You are on page 1of 10

LALAT BUAH (Drosophila melanogaster)

Anatomi dan
Morfologi
Drosophila
melanogaster

Drosophila dan

Arthrophoda lainnya
mempunyai kontruksi
modular, yaitu suatu
seri segmen yang
teratur. Segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu
kepala, thoraks, dan abdomen seperti hewan simetris
bilateral lainnya. Drosophila memiliki poros anterior dan
posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggungperut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah
ada di dalam telur member informasi posisional untuk
penempatan kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi.
Setelah fertilisasi, informasi dengan benar akhirnya akan
memicu struktur yang khas dari setiap segmen.
Pada umumnya Drosophila melanogaster memiliki warna
tubuh kuning kecokelatan dengan cincin berwarna hitam di
tubuh bagian belakang. Ukuran tubuh Drosophila
melanogaster berkisar antara 3-5 mm. Sayap Drosophila
melanogaster cukup panjang dan transparan. Posisi sayapnya
bermula dari thorax. Urat tepi sayap (costal vein)nya
memiliki dua bagian yang terinterupsi dekat dengan tubuhnya.

Sungut (arista)nya pada umumnya berbentuk bulu dan


memiliki 7-12 percabangan. Crossvein posterior umumnya
berbentuk lurus, tidak melengkung. Drosophila melanogaster
memiliki mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan
berwarna merah. Hewan ini juga memiliki mata oceli pada
bagian atas kepalanya dengan ukuran relatif lebih kecil
disbanding mata majemuk. Thoraxnya berbulu-bulu dengan
warna dasar putih, sedankan abdomen bersegmen lima dan
bergaris hitam.
Klasifikasi Drosophila melanogaster
Kingdom

Animalia

Phyllum

Arthropoda

Kelas

Insecta

Ordo

Diptera

Famili

Drosophilidae

Genus

Drosophila

Spesies

Drosophila melanogaster

Sumber : Borror 1992.

Gambar 1 Anatomi Drosophila


melanogaster

Selain pengklasifikasian menurut Borror (1992), Wheeler


(1981) telah mengklasifikasikan Drosophila melanogaster ke
dalam sub ordo Cyclophorpha, yaitu pengelompokkan lalat
yang pupanya terdapat kulit instar 3 dan memiliki jaw hooks.

Selain itu, Drosophila melanogaster termasuk ke dalam seri


Acaliptrata, yaitu imago yang menetas dari bagian anterior
pupa.
Drosophila jantan dan betina memiliki ciri yang berbeda.
Ukuran tubuh jantan lebih kecil dari betina. Pada Drosophila
jantan, sayapnya pun lebih pendek dibandingkan sayap betina.
Drosophila jantan memiliki sisir kelamin (sex comb) yang
tidak dimiliki oleh betina. Hal yang paling memudahkan
membedakan Drosophila jantan dan betina adalah, ujung
abdomen jantan lebih tumpul, sementara ujung abdomen
betina runcing dan tidak berwarna hitam.

Gambar 2. Perbedaan ciri Drosophila jantan dan betina.

Siklus Hidup Drosophila melanogaster

Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis


holometabola, yaitu metamorfosis sempurna. Tahapan
metamorfosisnya dari telur - larva instar I larva instar II
larva instar III pupa imago. Fase perkembangan

Drosophila melanogaster dapat dilihat pada gambar di bawah


ini :

Gambar 3. Siklus hidup Drosophila melanogaster

Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi


yang terdiri dari dua periose. Pertama, periode embrionik di
dalam telur pada saat ferlisasi sampai pada saat larva muda
menetas dari telur. Hal tetsebut terjadi dalam waktu sekitar
24 jam. Pada saat seperti itu, larva tidak dapat berhenti
untuk makan (Silvia 2003).
Menurut Silvia (2003), periode kedua adalah periode
setelah menetas dari telur. Periode ini disebut dengan
perkembangan postembrionik. Postembrionik dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan
perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada
perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa.
Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan
biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa

mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa


dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 5075 telur perhari dan dapat mencapai 400-500 buah dalam 10
hari.
Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu selaput
vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput
tipis tapi kuat (korion) di bagian luar dan di anteriornya
terdapat dua tangkai tipis. Korion memiliki kulit bagian luar
yang keras dari telur tersebut (Borror 1992). Larva
Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti
cacing dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat
kepala. Untuk pernapasan pada trakea, terdapat sepasang
spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan
posterior (Silvia 2003).
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodic
berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama
dibuang dan integument baru diperluas dengan kecepatan
makan yang tinggi. Selama pergantian kulit, larva disebut
instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai
pergantian kulit pertama. Indikasi instar adalah ukuran larva
dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian
kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap
untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar
ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke
tempat yang kering dan berhenti bergerak. Sehingga pada
Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada proses
pergantian kulit molting yang berlangsung empat kali dengan
tiga stadia instar : dari larva instar I ke instar II, dari larva

instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa
ke imago. Lama fase telur sekitar 19 jam, larva instar I
sekitar 1 hari, larva instar 2 sekitar 1 hari, larva instar III
sekitar 1 hari, prepupa sekitar 2 hari, dan pupa selama 3 hari.
(Ashburner 1985).
Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam
medium. Jika terdapat banyak saluran makan
pertumbuhbiakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva
yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau
pada kertas tissue dalam botol. Di tempat tersebut larva
akan melekatkan diri dengan cairan lem yang dihasilkan oleh
kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa. Menurut
Ashburner (1985), saat larva Drosophila membentuk
cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras
dan berpigmen, tidak berkepala dan bersayap disebut larva
instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala,
bantalan sayap dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa)
menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa
ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini
juga larva berganti menjadi lalat dewasa.
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada
bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap
embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa)
disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk
perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa (Silvi
2003). Dewasa padaDrosophila melanogaster dalam satu
siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari
pupa, lalat buah warnanya masih puat dan sayapnya belum

terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah


berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah
yang sangat banyak dari lalat buah jantan. Pada ujung
anteriorDrosophila terapat mikofili, yaitu tempat
spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma
yang masuk ke dalam mikrofili, namun hanya satu sperma yang
dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina, sementara yang
lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan
embrio (Borror 1992).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada
siklus hidup Drosophila melanogaster diantaranya yaitu suhu
lingkungan, ketersediaan makanan, tingkat kepadatan botol
pemeliharaan, dan intensitas cahaya.
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11
hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksu adalah
suhu sekitar 25-28oC. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu
putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah
atau sekitar 18oC, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar
18-20 hari. Pada suhu 30oC, lalat dewasa yang tumbuh akan
steril.
Ketersediaan makanan juga akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangbiakan Drosophila. Jika
kekurangan makanan, jumlah telur yag dikeluarkan Drosophila
betina akan menurun. Drosophila yang kekurangan makanan
akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu
membentuk pupa berukuran kecil, namun seringkali gagal
berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa yang dapat

menjadi dewasa dapat menghasilkan hnaya sedikit telur.


Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan
jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Shorrocks
1972).
Tingkat kepadatan di botol mempengaruhi pertumbuhan
Drosophila. Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah
yang cukup dan tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang
dikembangbiakkan di dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu
banyak. Dalam kondisi ideal, yaitu tersedia cukup ruang (tidak
terlalu padat),Drosophila melanogaster dewasa dapat hidup
sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol
medium terlalu padat akan menyebabkan menurunnya
produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian padfa
individu dewasa.Drosophila melanogaster lebih menyukai
cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan
yang lambat selama berada di tempat yang gelap.

Keuntungan Penggunaan Drosophila melanogaster


sebagai Objek Penelitian

Orang pertama yang menggunakan lalat buah (Drosophila


melanogaster) sebagai objek penelitian genetika adalah
Thomas Hunt Morgan yang berhasil menemukan pautan seks
dan gen rekombinan. Terdapat berbagai keuntungan
sehinggaDrosophila melanogaster banyak dijadikan objek
untuk kajian-kajian genetik. Lalat buah mudah dipelihara
dalam laboratorium karena makanannya sangat sederhana,
yang membutuhkan sedikit ruangan dan tubuhnya pun cukup
kuat. Pada temperatur kamar, lalat buah dapat menyelesaikan

siklus hidupnya kurang lebih dalam 12 hari. Selain di alam


jumlahnya sangat berlimpah dan mudah didapati, lalat buah
dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah yang besar
setiap siklus reproduksi. Menurut Hartwell et al. (2004),
genom Drosophila memiliki kemiripan 77% dengan genom pada
manusia, hal ini menyebabkan Drosophila melanogastersebagai
model yang ideal untuk dipelajari. Jumlah kromosomnya
relatif sedikit, yaitu 4 pasang dan memiliki Giant
Chromosome. Kromosom ini terdapat di dalam sel-sel
kelenjar ludah yang besarnya 100 kali lipat dari kromosom
biasa, sehingga mudah diamati di bawah mikroskop cahaya.
Lalat buah memiliki berbagai macam perbedaan sifat
keturunan yang dapat dikenali dengan pembesaran lemah.
Lalat buah ini memiliki beberapa jenis mutan (individu yang
dihasilkan karena adanya mutasi) yang dapat diamati dengan
perbesaran lemah pula. Selain itu, perkembangan dari siklus
hidupnya mudah diamati karena terjadi di luar tubuhnya mulai
telur, larva, pupa hingga menjadi dewasa (imago).

SIMPULAN

Tahapan fase pertumbuhan Drosophila melanogaster


adalah holometabola, yaitu telur - larva instar I larva instar
II larva instar III prepupa pupa imago. Lama fase
telur sekitar 19 jam, larva instar I sekitar 1 hari, larva instar
2 sekitar 1 hari, larva instar III sekitar 1 hari, prepupa
sekitar 2 hari, dan pupa selama 3 hari. Lama siklus hidup
Drosophila melanigaster sejak telur hingga menjadi imago
adalah sekitar 10 hari. Lama perubahan dari telur menjadi

imago bervariaso tergantung kondisi lingkungan termasuk


suhu lingkungan, pencahayaan, kepadatan, dan ketersediaan
makanan.

DAFTAR PUSTAKA

Ashburner Michael. 1989. Drosophila, A Laboratory Handbook. USA : Coldspring


Harbor Laboratory Press.
Borror J.D. Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Hartwell L.H., L. Hood, Reynolds Goldberg, Veres Silver. 2004. Genetics From
Genes to Genoms 2nd Ed. New Delhi : McGraw-Hill Publishing Company LTD.
Shorrocks B. 1972. Drosophila. London : Ginn & Company Limited.
Silvia Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Formaldehida
Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung: Jurusan Biologi Universitas
Padjadjaran.

Sumber : http://stationofwords.blogspot.co.id/2012/01/lalat-buahdrosophila-melanogaster.html

You might also like