Professional Documents
Culture Documents
Anaesthesia
PENDEKATAN INTRA ORAL
I. BLOK NERVUS ALVEOLARIS INFERIOR
Dasar pemikiran: blok n. alveolaris inferior bisa dilakukan dengan mendeponirkan anestetikum sekitar nervus
tersebut sebelum masuk ke canalis mandibularis. Metode ini dianjurkan Karena injeksi supraperiosteal biasanya
tidak efektif terutama untuk region gigi-gigi molar.
Sulcus mandibularis terletak pada facies interna ramus mandibulae. Berisi jaringan ikat longgar yang dilalui oleh n.
alveolaris dan pembuluh darahnya. Sebelah medialnya tertutup oleh ligamen sphenomandibularis dan
m.pterygoideus medialis.
Raphe pterygomandibulatis terlatak tepat di bawah mukosa dan bisa di raba apabila mulut dibuka lebar-lebar. Raphe
membentang dari crista mylohyoideus pada mandibular, di sebelah posterior molar ketiga, ke hamulus pterygoideus.
Teknik: palpasi fossa retromolar dengan jari telunjuk sehingga kuku jari menempel pada linca oblique. Dengan barrel
(bagian yang berisi anestetikum) syringe terletak di antara kedua premolar pada sisi yang berlawanan, arahkan jarum
sejajar dengan dataran oklusal gigi-gigi mandibula ke arah ramus dan jari.
Tusukkan jarum pada apeks trigonum pterygomandibular dan teruskan gerakan jarum di antara ramus dan
ligamentum-ligamentum serta otot-otot yang menutupi facies interna ramus sampai ujungnya berkontak pada
dinding posterior sulcus mandibularis. Di sini di deponirkan kurang lebih 1,5 cc anestetikum di sekitar n. alveolaris
inferior. (Kedalaman insersi jarum rata-rata 15 mm, tetapi bervariasi tergantung pada ukuran mandibula dan
perubahan proporsinya sejalan dengan pertambahan umur). N. lingualis biasanya teranestesi dengan cara
mendeponirkan sejumlah kecil anestetikum pada pertengahan perjalanan masuknya jarum.
Anestesia: injeksi menyeluruh biasanya untuk tujuan operatif, untuk menganestesi semua gigi pada sisi yang diinjeksi
kecuali incisivus sentral dan lateral yang menerima inervasi dari serabut saraf sisi kontralateralnya. Anestesi biasanya
kurang mnyeluruh pada aspek bukal gigi-gigi molar karena gigi juga di inervasi oleh n. buccalis longus. Untuk
ekstraksi, injeksi mandibular perlu ditambah dengan injeksi n. buccalis longus.
Kecepatan timbulnya efek anestesi umumnya bervariasi ditandai dengan adanya perubahan sensasi pada lidah dan
bibir bawah bila dibandingkan dengan sisi lawannya. Simptom ini ole beberapa pasien sering disebut sebagai rasa
tertusuk jarum dan paku, rasa membeku menjadi seperti kayu atau bengkaka. Biasannya perlu diberikan waktu jeda
34 menit setelah perubahan awal terjadi sebelum anestesi operasi yang menyeluruh dapat diperoleh.
Administrasi dari anastesi dekat dengan foramen mandibula menyebabkan nervus alveolaris inferior terblok begitu
juga dengan nervus lingualis yang ada di sebelahnya (yang menyuplai lidah). Ini juga membuat kita kehilangan
sensasi di :
gigi-gigi (blok nervus alveolaris inferior)
bibir bawah dan dagu (blok nervus mentalis)
lidah (blok nervus lingualis)
II. BLOK NERVUS MENTALIS
Patokan anatomi: Pada mukoperiosteum lingual setinggi setengah panjang akar gigi yang dianestesi.
Indikasi: Sebagai injeksi anestesi untuk prosedur operatif gigi premolar dan gigi anterior
Teknik : Menggunakan teknik infiltrasi. Suntikan jarum pada mukoperiosteum lingual setinggi setengah panjang akar
gigi yang dianestesi. Karena posisi dari gigi incisivus, sulit untuk mencapai daerah ini dengan jarum yang lurus.
Untuk mengatasi masalah ini, bias digunakan hub yang bengkok atau jarum yang dibengkokan dengan cara
menekan antara ibu jari dengan jari lain. Cairan anestetikum dideposisikan perlahan lahan ke dalam
4. Putarlah jari parallel garis imajiner dari sudut ipsilateral mulut ke notch tragus pada telinga.
5. Masukkan jarum pada titik diantara kuku jari yang melakukan palpasi dengan pterygomandibular raphe pada
aspek medial jari..
6. Pastikan bevel jarum terletak pada bicuspid kontralateral.
7. Ketika melakukan suntikan, pastikan sudut jarum parallel dengan garis imajiner antara sudut mulut dengan tragus
telinga.
8. Masukkan jarum hingga berkontak dengan tulang (pada leher kondilus) pada kedalaman kira-kira 25 mm. (Note:
This is not a deeper injection, because the patient's mouth is open wide and, as a result, the condyle has translocated
anteriorly to provide a target.)
9. Ketika kontak dengan tulang sudah terjadi, tarik sedikit ujung jarum sekitar 1 mm untuk mencegah insersi pada
periosteum yang akan terasa sakit.
10. Lakukan aspirasi
11. Deponir cairan anestesi pelan-pelan
Onset and duration
Onset anestesi pada jaringan keras sekitar 4 12 menit, dengan area anterior yang paling lama onsetnya.
Nervus buccalis longi juga dapat teranestesi
BLOK NERVUS MANDIBULARIS TEKNIK VAZIRANI AKINOSI
Pada tahun 1960, S. Vazirani mempublikasikan tulisannya yang menjelaskan blok mandibula dengan mulut tertutup,
kemudian pada tahun 1977, J.O. Akinosi mempublikasikan tulisannya yang kemudian mempopulerkan pendekatan
ini. Keuntungan dan kerugian teknik ini dapat dilihat pada table berikut:
5. Insersi ujung jarum diantara jari dan maxilla pada ketinggian linea mukogingival bukal maxilla. Orientasi
bengkokan jarum seperti hendak ke lateral arah lobus telinga pada sisi yang diinjeksi. Jarum tetap parallel dengan
occlusal plane.
6. Setelah jarum diinsersikan 5 mm, pindahkan jari yang mempalpasi dan gunakan jari itu untuk merefleksikan bibir
atas sehingga lapang pandang menjadi kelihatan jelas.
7. Insersikan jarum sekitar 28 mm untuk pasien dewasa, sehingga 7 mm sisanya tetap ada di luar jaringan (jika
memakai jarum panjang).
8. Lakukan aspirasi
9. Larutan anestsi dideponir pelan-pelan
Onset dan durasi
Onset anestesi sekitar 3 hingga 4 menit.
Ada kemungkinan nervus buccalis longi teranestesi dibandingkan dengan blok nervus alveolaris inferior.
DAFTAR PUSTAKA
Gray's Anatomy of the Human Body - The Trigeminal Nerve - Yahoo! Education
Isen, David. Local Anaesthetic Technique. Septodont of Canada, Inc. 2004 (diakses tanggal 23 September 2006)
Purwanto (alih bahasa), Lilian Yuwono(ed). Petunjuk Praktis Anestesi Lokal: Atlas of Local Anaesthesia in Dentistry.
Jakarta: EGC. 1993