You are on page 1of 77

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI

DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF


DI DESA SISALAM WILAYAH PUSKESMAS JAGALEMPENI
KABUPATEN BREBES
TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk Menyelesaikan Pendidikan
Ahli Madya Kebidanan

Disusun Oleh:
RAMINI
NPM : E.08.01.0054

AKADEMI KEBIDANAN YPBHK BREBES


2010

LEMBAR PERSETUJUAN

KTI dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan


Keberhasilan Asi Eksklusif Di Desa Sisalam Wilayah Puskesmas
Jagalempeni Kabupaten Brebes Tahun 2010 telah diperiksa, disetujui dan
siap dipertahankan di hadapan Tim Penguji KTI Program Studi DIII
Kebidanan AKBID YPBHK BREBES

Mengetahui ,

Pembimbing I

Oktober 2010

Pembimbing II

dr. Arie Indrianto, Sp.OG

Sri Haryani, SST

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dihadapan Tim penguji KTI
Program Studi DIII Kebidanan
AKBID YPBHK BREBES

Pada Tanggal
Oktober,
2010

Tim Penguji:
1. Prawoto SKM,M .Kes

:..

2. dr.Arie Indrianto,Sp.OG:
3. Sri Haryani,SST

Mengetahui,
Direktur AKBID YPBHK BREBES

Tatirah,S.SiT

iii

MOTTO

1. Kegagalan merupakan langkah awal menuju sukses, tapi


sukses itu sendiri sesungguhnya baru merupakan jalan tak
berketentuan menuju puncak sukses.
2. Anggaplah masalah itu adalah sebuah tantangan jangan
pernah menganggap masalah itu sebagai cobaan.
3. Tidak ada kebahagiaan tanpa penderitaan (No gain with
out pain).
4. Setelah kesulitan pasti ada kemudahan.
5. Kekurangan pengetahuan adalah ibarat malam yang gelap
gulita untuk batin kita, seperti malam yang tidak diterangi
oleh bulan dan bintang.

PERSEMBAHAN

iv

Terima kasih kepada Allah SWT. dan Nabi Muhammad SAW. yang telah
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Untuk Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas segalanya, yang tidak
pernah berhenti memberi doa dan dukungannya.
Untuk suami dan putra-putriku yang sangat kucintai, yang selalu
mendoakan, menyayangiku dan memberi dukungan baik moril maupun
materiil.
Untuk Bapak Prawoto, SKM,M.Kes, dan dr. Arie Indriyanto, Sp. OG juga
Ibu Sri Haryani, SST, terima kasih atas saran, kritik dan bimbingannya
yang dengan sabar membimbing, sehingga Saya dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Untuk seluruh Dosen AKBID YPBHK Brebes, yang tidak bisa disebutkan
satu-persatu, terima kasih telah membimbing dan beramal ilmu kepada
kami.
Untuk teman-teman seangkatan, kebersamaan ini akan menjadi kenangan
yang berarti walaupun ada perbedaan watak, sifat dan egois di antara kita,
disitulah arti kebersamaan dan akhirnya bisa kita lewati bersama.
Untuk Arum dan Indah terima kasih atas dukungan dan bantuannya dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
Untuk orang-orang yang telah berjasa selama pendidikan, kami
mengucapkan terima kasih.

AKADEMI KEBIDANAN YPBHK BREBES


2010
v

ABSTRAK
RAMINI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN
KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF DI DESA SISALAM WILAYAH
PUSKESMAS JAGALEMPENI KABUPATEN BREBES TAHUN 2010
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKJ) tahun 2002-2003
diperoleh data jumlah pemberian ASI tanpa tambahan lain pada bayi dibawah usia
2 bulan hanya mencakup 64% dari total bayi yang ada. Terbatasnya pemahaman
ibu, keluarga, masyarakat tentang ASI serta kebiasaan memberikan makanan atau
minuman secara dini pada bayi oleh sebagian masyarakat juga memberikan
pemicu kurang berhasilnya pemberian ASI secara eksklusif tujuan penelitian ini
untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu menyusui dengan
keberhasilan ASI eksklusif di Desa Sisalam Wilayah Puskesmas Jagalampeni
Kabupaten Brebes Tahun 2010.
Penelitian ini bersifat analitik, dengan rancangan Cross sectional. Populasi
penelitiannya adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan yang ada di
Desa Sisalam wilayah puskesmas jagalempeni Kabupaten Brebes tahun 2010,
penelitian ini mengunakan total sampling sebanyak 30 responden,dengan tehnik
sampling. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data primer dengan
kuesioner, sedangkan vareable bebasnya adalah tingkat pengetahuan dan variable
terikat keberhasilan ASI eksklusif.
Hasil penelitian didapat bahwa tingkat pengetahuan ibu menyusui dengan
keberhasilan ASI eksklusif responden sebagian besar cukup yaitu sebesar 17
(56,67%). Sedangkan keberhasilan ASI eksklusif responden tidak tepat yaitu 24
(80 %). Hasil uji statistik metode Che Square penghitungan mengunakan metode
SPSS versi 16 diperoleh p value = 0,004 < 0,05. Ada hubungan yang bermakna
antara tingkat pengetahuan ibu menyusui dengan keberhasilan ASI eksklusif di
Desa Sisalam Wilayah Puskesmas Jagalampeni Kabupaten Brebes Tahun 2010.
Untuk ibu-ibu menyusui diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan
tentang ASI ekslusif melalui penyuluhan - penyuluhan serta tetap mengikuti
kegiatan posyandu yang telah diselenggarakan untuk mendapatkan informasi yang
jelas tentang ASI eksklusif.
Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan dan Keberhasilan ASI Eksklusif.
Pustaka

: Tahun 2002-2009.

ACADEMY MIDWIFERY YPBHK BREBES


2010

vi

ABSTRACT
RAMINI
RELATIONSHIP WITH BREASTFEEDING MOTHERS KNOWLEDGE
LEVEL OF SUCCESS IN THE VILLAGE OF EXCLUSIVE BREAST HEALTH
CENTER REGION SISALAM JAGALEMPENI BREBES DISTRICT IN 2010
According to the Demographic Health Survey of Indonesia (SDKJ) in
2002-2003 obtained data on the number of breastfeeding with no other additional
in infants under the age of 2 months only covers 64% of the total babies there.
Limited understanding of mothers, families, communities about breastfeeding and
to give food or drink habits early in infants by some communities also provide a
trigger unsuccessful of exclusive breastfeeding for the purpose of this study to
correlate the level of knowledge of nursing mothers with the success of exclusive
breastfeeding in the Area Sisalam Village Health Center Jagalampeni Brebes Year
2010.
This research is analytical, with cross sectional design. Population studies
are all mothers with babies aged 7-12 months in the village health center area
jagalempeni Sisalam Brebes in 2010, this research uses total sampling of 30
respondents, with sampling techniques. The tools used for primary data collection
by questionnaire, while its free vareable is bound variable levels of knowledge
and exclusive breastfeeding success.
The results found that the level of knowledge of nursing mothers with the
success of exclusive breastfeeding respondents largely sufficient in the amount of
17 (56.67%). While the success of exclusive breastfeeding is not appropriate
respondents ie 24 (80%). Test Result statistical calculation method Square Che
method of SPSS version 16 is obtained p value = 0.004 <0.05. There was a
significant correlation between the level of knowledge of nursing mothers with
the success of exclusive breastfeeding in the Village Sisalam Jagalampeni Brebes
Area Health Center in 2010.
For nursing mothers are expected to further enhance the knowledge of
exclusive breastfeeding through counseling - counseling and stay abreast of
neighborhood health center activities that have been held to obtain clear
information about exclusive breastfeeding.
Keywords
Library

: Level of Knowledge and Exclusive Breastfeeding Success.


: 15 books, 3 articles (2002-2009)

KATA PENGANTAR
vi
vii

Dengan mengucapkan syukur Kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan


hidayahNya, yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga pada kesempatan
ini peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui dengan Keberhasilan ASI Eksklusif di Desa
Sisalam Wilayah Puskesmas Jagalempeni Kabupaten Brebes Tahun 2010.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menyadari segala
kekurangannya dan keterbatasan kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang
penulis miliki, sehingga masih jauh untuk dikatakan lengkap dan sempurna. Tanpa
bantuan dan bimbingan dari banyak pihak tidaklah mungkin karya tulis ilmiah ini
dapat terselesaikan.
Dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada
pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam pembuatan karya
tulis ilmiah ini, terutama kepada yang terhormat:
1. Profesor Doktor Hj Dewi Laelatul Badriah, MKes.AIFO selaku Ketua
Yayasan AKBID YPBHK Kabupaten Brebes.
2. Ibu Tatirah, S.SiT selaku Direktur AKBID YPBHK Kabupaten Brebes.
3. dr. Arie Indrianto, Sp.OG selaku Pembimbing I yang penuh kesabaran
meluangkan waktu dan pikirannya sehingga peneliti mampu menyusun
karya tulis ilmiah ini.
4. Ibu Sri Haryani, SST selaku Pembimbing II yang penuh kesabaran
meluangkan waktu dan pikirannya sehingga peneliti mampu menyusun
karya tulis ilmiah ini.
5. Bapak H. Sukamdi, SKM selaku Kepala Puskesmas Jagalempeni yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di
Puskesmas Jagalempeni.
6. Seluruh Staf pengajar dan karyawan AKBID YPBHK Kabupaten Brebes.
7. Suami dan anak-anak tercinta yang telah memberikan doa dan motivasi.
8. Rekan-rekan mahasiswi AKBID YPBHK Kabupaten Brebes angkatan
tahun 2009-2010.

viii

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan andil dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan berguna bagi pendidikan. Namun penulis menyadari sepenuhnya
bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari pembaca sangatlah penulis harapkan.

Brebes,

Oktober 2010

Penulis

ix

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .

HALAMAN PERSETUJUAN ..

ii

HALAMAN PENGESAHAN ...

iii

MOTTO .

iv

PERSEMBAHAN .

ABSTRAK

vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................

vii

DAFTAR ISI .................................................................................................

ix

DAFTAR TABEL .........................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN .
BAB I
PENDAHULUAN

xiv

1.1

Latar

Belakang .....................................................................
1.2

Rumusan

Masalah ................................................................
1.3

1.4
BAB II

Tujuan

4
4

penelitian .................................................................

1.3.1 Tujuan umum ............................................................

1.3.2 Tujuan khusus ..........................................................

Manfaat

Penelitian ...............................................................

1.5

1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................

1.4.2 Manfaat Praktis .........................................................

Ruang

Lingkup ....................................................................

10

TINJAUAN PUSTAKA

12

2.1 Pengetahuan .........................................................................

12

BAB III

2.1.1 Pengertian Pengetahuan ............................................

13

2.1.2 Tingkat Pengetahuan ................................................

15

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan...

16

2.2 Keberhasilan .......................................................................

16

2.3 ASI Eksklusif .......................................................................

18

2.3.1 Fisiologi Pengeluaran ASI ........................................

20

2.3.2 Keuntungan Menyusui ............................................

21

2.3.3 Faktor - faktor yang mempengaruhi laktasi .............

23

2.3.4 Komposisi ASI ........................................................


2.3.5 Zat yang terkandung dalam ASI .............................
2.3.6 Masalah Menyusui pada Keadaan Khusus ..............

25

2.3.7 Manfaat ASI Eksklusif ............................................

25

2.3.8 Sepuluh langkah keberhasilan ASI eksklusif ..........

26

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP , DEFINISI


BAB IV

27

OPERASIONAL DAN HIPOTESIS


3.1 Kerangka Teori ....................................................................

28

3.2 Kerangka Konsep .................................................................

28

3.3 Definisi Operasional ............................................................

28

3.4 Hipotesis Penelitian................................................................

28

METODOLOGI PENELITIAN

28

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ...........................................

29

4.1.1 Jenis penelitian ........................................................

29

4.2 Populasi dan Teknik sampling .............................................

29

4.2.1 Populasi ...................................................................

30

4.2.2 Teknik sampling .....................................................

30

4.3 Variabel Penelitian ...............................................................

30

4.3.1 Variabel bebas .........................................................

31

4.3.2 Variabel terikat .......................................................

32

4.4 Instrumen Penelitian ............................................................

32

4.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................

33

4.5.1 Sifat dan Sumber data ..............................................

xi

4.5.2 Pengolahan Data ..................................


BAB V

BAB VI

4.6 Rancangan Analisis Data .....................................................


4.6.1. Analisis Univariat...

35

4.6.2. Analisis Bivariat.

40

HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Hasil Penelitian
5.2 Pembahasan .

43
43
45

SIMPULAN DAN SARAN


6.1 Simpulan ...
6.2 Saran ..
DAFTAR PUSTAKA .
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

xii

DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman
3.3 Definisi Operasional... 26
5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di desa Sisalam
Wilayah Puskesmas Jagalempeni Kabupaten Brebes 36
5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di desa Sisalam Wilayah
Puskesmas Jagalempeni Kabupaten Brebes 36
5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di desa Sisalam Wilayah
Puskesmas Jagalempeni Kabupaten Brebes. 37
5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan paritas di desa Sisalam Wilayah
Puskesmas Jagalempeni Kabupaten Brebes 37
5.5 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif
di desa Sisalam Wilayah Puskesmas Jagalempeni Kabupaten Brebes. 38
5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan keberhasilan ASI eksklusif di desa
Sisalam Wilayah Puskesmas Jagalempeni Kabupaten Brebes. 38
5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu menyusui
dengan keberhasilan ASI eksklusif di desa Sisalam Wilayah Puskesmas
Jagalempeni Kabupaten Brebes 39

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Teori.. 25
Gambar 3.2 Kerangka Konsep.. 26

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Permohonan Pengisian Kuesioner


Lampiran 2. Informed Consent
Lampiran 3. Quesioner
Lampiran 4. Kisi kisi Instrumen Penelitian
Lampiran 5. Kunci Jawaban
Lampiran 6. Tabulasi Data
Lampiran 7. Jadwal Penelitian

xv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Terwujudnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan
proses jangka panjang yang harus dimulai sejak persiapan masa kehamilan
dan saat janin dalam kandungan sehingga diperoleh manusia sehat,
produktif, mandiri dan tangguh menghadapi tantangan. Terciptanya manusia
yang berkualitas ditentukan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah status
gizi yang baik. Status gizi yang baik dapat terwujud jika makanan yang
dikonsumsi dapat memenuhi asupan gizi yang diperlukan baik dalam jumlah
maupun mutu makanan. Guna merealisasikan hal tersebut, salah satunya
dengan memberikan ASI kepada bayi (Dep.Kes, 2003).
Air susu ibu (ASI) adalah air susu ibu yang merupakan makanan yang
paling sempurna bagi bayi karena mengandung semua zat gizi yang sesuai
dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. Bayi akan mendapat 4 manfaat
terpenting dari ASI yaitu memberikan nutrisi, meningkatkan daya tahan
tubuh, meningkatkan kecerdasan dan tentu saja sangat berguna dalam
meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi yang akan

xvi

berdampak positif terhadap kepribadian anak di kemudian hari (Rinaningsih.


2007).
ASI secara eksklusif adalah memberikan hanya ASI tanpa memberikan
makanan dan minuman lain termasuk air putih pada bayi sejak lahir sampai
bayi berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin (WHO).
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 20022003 diperoleh data sejumlah pemberian ASI tanpa tambahan lain pada bayi
di bawah usia 2 bulan hanya mencapai 64% dari 4.415.122 bayi yang ada
prosentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia, yakni 46%
pada bayi usia 2-3 bulan dan 14 % pada bayi usia 4-5 bulan. Keadaan yang
lebih memprihatinkan 13% bayi dibawah usia 3 bulan pemberian ASI
disertai susu formula sedangkan 1 dari 3 bayi usia 2-3 bulan telah diberi
makanan tambahan. Bayi yang mendapat ASI eksklusif akan tumbuh sehat
dengan kenaikan berat badan 500-1.000 gram setiap bulan. ASI akan
memberikan kekebalan lebih bagi bayi dan mengurangi resiko obesitas di
masa mudanya, dimana obesitas akan meningkatkan resiko penyakit seperti
penyakit hipertensi, diabetes melitus dan jantung koroner (Mellyana, 2008).
Menurut Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah (2005) tingkat
pencapaian ASI eksklusif Profil Kabupaten atau kota di Jawa Tengah tahun
2005 rata-ratanya adalah 27,4%, terjadi peningkatan jika dibandingkan
dengan tahun 2004 hinga mencapai 20,18%. Pencapaian ini dirasakan masih
sangat rendah jika dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan 80 %
yang mendapat ASI secara eksklusif.

xvii

Dari hasil survey pendataan keluarga sadar gizi tahun 2009 oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Brebes yang mengambil sampel 1020 bayi umur 0-6
bulan, diperoleh 324 (31,76%) bayi yang diberi ASI secara ekslusif. Bayi
yang tidak diberi ASI secara ekslusif 696 (68,23%). Sedangkan di
Puskesmas Jagalempeni dari 411 bayi umur 0-6 bulan yang mendapatkan
ASI eksklusif hanya 63 bayi (15,33%). Sedangkan di desa Sisalam dari 27
bayi yang berumur 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif hanya 6 bayi
(22,22%).
Kenyataan di lapangan menunjukkan adanya berbagai hambatan atau
permasalahan terhadap pemberian ASI eksklusif, karena perilaku ibu yang
kurang memahami tentang pentingnya ASI, dan kurangnya pemahaman dari
keluarga juga masyarakat tentang ASI eksklusif serta kebiasaan memberikan
makanan atau minuman secara dini pada bayi oleh masyarakat juga
merupakan pemicu kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif. Sedangkan
usaha-usaha untuk mengenalkan tentang pentingnya pemberian ASI
eksklusif sudah dilaksanakan baik melalui Posyandu, pertemuan PKK,
pengkajian, tokoh agama, tokoh masyarakat dan lain-lain. Perilaku
seseorang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki. Perilaku yang
didasari oleh ilmu pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang
tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Bedasarkan kajian teori yang ada, penulis merasa penting untuk
melakukan

penelitian

tingkat

pengetahuan

xviii

ibu

menyusui

dengan

keberhasilan ASI eksklusif di desa Sisalam Puskesmas Jagalempeni


Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan tersebut dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut:
1.

Bagaimanakah pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif di


desa Sisalam wilayah Puskesmas Jagalempeni kecamatan Wanasari
kabupaten Brebes tahun 2010?

2.

Adakah hubungan antara pengetahuan

ibu menyusui

dengan

keberhasilan ASI eksklusif?

1.2 Tujuan Penelitian


1.

Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu menyusui dengan
keberhasilan ASI eksklusif di desa Sisalam.

2.

Tujuan Khusus
a. Mengetahui

tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI

eksklusif.
b. Mengetahui

hubungan

keberhasilan ASI eksklusif.

xix

tingkat

pengetahuan

ibu

dengan

1.3 Manfaat Penelitian


1.

Manfaat Teoritis
Hasil penelitian itu diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan informasi dan wawasan berdasarkan Ilmu fisiologi
menyusui, Ilmu kesehatan anak dan Gizi dalam kesehatan reproduksi.

2.

Manfaat Praktis
a)
Bagi ibu menyusui.
Dapat mengetahui tentang pemberian ASI eksklusif dan
melaksanakannya.
b)
Bagi Keluarga
Dapat mendukung ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif.
c)
Bagi Masyarakat.
Dapat memberikan informasi tentang pentingnya pemberian ASI
eksklusif.
d)
Bagi Institusi Pendidikan.

xx

Sebagai bahan tambahan untuk memberikan materi tentang ASI


eksklusif dan AKBID YPBHK dapat menerapkan kepada
masyarakat.

1.5

Ruang lingkup
1.5.1. Ruang Lingkup Keilmuan
Ruang lingkup penelitian ini meliputi tingkat pengetahuan ibu
menyusui dalam memberikan ASI eksklusif. Rancangan penelitian
analitik dengan jenis penelitian cross sectional dan data akan
dianalisis menggunakan rumus chi square.
1.5.2. Ruang Lingkup Tempat
Penelitian

dilakukan

di Desa Sisalam wilayah

Puskesmas

Jagalempeni Kabupaten Brebes.


1.5.3. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai dengan bulan
Oktober 2010.

xxi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Bab II ini akan dipaparkan hal-hal yang berkaitan dengan variabel
penelitian yang melibatkan materi: pengetahuan (pengertian pengetahuan, tingkat
pengetahuan, ASI eksklusif (fisiologi pengeluaran ASI, keuntungan menyusui,
faktor-faktor yang mempengaruhi ASI, komposisi ASI, zat yang terkandung
dalam ASI, dan sepuluh langkah keberhasilan ASI eksklusif).
2.1

Pengetahuan
2.1.1

Pengertian Pengetahuan
Dalam pemberian ASI eksklusif ibu perlu mendapatkan
pengetahuan dari berbagai sumber yang ada hubungannya dengan
kesehatan. Menurut Sunaryo (2004: 25), pengetahuan adalah hasil

xxii

dari tahu yang menjadi melalui proses sensoris khususnya mata


dan telinga terhadap objek tertentu.
Menurut Notoatmodjo (2003: 121), pengetahuan adalah hasil
dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pendengaran atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang

(behavior).

maklumat

yang

Pengetahuan

diketahui

atau

adalah

informasi

disadari

atau

seseorang

(www.depkes.co.id, 25 Mei 2010).


Berdasarkan pendapat dari ketiga pernyataan di atas maka
disimpulkan bahwa pengetahuan adalah hasil kerja fikir
(pengetahuan) seseorang yang tidak tahu menjadi tahu melalui
pengindraan.

2.1.2

Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003: 121) tingkat pengetahuan
yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan
yaitu:
1)

Tahu (Know)

xxiii

Tahu diartikan sebagai mengingatkan suatu materi yang telah


dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan, tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) suatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
2)

Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasi materi tersebut secara benar.

3)

Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
sebenarnya (real). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4)

Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu
materi atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi
masih dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
dilihat dari penggunaan kata seperti dapat menggambarkan

xxiv

(membuat

bagan),

membedakan,

memisahkan,

mengelompokan dan sebagainya.


5)

Sintesis (Syntesis).
Sintesis

menunjukan

kepada

suatu kemampuan

untuk

meletakkan, menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu


bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis
adalah suatu kemampuan untuk menyusun formula baru dari
formula yang ada.
6)

Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
Penelitian-penelitian itu didasarkan pada suatu cerita yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang
ada.

2.1.3

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pengetahuan

menurut

(www.teori_pengetahuan.Bidan lia.Blogspot.com) adalah sebagai


berikut:
a.

Faktor internal
1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita
tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan

xxv

mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan


kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat
informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan
sehingga

dapat

meningkatkan

kualitas

hidup.

Pada

umumnya makin tinggi pendidikan seorang makin mudah


menerima informasi.
2. Pekerjaan
Pekerjaan

adalah

keburukan

yang

harus

dilakukan

teruntama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan


keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi
lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang
membosankan, berulang dan banyak tantangan. Bekerja
bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh tentang kehidupan
keluarga.
3. Umur
Umur adalah umur individu yang terhitung mulai di
lahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan semakin cukup
umur , timgkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
4. Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin
yang mampu hidup diluar rahim. Pada primipara biasanya
memiliki tingkat kepuasan yang lebih rendah tentang

xxvi

pengalaman

nifas

daripada

multipara

dan

biasanya

primipara lebih memberikan persepsi yang negatif pada


bayinya.
b.

Faktor Eksternal
1. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok .
2. Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

2.2

Keberhasilan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002: 391), keberhasilan
adalah perihal atau keadaan berhasil, sedangkan hasil artinya adalah
sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha.

2.3

ASI Eksklusif.
ASI adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi sehingga sangat
penting untuk kelangsungan hidup bayi guna mencapai tumbuh kembang
bayi secara optimal. Menurut Rinaningsih (2007: 2) ASI eksklusif adalah
pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain kepada bayi
sejak lahir sampai berusia 6 bulan kecuali obat dan vitamin. Sedangkan
ASI eksklusif menurut Ieda Poernomo, dkk (2004: 3) adalah pemberian

xxvii

ASI sejak dilahirkan sampai 6 bulan selama itu bayi tidak diharapkan
mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh,
madu dan air putih.
Pengertian ASI eksklusif menurut Roesli (2009: 3) adalah bayi hanya
diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk,
madu, air teh, air putih dan tanpa makanan padat seperti pisang, pepaya,
bubur susu, biskuit, bubur, nasi dan tim.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut di atas dapat disimpulkan ASI
eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan tambahan dari sejak
lahir sampai usia 6 bulan.
Menurut Badriah (2009: 24) bahwa bagian-bagian ASI eksklusif
(fisiologi pengeluaran ASI, keuntungan menyusui, faktor-faktor yang
mempengaruhi laktasi, komposisi ASI dan kandungan gizi dalam ASI).
2.3.1

Fisiologi Pengeluaran ASI


a. Pembentukan kelenjar payudara pada masa kehamilan
Pada permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari
duktus yang baru, bercabang-cabang dan lobulus yang
dipengaruhi oleh hormon-hormon plasenta dan korpus luteum.
Pada usia kehamilan tiga bulan prolaktin dari adenohipofise
anterior mulai merangsang kelenjar air susu yang disebut
kolostrum. Pada trimester ketiga kehamilan laktogen plasenta
mulai merangsang untuk pembuatan kolostrum.
b. Pembentukan air susu ibu

xxviii

Seorang ibu yang menyusui akan memiliki dua fase yang


masing-masing

berperan

sebagai

pembentukan

dan

pengeluaran air susu yaitu refleks prolaktin (the milk


production reflex) dan reflek oksitoksin (refleks let down).
1) Reflek prolaktin
Reflek prolaktin merupakan reflek yang timbul
akibat puting susu sehingga terjadi sekresi hormon
prolaktin. Hormon ini menyebabkan sel-sel dalam alveoli
membentuk susu.
Faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin akan
merangsang adenohipofise (hipofise anterior) sehingga
keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel olveoli
yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin
pada ibu yang menyusui akan menjadi normal 3 bulan
setelah melahirkan sampai menyapih anak dan pada saat
tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walaupun ada
isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlagsung.
Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak menyusui,
kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3.
Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan meningkat
dalam keadaan seperti stres atau pengaruh psikis, anastesi,
operasi, rangsangan puting susu, hubungan kelamin dan
obat-obat

trasquilizer

xxix

hipotalamus

seperti

resepin,

klorpromazin dan venotiazid. Sedangkan keadaan-keadaan


yang menghambat prolaktin adalah gizi ibu yang buruk dan
obat obatan seperti ergot dan I-dopa.
2) Refleks Oksitoksin/let down (Milk Ejektion Reflek)
Reflek oksitoksin menyebabkan sel-sel otot di
sekeliling alveoli berkontraksi dan mengalirkan air susu
melalui sistem duktus dan keluar melalui puting susu.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan let down reflek
adalah melihat bayi, mencium bayi dan memikirkan bayi,
sedangkan faktor-faktor yang menghambat let down reflek
adalah stress, seperti keadaan bingung atau pikiran kacau
takut dan cemas.
2.3.2

Keuntungan menyusui
Keuntungan ASI tentu sudah banyak dipahami oleh wanita
Indonesia jika dibandingkan susu formula, menyusui mempunyai
banyak kelebihan, antara lain adalah:
a. Biaya yang dikeluarkan akibat pemberian ASI tentunya lebih
murah
b. Volume ASI sekitar 375 liter yang setara dengan 437 liter susu
sapi
c. Ekonomis dan praktis
d. Rentan terhadap penyakit mukosa mulut (sariawan) karena
bakteri atau jamur, diare dan mudah influinsa

xxx

e. Praktis, tentu pemberian ASI jauh lebih praktis dan siap saji
kapan saja dan di mana saja tanpa harus kuatir air susu basi
f. ASI dapat disimpan di dalam kulkas atau freezer
g. Dari aspek estetika tubuh, dengan memberikan ASI secara
teratur akan menjadikan tubuh kita lebih cepat langsing
h. Menyusui juga menjarangkan kehamilan dengan syarat hanya
ASI yang benar-benar diberikan (ASI Ekslusif)
i. Menyusui sangat ampuh untuk menekan terjadinya kanker
mamae.
2.3.3

Faktor faktor yang mempengaruhi laktasi


Banyak faktor yang mempengaruhi laktasi, ada yang
bersifat positif dan negatif. Yang bersifat negatif kita sebut sebagai
faktor yang menyebabkan gangguan laktasi, sedangkan yang
bersifat positif kita sebut sebagai faktor yang meningkatkan laktasi.
ASI sebaiknya diberikan segera setelah bayi lahir dan plasenta
sudah lepas (15-30 menit) agar bayi juga segera dapat beradaptasi
dengan kemampuan menghisap dan menelan. Keberhasilan pada
adaptasi ini akan meningkatkan kualitas bayi. ASI pertama kali
sangat kaya akan kolostrum, dengan volume antara 10-100 cc atau
rata-rata 30 cc perhari. ASI sebenarnya baru pertama kali keluar
umur 5 hari.
Volume ASI sangat tergantung pada besarnya cadangan
lemak yang tertimbun selama hamil dalam batas tertentu dan diet

xxxi

selama menyusui. Rata-rata volume ASI pada ibu dengan status


gizi dan status kesehatan baik, sekitar 700-800 cc selama minggu
pertama sampai 6 bulan. Setelah 6 bulan volume ASI akan
berkurang, sehingga harus diberikan tambahan dari susu formula.
2.3.4

Komposisi ASI
ASI menurut stadium laktasi terdiri dari kolostrum, ASI
transisi atau peralihan dan air susu matur.

a. Kolostrum
Kolustrum merupakan cairan yang pertama kali. Kolustrum
merupakan cairan vicousus yang kental dengan warna
kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan susu
matur. Beberapa keunggulan kolustrum, antara lain adalah:
1) Merupakan pencahar ideal untuk membersihkan mekonium
dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran
pencernaan makanan bayi. Kolostrum protein yang utama
adalah globulin.
2) Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan dengan
ASI yang matur.
3) Mineral, terutama natrium, kalium dan klorida lebih tinggi
jika dibandingkan dengan susu matur.

xxxii

4) Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi jika


dibandingakan dengan ASI yang matur.
5) Ph (keasaman) lebih alkalis dibandingkan dengan susu
yang matur.
6) Lipidnya mengandung kolesterol dan lesitin.
b. Air susu masa peralihan
Merupakan ASI peralihan dari kolustrum sampai menjadi ASI
yang matur yang diekskresi pada hari keempat sampai hari
kesepuluh masa laktasi.

c. Air susu matur


Merupakan ASI yang diekskresi pada hari kesepuluh dan
seterusnya,

komposisi

relatif

konstan

(ada

pula

yang

menyatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan baru mulai


minggu ke tiga sampai minggu ke lima). Pada ibu yang sehat
dengan produksi ASI yang cukup, ASI merupakan makanan
satu satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai
enam bulan (Roesli, 2009: 27-30).
2.3.5

Zat yang terkandung dalam ASI


a.

Lemak
Lemak ASI adalah lemak ikatan panjang (omega 3, omega 6,
DHA dan arachidonic acyd) suatu asam lemak esensial yang
merupakan komponen penting untuk myelinisasi. Myelinisasi

xxxiii

adalah pembentukan selaput isolasi yang mengelilingi selaput


syaraf. Lemak ini sangat penting untuk pertumbuhan otak.
Komponen lemak berikutnya yang penting adalah kolesterol.
Kolestrol juga meningkatkan pertumbuhan otak bayi dan
berfungsi dalam pembentukan enzim untuk metabolisme.
b.

Karbohidrat
Karbohidrat utama ASI adalah laktosa atau gula. Laktosa
digunakan untuk pertumbuhan otak. Laktosa meningkatkan
penyerapan kalsium yang sangat penting untuk pertumbuhan
tulang. Laktosa juga meningkatkan pertumbuhan bakteri usus
yang baik (lactobacillus bisidus).

c.

Protein
ASI mengandung 2 macam protein yaitu whey dan casein.
Whey adalah protein yang halus, lembut dan mudah dicerna.
Casein adalah protein yang bentuknya kasar bergumpal dan
sukar dicerna. Di dalam ASI, whey lebih banyak dibandingkan
casein yaitu 60-40.
Protein istimewa dari ASI adalah taurin, yaitu protein otak
yang diperlukan untuk pertumbuhan otak, susunan syaraf dan
juga penting untuk pertumbuhan retina.
Laktoferin adalah salah satu protein ASI yang unik, laktolerin
berfungsi untuk mengangkut zat besi dari ASI ke darah.

xxxiv

Lysosymne juga merupakan protein ASI yang bertugas


menghancurkan bakteri yang berbahaya.
d.

Zat pelindung ASI merupakan zat kekebalan yang belum dapat


dibuat oleh bayi. Dengan adanya zat anti infeksi dari ASI
maka bayi ASI eksklusif akan terlindung dari berbagai macam
infeksi, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau
parasit. Proses perlindungan (imunisasi) oleh ASI

selalu

beradaptasi dan disesuaikan dengan bakteri yang berada di


sekitar ibu dan bayi.

e.

Vitamin, Mineral dan Zat besi


ASI mengandung vitamin dan mineral yang lengkap, meski
kadar mineral ASI relatif rendah tetapi cukup untuk bayi
sampai umur 6 bulan, hampir semua vitamin dan mineral
dalam ASI akan diserap oleh tubuh bayi, begitu juga dengan
zat besi pada ASI, hampir 75 persen terserap baik oleh usus
bayi.

2.3.6

Masalah Menyusui Pada Keadaan Khusus


Menurut Ieda Poernomo dkk (2004: 6), beberapa penyakit yang
dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif adalah:
1. Ibu menderita Hepatitis (HbsAg+)
Untuk penyakit ini masih ditemukan berbagai pendapat. Yang
pertama bahwa penderita Hepatitis tidak diperkenankan

xxxv

menyusui bayinya karena dapat menularkan virus kepada


bayinya melalui ASI, sedangkan yang kedua, menurut
American Academy of Pediatricans, seorang ibu dengan
HbsAg+ dapat menyusui bayinya setelah bayinya diberi
imunisasi Hepatitis B. Memang HbsAg ditemukan juga dalam
ASI, tetapi belum pernah dilaporkan adanya penularan melalui
ASI.
2. AIDS (HIV+)
Menurut Centers for Disease Control (USA), adanya dugaan
bahwa kemungkinan virus AIDS dapat ditularkan melalui ASI,
sehingga badan ini melarang ibu yang terinfeksi HIV menyusui
bayinya.

Sedangkan

WHO

memperbolehkan

ibu

yang

terinfeksi untuk menyusui bayinya, yaitu bilamana penularan


sudah terjadi saat persalinan atau bahkan in utero, justru ASI
akan melindungi bayi dari infeksi lain yang menyertai AIDS.
3. TBC Paru
Kuman TBC tidak melalui ASI sehingga bayi boleh menyusu.
Ibu perlu diobati secara adekuat dan diajarkan pencegahan
penularan pada bayi dengan menggunakan masker.
4. Diabetes
Bayi dari ibu dengan diabetes sebaiknya diberikan ASI, namun
perlu dimonitor kadar gula darahnya.
2.3.7

Manfaat ASI Eksklusif

xxxvi

Menyusui adalah suatu proses alamiah yang dapat dialami


oleh ibu di seluruh dunia yang dapat menjalin hubungan baik
antara ibu dan bayinya. Menurut Roesli (2009:6) bagi ibu dan bayi,
ASI eksklusif menyebabkan mudahnya terjalin ikatan kasih sayang
yang mesra antara bayi baru lahir. Hal ini merupakan awal dari
keuntungan menyusui secara eksklusif. Bagi bayi tidak ada
pemberian yang lebih berharga dari ASI. Hanya seorang ibu yang
dapat memberikan makanan terbaik bagi bayinya. Selain dapat
meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara optimal, ASI juga
membuat anak potensial memiliki perkembangan sosial yang baik.
a. Manfaat ASI bagi bayi
1) ASI sebagai nutrisi
2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh
3) Meningkatkan kecerdasan
4) Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang
5) Melindungi terhadap alergi
b. Manfaat ASI bagi ibu
1) Mengurangi pendarahan setelah melahirkan
2) Menjarangkan kehamilan
3) Mengecilkan rahim
4) Lebih cepat langsing kembali
5) Mengurangi kemungkinan menderita kanker
6) Lebih ekonomis/murah

xxxvii

7) Tidak merepotkan dan hemat waktu


8) Portable dan praktis
9) Memberi kepuasan bagi ibu
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi,
tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan
rasa sayang yang dibutuhkan oleh semua manusia.
c. Manfaat ASI untuk Negara
Pemberian ASI eksklusif akan menghemat pengeluaran Negara
karena hal-hal sebagai berikut:
1) Penghematan devisa untuk pembelian susu formula,
perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu.
2) Penghematan untuk biaya sakit, terutama sakit muntah,
mencret dan sakit saluran nafas.
3) Penghematan obat-obatan, tenaga dan sarana kesehatan.
4) Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan
berkualitas untuk membangun Negara karena anak yang
mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal.
5) Langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari
kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya
bagi Indonesia.
2.3.8

Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui


Menurut Dien Saryoto.B dan Eveline PN (2008:10).
Keberhasilan menyusui antara lain:

xxxviii

a. Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan tentang


penerapan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui dan
melarang promosi PASI.
b. Sarana pelayanan kesehatan melakukan pelatihan untuk staf
sendiri atau lainnya.
c. Menyiapkan ibu hamil untuk mengetahui manfaat ASI dan
langkah keberhasilan menyusui. Memberikan konseling apabila
ibu menderita infeksi HIV positif.
d. Melakukan kontak dan menyusui dini bayi baru lahir.
e. Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar.
f. Hanya memberikan ASI saja tanpa minuman pralaktan sejak
bayi lahir
g. Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi.
h. Melaksanakan pemberian ASI sesering dan semau bayi.
i. Tidak memberikan dot/kempeng.
j. Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana pelayanan
kesehatan.

xxxix

BAB III
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP , DEFINISI OPERASIONAL
DAN HIPOTESIS

3.1.

Kerangka Teori
Berdasarkan teori yang ada, maka dapat digambarkan kerangka
teori sebagai berikut:
Pengetahuan
Umur
Paritas
Keberhasilan ASI Eksklusif

Hormonal
Gizi
Penyakit
Pekerjaan
xl

Gambar 3.1. Kerangka Teori


3.2.

Kerangka Konsep
Pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor ataupun
kendala,salah satunya yaitu tingkat pengetahuan. Banyak upaya yang telah
dilakukan diantaranya memberikan penyuluhan yang bertujuan untuk
menambah pengetahuan ibu menyusui.
Berdasarkan landasan teori tersebut peneliti membuat kerangka
konsep penelitian mengenai hubungan tingkat keberhasilan ibu menyusui
dengan keberhasilan ASI eksklusif di Desa Sisalam wilayah Puskesmas
Jagalempeni Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes 2010, sebagai
berikut :

Variable yang mempengaruhi

Variable yang dipengaruhi

Keberhasilan ASI
Eksklusif

Tingkat Pengetahuan

3.2. Gambar Kerangka Konsep


3.3 Definisi Operasional
Tabel 3.3. Definisi Operasional
No
1.

Variabel

Definisi

Alat Ukur

Variabel bebas Pemahaman seseorang

Hasil Ukur

Kuesioner Tingkat

Tingkat

tentang ASI eksklusif

pengetahuan

Pengetahuan

yang meliputi pengertian

1. Baik 76-100%

xli

Skala
Ukur
Ordinal

ASI eksklusif, manfaat

2. Cukup 56-75%

ASI eksklusif,

3. Kurang <56%

komposisi gizi dalam

(Arikunto, 2006)

ASI eksklusif
2.

Variabel terikat Pemberian ASI pada


Keberhasilan

bayi tanpa tambahan

ASI eksklusif

makanan atau minuman

3.4.

Kuesioner 1. Berhasil jika

Nominal

jawaban ya
2. Tidak berhasil

lain dalam jangka waktu

jika jawaban

0-6 bulan

tidak

Hipotesis Penelitian
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu menyusui
dengan keberhasilan ASI eksklusif di desa Sisalam wilayah
Puskesmas Jagalempeni Kabupaten Brebes tahun 2010.

xlii

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1

Jenis dan Rancangan Penelitian.


Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan cross sectional.
Pendekatan cross sectional yaitu suatu metode penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara
pendekatan observasi atau pengumpulan data dilakukan sekaligus saja dan
pengukuran dilakukan status karakter atau variabel subjek pada saat
bersamaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada
waktu yang sama (Notoatmodjo, 2002).

4.2

Populasi dan teknik sampling


1.

Populasi
Populasi didefinisikan sebagai kelompok yang hendak dikenai
generalisasi hasil penelitian (Badriah, 2009: 80). Adapun populasi

xliii

dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang mempunyai anak umur
7-12 bulan yang ada Di Desa Sisalam Wilayah Kerja Puskesmas
Jagalempeni Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes dari bulan Juni
sampai dengan Oktober 2010.
2.

Teknik sampling
Sampel adalah sebagian dari populasi yang tentunya memiliki ciri-ciri
yang dimiliki oleh populasinya (Badriah, 2009: 81).
Menetapkan besarnya atau jumlah sampel suatu penelitian tergantung
kepada 2 hal, pertama adalah adanya sumber-sumber yang dapat
digunakan untuk menentukan batas maksimal dari besarnya sampel.
Kedua, kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan batas minimal
dari besarnya sampel (Notoatmodjo, 2005: 89).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan cara sampling dengan
sampel total yang biasa dilakukan pada penelitian-penelitian kasus yang
spesifik dan sangat homogen karakteristik dari populasinya, sehingga
semua populasi dijadikan sebagai sampel (Badriah, 2009).

4.3

Variabel Penelitian
Pengertian variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri atau
sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan setelah penelitian tentang
sesuatu konsep, dalil atau pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2005: 70).
1.

Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu
menyusui tentang ASI eksklusif.

xliv

2.

Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keberhasilan ASI
eksklusif.

4.4

Instrumen penelitian
Instrument adalah alat pengumpul data yang telah baku atau atau
alat pengumpuldata yang memiliki standar validitas dan realibilitas.
(Badriah, 2009 : 90) Alat yang digunakan untuk pengumpulan data primer
adalah kuesioner, karena menurut Badriah (2009 : 95) kuesioner
merupakan suatu bentuk instrument pengumpul data yang fleksibel,
terperinci, lengkap, dan relative mudah digunakan. Kuesioner yang
dipakai pada penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu kuesioner A dan
kuesioner B. Kuesioner A untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
menyusui tentang ASI eksklusif diberikan 20 pertanyaan tertutup dengan
model jawaban ya dan tidak. Kuesioner B untuk mengetahui keberhasilan
pemberian ASI eksklusif diberikan 1 pertanyaan tertutup dengan jawaban
berhasil atau tidak berhasil.

4.5

Teknik pengumpulan data


4.5.1.

Sifat dan Sumber Data

xlv

Menurut Badriah ( 2009 : 101 ), data primer adalah data yang


diperoleh

langsung

dari

dari

subyek

penelitian

dengan

menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data


langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak
lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitinya.
Pada penelitian ini data primer yaitu hasil dari kuesioner yang
diberikan kepada responden, Alat ukur untuk pengumpulan data
berupa kuesioner berbentuk pertanyaan. Pengisian kuesioner setiap
responden dijelaskan terlebih dahulu tentang tujuan penelitian serta
diberikan lembar persetujuan (informed consent). Sedangkan data
sekunder diperoleh dari Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten
Brebes tahun 2009.
4.5.2.

Pengolahan data
Menurut Hidayat (2007) pengolahan data dilakukan melalui
beberapa tahapan, yaitu:

1.

Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau yang ditunjukkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Bertujuan untuk
memastikan bahwa lembar kuesioner sudah lengkap baik jumlah
maupun isinya.

2.

Coding

xlvi

Coding merupakan kegiatan memberikan kode numerik atau angka


terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Data-data yang
telah diperiksa kemudian dimasukkan dalam kartu kode yang telah
dipersiapkan. Coding dilakukan dengan maksud untuk menghindari
kesalahan sekecil mungkin.

3.

Tabulasi
Tabulasi adalah memasukkan data ke dalam tabel atau computer dan
mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam
berbagai kategori.

4.

Entry
Entry adalah pemindahan data dari masing-masing jawaban kuosioner
ke dalam master table dengan teknik tertentu.

4.6

Rancangan analisis data


4.6.1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap
tiap variabel dari hasil penelitian (Badriah Dewi L, 2009: 118). Pada
umumnya hasil analisis ini menghasilkan distribusi dan prosentase
dari tiap variabel, dimana variabel tingkat pengetahuan dibagi
menjadi tiga katagori yaitu tingkat pengetahuan baik, cukup dan

xlvii

sedang. Sedangkan variabel keberhasilan ASI eksklusif dibagi


menjadi dua kategori yaitu berhasil dan tidak berhasil. Untuk
mendapat gambaran masing-masing variabel dengan menyajikan
data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang dengan
menggunakan rumus (Budiarto: 37)

X
P = ------------ x 100%
n
Keterangan;
P : Hasil dalam bentuk prosentase
X : Frekwensi setiap katagori
n : Jumlah semua data atau sampel

4.6.2. Analisis Bivariat


Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan dan berkorelasi (Notoatmodjo, 2005 :
188) dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu menyusui dengan keberhasilan ASI eksklusif di Desa
Sisalam Wilayah Kerja Puskesmas Jagalempeni kabupaten Brebes tahun
2010. Analisis yang digunakan adalah uji statistic dengan menggunakan uji

xlviii

chi square untuk mencari ada atau tidaknya hubungan antara variabel yang
mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi, rumusnya adalah:
( fo fh )
X = -------------------Fh
Keterangan
X

= Chi square

Fo

= Frekuensi yang diobservasi atau yang diperoleh baik melalui


pengamatan maupun hasil kuesioner

Fh

= Frekuensi yang diharapkan


Apabila dari perhitungan ternyata harga x2 sama atau lebih besar

dari harga untuk x yang tertera dalam tabel, sesuai dengan taraf signifikan
yang telah ditetapkan, maka kesimpulannya adalah ada hubungan yang
positif dan signifikan antara fo dengan fh. Akan tetapi apabila dari
perhitungan ternyata x2 lebih kecil dari harga dalam tabel menurut taraf
signifikan yang telah ditentukan, maka kesimpulannya tidak ada hubungan
yang positif dan signifikan antara fo dan fh.

xlix

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian


Penelitian ini dengan judul Hubungan tingkat pengetahuan ibu menyusui
dengan keberhasilan ASI eksklusif di desa Sisalam wilayah Puskesmas
Jagalempeni Kabupaten Brebes tahun 2010.
5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Desa Sisalam terletak di antara 5 desa, yaitu sebelah utara desa Sidamulya,
sebelah barat desa Tanjungsari, sebelah selatan desa Jagalempeni dan sebelah
timur desa Lengkong dan Glonggong. Jumlah penduduk 2.850 jiwa terdiri dari 2
RW dan 12 RT, dengan jumlah 3 posyandu (Jaya, Makmur, Subur), posyandu
dikelola oleh 1 bidan dan kader, dilaksanakan setiap bulan sekali.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi
umur 7-12 bulan yang ada di desa Sisalam Kecamatan Wanasari Kabupaten
Brebes tahun 2010. Terdapat 30 responden yang memenuhi syarat, sampel
penelitian menggunakan total sampling.
Pelaksanaan penelitian pada tanggal 06 September sampai dengan 25
September 2010, dengan menyesuaikan jadwal posyandu di desa Sisalam
kecamatan Wanasari kabupaten Brebes tahun 2010. Hasil penelitian ditampilkan
dalam bentuk tabel distribusi.

5.1.2 Karakteristik Responden yang diperoleh dari jawaban Kuesioner, yaitu:


a. Pendidikan Responden
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan
di desa Sisalam Wilayah Puskesmas Jagalempeni Kabupaten
Brebes
NO
1
2
3

PENDIDIKAN
TAMAT S D
TAMAT SLTP
TAMAT SLTA
TOTAL
Sumber data primer

FREKUENSI
19
9
2
30

PROSENTASE (%)
63,33
30,00
6,66
100

Dari tabel di atas dapat digambarkan bahwa pendidikan responden


sebagian besar tamat SD sebesar 19 responden (63,33%).
b. Pekerjaan Responden
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan, di
Desa Sisalam Wilayah Puskesmas Jagalempeni Kabupaten Brebes
NO

PEKERJAAN

FREKUENSI
li

PROSENTASE (%)

1
2
3

IRT
BURUH TANI
PEDAGANG
TOTAL
Sumber data primer

13
16
1
30

43,33
53,33
3,33
100

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa pekerjaan


responden sebagian besar adalah buruh tani sebanyak 16 responden
(53,33%).

c. Umur responden
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur, di
Desa Sisalam Wilayah Puskesmas Jagalempeni Kabupaten Brebes
NO
1
2
3

UMUR
< 20
20-35
>35
TOTAL
Sumber data primer

FREKUENSI
4
19
7
30

PROSENTASE (%)
13,33
63,33
23,33
100

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa umur responden


sebagian besar adalah 20-35 tahun sebanyak 19 responden (63,33%).

d. Paritas responden
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan paritas, di
Desa Sisalam Wilayah Puskesmas Jagalempeni Kabupaten Brebes
NO
1
2

PARITAS
1
2

FREKUENSI
11
11
lii

PROSENTASE (%)
36,66
36,66

3
4

3
4
TOTAL
Sumber data primer

6
2
30

20,00
6,66
100

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa paritas


responden sebagian besar adalah kelahiran anak pertama dan kedua
masing-masing sebanyak 11 responden (36,66%).

5.1.3 Analisa Univariat


Analisa univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian. Analisa ini hanya menghasilkan distribusi, prosentase dari tiap
variabel dengan menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui


Tentang ASI Eksklusif di Desa Sisalam Wilayah Puskesmas
Jagalempeni Kabupaten Brebes
NO
1
2
3

Kategori nilai
Baik
Cukup
Kurang
TOTAL
Sumber data primer

FREKUENSI
12
17
1
30

PROSENTASE (%)
40.00
56,67
3, 33
100

Berdasarkan hasil data penelitian dari tabel 5.5 didapatkan


gambaran bahwa secara umum pengetahuan responden tentang ASI
eksklusif, sebagian besar mempunyai kategori yang cukup yaitu
sebanyak 17 responden (56,67%).

liii

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan keberhasilan


ASI eksklusif di Desa Sisalam Kecamatan Wanasari Kabupaten
Brebes
NO
1
2

Kategori nilai
Eksklusif
Tidak eksklusif
TOTAL
Sumber data primer

FREKUENSI
6
24
30

PROSENTASE (%)
20
80
100

Berdasarkan hasil peneitian yang terlihat pada tabel 5.6 dapat


disimpulkan

bahwa

sebagian

besar

responden

tidak

berhasil

memberikan ASI secara eksklusif yaitu sebanyak 24 responden (80%).

5.1.4 Analisa Bivariat


Analisa bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel tingkat
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan keberhasilan ASI eksklusif
dilakukan uji statistik menggunakan metode chi square. Pengujian
menggunakan program komputer SPSS versi 16 dengan tingkat
kepercayaan 95% dimana p value < 0,05, yang berarti jika p value 0,05,
maka Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu
menyusui tentang ASI eksklusif dengan keberhasilan ASI eksklusif, dan
jika p value 0,05 maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan antara
pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif dengan keberhasilan ASI
eksklusif.
Tabel 5.7 Hasil Crosstabulation responden berdasarkan tingkat
pengetahuan ibu menyusui dengan keberhasilan ASI eksklusif di
Desa Sisalam Wilayah Puskesmas Jagalempeni Kabupaten Brebes
Tingkat

Pemberian ASI eksklusif


liv

Total

p value

Eksklusif
f
%
Baik
6
50
Cukup
0
0
Kurang
0
0
Total
6
20
Sumber data primer

pengetahuan

Tidak eksklusif
f
%
6
50
17
100
1
100
24
80

f
12
17
1
30

%
100
100
100
100

0,004

Dari tabel 5.7 menunjukkan bahwa prosentase responden yang memberikan


ASInya secara eksklusif dengan tingkat pengetahuan baik yaitu 6 responden
(50%). Prosentase responden yang tidak memberikan ASI secara eksklusif dengan
tingkat pengetahuan cukup 17 responden (100%), sedangkan dengan tingkat
pengetahuan baik 6 responden (50%) dan 1 responden dengan tingkat
pengetahuan kurang (100%).
Hasil uji statistik dengan chi square diperoleh p value 0,004 < 0,05 maka Ho
ditolak yang berarti ada hubungan yang bernakna antara tingkat pengetahuan ibu
menyusui dengan keberhasilan ASI eksklusif di Desa Sisalam Kecamatan
Wanasari, Kabupaten Brebes.

5.2 Pembahasan
Penelitian dilakukan di tiga posyandu di Desa Sisalam Kecamatan
Wanasari, Kabupaten Brebes, dengan mengikuti jadwal posyandu.
5.2.1 Pengetahuan responden tentang ASI eksklusif
Berdasarkan penelitian ini didapat gambaran sejumlah 30
responden berpengetahuan cukup sebanyak 17 responden (56,67%). Hal
ini dapat disebabkan karena informasi tentang ASI eksklusif masih
kurang di posyandu. Latar belakang pendidikan responden yang rendah

lv

yaitu 19 responden (63,33%) hanya lulusan SD, dan dipengaruhi juga


oleh faktor sosial ekonomi yang dilihat dari pekerjaaan responden
sebagia besar adalah buruh tani (53,33%).
Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003), bahwa pengetahuan
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman, informasi,
pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Pengetahuan responden
tentang manfaat ASI eksklusif termasuk kategori cukup dilihat dari
hasil jawaban kuesioner. Meskipun responden mengerti tentang manfaat
ASI eksklusif namun dalam pemberiannya masih banyak yang tidak
berhasil memberikan ASI secara eksklusif dengan alasan mereka harus
bekerja dan meninggalkan anaknya.
Secara keseluruhan, diantara 30 responden yang berpengetahuan
baik sebanyak 12 responden (40%), cukup 17 responden (56,67%) dan
yang kurang 1 responden (3,33%). Karakteristik responden menurut
umur sebagian besar antara 20-35 tahun sebanyak 19 responden
(63,33%), pendidikan responden terbanyak adalah lulusan SD 19
responden (63,33%) dan pekerjaan responden sebagian besar adalah
buruh tani sebanyak 16 responden (53,33%).
Menurut Notoatmodjo (2003), pada usia muda seseorang akan
lebih mudah menerima informasi, dan dengan tingkat pendidikan yang
lebih baik akan mendukung dan memudahkan seseorang untuk
mengakses informasi dari media cetak, elektronik dan dari sumber
lainnya.

lvi

Pada kenyataan di lapangan usia responden memang mendukung


untuk menerima informasi, akan tetapi tingkat pendidikan responden
mayoritas masih rendah, sehingga pemahaman responden masih rendah.
Hal ini berpengaruh pada keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
5.2.2 Keberhasilan ASI Eksklusif
Keberhasilan ASI eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi tanpa
tambahan makanan atau minuman lain dalam jangka waktu 0-6 bulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak
berhasil dalam memberikan ASI eksklusif sebanyak 24 responden
(80%), dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 6 responden, dengan
pengetahuan cukup sebanyak 17 responden, dan dengan pengetahuan
kurang sebanyak 1 responden
Hasil

penelitian

menunjukan

bahwa

ibu

menyusui

yang

berpengetahuan baik sebanyak 12 responden (40%), terdapat 6


responden yang tidak berhasil memberikan ASI secara eksklusif. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya karena ibu harus bekerja
dan meninggalkan bayinya sehingga kesulitan memberikan ASI. Hal ini
mendorong ibu untuk memberikan susu formula atau makanan
tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan.
5.2.3 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan
Keberhasilan ASI Eksklusif
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan
keberhasilan ASI eksklusif digunakan uji statistik chi square dimana p

lvii

value 0,05 diperoleh hasil p value 0,004 < 0,05 yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu menyusui dengan
keberhasilan ASI eksklusif.
Pada responden yang melakukan pemberian ASI secara eksklusif
karena didukung oleh pengetahuan responden yang baik. Sedangkan
pada ibu yang tidak berhasil memberikan ASI secara eksklusif selain
dari faktor pengetahuan dapat juga disebabkan karena terbatasnya
pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat tentang ASI eksklusif serta
kebiasaan pemberian makanan secara dini pada bayi oleh sebagian
masyaraka
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan
6.1.1 Hasil penelitian didapat bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang ASI
eksklusif sebagian besar cukup yaitu sebesar 17 responden (56,67%)
6.1.2 Hasil penelitian didapat sebagian besar responden tidak berhasil
memberikan ASI eksklusif yaitu sebesar 24 responden (80%)
6.2.3 Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu menyusui
dengan keberhasilan ASI eksklusif di Desa Sisalam Wilayah
Puskesmas Jagalempeni Kabupaten Brebes.

6.2 Saran

lviii

6.2.1 Bagi ibu yang menyusui


Untuk ibu-ibu yang menyusui diharapkan lebih meningkatkan
pengetahuan tentang ASI eksklusif melalui penyuluhan-penyuluhan
serta tetap mengikuti kegiatan posyandu sampai selesai, untuk
mendapatkan informasi yang lebih lanjut tentang ASI eksklusif
6.2.2 Bagi Keluarga dan Masyarakat
Diharapkan keluarga dan masyarakat mampu mendukung dan
membantu ibu menyusui untuk mendapatkan informasi tentang
pentingnya ASI eksklusif, sehingga dapat memberikan ASI secara
eksklusif kepada bayinya.
6.2.3 Bagi AKBID YPBHK Brebes
Agar lebih meningkatkan kesabaran dan membimbing mahasiswa D III
Kebidanan guna meningkatkan kedisiplinan dan dapat menjadi panutan
bagi mahasiswa D III Kebidanan YPBHK Brebes.

lix

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rinelia Cipta
Badriah, Dewi L. (2009). Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Brebes: Akbid
YPBHK.
Badriah, Dewi L. (2009). Metodologi PenelitianIlmu-ilmu Kesehatan.
Bandung: Multazam
BariUl Hegar Dkk (2008) Bedah ASI . Ikatan dr anak Indonesia Cabang DKI
Jakarta.
Depkes RI. (2003). ASI Eksklusif. Di Akses pada tanggal 1 Mei 2010 di
Http//:www.profil kesehatan Profinsi jawa tengah.htm
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2002). Kamus Besar Bahasa
Indonesia,ed. 3, Jakarta : Balai Pustaka
Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika
Hulina, Mellyna. (2003). Perawatan Pasca Melahirkan. Jakarta: Puspa Swara.

lx

Mellyana Omega, (2008) . Kasih sayang dan curahan ASI. Media Komunikasi
Bidan dan Keluarga Jawa Tengah
Notoatmodjo, (2003). Pendidikan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Profil Kesehatan Kabupaten Brebes. (2009). Hasil Survey Keluarga Sadar Gizi.
Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes.
Poernomo, Ieda dkk, (2004) Manajemen Laktasi. Jakarta: Perinesia.
Rinaningsih. (2007). Media Informasi Kesehatan Vol. I No. 15. Semarang:
Media Informasi Kesehatan.
Roesli, Utami. (2009). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Sunaryo,(2004) , Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
www.profil kesehatan propinsi jawa tengah.html
www.teori_pengetahuan.Bidanlia.Blogspot.com
www.wikipedia.com

lxi

LAMPIRAN

62

LAMPIRAN 1
PERMOHONAN PENGISIAN KUESIONER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN
KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF DI DESA SISALAM WILAYAH PUSKESMAS
JAGALEMPENI KABUPATEN BREBES TAHUN 2010
Kepada
Yth. Ibu Menyusui
Di
Desa Sisalam
Dengan hormat,
Dengan ini saya beritahukan bahwa saya mahasiswa Program Studi DIII Akadei
Kebidanan YPBHK Brebes bermaksud akan mengadakan penelitian untuk mengetahui
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif Di Desa
Sisalam Wilayah Puskesmas Jagalempeni Kabupaten Brebes Tahun 2010. Saya melakukan
penelitian ini sebagai persyaratan tugas akhir di Program Studi DIII Akademi Kebidanan
YPBHK Brebes.
Untuk keperluan tersebut, saya mengharapkan bantuan dari ibu untuk menjadi responden
dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaan ibu untuk mengisi kuesioner yang telah
disediakan dengan sejujurnya dan apa adanya. Jawaban ibu dijamin kerahasiaannya.
Atas kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Brebes,

Agustus 2010

Peneliti

(Ramini)
LAMPIRAN 2
INFORMED CONSENT
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

Umur

Pendidikan

: .

Alamat

: .
63

Menyatakan bersedian dengan sukarela menjadi responden pada penelitian yang akan
dilaksanakan oleh:
Nama

: Ramini

NIM

: E.08.01.0054

Pendidikan

: Mahasiswa semester IV Ekstensi Program Studi DIII Akademi


Kebidanan YPBHK Brebes

Alamat

: Desa Sisalam Kec. Wanasari Kab. Brebes

Judul penelitian

: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Keberhasilan


ASI Eksklusif Di Desa Sisalam Wilayah Puskesmas Jagalempeni
Kabupaten Brebes Tahun 2010

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sejujurnya tanpa adanya paksaan dari
pihak manapun.
Brebes,

Agustus 2010

Peneliti

Responden

(Ramini)

(..)
LAMPIRAN 3

KUESIONER PENELITIAN
IDENTITAS UMUM
Tanggal pengisian

1. Nomor urut

2. Umur ibu

3. Alamat

4. Pendidikan terakhir

5. Pekerjaan

6. Jumlah anak

7. Usia anak terakhir

:
64

A. Kuesioner Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif


Bacalah pernyataan di bawah ini.
Berilah tanda () pada salah satu jawaban, ya atau tidak sesuai pendapat ibu.
No
1

Pertanyaan
ASI eksklusif adalah pemberian ASI sampai 6 bulan tanpa

2
3
4
5

tambahan makanan apapun kecuali obat dan vitamin.


ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 2 tahun.
Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk waktu 7 bulan.
Susu botol perlu diberikan pada bayi sebelum ASI keluar.
Keuntungan ASI eksklusif adalah mengandung kekebalan

6
7

sehingga melindungi bayi dari berbagai penyakit.


ASI lebih mudah diserap oleh bayi dari pada susu botol.
Dengan memberikan ASI dapat meningkatkan jalinan kasih

saying antara ibu dengan bayi.


Dengan menyusui dapat mempercepat penyembuhan ibu

9
10
11
12
13
14
15

setelah melahirkan.
ASI meningkatkan kecerdasan
Dengan menyusui dapat menjarangkan kehamilan.
ASI mudah dibawa kemana-mana/praktis
ASI tidak perlu menggunakan biaya/ekonomis
ASI yang pertama kali keluar harus diberikan pada bayi
ASI mengandung banyak zat gizi yang sangat baik bagi bayi
Agar ASI tetap banyak ibu harus banyak makan sayuran,

16
17

banyak minum dan cukup istirahat


ASI semakin sering diberikan semakin banyak
Pemberian ASI, kapan saja bayi membutuhkan, sesuka bayi
65

Ya

Tidak

18

ASI merupakan makanan yang mudah didapat, tanpa

19

persiapan khusus
Bayi yang diberi ASI saja sampai 6 bulan tanpa makanan

20

tambahan sudah terpenuhi kebutuhan gizinya


ASI merupakan makanan yang paling aman bagi bayi

B. Kuesioner Keberhasilan ASI Eksklusif


Apakah ibu berhasil hanya memberi ASI tanpa tambahan makanan lain seperti
susu formula atau susu botol, pisang, pepaya, bubur ataupun nasi tim pada anak ibu
sampai usianya 6 bulan?
a. Ya
b. Tidak

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap

: RAMINI

66

2. Tempat, tanggal lahir : Brebes, 23 Juni 1969


3. Jenis Kelamin

: Perempuan

4. Kewarganegaraan

: Indonesia

5. Agama

: Islam

6. Alamat

: Desa Sisalam RT 01 RW 01 Kecamatan Wanasari Kabupaten


Brebes

II. PENDIDIKAN FORMAL


1.

SDN Losari Kidul 2, lulusan tahun 1983

2.

SLTP Negeri Losari, lulusan tahun 1986

3.

SPK Kardinah Tegal, lulusan tahun 1989

4.

PBB Aisyiyah/PKU Muh. Pekajangan Pekalongan, lulusan


tahun 1992

5.

Program Studi Kebidanan Diploma III Kebidanan YPBHK


Brebes 2008 sampai sekarang

KETERANGAN MENJADI RESPONDEN


Tempat Posyandu : Desa Sisalam
Yang bertanda tangan dibawah ini :

67

No

Nomor Responden

Tanggal

Posyandu

Tanda Tangan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
No
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Nomor Responden

Tanggal

Posyandu

Tanda Tangan

LAMPIRAN 4
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

68

Hubungan Tingkat Pengetahuan ibu menyusui dengan keberhasilan ASI eksklusif di Desa
Sisalam Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes

Variabel

Subvariabel

A. Pengetahuan

1. Pengertian

ibu menyusui
tentang

ASI

ASI 1

Nomor Pernyataan
Positif
Negatif
2,3,4

Jumlah
Pernyataan
4

eksklusif
2. Manfaat

eksklusif

ASI 5,6,7,8,9,10,11,12

gizi 13,14,15,16,17,18

eksklusif
3. Komposisi

B. Keberhasilan

dalam ASI
19,20
1. Pola pemberian 1

ASI eksklusif

ASI
Total

18

21

LAMPIRAN 5
KUNCI JAWABAN
Kuesioner Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif
1. Ya

11. Ya

2. Tidak

12. Ya

3. Tidak

13. Ya

4. Ya

14. Ya

5. Ya

15. Ya

6. Ya

16. Ya

7. Ya

17. Ya

8. Tidak

18. Ya
69

9. Ya

19. Ya

10. Tidak

20. Ya

Kuesioner Keberhasilan ASI Eksklusif


1. Jika ibu berhasil hanya memberi ASI tanpa tambahan makanan lain seperti susu
formula atau susu botol, pisang, pepaya, bubur ataupun nasi tim pada anak ibu
sampai usianya 6 bulan.
2. Jika ibu tidak berhasil hanya memberi ASI tanpa tambahan makanan lain seperti
susu formula atau susu botol, pisang, pepaya, bubur ataupun nasi tim pada anak ibu
sampai usianya 6 bulan

KUESIONER PENELITIAN
Identitas Umum
Tanggal pengisian

: Menyesuaikan jadwal Posyandu

1. Nomor urut

: 01 s/d 30

2. Umur ibu

: <20 = 13,33%

3. Alamat

: Desa Sisalam Kec. Wanasari Kab. Brebes

4. Pendidikan terakhir

: SD = 63,33%

5. Pekerjaan

: Dagang = 3,33% IRT = 43,33% Buruh Tani = 53,33%

6. Jumlah anak

: 1 = 37% 2 = 37% 3 = 20% 4 = 6%

7. Usia anak terakhir

: 7 - 12 bulan

20-35 = 63,33%

>35 = 23,33%

SLTP = 30,00% SLTA = 6,66%

Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif


No
1

Pertanyaan
ASI eksklusif adalah pemberian ASI sampai 6 bulan tanpa

Ya
56,66

Tidak
43,33

2
3
4

tambahan makanan apapun kecuali obat dan vitamin.


ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 2 tahun.
Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk waktu 7 bulan.
Susu botol perlu diberikan pada bayi sebelum ASI keluar.

63,33
60
50

36,66
40
50

70

Keuntungan ASI eksklusif adalah mengandung kekebalan

76,66

23,23

6
7

sehingga melindungi bayi dari berbagai penyakit.


ASI lebih mudah diserap oleh bayi dari pada susu botol.
Dengan memberikan ASI dapat meningkatkan jalinan kasih

86,66
90

13,33
10

saying antara ibu dengan bayi.


Dengan menyusui dapat mempercepat penyembuhan ibu

83,33

16,66

9
10
11
12
13
14

setelah melahirkan
ASI meningkatkan kecerdasan
Dengan menyusui dapat menjarangkan kehamilan
ASI mudah dibawa kemana-mana/praktis
ASI tidak perlu menggunakan biaya/ekonomis
ASI yang pertama kali keluar harus diberikan pada bayi
ASI mengandung banyak zat gizi yang sangat baik bagi

70
76,66
70
73,33
76,66
76,66

30
23,33
30
26,66
23,33
23,33

15

bayi
Agar ASI

80

20

16
17
18

sayuran,banyak minum dan cukup istirahat


ASI semakin sering diberikan semakin banyak
Pemberian ASI, kapan saja bayi membutuhkan, sesuka bayi
ASI merupakan makanan yang mudah didapat, tanpa

73,33
73,33
93,33

26,66
26,66
6,66

19

persiapan khusus
Bayi yang diberi ASI saja sampai 6 bulan tanpa makanan

68,66

13,33

20

tambahan terpenuhi kebutuhan gizinya


ASI merupakan makanan yang paling aman bagi bayi

80

20

teap

banyak

ibu

harus

banyak

makan

Keberhasilan ASI Eksklusif


Apakah ibu berhasil hanya member ASI tanpa tambahan makanan lain seperti susu
formula atau susu botol, pisang, pepaya, bubur, ataupun nasi tim pada anak ibu sampai usianya 6
bulan?
a. Berhasil
b. Tidak berhasil
BERHASIL = 20% Responden TIDAK BERHASIL = 80% Responden
71

LAMPIRAN 6
TABULASI DATA RESPONDEN

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Umur Ibu
Tahun Kategori
28
20-35
24
20-35
33
20-35
19
<20
26
20-35
38
>35
26
20-35
30
20-35
40
>35
30
20-35
24
20-35
40
>35
30
20-35
19
<20
33
20-35

Pendidikan

Pekerjaan

SMP
SD
SD
SMP
SD
SMP
SMP
SD
SD
SD
SMP
SD
SD
SD
SMP

IRT
Buruh tani
Buruh tani
Buruh tani
IRT
Buruh tani
Buruh tani
IRT
Dagang
Buruh tani
Buruh tani
Buruh tani
IRT
IRT
Buruh tani
72

Jumlah
Anak
2
1
2
1
1
3
3
2
4
2
1
3
2
1
2

Skor

Pengetahuan

Keberhasilan

17
19
13
18
15
14
15
16
13
14
19
13
16
14
13

B
B
C
B
C
C
C
B
C
C
B
C
B
C
C

T
B
T
B
T
T
T
T
T
T
B
T
T
T
T

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

30
19
22
25
37
24
18
23
28
36
33
36
30
35
36

20-35
<20
20-35
20-35
>35
20-35
<20
20-35
20-35
>35
20-35
>35
20-35
20-35
>35

SD
SD
SMP
SD
SD
SMP
SMA
SMA
SD
SD
SMP
SD
SD
SD
SD

Buruh tani
IRT
IRT
Buruh tani
IRT
IRT
IRT
IRT
Buruh tani
Buruh tani
IRT
Buruh tani
Buruh tani
Buruh tani
Buruh tani

73

2
1
1
1
3
1
1
1
2
3
3
2
2
2
4

15
17
17
12
12
15
18
19
14
10
19
12
16
14
13

C
B
B
C
C
C
B
B
C
K
B
C
B
C
C

T
T
T
T
T
T
B
B
T
T
B
T
T
T
T

TABULASI DATA RESPONDEN


TINGKAT PENGETAHUAN

NOMOR
RESPONDEN
1

1
0

2
0

3
1

4
0

5
1

6
1

7
1

8
1

9
1

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jml
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17

19

13

18

15

14

15

16

13

10

14

11

19

12

13

13

16

14

14

74

%
85
%
95
%
65
%
90
%
75
%
70
%
75
%
80
%
65
%
70
%
95
%
65
%
80
%
70

Pemberian
ASI
Eksklusif
Kategori 1
Jml
B
1
1
B

15

13

16

15

17

17

18

17

19

12

20

12

21

15

22

18

23

19

24

14

25

10

26

19

27

12

28

16

29

14

30

13

75

%
65
%
75
%
85
%
85
%
60
%
60
%
75
%
90
%
95
%
70
%
50
%
95
%
60
%
80
%
70
%
65
%

Ya
Tidak

17 19 18 15 23 26 27 25 21 23 21 22 23 23 24 22 22 28 26 24
13 11 12 15 7 4 3 5 9 7 9 8 7 7 6 8 8 2 4 6

76

Lampiran 7
JADWAL PENELITIAN
Juni 10
NO

Agustus

10
10
10
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Kegiatan
1

I
2
3
4
5
6
7

Juli 10

3 4 1

Konsultasi awal
Studi Pendahuluan
Penyusunan Proposal
Seminar Proposal
Revisi Proposal
Uji coba kuisioner
Persiapan
pelaksanaan

penelitian
Analisis data

9
10

pembahasan
Sidang KTI
Revisi dan

dan

penggandaan

77

September

Oktober

You might also like