Professional Documents
Culture Documents
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Keadaan yang mungkin terjadi ruptur perineum, janin premature, janin letak
sungsang, persalinan dengan ekstraksi cunam, vakum dan janin besar. (Mansjoer.
A, 1999, hal 338).
C. MACAM-MACAM EPISIOTOMI
1. Episiotomi Mediana
Merupakan
insisi
yang
paling
mudah
diperbaiki, lebih baik dan jarang menimbulkan dispareuni, episiotomi ini dapat
menyebabkan ruptur perenei totalis.
2. Episiotomi Mediolateral
E. FISIOLOGI NIFAS
c. Late post partum adalah masa post partum pada minggu pertama sampai
minggu keenam post partum.
c. Laktasi
Laktasi adalah proses pembentukan dan pengeluaran Asi
Faktor yang mempengaruhi pembetukan dan pengeluaran Air Susu Ibu
(ASI) : Anatomi buah dada, Fisiologi, makanan, Istirahat, Isapan Anak,
Obat-obatan, Psikologi, perawatan buah dada.(Christina. S.Ibrahim, 1996
hal. 10)
d. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan,
ostium eksterna dapat dimasuki oleh dua hingga tiga jari tangan, setelah 6
minggu post natal, serviks menutup.
Karena robekan kecil-kecil yang terjadi selama dilatasi, serviks tidak
pernah kembali keadaan sebelum hamil (nulipara) yang berupa lunang
kecil seperti jarum, serviks hanya kembali pada keadaan tidak hamil yang
berupa lubang yang sudah sembuh, tertutup tapi bentuk celah. Dengan
demikian os servisis wanita yang sudah pernah melahirkan merupakan
salah satu tanda yang menunjukkan riwayat kelahiran bayi lewat vagina.
e. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peradangan yang sangat
besar selama proses melahirkan tersebut, kedua organ ini tetap berada
dalam keadaan kendur, setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali pada
keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan
muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
Himen mengalami ruptur pada saat melahirkan bayi pervagina dan yang
tersisa hanya sissa-sisa kulit yang disebut karunkulae mirtiformis.
Orifisium vagina biasanya tetap sedikit membuka setelah wanita tersebut
memiliki anak.
f. Perineum
Setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebalumnya
tereenggan oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal
5
melahirkan
diberi
enema.
Rasa
sakit
didaerah
perineum
dapat
Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen,
volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah
merah dan kadar haemoglobin kembali normal pada hari keliama.
Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama
masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi dari pada normal.
Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya
koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan
yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini.
j.
Perubahan Psikologis
Perubahan yang mendadak dan dramatis pada status hormonal
menyebabkan Ibu yang berada dalam masa nifas menjadi sensitif terhadap
faktor-faktor yang dalam keadaan normal mampu diatasinya. Disamping
perubahan hormonal, cadangan fisiknya sering sesudah terkuras oleh
tuntutan kehamilan serta persalinan, keadaan kurang tidur, lingkungan
yang asing baginya sseperti preparat analgesik narkotik yang diberikan
pada persalinan.
Depresi ringan yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah 4 th day
bluess (kemurungan hari keempat). Serig terjadi dan banyak ibu yang baru
pertama kali mempunyai anak mendapati dirinya menangis, paling tidak
satu kali, hanya karena masalah yang sering sepele. Sebagian Ibu merasa
tidak berdaya dalam waktu singkat, namun perasaan ini umumnya
menghilang setelah kepercayaan pada diri mereka dan bayinya tumbuh.
Apabila ddepresi dan insomnia bertahan lebih dari 1 atau 2 hari, pasen
harus dirujuk sebagian psikiatri untuk menyingkirkan kemungkinan
psikosis nifas. (Helen Farree, 1996 hal 226-227).
mulai
menunjukkan
pergeseran
fokus
perhatian
dengan
F. PATHWAYS
Partus Spontan dengan episiotomi
Nifas
Perlukaan
Perineum
Uterus
Laktasi
Proses involusio
Adekuat
lobus hipofise
Posterior
Tidak adekuat
lobus hipofise
Anterior
Adekuat
In adekuat
Adekuat
In adekuat
Merangsang
oksitosin
Oksitosin
sedikit
Prolaktin
Prolaktin
tidak
terbentuk
Perdarahan
After pain
Perdarahan cepat
berhenti
Hipovolemik
Gangguan rasa
nyaman nyeri
Resti
infeksi
Proses
Penyembuhan
Luka baik
Resti
kekurangan
volume cairan
Kurang pengetahuan
Kontraksi
otot
payudara kuat
kelemahan
fisik
Resti
cidera
pancaran ASI
maksimal
Defisit
perawatan
diri
Kontraksi merangsang
otot
sel-sel acini
payudara lemah
kerja sel-sel
acini tidak
maksimal
Pancaran ASI
Maksimal
Ketidakefektifan menyusui
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Penatalaksanaan medis
a. Tablet Vitamin
b. Tablet Sulfas Feros
c. Oksitosin sesuai indikasi
d. Cairan IV (bila Diperlukan)
e. Obat nyeri, pelunak feses sesuai indikasi
2. Perawatan masa nifas
a. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin ibu harus istirahat, tidur terlenteng
selama 8 jam post partum. Kemudian boleh miring kanan dan kiri
untuk mencegah terjadinya trombosis. Pada hari kedua padat
dilakukan latihan senam, hari ketiga duduk-duduk, hari keempat jalanjalan, dan hari kelima boleh pulang. Mobilisasi diatas mempunyai
variasi tergantung pada adanya komplikasi persalinan, nifas dan
sembuhnya luka-luka.
b. Diet
Makanan terus bermutu dan bergizi, cukup kalori, makanan yang
mengandung protein, banyak sayuran dan buah-buahan.
c. Miksi
Hendaknya kencing secepatnay dapat dilakukan sendiri, apabila
kesulitan kencing sebaiknya lakukan kateterisasi.
d. Defekasi
BAB harus bisa 3-4 hari post partum, bila belum bisa akan terjadi
obstipasi apabila berak keras berikan obat laksanperoral/per rectal, bila
belum lakukan klisma.
e. Perawatan Payudara
Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil ke-24 minggu,
supaya putting susu lemas, tidak kerass dan kering sebagian persiapan
untuk menyusui bayi, bila bayi meninggal laktasi harus dihentikan
dengan cara :
-
I.
FOKUS KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian data dasar klien
a. Aktifitas/ istirahat
Insomnia mungkin terjadi
b. Sirkulasi
Episode diaforetik lebih sering terjadi pada malam hari
c. Intregitas ego
Peka rangsang, takut/menangis (post partum blues kira-kira 3 hari
setelah melahirkan)
d. Eliminasi
Deuresis diantara hari ke-2 dan ke-5, obstipasi pada hari ke-1 sampai
ke-2
e. Makan/cairan
Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira hari ke-3
f.
Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan payudara/pembesaran tepat terjadi diantara hari ke-3
sampai ke-5 pasca partum
g. Seksualitas/reproduksi
Kriteria hasil :
-
klien
dapat
menggunakan
tindakan-tindakan
tepat
untuk
menurunkan ketidaknyamanan
Intervensi :
-
Rasional
Selama 12 jam pertama post partum kontraksi otot kuat dan reguler
dan ini berlanjut selama 2-3 hari selanjutnya, meskipus frekuensi
dan intensitasnya berkurang
Kriteria hasil
-
Bebas dari infeksi, tidak febris, dan mempunyai aliran lokhea dan
karakter normal
Intervensi :
-
Catat jumlah dan bau rubas lokhea atau perubahan pada kemajuan
normal dari lokhea rubra menjadi serosa
Catat Hb dan Ht, beriakn preparat zat basi dan vitamin bila perlu
Rasional :
-
Kriteria hasil :
Intervensi :
-
Rasional :
-
Potensial
hemoragi/kehilangan
darah
berlebih
pada waktu
memaksimalkan
sirkulasi
cairan,
pada
kejadian
dehidrasi/hemoragi
-
Kriteria hasil :
Bebas komplikasi
Intervensi ;
-
Rasional :
-
Kriteria hasil :
Intervensi :
-
Rasional :
-
Tingkat
ketidaknyamanan
mempengaruhi
perubahan/aktifitas
nornal klien
-
Menurunkan
ketidaknyamanan
yang
dapat
mempengaruhi
pernah
pengalamam
sebelumnya,
usia
gestsi
bayi,
Kriteria hasil :
Intervensi :
-
Rasional :
-
Membantu
dan
mengidentifikasi
keburuhan
saat
ini
dan
Memberikan
bantuan
terus-menerus
untuk
meningkatkan
kesuksesan hasil.
g. Kurang pengetahuan tentang perawatan diri dan perawatan bayi
berhubungan dengan kessalahan interprestasi, tiddak mengeanl
sunber-sumber. (Maarlynn E. Doenges, 2001. hal. 410).
Tujuan :
-
Intervensi :
-
Kaji kesiapan klien dan motifasi untuk belajar. Bantu klien atau
pasangan dalam mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
Diskusikan
kebutuhan
seksualitas
dan
rencanakan
untuk
Rasional :
-
yang
tepat
diderikan
untuk
membentu
3. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dari perwujudan dari rencana perawatan
yang berupa serangkaian tindakan tujuan adalah dapat melaksanakan
rencana asuhan keperwatan. (Merilynn E. Doenges, 2001 hal 10)
4. Evaluasi
Evaluasi adalah pengukuran keberhasilan rencana keperawatan yang telah
disusun untuk memenuhi kebutuhan pasien, perubahan yang terjadi selama
nifas harus diamati dan di catat, semua perubahan yang terjadi harus
dicatat sebagai hasil evaluasi. (Marilynn E. Doenges, 2001, hal 10)
Evaluasi dilakukan dengan 2 cara :
a. cara formatif yaitu evaluasi secara langsung
b. cara sumatif yaitu evaluasi berdasarkan rencana tujuan yang telah
ditetapkan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito L.J. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta. EGC.
Doenges M.F. (2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta. EGC.
Farrer H. (1999). Perawatan Maternal Edisi 2. Jakarta. EGC.
Ibrahim C.J. (1996). Perawatan Kebidanan (Perawatan Nifas). Jilid 5. Jakarta.
Bhratara karya.
Long B.C (1996). Perawatan Medikal Bedah (Sesuatu Pendekatan Proses
Keperawatan). Terjemahan oleh Yayasan Ikatan Pendidikan
Keperawatan. Bandung.
Masjoer. Arif (1999). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid pertama. Jakarta.
Media Aesculapius FKUI.
Manulaba Ida B.G (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC.
Mochtar R. (1998). Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi jilid 2 edisi 2. Jakarta. EGC.
Oxorn H (1996). Ilmu Kebidanan : Fisiologi dan Patologi Persalinan. Jakarta. Yayasan
Essensia Medica.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM SPONTAN DENGAN
EPISIOTOMI