You are on page 1of 33

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami
gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini
disebabkan masih tingginya angka kematian perinatal neonatal karena masih
banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah. (Mochtar,
1998).
Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low
birth weight baby ( bayi dengan berat lahir rendah = BBLR ), karena disadari
tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir
bukan bayi premature.
Menurut data angka kaejadian BBLR di Rumah sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo pada tahun 1986 adalah 24 %. Angka kematian perinatal di
rumah sakit dan tahun yang sama adalah 70 % dan 73 % dari seluruh
kematian di sebabkan oleh BBLR ( Prawirohardjo, 2005 )
Melihat dari kejadian terdahulu BBLR sudah seharusnya menjadi
perhatian yang mutlak terhadap para ibu yang mengalamai kehamilan yang
beresiko karena dilihat dari frekuensi BBLR di Negara maju berkisar antara
3,6 10,8 %, di Negara berkembang berkisar antara 10 43 %. Dapat di
dibandingkan dengan rasio antara Negara maju dan Negara berkembang
adalah 1 : 4 ( Mochtar, 1998 ).
Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar dari
bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Kalaupun bayi menjadi dewasa
ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik maupun mental.
Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka
kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan
komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan
intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai

kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah, dan
gangguan lainnya.
1.2. TUJUAN PENULISAN
Adapun yang menjadi tujuan penulisan adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian BBLSR dengan kasus asfiksia.
2. Untuk mengetahui penyebab BBLSR dengan kasus asfiksia.
3. Untuk mengetahui komplikasi yang ditimbulkan oleh BBLSR pada
Neonatus dan juga perjalanan penyakit tersebut.
4. Untuk mengetahui tentang penatalaksanaan dan perawatan pada bayi
BBLSR dengan asfiksia.
5. Untuk memenuhi tugas praktek Program Profesi Ners Stase Keperawatan
Maternitas.
1.3 MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dalam penetalaksanaan bayi
BBLSR dengan asfiksia pada Neonatus.
2. Sebagai sumber referensi untuk kemajuan perkembangan ilmu
Keperawatan, khususnya Keperawatan bayi baru lahir.
1.4 METODE PENULISAN
Metode Penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi, yaitu mengamati secara langsung keadaan klien melalui
pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

2. Wawancara, Yaitu merupakan cara pengumpulan data melalui komunikasi


secara lisan baik langsung dengan klien maupun dengan keluarga klien.
3. Dokumentasi, yaitu dengan membaca dan mempelajari status klien, baik
data perawatan, buku laporan yang ada diruangan.
4. Studi literatur, yaitu mengambil referensi dari berbagai literatur guna
mendapatkan keterangan dan dasar teoritis yang berkenaan dengan kasus
atau masalah yang tinggi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

DEFINISI
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir dengan

berat badan kurang atau sama dengan 250 gram (WHO, 1961), sedangkan bayi
dengan berat badan kurang dari 1500 gr termasuk bayi dengan berat badan
lahir sangat rendah. Pada kongres European Prenatal Medicine II (1970) di
London diusulkan definisi sebagai berikut:
-

Preterin Infant (bayi kurang bulan: masa gestasi kurang dari 269 hari
(37mg).

Term infant (bayi cukup bulan: masa gestasi 259-293 hari (37 41 mg).

Post term infant (bayi lebih bulan, masa gestasi 254 hari atau lebih (42
mg/lebih).

Dengan pengertian di atas, BBRL dibagi atas dua golongan:


1. Prematuritas murni kurang dari 37 hari dan BB sesuai dengan masa
kehamilan/ gestasi (neonatus kurang bulan - sesuai masa kehamilan/ NKBSMK).
2. Dismatur, BB kurang dari seharusnya untuk masa gestasi/kehamilan akibat
bayi mengalami retardasi intra uteri dan merupakan bayi yang kecil untuk
masa pertumbuhan (KMK). Dismatur dapat terjadi dalam preterm, term
dan post term yang terbagi dalam :
* Neonatus kurang bulan kecil untuk masa kehamilan (NKB- KMK).
* Neonatus cukup bulan kecil untuk masa kehamilan (NCB KMK).
* Neonatus lebih bulan kecil untuk masa kehamilan (NLB KMK).

2.2. ETIOLOGI BBLR


1. Faktor ibu :
-

Riwayat kelahiran prematur sebelumnya

Perdarahan antepartum

Malnutrisi

Hidromion

Penyakit jantung/penyakit kronis lainnya

Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

Jarak dua kehamilan yang terlalu dekat

Infeksi

Penderita DM berat

2. Faktor Janin :
-

Cacat bawaan

Kehamilan ganda/gemili

Ketuban pecah dini/KPD

3. Keadaan sosial ekonomi yang rendah


4. Kebiasaan
5. Idiopatik(belum di ketahui penyebabnya)
2.3 PATOFISIOLOGI
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin
tinggi resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah
gizi.
Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam tubuh
sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat besi, kalsium,
fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir kehamilan. Dengan
demikian

bayi

preterm

mempunyai

potensi

terhadap

peningkatan

hipoglikemia, anemia dll. Hipoglikemia menyebabkan bayi kejang terutama


pada bayi BBLR Prematur.

Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm mempunyai


lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan
mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm.
Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi antara
refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai kehamilan
32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih tinggi karena
target pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan pengosongan lambung dan
buruknya motilitas usus terjadi pada bayi preterm.
Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan
kalori yang meningkat.
Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak
sebanding dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah kulit.
Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan kalori.
2.4 TANDA-TANDA BAYI BBLR
BB < 250 gram, TB < 45 cm, lingkar dada < 30 cm, lingkar kepala < 33 cm.
Tanda-tanda neonatus :
a. Kulit keriput tipis, merah, penuh bulu-bulu halus (lanugo) pada dahi,
pelipis, telinga dan lengan, lemak alam jaringan sub-kutan sedikit.
b. Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari.
c. Bayi prematur laki-laki testis belum turun dan pada bayi perempuan
labia minora lebih menonjol.
Tanda-tanda fisiologis :
a. Gerak pasif dan tangis hanya merintih walaupun lapar, lebih banyak
tidur dan malas.
b. Suhu tubuh mudah berubah menjadi hipotermis.
2.5 PENATALAKSANAAN BBLR
1. Pengaturan suhu
Untuk mencegah hipotermi, diperlukan lingkungan yang cukup
hangat dan istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam

inkubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35C dan


untuk bayi dengan BB 2 2,5 kg adalah 34C. Bila tidak ada inkubator,
pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan
botol-botol hangat yang telah dibungkus dengan handuk atau lampu
petromak di dekat tidur bayi. Bayi dalam inkubator hanya dipakaikan
popok untuk memudahkan pengawasan mengenai keadaan umum, warna
kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit dapat dikenali
sedini mungkin.
2. Pengaturan makanan/nutrisi
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah
sedikit demi sedikit. Secara perlahan-lahan dan hati-hati. Pemberian
makanan dini berupa glukosa, ASI atau PASI atau mengurangi resiko
hipoglikemia, dehidrasi atau hiperbilirubinia. Bayi yang daya isapnya baik
dan tanpa sakit berat dapat dicoba minum melalui mulut. Umumnya bayi
dengan berat kurang dari 1500 gram memerlukan minum pertama dengan
pipa lambung karena belum adanya koordinasi antara gerakan menghisap
dengan menelan.
Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan glukosa 5
% yang steril untuk bayi dengan berat kurang dari 1000 gram, 2 4 ml
untuk bayi dengan berat antara 1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk bayi
dengan berat lebih dari 1500 Gr.
Apabila dengan pemberian makanan pertama bayi tidak mengalami
kesukaran, pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam waktu 12-48 jam.
3. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah terserang infeksi. Hal ini disebabkan karena
daya tubuh bayi terhadap infeksi kurang antibodi relatif belum terbentuk
dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik.
Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut:
-

Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir selama
2 menit sebelum masuk ke ruang rawat bayi.

Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah
memegang seorang bayi.

Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang


berhubungan dengan bayi.

Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan.

Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang rawat bayi

2.6 Komplikasi
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani secepatnya
menurut Mitayani, 2009 yaitu :
1.
Sindrom aspirasi mekonium (menyebabkan kesulitan bernapas pada
bayi)
2.
Hipoglikemia simptomatik, terutama pada laki-laki
3.
Penyakit membran hialin: disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna/ cukup, sehingga olveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan
inspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu
dibutuhkan tenaga negatif yang tinggi untuk yang berikutnya
4.
Asfiksia neonetorum
5.
Hiperbilirubinemia
Bayi dismatur sering mendapatkan hiperbilirubinemia, hal ini mungkin
disebabkan karena gangguan pertumbuhan hati.

2.7 PROGNOSIS BBLR


Prognosis tergantung berat ringannya masalah prenatal, selain itu juga
tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dam perawatan
saat hamil, persalinan dan perawatan post natal

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA BBLR
3.1 PENGKAJIAN DATA
3.1.1 Biodata Bayi
Nama
Tanggal lahir bayi
Tanggal pemeriksaan
Jenis kelamin
Berat badan lahir
Pengukuran panjang bayi
1. Panjang
2. Lingkar kepala
3. Lingkar dada

25 cm

4. Denyut jantung/menit
5. Reguler/ Irreguler
6. Respirasi
7. Temperatur aksila
Identitas orang tua bayi
8. Nama ibu
Umur
Pekerjaan
Pendidikan

9. Nama ayah
Umur
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
MRS
No. RMK
Diagnosa sementara
3.1.2 Keluhan Utama
Berat badan 1700 gr, suhu aksila 35,2C, lingkar dada < 30 cm, LK < 33 cm
kesadaran CM.
3.1.3 Riwayat Kehamilan
HPHT, Tafsiran persalinan, gerakan janin, keluhan umum, tanda-tanda bahaya
atau penyulit, obat yang di konsumsi,
3.1.4 Riwayat Penyakit Sekarang
BBLR, berak kurang aktif, menangis lemah, tanda vital: 140 X/menit untuk
denyut jantung, respirasi 50 X/menit, suhu 35,2C. Berat badan 1700 gr, dan
dirawat dalam inkubator.
3.1.5 Riwayat Penyakit keluarga
Ibu baru pertama kali melahirkan, tidak pernah abortus, keluarga belum
pernah masuk Rumah Sakit, sosial ekonomi yang sangat rendah
3.1.6 Riwayat Penyakit Dahulu / Persalinan
Pada tanggal 03 11 03, jam 11:00 WITA sehabis melahirkan ibu kejang
(eklamasi), bayi lahir spontan tidak langsung menangis kuat, gerak tidak
terlalu aktif, lalu dirujuk ke RS karena bayi BBLR. Riwayat antenatal: ibu
tidak rajin memeriksakan kehamilan ke PKM dan mendapat TT.
10

3.1.7 Pemeriksaan Fisik


10. Kepala

bayi tidak mengalami caput suecedenium dan cephal


hematome, ubun-ubun dan sutura lebar, rambut halus,
tipis & ada, tidak ada.

11. Telinga

simetris, tidak megeuarkan sekret.

12. Mulut

sianosis , mukosa bibir basah.

13. Leher

massa , gerak leher lemah.

14. Badan

warna kemerahan, torax retraksi sternum & iga.


tulang teraba lunak

15. Aktivitas

lemah, gerak kurang aktif, lemas.

16. Lanugo

terdapat pada dahi, lengan, telinga, pelipis.

17. Abdomen

bising usus , tidak terdapat benjolan.

18. Ekstremitas

tidak terdapat edema & parese (-) kuku belum


mencapai ujung jari.

19. Mata

sulit membuka, ikterik , anemis .

20. Hidung

tidak terdapat sekret.

21. Anus

22. Genital

labia minora lebih menonjol.

23. Minum

bayi dipuasakan, cairan lewat infus.

24. Refleks

menghisap lemah.

25. Kulit

turgor jelek, kulit dingin.

3.1.8 Laboratorium
Hb
Leukosit
Trombusit
GD
GDR

11

3.1.9Pemberian Obat Sekarang


IVFD D 10 % 135 cc /5 tts/mikro.
Ampicillin: 3 x 50 mg.
Gentamisin: 2 x 5.
O2

: 2 l/m

Inkubator :
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b/d imaturitas organ pernafasan
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d obstruksi jalan nafas oleh
penumpukan lendir, reflek batuk
3. Risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh b/d BBLR, usia kehamilan
kurang, paparan lingkungan dingin/panas
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan ingest/digest/absorb
5. Ketidakefektifan pola minum bayi b/d prematuritas
6. Hipotermi b/d paparan lingkungan dingin
7. Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan system kekebalan tubuh.
8. PK : Hipoglikemia
3.3 INTERVENSI
No

Diagnosa keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Intervensi

Hasil
1 Pola nafas tidak efektif b/d NOC :

NIC :

imaturitas organ pernafasanRespiratory status :


Ventilation
Definisi : Pertukaran udara Respiratory status :
inspirasi dan/atau ekspirasi Airway patency
tidak adekuat

Vital sign Status


Kriteria Hasil :

Airway Management
Buka

jalan

nafas,

guanakan teknik chin lift


atau jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk
12

Batasan karakteristik :
-

Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi

Penurunan pertukaran
udara per menit

Menggunakan otot
pernafasan tambahan

Mendemonstrasikanmemaksimalkan ventilasi
batuk efektif dan suara
nafas

yang

tidak ada sianosis danjalan nafas buatan


dyspneu

(mampu

mengeluarkan sputum,
mampu

dengan mudah, tidak

Dyspnea

ada pursed lips)

Orthopnea

Perubahan penyimpangan nafas


Nafas pendek

- Assumption of 3-point
position
-

Pernafasan pursed-lip

- Tahap ekspirasi
berlangsung sangat lama
-

Peningkatan diameter
anterior-posterior

Pernafasan ratarata/minimal

Bayi : < 25 atau > 60

Menunjukkan
(klien

Pasang mayo bila perlu


Lakukan fisioterapi dada

bernafasjika perlu

Nasal flaring

pasien

bersih,perlunya pemasangan alat

dada

Identifikasi

yang
tidak

batuk atau suction


jalan

Auskultasi suara nafas,

patencatat

adanya

suara

merasatambahan

tercekik, irama nafas,


frekuensi

Keluarkan sekret dengan

Lakukan suction pada

pernafasanmayo

dalam rentang normal,

Berikan

bronkodilator

tidak ada suara nafasbila perlu


abnormal)
Tanda

Tanda

Berikan pelembab udara


vitalKassa basah NaCl Lembab

dalam rentang normal

Atur intake untuk cairan

(tekanan darah, nadi,mengoptimalkan


pernafasan)

keseimbangan.
Monitor respirasi dan
status O2

Usia 1-4 : < 20 atau > 30


Usia 5-14 : < 14 atau > 25
Usia > 14 : < 11 atau > 24
-

Kedalaman pernafasan

Dewasa volume tidalnya 500


ml saat istirahat
Bayi volume tidalnya 6-8
ml/Kg

Oxygen Therapy
Bersihkan mulut, hidung dan
secret trakea
Pertahankan jalan nafas yang
paten
Atur peralatan oksigenasi
Monitor aliran oksigen
13

- Timing rasio
-

Penurunan kapasitas vital

Pertahankan posisi pasien


Onservasi

adanya

tanda

tanda hipoventilasi
Faktor yang berhubungan :
Hiperventilasi

Monitor adanya kecemasan


pasien terhadap oksigenasi

Deformitas tulang
Kelainan bentuk dinding
dada

Vital sign Monitoring

Penurunan
energi/kelelahan

suhu, dan RR

Perusakan/pelemahan
muskulo-skeletal
Obesitas

Monitor TD, nadi,


Catat

adanya

fluktuasi

tekanan

darah
Monitor

VS

Posisi tubuh

pasien

berbaring,

Kelelahan otot

duduk, atau berdiri

pernafasan

saat

Auskultasi TD pada

Hipoventilasi sindrom

kedua lengan dan

Nyeri

bandingkan

Kecemasan

Disfungsi

RR,

Neuromuskuler

aktivitas

Perlukaan pada jaringan


syaraf tulang belakang

sebelum,

selama, dan setelah

Kerusakan
persepsi/kognitif

Monitor TD, nadi,

Monitor

kualitas

dari nadi

Imaturitas Neurologis

Monitor
dan

frekuensi
irama

pernapasan

Monitor suara paru

Monitor

pola

pernapasan
abnormal
14

Monitor

suhu,

warna,

dan

kelembaban kulit

Monitor

sianosis

perifer

Monitor

adanya

cushing

triad

(tekanan nadi yang


melebar, bradikardi,
peningkatan
sistolik)

Identifikasi
penyebab

dari

perubahan vital sign

2 Bersihan jalan nafas tidak

NOC :

NIC :

efektif b/d obstruksi jalanv Respiratory status :


nafas oleh penumpukan
lendir, reflek batuk.

Ventilation

Airway suction
Auskultasi

v Respiratory status :
Airway patency

sebelum

suara
dan

nafas
sesudah

suctioning.

Definisi : Ketidakmampuan
v Aspiration Control

Informasikan pada klien dan

untuk membersihkan

keluarga tentang suctioning

sekresi atau obstruksi dari Kriteria Hasil :

Minta klien nafas dalam

saluran pernafasan untuk

Mendemonstrasikansebelum suction dilakukan.

mempertahankan

batuk efektif dan suara Berikan

kebersihan jalan nafas.

nafas

yang

Dispneu, Penurunan
suara nafas

dyspneu

dengan

bersih,menggunakan nasal untuk

tidak ada sianosis danmemfasilitasi


Batasan Karakteristik :

O2

suksion

(mampunasotrakeal

mengeluarkan sputum, Gunakan alat yang steril


mampu

bernafassitiap melakukan tindakan

15

Orthopneu

dengan mudah, tidak Anjurkan

Cyanosis

ada pursed lips)

istirahat dan napas dalam

Menunjukkan

jalansetelah kateter dikeluarkan

Kelainan suara nafas


(rales, wheezing)
Kesulitan berbicara

nafas

yang

(klien

tidak

pasien

untuk

patendari nasotrakeal
merasa Monitor

status

oksigen

Batuk, tidak efekotif atau tercekik, irama nafas,pasien


tidak ada

frekuensi

pernafasanAjarkan keluarga bagaimana

Mata melebar

dalam rentang normal,cara melakukan suksion

Produksi sputum

tidak ada suara nafas Hentikan

Gelisah

abnormal)

Perubahan frekuensi dan


irama nafas

berikan

oksigen

Mampupasien
mengidentifikasikan

suksion

dan

apabila

menunjukkan

bradikardi,

peningkatan

dan mencegah factorsaturasi O2, dll.


Faktor-faktor yang

yang

dapat

berhubungan:

menghambat

jalan

Lingkungan : merokok, nafas

Airway Management

menghirup asap rokok,


perokok pasif-POK, infeksi
Fisiologis : disfungsi
neuromuskular, hiperplasia
dinding bronkus, alergi

Buka

spasme jalan nafas, sekresi

nafas,

guanakan teknik chin lift


atau jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi

jalan nafas, asma.


Obstruksi jalan nafas :

jalan

Identifikasi

pasien

perlunya pemasangan alat


jalan nafas buatan

tertahan, banyaknya mukus,

Pasang mayo bila perlu

adanya jalan nafas buatan,

Lakukan fisioterapi dada

sekresi bronkus, adanya


eksudat di alveolus, adanya
benda asing di jalan nafas.

jika perlu
Keluarkan sekret dengan
batuk atau suction
Auskultasi suara nafas,
catat

adanya

suara
16

tambahan
Lakukan suction pada
mayo
Kolaborasikan pemberian
bronkodilator bila perlu
Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl Lembab
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
Monitor respirasi dan
status O2
3 Risiko ketidakseimbangan NOC :

NIC :

temperatur tubuh b/d

Hydration

Temperature Regulation

BBLR, usia kehamilan

Adherence Behavior

(pengaturan suhu)

kurang, paparan lingkunganImmune Status

Monitor suhu minimal tiap 2

dingin/panas

jam

Infection status
Risk control

Rencanakan

monitoring

Definisi : Risiko kegagalanRisk detection

suhu secara kontinyu

mempertahankan suhu

Monitor TD, nadi, dan RR

tubuh dalam batas normal.

Monitor warna dan suhu

Faktor factor resiko:

kulit

Perubahan
metabolisme dasar

Penyakit atau
trauma yang
mempengaruhi

Monitor

tanda-tanda

hipertermi dan hipotermi


Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
Selimuti

pasien

untuk

pengaturan suhu

mencegah

hilangnya

Pengobatan

kehangatan tubuh

pengobatan yang

Ajarkan pada pasien cara

17

menyebabkan

mencegah keletihan akibat

vasokonstriksi dan

panas

vasodilatasi

Diskusikan

tentang

Pakaian yang tidak

pentingnya pengaturan suhu

sesuai dengan suhu

dan

lingkungan

negatif dari kedinginan

Ketidakaktifan atau

Beritahukan tentang indikasi

aktivitas berat

terjadinya

Dehidrasi

penanganan

Pemberian obat

yang diperlukan

Ajarkan

penenang

kemungkinan

efek

keletihan

dan

emergency
indikasi

dari

Paparan dingin atau

hipotermi dan penanganan

hangat/lingkungan

yang diperlukan
Berikan anti piretik jika

yang panas

perlu
4 Ketidakseimbangan nutrisi NOC :
kurang dari kebutuhan

Nutritional Status :

NIC :
Nutrition Management

tubuh b/d ketidakmampuanNutritional Status : foodKaji adanya alergi makanan


ingest/digest/absorb
Definisi : Intake nutrisi
tidak cukup untuk

and Fluid Intake

Kolaborasi dengan ahli gizi

Nutritional Status :

untuk menentukan jumlah

nutrient Intake
Weight control

keperluan metabolisme

Kriteria Hasil

tubuh.

Adanya peningkatan
berat badan sesuai

Batasan karakteristik :
-

Berat badan 20 % atau


lebih di bawah ideal

Dilaporkan adanya intake

dengan tujuan

kalori

dan

nutrisi

yang

dibutuhkan pasien.
Anjurkan

pasien

untuk

meningkatkan intake Fe
Anjurkan

pasien

untuk

meningkatkan protein dan

Beratbadan ideal sesuai vitamin C


dengan tinggi badan Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang dimakan

makanan yang kurang dari Mampumengidentifika mengandung tinggi serat

18

RDA (Recomended Daily


Allowance)
-

Tidk ada tanda tanda

Membran mukosa dan


konjungtiva pucat

si kebutuhan nutrisi
malnutrisi
Menunjukkan

Kelemahan otot yang

terpilih

makanan
(

yang
sudah

dikonsultasikan dengan ahli


gizi)

digunakan untuk

pengecapan dari

Ajarkan pasien bagaimana

menelan/mengunyah

menelan

membuat catatan makanan

Luka, inflamasi pada

Tidak terjadi penurunan harian.


berat badan yang

Mudah merasa kenyang, berarti

Monitor jumlah nutrisi dan


kandungan kalori

sesaat setelah mengunyah

Berikan informasi tentang

makanan

kebutuhan nutrisi

Dilaporkan atau fakta

Kaji kemampuan pasien

adanya kekurangan

untuk mendapatkan nutrisi

makanan

yang dibutuhkan

Dilaporkan adanya
perubahan sensasi rasa

Berikan

peningkatan fungsi

rongga mulut
-

untuk mencegah konstipasi

Perasaan ketidakmampuan
untuk mengunyah makanan

Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas
normal

Miskonsepsi

Monitor adanya penurunan

Kehilangan BB dengan

berat badan

makanan cukup

Monitor tipe dan jumlah

Keengganan untuk makan

aktivitas

Kram pada abdomen

dilakukan

yang

biasa

- Tonus otot jelek

Monitor interaksi anak atau

orangtua selama makan

Nyeri abdominal dengan


atau tanpa patologi

Kurang berminat terhadap


makanan

Pembuluh darah kapiler


mulai rapuh

Monitor lingkungan selama


makan
Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
19

Diare dan atau steatorrhea

Monitor kulit kering dan

Kehilangan rambut yang

perubahan pigmentasi

cukup banyak (rontok)


-

Suara usus hiperaktif

Kurangnya informasi,

Monitor turgor kulit


Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah

misinformasi

Monitor mual dan muntah


Monitor kadar albumin, total

Faktor-faktor yang

protein, Hb, dan kadar Ht

berhubungan :

Monitor makanan kesukaan

Ketidakmampuan

Monitor pertumbuhan dan

pemasukan atau mencerna

perkembangan

makanan atau mengabsorpsi

Monitor pucat, kemerahan,

zat-zat gizi berhubungan

dan

dengan faktor biologis,

konjungtiva

psikologis atau ekonomi.

Monitor kalori dan intake

kekeringan

jaringan

nuntrisi
Catat

adanya

hiperemik,

edema,
hipertonik

papila lidah dan cavitas


oral.
Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
5 Ketidakefektifan pola
minum bayi b/d
prematuritas

NOC :
Breastfeeding

NIC :
Breastfeeding assistance

Estabilshment : infantFasilitasi kontak ibu dengan


Knowledge :
breastfeeding
Breastfeeding
Maintenance
Kriteria Hasil :

bayi sawal mungkin


(maksimal 2 jam setelah
lahir )
Monitor kemampuan bayi
untuk menghisap

20

Klien dapat menyusui Dorong orang tua untuk


dengan efektif
Memverbalisasikan

meminta perawat untuk


menemani saat menyusui

tehnik untk mengatasi sebanyak 8-10 kali/hari


masalah menyusui
Bayi menandakan
kepuasan menyusu

Sediakan kenyamanan dan


privasi selama menyusui
Monitor kemampuan bayi

Ibu menunjukkan harga untukmenggapai putting


diri yang positif
dengan menyusui

Dorong ibu untuk tidak


membatasi bayi menyusu
Monitor integritas kulit
sekitar putting
Instruksikan perawatan
putting untukmencegah
lecet
Diskusikan penggunaan
pompa ASI kalau bayi
tidakmampu menyusu
Monitor peningkatan
pengisian ASI
Jelaskan penggunaan susu
formula hanya jika
diperlukan
Instruksikan ibu untuk
makan makanan bergizi
selama menyusui
Dorong ibu untuk minum
jika sudah merasa haus
Dorong ibu untuk
menghindari penggunaan
rokok danPil KB selama
21

menyusui
Anjurkan ibu untuk memakai
Bra yang nyaman, terbuat
dari cootn dan menyokong
payudara
Dorong ibu
untukmelanjutkan laktasi
setelah pulang
bekerja/sekolah
6 Hipotermi b/d paparan
lingkungan dingin

NOC :

NIC :

Thermoregulation

Temperature regulation

Thermoregulation :

Monitor suhu minimal tiap 2

neonate
Kriteria Hasil :
Suhu tubuh dalam
rentang normal
Nadi dan RR dalam
rentang normal

jam
Rencanakan

monitoring

suhu secara kontinyu


Monitor TD, nadi, dan RR
Monitor warna dan suhu
kulit
Monitor

tanda-tanda

hipertermi dan hipotermi


Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
Selimuti

pasien

mencegah

untuk

hilangnya

kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
Diskusikan

tentang

pentingnya pengaturan suhu

22

dan

kemungkinan

efek

negatif dari kedinginan


Beritahukan tentang indikasi
terjadinya

keletihan

penanganan

dan

emergency

yang diperlukan
Ajarkan

indikasi

dari

hipotermi dan penanganan


yang diperlukan
Berikan anti piretik jika
perlu
Vital sign Monitoring

Monitor TD, nadi,


suhu, dan RR

Catat

adanya

fluktuasi

tekanan

darah

Monitor

VS

saat

pasien

berbaring,

duduk, atau berdiri

Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan

Monitor TD, nadi,


RR,

sebelum,

selama, dan setelah


aktivitas

Monitor

kualitas

dari nadi

Monitor

frekuensi
23

dan

irama

pernapasan

Monitor suara paru

Monitor

pola

pernapasan
abnormal
Monitor

suhu,

warna,

dan

kelembaban kulit
Monitor

sianosis

perifer

Monitor

adanya

cushing

triad

(tekanan nadi yang


melebar, bradikardi,
peningkatan
sistolik)
Identifikasi

penyebab

dari

perubahan vital sign

7 Resiko infeksi b/d

NOC :

NIC :

ketidakadekuatan system Immune Status


kekebalan tubuh.

Knowledge : Infectioninfeksi)
control

Definisi : Peningkatan

Infection Control (Kontrol


Bersihkan

Risk control

setelah dipakai pasien lain

resiko masuknya organisme Kriteria Hasil :


patogen

Pertahankan

teknik

Klien bebas dari tandaisolasi


dan gejala infeksi

Faktor-faktor resiko :

lingkungan

Batasi pengunjung bila

Menunjukkanperlu

24

Prosedur Infasif

kemampuan

Ketidakcukupan

mencegah

untuk

Instruksikan

timbulnyapengunjung untuk mencuci

pengetahuan untuk

infeksi

menghindari paparan

Jumlah leukosit dalamsetelah

patogen

batas normal

Trauma
peningkatan paparan

tangan saat berkunjung dan

Gunakan
antimikrobia

amnion

Cuci

Malnutrisi
Peningkatan paparan
lingkungan patogen
Imonusupresi
Ketidakadekuatan imum
buatan

setiap

dan

sesudah

Gunakan baju, sarung


tangan

sebagai

alat

pelindung
Pertahankan lingkungan
aseptik selama pemasangan
alat
Ganti letak IV perifer dan
line central dan dressing
sesuai

pertahanan sekunder

umum

dengan

petunjuk

Gunakan

kateter

Leukopenia, penekanan

intermiten

respon inflamasi)

menurunkan

Tidak adekuat

cuci

tindakan kperawtan

Tidak adekuat
(penurunan Hb,

untuk
tangan

sebelum

Agen farmasi
(imunosupresan)

sabun

tangan

lingkungan
Ruptur membran

berkunjung

meninggalkan pasien

Menunjukkan perilaku

Kerusakan jaringan dan hidup sehat

pada

untuk
infeksi

kandung kencing

pertahanan tubuh primer

Tingktkan intake nutrisi

(kulit tidak utuh, trauma

Berikan terapi antibiotik

jaringan, penurunan kerja

bila perlu

silia, cairan tubuh statis,


perubahan sekresi pH,

Infection

Protection

perubahan peristaltik)

(proteksi

terhadap
25

Penyakit kronik

infeksi)
Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
Monitor

hitung

granulosit, WBC
Monitor

kerentanan

terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring

pengunjung

terhadap penyakit menular


Partahankan

teknik

aspesis pada pasien yang


beresiko
Pertahankan

teknik

isolasi k/p
Berikan perawatan kuliat
pada area epidema
Inspeksi

kulit

dan

membran mukosa terhadap


kemerahan, panas, drainase
Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk
minum

antibiotik

sesuai

resep
Ajarkan

pasien

dan

keluarga tanda dan gejala


26

infeksi
Ajarkan

cara

menghindari infeksi
Laporkan

kecurigaan

infeksi
Laporkan kultur positif
8 PK : Hipoglikemia

Tujuan : perawat dapatPantau kadar gula darah


menangani dan

sebelum pemberian obat

meminimalkan

hipoglikemik dan atau

episode hipoglikemi

sebelum makan dan satu


jam sebelum tidur
Pantau tanda dan gejala
hipoglikemi (kadar gula
darah kurang dari 70 mg/dl,
kulit dingin, lembab dan
pucat, takikardi,peka
terhadap rangsang, tidak
sadar, tidak terkoordinasi,
bingung, mudah
mengantuk)
Jika klien dapat menelan,
berikans etengah gelas jus
jeruk, cola atau semacam
golongan jahe setiap 15
menit sampai kadar glukosa
darahnya meningkat diatas
69 mg/dl
Jika klien tidak dapat
menelan, berikanglukagon
hidroklorida subkutan 50

27

ml glukosa 50% dalam air


IV sesuai protocol

3.4 Implementasi Keperawatan


NO.

DIAGNOSA

IMPLEMENTASI

TANDA
TANGAN

1. Mengkaji tanda vital dan keadaan

13-11-03

umum klien.

12.00

2. Memberikan pendidikan kesehatan


kepada ibu tentang penyakitnya.
3. Mengajarkan

cara

menurunkan

suhu tubuh yang sederhana.


a. Kompres dingin pada daerah
I

dahi bila panas.


b. Memberi minum banyak pada
anak.
c. Memakai pakaian tipis dan
menyerap keringat.
d. Menjaga sirkulasi udara dan
kesejukan udara.

28

2.

1. Memberikan pendidikan kesehatan

13-11-03

sederhana

12.00

tentang

pentingnya

pemenuhan nutrisi bagi anak.


2. Menganjurkan

untuk

memberi

makan dalam porsi kecil tapi


II

sering.
3. Menyediakan

makanan

dalam

keadaan hangat, tidak terburu-buru


dan ditemani.
4. Kolaborasi melanjutkan pemberian
infus RL: 13 tts/ m (makro).
1. Memberikan lingkungan

3.
13-11-03

yang

tenang dan tindakan kenyamanan.

12.00

2. Melakukan message (mengelus)


daerah nyeri jika klien dapat
mentoleransi sentuhan.
III

3. Memberikan kompres hangat pada


daerah nyeri sesuai kebutuhan.
4. Memberikan

aktivitas

hiburan

yang tepat seperti mainan.


5. Menganjurkan untuk beristirahat
dalam ruangan yang tenang.
1. membersihkan genital dan sekitar

4.
04-11-03

setelah BAB dan BAK.

15.00

2. memberi talk secara merata pada


kulit tidak terlalu tebal bagian
IV

tubuh yang tertekan.


3. mengganti popok setiap kali basah
dan kotor.
4. mengobservasi tanda kemerahan
dan iritasi.

29

3.5 Catatan Perkembangan


Hari/Tanggal
Selasa

Diagnosa
I

04-11-03

Data Perkembangan
O: Suhu 36,4C
Menangis masih lemah

17.00

Gerak kurang aktif


Menghisap masih lemah.
A: Masalah teratasi sebagian.

Selasa
04-11-03
17.00

II

P : Pertahankan intervensi yang ada.


O: BB : 1700 gr
Intake : infus : 120 cc
Output : BAK : 45

cc/hari

:BAB : 19

cc/hari

: IWL : 16,8 cc
80,8 cc
Infus terpasang: D10 %:
5 tetes/menit.
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi yang ada.

30

Selasa

II

O: Ampicilin 3 x 50 mg

04-11-03

Gentamin 2 x 5 mg

17.00

(sudah diberiikan)
A: Masalah teratasi
P :Mempertahankan intevensi yang ada.
IV

Selasa

O: Tanda iritasi dan kemerahan tidak

04-11-03

terlihat.

17.00

Genital dan sekitar bersih.


A: Masalah teratasi

Rabu

P : Pertahankan intervensi yang ada.


O: Nafas/respirasi : 3 5 x/menit

05-11-03

Suhu/ temperatur : 35,6

14.00

HR : 89 x/menit
Bayi dalam keadaan apnea dan tidak
teratur, terjadi sklerema.
A:

Gangguan

pemenuhan

sehubungan

dengan

pertumbuhan

dan

oksigen
surfactan,

perkembangan

paru yang belum sempurna.


P : - Berikan rangsangan taktil sedikit
mungkin.
-

Melakukan nafas buatan.

Terapi oksigen 2 liter/menit

Atur posisi bayi dengan kepala


ekstensi.

Observasi pernafasan setiap 5


menit.

Kolaborasi obat-obatan RJP

E : Jam 19.00 bayi meninggal.

31

BAB IV

32

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan
masa yang rawan karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala
penyakit spesifik. Pada periode-periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit
dibedakan dengan penyakit lain sehingga sulit dideteksi pada usia mingguminggu pertama kelainanyang timbul banyak yang berkaitan dengan masa
kehamilan/proses persalinan sehingga perlu penanganan segera dan khusus.
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu
factor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya
pada masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami
gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga
membutahkan biaya perawatan yang tinggi.
4.2 Saran
1.
Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
2.
Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir dengan BBLR.
3.
Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.

DAFTAR PUSTAKA

33

You might also like