Professional Documents
Culture Documents
URETEROLITHIASIS
(BATU URETER)
A. PENGERTIAN
Ureterolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan
oksalat, calculi (batu ginjal) pada ureter atau pada daerah ginjal.
Ureterolithiasis terjadi bila batu ada di dalam saluran perkemihan. Batu itu
sendiri disebut calculi. Pembentukan batu mulai dengan kristal yang
terperangkap di suatu tempat sepanjang saluran perkemihan yang tumbuh
sebagai pencetus larutan urin. Calculi bervariasi dalam ukuran dan dari fokus
mikroskopik sampai beberapa centimeter dalam diameter cukup besar untuk
masuk dalam pelvis ginjal. Gejala rasa sakit yang berlebihan pada pinggang,
nausea, muntah, demam, hematuria. Urine berwarna keruh seperti teh atau
merah. (Brunner and Suddarth, 2002: 1460).
Batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter.
Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian
keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan
kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga
bisa tetap tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi
kronik dengan hidroureter yang mungkin asimtomatik. Tidak jarang terjadi
hematuria yang didahului oleh serangan kolik. (R. Sjamsuhidajat, 1998 Hal.
1027).
Urolithiasis adalah kalsifikasi dengan sistem urinari kalkuli, seringkali
disebut batu ginjal. Batu dapat berpindah ke ureter dan kandung kemih (Black,
Joyce, 1997, hal. 1595).
Urolithiasis adalah benda zat padat yang dibentuk oleh presipitasi berbagai
zat terlarut dalam urine pada saluran kemih. Batu dapat berasal dari kalsium
oksalat (60%), fosfat sebagai campuran kalsium, amonium, dan magnesium
fosfat (batu tripel fosfat akibat infeksi) (30%), asam urat (5%), dan sistin
(1%).( Pierce A. Grace & Neil R. Borley 2006, ILMU BEDAH, hal. 171).
Urolithiasis adalah penyakit diamana didapatkan batu di dalam saluran air
kemih, yang dimulai dari kaliks sampai dengan uretra anterior.(DR. Nursalam,
M. Nurs & Fransica B.B, Sistem Perkemihan, hal. 76).
RESUME URETEROLITHIASIS
Page 1
KONSEP URETEROLITHIASIS
B. ETIOLOGI
Sampai saat sekarang penyebab terbentuknya batu belum diketahui
secara pasti. Beberapa faktor predisposisi terjadinya batu :
1. Ginjal
Tubular rusak pada nefron, mayoritas terbentuknya batu
2. Immobilisasi
Kurang gerakan tulang dan muskuloskeletal menyebabkan penimbunan
kalsium. Peningkatan kalsium di plasma akan meningkatkan pembentukan
batu.
3. Infeksi : infeksi saluran kemih dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal
dan menjadi inti pembentukan batu.
4. Kurang minum : sangat potensial terjadi timbulnya pembentukan batu.
5. Pekerjaan : dengan banyak duduk lebih memungkinkan terjadinya
pembentukan batu dibandingkan pekerjaan seorang buruh atau petani.
6. Iklim : tempat yang bersuhu dingin (ruang AC) menyebabkan kulit kering
dan pemasukan cairan kurang. Tempat yang bersuhu panas misalnya di
daerah tropis, di ruang mesin menyebabkan banyak keluar keringat, akan
mengurangi produksi urin.
7. Diuretik : potensial mengurangi volume cairan dengan meningkatkan
kondisi terbentuknya batu saluran kemih.
8. Makanan, kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi kalsium seperti susu,
keju, kacang polong, kacang tanah dan coklat. Tinggi purin seperti : ikan,
ayam, daging, jeroan. Tinggi oksalat seperti : bayam, seledri, kopi, teh, dan
vitamin D.
C. KLASIFIKASI
Teori pembentukan batu renal
:
1. Teori Intimatriks
2. Terbentuknya Batu Saluran Kencing memerlukan adanya substansi
organik Sebagai inti. Substansi ini terdiri dari mukopolisakarida dan
mukoprotein A yang mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi
pembentukan batu.
3. Teori Supersaturasi
RESUME URETEROLITHIASIS
Page 2
KONSEP URETEROLITHIASIS
Page 3
KONSEP URETEROLITHIASIS
RESUME URETEROLITHIASIS
Page 4
KONSEP URETEROLITHIASIS
terjadi refluks urin dan akibat yang fatal dapat timbul hidronefrosis karena
dilatasi ginjal.
Kerusakan pada struktur ginjal yang lama akan mengakibatkan
kerusakan pada organ-organ dalam ginjal sehingga terjadi gagal ginjal kronis
karena ginjal tidak mampu melakukan fungsinya secara normal.
Maka dapat terjadi penyakit GGK yang dapat menyebabkan kematian.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Urinalisa : warna kuning, coklat gelap, berdarah. Secara umum
menunjukkan adanya sel darah merah, sel darah putih dan
kristal(sistin,asam urat, kalsium oksalat), serta serpihan, mineral, bakteri,
pus, pH urine asam(meningkatkan sistin dan batu asam urat) atau alkalin
meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat.
2. Urine (24 jam) : kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin
meningkat.
3. Kultur urine : menunjukkan adanya infeksi saluran kemih (stapilococus
aureus, proteus,klebsiela,pseudomonas).
4. Survei biokimia : peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam urat,
fosfat, protein dan elektrolit.
5. BUN/kreatinin serum dan urine : Abnormal ( tinggi pada serum/rendah
pada urine) sekunder terhadap tingginya batu okkstuktif pada ginjal
menyebabkan iskemia/nekrosis.
6. Kadar klorida dan bikarbonat serum : peningkatan kadar klorida dan
penurunan kadar bikarbonat menunjukkan terjadinya asidosis tubulus
7.
ginjal.
Hitung Darah lengkap : sel darah putih mungkin meningkat menunjukan
infeksi/septicemia.
8. Sel darah merah : biasanya normal.
9. Hb, Ht : abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia terjadi
( mendorong presipitas pemadatan) atau anemia(pendarahan, disfungsi
ginjal).
10. Hormon paratiroid : mungkin meningkat bila ada gagal ginjal. (PTH
merangsang reabsorbsi kalsium dari tulang meningkatkan sirkulasi serum
dan kalsium urine).
11. Foto rontgen : menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomik
pada area ginjal dan sepanjang ureter.
RESUME URETEROLITHIASIS
Page 5
KONSEP URETEROLITHIASIS
I. PENATALAKSANAAN
1. Pengurangan nyeri, mengurangi nyeri sampai penyebabnya dapat
dihilangkan, morfin diberikan untuk mencegah sinkop akibat nyeri luar
biasa. Mandi air hangat di area panggul dapat bermanfaat. Cairan yang
diberikan, kecuali pasien mengalami muntah atau menderita gagal jantung
kongestif atau kondisi lain yang memerlukan pembatasan cairan. Ini
meningkatkan tekanan hidrostatik pada ruang belakang batu sehingga
mendorong passase batu tersebut ke bawah. Masukan cairan sepanjang
hari mengurangi kosentrasi kristaloid urine, mengencerkan urine dan
menjamin haluaran urine yang besar.
2. Pengangkatan batu, pemeriksaan sistoskopik dan passase kateter ureteral
kecil untuk menghilangkan batu yang menyebabkan obstruksi ( jika
mungkin), akan segera mengurangi tekanan belakang pada ginjal dan
mengurangi nyeri.
RESUME URETEROLITHIASIS
Page 6
KONSEP URETEROLITHIASIS
RESUME URETEROLITHIASIS
Page 7
KONSEP URETEROLITHIASIS
terhadap terapi lain, dan menolak metode lain, atau mereka yang memiliki
batu yang mudah larut (struvit).
8. Pengangkatan Bedah,sebelum adanya lithotripsy, pengankatan batu ginjal
secara bedah merupakan terapi utama. Jika batu terletak di dalam ginjal,
pembedahan dilakukan dengan nefrolitotomi (Insisi pada ginjal untuk
mengangkat batu atau nefrektomi, jika ginjal tidak berfungsi akibat infeksi
atau hidronefrosis. Batu di piala ginjal diangat dengan pielolitotomi,
sedangkan batu yang diangkat dengan ureterolitotomi, dan sistostomi jika
batu berada di kandung kemih., batu kemudian dihancur dengan penjepit
alat ini. Prosedur ini disebut sistolitolapaksi.
ASKEP UROLITHIASIS
RESUME URETEROLITHIASIS
Page 8
KONSEP URETEROLITHIASIS
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama
Umur
Pekerjaan
: perkerja berat
2. Keluhan Utama
a. Nyeri yang luar biasa, akut/kronik.
b. Kolik yang menyebar ke paha dan genetelia.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Pernah menderita infeksi saluran kemih.
b. Sering mengkonsumsi susu berkalsium tinggi.
c. Bekerja di lingkungan panas.
d. Penderita osteoporosis dengan pemakaian pengobatan kalsium.
e. Olahragawan.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri, Mual / Muntah, Hematuria, Diare, Oliguria, Demam, Disururia
5. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Pernah menderita urolitiasis
b. Riwayat ISK dalam keluarga
c. Riwayat hipertensi
Pemahaman pasien mengenai perawatan harus digali untuk
mengidentifikasi kesalahan konsepsi atau kesalahan informasi yang
dapat dikoreksi sejak awal.
6. Dasar Dasar PengkajiaN
a. Aktifitas/istirahat
Gejala
: Perkejaan mononton, perkerjaan dimana pasien terpajan
pada lingkungan bersuhu tinggi. Keterbatasan aktivitas/imobilisasi
sehubungan dengan kondisi sebelumnya(contoh penyakit tak sembuh,
cedera medulla spinalis).
b. Sirkulasi
Tanda
: peningkatan TD/nadi(nyeri, anseitas, gagal ginjal).
Kulit hangat dan kemerahan ;pucat
c. Eliminasi
Gejala
: Riwayat adanya/ ISK Kronis;obstruksi
sebelumnya(kalkulus). Penurunan haluaran urine, kandung kemih
penuh. Rasa terbakar, dorongan kemih.
Tanda
: oliguria, hematuria, piuria. Perubahan pola berkemih.
RESUME URETEROLITHIASIS
Page 9
KONSEP URETEROLITHIASIS
d. Makanan/cairan
Gejala
: muntah/mual ,nyeri tekan abdomen. Diet rendah purin,
kalsium oksalat, dan fosfat. Ketidakcukupan pemasukan cairan; tidak
minum air dengan cukup.
Tanda
: distensi abdominal; penurunan/tak adanya bising usus,
muntah.
e. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala
: episode akut nyeri berat/ kronik. Lokasi tergantung pada
lokasi batu, contoh pada panggul di region sudut kostovetebral ; dapat
menyebar ke seluruh punggung, abdomen, dan turun ke lipat
paha/genitalia. Nyeri dangkal konstan menunjukan kalkulus ada di
pelvis atau kalkulus ginjal. Nyeri dapat digambarkan sebagai akut,
hebat tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain.
Tanda
: melindungi; prilaku distraksi. Demam dan menggigil.
f. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala
: riwayat kalkulus dalam keluarga, penyakit ginjal,
hipertensi,gout, ISK Kronis. Riwayat penyakit usus halus, bedah
abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme. Penggunaan antibiotic,
antihipertensi, natrium bikarbonat,alupurinol,fosfat,tiazid, pemasukan
berlebihan kalsium dan vitamin.
B. Diagnosis Keperawatan
Pre operasi
:
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi / dorongan kontraksi
uretral.
2. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan situasi kandung kemih
oleh batu,iritasi ginjal atau uretral.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual / muntah.
4. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan adanya batu pada
saluran kemih (ginjal).
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan/ menginggat
salah interpertasi informasi.
Post operasi
1. Resiko kurang volume cairan b.d. haemoragik/ hipovolemik
2. Nyeri b.d insisi bedah
3. Perubahan eliminasi perkemihan b.d. penggunaan kateter
4. Resiko infeksi b.d. insisi operasi dan pemasangan kateter.
RESUME URETEROLITHIASIS
Page 10
KONSEP URETEROLITHIASIS
C. INTERVENSI KEPERAWATA
Pre operasi
1. DX. Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi
uretral
Tujuan :
Melaporkan nyeri hilang/berkurang dengan spasme terkontrol
Tampak rileks mampu tidur/istirahat dengan tepat.
Intervensi
a. Catat lokasi, lamanya intensitas (0-10) dan penyebaran
Rasional : Membantu mengevaluasi tempat abstruksi dan kemajuan
gerakan kalkulus
b. Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan tentang
perubahann kejadian / karakyeristik nyeri.
Rasional : Berikan kesempatan untuk pemberian analgesic sesuai
waktu (membantu dalam meningkatkan koping pasien dan dapat
menurunkan ansietas).
c. Berikan tindakan nyaman contoh pijatan punggung lingkungan
istirahat.
Rasional : Menaikkan relaksasi menurunkan tegangan otot dan
menaikkan koping
d. Perhatikan keluhan/menetap nya nyeri abdomen.
Rasional : Obstruksi lengkap ureter dapat menyebabkan perforasi dan
ekstravasasi urine ke dalam area perineal.
e. Berikan banyak cairan bila tidak ada mual, lakukan dan pertahankan
terapi IV yang diprogramkan bila mual dan muntah terjadi.
RESUME URETEROLITHIASIS
Page 11
KONSEP URETEROLITHIASIS
RESUME URETEROLITHIASIS
Page 12
KONSEP URETEROLITHIASIS
Page 13
KONSEP URETEROLITHIASIS
Tujuan :
Fungsi ginjal dalam batas normal
Urine berwarna kuning / kuning jernih
Tidak nyeri waktu berkemih.
Intervensi
a. PantauUrine berwarna,bau / tiap 8 jam, Masukan dan haluaran tiap 8
jam,PH urine , TTV setiap 4 jam
Rasional : Untuk deteksi dini terhadap masalah.
b. Saring semua urine,observasi terhadap kristal. Simpan kristal untuk
dilihat dokter kirim ke laboratorium
Rasional : Untuk mendaptakan data- data keluarnya batu,perubahan
diet yang didasari oleh komposisi batu
c. Konsultasi dengan dokter bila pasien sering berkemih,jumlah urine
sedikit dan terus menerus,perubahan urine.
Rasional : Temuan-temuan ini menunjukkan perkembangan obstruksi
dan kebutuhan intervensi progresif.
d. Berikan obat-obatan sesuai program untuk mempertahankan PH urine
tepat.
Rasional : Dengan perubahan PH urine / peningkatan keasamaan /
5.
RESUME URETEROLITHIASIS
Page 14
KONSEP URETEROLITHIASIS
mengubah posisi.
Rasional : mencegah perdarahan pada luka insisi
c. Pantau dan catat intake output tiap 4 jam, dan laporan ketidak
seimbangan.
Rasional : mengetahui kesimbangan dalam tubuh.
d. Kaji tanda vital dan turgor kulit, suhu tiap 4-8 jam.
Rasional : dapat menunjukan adanya dehidrasi / kurangnya volume
cairan
2. DX.Nyeri berhubungan dengan insisi bedah
Tujuan :
RESUME URETEROLITHIASIS
Page 15
KONSEP URETEROLITHIASIS
RESUME URETEROLITHIASIS
Page 16
KONSEP URETEROLITHIASIS
RESUME URETEROLITHIASIS
Page 17
KONSEP URETEROLITHIASIS
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarths (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. (Edisi
kedelapan). Jakarta : EGC.
Baradero, Mary, MN, SPC,Dkk,(2005). Klien Gangguan Ginjal. Jakarta : EGC
Doengoes, Marilynn E, RN. BSN, MA, CS (2000). Rencana Asuhan
Keperawatan. (Edisi ketiga). Jakarta : EGC.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan. (Buku 3). Bandung : IAPK Padjajaran.
Noer, H.M, Sjaifoellah (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. (Jilid kedua,
Edisi ketiga). Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Nursalam, DR. M.Nurs,dkk.(2006). System Perkemihan. Jakarta : salemba
medika
RESUME URETEROLITHIASIS
Page 18