Professional Documents
Culture Documents
A. JUDUL
Analisa Potensi Emas Mengunakan Metoda Geolistrik Induksi Polarisasi Konfigurasi
dipole-dipole di Kenagarian Padang Sibusuk Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung
B. BIDANG KAJIAN
Geofisika
C. PENDAHULUAN
Emas merupakan elemen yang dikenal sebagai logam mulia. Elemen ini
memiliki nomor atom 79 dan nama kimia aurum atau Au. Emas memiliki sifat
fisik yang sangat stabil, tidak korosif atau tidak lapuk dan jarang bersenyawa
dengan unsur kimia lain. Konduktifitas elektrik dan termalnya sangat baik,
malleable sehingga dapat dibentuk dan juga bersifat ductile. Penggunaan utama
emas adalah untuk bahan baku perhiasan dan benda-benda seni, selain itu
karna konduktif emas digunakan dalam aplikasi elaktronik. Emas juga
digunakan dalam bidang fotografi dan pengobatan (Dinas Pertambangan dan
Energi Kabupaten Landak Kalimantan Barat, 2008)
Salah satu daerah penghasil emas adalah Kenagarian Padang Sibusuk
Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung. Jarak nagari Padang Sibusuk
dengan Ibukota Provinsi Sumatera Barat Kota Padang berkisar antara 80 90
km. Penduduk asli Kenagarian Padang Sibusuk sebagian besar bertani, dan ada
juga yang bekerja di pemerintahan maupun sektor swasta. Beberapa tahun
terakhir ini muncul pekerjaan baru yaitu menambang emas. Menurut data dari
negatif
berupa rusaknya
struktur tanah
yang
tadinya bisa
Sibusuk menjadi rusak dan tidak bisa lagi di manfaatkan. Daerah yang menjadi
bekas tambang dan tidak bisa dimanfaatkan lagi untuk pertanian adalah daerah
Batang Laweh dan Lubuk Batu. Berdasarkan dampak dari pertambangan
rakyat, diperlukan adanya penelitian untuk mendeteksi distribusi emas di
Kenagarian Padang Sibusuk sebagai informasi awal bagi masyarakat Padang
Sibusuk untuk melakukan eksplorasi selanjutnya.
Salah satu metode yang tepat untuk mendeteksi distribusi keberadaan endapan
emas di bawah permukaan adalah dengan menggunakan metode geolistrik. Metode
geolistrik sendiri didefinisikan sebagai suatu metoda geofisika yang mempelajari sifat
aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya di permukaan bumi.
Metoda geolistrik terdiri dari beberapa metoda antara lain metoda geolistrik tahanan
jenis, IP (Indeks Polarization), potensial diri (Self Potensial) dan lain-lain. Setiap metoda
memberikan manfaat dan pengukuran yang berbeda. Salah satu metoda geolistrik yang
baik digunakan untuk eksplorasi mineral logam adalah metoda induksi polarisasi atau
metoda polarisasi terimbas, prinsip kerja dari metoda induksi polarisasi ini adalah
untuk mendeteksi terjadinya polarisasi listrik pada permukaan mineral-mineral logam
di bawah permukaan bumi (Reynold, 1997).
Metoda Induksi Polarisasi (IP) merupakan metoda geolistrik, yang dalam
geofisika umumnya di bidang eksplorasi logam dasar (base-metal). Metoda ini banyak
digunakan dalam eksplorasi logam dasar karena adanya fenomena polarisasi yang
terjadi di dalam suatu mediun batuan. Fenomena polarisasi itu menandakan adanya
kandungan logam di bawah permukaan yang tidak terdeteksi dengan baik jika hanya
menggunakan metoda geolistrik resistivitas. Sehingga, dalam eksplorasi logam dasar
umumnya dilakukan dengan menggabungkan dua metoda yaitu metoda IP dan
resistivitas (Telford, 1990). Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Pemetaan Sebaran Emas Menggunakan Metoda Induksi
Polarisasi di Daerah Persawahan Kenagarian Padang Sibusuk Kecamatan Kupitan
Kabupaten Sijunjung.
D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang diajukan, dirumuskan masalah penelitian ini
yaitu bagaimana peta distribusi emas di Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung
ditinjau dengan metode Induksi Polarisasi
E. PEMBATASAN MASALAH
Mengingat keterbatasan waktu, biaya, kemampuan peneliti, dan
penelitian ini mampu memberikan jawaban terhadap masalah yang di
kemukakan, dibuatlah pembatasan dalam kajian penelitian ini, yaitu:
1. Metode geolistrik yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu metoda geolistrik
induksi polarisasi jenis konfigurasi dipole-dipole
2. Penelitian dilakukan di Kenagarian Padang Sibusuk yaitu di Padang Bonei
Bawah pada koordinat 00 42 0,61 LS dan 1000 50 37,5 BT dan Padang
Bonei Atas pada koordinat 00 42 03,6 LS dan 1000 50 36,71 BT, ketinggian
211 meter diatas permukaan lautLuas medan pengukuran sekitar 14625 m2
3. Lintasan pengukuran terdiri dari 5 lintasan
F. PERTANYAAN PENELITIAN
Adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini yaitu :
1. Berapa nilai tahanan jenis emas di Kenagarian Padang Sibusuk menggunakan
metoda Induksi Polarisasi berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan
yang bergerak
naik
lokasi
Logam utama yang terdapat pada endapan ini antara lain emas,
perak, tembaga, seng dan timbal. Mineral bijih yang ditemukan berupa
sulfida, arsenida, sulfantimonida, dan sulfarsenida. Pirit, kalkopirit,
sfalerit, galena, tetrahedrit, dan tentalit serta emas stabil merupakan
mineral bijih yang paling banyak ditemukan. Mineral pengotor yang
dominan adalah kuarsa namun selain itu juga dijumpai karbonat seperti
kalsit, dolomit, ankerit dan sedikit siderit, florit yang merupakan
asosiasi penting (Kamar, 2006)
3) Endapan epitermal Endapan ini terbentuk pada suhu 50C - 250C yang
berada dekat permukaan bumi dan terletak pada kedalaman paling jauh
dari tubuh intrusi, dan terbentuk pada kedalaman 1 km . Sumber panas
yang utama pada endapan ini berasal dari fluida panas yang bergerak
naik dari lokasi intrusi menuju lokasi terbentuknya endapan ini. Dengan
kata lain, fluida panas tersebut telah melewati zona endapan mesotermal
( Warmada, 2007)
2. Distribusi Arus Pada Medium Homogen
Bumi diasumsikan bersifat sebagai medium homogen yang memiliki
harga tahanan jenis
akan berkurang seiring bertambahnya jarak titik acuan dari sumber arus
(Reynolds: 1997: 424-425). Perubahan beda potensial melewati kulit bola
dengan ketebalan
adalah :
=-
(1)
(2)
jauh suatu titik dari sumber arus maka beda potensial (V) pada titik tersebut
semakin kecil, begitu juga hal sebaliknya jika semakin dekat suatu titik
dengan sumber arus maka beda potensial (V) pada titik tersebut akan
semakin besar.
3. Resistivitas Emas
Kelistrikan batuan dapat dipelajari dari respon yang diberikan oleh
batuan saat arus dialirkan. Respon yang diberikan tersebut sebanding
dengan harga tahanan jenis yang dimiliki oleh batuan itu. Secara teoritis
kelistrikan dari batuan yaitu besarnya nilai tahanan yang diberikan batuan
saat arus dialirkan kepadanya, dan besarnya nilai tahanan dinyatakan
sebagai nilai tahanan jenis () (Reynolds, 1997)
Resistivitas atau tahanan jenis merupakan parameter sifat fisis yang
menunjukan daya hambat suatu medium (batuan) dalam mengalirkan arus
listrik. Jika bumi diasumsikan homogen, isotropis, dimana resistivitas yang
terukur merupakan resistivitas sebenarnya (true resistivity) dan tidak
tergantung pada spasi (jarak) antar elektroda. Bumi terdiri dari lapisan-
tersebut
diasumsikan
dengan
Gambar
5.
Dalam
hal
dimana:
= tegangan sekunder pada saat
= tegangan primer
b) Chargeability
Chargeability atau M diperoleh dengan pengintegralan waktu
luruh (potensial decay) terhadap beda potensial sebelum arus
dimatikan.
(4) dimana : t
dan t
adalah batas-
batas integrasi
listrik diputus.
dengan
menggunakan
frekuensi
yang
berbeda.
(Gambar
7),
sebagai
parameter
pengukuran
di
(5)
dengan:
V1 = tanggap tegangan pada frekuensi tinggi
V2 = tanggap tegangan pada frekuensi rendah
Karena arus listrik yang dialirkan untuk setiap frekuensi
adalah konstan, maka persamaan (5) dapat ditulis menjadi:
FE =
(6)
Dengan :
= tahanan jenis pada frekuensi tinggi (
(7)
dimana:
PFE = Persen Frekuensi Efek
= Tahanan jenis pada frekuensi tinggi (
= Tahanan jenis pada frekuensi rendah (
)
)
(9)
dimana :
(10)
dilakukan
di
Kecamatan
Kupitan
Kabupaten
ini adalah I (kuat arus) dan beda potensial (V). Sedangkan variabel terikat adalah
variabel yang tergantung pada variabel bebas atau variabel yang muncul akibat oleh
variabel bebas. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga tahanan
jenis (
), chargeability (M),
pengukuran
yang
bagus
selama
pengurangan
pulsa
C1 C2 P1 P2 n=1
C1 C2 P1 P2 n=2
C1 C2 P1 P2 n=3
C1 C2 P1 P2 n=4
C1 C2 P1 P2 n=5