh,


maka ruang duduk itu penuh. Sebenarnya bukan hanya
di ruang duduk itu saja kita bisa minum teh. Ada ruang
duduk utama (yang seluruh dekorasinya terbuat dari
kain warna-warni), sebuah ruangan merokok (yang
dengan sendirinya hanya untuk kaum pria), di mana
kursi-kursinya besar-besar, dan terbuat dari kulit yang
halus. Ada pula dua buah kamar tulis, di mana kita bisa
mengajak seorang teman istimewa mengobrol dengan
santai di sebuah sudut yang tenang-dan tentu saja kita
bisa menulis surat di situ kalau kita mau. Kecuali
fasilitas-fasilitas yang bergaya zaman Edward itu, ada
pula tempat-tempat tersembunyi yang tak diketahui
umum tapi dikenal oleh orang-orang yang
menginginkannya. Ada sebuah bar ganda yang dilayani
oleh dua orang pelavan. Yang seorang adalah orang
Amerika, untuk membuat orang-orang Amerika betah,
dan yang menyiapkan minuman-minuman khas mereka,
baik itu berupa bourbon, rye atau segala macam
cocktail. Dan yang seorang lagi adalah orang Inggris,
yang mengurus minuman-minuman seperti sherry dan
Pimm's No.1. Dia tahu banyak tentang pacuan-pacuan
kuda Ascot dan Newbury dan sering membicarakannya
dengan kaum pria setengah baya, yang biasanya
menginap di Hotel Bertram untuk menghadiri pacuanpacuan yang terkenal itu. Dan ada pula sebuah kamar

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

untuk nonton televisi yang tersembunyi di sebuah


lorong.

Tetapi ruang duduk yang besar itulah yang paling


disukai orang untuk minum teh petang hari. Wanitawanita tua senang melihat siapa-siapa yang lalu-lalang,
mengenali teman-teman lama, dan tanpa tenggang rasa
berkomentar betapa mereka itu sudah menjadi tua. Ada
pula tamu-tamu dari Amerika yang terheran-heran
melihat bagaimana kaum ningrat Inggris benar-benar
menjalankan tradisi minum teh mereka pada petang
hari. Dan saat minum teh petang hari memang
merupakan keistimewaan Hotel Bertram.

Saat itu benar-benar istimewa. Upacara itu dipimpin


oleh Henry, seorang yang bertubuh besar, berumur lima
puluhan. Sikapnya selalu simpatik, seperti seorang
paman yang baik, dan budi bahasanya sempurna,
seperti orang-orang di masa silam. Pokoknya dia
seorang kepala pelayan yang sempurna. Anak-anak
muda yang langsing menjalankan tugas mereka di
bawah pimpinan Henry. Mereka menggunakan nampan
berhias dari perak, dan poci teh gaya Georgia dari perak
pula. Porselennya kelihatannya buatan Rockingham dan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Davenport. Yang paling disukai orang adalah perangkat


minuman gaya Blind Earl. Teh yang disuguhkan adalah
yang terbaik dari India, Srilanka, Darjeeling, Lapsang,
dan sebagainya. Sedang makanan kecilnya-kita bisa
minta apa saja-semuanya tersedia!

Pada hari itu, tanggal 17 November, Lady Selina Hazy


yang berumur enam puluh lima tahun, yang datang dari
Leicestershire, sedang makan kue muffin lezat yang
penuh mentega kesukaan wanita-wanita tua.

Tetapi, betapapun asyiknya dia menikmati kue muffin


itu, dia tetap mengangkat kepalanya setiap kali pintu
sebelah dalam terbuka dan ada orang yang baru masuk.

Maka dia pun tersenyum dan mengangguk waktu


Kolonel Luscombe masuk-pria itu tegap seperti sikap
seorang prajurit, dan teropong pacuan tergantung di
lehernya. Sebagaimana biasanya seorang otokrat tua,
Lady Selina memanggil dengan lambaian tangannya,
dan Luscombe pun segera menghampirinya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Halo, Selina. Mengapa kau ada di kota ini?"

"Aku harus ke dokter gigi," kata Lady Selina, agak kurang


jelas, gara-gara kue muffin yang memenuhi mulutnya.
"Dan kupikir sebaiknya sekalian saja aku pergi ke dokter
di Harley Street itu untuk memeriksakan sakit tulangku.
Kau tentu tahu siapa yang kumaksud."

Meskipun di Harley Street ada beberapa ratus orang


dokter yang pandai-pandai untuk segala macam
penyakit, Luscombe tahu dokter mana yang dimaksud.

"Apakah kau merasa lebih baik?" tanya Luscombe.

"Kurasa begitu," kata Lady Selina, lalu menambahkan


dengan geram, "meskipun dia dokter yang aneh.
Leherku ditangkapnya waktu aku sedang lengah, lalu
diputarnya seperti orang memelintir leher ayam saja."
Digerakkannya lehernya dengan berhati-hati.

"Tentu kau kesakitan, ya?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kurasa begitu, tapi aku sama sekali tak sempat


merasakannya." Dia menggerakkan lehernya terus
dengan berhati-hati. "Sekarang rasanya sudah tak apaapa. Aku bisa lagi menoleh ke belakang melalui bahu
kananku. Padahal sudah bertahun-tahun aku tak bisa
melakukannya."

Dia mempraktekkan ucapannya itu. Lalu dia berseru,

"Astaga, kalau tak salah itu Jane Marple. Kukira dia


sudah lama meninggal. Seperti orang yang sudah
berumur seratus tahun saja dia kelihatannya."

Kolonel Luscombe menoleh ke arah di mana Jane


Marple seolah-olah baru muncul. Tapi dia tidak terlalu
menaruh perhatian. Di Hotel Bertram selalu ada saja
apa yang biasa disebutnya kucing-kucing tua yang
berbulu lembut.

Lady Selina berkata lagi,

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Inilah satu-satunya tempat di London, di mana kita


masih bisa makan kue muffin. Yang asli, maksudku.
Waktu aku pergi ke Amerika tahun yang lalu mereka
menyuguhkan apa yang mereka sebut kue muffin untuk
sarapan. Padahal ternyata sama sekali bukan muffin asli.
Hanya semacam kue yang diberi kismis saja. Maksudku,
mengapa kue macam begitu disebut muffin?"

Dimasukkannya potongan kue yang terakhir ke


mulutnya, lalu dia melihat ke sekelilingnya. Henry
segera muncul. Tidak cepat-cepat atau terburu-buru,
melainkan seolah-olah tiba-tiba saja dia sudah berada di
situ.

"Ada lagi yang bisa saya ambilkan untuk Anda, Nyonya?


Kue atau apa?"

"Kue?" Lady Selina berpikir sebentar dengan bimbang.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kami menyediakan kue kacang yang enak, Nyonya.


Saya berani menyarankannya."

"Kue kacang? Sudah bertahun-tahun aku tak


memakannya. Apakah itu kue kacang asli?"

"Oh, asli, Nyonya. Juru masak kami sudah bertahuntahun mempelajari resepnya. Saya yakin Anda akan
menyukainya."

Henry menoleh pada salah seorang anak buahnya, dan


anak muda itu langsung pergi mencari kue kacang.

"Kau pasti sudah pernah ke Newbury ya, Derek?"

"Sudah. Dingin sekali di sana. Aku tak bisa tahan dua


pacuan yang terakhir. Hari sial. Kuda si Harry payah
sekali."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Sudah kuduga bahwa dia jelek. Bagaimana dengan


Swanhilda?"

"Dia nomor empat." Luscombe bangkit. "Aku harus


melihat keadaan kamarku."

Dia belaian menyeberangi ruangan ke arah meja


resepsionis. Sambil berjalan dia memperhatikan mejameja dan orang-orang yang duduk di situ. Banyak sekali
orang yang minum teh di situ. Seperti keadaan di masa
silam. Minum teh sambil bersantap sebenarnya sudah
tak biasa lagi sejak perang dunia. Tapi rupanya tidak
demikian halnya di Hotel Bertram. Siapa orang-orang itu
sebenarnya? Ada dua orang pastor, dan pemimpin
gereja Chislehampton. Di sudut ada pula seseorang yang
kakinya bersarung sampai ke lututnya. Dia pasti seorang
uskup! Pendeta-pendeta biasa jarang berada di sini.
Seseorang harus paling tidak menjabat sebagai imam
gereja untuk mampu menginap di Hotel Bertram,
pikirnya. Seorang rohaniwan biasa pasti tidak akan
mampu. Penghasilan tahunannya kecil sekali. Begitulah,
dia heran karena orang-orang seperti si tua Selina Hazy
mampu menginap di Hotel Bertram. Dia juga melihat si

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

tua Lady Berry, dan Mrs. Posselthwaite dari Somerset,


juga Sybil Kerr-mereka semuanya miskin-miskin sekali.

Pikirannya masih dipenuhi hal-hal itu waktu dia tiba di


meja resepsionis. Dia disambut ramah oleh Miss
Gorringe, resepsionis hotel itu. Miss Gorringe itu
kenalan lamanya. Wanita itu mengenal baik semua
langganannya, dan dia tak pernah lupa wajah
seseorang. Penampilannya kuno, tapi cukup terhormat.
Rambutnya keriting dan kekuning-kuningan (memberi
kesan kuno). Bajunya sutra hitam yang berleher tinggi,
di mana bertengger bandul kalung emas yang besar,
dan sebuah bros cameo.

"Nomor empat belas," kata Miss Gorringe. "Kalau tak


salah, Anda juga menempati kamar nomor empat belas
waktu Anda terakhir menginap di sini. Kolonel
Luscombe, dan Anda menyukainya. Tempat itu memang
tenang."

"Saya tak bisa membayangkan bagaimana Anda bisa


mengingat hal-hal seperti itu, Miss Gorringe."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kami suka membuat teman-teman lama kami merasa


nyaman."

"Setiap kali masuk di sini, saya terkenang akan masa


silam yang sudah lama berlalu. Rasanya tak ada yang
berubah."

Kata-katanya terputus karena Mr. Humfries keluar dari


ruangan dalam untuk berbasa-basi dengannya. Orang
yang tak tahu pasti akan mengira bahwa Mr. Humfrieslah pemilik Hotel Bertram. Siapa yang sebenarnya
memiliki hotel itu, kalau dia memang ada, sudah lama
tak dipersoalkan orang lagi. Hotel Bertram sudah berdiri
sejak tahun 1840, tapi tak seorang pun berminat
menelusuri sejarah masa silamnya. Yang penting, hotel
itu ada dan nyata. Bila ada orang yang memanggilnya
sebagai Mr. Bertram, Mr. Humfries tak pernah
membantah. Bila ada orang menghendakinya sebagai
Mr. Bertram, ya, dia akan menjadi Mr. Bertram. Kolonel
Luscombe tahu namanya, meskipun dia tak tahu apakah
Mr. Humfries itu manajer hotel itu atau pemiliknya. Dia
lebih cenderung menganggapnya sebagai pemiliknya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Mr. Humfries adalah seorang pria yang berumur kirakira lima puluh tahun. Budi bahasanya halus sekali dan
penampilannya seperti seorang menteri muda. Setiap
saat dia bisa menyesuaikan diri dengan macam-macam
orang. Dia bisa berbicara tentang pacuan kuda dan
taruhan-taruhan-nya, tentang politik luar negeri,
menceritakan anekdot-anekdot tentang orang-orang
ningrat, memberikan informasi tentang pertunjukan
balap mobil, tahu drama-drama apa saja yang sedang
dipertunjukkan, dan bisa pula memberikan saran pada
orang-orang Amerika mengenai tempat-tempat mana di
Inggris yang harus mereka lihat, betapapun singkatnya
kunjungan mereka. Dia bisa memberi tahu di mana
sebaiknya orang-orang makan, berdasarkan
pertimbangan penghasilan dan selera orang-orang itu.
Tapi, dia tak mudah ditemui. Miss Gorringe juga bisa
melakukan hal-hal itu dengan sama baiknya. Hanya
begitu dia muncul, seperti matahari di cakrawala, dia
langsung memperlihatkan perhatiannya kepada
seseorang.

Kali ini Kolonel Luscombe yang mendapatkan


kehormatan itu. Mereka berbasa-basi mengenai pacuan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

kuda. Tapi ada yang mengganggu pikiran Kolonel


Luscombe, dan Mr. Humfries-lah orang yang bisa
memberikan jawabannya.

"Ngomong-ngomong, Humfries, bagaimana semua


orang tua ini sampai bisa berkumpul dan menginap di
sini?"

"Oh, Anda ingin tahu itu?" Mr. Humfries rampak senang.


"Yah, jawabnya sederhana saja. Mereka sebenarnya tak
mampu, tapi..."

Dia berhenti.

"Kalian memberikan harga khusus untuk mereka?


Begitukah?"

"Kira-kira begitulah. Biasanya mereka tidak menyadari


bahwa itu harga khusus, atau bila mereka
menyadarinya, mereka mengira bahwa itu kami berikan
karena mereka langganan lama,"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tapi bukan hanya itu saja, bukan?"

"Yah, Kolonel Luscombe, saya menjalankan sebuah


hotel. Saya tak boleh sampai merugi, bukan?"

"Tapi dengan begitu, bagaimana kau bisa mendapatkan


keuntungan?"

"Itu adalah soal suasana.... Orang-orang asing yang


datang ke negeri ini-terutama orang-orang Amerika,
karena merekalah yang punya banyak uang-punya
pikiran yang aneh-aneh tentang Inggris. Ingat, saya tidak
berbicara tentang pengusaha-pengusaha besar yang
kaya, yang sering menyeberangi Samudra Atlantik.
Mereka itu biasanya menginap di Hotel Savoy atau
Hotel Dorchester. Mereka menginginkan dekorasi yang
modern, makanan khas Amerika, segala-galanya yang
akan membuat mereka betah. Tapi banyak pula orang
yang datang dari luar negeri hanya sekali-sekali saja.
Mereka ingin melihat keadaan negeri ini, seperti yang
pernah mereka baca dalam buku-buku karangan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Cranford dan Henry James. Tak usah kita sebutkan


buku-buku karangan Dickens, karena itu terlalu kuno.
Mereka tak mau mendapatkan negeri ini sama saja
dengan negeri mereka sendiri! Jadi, setelah mereka
pulang, mereka bisa berkata, "Di London ada suatu
tempat yang bagus sekali, namanya Hotel Bertram. Di
sana kita akan merasa seperti melangkah kembali ke
seratus tahun yang silam. Tempat itu benar-benar
merupakan Inggris di masa lalu! Dan orang-orang yang
menginap di sana tidak akan kita temui di mana pun
juga. Wanita-wanita ningrat tua yang luar biasa. Mereka
menghidangkan semua jenis lauk-pauk Inggris dari masa
silam, dan ada pula puding gaya lama yang enak sekali!
Tak pernah kita merasakan yang seperti itu. Ada pula
masakan daging sapi has luar yang enak, dan daging biribiri. Dan, jangan lupa minum teh Inggris dengan gaya
lama, dan sarapan cara Inggris yang sedap. Dan hal-hal
lain yang umum pada masa lalu. Tempat itu benarbenar nyaman dan hangat. Api kayu di perapiannya
besar-besar."

Mr. Humfries berhenti menggambarkan suasana itu,


dan dia tersenyum kecil.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Oh, begitu," kata Luscombe merenung. "Jadi mereka


semua itu, kaum ningrat yang sudah uzur, yang
merupakan anggota keluarga-keluarga bangsawan tua
yang sudah jatuh miskin, boleh dikatakan menjadi daya
tarik tersendiri, begitukah?"

Mr. Humfries mengangguk membenarkan.

"Saya kira tak ada orang lain yang memikirkan hal itu.
Waktu saya mulai bekerja di sini, Bertram sudah siap
pakai. Hanya membutuhkan beberapa perbaikan yang
agak mahal. Semua orang yang datang kemari mengira
bahwa tempat ini merupakan penemuan mereka
sendiri. Tak ada orang lain yang tahu."

"Kurasa perbaikannya mahal sekali, ya?" tanya


Luscombe.

"Oh, ya. Tempat ini harus kelihatan bergaya zaman


Edward, tapi harus pula memiliki ke-nyamanankenyamanan zaman modern yang sekarang ini dianggap
perlu ada. Orang-orang tua kita tersayang itu-kalau

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

boleh saya menyebut mereka begitu-harus merasa


bahwa tak ada yang berubah sejak pergantian abad ini.
Sedang tamu-tamu kami yang mampir dalam
perjalanannya harus merasa bahwa mereka sedang
berada dalam suasana masa lalu. Namun mereka tetap
mendapatkan fasilitas seperti yang mereka peroleh di
negeri mereka sendiri, karena mereka tak bisa tahan
tanpa itu!"

"Kadang-kadang agak sulit juga, ya?" kata Luscombe.

"Tidak juga. Umpamanya saja pusat pemanas ruangan.


Orang Amerika menuntut-dan saya rasa mereka
membutuhkannya-sekurang-kurangnya sepuluh derajat
lebih tinggi daripada orang-orang Inggris. Kami juga
menyediakan dua macam kamar tidur yang berlainan
sekali. Kami tempatkan orang-orang Inggris di satu
macam kamar tidur, dan orang-orang Amerika di kamar
yang lain jenisnya. Semua kamar kelihatannya sama,
padahal banyak sekali perbedaannya-seperti adanya
alat cukur listrik, fasilitas mandi dengan air mancur dan
bak tempat berendam, yang tersedia di beberapa kamar
mandi. Dan bila orang menginginkan sarapan dengan
gaya orang Amerika, ada pula beberapa macam bubur

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

gandum, jus jeruk dingin, dan sebagainya. Dan bila kita


lebih suka sarapan dengan gaya Inggris, kita juga bisa
mendapatkannya."

"Berupa telur dan bacon?"

"Benar-bahkan lebih dari itu, kalau mau. Ada ikan haring


yang diasapi, ginjal dan bacon, daging burung yang
dingin, dan daging babi dari York. Juga selai marmalade
dari Oxford."

"Aku harus ingat semuanya itu besok pagi. Di rumah aku


tak bisa lagi mendapatkan itu semua."

Humfries tersenyum. 'Kebanyakan kaum pria hanya


minta telur dan bacon. Mereka-yah, mereka sudah lupa
makanan zaman dulu."

"Ya, ya.... Aku ingat waktu aku masih kecil.... Bufet-bufet


penuh dengan makanan panas. Ya, cara hidup zaman
dulu memang mewah."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kami selalu berusaha untuk menyediakan apa yang


mereka minta."

"Termasuk kue kacang dan kue muffin-ya, aku mengerti.


Setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan
kebutuhannya -aku mengerti... seperti pada aliran
Marxis."

"Bagaimana?"

"Ah, tidak. Aku hanya berpikir, Humfries, bahwa sifatsifat yang bertentangan bisa juga dipadankan."

Kolonel Luscombe berbalik, setelah mengambil kunci


yang diberikan oleh Miss Gorringe. Seorang pesuruh
segera datang membantu dan mengantarnya ke lift.
Sambil lalu dilihatnya Selina Hazy kini duduk dengan
temannya Jane entah-siapa.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apakah kau masih tinggal di St. Mary Mead tercinta


itu?" tanya Lady Selina. "Desa yang menyenangkan. Aku
sering mengenangnya. Kurasa keadaannya kini masih
tetap seperti dulu, ya?"

"Yah, tidak juga." Miss Marple membayangkan bagianbagian tertentu desa tempat tinggalnya itu.
Perkembangan perumahan baru. Tambahan bangunan
pada balai desa. High Street yang sudah berubah,
dengan etalase toko-toko berwajah baru.... Dia
mendesah. "Yah, kurasa orang harus mau menerima
perubahan."

"Kemajuan," kata Lady Selina lirih. "Padahal menurutku,


kelihatannya tak ada kemajuan. Banyak sekali peralatan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

pipa-pipa saluran yang mereka pakai sekarang.


Warnanya bermacam-macam dan bagus-bagus-tapi
apakah semuanya itu bisa menyalurkan dan
mengeluarkan air dengan baik? Setiap kali kita pergi ke
rumah seorang teman, kita sering menemukan
pemberitahuan di WC-seperti Tekan kuat-kuat lalu
lepaskan', atau "Tarik ke kiri' atau 'Lepaskan
secepatnya'. Padahal dulu kita tinggal menarik satu alat
dengan cara apa saja, dan air pun segera memancar
dengan keras. Itu Bapak Uskup dari Medmenham," kata
Lady Selina, tiba-tiba mengalihkan bahan
pembicaraannya, waktu seorang rohaniwan tua yang
tampan lewat. "Sudah agak buta, tapi dia seorang imam
yang benar-benar penuh semangat."

Maka beralihlah bahan pembicaraan ke soal-soal


keagamaan, diselingi dengan teguran Lady Selina
kepada beberapa orang yang diduga teman atau
kenalannya dan ternyata bukan. Mereka juga berkisah
tentang 'masa lalu'. Padahal latar belakang Miss Marple
sangat berbeda dengan Lady Selina, dan pertemuan
mereka dulu hanya selama beberapa tahun ketika Lady
Selina yang belum lama ini menjadi janda dalam
keadaan sangat kekurangan, menyewa sebuah rumah
kecil di desa St. Mary Mead, mengikuti putranya yang

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

ditempatkan di sebuah lapangan udara tak jauh dari


desa itu.

"Apakah kau selalu menginap di sini kalau kau datang


kemari, Jane? Aneh, aku tak pernah bertemu denganmu
sebelum ini."

"Oh, sama sekali tidak. Aku tak mampu untuk itu,


apalagi aku jarang sekali meninggalkan rumah akhirakhir ini. Ini kan gara-gara kebaikan hati seorang
menantu keponakanku, yang beranggapan bahwa aku
akan senang sekali kalau bisa berkunjung sebentar ke
London. Joan memang anak yang baik sekali." Miss
Marple teringat, dan lalu merasa tak enak, karena Joan
yang disebutnya anak itu, sudah berumur hampir lima
puluh tahun. "Dia seorang pelukis. Pelukis yang cukup
terkenal. Namanya Joan West. Belum lama ini dia
mengadakan pameran."

Lady Selina kurang berminat terhadap pelukis-pelukis,


dan bahkan terhadap segala sesuatu yang bersifat seni.
Para penulis, artis, dan musisi, dianggapnya sebagai
sejenis hewan yang pandai mengadakan pertunjukan.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Dia memang mau memahami mereka, tapi secara


pribadi dia heran mengapa mereka mau melakukan
pekerjaan semacam itu.

"Lukisan-lukisan modern, ya?" katanya. Matanya sudah


mulai melihat kian kemari lagi. "Itu Cicely Longhurstkelihatannya dia mencat rambutnya lagi."

"Kurasa Joan memang beraliran modern."

Miss Marple keliru dalam hal itu. Joan West memang


modern kira-kira dua puluh tahun yang lalu, tapi
sekarang dia dianggap kuno sekali oleh senimanseniman pendatang baru. Setelah menoleh sebentar ke
arah rambut Cicely Longhurst, Miss Marple tenggelam
ke dalam ingatannya tentang betapa baik hatinya si
Joan itu. Sebenarnya Joan berkata pada suaminya,
"Bagaimana kalau kita berbuat sesuatu yang
menyenangkan untuk Bibi Jane? Kasihan dia. Tak pernah
keluar rumah. Menurutmu, apakah dia akan mau pergi
ke Bournemouth selama satu dua minggu?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ide yang bagus," sahut Raymond West, keponakan


Miss Marple. Buku karangannya yang terakhir laku
keras, sehingga dia sedang murah hati.

"Kurasa dia menikmati perjalanannya ke Kepulauan


Bahama dulu itu. Sayang dia terlibat dalam suatu
perkara pembunuhan di sana. Itu tak baik untuk orang
seumur dia."

"Agaknya dia selalu mengalami hal-hal serupa itu."

Raymond sayang sekali pada bibinya yang sudah tua itu,


selalu mengongkosi keperluan-keperluannya, dan
mengiriminya buku-buku yang menurutnya akan
menyenangkan hati wanita tua itu. Dia heran karena
bibinya itu sering kali menolak pemberian
pemberiannya dengan sopan. Dan meskipun bibinya
selalu mengatakan bahwa buku-buku itu 'sangat
menarik', Raymond kadang-kadang curiga jangan-jangan
buku-buku itu tak pernah dibacanya. Tapi itu tentu
karena matanya yang sudah tak awas lagi.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Tapi dugaannya yang terakhir itu salah. Untuk orang


setua dia, mata Miss Marple masih cukup baik. Dan
pada saat itu dia sedang mengamati segala sesuatu yang
sedang terjadi di sekelilingnya, dengan senang dan
penuh perhatian.

Waktu Joan menawarkan supaya dia pergi ke


Bournemouth dan menginap di sana selama satu dua
minggu di salah satu hotel yang terbaik, Miss Marple
bimbang, dan menggumam, "Kau betul-betul baik
sekali, Joan. Tapi kurasa sebaiknya tidak saja."

"Tapi itu baik untuk Bibi. Sebaiknya kita sekali-sekali


bepergian. Akan memberikan gagasan-gagasan baru,
dan hal-hal baru untuk dipikirkan."

"Oh, ya, kau memang benar. Tapi kalau boleh aku ingin
pergi ke tempat yang lain. Sebaiknya tidak ke
Bournemouth."

Joan agak heran. Dia mengira bahwa Bournemouth


merupakan tempat idaman Bibi Jane.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kalau begitu ke Eastbourne? Atau Torquay?"

"Aku ingin sekali...," Miss Marple bimbang lagi.

"Ya?"

"Kau pasti akan menganggapku tolol."

"Tidak. Pasti tidak." (Ke mana orang tua ini ingin pergi?)

"Aku ingin sekali menginap di Hotel Bertram -di


London."

"Hotel Bertram?" Nama itu rasanya tak asing.

Kemudian meluncurlah kata-kata Miss Marple dengan


lancar. "Aku pernah menginap di sana -waktu aku

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

berumur empat belas tahun. Bersama paman dan


bibiku. Waktu itu pamanku Thomas, adalah Pemimpin
Gereja Ely. Dan aku tak pernah melupakan peristiwa itu.
Aku akan senang sekali kalau aku bisa menginap di sana
lagi-seminggu cukuplah-dua minggu akan terlalu lama
dan terlalu mahal."

"Oh, tak apa-apa. Bibi tentu boleh pergi. Seharusnya


saya tahu bahwa Bibi ingin ke London-melihat-lihat
toko-toko dan sebagainya. Akan kami urus semuanyakalau Hotel Bertram masih ada. Soalnya banyak sekali
hotel yang sudah tak ada lagi. Ada yang dibom dalam
peperangan, dan ada pula yang ditutup begitu saja."

"Tidak, aku kebetulan mendengar bahwa Hotel Bertram


masih ada. Kebetulan aku menerima surat dari tempat
itu-dari seorang sahabatku, orang Amerika, Amy
McAllister dari Boston. Dia dan suaminya menginap di
hotel itu."

"Baiklah, kalau begitu saya bisa langsung mengurusnya."


Dengan halus ditambahkannya, "Saya kuatir tempat itu

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

sudah banyak berubah dari waktu Bibi mengenalnya.


Jadi jangan sampai Bibi kecewa."

Tapi ternyata Hotel Bertram tidak berubah. Keadaannya


masih tetap seperti dulu. Menurut Miss Marple, itu luar
biasa. Dia bahkan ingin tahu....

Kenyataan itu memang agak luar biasa. Dengan akal


sehatnya yang tajam, dia menyadari benar bahwa yang
diingininya hanyalah untuk memperbaharui kenangan
lamanya di masa silam, dengan warna-warna aslinya.
Sebagian besar dari hidupnya terpaksa harus
dihabiskannya dengan mengenang kesenangankesenangan masa lalu saja. Bila dia bertemu dengan
seseorang yang mengingatkannya akan masa itu, itu
merupakan suatu kebahagiaan. Saat ini hal itu tak
mudah, karena umurnya lebih panjang daripada orangorang seusianya. Dia duduk saja sambil mengenang.

Aneh, karena dengan mengenang itu dia merasa


hidupnya terulang kembali-Jane Marple, gadis yang
wajahnya selalu merah jambu, yang selalu bergairah....
Dalam banyak hal, dia adalah gadis yang bodoh.... Eh,

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

siapa nama pria muda yang tak beres itu ya?-Aduh, dia
tak ingat! Untunglah ibunya bijak, dan memutuskan
dengan tegas persahabatan itu sebelum berkembang.
Bertahun-tahun kemudian dia bertemu lagi dengan pria
itu-keadaannya mengerikan sekali! Padahal pada saat
ibunya mengambil tindakan dulu, dia menangis sampai
tertidur selama sekurang-kurangnya seminggu!

Tetapi sekarang-dia mengingat-ingat keadaan


sekarang.... Kasihan gadis-gadis muda itu. Ada di
antaranya yang punya ibu, tapi ibunya tak pernah ada
gunanya-mereka tak mampu melindungi putri-putrinya
dari peristiwa-peristiwa yang menyedihkan. Hingga
lahirlah bayi-bayi yang tak sah, dan perkawinan dini
yang tak menguntungkan. Semuanya menyedihkan
sekali.

Renungannya itu terganggu oleh suara temannya.

"Ya, Tuhan. Apakah itu-ya, itu pasti Bess Sedgwick di


sana itu! Bagaimana mungkin dia berada di sini...."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Sebelum itu Miss Marple hanya mendengarkan


setengah-setengah saja komentar Lady Selina mengenai
keadaan sekelilingnya. Dia dan Miss Marple hidup
dalam lingkungan yang sama sekali berlainan, hingga
Miss Marple tak bisa mengikuti gunjingan-gunjingan
Lady Selina yang memalukan tentang teman-teman dan
kenalan-kenalannya.

Tetapi Bess Sedgwick lain. Bess Sedgwick adalah sebuah


nama yang dikenal oleh hampir semua orang di Inggris.
Selama tiga puluh tahun terakhir ini, Bess Sedgwick
menjadi bahan pemberitaan pers karena telah
melakukan sesuatu yang kelewat batas atau yang luar
biasa. Selama hampir seluruh masa perang dunia, dia
menjadi anggota Gerakan Pertahanan Prancis. Dan kata
orang, pada pistolnya terdapat enam buah goresan,
yang masing-masing menandai terbunuhnya seorang
serdadu Jerman. Dia pernah terbang sendirian
menyeberangi Samudra Atlantik bertahun-tahun yang
lalu, pernah menunggang kuda melintasi Eropa sampai
ke Danau Van. Dia biasa mengemudikan mobil balap,
dan pernah menyelamatkan dua orang anak dari sebuah
rumah yang terbakar. Dia telah menikah beberapa kali.
Dan kata orang, dia adalah wanita berpakaian terbaik
nomor dua di Eropa. Dikatakan orang pula bahwa dia

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

pernah menyelundup masuk ke sebuah kapal selam


nuklir yang sedang mengadakan pelayaran percobaan.

Itulah sebabnya maka minat Miss Marple benar-benar


tergugah, dan dia terang-terangan menatap wajah
wanita itu dengan penuh perhatian.

Apa pun yang dibayangkannya tentang Hotel Bertram,


dia sama sekali tidak menduga akan bertemu dengan
Bess Sedgwick di tempat itu. Di sebuah kelab malam
yang mahal, atau di sebuah warung tempat para
pengemudi truk makan-salah satu di antaranya akan
lebih cocok mengingat minat Bess Sedgwick yang begitu
luas. Tapi hotel terkenal yang tua dan sangat terhormat
ini rasanya sama sekali tak cocok.

Namun nyatanya dia ada di tempat itu-tak dapat


diragukan lagi. Boleh dikatakan, setiap bulan wajah Bess
Sedgwick muncul dalam majalah mode atau pers yang
populer. Itu dia orangnya, sedang mengisap rokok
dengan cara yang tak sabaran. Dia melihat ke nampan
besar yang berisi perlengkapan minum teh yang ada di
hadapannya dengan heran, seolah-olah dia tak pernah

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

melihatnya. Karena tempat duduknya jauh, Miss Marple


harus memusatkan pandangannya dan
memperhatikannya benar-benar, dan tampaklah
olehnya bahwa Bess Sedgwick memesan kue donat.
Menarik sekali.

Sedang dia mengamati itu, tampak Bess Sedgwick


memadamkan api rokoknya di lepekan cangkirnya. Lalu
diambilnya sebuah donat dan menggigitnya dengan
gigitan besar. Selai arbei merah yang kental muncrat
dan meleleh ke dagunya. Bess mendongakkan
kepalanya, lalu tertawa. Sudah lama di ruang duduk
Hotel Bertram tidak terdengar tawa senyaring dan
seriang itu.

Henry langsung muncul di sampingnya dan memberikan


sehelai serbet kecil yang halus. Bess mengambilnya, lalu
menggosok dagunya kuat-kuat seperti seorang anak
laki-laki, lalu berseru, "Ini baru kue donat asli. Sedaap."

Dilemparkannya serbet itu ke nampan, lalu bangkit.


Sebagaimana biasa semua mau tertuju padanya. Dia
sudah terbiasa dengan hal itu. Mungkin dia

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

menyukainya, dan mungkin dia tidak merasakannya lagi.


Dia memang pantas dilihat-tidak terlalu cantik, api
mempesona. Rambutnya yang lurus dan berwarna
platina pucat sekali terurai dengan lembut mencapai
pundaknya. Tulang kepala dan tulang-tulang wajahnya
indah sekali. Hidung nya agak bengkok, matanya dalam
dan berwarna abu-abu. Mulutnya besar, seperti mulut
pelawak. Pakaiannya demikian sederhananya, hingga
membuat kebanyakan orang merasa heran. Pakaian itu
seperti karung yang kasar sekali, tanpa hiasan sama
sekali, tanpa kancing atau lipit-lipit. Tapi kaum wanita
lebih tahu. Bahkan wanita tua dari kota kecil yang
sedang menginap di Hotel Bertram itu pun pasti tahu,
bahwa harga baju itu selangit!

Ketika dia berjalan dengan langkah panjang-panjang


menyeberangi ruang duduk itu ke arah lift, dia lewat
agak dekat pada tempat duduk Lady Selina dan Miss
Marple. Dia mengangguk pada Lady Selina.

"Halo, Lady Selina. Lama tak bertemu denganmu. Apa


kabar?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apa kerjamu di sini, Bess?"

"Hanya menginap saja. Aku baru saja datang naik mobil


dari Land's End. Empat tiga perempat jam. Cukup baik."

"Bisa-bisa kau tewas sebentar lagi. Atau menewaskan


orang lain."

"Oh, mudah-mudahan saja tidak."

"Tapi mengapa kau menginap di sini?"

Bess Sedgwick memandang sekelilingnya sekilas.


Agaknya dia mengerti maksud pertanyaan itu, dan
membenarkannya dengan senyuman ironis.

"Ada orang yang menyuruhku mencoba. Kurasa mereka


benar. Aku baru saja makan kue donat yang enak
sekali."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Oh, kue muffin-nya juga asli."

"Kue muffin," kata Lady Sedgwick sambil merenung.


"Ya...." Kelihatannya dia sependapat dengan hal itu.
"Kue muffin!"

Dia mengangguk lagi, lalu berjalan menuju lift.

"Gadis yang luar biasa," kata Lady Selina. Bagi dia,


seperti juga bagi Miss Marple, setiap wanita yang
berumur di bawah enam puluh tahun adalah seorang
gadis. "Saya mengenalnya sejak dia masih kanak-kanak.
Tak seorang pun bisa berbuat sesuatu terhadapnya.
Waktu berumur enam belas tahun, dia sudah kawin lari
dengan seorang pemuda Irlandia. Keluarganya berhasil
mengambilnya kembali pada waktunya-atau mungkin
juga sudah terlambat. Pokoknya, mereka menyuap anak
laki-laki itu dan menikahkan anak gadis mereka dengan
si tua Coniston secara baik-baik-pria itu tiga puluh tahun
lebih tua daripadanya dan tergila-gila sekali padanya.
Pernikahan itu tak bertahan lama. Dia lari dengan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Johnnie Sedgwick. Pernikahan mereka mungkin bisa


bertahan kalau saja Johnnie tidak patah lehernya dalam
pacuan kuda. Setelah itu dia menikah dengan Ridgway
Becker, orang Amerika yang memiliki kapal pesiar. Pria
itu menceraikannya tiga tahun yang lalu, dan saya
dengar sekarang dia punya hubungan cinta dengan
seorang pengemudi mobil balap-kalau tak salah orang
Polandia. Saya tak tahu apakah dia sudah menikah
dengan pria itu atau belum. Setelah bercerai dengan
orang Amerika itu, dia menggunakan nama keluarga
Sedgwick lagi. Dia bergaul dengan orang-orang yang
aneh-aneh. Kata orang, dia bahkan minum obat bius....
Entahlah, saya tak yakin."

"Orang memang mempertanyakan apakah dia bahagia,"


kata Miss Marple.

Lady Selina, yang jelas tak pernah berpikir begitu,


kelihatan agak terkejut.

"Saya rasa uangnya banyak sekali," katanya dengan


ragu. "Antara lain karena dia menerima jaminan
perceraian. Meskipun itu tentu bukanlah segalanya...."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Memang tidak."

"Dan dia selalu terikat pada seorang atau bahkan


beberapa laki-laki." "Begitukah?"

"Sungguh. Ada wanita yang bila mencapai umur sekian,


hanya laki-laki saja yang diingininya.... Tapi
bagaimanapun juga...."

Dia berhenti sebentar.

"Tidak," kata Miss Marple. "Saya juga tidak merasa


demikian."

Pasti ada orang yang akan tersenyum mendengar


seorang wanita tua yang kolot berkata begitu. Dia
dianggap tidak berwenang memberikan komentar
mengenai nymphomania (nafsu seks yang berlebihan
pada seorang wanita). Dan Miss Marple memang tidak

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

akan mau menggunakan kata itu-dia lebih cenderung


akan berkata," Dia memang selalu suka sekali pada lakilaki." Tapi Lady Selina menerima pendapat Miss Marple
itu sebagai membenarkan pendapatnya sendiri.

"Memang, banyak sekali laki-laki yang terlibat dalam


hidupnya," katanya menegaskan.

"Oh, ya, tapi menurut saya, pria baginya hanya


merupakan petualangan, bukan suatu kebutuhan.
Bagaimana pendapat Anda?"

Lagi pula, pikir Miss Marple, apakah akan ada wanita


yang datang ke Hotel Bertram untuk memenuhi janji
dengan seorang pria? Hotel Bertram sama sekali bukan
tempat semacam itu. Tapi mungkin bagi orang semacam
Bess Sedgwick, justru itulah sebabnya dia memilih hotel
ini.

Miss Marple mendesah, dan menengok ke jam antik


yang bagus yang berdetak-detik dengan indahnya di
sudut, lalu bangkit dengan susah-payah gara-gara

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

rematik kakinya. Dia berjalan perlahan-lahan ke arah


lift. Lady Selina memandang ke sekelilingnya, lalu
menegur seorang pria tua bertampang tentara yang
sedang membaca surat kabar Spectator.

"Senang sekali bertemu dengan Anda. Anda-eh, Jendral


Arlington, bukan?"

Tetapi dengan sopan pria tua itu menjawab bahwa dia


bukanlah Jendral Arlington. Lady Selina meminta maaf
tanpa merasa resah. Karena dia senang sekali bertemu
dengan teman-teman dan kenalan-kenalan lama, dia
sering membuat kekeliruan seperti itu. Menurut dia,
orang lain pun membuat kesalahan yang serupa karena
lampu-lampu yang temaram dan sangat terlindung.
Pokoknya, tak ada orang yang tersinggung -kadangkadang kelihatannya bahkan merasa senang.

Miss Marple, yang sedang menunggu lift turun,


tersenyum sendiri. Itu ciri khas Selina! Dia selalu merasa
yakin bahwa dia mengenali semua orang. Miss Marple
merasa tak bisa menyainginya. Pernah sekali ia
mengenali Uskup dari Westchester yang tampan, yang

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

kakinya bersarung sampai ke lutut. Dengan penuh kasih


dipanggilnya orang itu 'Robbie tersayang'. Dan orang itu
pun membalas dengan penuh kasih sayang pula, dan
mengenang dirinya kembali waktu masih kecil di rumah
pendeta di Hampshire. Waktu itu dia berteriak-teriak
gembira, "Bibi Janie, jadilah buaya sekarang, dan
makanlah saya."

Lift turun. Seorang pria setengah baya bersera-gam


membuka pintunya. Miss Marple merasa heran, karena
orang yang keluar dari lift itu adalah Bess Sedgwick yang
baru beberapa menit yang lalu dilihatnya naik.

Dan Bess Sedgwick sendiri, setelah maju selangkah,


mendadak berhenti. Miss Marple menjadi heran sekali
hingga kakinya yang sudah melangkah ke depan pun
terhenti. Bess Sedgwick menatapnya dengan mata
terbelalak hingga wanita tua itu pun menoleh ke
belakang.

Petugas penjaga pintu baru saja membuka pintu masuk


dan memegangi pintu itu untuk memberi jalan pada dua
wanita yang mau masuk ke ruang duduk. Salah seorang

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

di antaranya adalah seorang wanita setengah baya yang


nampaknya sedang kebingungan. Dia memakai topi
berbunga-bunga berwarna ungu. Yang seorang lagi
adalah seorang gadis jangkung yang berpakaian
sederhana tapi menarik berumur mungkin tujuh belas
atau delapan belas tahun. Rambutnya panjang, lurus,
dan berwarna kekuningan.

Bess Sedgwick memperbaiki sikapnya. Dia berputar


dengan mendadak dan masuk kembali ke lift. Miss
Marple menyusulnya. Bess Sedgwick berpaling padanya
lalu meminta maaf.

"Maafkan saya. Saya hampir menabrak Anda tadi."


Suaranya hangat dan ramah. "Saya baru saja teringat
telah kelupaan sesuatu-yah, kedengarannya omong
kosong, tapi begitulah."

"Lantai dua?" tanya petugas. Miss Marple tersenyum


dan mengangguk menerima baik permintaan maaf itu.
Dia keluar dari lift, lalu berjalan pelan-pelan ke
kamarnya sambil memikirkan hal-hal kecil seperti
kebiasaannya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Antara lain, dia yakin bahwa apa yang dikatakan Lady


Sedgwick itu tak benar. Dia baru saja naik ke kamarnya,
dan pasti pada saat itulah dia 'teringat bahwa dia telah
kelupaan sesuatu' (kalau pernyataan itu memang ada
benarnya), lalu dia turun lagi untuk mengambilnya. Atau
mungkinkah dia turun untuk menemui atau mencari
seseorang? Jika memang demikian, maka apa yang
dilihatnya pada saat pintu lift terbuka telah sangat
mengejutkan dan merisaukannya, dan dia lalu segera
berbalik dan masuk kembali ke lift dan naik, supaya tak
perlu bertemu dengan orang yang telah dilihatnya tadi.

Pasti kedua pendatang baru tadi itu. Wanita setengah


baya dan gadis itu. Apakah mereka itu ibu dan anak?
Bukan, pikir Miss Marple, pasti bukan ibu dan anak.

Di Hotel Bertram pun bisa terjadi hal-hal yang menarik,


pikir Miss Marple dengan gembira.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Eh-apakah Kolonel Luscombe...?"

Wanita bertopi ungu itu berdiri di meja resepsionis.


Miss Gorringe menyambut dengan tersenyum. Lalu
seorang pesuruh, yang sejak tadi berdiri siap-siaga,
segera dipanggil, tapi dia tak perlu menjalankan
perintah itu, karena pada saat itu juga Kolonel
Luscombe sendiri kebetulan masuk ke ruangan itu. Dia
segera menuju ke meja resepsionis itu.

"Apa kabar, Mrs. Carpenter?" Dia bersalaman dengan


sopan, lalu dia berpaling pada gadis itu. "Elvira
tersayang." Digenggamnya kedua belah tangan gadis itu
dengan penuh kasih sayang. "Menyenangkan sekali.
Bagus.... Bagus. Mari kita duduk." Dia mencari kursi
untuk mereka, dan mempersilakan mereka duduk.
"Nah," ulangnya, "sungguh menyenangkan."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Jelas kelihatan bahwa dia berusaha keras untuk


bersikap baik dan agak salah tingkah. Dia seolah-olah
hampir tak bisa berkata lagi karena senangnya. Kedua
wanita itu pun demikian. Elvira tersenyum manis sekali.
Mrs. Carpenter hanya tertawa kecil saja tanpa makna,
sambil melicinkan sarung tangannya.

"Apakah perjalanan kalian menyenangkan?" "Ya, terima


kasih," sahut Elvira. "Tak ada kabut atau semacamnya?"
"Oh, tidak."

"Penerbangan kami diajukan lima menit," kata Mrs.


Carpenter.

"Ya, ya. Bagus sekali." Dia berusaha menenangkan


dirinya. "Saya harap tempat ini akar, menyenangkan
Anda berdua."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Oh, pasti menyenangkan," kata Mrs. Carpenter dengan


hangat, sambil melihat ke sekelilingnya. "Tempat ini
nyaman."

"Tapi saya rasa agak kuno," kata kolonel itu dengan


sikap meminta maaf. "Banyak orang-orang kolot di siniDan tak ada acara dansa dan sebagainya."

"Kelihatannya memang begitu," kata Elvira.

Dia juga melihat ke sekelilingnya dengan wajah tanpa


ekspresi. Kelihatannya memang Hotel Bertram bukan
tempat yang cocok untuk dansa-dansi.

"Saya rasa di sini banyak orang kolot," kata Kolonel


Luscombe mengulangi ucapannya. "Barangkali
seharusnya saya membawa Anda berdua ke tempat
yang lebih modern. Soalnya, saya kurang mengerti soalsoal beginian."

"Ini sudah cukup baik," kata Elvira dengan sopan.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Hanya untuk beberapa malam," lanjut Kolonel


Luscombe. "Saya pikir sebaiknya kita nonton suatu
pertunjukan malam ini. Sebuah pertunjukan musik...."
dia berkata dengan agak ragu, seolah-olah tak yakin
apakah dia telah menggunakan istilah yang tepat.
"Judulnya Let Down Your Hair, Girls. Saya harap Anda
suka?"

"Menyenangkan sekali," seru Mrs. Carpenter. "Hiburan


bagi kita ya, Elvira?"

"Menyenangkan sekali," kata Elvira datar.

"Lalu setelah itu makan malam di Savoy?"

Sekali lagi Mrs. Carpenter berseru gembira. Kolonel


Luscombe mencuri pandang ke arah Elvira dan merasa
lega. Pikirnya, Elvira pasti senang, hanya dia tak mau
menyatakannya. Dia hanya mengiyakan dengan sopan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

di hadapan Mrs. Carpenter. "Aku maklum," katanya


sendiri.

Pada Mrs. Carpenter dia berkata, "Mungkin Anda ingin


melihat kamar Anda-apakah Anda berkenan atau tidak."

"Oh, saya yakin semuanya beres."

"Kalau tidak berkenan di hati Anda, bisa diganti. Mereka


di sini kenal baik pada saya."

Miss Gorringe menyambut mereka dengan gembira di


meja resepsionis. Mereka mendapatkan kamar nomor
28 dan 29 di lantai dua, dengan sebuah kamar mandi
bersama.

"Saya akan naik dan mengeluarkan barang-barang dari


kopor," kata Mrs. Carpenter. "Elvira, mungkin kau lebih
suka ngobrol dengan Kolonel Luscombe."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Itu siasatnya, pikir Kolonel Luscombe. Agak jelas


kelihatan mungkin, tapi paling tidak akan memberi
kesempatan pada mereka untuk berdua saja. Padahal
Kolonel Luscombe tak tahu mau ngobrol tentang apa
dengan Elvira. Dia menilai Elvira sebagai seorang gadis
yang baik, tapi dia tak biasa berhubungan dengan gadisgadis. Istrinya meninggal pada waktu melahirkan, dan
bayinya, seorang anak laki-laki, dibesarkan oleh
keluarga istrinya. Sedang rumah tangganya kini diurus
oleh kakaknya. Kini putranya itu sudah menikah dan
pergi menetap di Kenya. Cucu-cucunya berumur
sebelas, lima, dan dua setengah tahun. Waktu mereka
datang mengunjunginya, dia bermain sepak bola
dengan mereka, ngobrol tentang pengetahuan angkasa
luar, kereta api listrik, dan berayun-ayun pada kakinya.
Itu mudah! Tapi dengan gadis-gadis...!

Ditanyanya Elvira kalau kalau dia mau minum. Dia sudah


akan menawarkan minuman ringan, tapi Elvira
mendahuluinya.

"Terima kasih. Saya ingin wiski campur vermouth."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Kolonel Luscombe memandangnya dengan agak ragu.


Menurut dia, gadis yang berumur-berapa umurnya ya?enam belas atau tujuh belas?-tak pantas minum wiski
campur vermouth. Tapi dia meyakinkan dirinya bahwa
Elvira sendiri tahu mana yang terbaik. Maka
dipesannyalah wiski campur vermouth dan sherry-

Dia meneguk air ludahnya, lalu bertanya, "Bagaimana di


Italia?" "Menyenangkan sekali."

"Dan tempatmu kos itu? Contessa siapa itu? Apakah dia


tidak terlalu kaku?"

"Dia memang agak ketat. Tapi saya tak merisaukan hal


itu."

Pak Kolonel memandanginya. Dia tak begitu vakin


apakah jawaban itu tidak berarti ganda.

Dengan agak tergagap, tapi dengan cara yang lebih


wajar daripada sebelumnya, dia berkata,

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kurasa kita tidak saling mengenal sebagaimana


mestinya. Padahal aku kan walimu, dan juga bapak
permandianmu. Sulit bagiku-ya, sulit bagi seorang
pelindung tua seperti aku ini-untuk mengetahui apa
yang diingini seorang gadis-sekurang-kurangnya-aku
ingin tahu apa yang harus diberikan pada seorang gadis.
Setelah dia tamat sekolah, dan selesai pula mengikuti
kursus tambahan. Kurasa zaman sekarang ini semuanya
harus serius. Meniti karier, umpamanya. Atau mencari
pekerjaan. Kita perlu membicarakan hal itu suatu saat.
Adakah sesuatu yang khusus yang ingin kaulakukan?"

"Saya rasa saya perlu ambil kursus sekretaris," kata


Elvira tanpa semangat.

"Oh. Kau ingin menjadi sekretaris rupanya."

"Tidak juga."

"Oh-jadi...."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Itu hanya sebagai langkah pertama," Elvira


menjelaskan.

Kolonel Luscombe merasa seolah-olah dia harus tahu


diri.

"Mengenai saudara-saudara sepupuku, keluarga


Melford itu, apakah kaupikir kau akan senang tinggal
dengan mereka? Kalau tidak...."

"Oh, saya rasa demikian. Saya senang pada Nancy. Dan


Kak Mildred baik sekali."

"Jadi beres kalau begitu, ya?"

"Ya, beres, sementara ini."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Luscombe tak tahu bagaimana harus menanggapi katakata itu. Ketika dia sedang menimbang-nimbang apa lagi
yang harus dikatakannya, Elvira berbicara. Kata-katanya
sederhana dan tepat. "Apakah saya punya uang?"
tanyanya.

Dia menunggu beberapa saat sebelum menyahut,


sambil mengamati gadis itu dengan saksama. Kemudian
dia berkata, "Ya. Kau punya uang banyak sekali.
Maksudnya, kelak bila kau sudah berumur dua puluh
satu tahun."

"Ada pada siapa uang itu sekarang?"

Dia tersenyum. "Uang itu disimpan di sebuah badan


hukum perwalian. Setiap tahun diambil sebagian untuk
membiayai pemeliharaan dan pendidikanmu."

"Dan apakah Anda walinya?"

"Aku hanya salah seorang di antaranya. Ada tiga orang."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apa yang akan terjadi bila saya meninggal?"

"Aduh, aduh, Elvira, kau belum akan meninggal.


Mengapa bicara omong kosong begitu?"

"Mudah-mudahan saja tidak-tapi kita tak pernah tahu,


bukan? Minggu yang lalu umpamanya, sebuah pesawat
terbang meledak dan semua penumpangnya tewas."

"Tapi hal itu tidak akan terjadi atas dirimu," kata


Luscombe tegas.

"Kita tak bisa tahu itu," kata Elvira. "Saya hanya ingin
tahu siapa yang akan mendapatkan uang saya bila saya
meninggal?"

"Aku sama sekali tak tahu tentang itu," kata Pak Kolonel
dengan jengkel. "Mengapa kauta-nyakan hal itu?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Mungkin saja menarik," kata Elvira sambil merenung.


"Saya ingin tahu apakah akan ada artinya bagi
seseorang untuk membunuh saya."

"Aduh, Elvira! Percakapan ini jadi sangat tidak


menyenangkan. Aku tak mengerti mengapa engkau
sampai memikirkan hal-hal yang begituan."

"Ah, itu kan hanya bayangan saya saja. Orang pasti ingin
tahu kenyataan yang sebenarnya."

"Kau kan tidak punya bayangan tentang Mafia-atau


semacamnya?"

"Oh, tidak. Itu pikiran yang bodoh. Siapa yang akan


mendapatkan uang saya bila saya menikah?"

"Kurasa suamimu. Tapi sudahlah...."

"Yakinkah Anda?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tidak, aku tak yakin. Itu tergantung pada perjanjian


dalam surat perwalian itu. Tapi kau kan tidak menikah,
jadi mengapa risau?"

Elvira tak menyahut. Dia kelihatan tenggelam dalam


renungan. Akhirnya dia sadar dari renungannya dan
bertanya,

"Pernahkah Anda bertemu dengan ibu saya?"

"Kadang-kadang. Tidak sering."

"Di mana dia sekarang?"

"Oh-di luar negeri."

"Di luar negeri mana?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Entah di Prancis-entah di Portugal. Aku tak tahu pasti."

"Pernahkah dia ingin bertemu dengan saya?"

Pandangan matanya yang jernih menatap kolonel itu.


Kolonel Luscombe tak tahu bagaimana harus
menjawabnya. Apakah saat ini dia harus mengatakan
yang sebenarnya? Atau bersikap samar? Atau terangterangan berbohong? Apa yang bisa dikatakan pada
seorang gadis yang menanyakan pertanyaan yang
begitu sederhana, tapi jawabannya sangat rumit?

"Entahlah," sahutnya dengan rasa tak senang.

Elvira memandanginya dengan murung. Luscombe


benar-benar merasa tak enak. Dia telah mengacaukan
keadaan. Gadis itu pasti jadi bertanya-tanya-jelas dia
ingin tahu. Setiap gadis pasti begitu.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Katanya, "Sudahlah, jangan pikirkan hal itu -maksudku,


itu sulit dijelaskan. Ibumu, yah, agak berbeda dari...."
Elvira mengangguk kuat-kuat.

"Saya tahu. Saya sering membaca berita tentang dia di


surat-surat kabar. Dia agak luar biasa, bukan? Pokoknya,
dia bisa disebut orang yang hebat."

"Ya," kolonel itu membenarkan. "Itu memang benar. Dia


orang yang hebat." Dia diam sebentar, lalu melanjutkan
lagi, "Memiliki seorang ibu yang hebat tidak selalu
menyenangkan. Percayalah, kata-kataku itu benar."

"Anda tidak mau membicarakan keadaan yang


sebenarnya, bukan? Tapi saya rasa, apa yang barusan
Anda katakan itu memang benar."

Keduanya menoleh ke arah pintu yang berbingkai


tembaga, yang menuju ke luar.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Tiba-tiba pintu itu didorong dengan kasar -suatu cara


yang tak biasa terjadi di Hotel Bertram-lalu seorang pria
muda masuk dengan langkah-langkah panjang. Dia
langsung menuju ke meja resepsionis. Dia memakai
jaket kulit berwarna hitam. Semangat hidupnya
demikian berlawanan dengan Hotel Bertram yang
tenang, hingga hotel itu terasa seperti sebuah museum.
Sedang orang-orang yang ada di situ hanya merupakan
barang-barang peninggalan dari masa lalu yang sudah
berlapis debu. Dia membungkukkan tubuhnya ke arah
Miss Gorringe.

"Apakah Lady Sedgwick menginap di sini?" tanyanya.

Kali ini Miss Gorringe tidak memperlihatkan senyum


yang manis. Matanya dingin.

"Ya," sahutnya Lalu dengan sangat enggan diulurkannya


tangannya ke arah pesawat telepon. "Apakah Anda
ingin....'"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tidak," kata anak muda itu. "Saya hanya ingin


meninggalkan surat pendek untuknya."

Surat kecil itu dikeluarkannya dari saku jaket kulitnya,


lalu digeserkannya ke atas meja mahoni itu.

"Saya hanya ingin meyakinkan diri bahwa memang ini


hotelnya."

Suaranya mengandung rasa tak percaya ketika dia


melihat ke sekelilingnya. Lalu dia berbalik ke arah jalan
masuk. Dengan tak acuh dia memandangi orang-orang
yang duduk di tempat itu, termasuk Luscombe dan
Elvira. Tanpa disadarinya, Luscombe tiba-tiba merasa
marah. Sialan, pikirnya, bukankah Elvira ini seorang
gadis yang cantik. Waktu aku masih muda, pasti terlihat
olehku seorang gadis cantik, terutama bila dia berada di
tengah-tengah orang-orang tua begini. Tapi anak muda
itu agaknya tak mau memperlihatkan minatnya pada
gadis-gadis cantik. Anak muda itu berbalik lagi ke meja
resepsionis dan bertanya dengan suara agak nyaring,
seolah-olah untuk menarik perhatian Miss Gorringe.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Berapa nomor telepon di sini-1129, bukan?"

"Bukan," kata Miss Gorringe, "3925."

"Daerah Regent?"

"Bukan. Daerah Mayfair."

Pria itu mengangguk. Lalu dengan cepat dia


menyeberang ke arah pintu dan keluar, dengan
meninggalkan pintu terayun-ayun kuat seperti saat dia
masuk.

Semua orang tampak menarik napas panjang karena


merasa sulit untuk melanjutkan percakapan mereka.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Aduh," kata Kolonel Luscombe, seperti tak tahu apa


yang harus dikatakannya. "Keterlaluan anak-anak muda
zaman sekarang ini...."

Elvira tersenyum.

"Anda tahu siapa dia, bukan?" katanya. "Tahukah Anda


siapa dia?" Suaranya mengandung rasa kagum, lalu
melanjutkan, "Itu kan Ladislaus Malinowski!"

"Oh, orang itu." Nama itu memang terasa tak asing bagi
Kolonel Luscombe. "Dia pembalap, bukan?"

"Ya. Dia juara dunia dalam kejuaraan dua tahun yang


lalu. Setahun yang lalu dia mengalami tabrakan yang
hebat. Banyak bagian tubuhnya yang patah. Tapi saya
yakin dia akan ikut balapan lagi sekarang." Dia
mengangkat kepalanya dan mendengarkan. "Itu mobil
balap yang dikendarainya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Derum mesin yang nyaring menembus ke Hotel Bertram


dari jalan di luar. Kolonel Luscombe menduga bahwa
Ladislaus Malinowski adalah salah seorang yang
dianggap pahlawan oleh Elvira. Yah, pikirnya, itu lebih
baik daripada menggemari salah seorang penyanyi pop,
atau anggota-anggota Beatles yang berambut gondrong,
atau entah apa lagi namanya. Luscombe memang
berpandangan kuno terhadap anak-anak muda.

Pintu terbuka lagi. Baik Elvira maupun Kolonel


Luscombe menoleh ke arah pintu itu dengan rasa ingin
tahu. Tapi keadaan Hotel Bertram kini sudah normal
kembali. Yang masuk hanyalah seorang biarawan tua
yang berambut putih. Sesaat dia hanya berdiri sambil
melihat ke sekelilingnya dengan heran, seperti
seseorang yang tak tahu di mana dia berada dan
bagaimana dia sampai berada di situ. Hal seperti itu tak
aneh bagi Pater Pennyfather. Kadang-kadang dia
mengalami keadaan, di mana dia tak ingat dari mana dia
datang, ke mana akan pergi, atau untuk apa dia pergi ke
sana! Hal semacam itu biasanya dialaminya ketika dia
sedang berada di jalan, atau bahkan ketika sedang
duduk dalam suatu rapat. Dan bahkan dia pernah
mengalaminya ketika dia sedang berada di mimbar

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

katedral. Dia tak ingat apakah dia sudah membacakan


khotbahnya, ataukah baru akan melakukannya.

"Rasanya aku kenal orang tua itu," kata Luscombe


sambil memandangnya. "Siapa dia, ya? Kalau tak salah
dia sering menginap di sini. Apakah dia Abercrombie?
Wakil Uskup Aber-crombie?-bukan, bukan Abercrombie,
meskipun dia memang mirip dengan Abercrombie."

Tanpa minat, Elvira menoleh pada Pater Pennyfather.


Dibandingkan dengan seorang pembalap mobil, Pater
itu sama sekali tak menarik. Dia tak pernah menaruh
perhatian pada para rohaniwan. Tapi sejak dia berada di
Italia, diakuinya bahwa dia merasa agak kagum pada
para kardinal, yang dianggapnya seperti dalam lukisan.

Wajah Pater Pennyfather menjadi cerah, lalu dia


mengangguk dengan senang. Dia sudah tahu di mana
dia berada. Di Hotel Bertram. Ya, tentu. Dia akan
menginap di sini, dalam perjalanannya ke-ah, dalam
perjalanan ke mana ya? Ke Chad-minster? Bukan, dia
baru saja datang dari Chad-minster. Dia akan pergi keoh, ya-menghadiri kongres di Lucerne. Dengan wajah

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

berseri-seri dia melangkah maju ke meja resepsionis.


Dia disambut dengan hangat oleh Miss Gorringe.

"Senang sekali bertemu dengan Anda, Pater


Pennyfather. Anda kelihatan baik-baik saja."

"Terima kasih-terima kasih-minggu lalu saya pilek hebat.


Tapi sekarang sudah sembuh. Adakah Anda
menyediakan kamar untuk saya? Saya ada menulis
surat, kan?"

Miss Gorringe membenarkan hal itu.

"Oh, ya, Pater Pennyfather. Kami telah menerima surat


Anda. Kami telah menyediakan kamar nomor 19 untuk
Anda. Kamar itu Anda tempati juga waktu Anda terakhir
menginap di sini."

"Terima kasih-terima kasih-saya akan menempatinya


selama-selama berapa lama, ya-oh, ya, selama empat
hari. Sebenarnya saya akan pergi ke Lucerne dan akan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

menginap di sana semalam. Tapi saya akan tetap


menyewa kamar saya di sini. Saya akan meninggalkan
sebagian besar barang-barang saya di sini dan hanya
akan membawa sebuah tas kecil saja ke Swiss. Bisa,
kan?"

Miss Gorringe mengiyakan. "Semuanya akan beres.


Anda sudah menerangkan semuanya dengan jelas sekali
dalam surat Anda."

Sebenarnya kata-kata 'dengan jelas sekali' kurang tepat.


'Seluruhnya', akan lebih tepat, karena pater itu telah
menulis dengan panjang lebar.

Setelah semua yang dirisaukannya selesai, Pater


Pannyfather mendesah lega dan dia diantar ke kamar 19
bersama barang-barangnya.

Di dalam kamar 28 Mrs. Carpenter telah melepas


mahkotanya yang berwarna' ungu dari kepalanya. Lalu
diletakkannya pakaian tidurnya di atas bantal di tempat

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

tidur dengan rapi. Dia mengangkat kepalanya waktu


Elvira masuk.

"Oh, kau rupanya, Sayang. Apakah kau ingin kubantu


mengeluarkan barang-barangmu?"

"Tidak, terima kasih," kata Elvira dengan sopan. "Saya


tidak akan mengeluarkan banyak barang."

"Kau lebih suka kamar tidur yang mana? Kamar mandi


ada di tengah-tengah di antara kamar kita. Mereka
kusuruh menaruh barang-barangmu di kamar sebelah.
Kupikir kamar ini mungkin agak ribut."

"Anda baik sekali," kata Elvira datar.

"Benarkah kau tak ingin kubantu?"

"Tidak, terima kasih. Benar-benar tak perlu. Saya mau


mandi."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya, kurasa itu baik sekali. Apakah kau mau mandi


duluan? Aku harus menyelesaikan menyimpan barangbarangku ini."

Elvira mengangguk. Dia masuk ke kamar mandi di


sebelahnya, menutup pintunya, dan memasang grendel
pintu itu. Lalu dia masuk ke kamarnya sendiri, membuka
kopornya, dan melemparkan beberapa lembar baju ke
tempat tidur. Setelah itu dia membuka pakaiannya,
mengenakan kimono, lalu masuk ke kamar mandi dan
membuka kran. Selesai mandi, dia kembali ke kamarnya
sendiri, lalu duduk di tempat tidur di dekat pesawat
telepon. Dia mendengarkan sebentar, kalau-kalau ada
gangguan, lalu diangkatnya gagang telepon itu.

"Di sini kamar 29. Bisakah Anda menyambungkan ke


Regent 1129?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Di daerah perkantoran Scotland Yard sedang


berlangsung semacam rapat tak resmi. Enam atau tujuh
orang pria duduk dengan santai mengelilingi sebuah
meja. Keenam orang pria itu adalah orang penting
dalam bidangnya masing-masing. Persoalan yang
sedang mendapat perhatian para pengawal hukum itu
adalah suatu masalah yang sangat penting selama dua
atau tiga tahun terakhir ini. Suatu jenis kejahatan yang
sangat berhasil dan sangat mengganggu ketenangan
masyarakat. Perampokan besar-besaran sedang
meningkat. Perampokan bank, perampasan gaji
pegawai, pencurian perhiasan yang dikirim melalui pos,
juga perampokan kereta api. Belum sebulan yang lalu
telah terjadi lagi suatu perampokan yang amat berani
dan berhasil.

Sir Ronald Graves, Asisten Komisaris Scotland Yard,


duduk di kepala meja sebagai pemimpin. Sebagaimana
kebiasaannya, dia lebih banyak mendengarkan daripada

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

berbicara. Tak ada laporan resmi yang dikemukakan


pada kesempatan itu. Itu semua adalah pekerjaan rutin
yang ditangani oleh CID (Bagian Intel). Sedang
pertemuan itu merupakan tukar pikiran tingkat tinggi
untuk merangkai gagasan-gagasan dari orang-orang
yang meninjau persoalan dari segi pandang yang agak
berbeda-beda. Sir Ronald Graves memandang anggota
kelompoknya satu per satu, lalu dia mengangguk pada
seorang pria di ujung meja.

"Nah, Ayah," katanya, "coba kami dengar beberapa


leluconmu, seperti biasa."

Pria yang disebut 'Ayah' itu adalah Inspektur Kepala


Fred Davy. Tak lama lagi dia akan pensiun, dan
tampangnya lebih tua daripada umurnya. Sebab itulah
dia dijuluki 'Ayah'. Kehadirannya selalu menimbulkan
rasa senang, sikapnya selalu halus dan ramah, hingga
banyak penjahat terkejut dan heran menghadapi
kenyataan bahwa dia tak selalu ramah dan tak mudah
ditipu.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya, Ayah, kami ingin mendengar pandanganpandanganmu," kata seorang inspektur kepala yang
lain.

"Masalah besar," kata Inspektur Kepala Davy sambil


mendesah dalam-dalam. "Ya, masalah besar. Dan
mungkin akan menjadi lebih besar lagi."

"Yang kaukatakan besar itu, apakah jumlahnya?" "Ya."

Seorang pria lain yang bernama Comstock, yang


berwajah tajam seperti musang dan bermata awas,
menyela.

"Apakah kau ingin mengatakan bahwa itu


menguntungkan mereka?"

"Ya dan tidak," kata Ayah. "Bisa menjadi bencana bagi


mereka. Tapi sampai sejauh ini, dengan bantuan setan,
mereka masih bisa menguasai keadaan."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Komisaris Andrews, seorang pria berambut pirang,


bertubuh kecil dan dengan pandangan mata yang
menerawang, berkata sambil merenung,

"Menurut saya, keadaannya lebih buruk daripada yang


kita sadari. Lihat saja sebuah perusahaan kecil yang
dimiliki oleh satu orang. Bila ditangani dengan baik dan
besarnya usaha itu cukup, maka pasti akan berhasil. Bila
perusahaan itu diperluas dengan cabang, dijadikan lebih
besar, dan di tambah pegawainya, maka besarnya
perusahaan itu tiba-tiba jadi tak sesuai lagi, dan
keadaannya pun akan menurun. Demikian pula halnya
dengan rangkaian toko-toko besar atau industri besar.
Bila besarnya usaha memadai, dia akan berhasil. Bila
kurang memadai, akan kurang berhasil. Segala-galanya
ada ukurannya. Bila ukurannya tepat dan ditangani
dengan baik, maka akan sukses."

"Menurut kau, berapa besarnya masalah ini?" sergah Sir


Ronald.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Lebih besar daripada yang kita duga semula," kata


Comstock.

Inspektur McNeill, seorang yang berwajah keras,


berkata,

"Menurut saya, gerakannya membesar. Ayah benar.


Keadaannya berkembang terus."

"Baik sekali," kata Davy. "Mungkin akan berkembang


terlalu cepat, dan kemudian tak terkendalikan lagi."

"Soalnya sekarang, Sir Ronald," kata McNeill, "siapa


yang harus kita gerebek dan kapan?"

"Ada selusin tempat yang bisa kita gerebek," kata


Comstock. "Komplotan Harris terlibat di dalamnya, kita
tahu itu. Lalu, ada daerah kecil di dekat Luton. Sebuah
bengkel di Epsom, sebuah rumah minum di dekat
Maidenhead, dan sebuah peternakan di Jalan Great
North."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Adakah di antaranya yang boleh kita gerebek?"

"Saya rasa tidak. Semuanya hanya kelas teri. Hanya


merupakan mau rantai. Sebuah bengkel di mana mobilmobil diubah, dan cepat-cepat diserahkan kembali;
sebuah rumah minum terhormat di mana pesan-pesan
disampaikan; sebuah toko pakaian bekas di mana
penampilan orang bisa diubah, dan sebuah toko pakaian
langganan teater mungkin juga berguna. Orang-orang
itu dibayar. Mereka dibayar cukup mahal, tapi mereka
benar-benar tak tahu apa-apa!"

Komisaris Andrews, yang kelihatan sedang


menerawang, berkata lagi, "Kita berhadapan dengan
orang-orang yang berotak cemerlang. Kita belum tahu
jejak mereka. Kita hanya tahu beberapa penghubung
mereka, itu saja. Seperti kataku tadi, komplotan Harris
ada di dalamnya, dan Marks juga terlibat dalam bidang
keuangannya. Hubungan-hubungan dengan luar negeri
dilakukan melalui Weber, tapi dia hanya kaki tangan.
Kita sebenarnya tak punya tuduhan apa-apa atas diri
salah seorang di antara mereka itu. Kita tahu bahwa

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

mereka semua punya cara tersendiri untuk saling


berhubungan, juga dengan beberapa cabang komplotan
itu. Tapi kita tak tahu betul bagaimana mereka
melakukannya. Kita mengawasi mereka dan mengikuti
mereka. Dan mereka tahu kita mengawasi mereka. Di
suatu tempat ada kantor pusatnya yang besar. Yang
perlu kita tangkap adalah otak perencananya."

"Rasanya jaringannya besar sekali," kata Com-stock.


"Aku sependapat bahwa pasti ada kantor pusat operasi
yang besar di suatu tempat. Suatu tempat di mana
setiap operasi direncanakan, dirinci, dan dirangkai
dengan sempurna. Di tempat itu ada seseorang yang
merancang semuanya, misalnya Operasi Kantong Pos
atau Operasi Pembayaran Gaji. Orang-orang itulah yang
harus kita cari."

"Mungkin mereka bahkan tak berada di negeri ini," kata


Ayah dengan tenang.

"Ya, aku yakin itu benar. Mungkin mereka tinggal dalam


sebuah igloo, di suatu tempat, atau dalam sebuah tenda

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

di Maroko, atau di sebuah rumah peristirahatan di


pegunungan di Swiss."

"Aku tak percaya adanya otak perencana itu," kata


McNeill sambil menggeleng. "Itu hanya ada dalam
cerita-cerita saja. Memang, tentu ada seorang
kepalanya, tapi aku tak percaya adanya otak penjahat.
Menurutku, mungkin ada suatu badan direksi yang
pandai sekali di belakang gerakan ini. Dan gerakan ini
direncanakan di pusatnya, dengan seorang ketua.
Merekah berhasil dengan baik, dan mereka terus
meningkatkan teknik mereka. Namun demikian...."

"Ya?" tanya Sir Ronald mendorong.

"Dalam suatu tim kecil yang bagaimanapun ketatnya,


mungkin ada sistem pembuangan. Aku biasa
menyebutnya azas kereta salju Rusia'. Sekali-sekali, bila
mereka pikir kita sudah mencium jejak mereka, mereka
lemparkan seorang di antara mereka. Seseorang yang
menurut mereka tidak akan merugikan mereka."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Akan beranikah mereka berbuat begitu? Apakah itu


tidak mengundang bahaya?"

"Kurasa bisa dilakukan sedemikianrupa hingga siapa pun


orangnya, dia tidak akan menyadari bahwa dia didorong
dari kereta salju itu. Dia hanya menyangka bahwa dia
terjatuh. Dia akan tutup mulut, karena dia pikir dia
memang harus tutup mulut. Pasti begitulah
keadaannya. Mereka memiliki banyak uang yang bisa
mereka pertaruhkan, dan mereka mampu bertindak
murah hati. Keluarganya, kalau ada, akan dijamin bila
dia dipenjarakan. Bahkan mungkin bisa diatur usaha
supaya dia bisa meloloskan diri."

"Sudah terlalu banyak yang memakai cara itu," kata


Comstock.

"Kurasa kalian semua tahu," kata Sir Ronald, "bahwa tak


ada gunanya kita berspekulasi lagi. Kita selalu
mengucapkan hal-hal yang sama."

McNeill tertawa.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Untuk apa sebenarnya Anda mengumpulkan kami,


Sir?"

"Yah...," Sir Ronald berpikir sebenar, "kita semuanya


sependapat mengenai hal yang utama," katanya lambatlambat. "Kita sependapat mengenai kebijaksanaan
utama kita, mengenai apa yang akan kita lakukan.
Kurasa akan menguntungkan bila kira menoleh ke soalsoal yang kecil, hal-hal yang tidak terlalu penting, yang
hanya sedikit saja keluar dari kebiasaan. Sulit untuk
menjelaskan apa maksudku, pokoknya seperti urusan
dalam perkara Culver tahun yang lalu itu. Sebuah noda
tinta. Ingatkah kalian? Sebuah noda tinta di sekeliling
liang tikus. Mengapa seseorang harus menuangkan
sebotol tinta ke dalam sebuah liang tikus? Kelihatannya
tak penting. Sulit pula mendapatkan jawabannya. Tapi
bila kita bisa mendapatkan jawabannya, maka jawaban
itu akan menuntut kita ke arah penyelesaian. Itulahpada garis besarnya-hal yang sedang kupikirkan. Hal-hal
yang aneh. Jangan enggan mengatakan bila kalian
menemukan sesuatu yang menurut kalian agak sedikit
aneh. Nampaknya remeh, tapi menggelitik, karena tak
biasa. Kulihat Ayah mengangguk."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya sependapat sekali dengan Anda," kata Inspektur


Kepala Davy. "Ayo, Teman-teman, coba kemukakan
sesuatu. Bahkan kalau itu hanya seorang laki-laki yang
mengenakan topi yang lucu."

Tak ada tanggapan langsung. Semuanya kelihatan tak


jelas dan agak ragu.

"Ayolah," kata Ayah. "Aku saja yang akan maju dulu.


Sebenarnya sih hanya suatu kisah lucu, tapi mungkin
pantas untuk didengar. Mengenai Bank London and
Metropolitan itu. Cabangnya di Carmolly Street. Ingat
itu? Kita memiliki daftar penuh nomor polisi mobilmobil, warnanya, dan mereknya. Kita minta bantuan
masyarakat untuk memberikan informasi dan mereka
memberikan tanggapan-hebat sekali tanggapan itu! Ada
kira-kira seratus lima puluh informasi menyesatkan yang
masuk! Kita berhasil menyaringnya, hingga akhirnya
tinggal kira-kira tujuh buah mobil yang terlihat di sekitar
tempat itu yang dicurigai. Masing-masing mobil itu
mungkin ada hubungannya dengan perampokan itu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya," kata Sir Ronald, "teruskan."

"Ada satu atau dua mobil yang tak bisa kita lacak.
Mungkin pelat nomor polisinya sudah diganti. Tak ada
yang aneh mengenai hal itu karena orang sering
melakukan itu. Kebanyakan di antaranya akhirnya bisa
dilacak. Aku hanya akan mengemukakan satu contoh.
Sebuah mobil sedan Morris Oxford, berwarna hitam,
dengan nomor CMG 256, yang dilaporkan oleh seorang
calon perwira. Katanya, mobil itu dikemudikan oleh
Bapak Hakim Ludgrove."

Ayah melihat ke sekelilingnya. Mereka sedang


mendengarkannya, tapi tanpa memperlihatkan minat
yang nyata.

"Aku tahu," katanya, "sebagaimana biasanya informasi


itu salah. Pak Hakim Ludgrove memang seorang pria tua
yang mudah dikenali, antara lain karena wajahnya yang
buruk. Nah, orang itu jelas bukan Pak Hakim Ludgrove,
karena pada saat itu dia sedang berada di pengadilan.
Dia memang memiliki sebuah mobil Morris Oxford, tapi
nomornya bukan CMG 256." Dia memandang berkeliling

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

lagi. "Baiklah, baiklah. Jadi itu tak ada artinya bagi


kalian. Tapi tahukah kalian, berapa nomor mobilnya?
CMG 265. Mirip sekali, bukan? Suatu kekeliruan yang
biasa dibuat orang kalau mencoba mengingat nomor
sebuah mobil."

"Maaf," kata Sir Ronald, "aku kurang mengerti...."

"Tidak," kata Inspektur Kepala Davy, "memang tak ada


yang perlu dimengerti, bukan? Hanya-nomor itu hampir
persis dengan nomor yang sebenarnya, bukan? 265 dan
256, sama-sama CMG. Memang benar-benar suatu
kebetulan kalau ada dua mobil Morris Oxford yang
warnanya sama, dan nomor polisinya hanya satu angka
saja bedanya, dan dengan pengemudinya yang sangat
mirip dengan pemilik mobil lainnya."

"Apakah maksudmu...?"

"Hanya berbeda satu angka, 'kesalahan yang disengaja'


di zaman sekarang. Agaknya begitulah keadaannya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Maaf, Davy. Aku masih belum mengerti."

"Oh, saya rasa tak ada yang harus dimengerti. Ada


sebuah mobil Morris Oxford, bernomor CMG 265, yang
lewat di jalan hanya dua setengah menit setelah
perampokan bank itu. Calon perwira itu mengenali
pengemudi mobil itu sebagai Pak Hakim Ludgrove."

"Apakah kau akan mengatakan bahwa itu memang


benar Hakim Ludgrove? Jangan main-main, Davy,"

"Tidak, saya tidak mengatakan bahwa dia adalah Pak


Hakim Ludgrove, dan bahwa dia terlibat dalam
perampokan bank itu. Pada waktu itu dia sedang
menginap di Hotel Bertram di Pond Street. Dan tepat
pada saat itu dia sedang berada di kantor pengadilan.
Semuanya terbukti dengan jelas. Yang ingin saya
katakan adalah bahwa nomor dan merk mobil itu, serta
pengenalan yang diberikan oleh seorang calon perwira
yang kenal betul wajah Pak tua Ludgrove, adalah suatu

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

kebetulan yang sangat berarti. Ternyata tidak. Sayang


sekali."

Comstock bergerak dengan perasaan tak enak. "Ada


suatu kejadian lain yang mirip kejadian itu, sehubungan
dengan peristiwa perampokan toko perhiasan di
Brighton. Menyangkut seorang admiral tua. Aku lupa
namanya. Seorang wanita mengenali admiral itu dengan
yakin di tempat kejadian itu."

"Padahal bukan dia?"

"Bukan. Dia berada di London malam itu. Kalau tak salah


dia ke sana menghadiri jamuan makan malam di
kalangan angkatan laut."

"Dan dia menginap di klubnya?"

"Tidak, dia menginap di sebuah hotel-kalau tak salah di


hotel yang kausebutkan tadi itu, Ayah. Hotel Bertram,

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

bukan? Tempat itu sepi. Kudengar banyak bekas


anggota tentara menginap di sana."

"Hotel Bertram," kata Inspektur Kepala Davy, sambil


merenung.

Miss Marple terjaga ketika hari masih pagi benar,


karena begitulah kebiasaannya. Dia memuji tempat
tidurnya. Nyaman sekali.

Dia menyeberangi kamar menuju ke jendela dan


membuka gordennya. Maka masuklah sinar pagi London
yang pucat. Tapi Miss Marple belum mau memadamkan
lampu. Mereka telah memberinya sebuah kamar yang

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

bagus sekali. Itu merupakan suatu tradisi di Hotel


Bertram. Kertas pelapis dindingnya bermotif bunga
mawar, ada sebuah lemari mahoni berlaci-laci dan
sebuah meja hias yang sesuai. Juga dua buah kursi yang
bersandaran tegak, dan sebuah kursi santai yang cukup
tinggi dari lantai. Ada sebuah pintu yang menuju ke
kamar mandi modern, tapi dindingnya berlapis keramik
yang bermotif bunga mawar pula, hingga
menghilangkan kesan higienis yang kaku.

Miss Marple kembali ke tempat tidurnya. Ditepuktepuknya bantalnya, lalu melihat ke jam. Pukul setengah
delapan. Diambilnya buku ibadahnya yang kecil, yang
selalu dibawanya ke mana-mana, dan sebagaimana
biasa, dibacanya satu setengah halaman. Dia memang
mengharuskan dirinya membaca buku itu sekian
banyaknya dalam sehari. Lalu diambilnya pekerjaan
rajutannya dan mulai merajut. Mula-mula perlahanlahan, karena jari-jarinya masih kaku dan sakit kalau dia
baru bangun tidur. Tapi tak lama kemudian,
kecepatannya bertambah, dan jemarinya tak sakit dan
tak kaku lagi.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Satu hari lagi," kata Miss Marple kepada dirinya sendiri,


menyambut hari itu dengan perasaan senang. Satu hari
lagi-dan kita tak tahu apa yang akan terjadi hari ini.

Dia duduk dengan santai dan dia berhenti merajut, lalu


membiarkan pikirannya mengalir tenang dalam
kepalanya.... Selina Hazy.... Pondok kecil yang pernah
didiaminya di St. Mary Mead, pondok yang cantik sekalisayang, sekarang telah dipasangi genting berwarna hijau
yang jelek... Kue muffin... banyak sekali menteganya...
tapi enak sekali... Dan bayangkan, mereka juga
menyediakan kue kacang kuno! Dia sama sekali tak
menyangka bahwa segala-galanya tetap bisa seperti di
masa silam... karena bagaimanapun juga, sang waktu
tak pernah tinggal diam.... Dan untuk memaksakan agar
waktu tinggal diam tanpa perubahan seperti ini, pasti
memerlukan uang banyak.... Sedikit pun lak ada barang
plastik di tempat ini!... Itu pasti memerlukan biaya,
pikirnya. Apa-apa yang kuno bagaikan lukisan.... Lihat
saja betapa banyaknya orang yang sekarang
menginginkan bunga mawar kuno dan melecehkan teh
hibrida!.... Tak ada satu pun di tempat ini

yang kelihatan asli... Yah, mengapa harus asli?...

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Sudah lima puluh-ah tidak, hampir enam puluh tahun


yang lalu dia menginap di sini. Dan rasanya itu pun tak
jelas, karena dia sudah terbiasa dengan tahun kalender
yang sekarang ini. Semuanya itu benar-benar
membukakan kumpulan masalah-masalah yang
menarik.... Baik suasana maupun orang-orangnya....
Miss Marple menjauhkan pekerjaan rajutannya dari
dirinya.

"Daerah-daerah kota yang terpencil," katanya.... "Ya,


daerah-daerah kota yang terpencil.... Dan sulit
ditemukan..."

Apakah itu ada hubungannya dengan perasaan aneh


yang menggelisahkannya semalam? Perasaannya bahwa
ada sesuatu yang tak beres...

Orang-orang tua itu-mirip benar dengan orang yang


diingatnya waktu dia menginap di sini lima puluh tahun
yang lalu. Tapi pada waktu itu mereka wajar-sedang
sekarang mereka tak wajar. Orang-orang tua zaman

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

sekarang tak sama dengan orang-orang tua pada waktu


itu. Mereka kelihatan susah dan tersiksa-karena
kesulitan-kesulitan rumah tangga yang dihadapinya.
Atau mereka kian kemari untuk menghadiri pertemuan
dan berusaha supaya kelihatan sibuk dan mampu, lalu
mereka mencat rambut mereka menjadi biru tua, atau
memakai wig. Dan tangan mereka tidak lagi seperti
tangan orang-orang yang dikenangnya, halus dan
lembut-tangan orang-orang sekarang kasar karena
kebanyakan mencuci memakai detergen....

Jadi-yah, orang-orang ini lalu kelihatan tak asli. Tapi


yang penting adalah bahwa mereka benar-benar ada.
Selina Hazy memang ada. Dan pria tentara tua yang
tampan di sudut itu, nyata ada-Miss Marple pernah
bertemu dengannya, meskipun dia tak ingat namanyadan Bapak Uskup (Robbie yang baik) sudah meninggal.

Miss Marple melihat ke jamnya yang kecil. Pukul


setengah sembilan. Sudah waktunya untuk sarapan.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Dia membaca peraturan-peraturan yang diberikan


hotel-hurufnya besar-besar dan jelas hingga orang tak
perlu memasang kacamatanya.

Kita bisa memesan makanan lewat telepon, dengan


meminta datang petugas pelayan kamar, atau dengan
menekan bel pemanggil pelayan kamar.

Miss Marple menekan bel pemanggil itu. Dia selalu


gugup kalau harus berbicara dengan petugas pelayan
kamar.

Hasilnya hebat sekali. Dalam waktu singkat sekali


terdengar ketukan pada pintu dan seorang pelayan
kamar yang sangat memenuhi syarat muncul. Seorang
pelayan kamar sungguhan yang kelihatan tak asli. Dia
mengenakan baju katun bergaris-garis biru dan sebuah
topi yang kelihatannya baru dicuci dan diseterika.
Wajahnya merah jambu dan selalu tersenyum serta
benar-benar menampakkan sifat kedesaannya. Dari
mana mereka mendapatkan orang-orang seperti ini?

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Miss Marple memesan sarapannya. Teh, telur rebus,


dan roti. Pelayan kamar itu demikian cekatannya,
hingga Miss Marple lupa menyebutkan bubur gandum
atau jus jeruk.

Lima menit kemudian sarapan yang dipesannya sudah


datang. Dia membawa nampan yang menyenangkan, di
mana terdapat sebuah teko teh bulat yang besar, susu
sapi yang kental, dan sebuah kendi perak berisi air
panas. Di atas roti terdapat dua buah telur rebus yang
cantik. Rebusan telurnya bagus sekali. Sedang
menteganya berbentuk bulatan-bulatan yang sedang
besarnya. Selainya adalah selai marmalade, arbei, dan
madu. Rotinya pun kelihatan enak sekali, tidak keras
seperti kertas-baunya pun bau roti yang baru (bau yang
paling sedap di dunia!). Ada pula sebuah apel, pir, dan
pisang.

Miss Marple menusukkan pisau dengan berhati-hati tapi


mantap. Dia tak kecewa. Kuning telurnya yang berwarna
kuning tua dan kental meleleh keluar. Ini baru telur!

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Semuanya masih panas berasap. Ini benar-benar


sarapan. Seperti sarapan yang dimasaknya sendiri, tapi
dia tak perlu memasaknya! Makanan itu diantarkan
padanya, seolah-olah-tidak, bukan seolah-olah dia ratuseolah-olah dia seorang wanita setengah baya yang
menginap di sebuah hotel yang baik tapi tidak terlalu
mahal, dengan keadaan-seperti pada tahun 1909. Miss
Marple menyatakan pujiannya pada pelayan kamar itu,
dan dia menjawab sambil tersenyum, "Oh, ya, Madam,
juru masak kami sangat berhati-hati menyiapkan
sarapan."

Miss Marple memandangnya dengan rasa kagum. Hotel


Bertram benar-benar menyediakan segala sesuatu yang
hebat. Pelayan ini umpamanya, juga hebat sekali. Diamdiam Miss Marple mencubit lengannya sendiri untuk
meyakinkan dirinya.

"Sudah lama Anda bekerja di sini?" tanyanya. "Baru tiga


tahun lebih, Madam." "Dan sebelum itu?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya bekerja di sebuah hotel di Eastbourne. Hotel itu


sangat modern dan mengikuti zaman-tapi saya lebih
suka tempat yang kuno seperti ini."

Miss Marple menghirup tehnya. Tanpa disadarinya, dia


bersenandung perlahan-dan dengan sendirinya
terucaplah kata-kata yang merupakan lirik sebuah lagu
yang sudah lama terlupakan, 'Oh, di manakah kau
berada selama hidupku....'

Pelayan kamar itu tampak agak terkejut.

"Saya terkenang sebuah lagu lama," celoteh Miss


Marple, dengan nada meminta maaf. "Lagu itu pernah
populer."

Dia menyanyi lagi perlahan-lahan. "Oh, di mana kau


berada selama hidupku...."

"Mungkin Anda tahu lagu itu?" tanyanya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Yaah...." Pelayan kamar kelihatan menyesal.

"Barangkali lagu itu sudah terlalu tua untukmu," kata


Miss Marple. "Ah, orang jadi senang bernostalgia-di
tempat seperti ini."

"Benar, Madam. Saya rasa banyak wanita yang


menginap di sini merasa begitu."

"Saya rasa, itulah antara lain sebabnya mengapa mereka


datang kemari," kata Miss Marple.

Pelayan kamar itu keluar. Agaknya dia sudah terbiasa


dengan wanita-wanita yang suka berceloteh dan
mengenang masa lalu.

Miss Marple menyelesaikan sarapannya, lalu bangkit


dengan santai dan senang. Dia sudah merencanakan
untuk berbelanja pagi itu. Tidak terlalu banyak, supaya

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

tidak terlalu meletihkan-nya. Mungkin hari ini dia akan


pergi ke Oxford Street, dan besok ke Knightsbridge. Dia
mengatur acara dengan gembira.

Kira-kira pukul sepuluh dia keluar dari kamarnya dengan


perlengkapan sempurna: topi, sarung tangan, payungsekadar persiapan, meskipun cuaca kelihatan cerah-tas
tangan-dan tas belanjanya yang terbagus.

Pintu kamar yang berjarak dua ruangan dari kamarnya


di lorong hotel terbuka dengan kasar, dan seseorang
menjenguk ke luar. Dia adalah Bess Sedgwick. Dia cepatcepat masuk kembali ke dalam kamarnya sambil
menutup pintunya dengan kasar.

Sambil menuruni tangga, Miss Marple berpikir-pikir. Dia


lebih suka menggunakan tangga daripada lift kalau pagipagi begini. Itu merupakan pemanasan baginya.
Langkah-langkahnya makin lama makin lambat... dan
akhirnya dia berhenti.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Ketika Kolonel Luscombe sedang berjalan di sepanjang


lorong dari kamarnya, pintu kamar yang terletak di
bagian teratas dari tangga terbuka dengan kasar, dan
Lady Sedgwick langsung berbicara padanya.

"Akhirnya kau datang juga! Sudah lama aku


mengintaimu-menunggu saat untuk menerkammu. Ke
mana kita bisa pergi untuk berbicara? Maksudku, tanpa
harus bertemu dengan kucing-kucing tua setiap saat."

"Aduh, Bess. Entah ya-tapi kurasa di lantai satu


setengah ada semacam ruangan tulis."

"Sebaiknya kau segera masuk ke sini sebelum pelayan


kamar punya pikiran yang tidak-tidak tentang kita."

Dengan agak enggan Kolonel Luscombe masuk, lalu


pintu segera ditutup rapat-rapat di belakangnya.

"Aku tak tahu bahwa kau menginap di sini, Bess. Aku


sama sekali tak mengira."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kurasa kau memang tak tahu."

"Maksudku-kalau aku tahu, aku tidak akan membawa


Elvira kemari. Tahukah kau-aku membawa Elvira
kemari."

"Ya, aku melihatnya bersamamu semalam."

"Tapi aku benar-benar tak tahu bahwa kau ada di sini.


Rasanya tempat ini kurang sesuai bagimu."

"Mengapa tidak? Aku tak mengerti," kata Bess


Sedgwick. "Ini merupakan hotel yang paling
menyenangkan di London. Mengapa aku tak boleh
menginap di sini?"

"Kau harus mengerti bahwa aku tak punya pikiran


tentang... maksudku...."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Bess Sedgwick melihat padanya, lalu tertawa. Dia sudah


bersiap-siap untuk pergi. Dia mengenakan setelan
berwarna gelap yang bagus potongannya dan jasnya
berwarna hijau zamrud cerah. Dia kelihatan ceria dan
bersemangat. Di sisinya, Kolonel Luscombe kelihatan
tua dan lusuh.

"Derek yang baik, jangan memandang dengan sedih


begitu. Aku tidak menuduhmu mencoba
mendramatisasikan pertemuan yang sentimentil antara
seorang ibu dan anaknya. Hanya salah satu kebetulan
saja, di mana orang-orang bertemu di suatu tempat
yang tak diduga. Tapi kau harus mengusahakan untuk
membawa Elvira keluar dari sini, Derek. Kau harus
membawanya keluar dari sini, segera-hari ini juga."

"Oh, dia memang akan pergi. Maksudku, aku


membawanya kemari hanya untuk menginap beberapa
malam. Nonton pertunjukan dan seba-gainya. Dia akan
pergi ke rumah keluarga Melford besok."

"Kasihan gadis itu, dia pasti akan merasa bosan."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Luscombe memandangnya dengan saksama. "Apakah


kaupikir dia akan merasa bosan sekali?"

Bess merasa kasihan pada pria itu.

"Setelah merasakan seperti di rumah tahanan di Italia


dulu itu, mungkin tidak juga. Dia bahkan mungkin akan
merasa gembira sekali."

Luscombe memberanikan dirinya.

"Dengarkan, Bess. Aku terkejut sekali melihat kau


berada di sini, tapi jangan kaukira-yah, mungkin-ini
memang sudah diatur Tuhan. Maksudku, mungkin ini
suatu kesempatan-kita sama sekali tak tahu-untuk
mengerti perasaan gadis itu."

"Apa maksudmu sebenarnya, Derek?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Yah, bukankah kau ibunya?"

"Memang aku ibunya. Dia putriku. Lalu selama ini apa


artinya kenyataan itu bagi kita, maupun di waktu yang
akan datang?"

"Kita tak tahu pasti. Kurasa-mungkin dia


merasakannya."

"Apa yang membuatmu berpikir begitu?" tanya Bess


Sedgwick dengan tajam.

"Sesuatu yang dikatakannya kemarin. Dia menanyakan


kau ada di mana, dan apa kerjamu."

Bess Sedgwick menyeberangi kamar, menuju ke jendela.


Dia berdiri di sana sambil mengetuk-ngetuk ambang
jendela.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kau baik sekali, Derek," katanya. "Kau punya ide yang


baik. Tapi semuanya itu tak ada gunanya, malaikat
penolongku yang malang. Itu harus kausadari. Semua
ide itu tidak akan ada gunanya, dan mungkin malah
akan berbahaya."

"Oh, Bess. Berbahaya?"

"Ya, ya. Berbahaya. Saya orang yang berbahaya. Sejak


dulu demikian."

"Tapi kalau kuingat hal-hal yang telah kaulakukan...,"


kata Kolonel Luscombe.

"Itu urusanku sendiri," kata Bess Sedgwick.

"Menantang bahaya telah menjadi semacam kebiasaan


bagiku. Eh, tidak, aku tak mau menyebutnya kebiasaan.
Lebih tepat kalau disebut kecanduan. Seperti obat bius.
Seperti suntikan kecil heroin yang memberikan
kenyamanan yang dibutuhkan oleh seorang pecandu

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

selang beberapa waktu, untuk menjadikan hidup terasa


cerah dan enak dijalani. Pokoknya, soal itu sudah beres.
Itu sudah nasibku-atau entah apalah namanya itu. Aku
tak pernah menggunakan obat-obat terlarang-aku tak
pernah membutuhkannya. Bahaya-itulah candu bagiku.
Tapi orang-orang yang hidup seperti aku bisa merugikan
orang lain. Jadi, jangan bodoh dan jangan ngotot, Derek.
Jaga supaya gadis itu tetap jauh dariku. Aku tak berguna
baginya. Aku hanya akan merugikannya. Kalau mungkin,
bahkan jangan sampai dia tahu bahwa aku menginap di
hotel ini juga. Teleponlah keluarga Melford dan bawa
dia ke sana hari ini juga. Carilah alasan tentang adanya
hal yang mendesak...."

Kolonel Luscombe bimbang. Dia menarik-narik


kumisnya.

"Kurasa kau salah, Bess," katanya, lalu mendesah. "Dia


bertanya kau ada di mana. Kukatakan bahwa kau
berada di luar negeri."

"Ya, aku memang akan ke luar negeri dua belas jam lagi.
Jadi semuanya sudah cocok."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Bess Sedgwick mendekati kolonel itu. Diciumnya ujung


dagu si kolonel, lalu diputarnya tubuh pria itu seolaholah akan diajaknya bermain ular naga. Dibukanya
pintu, lalu dengan halus didorongnya kolonel itu keluar.
Waktu pintu tertutup di belakangnya, Kolonel Luscombe
melihat seorang wanita tua membelok di tikungan dari
arah tangga. Wanita tua itu sedang bergumam sendiri
sambil melihat ke dalam tasnya, "Aduh, aduh. Pasti
barang itu tertinggal di kamar."

Dia melewati Kolonel Luscombe, seolah-olah tanpa


mengacuhkannya. Tapi, begitu Pak Kolonel menuruni
tangga, Miss Marple berhenti di depan pintu kamarnya
dan memandangnya dengan tajam. Lalu dia melihat ke
arah pintu Bess Sedgwick.

"Jadi laki-laki itulah yang ditunggunya," gumamnya.


"Aku ingin tahu untuk apa."

Pater Pennyfather, yang merasa tubuhnya lebih kuat


setelah sarapan, berjalan menyeberangi ruang duduk.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Dia tak lupa meninggalkan kunci kamarnya di meja


resepsionis. Dia mendorong pintu depan, lalu keluar.
Kemudian dia diantar masuk ke dalam sebuah taksi oleh
petugas penjaga pintu yang orang Irlandia itu. Itu
memang tugasnya.

"Ke mana, Pater?"

"Aduuh," kata Pater Pennyfather kebingungan. "Tunggu,


coba kuingat dulu-mau ke mana aku, ya?"

Lalu lintas di Pond Street macet beberapa menit selama


Pater Pennyfather dan petugas itu memperbincangkan
hal itu. Akhirnya Pater Pennyfather dapat mengingat
sesuatu dan taksi pun meluncur ke arah British
Museum.

Petugas penjaga pintu itu tetap berdiri di trotoar sambil


tertawa lebar. Dan karena kelihatannya tak ada orang
lain yang mau keluar, maka dia berjalan-jalan saja di
depan hotel sambil menyiulkan lagu lama perlahanlahan.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Salah satu jendela kamar di lantai satu Hotel Bertram


dibuka lebar-lebar. Tapi petugas itu sama sekali tidak
menoleh, sampai tanpa diduganya seseorang berbicara
padanya melalui jendela yang terbuka itu.

"Rupanya kau di sini terdampar, Micky. Bagaimana kau


sampai berada di tempat ini?"

Laki-laki itu berputar dengan terkejut-lalu dia terbelalak.

Lady Sedgwick menjulurkan kepalanya melalui jendela


yang terbuka itu.

"Apakah kau tak kenal lagi padaku?" tanyanya.

Wajah laki-laki itu tiba-tiba berubah, pertanda dia


mengenalnya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Astaga, si kecil Bessie rupanya! Bayangkan! Setelah


sekian lama. Bessie kecil."

"Tak ada orang yang menyebutku Bessie kecuali kau.


Nama yang jelek. Apa kerjamu selama bertahun-tahun
ini?"

"Yah, macam-macamlah," sahut Micky dengan berhatihati. "Aku memang tak pernah menjadi bahan berita
seperti kau. Aku sering membaca tentang kegiatankegiatanmu dalam surat-surat kabar."

Bess Sedgwick tertawa. "Bagaimanapun juga, hidupku


lebih baik daripada hidupmu," katanya.

"Kau terlalu banyak minum. Dari dulu kau begitu."

"Hidupmu baik, karena kau banyak uang."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Uang pun tidak akan ada gunanya bagimu. Kau pasti


akan minum lebih banyak dan keadaanmu akan lebih
parah lagi. Pasti begitu! Bagaimana kau sampai di sini?
Itu yang ingin kuketahui. Bagaimana kau sampai bisa
diterima bekerja di sini?"

"Aku memerlukan pekerjaan. Dan aku punya ini...,"


tangannya menepuk medali-medali yang berderet-deret
di dadanya.

"Ya, aku tahu." Dia merenung. "Semuanya asli, kan?"

"Tentu saja asli. Mengapa tidak?"

"Oh, aku percaya padamu. Kau memang pemberani.


Dan kau memang seorang pejuang yang baik. Ya, kau
memang cocok menjadi tentara. Aku yakin itu."

"Tentara memang berguna dalam masa perang, tapi


dalam masa damai tak ada gunanya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Jadi kau mau bekerja begini. Aku sama sekali tak


menyangka-" Dia berhenti.

"Apa yang sama sekali tak kausangka, Bessie?"

"Tak apa-apa. Rasanya aneh bertemu denganmu lagi


setelah sekian tahun."

"Aku tak lupa," kata pria itu. "Aku tak pernah


melupakan kau, Bessie cilik. Kau gadis yang cantik!
Gadis kecil yang cantik."

"Waktu itu aku gadis yang tolol sekali," kata Lady


Sedgwick.

"Itu memang benar. Kau tak punya akal sehat. Bila kau
punya akal sehat, kau tidak akan mau berhubungan
dengan aku. Tapi kau pandai sekali menunggang kuda.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Ingatkah kau kuda betina itu-siapa namanya, ya?-ya,


Molly O'Flynn. Dia galak sekali."

"Kaulah satu-satunya orang yang bisa


menungganginya," kata Lady Sedgwick.

"Dia ingin sekali melemparkan aku, kalau saja dia bisa!


Waktu disadarinya bahwa dia tak bisa, dia mengalah.
Ah, dia benar-benar cantik. Tapi bicara tentang
menunggang kuda, tak ada wanita lain di daerah itu
yang lebih pandai daripada kau. Alangkah cantiknya kau
bila sedang duduk di punggung kuda. Kau tak pernah
takut, sekejap pun! Dan kurasa, begitulah kau
selamanya. Pesawat terbang, mobil balap."

Bess Sedgwick tertawa. "Aku harus menyelesaikan


surat-suratku."

Dia menarik dirinya dari jendela.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Micky bersandar pada pagar hotel. "Aku tak pernah


melupakan Ballygowlan," katanya bersungguh-sungguh.
"Kadang-kadang timbul niatku untuk menulis surat
padamu..."

Suara Bess Sedgwick terdengar keras, waktu bertanya,


"Apa maksudmu, Mick Gorman?"

"Aku hanya mengatakan bahwa aku tak lupa -segalagalanya. Aku hanya ingin-mengingatkan kau."

Suara Bess Sedgwick tetap bernada keras, "Bila


maksudmu adalah seperti yang kuduga, sebaiknya
kaudengar nasihatku. Bila aku mendapat kesulitan garagara kau, kutembak kau seperti aku menembak seekor
tikus saja. Aku pernah menembak beberapa orang..."

"Di negara-negara asing, mungkin bisa...."

"Di negara-negara asing atau di sini-semuanya sama


saja bagiku."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya, Tuhan. Tapi aku percaya kau bisa berbuat begitu!"


suaranya mengandung rasa kagum. "Di Ballygowlan...."

"Di Ballygowlan," Bess Sedgwick memotong bicaranya,


"orang tuaku telah membayarmu supaya kau tutup
mulut. Dan bayarannya tinggi. Kau telah menerima uang
itu. Tapi kau tidak akan menerima apa-apa dari aku, jadi
jangan mimpi."

"Kisah romantis yang bagus untuk surat-surat kabar hari


Minggu...."

"Kau sudah mendengar apa kataku."

"Ah," kata Micky tertawa, "aku kan tak serius, aku hanya
bercanda. Aku tidak akan mau melakukan apa-apa yang
akan merugikan Bessie cilikku. Aku akan tutup mulut."

"Sebaiknya begitu," kata Lady Sedgwick.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Ditutupnya jendelanya. Dia menatap ke meja tulis di


hadapannya. Terlihat olehnya suratnya yang belum
selesai. Diambilnya surat itu, dibaca-nya sekali lagi, lalu
dikepalnya dan dilemparkannya ke dalam keranjang
sampah. Kemudian dengan kasar dia bangkit dari
tempat duduknya, lalu keluar dari kamar. Dia sama
sekali tak menoleh ke sekitarnya sebelum dia pergi.

Kamar-kamar tulis yang berukuran agak kecil di Hotel


Bertram sering kali kelihatan kosong, padahal
sebenarnya tidak. Di jendela terdapat dua buah meja
tulis yang cukup lengkap. Di sebelah kanan ada sebuah
meja, di mana terdapat beberapa majalah. Di sebelah
kiri ada dua buah kursi yang bersandaran tinggi sekali
menghadap ke perapian. Kursi-kursi itulah yang paling
disukai oleh orang-orang bekas anggota tentara dan
angkatan laut. Mereka suka duduk di situ untuk
menyendiri. Di situ mereka bisa tertidur dengan nyaman
sambil menunggu waktu minum teh. Siapa pun yang
datang untuk menulis surat biasanya bahkan tidak
melihat mereka. Pada pagi hari kursi-kursi itu kurang
diminati.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Tapi kebetulan pada pagi yang khusus itu kedua kursi


tersebut diduduki. Seorang wanita tua duduk di salah
satunya, dan yang sebuah lagi diduduki oleh seorang
gadis. Setelah peristiwa di atas tadi, gadis itu lalu
bangkit. Dia berdiri sebentar sambil melihat dengan rasa
yang tak yakin ke arah pintu, yang baru saja dilalui Lady
Sedgwick waktu dia keluar. Lalu perlahan-lahan gadis itu
berjalan ke arah pintu itu. Wajah Elvira Blake tampak
pucat sekali.

Lima menit kemudian wanita tua itu pun bergerak. Miss


Marple merasa bahwa istirahat pendek yang selalu
dilakukannya, setelah dia berpakaian dan turun dari
lantai atas, ternyata cukup lama juga. Sudah tiba
waktunya untuk pergi dan menikmati kesenangankesenangan kota London. Dia bisa berjalan sampai ke
Piccadilly, lalu naik bus nomor 9 ke High Street,
Kensington, atau dia bisa berjalan di sepanjang Bond
Street, lalu naik bus nomor 25 untuk pergi ke Toserba
Marshall and Snelgrove. Atau bisa juga dia naik bus
nomor 25 yang berlawanan arah, yang seingatnya akan
bisa membawanya ke Toko Army and Navy. Ketika
melewati pintu depan, dia masih tenggelam dalam
pikiran-pikiran yang menyenangkan itu. Petugas penjaga
pintu yang orang Irlandia itu sudah kembali pada

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

tugasnya, dan dia membantu Miss Marple mengambil


keputusan.

"Anda pasti memerlukan taksi. Ma am, katanya tegas.

"Saya rasa tidak," sahut Miss Marple. "Saya rasa, saya


bisa naik bus nomor 25 di dekat sini-atau bus nomor
dua yang dari Park Lane."

"Masakan Anda mau naik bus," kata petugas itu.


"Berbahaya sekali melompat naik ke bus bila Anda
sudah berumur. Cara bus-bus itu mulai berjalan dan
berhenti dan berjalan lagi membuat kita terlompatlompat. Para pengemudi zaman sekarang ini tak punya
perasaan. Sebaiknya saya panggilkan taksi untuk Anda,
dan Anda akan bisa pergi ke mana saja yang Anda
inginkan bagaikan seorang ratu."

Miss Marple berpikir sebentar, lalu menyerah.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Baiklah," katanya, "barangkali memang lebih baik saya


naik taksi."

Petugas itu tak perlu bersusah-payah memanggil taksi.


Baru saja dia menjentikkan jari-jarinya, sebuah taksi
sudah muncul seperti disulap. Miss Marple dibantu
masuk ke taksi dengan sangat hati-hati. Pada saat itu dia
pun memutuskan untuk pergi ke Toko Robinson and
Cleaver saja dan melihat-lihat persediaan perlengkapan
tempat tidur yang bagus-bagus dari bahan linen asli. Dia
duduk santai di taksi itu, dan sebagaimana yang
diramalkan petugas tadi, dia merasa bagaikan seorang
ratu. Pikirannya dipenuhi oleh bayangan-bayangan
indah tentang alas tempat tidur linen, sarung-sarung
bantal linen, dan serbet-serbet piring, juga lap-lap dapur
yang bagus tanpa gambar-gambar pisang, buah zaitun,
atau anjing yang sedang mengadakan pertunjukan, atau
gambar-gambar lain yang hanya akan menjengkelkan
kalau kita sedang mencuci piring.

Lady Sedgwick datang ke meja resepsionis. "Mr.


Humfries ada di dalam?" tanyanya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ada, Lady Sedgwick." Miss Gorringe kelihatan terkejut.

Lady Sedgwick melewati bagian belakang meja,


mengetuk pintu, dan langsung masuk tanpa menunggu
jawaban.

Mr. Humfries mengangkat mukanya. "Apa... ?"

"Siapa yang menerima laki-laki bernama Michael


Gorman bekerja disini?"

Mr. Humfries agak tergagap.

"Parfitt berhenti-dia mengalami kecelakaan mobil


sebulan yang lalu. Kami tentu harus cepat-cepat
mencari gantinya. Laki-laki itu kelihatannya baik-baik.
Surat-surat pengantarnya beres-dia bekas tentarariwayat hidupnya baik. Mungkin tidak begitu cerdas,
tapi kadang-kadang itu malah lebih baik. Apakah Anda
mendengar atau mengetahui sesuatu yang tak baik
tentang dia?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Cukup banyak hingga aku tidak menginginkan dia di


sini "

"Kalau Anda berkeras," kata Humfries, "akan kami


pecat...."

"Jangan," kata Lady Sedgwick lambat-lambat. "Sekarang


sudah terlambat. Biar sajalah."

"Elvira." "Halo, Bridget."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Elvira Blake memasuki pintu rumah nomor 180 di


Onslow Square. Sebelumnya sahabatnya Bridget, yang
telah melihatnya melalui jendela di atas, langsung
berlari turun untuk membukakan pintu.

"Mari kita ke lantai atas," kata Elvira.

"Ya, sebaiknya begitu. Kalau tidak kita diganggu Mami."

Kedua gadis itu berlari menaiki tangga. Dengan


demikian mereka terhindar dari ibu Bridget, yang baru
keluar dari kamar tidurnya sendiri, dan berjalan menuju
ke tangga. Tapi dia terlambat.

"Kau benar-benar beruntung tak punya ibu," kata


Bridget dengan agak terengah, setelah mengajak
temannya ke kamar tidurnya dan menutup pintunya
rapat-rapat. "Maksudku, Mami memang baik dan
menyayangiku, tapi dia terlalu banyak bertanya! Pagi,
siang, dan malam. Akan pergi ke mana kau, dan mau
bertemu dengan siapa kau? Atau apakah mereka itu
bersepupu dengan seseorang yang sama nama

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

keluarganya di Yorkshire! Maksudku, pertanyaanpertanyaan yang tak ada gunanya."

"Kurasa itu karena tak ada lain yang harus mereka


pikirkan," kata Elvira ragu-ragu. "Dengarkan, Bridget.
Ada sesuatu yang sangat penting yang harus kulakukan,
dan kau harus membantuku."

"Baiklah, kalau aku bisa. Soal apa sih-seorang laki-laki?"

"Bukan, bukan soal itu." Bridget kelihatan kecewa. "Aku


harus pergi ke Irlandia untuk selama dua puluh empat
jam atau lebih, dan kau harus melindungiku."

"Ke Irlandia? Untuk apa?"

"Aku tak bisa menceritakan semuanya padamu


sekarang. Aku tak sempat lagi. Aku harus menemui
waliku, Kolonel Luscombe, di Restoran Prunier untuk
makan siang pukul setengah dua."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apa yang telah kaulakukan terhadap Mrs. Carpenter?"

"Aku menyelinap melarikan diri darinya di Toko


Debenham."

Bridget cekikikan.

"Dan setelah makan siang mereka akan membawaku ke


rumah keluarga Melford. Aku harus tinggal di rumah
mereka sampai aku berumur dua puluh satu tahun."

"Aduh, mengerikan sekali!"

"Kuharap aku bisa tahan. Kak Mildred itu mudah sekali


dibohongi. Sudah diatur bahwa aku akan mengikuti
bermacam-macam kursus. Ada suatu tempat yang
bernama World of Today (Dunia Masa Kini). Mereka
membawa para pesertanya melihat-lihat museummuseum, ke sanggar-sanggar lukisan, mendengarkan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

ceramah-ceramah, mengunjungi House of Lords (Dewan


Perwakilan para Ningrat), dan sebagainya. Semuanya
direncanakan demikian, hingga tak ada orang
menyadari apakah dia memang perlu berada di suatu
tempat atau tidak! Pokoknya kita akan mengatur
banyak hal."

"Kurasa kita akan bisa." Bridget cekikikan. "Waktu di


Italia juga bisa, bukan? Bu Macaroni mengira bahwa dia
ketat sekali, ya? Padahal banyak yang kita lakukan yang
tidak diketahuinya."

Kedua gadis itu tertawa girang, menyadari betapa


banyak pelanggaran yang telah berhasil mereka
lakukan.

"Tapi kita perlu banyak perencanaan waktu itu," kata


Elvira.

"Dan banyak berbohong," kata Bridget. "Pernahkah kau


mendengar berita tentang Guido lagi?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ada. Dia menulis surat panjang dengan memakai nama


Ginevra, seolah-olah surat itu dari seorang teman
wanita. Tapi, kuminta kau jangan banyak bicara. Banyak
sekali yang harus kita lakukan, dan waktunya hanya satu
setengah jam untuk menyelesaikannya. Nah, sekarang
pertama-tama dengarkan saja dulu. Besok aku harus
memenuhi janji menemui dokter gigi. Itu mudah, aku
bisa menundanya melalui telepon-atau kau juga bisa
melakukannya dari sini. Lalu kira-kira tengah hari, tolong
kautelepon keluarga Melford. Kau mengaku sebagai
ibumu, dan jelaskan bahwa dokter gigi memintaku
untuk datang lagi esok harinya hingga aku harus
menginap di rumahmu."

"Itu mudah saja. Mereka tentu akan berkata betapa baik


hatinya kami. Tapi seandainya kau tak kembali esok
harinya bagaimana?"

"Maka kau harus menelepon lagi."

Bridget kelihatan bimbang.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Sebelum itu masih ada banyak waktu untuk


merencanakan sesuatu," kata Elvira tak sabaran. "Yang
merisaukan hatiku sekarang ini adalah uang. Kurasa kau
juga tak punya, ya?" Elvira berbicara tanpa banyak
harapan.

"Hanya dua pound."

"Tak ada gunanya. Aku harus membeli karcis pesawat


terbang. Aku sudah memeriksa jadwal penerbangan ke
sana yang hanya kira-kira dua jam saja. Tergantung
pada berapa lama yang akan kubutuhkan untuk
menyelesaikan urusanku di sana."

"Tak bisakah kau menceritakan padaku apa yang akan


kaulakukan di sana?"

"Tidak, tak bisa. Tapi sangat, sangat penting sekali."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Suara Elvira terdengar lain, hingga Bridget melihat


padanya dengan heran. "Apakah ada masalah, Elvira?"
"Ya."

"Apakah masalahnya tak boleh diketahui oleh siapa pun


juga?"

"Ya, begitulah. Sesuatu yang sangat rahasia sifatnya.


Aku harus menyelidiki apakah sesuatu benar-benar
telah terjadi atau tidak. Aku kesal sekali mengenai uang,
padahal aku sebenarnya kaya sekali. Waliku
mengatakan hal itu padaku. Tapi mereka hanya
memberikan uang saku yang sedikit sekali, sekadar
untuk membeli pakaian. Padahal begitu kuterima uang
itu langsung habis."

"Apakah walimu-Kolonel Thingummybob itu-tak mau


meminjamimu uang?"

"Percuma saja. Dia akan bertanya banyak hal dan ingin


tahu untuk apa aku memerlukannya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Astaga, benar juga. Aku tak mengerti mengapa semua


orang suka bertanya banyak hal. Tahukah kau, bila ada
seseorang menelepon aku Mami pasti bertanya dari
siapa itu? Padahal itu sebenarnya kan bukan
urusannya!"

Elvira membenarkannya, tapi pikirannya dipenuhi hal


lain.

"Pernahkah kau menggadaikan sesuatu, Bridget?"

"Tak pernah. Kurasa aku juga tak tahu bagaimana


caranya."

"Kurasa mudah saja," kata Elvira. "Pergi saja ke toko


perhiasan yang bertanda tiga buah bola di atas
pintunya. Begitu saja, bukan?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tapi aku tak punya apa-apa yang pantas digadaikan,"


kata Bridget.

"Apakah ibumu tak punya perhiasan?"

"Kurasa sebaiknya kita jangan meminta bantuannya."

"Mungkin sebaiknya tidak. Tapi barangkali kita bisa


mengambil sesuatu secara diam-diam."

"Oh, kurasa kita tak bisa melakukannya," kata Bridget


terkejut.

"Tak bisa, ya? Yah, mungkin kau benar. Tapi aku yakin
dia tidak akan tahu. Kita bisa mengembalikannya
sebelum dia merasa kehilangan.... Oh, aku tahu. Kita
pergi saja ke toko Mr. Bollard."

"Siapa Mr. Bollard?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Oh, dia pemilik toko perhiasan langganan keluargaku.


Aku selalu membawa arlojiku ke sana untuk diperbaiki.
Dia sudah kenal padaku sejak aku berumur enam tahun.
Mari, Bridget, kita pergi ke sana sekarang juga. Kita
masih ada waktu."

"Sebaiknya kita pergi lewat jalan belakang," kata


Bridget, "supaya Mami tidak bertanya ke mana kita
pergi."

Di depan Toko Bollard and Whitley yang sudah lama


berdiri di Bond Street kedua gadis itu mengatur rencana
terakhir.

"Kau betul-betul mengerti kan, Bridget?"

"Kurasa ya," kata Bridget, suaranya agak kurang


gembira.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Pertama-tama," kata Elvira, "mari kita cocokkan dulu


arloji kita."

Bridget menjadi agak ceria. Ungkapan yang umum itu


memberikan efek yang menyenangkan. Dengan
bersungguh-sungguh mereka mencocokkan arloji
mereka. Bridget mempercepat arlojinya satu menit.

"Saatnya tepat dua puluh lima menit lagi," kata Elvira.


"Aku akan punya cukup banyak waktu. Mungkin lebih
banyak daripada yang kubutuhkan. Tapi itu lebih baik."

"Tapi seandainya...," kata Bridget.

"Seandainya apa?" tanya Elvira.

"Maksudku-seandainya aku benar-benar ditabrak?"

"Kau pasti tidak akan ditabrak," kata Elvira. "Kau akan


menyadari betapa cepatnya kau kalau berjalan, dan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

semua lalu lintas di London ini sudah terbiasa berhenti


dengan mendadak. Pokoknya beres."

Bridget benar-benar ragu.

"Kau tidak akan mengecewakan aku kan, Bridget?"

"Baiklah," sahut Bridget, "aku tidak akan


mengecewakan kau." "Bagus," kata Elvira.

Bridget menyeberangi Bond Street ke sisi yang lain,


sedang Elvira mendorong pintu Toko Messrs. Bollard
and Whitley hingga terbuka. Toko itu adalah toko
perhiasan dan pembuat arloji yang sudah lama berdiri.
Di dalam suasananya menyenangkan dan tenang.
Seorang pria berjas panjang menghampiri Elvira dan
bertanya padanya apa yang bisa dilakukannya untuknya.

"Bisakah saya bertemu dengan Mr. Bollard?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Mr. Bollard? Siapa Anda?"

"Miss Elvira Blake."

Pria itu menghilang dan Elvira berjalan ke meja


pajangan. Di meja yang permukaannya dari kaca itu
bros-bros, cincin, dan gelang-gelang memamerkan diri
dengan latar belakang beludru yang sesuai warnanya.
Sebentar kemudian Mr. Bollard muncul. Dia adalah
seorang pria tua yang sudah berumur enam puluh
tahun. Dialah patner senior dalam perusahaan itu. Dia
menyapa Elvira dengan hangat dan ramah.

"Oh, Miss Blake. Anda ada di London, rupanya. Senang


sekali bertemu dengan Anda. Nah, apa yang bisa saya
lakukan untuk Anda?"

Elvira mengeluarkan sebuah arloji kecil yang halus.

"Arloji ini jalannya tak beres," kata Elvira. "Bisakah Anda


memeriksanya?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Oh, ya, tentu bisa. Sama sekali tak sulit." Mr. Bollard
mengambil arloji itu dari Elvira. "Ke alamat mana harus
saya kirimkan nanti?"

Elvira memberikan alamatnya.

"Lalu ada satu hal lagi," katanya. "Wali saya -Kolonel


Luscombe-Anda pasti kenal padanya..."

"Ya, tentu kenal."

"Dia bertanya pada saya, apa yang saya inginkan untuk


hadiah Natal," kata Elvira. "Dianjurkannya saya untuk
datang kemari dan melihat-lihat barang-barang di sini.
Dia bertanya apakah dia perlu ikut saya, saya katakan
saya lebih suka datang sendirian dulu-karena saya selalu
merasa malu. Bagaimana pendapat Anda? Maksud saya,
mengenai harganya dan sebagainya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Yah, itu memang perlu dipertimbangkan," kata Mr.


Bollard dengan wajah berseri-seri dan bersikap seperti
seorang paman. "Lalu apa yang Anda ingini, Miss Blake?
Sebuah bros, gelang-atau cincin?"

"Saya rasa broslah yang paling berguna," kata Elvira.


"Tapi bagaimana, ya?-bolehkah saya melihat
bermacam-macam barang dulu?" Dia memandang pria
itu dengan memohon. Dan pria itu tersenyum dengan
simpatik.

"Tentu, tentu. Sama sekali tak enak kalau kita harus


mengambil keputusan terlalu cepat, bukan?"

Selama lima atau enam menit berikutnya mereka lalui


dengan menyenangkan. Mr. Bollard membantu dengan
segala senang hati. Silih berganti barang-barang
dikeluarkannya dari beberapa buah kotak. Bros-bros
dan gelang-gelang bertumpukan di atas sehelai beludru
yang digelarkan di hadapan Elvira. Gadis itu sekali-sekali
berputar ke samping untuk melihat dirinya di kaca,
mencoba bagus tidaknya sebuah bros atau sebuah
bandulan kalung. Akhirnya, dengan agak ragu, sebuah

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

gelang kecil yang cantik, sebuah arloji bertatahkan


berlian, dan dua bros disisihkan.

"Barang-barang ini kita catat nanti," kata Mr. Bollard,


"lalu bila Kolonel Luscombe datang ke London kelak,
mungkin dia bisa mampir dan menentukan sendiri apa
yang ingin diberikannya pada Anda."

"Saya rasa itu cara yang terbaik," kata Elvira. "Supaya


dia lebih merasa bahwa dia sendirilah yang telah
memilih hadiah itu untuk saya, bukan?" Matanya yang
cemerlang dan biru memandang wajah penjual barangbarang perhiasan itu. Pandangan mata itu telah pula
melihat, bahwa saat itu tepat dua puluh lima menit
lewat jam yang telah mereka tentukan.

Di luar terdengar derit rem mobil dan teriakan nyaring


seorang gadis. Mau tak mau mata semua orang yang
ada di dalam toko itu beralih ke arah jendela toko yang
menghadap ke Bond Street. Gerakan tangan Elvira di
atas meja pajangan di hadapannya, yang lalu langsung
masuk ke saku mantelnya yang terjahit dengan apik,
demikian cepatnya dan tak kentara, hingga hampir-

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

hampir rak kelihatan meskipun umpamanya ada orang


yang melihatnya.

"Tsk, tsk," kata Mr. Bollard, sambil berbalik kembali


setelah melihat ke jalan. "Hampir saja terjadi
kecelakaan. Dasar gadis tolol! Seenaknya saja dia
menyeberangi jalan."

Elvira sudah berjalan ke arah pintu. Dia melihat ke


arlojinya dan terpekik terkejut.

"Aduh, saya sudah terlalu lama di sini. Saya akan


ketinggalan kereta api untuk kembali. Terima kasih
banyak, Mr. Bollard. Tolong jangan lupa empat barang
itu, ya?"

Semenit kemudian dia sudah berada di luar. Dia


membelok ke kiri dengan agak terengah, lalu ke kiri lagi.
Akhirnya dia tiba dan berhenti di bawah atap sebuah
toko sepatu. Sebentar kemudian, Bridget
mendatanginya dengan terengah-engah.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Aduuh," kata Bridget, "aku ketakutan sekali. Kupikir


aku benar-benar akan mati ditabrak. Dan kaos kakiku
sobek."

"Tak apalah," kata Elvira. "Mari." Dia menyeret


temannya itu cepat-cepat menyusuri jalan, dan
membelok lagi di tikungan sebelah kanan.

"Apakah-semuanya-beres ?"

Elvira memasukkan tangannya ke dalam sakunya dan


mengeluarkan sebentuk gelang bermata berlian dan
safir.

"Wah, Elvira, berani sekali kau!"

"Sekarang, Bridget, kau harus ikut ke toko pegadaian


yang sudah kita tandai. Nanti kau yang masuk dan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

tanyakan berapa harga gadai barang ini. Mintalah


seratus pound."

"Apakah kaupikir-bagaimana seandainya mereka


berkata-maksudku-maksudku, mungkin barang itu
sudah tercantum dalam daftar barang-barang hilang..."

"Jangan tolol. Bagaimana bisa terdaftar begitu cepat?


Mereka belum lagi tahu bahwa barang itu hilang."

"Tapi, Elvira, bila mereka sampai tahu bahwa barang itu


hilang, mereka akan menduga-mungkin mereka tahu
bahwa kau yang mengambilnya."

"Mungkin mereka akan berpikir begitu-kalau kehilangan


itu cukup cepat ketahuan."

"Nah, mereka lalu akan melapor ke polisi, dan...."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Dia berhenti waktu dilihatnya Elvira menggeleng


lambat-lambat, hingga rambutnya terayun-ayun ke kiri
dan ke kanan. Dan tepi-tepi bibirnya terangkat ke atas,
menyunggingkan sebuah senyuman yang penuh tekateki.

"Mereka tidak akan lapor ke polisi, Bridget. Apalagi


kalau mereka tahu bahwa aku yang telah
mengambilnya."

"Mengapa-maksudmu... ?"

"Telah kukatakan padamu, aku akan mendapatkan uang


banyak sekali bila aku berumur dua puluh satu tahun.
Aku akan bisa membeli banyak perhiasan dari mereka.
Mereka tidak akan membesar-besarkan soal yang
memalukan itu. Ayolah, dan ambil uangnya secepat
mungkin. Setelah itu pergilah ke kantor Biro Perjalanan
Aer Lingus dan belikan aku tiket-aku harus langsung naik
taksi ke Prunier. Aku sudah terlambat sepuluh menit.
Kita akan bertemu lagi kira-kira pukul setengah sebelas
besok."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ah, Elvira, alangkah baiknya kalau kau tidak begitu


berani menantang bahava," erang Bridget.

Tapi Elvira sudah menghentikan sebuah taksi.

Miss Marple menghabiskan waktunya dengan sangat


menyenangkan di Toko Robinson and Cleaver. Dia
membeli perlengkapan tempat tidur yang halus, tapi
mahal-dia menyukai perlengkapan dari linen karena
seratnya dan karena kesejukannya. Selain dari itu dia
juga memanjakan dirinya dengan membeli lap
pengering piring bertepi merah yang bermutu baik. Sulit
sekali mendapatkan lap piring yang baik sekarang ini!
Yang dijual orang hanya barang-barang yang pantasnya
menjadi hiasan alas meja saja, yang bergambar lobak
dan udang besar, atau Menara Eiffel atau Trafalgar
Square, atau bermacam-macam jeruk yang berserakan.
Setelah memberikan alamatnya di St. Mary Mead, Miss
Marple menemukan bus yang tepat, yang membawanya
ke Toko Army and Navy.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Jauh di masa lalu toko itu sering didatangi oleh bibi Miss
Marple. Waktu itu keadaannya tentu jauh berbeda.
Pikiran Miss Marple melayang kembali pada bibinya,
Tante Helen, yang selalu mencari pelayan khususnya di
bagian bahan-bahan keperluan dapur. Lalu duduk
dengan nyaman di sebuah kursi. Dia mengenakan topi
kecilnya dan mantel poplin hitam. Dan berlangsunglah
belanja yang berkepanjangan. Tanpa buru-buru. Tante
Helen mengingat-ingat bahan-bahan keperluan apa saja
yang bisa dibelinya dan disimpannya untuk digunakan
kemudian hari. Bahan-bahan untuk keperluan Natal
sudah dilengkapi, dan Paskah yang masih lama pun
sudah dipikirkan. Jane kecil mulai agak gelisah, dan
disuruh pergi melihat-lihat bagian gelas-gelas untuk
menyenangkan hatinya.

Setelah selesai berbelanja, Tante Helen lalu bertanya


panjang lebar pada pelayan toko pilihannya itu tentang
ibunya, istrinya, putranya yang kedua, dan iparnya yang
lumpuh. Setelah sepanjang pagi berlalu dengan sangat
menyenangkan, Tante Helen pun akan bertanya dengan
cara bergurau zaman itu, katanya, "Bagaimanakah kalau
gadis kecilku diajak pergi makan?" Setelah itu mereka
lalu masuk ke lift dan naik ke lantai empat untuk makan.
Selesai makan, mereka selalu minum es sirup arbei.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Setelah itu mereka membeli seperempat kilo permen


coklat kopi, lalu naik mobil untuk pergi nonton
pertunjukan siang.

Toko Army and Navy tentu sudah banyak mengalami


perubahan sejak itu. Bahkan sekarang serasa sulit
mengenalinya kembali dibandingkan dengan masa lalu
itu. Tempat itu lebih ceria dan lebih cerah. Miss Marple
yang selalu tersenyum bila teringat masa lalu tidak
merasa keberatan melihat perubahan yang
menyenangkan itu. Restorannya masih ada, dan dia
pergi ke sana untuk memesan makan siang.

Ketika dia sedang memperhatikan daftar nama-nama


makanan dengan teliti dan kemudan memutuskan apa
yang akan dimakannya, dia melihat ke seberang
ruangan. Dan alisnya pun terangkat sedikit. Suatu
kebetulan yang sungguh-sungguh luar biasa! Di tempat
itu dilihatnya wanita yang baru saja ditemuinya
kemarin. Padahal dia sudah sering melihat foto-fotonya
di surat-surat kabar -pada peristiwa-peristiwa pacuan
kuda di Bermuda, atau sedang berdiri di samping
pesawat terbang atau mobil pribadinya. Kemarin, untuk
pertama kalinya, dia melihat orangnya langsung.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Dan sekarang, sebagaimana sering terjadi, terjadi


pulalah kebetulan ini. Dia bertemu lagi dengannya, di
tempat yang sama sekali tak diduganya. Karena
bagaimanapun juga, dia tak bisa menghubungkan
makan siang di Toserba Army and Navy dengan Bess
Sedgwick. Dia tidak akan terkejut bila melihat Bess
Sedgwick keluar dari sebuah restoran mahal di daerah
Soho, atau melangkah keluar dari sebuah gedung opera
di Covent Garden dengan mengenakan baju pesta dan
sebuah tiara berlian di kepalanya. Pokoknya, tidak di
Toserba Army and Navy, yang menurut penilaian Miss
Marple selalu akan dihubungkan dengan para anggota
angkatan perang, para istri dan anak-anak mereka, bibibibi dan nenek-nenek mereka. Tapi nyatanya Bess
Sedgwick ada di situ. Seperti biasanya, dia kelihatan
cantik. Dia memakai setelan berwarna gelap dan kemeja
hijau zamrud. Dia sedang makan dengan seorang pria.
Seorang pria muda yang berwajah tirus seperti burung
gagak yang mengenakan jaket kulit berwarna hitam.
Mereka masing-masing mencondongkan kepala ke
depan karena sedang berbicara dengan bersungguhsungguh sambil makan, dan agaknya seperti tak peduli
dengan apa yang mereka makan.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Mungkinkah pertemuan itu direncanakan? Ya, mungkin


begitu. Pria itu pasti berumur lima belas atau dua puluh
tahun lebih muda daripada wanita itu. Tapi Bess
Sedgwick adalah seorang wanita yang punya daya tarik
sekuat magnet.

Miss Marple melihat pada anak muda itu sambil berpikir


dan memastikan bahwa dia boleh disebut anak muda
yang tampan, tapi Miss Marple tidak menyukainya. "Dia
seperti Harry Russell," kata Miss Marple kepada dirinya
sendiri, seperti biasanya mengungkit seseorang yang
mirip dari masa lalu. "Tak pernah dia berbuat baik. Dan
setiap wanita yang pernah berhubungan dengannya
bukan pula wanita baik-baik."

Wanita itu pasti tak mau kalau kunasihati, pikir Miss


Marple, padahal aku bisa memberinya peringatan. Tapi
hubungan cinta orang, bukanlah urusannya. Dan
kelihatannya Bess Sedgwick bisa menjaga dirinya
dengan baik dalam hal hubungan cinta.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Miss Marple mendesah dan melanjutkan makannya. Dia


merencanakan untuk pergi ke bagian penjualan alat-alat
tulis.

Salah satu ciri khas Miss Marple adalah sifat ingin


tahunya mengenai urusan orang lain, tapi dia lebih suka
menyebutnya 'menaruh perhatian' saja.

Dengan sengaja dia meninggalkan sarung tangannya di


meja, lalu bangkit dan berjalan menuju ke meja
pembayaran. Dia memilih melewati jalan yang dekat
sekali dengan meja Bess Sedgwick. Setelah dia
membayar biaya makannya, 'baru disadarinya' bahwa
sarung tangannya ketinggalan, lalu kembali untuk
mengambilnya-malangnya, dalam perjalanannya
kembali itu tasnya terjatuh. Tas itu terbuka dan
berhamburanlah bermacam-macam barang tetekbengek. Seorang pelayan datang berlari-lari untuk
membantunya memunguti barang-barang' itu. Miss
Marple terpaksa harus berpura-pura gemetar, hingga
berjatuhan pulalah uang-uang logam dan kunci-kunci.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Akal liciknya itu tidak begitu berhasil, tapi tidak pula


gagal sama sekali. Dan yang menarik adalah bahwa
kedua orang yang menjadi objek rasa ingin tahunya itu
sama sekali tak menoleh pada wanita tua yang
gemetaran yang barang-barangnya berjatuhan.

Sambil menunggu lift untuk turun, Miss Marple


mengingat-ingat potongan-potongan pembicaraan yang
telah didengarnya.

"Bagaimana dengan prakiraan cuaca?"

"Beres, tak ada kabut."

"Semuanya sudah siap untuk ke Lucerne?"

"Sudah. Pesawat berangkat pukul sembilan lewat empat


puluh."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Hanya itulah yang didengarnya waktu dia lewat pertama


kali. Perjalanan lewatnya yang berikut berlangsung lebih
lama.

Waktu itu Bess Sedgwick berbicara dengan nada marah.

"Apa-apaan kau datang ke Hotel Bertram kemarin? Kau


tak boleh datang ke dekat tempat itu."

"Tak apa-apa. Aku hanya bertanya apakah kau


menginap di situ, dan semua orang tahu bahwa kita
berteman akrab...."

"Bukan itu soalnya. Hotel Bertram itu hanya pantas


untukku-tidak untukmu. Kau mencolok sekali kalau
berada di sana. Semua orang menatapmu."

"Biar saja!"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kau benar-benar goblok. Mengapa? Mengapa? Apa


alasanmu? Kau pasti punya alasan-aku cukup
mengenalmu...."

"Tenang, Bess."

"Kau pembohong besar!"

Hanya itulah yang bisa didengar Miss Marple. Dia


merasa tertarik.

Pada malam hari tanggal 19 November, Pater


Pennyfather makan malam lebih awal di Restoran

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Athenaeum. Setelah selesai dia mengangguk pada satu


dua orang temannya. Sebelum itu dia sempat berdebat
mengenai kapan tepatnya ditemukannya gabungan
naskah di Laut Mati. Kini dia melihat ke arlojinya dan
menyadari bahwa sudah tiba saat baginya untuk
mengejar pesawat terbang yang akan membawanya ke
Lucerne. Ketika dia sedang melintasi ruangan, dia disapa
lagi oleh seorang temannya, Dr. Whittaker, dari SOAS.
Dengan ceria orang itu berkata, "Apa kabar, Pater?
Sudah lama aku tak bertemu denganmu. Bagaimana
jalannya kongres? Apakah akan muncul hal-hal yang
menarik?"

"Aku yakin bakal ada."

"Kau kan baru kembali dari kongres itu?"

"Tidak. Aku sedang dalam perjalanan ke sana. Aku akan


naik pesawat malam ini untuk berangkat ke sana."

"Oh, begitu." Whittaker kelihatan agak heran. "Kupikir


kongres itu berlangsung hari ini."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tidak. Besok, tanggal 19."

Pater Pennyfather langsung keluar, sedang temannya


yang memandanginya dari belakang baru tersadar dan
berkata,

"Tapi, Sahabatku, bukankah hari ini tanggal 19?"

Tapi Pater Pennyfather sudah tak mendengarnya lagi.


Dia mencegat sebuah taksi di Pall Mall, dan menuju ke
Lapangan Udara Kensington yang malam itu dipenuhi
orang. Setelah berdiri di depan meja pelayanan,
akhirnya tibalah gilirannya. Dikeluarkannya tiket,
paspor, dan semua surat-surat yang diperlukan untuk
perjalanan itu. Gadis di balik meja, yang hampir saja
mencap surat-surat keterangan itu, tiba-tiba terhenti

"Maaf, Pater. Agaknya tiket ini salah."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tiket salah? Ah tidak, benar kok. Penerbangan nomor


seratus... ah, saya tak bisa membaca tanpa kacamatapokoknya nomor seratus sekian ke Lucerne."

"Tapi tanggalnya, Pater. Tiket ini berlaku untuk hari


Rabu, tanggal 18."

"Tidak. Tentu saja tidak. Setidaknya-maksud saya-hari


ini kan hari Rabu tanggal 18?"

"Maaf, Pater. Hari ini tanggal 19."

"Tanggal 19!" Pater itu kebingungan. Dikeluarkannya


sebuah buku harian kecil, lalu dibalik-baliknya
halamannya dengan semangat. Akhirnya barulah dia
yakin. Hari ini adalah tanggal 19. Pesawat terbang yang
seharusnya ditumpanginya sudah berangkat kemarin.

"Jadi itu berarti-itu berarti-aduh, itu berarti bahwa


kongres di Lucerne sudah berlangsung hari ini!"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Dengan amat kebingungan dia hanya menatap saja ke


meja pelayanan. Tapi ada banyak orang lain yang mau
bepergian, dan Pater yang kebingungan itu pun digeser
orang. Dengan sedih dia berdiri sambil menggenggam
tiket yang sudah tak berguna. Dipikirkannya beberapa
kemungkinan. Mungkinkah tiketnya bisa ditukar? Tapi
itu tidak akan berguna sama sekali. Pukul berapa
sekarang? Hampir pukul sembilan malam? Konperensi
memang sudah berjalan, karena sudah dibuka pukul
sepuluh pagi tadi. Pasti itulah maksud Whittaker di
Restoran Athenaeum tadi itu. Dia mengira Pater
Pennyfather sudah kembali dari kongres itu.

"Aduh, aduh," kata Pater Pennyfather sendiri. "Aku


telah mengacaukan segala-galanya!" Dengan sedih dia
berjalan ke arah Cromwell Road, tempat yang kurang
menyenangkan.

Dia berjalan perlahan-lahan di sepanjang jalan dengan


menjinjing tasnya dan rasa bingung mengacaukan
pikirannya. Setelah akhirnya dia berhasil membuat
berbagai macam alasan yang memuaskan atas

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

kesalahan yang dibuatnya hari itu, dia pun menggeleng


dengan sedih.

"Sekarang sebaiknya," katanya kepada dirinya sendiri,


"sebaiknya aku-coba, pukul berapa sekarang, ya?-pukul
sembilan lewat. Ya, kurasa sebaiknya aku pergi makan
saja."

Dia heran mengapa dia tidak merasa lapar.

Sambil berjalan di sepanjang Cromwell Road itu dengan


rasa putus asa, akhirnya dia berhenti di sebuah restoran
kecil yang menghidangkan kari India. Pikirnya, meskipun
dia tidak merasa lapar, sebaiknya dia membangkitkan
semangatnya dengan makan, dan setelah itu dia harus
mencari hotel, lalu-tapi tidak, dia tak perlu mencari
hotel. Dia masih ada hotel! Tentu saja. Dia menginap di
Hotel Bertram, dan telah memesan kamar untuk empat
hari. Mujur sekali! Sungguh mujur sekali! Jadi kamarnya
masih ada, masih tetap menunggunya. Dia hanya harus
meminta kuncinya di meja resepsionis, dan-sampai di
situ dia teringat sesuatu. Ada yang terasa berat dalam
sakunya?

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Dimasukkannya tangannya ke dalam sakunya, lalu


dikeluarkannya sebuah kunci yang besar dan kokoh.
Hotel-hotel memang sengaja membuat kunci kuncinya
begitu, supaya para tamu yang pelupa enggan
membawanya di dalam saku mereka. Tapi Pater
Pennyfather tetap saja membawanya!

"Nomor sembilan belas," katanya dengan rasa senang.


"Benar. Beruntung sekali aku tak perlu lagi mencari
kamar di hotel lain. Kata orang, hotel-hotel penuh
sekarang. Ya, Edmunds tadi berkata begitu di Restoran
Athenaeum. Dia telah mengalami kesulitan besar
mencari kamar."

Dia agak memuji dirinya sendiri karena telah mengatur


perjalanannya dengan begitu cermat, yaitu telah
memesan kamar terlebih dahulu. Karena senangnya, dia
lupa memakan karinya.

Untung dia tak lupa membayarnya. Dan setelah itu dia


keluar lagi ke Cromwell Road.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Dia merasa tak enak untuk segera kembali, soalnya


sebenarnya pada saat ini dia sedang makan malam di
Lucerne dan bercakap-cakap tentang bermacam-macam
masalah yang menarik dan memikat. Dia melihat poster
bioskop yang berjudul: The Walls of Jericho. Judul yang
bagus sekali. Senang rasanya melihat kebenaran Injil
dilestarikan dalam bentuk film.

Dia membeli karcis, lalu berjalan tertatih-tatih dalam


kegelapan. Dia menyukai film itu, meskipun menurut dia
sama sekali tak ada hubungannya dengan cerita Injil.
Bahkan tokoh Yusak ditiadakan. Dinding Jericho itu
agaknya dijadikan suatu lambang janji pernikahan
seorang wanita. Setelah beberapa kali mengalami
kegagalan pernikahan, bintang yang cantik itu bertemu
dengan sang pahlawan yang bengal dan kasar, yang
agaknya sudah lama dan secara diam-diam dicintai oleh
wanita itu. Lalu mereka berdua merencanakan
membangun tembok itu, supaya lebih berhasil dalam
menahan cobaan waktu. Film itu tidak seperti film yang
sering ditontonnya, dan dia merasa bahwa film itu telah
memperluas pengetahuannya tentang hidup. Film
berakhir, lampu menyala, lagu kebangsaan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

diperdengarkan, dan Pater Pennyfather keluar melewati


lampu-lampu kota London yang benderang. Dia merasa
agak terhibur dari peristiwa sedih di awal malam itu.

Malam itu cerah, dan dia berjalan kaki saja kembali ke


Hotel Bertram, setelah terlebih dahulu naik bus ke arah
yang berlawanan. Tengah malam barulah dia masuk
hotel. Di tengah malam semua penghuni Hotel Bertram
kelihatannya sudah tidur. Lift sedang berada di lantai
atas, hingga Pater harus berjalan menaiki tangga. Dia
tiba di kamarnya, dimasukkannya kunci ke dalam
lubangnya, dibukanya pintunya, lalu masuk!

Tapi, ya Tuhan, apakah dia salah lihat? Tapi siapamengapa-? Dia terlambat melihat tangan yang
terangkat...

Bintang-bintang meledak bagaikan pertunjukan bunga


api Guy Fawkes di dalam kepalanya....

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Kereta api pos Irlandia melaju membelah malam. Atau


lebih tepat, membelah kegelapan di awal pagi.

Sekali-sekali mesin diesel melengking memberi


peringatan, bunyinya aneh seperti jeritan jin maut.
Kereta melaju dengan kecepatan lebih dari delapan
puluh mil per jam. Kereta itu tepat pada waktunya.

Lalu tiba tiba kecepatannya berkurang, karena direm.


Roda-roda menderit karena bergeseran dengan logam
rel. Makin lambat... makin lambat.... Pengawal
menjulurkan kepalanya ke luar jendela. Terlihat olehnya
sinyal merah di depan dan kereta pun benar-benar
berhenti. Beberapa di antara penumpang terbangun,
tetapi lebih banyak yang tetap terlelap.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Seorang wanita tua, yang terkejut karena kereta


melambat dengan mendadak itu, membuka pintu
kamarnya dan menjenguk ke luar ke sepanjang lorong
kereta. Tak jauh dari tempat itu salah satu pintu kereta
terbuka. Seorang biarawan tua yang berambut putih
dan tebal sedang naik ke kereta.

Wanita tua itu berkesimpulan bahwa biarawan tua itu


tadi turun untuk melihat apa yang terjadi.

Udara pagi itu dingin sekali. Seseorang di ujung lorong


berkata, "Hanya suatu sinyal." Wanita tua itu masuk
kembali ke kamarnya dan mencoba tidur lagi.

Jauh di atas sana, seorang laki-laki keluar dari ruang


sinyal, lalu berlari ke arah kereta sambil mengayunayunkan sebuah lentera. Petugas pemadam kebakaran
turun dari lokomotif. Pengawal yang tadi, turun dari
kereta dan mendatanginya. Laki-laki yang membawa
lentera itu tiba ke dekatnya dengan terengah-engah,
dan berkata dengan terputus-putus,

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ada tabrakan di depan... kereta barang keluar dari


rel...."

Masinis menjenguk ke luar, lalu turun dari tempat


duduknya dan keluar pula menyertai yang lain.

Di sebelah belakang enam orang yang baru saja naik ke


tanggul masuk ke kereta melalui pintu di gerbong
terakhir, yang sengaja dibiarkan terbuka untuk mereka.
Enam orang penumpang dari gerbong yang berlainan
menemui mereka. Dengan kecekatan yang sudah
terlatih dengan baik, mereka mulai menangani gerbong
yang berisi barang-barang pos, memisahkannya dari
barang-barang lainnya. Dua orang laki-laki yang
memakai helm berjaga-jaga di depan dan di belakang
gerbong, memegang pentungan logam.

Seorang laki-laki yang mengenakan seragam perusahaan


kereta api berjalan di lorong ke arah kereta pos itu,
sambil memberikan penjelasan yang diminta oleh para
penumpang.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ada halangan pada rel di depan. Mungkin hanya


keterlambatan sepuluh menit, tak lebih...."
Kedengarannya ramah dan meyakinkan sekali.

Di dekat lokomotif, masinis dan petugas pemadam


kebakaran tergeletak dan mulutnya tersumbat dengan
rapi. Kaki dan tangannya terikat. Laki-laki yang
membawa lentera tadi berseru, "Semuanya beres di
sini."

Pengawal kereta terbaring di dekat tanggul, juga dalam


keadaan terikat dan mulut tersumbat.

Pendobrak-pendobrak yang ahli di gerbong barangbarang pos telah selesai menjalankan tugasnya. Ada dua
tubuh lagi yang tergeletak dalam keadaan terikat di
lantai. Kantong-kantong barang pos dilemparkan ke
luar, dan jatuh di tempat di mana beberapa orang sudah
siap menanti.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Di dalam gerbong-gerbong para penumpang


menggerutu, mengatakan bahwa kereta api tidak lagi
seperti dulu.

Kemudian, waktu mereka bersiap-siap akan tidur lagi,


kegelapan subuh itu dipecahkan oleh bunyi letupan
knalpot yang nyaring sekali.

"Astaga," gumam seorang wanita. "Pesawat jetkah itu?"

"Saya rasa mobil balap."

Suara nyaring itu kemudian menghilang.

Di jalan bebas hambatan Bedhampton, sembilan mil


dari tempat kejadian itu, sederetan mobil truk menderu
ke arah utara. Sebuah mobil balap besar berwarna putih
melesat melewati truk-truk itu.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Sepuluh menit kemudian mobil balap itu membelok


keluar dari jalanan.

Di bengkel yang terdapat di sudut Jalan B terpasang


tanda TUTUP. Tapi pintunya yang besar-besar terbuka
lebar-lebar dan mobil putih itu langsung masuk ke
dalam. Lalu pintu-pintu itu tertutup lagi. Tiga orang
bekerja secepat kilat. Sepasang pelat nomor polisi yang
baru dipasang pada mobil itu. Pengemudinya menukar
jaket dan topinya. Sebelum itu dia memakai jaket kulit
domba berwarna putih. Sekarang dia memakai jaket
kulit berwarna hitam. Dia mengemudikan mobil ke luar
lagi. Tiga menit setelah mobil itu berangkat, sebuah
mobil Morris Oxford yang dikemudikan oleh seorang
biarawan keluar pula ke jalan, dan melaju menuju jalanjalan desa yang berkelok-kelok dan bercabang-cabang.

Sebuah mobil station wagon yang sedang berjalan di


sepanjang jalan desa itu memperlambat jalannya waktu
mendekati sebuah mobil Morris Oxford tua, yang
terparkir di dekat pagar tanaman hidup. Seorang pria
tua membungkuk di tempat mesin mobil itu.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Pengemudi mobil station wagon tadi mengulurkan


kepalanya ke luar. "Ada kesulitan?" tanyanya. "Perlu
saya bantu?"

"Anda baik sekali. Lampunya tak beres."

Kedua pengemudi itu saling mendekati-lalu


mendengarkan. "Semuanya aman."

Beberapa buah kopor bergaya Amerika yang tampak


mahal-mahal, dipindahkan dari Morris Oxford ke station
wagon itu.

Setelah berjalan satu atau dua mil, mobil station wagon


itu membelok ke sebuah jalan yang kelihatannya rusak,
tapi ternyata menembus ke bagian belakang sebuah
rumah bangsawan yang besar dan luas. Dalam sebuah
bangunan yang semula merupakan kandang kuda,
terdapat sebuah mobil Mercedes besar yang berwarna
putih. Pengemudi station wagon membuka ruang bagasi
mobil Mercedes itu dengan kunci. Lalu kopor-kopor
yang berada di ruang bagasi mobilnya dipindahkannya

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

ke mang bagasi mobil Mercedes itu, dan dia pergi lagi


melarikan station wagonnya.

Di pekarangan sebuah peternakan yang tak jauh dari


situ, seekor ayam jantan berkokok dengan ribut.

Elvira blake mendongak ke langit. Dilihatnya bahwa


cuaca pagi itu cerah, lalu dia masuk ke sebuah ruang
telepon umum. Diputarnya nomor telepon Bridget di
Onslow Square. Dia merasa puas karena telepon di
ujung sana langsung diangkat, dan berkata, "Halo,
Bridget?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Oh, Elvira, kaukah itu?" suara Bridget terdengar


gelisah.

"Ya. Semuanya beres?"

"Sama sekali tidak. Kacau, kacau. Saudara sepupumu,


Mrs. Meliord, kemarin perang menelepon Mami."

"Apa? Menanyakan aku?"

"Ya. Kupikir aku sudah berhasil waktu aku


meneleponnya pada waktu makan siang. Tapi agaknya
dia merasa kuatir mengenai gigimu. Pikirnya ada
sesuatu yang tak beres dengan gigimu itu. Dia takut ada
yang bengkak atau apa. Jadi dia menelepon sendiri ke
dokter gigi, dan tentu saja diberi tahu bahwa kau sama
sekali tidak pergi ke sana. Jadi dia lalu menelepon Mami
lagi. Dan sialnya, Mami sedang berada di dekat pesawat
telepon. Jadi aku tak bisa mendahuluinya. Dan Mami
tentu berkata bahwa dia tak tahu-menahu tentang hal
itu, dan dikatakannya pula bahwa kau sama sekali tidak

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

menginap di rumah kami. Aku tak tahu lagi apa yang


harus kuper-buat."

"Apa yang kaulakukan pada saat itu?"

"Aku pura-pura tak tahu apa-apa saja. Aku memang


berkata bahwa kalau tak salah kau menyebut-nyebut
mau pergi menemui beberapa orang teman di
Wimbledon."

"Mengapa Wimbledon?"

"Itulah nama tempat yang pertama-tama muncul di


kepalaku."

Elvira mendesah. "Yah, kurasa aku harus mengarang


sesuatu lagi. Mungkin seorang bekas guru dan pengasuh
pribadi yang tinggal di Wimbledon. Kekacauan ini
menyulitkan keadaan saja. Kuharap sepupuku Mildred
itu tidak bertindak bodoh dengan menelepon polisi dan
semacamnya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kau mau pergi ke sana sekarang?"

"Tidak sekarang, nanti malam saja. Masih banyak yang


harus kukerjakan dulu."

"Kau sudah tiba di Irlandia. Apakah-semuanya beres?"

"Sudah kutemukan apa yang ingin kuketahui."

"Kedengarannya kau-agak murung."

"Aku memang merasa murung."

"Tak bisakah aku membantumu, Elvira? Melakukan apa


saja?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tak ada yang bisa membantuku.... Ini adalah suatu hal


yang harus kulakukan sendiri. Semula aku berharap
bahwa apa yang telah kudengar tak benar. Tapi ternyata
benar. Aku belum tahu apa yang harus kulakukan
mengenai hal itu."

"Apakah kau berada dalam bahaya, Elvira?"

"Jangan membesarkan masalah, Bridget. Aku hanya


harus berhati-hati. Itu saja. Aku harus sangat berhatihati."

"Kalau begitu kau dalam bahaya."

Setelah diam sebentar, Elvira berkata lagi, "Kurasa aku


hanya membayangkan yang bukan-bukan saja."

"Elvira, apa yang akan kaulakukan dengan gelang itu?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ah, itu sih beres. Aku telah berhasil mendapatkan uang


dari seseorang, jadi aku bisa menebusnya. Lalu
mengembalikannya ke toko Mr. Bollards."

"Apakah menurutmu mereka tidak akan ribut-ribut


mengenai hal itu?.... Tidak apa-apa, Mam, ini tukang
binatu. Kata mereka kita tidak menyerahkan seprei itu.
Ya, baik, Mam, akan kukatakan pada pimpinannya.
Baiklah kalau begitu."

Di seberang lain Elvira tertawa geli, lalu mengembalikan


gagang telepon. Dia membuka dompetnya, mencari-cari
di celah-celah uangnya, menghitung uang logam
sebanyak yang dibutuhkannya, lalu ditumpuknya di
hadapannya. Dia bersiap-siap akan menelepon lagi.
Setelah ditemukannya nomor yang diingininya,
dimasukkannya uang logam yang diperlukan.
Ditekannya tombol A, lalu berbicara dengan suara halus
dan yang dibuat agak terputus-putus.

"Halo, Kak Mildred. Ya, ini aku.... Maafkan aku sebesarbesarnya- Ya, aku tahu... ya aku memang akan ke sana...
Ya, aku mengunjungi Maddy tua yang kusayangi, kau

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

ingat kau mademoiselle kita dulu itu.... Ya. Begini, aku


sudah menulis surat padanya, tapi aku lupa
mengirimkannya. Sampai sekarang masih ada di dalam
sakuku.... Dia kan sakit, dan tak ada seorang pun yang
mengurusnya, dan aku mampir sebentar untuk melihat
apakah dia baik-baik saja. Ya, aku memang bermaksud
mau pergi ke rumah Bridget, tapi aku mengubah
rencanaku.... Aku tak mengerti tentang berita yang telah
kauterima. Pasti ada seseorang yang mengada-ada sajaYa, akan kujelaskan semuanya nanti, setelah aku
kembali.... Ya, petang ini. Tidak, aku hanya akan
menunggu dan mengatur perawat yang akan datang
untuk mengurus Maddy. Yah, sebenarnya sih bukan
perawat sungguhan-hanya semacam-pembantu
perawat atau yang seperti itulah. Tidak, dia pasti tidak
akan mau dibawa ke rumah sakit.... Tapi aku menyesal
sekali, Kak Mildred. Maaf sebesar-besarnya."
Diletakkannya kembali gagang telepon, lalu dia
mendesah kuat-kuat. "Alangkah senangnya," gumamnya
pada dirinya sendiri, "bila kita tak perlu begitu banyak
berbohong."

Waktu dia keluar dari ruang telepon umum, terbaca


olehnya judul surat kabar yang berhuruf besar-besar:

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

PERAMPOKAN KERETA API BESAR-BESARAN. KERETA API


POS IRLANDIA DISERANG BANDIT-BANDIT.

Mr. Bollard sedang melayani seorang pembeli waktu


pintu toko terbuka. Diangkatnya mukanya dan
dilihatnya Miss Elvira Blake masuk.

"Tidak," sahut gadis itu pada pelayan toko yang


menyambutnya. "Saya lebih suka menunggu sampai Mr.
Bollard selesai."

Sebentar kemudian urusan pembeli yang dilayani Mr.


Bollard selesai, dan Elvira masuk ke tempat yang kosong
itu.

"Selamat pagi, Mr. Bollard," katanya.

"Arloji Anda belum selesai, Miss Elvira," kata Mr.


Bollard.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Oh, bukan urusan arloji itu," kata Elvira. "Saya datang


untuk meminta maaf. Ada kejadian yang memalukan
sekali." Dibukanya tasnya dan dikeluarkannya sebuah
kotak kecil. Dari kotak itu dikeluarkannya gelang yang
bermata safir dan berlian. "Anda pasti ingat waktu saya
datang kemari untuk meminta arloji saya diperbaiki.
Waktu itu saya melihat-lihat barang-barang untuk
hadiah Natal. Lalu saat itu di luar terjadi kecelakaan.
Ada seseorang yang ditabrak atau hampir ditabrak.
Kalau tak salah, saat itu saya sedang memegang gelang
ini, lalu tanpa sengaja saya masukkan saja ke dalam
saku jas saya. Baru tadi pagi saya menemukannya. Jadi
saya cepat-cepat datang untuk mengantarkannya.
Maafkan saya sebesar-besarnya, Mr. Bollard. Entah
bagaimana saya sampai berbuat bodoh begitu."

"Ah, tak apa-apalah, Miss Elvira," kata Mr. Bollard


lambat-lambat.

"Pasti Anda pikir seseorang telah mencurinya, ya?" kata


Elvira.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Mata birunya yang cemerlang memandang tepat ke


mata Mr. Bollard.

"Kami memang telah menyadari hilangnya barang itu,"


kata. Mr. Bollard. "Terima kasih, Miss Elvira. Anda telah
begitu cepat mengantarkannya kembali."

"Saya merasa tak enak sekali waktu menemukan barang


itu," kata Elvira. "Nah, terima kasih banyak, Mr. Bollard.
Anda baik sekali."

"Memang orang sering melakukan kesalahan-kesalahan


yang aneh," kata Mr. Bollard. Dia tersenyum pada Elvira,
dengan senyum seorang paman. "Kami tidak akan
mengingat-ingatnya lagi. Tapi, jangan lakukan itu lagi."
Dia tertawa seolah-olah dia telah membuat suatu
lelucon.

"Oh, tidak," kata vira, "lain kali saya akan sangat


berhati-hati."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Dia tersenyum pada Mr. Bollard, lalu berbalik dan


meninggalkan toko itu.

"Aku heran," kata Mr. Bollard sendiri. "Ya, aku benarbenar heran...."

Salah seorang rekannya yang berdiri di dekatnya


mendekatinya. "Jadi memang benar dia yang
mengambilnya," katanya.

"Ya. Memang dia yang telah mengambilnya," kata Mr.


Bollard.

"Tapi dikembalikannya," kata rekannya lagi.

"Dia mengembalikannya." Mr. Bollard


membenarkannya. "Aku sebenarnya tak menduga."

"Maksudmu, kau tidak menduga bahwa dia akan


mengembalikannya?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya. Kalau memang dia yang mengambilnya?"

"Apakah menurut kau kisahnya itu benar?" tanya


rekannya ingin tahu. "Maksudku, bahwa dia telah
memasukkannya ke dalam sakunya tanpa disengaja?"

"Kurasa mungkin saja," kata Mr. Bollard sambil


merenung.

"Atau mungkin pula kasus kleptomania [kelainan jiwa


yang sering menimbulkan keinginan untuk mencuri.]."

"Mungkin juga kleptomania," Bollard membenarkan.


"Tapi rasanya lebih besar kemungkinannya dia sengaja
melakukannya.... Tapi, kalau demikian halnya, mengapa
begitu cepat dia mengembalikannya? Aneh sekali...."

"Untung kita tidak lapor ke polisi, padahal aku sudah


mau melakukannya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Aku tahu. Aku tahu. Soalnya pengalamanmu belum


sebanyak pengalamanku. Dalam hal ini memang
sebaiknya tidak melapor." Ditambahkannya dengan
suara halus pada dirinya sendiri, "Meskipun demikian,
peristiwa ini menarik. Menarik sekali. Aku ingin tahu
berapa umurnya.

Paling-paling tujuh belas atau delapan belas. Bisa-bisa


dia terlibat dalam suatu kejahatan."

"Kalau tak salah, kau pernah mengatakan bahwa dia


bakal punya banyak uang."

"Kalau jadi pewaris, kan bergelimang uang," kata


Bollard, "tapi kalau baru berumur tujuh belas, dia belum
bisa mendapatkan uang itu. Yang lucu adalah, orangorang suka membiarkan para pewaris lebih kekurangan
uang daripada orang-orang miskin. Itu sebenarnya
pemikiran yang tak baik. Yah, kurasa kita tidak akan
pernah tahu keadaan yang sebenarnya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Diletakkannya kembali gelang itu pada tempatnya di


dalam kaca pajangan, lalu ditutupnya kembali.

10

Perkantoran Egerton, Forbes and Wilborough terletak di


Bloomsbury, di sebuah lapangan yang luas dan anggun
yang belum banyak mengalami perubahan. Papan nama
mereka yang terbuat dari tembaga hampir tak terbaca
karena usangnya. Perusahaan itu sudah berjalan lebih
dari seratus tahun, dan hampir semua keluarga baikbaik yang memiliki tanah di Inggris adalah klien mereka.
Dalam perusahaan itu sebenarnya tak ada lagi orang
yang bernama Forbes dan Wilborough. Di situ bahkan
ada yang bernama Atkinson, seorang ayah dan
putranya. Ada pula seseorang yang bernama Welsh
Lloyd dan seorang Skot yang bernama MacAllister. Tapi
masih ada yang bernama Egerton, benar-benar

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

keturunan Egerton, salah satu pemilik perusahaan itu.


Orang yang bernama Egerton itu adalah seorang pria
berumur lima puluh lima tahun, dan dia bekerja sebagai
pengacara bagi beberapa keluarga yang dulu pernah
memakai jasa yang sama dari kakek, paman, dan
ayahnya.

Pada saat itu dia sedang duduk di belakang meja


tulisnya yang besar yang terbuat dari kayu mahoni di
dalam kamarnya yang bagus, di lantai dua. Dia sedang
berbicara dengan ramah tapi tegas pada seorang klien
yang kelihatan sedih sekali. Richard Egerton adalah
seorang pria yang tampan. Dia tinggi, berambut hitam
yang sedikit beruban di pelipisnya, dan matanya yang
berwarna abu-abu tajam sekali. Nasihatnya selalu
merupakan nasihat yang baik. Tapi dia tak suka berteletele.

"Tenis terang, tak ada hal-hal yang mendukungmu,


Freddie," katanya. "Dengan adanya surat-surat yang
telah kautulis itu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kaurasa kau tidak...," gumam Freddie dengan putus


asa.

"Tidak, kurasa tidak," kata Egerton. "Satu-satunya


harapan adalah menyelesaikan persoalan ini di luar
pengadilan. Di dalam pengadilan engkau bahkan bisa
dinyatakan telah melakukan tindak kejahatan."

"Ah, yang benar saja, Richard, itu terlalu berlebihan."

Di meja tulis Egerton terdengar bel telepon


mendengung dengan halus. Dia mengangkat gagangnya
sambil mengerutkan dahi.

"Kalau tak salah, aku sudah berkata bahwa aku tak mau
diganggu!"

Di ujung lain terdengar dengung suara. Lalu Egerton


berkata, "Oh, ya-ya, aku mengerti. Suruh dia menunggu,
ya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Dikembalikannya gagang telepon itu, lalu berbalik lagi


pada kliennya yang kelihatan sedih.

"Begini, Freddie," katanya, "aku tahu undang-undang,


sedang kau tidak. Kau berada dalam suatu kesulitan
besar. Aku akan berusaha sekuatnya untuk
membebaskan kau dari kesulitan itu. Tapi kau akan
harus mengeluarkan sedikit biaya. Aku ragu apakah
mereka akan mau menganggapnya selesai dengan
imbalan kurang dari dua belas ribu."

"Dua belas ribu!" Freddie yang malang itu terkejut


sekali. "Ya, Tuhan! Aku tak punya uang sebanyak itu,
Richard."

"Yah, kalau begitu kau harus mengusahakannya. Selalu


ada jalan dan caranya. Kalau wanita itu mau menerima
dua belas ribu, kau beruntung. Dan bila kau melawan
dalam perkara itu, kau akan harus membayar lebih
banyak."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Dasar kalian pengacara-pengacara!" kata Freddie.


"Kalian semua serakah!"

Dia bangkit. "Yah," katanya, "pokoknya berusaha


keraslah untuk membelaku, Sahabatku Richard."

Klien itu pergi sambil menggeleng-geleng dengan sedih.


Richard Egerton menyingkirkan Freddie dan urusannya
dari pikirannya, dan memikirkan tentang kliennya yang
berikutnya. Dia berbisik pada dirinya sendiri, "Miss
Elvira Blake Yang Mulia. Aku ingin tahu seperu apa
dia...." Diangkatnya teleponnya. "Lord Frederick sudah
pergi. Persilakan Miss Elvira Blake masuk."

Sambil menunggu dia menghitung-hitung di catatannya.


Sudah berapa tahun yang lalu, ya...?

Dia pasti sudah berumur lima belas-atau tujuh belas


tahun-atau mungkin lebih. Cepat sekali waktu berlalu.
Dia itu putri Coniston, pikirnya, dan putri Bess. Aku ingin
melihat sifat-sifat siapa di antara mereka yang
diwarisinya?.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Pintu terbuka dan pegawai mengantarkan Miss Elvira


Blake masuk. Egerton bangkit dari kursinya dan
menghampirinya. Menurutnya, penampilan gadis itu
tidak mirip dengan ayah maupun ibunya. Dia tinggi,
langsing, dan pirang sekali seperti Bess. Tapi dia sama
sekali tidak memiliki gairah hidup Bess. Dia bahkan
memberikan kesan kuno, meskipun tak begitu jelas,
karena mode pakaian yang sedang mode saat ini
memang penuh kerut-kerut seperti baju bayi.

"Wah, wah," katanya sambil menyalami gadis itu.


"Benar-benar suatu kejutan. Terakhir kali aku bertemu
denganmu kau baru berumur sebelas tahun. Mari
silakan duduk." Dia menarik sebuah kursi, dan gadis itu
duduk.

"Mungkin," kata Elvira agak kurang yakin, "seharusnya


saya menulis surat dulu. Maksud saya, menulis surat
untuk membuat janji. Tapi saya mengambil keputusan
ini mendadak sekali, dan kebetulan saya berada di
London."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Dan untuk apa kau ke London ini?"

"Memeriksakan gigi saya."

"Gigi memang menjengkelkan sekali," kata Egerton.


"Menyusahkan orang sejak dari bayi sampai ke kubur.
Tapi aku berterima kasihlah pada gigimu itu, karena
telah memberikan kesempatan padaku untuk bertemu
denganmu. Kalau tak salah, kau pernah pergi ke Italia,
bukan? Untuk melanjutkan pelajaranmu di salah satu
sekolah seperti halnya gadis-gadis lain zaman
sekarang?"

"Ya," kata Elvira. "Sekolah Contessa Martinelli. Tapi saya


tidak akan kembali ke sekolah itu lagi sekarang. Saya
tinggal dengan keluarga Melford di Kent sampai saya
memutuskan mau bekerja apa."

"Yah, kuharap kau akan mendapatkan pekerjaan yang


menyenangkan. Apakah kau tak punya rencana untuk
melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi atau
semacamnya?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tidak," kata Elvira, "saya rasa, saya tak cukup pintar


untuk itu." Dia berhenti sebentar, lalu berkata lagi,
"Saya rasa, Anda harus menyetujui apa saja yang ingin
saya kerjakan, bukan?"

Mata Egerton yang tajam menatapnya dengan keras.

"Aku adalah salah seorang walimu yang dipercayakan


berdasarkan surat wasiat ayahmu," katanya. "Oleh
karenanya, kau berhak penuh untuk menghubungi aku
setiap saat."

Elvira berkata, "Terima kasih," dengan sopan.

"Adakah sesuatu yang menyusahkanmu?" tanya


Egerton.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Sebenarnya tidak ada. Tapi soalnya saya tak tahu apaapa. Tak seorang pun pernah mengatakan apa-apa pada
saya. Sedang saya tak suka selalu bertanya."

Egerton memandanginya dengan penuh perhatian.

"Maksudmu, soal-soal mengenai dirimu sendiri?"

"Ya," sahut Elvira. "Anda baik sekali mau mengerti. Oom


Derek...," Elvira bimbang. "Derek Luscombe
maksudmu?" "Ya. Saya selalu menyebutnya Oom." "Oh,
begitu."

"Dia baik sekali," kata Elvira, "tapi dia tak pernah


menceritakan apa-apa pada saya. Dia hanya mengurus
segala keperluan saya, dan akan kuaur kalau kalau ada
yang tak berkenan di hati saya. Memang dia banyak
mendengar omongan orang-wanita-wanita, maksud
saya-yang menyuruhnya melakukan macam-macam.
Seperti Contessa Martinelli itu. Oom Derek mengurus ke
sekolah-sekolah mana saya harus menuntut ilmu, dan
ke mana saya harus melanjutkannya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Dan tempat-tempat itu bukan yang kauinginkan.


Begitu?"

"Bukan, bukan itu maksud saya. Tempat-tempat itu


baik-baik saja. Maksud saya, boleh dikatakan semua
orang pergi ke sekolah-sekolah itu."

"Oh, begitu."

"Tapi saya sendiri tak tahu apa-apa. Maksud saya,


mengenai uang yang saya miliki. Berapa banyaknya, dan
apa yang bisa saya lakukan dengan uang itu bila saya
mau."

"Sebenarnya," kata Egerton dengan senyumnya yang


menarik, "kau rupanya ingin bicara urusan bisnis.
Begitu, bukan? Yah, kurasa kau benar. Berapa umurmu
sebenarnya? Enam belas atau tujuh belas tahun?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya sudah hampir dua puluh tahun."

"Aduh. Tak kusangka."

"Begini," jelas Elvira, "saya merasa bahwa saya selalu


dijaga dan dilindungi. Memang ada enaknya, tapi bisa
jadi sangat menjengkelkan."

"Cara itu memang sudah ketinggalan zaman," Egerton


membenarkannya, "tapi aku juga mengerti betul bahwa
menurut Derek Luscombe cara itulah yang terbaik."

"Dia memang baik sekali," kata Elvira, "tapi entah


bagaimana, rasanya sulit sekali untuk diajak bicara
serius."

"Ya, aku mengerti itu. Nah, berapa banyak yang


kauketahui tentang dirimu sendiri, Elvira? Dan
mengenai keadaan keluargamu?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya tahu bahwa ayah saya meninggal waktu saya


berumur lima tahun, dan bahwa ibu saya lari dengan
seseorang meninggalkan kami waktu saya berumur kirakira dua tahun. Saya sama sekali tak ingat padanya.
Mengenai ayah saya pun, saya hanya ingat sedikit sekali.
Dia sudah tua sekali dan kakinya harus diletakkan di atas
kursi. Dia suka mengumpat. Saya agak takut padanya.
Setelah Ayah meninggal, saya mula-mula tinggal dengan
seorang bibi, atau seorang sepupu, atau entah siapa
dari pihak ayah saya, sampai dia juga meninggal. Lalu
saya tinggal dengan Oom Derek dan kakaknya. Tapi
kemudian kakaknya itu meninggal, dan saya pergi ke
Italia. Sekarang sudah diatur oleh Oom Derek, supaya
saya tinggal dengan keluarga Melford, yaitu saudara
sepupunya. Keluarga itu punya dua orang putri yang
kira-kira sebaya dengan saya, dan mereka semua baik
sekali." "Kau senang di sana?"

"Saya belum tahu. Saya masih baru di sana. Mereka


semua amat membosankan. Saya benar-benar ingin
tahu berapa banyak uang yang saya miliki."

"Jadi rupanya informasi tentang keuanganmu lah yang


kauinginkan?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya," sahut Elvira. "Saya tahu bahwa saya memiliki uang.


Banyakkah?"

Kini Egerton menjadi serius. "Ya," katanya. "Kau


memiliki uang banyak sekali. Ayahmu kaya sekali. Kau
adalah anak tunggalnya. Waktu dia meninggal, gelar dan
tanah-tanah miliknya diwarisi oleh seorang saudara
sepupunya. Dia tak suka pada sepupunya itu. Jadi
semua kekayaan pribadinya yang besar jumlahnya
diwariskannya pada putrinya-padamu, Elvira. Kau
adalah seorang wanita kaya, artinya kelak, bila kau
sudah berumur dua puluh satu tahun."

"Maksud Anda, saya belum kaya sekarang?"

"Ya," sahut Egerton, "sekarangpun kau kaya, tapi uang


itu belum boleh kaupegang sebelum kau berumur dua
puluh satu tahun atau menikah. Sampai saat itu uang
tersebut disimpan oleh badan perwalianmu, yang terdiri
atas Luscombe, aku sendiri, dan seorang lagi." Dia
tersenyum pada gadis itu. "Kami tidak

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

menggelapkannya. Uang itu masih utuh. Kami bahkan


telah banyak meningkatkan jumlahnya dengan cara
investasi."

"Berapa banyak yang akan saya terima?"

"Begitu kau berumur dua puluh satu tahun atau


menikah, kau akan menerima jumlah yang menurut
perkiraan kasar akan mencapai enam atau tujuh ribu
pound."

"Banyak sekali," kata Elvira. Dia terkesan.

"Memang banyak sekali. Mungkin karena itulah maka


tak ada yang pernah mengatakannya padamu."

Egerton memperhatikan gadis itu yang sedang


merenungkan hal itu. Gadis ini cukup menarik, pikirnya.
Dia kelihatan lugu sekali, tapi sebenarnya dia lebih
daripada itu. Jauh lebih hebat. Dengan senyum yang
agak ironis, dia berkata, "Apakah kau puas?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Elvira tiba-tiba tersenyum padanya.

"Seharusnya saya puas, ya?"

"Lebih dari sekadar memenangkan undian," tegas


Egerton.

Elvira mengangguk, tapi pikirannya melayang ke suatu


soal lain. Lalu tiba-tiba dia mengajukan sebuah
pertanyaan.

"Siapa yang akan mendapatkan uang itu kalau saya


meninggal?"

"Setahu saya, akan diwarisi oleh sanakmu yang


terdekat."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Maksud saya-saya sekarang belum bisa membuat surat


wasiat, bukan? Karena saya belum berumur dua puluh
satu tahun. Begitu kata seseorang pada saya."

"Benar."

"Menjengkelkan sekali. Bila saya menikah lalu


meninggal, saya rasa suami saya yang akan
mendapatkannya, bukan?"

"Ya."

"Dan bila saya tidak menikah, ibu sayalah yang akan


merupakan sanak saya yang terdekat, dan dialah yang
akan mendapatkannya. Agaknya saya tak punya banyak
sanak saudara-saya bahkan tak mengenal ibu saya.
Bagaimana dia?"

"Dia adalah wanita yang luar biasa," kata Egerton


singkat. "Semua orang pasti membenarkan
pernyataanku itu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tak pernahkah dia ingin bertemu dengan saya?"

"Mungkin pernah... Kurasa besar kemungkinannya dia


sangat ingin. Tapi mengingat-dalam hal-hal tertentu-dia
telah membuat hidupnya sendiri kacau, mungkin dia
lalu berpikir bahwa lebih baik kau dibesarkan terpisah
darinya."

"Apakah Anda yakin bahwa dia berpikiran begitu?"

"Tidak. Aku tak tahu apa-apa tentang hal itu." Elvira


bangkit. "Terima kasih," katanya. "Anda baik sekali telah
menceritakan semua ini pada saya."

"Kurasa seharusnya kau diberi tahu lebih banyak


tentang hal itu sebelumnya," kata Egerton.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Rasanya tak pada tempatnya saya tak tahu apa-apa,"


kata Elvira. "Soalnya, pikir Oom Derek, saya ini masih
anak kecil."

"Yah, dia sendiri sudah agak tua. Aku dan dia samasama sudah tua. Jadi harap kau mengerti jika kami
bertindak sesuai dengan umur kami yang sudah lanjut."

Elvira berdiri dan memandangi pria itu untuk beberapa


lama. "Tapi Anda sendiri kan tidak menganggap saya
anak kecil?" tanyanya dengan tajam. Lalu
menambahkan, "Saya rasa Anda lebih banyak tahu
tentang anak-anak gadis daripada Oom Derek. Soalnya
dia hanya hidup dengan kakaknya." Kemudian
diulurkannya tangannya, dan berkata dengan manis
sekali, "Terima kasih banyak. Mudah-mudahan saja saya
tidak mengganggu pekerjaan Anda." Setelah berkata
begitu dia keluar.

Egerton tetap berdiri sambil memandangi pintu yang


telah ditutup oleh gadis itu. Dimonyongkan nya
mulutnya, lalu bersiul pendek. Kemudian dia
menggeleng dan duduk lagi. Diambilnya sebuah pena

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

dan diketuk-ketukkannya di meja tulisnya sambil


berpikir. Ditariknya beberapa helai kertas, tapi
didorongnya kembali, lalu dia mengangkat telepon.

"Miss Cordell, tolong hubungkan dengan Kolonel


Luscombe. Coba dulu telepon ke klubnya. Kalau tak ada,
baru ke alamatnya yang di Shropshire."

Diletakkannya kembali gagang telepon itu. Ditariknya


kembali surat-suratnya, lalu mulai membaca. Tapi
pikirannya tidak terpusat pada apa yang sedang
dilakukannya. Sebentar kemudian teleponnya
berdering.

"Kolonel Luscombe sudah saya hubungi, Mr. Egerton."

"Bagus. Hubungkan dia padaku. Halo, Derek. Di sini


Richard Egerton. Apa kabar? Aku baru saja dikunjungi
oleh seseorang yang kaukenal. Anak asuhmu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Elvira, maksudmu?" Derek Luscombe kedengarannya


terkejut sekali.

"Ya."

"Mengapa? Untuk apa dia mendatangimu? Dia tidak


senang dalam kesulitan, kan?"

"Tidak. Kurasa tidak. Sebaliknya, dia kelihatan agak-yah,


gembira. Dia ingin sekali tahu segalanya tentang
keadaan keuangannya."

"Kau kan tidak menceritakannya?" tanya Kolonel


Luscombe kuatir.

"Mengapa tidak? Untuk apa dirahasiakan?"

"Yah, mau tak mau aku merasa kurang baik bagi seorang
gadis bila dia tahu bahwa dia akan mendapatkan uang
sebanyak itu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kalau bukan kita yang menceritakannya, pasti akan ada


orang lain yang akan menceritakannya padanya.
Bukankah dia harus dipersiapkan? Uang perlu tanggung
jawab."

"Tapi dia boleh dikatakan masih anak-anak."

"Begitukah menurutmu?"

"Apa maksudmu? Dia memang masih anak-anak."

"Menurutku tidak. Siapa pacarnya?"

"Apa?"

"Aku bertanya siapa pacarnya. Pasti ada urusan dengan


pacarnya, bukan?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Sama sekali tidak. Tak ada soal itu. Mengapa kau


sampai berpikir begitu?"

"Dia memang tidak mengatakannya dengan terus


terang. Tapi kau kan tahu, aku punya pengalaman.
Kurasa kau pun tahu kalau dia punya pacar."

"Aku berani jamin kau keliru. Soalnya dia telah dididik


dengan cermat sekali, sekolahnya ketat sekali, dan dia
telah melanjutkan pendidikannya di tempat yang sangat
terpilih di Italia. Aku pasti tahu kalau sedang pacaran.
Kuakui bahwa dia pernah bertemu dengan satu atau
dua pemuda yang menyenangkan, tapi bukan seperti
yang kaukatakan itu."

"Yah, pokoknya menurutku ada seorang teman pria-dan


nampaknya bukan seorang pria yang baik-baik."

"Tapi mengapa, Richard, mengapa?" Tahu apa kau


tentang gadis-gadis?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Banyak sekali," kata Egerton datar. "Dalam tahun


terakhir ini aku punya tiga orang klien. Dua di antaranya
telah dimasukkan ke dalam Lembaga Pemasyarakatan
Remaja, dan yang satunya lagi telah berhasil
menggertak orang tuanya hingga mereka terpaksa
merestui pernikahannya yang hampir pasti akan
membawa bencana baginya. Mengawasi gadis-gadis
zaman sekarang tidak seperti dulu. Keadaannya sudah
sedemikian rupa hingga sulit sekali mengawasi
mereka...."

"Tapi percayalah, Elvira telah mendapat pengawasan


yang sempurna sekali."

"Akal bulus anak-anak gadis zaman sekarang sukar


sekali diperkirakan! Awasi dia baik-baik. Derek. Tanyai
dia apayang pernah dilakukannya."

"Omong kosong. Dia hanya seorang anak gadis yang


manis dan sederhana."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Banyak sekali hal-hal yang tak kauketahui tentang


seorang gadis manis yang sederhana! Ibunya saja telah
melarikan diri dan membuat skandal-waktu dia masih
lebih muda dari Elvira sekarang-kauingat itu? Sedang si
tua Coniston, dia adalah laki-laki yang paling liar di
Inggris ini."

"Kau membuatku cemas, Richard. Aku jadi cemas


sekali."

"Jadikanlah itu suatu peringatan bagimu. Ada satu


pertanyaannya yang mengganggu. Mengapa dia begitu
ingin tahu siapa yang akan mewarisi uangnya bila dia
meninggal?"

"Aneh sekali kau mengatakan hal itu, karena dia


menanyakan hal itu pula padaku."

"Begitukah? Mengapa sampai dia berpikir mau mati


pada usia muda? Ngomong-omong, dia juga
menanyakan tentang ibunya padaku."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Suara Kolonel Luscombe terdengar kuatir waktu dia


berkata, "Alangkah baiknya bila Bess mau bertemu
dengan gadis itu."

"Pernahkah kau berbicara dengannya tentang hal itumaksudku dengan Bess?"

"Ya, pernah.... Pernah. Aku kebetulan bertemu


dengannya. Jelasnya, kami menginap di hotel yang
sama. Kudesak Bess untuk mengatur pertemuan dengan
gadis itu."

"Apa jawabnya?" tanya Egerton dengan rasa ingin tahu.

"Dia menolak mentah-mentah. Dia mengatakan bahwa


akan berbahaya bila gadis itu mengenalnya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Dipandang dari satu segi memang benar juga," kata


Egerton. "Sekarang dia sedang terlibat cinta dengan lakilaki pembalap itu, ya?"

"Aku mendengar desas-desus itu."

"Ya, aku juga mendengar. Aku tak tahu apakah hal itu
benar. Kurasa mungkin ada benarnya. Itu sebabnya dia
merasa begitu terhadap anaknya. Teman-teman si Bess
itu kadang-kadang suka melanggar hukum. Tapi dia
benar-benar wanita yang istimewa bukan, Derek?
Wanita yang hebat."

"Dia selalu memusuhi dirinya sendiri," kata Derek


Luscombe menggeram.

"Tanggapan yang bagus sekali," kata Egerton. "Nah,


maafkan aku mengganggumu, Derek, tapi waspadalah
terhadap hal-hal yang tak diinginkan. Jangan sampai
kaukatakan tak ada yang memper-ingatkanmu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Gagang telepon diletakkannya kembali, dan ditariknya


kembali halaman-halaman surat di atas meja. Kali ini dia
bisa memusatkan pikirannya pada apa yang
dikerjakannya.

11

Mrs. McCrae, pengurus rumah tangga Pater


Pennyfather, telah memesan ikan dari Toko Dover
untuk menyambut kedatangan majikannya malam itu.
Ikan Dover yang terkenal gampang sekali memasaknya.
Setelah Pater tiba dengan selamat di rumah, barulah
ikan itu dipanggang atau digoreng. Kalau perlu ikan itu
dapat pula disimpan sampai esok harinya. Pater
Pennyfather suka sekali ikan Dover itu. Tapi bila ada
telepon atau telegram yang menyatakan bahwa Pater
akan berada di tempat lain pada malam ini, maka Mrs.
McCrae sendiri pun akan dengan senang hati makan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

ikan Dover itu. Jadi semuanya sudah dipersiapkan untuk


menyambut kembalinya Pater. Ikan Dover itu akan
disusul dengan kue dadar. Ikan itu sudah siap di atas
meja dapur, dan adonan kue dadar sudah siap di dalam
baskomnya. Semuanya sudah siap. Barang-barang
tembaga dan porselen mengkilap semua. Tak ada
sebutir debu pun terlihat. Hanya tinggal satu yang
kurang. Yaitu Pater sendiri.

Pater dijadwalkan akan datang naik kereta api dari


London pukul setengah tujuh.

Pukul tujuh dia belum tiba. Pasti kereta api terlambat.


Pukul setengah delapan dia masih belum kembali. Mrs.
McCrae mendesah kesal. Dia menduga pasti akan
berulang hal yang biasa terjadi. Jam berbunyi pukul
delapan, dan pater belum datang juga. Mrs. McCrae
mendesah panjang, dengan rasa putus asa. Pasti
sebentar lagi dia akan menerima telepon, atau mungkin
malah tidak sama sekali. Mungkin Pater telah menulis
surat padanya, lalu lupa mengirimkannya.

"Aduh, aduh!" keluh Mrs. McCrae.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Pukul sembilan dia membuat tiga buah kue dadar untuk


dirinya sendiri dari adonan itu. Sedang ikan disimpannya
baik-baik di dalam lemari es. "Entah sedang berada di
mana Pater yang baik hati itu sekarang," katanya
kepada dirinya sendiri. Berdasarkan pengalaman, dia
menduga bahwa Pater mungkin kesasar di suatu
tempat. Anehnya, dia baru akan menyadari
kesalahannya itu lalu mengirim telegram padanya atau
meneleponnya tepat pada saat dia mau pergi tidur.
"Aku akan menunggu sampai pukul sebelas, tidak lebih
lama lagi," kata Mrs. McCrae. Pukul setengah sebelas
adalah jam tidurnya, dan mundur sampai pukul sebelas
masih dianggapnya pantas. Tapi jika sampai pukul
sebelas tak ada apa-apa, tak ada berita dari Pater, maka
pada tempatnyalah kalau Mrs. McCrae mengunci pintupintu rumah dan pergi tidur.

Tak dapat dikatakan bahwa dia merasa kuatir. Hal


seperti itu sudah pernah terjadi. Tak ada yang bisa
dilakukannya kecuali menunggu berita.
Kemungkinannya banyak sekali. Mungkin Pater
Pennyfather salah naik kereta api, dan setelah tiba di
ujung negeri, atau entah di mana, barulah dia

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

menyadari kekeliruannya itu. Atau mungkin juga dia


masih berada di London, salah melihat tanggal, dan oleh
karenanya dia merasa yakin bahwa besok dia baru harus
kembali. Mungkin pula dia bertemu dengan seorang
sahabat, atau beberapa orang sahabat di kongres yang
harus dihadirinya itu. Lalu dia terbujuk untuk tinggal
dulu di sana sampai akhir pekan. Mungkin dia berniat
untuk mengabarinya, tapi sama sekali lupa
melakukannya. Jadi, seperti dinyatakan tadi, Mrs.
McCrae tidak merasa kuatir. Padahal lusa teman lama
Pater, Wakil Uskup Simmons, akan datang untuk
menginap. Hal semacam itu biasanya diingat oleh Pater,
jadi kalau bukan dia sendiri yang datang, pasti akan ada
telegram dari dia besok. Dan paling lambat lusa dia
sudah akan datang atau akan ada surat.

Namun pagi esok harinya tiba tanpa kabar apa pun dari
Pater. Baru sekaranglah Mrs. McCrae mulai gelisah.
Antara pukul sembilan pagi sampai pukul satu siang dia
terus memandangi pesawat telepon dengan rasa
bimbang. Mrs. McCrae mempunyai pandangan
tersendiri mengenai pesawat telepon. Dia
menggunakan benda itu dan mengakui manfaatnya, tapi
dia sama sekali tak suka pada telepon. Kadang-kadang
dia memang memesan barang-barang keperluan rumah

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

tangganya melalui telepon, meskipun dia jauh lebih


suka pergi membelinya sendiri, karena menurutnya bila
kita tidak melihat sendiri apa yang kita beli, maka
pemilik toko pasti akan mencoba menipu kita.
Bagaimanapun juga, telepon berguna untuk keperluan
rumah tangga. Sekali-sekali dia menelepon temanteman atau sanak saudaranya yang tinggal tak jauh meskipun itu jarang dilakukannya. Kalau harus
menelepon jarak jauh, atau ke London, dia sama sekali
tak senang. Menurutnya itu pemborosan. Namun
demikian, sekarang dia sedang mempertimbangkan
kemungkinan itu.

Akhirnya, setelah sehari berlalu lagi tanpa ada berita


dari majikannya, diputuskannya untuk berbuat sesuatu.
Dia tahu di mana Pater menginap di London. Dia
menginap di Hotel Bertram. Tempat yang kuno tetapi
bagus. Mungkin akan lebih baik bila sekarang dia
menelepon dan bertanya tentang Pater. Mungkin
orang-orang di hotel itu tahu di mana Peter berada.
Hotel itu bukan hotel biasa. Dia akan minta
dihubungkan langsung pada Miss Gorringe. Miss
Gorringe itu selalu efisien dan penuh perhatian. Pater
mungkin kembali naik kereta api pukul setengah satu.
Bila demikian halnya, maka dia akan tiba setiap saat.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Tetapi menit-menit berlalu dan masih saja belum ada


Pater. Mrs. McCrae menarik napas panjang,
diberanikannya dirinya lalu diputarnya nomor telepon
dan minta dihubungkan ke London. Dia menunggu
sambil menggigit bibirnya, dan menempelkan gagang
telepon erat-erat di telinganya.

"Hotel Bertram, selamat pagi," kata sebuah suara.

"Kalau bisa saya ingin bicara dengan Miss Gorringe,"


kata Mrs. McCrae.

"Tunggu sebentar. Siapa Anda?"

"Saya Mrs. McCrae, pembantu rumah tangga Pater


Pennyfather."

"Tunggu sebentar."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Sebentar kemudian terdengar suara Miss Gorringe yang


efisien dan tenang. "Di sini Miss Gorringe. Apakah Anda
pembantu rumah tangga Pater Pennyfather?"

"Benar. Saya Mrs. McCrae "

"Oh, ya. Apa yang dapat saya bantu, Mrs. McCrae?"

"Apakah Pater Pennyfather masih menginap di Hotel


Bertram?"

"Saya senang Anda menelepon," kata Miss Gorringe.


"Kami juga agak bingung, apa sebenarnya yang harus
kami Lakukan."

"Maksud Anda, telah terjadi sesuatu atas diri Pater


Pennyfather? Apakah dia telah mengalami kecelakaan?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tidak, tidak, bukan begitu. Tapi kami mengharapkan


dia kembali dari Lucerne pada hari Jumat atau hari
Sabtu."

"Ya-benar."

"Tapi dia tak datang. Yah, sebenarnya tidak


mengherankan. Dia menyewa kamarnya terus sampai
kemarin, tapi sampai kemarin dia tak kembali juga tidak
mengirimkan kabar, padahal barang-barangnya masih
ada di sini. Maksud saya, sebagian besar dari barangbarangnya. Kami tak tahu apa yang harus kami lakukan
dengan barang-barang itu." Ditambahkannya lagi cepatcepat, "Kami memang tahu bahwa, eh-Pater agak
pelupa."

"Memang benar."

"Hal itu jadi menyulitkan kami. Tamu kami banyak


sekali. Dan kamarnya pun sebenarnya sudah dipesan
oleh orang lain." Kemudian dia bertanya, "Apakah Anda
tak ada bayangan di mana dia berada?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Dengan nada getir Mrs. McCrae berkata, "Orang itu bisa


berada di mana saja!" Lalu ditenangkannya dirinya
sebelum berkata, "Yah, terima kasih, Miss Gorringe."

"Bila ada sesuatu yang bisa saya lakukan...," kata Miss


Gorringe menyatakan kesediaannya untuk membantu.

"Saya pasti akan mendapatkan berita secepatnya," kata


Mrs. McCrae. Diucapkannya terima kasih sekali lagi
pada Miss Gorringe, lalu diputuskannya hubungan.

Dia tetap duduk di dekat pesawat telepon. Dia kelihatan


bingung- Yang dikuatirkannya bukanlah keselamatan
Pater, sebab bila dia mendapat kecelakaan dia pasti
sudah diberi kabar sekarang. Dia yakin akan hal itu.
Apalagi boleh dikatakan bahwa Pater tak mudah
ditimpa kecelakaan. Mrs. McCrae menyebutnya 'orang
yang agak kacau pikirannya', dan agaknya orang-orang
demikian selalu dilindungi oleh nasib baik. Meskipun
mereka sembrono dan tak cermat, mereka selalu
selamat, biar sedang menyeberangi jalan yang ramai

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

sekalipun. Tidak, dia tidak membayangkan Pater


Pennyfather terbaring mengerang-erang di rumah sakit.
Dia pasti berada di suatu tempat, dan pasti sedang
mengobrol dengan santainya dengan seorang
temannya. Mungkin juga dia masih berada di luar
negeri. Kesulitannya adalah bahwa Wakil Uskup
Simmons akan datang malam ini. Dan tamu itu tentu
mengharapkan tuan rumah yang menyambutnya. Dia
tak pula bisa membatalkan kedatangan Wakil Uskup
Simmons, karena dia tak tahu di mana orang itu berada.
Semuanya serba sulit. Tetapi sebagaimana semua
kesulitan, ada pula segi cerahnya. Segi cerah itu adalah
Wakil Uskup Simmons sendiri. Wakil Uskup Simmons
pasti tahu apa yang harus dilakukan. Dia akan
menyerahkan urusan itu ke tangan tamunya itu.

Wakil Uskup Simmons berlawanan sekali dengan


majikannya. Dia tahu pasti ke mana dia akan pergi dan
apa yang sedang dilakukannya. Dan dengan sikapnya
yang ceria, dia tahu apa yang harus dilakukannya, dan
dia melakukannya dengan yakin pula. Dia seorang
biarawan yang penuh percaya diri.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Ketika Wakil Uskup Simmons tiba, dia disambut oleh


Mrs. McCrae yang penuh dengan penjelasan,
permintaan maaf, dan kebingungan. Biarawan itu
bagaikan batu karang yang kuat. Dia sama sekali tidak
menjadi bingung.

"Tak usah kuatir, Mrs. McCrae," katanya dengan ramah.


Kemudian dia duduk akan makan, yang sudah disiapkan
Mrs. McCrae untuk menyambut kedatangannya. "Akan
kita cari orang linglung itu sampai ketemu. Pernahkah
Anda mendengar tentang Chesterton? G.K. Chesterton,
penulis itu, Anda pasti tahu. Pada suatu hari, ketika dia
sedang dalam perjalanan untuk mengadakan ceramah,
dia mengirim telegram pada istrinya, yang berbunyi,
"Aku ada di Stasiun Crewe. Aku mau ke mana, sih?"

Wakil Uskup Simmons tertawa. Mrs. McCrae ikut


tertawa, sekadar basa-basi. Menurutnya itu bukan
lelucon, karena hal yang persis seperti itulah yang
mungkin sedang dilakukan oleh Pater Pennyfather.

"Wah," kata Wakil Uskup Simmons memuji, "daging sapi


goreng Anda ini enak sekali! Anda memang juru masak

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

yang hebat, Mrs. McCrae. Mudah-mudahan saja


sahabat saya itu tak lupa menghargai Anda."

Mrs. McCrae memang ingat bahwa daging sapi goreng


merupakan makanan kegemaran Wakil Uskup Simmons.
Setelah itu disusul pula dengan makanan penutup
kegemarannya, yaitu puding kastil dengan saus arbei.
Setelah selesai makan, pria yang baik hati itu segera
memulai sungguh-sungguh berusaha mencari jejak
sahabatnya yang hilang. Dengan bersemangat dia
menggunakan telepon beberapa kali tanpa memikirkan
biayanya sama sekali, hingga membuat Mrs. McCrae
mengerutkan dahinya karena kuatir. Namun dia tidak
bisa menyalahkan penggunaan itu, karena majikannya
memang benar-benar harus dilacak.

Pertama-tama dia mencoba menghubungi saudara


perempuan Pater Pennyfather, yang tak pernah terlalu
memperhatikan saudaranya itu. Dan sebagaimana yang
diharapkan, dia sama sekali tak punya bayangan di
mana Pater berada. Setelah gagal di situ, Wakil Uskup
menyebarkan jaringannya lebih luas lagi. Sekali lagi dia
menghubungi Hotel Bertram, dan mendapatkan
penjelasan yang sangat terinci. Pater Pennyfather

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

benar-benar telah pergi dari situ pada awal malam


tanggal sembilan belas. Dia membawa tas pakaian
B.E.A. yang kecil, tapi barang-barangnya yang lain masih
ditinggal di kamarnya, yang masih tetap disewanya. Dia
berkata bahwa dia akan menghadiri semacam kongres
di Lucerne. Dari hoteL dia tak langsung pergi ke
lapangan terbang. Petugas penjaga pintu yang
mengenalinya telah membantunya naik taksi, dan dia
mendengar Pater minta diantar ke Restoran
Athenaeum. Itulah kali terakhir seseorang di Hotel
Bertram melihat Pater Pennyfather. Oh, ya, ada satu hal
kecil-dia tidak meninggalkan kunci kamarnya di meja
resepsionis. Kunci itu dibawanya. Tapi hal itu bukan
pertama kali terjadi.

Wakil Uskup Simmons berhenti untuk berpikir sebentar.


Lalu dia menelpon Lagi. Dia bisa saja menelepon semua
perusahaan penerbangan yang ada di London. Tapi itu
akan makan waktu lama.

Mungkin ada jalan pintas. Dia lalu menelepon Dr.


Weissgarten, seorang sarjana bahasa Ibrani, yang boleh
dipastikan ikut menghadiri kongres itu.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Dr. Weissgarten ada di rumahnya. Segera setelah


didengarnya siapa yang berbicara dengannya, dia
langsung menyemburkan kata-kata kritik yang
mencemoohkan terhadap dua makalah yang dibahas
dalam kongres di Lucerne itu.

"Sama sekali tak bermutu makalah si Hogarov itu,"


katanya. "Sama sekali tak bermutu. Entah bagaimana
dia bisa berhasil mengikuti kongres itu. Dia sama sekali
bukan seorang sarjana. Tahukah kau apa yang
sebenarnya dikatakannya?"

Wakil Uskup mendesah dan terpaksa harus mengambil


tindakan tegas. Kalau tidak, besar kemungkinannya
bahwa sepanjang malam itu waktunya akan habis untuk
mendengarkan kritik-kritik sesama sarjana dalam
kongres di Lucerne itu. Dengan susah-payah akhirnya
Dr. Weissgarten bisa diajak membicarakan soal-soal
yang lebih pribadi.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Pennyfather?" katanya. "Pennyfather? Ya, seharusnya


dia juga hadir di sana. Aku tak mengerti mengapa dia
tak hadir di sana. Katanya dia akan datang. Seminggu
sebelum kongres, waktu aku bertemu dengannya di
Athenaeum dia berkata bahwa dia akan hadir."

"Maksudmu dia sama sekali tak menghadiri kongres


itu?"

"Itulah yang baru saja kukatakan. Dia seharusnya hadir


di sana."

"Tahukah kau mengapa dia tak hadir? Adakah dia


mengirimkan alasannya?"

"Bagaimana aku tahu? Dia benar-benar berkata bahwa


dia akan hadir. Ya, sekarang aku ingat. Dia diharapkan
hadir. Ada beberapa orang yang mengungkapkan
ketidakhadirannya itu. Mereka pikir, mungkin dia
menggigil kedinginan atau bagaimana. Soalnya
cuacanya memang buruk sekali." Lalu dia ingin mulai
lagi mengeluarkan kritik-kritiknya mengenai teman-

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

temannya sesama sarjana, teapi Wakil Uskup Simmons


memutuskan hubungan.

Dia telah mendapatkan sebuah fakta, tapi fakta itu


justru untuk pertama kalinya menimbulkan rasa kuatir
dalam dirinya. Pater Pennyfather tidak hadir di kongres
Lucerne. Dia berniat untuk pergi ke kongres itu. Wakil
Uskup merasa heran sekali mengapa dia tak hadir.
Tentu ada kemungkinan dia keliru naik pesawat
terbang, tapi biasanya biro perjalanan B.E.A. sangat
cermat. Mereka pasti akan mencegah terjadinya
kemungkinan semacam itu. Mungkinkah Pater
Pennvfather lupa hari apa dia sebenarnya harus
berangkat ke kongres itu? Mungkin, pikirnya. Tapi bila
demikian halnya, ke mana dia pergi sebenarnya?

Dia lalu menghubungi lapangan terbang. Dalam


usahanya itu dia harus banyak sabar menunggu dan
diminta menghubungi satu bagian lalu dilempar ke
bagian lain lagi. Akhirnya diperolehnya juga kenyataan
yang pasti. Pater Pennyfather benar telah membeli tiket
pesawat yang akan berangkat ke Lucerne pada pukul
sembilan lewat empat puluh menit malam, tanggal
delapan belas. Tapi dia tak ada di pesawat terbang itu.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kita sudah maju selangkah," kata Wakil Uskup


Simmons pada Mrs. McCrae, yang hilir-mudik saja di
belakangnya. "Coba ya, siapa lagi yang akan
kuhubungi?"

"Semua pembicaraan dengan telepon ini akan makan


biaya banyak sekali," kata Mrs. McCrae.

"Memang. Memang begitu," kata Wakil Uskup


Simmons. "Tapi bukankah kita harus mencari jejaknya?
Dia tak muda lagi."

"Aduh. Anda kan tidak berpikir bahwa sesuatu benarbenar telah terjadi atas dirinya?"

"Yah, kuharap saja tidak... tapi kurasa tidak. Sebab kalau


itu terjadi, saya rasa Anda pasti sudah diberi kabar. Diaeh-dia selalu membawa nama dan alamatnya, bukan?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Oh, ya, dia membawa bermacam-macam kartu. Dia


juga membawa bermacam-macam surat dalam
dompetnya."

"Nah, kalau begitu saya rasa tak mungkin dia berada di


rumah sakit," kata Wakil Uskup. "Oh, ya, waktu dia
meninggalkan hotel, dia naik taksi ke Athenaeum. Saya
akan menelepon restoran itu."

Dari tempat itu dia mendapatkan informasi yang


meyakinkan. Pater Pennyfather, yang terkenal di
restoran itu, pada tanggal sembilan belas malam makan
malam di situ pada pukul setengah delapan.

Pada saat itulah Wakil Uskup baru menyadari sesuatu


yang tak terpikirkan olehnya sampai saat itu. Tiket
pesawat terbangnya adalah untuk tanggal delapan
belas, tetapi Pater berangkat dari Hotel Bertram naik
taksi ke Athenaeum setelah lebih dulu mengatakan
bahwa dia akan pergi ke Lucerne untuk mengikuti
kongres pada tanggal sembilan belas. Dia mulai melihat
titik terang. Goblok sekali aku, kau Wakil Uskup
mengumpat dirinya sendiri, upi dia menjaga supaya dia

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

tidak mengucapkannya nyaring-nyaring di hadapan Mrs.


McCrae. "Rupanya dia salah tanggal. Kongres itu
diadakan tanggal sembilan belas. Aku tahu betul itu. Dia
pasti mengira bahwa dia berangkat pada tanggal
delapan belas. Dia keliru sehari."

Berikutnya dia mereka-reka dengan cermat sekali Pater


itu pergi ke Athenaeum, dia makan malam di sana, lalu
dia pergi ke Lapangan Udara Kensington. Di sana pasti
diberitahukan padanya bahwa tiketnya adalah untuk
hari sebelumnya, dan dia lalu menyadari bahwa kongres
yang seharusnya dihadirinya sudah selesai.

"Itulah yang terjadi," kau Wakil Uskup Simmons. "Lalu


kalau memang begitu," katanya pada Mrs. McCrae yang
sependapat bahwa itu memang mungkin, "apa yang
terjadi kemudian?"

"Dia kembali ke hotelnya," kata Mrs. McCrae.

"Dia tidak akan langsung kembali pulang -maksud saya


tidak akan langsung pergi ke stasiun."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Memang tak mungkin, sebab barang-barangnya masih


tertinggal di hotel. Paling tidak dia menelepon ke hotel
itu meminta supaya barang-barangnya diantar."

"Benar sekali," kata Simmons. "Baiklah. Kita bayangkan


jalan kejadiannya begini. Dia berangkat ke lapangan
udara, membawa tas kecilnya, lalu kembali ke hotel,
atau setidaknya punya niat untuk kembali ke hotelnya.
Mungkin dia lalu pergi makan malam-eh tidak, dia
sudah makan di Athenaeum. Baiklah, dia kembali ke
hotel. Tapi dia tak pernah tiba di sana." Dia berhenti
sebentar, lalu berkata dengan ragu-ragu, "Benarkah itu?
Agaknya tak ada seorang pun yang melihatnya di hotel.
Jadi apa yang telah terjadi atas dirinya di jalan?"

"Mungkin dia bertemu dengan seseorang," kata Mrs.


McCrae ragu-ragu pula.

"Ya. Mungkin sekali. Seorang sahabat lama yang sudah


lama tak bertemu dengannya.... Mungkin dia lalu ikut ke
hotel sahabatnya itu, atau ke rumah sahabat itu. Tapi

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

masakan dia tinggal disana sampai tiga hari? Masakan


sampai tiga hari penuh dia lupa bahwa barangbarangnya masih ada di hotel? Pasti dia menelepon
hotel, meminta barang-barang dikirimkan, atau kalau
dia sedang benar-benar linglung dia akan langsung
pulang. Tiga hari tanpa berita. Itulah yang tak bisa
dimengerti."

"Kalau dia mengalami kecelakaan..."

"Ya, Mrs. McCrae. Itu tentu mungkin saja. Kita bisa


bertanya ke rumah-rumah sakit. Kata Anda dia selalu
membawa banyak surat-surat pengenal? Hm-kalau
begitu, saya rasa hanya ada satu hal yang harus kita
lakukan."

Mrs. McCrae memandanginya tanpa mengerti


maksudnya.

"Saya rasa," kata Wakil Uskup dengan halus, "kita harus


memberi tahu polisi."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

12

Miss Marple tidak mengalami kesulitan untuk


bersenang-senang selama berada di London. Banyak
sekali yang dilakukannya, yaitu hal-hal yang selama ini
dalam kunjungan-kunjungan singkatnya ke ibu kota itu
selalu tak sempat dilakukannya. Tapi sangat
disayangkan bahwa dia tidak memanfaatkan
kesempatan itu untuk menikmati atraksi-atraksi
kebudayaan, yang sebenarnya bisa dilakukannya. Tak
ada sanggar lukisan yang dikunjunginya, tidak pula
museum. Bahkan tak terpikir olehnya untuk nonton
suatu peragaan pakaian atau semacamnya. Yang
dikunjunginya adalah toko-toko besar yang menjual
barang-barang kaca, porselen, dan barang-barang linen
untuk keperluan rumah tangga. Dia juga sempat
membeli barang-barang perabot rumah tangga pilihan.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Setelah membelanjakan cukup banyak uang untuk


membeli barang-barang keperluan rumah tangga itu,
dia mengunjungi tempat-tempat yang disenanginya. Dia
pergi ke tempat-tempat dan toko-toko yang diingatnya
dari masa mudanya, kadang-kadang hanya karena ingin
tahu dan melihat apakah tempat-tempat itu masih ada.
Untuk hal-hal semacam itu selama ini dia tak pernah
sempat, jadi kesempatan kali ini benar-benar
dinikmatinya. Setelah tidur sebentar seusai makan
siang, dia pergi lagi. Sedapat mungkin dia selalu
menghindari perhatian dari petugas penjaga pintu,
karena menurut laki-laki itu seorang wanita seusia dia
dan serapuh dia harus selalu naik taksi. Padahal Miss
Marple lebih suka naik bus atau kereta api bawah tanah.
Untuk itu dia membeli sebuah buku petunjuk kecil
mengenai bus-bus dan rute-rutenya-juga sebuah buku
tentang sistem kereta api bawah tanah. Dia juga selalu
merencanakan perjalanannya dengan cermat. Pada
suatu petang dia terlihat sedang berjalan dengan
senangnya sambil bernostalgia, mengelilingi Evelyn
Gardens di Onslow Square. Maka dia pun bergumam
perlahan-lahan, "Ya, itu rumah Mrs. Van Dylan.
Sekarang tentu sudah berubah. Kelihatannya mereka
telah mengubah modelnya. Wah, kulihat belnya ada
empat buah. Berarti tempat itu telah terbagi menjadi

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

empat flat. Tanah lapang itu memang sejak dulu kuno


tetapi bagus."

Dengan wajah agak malu dia mengunjungi gedung


Madame Tussaud. Dia ingat benar bahwa dia senang
sekali bila berkunjung ke tempat itu waktu dia masih
kecil. Di Westbourne Grove dia mencari Toko Bradley,
tapi sia-sia. Dulu Bibi Helen selalu pergi ke Toko Bradley
untuk membeli jaket dari kulit anjing laut.

Biasanya Miss Marple tidak begitu suka hanya melihatlihat barang-barang yang dipajang. Tapi kali ini dia
menghabiskan banyak waktu dengan senang, berkeliling
melihat-lihat pola-pola rajutan, bermacam-macam jenis
wol rajut yang baru, dan barang-barang lain
semacamnya. Secara khusus, dia mengunjungi
Richmond untuk melihat rumah yang pernah didiami
oleh Kakek Thomas, pensiunan admiral. Terasnya yang
indah masih ada, tapi juga di sini agaknya setiap rumah
sudah diubah menjadi flat-flat. Jauh lebih menyedihkan
lagi adalah rumah di Lowndes Square, di mana seorang
sepupu jauhnya, Lady Merridew, pernah tinggal dengan
penuh gaya. Di tempat itu kini terdapat sebuah
bangunan pencakar langit yang luas sekali dengan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

rancangan modern. Miss Marple menggeleng dengan


sedih, dan berkata dengan tegas pada dirinya sendiri,
"Kuakui memang harus ada kemajuan. Tapi bila Kak
Ethel tahu, aku yakin dia akan bangkit dari kuburnya."

Pada suatu petang yang sangat menyenangkan, Miss


Marple naik bus yang membawanya ke Battersea
Bridge. Ketika mengunjungi Battersea Bridge itu
kegembiraannya berlipat ganda, karena dia kepingin
melihat-lihat rumah-rumah bangsawan Princes Terrace,
di mana bekas guru privatnya tinggal. Tapi keinginan itu
gagal, karena rumah Miss Ledbury sudah lenyap tanpa
bekas. Di tempat itu kini berdiri bangunan beton yang
berkilat. Miss Marple berbalik lalu masuk ke Taman
Battersea. Dia selalu suka dan kuat berjalan kaki. Tapi
harus diakuinya bahwa sekarang kekuatannya berjalan
tidak lagi seperti dulu.

Berjalan setengah mil saja sudah cukup membuatnya


letih. Menurut perhitungannya dia akan kuat menjalani
taman itu, lalu keluar ke Chelsea Bridge, dan dia akan
menemukan rute bus yang menguntungkan. Tapi
langkahnya makin lama makin lambat, dan dia merasa

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

senang ketika tiba di sebuah warung minum teh yang


terletak di tepi danau.

Orang masih menghidangkan teh di situ, meskipun


musim gugur sudah dingin sekali. Hari itu tak banyak
orang di situ, hanya beberapa ibu dengan membawa
kereta dorong bayi-bayi mereka, dan beberapa pasang
muda-mudi yang berpacaran. Miss Marple mengambil
sebuah nampan dengan teh dan dua potong kue busa.
Dibawanya nampannya dengan hati-hati ke sebuah
meja, lalu dia duduk. Tehnya tepat benar seperti yang
dibutuhkannya. Panas, kental, dan dapat memulihkan
tenaga. Setelah tenaganya pulih, dia melihat ke
sekelilingnya. Tiba-tiba matanya terhenti di sebuah
meja dan duduknya jadi makin tegak. Lagi-lagi suatu
kebetulan yang aneh sekali. Aneh sekali! Mula-mula di
Toserba Army And Navy, dan sekarang disini. Tempattempat yang aneh-aneh yang dipilih oleh dua orang itu!
Tapi tidak! Dia keliru. Miss Marple mengeluarkan
kacamata yang satunya, yang lebih terang, dari tasnya.
Ya, dia keliru. Tapi memang mirip. Rambut yang lurus
dan panjang itu sama, tapi ini bukan Bess Sedgwick. Dia
jauh lebih muda. Ya, tentu! Itu adalah putrinya! Gadis
yang datang ke Hotel Bertram dengan teman Lady
Selina Hazy, yaitu Kolonel Luscombe. Tapi teman laki

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

lakinya itu adalah orang yang makan siang bersama


Lady Sedgwick di Toserba Army and Navy dulu. Tak
diragukan lagi. Anak muda tampan yang memberikan
kesan seperti seekor burung elang, yang bertubuh kurus
dan berpenampilan keras dan liar, dan-ya, benar-benar
jantan.

"Dia jahat," kata Miss Marple sendiri. "Dia benar-benar


jahat! Kejam! Dia tak mengenal belas kasihan. Aku tak
suka melihatnya. Mula-mula ibunya, sekarang putrinya.
Apa artinya ini?"

Itu berarti sesuatu yang tak baik. Miss Marple yakin itu.
Miss Marple jarang menilai seseorang dengan raguragu. Dia lebih sering menilai yang terburuk, dan
sembilan dari sepuluh penilaiannya ternyata benar. Dia
yakin bahwa kedua pertemuan itu adalah pertemuan
rahasia. Diperhatikannya keduanya duduk dengan
membungkuk di atas meja, hingga kepala mereka
hampir bersentuhan. Diperhatikannya pula betapa
asyiknya mereka berbicara. Wajah gadis itu-Miss Marple
menanggalkan kacamatanya, menggosok-gosok
lensanya dengan cermat, lalu memasangnya lagi. Ya,
gadis itu sedang jatuh cinta. Jatuh cinta setengah mati.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Hanya anak-anak muda yang bisa jatuh cinta seperti itu.


Tapi bagaimana para walinya itu membiarkannya
berkeliaran di London dan mengadakan pertemuan
gelap di Taman Battersea ini? Padahal dia seorang gadis
manis yang berkelakuan baik dan berpendidikan tinggi.
Pasti dia telah mendapat pendidikan yang terlalu baik!
Mungkin para walinya mengira bahwa dia sedang
berada di suatu tempat yang lain. Dia tentunya
berbohong.

Dalam perjalanannya keluar, Miss Marple melewati


tempat duduk mereka. Dia berjalan perlahan-lahan
sekali, tanpa terlalu kentara. Sayangnya suara mereka
demikian halusnya, hingga dia tak bisa mendengar apa
yang mereka katakan. Yang laki-laki sedang berbicara, si
gadis mendengarkan dengan agak senang, tapi juga
agak takut. Mungkinkah mereka membuat rencana akan
lari? pikir Miss Marple. Gadis itu masih di bawah umur.

Miss Marple melewati pintu pagar yang kecil dan


langsung keluar ke trotoar taman. Ada beberapa mobil
yang parkir di situ. Miss Marple berhenti di dekat salah
satu mobil. Dia tidak begitu tahu tentang mobil-mobil,
tapi mobil yang satu ini jarang dilihatnya. Jadi mobil itu

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

telah menarik perhatiannya dan diingatnya. Dia pernah


mendapatkan sedikit penjelasan mengenai mobil-mobil
model begini dari seorang cucu keponakannya yang
gemar mobil. Itu adalah sebuah mobil balap. Mobil itu
buatan luar negeri-sekarang ini dia tak ingat namanya.
Bukan hanya itu, dia juga sudah pernah melihat mobil
ini atau yang serupa benar dengan yang ini. Baru
kemarin dia melihatnya di sebuah jalan kecil di dekat
Hotel Bertram. Mobil itu telah menarik perhatiannya,
bukan hanya karena besarnya dan penampilannya yang
hebat dan luar biasa, tapi juga karena nomor polisinya
telah menimbulkan suatu kenangan yang samar. Ada
semacam kaitan dengan ingatannya. Nomornya FAN
2266. Itu membuatnya teringat pada saudara
sepupunya Fanny Godfrey. Fanny yang malang, yang
gagap, yang berkata, "A-aku punya-d-dua-b-binbintik...."

Miss Marple berjalan terus dan melihat ke nomor polisi


mobil itu. Ya, dia benar. Nomor itu FAN 2266. Jadi itu
mobil yang sama dengan yang pernah dilihatnya.
Dengan langkah-langkah yang makin lama makin
menyiksa, Miss Marple tiba di seberang lain Jembatan
Chelsea, sambil masih tenggelam dalam renungan yang
dalam. Dia demikian letihnya, hingga langsung

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

memanggil taksi yang dilihatnya. Dia merasa khawatir


karena merasa ada sesuatu yang harus dilakukannya
sehubungan dengan suatu perkara. Tapi apa urusan itu,
dan apa yang harus dilakukannya? Semuanya samar
sekali. Dalam keadaan linglung dia membaca sesuatu
yang ada pada papan berita, yang berbunyi:

PERKEMBANGAN SENSASIONAL MENGENAI


PERAMPOKAN KERETA API. PENGAKUAN DARI MASINIS.

Bukan main! pikir Miss Marple. Agaknya setiap hari ada


perampokan bank atau perampokan kereta api, atau
perampasan uang gaji orang.

Kejahatan makin lama makin meningkat.

13

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Inspektur Kepala Fred Davy, yang penampilannya


mengingatkan orang pada seekor kumbang besar,
sedang berjalan berkeliling di ruang Bagian Pelacakan
Kejahatan sambil bersenandung. Itu ciri khasnya yang
sudah terkenal, dan tidak lagi menarik perhatian banyak
orang. Paling-paling orang hanya akan berkata, "Ayah
sedang mengincar mangsanya lagi."

Dalam perjalanan pengintaiannya itu sampailah


akhirnya dia ke ruangan di mana Inspektur Campbell
sedang duduk di balik meja kerjanya dengan air muka
bosan. Inspektur Campbell adalah seorang pria muda
yang penuh semangat, dan pekerjaannya dianggapnya
membosankan sekali. Namun dia berhasil menjalankan
tugas-tugas yang diserahkan padanya dengan baik. Para
atasan suka padanya, dan menurut penilaian mereka dia
akan berhasil, dan mereka terus memberinya dorongan.

"Selamat pagi, Sir," kata Inspektur Campbell dengan


sopan, waktu Ayah memasuki ruang kerjanya. Inspektur
Kepala Davy tentulah disebutnya 'Ayah' juga di

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

belakangnya, karena semua orang menyebutnya begitu.


Tapi dia belum cukup senior untuk menyebutnya "Ayah"
di hadapannya secara langsung.

"Adakah sesuatu yang bisa saya bantu, Sir?" tanyanya.

"Tra-la-la, bum, bum." Inspektur Kepala bersenandung


dengan nada sumbang. "Mengapa orang menyebutku
Mary, padahal namaku Miss Gibbs?" Setelah tanpa
disangka-sangka menyanyikan lagu lama yang lucu itu,
ditariknya sebuah kursi, lalu duduk.

"Sibuk?" tanyanya.

"Lumayan."

"Kau harus menyelesaikan suatu perkara kehilangan,


kan? Sehubungan dengan sebuah hotel, bukan? Apa ya
nama hotel itu? Hotel Bertram. Betul?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya. Benar, Sir. Hotel Bertram."

"Apakah hotel itu telah melanggar peraturan mengenai


izin jam-jam buka? Atau adakah urusan dengan 'wanitawanita panggilan'?"

"Oh, tidak, Sir," kata Inspektur Campbell. Dia agak


terkejut karena Hotel Bertram dihubung-hubungkan
dengan hal begituan. "Hotel itu adalah tempat yang
baik-baik, tenang, dan kuno."

"Apakah sekarang juga begitu?" tanya Ayah. "Ya, apakah


masih begitu sekarang? Benar-benar menarik"

Inspektur Campbell heran mengapa hal itu dianggap


menarik. Tapi dia tak mau bertanya, dia takut-soalnya
para atasan mudah sekali marah sejak perampokan
kereta api pos yang sangat berhasil dilakukan penjahat
itu. Dia memandang wajah Ayah yang besar, kasar, dan
seperti muka sapi itu. Dan seperti dulu-dulu, dia
bertanya-tanya bagaimana Inspektur Kepala Davy bisa
mencapai kedudukannya yang sekarang ini, dan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

mengapa dia dijunjung begitu tinggi di departemen


mereka. Kurasa dia hebat waktu dia masih muda, pikir
Inspektur Campbell. Banyak orang lain yang cukup
pandai yang sebenarnya sudah pantas mendapat
promosi, kalau saja orang-orang tua seperti dia ini
sudah disingkirkan. Tapi orang tua itu sudah mulai
menyenandungkan sebuah lagu lagi, dan kadang-kadang
di sana-sini diselingi sepatah dua patah kata.

"Coba katakan, orang asing yang baik, masih adakah


orang-orang sepertimu di negerimu?" Begitu nyanyian
Ayah perlahan-lahan, tapi tiba-tiba suaranya meninggi
dan menyanyikan, "Ada beberapa pemuda yang baik,
dan gadis-gadis yang lebih manis yang tak Anda kenal.
Ah, aku salah, bukan begitu. Aku bingung. Bagaimana
ya? Floradora. Pertunjukan yang bagus sekali."

"Kalau tak salah, saya pernah mendengarnya," kata


Inspektur Campbell.

"Ibumu pasti pernah meninabobokkan kau dengan lagu


itu waktu kau masih dalam ayunan," kata Inspektur
Kepala Davy. "Nah, apa sih sebenarnya yang terjadi di

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Hotel Bertram? Siapa yang hilang, bagaimana dan


mengapa?"

"Seorang pater yang bernama Pennyfather, Sir. Dia


sudah tua."

"Perkara yang membosankan, ya?"

Inspektur Campbell tersenyum. "Benar, Sir, memang


agak membosankan."

"Bagaimana dia?"

"Pater Pennyfather itu?"

"Ya-kau pasti punya gambaran tentang dia, bukan?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tentu." Campbell mencari-cari di antara kertaskertasnya, lalu membaca," Tinggi 1.70 meter. Rambut
lebat beruban-jalan membungkuk...."

"Dan dia hilang dari Hotel Bertram-kapan?"

"Kira-kira seminggu yang lalu-tanggal sembilan belas


November."

"Dan mereka baru saja melaporkannya. Santai sekali


mereka, ya?"

"Yah, saya rasa semua orang mengira bahwa dia akan


muncul kembali."

"Apakah kau punya bayangan adanya sesuatu di balik


peristiwa itu?" tanya Ayah. "Mungkinkah seorang pria
yang begitu takut pada Tuhan tiba-tiba melarikan diri
dengan istri salah seorang penjaga gereja? Atau apakah
dia minum-minum dengan sembunyi-sembunyi, atau
apakah dia telah menggelapkan dana gereja? Atau

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

apakah dia orang tua linglung yang memang biasa


begitu?"

"Yah, dari apa yang sudah saya dengar, Sir, saya rasa
yang terakhir itulah yang benar. Dulu pun dia pernah
begitu."

"Apa? Menghilang dari sebuah hotel terhormat di


daerah West End?"

"Bukan. Bukan begitu. Tapi dia sering tak pulang pada


waktu yang sudah dijanjikannya. Kadang-kadang dia
muncul saja di rumah teman-temannya dan menginap
di sana, padahal dia tidak diajak. Sebaliknya, dia tak
muncul pada saat orang mengharapkan kehadirannya.
Begitulah dia."

"Ya," kata Ayah. "Ya. Kedengarannya baik sekali dan


wajar, dan berdasarkan rencana, bukan? Kapan
tepatnya dia hilang, katamu tadi?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Hari Kamis, tanggal sembilan belas November. Dia


seharusnya pergi untuk menghadiri suatu kongres
di...."-dia menunduk dan membaca kertas yang ada di
atas meja kerjanya-"oh, ya, di Lucerne. Kongres
Perkumpulan Pengamat Sejarah Injil. Begitulah
terjemahannya. Saya rasa perkumpulan itu ada di
Jerman."

"Dan diadakan di Lucerne? Dan orang tua itu-kalau tak


salah, dia orang tua, katamu, ya?"

"Saya dengar umurnya enam puluh tiga tahun, Sir."

"Orang tua itu tak muncul, bukan?"

Inspektur Campbell menarik kertas-kertas yang ada di


hadapannya dan memberikan pada Ayah fakta-fakta
yang didapatkannya.

"Kedengarannya tak mungkin dia melarikan diri dengan


seorang anak laki-laki dari paduan suara gereja," kata

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Inspektur Kepala Davy sambil memperhatikan kertaskertas itu.

"Saya rasa dia akan muncul sendiri nanti," kata


Campbell, "tapi kami tentu harus menyelidikinya juga.
Apakah Anda-eh-menaruh perhatian khusus dalam
perkara itu, Sir?" Dia tak bisa menahan rasa ingin
tahunya dalam hal itu.

"Tidak," kata Davy sambil berpikir. "Tidak, aku tidak


tertarik pada perkara itu. Aku tak melihat adanya
sesuatu yang menarik dalam perkara itu."

Keduanya berdiam diri. Tapi keheningan itu terasa sarat


dengan kata-kata. "Jadi?" kata Inspektur Campbell,
dengan nada yang sudah sangat terlatih.

"Yang membuatku tertarik," kata Ayah, "adalah


tanggalnya. Dan Hotel Bertram itu tentu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Hotel itu dikelola dengan baik, Sir. Tak ada masalah di


situ."

"Bagus sekali," kau Ayah. Kemudian dia berkata lagi


sambil merenung, "Aku ingin sekali pergi melihat
tempat itu."

"Silakan, Sir," kata Inspektur Campbell. "Kapan saja


Anda suka. Saya sendiri juga punya rencana untuk pergi
ke sana."

"Kalau begitu sebaiknya aku ikut kau saja," kata Ayah.


"Bukannya mau mencampuri urusanmu, sama sekali
tidak. Aku hanya ingin melihat tempat itu. Dan
hilangnya wakil uskupmu itu, atau entah apalah dia,
merupakan suatu alasan yang tepat. Tak usah
menyebutku 'Sir' kalau kita di sana-kau harus bersikap
berwibawa. Aku hanya pengikutmu saja."

Inspektur Campbell jadi tertarik.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apakah menurut Anda ada sesuatu yang mungkin


bersangkut-paut dengan sesuatu yang lain lagi?"

"Sejauh ini, belum ada alasan untuk berpikiran begitu,"


kata Ayah. "Tapi kau tahu bagaimana biasanya. Orang
sering punya pikiran yang aneh-aneh, begitu bukan?
Bagaimanapun juga, Hotel Bertram itu rasanya terlalu
baik untuk yang begituan."

Dia kembali bersikap seperti kumbang, dan


menyanyikan lagu Let's All Co Down the Strand.

Kemudian kedua perwira detektif itu pergi bersamasama. Campbell mengenakan setelan resmi yang bagus
(perawakannya sangat bagus pula), sedang Inspektur
Kepala Davy hanya mengenakan setelan triko dan
nampak seperti seseorang yang baru kembali dari desa.
Mereka cocok sekali. Hanya mata Miss Gorringe yang
tajam, yang diangkatnya dari buku kasnya, yang bisa
mengenali mereka dalam kedudukan mereka
sebenarnya dan memberi hormat pada mereka. Karena
dia sendiri yang telah melaporkan tentang hilangnya
Pater Pennyfather, dan telah pula berbicara dengan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

salah seorang petugas polisi yang lebih rendah


pangkatnya, maka dia memang mengharapkan
kedatangan mereka.

Dia berbisik halus pada asistennya, seorang gadis


berwajah serius. Gadis itu biasa bekerja di belakangnya,
tak jauh dari dia. Kini gadis itu maju ke depan dan
menggantikan melayani tamu-tamu, sedang Miss
Gorringe diam-diam menggeser agak lebih jauh dari
meja resepsionis itu, lalu melihat pada kedua orang pria
itu. Inspektur Campbell meletakkan kartunya di atas
meja di depan Miss Gorringe, dan wanita muda itu
mengangguk. Lalu dia memandang melewati Inspektur
Campbell, ke arah orang yang mengenakan setelan triko
di belakangnya. Dilihatnya bahwa orang itu sudah
pindah agak ke tepi dan sedang memperhatikan ruang
duduk dan orang-orang yang ada di situ. Kelihatannya
dia memperhatikan dengan rasa senang yang polos
pada kumpulan orang dari kalangan atas yang
berpendidikan baik, dengan kegiatannya masingmasing.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apakah Anda lebih suka kita masuk ke kantor?" tanya


Miss Gorringe. "Mungkin di sana kita bisa berbicara
dengan lebih leluasa."

"Ya, saya rasa itulah yang terbaik."

"Bagus sekali tempat Anda ini," kata pria yang besar,


yang wajahnya seperti sapi itu. Dia menoleh pada Miss
Gorringe. "Juga nyaman," tambahnya, sambil melihat
dengan senang ke perapian yang besar. "Nyamannya
seperti di masa silam."

Miss Gorringe tersenyum senang.

"Ya, itu benar. Kami membanggakan diri dalam hal


membuat tamu-tamu kami merasa nyaman," katanya.
Dia menoleh pada asistennya. "Tolong lanjutkan ya,
Alice? Itu buku kasnya. Lady Jocelyn akan datang
sebentar lagi. Dia pasti minta tukar kamarnya begitu
melihat kamar yang kita berikan. Tapi kau harus
menjelaskan padanya bahwa semua kamar sudah
penuh. Bila perlu, bisa kauperlihatkan kamar nomor 340

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

di lantai tiga dan tawarkan itu padanya. Kamar itu tidak


terlalu menyenangkan dan aku yakin Lady Jocelyn akan
merasa puas dengan kamarnya yang sekarang."

"Baik, Miss Gorringe. Akan segera saya laksanakan


semua itu. Miss Gorringe."

"Dan ingatkan Kolonel Mortimer bahwa teropongnya


ada di sini. Dia minta tolong disim-pankan di sini tadi
pagi. Jangan biarkan dia pergi tanpa teropong itu."

"Baik, Miss Gorringe."

Setelah menyelesaikan tugas-tugasnya. Miss Gorringe


menoleh pada kedua pria itu. Dia keluat dari balik meja
resepsionis, lalu berjalan ke arah sebuah pintu mahoni
sederhana yang tak bertulis-kan apa-apa di arasnya.
Miss Gorringe membuka pintu itu, dan mereka pun
masuk ke sebuah kantor kecil yang agak menyedihkan.
Ketiga orang itu pun duduk.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya dengar, pria yang hilang itu adalah Pater


Pennyfather." Inspektur Campbell mulai berbicara. Dia
melihat ke catatannya. "Saya telah menerima laporan
dari Sersan Wadell. Mungkin Anda bisa menceritakan
apa yang telah terjadi, dengan kata-kata Anda sendiri."

"Saya rasa Pater Pennyfather sebenarnya bukan hilang


dalam pengertian yang biasa," kata Miss Gorringe. "Saya
rasa dia telah bertemu dengan seseorang di suatu
tempat. Seorang sahabat lama atau semacamnya, dan
mungkin dia lalu pergi bersamanya ke suatu pertemuan
ilmiah atau reuni, atau semacamnya, di suatu tempat di
Benua Eropa. Soalnya dia linglung sekali."

"Sudah lamakah Anda mengenalnya?"

"Oh, ya, saya rasa sudah-berapa lama ya-oh, ya,


sekurang-kurangnya sudah lima atau enam tahun. Dia
selalu menginap di sini bila sedang berada di kota ini."

"Anda sendiri juga sudah lama di sini?" Inspektur Kepala


Davy tiba-tiba menyela.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya sudah empat belas tahun di sini," kata Miss


Gorringe.

"Tempat ini bagus," ulang Davy lagi. "Dan Pater


Pennyfather biasanya menginap di sini kalau dia berada
di London? Benarkah begitu?"

"Ya. Dia selalu menginap di sini. Sebelumnya dia selalu


menulis surat untuk memesan kamar yang biasa
ditempatinya. Dalam surat dia sama sekali tidak begitu
linglung seperti dalam kelakuannya. Dia memesan
kamar itu untuk tanggal tujuh belas sampai tanggal dua
puluh satu. Selama waktu itu dia akan pergi dan
menginap satu atau dua malam. Dijelaskannya bahwa
dia akan tetap menyewa kamar itu selama dia tak
berada di tempat. Dia sering berbuat begitu."

"Kapan Anda mulai merasa kuatir mengenai dirinya?"


tanya Campbell.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Yah, sebenarnya tidak juga. Memang tak enak rasanya.


Sejak tanggal dua puluh tiga kamarnya sudah disewakan
pada orang lain lagi. Mula-mula saya tidak
menyadarinya-tapi ketika saya sadar -bahwa dia tak
kembali dari Lugano...."

"Dalam catatan saya tertulis Lucerne," kata Campbell.

"Ya, ya, saya rasa memang Lucerne. Di sana ada


semacam kongres tentang arkeologi atau semacamnya.
Pokoknya waktu saya sadari bahwa dia tak kembali
kemari dan bahwa bagasinya masih ada di sini, di
kamarnya, semuanya jadi serba salah. Soalnya pada
waktu-waktu begini selalu banyak tamu yang memesan
kamar. Jadi saya lalu menerima orang lain di kamarnya
itu. Seorang wanita ningrat, Mrs. Saunders, yang tinggal
di Lyme Regis. Dia uga selalu memesan kamar itu.
Kemudian pengurus rumah tangga Pater menelepon.
Dia kuatir."

"Saya dengar dari Wakil Uskup Simmons, pengurus


rumah tangganya itu bernama Mrs. McCrae. Kenalkah
Anda padanya?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Secara pribadi, tidak. Tapi saya sudah satu atau dua kali
berbicara melalui telepon dengan dia. Saya rasa dia
seorang wanita yang bisa diandalkan dan sudah
beberapa tahun ikut Pater Pennyfather. Tentu saja dia
kuatir. Saya dengar, dia dan Wakil Uskup Simmons
menghubungi teman-teman dekat Pater, juga sanak
saudaranya, tapi mereka tak tahu-menahu. Dan karena
Pater tahu kalau Wakil Uskup Simmons akan datang
untuk menginap di rumahnya, rasanya aneh sekali kalau
dia tak pulang."

"Apakah Pater memang linglung begitu?" tanya Ayah.

Miss Gorringe tak menanggapi. Orang besar, yang


mungkin hanya seorang sersan pengawal itu, dinilainya
agak terlalu ingin menonjol.

"Dan sekarang saya dengar," kata Miss Gorringe lagi


dengan nada yang jengkel, "dari Wakil Uskup Simmons,
bahwa Pater bahkan tidak pergi menghadiri kongres di
Lucerne itu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apakah dia mengirim pesan bahwa dia tidak akan


pergi?"

"Saya rasa tidak-dari sini jelas tidak. Tak ada telegram


atau semacamnya. Saya sama sekali tak tahu apa-apa
tentang Lucerne-saya benar-benar hanya memikirkan
urusan itu dari segi kami. Saya lihat peristiwa itu
diberitakan dalam surat-surat kabar malam-maksud
saya, peristiwa hilangnya Pater. Mereka tidak
menyebutkan bahwa dia menginap di sini. Mudahmudahan saja kelak juga tidak. Kami tak ingin orangorang pers berdatangan kemari. Tamu-tamu kami tidak
akan menyukai hal itu. Kami akan berterima kasih sekali
bila Anda bisa mencegah mereka mendatangi kami.
Inspektur Campbell. Maksud saya, dia sebenarnya tidak
menghilang dari sini."

"Barang-barangnya masih ada di sini?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Masih. Di kamar bagasi. Bila dia tak jadi pergi ke


Lucerne, apakah Anda melihat kemungkinan dia
ditabrak? Atau semacamnya?"

"Tak ada kejadian semacam itu yang menimpa dirinya."

"Rasanya benar-benar aneh," kata Miss Gorringe.


Bayangan rasa jengkelnya hilang, berganti dengan minat
yang samar-samar terkilas di wajahnya. "Maksud saya,
kita jadi ingin tahu ke mana dia pergi dan mengapa?"

Ayah memandang gadis itu dengan penuh pengertian.


"Tentu aneh," katanya. "Soalnya Anda hanya
memikirkannya dari sudut hotel saja. Tapi itu wajar."

"Saya baca di sini," kata Inspektur Campbell, sekali lagi


dia membaca catatannya, "bahwa Pater Pennyfather
berangkat dari sini kira-kira pukul setengah tujuh malam
pada hari Kamis tanggal sembilan belas. Dia membawa
tas kecil berisi barang-barang keperluan satu malam
saja, dan dia berangkat naik taksi. Dimintanya petugas

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

penjaga pintu mengatakan pada pengemudi untuk


mengantarnya ke Restoran Athenaeum."

Miss Gorringe mengangguk. "Ya, dia makan malam di


Restoran Athenaeum-Wakil Uskup Simmons
mengatakan pada saya bahwa di tempat itulah dia
terakhir dilihat."

Terdengar ketegasan dalam suara Miss Gorringe waktu


dia mengalihkan tanggung jawab tempat Pater itu
dilihat untuk terakhir kali, dari Hotel Bertram ke
Restoran Athenaeum.

"Yah, memang senang kalau kita bisa mendapatkan


fakta-fakta secara langsung," kata Ayah, dengan suara
yang menggemuruh namun halus. "Sekarang sudah jelas
bagi kita. Dia pergi dengan membawa tas BOAC-nya
yang kecil berwarna biru, atau entah tas apa. Benar tas
dari BOAC yang berwarna biru, bukan? Dia pergi, dan
dia tak kembali. Begitulah duduk perkaranya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Jadi Anda lihat sendiri, saya benar-benar tak bisa


membantu Anda lebih banyak lagi," kata Miss Gorringe,
sambil memperlihatkan niatnya untuk bangkit dan
kembali ke pekerjaannya.

"Kelihatannya Anda memang tak bisa membantu kami


lagi," kata Ayah, "tapi mungkin ada seseorang lain yang
bisa," sambungnya.

"Seseorang yang lain?"

"Ya," kata Ayah. "Salah seorang karyawan di sini


mungkin?"

"Saya rasa tak seorang pun yang tahu. Kalau ada,


mereka tentu sudah melaporkannya pada saya."

"Yah, memang mungkin begitu. Tapi mungkin juga tidak.


Maksud saya, mereka akan menceritakan pada Anda
bila mereka benar-benar mengetahui sesuatu dengan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

jelas. Tapi yang saya pikirkan adalah kemungkinan


adanya sesuatu yang telah diucapkannya."

"Umpamanya apa?" tanya Miss Gorringe. Dia kelihatan


bingung.

"Ah, mungkin hanya sesuatu perkataan yang kebetulan


saja, yang mungkin bisa merupakan petunjuk. Sesuatu,
umpamanya seperti, 'Malam ini aku akan menemui
teman lamaku. Sudah lama aku tak bertemu dengannya,
sejak kami bertemu di Arizona.' semacam itulah. Atau,
'Minggu depan aku akan menginap di rumah keponakan
perempuanku dalam rangka pembaptisan putrinya.'
Berhubungan dengan orang-orang yang linglung,
petunjuk seperti itu merupakan bantuan besar. Katakata itu menunjukkan apa yang terdapat dalam
pikirannya. Mungkin setelah makan malam di Restoran
Athenaeum dia naik taksi, lalu berpikir, 'Lho, mau ke
mana aku?' dan setelah mendapatkan jawaban yang
meyakinkan, dia menyangka bahwa dia harus pergi ke
sana."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya, saya mengerti maksud Anda," kata Miss Gorringe


ragu-ragu. "Meskipun rasanya agak tak masuk akal."

"Ah, kita tak tahu bagaimana nasib kita," kata Ayah


dengan ceria. "Lalu ada pula bermacam-macam tamu di
sini. Saya rasa Pater Pennyfather mengenal beberapa di
antaranya, karena dia agak sering datang kemari."

"Oh, ya," kata Miss Gorringe. "Coba saya ingat-ingat.


Saya pernah melihatnya bercakap-cakap dengan-ya,
dengan Lady Selina Hazy. Kemudian ada uskup dari
Norwegia. Kalau tak salah, mereka itu teman lama
Mereka sama-sama bersekolah di Oxford. Lalu Mr.
Jameson dan putri-putrinya. Mereka datang dari luar
negeri. Ya, cukup banyak orang yang dikenalnya."

"Nah," kata Ayah, "Mungkin dia telah bercakap-cakap


dengan salah seorang di antara mereka. Mungkin dia
telah menyebutkan sesuatu yang bisa memberi
petunjuk pada kita. Adakah seseorang yang cukup
dikenal baik oleh Pater yang masih menginap di sini?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Miss Gorringe berpikir sambil mengerutkan dahinya.


"Yah, saya rasa Jenderal Radley masih ada di sini. Lalu
ada seorang wanita tua yang datang dari desa-dia
pernah bercerita pada saya, bahwa dia pernah
menginap di sini waktu dia masih kecil. Siapa ya,
namanya, saya tak ingat sekarang. Tapi saya bisa
mencarikan namanya. Oh, ya, Miss Marple. Saya rasa
dia kenal pada Pater."

"Nah, kita bisa mulai dengan dua orang itu. Lalu saya
rasa tentu ada pula pelayan kamarnya."

"Oh, ya, ada," sahut Miss Gorringe. "Tapi dia sudah


diwwancarai oleh Sersan Wadell."

"Saya tahu. Tapi mungkin tidak dari segi ini. Bagaimana


dengan pelayan yang melayaninya makan? Atau pelayan
kepala?"

"Ada Henry, tentu," kata Miss Gorringe.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Siapa Henry?" tanya Ayah.

Miss Gorringe kelihatan terkejut sekali. Dia merasa tak


mungkin ada orang yang tak kenal pada Henry.

"Henry sudah lama sekali bekerja di sini-saya tak tahu


lagi sudah berapa tahun," katanya. "Pasti Anda sudah
melihatnya waktu Anda masuk. Dia bertugas melayani
orang minum teh."

"Dia orang yang punya kepribadian," kata Davy. "Saya


ingat, saya memang pernah melihatnya."

"Entah bagaimana kami kalau tak ada Henry," kata Miss


Gorringe dengan tulus. "Dia benar-benar hebat. Dialah
yang memberikan suasana khas di tempat ini."

"Mungkin dia mau menyuguhkan teh pada saya," kata


Inspektur Kepala Davy. "Kelihatannya dia juga
menghidangkan kue muffin. Saya ingin merasakan lagi
kue muffin yang enak."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Silakan kalau Anda suka," kata Miss Gorringe, agak


dingin. "Bagaimana kalau saya pesankan dua cangkir teh
untuk Anda di ruang tamu?" sambungnya sambil
menoleh pada Inspektur Campbell.

"Itu akan...," kata Inspektur, dia terhenti karena pintu


tiba-tiba terbuka dan Mr. Humfries muncul.

Dia agak terkejut, lalu melihat pada Miss Gorringe


dengan pandangan bertanya. Miss Gorringe
menjelaskan,

"Ini Bapak-bapak dari Scotland Yard, Mr. Humfries,"


katanya.

"Detektif Inspektur Campbell," kata Campbell.

"Oh, ya. Ya, saya ingat," kata Mr. Humfries. "Urusan


Pater Pennyfather, saya rasa, ya? Urusan yang aneh

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

sekali. Mudah-mudahan tak terjadi apa-apa atas dirinya.


Kasihan orang tua itu."

"Saya juga berharap begitu," kata Miss Gorringe.


"Kasihan sekali orang tua itu."

"Dia adalah salah seorang dari masa silam," kata Mr.


Humfries menegaskan.

"Kelihatannya banyak orang dari masa silam di sini,"


kata Inspektur Kepala Davy.

"Kelihatannya memang begitu," kata Mr. Humfries. "Ya,


kami cukup bertahan dalam banyak hal."

"Soalnya banyak orang yang boleh dikatakan sudah


merupakan langganan kami," Miss Gorringe menimpali.
Dia berbicara dengan nada bangga. "Orang-orang yang
sama datang tahun demi tahun. Banyak pula orangorang Amerika. Mereka datang dari Boston dan
Washington. Mereka orang baik-baik dan tenang."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Mereka menyukai suasana Inggris di tempat kami ini,"


kata Mr. Humfries, memperlihatkan giginya yang putih"
waktu tersenyum.

Ayah memandanginya sambil berpikir.

Inspektur Campbell berkata, "Apakah Anda yakin bahwa


memang tak ada pesan dari Pater? Maksud saya,
apakah tak mungkin orang yang menerima pesan itu
lupa menuliskannya atau lupa menyampaikannya."

"Pesan-pesan lewat telepon selalu ditulis dengan teliti,"


kata Miss Gorringe dengan nada dingin sekali. "Saya
rasa, tak mungkin ada pesan yang tak disampaikan pada
saya atau pada orang yang sedang bertugas."

Wanita itu melihat pada Inspektur Kepala dengan


melotot.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Inspektur Campbell kelihatan terkejut sebentar.

"Kami sudah menjawab semua pertanyaan-pertanyaan


semacam itu," kata Mr. Humfries, juga dengan nada
agak dingin. "Kami telah memberikan semua informasi
yang ada pada kami pada sersan Anda-saya tak ingat
namanya."

Ayah menggeser sedikit, lalu berkata dengan cara yang


ramah dan merendah,

"Yah, soalnya perkara ini mulai kelihatan lebih serius.


Kelihatannya ini bukan lagi sekadar soal linglung. Sebab
itu, saya rasa ada baiknya bila kami berbicara dengan
dua orang yang Anda sebutkan tadi-Jenderal Radley dan
Miss Marple."

"Apakah Anda ingin-saya mengatur suatu wawancara


dengan mereka?" tanya Mr. Humfries, dengan sikap
kurang senang. "Jenderal Radley itu tuli sekali."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya rasa tak perlu terlalu resmi," kata Inspektur


Kepala Davy. "Kami tak ingin menyusahkan orang. Biar
serahkan saja pada kami. Tolong tunjukkan saja pada
kami kedua orang yang Anda sebutkan itu. Mungkin saja
Pater Pennyfather secara kebetulan mengatakan
rencananya, atau menceritakan tentang seseorang yang
akan ditemuinya di Lucerne, atau siapa yang akan ikut
bersamanya ke Lucerne. Pokoknya, patut dicoba."

Mr. Humfries kelihatan agak lega. "Tak adakah lagi yang


bisa kami bantu?" tanyanya. "Saya yakin Anda maklum
bahwa kami ingin membantu Anda dalam segala hal.
Hanya Anda tentu maklum pula bagaimana perasaan
kami bila sampai tersiar oleh pers."

"Ya, kami mengerti," kata Inspektur Campbell.

"Saya juga ingin berbicara dengan pelayan kamar," kata


Ayah.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tentu, silakan, kalau Anda mau. Tapi amat saya


ragukan, apakah ada yang bisa diceritakannya pada
Anda."

"Mungkin tak banyak. Tapi mungkin ada hal kecilucapan yang mungkin dikatakan oleh Pater mengenai
suatu surat atau suatu janji umpamanya. Kita tak tahu."

Mr. Humfries melihat ke arlojinya. "Pukul enam dia akan


mulai bertugas," katanya. "Dia bekerja di lantai atas.
Sementara itu mungkin Anda mau minum teh dulu?"

"Saya mau," jawab Ayah langsung.

Mereka bersama-sama keluar dari kantor itu.

"Jenderal Radley ada di ruang merokok," kata Miss


Gorringe. "Kamar pertama di lorong itu, di sebelah kiri.
Pasti dia sedang duduk di depan perapian sambil
memegang surat kabar The Times. Dan saya rasa,"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

sambungnya dengan berhati-hati, "mungkin dia sedang


tidur. Yakinkah Anda tak ingin saya...,"

"Tidak, tidak, biar saya urus sendiri," kata Ayah. "Lalu


bagaimana yang seorang lagi-wanita tua itu?"

"Itu, dia sedang duduk di dekat perapian," kata Miss


Gorringe.

"Yang rambutnya putih dan lebat serta sedang merajut


itu?" tanya Ayah, sambil memandang ke wanita yang
ditunjuk Miss Gorringe. "Seperti tokoh di pentas saja,
ya? Dia pantas sekali menjadi bibi bagi siapa saja di
dunia ini."

"Bibi-bibi zaman sekarang tidak lagi seperti itu," kata


Miss Gorringe, "nenek-nenek atau nenek buyut pun
tidak begitu lagi. Kemarin Marchioness [gelar
kebangsawanan wanita] dari Barlowe datang. Dia
seorang nenek buyut. Sungguh saya tak tahu siapa dia
waktu dia datang. Dia baru kembali dari Paris. Wajahnya
seperti topeng yang berwarna putih dan merah jambu,

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

dan rambutnya pirang keperakan. Dan penampilannya


serba palsu. Tapi kelihatannya bagus juga."

"Ah," kata Ayah, "saya sendiri lebih suka yang kuno.


Nah, terima kasih." Dia menoleh pada Campbell. "Saya
akan menangani soal itu, setuju, Sir? Saya tahu Anda
ada janji penting."

"Ya, benar," kata Campbell, yang mengerti isyarat itu.


"Saya rasa tidak akan banyak informasi yang didapat
dari pertemuan itu, tapi bisa saja dicoba."

Mr. Humfries menghilang ke dalam kantornya. Sambil


lalu dia berkata, "Miss Gorringe-kemari sebentar."

Miss Gorringe menyusulnya, lalu menutup pintu itu.

Humfries berjalan hilir-mudik di dalam kamarnya.


"Untuk apa mereka ingin menemui si Rose, pelayan
kamar itu?" tanyanya dengan tajam. "Bukankah Wadell

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

sudah menanyakan semua pertanyaan yang


diperlukan."

"Saya rasa itu hanya rutin saja," kata Miss Gorringe


ragu-ragu.

"Sebaiknya kau berbicara dulu dengan anak itu."

Miss Gorringe kelihatan agak terkejut. "Tapi Inspektur


Campbell tentu...."

"Oh, bukan Campbell yang kukuatirkan. Tapi yang


seorang itu. Tahukah kau siapa dia?"

"Seingat saya dia tidak menyebutkan namanya. Saya


rasa seorang sersan biasa. Kelihatannya orang dusun."

"Orang dusun katamu?" kata Mr. Humfries dengan


kasar, tanpa memperhatikan basa-basi lagi. "Itu
Inspektur Kepala Davy. Dia seorang jagoan tua yang

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

paling cerdik yang pernah dimiliki oleh kepolisian. Di


Scotland Yard dia diperhitungkan orang. Aku kepingin
tahu apa yang dilakukannya di sini, mendengus-dengus
kian kemari dan berpura-pura menyerupai orang dusun
yang ramah. Aku sama sekali tak suka itu."

"Anda kan tidak berpikir...."

"Aku tak bisa berpikir lagi. Tapi yang jelas, aku tak suka
itu. Apakah dia mengatakan akan menemui orang lain
lagi kecuali si Rose?"

"Saya rasa dia juga ingin berbicara dengan Henry."

Mr. Humfries tertawa. Miss Gorringe ikut tertawa.

"Kita tak perlu menguatirkan Henry." "Memang tidak."

"Bagaimana dengan tamu-tamu yang kenal pada


Pater?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Mr. Humfries tertawa lagi.

"Kudoakan dia senang menghadapi Pak tua Radley itu.


Dia akan harus berteriak kuat-kuat tanpa mendapatkan
apa-apa yang berguna. Boleh-boleh saja dia berbicara
dengan Radley dan Miss Marple, si kucing betina tua
yang lucu itu. Tapi aku tetap tak suka laki-laki itu
gentayangan mendengus-dengus di sini...."

14

"Tahukah kau," kata Inspektur Kepala Davy sambil


berpikir, "aku tak begitu suka pada orang yang bernama
Humfries itu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apakah menurut Anda ada sesuatu yang tak beres


dengan dia?" tanya Campbell.

"Yaah," suara Ayah terdengar mengandung rasa sesal,


"ini hanya semacam perasaan seseorang saja.
Menurutku dia penjilat. Aku ingin tahu apakah dia
pemilik hotel ini atau hanya manajernya saja."

"Itu bisa saya tanyakan padanya," kata Campbell. Dia


sudah melangkah mundur ke arah meja resepsionis.

"Jangan, jangan tanyakan padanya," kata Ayah. "Selidiki


saja-diam-diam."

Campbell melihat padanya dengan rasa ingin tahu. "Apa


yang Anda pikirkan, Sir?"

"Tak ada yang istimewa," kau Ayah. "Kupikir aku ingin


mendapatkan lebih banyak lagi informasi tentang
tempat ini. Aku ingin tahu siapa yang ada di

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

belakangnya, bagaimana keadaan keuangannya.


Semuanya."

Campbell menggeleng. "Hampir saja saya mengatakan


bahwa satu-satunya tempat di London ini yang benarbenar tak perlu dicurigai...."

"Aku tahu, aku tahu," kata Ayah. "Sudah biasa tempat


yang begini mendapat nama baik begitu!"

Campbell menggeleng lagi, lalu pergi. Ayah berjalan ke


arah lorong menuju ke kamar merokok. Jenderal Radley
baru saja terbangun. Surat kabar The Times jatuh
tergelincir dari lututnya dan jadi agak acak-acakan. Ayah
memungut surat kabar itu, mengatur halamanhalamannya kembali, lalu menyerahkannya pada orang
tua itu.

"Terima kasih. Anda baik sekali," kata Jenderal Radley


dengan kasar.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Anda Jenderal Radley?"

"Ya."

"Maafkan saya," kata Ayah dengan suara nyaring, "saya


ingin berbicara dengan Anda mengenai Pater
Pennyfather."

"Eh-apa ya?" Jenderal itu memasang tangannya ke


belakang telinganya.

"Pater Pennyfather," teriak Ayah.

"Ayah saya? Sudah bertahun-tahun meninggal."

"Pater Pennyfather."

"Oh. Ada apa dengan dia? Saya bertemu dengan dia


beberapa hari yang lalu. Waktu dia menginap di sini."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Dia berjanji akan memberi saya alamat. Katanya akan


ditinggalkannya pada Anda."

Alangkah sulitnya untuk membuatnya bisa mendengar


kalimat itu. Tapi akhirnya dia berhasil juga.

"Dia tak pernah memberikan alamat pada saya. Pasti dia


keliru menganggap saya seseorang lain. Dasar orang tua
linglung. Sejak dulu dia begitu. Begitulah para ilmuwan,
seperti dia itu. Mereka selalu linglung."

Beberapa lamanya Ayah tabah dan tetap bertahan, tapi


tak lama kemudian diputuskannya bahwa percakapan
dengan Jendral Radley itu benar-benar tak bisa
dilanjutkan, dan hampir pasti tidak akan ada hasilnya.
Dia lalu pergi. Kemudian dia duduk di ruang duduk, di
sebuah meja yang berdekatan dengan Miss Marple.

"Teh, Pak?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Ayah mengangkat kepalanya. Dia terkesan. Semua


orang memang terkesan oleh kepribadian Henry.
Meskipun dia bertubuh besar dan gemuk, dia kelihatan
seperti sebuah karikatur dari Ariel, yang bisa muncul
dan menghilang dalam sekejap. Ayah memesan teh.

"Benarkah penglihatan saya tadi, Anda menyediakan


kue muffin di sini?" tanyanya.

Henry tersenyum lesu. "Ya, Pak, memang ada. Kue


muffin kami enak sekali, Pak, kalau boleh saya katakan.
Tapi nyatanya semua orang memang suka kue itu.
Apakah Anda mau saya pesankan kue muffin? Anda
suka teh India atau teh Cina?"

"Teh India," sahut Ayah. "Atau kalau ada teh Srilanka."

Henry memberikan isyarat kecil saja dengan jarinya,


maka pembantunya, seorang pria muda yang pucat,
segera beranjak untuk mencari teh Srilanka dan kue
muffin. Henry pindah ke meja lain dengan sikap anggun.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Kau memang orang hebat, sungguh, pikir Ayah. Aku


ingin tahu dari mana mereka mendapatkan kau, dan
berapa mereka membayarmu. Kurasa bayaranmu tinggi
sekali, dan itu memang pantas. Diperhatikannya Henry
membungkuk dengan sikap kebapakan, mendekati
seorang wanita tua. Ingin benar dia tahu bagaimana
pendapat Henry, bila memang ada, tentang dirinya.
Ayah menilai dirinya cocok benar di Hotel Bertram.
Orang akan mengira bahwa dia adalah seorang peternak
terhormat yang makmur, atau seorang bangsawan
kerajaan, dan mirip pula seorang yang mengusahakan
penerbitan buku. Ayah mengenal dua orang bangsawan
seperti itu. Pokoknya, pikir Ayah, dirinya bisa dinilai
cukup baik. Tapi dia menyadari bahwa dia tak bisa
menipu Henry. Ya, kau memang orang hebat, pikir Ayah
lagi.

Orang datang mengantar teh dan kue muffin. Ayah


menggigit dalam-dalam. Mentega meleleh ke dagunya.
Dia menyekanya dengan sehelai saputangan besar. Dia
minum dua cangkir teh dengan banyak sekali gula. Lalu
dia membungkukkan tubuhnya, dan berbicara pada
wanita yang duduk di kursi sebelahnya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Maaf," katanya, "Anda Miss Jane Marple, bukan?"

Miss Marple mengalihkan pandangannya dari pekerjaan


rajutannya ke Inspektur Kepala Davy.

"Benar," katanya, "saya Miss Marple."

"Saya harap Anda tak keberatan kalau saya berbicara


dengan Anda. Saya seorang perwira polisi."

"Begitukah? Saya harap tak ada sesuatu yang tak beres


di sini?"

Ayah cepat-cepat meyakinkan wanita itu dengan cara


kebapakan.

"Nah, nah, jangan kuatir, Miss Marple," katanya. "Sama


sekali bukan urusan seperti yang Anda duga. Tak ada

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

pencurian atau semacamnya. Hanya ada sedikit masalah


dengan seorang biarawan tua yang linglung. Hanya itu
saja. Kalau tak salah Anda kenal dia. Dia adalah Pater
Pennyfather."

"Oh, Pater Pennyfather. Baru kemarin dulu dia masih


ada di sini. Memang sudah bertahun-tahun saya
mengenalnya, tapi hanya kenal begitu saja. Seperti kata
Anda, dia memang linglung sekali." Lalu
ditambahkannya dengan penuh perhatian, "Apa yang
dilakukannya kali ini?"

"Yah, boleh kita katakan dia-mungkin dia tersesat."

"Ya, Tuhan," kata Miss Marple. "Di mana dia


seharusnya?"

"Seharusnya dia sudah pulang ke rumahnya di


lingkungan katedral," kata Ayah, "tapi dia tak ada di
sana."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Dia berkata bahwa dia akan menghadiri kongres di


Lucerne," kata Miss Marple. "Kongres mengenai
gulungan surat Laut Mati, kalau tak salah. Soalnya dia
ahli bahasa Ibrani dan bahasa Semir, yang hebat."

"Ya," kata Ayah, "Anda benar. Ke sanalah -ya,


seharusnya dia memang pergi ke sana."

"Maksud Anda, dia tak muncul di sana?"

"Tidak," kata Ayah, "dia tak muncul."

"Oh, ya," kata Miss Marple, "saya rasa dia keliru


mengenai tanggalnya."

"Mungkin, mungkin."

"Saya rasa," kata Miss Marple, "kejadian seperti itu


bukan yang pertama kalinya. Pada suatu kali saya pergi
untuk minum teh bersamanya di Chadminster. Padahal

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

orang di rumahnya ribut kehilangan dia. Lalu pengurus


rumah tangganya menceritakan pada saya betapa
linglungnya dia."

"Waktu dia menginap di sini, tidakkah dia mengatakan


sesuatu pada Anda, yang mungkin bisa merupakan
petunjuk bagi kita?" tanya Ayah, yang berbicara dengan
cara yang enak dan penuh kepercayaan. "Anda tentu
tahu apa maksud saya. Tentang seorang teman lama
yang telah ditemuinya, umpamanya, atau tentang
rencana-rencana yang telah dibuatnya di samping
kongres di Lucerne itu."

"Tak ada. Dia hanya menyebutkan kongres di Lucerne


itu. Kalau tak salah, katanya tanggal sembilan belas.
Benarkah begitu?"

"Ya, benar, itu tanggal berlangsungnya kongres di


Lucerne itu."

"Saya tidak memperhatikan tanggal itu secara khusus.


Maksud saya...," sebagaimana kebanyakan wanita-

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

wanita tua, Miss Marple lalu terus merasa agak terlibat"maksud saya dia berkata tanggal sembilan belas, dan
mungkin maksudnya memang tanggal sembilan belas,
padahal sebenarnya tanggal dua puluh. Maksud saya,
mungkin tanggal dua puluh itu pikirnya tanggal sembilan
belas, atau mungkin pikirnya tanggal sembilan belas
adalah tanggal dua puluh."

"Yah...," kata Ayah merasa agak pusing.

"Ah, cara saya mengatakannya salah," kata Miss Marple,


"tapi maksud saya, orang-orang seperti Pater
Pennyfather itu, bila mereka mengatakan bahwa
mereka akan pergi ke suatu tempat pada hari Kamis,
kita harus siap menerima kenyataan bahwa sebenarnya
maksud mereka bukan hari Kamis. Mungkin yang
mereka maksud adalah hari Rabu atau Jumat. Kadangkadang mereka menyadari kesalahan mereka pada
waktunya, tapi kadang-kadang juga tidak. Saya rasa
pada saat itu telah terjadi sesuatu semacam itu."

Ayah kelihatan agak bingung.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Anda berbicara seolah-olah Anda sudah tahu bahwa


Pater Pennyfather memang tidak pergi ke Lucerne, Miss
Marple."

"Saya memang tahu bahwa dia tidak berada di Lucerne


pada hari Kamis," kata Miss Marple. "Dia ada di sini
sepanjang hari-atau hampir sepanjang hari. Sebab itu,
tentu saya pikir bahwa meskipun dia mengatakan pada
saya kongres itu adalah pada hari Kamis, maksudnya
adalah hari Jumat. Dia memang berangkat dari sini pada
malam hari Kamis, dengan membawa sebuah tas BEA."

"Memang."

"Saya pikir waktu itu dia akan berangkat ke lapangan


udara," kata Miss Marple. "Sebab itu saya terkejut sekali
melihat dia kembali lagi."

"Maaf, apa maksud Anda dengan 'kembali lagi'?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Yah, maksud saya tentulah bahwa dia kembali kemari


lagi."

"Ah, tolong jelaskan lagi," kata Ayah. Dia tetap menjaga


agar nada bicaranya menyenangkan dan hanya sekadar
mengingatkan saja, seolah-olah hal itu tidak begitu
penting. "Anda melihat si tua goblok-eh, Anda melihat
Pater berangkat dengan membawa sebuah tas kecil
untuk keperluannya semalam agak awal malam itu. Dan
Anda menyangka dia berangkat ke pelabuhan udara.
Benarkah demikian?"

"Ya. Waktu itu saya rasa kira-kira pukul setengah tujuh


atau pukul tujuh kurang seperempat."

"Tapi kata Anda dia kembali?" "Barangkali dia


ketinggalan pesawat terbang. Ya, mungkin itu
alasannya." "Kapan dia kembali?"

"Nah, saya benar-benar tak tahu itu. Saya tak melihat


dia kembali."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Oh," kata Ayah keheranan. "Tapi tadi Anda berkata


bahwa Anda ada melihatnya."

"Oh, saya memang melihatnya," kata Miss Marple. "Tapi


sesudah itu. Maksud saya tadi, saya tidak melihat dia
masuk ke hotel."

"Anda melihatnya sesudah itu? Kapan?"

Miss Marple berpikir.

"Coba saya ingat dulu. Waktu itu kira-kira pukul tiga


subuh. Saya tak bisa tidur. Ada sesuatu yang
membangunkan saya. Ada suara. Banyak sekali suarasuara aneh di London ini. Saya melihat ke jam kecil sayapukul tiga lewat sepuluh. Ada sesuatu-saya tak tahu
betul apa itu-yang membuat saya gelisah. Mungkin
langkah-langkah di luar kamar saya. Karena tinggal di
desa, bila kita mendengar langkah-langkah orang di
tengah malam atau pagi buta kita jadi gugup. Jadi saya

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

buka pintu kamar saya, lalu menjenguk ke luar. Tepat


pada saat itu saya lihat Pater Pennyfather meninggalkan
kamarnya-kamarnya

bersebelahan dengan kamar saya... Dia memakai


mantelnya dan pergi menuruni tangga."

"Dia keluar dari kamarnya dengan memakai mantelnya


dan pergi menuruni tangga pada pukul tiga subuh?"

"Ya," kata Miss Marple, lalu ditambahkannya, "pada


saat itu saya juga merasa heran."

Ayah memandanginya selama beberapa lamanya.

"Miss Marple," katanya, "mengapa hal itu tidak Anda


katakan pada siapa pun juga selama ini?"

"Karena tak ada seorang pun yang menanyakannya


pada saya," jawab Miss Marple sederhana.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

15

Ayah menarik napas dalam-dalam.

"Ya," katanya. "Memang tak ada yang menanyakannya


pada Anda. Memang begitu sederhana alasannya."

Dia diam lagi.

"Anda pikir ada sesuatu yang terjadi atas dirinya, ya?"


tanya Miss Marple.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Sudah lebih dari seminggu sekarang," kata Ayah. "Dia


tidak mengalami serangan jantung, dan tidak terjatuh di
jalan. Dia tidak terbaring di rumah sakit akibat
kecelakaan. Jadi di manakah dia? Mengenai hilangnya
dia itu telah diberitakan melalui pers. Tapi belum ada
seorang pun yang datang untuk memberi informasi."

"Mungkin mereka tidak membaca pemberitaan itu. Saya


juga tidak."

"Kelihatannya-kelihatannya benar-benar...," Ayah


mengungkapkan jalan pikirannya sendiri -"sepertinya
dia sengaja ingin menghilang. Enak saja dia
meninggalkan hotel pada tengah malam. Anda yakin
tentang apa yang Anda katakan tadi, bukan?" tanyanya
dengan tajam. "Bukan mimpi Anda, kan?"

"Saya benar-benar yakin," kata Miss Marple dengan


penuh percaya diri.

Ayah bangkit. "Saya harus pergi. Saya mau menemui


pelayan kamar itu," katanya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Ayah menemukan Rose Sheldon sedang bertugas, dan


dia memandangi gadis yang menyenangkan itu dengan
pandangan memuji.

"Maaf, saya mengganggu Anda," katanya. "Saya tahu


bahwa sersan kami sudah menemui Anda. Tapi saya
masih ingin bertanya tentang pria yang hilang itu,
maksud saya Pater Pennyfather."

"Oh, ya, Sir. Dia orang yang baik sekali. Dia sering
menginap di sini."

"Dia linglung," kata Ayah.

Suatu senyum kecil muncul di wajah Rose Sheldon yang


penuh rasa hormat itu.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Nah, coba saya lihat dulu." Ayah berpura-pura


membaca beberapa catatan. 'Terakhir kali Anda melihat
Pater Pennyfather-adalah...."

"Pada pagi hari Kamis, Sir. Hari Kamis tanggal sembilan


belas. Dia berkata pada saya bahwa dia tidak akan
kembali malam itu, dan mungkin juga esok malamnya.
Kalau tak salah, katanya dia akan pergi ke Jenewa.
Pokoknya, sebuah tempat di Swiss. Dia memberikan dua
kemejanya untuk dicuci, dan saya katakan padanya
bahwa esok paginya kemeja-kemeja itu sudah akan
siap."

"Dan itulah terakhir kali Anda bertemu dengannya,


bukan?"

"Betul, Sir. Soalnya saya tidak bertugas petang hari.


Pukul enam pagi saya baru kembali lagi. Waktu itu dia
tentu sudah berangkat, atau setidaknya dia sudah
berada di lantai bawah. Tidak di dalam kamarnya lagi. Di
kamarnya dia meninggalkan dua buah kopor."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Benar," kata Ayah. Isi kopor-kopor itu telah diperiksa,


tapi tidak memberikan petunjuk apa-apa. Katanya lagi,
"Apakah Anda membangunkannya esok paginya?"

"Membangunkannya? Tidak, Sir, dia kan tak ada di


kamar."

"Apa yang biasanya Anda lakukan-mengantarkan teh


atau sarapan padanya?"

"Saya mengantar teh, Sir. Dia selalu sarapan di bawah."

"Jadi Anda sama sekali tidak masuk ke kamarnya


sepanjang hari esoknya?"

"Masuk, Sir." Rose tampak terkejut. "Saya masuk ke


dalam kamarnya seperti biasa. Saya mengantar kemejakemejanya. Dan saya tentu harus membersihkan kamar
itu. Kami membersihkan semua kamar setiap hari."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apakah tempat tidurnya kelihatan bekas ditiduri?"

Gadis itu terbelalak memandanginya. "Tempat tidurnya,


Sir? Tentu saja tidak."

"Apakah tempat tidur itu acak-acakan-atau setidaknya


kusut?"

Gadis itu menggeleng.

"Bagaimana dengan kamar mandinya?"

"Di sana ada sehelai handuk yang lembab, Sir, bekas


dipakai. Saya pikir itu tentu bekas malam sebelumnya.
Mungkin dia mencuci tangannya sebelum dia pergi."

"Lalu tak adakah sesuatu yang menunjukkan bahwa dia


telah kembali ke kamarnya-barangkali jauh malam-atau
lewat tengah malam?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Gadis itu menatapnya dengan bingung. Ayah membuka


mulutnya, lalu menutupnya kembali. Mungkin anak ini
sama sekali tak tahu tentang kembalinya Pater, atau
mungkin juga dia seorang aktris yang sangat pandai
bersandiwara.

"Bagaimana dengan pakaiannya-maksud saya setelansetelannya. Apakah tersimpan di dalam koporkopornya?"

"Tidak, Sir. Pakaian itu tergantung di dalam lemari.


Soalnya dia kan tetap menyewa kamar itu, Sir."

"Siapa yang memasukkan pakaian itu ke dalam


kopornya kembali?"

"Miss Gorringe yang memerintahkannya, Sir. Waktu


kamar itu harus disiapkan untuk tamu baru yang akan
menginap di situ."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Penjelasan yang masuk akal. Tapi bila pernyataan


wanita tua itu benar bahwa dia telah melihat Pater
Pennyfather meninggalkan kamarnya pukul tiga subuh
pada hari Jumat, maka dia pasti sudah kembali ke kamar
itu sebelumnya.

Tak seorang pun melihatnya masuk ke hotel. Apakah dia


sengaja menghindar supaya tak dilihat orang? Apa
alasannya? Dia tidak meninggalkan bekas-bekas di
kamar itu. Dia bahkan tidak berbaring di tempat
tidurnya. Apakah Miss Marple telah melihat semuanya
itu dalam mimpinya? Pada usianya yang sekian, hal itu
mungkin saja. Tiba-tiba dia mendapatkan suatu
gagasan.

"Bagaimana dengan tas yang dibawanya ke lapangan


terbang?"

"Bagaimana, Sir?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tas yang dibawanya, sebuah tas kecil berwarna biru


tua-sebuah tas BEA atau BOAC-pasti Anda pernah
melihatnya."

"Oh itu-ya, Sir. Tapi itu tentu dibawanya ke luar negeri."

"Tapi dia tidak jadi pergi ke luar negeri. Dia sama sekali
tidak pergi ke Swiss. Jadi tas itu tentu ditinggalkannya.
Atau kalau dia kembali lagi kemari, tas itu pasti akan
ditinggal bersama barang-barangnya yang lain."

"Ya-ya-saya rasa-walaupun tidak begitu yakin-saya rasa


memang begitu."

Sebuah pikiran melintas di benak Ayah: mereka tidak


mendiktekan hal itu padanya. Bukan begitu anak manis?

Sampai saat itu Rose Sheldon selalu tenang dan percaya


diri. Tapi pertanyaan yang terakhir itu telah
membuatnya kacau. Dia tak tahu jawaban yang benar.
Padahal sebenarnya dia harus tahu.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Pater telah membawa tasnya ke lapangan terbang, lalu


dia ditolak di sana. Seandainya dia kembali ke Hotel
Bertram, pasti tas itu dibawanya juga. Tapi Miss Marple
tidak menyebut hal itu waktu dia menceritakan Pater
meninggalkan kamarnya dan menuruni tangga.

Misalnya tas itu ditinggalkannya di kamar tidur, tapi


kemudian tidak disimpan di kamar bagasi bersama
kopor-kopornya. Mengapa tidak? Karena semua orang
harus mengira bahwa Pater sudah berangkat ke Swiss?

Dia mengucapkan terima kasih dengan ramah pada


Rose, lalu turun lagi ke lantai bawah.

Pater Pennyfather! Pater Pennyfather yang membuat


orang bingung. Dia banyak berbicara tentang rencana
kepergiannya ke Swiss, kembali ke hotelnya diam-diam
hingga tak seorang pun melihatnya, lalu
meninggalkannya lagi subuh-subuh sekali. (Untuk pergi
ke mana? Melakukan apa?)

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Apakah sifat linglung bisa dijadikan alasan untuk


semuanya itu?

Bila tidak, lalu apa maunya Pater Pennyfather? Dan


yang lebih penting lagi, di mana dia?

Dari atas tangga, Ayah mengedarkan pandangannya ke


arah orang-orang yang ada di ruang duduk bersama
dengan rasa curiga. Dia ingin tahu apakah semua orang
yang ada di situ memang benar seperti apa adanya?
Pikirannya sudah sampai pada taraf itu! Orang-orang
disitu tua-tua atau setengah baya (tak ada yang masih
muda). Mereka adalah orang-orang kolot yang baik,
hampir semuanya cukup kaya, dan semuanya sangat
terhormat. Orang-orang dari angkatan bersenjata, para
ahli hukum, pendeta-pendeta. Yang di dekat pintu sana
itu, sepasang suami-istri Amerika, dan satu keluarga
Prancis di dekat perapian. Tak seorang pun yang tampak
mencolok, tak ada yang tak pantas. Pada saat itu
kebanyakan di antaranya sedang menikmati minum teh
petang hari dengan gaya Inggris kuno. Mungkinkah ada
sesuatu yang tak beres dengan tempat yang
menghidangkan teh petang hari bergaya kuno ini?

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Seorang pria Prancis sedang mengucapkan sesuatu


tentang suasana saat itu pada istrinya.

"Ini yang disebut minum teh pukul lima khas Inggris,


ya?" katanya sambil melihat ke sekelilingnya dengan
penuh pujian.

"Huh, minum teh pukul lima," pikir Davy, sambil


melewati pintu, dan terus keluar ke jalan. "Orang itu tak
tahu kebiasaan Inggris yang sebenarnya!"

Di luar, beberapa peti pakaian yang besar-besar khas


Amerika dan kopor-kopor sedang dimuat ke sebuah
taksi. Agaknya Mr. dan Mrs. Elmer Cabot akan pergi ke
Paris dan akan menginap di Hotel Vendome.

Ketika dia sedang berdiri di pinggir jalan, Mrs. Elmer


Cabot yang berdiri di sebelahnya menyatakan
pandangannya pada suaminya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Cerita keluarga Pendlebury tentang tempat ini


memang benar ya, Elmer. Benar-benar Inggris masa lalu.
Gaya Edward yang begitu indah. Aku sampai merasa
seolah-olah Raja Edward VII akan lewat setiap saat dan
duduk di situ untuk minum teh. Aku ingin kembali
kemari tahun depan-sungguh."

"Kalau kita bisa menabung kira-kira satu juta dolar,"


kata suaminya datar.

"Aduh, Elmer, masakan sampai begitu mahal."

Barang-barang sudah dimuat semua, petugas penjaga


pintu yang bertubuh tinggi itu membantu mereka
masuk sambil berkata, "Terima kasih, Sir," waktu Cabot
memberikan persen yang diharapkan. Taksi itu
berangkat. Petugas itu mengalihkan perhatiannya pada
Ayah.

"Perlu taksi, Sir?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Ayah melihat padanya.

Orang itu tingginya lebih dari 1.80 meter. Dia tampan.


Agak kurang terawat memang. Dia bekas tentara.
Banyak sekali medalinya-mungkin asli. Apakah dia
kelihatan agak licik? Mungkin terlalu banyak minum.

"Bekas tentara, ya?" tanya Ayah.

"Ya, Sir. Pengawal Irlandia."

"Saya lihat itu medali-medali dari ketentaraan. Di mana


Anda mendapatkannya?"

"Dari Burma."

"Siapa nama Anda?"

"Michael Gorman. Saya sersan."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Pekerjaan Anda di sini baik?"

"Tempat ini tenang."

"Apakah Anda tidak lebih suka di Hilton?"

"Saya tak ingin. Saya senang di sini. Orang yang datang


ke sini baik-baik, dan banyak pria yang terlibat dalam
pacuan kuda-di Ascot dan Newbury. Kadang-kadang
saya mendapat persen cukup banyak dari mereka."

"Oh, kalau begitu Anda orang Irlandia dan penjudi.


Begitu, ya?"

"Ah, apalah arti hidup ini tanpa judi?"

"Tenang dan membosankan," kata Inspektur Kepala


Davy. "Seperti hidup saya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Begitukah, Sir?"

"Bisakah Anda menebak apa pekerjaan saya?" tanya


Ayah.

Orang Irlandia itu tertawa.

"Harap Anda jangan tersinggung, Sir. Tapi kalau saya


boleh menebak, Anda seorang polisi."

"Tebakan yang pertama sudah benar," kata Inspektur


Kepala. "Apakah Anda ingat Pater Pennyfather?"

"Pater Pennyfather? Rasanya saya tak ingat nama itu..."

"Dia seorang biarawan tua."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Michael Gorman tertawa.

"Ah, bagaimana ya. Di sini banyak sekali biarawan."

"Yang ini hilang dari hotel sini."

"Oh, yang itu!" Petugas itu kelihatan agak terkejut.

"Apakah Anda kenal padanya?"

"Saya tidak akan ingat padanya, seandainya orang-orang


tak datang menanyai saya tentang dia. Saya hanya tahu
bahwa saya membantunya mencarikan taksi,
membantunya masuk ke taksi itu, lalu dia pergi ke
Restoran Athenaeum. Itulah yang terakhir saya
melihatnya. Ada orang yang berkata bahwa dia telah
pergi ke Swiss. Tapi saya dengar lagi dia tak pernah tiba
di sana. Agaknya dia tersesat." "Setelah itu Anda tidak
lagi melihatnya?" "Setelah itu.... Tidak." "Pukul berapa
Anda bebas tugas?" "Pukul setengah dua belas."
Inspektur Kepala Davy mengangguk. Dia menolak

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

tawaran untuk dipanggilkan taksi, lalu berjalan


perlahan-lahan di sepanjang Pond Street. Sebuah mobil
menderu melewatinya dekat sekali dengan pinggir jalan,
lalu berhenti di depan hotel Bertram dengan bunyi rem
yang berdecit nyaring. Inspektur Kepala Davy menoleh
dengan tenang, lalu melihat ke pelat nomor polisinya.
FAN 2266. Nomor itu mengingatkannya pada sesuatu,
tapi dia tak tahu apa.

Dia berbalik dan berjalan kembali ke arah hotel. Baru


saja dia tiba di jalan masuknya, pengemudi mobil itu
sudah keluar lagi. Padahal baru sesaat yang lalu dia
memasuki pintu. Dia sesuai benar dengan mobilnya.
Mobil itu model balap, berwarna putih dengan garisgaris panjang yang mengkilap. Anak muda itu bagaikan
seekor anjing greyhound yang penuh semangat,
wajahnya tampan dan tubuhnya kerempeng.

Petugas pintu membukakan pintu mobil, anak muda itu


melompat masuk, melemparkan sekeping uang logam
pada petugas, lalu melesat dengan suara mesin yang
menderu.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tahukah Anda siapa dia?" tanya Michael Gorman pada


Ayah.

"Pokoknya seorang pengemudi yang berbahaya."

"Dia adalah Ladislaus Malinowski. Dia telah


memenangkan piala Grand Prix dua tahun yang lalu-dia
juara dunia. Tapi tahun lalu dia mengalami kecelakaan
yang hebat. Kata orang dia sudah sembuh sekarang."

"Masakan dia menginap di Hotel Bertram. Sama sekali


tak cocok."

Michael Gorman tertawa.

"Tidak, dia tidak menginap di sini. Tapi ada seorang


sahabatnya...." Dia mengerjapkan matanya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Seorang portir yang mengenakan celemek dari bahan


bergaris-garis keluar dengan membawa banyak sekali
perlengkapan perjalanan mewah model Amerika.

Ayah berdiri memandangi barang-barang itu


dimasukkan ke dalam sebuah mobil sewaan merk
Daimler. Dia berdiri dengan linglung sambil mencoba
mengingat-ingat apa yang diketahuinya tentang
Ladislaus Malinowski. Dia pemuda yang nekat-kata
orang, dia terikat pada seorang wanita yang terkenalsiapa nama wanita itu, ya? Sambil tetap memandangi
sebuah peti pakaian yang bagus, dia ingin berbalik. Tapi
dia membatalkan niatnya, lalu masuk ke hotel lagi.

Dia menuju ke meja resepsionis lagi, lalu meminta


daftar nama orang-orang yang menginap di hotel itu
dari Miss Gorringe. Miss Gorringe sedang sibuk dengan
orang-orang Amerika yang akan berangkat itu, jadi buku
itu didorongnya saja di atas meja ke arah Ayah. Ayah
membalik halaman-halamannya. Lady Selina Hazy, Little
Cottage, Merryfield, Hants. Mr. dan Mrs. Hennessey
King, Elderberries, Essex. Sir John Woodstock,
Beaumont Crescent 5, Cheltenham. Lady Sedgwick,
Hursting House, Northumberland. Mr. dan Mrs. Elmer

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Cabot, Greenwich, Connecticut. Jendral Radley, The


Green 14, Chichester. Mr. dan Mrs. Woolmer
Pickington, Marblehead, Massachusetts. La Comtesse
de Beauville, Les Sapins, St. Germain en Laye. Miss Jane
Marple, St. Mary Mead, Much Benham. Kolonel
Luscombe, Little Green, Suffolk. Mrs. Carpenter, Miss
Elvira Blake. Pater Pennyfather, The Close, Chadminster.
Mrs. Holding, Miss Holding, Miss Audrey Holding, The
Manor House, Carmanton. Mr. dan Mrs. Ryesville,
Valley Forge, Pennsylvania. Duke of Barnstable, Doone
Castle, New Devon... Bermacam ragam orang yang
menginap di Hotel Bertram ini. Orang-orang itu
membentuk semacam pola, pikirnya.

Sedang dia menutup buku itu, terpandang olehnya


sebuah nama di halaman agak depan. Sir William
Ludgrove.

Hakim Ludgrove yang dikenali oleh seorang calon


perwira di dekat tempat peristiwa perampokan bank.
Hakim Ludgrove-Pater Pennyfather-keduanya menginap
di Hotel Bertram....

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya harap Anda menikmati teh Anda tadi, Sir?" Henry


mengucapkan kata-kata itu sambil berdiri di siku Ayah.
Dia berbicara dengan sopan sekali, dan dengan
keinginan besar untuk menyenangkan tamu-tamunya,
sebagaimana layaknya seorang tuan rumah yang baik.

"Teh paling enak yang pernah saya minum selama


bertahun-tahun," kata Inspektur Kepala Davy.

Ayah baru ingat bahwa dia belum membayar minuman


itu. Dia lalu mau membayar, tapi Henry menolak dengan
mengangkat tangannya.

"Oh, jangan, Sir. Saya diberi tahu bahwa teh yang Anda
minum ditanggung oleh hotel. Itu perintah Mr.
Humfries."

Henry beranjak pergi. Tinggallah Ayah yang merasa


bimbang, apakah dia harus memberi persen pada
Henry. Getir sekali rasanya karena Henry lebih tahu
mengenai masalah sosial semacam itu daripada dirinya
sendiri.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Ketika dia sedang berjalan di jalan, dia tiba-tiba


berhenti. Dikeluarkannya buku catatannya, lalu
ditulisnya sebuah nama dan sebuah alamat-dia tak mau
kehilangan waktu. Dia masuk ke sebuah telepon umum.
Dia ingin mencoba mengadu untung. Apa pun yang akan
terjadi, dia akan bertindak berdasarkan firasatnya.

16

Lemari pakaian itulah yang mengganggu pikiran Pater


Pennyfather. Sejak dia belum benar-benar bangun. Lalu
dia lupa dan tertidur lagi. Tapi waktu matanya terbuka
sekali lagi, lemari pakaian itu masih saja ada di situ, di
tempat yang salah itu. Dia berbaring miring pada sisi
kirinya menghadap jendela. Lemari pakaian itu
seharusnya berada di antara dirinya dan jendela pada

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

dinding kiri itu. Tapi lemari itu tak ada di situ. Lemari itu
ada di sebelah kanan. Hal itu sangat mengganggu
pikirannya sampai dia merasa letih. Dia menyadari
bahwa kepalanya sakit sekali, tapi yang lebih tidak
menyenangkannya adalah letak lemari yang salah itu....
Pada saat itu matanya tertutup lagi.

Ketika dia terbangun lagi, kamar itu sudah agak terang.


Padahal hari belum siang benar. Baru cahaya fajar yang
samar. "Ya, Tuhan," kata Pater Pennyfather kepada
dirinya sendiri. Tiba-tiba dia memahami masalah lemari
pakaian itu. "Bodoh sekali aku! Tentulah lain, aku tidak
berada di rumah."

Dia menggerakkan badannya dengan ragu-ragu. Bukan,


ini bukan tempat tidurnya sendiri.

Dia berada jauh dari rumahnya. Dia sedang beradaberada di mana dia, ya? Oh, tentu. Dia pergi ke London,
bukan? Dia berada di Hotel Bertram, dan-tapi tidak, ini
bukan Hotel Bertram. Di Hotel Bertram tempat tidurnya
menghadap ke jendela. Jadi itu pun salah.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Aduh, di mana aku ini?" kata Pater Pennyfather.

Lalu dia ingat bahwa dia berniat pergi ke Lucerne. "Ya,


tentu," katanya sendiri lagi, "aku berada di Lucerne."
Lalu dia memikirkan tentang makalah yang akan
dibacanya di sana. Dia tak berpikir lama tentang
makalahnya itu, karena kepalanya sakit, jadi dia tidur
saja lagi.

Ketika kemudian dia terbangun lagi, kepalanya terasa


jauh lebih ringan. Kamar juga sudah jauh lebih terang.
Dia tidak berada di rumah, dia tidak berada di Hotel
Bertram, dan dia cukup yakin bahwa dia tidak pula
berada di Lucerne. Ruangan yang ditempatinya ini sama
sekali bukan kamar tidur di hotel. Diperhatikannya
dengan cermat kamar itu. Sama sekali tak dikenalinya.
Di situ hanya sedikit perabotnya. Ada semacam lemari
(yang dikiranya lemari pakaiannya tadi), dan sebuah
jendela yang berkorden dari bahan berbunga-bunga.
Cahaya masuk melalui korden itu. Ada sebuah kursi,
sebuah meja, dan sebuah lemari yang terdiri dari lacilaci. Hanya itu saja.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Aduh," keluh Pater Pennyfather, "aneh sekali. Di mana


aku?"

Dia ingin bangun untuk menyelidik, tapi waktu dia


duduk di tempat tidurnya kepalanya pusing lagi, jadi dia
berbaring lagi.

"Pasti aku sakit," kata Pater Pennyfather menyimpulkan.


"Ya, pasti aku sakit. Pasti." Dia berpikir sebentar, lalu
berkata sendiri, "Bahkan mungkin aku masih sakit. Aku
sakit flu mungkin, ya?" Orang sering berkata bahwa flu
datangnya tiba-tiba sekali. Mungkin-mungkin waktu
sedang makan di Athenaeum. Ya, benar. Dia ingat
bahwa dia tadi makan malam di Athenaeum.

Terdengar orang berjalan kian kemari di rumah itu.


Mungkin orang telah membawanya ke sebuah klinik.
Tapi tidak. Menurut dia, tempat ini bukan klinik. Dengan
makin bertambahnya cahaya tampaklah bahwa tempat
itu merupakan sebuah kamar tidur kecil yang agak
kumuh dan boleh dikatakan nyaris tanpa perabot. Bunyi

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

orang lalu-lalang berlangsung terus. Dari lantai bawah


terdengar suara berseru,

"Good-bye, Ducks[panggilan pada orang yang


disayangi.]. Malam ini kita makan sosis dan kentang
lumat."

Pater Pennyfather merenungkan kata-kata itu. Sosis dan


kentang lumat. Kata-kata itu sangat berarti.

"Kurasa aku lapar," katanya pada dirinya sendiri.

Pintu terbuka. Seorang wanita setengah baya masuk.


Dia berjalan ke arah korden. Disingkapnya sedikit
korden itu, lalu berjalan kembali ke arah tempat tidur.

"Nah, Anda sudah bangun," katanya.

"Bagaimana perasaan Anda?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Entahlah," kata Pater Pennyfather agak lemah, "saya


tak tahu."

"Ya, saya percaya Anda tak tahu. Soalnya keadaan Anda


menguatirkan sekali. Kepala Anda mengalami benturan
keras, kata dokter retak berat. Dasar sopir! Dia bahkan
tak berhenti setelah menabrak Anda."

"Apakah saya mengalami kecelakaan?" tanya Pater


Pennyfather.

"Tabrakan?"

"Ya," kata wanita itu. "Kami menemukan Anda di tepi


jalan waktu kami akan pulang. Mula-mula kami pikir
Anda mabuk." Wanita itu tertawa mengingat peristiwa
itu. "Lalu suami saya berkata, sebaiknya dia melihat
keadaan Anda. Mungkin kecelakaan, katanya. Tak ada
bau minuman atau semacamnya. Juga tak ada darah.
Pokoknya Anda terbaring saja di situ seperti sebatang

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

kayu. Jadi kata suami saya, 'Kita tak bisa


meninggalkannya begitu saja.' Lalu Anda diangkatnya
dan dibawanya masuk kemari."

"Oh," kata Pater Pennyfather lemah. Dia terkejut sekali


mendengar semua kisah itu. "Anda orang-orang Samaria
yang murah hati."

"Apalagi dilihatnya Anda seorang biarawan, maka kata


suami saya, 'Ini suatu perbuatan yang terhormat.' Lalu
katanya, sebaiknya dia tidak menghubungi polisi, karena
Anda seorang biarawan, jadi mungkin Anda tak suka.
Maksud saya, seandainya Anda mabuk, meskipun tak
ada bau minuman. Jadi kami mendapatkan akal untuk
meminta Dokter Stokes datang dan memeriksa Anda.
Kami tetap memanggilnya Dokter Stokes, meskipun izin
kedokterannya sudah dicabut. Dia orang yang baik, tapi
tentu agak mendongkol, karena izinnya dicabut itu.
Hanya karena hatinya yang baiklah maka dia sampai
mau menolong gadis-gadis jalang itu hingga izinnya
dicabut. Pokoknya, dia seorang dokter yang cukup baik,
dan kami memintanya datang untuk memeriksa Anda.
Katanya Anda tidak mengalami cedera terlalu hebat,
katanya hanya gegar otak sedikit. Yang harus kami

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

lakukan hanyalah menjaga agar Anda berbaring datar


terus dengan tenang di kamar yang gelap. 'Ingat,'
katanya, 'saya tidak memberikan pendapat atau
semacamnya. Belum tentu demikian. Saya tak tahu hak
lagi untuk memberi resep atau mengatakan sesuatu.
Menurut hukum saya rasa Anda harus lapor pada polisi,
tapi kalau Anda tak mau tak apa-apa.' Berikan
kesempatan hidup pada pak tua ini, kata dokter itu.
Maafkan kalau bicara saya tak sopan. Dokter itu kalau
bicara memang kasar dan ceplas-ceplos. Nah,
bagaimana kalau Anda makan sup sedikit, atau roti
panas sedikit dan minum susu?"

"Terserah," kata Pater Pennyfather lemah, "apa saja


saya mau."

Dia berbaring diam-diam lagi. Suatu kecelakaan? Jadi itu


rupanya. Kecelakaan, dan dia tak ingat sedikit pun juga
tentang kecelakaan itu! Beberapa menit kemudian
wanita yang baik hati itu kembali lagi sambil membawa
nampan yang berisi sebuah mangkuk yang berasap.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Anda akan merasa lebih baik setelah makan ini,"


katanya. "Sebenarnya saya ingin membubuhkan setetes
dua tetes wiski atau brendi ke dalam sup ini, tapi tak
diizinkan dokter."

"Tentu tidak boleh," kata Pater Pennyfather, "apalagi


dengan gegar otak ini."

"Mari saya tambahkan sebuah bantal untuk mengganjal


punggung Anda ya, Ducks? Nah, enak begitu?"

Pater Pennyfather agak terkejut disebut "ducks'. Tapi


dia hanya bermaksud baik, pikirnya.

"Hups," kata wanita itu, "nah, beres."

"Ya, tapi berada di mana kita?" tanya Pater Pennyfather.


"Maksud saya, berada di mana saya? Di mana tempat
ini?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Milton St. John," kata wanita itu. "Tak tahukah Anda?"

"Milton St. John?" tanya Pater Pennyfather. Dia


menggeleng. "Saya tak pernah mendengar nama itu."

"Ah, ya, ini bukan tempat yang terkenal. Hanya sebuah


desa."

"Anda baik sekali," kata Pater Pennyfather. "Bolehkah


saya tahu nama Anda?"

"Mrs. Wheeling. Emma Wheeling."

"Anda baik sekali," kau Pater Pennyfather lagi. "Tapi


kecelakaan itu. Saya sama sekali tak ingat...."

"Sudahlah, jangan pikirkan lagi hal itu supaya Anda


cepat sembuh. Kalau sudah sembuh, barulah Anda bisa
mengingat-ingatnya kembali."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Milton St. John," kata Pater Pennyfather kepada


dirinya sendiri dengan heran. "Nama itu sama sekali tak
ada artinya bagiku. Sungguh aneh!"

17

Sir Ronald Graves menggambar seekor kucing di kertas


coretan di meja tulisnya. Dia melihat ke tubuh Inspektur
Kepala Davy yang besar dan gendut, yang duduk di
hadapannya, lalu menggambar seekor anjing buldog.

"Ladislaus Malinowski?" katanya. "Mungkin. Apakah kau


punya bukti?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tidak. Tapi mungkin dia orangnya, bukan?"

"Dia seorang yang nekat. Tak punya rasa takut. Dia telah
memenangkan kejuaraan dunia. Mengalami kecelakaan
yang hebat tahun yang lalu. Punya nama buruk
mengenai pergaulannya dengan kaum wanita. Sumbersumber penghasilannya meragukan. Suka menghamburhamburkan uang, baik di sini maupun di luar negeri.
Sering kali bolak-balik ke Benua Eropa. Apakah kaupi-kir
dialah yang berada di balik perampokan-perampokan
dan perampasan perampasan yang diatur dengan baik
itu?"

"Saya rasa bukan dia perencananya. Tapi saya rasa dia


terlibat dengan mereka."

"Mengapa?"

"Pertama, dia mengemudikan sebuah mobil MercedesOtto model balap. Mobil seperti itulah yang kelihatan di
dekat Bedhampton pada pagi hari terjadinya
perampokan kereta api pos itu. Pelat nomor polisinya

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

memang lain-tapi itu biasa. Dan tipu dayanya sama sajalain tapi tak terlalu berbeda. Yang satu FAN 2299,
sedang yang lain nomornya 2266. Modelnya MercedesOtto dari tipe yang tidak begitu banyak di sini. Lady
Sedgwick memiliki sebuah dan yang sebuah lagi dimiliki
oleh putra Lord Merrivale."

"Apakah menurutmu Malinowski yang memimpin


kejahatan itu?"

"Bukan-saya rasa ada otak yang lebih Lihai daripada dia


di atasnya. Tapi dia ikut berperan. Saya telah membalikbalik arsip. Ambil contoh perampasan di daerah
Midland dan London Barat. Ada tiga buah truk yang
kebetulan-seolah-olah kebetulan saja-menghalanghalangi lalu lintas. Mobil Merce-des-Otto yang berada di
tempat kejadian itu jadi bisa melarikan diri gara-gara
penghalangan itu."

"Kemudian mobil itu dihentikan juga."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya. Tapi dilepas lagi. Terutama karena orang-orang


yang melaporkannya tak yakin akan nomornya yang
tepat. Nomor yang dilaporkan adalah FAM 3366-sedang
nomor mobil Malinowski yang terdaftar adalah FAN
2266. Selalu saja begitu."

"Dan kau tetap bertahan untuk mengaitkannya dengan


Hotel Bertram. Orang telah berhasil mengorek beberapa
hal tentang Hotel Bertram untukmu...."

Ayah menepuk-nepuk sakunya. "Semuanya ada di sini.


Segala sesuatu mengenai perusahaan itu tercatat
dengan baik. Balansnya-modalnya yang terpakai-para
direkturnya, dan sebagainya. Tapi itu semua tak ada
artinya! Semua yang diperlihatkan pada pemeriksaan
keuangan itu sama saja-semuanya seperti ular-ular yang
saling menelan saja. Semua perusahaan itu-membuat
kepala kita pusing saja."

"Ah, sudahlah, Ayah. Begitulah kerja orang di kota


besar. Itu cara mereka mempermainkan pajak...."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Yang saya inginkan adalah keterangan yang


sebenarnya. Alangkah baiknya kalau Anda memberi
saya kuasa, Sir. Saya ingin menjumpai beberapa orang
pembesar top."

Ajun komisaris itu menatapnya. "Lalu apa sebenarnya


maksudmu dengan pembesar-pembe-sar top itu?"

Ayah menyebutkan sebuah nama.

Ajun Komisaris kelihatan risau. "Aku tak begitu yakin


mengenai hal itu. Kupikir kita tidak akan berani
menghubungi orang itu."

"Tapi hal itu bisa membantu, Sir."

Mereka terdiam. Keduanya saling berpandangan. Ayah


kelihatan seperti seekor sapi, tenang dan sabar.
Akhirnya Sir Ronald menyerah.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kau ini setan tua yang keras kepala, Fred," katanya.


"Jalankanlah rencanamu. Pergi dan ka-caukanlah otak di
balik keuangan Eropa itu."

"Dia pasti tahu," kata Inspektur Kepala Davy.

"Dia pasti tahu. Dan bila dia tak tahu, dia bisa mencari
tahu dengan mudah, dengan hanya menekan tombol di
atas meja kerjanya, atau dengan mengangkat telepon
saja."

"Aku ragu apakah dia akan merasa senang."

"Mungkin tidak," kata Ayah, "tapi tidak akan terlalu


banyak menyita waktunya. Namun demikian, saya
butuh dukungan penguasa di belakang saya."

"Kau benar-benar serius mengenai tempat itu,


maksudku Hotel Bertram itu, ya? Tapi apa yang akan
kaucari di sana? Tempat itu dikelola dengan baik,

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

dikunjungi oleh orang-orang terhormat -tak pernah ada


masalah dengan perizinan."

"Saya tahu-saya tahu. Tak ada minuman keras, tak ada


obat-obat terlarang, tak ada perjudian, tidak pula ada
penampungan untuk penjahat-penjahat. Semuanya
bersih, seperti salju yang baru turun. Tak ada hippies di
situ, tak ada penjahat-penjahat, tak ada remaja nakal.
Pengun-jung-pengunjungnya hanyalah wanita-wanita
tua dari zaman Victoria dan Edward yang waras,
keluarga-keluarga baik, tamu-tamu yang sedang dalam
perjalanan dari Boston dan dari bagian yang lebih
terhormat di Amerika Serikat. Tetapi seorang pastor
gereja yang terhormat terlihat meninggalkan hotel itu
pukul tiga subuh dengan cara sembunyi-sembunyi..."

"Siapa yang melihatnya?"

"Seorang wanita tua."

"Bagaimana dia bisa melihatnya. Mengapa dia sendiri


pun tidak sedang tidur di tempat tidurnya?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Wanita-wanita tua memang begitu, Sir."

"Kau kan tidak sedang berbicara tentang-siapa


namanya-Pater Pennyfather itu?"

"Memang tidak. Sir. Tentang kehilangan itu telah


dilaporkan dan Campbell sedang menyelidikinya."

"Suatu kebetulan yang aneh-namanya juga muncul


dalam hubungan perampokan barang-barang pos di
kereta api di Bedhampton itu."

"Begitukah? Bagaimana hubungannya, Sir?"

"Seorang wanita tua juga-atau mungkin setengah baya.


Waktu kereta api dihentikan oleh sinyal yang sudah
'digarap', banyak penumpang yang terbangun dan
melihat ke lorong kereta api. Ada seorang wanita yang
tinggal di Chadminster dan kenal Pater Pennyfather,

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

karena dia pernah melihatnya. Wanita itu berkata


bahwa dia melihat pater itu memasuki kereta api
melalui salah satu pintu pada saat kejadian itu. Dia
mengira pater itu keluar untuk melihat apa yang telah
terjadi dan setelah itu akan masuk kembali. Kami akan
mengusut hal itu, karena dia dilaporkan telah hilang...."

"Coba kita tinjau sekali lagi-kereta api itu dihentikan


pukul setengah enam pagi. Pater Pennyfather
meninggalkan Hotel Bertram tak lama setelah pukul tiga
subuh. Ya, itu bisa terjadi, bila dia dibawa ke tempat itu
dengan sebuah mobil balap, umpamanya...."

"Jadi kita kembali lagi pada Ladislaus Mali nowski!"

Ajun Komisaris memandangi lukisan-lukisannya pada


kertas coretannya. "Kau benar-benar seperti anjing
buldog, Fred," katanya.

Setengah jam kemudian Inspektur Kepala Davy


memasuki sebuah kantor yang tenang dan agak kumuh.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Pria bertubuh besar yang sedang duduk di balik meja


kerjanya bangkit lalu mengulurkan tangannya.

"Inspektur Davy? Silakan duduk," katanya. "Anda


mengisap cerutu?"

Inspektur Kepala Davy menggeleng.

"Saya harus meminta maaf," katanya dengan suara yang


dalam, "karena saya akan menyita waktu Anda yang
berharga."

Mr. Robinson tersenyum. Dia seorang pria yang gemuk


dan berpakaian rapi sekali. Wajahnya kuning, matanya
gelap dengan pandangan yang sedih, mulutnya besar
dan murah senyum. Dia sering tersenyum
memperlihatkan giginya yang besar-besar. "Dengan
giginya yang besar-besar itu akan lebih mudah dia
melahapmu," kata Inspektur Kepala pada dirinya
sendiri, tanpa ada sangkut-pautnya. Bahasa Inggris pria

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

itu sempurna dan tidak terdengar adanya logat


tertentu, padahal dia bukan orang Inggris. Seperti juga
orang lain, Ayah menduga-duga apa sebenarnya
Kebangsaan Mr. Robinson itu.

"Nah, apa yang bisa saya bantu?"

"Saya ingin tahu, siapa yang memiliki Hotel Bertram,"


kata Inspektur Kepala Davy.

Air muka Mr. Robinson tak berubah. Dia tidak


menunjukkan rasa terkejut mendengar nama itu, dan
dia tidak pula langsung menjawab. Setelah berpikir, dia
berkata,

"Anda ingin tahu siapa pemilik Hotel Bertram. Kalau tak


salah yang ada di Pond Street, di ujung Piccadilly itu,
ya?"

"Benar."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya sendiri beberapa kali menginap di situ. Tempat itu


tenang. Dikelola dengan baik."

"Ya," kata Ayah. "pengelolaannya memang istimewa."

"Dan Anda ingin tahu siapa yang memilikinya? Ah, itu


kan mudah."

Samar-samar terbayang ironi di balik senyumnya.

"Maksud Anda melalui cara-cara umum? Oh, ya." Ayah


mengeluarkan secarik kertas kecil dari sakunya lalu
membacakan tiga atau empat nama dan alamat.

"Saya mengerti," kata Mr. Robinson, "rupanya ada


orang yang sudah bersusah-payah untuk itu. Menarik
sekali. Lalu Anda datang pada saya?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Hanya Andalah yang tahu."

"Sebenarnya saya tak tahu. Tapi memang benar, saya


punya cara-cara tersendiri untuk mendapatkan
informasi-" dia mengangkat pundaknya yang amat besar
dan gemuk. "Kami punya beberapa koneksi."

"Saya tahu," kata Ayah tanpa perasaan.

Mr. Robinson melihat padanya, lalu diangkatnya gagang


telepon di atas meja kerjanya.

"Sonia? Tolong hubungkan aku dengan Carlos." Dia


menunggu beberapa menit, lalu berbicara lagi.

"Carlos?" Lalu dia mengucapkan enam atau tujuh


kalimat dengan cepat sekali dalam bahasa asing. Ayah
bahkan tak bisa mengenali bahasa apa itu. Padahal Ayah
bisa berbahasa Prancis, meskipun dengan logat Inggris.
Dia tahu sedikit-sedikit bahasa Italia, dan dia bisa
menebak artinya bila orang menggunakan bahasa

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Jerman yang biasa dipakai orang dalam perjalanan. Dia


bisa mengenali bahasa Spanyol, bahasa Rusia dan
bahasa Arab, meskipun dia tak mengerti. Tapi bahasa
yang digunakan Mr. Robinson itu tidak termasuk pada
salah satu bahasa yang dikenalnya. Secara samar-samar
dia memberanikan diri menebak bahwa itu mungkin
bahasa Turki atau bahasa Iran atau bahasa Armenia.
Tapi dia sama sekali tak yakin. Mr. Robinson sudah
meletakkan kembali gagang telepon.

"Saya rasa," katanya dengan ramah, "kita tak perlu


menunggu lama. Soalnya saya juga menaruh minat.
Saya tertarik sekali. Kadang-kadang saya juga bertanyatanya sendiri...."

Ayah kelihatan ingin tahu.

"Tentang Hotel Bertram," kata Mr. Robinson. "Maksud


saya tentang keuangannya. Kita ingin tahu bagaimana
cara mereka mendapat untung. Tapi, itu sebenarnya
bukan urusan saya-" dia mengangkat bahunya lagi-"dan
orang tentu suka di sebuah hotel yang nyaman yang
pegawai-pegawai dan stafnya amat terampil. Ya, saya

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

ingin tahu." Dia melihat pada Ayah. "Tahukah Anda


bagaimana dan mengapa?"

"Belum," kata Ayah, "tapi saya berniat untuk


mengetahuinya."

"Ada beberapa kemungkinan," kata Mr. Robinson,


sambil berpikir. "Soal ini sama dengan musik. Hanya ada
sekian nada dalam satu oktaf, tapi orang bisa
mengombinasikannya menjadi berjuta-juta cara yang
berbeda-beda. Pernah seorang pemusik mengatakan
pada saya bahwa kita tidak akan pernah menjumpai
lagu yang sama dalam dua kali. Menarik sekali, bukan?"

Terdengar dengung halus di atas mejanya, dan dia


mengangkat gagang telepon lagi.

"Ya? Ya, kau cepat sekali. Aku senang. Ya, aku mengerti.
Oh! Amsterdam, ya.... Ah.... Terima kasih.... Ya. Coba
tolong eja. Bagus."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Dia menulis cepat-cepat pada sebuah catatan yang


terletak di dekat sikunya.

"Saya harap ini akan berguna bagi Anda," katanya


sambil merobek kertas yang bertulisan itu, lalu
disodorkannya ke arah Ayah. Ayah membaca nama itu
dengan bersuara. "Wilhelm Hoffman."

"Orang Swiss," kata Mr. Robinson. "Meskipun saya rasa


bukan kelahiran Swiss. Dia punya pengaruh yang besar
dalam lingkungan perbankan, dan meskipun dia
berusaha untuk selalu berada di jalan hukum, dia sering
berada di balik banyak sekali-urusan yang perlu
diragukan. Dia beroperasi hanya di benua Eropa, bukan
di negeri ini."

"Oh."

"Tapi dia punya seorang saudara laki-laki," kata Mr.


Robinson. "Namanya Robert Hoffman. Dia tinggal di
London-seorang pedagang berlian-perusahaannya
sangat terhormat. Istrinya orang Belanda. Dia juga

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

punya kantor-kantor di Amsterdam. Anak buah Anda


mungkin tahu tentang dia. Seperti saya katakan tadi, dia
terutama berdagang berlian. Dia orang yang kaya sekali
dan memiliki banyak sekali aset yang biasanya tidak
memakai namanya sendiri. Ya, dia berada di belakang
banyak sekali perusahaan. Dia dan saudaranyalah
pemilik Hotel Bertram yang sebenarnya. "

"Terima kasih, Sir." Inspektur Kepala Davy bangkit. "Tak


perlu saya katakan bahwa saya sangat berterima kasih
pada Anda. Anda hebat sekali," sambungnya, sambil
memperlihatkan antusiasme yang berlebihan.

"Karena saya tahu?" tanya Mr. Robinson, tersenyum


lebar. "Itu memang merupakan salah satu keistimewaan
saya. Mencari informasi. Saya suka ingin tahu. Untuk itu
pulalah Anda datang pada saya, bukan?"

"Yah," kau Inspektur Kepala Davy, "kami memang tahu


tentang Anda. Melalui Departemen Dalam Negeri,
cabang khususnya, dan sebagai-nya." Dengan polos
ditambahkannya, "Saya harus mengumpulkan
keberanian saya untuk menghubungi Anda."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Mr. Robinson tersenyum lagi. "Saya rasa, pribadi Anda


menarik, Inspektur Davy," katanya. "Saya doakan usaha
Anda berhasil."

"Terima kasih, Sir. Saya rasa, saya memang memerlukan


doa Anda itu. Ngomong-ngomong, tentang dua pria
bersaudara itu. Bisakah dikatakan mereka itu orangorang yang kasar?"

"Sama sekali tidak," kata Mr. Robinson. "Itu berlawanan


sekali dengan kebijaksanaan mereka. Hoffman
bersaudara itu tak pernah memakai kekerasan dalam
urusan-urusan bisnis mereka. Mereka punya cara-cara
lain yang memberikan hasil yang lebih baik. Boleh saya
katakan bahwa tahun demi tahun mereka terusmenerus bertambah kaya. Begitulah informasi yang
diceritakan pada saya oleh kalangan perbankan Swiss."

"Swiss adalah tempat yang sangat bermanfaat," kata


Inspektur Kepala Davy.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya, benar. Tak ada yang dapat kita kerjakan tanpa


negeri itu! Begitu banyak kejujuran. Dan tempat bisnis
yang bagus sekali! Ya, kami orang-orang bisnis harus
berterima kasih pada Swiss." Ditambahkannya, "Saya
pribadi juga menghargai Amsterdam." Dia memandang
Davy dengan tajam, lalu tersenyum lagi. Dan Inspektur
Kepala pun pulang.

Waktu dia tiba kembali di markas besarnya, dia


menemukan sehelai surat singkat di meja kerjanya.

Pater Pennyfather telah muncul kembali-keadaan


selamat, meskipun tidak begitu sehat. Agaknya ditabrak
mobil di Milton St. John dan mengalami gegar otak.

18

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Pater Pennyfather memandangi Inspektur Kepala Davy


dan Inspektur Campbell. Dan keduanya membalas
pandangannya. Pater Pennyfather sudah berada di
rumahnya kembali. Dia sedang duduk di kursi berlengan
besar di dalam ruang perpustakaannya. Sebuah bantal
diletakkan di belakang kepalanya dan kakinya diletakkan
di atas sebuah bangku kecil dengan sehelai selimut tebal
menutupi lututnya. Hal hal itu merupakan bukti nyata
mengenai keadaannya yang tak sehat.

"Sayang sekali," katanya dengan sopan, "saya sama


sekali tak bisa ingat apa-apa."

"Anda tak bisa mengingat peristiwa waktu mobil itu


menabrak Anda?"

"Tidak sama sekali."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Lalu bagaimana Anda tahu kalau sebuah mobil telah


menabrak Anda?" tanya Inspektur Campbell dengan
ketus.

"Wanita yang di sana itu, Mrs.-Mrs.-Wheeling


namanya?-yang menceritakannya pada saya."

"Dan bagaimana dia tahu?"

Pater Pennyfather tampak bingung.

"Aduh, Anda benar. Dia tak mungkin tahu, bukan? Saya


rasa dia hanya menduga saja bahwa itu yang terjadi."

"Dan Anda sendiri tak bisa mengingat apa-apa?


Bagaimana Anda sampai bisa berada di Milton St.
John?"

"Saya tak tahu," kata Pater Pennyfather. "Namanya saja


asing bagi saya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Rasa kesal Inspektur Campbell makin bertambah, tapi


Inspektur Kepala Davy berkata dengan suaranya yang
tenang membujuk,

"Ceritakan saja lagi yang terakhir yang Anda ingat,


Pater."

Pater Pennyfather berpaling padanya dengan lega. Sikap


Inspektur yang tak percaya membuatnya merasa tak
enak.

"Waktu itu, saya hendak pergi menghadiri suatu


kongres di Lucerne. Saya pergi ke pelabuhan udara naik
taksi-ke pelabuhan udara Kensington."

"Ya, lalu?"

"Itu saja. Saya tak bisa ingat apa-apa lagi. Yang


berikutnya saya ingat adalah lemari pakaian itu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Lemari pakaian apa?" tanya Inspektur Campbell.

"Lemari pakaian itu tempatnya salah."

Inspektur Campbell sudah akan melanjutkan pertanyaan


mengenai lemari pakaian yang berada di tempat yang
salah itu. Tapi Inspektur Kepala Davy memotongnya.

"Ingatkah Anda waktu tiba di pelabuhan udara, Pater?"

"Saya rasa ingat," kata Pater Pennyfather, ragu-ragu.

"Lalu Anda terbang ke Lucerne seperti yang sudah


direncanakan?"

"Apakah saya berangkat? Saya sama sekali tak ingat


apakah saya berangkat atau tidak."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ingatkah Anda, Anda tiba kembali di Hotel Bertram


malam itu?"

"Tidak."

"Anda ingat Hotel Bertram, bukan?"

"Tentu. Saya menginap di sana. Nyaman sekali hotel itu.


Saya tetap menyewa kamar saya di sana waktu itu."

"Apakah Anda ingat bepergian naik kereta api?"

"Naik kereta api? Tidak, saya tak ingat apa-apa tentang


kereta api."

"Kereta api itu dihadang, lalu dirampok. Pasti Anda ingat


itu, Pater Pennyfather."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Begitukah seharusnya?" Pater Pennyfather balik


bertanya. "Tapi bagaimanapun juga,"-nada bicaranya
mengandung rasa bersalah-"saya tak ingat." Dia
memandang pada kedua perwira polisi itu bergantian
dengan senyum kecil yang lembut.

"Jadi kejadian yang Anda ingat hanyalah, bahwa Anda


naik taksi mau pergi ke pelabuhan udara, dan setelah itu
Anda tak ingat apa-apa sampai Anda bangun di pondok
keluarga Wheeling, di Milton St. John?"

"Tak ada yang luar biasa, bukan?" kata Pater itu dengan
yakin. "Sering terjadi dalam keadaan gegar otak."

"Waktu Anda terbangun, Anda pikir apa yang telah


terjadi atas diri Anda?"

"Kepala saya sakit sekali, saya sama sekali tak bisa


berpikir. Setelah itu tentulah saya bertanya-tanya di
mana saya berada. Lalu Mrs. Wheeling menjelaskan dan
membawakan saya sup yang enak sekali. Dia menyebut

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

saya 'ducks' dan 'manis'," kata Pater Pennyfather


dengan rasa jijik, "tapi dia baik sekali."

"Seharusnya dia melaporkan tentang kecelakaan itu


pada polisi. Supaya Anda dibawa ke rumah sakit dan
dirawat sebagaimana mestinya," kata Campbell.

"Tapi dia merawat saya dengan baik sekali," bantah


Pater dengan bersemangat, "dan saya dengar, kalau
gegar otak yang bisa dilakukan hanyalah menjaga
supaya pasien tenang."

"Bila ada lagi yang Anda ingat, Pater...."

Pater memotong kata-kata itu,

"Empat hari penuh saya rasanya sudah tak hidup lagi,"


katanya. "Aneh sekali. Benar-benar aneh. Saya benarbenar ingin tahu di mana saya berada selama itu dan
apa yang telah saya lakukan. Dokter berkata bahwa saya
akan ingat kembali semuanya. Tapi mungkin juga tidak.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Mungkin saya tidak akan pernah tahu apa yang telah


terjadi atas diri saya pada waktu itu." Kelopak matanya
mengerjap-ngerjap. "Maafkan saya. Saya letih sekali."

"Saya rasa sudah cukup," kata Mrs. McCrae, yang hilirmudik saja di pintu, siap untuk bertindak bila
dianggapnya perlu. Dia mendekati mereka. "Dokter
berkata bahwa dia tak boleh dibuat risau," katanya
tegas.

Kedua polisi itu bangkit lalu berjalan ke arah pintu. Mrs.


McCrae mengantar mereka keluar sampai ke lorong
rumah, bagaikan seekor anjing gembala yang tahu betul
tugasnya. Pater menggumamkan sesuatu, dan Inspektur
Kepala Davy yang berjalan paling belakang waktu akan
melewati pintu segera berbalik.

"Apa kata Anda?" tanyanya, tapi mata Pater itu sudah


tertutup.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apa katanya?" tanya Campbell, ketika mereka


meninggalkan rumah itu, setelah menolak tawaran Mrs.
McCrae untuk minum dulu.

Setelah berpikir, Ayah berkata, "Kalau tak salah dia


mengatakan 'the walls of Jericho'."

"Apa maksudnya dengan kata-kata itu, ya?"

"Seperti ada hubungannya dengan Injil," kata Ayah.

"Apakah menurut Anda kita akan pernah tahu,


bagaimana si tua itu btsa sampai di Milton St. John dari
Cromwell Road?" tanya Campbell.

"Kelihatannya dia tidak akan banyak membantu," Davy


membenarkan.

"Wanita yang berkata bahwa dia melihatnya di kereta


api setelah terjadi perampokan itu. Mungkinkah dia

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

benar? Mungkinkah Pater-entah dengan cara


bagaimana-terlibat dalam perampokan itu? Rasanya tak
mungkin. Dia orang tua yang benar-benar terhormat.
Rasanya tak bisa kita mencurigai seorang pastor dari
Katedral Chadminster terlibat dalam suatu perampokan
kereta api. Bagaimana pendapat Anda?"

"Tidak," kata Ayah sambil berpikir, "tidak. Seperti juga


kita tak bisa membayangkan Hakim Ludgrove terlibat
dalam suatu perampokan bank."

Inspektur Campbell melihat pada perwira atasannya


dengan rasa ingin tahu.

Perjalanan penyelidikan ke Chadminster berakhir


dengan wawancara singkat tanpa hasil dengan Dr.
Stokes.

Dr. Stokes bersikap agresif, enggan membantu, dan


kasar.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya sudah cukup lama kenal pada keluarga Wheeling.


Mereka itu boleh dikatakan tetangga saya. Mereka
memungut seorang laki-laki tua di pinggir jalan. Mereka
tak tahu apakah dia mabuk hebat ataukah sakit. Lalu
mereka meminta saya datang untuk memeriksanya.
Saya katakan bahwa dia tak mabuk-dan bahwa dia
menderita gegar otak...."

"Dan Anda mengobatinya."

"Sama sekali tidak. Saya tidak mengobatinya, juga tidak


memberinya resep atau merawatnya. Saya bukan
dokter-dulu memang, tapi sekarang tidak lagi.... Saya
katakan pada mereka bahwa sebaiknya mereka
menelepon polisi. Apakah itu mereka lakukan atau
tidak, saya tak tahu. Itu bukan urusan saya. Mereka itu
kedua-duanya agak bodoh-tapi mereka baik sekali."

"Anda sendiri tak berpikir untuk menelepon polisi?"

"Tidak. Soalnya, saya bukan dokter. Tak ada urusannya


dengan saya. Sebagai manusia saya katakan pada

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

mereka supaya tidak memberinya wiski sedikit pun juga


dan menjaga supaya dia tenang serta berbaring datar
sampai polisi datang."

Dia memandang mereka dengan tajam, dan dengan


enggan mereka harus merasa puas dengan itu.

19

Mr. Hoffman adalah seorang pria yang bertubuh besar


dan tegap. Penampilannya memberikan kesan seolaholah dia terukir dari kayu-tepatnya kayu jati.

Wajahnya sama sekali tanpa ekspresi, hingga tak bisa


diduga. Kita jadi ingin tahu apakah orang seperti itu
punya pikiran dan perasaan? Rasanya tak mungkin.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Sikapnya tanpa cacat.

Dia bangkit, dan membungkuk, lalu mengulurkan


tangannya yang kaku. "Inspektur Davy? Sudah lama kita
tak bertemu, sejak-ah, mungkin Anda bahkan tak ingat
lagi...."

"Oh, saya ingat, Mr. Hoffman. Dalam perkara berlian


Aaronberg, bukan? Waktu itu Anda menjadi saksi
negara-saya boleh katakan bahwa Anda seorang saksi
yang baik sekali. Terdakwa sama sekali tak bisa
menggoyahkan Anda."

"Saya memang tak mudah digoyahkan," kata Mr.


Hoffman dengan bersungguh-sungguh.

Memang kelihatan bahwa dia orang yang tak mudah


digoyahkan.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apa yang bisa saya bantu?" lanjutnya. "Saya harap tak


ada kesulitan-saya selalu berusaha memelihara
hubungan yang baik dengan polisi. Saya sangat kagum
pada angkatan kepolisian Anda yang hebat."

"Ah, tak ada kesulitan apa-apa. Kami hanya meminta


Anda membenarkan suatu informasi kecil."

"Saya akan senang sekali membantu Anda sebisa saya.


Seperti saya katakan, saya sangat kagum pada angkatan
kepolisian Anda di London. Petugas-petugas Anda
hebat-hebat. Mereka sangat terpadu, jujur, dan adil."

"Anda membuat saya merasa malu," kata Ayah.

"Saya siap membantu. Apa yang ingin Anda ketahui?"

"Saya ingin Anda memberikan sedikit keterangan


mengenai Hotel Bertram."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Wajah Mr. Hoffman tak berubah. Mungkin sesaat saja


sikapnya menjadi lebih kaku daripada sebelumnyahanya itu saja.

"Hotel Bertram?" tanyanya. Suaranya mengandung rasa


heran. Mungkin dia tak pernah mendengar tentang
Hotel Bertram, atau mungkin dia tidak begitu ingat
apakah dia tahu Hotel Bertram atau tidak.

"Anda punya hubungan dengan hotel itu, benarkah Mr.


Hoffman?"

Mr. Hoffman mengangkat bahunya. "Ada banyak


sekali," katanya. "Saya tak bisa mengingatnya satu per
satu. Begitu banyak pula urusan, demikian banyaknyahingga saya sibuk terus."

"Anda memiliki banyak perusahaan, saya tahu itu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya." Mr. Hoffman tersenyum kaku. "Saya punya banyak


sekali perusahaan, begitu dugaan Anda? Jadi Anda pikir,
saya juga punya hubungan dengan-Hotel Bertram itu?"

"Barangkali seharusnya saya tidak mengatakan


hubungan. Soalnya sebenarnya Anda yang memilikinya,
bukan?" kata Ayah dengan ramah.

Kali ini Mr. Hoffman benar-benar menjadi kaku. "Saya


jadi ingin tahu, siapa yang mengatakan itu pada Anda?"
katanya dengan suara halus.

"Pokoknya hal itu benar, bukan?" kata Inspektur Kepala


Davy dengan ceria. "Tempat itu bagus sekali. Saya rasa,
Anda pasti bangga akan tempat itu."

"Oh, ya," kata Hoffman. "Pada saat ini-saya tak begitu


ingat-soalnya,"-dia tersenyum pahit-"saya memiliki
banyak gedung di London. Investasi yang baik, Bila ada
sesuatu yang menguntungkan di pasaran, dan ada
kesempatan untuk mendapatkannya dengan murah,
saya tanamkan modal saya di situ."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apakah Hotel Bertram termasuk murah?"

"Sebagai suatu perusahaan yang masih berjalan, waktu


itu keadaannya menurun," kata Mr. Hoffman, sambil
menggeleng.

"Yah, sekarang sudah berjalan dengan baik," kata Ayah.


"Baru beberapa hari yang lalu ini saya ke sana. Saya
sangat terkesan oleh suasananya di sana. Tamutamunya pun orang-orang yang baik dan kuno.
Tempatnya juga kuno dan memberikan rasa nyaman,
tak ada yang membuat gaduh. Segala-galanya mewah,
meskipun tak kelihatan mewah."

"Secara pribadi saya hanya tahu sedikit sekali," Mr.


Hoffman menjelaskan. "Tempat itu merupakan salah
satu investasi saya-tapi saya rasa tempat itu berjalan
dengan baik."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya, agaknya yang mengelolanya adalah seseorang yang


hebat. Siapa nama orang itu? Humfries? Ya, Humfries."

"Dia orang yang pandai sekali," kata Mr. Hoffman. "Saya


menyerahkan segala-galanya padanya. Paling-paling
saya hanya memeriksa buku neraca setahun sekali
untuk melihat apakah semuanya beres."

"Tempat itu penuh dengan orang-orang kenamaan,"


kata Ayah. "Juga orang-orang kaya yang sedang dalam
perjalanan." Dia menggeleng sambil berpikir. "Suatu
kombinasi yang bagus."

"Anda katakan tadi, Anda berada di sana beberapa hari


yang lalu?" tanya Mr. Hoffman. "Saya harap tidak
secara-tidak secara resmi?"

'Tidak resmi. Saya hanya sedang berusaha untuk


menyelesaikan suatu misteri kecil."

"Suatu misteri? Di Hotel Bertram?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kelihatannya begitu. Perkara hilangnya seorang


biarawan. Mungkin Anda sudah mendengar?"

"Pasti lelucon," kata Mr. Hoffman. "Begitu kata orang


dalam bahasa Sherlock Holmes, penulis Anda yang
terkenal itu."

"Biarawan itu pada suatu malam keluar dari tempat itu


dan tak pernah dilihat orang lagi."

"Aneh," kau Mr. Hoffman, "upi hal-hal seperti itu biasa


terjadi. Saya ingat bertahun-tahun yang lalu ada berita
besar. Kolonel-siapa ya namanya?-kalau tak salah
Kolonel Fergusson, salah seorang anggota pasukan
pengawal Queen Mary. Pada suatu malam dia keluar
dari klubnya, dan dia juga tak pernah dilihat orang lagi."

"Memang," desah Ayah, "kehilangan seperti itu biasa


terjadi."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Anda pasti tahu lebih banyak tentang hal itu daripada


saya, Saudara Inspektur," kata Mr. Hoffman. Kemudian
dia berkau lagi, "Saya harap Anda cukup dibantu di
Hotel Bertram."

"Mereka baik sekali," Ayah meyakinkannya. "Miss


Gorringe itu saya rasa sudah lama bekerja untuk Anda,
ya?"

"Mungkin. Saya benar-benar hanya tahu sedikit sekali


tenung itu. Harap Anda mengerti, saya kurang
memperhatikan secara pribadi. Bahkan...." dia
tersenyum lebar, "saya heran Anda sampai tahu bahwa
hotel itu milik saya."

Tak perlu ditanyakan lagi; dan sekali lagi matanya


membayangkan keresahan. Ayah memperhatikan hal itu
tanpa kenura.

"Jaringan bisnis di pusat kota London uk ubahnya


seperti sebuah teka-teki yang besar sekali," katanya.
"Kepala saya akan pusing bila saya harus mengurus soal-

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

soal itu. Saya mendengar bahwa sebuah perusahaanMayfair Holding Trust, begitulah kira-kira namanyaterdaftar atas nama pemiliknya. Perusahaan itu dimiliki
pula oleh sebuah perusahaan lain, dan begitu
seterusnya. Tapi yang sebenarnya adalah hotel itu milik
Anda. Sederhana saja. Saya benar, bukan?"

"Ya, saya hanya berani berkata, bahwa saya dan


beberapa orang direktur berada di belakangnya."
Hoffman mengakui dengan agak enggan.

"Beberapa orang direktur. Siapakah mereka itu? Saya


rasa Anda sendiri dan saudara laki-laki Anda, bukan?"

"Saudara saya Wilhelm memang bekerja sama dengan


saya dalam usaha ini. Sebaiknya Anda tahu bahwa Hotel
Bertram hanya merupakan suatu bagian dari
serangkaian hotel, bangunan perkantoran, klub, dan
usaha-usaha lain di London."

"Apakah ada direktur-direktur lain lagi?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Lord Pomfret, Abel Isaacstein." Suara Hoffman tiba-tiba


berubah menjadi ketus. "Apakah Anda benar-benar
harus tahu semuanya itu? Hanya karena Anda sedang
menyelidiki perkara hilangnya biarawan itu?"

Ayah menggeleng dan kelihatan menyesal. "Saya rasa


hanya sekadar rasa ingin tahu. Gara-gara mencari
biarawan yang hilang itulah saya sampai ke Hotel
Bertram. Tapi setelah itu saya jadi-yah, jadi tertarik. Lalu
soal itu disusul oleh soal lain. Anda mengerti maksud
saya, bukan?"

"Ya, saya rasa memang bisa begitu. Dan sekarang, sudah


terpenuhikah rasa ingin tahu Anda itu?" dia tersenyum.

"Mencari informasi itu sama sekali tak mudah, bukan?"


kata Ayah dengan ramah. Lalu dia bangkit.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Masih ada satu hal lagi yang saya benar-benar ingin


tahu-tapi saya rasa Anda tidak akan mau
mengatakannya pada saya." ,

"Apa itu, Inspektur?" suara Hoffman terdengar


waspada.

"Dari mana Hotel Bertram mendapatkan stafnya?


Soalnya mereka hebat-hebat! Apalagi yang seorang itu,
siapa namanya-oh, ya, Henry. Penampilannya seperti
seorang bangsawan saja, atau seorang uskup agung,
entah mana yang lebih tepat. Pokoknya yang
menghidangkan teh dan kue muffin. Enak sekali kue
muffin itu! Suatu pengalaman yang tak terlupakan."

"Anda suka kue muffin dengan banyak mentega


rupanya?" Mr. Hoffman memandangi tubuh Ayah yang
bulat sejenak dengan pandangan mencela.

"Saya rasa Anda tahu bahwa saya memang suka," kata


Ayah. "Ah, saya tak boleh mengganggu Anda terlalu
lama. Saya rasa Anda sedang sibuk mengurus

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

pengambilalihan penawaran-penawaran, atau


semacamnya."

"Ah, Anda senang berpura-pura tak tahu tentang


urusan-urusan itu. Tidak, saya tidak sedang sibuk. Saya
hidup sederhana dan santai. Saya menanam bunga
mawar. Saya hidup dengan keluarga saya yang amat
saya cintai."

"Ideal sekali kedengarannya," kata Ayah. "Alangkah


baiknya bila saya bisa hidup seperti itu."

Mr. Hoffman tersenyum, lalu bangkit dengan berat


untuk bersalaman dengan tamunya.

"Saya harap Anda akan bisa segera menemukan


biarawan yang hilang itu."

"Oh! Beres. Eh, maaf saya tidak menjelaskannya tadi.


Dia sudah ditemukan-benar-benar kasus yang

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

mengecewakan. Dia mengalami kecelakaan ditabrak


mobil dan menderita gegar otak-cuma begitu."

Ayah berjalan ke pintu, tapi berbalik lagi. "Ngomongngomong, apakah Lady Sedgwick salah seorang direktur
dalam perusahaan Anda?" tanyanya.

"Lady Sedgwick?" Hoffman berhenti sebentar. "Tidak.


Mengapa?"

"Ah, saya hanya mendengar saja. Hanya seorang


pemegang saham mungkin?"

"Saya-ya."

"Nah, selamat tinggal, Mr. Hoffman. Terima kasih


banyak."

Ayah langsung kembali ke Scotland Yard dan langsung


menghadap Ajun Komisaris.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kedua Hoffman bersaudara itu memang berada di


belakang Hotel Bertram-dalam hal keuangannya."

"Apa? Bajingan-bajingan itu?" kata Sir Roland.

"Ya."

"Mereka menyembunyikan hal itu."

"Ya-dan Robert Hoffman sama sekali tak senang bahwa


kita sudah mengetahuinya. Dia terkejut sekali."

"Apa katanya?"

"Oh, kami tetap bersikap resmi dan sopan. Dia


mencoba-tidak secara terang-terangan-untuk mengorek
dari mana kita tahu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Dan kau tentu tidak memberitahukan padanya sumber


informasi kita itu?"

"Tentu tidak."

"Alasan apa yang kauberikan untuk menemuinya?"

"Saya tidak memberikan alasan apa-apa," kata Ayah.

"Apakah dia tak merasa agak aneh?"

"Saya rasa begitu. Saya rasa itulah aturan main yang


terbaik, Sir."

"Kalau Hoffman bersaudara itu yang berada di belakang


semuanya ini, banyak hal yang menjadi jelas. Mereka
sendiri tak pernah terlibat dalam perbuatan-perbuatan
jahat mana pun juga-sama sekali tidak! Mereka tidak
mengatur kejahatannya-tapi mereka membiayainya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Wilhelm menangani urusan bank-nya di Swiss. Dia


berada di belakang heboh mata uang asing tak lama
setelah perang dulu itu. Kita tahu itu, tapi kita tak bisa
membuktikannya. Kedua bersaudara itu menangani
uang banyak sekali, dan mereka menggunakannya
untuk menunjang segala macam perusahaan-ada yang
sah, ada pula yang tidak. Tapi mereka sangat berhatihati-mereka tahu semua tipu daya dalam perdagangan.
Usaha perantara berlian milik Robert itu cukup jujur,
tapi memberikan pula gambaran sedemikian-ada
berlian, bunga bank, dan kekayaan lain-klub-klub,
yayasan-yayasan budaya, gedung-gedung perkantoran,
restoran, hotel-hotel -semuanya seolah-olah dimiliki
oleh orang lain.

"Apakah menurut Anda, Hoffman yang merencanakan


perampokan-perampokan yang diatur itu?"

"Bukan. Kurasa kedua orang itu hanya mengurus


keuangannya. Kita harus mencari orang yang membuat
rencana itu di tempat lain. Di tempat lain ada seseorang
berotak cemerlang yang sedang bekerja."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

20

Malam itu kabut tiba-tiba turun di London. Inspektur


Kepala Davy meninggikan kerah mantelnya lalu
membelok ke Pond Street. Dia berjalan lambat-lambat
seperti seseorang yang sedang memikirkan sesuatu.
Tidak kelihatan bahwa dia punya tujuan tertentu. Tapi
orang-orang yang mengenalnya tahu bahwa pikirannya
sedang siaga sepenuhnya. Dia sedang mengincar seperti
seekor kucing yang mengintai, menanti saat yang tepat
untuk menerkam mangsanya.

Pond Street sepi malam itu. Hanya ada beberapa mobil.


Kabut yang mula-mula tersebar tak merata hampir
hilang, tapi kemudian menebal lagi. Lalu lintas di Park
Lane yang biasanya sibuk menjadi sangat berkurang,

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

hingga suasananya seperti jalan kecil di luar kota saja.


Kebanyakan bus tak jalan lagi. Hanya kadang-kadang
mobil-mobil pribadi masih berseliweran. Inspektur
Kepala Davy membelok ke sebuah jalan buntu. Dia
berjalan sampai ke ujungnya, lalu kembali lagi. Dia
membelok lagi, seolah-olah tanpa tujuan, mula-mula ke
suatu arah, lalu ke arah lain. Padahal sebenarnya dia
bukannya tanpa tujuan.

Naluri kucing yang sedang mengintai yang dimilikinya


itulah sebenarnya yang membuatnya berkeliling seputar
sebuah bangunan. Bangunan itu adalah Hotel Bertram.
Diperhatikannya dengan cermat apa yang terletak di
sebelah timur, barat, utara, dan selatannya. Ditelitinya
mobil-mobil yang terparkir di pinggir jalan,
diperhatikannya mobil-mobil yang ada di jalan buntu.
Didengar kannya dengan teliti bunyi eongan kucing.
Sebuah mobil khusus telah menarik perhatiannya, dan
dia berhenti. Mulutnya dimonyongkannya dan katanya
dengan suara halus, "Jadi kau sudah ada di sini lagi, ya
cantik." Diperiksanya nomornya, lalu dia mengangguk.
"Malam ini nomormu FAN 2266, ya?" Dia membungkuk
lalu meraba pelat nomor itu dengan halus, dan dia
mengangguk lagi dengan perasaan puas. "Sungguh
sempurna pekerjaan mereka!" bisiknya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Dia berjalan terus, lalu keluar lagi di ujung lain deretan


perumahan. Dia membelok ke kanan dan ke kanan lagi,
lalu keluar lagi di Pond Street, kira-kira empat puluh
meter dari jalan masuk ke Hotel Bertram. Sekali lagi dia
berhenti, mengagumi bentuk indah sebuah mobil balap
yang lain lagi.

"Kau juga cantik," kata Inspektur Kepala Davy.


"Nomormu sama dengan yang terakhir aku melihatmu.
Tapi aku ragu apakah nomormu itu selalu sama. Dan itu
berarti,"-kata-katanya terputus-"benarkah?"
gumamnya. Dia mendongak ke langit yang kini sama
sekali tak kelihatan. "Kabut semakin tebal," katanya
kepada dirinya sendiri.

Di luar pintu Hotel Bertram, penjaga pintu yang orang


Irlandia itu sedang berdiri sambil mengayun-ayunkan
lengannya ke depan dan ke belakang kuat-kuat supaya
tubuhnya tetap hangat. Inspektur Kepala Daw
mengucapkan selamat malam padanya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Selamat malam, Sir. Buruk sekali cuaca malam ini."

"Ya, saya rasa tidak akan ada orang yang mau keluar
malam ini bila tak perlu."

Pintu hotel didorong dan terbuka, dan seorang wanita


setengah baya keluar. Dia berhenti dengan bimbang di
tangga.

"Anda memerlukan taksi, Ma'am?"

"Ah, tidak, saya mau jalan kaki."

"Sebaiknya tidak, Ma'am. Kabutnya tebal sekali. Dalam


taksi sekalipun tidak akan nyaman."

"Apakah Anda pikir Anda akan bisa mencarikan saya


taksi?" tanya wanita itu ragu-ragu.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Akan saya usahakan. Anda masuk saja dulu untuk


menghangatkan badan. Kalau taksi sudah saya
dapatkan, saya akan masuk memanggil Anda." Suaranya
berubah, mengarah ke nada mendesak. "Kalau tidak
mendesak sekali, Ma'am, sebaiknya Anda tidak keluar
sama sekali malam ini."

"Oh, ya. Mungkin Anda benar. Tapi saya ditunggu oleh


beberapa orang teman di Chelsea. Saya jadi bingung.
Mungkin akan sulit sekali kembali kemari nanti.
Bagaimana menurut Anda?"

Michael Gorman mengambil tindakan.

"Kalau saya menjadi Anda, Ma'am," katanya dengan


tegas, "saya akan masuk saja dan menelepon temanteman Anda itu. Tak baik bagi seorang wanita seperti
Anda keluar malam dalam keadaan berkabut begini."

"Yah-bagaimana ya?-Ya, mungkin Anda benar."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Dia masuk kembali.

"Saya harus memperhatikan mereka itu," -kata Micky


Gorman memberikan penjelasan pada Ayah setelah dia
berbalik lagi. "Wanita seperti itu, mudah saja orang
menyambar tasnya. Apalagi keluar malam-malam begini
dalam keadaan berkabut dan berkeliaran di Chelsea
atau Kensington sebelah barat atau entah akan ke mana
saja."

"Saya rasa Anda punya banyak pengalaman dalam hal


mengurus wanita-wanita tua, ya?" kata Davy.

"Oh, ya, memang. Tempat ini merupakan rumah yang


kedua bagi mereka. Kasihan jantung mereka yang tak
sehat itu. Bagaimana dengan Anda, Sir? Apakah Anda
memerlukan taksi?"

"Kalaupun saya memerlukannya, saya rasa Anda tidak


akan bisa mendapatkannya," kata Ayah. "Pasti tak
banyak yang keluar dalam cuaca buruk begini. Dan itu
bukan salah mereka."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Sekarang sebaiknya saya carikan untuk Anda. Di


tikungan sana itu biasanya ada seorang pengemudi yang
memarkir taksinya sambil menghangatkan dirinya
dengan minum-minum."

"Saya tak perlu taksi," kata Ayah sambil mendesah. Dia


menunjuk dengan jempolnya ke arah Hotel Bertram.

"Saya harus masuk, ada pekerjaan yang harus saya


selesaikan."

"Sekarang ini? Apakah masih dalam hubungan biarawan


yang hilang itu?"

"Tidak. Dia sudah ditemukan."

"Ditemukan?" Laki-laki itu memandanginya dengan


terbelalak. "Ditemukan di mana?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Dia berkeliaran saja dengan gegar otak setelah


mengalami kecelakaan."

"Ah, orang memang sudah tahu itulah yang akan terjadi


atas dirinya. Pasti dia menyeberang tanpa melihatlihat."

"Agaknya begitulah," kata Ayah.

Dia mengangguk, lalu mendorong pintu dan masuk ke


dalam hotel. Malam itu tidak terlalu banyak orang di
ruang duduk. Dilihatnya Miss Marple sedang duduk di
sebuah kursi di dekat perapian, dan Miss Marple pun
melihatnya. Tetapi tak ada tanda-tanda bahwa Miss
Marple mengenalinya. Ayah berjalan ke arah meja
resepsionis. Sebagaimana biasa, Miss Gorringe sedang
menghadapi buku-bukunya. Menurut Ayah, dia
kelihatan agak terkejut melihatnya Reaksinya memang
tidak begitu kentara, tapi Ayah melihatnya.

"Anda masih ingat saya, Miss Gorringe?" katanya. "Saya


datang beberapa hari yang lalu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya, tentu saya ingat Anda, Inspektur. Apakah ada lagi


yang ingin Anda ketahui? Apakah Anda ingin bertemu
dengan Mr. Humfries lagi?"

"Tidak, terima kasih. Saya rasa tak perlu. Kalau boleh,


saya hanya akan melihat buku tamu Anda saja sekali
lagi."

"Silakan." Didorongnya buku itu ke arah Ayah.

Ayah membuka buku itu lalu melihat halamanhalamannya. Miss Gorringe menyangka bahwa dia
sedang mencari nama seorang tamu khusus. Padahal
sebenarnya tidak demikian halnya. Ayah punya
kebiasaan yang telah dipelajarinya sejak muda, yang
kemudian berkembang menjadi suatu keahlian. Dia
mampu mengingat nama-nama dan alamat-alamat
dengan sempurna seperti alat potret. Ingatan itu akan
melekat padanya selama dua puluh empat atau empat
puluh delapan jam. Dia menggeleng sambil menutup
buku itu, lalu mengembalikannya pada Miss Gorringe.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Pater Pennyfather belum kembali ke hotel, saya rasa


ya?" tanyanya dengan suara ringan.

"Pater Pennyfather?"

"Tak tahukah Anda bahwa dia sudah ditemukan?"

"Sama sekali tidak. Tak ada yang mengatakannya pada


saya. Di mana?"

"Di suatu tempat di pedesaan. Agaknya dia ditabrak


mobil. Hal itu tidak dilaporkan pada kami. Seseorang
yang baik hati telah mengangkatnya dan merawatnya."

"Oh, saya senang sekali. Ya, senang sekali. Saya kuatir


memikirkan dia."

"Demikian pula teman-temannya," kata Ayah.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya sebenarnya ingin melihat apakah salah seorang di


antara teman-temannya itu mungkin menginap di sini.
Wakil Uskup-Wakil Uskup -ah, saya tak ingat namanya
sekarang, tapi kalau saya lihat, pasti saya tahu."

"Tomlinson?" kata Miss Gorringe membantu. "Dia


diharapkan datang minggu depan. Dari Salisbury."

"Bukan. Bukan Tomlinson. Tapi biarlah." Dia berbalik.

Keadaan tenang di ruang duduk malam itu.

Seorang pria setengah baya yang bertampang pertapa


sedang membaca sebuah makalah yang ketikannya
buruk. Sekali-sekali dia menuliskan koreksi dengan
tulisan yang demikian kecilnya, hingga hampir-hampir
tak terbaca. Setiap kali dia mengoreksi, dia tersenyum
masam dengan rasa puas.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Ada satu atau dua pasangan tua yang tidak begitu perlu
bercakap-cakap. Sekali-sekali ada dua atau tiga orang
yang berkumpul memperbincangkan cuaca. Mereka
membahasnya dengan rasa kuatir, bagaimana mereka
atau keluarga mereka akan bisa pergi ke tempat yang
akan mereka tuju.

"-kutelepon dan kuminta Susan supaya dia tak datang


naik mobil... karena terlalu berbahaya dalam kabut
begini...."

"Kata orang keadaan lebih terang di Midlands...."

Inspektur Kepala Davy mendengarkan percakapan itu


sambil dia lewat. Tanpa terburu-buru, dan seolah-olah
tanpa tujuan tertentu, dia tiba di tempat tujuannya.

Miss Marple yang sedang duduk di dekat perapian


memperhatikan dia mendekat.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Anda masih ada di sini rupanya, Miss Marple. Saya


senang."

"Besok saya pulang," kata Miss Marple.

Dari sikap Miss Marple nyata benar bahwa dia memang


sudah akan berangkat. Duduknya tak santai, melainkan
tegak, seperti seseorang yang duduk di ruang tunggu
pelabuhan udara atau di ruang tunggu stasiun kereta
api. Ayah yakin bahwa barang-barang bawaannya sudah
dibenahi semuanya. Yang belum hanya barang-barang
yang diperlukannya malam itu saja.

"Ini merupakan hari terakhir liburan saya selama dua


minggu," jelasnya.

"Saya harap Anda telah menikmatinya?"

Miss Marple tak langsung menjawab. "Yah... boleh


dikatakan begitulah...." Dia berhenti.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Jadi tidak sepenuhnya?"

"Sulit menjelaskan apa maksud saya...."

"Apakah Anda tidak agak terlalu dekat pada api? Di sini


terlalu panas. Tak inginkah Anda pindah-ke sudut sana
itu?"

Miss Marple melihat ke arah sudut yang ditunjuk, lalu


dia melihat pada Inspektur Kepala. "Saya rasa Anda
benar juga," katanya.

Ayah membantunya bangkit. Dia juga membawakan tas


dan bukunya. Lalu wanita tua itu didudukkannya di
sudut yang ditunjuknya tadi.

"Enak di sini?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya, enak."

"Tahukah Anda mengapa saya mengajak Anda kemari?"

"Anda baik hati-Anda pikir di sana terlalu panas karena


terlalu dekat dengan api. Selain dari itu," sambungnya,
"percakapan kita tidak akan bisa didengar orang di sini."

"Apakah ada sesuatu yang ingin Anda ceritakan pada


saya, Miss Marple?"

"Mengapa Anda berpikir begitu?"

"Karena kelihatannya begitu," sahut Davy.

"Maafkan saya kalau saya memperlihatkan hal itu


dengan begitu kentara," kata Miss Marple. "Padahal
saya tak berniat begitu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Nah, mengenai apa itu?"

"Saya tak yakin apakah saya harus mengatakannya.


Harap Anda percaya pada saya, Inspektur, bahwa saya
tak suka mencampuri urusan orang lain. Saya bahkan
mencela orang yang suka campur tangan. Meskipun itu
sering dilakukan dengan niat baik, hal itu bisa pula
sangat merugikan."

"Oh, begitu rupanya, ya? Saya mengerti. Ya, itu rupanya


jadi masalah bagi Anda."

"Kadang-kadang kita melihat orang-orang melakukan


sesuatu yang menurut kita tak baik-atau bahkan
berbahaya. Tapi apakah kita punya hak untuk
mencampurinya? Saya rasa biasanya tidak."

"Apakah yang Anda bicarakan ini mengenai Pater


Pennyfather?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Pater Pennyfather?" suara Miss Marple mengandung


rasa terkejut. "Oh, bukan. Aduh, bukan, sama sekali
tidak berhubungan dengan dia. Soal ini berhubungan
dengan-seorang gadis."

"Seorang gadis? Dan Anda pikir saya bisa membantu?"

"Entahlah," kata Miss Marple. "Saya benar-benar tak


tahu. Tapi saya kuatir. Kuatir sekali."

Ayah tidak mendesaknya. Dia duduk saja. Dia duduk


dengan nyaman dan kelihatan agak bodoh, dan makin
jelaslah betapa besar tubuhnya. Ditunggunya Miss
Marple dengan tenang. Miss Marple telah berusaha
untuk membantunya, dan dia pun siap pula membantu
wanita tua itu. Sebenarnya dia tidak terlalu tertarik. Tapi
sebaliknya, siapa tahu!

"Kita membaca di surat-surat kabar," kata Miss Marple


dengan suara bisikan yang cukup jelas, "berita perkaraperkara dalam pengadilan mengenai anak-anak muda,
gadis-gadis, atau anak-anak, yang dikatakan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

'membutuhkan penjagaan dan perlindungan'. Mungkin


itu hanya semacam ungkapan umum, tapi bisa pula
berarti sesungguhnya."

"Gadis yang Anda sebut itu, apakah Anda merasa bahwa


dia membutuhkan penjagaan dan perlindungan?"

"Ya, memang."

"Apakah dia sebatang kara?"

"Oh, tidak," kata Miss Marple. "Sama sekali tidak. Dari


luar bahkan kelihatannya dia dilindungi dan dijaga
dengan ketat sekali."

"Kedengarannya menarik," kata Ayah.

"Gadis itu menginap di hotel ini juga," kata Miss Marple,


"kalau tak salah dengan seseorang yang bernama Mrs.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Carpenter. Saya melihat buku tamu untuk mendapatkan


nama itu. Gadis itu bernama Elvira Blake."

Ayah cepat mendongak, memperlihatkan rasa


tertariknya.

"Dia gadis yang cantik. Dia masih muda sekali, dan


seperti saya katakan tadi, dijaga dan dilindungi dengan
ketat. Pelindungnya adalah seorang pria yang baik
sekali, Kolonel Luscombe. Dia tampan sekali. Dia sudah
agak tua, dan saya rasa dia orang yang lugu."

"Siapa? Si pelindung atau gadis itu?"

"Maksud saya pelindungnya," kata Miss Marple. "Saya


tak tahu apa-apa tentang gadis itu. Tapi saya yakin dia
sedang terancam bahaya. Secara kebetulan saya
bertemu dengan gadis itu di Taman Battersea. Dia
sedang duduk minum-minum dengan seorang anak
muda di sana."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Oh, itu soalnya?" kata Ayah. "Menurut Anda itu kurang


baik. Anda kuatir anak muda itu sebangsa hippies,
petualang pengangguran, atau penjahat yang kejam?"

"Dia seorang pemuda yang tampan sekali," kata Miss


Marple. "Tidak begitu muda lagi. Umurnya tiga puluhan
lebih. Saya rasa memang tipe pria yang sangat menarik
bagi wanita. Tapi wajah laki-laki itu wajah orang jahat.
Kejam seperti elang dan buas."

"Ah, mungkin dia tidak sejahat tampangnya," kata Ayah


membujuk.

"Dia bahkan mungkin lebih jahat daripada


tampangnya," kata Miss Marple. "Saya yakin itu. Dia
mengendarai mobil balap yang besar sekali."

Ayah cepat-cepat mengangkat kepalanya. "Mobil


balap?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya. Sekali atau dua kali saya melihat mobil itu di dekat
hotel ini."

"Tapi Anda tak ingat nomornya, bukan?"

"Saya ingat. FAN 2266. Saya punya saudara sepupu yang


gagap," Miss Marple menjelaskan. "Begitulah maka saya
ingat nomor itu."

Ayah kelihatan heran.

"Tahukah Anda siapa dia?" tanya Miss Marple.

"Kebetulan saya tahu," kau Ayah lambat-lambat. "Dia


berdarah campuran Prancis dan Polandia. Dia seorang
pembalap yang terkenal, dia bahkan menjadi juara
dunia tiga tahun yang lalu. Namanya Ladislaus
Malinowski. Dalam beberapa hal pandangan Anda
mengenai dia benar. Dia memang terkenal punya nama
tak baik dalam hubungan dengan wanita. Maksud saya,
dia memang bukan teman yang baik bagi seorang gadis.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Tetapi tidaklah mudah berbuat sesuatu mengenai hal


seperti itu. Saya rasa gadis itu menemuinya diam-diam,
ya?"

"Pasti," kata Miss Marple.

"Pernahkah Anda menghubungi pelindungnya?"

"Saya tak kenal padanya," kata Miss Marple.

"Baru satu kali saya bertemu dengannya dan


diperkenalkan oleh teman saya. Saya tak mau datang
padanya dengan membawa suatu kisah. Saya berpikir
bagaimana kalau Anda berbuat sesuatu untuk ini."

"Saya bisa mencoba," kata Ayah. "Ngomong-ngomong,


saya pikir mungkin Anda akan senang mendengar
bahwa teman Anda, Pater Pennyfather, sudah
ditemukan."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Sungguh?" Miss Marple kelihatan senang sekali. "Di


mana?"

"Di suatu tempat yang bernama Milton St. John."

"Aneh sekali! Apa kerjanya di sana? Tahukah dia?"

"Kata orang,"-Inspektur Kepala Davy memberikan


tekanan pada kata-kata itu-"dia telah mengalami
kecelakaan."

"Kecelakaan apa?"

"Ditabrak mobil-dia mengalami gegar otak -atau bisa


juga kepalanya dihantam orang."

"Oh, begitu." Miss Marple merenungkan soal itu.


"Apakah dia sendiri tak tahu?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Dia berkata,"-lagi-lagi Inspektur Kepala menekankan


perkataan itu-"bahwa dia tak tahu apa-apa."

"Aneh sekali."

"Aneh, ya?" Yang terakhir diingatnya adalah naik taksi


ke Lapangan Udara Kensington." Miss Marple
menggeleng keheranan. "Saya tahu. Memang demikian
halnya dengan gegar otak," gumamnya. "Tak adakah dia
mengucapkan sesuatu yang berguna?"

"Dia menggumamkan sesuatu tentang tembok Jericho."

"Apakah dia tidak menyebut nama Joshua?" Miss


Marple bertanya memberanikan diri, "atau sesuatu
tentang arkeologi-atau penambangan? -atau tentang
sebuah sandiwara-ya, saya ingat sebuah sandiwara tua
sekali-oleh Mr. Sutro, kalau tak salah."

"Oh, ya, selama sepanjang minggu ini Bioskop-bioskop


Gaumont di daerah Thames Utara memutar film The

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Walls of Jericho, yang pemeran-pemeran utamanya


adalah Olga Radbourne dan Bart Levinne," kata Ayah.

Miss Marple memandangnya dengan curiga.

"Mungkin dia pergi menonton film itu di Cromwell


Road. Mungkin dia keluar kira-kira pukul sebelas malam
lalu kembali kemari-meskipun, kalau dia memang
kembali, tentu ada seseorang yang melihatnya-dan tiba
di sini sebentar sebelum tengah malam...."

"Mungkin dia naik bus yang salah," kata Miss Marple.


"Begitulah orang-orang itu...."

"Katakanlah dia kembali kemari setelah tengah malam,"


kata Ayah. "Mungkin dia langsung naik ke kamarnya
tanpa ada seorang pun yang melihatnya. Tapi lalu, apa
yang terjadi kemudian-dan mengapa dia keluar lagi
pukul tiga kemudian?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Miss Marple mencari-cari perkataan. "Yang saya tahu


hanyalah.... Oh!"

Dia terlompat karena terdengar bunyi ledakan dari luar


di jalan.

"Bunyi knalpot mobil," kata Ayah menenangkan.

"Maafkan saya mudah sekali terkejut. Saya gugup


malam ini-ada perasaan yang biasa dimiliki orang...."

"Bahwa sesuatu akan terjadi? Saya rasa Anda tak perlu


kuatir."

"Saya tak pernah suka kabut."

"Saya baru saja akan mengatakan pada Anda, bahwa


Anda sudah banyak membantu saya," kata Inspektur
Kepala Davy. "Mengatakan hal-hal yang Anda lihat di

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

sini-memang hanya hal-hal yang kecil-tapi merupakan


masukan."

"Jadi memang ada sesuatu yang tak beres mengenai


tempat ini?"

"Dari dulu memang semuanya tak beres di sini."

Miss Marple mendesah. "Mula-mula kelihatannya bagus


sekali-maksud saya keadaannya tak berubah-kita serasa
melangkah mundur ke masa lalu-ke bagian masa lalu
yang kita rindukan."

Dia berhenti sebentar. "Tapi sebenarnya tidaklah


demikian halnya. Saya baru tahu (apa yang saya sangka
sudah lama saya ketahui), bahwa kita tak bisa kembali,
bahwa kita tak pernah boleh mencoba untuk melangkah
mundur-bahwa inti dari kehidupan adalah maju terus.
Hidup ini sebenarnya menuju satu arah, bukan?"

"Semacam itulah." Ayah membenarkan.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya ingat," kata Miss Marple, menyimpang dari pokok


pembicaraannya, yang merupakan ciri khasnya, "Saya
ingat suatu waktu saya berada di Paris dengan ibu dan
nenek saya, dan kami pergi minum teh di Hotel Elysee.
Nenek saya melihat ke sekelilingnya, dan tiba-tiba
berkata, 'Clara, aku yakin akulah satu-satunya wanita
yang memakai topi kecil begini!" Memang benar! Begitu
dia pulang semua topi-topi kecilnya dan mantelmantelnya yang berhiaskan merjan dikumpulkannya,
lalu dikirimkannya...."

"Ke pasar loak?" sambung Ayah menunjukkan


perhatiannya.

"Oh, bukan. Tidak akan ada orang yang mau barangbarang itu di pasar loak. Dia mengirimkannya ke sebuah
sanggar teater drama. Mereka menerimanya dengan
baik sekali. Tapi, eh...." Miss Marple memperbaiki arah
bicaranya. "Apa yang saya bicarakan tadi, ya?"

"Anda menilai tempat ini."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya, kelihatannya baik, ternyata tidak. Tempat ini


merupakan campuran orang-orang-yang benar dan yang
palsu. Kita tak selalu bisa membedakannya."

"Apa maksud Anda dengan palsu?"

"Ada beberapa orang pensiunan tentara. Tapi ada juga


orang yang kelihatannya seperti tentara, padahal tak
pernah menjadi anggota tentara. Ada pula biarawan,
yang sebenarnya bukan biarawan. Juga admiral dan
kapten kapal, yang tak pernah menjadi anggota
angkatan laut. Sahabat saya, Selina Hazy-mula-mula
saya merasa geli melihat betapa dia selalu ingin sekali
mengenali orang-orang (sesuatu yang sebenarnya
wajar). Tapi dia sering keliru, karena orang-orang itu
bukan orang-orang yang diduganya. Tapi itu terlalu
sering terjadi. Jadi-saya lalu mulai ingin tahu. Bahkan si
Rose, pelayan kamar yang amat manis itu-saya pikir dia
juga barangkali berpura-pura."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Bila Anda tertarik, ketahuilah bahwa dia bekas aktris.


Seorang aktris berbakat. Tapi gaji di sini lebih tinggi
daripada honornya di atas pentas."

"Tapi-mengapa?"

"Terutama, sebagai pelengkap. Mungkin juga lebih dari


itu."

"Saya senang akan segera meninggalkan tempat ini,"


kata Miss Marple. Dia agak bergidik. "Sebelum sesuatu
terjadi."

Inspektur Kepala Davy melihat padanya dengan rasa


ingin tahu.

"Apa yang Anda harapkan akan terjadi?" tanya Ayah.

"Semacam kejahatan," kata Miss Marple. "Kejahatan


adalah perkataan yang kelewatan..."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Anda pikir itu terlalu dibuat-buat, begitu? Tapi saya


sudah berpengalaman. Agaknya saya ini-sering kaliberhubungan dengan pembunuhan."

"Pembunuhan?" Inspektur Kepala Davy menggeleng.


"Saya rasa tidak akan ada pembunuhan. Hanya
semacam tempat kumpul-kumpul yang menyenangkan
bagi beberapa orang penjabat yang lihai-lihai...."

"Itu lain. Pembunuhan-niat untuk melakukan


pembunuhan-adalah sesuatu yang lain sekali. Hal itubagaimana saya harus mengatakannya, ya?-hal itu
menentang Tuhan."

Ayah memandangnya, lalu menggeleng dengan halus,


memberikan keyakinan.

"Tidak akan terjadi pembunuhan," katanya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Suara ledakan, yang lebih nyaring daripada yang


pertama, terdengar lagi dari luar. Ledakan itu disusul
oleh suara jeritan, lalu suara ledakan lagi....

Inspektur Kepala Davy bangkit dan langsung menghilang


dengan gerakan yang mengherankan cepatnya bagi
orang yang badannya begitu besar. Dalam beberapa
detik saja dia sudah melewati pintu ayun lalu keluar.

Teriakan itu-suara seorang wanita yang ketakutanmenembus kabut. Inspektur Kepala Davy berlari dengan
cepat di sepanjang Pond Street ke arah suara teriakan
itu. Samar-samar dapat dilihatnya sesosok tubuh wanita
yang tersandar pada pagar. Dengan dua belas langkah
dia tiba di tempat wanita itu. Dia mengenakan mantel
panjang dari bulu hewan, dan rambutnya yang panjang
dan pirang berkilau tergerai di kiri kanan wajahnya. Di
atas trotoar, di kaki wanita itu, tergeletak tubuh seorang
pria yang berseragam.

Inspektur Kepala Davy mengenalinya. Dia adalah


Michael Gorman.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Waktu Davy tiba di tempat gadis itu, gadis itu


mencekamnya. Seluruh tubuhnya menggigil, dan dia
berkata dengan terputus-putus,

"Ada orang... yang mencoba... membunuh saya....


Seseorang... menembak saya.... Kalau tak ada dia...." Dia
menunjuk ke sosok tubuh yang tak bergerak di kakinya.
"Dia mendorong saya ke belakang dan berdiri di depan
saya-lalu datang tembakan yang kedua... dan dia
jatuh.... Dia telah menyelamatkan jiwa saya. Saya rasa
dia cedera -cedera berat...."

Inspektur Kepala Davy berlutut. Dia mengeluarkan


lampu senternya. Petugas penjaga pintu yang bertubuh
tinggi, yang berasal dari Irlandia itu, telah gugur sebagai
prajurit. Sisi kiri seragamnya tampak basah, dan makin
lama makin basah karena darah yang merembes. Davy
membuka kelopak mata pria itu dan meraba nadinya.
Lalu dia bangkit lagi.

"Dia kena tepat sekali," katanya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Gadis itu memekik lagi. "Maksud Anda, dia meninggal?


Oh, tidak, tidak! Tak mungkin dia meninggal."

"Siapa yang menembak Anda?"

"Saya tak tahu.... Saya baru saja meninggalkan mobil


saya di tikungan dan meraba-raba jalan di sepanjang
pagar-saya akan pergi ke Hotel Bertram. Lalu tiba-tiba
ada tembakan-dan sebuah peluru terbang melewati pipi
saya. Lalu dia-petugas pintu di Hotel Bertram itu-berlari
ke jalan ke arah saya, dan mendorong saya ke
belakangnya. Kemudian tiba tembakan yang kedua-saya
rasa-saya rasa siapa pun orangnya pasti tadi
bersembunyi di sana."

Inspektur Kepala Davy melihat ke arah yang


ditunjuknya. Di sebelah ujung Hotel Bertram ada sebuah
halaman bergaya kuno yang lebih rendah daripada
permukaan jalan. Ada pintu gerbangnya dan beberapa
anak tangga untuk turun ke tempat itu. Karena tempat
itu hanya menuju ke beberapa gudang, maka

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

pekarangan itu tak banyak digunakan orang. Tapi


seseorang bisa dengan mudah bersembunyi di situ.
"Anda tak melihatnya?" "Tidak dengan jelas. Dia berlari
cepat melewati saya seperti bayangan saja. Kabut tebal
sekali di mana-mana."

Davy mengangguk. Gadis itu lalu menangis histeris.


"Tapi siapakah yang mungkin ingin membunuh saya?
Mengapa ada seseorang yang ingin membunuh saya?
Itu tadi adalah yang kedua kali. Saya tak mengerti....
Mengapa?"

Dengan lengannya yang sebelah Ayah merangkul gadis


itu, sedang tangannya yang sebelah lagi meraba-raba di
dalam sakunya.

Lalu suara peluit polisi yang melengking menembus


kabut.

Di ruang duduk Hotel Bertram, Miss Gorringe tiba-tiba


mengangkat kepalanya dari meja kerjanya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Satu atau dua orang tamu juga mengangkat kepala


mereka, kecuali orang-orang yang lebih tua dan sudah
tuli.

Henry yang sedang akan meletakkan gelas brendi ke


atas meja, terhenti seketika dengan tetap memegang
gelas itu di tangannya.

Miss Marple membungkukkan kepalanya ke depan


sambil mencekam lengan kursinya.

"Kecelakaan!" kata seorang pensiunan admiral dengan


yakin. "Saya rasa dua mobil tabrakan dalam kabut."

Pintu ayun didorong orang dari luar. Seorang polisi yang


bertubuh besar sekali berjalan melewati pintu itu.
Tubuhnya kelihatan amat besar.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Dia sedang memapah seorang gadis yang memakai


mantel bulu binatang berwarna pucat. Gadis itu
kelihatannya hampir tak bisa berjalan. Polisi itu melihat
ke sekelilingnya dengan rasa malu mencari bantuan.

Miss Gorringe keluar dari meja resepsionis, dan bersiapsiap untuk membantu. Tapi pada saat itu lift turun.
Sesosok tubuh yang tinggi keluar dari lift. Gadis itu
melepaskan dirinya dari rangkulan polisi itu lalu berlari
menyeberangi ruang duduk itu.

"Ibu," teriaknya. "Oh, Ibu, Ibu...." dan dia pun


melemparkan dirinya ke dalam rangkulan Bess Sedgwick
sambil terisak.

21

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Inspektur Kepala Davy duduk kembali di kursinya dan


melihat pada kedua wanita yang duduk di seberangnya.
Waktu itu telah lewat tengah malam. Beberapa orang
perwira polisi datang dan pergi. Ada pula dokter-dokter,
petugas-petugas sidik jari, juga sebuah ambulans untuk
membawa jenazah. Dan kini semuanya terpusat pada
sebuah kamar kecil, yang disediakan untuk keperluan
hukum oleh pihak Hotel Bertram. Inspektur Kepala Davy
duduk di sebuah sisi meja itu. Bess Sedgwick dan Elvira
duduk di sisi yang lain. Tanpa menarik perhatian,
seorang polisi duduk bersandar pada dinding sambil
menulis. Sersan Detektif Wadell duduk di dekat pintu.

Ayah memandangi kedua wanita yang duduk


menghadapinya sambil berpikir. Kini dia mengerti
mengapa di dalam kabut tadi Elvira Blake disangkanya
Bess Sedgwick. Tapi sekarang, ketika dia
memperhatikan mereka, dia terkesan bukan oleh
persamaan mereka tapi perbedaan di antara keduanya.
Mereka sebenarnya tidak serupa, kecuali warna rambut
dan matanya. Dia mendapatkan kesan yang kuat, bahwa
dia berhadapan dengan segi positif dan segi negatif
pada pribadi yang sama. Pada diri Bess Sedgwick,

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

segala-galanya positif. Semangat hidupnya, energinya,


daya tariknya yang bagaikan magnet. Dia merasa kagum
pada Lady Sedgwick. Sudah lama dia mengagumi wanita
itu. Dia kagum akan keberaniannya, dan selalu asyik
mengikuti berita tentang sepak terjangnya. Sering kali,
ketika sedang membaca surat kabar mingguannya yang
memuat berita tentang wanita itu, dia berkata kepada
dirinya sendiri, "Kali ini dia tidak akan bisa lolos," tapi
sering kali ternyata dia bisa lolos! Disangkanya tidak
akan mungkin wanita itu bisa mencapai apa yang
diingininya, tapi ternyata bisa. Dia lebih-lebih
mengaguminya karena wanita itu seolah-olah tak
termusnahkan. Dia pernah mengalami kecelakaan
pesawat terbang, beberapa kali mengalami kecelakaan
mobil, pernah terlempar dengan keras dari punggung
kuda, tapi ternyata dia tetap selamat. Dia masih hidup,
penuh semangat, dengan kepribadian yang selalu
memukau banyak orang. Dalam pikirannya, dia
mengangkat topi untuk wanita itu. Pada suatu kali, dia
pasti akan mengalami kehancuran juga. Orang hanya
bisa hidup dengan nasib baik selama jangka waktu yang
terbatas. Dari sang ibu, matanya beralih ke putrinya. Dia
ingin tahu. Ingin sekali tahu.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Pada diri Elvira Blake, pikirnya, segala-galanya serba


tertutup. Bess Sedgwick menjalani hidup ini dengan
memaksakan kemauannya. Elvira punya cara lain dalam
menjalani hidupnya, pikirnya. Dia lebih banyak pasrah,
pikirnya. Dia menuruti saja. Dia tersenyum dengan
pasrah, tapi di balik itu dia menyelinap, membebaskan
diri. "Licik," pikirnya lagi, menyadari kenyataan itu.
"Itulah satu-satunya caranya. Dia tak pernah
menonjolkan dirinya. Itulah sebabnya, kurasa orangorang yang mengawasinya tak pernah tahu apa yang
akan dilakukannya."

Ayah ingin tahu apa yang dilakukan gadis ini menyelinap


di jalan pergi ke Hotel Bertram pada malam berkabut
yang sudah begitu larut. Nanti dia akan
menanyakannya. Tapi dia yakin, besar sekali
kemungkinannya bahwa jawaban yang akan
diperolehnya tak benar. Begitulah cara gadis itu
membela dirinya, pikirnya. Apakah dia datang ke hotel
ini untuk menjumpai ibunya ataukah untuk menemukan
ibunya? Itu mungkin sekali, tapi rasanya tidak juga.
Sama sekali tidak. Ayah lalu berpikir tentang mobil sport
besar yang tersembunyi di tikungan-mobil yang
bernomor pelat FAN 2266 itu. Ladislaus Malinowski

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

pasti berada di sekitar tempat itu, karena mobilnya ada


di situ.

"Nah," kata Ayah pada Elvira dengan sikap yang amat


ramah dan kebapakan, "nah, bagaimana perasaan Anda
sekarang?"

"Saya sudah tak apa-apa lagi," kata Elvira.

"Bagus. Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan


kalau Anda tak keberatan. Karena, harap Anda maklum,
bahwa dalam soal-soal begini waktu biasanya
merupakan soal yang penting sekali. Anda telah
ditembak dua kali dan seseorang tewas. Kami minta
sebanyak mungkin petunjuk ke arah orang yang telah
menembak itu."

"Akan saya ceritakan semuanya sebatas kemampuan


saya, tapi semuanya terjadi begitu mendadak. Dan kita
tak bisa melihat apa-apa dalam kabut begini. Saya
sendiri tak punya bayangan siapa kira-kira orang itu-

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

atau bagaimana rupanya. Itulah yang menakutkan


sekali."

"Anda katakan bahwa ini adalah yang kedua kali


seseorang telah mencoba membunuh Anda. Apakah itu
berarti bahwa sebelum ini sudah ada percobaan untuk
membunuh Anda?"

"Apakah saya telah berkata begitu? Saya tak ingat."


Matanya memandang dengan resah. "Saya rasa saya
tidak berkata begitu."

"Tapi Anda tadi berkata begitu," kata Ayah.

"Saya rasa, saya hanya-hanya histeris saja."

'Tidak," kata Ayah, "saya rasa tidak begitu. Saya rasa


Anda bersungguh-sungguh mengatakannya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Mungkin itu hanya angan-angan saya saja," kata Elvira.


Dia mengalihkan pandangannya ke tempat lain.

Bess Sedgwick bergerak dalam duduknya. "Sebaiknya


kaukatakan padanya, Elvira," katanya dengan tenang.

Elvira mendadak melihat ke arah ibunya dengan resah.

"Anda tak perlu kuatir," kata Ayah meyakinkan. "Di


kepolisian, kami tahu betul bahwa anak-anak gadis tak
suka bercerita pada ibu mereka atau pelindung mereka.
Kami tidak terlalu menganggap hal itu serius, tapi kami
harus tahu tentang hal-hal itu, karena itu bisa
membantu."

"Apakah itu terjadi di Italia?" tanya Bess Sedgwick.

"Ya," jawab Elvira.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Anda pernah bersekolah di sana, bukan?" kata Ayah.


"Atau mengikuti kursus, atau entah apa namanya
sekarang?"

"Ya. Saya tinggal di asrama Contessa Martinel-li. Kami


ada delapan belas atau dua puluh orang."

"Dan Anda pikir ada seseorang yang telah mencoba


membunuh Anda. Bagaimana itu?"

"Pada suatu hari saya mendapat kiriman sebuah kotak


besar berisi coklat, permen, dan lain-lain. Kiriman itu
disertai kartu yang ditulisi dengan huruf-huruf yang
berbunga-bunga dalam bahasa Italia. Kata-katanya
berbunyi 'Untuk Bellissima Signorina'. Saya dan temanteman saya menertawakannya dan menduga-duga siapa
pengirimnya."

"Apakah barang itu datang lewat pos?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tidak. Tak mungkin lewat pos, karena barang itu sudah


berada di kamar saya. Pasti ada seseorang yang
meletakkannya di situ."

"Oh, begitu. Saya rasa si pengirim telah menyuap salah


seorang pembantu. Apakah saya bisa menyimpulkan
bahwa Anda tidak memberitahukan hal itu pada
Contessa?"

Samar-samar terbayang senyuman di wajah Elvira.


"Tidak. Itu sama sekali tidak kami lakukan. Kami
langsung saja membuka kotak itu dan kami lihat
coklatnya cantik-cantik serta menarik. Ada macammacam, dan ada juga krim yang berwarna ungu di
antaranya. Yaitu semacam coklat yang di atasnya
berlapis warna ungu. Itu kegemaran saya. Jadi tentu
pertama-tama saya makan beberapa buah di antara
jenis itu. Lalu setelah itu, tengah malam saya merasa
perut saya sakit sekali. Saya tak menduga bahwa itu
adalah akibat dari coklat itu. Saya pikir, mungkin akibat
sesuatu yang telah saya makan pada waktu makan
malam."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Adakah teman-teman Anda yang lain yang sakit?"

"Tak ada. Hanya saya. Pokoknya saya sakit hebat, tapi


esok malamnya saya sudah sembuh. Lalu beberapa hari
kemudian saya makan Lagi coklat itu, dan akibatnya
terulang lagi. Jadi saya lalu bercerita tentang itu pada
Bridget. Bridget adalah sahabat karib saya. Lalu kami
periksa coklat itu. Kami dapati bahwa pada bagian
bawah krim yang berwarna ungu itu ada lubang yang
telah diisi lagi dengan sesuatu. Dan kami berkesimpulan
bahwa seseorang telah memasukkan racun ke
dalamnya. Tapi mereka hanya membu-buhkannya pada
coklat yang berkrim ungu itu supaya saya sendiri yang
memakannya."

"Yang lain tak ada yang sakit?"

"Tidak."

"jadi rupanya tak ada orang lain yang memakan krim


ungu itu?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tidak. Mereka tak mau. Soalnya itu adalah hadiah


untuk saya, dan mereka tahu saya suka sekali krim yang
ungu itu, jadi mereka tinggalkan itu untuk saya."

"Siapa pun orang yang telah melakukannya, berani


sekali menanggung risiko," kata Ayah. "Sebab bisa saja
semua orang di asrama itu keracunan."

"Mustahil," kata Lady Sedgwick dengan tajam. "Sama


sekali tak masuk akal! Tak pernah saya mendengar
perbuatan yang begitu kasar."

Inspektur Kepala Davy memberikan isyarat kecil dengan


tangannya. "Maaf," katanya, lalu dia berkata lagi pada
Elvira. "Menurut saya, itu menarik sekali, Miss Blake.
Dan Anda tetap tidak lapor pada Contessa?"

"Tidak. Kami takut dia ribut."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apa yang Anda lakukan dengan coklat itu?"

"Kami buang tentu," kata Elvira. "Padahal kelihatannya


coklatnya enak-enak," sambungnya dengan nada
menyesal.

"Tidakkah Anda mencoba untuk mencari tahu siapa


yang telah mengirimkannya?"

Elvira kelihatan serba salah. "Yah, saya rasa, itu mungkin


perbuatan Guido."

"Ya?" kata Inspektur Kepala Davy dengan ceria. "Dan


siapakah Guido itu?"

"Oh, Guido...." Elvira terdiam. Dia menoleh pada ibunya.

"Jangan bodoh," kata Bess Sedgwick. "Ceritakan pada


Inspektur tentang Guido. Setiap gadis seumurmu punya

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

seorang Guido dalam hidupnya. Kau pasti bertemu


dengan dia di sana, ya?"

"Ya. Waktu kami diajak menonton opera. Dia bercakapcakap dengan saya di sana. Dia baik dan sangat menarik.
Saya kadang-kadang menemuinya kalau kami pergi ke
tempat kursus. Dia biasa pula mengirimi saya surat
dengan sembunyi-sembunyi."

"Dan kurasa," kau Bess Sedgwick, "kau banyak


berbohong, dan membuat rencana dengan temantemanmu, serta berhasil juga keluar untuk
menemuinya. Begitu, bukan?"

Elvira kelihatan lega dengan adanya selingan pendek


yang mengarahkannya pada suatu pengakuan. "Ya, saya
kadang-kadang keluar dengan Bridget. Kadang-kadang
Guido juga berhasil untuk...."

"Siapa nama keluarga Guido?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya tak tahu," kau Elvira. "Dia tak pernah


mengaukannya pada saya."

Inspektur Kepala Davy tersenyum padanya. "Maksud


Anda, Anda tak mau mengatakannya? Tak apalah. Saya
yakin kami pasti bisa menemukannya tanpa bantuan
Anda kalau memang perlu. Tapi mengapa Anda
menduga bahwa anak muda yang kelihatannya
menyayangi Anda itu ingin membunuh Anda?"

"Karena dia biasa mengancam begitu. Maksud saya,


kadang-kadang kami bertengkar. Dia kadang-kadang
datang bersama teman-temannya, dan saya berpurapura lebih menyukai mereka daripada dia, lalu dia jadi
marah sekali. Dikatakannya supaya saya berhati-hati
dengan kelakuan saya. Bahwa saya tidak akan bisa
meninggalkan dia begitu saja! Bahwa bila saya tidak
setia padanya, dia akan membunuh saya! Saya pikir dia
hanya bersikap berlebih-lebihan saja, menirukan katakata dalam sandiwara." Tanpa disangka, Elvira tiba-tiba
tersenyum. "Tapi semuanya menyenangkan sekali. Saya
tidak menyangka bahwa itu bisa menjadi sungguhsungguh atau serius."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Yah," kata Inspektur Kepala Davy, "menurut saya juga


sangat tak masuk akal seorang pemuda seperti yang
Anda gambarkan itu mau benar-benar membubuhkan
racun pada coklat dan kemudian mengirimkannya pada
Anda."

"Ya, saya juga sebenarnya tak percaya," kata Elvira,


"tapi itu pasti perbuatannya, karena saya tak bisa
membayangkan orang lain. Saya jadi susah. Lalu waktu
saya kembali kemari, saya menerima surat
peringatan...." Dia berhenti.

"Surat peringatan macam apa?"

"Surat itu dikirimkan dalam amplop dan dicetak.


Bunyinya: Berhati-hatilah. Ada orang yang ingin
membunuhmu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Alis Inspektur Kepala Davy terangkat. "Benarkah itu?


Aneh sekali. Sungguh aneh. Dan itu membuat Anda
cemas serta ketakutan?"

"Ya. Dan saya lalu-lalu ingin tahu siapa yang mungkin


menginginkan saya mati. Sebab itu saya lalu mencoba
menyelidiki apakah benar saya kaya sekali."

"Lanjutkan."

"Lalu beberapa hari yang lalu di London ada lagi suatu


kejadian. Saya berada di stasiun bawah tanah dan di
peron banyak sekali orang. Rasanya ada seseorang yang
mencoba mendorong saya ke rel kereta api."

"Anakku! kata Bess Sedgwick. "Jangan berangan-angan."

Sekali lagi Ayah memberikan isyarat kecil dengan


tangannya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya," kata Elvira dengan rasa menyesal. "Saya juga


merasa bahwa itu semua hanya angan-angan saya sajatapi entahlah-maksud saya, setelah kejadian malam ini
rasanya semuanya mungkin benar, ya?" Tiba-tiba dia
berpaling pada Bess Sedgwick, dan berbicara dengan
mendesak, "Ibu! Ibu mungkin tahu. Apakah ada
seseorang yang ingin membunuh saya? Adakah? Apakah
saya punya musuh?"

"Kau pasti tak punya musuh," kata Bess Sedgwick


dengan tak sabar. "Jangan tolol begitu. Tak seorang pun
ingin membunuhmu. Untuk apa?"

"Lalu siapa yang menembak saya malam ini?"

"Dalam kabut yang tebal itu," kata Bess Sedgwick,


"orang mungkin keliru. Mungkin dia menyangka bahwa
kau adalah seseorang lain. Mungkin saja, bukan?"
katanya, sambil berpaling pada Ayah.

"Ya, saya rasa mungkin saja," kata Inspektur Kepala


Davy.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Bess Sedgwick memandang Ayah dengan penuh


perhatian. Ayah merasa melihat gerakan halus pada
bibirnya, yang mengatakan 'nanti'.

"Nah," kata Ayah dengan ceria, "sebaiknya sekarang kita


mulai mengemukakan beberapa fakta. Dari mana Anda
datang tadi? Apa yang Anda kerjakan, berjalan di
sepanjang Pond Street, malam-malam berkabut
begini?"

"Saya pergi mengikuti kursus seni di Tate tadi pagi. Lalu


saya pergi makan siang dengan sahabat saya, Bridget.
Dia tinggal di Onslow Square. Setelah itu kami
menonton film, dan waktu kami keluar kabut sudah
mulai turun-cukup tebal dan menjadi lebih gelap. Dan
saya pikir sebaiknya saya pulang tidak naik mobil."

"Anda bisa mengemudikan mobil, ya?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya. Saya ujian mengemudikan mobil musim panas yang


lalu. Tapi saya tak begitu pandai mengemudi dan saya
benci mengemudi dalam kabut. Jadi kata ibu Bridget,
saya boleh menginap di rumahnya. Saya menelepon Kak
Mildred-saudara sepupu saya-tempat saya tinggal di
Kent- "

Ayah mengangguk.

"-dan saya katakan bahwa saya akan menginap di


London. Katanya itu lebih baik."

"Lalu apa yang terjadi kemudian ?" tanya Ayah.

"Lalu tiba-tiba kabut kelihatan menipis. Anda tentu tahu


bahwa kabut tak sama ketebalannya. Jadi saya katakan
saya akan pulang ke Kent naik mobil. Saya pamit pada
Bridget, lalu berangkat. Tapi lalu kabut mulai turun lagi,
saya jadi susah. Saya terselubung dalam gumpalan
kabut yang tebal dan saya tersesat. Saya tak tahu di
mana saya berada. Sebentar kemudian saya sadari
bahwa saya berada di tikungan Hyde Park, dan saya

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

pikir bahwa saya tidak akan bisa pergi ke Kent dalam


kabut setebal itu. Mula-mula saya pikir sebaiknya saya
kembali ke rumah Bridget, tapi lalu saya ingat bahwa
tadi saya telah tersesat. Lalu saya sadari bahwa saya
berada cukup dekat dengan hotel yang menyenangkan,
ke mana Oom Derek pernah membawa saya ketika saya
baru kembali dari Italia. Dan saya pikir sebaiknya saya
pergi ke sana. Saya yakin mereka pasti bisa memberi
saya kamar. Jadi mudah sekali, saya menemukan
tempat untuk meninggalkan mobil saya, lalu saya
berjalan ke arah hotel."

"Apakah Anda bertemu dengan seseorang, atau apakah


Anda mendengar seseorang berjalan di dekat Anda?"

"Lucu Anda berkata begitu, soalnya saya rasa saya


memang mendengar seseorang berjalan di belakang
saya. Tak heran, karena di London pasti banyak orang
berjalan kian kemari. Hanya dalam kabut seperu itu, kita
jadi merasa gugup. Saya berhenti dan saya
mendengarkan, tapi tidak terdengar suara langkahlangkah orang, dan saya pikir saya hanya beranganangan saja. Waktu itu saya sudah dekat dengan hotel."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Lalu?"

"Lalu tiba-tiba terdengar tembakan itu. Seperti saya


katakan tadi, pelurunya rasanya dekat sekali melewati
telinga saya. Petugas penjaga pintu yang berdiri di luar
hotel datang berlari-lari ke arah saya. Didorongnya saya
ke belakangnya, lalu-lalu-terdengar lagi tembakan yang
kedua.... Dan dia-dia roboh-dan saya berteriak."
Tubuhnya gemetar. Ibunya berbicara kepadanya.

"Tenang, Nak," kata Bess, dengan suara rendah dan


tegas. 'Tenanglah." Bess biasanya berbicara dengan
suara rendah begitu kepada kuda-kudanya, dan agaknya
cocok juga bila dipakai terhadap putrinya. Elvira melihat
padanya sambil mengerjap-ngerjapkan matanya,
menarik napas dalam-dalam, dan menjadi tenang lagi.

"Bagus, Nak," kata Bess.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Lalu Anda datang," kata Elvira ditujukan pada Ayah.


"Anda meniup peluit Anda, dan Anda suruh polisi itu
membawa saya masuk ke hotel ini. Dan begitu saya
masuk, saya melihat-saya melihat Ibu." Dia berpaling
lagi dan melihat pada Bess Sedgwick.

"Demikianlah kisahnya," kata Ayah. Dia menggeserkan


sedikit tubuhnya yang besar itu di kursinya.

"Apakah Anda kenal pada seorang pria yang bernama


Ladislaus Malinowski?" tanya Ayah. Nada bicaranya
datar dan santai, tanpa perubahan apa-apa. Dia tak
melihat langsung pada gadis itu, tapi karena telinganya
bertugas dengan tajam, dia tahu bahwa napas gadis itu
agak tersentak. Dia tidak melihat pada gadis itu,
melainkan pada ibunya.

"Tidak," kata Elvira, setelah menunggu agak terlalu lama


untuk mengucapkannya. "Saya tak kenal."

"Oh," kata Ayah. "Saya pikir Anda mungkin kenal. Saya


pikir dia mungkin berada di tempat ini malam ini."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya tak kenal padanya," kata Elvira lagi.

"Kalau begitu saya keliru," kata Ayah. "Anda pasti kenal,


ya?" dia memalingkan kepalanya ke arah Bess Sedgwick.

"Tentu," sahut Bess Sedgwick. "Sudah bertahun-tahun


saya kenal padanya." Kemudian sambil tersenyum kecil
dia berkata lagi, "Dia orang yang nekat. Dia
mengemudikan mobil seperti malaikat-atau seperti
setan-. Tak lama lagi pasti patah tulang lehernya. Baru
delapan belas bulan yang lalu dia mengalami kecelakaan
berat."

"Ya, saya ingat, saya pernah membaca tentang peristiwa


itu," kata Ayah. "Dia belum mulai ikut balap lagi,
bukan?"

"Belum. Mungkin tidak akan pernah lagi."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apakah saya boleh pergi tidur sekarang?" tanya Elvira


dengan murung. "Saya-letih sekali."

"Tentu. Anda pasti letih," kata Ayah. "Sudahkah Anda


ceritakan semuanya yang bisa Anda ingat?"

"Sudah."

"Mari kuantar kau naik," kata Bess.

Ibu dan anak keluar bersama-sama.

"Dia sebenarnya kenal pada Ladislaus Malinowski itu,"


kata Ayah.

"Begitukah menurut Anda?" tanya Sersan Wadell.

"Aku tahu benar. Dia minum teh bersama laki-laki itu di


Taman Battersea beberapa hari yang lalu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Bagaimana Anda tahu itu?"

"Seorang wanita tua yang menceritakannya padakuorang tua itu tak senang melihatnya. Soalnya menurut
dia laki-laki itu tak baik untuk dijadikan teman bagi
seorang gadis. Dan itu memang benar."

"Lebih-lebih bila laki-laki itu dan ibunya...." Wadell


memutuskan bicaranya. "Gunjingan umum...."

"Ya. Mungkin benar, mungkin tidak."

"Dalam hal itu, siapa yang dikejar oleh laki-laki itu


sebenarnya?"

Ayah tidak memperhatikan pertanyaan itu. "Aku minta


supaya dia ditangkap. Aku sangat memerlukan dia,"
katanya. "Mobilnya ada di sini-tepat di tikungan itu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apakah Anda pikir mungkin dia menginap di hotel ini?"

"Kurasa tidak. Itu tidak cocok dengan kejadiannya. Dia


pasti tidak diharapkan berada di sini. Kalaupun dia
berada di sini, dia datang untuk menemui gadis itu.
Kurasa gadis itu pasti datang untuk menjumpai dia."

Pintu terbuka, dan Bess Sedgwick muncul lagi.

"Saya kembali," katanya, "karena saya ingin berbicara


dengan Anda." Dia memandang dari Ayah ke kedua
orang polisi yang lain. "Apakah bisa saya berbicara
berdua dengan Anda saja? Saya telah memberikan
informasi yang ada pada saya sebagaimana mestinya.
Tapi saya masih ingin berbicara empat mata dengan
Anda."

"Saya tak melihat alasan untuk menolak," kata Inspektur


Kepala Davy. Dia memberi isyarat dengan kepalanya,
dan sersan detektif yang muda itu mengambil buku
catatannya lalu keluar. Wadell ikut keluar bersamanya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Bagaimana?" tanya Inspektur Kepala Davy.

Lady Sedgwick duduk lagi di seberangnya.

"Kisah bodoh mengenai coklat yang dibubuhi racun itu,"


katanya. "Itu pasti omong kosong. Sama sekali tak
masuk akal. Saya rasa hal itu sama sekali tak pernah
terjadi."

"Anda tak percaya rupanya?"

"Anda percaya?"

Ayah menggeleng ragu-ragu. "Apakah menurut Anda


putri Anda hanya mengarang-ngarang saja?"

"Ya. Tapi untuk apa?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Yah, kalau Anda sendiri tak tahu," kata Inspektur


Kepala Davy, "bagaimana mungkin saya tahu. Dia adalah
putri Anda. Seharusnya Anda mengenalnya lebih baik
daripada saya."

"Saya sama sekali tak mengenalnya," kata Bess


Sedgwick dengan getir. "Saya tak pernah bertemu
dengan dia atau berurusan dengan dia sejak dia
berumur dua tahun, waktu saya melarikan diri dari
suami saya itu."

"Oh, ya. Saya tahu semuanya itu dan saya merasa


heran. Sebenarnya, Lady Sedgwick, pengadilan biasanya
memberikan kepercayaan kepada pihak ibu untuk
memelihara anaknya yang masih kecil, meskipun dia
berada di pihak yang salah, bila dia memintanya. Jadi
rupanya Anda tidak memintanya, ya? Anda tidak
menghendakinya."

"Saya pikir-lebih baik tidak."

"Mengapa tidak?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya rasa-tidak akan aman baginya."

"Atas dasar moral?"

"Bukan. Bukan atas dasar moral. Sekarang ini banyak


terjadi kejahatan-kejahatan seks. Anak-anak harus tahu
hal itu dan tumbuh dengan keadaan itu. Tapi bukan itu
soalnya. Soalnya saya ini bukan orang yang aman untuk
diikuti. Hidup yang saya jalani bukanlah hidup yang
aman. Kita tak bisa mencegah pembawaan kita sejak
lahir, bukan? Saya terlahir untuk hidup berbahaya. Saya
tak patuh pada undang-undang, saya tak konvensional.
Saya pikir akan lebih baik untuk Elvira, akan lebih
membahagiakannya bila dia mendapatkan pendidikan
gaya Inggris yang konvensional. Terlindung, dan
terpelihara...."

"Tanpa kasih sayang seorang ibu?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya pikir bila dia sampai mencintai saya, itu akan


membawa kesedihan baginya. Mungkin Anda tak
percaya pada saya, tapi begitulah perasaan saya."

"Oh, begitu. Apakah Anda masih yakin bahwa pikiran


Anda itu benar?"

"Tidak," kata Bess. "Tidak lagi. Sekarang saya pikir


mungkin saya salah besar."

"Apakah putri Anda kenal pada Ladislaus Malinowski?"

"Saya yakin tidak. Dia sudah berkata begitu, dan Anda


sudah mendengarnya, bukan?"

"Ya, saya memang sudah mendengarnya."

"Jadi?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Soalnya dia takut waktu dia duduk di sini tadi. Dalam


profesi kami, kami tahu seseorang merasa takut bila
kami menghadapinya. Dia takut-mengapa? Coklat atau
bukan coklat, orang pernah mencoba membunuhnya.
Kisah mengenai kejadian di stasiun kereta api bawah
tanah itu mungkin benar...."

"Tak masuk akal. Seperti kisah dalam film saja...."

"Mungkin. Tapi hal seperti itu biasa terjadi, Lady


Sedgwick. Lebih sering daripada yang Anda pikir.
Bisakah Anda memberikan gambaran siapa yang
mungkin ingin membunuh putri Anda?"

"Tak ada-sama sekali tak ada!"

Dia berbicara dengan bersemangat.

Inspektur Kepala Davy mendesah dan menggeleng.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

22

Inspektur Kepala Davy menunggu sampai Mrs. Melford


selesai berbicara. Wawancara ini benar-benar tak
menguntungkan. Saudara sepupu Elvira, Mildred,
ternyata berpikiran kacau, tak mudah percaya, dan
membingungkan. Itulah pendapat pribadi Ayah. Dia
bercerita tentang manisnya perilaku Elvira, betapa baik
wataknya, giginya yang memerlukan perawatan, dan
bermacam-macam alasan yang dikatakan melalui
telepon. Dan dia lalu sangat meragukan apakah Bridget,
teman Elvira itu, adalah teman yang baik untuknya.
Semuanya itu disampaikannya secara kacau-balau dan
tergesa-gesa pada Inspektur Kepala Davy. Mrs. Melford
tak tahu apa-apa, tak mendengar apa-apa, tak melihat
apa-apa, dan agaknya sedikit sekaji yang bisa
disimpulkannya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Suatu pembicaraan singkat melalui telepon dengan


pelindung Elvira, Kolonel Luscombe, lebih-lebih lagi
tidak memberikan hasil. Tapi pembicaraan itu ada juga
baiknya, karena tidak terlalu panjang lebar. "Makin
banyak saja omong kosong," gumamnya pada
sersannya, setelah dia meletakkan kembali gagang
telepon. "Tidak melihat kejahatan, tidak mendengar
tentang kejahatan, dan tak mau berbicara tentang
kejahatan.

"Kesulitannya adalah semua orang yang ada


hubungannya dengan gadis itu terlalu baik-mengertikah
kau maksudku? Orang-orang baik biasanya tak tahu
apa-apa tentang kejahatan. Tidak seperti wanita tua,
sahabatku itu."

"Yang menginap di Hotel Bertram itu?"

"Ya, yang itu. Dia sudah banyak pengalaman selama


hidupnya dalam melihat kejahatan, membayangkan
kejahatan, mencurigai adanya kejahatan, dan bertindak
memerangi kejahatan. Mari kita lihat apa yang bisa kita
dapatkan dari sahabat si Elvira, Bridget."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Kesulitan dalam wawancara dengan Bridget itu


terutama disebabkan oleh ibunya. Diperlukan kecekatan yang luar biasa dan bujukan dari Inspektur
Kepala Davy untuk berbicara dengan Bridget tanpa
bantuan ibunya. Tapi harus diakui bahwa kemudian dia
diungguli oleh Bridget sendiri. Setelah sejumlah tanyajawab secara umum, yang disertai oleh komentarkomentar dari ibu si Bridget, yang mengatakan antara
lain, betapa ngerinya dia waktu mendengar bahwa
Elvira nyaris sekali lolos dari maut. Akhirnya Bridget
berkata, "Mami, sudah waktunya Mami harus pergi ke
rapat panitia itu. Kata Mami penting sekali."

"Aduh, aduh," kata ibu Bridget.

"Mereka pasti kacau sekali tanpa Mami."

"Oh, ya. Pasti mereka kacau. Tapi barangkali aku


harus..."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Oh, tak apa-apa, Nyonya," kata Inspektur Kepala Davy,


dengan, wajah ramah dan keba-pakan. "Anda tak perlu
kuatir. Silakan saja Anda pergi. Semua soal yang penting
sudah selesai saya tanyakan. Anda sudah menceritakan
segala-galanya yang saya ingin tahu. Hanya tinggal satu
atau dua pertanyaan mengenai orang-orang di Italia,
yang saya pikir putri Anda, Miss Bridget, mungkin bisa
membantu saya."

"Yah, kalau kaupikir kau bisa sendiri, Bridget...."

"Oh, saya bisa sendiri, Mami," sahut Bridget.

Akhirnya, setelah banyak ribut-ribut, ibu Bridget


berangkat ke rapatnya.

"Aduuh," desah Bridget, sekembalinya dari menutup


pintu depan. "Sungguh. Ibu-ibu menyulitkan sekali."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Begitulah kata orang," kata Inspektur Kepala Davy.


"Banyak gadis yang saya temui mengalami kesulitan
dengan ibu-ibu mereka."

"Saya pikir Anda akan mengatakan sebaliknya," kata


Bridget.

"Memang begitu," kata Davy. "Tapi pandangan gadisgadis tidak begitu. Sekarang Anda bisa melanjutkan
bercerita."

"Tadi saya tak bisa bercerita dengan terus-terang di


depan Mami," Bridget menjelaskan. "Tapi saya benarbenar merasa Anda perlu mengetahui sebanyakbanyaknya mengenai ini semuanya. Saya tahu betul
bahwa Elvira cemas sekali dan ketakutan mengenai
sesuatu. Dia tak mau mengaku terus-terang bahwa dia
berada dalam bahaya, tapi keadaannya sebenarnya
demikian."

"Saya pikir mungkin juga begitu. Saya tentu tak suka


bertanya terlalu banyak di hadapan ibu Anda."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Oh, jangan," kata Bridget, "kami tak mau Mami


mendengar hal itu. Mami mudah sekali ketakutan bila
mendengar sesuatu dan dia akan menceritakannya pada
semua orang. Maksud saya, Elvira sebenarnya tak ingin
hal-hal itu sampai diketahui orang banyak...."

"Pertama-tama," kata Inspektur Kepala Davy, "saya


ingin tahu tentang sekotak coklat di Italia. Saya dengar
ada sebuah kotak dikirimkan padanya. Kotak itu berisi
coklat yang mungkin sudah dibubuhi racun."

Mata Bridget terbelalak. "Dibubuhi racun?" katanya.


"Oh, tidak. Saya rasa tidak. Setidaknya...."

"Apakah ada sesuatu?"

"Ya, memang ada. Ada kiriman sekotak coklat dan Elvira


memakannya banyak sekali, lalu dia sakit perut malam
itu. Kesakitan sekali."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tapi dia tidak curiga bahwa itu disebabkan oleh


racun?"

"Tidak. Setidaknya-oh, ya, dia memang berkata bahwa


seseorang telah mencoba untuk meracuni salah seorang
di antara kami, dan kami lalu memeriksa coklat-coklat
itu untuk melihat kalau-kalau ada apa-apa yang telah
dibubuhkan ke dalamnya."

"Memang adakah?"

"Tak ada," kata Bridget. "Setidaknya, kami tidak


menemukan apa-apa."

"Tapi barangkali teman Anda, Miss Elvira, tetap


beranggapan begitu, ya?"

"Ya, mungkin-tapi dia tidak berkata apa-apa lagi."

"Tapi kata Anda dia takut pada seseorang?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya rasa pada saat itu tidak, atau saya tak melihat
apa-apa. Baru kemudian, di sini."

"Bagaimana dengan pemuda yang bernama Guido itu?"

Bridget cekikikan. "Dia tergila-gila sekali pada Elvira,"


katanya.

"Dan Anda dengan sahabat Anda itu bisa pergi untuk


menemui dia di tempat 'tertentu'?"

"Yah, biarlah saya katakan saja pada Anda," kata


Bridget. "Soalnya Anda polisi. Soal begituan tak penting
bagi Anda, dan saya rasa Anda mengerti. Countess
Martinelli itu ketatnya bukan main-atau begitulah
pikirnya. Dan kami pun lalu merencanakan bermacammacam akal. Kami semua saling mendukung. Anda tentu
tahu maksud saya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Dan saya rasa Anda pasti banyak sekali berbohong?"

"Yah, begitulah," kata Bridget. "Tapi apalah lagi yang


bisa kita lakukan kalau orang begitu curiga?"

"Jadi kalian tetap pergi menemui Guido. Lalu pernahkah


dia mengancam Elvira?"

"Oh, saya rasa tidak sungguh-sungguh."

"Apakah barangkali karena ada orang lain yang biasa


dijumpai Elvira?"

"Oh-itu-ah, entahlah."

"Tolong ceritakan, Miss Bridget. Soalnya itu mungkinbesar artinya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya. Ya, saya mengerti itu. Yah, memang ada orang lain.
Saya tak tahu siapa dia, pokoknya ada orang lain-yang
benar-benar disukainya. Dia benar-benar serius dengan
orang itu. Maksud saya, itu sangat berarti baginya."

"Apakah dia biasa pergi menemui laki-laki itu?"

"Saya rasa begitu. Maksud saya, dia mengatakan bahwa


dia akan pergi menemui Guido, padahal bukan selalu
Guido, melainkan laki-laki yang seorang lagi itu."

"Apakah Anda punya gambaran siapa laki-laki itu?"

"Tidak." Jawaban Bridget terdengar tak yakin.

"Apakah bukan seorang pembalap mobil yang bernama


Ladislaus Malinowski?"

Bridget melihat padanya dengan ternganga. "Jadi Anda


sebenarnya tahu?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apakah dugaan saya itu benar?"

"Ya, saya rasa begitu. Dia menyimpan foto laki-laki itudiguntingnya dari surat kabar. Dia menyimpannya di
bawah kaos kakinya."

"Apakah tak mungkin laki-laki itu hanya seperti


pahlawan yang dipujanya saja?"

"Ya, mungkin, tapi saya rasa tidak."

"Tahukah Anda, apakah dia menemui laki-laki itu juga di


negeri kita ini?"

"Saya tak tahu. Soalnya saya tak tahu betul apa yang
dilakukannya sejak dia kembali dari Italia."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Dia datang ke London ini untuk pergi ke dokter gigi,"


desak Davy. "Setidaknya begitulah katanya. Padahal dia
mendatangi Anda. Dia menelepon Mrs. Melford dengan
kisah bohong tentang bekas guru pribadinya."

Bridget cekikikan.

"Itu tak benar, bukan?" kata Inspektur Kepala sambil


tersenyum. "Pergi ke mana dia sebenarnya?"

Bridget bimbang sebentar, lalu berkata, "Ke Irlandia."

"Pergi ke Irlandia, ya? Untuk apa?"

"Dia tak mau menceritakannya pada saya. Dia hanya


berkata bahwa ada sesuatu yang ingin diselidikinya."

"Tahukah Anda pergi ke mana dia di Irlandia?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya tak tahu pasti. Dia memang menyebutkan suatu


nama. Bally... apa begitu. Kalau tak salah. Ballygowlan."

"Oh, begitu. Anda yakin bahwa dia pergi ke Irlandia,


ya?"

"Saya mengantarnya ke Pelabuhan Udara Kensington.


Dia pergi naik pesawat terbang Air Lingus."

"Kapan dia kembali?"

"Esok harinya."

"Naik pesawat terbang juga?"

"Ya."

"Yakinkah Anda bahwa dia kembali naik pesawat


terbang?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Yah-saya rasa begitulah!"

"Apakah dia membeli tiket pulang-pergi?"

"Tidak. Saya ingat benar itu."

"Jadi mungkin dia kembali dengan cara lain, bukan?"

"Ya, saya rasa begitu."

"Mungkin dia kembali naik kapal laut dan kereta api pos
Irlandia, umpamanya?"

"Dia tidak berkata begitu."

"Tapi dia juga tidak mengatakan bahwa dia akan


kembali naik pesawat terbang, bukan?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tidak," Bridget membenarkan. "Tapi mengapa dia


harus kembali naik kapal laut dan kereta api, dan bukan
naik pesawat terbang?"

"Yah, bila dia sudah menemukan apa yang ingin


diketahuinya dan tak ada tempatnya menginap,
mungkin pikirnya akan lebih mudah kalau dia kembali
naik kapal laut dan kereta api pos Irlandia."

"Ya, mungkin juga."

Davy tersenyum kecil.

"Saya rasa," kata Ayah lagi, "kalian gadis-gadis zaman


sekarang ini tak pernah membayangkan bepergian ke
mana-mana dengan sarana lain kecuali pesawat
terbang, ya?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya rasa memang begitu," kata Bridget


membenarkan.

"Jadi, dia kembali ke Inggris. Lalu apa yang terjadi?


Apakah dia mendatangi Anda lagi atau menelepon
Anda?"

"Dia menelepon."

"Pukul berapa?"

"Pagi hari. Ya, saya rasa waktu itu kira-kira pukul sebelas
atau pukul dua belas."

"Apa yang dikatakannya?"

"Dia hanya bertanya apakah semuanya beres."

"Dan bereskah keadaannya?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tidak. Karena Mrs. Melford menelepon kemari dan


Mami yang menerima teleponnya, dan keadaan pun
menjadi sulit. Saya jadi tak tahu apa yang harus saya
katakan. Jadi Elvira lalu mengatakan bahwa dia tidak
akan datang ke Onslow Square. Dia akan menelepon
sepupunya, Mildred, dan akan membuat kisah bohong
lagi."

"Hanya itukah yang Anda ingat?"

"Itu saja," kata Bridget. Sebenarnya dia masih


menyembunyikan sesuatu. Yaitu peristiwa dengan Mr.
Bollard dan gelang itu. Dia pasti tidak akan
menceritakan hal itu pada Inspektur Kepala Davy.

Ayah tahu betul bahwa masih ada sesuatu yang tak


diceritakan gadis itu padanya. Dia hanya berharap
bahwa itu bukanlah sesuatu yang penting artinya bagi
penyelidikannya. Dia bertanya lagi, "Menurut Anda,
apakah sahabat Anda itu benar-benar merasa takut
pada seseorang atau sesuatu?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya."

"Apakah dia mengatakannya pada Anda, atau apakah


Anda yang mengucapkannya padanya?"

"Oh, saya menanyakannya langsung. Mula-mula dia


mengatakan tidak, tapi kemudian dia mengaku bahwa
dia takut. Dan saya tahu bahwa dia memang
ketakutan," lanjut Bridget dengan keras. "Dia terancam
bahaya. Dia yakin akan hal itu. Tapi saya tak tahu
mengapa atau bagaimana, dan saya tak tahu apa-apa
tentang hal itu."

"Keyakinan Anda tentang hal itu berhubungan dengan


pagi hari itu, bukan? Pagi hari dia kembali dari Irlandia
itu, bukan?"

"Ya. Ya, waktu itulah saya yakin akan hal itu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Pagi hari ketika dia mungkin kembali naik kapal laut


atau kereta api pos Irlandia itu?"

"Saya tidak begitu yakin dia naik kapal laut atau kereta
api. Mengapa Anda tidak menanyakannya padanya
sendiri?"

"Mungkin akhirnya akan saya tanyakan juga. Tapi saya


tak mau menarik perhatiannya tentang hal itu. Belum
saatnya. Mungkin akan menjadikan keadaan lebih
berbahaya baginya."

Bridget terbelalak lagi. "Apa maksud Anda?"

"Mungkin Anda tak ingat, Miss Bridget. Tapi pada


malam itulah, atau tepatnya subuh-subuh sekali,
perampokan terhadap kereta api pos Irlandia itu
terjadi."

"Apakah maksud Anda Elvira terlibat dan tak pernah


menceritakannya pada saya?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya rasa itu mungkin saja," kata Ayah. "Tapi saya pikir
mungkin dia telah melihat sesuatu atau seseorang, atau
mungkin telah terjadi suatu peristiwa yang
berhubungan dengan perampokan kereta api pos
Irlandia itu. Mungkin dia telah melihat seseorang yang
dikenalnya, umpamanya. Dan hal itu menyebabkan dia
tetancam bahaya."

"Oh!" kata Bridget. Dia memikirkan hal itu. "Maksud


Anda-seseorang yang dikenalnya, yang terlibat dalam
perampokan itu?"

Inspektur Kepala Davy bangkit. "Saya rasa cukup sekian


saja," katanya. "Anda yakin tak ada lagi yang bisa Anda
ceritakan pada saya? Umpamanya, ke mana sahabat
Anda itu pergi hari itu? Atau sehari sebelumnya?"

Bayangan tentang Mr. Bollard dan toko di Bond Street


lagi-lagi muncul di mata Bridget.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tidak," katanya.

"Saya rasa ada sesuatu yang tidak Anda ceritakan pada


saya," kata Inspektur Kepala Davy.

Dengan rasa terima kasih Bridget memanfaatkan


kesempatan itu. "Oh, saya lupa," katanya. "Ya, ada.
Maksud saya, dia pergi menemui beberapa orang
pengacara. Pengacara-pengacara itu merupakan suatu
badan pelindung. Dia ingin menyelidiki sesuatu."

"Oh, dia pergi menemui beberapa orang pengacara


yang merupakan pelindung-pelindungnya. Saya rasa
Anda tak tahu nama-nama mereka, ya?"

"Namanya Egerton-Forbes, Egerton dan ada lagi...," kata


Bridget. "Namanya banyak sekali. Tapi saya rasa itu kirakira sudah betul."

"Oh, begitu. Dan dia ingin menyelidiki sesuatu, ya?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Dia ingin tahu berapa banyak uang yang dimilikinya,"


kata Bridget.

Inspektur Kepala Davy mengangkat alisnya. "Begitu,


ya?" katanya. "Menarik sekali. Mengapa dia sendiri tak
tahu?"

"Oh, karena dia tak pernah diberi tahu apa-apa yang


menyangkut uang," kata Bridget. "Agaknya mereka
berpikir tak baik kalau kita tahu berapa banyak uang
yang kita miliki sebenarnya."

"Dan Miss Elvira ingin sekali tahu, ya?"

"Ya," kata Bridget. "Saya rasa menurut dia itu penting."

"Nah, terima kasih," kata Inspektur Kepala Davy. "Anda


telah banyak membantu saya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

23

Richard Egerton sekali lagi melihat ke kartu resmi yang


ada di hadapannya, lalu mengangkat kepalanya dan
melihat ke wajah Inspektur Kepala.

"Ini urusan yang aneh," katanya.

"Benar," kata Inspektur Kepala Davy, "urusan yang


sangat aneh."

"Hotel Bertram," kata Egerton, "dalam kabut tebal. Ya,


kabut memang tebal semalam. Saya rasa Anda sering
mengalami hal-hal seperti itu dalam kabut, ya?
Pencopetan-pencopetan us, dan semacamnya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Sama sekali bukan kejadian seperti itu," kata Ayah.


"Tak ada orang yang mencoba menyambar apa-apa dari
Miss Blake."

"Dari mana datangnya tembakan itu?"

"Gara-gara kabut itu kami jadi tak yakin. Gadis itu


sendiri pun tak yakin. Tapi kami pikir, laki-laki itu berdiri
di pekarangan yang lebih rendah dari jalan itu-itulah
yang merupakan gambaran yang terbaik."

"Kata Anda tadi, dia menembak gadis itu dua kali?"

"Ya. Tembakan yang pertama tak kena. Petugas penjaga


pintu datang berlari dari tempatnya berdiri di depan
hotel dan dia mendorong gadis itu ke belakangnya tepat
sebelum tembakan yang kedua."

"Jadi dia yang tertembak?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya."

"Seorang pria yang sangat pemberani."

"Ya. Dia memang pemberani," kata Inspektur Kepala.


"Surat keterangannya dari angkatan perang memang
baik sekali. Dia orang Irlandia."

"Siapa namanya?"

"Gorman. Michael Gorman."

"Michael Gorman." Egerton mengerutkan dahinya


sebentar. "Bukan," katanya. "Sesaat saya menyangka
bahwa nama itu punya arti tertentu."

"Namanya biasa saja. Tapi, dia telah menyelamatkan


nyawa gadis itu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Lalu untuk apa sebenarnya Anda mendatangi saya,


Inspektur?"

"Saya memerlukan sedikit informasi. Anda tentu tahu


bahwa kami selalu menginginkan informasi secukupnya
mengenai korban dari suatu usaha pembunuhan."

"Oh, ya, tentu, tentu. Tapi sungguh, saya hanya dua kali
bertemu dengan Elvira sejak dia masih kanak-kanak."

"Tapi bukankah Anda bertemu dengannya waktu dia


mendatangi Anda kira-kira seminggu yang lalu?"

"Ya, benar. Apa sebenarnya yang ingin Anda ketahui?


Bila mengenai diri pribadinya, umpamanya siapa temantemannya, atau mengenai pacar-pacarnya, atau
mengenai pertengkaran-pertengkaran antarkekasih semuanya yang semacam itu-sebaiknya Anda
mendatangi seorang wanita. Ada seseorang yang
bernama Mrs. Carpenter, yang kalau tak salah,

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

membawanya kembali dari Italia. Lalu ada pula Mrs.


Melford, dengan siapa dia tinggal di Sussex."

"Saya sudah bertemu dengan Mrs. Melford."

"Oh."

"Tak ada gunanya. Sama sekali tak ada hasilnya. Apalagi


saya tidak terlalu ingin tahu tentang diri pribadi gadis
itu-soalnya, saya sudah bertemu sendiri dengannya dan
mendengar apa-apa yang bisa diceritakannya pada sayaatau tepatnya apa-apa yang mau dia ceritakan pada
saya...."

Melihat gerak cepat alis Egerton, Ayah tahu bahwa pria


itu mengakui bahwa kata 'mau' lebih tepat.

"Diceritakannya pada saya bahwa dia kuaur, cemas, dan


takut akan sesuatu. Dan dia yakin bahwa hidupnya
terancam bahaya. Itu pulakah kesan yang Anda

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

dapatkan dari dia waktu dia datang mengunjungi


Anda?"

"Tidak," kata Egerton, lambat-lambat, "tidak. Saya tak


bisa menyimpulkan sejauh itu, meskipun dia memang
mengatakan beberapa hal yang saya rasa aneh."

"Seperti umpamanya?"

"Yah, dia ingin tahu siapa yang akan mewarisi


kekayaannya bila dia tiba-tiba meninggal."

"Oh," kata Inspektur Kepala Davy, "jadi ada


kemungkinan itu dalam benaknya, ya? Bahwa dia
mungkin tiba-tiba meninggal. Menarik."

"Memang ada sesuatu dalam benaknya, tapi saya tak


tahu apa sebenarnya. Dia juga ingin tahu berapa banyak
uang yang dimilikinya-atau yang akan dimilikinya bila
dia berumur dua puluh satu tahun. Itu mungkin lebih
masuk akal."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Banyakkah uangnya?"

"Banyak sekali. Inspektur."

"Menurut Anda, mengapa dia ingin tahu?"

"Mengenai uangnya?"

"Ya, juga mengenai siapa yang akan menjadi


pewarisnya."

"Saya tak tahu," kau Egerton. "Saya sama sekali tak


tahu. Dia juga mengemukakan soal pernikahan-"

"Apakah Anda mendapatkan kesan bahwa ada seorang


pria dalam urusan ini?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya uk punya bukti-tapi-ya, saya juga berpikiran


begitu. Saya yakin bahwa ada seorang teman pria yang
memegang peran di sini. Biasanya begitu. Luscombemaksud saya Kolonel Luscombe, pelindungnya-agaknya
tak tahu apa-apa tentang adanya seorang pria. Tapi si
tua Derek Luscombe yang baik itu memang begitu. Dia
menjadi agak kacau waktu saya kemukakan adanya
kemungkinan itu tanpa setahunya dan mungkin seorang
pria yang uk layak pula."

"Laki-laki itu memang tak layak," kata Inspektur Kepala


Davy.

"Oh, kalau begitu Anda tahu- siapa dia?"

"Saya rasa tebakan saya tidak akan salah. Dia adalah


Ladislaus Malinowski."

"Pembalap mobil itu? Bukan main! Dia seorang yang


nekat dan tampan. Kaum wanita mudah jatuh cinta
padanya. Saya jadi ingin tahu bagaimana dia bertemu
dengan Elvira. Saya tak bisa membayangkan di mana

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

mereka, yang berada dalam lingkungan yang begitu


berbeda, bisa bertemu. Kecuali-ya, kalau tak salah,
pembalap itu berada di Roma beberapa bulan yang lalu.
Mungkin di sanalah mereka bertemu."

"Mungkin sekali. Atau mungkinkah dia bertemu dengan


pria itu lewat ibunya?"

"Apa? Lewat Bess? Saya rasa sama sekali tak mungkin."

Davy mendehem. "Kata orang Lady Sedgwick dan


Ladislaus Malinowski punya hubungan yang erat sekali."

"Oh, ya, ya, saya tahu gunjingan itu. Mungkin benar,


mungkin tidak. Mereka berhubungan akrab-dan sering
bertemu gara-gara gaya hidup mereka. Bess memang
pernah punya beberapa hubungan cinta, tapi ingat, dia
bukan tipe wanita yang gila seks. Orang mudah sekali
berkata begitu tentang seorang wanita. Tapi Bess tidak
begitu. Setidaknya, sepanjang pengetahuan saya. Bess
dan putrinya itu tidak saling mengenal."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Begitulah kata Lady Sedgwich pada saya. Apakah Anda


percaya?"

Egerton mengangguk.

"Siapa-siapa lagi sanak keluarga Miss Blake?"

"Sama sekali tak ada. Dua orang saudara laki-laki ibunya


tewas dalam peperangan-dan dia adalah anak tunggal si
tua Coniston. Mrs. Melford, yang disebut gadis itu 'Kak
Mildred', sebenarnya adalah saudara sepupu Kolonel
Luscombe. Luscombe telah berusaha keras untuk gadis
itu dengan caranya yang kolot-tapi memang sulit... bagi
seorang pria."

"Miss Blake mengemukakan soal pernikahan kata Anda?


Rasanya tak mungkin kalau dia sudah menikah, bukan?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Dia masih di bawah umur-dia masih harus


mendapatkan izin dari pelindung dan anggota-anggota
badan pelindungnya untuk itu."

"Teknisnya memang begitu. Tapi mereka biasanya tidak


menunggu itu lagi," kata Ayah.

"Saya tahu. Sayang sekali. Kita harus bersusah-payah


melalui semua peraturan untuk menjadikannya anak
asuh pengadilan. Tapi itu pun banyak kesulitannya."

"Dan begitu mereka menikah, ya... sudahlah,


menikahlah mereka," kata Ayah. "Bila dia sudah
menikah, dan dia tiba-tiba meninggal, maka saya rasa
suaminyalah yang menjadi pewarisnya, bukan?"

"Ide pernikahan itu sangat tak masuk akal. Dia dijaga


dengan ketat sekali, dan...." Dia berhenti karena melihat
senyum sinis Inspektur Kepala Davy.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Bagaimanapun ketatnya Elvira dijaga nyatanya masih


juga dia berhasil berkenalan dengan Ladislaus
Malinowski yang tak layak itu.

"Ibunya juga pernah melarikan diri, bukan?" katanya


ragu-ragu.

"Ya, ibunya memang pernah melarikan diri -jadi


mungkin dia berbuat begitu juga-tapi Miss Blake
sifatnya lain. Persamaan antara mereka adalah bahwa
dia juga punya tekad untuk tetap melaksanakan
keinginannya, tapi dia melakukannya dengan cara lain."

"Anda kan tidak berpikir bahwa..."

"Saya tidak berpikir apa-apa-maksud saya belum," kata


Inspektur Kepala Davy.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

24

Ladislaus Malinowski memandang kedua perwira polisi


itu bergantian, lalu dilemparkannya kepalanya ke
belakang, dan tertawa.

"Lucu sekali!" katanya. "Anda berdua kelihatan begitu


khidmat seperti burung hantu. Lucu sekali rasanya Anda
menyuruh saya datang kemari dan ingin menanyai saya.
Tak ada alasan Anda bisa menangkap saya, sama sekali
tidak ada."

"Kami pikir Anda bisa membantu kami dalam


penyelidikan-penyelidikan kami, Mr. Malinowski."
Inspektur Kepala Davy berbicara dengan sikap resmi
yang halus. "Anda memiliki sebuah mobil merek
Mercedes-Otto, dengan nomor FAN 2266, bukan?"

"Apakah saya tak boleh memiliki sebuah mobil?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Sama sekali bukan. Kami hanya kurang yakin mengenai


nomornya yang benar. Pada suatu hari mobil Anda ada
di jalan raya M. Seven. Tapi pada kesempatan itu
nomornya lain."

"Omong kosong. Itu pasti mobil lain."

"Di sini tak banyak mobil merek itu. Kami sudah


memeriksa hal itu."

"Saya rasa Anda percaya saja apa yang dikatakan oleh


polisi lalu lintas pada Anda, ya? Menggelikan sekali Di
mana peristiwa itu?"

"Di tempat di mana polisi menghentikan Anda dan


meminta Anda untuk memperlihatkan surat izin
mengemudi Anda, tak begitu jauh dari Bedhampton. Itu
terjadi pada malam hari terjadinya perampokan kereta
api pos Irlandia itu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Anda benar-benar menggelikan," kata Ladislaus


Malinowski.

"Apakah Anda memiliki revolver?"

"Tentu. Saya memiliki sebuah revolver dan sebuah pistol


otomatis. Saya memiliki surat-surat keterangan yang
sah untuk itu."

"Benar. Apakah keduanya masih ada pada Anda?"

"Tentu."

"Saya sudah memperingatkan Anda, Mr. Malinowski."

"Saya tahu. Peringatan umum dari polisi! Apa pun yang


Anda katakan akan dicatat dan bisa dipakai untuk
memberatkan Anda di pengadilan."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Bukan begitu kata-katanya," kata Ayah dengan lembut.


"Memang ada kau 'dipakai', tapi tak ada kau
'memberatkan'. Apakah Anda tak mau memperbaiki
kata-kata Anda tadi?"

"Tidak."

"Dan Anda yakin, Anda tidak memerlukan pengacara?"

"Saya tak suka pengacara."

"Memang ada orang yang tak suka. Di mana senjatasenjata itu sekarang?"

"Saya rasa Anda tahu betul di mana benda-benda itu


berada, Inspektur. Pistol yang kecil ada di laci mobil
saya, Mercedes-Otto yang nomornya adalah, seperti
saya katakan, FAN 2266. Revolver saya ada di dalam laci
di flat saya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Anda benar tentang yang ada di laci di flat Anda itu,"


kata Ayah, "tapi yang sebuah lagi -pistol Anda itu-tak
ada di dalam mobil Anda."

"Ada. Ada di laci sebelah kiri."

Ayah menggeleng. "Mungkin pernah ada di situ. Tapi


sekarang tak ada lagi. Inikah pistol Anda, Mr.
Malinowski?"

Disorongkannya sebuah pistol otomatik kecil ke


seberang meja. Dengan sangat terkejut, Ladislaus
Malinowski mengambilnya.

"Oh, ya. Ini dia. Jadi Anda rupanya yang mengambilnya


dari mobil saya?"

"Bukan," kau Ayah, "kami tidak mengambilnya dari


mobil Anda. Benda ini tidak berada di dalam mobil
Anda. Kami menemukannya di tempat lain."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Di mana Anda menemukannya?"

"Kami menemukannya," kau Ayah, "di sekitar Pond


Street-Anda pasti tahu-bahwa jalan itu dekat dengan
Park Lane. Mungkin dijatuhkan oleh seseorang yang
sedang berjalan di tempat itu-atau mungkin sedang
berlari."

Ladislaus Malinowski mengangkat bahunya. "Tak ada


hubungannya dengan saya-saya tidak menaruhnya di
situ. Benda itu ada dalam mobil saya beberapa hari yang
lalu. Bukankah kita tidak terus-menerus melihat apakah
barang kita masih ada di tempat kita menyimpannya
semula? Kita berkesimpulan bahwa benda itu ada di
situ."

"Tahukah Anda, Mr. Malinowski, bahwa inilah pistol


yang dipakai untuk menembak Michael Gorman pada
malam tanggal 26 November?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Michael Gorman? Saya tak kenal orang yang bernama


Michael Gorman."

"Dia petugas penjaga pintu di Hotel Bertram."

"Oh, ya, orang yang ditembak itu. Saya membaca berita


itu. Dan Anda katakan dia ditembak dengan pistol saya?
Omong kosong!"

"Itu bukan omong kosong. Ahli senjata telah


memeriksanya. Anda tentu cukup tahu mengenai selukbeluk senjata api dan tentu tahu bahwa kesaksian
mereka dapat dipercaya."

"Anda mencoba menjebak saya. Saya tahu apa yang


biasa dilakukan polisi!"

"Saya rasa Anda tahu polisi di negeri ini lebih baik


daripada itu, Mr. Malinowski."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apakah Anda akan mengatakan bahwa saya yang


menembak Michael Gorman?"

"Sampai sekarang kami hanya meminta suatu


pernyataan saja. Kami belum mengajukan tuduhan."

"Tapi pikiran Anda begitu-yaitu bahwa saya telah


menembak laki-laki yang menggelikan, yang suka
memakai seragam tentara itu. Mengapa saya harus
menembaknya? Saya tak punya hutang uang padanya,
saya tak menyimpan dendam terhadapnya."

"Sebenarnya seorang gadis yang akan ditembak.


Gorman berlari untuk melindunginya dan menerima
peluru yang kedua di dadanya."

"Seorang gadis?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Seorang gadis yang saya rasa Anda kenal. Miss Elvira


Blake."

"Anda katakan seseorang telah mencoba menembak


Elvira dengan pistol saya?"

Suaranya terdengar tak percaya.

"Pasti bukan karena Anda baru bertengkar."

"Maksud Anda saya bertengkar dengan Elvira dan saya


lalu menembaknya? Gila sekali! Mengapa saya harus
menembak gadis yang akan saya kawini?"

"Apakah itu merupakan sebagian dari pernyataan Anda?


Yaitu bahwa Anda akan menikah dengan Miss Elvira
Blake?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Beberapa saat lamanya Ladislaus tampak bimbang. Lalu


sambil mengangkat bahunya dia berkata, "Dia masih
muda sekali. Hal itu masih harus dibicarakan."

"Mungkin dia telah berjanji untuk menikah dengan


Anda, lalu-pikirannya berubah. Ada seseorang yang
ditakutinya. Andakah orangnya, Mr. Malinowski?"

"Mengapa saya harus menginginkan dia meninggal?


Saya mencintainya dan ingin mengawininya, atau bila
saya tak ingin mengawininya, saya tak perlu kawin
dengannya. Begitu sederhananya. Jadi mengapa saya
harus membunuhnya?"

"Tak banyak orang yang cukup dekat dengannya, hingga


kemungkinan ingin membunuhnya pun kecil pula." Davy
menunggu sesaat, lalu berkata, seolah-olah dengan
santai, "Memang ada ibunya."

"Apa?" Malinowski terlompat. "Bess? Bess membunuh


anaknya sendiri? Anda gila! Mengapa Bess ingin
membunuh Elvira?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Mungkin, sebagai kerabat yang terdekat, dia mungkin


akan menjadi pewaris kekayaan yang besar sekali."

"Bess? Maksud Anda Bess mau membunuh demi uang?


Uangnya sendiri banyak sekali dari suaminya yang orang
Amerika itu. Pokoknya, cukup."

"Cukup tak sama dengan kekayaan yang besar," kata


Ayah. "Orang biasa membunuh demi kekayaan yang
besar. Kita tahu bahwa ibu bisa membunuh anak-anak
mereka, dan anak-anak tak enggan membunuh ibu
mereka."

"Sudah saya katakan, Anda gila!"

"Anda katakan mungkin Anda akan menikah dengan


Miss Blake. Mungkinkah Anda sudah menikah
dengannya? Bila demikian keadaannya, maka Andalah
yang akan mewarisi kekayaan yang besar itu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Hal-hal gila dan bodoh apa lagi yang akan Anda


katakan! Tidak, saya belum menikah dengan Elvira. Dia
gadis yang cantik. Saya sayang padanya, dan dia cinta
pada saya. Ya, saya akui. Saya bertemu dengan dia di
Italia. Kami bersenang-senang di sana-tapi hanya itu
saja. Tak lebih dari itu."

"Benarkah begitu? Mr. Malinowski, tadi Anda katakan


dengan pasti bahwa dialah gadis yang akan Anda
nikahi." "Ah, itu lagi." "Ya, itu. Apakah itu benar?" "Saya
berkata begitu, karena-dengan cara itu kedengarannya
lebih terhormat. Soalnya, kalian di negeri ini-ketat sekali
dengan sopan-santun...."

"Saya rasa keterangan itu tak jelas."

"Anda sama sekali tak mengerti apa-apa. Saya dan


ibunya-kami punya hubungan cinta. Sebenarnya saya
tak mau mengatakannya-jadi saya lalu mengatakan
bahwa saya dan putrinya-akan menikah. Begitu
kedengarannya lebih berbau Inggris dan lebih pantas."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Menurut saya kedengarannya malah terlalu dicari-cari.


Anda sebenarnya sedang sangat membutuhkan uang
bukan, Mr. Malinowski?"

"Pak Inspektur yang baik, saya selalu butuh uang.


Menyedihkan sekali memang."

"Padahal saya dengar beberapa bulan yang lalu Anda


menghambur-hamburkan uang tanpa banyak pikir."

"Oh. Waktu itu saya sedang mendapat untung. Saya ini


seorang penjudi. Saya akui itu."

"Saya rasa itu patut dipercaya. Di mana Anda mendapat


'keuntungan' itu?"

"Tidak akan saya ceritakan. Anda akan sulit percaya."

"Saya rasa memang tidak."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Hanya itukah yang mau Anda tanyakan?"

"Untuk sementara hanya itu. Anda telah mengakui


pistol itu sebagai milik Anda. Itu akan sangat
membantu."

"Saya tak mengerti-saya tak habis pikir...." dia berhenti


berkata, lalu mengulurkan tangannya. "Tolong
kembalikan pada saya."

"Maaf, untuk saat ini kami harus menahannya. Saya


hanya akan memberi Anda tanda terima."

Dibuatnya surat itu lalu diserahkannya pada


Malinowski.

Setelah menerima surat itu Malinowski keluar sambil


membanting pintu.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Pemarah sekali anak muda itu," kata Ayah.

"Anda tidak mendesaknya mengenai nomor palsu di


Bedhampton itu?"

"Tidak. Aku memang ingin menggertaknya. Tapi tidak


sampai dia ketakutan. Kita beri dia kesempatan untuk
setiap kali memikirkan satu kesulitan saja. Dia benarbenar cemas."

"Bos ingin bertemu Anda, Sir, kalau Anda sudah selesai."

Inspektur Kepala Davy mengangguk lalu pergi ke kamar


Sir Roland.

"Oh, Ayah. Ada kemajuan?"

"Ya. Semuanya berjalan dengan baik-dan hasilnya


lumayan. Meskipun kebanyakan hanya soal-soal kecil

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

saja. Tapi kami akan mengorek soal-soal yang besar.


Pokoknya semuanya beres...."

"Bagus, Fred," kata Ajun Komisaris.

25

Miss Marple turun dari kereta api yang memba wanya di


Stasiun Paddington. Segera terlihat olehnya tubuh
Inspektur Kepala Davy yang besar berdiri menunggunya
di peron.

"Anda baik sekali, Miss Marple," katanya, lalu


dipegangnya siku Miss Marple dan dituntunnya
melewati pembatas ke tempat mobil yang sedang
menunggu. Sopir membuka pintu mobil, Miss Marple

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

masuk, disusul oleh Inspektur Kepala Davy, dan mobil


pun berangkat.

"Akan dibawa ke mana saya, Inspektur?" "Ke Hotel


Bertram." "Wah, ke Hotel Bertram lagi. Mengapa?"
"Jawaban resminya adalah: karena polisi beranggapan
bahwa Anda bisa membantu dalam penyelidikan."

"Itu sudah sering saya dengar, tapi agak misterius juga.


Soalnya pernyataan itu adalah awal suatu penangkapan,
bukan?"

"Saya tidak akan menangkap Anda, Miss Marple." Ayah


tersenyum. "Anda punya alibi."

Miss Marple mencernakan kata-kata itu dalam diam.


Lalu dia berkata, "Oh, saya mengerti."

Mobil terus melaju ke arah Hotel Bertram dan selama


perjalanan mereka terdiam. Waktu mereka masuk Miss
Gorringe, yang sedang menekuni catatan di mejanya,

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

mengangkat kepalanya, tapi Inspektur Kepala Davy


menuntun Miss Marple terus ke lift.

"Lantai dua."

Lift naik, lalu berhenti, dan Ayah mendahului berjalan di


sepanjang lorong hotel.

Waktu Ayah membuka pintu kamar nomor 18, Miss


Marple berkata, "Inilah kamar saya waktu saya
menginap di sini."

"Ya," kata Ayah.

Miss Marple duduk di kursi. "Kamar ini nyaman sekali,"


katanya, sambil melihat ke sekelilingnya. Dia mendesah.

"Mereka di sini tahu betul bagaimana memberikan


kenyamanan," Ayah membenarkan.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Anda kelihatan letih, Inspektur," kata Miss Marple tibatiba.

"Saya harus sering pergi kian kemari. Sekarang pun saya


baru saja kembali dari Irlandia."

"Begitukah? Dari Ballygowlan?"

"Wah, dari mana Anda tahu Ballygowlan? Maaf-bicara


saya kasar."

Miss Marple tersenyum memaafkan.

"Apakah Michael Gorman pernah bercerita pada Anda


bahwa dia berasal dari sana?"

"Tidak," sahut Miss Marple.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Jadi, maaf, bolehkah saya bertanya, dari mana Anda


tahu?"

"Wah, bagaimana ya," kata Miss Marple. "Sebenarnya


memalukan sekali- Karena soal itu saya dengar garagara saya-memasang telinga, sengaja mendengarkan
percakapan orang."

"Oh, begitu."

"Sebenarnya saya tak sengaja memasang telinga, karena


terjadi di sebuah ruangan umum-atau setidaknya boleh
disebut demikian. Terus terang saya memang suka
mendengarkan orang bercakap-cakap. Orang tua
memang begitu, terutama karena tak banyak yang harus
dikerjakannya. Maksud saya, bila orang bercakap-cakap,
kami dengarkan."

"Oh, saya rasa itu wajar sekali," kata Ayah.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Sampai batas tertentu, memang," kata Miss Marple.


"Bila seseorang tidak mengecilkan suaranya waktu
berbicara, kita berkesimpulan bahwa dia memang tak
berkeberatan pembicaraannya itu didengar orang. Tapi
keadaannya bisa berkembang. Kadang-kadang
meskipun itu di sebuah ruangan umum, orang yang
berbicara itu tidak menyadari bahwa ada orang lain di
situ. Lalu si pendengar harus memutuskan apa yang
harus dilakukannya dalam hal itu. Bangkit sambil
mendehem, atau tetap saja duduk diam-diam dan
berharap si pembicara tetap tak sadar bahwa kita ada di
situ. Kedua-duanya memang membuat kita merasa risi."

Inspektur Kepala Davy melihat ke arlojinya. "Begini,"


katanya, "saya ingin mendengar lebih banyak tentang
hal ini. Tapi saat ini saya mengharapkan kedatangan
Pater Pennyfather. Dia mungkin tiba setiap saat. Jadi
saya harus pergi menjemputnya. Anda tak keberatan,
bukan?"

Miss Marple berkata bahwa dia tak keberatan, dan


Inspektur Kepala Davy meninggalkan kamar itu.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Pater Pennyfather masuk melalui pintu ayun langsung


menuju ke ruang duduk Hotel Bertram. Dia
mengerutkan alisnya sedikit, sambil bertanya-tanya
kepada dirinya sendiri apa yang terasa agak berbeda di
Hotel Bertram hari itu. Apakah hotel itu baru selesai
dicat atau diubah sedikit? Dia menggeleng. Bukan,
bukan itu, tapi ada sesuatu. Tidak disadarinya bahwa
yang berbeda adalah petugas penjaga pintu yang
tingginya 1.80 meter, bermata biru, dan berambut
hitam, yang sudah digantikan oleh seseorang yang
tingginya 1.65 meter, dengan pundak yang lemah,
wajah yang berbintik-bintik hitam, dan rambut tebal
yang berwarna abu-abu yang tersembul dari bawah topi
petugasnya. Pater Pennyfather hanya tahu bahwa ada
sesuatu yang lain. Dengan gayanya yang linglung seperti
biasanya dia berjalan ke arah meja resepsionis. Miss
Gorringe ada di situ dan menyapanya,

"Pater Pennyfather. Senang sekali bertemu dengan


Anda. Apakah Anda datang untuk mengambil barangbarang Anda? Sudah disiapkan semua untuk Anda.
Kalau saja Anda memberi kabar dahulu, kami pasti bisa
mengirimkannya ke alamat mana saja yang Anda ingini."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Terima kasih," kata Pater Pennyfather, "terima kasih


banyak. Anda selalu baik hati, Miss Gorringe. Tapi
karena hari ini saya kebetulan harus ke London juga,
saya pikir sebaiknya saya ambil saja sekalian."

"Kami kuatir sekali memikirkan Anda," kata Miss


Gorringe. "Soalnya Anda hilang. Tak ada seorang pun
yang bisa menemukan Anda. Saya dengar Anda
mengalami kecelakaan ditabrak mobil, ya?"

"Ya," kata Pater Pennyfather. "Ya. Orang-orang zaman


sekarang suka ngebut. Berbahaya sekali. Saya tak
banyak ingat tentang kejadian itu. Soalnya kepala saya
yang kena. Kata dokter gegar otak. Yah, kalau umur
sudah bertambah lanjut ingatan pun...," dia menggeleng
dengan sedih. "Bagaimana kabar Anda, Miss Gorringe?"

"Oh, saya baik-baik saja," kata Miss Gorringe.

Pada saat itu Pater Pennyfather mendapat kesan bahwa


Miss Gorringe juga berubah. Dia menatap wanita muda
itu, dan mencoba menganalisa di mana letak

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

perbedaannya. Rambutnyakah? Sama saja dengan


biasanya. Barangkali agak lebih keriting. Baju yang
hitam, bandulan kalung yang besar, dan bros cameo.
Semuanya tetap sama dengan biasanya. Tapi terasa ada
perbedaan. Apakah dia agak lebih kurus? Atau apakahya, tentu, dia kelihatan susah. Padahal tak sering Pater
Pennyfather bisa melihat apakah seseorang sedang
sedih. Dia adalah orang yang tak bisa melihat perasaan
hati seseorang dari wajahnya. Tapi hari itu dia bisa
melihatnya, barangkali karena Miss Gorringe selalu
memperlihatkan penampilan yang sama pada tamutamunya selama bertahun-tahun.

"Anda tak sakit, kan?" tanyanya dengan kuatir. "Anda


kelihatan lebih kurus."

"Yah, kami banyak kesulitan, Pater Pennyfather."

"Ya, memang. Saya juga mendengar itu. Kasihan Anda.


Saya harap bukan gara-gara saya hilang waktu itu?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Oh, bukan," kata Miss Gorringe. "Kami memang susah


memikirkan Anda, tapi segera setelah kami dengar
bahwa Anda tak apa-apa..."

Dia memutuskan bicaranya, lalu berkata, "Tidak. Bukan


itu-melainkan-yah, barangkali Anda tidak membaca di
surat-surat kabar. Mengenai Gorman, penjaga pintu
kami, dia terbunuh."

"Oh, ya," kata Pater Pennyfather. "Sekarang saya ingat.


Saya membaca berita itu dalam surat kabar-bahwa di
hotel ini telah terjadi pembunuhan."

Miss Gorringe bergidik mendengar kata pembunuhan


diucapkan dengan begitu terus-terang. Sesuai benar
dengan bajunya yang hitam.

"Mengerikan," katanya. "Mengerikan sekali. Hal


semacam itu tak pernah terjadi di Hotel Bertram.
Maksud saya, kami bukan sejenis hotel di mana
pembunuhan biasa terjadi."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Memang, memang bukan," kata Pater Pennyfather


cepat-cepat. "Jelas bukan. Maksud saya, tak masuk akal
bahwa peristiwa seperti itu bisa terjadi di sini."

"Memang tidak terjadi di dalam hotel," kau Miss


Gorringe. Dia jadi agak ceria setelah menyadari tempat
kejadian itu. "Peristiwa itu terjadi di luar hotel, di jalan."

"Jadi sebenarnya sama sekali tak ada hubungannya


dengan hotel Anda," kata Pater menghibur.

Rupanya tak tepat dia berkata begitu.

"Tapi nyatanya hal itu dihubungkan orang dengan Hotel


Bertram. Kami didatangi polisi yang menanyai orangorang di sini, karena yang ditembak adalah penjaga
pintu kami."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Jadi yang ada di luar itu orang baru? Tahukah Anda,


waktu saya masuk tadi saya sudah berpikir rasanya
keadaan di sini agak aneh."

"Ya. Saya tak tahu apakah dia memuaskan atau tidak.


Maksud saya, orangnya tidak seperti orang-orang yang
biasa bekerja di sini. Tapi kami harus mendapatkan
gantinya secepat mungkin."

"Sekarang saya ingat semuanya," kata Pater


Pennyfather, sambil mengumpulkan beberapa
kenangan yang agak samar dari apa yang telah
dibacanya seminggu yang lalu. "Tapi kalau tak salah
yang ditembak seorang gadis."

"Maksud Anda putri Lady Sedgwick? Saya rasa Anda


ingat telah melihatnya di sini bersama walinya, Kolonel
Luscombe. Ceritanya dia diserang oleh seseorang dalam
kabut. Saya rasa mereka akan merampas tasnya.
Pokoknya si penyerang melepas tembakan ke arahnya.
Lalu Gorman, yang bekas prajurit dan yang selalu
waspada, cepat datang. Dia melindungi gadis itu dengan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

berdiri di depannya, dan dia sendiri yang kena


tembakan. Kasihan orang itu."

"Menyedihkan. Menyedihkan sekali," kata Pater sambil


menggeleng.

"Segala-galanya jadi sulit sekali," keluh Miss Gorringe.


"Maksud saya, polisi keluar-masuk saja tak hentihentinya. Saya rasa memang seharusnya begitu, tapi
kami tak suka itu terjadi di sini. Meskipun harus saya
akui bahwa Inspektur Kepala Davy dan Sersan Wadell
cukup sopan. Mereka itu berpakaian preman dan
bersikap baik pula, tidak memakai sepatu lars dan jas
hujan seperti yang kita lihat di film-film. Mereka hampir
sama saja dengan kita."

"Eh, ya," kata Pater Pennyfather.

"Apakah Anda harus masuk rumah sakit?" tanya Miss


Gorringe.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tidak," sahut Pater, "ada sepasang suami-istri yang


pemurah dan berhati mulia-kalau tak salah dia seorang
petani sayuran-merekalah yang mengangkat saya dan
istrinya merawat saya sampai sembuh. Saya berterima
kasih sekali pada mereka. Rasanya senang melihat
kenyataan bahwa masih ada kebaikan hati di dunia ini.
Begitu, bukan?"

Miss Gorringe berkata bahwa hal itu memang amat


menyenangkan. "Setelah kita membaca tentang
meningkatnya kejahatan," katanya lagi, "dan tentang
anak-anak muda yang mengerikan, yang merampas di
bank, merampok kereta-kereta api, dan menghadang
orang-orang." Lalu Miss Gorringe mengangkat mukanya
dan berkata, "Itu Inspektur Davy sedang menuruni
tangga. Saya rasa dia ingin berbicara dengan Anda."

"Saya tak mengerti mengapa dia ingin berbicara dengan


saya," kata Pater Pennyfather heran. "Dia sudah pernah
menemui saya," katanya, "di Chadminster. Saya rasa dia
kecewa karena saya tak bisa menceritakan apa-apa yang
berguna baginya...."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tak bisa?"

Pater menggeleng dengan sedih. "Saya tak bisa ingat.


Kecelakaan itu terjadi di suatu tempat di dekat
Bedhampton, padahal saya sama sekali tak mengerti
apa yang saya lakukan di sana. Inspektur kepala itu
terus-menerus menanyai saya, mengapa saya berada di
sana, dan saya tak bisa mengatakannya. Aneh sekali,
bukan? Agaknya dia mengira bahwa saya
mengemudikan mobil di suatu tempat di dekat stasiun
kereta api menuju ke rumah pastor."

"Kedengarannya sangat masuk akal," kata Miss


Gorringe.

"Rasanya sama sekali tak masuk akal," kata Pater


Pennyfather. "Maksud saya, mengapa saya harus
mengemudikan mobil di suatu tempat yang tak saya
kenal?"

Inspektur Kepala menghampiri mereka.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Di sini Anda rupanya," katanya. "Apakah Anda sudah


merasa lebih sehat?"

"Oh, saya sudah merasa sehat sekarang," sahut Pater,


"tapi masih sering merasa pusing. Dan saya dinasihati
untuk tidak terlalu banyak bekerja. Tapi agaknya saya
masih tak bisa ingat apa yang seharusnya saya ingat.
Dan menurut dokter ingatan itu tidak akan pernah
kembali."

"Yah," kata Inspektur Kepala Davy, "kita tak boleh


berputus asa." Lalu Pater diajaknya menjauhi meja
resepsionis. "Ada suatu eksperimen kecil yang ingin saya
uji cobakan," katanya. "Anda tak keberatan membantu,
bukan?"

Waktu Inspektur Kepala Davy membuka pintu kamar


nomor 18, Miss Marple masih duduk di kursi di dekat
jendela.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Banyak sekali orang di jalan hari ini," katanya, sambil


melihat terus ke jalan. "Lebih banyak daripada biasanya.

"Oh-itu karena jalan ini merupakan penghubung antara


Berkeley Square dan Shepherd's Market."

"Yang saya maksud bukan hanya orang-orang yang


lewat. Melainkan juga orang-orang yang mengerjakan
sesuatu-seperti pembetulan jalan-jalan, mobil reparasi
telepon, dan beberapa buah mobil pribadi...."

"Dan kalau saya boleh bertanya-apa kesimpulan Anda


mengenai hal itu?"

"Saya tidak mengatakan bahwa saya punya suatu


kesimpulan."

Ayah memandang Miss Marple. Lalu dia berkata, "Saya


minta Anda membantu saya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tentu. Untuk itulah saya berada di sini. Apa yang harus


saya lakukan untuk Anda?"

"Saya minta Anda melakukan persis seperti yang Anda


lakukan pada malam hari tanggal sembilan belas
November. Anda sedang tidur -Anda terjaga-mungkin
terbangun karena suatu bunyi yang aneh. Anda
menyalakan lampu, melihat ke jam, turun dari tempat
tidur, membuka pintu lalu menjenguk ke luar. Bisakah
Anda mengulangi semua kegiatan itu?"

"Tentu bisa," kata Miss Marple. Dia bangkit, lalu


berjalan menyeberang ke arah tempat tidur.

"Tunggu sebentar."

Inspektur Kepala Davy pergi, lalu mengetuk-ngetuk


dinding kamar yang di sebelah.

"Anda harus melakukannya lebih keras," kata Miss


Marple. "Tempat ini kokoh bangunannya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Inspektur Kepala melipatgandakan ketukannya.

"Pater Pennyfather sudah saya suruh menghitung


sampai sepuluh," katanya sambil melihat ke arlojinya.
"Nah, sekarang mulai."

Miss Marple menekan tombol lampu, melihat ke jam


yang sebenarnya tak ada lagi di tempatnya, berjalan ke
pintu, membuka pintu itu dan menjenguk ke luar. Di
sebelah kanannya, Pater Pennyfather yang baru saja
meninggalkan kamarnya, berjalan ke bagian atas
tangga, lalu menuruni tangga itu. Napas Miss Marple
tersekat. Dia berbalik ke belakang.

"Bagaimana?" tanya Inspektur Kepala Davy.

"Pria yang saya lihat malam itu tak mungkin Pater


Pennyfather," kata Miss Marple. "Kalau ini benar-benar
Pater Pennyfather."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kalau tak salah Anda berkata...."

"Saya tahu. Dia memang seperti Pater Pennyfather.


Rambutnya, pakaiannya, dan segala-galanya. Tapi
caranya berjalan lain. Saya rasa -saya rasa orang itu
pasti lebih muda. Maafkan saya, saya menyesal sekali
telah menyesatkan Anda. Tapi yang saya lihat malam itu
benar-benar bukan Pater Pennyfather. Saya yakin."

"Kali ini Anda benar-benar yakin, Miss Marple?"

"Yakin," kata Miss Marple. "Maafkan saya,"


sambungnya lagi, "telah menyesatkan Anda."

"Anda memang hampir benar. Pater Pennyfather


memang kembali ke hotel malam itu. Tak ada seorang
pun yang melihatnya masuk ke hotel, tapi itu tak
penting. Soalnya dia masuk setelah lewat tengah
malam. Dia menaiki tangga, membuka pintu kamarnya
di sebelah ini, lalu dia masuk. Apa yang dilihatnya dan
apa yang kemudian terjadi kita tak tahu, karena Pater
tak bisa atau tak mau menceritakannya. Alangkah

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

baiknya bila ada suatu jalan, di mana kita bisa


menggugah ingatannya...."

"Ada suatu perkataan dalam bahasa Jerman," kata Miss


Marple.

"Perkataan apa itu?"

"Aduh, saya lupa, tapi...."

Terdengar ketukan pada pintu.

"Bolehkah saya masuk?" kata Pater Pennyfather, sambil


berjalan masuk. "Apakah itu tadi memuaskan?"

"Sangat memuaskan," kata Ayah. "Saya baru saja


mengatakan pada Miss Marple-Anda kenal Miss Marple,
bukan?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Oh, kenal," kata Pater Pennyfather, meskipun dia


sebenarnya agak kurang yakin.

"Saya baru saja menceritakan pada Miss Marple


bagaimana kita tadi menelusuri kembali gerak-gerik
Anda. Malam itu Anda kembali ke hotel setelah lewat
tengah malam. Anda naik ke lantai atas dan membuka
pintu kamar Anda, lalu masuk...." Dia berhenti.

Miss Marple berseru. "Saya ingat sekarang perkataan


bahasa Jerman itu," katanya. "Doppel-ganger!"[duplikat
seseorang].

Pater Pennyfather pun berseru pula. "Ya, tentu,"


katanya, "tentu! Bagaimana mungkin saya sampai lupa?
Anda benar! Setelah nonton film itu, The Walls of
Jericho, saya kembali kemari, saya naik ke lantai atas ini,
dan saya buka kamar saya. Waktu itu saya melihat-ah,
aneh sekali! Dengan jelas saya melihat diri saya sendiri
duduk di kursi, menghadapi saya. Tepat seperti kata
Anda, Ma'am, seorang doppelganger. Luar biasa! Dan
kemudian -apa lagi, ya?" Dia mengangkat matanya ke
langit-langit, mencoba mengingat-ingat.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Lalu," kata Ayah, "mereka terkejut setengah mati


melihat Anda, soalnya mereka mengira Anda sudah
selamat tiba di Lucerne. Lalu seseorang menghantam
kepala Anda."

26

Pater Pennyfather sudah pergi ke British Museum


dengan naik taksi. Miss Marple diantar oleh Inspektur
Kepala menuju ke ruang duduk. Dia diminta untuk
menunggunya di situ selama kira-kira sepuluh menit.
Miss Marple tidak berkeberatan. Dia menyambut baik
kesempatan untuk duduk dan melihat-lihat ke
sekelilingnya sambil berpikir.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Hotel Bertram. Banyak sekali kenangannya di sini...


Masa silam membaur dengan masa kini.

Dia lalu teringat akan suatu ungkapan bahasa Prancis,


yang berarti: 'Begitu banyak perubahan, namun tetap
sama'. Lalu kata-kata dalam ungkapan itu dibalikkannya
menjadi: 'Keadaannya tetap sama, padahal sebenarnya
banyak perubahan'. Kedua-duanya benar, pikirnya.

Miss Marple merasa sedih-mengingat Hotel Bertram


dan mengingat dirinya sendiri. Dia juga ingin tahu apa
lagi yang dikehendaki Inspektur Kepala Davy dari
dirinya. Dia melihat adanya semangat kerja untuk
mencapai tujuan pada diri perwira itu. Akhirnya rencana
kerjanya mendekati keberhasilan. Itu akan merupakan
hari H. bagi Inspektur Kepala Davy.

Kehidupan di Hotel Bertram berjalan seperti biasa. Ah,


tidak, kata Miss Marple sendiri, tidak seperti biasa. Ada
perbedaannya, meskipun dia tak dapat memastikan di
mana letak perbedaan itu. Mungkinkah suatu keresahan
yang tersembunyi?

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Sekali lagi pintu terbuka, terayun-ayun, dan kali ini yang


masuk adalah pria besar bertampang desa dan
berwajah seperti sapi. Dia langsung menyeberang
menuju ke tempat Miss Marple duduk.

"Sudah siap semua?" tanyanya dengan ramah.

"Ke mana Anda akan membawa saya kali ini?"

"Kita akan mengunjungi Lady Sedgwick."

"Apakah dia menginap di sini?"

"Ya. Dengan putrinya."

Miss Marple bangkit. Dia melayangkan pandangannya


ke sekelilingnya, lalu bergumam, "Kasihan Hotel
Bertram."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apa maksud Anda mengatakan 'Kasihan Hotel


Bertram?'"

"Saya rasa Anda tahu betul apa maksud saya."

"Yah-bila ditinjau dari segi pandang Anda, mungkin saya


tahu."

"Saya selalu merasa sedih bila suatu karya seni dirusak."

"Tempat ini Anda namakan karya seni?" "Tentu. Saya


rasa Anda sependapat." "Saya mengerti maksud Anda,"
Ayah mengakui.

"Rasanya seakan-akan kita mendapatkan tanah yang tak


subur lagi di perbatasan. Maka tak ada lagi yang bisa
kita lakukan-kecuali membongkar segala-galanya."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya tidak begitu mengerti tentang kebun. Tapi bila


kita ganti metafora itu menjadi 'barang busuk', maka
saya bisa membenarkannya."

Mereka naik dengan lift, lalu berjalan di sepanjang


lorong hotel ke arah sebuah kamar istimewa di sudut, di
mana Lady Sedgwick dan putrinya menginap.

Inspektur Kepala Davy mengetuk pintu kamar itu, suatu


suara berkata 'Masuk', dan dia masuk, disusul oleh Miss
Marple.

Bess Sedgwick sedang duduk di kursi yang bersandaran


tinggi di dekat jendela. Di pangkuannya ada sebuah
buku yang tak dibacanya.

"Oh, Anda lagi rupanya, Inspektur Davy." Lalu dia


memandang melewati Inspektur Kepala, ke arah Miss
Marple. Dia kelihatan agak terkejut.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ini Miss Marple," jelas Inspektur Kepala Davy. "Miss


Marple-Lady Sedgwick."

"Saya sudah pernah bertemu dengan Anda," kata Lady


Sedgwick. "Anda bersama dengan Selina Hazy beberapa
hari yang lalu, bukan? Silakan duduk," sambungnya. Lalu
dia berpaling ke arah Inspektur Kepala lagi. "Apakah
Anda membawa berita tentang orang yang telah
menembak Elvira itu?"

"Tak bisa disebut berita."

"Saya ragu apakah Anda akan bisa mendapatkan berita


tentang itu. Dalam kabut seperti itu orang-orang jahat
pun berkeliaran dan mengintai mencari wanita-wanita
yang sedang berjalan seorang diri."

"Sampai batas tertentu itu memang benar," kata Ayah.


"Bagaimana putri Anda?"

"Oh, Elvira sudah tak apa-apa lagi."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apakah dia ada bersama Anda di sini?"

"Ya. Saya menelepon Kolonel Luscombe-walinya. Dia


senang sekali saya mau mengambil alih." Tiba-tiba dia
tertawa. "Orang tua yang baik itu. Dia memang sudah
lama mendesak untuk mengadakan pertemuan ibu dan
anak!"

"Mungkin dia benar dalam hal itu," kata Ayah.

"Oh, tidak, sama sekali tak benar. Untuk saat ini, ya,
saya rasa itulah yang terbaik." Dia memalingkan
kepalanya, melihat ke luar jendela. Lalu dia berkata
dengan suara yang berubah, "Saya dengar Anda telah
menangkap teman saya Ladislaus Malinowski. Atas
tuduhan apa?"

"Saya tidak menangkap," kata Ayah memperbaiki. "Dia


hanya harus membantu kami dalam penyelidikan."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya telah mengirim penasihat hukum saya untuk


mengurus dia."

"Baik sekali," kata Ayah membenarkan. "Siapa pun yang


mengalami kesulitan kecil dengan polisi sebaiknya
meminta bantuan seorang pengacara. Kalau tidak
mereka mudah saja mengatakan hal-hal yang salah."

"Meskipun kami sama sekali tak bersalah?"

"Mungkin bahkan lebih perlu bila orang tak bersalah,"


kata Ayah.

"Anda sinis sekali, ya? Bolehkah saya tahu apa yang


akan Anda tanyakan padanya? Atau apakah saya tak
boleh tahu?"

"Kami ingin tahu dengan tepat mengenai gerak-geriknya


pada malam tewasnya Michael Gorman."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Bess Sedgwick tiba-tiba menegakkan duduknya.

"Apakah Anda punya pikiran yang tak masuk akal bahwa


Ladislaus yang menembak Elvira? Mereka bahkan tak
saling mengenal."

"Dia mungkin saja melakukannya. Soalnya mobilnya ada


di sudut jalan."

"Omong kosong," kata Lady Sedgwick dengan berapiapi.

"Seberapa jauhkah penembakan kemarin malam itu


mengganggu pikiran Anda, Lady Sedgwick?"

Wanita itu agak terkejut.

"Tentu saja pikiran saya terganggu kalau anak saya


nyaris kehilangan nyawanya. Apa yang Anda harapkan?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Bukan itu maksud saya. Maksud saya, seberapa


jauhkah Anda terganggu oleh kematian Michael
Gorman?"

"Saya merasa kasihan sekali. Dia pria pemberani."

"Hanya itu saja?"

"Apa lagi yang Anda harapkan untuk saya katakan?"

"Anda kenal padanya, bukan?"

"Tentu. Dia bekerja di sini."

"Anda mengenalnya lebih daripada sekedar itu, bukan?"

"Apa maksud Anda?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Ah, sudahlah Lady Sedgwick. Dia bekas suami Anda,


bukan?"

Beberapa saat lamanya Lady Sedgwick tak mejawab,


meskipun dia tidak memperlihatkan tanda-tanda gejolak
hatinya atau keterkejutan.

"Anda tahu banyak sekali bukan, Inspektur?" Dia


mendesah, lalu bersandar pada kursinya. "Sudah-yah,
sudah bertahun-tahun saya tak bertemu dengannya.
Dua puluh-ya, lebih dari dua puluh tahun. Lalu pada
suatu hari saya menjenguk ke luar jendela hotel ini, dan
tiba-tiba saya mengenali Micky."

"Dan dia mengenali Anda?"

"Memang mengherankan juga bahwa kami masih saling


mengenali," kata Bess Sedgwick. "Padahal hanya kirakira seminggu kami berkumpul. Lalu keluarga saya

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

mengejar kami. Mereka membayar Micky, dan


membawa saya pulang dalam keadaan malu sekali."

Dia mendesah.

"Saya masih muda sekali waktu saya lari dengan dia.


Sedikit sekali yang saya tahu. Saya hanya seorang gadis
bodoh, yang kepalanya penuh dengan angan-angan
percintaan. Dia merupakan pahlawan saya, terutama
karena pandainya dia menunggang kuda. Dia tak
mengenal rasa takut. Dia tampan dan periang, dan dia
berbicara dengan aksen Irlandia! Saya rasa, sayalah
yang berkeinginan lari dengan dia! Saya rasa, dia sendiri
tidak punya pikiran begitu. Tapi saya liar, kepala batu,
dan sedang tergila-gila padanya." Dia menggeleng. "Tapi
keadaan begitu tak lama.... Pada dua puluh empat jam
yang pertama mata saya sudah terbuka. Dia peminum,
dia tak berbudi bahasa, dan kasar. Waktu keluarga saya
datang dan membawa saya pulang, saya bersyukur.
Saya tak pernah ingin bertemu dengannya lagi."

"Tahukah keluarga Anda bahwa Anda telah menikah


dengannya?" "Tidak."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Anda tidak mengatakannya pada mereka?"

"Saya tak mengira saya telah menikah."

"Bagaimana kejadiannya?"

"Kami menikah di Ballygowlan. Tapi waktu orang tua


saya datang, Micky mendatangi saya dan mengatakan
bahwa pernikahan itu hanya tipuan saja. Katanya itu
hanya ulah antara dia dan teman-temannya. Pada saat
itu saya kira wajar saja dia berbuat begitu. Saya tak tahu
apakah dia berkata begitu karena dia memang
menginginkan uang yang ditawarkan keluarga saya
padanya, ataukah karena dia takut telah melakukan
pelanggaran hukum telah menikahi saya yang waktu itu
masih belum cukup umur. Pokoknya, saya sama sekali
tak ragu bahwa apa yang dikatakannya benar-saat itu
saya belum tahu." "Dan kemudian?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Wanita itu kelihatan tenggelam dalam pikirannya. "Oh,


bertahun-tahun kemudian-setelah saya lebih banyak
tahu tentang kehidupan dan tentang soal-soal yang
berhubungan dengan hukum, barulah saya tiba-tiba
menyadari bahwa mungkin sebenarnya saya masih
terikat perkawinan dengan Micky Gorman!"

"Jadi kenyataannya, waktu Anda menikah dengan Lord


Coniston, Anda sebenarnya bersuami dua."

"Juga waktu saya menikah dengan Johnny Sedgwick,


juga kemudian waktu saya menikah dengan suami saya
yang orang Amerika, Ridge-way Becker." Dia melihat
pada Inspektur Kepala Davy, dan tertawa seolah-olah
dia geli sekali.

"Begitu seringnya saya bersuami dua," katanya.


"Rasanya tak masuk akal."

"Pernahkah Anda berniat untuk minta cerai?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Wanita itu mengangkat bahunya. "Rasanya semuanya


seperti mimpi yang bodoh saja. Untuk apa digali lagi.
Tapi saya memang menceritakannya pada Johnny."
Suaranya melembut dan terdengar lunak waktu dia
menyebut nama itu.

"Dan apa katanya?"

"Dia tak peduli. Baik Johnny maupun saya tidak begitu


patuh pada hukum."

"Bersuami dua menyebabkan orang bisa dihukum, Lady


Sedgwick."

Dia melihat pada Ayah, dan tertawa lagi.

"Siapa yang mau merisaukan sesuatu yang telah terjadi


di Irlandia bertahun-tahun yang lalu? Semuanya sudah
berlalu. Micky sudah menerima uangnya dan pergi. Ah,
tidakkah Anda mengerti? Itu hanya merupakan suatu
peristiwa kecil yang bodoh. Suatu peristiwa yang ingin

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

saya lupakan. Saya singkirkan saja itu, bersama hal-halyang banyak sekali jumlahnya-yang tak punya arti dalam
hidup ini."

"Lalu," kata Ayah dengan tenang, "pada suatu hari


dalam bulan November, Michael Gorman muncul lagi
dan mencoba memeras Anda?"

"Omong kosong! Siapa yang mengatakan bahwa dia


telah memeras saya?"

Perlahan-lahan Ayah menujukan matanya ke arah


wanita tua yang sejak tadi duduk dengan tenang dan
tegak sekali di kursinya.

"Anda!" Bess Sedgwick menatap Miss Marple. "Apa


yang Anda ketahui tentang hal itu?"

Suaranya lebih banyak mengandung rasa ingin tahu


daripada tudingan.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kursi-kursi di hotel ini sandarannya tegak sekali," kata


Miss Marple. "Nyaman sekali diduduki. Pada suatu hari
saya duduk di salah satu kursi seperti itu di depan
perapian di kamar tulis. Saya hanya ingin beristirahat
dulu sebelum saya pergi. Lalu Anda masuk mau menulis
surat. Saya rasa Anda tak menyadari bahwa ada orang
lain di dalam kamar itu. Jadi -saya mendengar
percakapan Anda dengan pria yang bernama Gorman
itu."

"Anda mendengarkan?"

"itu wajar," kata Miss Marple. "Mengapa tidak?


Bukankah itu ruangan umum? Waktu Anda membuka
jendela lalu memanggil pria yang di luar itu, saya tak
mengira bahwa itu akan merupakan suatu percakapan
yang bersifat pribadi."

Bess tetap menatapnya beberapa saat, lalu dia


mengangguk perlahan-lahan.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Memang uk salah," katanya. "Ya, saya mengerti. Tapi


Anda salah menafsirkan apa yang Anda dengar. Micky
tidak memeras saya. Mungkin dia punya niat untuk itutapi saya telah memberinya peringaun sebelum dia bisa
mencoba!" Tepi-tepi bibirnya naik ke aus, membentuk
senyum yang lebar, yang menjadikan wajahnya sangat
menarik. "Saya telah menakut-nakutinya."

"Ya," Miss Marple membenarkan. "Saya rasa memang


begitu. Anda mengancam akan menembaknya. Harap
jangan katakan saya lancang bila saya berkata-Anda
telah menangani hal itu dengan tepat sekali."

Alis Bess Sedgwick naik, dan air mukanya tampak


senang.

"Tapi saya bukan satu-satunya orang yang telah


mendengar percakapan Anda itu," sambung Miss
Marple.

"Ya, Tuhan! Apakah seluruh hotel telah ikut


mendengarkan?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Kursi yang sebuah lagi juga diduduki orang."

"Oleh siapa."

Miss Marple mengatupkan bibirnya. Dia melihat pada


Inspektur Kepala Davy dengan pandangan yang hampir
merupakan pandangan memohon. "Kalau harus juga
dikatakan, Anda saja yang mengatakannya," kata
pandangan itu, "saya tak bisa...."

"Putri Anda yang duduk di kursi yang satunya lagi," kata


Inspektur Kepala.

"Oh, tidak!" Teriakan itu terucap dengan tajam. "Tidak.


Tidak Elvira! Saya mengerti-ya, saya mengerti. Dia pasti
mengira...."

"Dia memikirkan dengan serius apa yang telah


didengarnya, dan dia lalu pergi ke Irlandia untuk

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

mencari kebenaran. Dia tidak mengalami kesulitan


untuk menemukannya."

Lagi-lagi Bess Sedgwick berkata dengan suara halus,


"Oh, tidak..." Lalu berkata lagi, "Kasihan anak itu!
Sampai sekarang dia tidak menanyakan apa-apa. Hal itu
disimpannya sendiri. Ditekannya dalam dirinya sendiri.
Akan lebih baik sekiranya dia mengatakannya pada
saya, tentu akan saya jelaskan semuanya padanya-akan
saya katakan padanya bahwa soal itu bukan apa-apa."

"Mungkin dia tidak sependapat dengan Anda bahwa hal


itu bukan apa-apa," kata Inspektur Kepala Davy.
"Lucunya," sambungnya dengan sikap mengenang,
seolah-olah dia sedang mengobrol dengan santai,
seperti seorang peternak tua yang memperbincangkan
tentang hewan peliharaannya dan tanahnya, "setelah
pengalaman bertahun-tahun, dengan banyak mencoba
dan membuat kesalahan-saya jadi tahu bahwa suatu
pola kejadian yang sederhana tak bisa dipercaya. Polapola yang sederhana itu sering kali terlalu baik untuk
bisa dipercaya. Begitulah keadaannya pola pembunuhan
kemarin malam itu. Seorang gadis berkata bahwa
seseorang lelah menembaknya tapi luput. Petugas

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

penjaga pintu berlari untuk menyelamatkannya, lalu dia


yang dikenai peluru yang kedua. Semuanya itu mungkin
benar. Mungkin begitulah cara gadis itu melihatnya.
Tapi sebenarnya di balik yang kelihatan, mungkin lain
halnya.

"Tadi dengan berapi-api Anda berkata, Lady Sedgwick,


bahwa tak ada alasannya bagi Ladislaus Malinowski
untuk mencoba membunuh putri Anda. Yah, saya
sependapat dengan Anda. Saya pikir juga demikian. Dia
adalah tipe anak muda yang mungkin bertengkar
dengan seorang wanita, lalu mencabut pisau dan
mendiamkannya ke wanita itu. Tapi saya rasa tak
mungkin dia bersembunyi di suatu pekarangan di bawah
jalan, lalu dengan darah dingin mengintainya untuk
menembaknya. Tapi seandainya orang lain yang akan
ditembaknya itu, maka terdengarlah teriakan, menyusul
tembakan-tembakan lagi-yang berakibat tewasnya
Michael Gorman. Andaikan memang itu yang
diharapkan akan terjadi, itu berarti bahwa Malinowski
telah merencanakannya dengan cermat. Dia memilih
malam yang berkabut, bersembunyi di pekarangan yang
lebih rendah dari jalan, dan menunggu sampai putri
Anda keluar ke jalan. Dia tahu bahwa putri Anda itu
akan keluar, karena memang sudah diaturnya begitu.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Ditembakkannya suatu tembakan. Maksudnya bukan


untuk mengenai gadis itu. Diusahakannya benar supaya
peluru itu tidak terarah ke gadis itu. Tapi gadis itu
mengira bahwa peluru itu sengaja diarahkan pada
dirinya. Dia berteriak. Penjaga pintu yang mendengar
tembakan dan teriakan itu dari hotel berlari ke jalan,
lalu Malinowski menembak orang yang memang
direncanakannya akan ditembaknya. Yaitu Michael
Gorman."

"Saya tak percaya semuanya itu! Mengapa Ladislaus


Malinowski ingin menembak Micky Gorman?"

"Mungkin karena soal pemerasan kecil," kata Ayah.

"Maksud Anda, Micky memeras Ladislaus? Mengenai


apa?"

"Mungkin mengenai apa-apa yang terjadi di Hotel


Bertram," kata Ayah. "Mungkin Michael Gorman telah
menemukan banyak hal sehubungan dengan itu."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Hal-hal yang terjadi di Hotel Bertram? Apa maksud


Anda?"

"Di sini telah dibuat rencana kejahatan," kata Ayah.


"Direncanakan dengan apik, dan dilaksanakan dengan
baik sekali. Tapi tak ada satu pun yang langgeng.
Beberapa hari yang lalu Miss Marple ini bertanya pada
saya, ada yang tak beres dengan tempat ini. Nah, akan
saya berikan jawabannya sekarang. Hotel Bertram ini
sebenarnya merupakan markas besar dari salah satu
sindikat kejahatan yang terhebat dan terbesar yang
pernah dikenal orang selama bertahun-tahun."

27

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Selama kira-kira satu setengah menit semuanya diam.


Lalu Miss Marple berbicara.

"Menarik sekali," katanya dengan santai.

Bess Sedgwick berpaling padanya. "Kelihatannya Anda


tak terkejut, Miss Marple."

"Memang tidak. Tidak terlalu. Soalnya banyak sekali hal


yang aneh, yang rasanya sama sekali tak cocok.
Semuanya terlalu baik hingga tak masuk akalmengertikah Anda maksud saya? Di kalangan teater hal
itu disebut 'pertunjukan yang bagus'. Tapi semuanya
memang hanya pertunjukan-bukan keadaan yang
sebenarnya.

"Lalu ada pula hal-hal kecil. Seperti orang-orang yang


mengaku melihat seorang teman atau kenalan-tapi
ternyata keliru."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Hal-hal seperti itu biasa terjadi," kata Inspektur Kepala


Davy, "tapi kalau terlalu sering terjadi, begitukah
maksud Anda, Miss Marple?"

"Ya," Miss Marple membenarkan. "Orang-orang seperti


Selina Hazy memang membuat kesalahan semacam itu.
Tapi kalau banyak sekali orang lain yang melakukannya
juga, mau tak mau orang akan jadi heran."

"Beliau ini melihat banyak," kata Inspektur Kepala Davy


pada Bess Sedgwick mengenai Miss Marple, seolah-olah
wanita tua itu adalah anjing kesayangannya yang pandai
memainkan pertunjukan.

Bess Sedgwick berpaling dengan tajam pada Ayah.

"Apa maksud Anda dengan mengatakan bahwa tempat


ini merupakan markas besar dari suatu sindikat
kejahatan? Menurut saya Hotel Bertram ini adalah
tempat yang paling terhormat di dunia ini."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Memang," kata Ayah. "Seharusnya memang begitu.


Soalnya sudah banyak waktu, uang, dan pikiran yang
dihabiskan untuk menjadikannya demikian. Yang asli
dan yang tiruan telah dibaurkan dengan cerdiknya. Anda
tepat sekali telah memilih Henry yang merupakan aktor
yang hebat untuk menjalankan pertunjukan itu. Orang
yang bernama Humfries itu juga patut mendapat
acungan jempol. Di negeri ini dia tak pernah tercatat
sebagai pelanggar hukum, tapi di luar negeri dia telah
terlibat dalam beberapa permainan dengan hotel yang
aneh. Ada beberapa orang aktor watak yang
memainkan beberapa peran di sini. Untuk
menyenangkan hati Anda, saya harus mengakui bahwa
saya merasa kagum sekali akan semua rencana ini.
Perbuatan itu telah banyak sekali merugikan negeri ini.
Telah memusingkan kepala Badan Intelijen dan
angkatan kepolisian setempat. Setiap kali kami merasa
bahwa kami telah berhasil, dan akan menangkap pelaku
suatu peristiwa tertentu-ternyata bahwa peristiwa itu
sama sekali tak ada hubungannya dengan apa-apa. Tapi
kami terus berusaha, sedikit-sedikit di sana-sini. Sebuah
bengkel di mana tersimpan bertumpuk-tumpuk pelat
nomor mobil, yang sewaktu-waktu bisa dipasang pada
mobil-mobil tertentu. Suatu perusahaan pengangkutan
perabot rumah tangga, sebuah truk pengangkut daging,
sebuah truk bahan-bahan keperluan dapur, bahkan satu

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

atau dua buah truk pengangkut barang-barang pos


tiruan. Seorang pengemudi balap dengan mobilnya yang
mampu menempuh jarak yang luar biasa jauhnya hanya
dalam beberapa menit saja, dan ada pula seorang
biarawan yang mengemudikan mobil Morris Oxford tua
perlahan-lahan sekali. Juga seorang petani sayursayuran dan buah-buahan yang tinggal di sebuah gubuk,
yang bila perlu bisa memberikan pertolongan pertama,
dan yang berhubungan pula dengan seorang dokter
yang bisa dimanfaatkan. Saya tak perlu menyebutkan
semua. Kait-mengaitnya akhirnya tak ada akhirnya. Itu
tadi baru separuhnya. Tamu-tamu asing yang datang ke
Hotel Bertram merupakan bagian yang lain. Kebanyakan
di antaranya adalah orang-orang Amerika atau dari
daerah-daerah jajahan. Orang-orang kaya yang tak bisa
dicurigai. Mereka itu datang dengan bagasi mewah yang
banyak, dan pulang dengan banyak bagasi mewah yang
kelihatannya sama, padahal sebenarnya tidak.
Wisatawan-wisatawan kaya yang datang ke Prancis.
Mereka itu tak perlu kuatir akan bea cukai, karena bea
cukai tidak menghalang-halangi kaum wisatawan bila
mereka membawa banyak uang ke dalam negeri. Tidak
selalu wisatawan yang sama. Segala-galanya tak boleh
melebihi batas. Tak satu pun di antaranya yang mudah
dijadikan bukti atau ditangkap, tapi akhirnya semua

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

tentu akan tergulung. Kami sudah mengambil langkah


awal. Cabot suami-istri itu umpamanya...."

"Ada apa dengan Cabot suami-istri?" tanya Bess tajam.

"Anda ingat pada mereka? Mereka orang-orang


Amerika yang baik. Mereka menginap di sini tahun yang
lalu, dan tahun ini mereka ada di sini lagi. Mereka tidak
akan datang untuk ketiga kalinya. Tak seorang pun
datang kemari lebih dari dua kali dalam hubungan
rencana kejahatan itu. Ya, kami telah menangkapnya
waktu mereka tiba di Calais. Peti pakaian yang mereka
bawa itu adalah hasil perencanaan yang baik sekali. Di
dalamnya terdapat lebih dari tiga ratus ribu pound yang
tersusun dengan rapi. Itulah hasil perampokan kereta
api di Bedhampton itu. Itu hanya merupakan setetes air
dalam samudra.

"Saya katakan sekali lagi, Hotel Bertram adalah markas


besar dari semuanya itu! Separuh dari staf hotel
terlibat. Beberapa di antara tamu-tamunya terlibat.
Beberapa di antara tamu-tamu itu memang benar-benar
tamu-sedang yang lainnya bukan. Cabot suami-istri yang

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

sebenarnya, umpamanya, sekarang berada di Yucatan.


Lalu ada pula bal-bal yang berhubungan dengan
pengenalan. Umpamanya saja Bapak Hakim Ludgrove.
Wajahnya sangat mudah dikenali, dengan hidungnya
yang bulat seperti umbi yang berkutil. Mudah sekali
ditiru. Juga Pater Pennyfather. Seorang biarawan yang
lemah dari desa, yang berambut tebal dan beruban, dan
terkenal karena linglungnya. Semua gerak geriknya,
caranya melihat melalui kacamatanya-semuanya itu
mudah saja ditiru oleh seorang aktor watak yang ahli."

"Tapi untuk apa semuanya itu?" tanya Bess.

"Benar-benarkah Anda menanyakan hal itu pada saya?


Bukankah hal itu sudah jelas. Pak Hakim dilihat orang di
dekat tempat kejadian perampokan bank. Ada orang
yang mengenalinya lalu melaporkannya. Kami
menelitinya. Ternyata salah. Dia berada di tempat lain
pada saat itu. Tapi sudah agak lama kami baru
menyadari bahwa itu semua adalah 'kesalahankesalahan yang disengaja' . Tak ada orang yang ingin
tahu tentang orang lain yang serupa benar dengan dia
itu. Padahal orang itu sebenarnya sama sekali tak
serupa dengan dia bila dihapus make-up-nya dan dia tak

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

lagi memainkan perannya. Hal itu membingungkan


sekali. Secara bergantian, ada seorang hakim dari
pengadilan tinggi, seorang wakil uskup, seorang admiral,
seorang mayor jendral, yang semuanya terlihat di dekat
tempat kejadian kejahatan.

"Setelah perampokan kereta api di Bedhampton,


sekurang-kurangnya ada empat buah kendaraan yang
terlibat untuk mengangkut hasil rampokan itu ke
London. Mobil balap yang dikemudikan oleh Malinowski
ikut ambil bagian, sebuah lori yang membawa peti
logam yang palsu, sebuah mobil Daimler kuno dengan
seorang admiral di dalamnya, dan seorang biarawan tua
yang berambut tebal yang beruban dalam sebuah mobil
Morris Oxford. Seluruh peristiwa itu merupakan suatu
operasi yang sangat berhasil, yang direncanakan dengan
baik sekali.

"Lalu pada suatu hari komplotan itu mengalami sedikit


nasib buruk. Biarawan tua yang sering berpikiran kacau
itu, Pater Pennyfather, pergi untuk berangkat naik
pesawat terbang pada hari yang salah. Orang
menolaknya 'di pelabuhan udara, lalu dia berkeliaran di
Cromwell Road. Dia nonton film, dia kembali kemari

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

setelah lewat tengah malam, naik ke kamarnya yang


kuncinya ada di dalam sakunya, dibukanya pintu
kamarnya itu, dan waktu dia masuk, dia terkejut
setengah mati, karena melihat seseorang yang
menyerupai dirinya sendiri sedang duduk di kursi
menghadap ke arahnya! Padahal komplotan itu sama
sekali tak mengira Pater Pennyfather yang
sesungguhnya akan kembali, karena mereka mengira
dia sudah tiba dengan selamat di Lucerne. Orang yang
merupakan duplikatnya itu sedang bersiap-siap untuk
memainkan perannya di Bedhampton waktu tokoh yang
sebenarnya itu masuk. Mereka tak tahu harus berbuat
apa. Tapi salah seorang anggotanya, saya rasa Humfries,
mengambil tindakan naluriah. Dihantamnya kepala
orang tua itu, dan dia langsung pingsan. Saya rasa ada
orang yang marah karena perbuatan itu. Dia marah
sekali. Lalu mereka memeriksa orang tua itu. Ternyata
bahwa dia hanya pingsan, jadi kelak mungkin akan
siuman kembali. Maka mereka pun melanjutkan
rencana mereka. Pater Pennyfather palsu keluar dari
kamar itu, keluar dari hotel dan pergi ke tempat
kejadian. Di sana dia akan ikut berperan dalam
pergantian mobil-mobil. Saya tak tahu apa yang mereka
lakukan atas diri Pater Pennyfather yang sebenarnya.
Saya hanya bisa menebak. Saya rasa dia juga diangkut
malam itu, dibawa dengan mobil ke gubuk seorang

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

petani sayuran. Gubuk itu terletak tak jauh dari tempat


kereta api itu dihentikan, di mana ada seorang dokter
yang bisa merawatnya. Lalu waktu diterima laporan
bahwa Pater Pennyfather terlihat di sekitar tempat itu,
semuanya pun cocoklah. Pasti semua orang yang
berkepentingan menunggu dengan cemas saat dia
siuman dari pingsannya. Kemudian ternyata bahwa dia
sama sekali tak ingat mengenai apa-apa yang telah
terjadi selama sekurang-kurangnya tiga hari yang
terakhir."

"Kalau tidak, apakah mereka akan membunuhnya?"


tanya Miss Marple.

"Tidak," kata Ayah. "Saya rasa mereka tidak akan


membunuhnya. Ada seseorang yang tidak akan
membiarkan hal itu terjadi. Sudah sejak semula nyata,
bahwa orang yang memimpin operasi itu tidak
menghendaki pembunuhan...."

"Kedengarannya fantastis," kata Bess Sedgwick. "Luar


biasa sekali! Saya rasa Anda tak punya bukti apa-apa

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

untuk menghubungkan Ladislaus dengan kisah Anda


yang tak berujung pangkal itu."

"Saya punya banyak bukti yang memberatkan Ladislaus


Malinowski," kata Ayah. "Anda tahu bahwa dia ceroboh.
Dia datang kemari, padahal seharusnya tak boleh. Pada
kesempatan yang pertama dia datang untuk mengatur
pertemuan dengan putri Anda. Mereka punya kata
sandi."

"Omong kosong. Anak saya telah menyatakan sendiri


pada Anda bahwa dia tak kenal pada pemuda itu."

"Bisa saja dia berkata begitu pada saya, tapi itu tak
benar. Dia bahkan mencintai pemuda itu. Dia ingin
menikah dengan pemuda itu."

"Saya tak percaya!"

"Tentu saja Anda tak tahu," kata Inspektur Kepala Davy.


"Malinowski bukanlah pria yang mau menceritakan

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

semua rahasianya, sedang putri Anda sama sekali tak


Anda kenal. Itu pernah Anda akui sendiri. Anda marah,
bukan, waktu Anda dapati Malinowski datang ke Hotel
Bertram."

"Mengapa saya harus marah?" "Karena Andalah otak


operasi itu," kara Ayah. "Anda dan Henry. Segi
keuangannya ditangani oleh Hoffman bersaudara.
Mereka mengatur semuanya dengan bank-bank di
Benua Eropa, untuk pembukuannya dan sebagainya.
Tapi bos dari sindikat itu, otak yang menjalankannya
dan merencanakannya adalah otak Anda, Lady
Sedgwick."

Bess memandanginya, lalu tertawa. "Saya tak pernah


mendengar sesuatu yang lebih lucu daripada kisah ini!"
katanya.

"Oh, tidak, sama sekali tak lucu. Anda punya otak,


punya semangat dan keberanian. Anda sudah mencoba
banyak hal, dan Anda pikir Anda akan berhasil dalam
kejahatan. Memang banyak yang mendebarkan dalam
kegiatan itu, dan banyak pula tantangannya. Saya rasa

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

bukan uangnya yang menarik bagi Anda, melainkan rasa


suka dalam segala hal itu. Tapi Anda tak suka
pembunuhan atau kekerasan kalau tak mendesak. Tak
pernah ada pembunuhan, tak ada serangan-serangan
kejam. Hanya ada suatu ketukan manis dengan suatu
keahlian di kepala orang bila perlu. Anda seorang wanita
yang menarik. Salah seorang dari penjahat-penjahat
besar yang menarik."

Beberapa menit lamanya keadaan hening. Lalu Bess


Sedgwick bangkit.

"Anda pasti sudah gila." Dia mengulurkan tangannya ke


pesawat telepon.

"Anda akan menelepon pengacara Anda, ya? Itu


tindakan yang tepat sekali sebelum Anda berkata terlalu
banyak."

Dengan kasar dibantingnya kembali alat penerima


telepon ke tempatnya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya pikir-pikir, saya benci pada pengacara.... Baiklah.


Kita ikuti jalan pikiran Anda. Ya, memang saya yang
memimpin operasi itu. Tepat sekali kalau Anda katakan
itu sangat menyenangkan. Setiap detik dari peristiwa itu
saya nikmati. Senang sekali bisa mengeruk uang dari
bank-bank, kereta api, kantor-kantor pos, dan apa yang
disebut mobil keamanan! Senang sekali membuat
rencana dan mengambil keputusan, alangkah
senangnya! Dan saya senang saya telah mengalaminya.
Anda katakan tadi, perbuatan yang sama telah terlalu
sering terjadi. Saya rasa itu benar. Yah, saya memang
sudah puas menikmati uang hasil jerih-payah saya itu.
Tapi Anda keliru mengenai Ladislaus Malinowski, yang
Anda katakan telah menembak Micky Gorman! Bukan
dia yang melakukannya. Saya yang menembaknya."
Tiba-tiba dia tertawa melengking, dengan senang sekali.

"Anda tak perlu tahu apa yang telah dilakukannya, apa


yang telah diancamkannya.... Sudah saya katakan
bahwa saya akan menembaknya. Saya telah melakukan
tepat seperti yang Anda bayangkan tentang perbuatan
Ladislaus. Saya bersembunyi di pekarangan di bawah
jalan itu. Waktu Elvira lewat, saya menembak

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

sembarangan. Lalu waktu dia berteriak dan Micky


berlari ke jalan, saya berhasil menjebaknya ke tempat
yang saya ingini, dan saya tembak dia! Mudah saja saya
masuk kembali, karena saya memiliki kunci dari semua
pintu masuk ke hotel. Saya menyelinap melalui pintu
belakang dan langsung naik ke kamar saya. Tak pernah
saya menduga bahwa hasil pelacakan Anda mengenai
pistol itu menunjuk ke arah Ladislaus-dan saya tak
menduga bahwa Anda bahkan mencurigai dia. Pistol itu
memang telah saya curi dari mobilnya tanpa setahunya.
Tapi yakinlah bahwa sama sekali tak terkilas di pikiran
saya untuk melemparkan tuduhan atas dirinya."

Dia berputar, berpaling pada Miss Marple. "Anda adalah


saksi mengenai apa yang telah saya ucapkan, ingat itu.
Saya yang membunuh Gorman."

"Atau Anda berkata begitu karena Anda mencintai


Malinowski," kata Davy.

"Tidak." Jawaban itu terdengar tajam. "Saya teman


baiknya, itu saja. Memang benar kami pacaran, hanya
dalam arti dangkal. Tapi saya tidak mencintainya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Selama hidup saya, saya hanya mencintai satu orangJohnny Sedgwick." Suaranya berubah menjadi lembut
waktu dia menyebutkan nama itu.

"Tapi Ladislaus adalah teman baik saya. Saya tak mau


dia menjadi korban gara-gara sesuatu yang tidak
dilakukannya. Saya yang membunuh Micky Gorman. Itu
sudah saya katakan, dan Miss Marple mendengar
ucapan saya itu- Dan sekarang, Inspektur Davy yang
baik...." Suaranya meninggi dan melengking, tawanya
nyaring waktu dia berkata, "Tangkaplah saya kalau
bisa."

Dengan jangkauan tangannya yang cepat, diangkatnya


pesawat telepon yang berat, dan dilemparkannya ke
jendela hingga pecah. Dan sebelum Ayah sempat
berdiri, dia sudah keluar dari jendela itu dan berjalan
meniti sepanjang tembok rendah yang sempit. Dengan
kecepatan yang mengherankan, mengingat tubuhnya
yang besar, Davy berlari ke jendela yang sebuah lagi dan
mengangkat daun jendela. Pada saat yang sama
dikeluarkannya peluit dari sakunya lalu ditiupnya.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Sebentar kemudian, dengan susah-payah, Miss Marple


bangkit, lalu menyertainya. Kemudian mereka berdua
menatap ke luar, ke bagian depan Hotel Bertram.

"Dia bisa jatuh. Dia memanjat pipa saluran air," seru


Miss Marple. "Tapi mengapa malah ke atas?"

"Dia akan pergi ke atap. Itulah satu-satunya peluang


baginya, dan dia tahu itu. Ya, Tuhan, lihat dia. Dia
memanjat seperti kucing. Kelihatan seperti seekor lalat
yang menempel di sisi dinding saja. Bukan main
beraninya dia menantang bahaya!"

"Dia bisa jatuh," gumam Miss Marple, sambil menutup


matanya. "Tak mungkin dia berhasil...."

Wanita yang sedang mereka pandangi itu lenyap dari


penglihatan. Ayah agak menarik dirinya ke dalam
kamar.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Apakah Anda tak akan pergi untuk... ?" tanya Miss


Marple.

Ayah menggeleng. "Apalah yang bisa saya lakukan


dengan tubuh saya yang besar ini? Tapi anak buah saya
sudah siap untuk bertindak dalam keadaan seperti ini.
Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan. Beberapa
menit lagi kita akan tahu... Tapi saya rasa, bukan tak
mungkin dia mengalahkan orang sebanyak itu! Anda kan
tahu dia itu wanita istimewa." Dia mendesah. "Dia
wanita yang nekat. Dalam setiap generasi selalu ada
beberapa orang yang seperti itu. Kita tak bisa
menjinakkannya, tak bisa mengajaknya masuk ke dalam
masyarakat, dan mengajaknya hidup berdasarkan
undang-undang dan peraturan. Orang-orang semacam
itu hidup dengan caranya sendiri. Bila orang-orang
nekat itu berhati suci, maka mereka pergi untuk
merawat para penderita kusta atau yang semacam itu,
atau menjadi martir di hutan rimba. Bila mereka itu
orang-orang yang jahat, maka mereka melakukan tindak
kejahatan yang tak tahan kita mendengarnya. Dan
kadang kadang-mereka itu liar! Saya rasa orang-orang
macam itu cocoknya lahir dan hidup dalam abad yang
lain, di mana setiap orang hidup untuk dirinya sendiri,
setiap orang berjuang demi hidupnya sendiri. Di mana

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

ancaman mengintai selalu, bahaya mengelilingi mereka,


dan mereka sendiri pun merupakan bahaya bagi orang
lain. Dunia yang seperti itu akan sesuai bagi mereka.
Mereka akan merasa betah dalam dunia seperti itu.
Dalam dunia seperti dunia kita ini, mereka tak sesuai."

"Apakah Anda sudah tahu apa yang akan dilakukannya


tadi?"

"Tidak. Itulah salah satu bakatnya. Berbuat yang tak


disangka-sangka. Itu pasti sudah direncanakannya. Dia
sudah tahu apa yang akan terjadi. Dia pasti sudah
membuai rencana dan berpikir keras. Saya rasa-aduh...."
Dia tersentak karena mendengar dentuman knalpot
sebuah mobil, derit rodanya, dan bunyi sebuah mobil
balap yang besar. Ayah menjenguk ke luar. "Dia telah
berhasil, dia masuk ke mobilnya."

Terdengar bunyi derit lagi waktu mobil itu menikung


pada dua rodanya saja, lalu terdengar derum yang
keras, dan sebuah mobil putih yang cantik melesat ke
jalan.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Bisa-bisa dia membunuh seseorang," kata Ayah, "dia


akan membunuh banyak orang... dalam usahanya
membunuh dirinya sendiri."

"Saya ingin tahu," kata Miss Marple.

"Dia memang pengemudi yang hebat. Seorang


pengemudi yang pandai sekali. Aduh, hampir saja!"

Mereka mendengar derum mobil itu pergi melaju


dengan bunyi klakson yang nyaring, lalu terdengar bunyi
itu melemah. Kemudian terdengar jeritan, teriakan
orang, bunyi derit rem, bunyi letupan knalpot, lalu
berhenti dengan derit ban yang nyaring sekali....

"Dia telah menabrak sesuatu," kau Ayah.

Dia berdiri saja dengan amat tenang, dengan kesabaran


yang merupakan ciri khas tubuhnya yang besar itu. Miss

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Marple pun berdiri diam-diam di sampingnya. Kemudian


meluaslah berita dari mulut ke mulut di sepanjang jalan.
Seorang pria yang berdiri di trotoar di seberang jalan
mendongak ke arah Inspektur Kepala Davy dan
membuat isyarat-isyarat cepat dengan tangannya.

"Dia tewas," kata Avah dengan berat. "Dia meninggal!


Dia melarikan mobil dengan kecepatan seratus empat
puluh kilometer per jam ke arah pagar. Tak ada
kerusakan berat kecuali bagian yang ditabrak. Ya, dia
sudah meninggal." Dia berbalik ke dalam kamar dan
berkata dengan berat, "Yah, dia telah menceritakan
perbuatannya lebih dulu. Anda sudah mendengarnya."

"Ya," kata Miss Marple, "saya sudah mendengarnya."


Kedua orang itu berdiaman sebentar. "Tapi kisahnya itu
pasti tak benar," kata Miss Marple dengan tenang.

Ayah melihat padanya. "Anda tak percaya padanya, ya?"

"Anda percaya?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tidak," sahut Ayah. "Tidak. Bukan itu cerita yang


sebenarnya. Itu dikarangnya supaya cocok benar
dengan peristiwanya. Tapi itu tak benar. Bukan dia yang
menembak Michael Gorman. Tahukah Anda siapa yang
melakukannya?"

"Tentu saya tahu," kata Miss Marple. "Gadis itu."

"Oh! Sejak kapan Anda tahu itu?"

"Saya ini selalu ingin tahu," kata Miss Marple.

"Saya juga," kata Ayali. "Malam itu dia ketakutan sekali.


Dan mudah sekali ditangkap bahwa ceritanya bohong.
Tapi mula-mula saya tak bisa menemukan motifnya."

"Saya heran," kata Miss Marple. "Dia telah mendengar


bahwa pernikahan ibunya bersifat bigami (bersuami
dua). Tapi apakah seorang gadis akan mau membunuh

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

gara-gara itu? Zaman sekarang ini tidak lagi! Saya rasaada segi keuangannya. Betulkah?"

"Ya, alasannya memang uang," kata Inspektur Kepala


Davy. "Ayahnya mewariskan uang banyak sekali
padanya. Waktu diketahuinya bahwa ibunya masih
dalam ikatan pernikahan dengan Michael Gorman, dia
mengerti bahwa pernikahan ibunya dengan Coniston
jadi tak sah. Pikirnya itu berarti bahwa uang tersebut
tidak akan didapatkannya, karena meskipun dia
memang anak Coniston, dia adalah anak yang tak sah.
Padahal dia keliru. Kami pernah menangani perkara
seperti itu. Itu tergantung pada kata-kata dalam surat
wasiat itu. Coniston dengan jelas mewariskannya
padanya, dengan mencantumkan namanya. Jadi dia
akan tetap mendapatkan uang itu, tapi dia tak tahu itu.
Dan dia tak mau melepas uang itu."

"Mengapa dia begitu menginginkan uang itu?"

Dengan geram Inspektur Kepala Davy menjawab,


"Untuk membeli Ladislaus Malinowski. Laki-laki itu
hanya mau kawin dengannya karena uangnya. Tanpa

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

uang itu, dia tidak akan mau. Dan gadis itu tak bodoh.
Dia tahu itu. Padahal dia menginginkan laki-laki itu
dengan cara yang bagaimanapun juga. Dia cinta matimatian pada laki-laki itu."

"Saya tahu," kata Miss Marple. "Saya melihat wajahnya


waktu dia memandang pria itu di Taman Battersea hari
itu," jelasnya lagi.

"Dia tahu bahwa dengan uang dia akan bisa


mendapatkannya, dan tanpa uang dia akan kehilangan
dia," kata Ayah. "Jadi dia lalu merencanakan suatu
pembunuhan yang berdarah dingin. Dia tidak
bersembunyi di pekarangan di bawah jalan itu. Tak ada
siapa-siapa di situ. Dia hanya berdiri di pagar jalan, lalu
menembak dan berteriak. Dan waktu Gorman datang
berlari-lari dari hotel, ditembaknya pria itu dari jarak
dekat. Lalu dia berteriak lagi. Dia berdarah dingin. Dia
tak punya niat untuk melibatkan Ladislaus Malinowski.
Dia mencuri pistol pria itu, karena itulah satu-satunya
jalan untuk mendapatkan pistol dengan mudah. Sama
sekali tak disangkanya bahwa pemuda itulah yang lalu
akan dituduh melakukan kejahatan itu. Dia juga tak tahu
bahwa mungkin pemuda itu berada di sekitar tempat itu

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

malam itu. Pikirnya perbuatan itu akan dituduhkan pada


seorang penjahat yang telah memanfaatkan kabut yang
tebal. Ya, dia memang berdarah dingin. Tapi-kemudiandia lalu ketakutan! Dan ibunya ketakutan memikirkan
anaknya itu..."

"Dan sekarang-apa yang akan Anda lakukan?"

"Saya tahu bahwa dia yang melakukannya," kata Ayah,


"tapi saya tak punya bukti. Mungkin sebagai seorang
pemula dalam kejahatan dia akan bernasib baik....
Agaknya hukum pun sekarang berprinsip untuk
mengampuni seseorang yang baru pertama kali
melakukan kejahatan. Seorang pembela yang
berpengalaman akan bisa meme nangkan perkara itu
dengan suatu cerita yang membangkitkan iba-seperti,
betapa masih mudanya gadis itu, bahwa dia dibesarkan
dengan cara yang tak menguntungkan-apalagi, gadis itu
cantik."

"Ya," kata Miss Marple. "Anak-anak setan memang


sering cantik-cantik. Dan sebagaimana kita tahu, mereka
biasanya jadi terkenal."

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Tapi seperti saya katakan tadi, perkaranya mungkin


bahkan tidak akan sampai ke meja hijau. Soalnya tak
ada buktinya. Anda sendiri umpamanya-Anda akan
dipanggil sebagai saksi-untuk memberikan kesaksian
tentang apa yang telah diucapkan oleh ibunyamengenai pengakuan ibunya atas kejahatan itu."

"Saya tahu," kata Miss Marple. "Dia telah dengan


sengaja menekankan hal itu pada saya, bukan? Dia telah
memilih mati, supaya putrinya bebas. Dipaksakannya
pengakuannya itu pada saya sebagai permintaan
terakhir dari orang yang akan meninggal...."

"Pintu penghubung kamar tidur terbuka. Elvira Blake


masuk. Dia memakai baju longgar yang lurus berwarna
biru muda. Rambutnya yang pirang tergerai di kiri kanan
wajahnya. Dia kelihatan seperti salah satu bidadari
dalam sebuah lukisan kuno dari Italia. Dia melihat pada
kedua orang itu bergantian.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya mendengar suara mobil yang menabrak dan


orang-orang yang berteriak," katanya. "Apa-kah ada
kecelakaan?"

"Menyesal sekali harus mengatakannya pada Anda,


Miss Blake," kata Inspektur Kepala Davy dengan sikap
resmi, "bahwa ibu Anda telah meninggal."

Napas Elvira tertahan. "Oh, tidak," katanya. Kata-kata


itu terdengar seperti protes samar yang tak
meyakinkan.

"Dia meninggal dalam usahanya untuk melarikan diri,"


kata Inspektur Kepala Davy, "ya, dia memang akan
melarikan diri-dia telah mengakui perbuatannya
membunuh Michael Gorman."

"Maksud Anda-dia berkata-bahwa dialah...?"

"Ya," kata Ayah. "Begitulah katanya. Adakah yang ingin


Anda tambahkan?"

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Elvira memandanginya beberapa lama. Dengan


perlahan dia menggelengkan kepalanya.

"Tidak," katanya, "tak ada yang ingin saya tambahkan."

Lalu dia berbalik dan keluar dari kamar.

"Nah," kata Miss Marple. "Apakah dia akan Anda


biarkan pergi begitu saja?"

Keadaan hening sebentar. Kemudian Ayah


menghantamkan tinjunya kuat-kuat ke meja.

"Tidak," geramnya. "Tidak. Demi Tuhan, tidak akan saya


biarkan!"

Miss Marple mengangguk perlahan-lahan dengan


serius.

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

"Semoga Tuhan mengampuninya," katanya.

-end-

Koleksi ebook inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

You might also like