You are on page 1of 13

MAKALAH

SISTEM SENSORI & PERSEPSI


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
HORDEOLUM

Dosen Pembimbing :
Dadang Kusbiantoro, S.Kep. Ns., M.Si
Oleh: Kelompok 1
1
2
3
4
5

Ahmad Ramadhani Al Fitri


Duwi Susilo Warni
Iwanina Syadzwina
Nur Khoirun Nisa
Viki Fathur Rosikin

(13.02.01.1278)
(13.02.01.1289)
(13.02.01.1300)
(13.02.01.1312)
(13.02.01.1321)

Kelas: 3 C
Prodi: S1 Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)


Muhammadiyah Lamongan
TA. 2014 / 2015
Jl. Raya Plalangan Plosowahyu KM3 Lamongan Jawa Timur

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hordeolum merupakan infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi
kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri,
biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus). Hordeolum dapat
timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut
meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll. (Ilyas, 2004)
Hampir setiap orang mengenal timbilen yang dalam bahasa medis
disebut Hordeolum. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, mulai anak-anak
hingga orang tua. Disebutkan bahwa angka kejadian pada usia dewasa lebih
banyak dibanding anak-anak. Tidak ada perbedaan angka kejadian (insidens
rate) antara wanita dengan pria. Adakalanya seseorang mudah sekali mengalami
timbilen (berulang). Ibaratnya, baru sembuh yang satu, kemudian muncul lagi
timbil di tempat yang lain. (Istiqomah, 2004)
Hordeolum yang biasanya merupakan infeksi staphylococcus pada
kelenjar sebasea kelopak ini biasanya sembuh sendiri dan solusinya dapat diberi
hanya dengan kompres hangat. (Ilyas, 2004)
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana konsep teori dari penyakit Hordeolum?
1.2.2 Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada Hordeolum?

1.3.1

1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah pemenuhn tugas Sistem
Sensori dan Persepsi I yang berjudul Konsep Asuhan Keperawatan pada klien
dengan Hordeolum meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa Keperawatan

1.3.2

dan Perencanaan.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari Hordeolum
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari Hordeolum
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Hordeolum
4. Untuk mengetahui etiologi dari Hordeolum
5. Untuk mengetahui patofisiologi dari Hordeolum
6. Untuk mengetahui patway dari Hordeolum
7. Untuk mengetahui komplikasi dari Hordeolum
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Hordeolum

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1

Bagi Individu
Agar mengetahui penyakit Hordeolum, penyebab penyakit, dan tanda-tanda

1.4.2

penyakit.
Bagi Masyarakat Umum
Agar masyarakat mngetahui apa yang di maksud dengan Heodeolum, penyebab

1.4.3

dan tanda-tandanya.
Bagi Dunia Pendidikan
Sebagai referensi bahan ajar dan menambah ilmu pengetahuan mengenai peyakit
Hordeolum.

BAB 2
KONSEP TEORI
2.1 Definisi Hordeolum
Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata.
Hordeolum yang biasanya merupakan infeksi staphylococcus pada kelenjar
sebasea kelopak biasanya sembuh sendiri dan dapat diberi hanya kompres
hangat. (Ilyas, 2004)
Hordeolum adalah infeksi akut kelenjar di palpebra. Hordeolum berisi
material purulen yang menyebabkan nyeri tanjam yang menjadi tumpul.
Biasanya hordeolum menyerang hanya satu mata pada satu waktu dan visus
3

tidak berpengaruh oleh hordeolum. Hordeolum sering di sertai blefaritis,


konjungtivitis yang menahun, anemia, kemunduran keadaan umum dan akne
vulgaris. Kebanyakan di sebabkan oleh infeksi stafilokokus ( biasanya
staphilococus aureus) atau streptokokus. (Istiqomah, 2004)

Gambar 2.1 Hordeolum (Timbilen)

2.2 Klasifikasi
Menurut (Istiqomah, 2004) Hordeolum dibagi menjadi dua jenis yaitu
hordeolum eksternum dan hordeolum internum. Pada hordeolum yang besar
dapat disertai selulitis palebra atau orbita sehingga umumnya lebih lebih
terganggu.
1. Hordeolum Eksternum
Hordeolum eksternum adalah infeksi yang terjadi dekat kelenjar Zeis
dan Moll, tempat keluarnya bulu mata (pada batas palpebra dan bulu mata).
Area infeksi berbatas tegas, merah, bengkak, dan nyeri tekan pada
permukaan kulit daerah batas. Ukuran lebih kecil dan lebih superfisial
daripada hordeolum internum. Lesi ikut bergerak saat kulit bergerak. Jika
mengalami supurasi dapat pecah sendiri ke arah kulit

Gambar 2.2 Hordeolum Eksternum


2. Hordeolum Internum
Hordeolum internum adalah infeksi pada kelenjar meibom sebasea.
Area kecil seperti manik dan edematus terdapat pada konjungtiva palpebra
pada perbatasan palpebra dan bulu mata. . Lesi tidak ikut bergerak dengan
pergerakan kulit. Dapat memecah kearah kulit atau permukaan konjunctiva.
Namun, karena letaknya dalam tarsus, jarang mengalami pecah sendiri.

Gambar 2.3 Hordeolum Internum

2.3 Manifestasi Klinis


Tanda umum hordeolum mudah di kenali, yaitu : nampak adanya bengkak
pada bagian atas atau bawah kelopak mata, rasa menganjal dan sakit, nyeri bila
di tekan, pseudoptosis, ptosis, dan kadang pembesaran kelenjar preaurikular.
(Mansjoer, Triyanti, Savitri, Ika Wardhani, & Setiowulan, 2001)
2.4 Etiologi
Hordeolum kebanyakan disebabkan oleh bakteri stafilokokus biasanya
staphilococcus aureus atau streptokokus. (Istiqomah, 2004)
2.5 Patofisiologi
5

Hordeolum disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri stafilokokus


aureus. Yang akan menyebabkan proses inflamasi pada kelenjar kelopak mata.
Dapat terjadi di kelenjara minyak Meibom, kelenjar Zeis atau Moll. Apabila
infeksi pada kelenjar Meibom mengalami infeksi sekunder dan inflamasi
supuratif dapat menyebabkan komplikasi konjungtiva. (Mansjoer, Triyanti,
Savitri, Ika Wardhani, & Setiowulan, 2001)

2.6 Patway
Stafilokokus

Streptokokus

Kelenjar palpebra
Infeksi kelenjar zeis dan
moll (hordeolum eksterna)

vasodilatasi

merah

infeksi meibom
(hordeolum intermum)

peningkatan sekresi kelenjar

permeabilitas meningkat

tonjolan pada palpebra

perubahan penampilan

edema
6

nyeri

Gangguan konsep diri

Bagan 1.1 perjalanan penyakit hordeolum dan implikasi keperawatan


(Istiqomah, 2004)

2.7 Kompikasi
a. Selulitis palpebra dan abses palpebra
b. Konjungtivitis adenovirus
c. Granuloma Pyogenik
2.8 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
1) Kompres hangat selama sekitar 10-15 menit, 4 kali sehari.
2) Antibiotik topikal (salep, tetes mata), misalnya: Gentamycin, Neomycin,
Polimyxin B, Chloramphenicol, Dibekacin, Fucidic acid, dan lain-lain.
Obat topikal digunakan selama 7-10 hari, sesuai anjuran dokter, terutama
3)

pada fase peradangan.


Antibiotika oral (diminum),

misalnya:

Ampisilin,

Amoksisilin,

Eritromisin, Doxycyclin. Antibiotik oral digunakan jika hordeolum tidak


menunjukkan perbaikan dengan antibiotika topikal. Obat ini diberikan
selama 7-10 hari. Penggunaan dan pemilihan jenis antibiotika oral hanya
4)

atas rekomendasi dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.


Adapun dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat badan
sesuai dengan masing-masing jenis antibiotika dan berat ringannya

5)

hordeolum.
Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan untuk
meredakan keluhan nyeri, misalnya: asetaminofen, asam mefenamat,

ibuprofen, dan sejenisnya.


b. Penatalaksanaan bedah
Dianjurkan insisi (penyayatan) dan drainase pada hordeolum, apabila:
1) Hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan obat-obat antibiotika
topikal dan antibiotika oral dalam 2-4 minggu.
2) Hordeolum yang sudah besar atau sudah menunjukkan fase abses.
Setelah insisi dianjurkan kontrol dalam seminggu atau lebih untuk
penyembuhan luka insisi agar benar-benar sembuh sempurna.

BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
3.1.1

Identitas Pasien
Hordeolum terjadi karena adanya infeksi atau peradangan pada kelopak
mata yang biasanya di sebabkan oleh kuman. Infeksi ini menyerang di semua
umur tetapi terutama menyerang pada anak-anak dan dewasa muda.

3.1.2 Riwayat Kesehatan


1) Keluhan Utama
Biasanya mengeluh nyeri pada mata bagian atas, serta bengkak
2) Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien mengeluh penglihatan kabur, rasa mengganjal, gatal dan
kurang nyaman
3) Riwayat kesehatan masa lalu
Biasanya klien mengatakan tidak pernah mengalami
4) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya klien mengatakan terdapat anggota keluarga yang pernah
mengalami penyakit tersebut.
3.1.3

Pemeriksaan fisik
a) Head to toe
Mata
Inspeksi

: - Mata bagian atas tampak kemerahan


Mata bagian atas tampak bengkak/edema, tampak warna
kekuningan atau putih ditengah kulit atau kelopak mata
yang bengkak
8

Palpasi

:- Rasa nyeri timbul saat kelopak mata disentuh atau


ditekan, kadang-kadang nyeri saat mengedip
Ditemukan nodul kecil yang tak nyeri pada hordeolum
internal.

b) Pengkajian fungsional Gordon


1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga mengatakan selalu menjaga kebersihan lingkungan agar
terhindar dari penyakit.
2. Pola nutrisi dan metabolik
Makan dan minum: tidak mengalami gangguan
3. Pola eliminasi
BAK dan BAB : tidak mengalami gangguan
4. Pola aktivitas dan latihan
Terganggunya aktifitas sehari-hari. Karena klien merasa tidak
nyaman dengan keadaan matanya.
5. Pola istirahat tidur
Pola istirahat tidur biasanya terganggu karena tidak nyaman saat
memejamkan mata.
6. Pola persepsi sensori dan kognitif
Mengalami gangguan persepsi sensori visual
7. Pola hubungan dengan orang lain
Klien malu bertemu dengan orang dan cenderung menyembunyikan
penyakitnya karena tidak percaya diri akan perubahan pada matanya
8. Pola reproduksi / seksual
Tidak mengalami gangguan genetalia / organ reproduksi
9. Pola persepsi diri dan konsep diri
Mengalami gangguan konsep diri atau gannguan citra tubuh
10. Pola mekanisme koping
Merasa tidak nyaman dengan dirinya dan lebih menutup diri dengan
orang lain
11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Klien yakin bahwasanya penyakitnya akan segera sembuh

3.2 Contoh Analisis Data


Nama pasien
Umur

:
:

Ruang/ kelas :
No. Reg
:

No
1

Data
DS: Pasien
mengatakan nyeri pada
tepi kelopak mata, tepi
kelopak mata merah
DO:
c) P: Terjadi inflamasi
d) Q: Seperti di tusuktusuk
e) R: Di tepi kelopak
mata
f) S: Sedang (4-6)
g) T: nyeri hilang
timbul
DS: Pasien
mengatakan tidak PD
dengan penampilannya
DO: - Tampak
menutup diri
h) Kurang berinteraksi
sosial

Etiologi
Kuman Streptokokus

Problem
Gangguan rasa nyaman
(nyeri)

Membentuk Purulen

Inflamasi

Pembengkakan atau
tonjolon pada palpebra

Nyeri
Kuman Streptokokus

Gangguan konsep diri


(citra tubuh)

Membentuk Purulen

Inflamasi

Pembengkakan
atau tonjolon pada
palpebra

Nyeri
3.3 Diagnosa Keperawatan
1.

Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan palpebra


akibat proses peradangan.
2. Gangguan konsep diri (citra diri) berhubungan dengan perubahan bentuk kelopak
mata yang mempengaruhi penampilan.

3.4 Perencanaan Keperawatan


10

Nama pasien
Umur
No
Dx
1.

Tujuan dan KH
Setelah di lakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam di
harapkan nyeri
berkurang.
Dengan KH:
1. Klien mengetahui
penyebab nyeri
2. Klien dapat
mengetahui cara
untuk mengontrol
nyeri
3. Klien dapat
mengatasi rasa nyeri
akibat inflamsi
4. Klien merasa
nyaman dan skala
nyeri berkurang

:
:

Ruang/ kelas :
No. Reg
:
Intervensi

1. Monitor dan kaji


karakteristik nyeri
2. Ajarkan pada klien
cara
melakukan
kompres hangat pada
tepi palpebra dan
beritahu klien agar
mengompres
tepi
palpebra selama 20
menit, 3-4 kali setiap
hari.
3. Pada klien wanita,
beritahu agar tidak
memakai tata rias
(khususnya tata rias
mata)
untuk
sementara.
4. Beri anti antibiotika
salep setiap 3 jam
setelah
pemberian
kompres
2.
Setelah di lakukan
1. Beritahu klien bahwa
tindakan keperawatan penyakitnya bisa di
sselama 3x24 jam di
sembuhkan
2. Anjurkan klien untuk
harapkan gangguan
melaksanakan anjuran
citra diri dapat
yang telah di berikan
teratasi.
Dengan KH:
(kompres hangat dan
1. Klien melakukan
penggunaan antibiotik)
pola-pola
secara teratur
penanggulangan
3. beritahu klien bahwa
yang baru
salep mata dapat
2.Menyatakan dan
membuat pandangan
menunjukan
kabur.
penerimaan atas
4. Beritahu klien jangan
penampilan
pernah menekan
3.Menunjukan
pembengkakan
keinginan dan
5. beritahu klien untuk
kemampuan untuk
meningkatkan status

Rasional

TTD

1. Mengetahui skala
nyeri klien
2. Mempercepat
supurasi sehingga
purulen dapat
keluar dan nyeri
redah

Mengurangi
iritasi pada
kelopak palpebra

Mengeluarkan
(drainase)
material purulen

1. agar timbul rasa


percaya diri
2. mempercepat
penyembuhan

3. mengurangi
kecemasan klien

Dapat
menyebarkan
infeksi
Buruknya status
kesehatan
merupakan
11

melakukan
perawatan diri atau
tanggung jawab
terhadap peran
4.Meningkatkan
penyembuhan,
bebas drainage
purulen, eritema dan
demam

kesehatan

predidposisi
berulangnya
hordeolum

BAB 4
12

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hordeolum adalah infeksi akut kelenjar di palpebra. Hordeolum berisi
material purulen yang menyebabkan nyeri tanjam yang menjadi tumpul.
Biasanya hordeolum menyerang hanya satu mata pada satu waktu dan visus
tidak berpengaruh oleh hordeolum. Hordeolum sering di sertai blefaritis,
konjungtivitis yang menahun, anemia, kemunduran keadaan umum dan akne
vulgaris. Kebanyakan di sebabkan oleh infeksi stafilokokus ( biasanya
staphilococus aureus) atau streptokokus. (Istiqomah, 2004)
Menurut (Istiqomah, 2004) Hordeolum dibagi menjadi dua jenis yaitu
hordeolum eksternum dan hordeolum internum. Hordeolum eksternum adalah
infeksi yang terjadi dekat kelenjar Zeis dan Moll, tempat keluarnya bulu mata
(pada batas palpebra dan bulu mata). Hordeolum internum adalah infeksi pada
kelenjar meibom sebasea. Area kecil seperti manik dan edematus terdapat pada
konjungtiva palpebra pada perbatasan palpebra dan bulu mata.
Hordeolum kebanyakan disebabkan oleh bakteri stafilokokus biasanya
staphilococcus aureus atau streptokokus.
4.2 Saran
1. Seorang perawat harus mampu memberikan asuhan keperawatan yang baik
dan benar terhadap semua klien yang menderita hordeolum.
2. Sebaiknya seorang perawat dapat melaksanakn asuhan keperawatan kepada
klien hordeolum sesuai dengan indikasi penyakit.

13

You might also like