Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga atas perkenan-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah Keperawatan Jiwa I yang berjudul Asuhan Keperawatan
pada Lansia Demensia.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan nilai tugas Keperawatan Jiwa I.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu, membimbing, dan memberikan pengarahan serta
informasi yang sangat bermanfaat.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Karena itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis
harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun para
pembaca, khususnya para mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta
III.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan........................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..................................................................................2
C. Metode Penulisan.................................................................................2
D. Sistematika Penulisan..........................................................................3
BAB II Tinjauan Teoritis..............................................................................4
A. Konsep Dasar.....................................................................................4
1.Pengertian......................................................................................4
2.Etiologi..........................................................................................5
3.Manisfestasi Klinis........................................................................6
4.Klasifikasi Demensia.....................................................................7
5.Patofisiologi..................................................................................9
6.Pemeriksaan Penunjang................................................................10
7.Penatalaksanaan............................................................................12
8.Pencegahan dan Perawatan Demensia..........................................13
B. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Demensia........................14
1. Pengkajian....................................................................................14
2. Diagnosa Keperawatan.................................................................18
3. Rencana Keperawatan..................................................................19
4. Implementasi................................................................................21
5. Evaluasi........................................................................................21
BAB III Kesimpulan......................................................................................24
A. Kesimpulan.........................................................................................24
Daftar Pustaka................................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan yang normal dalam bentuk dan fungsi otak yang sudah tua
harus dibedakan dari perubahan yang disebabkan oleh penyakit yang secara
abnormal mengintensifkan sejumlah proses penuaan. Salah satu manifestasi
klinik yang khas adalah timbulnya demensia. Penyakit semacam ini sering
dicirikan sebagai pelemahan fungsi kognitif atau sebagai demensia. Memang,
demensia dapat terjadi pada umur berapa saja, bergantung pada faktor
penyebabnya, namun demikian demensia sering terjadi pada lansia.
Berdasarkan sejumlah hasil penelitian diperoleh data bahwa dimensia
seringkali terjadi pada usia lanjut yang telah berumur kurang lebih 60 tahun.
Dimensia tersebut dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu dimensia Senilis dan
demensia Pra Senilis. Sekitar 56,8% lansia mengalami demensia dalam
bentuk Demensia Alzheimer (4% dialami lansia yang telah berusia 75 tahun,
16% pada usia 85 tahun, dan 32% pada usia 90 tahun). Sampai saat ini
diperkirakan +/- 30 juta penduduk dunia mengalami Demensia dengan
berbagai sebab (Oelly Mardi Santoso, 2002).
Pertambahan jumlah lansia Indonesia, dalam kurun waktu tahun 1990
2025, tergolong tercepat di dunia (Kompas, 25 Maret 2002:10). Jumlah
sekarang 16 juta dan akan menjadi 25,5 juta pada tahun 2020 atau sebesar
11,37 % penduduk dan ini merupakan peringkat ke empat dunia, dibawah
Cina, India dan Amerika Serikat. Sedangkan umur harapan hidup berdasarkan
sensus BPS 1998 adalah 63 tahun untuk pria dan 67 tahun untuk perempuan.
(Meski menurut kajian WHO (1999), usia harapan hidup orang Indonesia
rata-rata adalah 59,7 tahun dan menempati urutan ke 103 dunia, dan nomor
satu adalah Jepang dengan usia harapan hidup rata-rata 74,5 tahun).
2.
Tujuan Umum:
Untuk dapat memahami gambaran umum tentang Demensia dan
asuhan keperawatan pada lansia dengan Demensia.
Tujuan Khusus:
a) Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar dari
penyakit Demensia.
b) Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan
pada klien dengan Demensia khususnya pada lansia.
C. Metoda Penulisan
Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan metode deskriptif, yang
diperoleh dari literature dari berbagai media baik buku maupun internet yang
disajikan dalam bentuk makalah.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 BAB, yaitu BAB I
Pendahuluan yang berisi; latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II Konsep Dasar Penyakit
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Demensia
1.
Pengertian
Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori
yang dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Penderita demensia
seringkali menunjukkan beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah
istilah
umum
yang
digunakan
untuk
k.
l.
m.
n.
(Normal
pressure
hydrocephalus,
subdural
5. Patofisiologi
Hal yang menarik dari gejala penderita demensia (usia > 65 tahun)
adalah adanya perubahan kepribadian dan tingkah laku sehingga
mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Lansia penderita demensia tidak
memperlihatkan gejala yang menonjol pada tahap awal, mereka
sebagaimana Lansia pada umumnya mengalami proses penuaan dan
degeneratif. Kejanggalan awal dirasakan oleh penderita itu sendiri, mereka
sulit untuk mengingat dan sering lupa jika meletakkan suatu barang.
Mereka sering kali menutup-nutupi hal tersebut dan meyakinkan
bahwa itu adalah hal yang biasa pada usia mereka. Kejanggalan berikutnya
mulai dirasakan oleh orang-orang terdekat yang tinggal bersama mereka,
mereka merasa khawatir terhadap penurunan daya ingat yang semakin
menjadi, namun sekali lagi keluarga merasa bahwa mungkin lansia
kelelahan dan perlu lebih banyak istirahat. Mereka belum mencurigai
adanya sebuah masalah besar di balik penurunan daya ingat yang dialami
oleh orang tua mereka.
Gejala demensia berikutnya yang muncul biasanya berupa depresi
pada Lansia, mereka menjaga jarak dengan lingkungan dan lebih sensitif.
Kondisi seperti ini dapat saja diikuti oleh munculnya penyakit lain dan
biasanya akan memperparah kondisi Lansia. Pada saat ini mungkin saja
lansia menjadi sangat ketakutan bahkan sampai berhalusinasi. Disinilah
keluarga membawa Lansia penderita demensia ke rumah sakit dimana
demensia bukanlah menjadi hal utama fokus pemeriksaan. Seringkali
demensia luput dari pemeriksaan dan tidak terkaji oleh tim kesehatan.
Tidak semua tenaga kesehatan memiliki kemampuan untuk dapat mengkaji
ddan mengenali gejala demensia.
Faktor Psikososial
Derajat keparahan dan perjalanan penyakit demensia dapat
dipengaruhi oleh faktor psikososial. Semakin tinggi intelegensia dan
8
dilakukan.
sebagai
penambahan
pemeriksaan
demensia,
terutama
yang
telah
diindentifikaskan demensia.
3) Sebagai suatu esesmen awal pemeriksaan Status Mental Mini
(MMSE) adalah test yang paling banyak dipakai.
g. Pemeriksaan status mental MMSE Folstein
Pemeriksaan status mental MMSE Folstein adalah test yang paling
sering dipakai saat ini, penilaian dengan nilai maksimal 30 cukup baik
dalam mendeteksi gangguan kognisi, menetapkan data dasar dan
memantau penurunan kognisi dalam kurun waktu tertentu. Nilai di
10
perkembangannya
bisa
diperlambat
atau
bahkan
bisa
menyertai
demensia
stadium
lanjut,
sering
Risperidone). Tetapi
obat
ini
kurang
efektif
dan
11
penyakit
demensia
dapat
diberikan terapi
simtomatik, meliputi :
1)
2)
3)
4)
Diet
Latihan fisik yang sesuai
Terapi rekreasional dan aktifitas
Penanganan terhadap masalah-masalah
terutama
perubahan
perubahan
/gejala
kognitif,
dan
awal
/atau
pusing,
sakit
kepala
tiba-tiba).Dapat
14
dalam
kemampuan
kognitif,kerusakan
lebih
sering
pada
pria
dibandingkan
pada
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Resiko jatuh
Ketergantungan dalam ADL
Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Resiko kekurangan volume cairan
Kemunduran daya ingat
Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif
c. Pohon Masalah
2. Diagnosa Keperawatan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
3. Rencana Keperawatan
Diagnosa keperawatan: gangguan proses pikir
TUM
TUK
Intervensi
16
mampu 1. Beri
kesempatan
intervensi 4x 15 mengenal/
mengenal
misalnya
jam
dalam
pekan
turut
12 terhadap
waktu
teratasi
atau
barang
pasien
milik
untuk
pribadinya
gangguang
proses
bagi
diadaptasi melalui
menyebutkan
tuk
namanya
dan
anggota
keluarga terdekat
4. Beri kesempatan kepada klien untuk
mengenal dimana dia berada.
5. Berikan pujian jika pasien bila pasien
dapat menjawab dengan benar.
Pasien
mampu a. Observasi
melakukan
aktiftas
sehari-
hari
secara
kemampuan
pasien
untuk
aktifitas
yang
dapat
dilakukannya.
c. Bantu pasien untuk melakukan kegiatan
optimal.
terhadap
17
mengorientasikan
waktu,
orang
dan
tempat
pada pasien
c. Anjurkan keluarga untuk menyediakan
jam besar, kalender dengan tulisan besar
d. Diskusikan dengan keluarga kemampuan
yang pernah dimiliki pasien
e. Anjurkan
kepada
keluarga
untuk
keluarga
untuk
memantau
yang
dibutuhkan pasien
untuk melakukan
orientasi realitas
b. Anjurkan
pasien
keluarga
melakukan
untuk
membantu
kegiatan
sesuai
pasien
dalam
melakukan
aktiftas sehari-hari.
18
4. Implementasi
Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi.
5. Evaluasi
a.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
19
Demensia
adalah
penurunan
kemampuan
mental
yang
biasanya
20
DAFTAR PUSTAKA
Arie,
Netti.
2013.
Askep
Demensia
Jiwa.
https://www.scribd.com/doc/136850671/ASKEP-Demensia-Jiwa diakses
tanggal 31 Maret 2015
Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa
YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Doenges Marilynn E.2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri Edisi 3.
Jakarta: EGC.
Intan, Mahadewi. 2011. Askep Demensia.
http://intanmahadewi.blogspot.com/2011/09/askep-demensia.html diakses
tanggal 31 Maret 2015
Kushariyadi.2010. Askep pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika.
Nanda. 2010.Diagnosis Keperawatan 2009-2011. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Stanley,Mickey. 2002. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Edisi2. Jakarta: EGC.
21