You are on page 1of 16

Audit Kecurangan

Chapter 10: Audit Investigation

Ch. 10 Inquiry Methods and Fraud Reports

Interview
Adalah sesi tanya jawab yang dibuat untuk memperoleh informasi.
Interview

digunakan

untuk

mendapatkan

(1)

informasi

yang

memperlihatkan elemen penting dari kejahatan, (2) memberikan arahan


untuk mengembangkan kasus dan mengumpulkan bukti-bukit lainya, (3)
kerjasama dari korban dan saksi, (4) informasi latar belakang dan motivasi
dari kesaksian.
Ada 3 tipe orang yang diinterview:
Friendly
Adalah orang yang melebihi apa yang diharapkan dan sangat

menolong pada saat proses interview.


Neutral
Adalah orang yang tidak ingin mendapatkan keuntungan ataupun

kerugian apapun dari penginterview.


Hostile
Adalah orang yang paling sulit untuk di interview. Mereka biasanya
berhubungan dekat dengan orang yang dicurigai sebagai si pelaku.

Interview yang baik harusnya mempunyai length dan depth yang tepat untuk
mengungkap fakta yang relevan, dan akan segera meluruskan pembicaraan jika
sudah mencapai informasi yang tidak relevan. Waktu yang digunakan juga harus
sedekat mungkin dengan kejadian, jika tidak maka akan membuat informasi
yang dibutuhkan dari saksi akan terlupa atau tidak detail.
Interviewer yang baik mempunyai beberapa karakteristik. Personality yang
paling penting adalah mereka merupakan orang yang outgoing dan berinteraksi
dengan baik dengan orang lain. Mereka nyaman berada didekat orang-orang,
dan mereka haruslah orang yang dirasa dapat membuat keadaan membaik
ketika berada didekatnya. Interviewer yang baik tidak boleh menyela respondent
tanpa tujuan. Informasi yang diberikan secara sukarela sebagai jawaban dari

pertanyaan

spesifik

biasanya

merupakan

informasi

yang

penting

dan

berhubungan dengan kejadian.


Interviewer yang baik harus berusaha keras untuk membuat proses interview
tidak menghasilkan informasi yang bias. Selain harus bersikap professional
seorang interviewer tidak seharusnya hadir sebagai hambatan bagi interviewee.
Understanding Reaction to Crisis
Fraud yang menyebabkan kematian atau kerusakan serius merupakan sebuah
krisis. Seorang interviewer harus paham dengan reaksi yang terjadi ketika
terjadinya krisis, hal ini dapat mempermudah dalam proses interview.

1. Denial
Terjadi ketika orang-orang menerima berita yang mengejutkan
(fraud) dimana orang yang terlibat dengan fraud tersebut akan
berusaha keras untuk menenangkan diri dan tidak melakukan
pertahanan diri yang terlalu radikal. Denial ini bertindak sebagai
shock absorber untuk mengurangi dampak dari shock yang
datang secara tiba-tiba. Denial bisa berbentuk: orang-orang tampil
bengong/ragu, menolak informasi yang diberikan, atau bersikeras
telah terjadi kesalahan. Penolakan fraud oleh manager memberikan
waktu bagi pelaku untuk menghancurkan atau menghilangkan
dokumen atau rekaman. Ketika denial tidak lagi dipertahankan lebih
jauh, maka perasaan marah akan datang.
2. Anger
Perasaan marah akan sangat susah di atasi, karena marah biasanya
terjadi secara langsung dalam arah apapun dan terproyeksikan ke
lingkungan pada saat itu atau bahkan tanpa rencana. Pelaku akan

meyalurkan marah mereka pada teman dekat, rekan kerja dan


relatives. Pada saat stage anger merupakan waktu yang berbahaya
untuk menyelesaikan fraud. Ketika marah, manajer bisa saja
menyakiti, atau memfitnah suspek (pelaku) dan mungkin akan
memecatnya tanpa melihat penyebab si pelaku melakukan fraud.
3. Rationalization
Orang-orang
pada

stage

rationalization

berusaha

untuk

membenarkan tindakan tidak jujur. Selama tahap ini, manajer


percaya mereka mengerti kenapa kejahatan dilakukan dan sering
merasakan pembenaran atas motivasi pelaku. Dalam periode ini,
manajer mungkin merasa bahwa pelaku bukanlah orang yang jahat,
merasa mungkin pelaku seharusnya diberikan kesempatan lagi.
Interview yang dilakukan pada tahap ini tidaklah objective dan bisa
merusak dalam menguak kebenaran. Ratonalisasi dapat berujung
pada kesalahan hukuman, penalti yang mudah dan testimoni yang
lemah.
4. Depression
Pada tahap ini manajer tidak lagi menolak atau merasionalisasikan
tindakan tidak jujur. Kemarahan mereka tergantikan dengan rasa
kecewa atau terkadang malu bahwa fraud telah terjadi dalam
lingkungan nya. Dalam tahap ini, manajer menjadi tidak kooperatif.
Mereka mungkin tidak akan mau untuk mejadi informan sukarela
untuk di investigasi. Interview yang dilakukan pada tahap ini sering
kali tidak bagus dibandingkan jika dilakukan setelah tahap ini.
5. Acceptance
Dimana ketika orang-orang sudah benar-benar mengerti apa yang
terjadi. Acceptance bukanlah perasaaan senang atau sedih, ini
merupakan sebuah pengakuan tentang apa yang terjadi dan
berkeinginan

untuk

menyelesaikan

masalah

dan

melangkah

kedepan. Interview paling berguna dilakukan pada tahap ini karena


saksi berada pada level paling kooperatif. Interviewers yang baik
tau

bagaimana

mengenali

tahap-tahap

interviewee

dalam

menghadapi krisis, dan jika perlu membantu interviewee untuk


bergerak maju ke tahap acceptance, sehingga interview yang
productive bisa dilakukan.

Setelah emncapai tahap acceptance manajer kembali lagi pada


pshychological

equilibrium.

Interviewers

yang

menyadari

dan

mengerti terhadap reaksi ini, dimana menyesuaikan pertanyaan dan


pendekatan mereka dalam interview pada tahapan yang sedang
dialami

interviewee,

dan

mendorong

interviewees

ke

tahap

acceptance akan mendapatkan interview yang sukses.


Planning an Interview
Perencanaan yang bagus membuat interview berjalan dengan baik
dan

meminimalisasikan

waktu

yang

digunakan.

Untuk

mendapatakan informasi mengenai kejahatan dan interviewee kita


harus

mereview

dokumen

yang

relevan

untuk

mendapatkan

informasi sebanyak mungkin tentang faktor-faktor berikut:


Kejahatan
Sifat legal dari kejahatan
Tanggal, waktu dan tempat kejadian
Cara kejahatan muncul
Motivasi
Semua bukti yang tersedia
Interviewee
Informasi

latar

belakangumur,

pendidikan,

status

perkawinan, dll.
Sikap pada saat investigasi
Kondisi fisik dan mental, seperti penggunaan alcohol atau
drug

The Interviewers Demeanor


Bersikap sopan, effisien, hormat dan hati-hati dengan bahasa yang digunakan
selama interview. Beberapa saran:
Duduk rapi dekat dengan interviewee tanpa ada meja atau furniture yang
membatasi. Jangan berjalan ke sekeliling ruangan, tetaplah duduk.
Jangan berbicara merendahkan (seolah-olah interviewee adalah orang
yang tidak lebih pintar)
Sensitve lah dengan urusan pribadi saksi, terutama dengan hal yang
berhubungan dengan sex, ras, agama dan etnis.

Lakukan interview dengan professional, jadilah friendly tapi tidak terlalu


social. Selalu ingat bahwa kita sedang mencari kebenaran bukan mencoba
mendapatkan pengakuan dan kepastian.
Dll
The Language of Interviews

Gunakan pertanyaan singkat


Tanyakan pertanyaan dengan jawaban berupa narasi
Jangan biarkan saksi memimpin sesi interview jauh dari topik
Mengerti dengan jelas setiap jawaban sebelum melnjutkan ke pertanyaan

berikutnya
Jangan biarkan interviewee bingung dan lupa menjawab pertanyaan
intinya
Cobalah untuk berkonsentrasi pada setiap jawaban yang sedang didengar
dibandingkan dengan pertanyaan selanjutnya
Tandai beberapa yang memungkinkan untuk menjadi bukti
Dll
Question Typology
Pada saat interview dilakukan ada beberapa typologi pertanyaan yang
diajukan. Umumnya itu berupa introductory, informational, assessment,
closing and admission-seeking. Jika interviewee adalah friendly witness
maka biasanya menggunakan intriductory, informastioanal dan closing
saja. Jika witness tidak dapat dipercaya kita bisa memakai asessment
question.
1. Introductory questions
Tujuan penggunaan adalah untuk memulai interview dan memastikan
bahwa respondent setuju untuk bersikap kooperatif.
2. Informational questions
Tiga tipe pertanyaan yang akan ditanyakan: open, closed and leading.
Masing-masing tipe pertanyaan digunakan berdasarkan logika dengan
tujuan untuk memaksimalkan informasi yang diperoleh
3. Asessment questions
Jika dalam suatu interview dirasa bahwa interviewee

menjawab

pertanyaan dengan tidak jujur, maka dapat dilakukan pertanyaan ini.


Dengan mengobservasi respon verbal dan nonverbal ketika menjawab
pertanyaan kita bisa meng-assess kredibilitas responden. Penilaian pribadi
yang dilakukan akan membentuk dasar pertanyaan yang akan diajukan
berupa

admission-seeking

kesalahan.
4. Closing questions

question

untuk

memperoleh

pengakuan

Pertanyaan ini diajukan untuk mengkonfirmasi fakta , memperoleh


informasi yang belum didapatkan, dan mencari bukti baru. Pertanyaan
yang biasa diajukan (1) apakah kamu tau siapalagi yang harus saya
interview? (2) apakah ada sesuatu hal yang lupa saya tanyakan yang
menurutmu relevan dengan kasus ini? (3) Bisakah saya berbicara lagi
dengan anda jika nanti dibutuhkan?
5. Admission-seeking question
Pertanyaan ini diajukan untuk orang yang kemungkinan melakukan
kejahatan. Digunakan untuk membersihkan orang yang tidak bersalah dan
me-encourage orang yang bersalah untuk mengaku.
Elements of Conversation
Sebuah komunikasi yang efektif mempunyai elemen-elemen yang harus
dimengerti:
Expression
Ekspresi yang spontan bisa menjadi aset penting dalam interview.
Errors bisa terjadi jika interview dilakukan oleh penginterview baru, dia
mencoba untuk meng-impress responden dengan pengetahuan mereka
tentang subject, sehingga hal ini akan menyebabkan responden
merasa terhambat, dan menghasilkan ekspresi yang hati-hati darpada

ekspresi yang jujur.


Persuasion
Persuasion adalah usaha keras menyakinkan orang lain. Hal ini bisa
efektif dalam melakukan interview, dan biasanya digunakan untuk

meyakinkan responden dengan legitimacy dari interview


Theraphy
Membuat orang merasa senang tentang diri mereka akan menciptakan
interview yang efektif. Contohnya, orang yang menggelapkan uang
akan merasa bersalah, interviewer yang ahli akan tau implikasi terapi
yang

digunakan

untuk

mengeluarkan

perasaan

senang

untuk

mendapatkan informasi
Information exchange
Pertukaran informasi adalah tujuan utama dalam interview. Umumnya
interviewer terlalu berfokus pada informasi yang ingin diperoleh dan
gagal bertukar informasi dengan responden.
Inhibitors of Communication
Inhibitors adalah penghalang berupa psikologi sosial yang menghalangi
alur dari informasi yang relevan dengan membuat responden tidak

mau untuk menyediakan informasi tersebut. Ada 8 inhibitors of


communication sebagai berikut:
Competing Demands for Time
Responden mungkin ragu untuk memulai interview karena
adanya demands terhadap waktu mereka, mereka mungkin
merasa melakukan hal lain akan lebih bermafaat dari pada
melakuakn interview. Interviewer harus berhasil meyakinkan
responden

bahwa

interview

inin

bermanfaat

untuk

waktu

mereka.
Threatened Egos
Responden biasanya menahan informasi dikarenakan menerima
hambatan dari harga diri mereka (self-esteem).
Etiquette
Permasalahan etika ini terjadi ketika jawaban dari informasi yang
diberikan

oleh

responden

dirasa

tidak

pantas

terhadap

interviewer. Hal ini bisa dikurangi dengan mengatur interview


yang baik.
Trauma
Perasaan tidak menyenangkan akan muncul ketika reponden
menlaporkan pengalamanya. Trauma biasanya hal umum jika
kita berbicara pada korban dan bisa diperbaiki dengan menghandle isu-isu sensitive.
Forgetting
Hambatan yang paling sering muncul adalah lupa. Ini tidak
menjadi masalah jika interview dilakukan pada waktu yang tidak
terlalu lama dari kejadian.
Chronological Confusion
Terjadi ketika responden bingung dengan kronologis peristiwa.
Bisa saja kejadian bisa diingat tetapi responden tidak yakin
dengan kejadian tersebut.
Inferential confusion
Hal ini menunjukkan kebingungan dan ketidaktepatan dan
menghasilkan

error

dalam

menyimpulkan

pertanyaan

dari

interviewer.
Unconscious behavior
Seringkali tujuan dari interview adalah untuk mencari informasi
tentang alam bawah sadar seseorang.
Facilitators of Communication
Adalah hal yang membuat interview lebih mudah dilakukan.
Fulfilling expectations

Dalam

mengatur

sebuah

interview,

interviewer

biasanya

mengkomuniaksikan ekxpektasinya pada responden. Termasuk


ekspektasi agar responden mau menjawab perntanyaan dengan
jujur. Hal ini akan mempermudah interview .
Recognition
Interviewer yang ahli akan selalu memanfaatkan

setiap

kesempatan untuk memberikan responden penghargaan agar


responden mau bersikap kooperatif.
Altruistic Appeals
Sifat mementingkan kepentingan orang lain ini adalah hal yang
penting dalam interview, seorang interviewer yang ahli akan
menggunakan strategy dan teknik untuk menaikkan altruism
seseorang.
Symphatetic Understanding
Seorang interviewer yang mampu menggunakan skill ini akan
memperoleh interview yang lebih berkualitas.
New Experience
Kadang-kadang responden merasa interview adalah pengalaman
baru yang harus dicaoba, dan biasanya mereka peduli dengan
image yang ditinggalkan pada interviewer pada saat interview.
Jika hal ini sudah terjadi, biasanya responden akan merasa
interview adalah pengalaman yang menarik.
Catharsis
Adalah sebuah proses dimana orang akan merasa lega setelah
mereka bercerita kepada orang lain. Hal ini membutuhkan
interviewer

yang

punya

symphatetic

understanding,

agar

catharsis bisa terjadi pada saat interview dilakukan.


Need for Meaning
Dalam kasus dimana berhubungan langsung dengan informasi
yang mengganggu kebutuhan seseorang atas pemahaman,
biasanya akan membuka motivasi untuk berbicara secara
terbuka.
Extrinsic Rewards
Interviewer yang ahli akan paham dengan rewards yang
diinginkan oleh responden kenapa mereka mau melakukan
interview. Hal ini bisa digunakan untuk mempermudah interview.
Mechanics of the Interview
1. Introductory questions
Provide the introduction: perkenalkan diri, jangan memperkenalkan
jabatan.

Establish Rapport: mulailah dengan melakukan percakapan ringan


sebelum memulai pada pertanyaan inti, buatlah responden merasa

tidak terbebani.
Establish the interview theme: tujuan dari interview memang untuk
menyakan hal-hal yang serius, namun responden mungkin akan
merasa terhambat atau bingung. Jadi nyatakanlah tujuan dari

interview sebelum dimulai.


Observe Reactions: kita harus mampu mengobservasi komunikasi
non-verbal

secara

sistematis.

Ada

beberapa

cara

mengobservasi reaksi: munculkan pertanyaan yang tidak

untuk
sensitif

sebagaimana establish rapport. Selama fase tersebut, temukan


koneksi antara anda dan responden. Ketika anda mengubah topik
menjadi

sedikit

lebih

umum,

lihatlah

bagaimana

perubahan

reaksinya, kemudian ubahlah percakapan menjadi lebih sensitif.


Perubahan reaski responden tersebut akan menjadi dasar untuk

anda dalam membaca reaksi yang mengindikasikan kesalahan.


Develop the Interview theme: kebanyakan interview, akan lebih
baik untuk memperlakukan responden sebagai orang yang merasa
penting untuk menolong sesama dan tidak merasa terhambat oleh
interviewer. Dengan meciptakan kondisi tersebut akan menjadi
pendekatan yang efekif.

Methodology

Make physical contact


Melakukan salam jabat

tangan

pada

saat

awal

perkenalan

akan

mengurangi rintangan psikologi untuk berkomunikasi. Interviewer akan

terlihat lebih friendly dan open.


Establish the purpose of the interview
Tujuan dari interview harus dibangun, ketika kita membuat kontak dengan
responden alasannya harus diberikan, dimulai dengan alasan generasl

baru ke spesifik
Dont interview more than one person at a time
Testimony dari satu responden akan mempengaruhi yang lainya.
Conduct the interview in private
Lakukan interview secara tertutup, dan jauh dari relative, teman atau
kolega.
Ask nonsensitive questions
Pertanyaan sensitif harus dihindari sampai kita masuk kepada inti
interview dan telah dilakukan planning. Selama masa introductory, jauhi
kata-kata yang dapat memunculkan emosi. Contoh:

Investigation = Inquiry
Audit = Review
Interview = Ask a few question
Embezzle/steal/theft = paperwork problems.

Get a commitment for Assistance


Kita harus medapatkan komitmen dari responden untuk mendapatkan aksi
positive. Tanyakan komitmen sebelum melakukan interview.
Establish a Transitional Statemet
Nyatakan apa role dari responden dalam melakukan interview ini,
nyatakan juga bahwa interview ini adalah hal yang legal dalam

perusahaan.
Seek continuous agreement
Tanyakanlah pertanyaan yang penegasan atau penguatan dari pada yang

negative.
Do not invade body space
Aturlah jarak yang tepat pada saat interview.

Informational Questions
Merupakan pertanyaan yang tidak mengancam, tidak konfrontasi dan digunakan
dengan tujuan untuk mendapatkan informasi.
Categories:
Open questions
Pertanyaan ini ditujukan agar responden tidak menjawab pertanyaan
dengan yes atau no saja. Selama masa informastional akanlebih baik

menggunakan open questions.


Closed question
Pertanyaan yang diajukan akan menghasilkan jawaban yang singkat dan
tertutup.
Leading question
Pertanyaan yang memang sudah diketahui jawabanya.
Double-negatve questions
Jangan
menggunakan
pertanyaan
ini,
pertanyaan

ini

akan

membingungkan dan biasanya akan menghasilkan jawaban yang tidak

sebenanya
Complex question
Pertanyaan ini akan sulit dipahami, biasanya membutuhkan jawaban yang

complicated. Jangan menggunakan pertanyaan ini.


Attitude question
Pertanyaan yang sopan, tanyakan dengan friendly mood.

Observing respondent reactions

Proxemics

Penggunaan

jarak

duduk

antara

interview

dan

responden

untuk

menyampaikan maksud, jarak yang tepat akan memudahkankita untuk

menatap mata responden.


Chronemics
Penggunaan waktu, sikap dan keinginan untuk menyampaikan maksud.
Responden yang telat mengkonfirmasi untuk setuju melakukan interview

mungkin tidak tertarik dengan interview.


Kinetics
Mengetahui maksud dari pergerakan tubuh, tetapi interviewer lebih harus

berfokus pada pertukaran ekspresi responden.


Paralinguistic
Berupa mengetahui maksud dari penggunaan volume suara dan kualitas
suara yang digunakan oleh responden.

Transition Methodology

Begin with background question


Observe verbal and nonverbal behavior
Ask nonleading (open) question
Approach sensitive questin carefully

Dealing with Resistance


65% responden akan menolak untuk melakukan interview dengan topic yang
upleasant dan jika interviewer juga tidak mempunyai koneksi dengannya.
Sedangkan interview harus tetap dijalankan untuk mendapatkan informasi.
Berikut contoh pernolakan dan cara megatasinya.
Im too busy

The interview will be short


Youre already here
The project is important
The interview will not be difficult
You need help
I dontt remember

Interviewer bisa mencari informasi yang sejauh diingat saja.


What do you mean by that

Gunakan bahasa yang mudah dimengerti

Assessment Questions
Digunakan untuk mengetahui kredibilitas responden.

Norming or Calibrating
Proses untuk mengobservasi

sikap

responden

sebelum

menanyakan

pertanyaan kritis. Hal ini dilakukan dengan melihat reaksi verbal dan nonverbal dan sikap fisik dari responden.
Detecting Deception

Isyarat verbal dan non-verbal


Isyarat verbal seperti ekspresi, pengucapan kalimat, respon terhadap
pertanyaan spesifik. Isyarat non-verbal berupa body movements dan postur
tubuh. Biasanya deception bisa diketahui pada isyarat verbal.
Orang-orang yang bohong tapi berusaha tampil jujur akan melakukan 5 hal
berikut: (1) tensi meningkat; bisa berupa perubahan pupil dan vokal,
mengerjapkan mata lebih sering. (2) interaksi tidak positive dan tidak
menyenangkan; tidak kooperatif dan memberikan statement negatif atau
komplain, (3) respon kurang; tiba-tiba lupa, (4) tidak memberikan informasi
yang cukup, (5) lebih sedikit tidak sempurna.

Admission-seeking questions
Ini dilakukan jika adanya kemungkinan bahwa responden adalah pelaku
kecurangan. Assesment ini bisa dilakukan dengan verbal dan non-verbal respon.
Dibutuhkan transisi tema jika kita sudah berpindah dari assesment ke admissionseekig.

Purpose of Questions
Tujuan dari admission-seeking question adalah (1) untuk membedakan
orang yang salah dengan yang tidak bersalah, (2) untuk memperoleh

pengakuan yang valid dari pelaku secara sukarela.


Preparation
Interview room: lokasi harus privat
Presence of outsiders: jangan sarankan terdakwa

untuk

membawa

penasehat kedalam ruang interview, jika memang ada pastikan bahwa

penasehat tersebut tidak mengganggu interview.


Theme Development

Interviewer bisa membuat suasana dimana terdakwa tidak takut untuk


mengaku secara sukarela dengan membangun situasi dan kondisi yang
tepat.
Steps in the admission-seeking

Accuse Directly
Tuduh terdakwa secara langsung, tuduhan ini bukanlah dalam bentuk
pertanyaan tetapi sebuah kalimat. Jangan gunakan kalimat fraud,

crime atau steal.


Observe Reaction
Ketika menuduh orang yang bersalah, beberapa penjahat bereaksi dalam
kediaman.

Misalnya,

begumam

pada

saat

menjawab

tuduhan.

Observasilah reaksi-reaksi yang dikeluarkan.


Repeat Accusation
Jika terdakwa tidak secara kuat membahas tentang tuduhan, ulangi lagi

pertanyaan dengan kekuatan dan pendirian yang sama.


Interrupt Denials
Interviewer bisa menyela penolakan yang diberikan oleh terdakwa.
Caranya bisa sebagai berikut:
Delays, dengan menunda denials yang dikatakan terdakwa merupakan
suatu cara yang baik dalam menghentikan penolakan.
Interruptions, lakukan penyelaan secara berulang ketika terjadi lagi
penolakan.
Reasoning, dengan menyajikan bukti bahwa si kenapa terdakwa dituduh
telah melakukan kecurangan.
Establish Rationalization, ketika
mulainya waktu untuk

denials

sudah

berhenti,

disinilah

melakukan rasionalisasi yang diterima secara

moral agar terdakwa dapat merenungkan

kesalahannya dan mengaku

dengan sekarela.

Refute Alibis
Ketika terdakwa sudah tidak lagi menolak tuduhan, disinilah waktunya
untuk menanyakan alasan apa sebenarnya membuat mereka melakukan
kesalahan.
Display physical evidence, menunjukkan bukti pada terdakwa dengan
tujuan menguatkan dugaan kecurangan.
Discuss Witnesses, melakukan diskusi singkat mengenai testimoni dari
saksi dengan terdakwa.

Present Alternatives
Setelah alibi-alibi disangkal, terdakwa umumnya menjadi lebih pendiam,
beberapa mungkin akan menangis. Jika begitu, buatlah mereka nyaman,
biarkan mereka mengeluarkan emosinya. Pada stage ini, terdakwa

umumnya akan mengakui kesalahan mereka.


Benchmark Admission
Walaupun terdakwa menjawab dengan jawaban yes atau no,
sebenarnya mereka sudah membuat kalimat pengakuan bersalah yang
bisa

dijadikan

admission,

standar

terdakwa

pengakuan.

sebenarnya

Ketika

sudah

sudah

ingin

ada

bechmark

mengaku

kesalahan

didalam lubuk hatinya.


Reinforce rationalizations
Ketika sudah ada bechmark admission, sekaranglah waktunya untuk
menguatkan keputusan terdakwa untuk mengaku. Bisa dilakukan dengan
membuat terdakwa merasa nyaman, dan percaya bahwa interviewer
tidak memandang rendah dirinya.
Hal penting lainya yang harus diperoleh dalam stage admission-seeking
question:

Verbal confession
Hal ini dilakukan ketika terdakwa menjelaskan mengenai detail kejadian:
kronologis, transaksi dan event.
The accused knew the conduct was wrong
Tidak hanya mengakui kesalahannya pada interviewer, tetapi juga harus
mengakuinya dengan terang-terangan.
Estimate of number of amounts
Tanyakan jumlah pasti kecurangan.
Motive for the fraud
Biasanya terdakwa akan menjawab i dont know jika ditanyakan
tentang motivasi melakukan fraud.
When the fraud Commenced (kejadian awal kecurangan secara detail)
When/if fraud was terminated (kapan farud di akhiri)
Others involved
Tanyakan mengenai siapa saja yang mungkin tau tentang kejadian ini.
Physical Evidence
Interview disini juga disarankan untuk meminta tambahan bukti fisik
seperti akun bank terdakwa untuk direview atau record yang lain yang

telah diberi izin oleh terdakwa untuk mereview.


Disposition of prodceed
Jika kita tidak mendapatkan bukti dari tredakwa, kita harus mencari tau
kemana uang yang digelapkan tersevut dihabiskan.
Location of Assets

Kita juga harus mengetahui letak aset terdakwa yang mungkin dibali dari
hasil penggelapan.

Signed Statments
Setelah mendapatkan pengakuan, interviewer juga meminta surat pengakuan
yang ditandatangi oleh terdakwa: disana terdapat pernyataan engakuan, jumalh
pasti penggelpan, tanggal melakukan penggelapan dan kemauan untuk bersikap
kooperatif sertakan adanya pengakuan bahwa statement tersebut jujur dan
tanpa paksaan.
Honesty Testing

Pencil and Paper test, dengan membuat pertanyaan yang sama dalam

kalimat yang berbeda


Graphology, berupa pembacaan karakter dari tulisan tangan untuk

melihat integritas.
Voice Stress analysis and polygrahps, menggunakan teknologi yang
terkoneksi dengan orang yang akan di test. Polygraphs digunakan untuk
mengukur stress, penyebab kebohongan dengan mangukur respon fisik.

The Fraud Report


Ketika tahap investigasi sudah selesai maka laporan fraud dipersiapkan. Laporan
ini termasuk semua findings, kesimpulan, rekomendasi, dan aksi koreksi yang
akan diambil. Laporan juga harus mengindikasikan siapa, apa, dimana, kapan,
bagaimana dan kenapa fraud dilakukan. Juga termasuk didalamnya rekomendasi
untuk peningkatan kontrol yang akan meminimalisasi kejadian yang sama
dimasa depan. Dalam lapran juga dimasukkan tipe prosedur investigasi yang
digunakan.

You might also like