Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World Health Organization menempatkan Indonesia pada posisi
dengan kasus gizi buruk tinggi, yaitu tertinggi kelima di dunia. Pada tahun
2005, sebanyak lima juta balita Indonesia menderita gizi buruk. Jumlah itu
sama dengan 27.5% dari total populasi balita.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, sebanyak 13% balita
berstatus gizi kurang, 4,9% diantaranya berstatus gizi buruk. Data yang
sama juga menunjukkan 13,3% anak kurus, 6% diantaranya anak sangat
kurus dan 17% anak tergolong sangat pendek.
Keadaan ini berpengaruh pada masih tingginya angka kematian bayi.
Menurut WHO, 50% kematian bayi dan anak terkait dengan gizi kurang
dan gizi buruk. Oleh karena itu masalah gizi perlu ditangani secara cepat
dan tepat.
Masalah gizi buruk paling tinggi menyerang usia bayi. Hal ini
disebabkan dalam siklus kehidupan manusia, bayi berada dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat. Bayi yang dilahirkan
dengan sehat, pada umur 6 bulan akan mencapai pertumbuhan atau berat
badan dua kali lipat daripada saat dilahirkan.
Untuk pertumbuhan bayi dengan baik, diperlukan zat-zat gizi seperti
protein, kalsim, vitamin D, Vitamin A dan K, zat besi, dan sebagainya.
Secara alamiah zat-zat tersebut sebenarnya sudah terkandung di dalam air
susu ibu (ASI). Oleh karena itu, jika bayi diberikan ASI secara eksklusif,
sudah bisa mencukupi kebutuhan gizinya.
Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan putih yang
dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi (Suharyono,
1990).
ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI pada bayi dan tidak
memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih, kecuali obatobatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan, yang
dilakukan sampai bayi berumur 6 bulan.
Menurut WHO/ UNICEF, cara pemberian makanan pada bayi dan anak
yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai
usia 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai usia 2 tahun. Mulai 6
bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan
kebutuhan tumbuh kembangnya.
ASI merupakan makanan bayi yang terbaik dan setiap bayi berhak
mendapatkan ASI, maka Departemen Kesehatan telah menerbitkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian Air
Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi di Indonesia.
ASI sudah diketahui keunggulannya, namun kecenderungan para ibu
untuk tidak menyusui bayinya secara eksklusif semakin besar. Hal ini dapat
dilihat dengan semakin besarnya jumlah ibu menyusui yang memberikan
makanan tambahan lebih awal sebagai pengganti ASI. Pola asuh anak ini
dipengaruhi oleh pengetahuan mengenai gizi.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang
menunjukan
dengan
jelas
adanya
kecenderungan
semakin
ASI
Eksklusif di Indonesia antara lain dari SDKI, laporan program dan Riskesdas
2010. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data cakupan pemberian
ASI Eksklusif SDKI 2002 dan 2007 adalah metode recall 24 jam dengan
batasan umur 0-5 bulan. Menurut SDKI 2002 cakupan pemberian
ASI
Eksklusif pada bayi umur 0-5 bulan adalah 40,0 persen dan pada tahun 2007
turun menjadi 32,0 persen. Angka tersebut adalah angka rata rata cakupan
pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 0-5 bulan.
Probabilitas kumulatif ketahanan hidup bayi menurut durasi pemberian
ASIadalah sebagai berikut: pemberian ASI0 bulan ketahanan hidupnya adalah
71%, pemberian ASI1-2 bulan ketahanan hidupnya adalah 91%, 3 bulan
adalah 95%, 4 bulan adalah 94%, 5 bulan adalah 96%, dan 6 bulan atau lebih
adalah 99%. Artinya jika bayi yang lahir kemudian diberi ASIminimal sampai
6 bulan maka bayi tersebut akan memiliki kesempatan 99% untuk merayakan
ulang tahun pertamanya.
Data dari Prof Rulina Suradi, SpA (K) IBCLC, konsultan neonatologi
RSCM menunjukkan bahwa jumlah ibu yang memberikan ASI Eksklusif
tidak lebih dari dua persen dari jumlah total ibu melahirkan. Kondisi ini lebih
rendah dari prediksi Unicef yang sekitar 3,7%. Rata-rata ibu menyusui
anaknya hanya selama 1,7 bulan. Tentu saja hal ini dapat mereduksi potensi
anak baik dari segi fisik, intelektual juga psikis.
Menurut data Depkes tahun 2001, hampir semua balita pernah diberi
ASI(97%), namun proporsi bayi umur 0-3 bulan yang hanya mendapatkan
ASI Eksklusif hanya 47,5 %, masih jauh dari target (80%) dan pada umur 45
bulan turun menjadi 14%. Bila dibandingkan dengan data SKRT 1992 dimana
ASIEsklusif untuk anak umur 0-3 bulan mencapai 63,7% terlihat adanya
penurunan.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, terlihat bahwa gizi buruk
merupakan suatu masalah yang serius. Apabila tidak dilakukan usaha
eliminasi maka akan terjadi peningkatan jumlah angka kematian bayi. Salah
satu penyebab utama dari gizi buruk yang terjadi pada bayi adalah kurangnya
asupan nutrisi. Nutrisi yang lengkap untuk bayi berusia 0- 6 bulan dapat
diperoleh dari ASI. Sehingga bayi sebaiknya diberikan ASI Eksklusif. Namun,
dari berbagai penelitian yang dilakukan terlihat penurunan jumlah ASI
eksklusif. Hal ini berkaitan erat dengan pola asuh ibu. Perilaku atau pola asuh
ibu dipengaruhi tingkat pengetahuan ibu, tingkat sosioekonomi. dan warisan
budayasetempat.
Hal yang paling mungkin dilakukan intervensi adalah dari segi
pengetahuan ibu. Oleh karena itu penderita tertarik untuk mengetahui
Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif di
Kecamatan Kelumpang Hulu Kabupaten Kotabaru?
C. Tujuan
1. Umum
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang
pemberian
B. Manfaat
1.
Bagi Puskesmas
Sebagai informasi dan masukan dalam rangka peningkatan
program pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Perawatan Sungai
2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan
Pengertian Pengetahuan
Pengertian pengetahuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah segala sesuatu yang diketahui; kepandaian (KBBI, 2003).
Pengetahuan adalah sejumlah informasi yang dikumpulkan yang
dipahami dan pengenalan terhadap sesuatu hal atau benda-benda secara
obyektif. Pengetahuan juga berasal dari pengalaman tertentu yang pernah
dialami dan yang diperoleh dari hasil belajar secara formal, informal dan
non formal (Mangindaan, 1996).
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang. dalam pengertian lain, pengetahuan adalah
berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan
inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau
akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum
pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.
Pengetahuan atau kognitif seseorang tentang ASI adalah hasil tahu
yang terjadi setelah seorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu yang sebagian besar diperoleh melalui indera mata dan telinga.
Pengetahuan ini merupakan bagian yang penting dalam membentuk
perilaku seseorang. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pengetahuan
seseorang tentang ASI adalah merupakan hasil tahu seseorang setelah
melakukan berbagai penginderaan terhadap sejumlah objek yang berkaitan
dengan pola pemberian ASI.
Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang dicakupkan di dalam domain kognitif menurut
Notoatmodjo (2003) mempunyai 6 tingkat, yakni:
a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang
mencakup:
Sifat
Kepribadian,
Bakat
b) Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik
mencakup:
Lingkungan,
Agama
dan
Kebudayaan.
B. Definisi
ASI adalah singkatan dari Air Susu Ibu yaitu cairan putih yang
dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi (Suharyono,
1990).
ASI eksklusif atau menyusui eksklusif adalah memberikan hanya
ASIpada bayi dan tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk
air putih, kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASIperah juga
diperbolehkan, yang dilakukan sampai bayi berumur 6 bulan.
Pemberian ASI Eksklusif atau menyusui predominan adalah menyusui
bayi, tetapi pernah memberikan sedikit air atau minuman berbasis air,
misalnya teh (biasanya sebagai makanan/minuman prelakteal sebelum
ASIkeluar). Pemberian ASI Eksklusif atau menyusui parsial adalah menyusui
bayi serta memberikan makanan buatan selain ASI, baik susu formula, bubur
atau makanan lainnya, (baik diberikan secara kontinyu maupun diberikan
sebagai makanan prelakteal).
C. Komposisi
10
Kegunaan kolostrum:
1. Melindungi terhadap alergi
2. Mengandung factor pematangan epidermal yang berguna untuk
melapisi saluran pernafasan dan mencegah kuman penyakit memasuki
saluran pernafasan
3. Membersihkan mekonium, membantu mencegah bayi ikterus/ kuning
4. Membantu usus berkembang lebih matang, mencegah alergi dan
keadaan tidak tahan laktosa (intoleransi laktosa).
5. Mengurangi keparahan infeksi, mencegah penyakit mata.
11
D. Manfaat ASI
Manfaat ASI untuk bayi :
1. ASI mengandung protein, lemak, vitamin, mineral,air, dan enzim
yang dibutuhkan oleh bayi sehingga dapat mengurangi risiko
terjadinya kekurangan nutrisi.
2. ASI mengandung asam lemak penting yang dibutuhkan bagi
pertumbuhan otak, mata, dan pembuluh darah yang sehat.
3. ASI kaya akan antibodi dan substansi anti infeksi lainnya yang
melindungi bayi dari infeksi
4. ASI selalu berada pada suhu yang tepat
5. Mudah dicerna dan mengandung nutrisi yang lengkap untuk
memenuhi kebutuhan bayi dampai berusia enam bulan
6. Tidak terkontaminasi oleh bakteri atau kuman penyakit lainnya
7. Mencegah terjadinya anemia pada bayi karena ASI mengandung
zat besi yang mudah diserap
8. ASI mengandung faktor pematangan serebrosida yang membuat
bayi lebih cerdas di kemudian hari.
9. ASI kaya akan vitamin A yang mencegah infeksi dan Vitamin K
yang mencegah pendarahan pada bayi baru lahir.
10. ASI membantu pertumbuhan bakteri sehat dalam usus, yaitu
Lactobacillus bifidus yang mencegah bakteri penyebab penyakit
lainnya sehingga bisa mencegah diare.
Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu:
Menurut DEPKES RI (2002):
1. Sebagai kontrasepsi sementara karena pemberian ASI Eksklusif
dapat menunda haid dan kehamilan, yang disebut dengan Metode
Amenorea Laktasi (MAL)
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang
12
telur
2. Menyusui
menolong
menurunkan
kenaikkan
berat
badan
13
14
timur dan tengah, AKB di Vietnam 18, Thailand 17, Filipina 26,
Malaysia 5,6, dan Singapura 3 per 1000 kelahiran hidup.8
Berdasarkan hasil penelitian Rulina tahun 2002 kasus Gizi
buruk pada balita dari berbagai provinsi di Indonesia masih tinggi dari
11,7 % gizi buruk tersebut terdapat pada bayi berumur kurang dari 6
bulan. Hal ini tidak perlu terjadi jika ASI diberikan secara baik dan
benar, karena menurut penelitian dengan pemberian ASI saja dapat
mencukupi kebutuhan gizi selama enam bulan.
Penelitian yang dilakukan di Ghana menunjukkan 22 persen
kematian bayi yang baru lahir yaitu kematian bayi yang terjadi dalam
satu bulan pertama dapat dicegah bila bayi disusui oleh ibunya dalam
satu jam pertama kelahiran. Mengacu pada hasil penelitian tersebut,
maka diperkirakan program Menyusu Dini dapat menyelamatkan
sekurangnya 30.000 bayi Indonesia yang meninggal dalam bulan
pertama kelahiran.
Probabilitas kumulatif ketahanan hidup bayi menurut durasi
pemberian ASIadalah sebagai berikut: pemberian ASI0 bulan
ketahanan hidupnya adalah 71%, pemberian ASI1-2 bulan ketahanan
hidupnya adalah 91%, 3 bulan adalah 95%, 4 bulan adalah 94%, 5
bulan adalah 96%, dan 6 bulan atau lebih adalah 99%. Artinya jika
bayi yang lahir kemudian diberi ASIminimal sampai 6 bulan maka
bayi tersebut akan memiliki kesempatan 99% untuk merayakan ulang
tahun pertamanya.
15
II.
III.
mempercepat involusi.
Keadaan Ibu
Untuk dapat menghasilkan air susu Ibu yang cukup, keadaan Ibu harus
sehat baik jasmani dan rohani. Bila Ibu tidak dapat mensuplai bahan
karena tubuh tidak sehat, input makanan yang kurang, untuk membawa
bahan yang akan diolah sel acini di payudara maka bahan tidak sampai
pada sel acini tersebut. Dengan demikian, sel acini tidak memiliki
bahan mentah yang akan diolah menjadi ASI sehingga produksi ASI
IV.
menurun.
Faktor Makanan
Makanan mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan ASI, karena
ASIdibuat dari zat makanan yang diambil dari darah Ibu yang sudah
disiapkan sejak terjadinya kehamilan, karena itu Ibu hamil harus
mendapatkan yang cukup kualitas dan kuantitasnya untuk kebutuhan
sendiri, pertumbuhan janin dan persiapan laktasi. Ibu yang menyusui
16
VI.
VII.
17
18
Memerah ASI
Banyak situasi yang membuat seorang ibu tidak memberikan ASI salah
satunya adalah ibu yang bekerja sehingga mereka tidak memberikan ASI.
Meskipun tidak dapat memberikan ASIsecara langsung sudah selayaknya
seorang ibu yang harusnya menyusui mengeluarkan ASI.
Memerah ASI berguna untuk:
1. Mengurangi bengkak.
2. Mengurangi sumbatan ASI statis.
3. Memberi ASI perah sementara bayi belajar menyusu dari puting yang
terbenam.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang
19
20
berseberangan dengan ibu jari. Ibu menopang payudara dengan jarijari lainnya.
4. Menekankan ibu jari dan telunjuk agak kearah dalam menuju dinding
dada. Sebaiknya ibu mengindarkan menekan terlalu ke dalam agar
tidak menyumbat saluran ASI.
5. Menekan payudara di belakang puting dan aerola diantara jari telunjuk
dn ibu jarinya. Ibu harus menekan pada sinus-sinus laktiferus dibawah
aerola.
6. Kadang-kadang pada payudara ibu yang menyusui dimungkinkan
untuk merasakan adanya sinus-sinus tersebut. bentuknya seperti
polong-polongan atau kacang tanah. Bila ibu dapat merasakannya, ibu
dapat menekan di situ.
7. Menekan dan melepaskannya, menekan dan melepaskannya.
8. Kegiatan menekan dan melepaskan ini tidak boleh menyakiti-kalau
sampai sakit, berarti tekniknya salah.
9. Awalnya mungkin ASI tidak keluar, tetapi setelah menekan beberapa
kali, ASI mulai menetes. ASI mungkin mengalir bercucuran bila
refleks oksitosinnya aktif.
10. Menekan aerola dengan cara yang sama dari arah samping, untuk
memastikan ASI terperah dari seluruh bagian payudara.
11. Hindari memijat atau meluncurkan jari-jarinya pada permukaan kulit.
12. Hindari meremas puting. Menekan atau menarik puting susu tidak bisa
memerah ASI. Hal ini sama seperti bila bayi hanya menghisap puting.
13. Memerah satu payudara sekurangnya 3-5 menit hingga alirannya
melambat; kemudian memerah sisi satunya; dan kemudian mengulangi
memerah keduanya. Ibu dapat memakai tiap tangannya untuk tiap
payudara, dan menukarnya bila kedua tangan lelah.
21
5.
6.
7.
8.
9.
22
Hampir semua ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk satu
bahkan dua bayi. Biasanya, sekalipun ibu menganggap dirinya tidak punya
cukup ASI, ternyata bayi sudah mendapatkan semua yang dibutuhkannya.
Tanda-tanda bayi tidak mendapatkan ASI yang cukup:
1. Pertambahan berat badan kurang.
2. Mengeluarkan air seni pekat dalam jumlah sedikit.
3. Bayi tidak puas setelah menyusu
4. Sangat sering menyusu
5. Bayi sering menangis
6. Menyusu sangat lama
7. Bayi menolak disusui
8. Bayi mengeluarkan kotoran keras, kering atau hijau.
9. Bayi mengeluarkan kotoran sedikit dan jarang.
10. ASI tidak keluar ketika ibu mencoba memerah
11. Payudara tidak membesar selama kehamilan
12. ASI tidak keluar (setelah persalinan).
23
Ibu bekerja
Bekerja merupakan alasan yang paling banyak di berikan saat ibu
ditanya mengapa tidak memberikan ASI pada anaknya. Mereka merasa waktu
nya sudah termakan oleh pekerjaan sehingga dia tidak dapat memberikan ASI.
Dalam kesibukkannya tidak ada waktu senggang untuk memberikan ASI. Ada
juga yang menyalahkan kantor yang merasa tidak memberikan waktu yang
cukup untuk cuti pasca melahirkan. Maka dari itu ada beberapa cara agar tetap
memberikan ASImeskipun ibu bekerja.
Nasehat untuk ibu yang bekerja di luar rumah:
1. Bila memungkinkan bawalah bayi anda ke tempat kerja. Ini bisa saja
sulit dilaksanakan bila di sekitar tempat kerja tidak tersedia penitipan
bayi, atau apabila transportasi penuh sesak. Bila tempat kerja dekat
rumah, ibu mungkin bisa pulang untuk menyusui atau meminta orang
mengantarkan anaknya ke tempat kerja.
2. Susuilah secara eksklusif dan sesering mungkin selama cuti
melahirkan. Cara ini memberi bayi keuntungan menyusu, dan akan
membuat pasokan ASI. Dua bulan pertama adalah yang terpenting.
3. Jangan mulai memberi makanan lain sebelum benar-benar
membutuhkan. Tidak perlu menggunakan botol sama sekali.
4. Teruskan menyusui di malam hari, dini hari, dan kapan saja saat ibu di
rumah. Ini mempertahankan pasokan ASI. Cara ini memberikan bayi
24
25
BAB III
METODE
A. Desain
26
Rencana kegiatan:
Hari / tanggal
Waktu
Tempat
Acara
Sumber daya:
B.
Dokter internsip
Petugas kesehatan
Petugas non kesehatan
Alat peraga
: 4 orang
: 1 orang bidan
: 5 orang kader posyandu
: LCD, Laptop
data
diperoleh
dengan
cara
primer,
yaitu
27
6.
7.
Langkah-langkah intervensi
Pada kegiatan intervensi pengetahuan tentang pentingnya ASI
28
BAB IV
HASIL
A. KEADAAN UMUM
1. GEOGRAFIS
Puskesmas Perawatan Sungai Kupang secara administrasi terletak
di Ibukota Kecamatan Kelumpang Hulu yaitu JL.P.Adipati Rt.06 Desa
Sungai Kupang, yang merupakan satu-satunya Puskesmas di Kecamatan
Kelumpamng Hulu, yang mempunyai Luas Wilayah kerja + 533,44 Km
persegi yang terdiri 10 buah desa yaitu Desa Sungai Kupang, Desa Benua
Lawas, Desa Sidomulyo, Desa Karang Payau, Desa Karang Liwar, Desa
Bangkalaan Melayu, Desa Bangkalaan Dayak, Desa Cantung Kiri Hilir,
Desa Magkirana Dan Desa Laboran.
Puskesmas Sungai Kupang terletak pada 30 mil arah barat laut
dari Ibukota Kabupaten Kotabaru. Wilayah kerja Puskesmas Perawatan
Sungai Kupang berbatasan langsung dengan wilayah sebelah utara dengan
kecamatan sungai durian, sebelah timur berbatasan dengan kecamatan
kelumpang
barat,
sebelah
selatan
berbatasan
dengan
kecamatan
29
349 jiwa, jumlah KK 4.192 jiwa sedang distribusi penduduk tiap desa
dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1 Data Jumlah Penduduk Perdesa di wilayah Kerja Puskesmas Perawatan
Sungai Kupang Tahun 2013
Jumlah
No
Luas wilayah
Desa
Balita
Penduduk
KK
Bayi
( Km2 )
Sungai Kupang
4995
1.347
655
117
52,68
Sidomulyo
1147
339
151
27
25,16
Mangkirana
269
75
33
29,59
1279
366
168
30
52,68
Banua Lawas
916
254
120
21
40,55
Karang Payau
1043
312
137
25
43,21
Karang Liwar
741
210
97
18
47,94
Bangkalaan Melayu
2335
694
306
54
81,09
Bangkalaan Dayak
1509
433
198
35
164,26
10
Laboran
672
162
88
16
51,79
14906
4192
1953
349
533,44
JUMLAH
30
Negeri Sipil (PNS) dan 2 orang Pegawai Tidak Tetap (PTT). Untuk melihat jenis
tenaga dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 2.3 Data Jumlah Tenaga Kesehatan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Sungai Kupang Tahun 2013
Status
No
Jenis Ketenagaan
Jumlah
PNS
PTT
1
Dokter Umum
Dokter Gigi
Sarjana Kes.Masyarakat
Apoteker
Asisten Apoteker
Perawat ( D3)/SPK
10
D3 Bidan
D3 Kesling
Perawat Gigi
10
Tenaga Labolatorium
11
Pekarya Kesehatan
12
D3 Gizi
13
SPPH
Jumlah
30
31
2. SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan sebagai salah satu sumber daya kesehatan dewasa ini
terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, hal ini bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Adapun sarana kesehatan di
Puskesmas Perawatan Sungai Kupang Tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang
32
JUMLAH
1
Puskesmas Pembantu
Polindes
Posyandu
16
Nama
1.
Ny. S
60
100
2.
Ny. H
40
80
3.
Ny. I
40
80
4.
Ny. I
20
100
5.
Ny. U
60
100
6.
Ny. T
40
80
7.
Ny. R
60
80
8.
Ny. R
60
80
9.
Ny. E
40
60
10.
Ny. D
80
100
11.
Ny. H
80
100
12.
Ny. G
60
80
13.
Ny. M
40
60
14.
Ny. K
40
60
15.
Ny. L
60
60
33
16.
Ny. R
20
60
17.
Ny. G
40
80
18.
Ny. D
60
80
19.
Ny. A
60
60
20.
Ny. B
40
80
21.
Ny. D
40
60
22.
Ny. N
80
100
23.
Ny. E
60
80
24.
Ny. S
40
60
25.
Ny. D
60
80
26.
Ny. T
40
60
27.
Ny. S
60
80
28.
Ny. D
40
60
29.
Ny. E
40
80
30.
Ny. S
60
100
31.
Ny. A
80
80
32.
Ny. D
60
100
33.
Ny. S
40
80
34.
Ny. S
60
80
35.
Ny. N
60
80
36.
Ny. R
40
80
37.
Ny. Y
40
60
38.
Ny. C
60
80
39.
Ny. S
40
60
40.
Ny. N
60
80
41.
Ny. M
80
100
42.
Ny. P
40
60
34
43.
Ny. R
40
60
44.
Ny. Y
60
80
45.
Ny. R
80
100
46.
Ny. S
40
60
47.
Ny. S
60
80
: kurang
Nilai >75
: cukup
35
Dilihat dari hasil di atas didapatkan hasil rata-rata pre test : 52,34 dan hasil
post test: 77,87. Sebelum penyuluhan hasil test menunjukkan tingkat pengetahuan
kurang, setelah diberikan penyuluhan, hasil test menunjukkan tingkat pengetahuan
cukup. Ini menunjukkan peningkatan pengetahuan pada ibu yang memiliki bayi di
Posyandu Mawar Desa Sungai Kupang, Kelumpang Hulu.
BAB V
PEMBAHASAN
36
peningkatan
pengetahuan
ibu
mengenai
ASI
Eksklusif.
37
Jumlah bayi
Kesenjangan
Sungai Kupang
117
45
72
Benua Lawas
21
12
Sidomulyo
27
13
14
Karang Payau
25
20
Karang Liwar
18
14
B.Melayu
54
13
41
B.Dayak
35
27
Mangkirana
C. Kiri HIlir
30
23
Laboran
16
13
Total
349
108
214
Persiapan
08.15-08.30
Pre-Test
38
08.30-09.00
09.00-09.15
Sesi tanya-Jawab
09.15-09.30
Post Test
09.30- selesai
Kegiatan Posyandu
39
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dilihat dari hasil di atas didapatkan hasil rata-rata pre test: 52,34 dan hasil post
test: 77,87. Sebelum penyuluhan hasil test menunjukkan tingkat pengetahuan
kurang, setelah diberikan penyuluhan, hasil test menunjukkan tingkat pengetahuan
cukup. Ini menunjukkan peningkatan pengetahuan pada ibu yang memiliki bayi
di Posyandu Mawar Desa Sungai Kupang, Kelumpang Hulu.
B. Saran
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang
40
1.
2.
ASI Eksklusif.
Memotivasi ibu-ibu untuk merencanakan pemberian ASI Eksklusif,
inisiasi menyusui dini, dan cara melakukan perawatan payudara
3.
4.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Global strategy for infant and young child feeding.
WHA 55/2002/REC/I, annex 2. Geneva: World Health Organization.2002.
2. Kesehatan Republik Indonesia. Pelatihan Konseling Menyusui. Jakarta:
DepKes RI. 2007.
3. Tumbelaka, Alan, dkk. Bedah ASI. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia
Cabang DKI Jakarta, 2008.
4. Badan Pusat Statistik (BPS) dan Marco International. Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia 2007. Calverton. Maryland, USA: BPS dan Marco
International, 2007.
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan, R.I. Jakarta, 2010.
6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pemberian ASI Eksklusif di
Indonesia Mendekati Target MDG. Diunduh dari:
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/857-pemberian -asieksklusif-di-indonesia-mendekati-target-mdg.html. 12 Februari 2013.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang
41
42