Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Andri Rukmana
NIM : G3A015039
LAPORAN PENDAHULUAN
ASKEP STT (SOFT TISSUE TUMOR)
A. PENGERTIAN
Soft Tissue Tumor (STT) adalah benjolan atau pembengkakan yang abnormal
yang disebabkan oleh neoplasma dan non-neoplasma ( Smeltzer, 2002 ).
STT adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel selnya tidak
tumbuh seperti kanker (Price, 2006).
Jadi kesimpulannya, STT adalah Suatu benjolan atau pembengkakan yang
abnormal didalam tubuh yang disebabkan oleh neoplasma yang terletak antara
kulit dan tulang
B. ETIOLOGI
1. Kondisi Genetik
Ada bukti tertentu pembentuk gen dan mutasi gen adalah faktor
predisposisi untuk beberapa tumaoi jarinan lunak. Dalam daftar laporan
gen yang abnormal, bahwa gen memiliki peran penting dalam menentukan
diagnosis.
2. Radiasi
Mekanisme yang patogenik adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi
yang mendorong transformasi neoplastik.
3. Infeksi
Infeksi firus epstein-bar bagi orang yang memiliki kekebalan tubuh yang
lemah ini juga akan meningkatkan kemungkinan terkenanya STT.
4. Trauma
Hubungan antara trauma dengan STT mungkin hanya kebetulan saja.
Trauma mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada.
C. PATOFISIOLOGI
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumors (STT)
adalah proliferassi jaringan mesenkimal yang terjadi dijaringan nonepitelial
ekstraskeletal tubuh.
Dapat timbul di tempat di mana saja, meskipun kira-kira 40% terjadi di
ekstermitas bawah, terutamadaerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di
kepala dan leher, dan 30% di badan. Tumor jaringan lunak tumbuh
centripetally, meskipun beberapa tumor jinak, sepertiserabut luka. Setelah
tumor
mencapai
batas
anatomis
dari
tempatnya,
maka
tumor
E. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medik
a. Bedah
Mungkin cara ini sangat beresiko. Akan tetapi, para ahli bedah
mencapai angka keberhasilan yang sangat memuaskan. Tindakan bedah
ini bertujuan untuk mengangkat tumor atau benjolan tersebut.
b. Kemoterapi
Metode ini melakukan keperawatan penyakit dengan menggunakan zat
kimia untuk membunuh sel sel tumor tersebut. Keperawatan ini
berfungsi untuk menghambat pertumbuhan kerja sel tumor.
Inspeksi
palpasi
perkusi
: pekak
auskultasi : BJ I BJ II vesikuler
10. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
11. Ekstremitas
a. Atas
: perut besar
: bising usus 20x / m
: kembung
: tidak ada nyeri tekan
mendalam
yang
ditujukan
untuk
radioterapi
atau
H. PATHWAYS KEPERAWATAN
Pre Operasi
Adanya inflamasi
Post Operasi
Terputusnya kontinuitas
jaringan
Perubahan fisik
Anatomi kulit
abnormal
Menstimulasi respon
nyeri
Nyeri
Kurang
pengetahuan
Cemas
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Peradangan
pada kulit
Bercak
bercak merah
Kerusakan
integritas
kulit
Tempat masuk
mikroorganisme
Resti infeksi
Pre Op
1. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit
Post Op
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka post
operasi
3. Resti infeksi berhubungan dengan luka post operasi
J. PERENCANAAN
No
1.
Diagnosa
NOC
NIC
Keperawatan
Cemas
berhubungan a. Anxiety control
b. Coping
dengan
kurang
pengetahuan
a. Anxiety
(penurunan kecemasan)
- Gunakan
pendekatan
tentang
penyakit
Kriteria Hasil :
a. Klien
Ditandai dengan:
a. Gelisah
b. Insomnia
c. Resah
d. Ketakutan
e. Sedih
f. Fokus pada diri
g. Kekhawatiran
mampu
mengidentifikasi dan
gejala cemas
b. Mengidentifikasi,
dan
mengontrol
cemas
c. Vital sign dalam batas
selama
prosedur
R/
agar
pasien
prosedur tindakan
Temani pasien untuk
memberikan keamanan
dan mengurangi takut
R/
mengurangi
normal
d. Postur tubuh, ekspresi
wajah, bahasa tubuh
dirasakan
menunjukkan tehnik
untuk
yang menenangkan
R/ meningkatkan bhsp
Jelaskan
semua
prosedur dan apa yang
mengungkapkan
mengugkapkan
reduction
kecemasan pasien
Berikan
informasi
faktual
menunjukkan
diagnosis,
tindakan
berkurangnya
prognosis
R/
membantu
kecemasan
mengungangi
mengenai
tingkat
kecemasan
Identifikasi
tingkat
kecemasan
R/ mengetahui tingkat
-
kecemasan pasien
Bantu pasien mengenal
situasi
yang
menimbulkan
kecemasan
R/membantu
-
pasien
ketakutan,
persepsi
R/ membantu pasien
-
teknik
relaksasi
R/ cemas berkurang,
-
2.
Nyeri
kecemasan
a. Pain Management
- Lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif termasuk
Kriteria Hasil :
Batasan Karakteristik :
a. Laporan
verbal
secara
atau
nonverbal
b. Fakta dari observasi
c. Posisi
antalgik
(menghindari nyeri)
d. Gerakan melindungi
lokasi, karakteristik,
a. Mampu mengontrol
durasi, frekuensi,
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
presipitasi
R/ mengetahui tindakan
nonfarmakologi
untuk mengurangi
nyeri, mencari
diberikan
Observasi reaksi
e. Tingkah
laku
berhati-hati
f. Muka topeng (nyeri)
g. Gangguan
tidur
bantuan)
b. Melaporkan bahwa
sulit
gerakan
dengan menggunakan
manajemen nyeri
atau c. Mampu mengenali
kacau,
menyeringai)
h. Terfokus pada diri
sendiri
i. Fokus
menyempit
berpikir,
nyeri pasien
Gunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
intensitas, frekuensi
mengungkapkan
berkurang
kerusakan e. Tanda vital dalam
proses
nyeri (skala,
(penurunan persepsi
waktu,
ketidaknyamanan
R/ mengetahui tingkat
nyeri berkurang
nonverbal dari
perasaan nyerinya
Evaluasi bersama pasien
dan tim kesehatan lain
rentang normal
tentang ketidakefektifan
penurunan interaksi
lampau
R/untuk memberikan
dan lingkungan)
j. Tingkah
laku
distraksi,
contoh
yang dapat
jalan-jalan, menemui
mempengaruhi nyeri
berulang-
pencahayaan dan
ulang
k. Respon
autonom
kebisingan
R/membantu
(seperti berkeringat,
perubahan
darah,
nafas,
tekanan
nadi
tonus
(mungkin
dan
-
pasien
Pilih dan lakukan
otot
penanganan nyeri
dalam
(farmakologi, non
perubahan
dilatasi pupil
l. Perubahan otonom
dalam
laku
ekspresif
(contoh
gelisah,
merintih,
menangis, waspada,
iritabel,
nafas
intervensi
R/ memberikan
panjang/berkeluh
kesah
n. Perubahan
nafsu
makan
pasien
Kaji tipe dan sumber
dalam
dan
minum
Yang
Berhubungan :
non farmakologis
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
R/ nyeri dapat berkurang
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
R/ nyeri terkontrol
- Tingkatkan istirahat
R/ menguragi nyeri
b.Analgesic Administration
- Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
R/ untuk memberikan
-
pemberian obat
Cek riwayat alergi Pilih
analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih
dari satu
R/ menentukan obat
yang tidak alergi untuk
pasien
Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
R/ memberikan obat
yang sesuai dengan
keluhan
Monitor vital sign
saat nyeri
R/ membantu
mengurangi nyeri
3.
Kerusakan
kulit
yang longgar
R/ menjaga integritas
Kriteria Hasil :
bagian tubuh
b. Kerusakan lapisa
kulit (dermis)
c. Gangguan
permukaan kulit
(epidermis)
berhubungan :
baik bisa
dipertahankan
(sensasi, elastisitas,
pada kulit
c. Perfusi jaringan baik
lembab
Hindari kerutan pada
tempat tidur
R/ menjaga integritas
temperatur, hidrasi,
pigmentasi)
b. Tidak ada luka/lesi
Faktor yang
kulit pasien
Jaga kulit agar tetap
d. Menunjukkan
Eksternal :
a. Hipertermia atau
hipotermia
b.Substansi kimia
c.Kelembaban udara
d.Faktor mekanik
(misalnya : alat yang
dapat menimbulkan
luka, tekanan,
restraint)
e.Immobilitas fisik
f. Radiasi
g.Usia yang ekstrim
h.Kelembaban kulit
i. Obat-obatan
pemahaman dalam
proses perbaikan kulit
dan mencegah
adanya kemerahan
R/ mengetahui kondisi
terjadinya sedera
berulang
e. Mampu melindungi
integritas kulit
Oleskan lotion atau
kulit dan
mempertahankan
perawatan alami
f. Tidak ada tanda-tanda
infeksi
g. Menunjukkan
penyembuhan luka
luka baru
Monitor aktivitas dan
mobilisasi pasien
R/ membantu pasien
terjadinya proses
Internal :
pasien nyaman
Monitor kulit akan
a. Perubahan status
metabolik
b. Tulang menonjol
c. Defisit imunologi
nutrisi
Memandikan pasien
Faktor yang
berhubungan :
hangat
R/mempertahankan
a. Gangguan sirkulasi
b. Iritasi kimia
personal higyene
pasien
Observasi luka :lokasi,
dimensi, kedalaman
cairan,kerusakan
luka, karakteristik,
mobilitas fisik,
warna cairan,
keterbatasan
granulasi, jaringan
pengetahuan, faktor
nekrotik, tanda-tanda
mekanik (tekanan,
infeksi lokal.
R/ menguragi tanda-
gesekan) kurangnya
tanda infeksi
nutrisi, radiasi,
Lakukan teknik
yang ekstrim)
steril
R/mencegah adanya
infeksi
3.
Resti infeksi
berhubungan dengan
luka post operasi
Faktor-faktor resiko :
a. Prosedur Infasif
b. Ketidakcukupan
pengetahuan untuk
menghindari paparan
patogen
c. Trauma
d. Kerusakan jaringan
dan peningkatan
paparan lingkungan
e. Ruptur membran
amnion
f. Agen farmasi
a. Immune Status
a. Infection Control (Kontrol
b. Knowledge : Infection
infeksi)
control
- Bersihkan lingkungan
c. Risk control
setelah dipakai pasien
lain
R/mengurangi resiko
Kriteria Hasil :
a. Klien bebas dari tanda
dan gejala infeksi
b. Mendeskripsikan
isolasi
R/ menurunkan resiko
proses penularan
penyakit, factor yang
mempengaruhi
infeksi
Instruksikan pada
kemampuan untuk
pengunjung untuk
mencegah timbulnya
(imunosupresan)
infeksi
g. Malnutrisi
d. Jumlah leukosit dalam
h. Peningkatan paparan
batas normal
lingkungan patogen
e. Menunjukkan
i. Imonusupresi
j. Ketidakadekuatan
perilaku hidup sehat
imun buatan
k. Tidak adekuat
kontminasi silang
Batasi pengunjung bila
perlu
R/ menurunkan resiko
penularan serta
penatalaksanaannya,
c. Menunjukkan
infeksi
Pertahankan teknik
kontaminasi silang
Gunakan sabun
antimikrobia untuk cuci
pertahanan sekunder
(penurunan Hb,
tangan
R/ mencegah terpajan
Leukopenia,
pada organisme
penekanan respon
infeksius
Cuci tangan setiap
inflamasi)
l. Tidak adekuat
pertahanan tubuh
tindakan keperawatan
R/ menurunkan resiko
jaringan, penurunan
aseptik selama
pemasangan alat
R/ mempertahankan
tubuh statis,
perubahan sekresi
pH, perubahan
infeksi
Pertahankan lingkungan
peristaltik)
m. Penyakit kronik
teknik steril
Tingkatkan intake nutrisi
R/ membantu
meningkatkan respon
imun
Berikan terapi antibiotik
bila perlu
R/ mencegah terjadinya
infeksi
b. Infection Protection
(proteksi terhadap infeksi)
- Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan
lokal
R/mengidentifikasi
keadaan umum pasien
-
dan luka
Monitor hitung
granulosit, WBC
R/ mengidentfikasi
adanya infeksi
Monitor kerentanan
terhadap infeksi
R/ menghindari resiko
infeksi
Berikan perawatan kulit
pada area epidema
R/ meningkatkan
kesembuhan
Inspeksi kondisi luka /
insisi bedah
R/mengetahui tingkat
-
kesembuhan pasien
Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
R/ membantu
meningkatkan status
pertahanan tubuh
terhadap infeksi
Ajarkan cara
menghindari infeksi
R/ mempertahankan
teknik aseptik
Laporkan kultur positif
R/ mengetahui terjadinya
infeksi pada luka
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidajat, R, Jong, W.D.(2005). Soft Tissue Tumor dalam Buku Ajar Ilmu
Bedah, Edisi 2. Jakarta : EGC
Weiss S.W.,Goldblum J.R.(2008). Soft Tissue Tumors. Fifth Edition. China :
Mosby Elsevier
Manuaba, T.W.( 2010). Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid, Peraboi 2010.
Jakarta : Sagung Seto
Smeltzer. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta : EGC
Reeves, J.C.(2001). Keperawatan medikal bedah. Jakarta : Salemba Medika
Price, Sylvia A. (2006). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit.
Jakarta : EGC
Nurarif A, H, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda NIC-Noc, Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta : Mediaction
Jogja
Potter and Perry Volume 2 .2006. Fundamental Keperawatan .Jakarta:EGC