You are on page 1of 32

askep hemoroid

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Hemoroid dikenal di masyarakat sebagai penyakit wasir atau ambeien merupakan


penyakit yang sering dijumpai dan telah ada sejak jaman dahulu. Namun masih banyak
masyarakat yang belum mengerti bahkan tidak tahu mengenai gejala-gejala yang timbul dari
penyakit ini. Banyak orang awam tidak mengerti daerah anorektal (anus dan rektum) dan
penyakit-penyakit umum yang berhubungan dengannya. Anus merupakan lubang di ujung
saluran pencernaan dimana limbah berupa tinja keluar dari dalam tubuh. Sedangkan rektum
merupakan bagian dari saluran pencernaan di atas anus, dimana tinja disimpan sebelum
dikeluarkan dari tubuh melalui anus. Sepuluh juta orang di Amerika dilaporkan menderita
hemoroid dengan prevalensi lebih dari 4 % (Probosuseno, 2009).
Penelitian menunjukkan bahwa ada 1,5 juta resep untuk penyakit hemoroid setiap
tahunnya dan disebutkan pula bahwa dari tahun ke tahun, jumlah penderita hemoroid yang
menjalani rawat inap di rumah sakit semakin berkurang. Berdasarkan statistik, jumlah tindakan
hemoroidektomi menurun. Pada tahun 1974 merupakan puncak dimana hemoroidektomi
dilakukan pada sebanyak 117 per 100.000 orang. Angka itu menurun 13 tahun kemudian (1987)
yaitu menjadi 37 per 100.000 orang. Hemoroid dapat menyerang padalaki-laki maupun
perempuan. Di sisi lain, resiko hemoroid justru meningkatseiring bertambahnya usia. Usia
puncak adalah 45-65 tahun (Probosuseno, 2009).
Probosuseno juga menjelaskan, semua orang dapat terkena wasir. Namun yang paling
sering adalah multipara (pernah melahirkan anak lebih dari sekali). Insidensinya sekitar 5-35 %
dari masyarakat umum dan terutama yang berusia lebih dari 25 tahun, dan jarang terjadi di
bawah usia 20 tahun kecuali wanita hamil. Wasir (hemorrhoid) pada ibu hamil umumnya terjadi

akibat tekanan mendesak dari pertumbuhan janin pada vena hemorrhoid. Perlu diketahui bahwa
ibu hamil sangat rentan menderita wasir karena meningkatnya kadar hormon seks wanita, yang
melemahkan dinding vena dibagian anus. Banyak ibu hamil yang menderita wasir setelah 6
bulan usia kehamilan karena adanya peningkatan tekanan vena dalam area panggul. Beberapa
wanita juga mengalami wasir selama persalinan akibat tekanan bayi yang kuat. Komplikasi
setelah melahirkan juga memicu terjadinya wasir (Probosuseno, 2009).
Hemoroid atau wasir merupakan vena varikosa pada kanalis dan dibagi menjadi 2
jenis yaitu, hemorroid interna dan eksterna. Kedua jenis hemoroid ini sangat sering dijumpai dan
terjadi sekitar 35% penduduk berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak
mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan perasaan yang tidak nyaman. Hemoroid atau wasir
memang menjadi momok bagi sebagian orang yang menderitanya. Benjolan didalam anus sangat
membuat rasa tidak nyaman, baik untuk posisi duduk maupun berdiri. Apalagi kalau hendak
buang hajat (BAB), seseorang sering meringis kesakitan.
1.2

Tujuan
1.2.1

Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan penatalaksanaan

perawat pada kasus hemoroid di RS Muhammadiyah Palembang


1.2.2

Tujuan Khusus
Makalah ini dibuat untuk mengidentifikasi penulisan Asuhan Keperawatan pada An. S

dengan hemoroid di Ruang Anak RS. Muhammadiyah dimulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, dan evaluasi keperawatan yang meliputi:
a. Melakukan pengkajian pada pasien hemoroid
b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien hemoroid
c. Merumuskan intervensi keperawatan dan Implementasi pada pasien hemoroid
d. Evaluasi tindakan yang muncul
1.3

Tempat dan Waktu

1.3.1

Tempat
Penelitian ini dilakukan di ruang Anak RS. Muhammadiyah Palembang

1.3.2

Waktu
Waktu pengkajian dimulai dari tanggal 22 27 November 2010

1.4

Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis


Menambah ilmu terutama dalam kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan
hemoroid dan memperbaharui teori yang ada tentang hemoroid (ambeien/ wasir).
1.4.2 Manfaat Praktis
Untuk memperoleh pengalaman dalam hal mengadakan seminar sehingga penulis terpacu
untuk meningkatkan potensi diri sehubungan dengan pengetahuan tentang hemoroid.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Penyakit
2.1.1 Defenisi Hemorroid
Hemorroid adalah pelebaran vena (varises) di dalam plexus hemoroidalis yang bukan
merupakan keadaan patologik (Syamsuhidajat, 1997)
Hemorroid adalah varises vena eksternal dan atau internal dari kanal anus yang
disebabkan oleh adanya tekanan pada vena anorektal. Hemorroid adalah pelebaran (dilatasi) vena
pada anus maupun rektal (Brunner & Suddart, 2001)
2.1.2 Etiologi

Yang mempengaruhi terjadinya pelebaran pleksus hemoroidalis dibagi menjadi dua :


1.

Bendungan sirkulasi pada portal akibat kelainan organik seperti :

a.

hepar sirosis hepatis


fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar sehingga terjadi
hepartensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara lain ke esofagus dan pleksus
hemoroidalis.

b.

bendungan vena porta misalnya karena trombosis

c.

tumor intra abdomen, terutama di daerah velvis, yang menekan vena sehingga alirannya
terganggu misalnya tumor ovarium, tumor rektal, dll.

2.

Idiopatik tidak jelas adanya kelainan organik hanya ada faktor-faktor yang mungkin menjadi
penyebab timbulnya hemorrhoid seperti:

a.

keturunan atau herediter. Dalam hal ini yang menurun adalah kelemahan dinding pembuluh
darah dan bukan hemorrhoidnya.

b.

Peningkatan tekanan intra abdomen, pada orang yang pekerjaannya banyak berdiri atau duduk
dimana gaya gravitasi akan mempengaruhi timbulnya hemorrhoid.

c.
2.1.3

Diare
Anatomi dan Fisiologi
Rektum adalah bagian terminal dari intestinum crasum yang merupakan kelanjutan dari
colon sigmoid. Mukosa rektum mempunyai kelanjutan dari colon sigmoideum. Mukosa rektum
mempunyai persyarafan otonom dan tidak peka terhadap nyeri ( Budianto, 2004 ; syamsuhidajat,
1997).
Di anus terdapat otot-otot sphincter yang mengatur kontraksinya antara lain m. levator
ani, m sphincter ani internus dan m sphincnter ani ekternus. Rektum mendapat vascularisasi dari
a. rectalis superior cabang a mesentarica inferior, a rectalis media cabang a. hipogastrica dan a.
rectalis inferior cabang a. pudenda interna. Sedangkan aliran darah balik rektum terdiri dari dua
vena, yaitu V. Hemorodialis supeiro roidalis internus dan berjalan ke arah cranial ke dalam V.
Mesenterica inferior dan seterusnya. Melalui v. linealis ke v. porta. Vena ini tidak berkatub
sehingga tekanan rongga abdomen menentukan tekanan di dalamnya. V hemoradialis inferior
mengalirkan darah ke dalam v. pudenda interna dan ke dalam v. illiaca interna dan sistem cava.

Pembesaran v. hemoradialis dapat menimbulkan keluhan hemorroid (Faradilah, Firman & Anita,
2000; Syamsuhidajat, 1997).
2.1.4 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah :
1. Bengkak (bendungan) di dalam atau diluar rectum.
2. Nyeri.
3. Gatal daerah rectum.
4. Gangguan mukosa rectum.
5. Perdarahan pada saat BAB
2.1.5 Pemeriksaan penunjang
a. pemeriksaan laboratorium
-

Eritrosit

Leukosit

Led

Hb
b. pemeriksaan diagnostik

Protoskopy

Anuscopy

Sigmoideskopy

2.1.6

Patoflow

Konstipasi

Gangguan aliran balik dari vena

Kongesti vena hemoroidalis

Pelebaran vena yang bersangkutan

Pendarahan

krisis situasi

hemoroidectomy

port Dentry
kontunitas

terputusnya

mikroorganisme

media berkembang
mikroorganisme

resti infeksi

jaringan

menstimulasi reseptor nyeri


(bradikinin & prostaglandin)

afferent

medulla spinalis

thalamus

korteks serebri

afferent

2.2 KONSEP KEPERAWATAN


2.2.1 Pengkajian
a.

Aktivitas / istirahat
S : riwayat pekerjaan mengangkat beban berat, berdiri lama
O : - penurunan rentang gerak dan ekstremitas pada salah satu bagian tubuh
- tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya.

b.

Eliminasi
S : konstipasi yang lama
O : retensi urine

c.

Integritas Ego
S : ketakutan akan timbulnya masalah finansial keluarga, hubungan dan gaya hidup.
O : cemas, depresi, menghindar dari keluarga

d.

Keamanan
Alergi terhadap obat dan makanan, plester, larutan desinfektan.

2.2.2

Diagnosa Keperawatan, intervensi dan Rasional


PRE OPERATIF

1.

Gangguan rasa nyaman b.d. adanya benjolan di daerah anus, terasa nyeri dan gatal
Kriteria hasil :

Terpenuhinya rasa nyaman

Nyeri berkurang

Rasa gatal berkurang


No
1

Intervesi
Perbaiki personal hygiene

Rasional
Memberikan kenyamanan dan kesegaran

Memberikan posisi recumben

pasien
Untuk mengurangi penekanan, edema

Berikan rendam bubur dengan salep /

dan prolaps
Menurunkan ketidaknyamanan lokal,

larutan permangan 1 / 1000 % pagi dan

menurunkan edema dan meningkatkan

sore
Kompres dingin pada saat nyeri

penyembuhan
Mengurangi nyeri dan rasa panas pada

Anjurkan tirah baring

hemorrhoid
Untuk mengurangi pembesaran

2
3

hemorrhoid
2.

Potensial konstipasi b.d mengabaikan dorongan untuk defekasi akibat nyeri selama eliminasi
dan takut terjadi perdarahan.
Tujuan : tidak terjadi konstipasi
Kriteria hasil :
-

Pasien menyatakan tidak takut melakukan defekasi

Pola BAB normal


No
1

Intervensi
Berikan diet tinggi serat yang

Rasional
Agar feses tidak terlalu padat dan pola

2
3

mengandung buah dan sekam


Tingkatkan pemasukan cairan
Berikan pelicin pada defekasi yang

BAB tetap normal


Agar feswes dapat lebih lunak
Pelicin dapat membantu memudahkan

terlalu keras

pengeluaran feses

POST OPERATIF
3.

Gangguan rasa nyaman (nyeri) pada luka operasi b.d adanya jahitan pada luka operasi
Tujuan : terpenuhinya rasa nyaman

Kriteria hasil :
-

Tidak ada / terdapat rasa nyeri

Pasien dapat melakukan aktivitas


No
1

Intervensi
Beri posisi tidur yang menyenangkan

Rasional
Dapat menurunkan tegangan abdomen

pasien
Ganti balutan setiap pagi sesuai teknik

dan meningkatkan rasa kontrol


Melindungi pasien dari kontaminasi

aseptic
Latihan jalan sedini mungkin

silang selama penggantian balut


Dapat menurunkan masalah yang terladi

Obsevasi daerah rektal apakah ada

karena imobilisasi
Pendarahan pada jaringan inflamasi lokal

pendarahan

atau terjadi infeksi dapat meningkatkan

rasa nyeri

BAB III
TINJAUAN KASUS DAN ASKEP
3.1
I.

Pengkajian
Identitas
Inisial Nama

: S

Jenis Kelamin

: Laki laki

Tempat / tgl. Lahir

: 4 Januari 1996

Usia

: 9 tahun

Agama

: Islam

Nama ayah / ibu

: Mesra

Pekerjaan Ayah

: Tani

II.

Pekerjaan Ibu

: Tani

Pendidikan Ayah

: SMP

Pendidikan Ibu

: tidak tamat SD

Alamat

: Dusun 1. Talang Lubuk RT 3 Muara Telam

Suku Bangsa

: Melayu

Riwayat Keperawatan
a)

Keluhan Utama ( SMRS)

Keluarga mengatakan pasien mengalami pendarahan segar saat defekasi


b) Keluhan Utama ( saat pengkajian)
Pre Operasi
Post Operasi
c)

: Ada benjolan dianus sebesar


: nyeri pada luka operasi

Klien datang ke RS dengan keluhan pendarahan saat defekasi selama 3 hari.


Sebelumnya keluarga mengatakan tidak ada keluhan apapun seperti nyeri yang dirasakan klien.
Keluar ga mengatakan keluhan pasien hanya batuk dan pilek itu pun hanya 3 hari kemudian
sembuh. Ibu klien mengatakan terdapat benjolan pada anus sejak klien berumur 3 tahun.
Riwayat kehamilan dan kelahiran anak
Prenatal

: Baik

Internal

: Baik

Postnatal

: Baik

d) Riwayat Masa Lampau


1.

Penyakit Waktu Kecil

: Tidak ada

2.

Pernah dirawat di Rs

: Tidak ada

3.

Obat obatan yang digunakan

: Tidak ada

4.

Tindakan (operasi)

: Tidak ada

5.

Alergi

: Tidak ada

6.

Kecelakaan

: Tidak ada

7.

Imunisasi

: BCG

e)

Riwayat Keluarga
Genogram

Keterangan :

: menikah

: laki-laki

: perempuan

: perempuan meninggal

: laki-laki meninggal

: tinggal se rumah
: klien laki-laki
f)

Riwayat Sosial

Yang mengasuh

: Orang tua

Hubungan dengan anggota keluarga

: Baik

Hubungan dengan teman sebaya

: Baik

Pembawaan secara umum

: Pendiam dan pemalu

III.

KEBUTUHAN DASAR

No
1

Kebutuhan sehari - hari


Kebutuhan nutrisi dan

Saat dirumah sakit

Saat dirumah

Makanan yang disukai

Makanan ringan : cemilan

Makanan Ringan :

Selera makan

Baik : menghabiskan porsi

cemilan

makan yang disediakan Rs

Baik

3x / hari

3x / hari

Tidak mencapai 2 liter /

Tidak mencapai 2 liter /

hari

hari

Kebutuhan istirahat dan

Pasien tidur 10 12 jam /

Pasien tidur 8 9 jam /

tidur

hari

hari

Kebiasaan sebelum tidur

Sebelum tidur malam,

Klien dapat langsung

klien dibacakan cerita oleh

tidur tanpa perlu bacaan,

ayahnya.

mainan atau benda

cairan

Alat yang digunakan


Pola makan
Porsi makan yang
dihabiskan
Pola minum

Kebiasaan tidur siang

apapun
Pasien terbiasa tidur
siang selama 1 jam
setelah pulang sekolah

Pola Eliminasi
BAB
Warna

Kuning pucat

Konsistensi

Padat

Frekuensi

Hanya 1 x selama 2 hari

BAK

Kuning
Tidak menentu

warna

Pekat

Pekat

5 x / hari

Tidak menentu

konsistensi
frekuensi

IV.

KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


Diagnosa Medis

Tindakan operasi

: Hemorrhoidectomy

Status nutrisi

Status cairan

: infus terpasang dengan cairan RL

Obat obatan

Hemorrhoid
BB 20 Kg
1. Cefotaxime

: 2 x 0,5 gr

2. Transamin Inj : 2 x amp

as

3. Novalgin

: 2 x amp

4. Laxadin

: 2 x amp

: semua aktivitas pasien dibantu keluarga : BAB, BAK, makan dan minum
Tindakan Keperawatan : menurunkan rasa nyeri dengan menarik nafas panjang
Hasil Laboratorium :
Hematologi
1.

Hemoglobin

Hasil

Normal

10,2

L: 13,2- 17,3 g/dl


P: 11,7-15,5 g/dl

V.

2.

Leukosit

8.100

4000-11000

3.

Trombosit

368.000

< 15 menit

4.

CT

150.000 - 400.000

5.

BT

1-6 menit

PENGKAJIAN FISIK
data klinis

: BB 20 kg

kesadaran

: Composmentis

TTV

: S : 36,5 C
N : 97 x/menit

a.

kesan umum

tampak sakit
b.

kulit
warna

c.

: sedang
: normal

kepala
bentuk

: simetris

rambut
d. mata

: hitam
: jernih

pupil

: isokor

e.

telinga

: simetris

f.

hidung

g.

mulut
bibir
gigi

: simetris
: dalam batas normal
: normal

h.

leher

: simetris

i.

tenggorokan

: normal

j.

dada

: simetris

paru-paru
inspeksi

: stidor, RR 30 x/menit
irama pernapasan : normal

palpasi

: normal

auskultasi

: teratur

perkusi

: vokal resonanse : normal

jantung
inspeksi

: normal (ictus cordis)

palpasi

: ictus cordis normal

auskultasi

: irama teratur

abdomen
bentuk

: simetris

genitalia dan anus


penis

: normal

anus

: prolap recti

3.2 Analisa Data


Data Klien
DS : Ibu pasien mengatakan

Etiologi

Masalah Keperawatan

Hemoroidectomy

Gangguan rasa nyaman

bahwa kliennyeri pada luka

(nyeri)

operasi
DO : - KU / Lemah
Tampak meringis
kesakitan dan menagis
TTV : N : 97 x/m
S: 36,5 C

Terputusnya kontunitas
jaringan

Menstimulasi reseptor nyeri


(bradikinin & Prostaglandin)

Afferent

Medula Spinalis

Thalamus

Korteks Serebri

Afferent

Nyeri

DS : - ayah pasien mengatakan

Hemorrhoidectomy

Imobilisasi

BAK ditempat tidur dengan


botol aqua
-

Makan dan minum

Luka Operasi

:dibantu keluarga
DO: KU /Lemah
N : 97 x/m

Nyeri

S : 36,2 C

DS : -Ayah pasien mengatakan

Intoleransi Aktivitas
Nyeri

tidak mengetahui makanan

Kurang informasi mengenai


pnanggulangan hemorrhoid

apa yang harus diberikan

Kurang Informasi

Kurang Pengetahuan
S : - ayah klien mengatakan suhu
klien sedikit panas
O : KU : sedang
N : 96 X /m
S : 37 C

Kerusaka Integritas Kulit

Resiko infeksi

Port Dentry mikroorganisme

Media berkembang
mikroorganisme

Resiko tinggi infeksi

3.3 Prioritas Masalah Keperawatan


Adapun prioritas masalah keperawatan yang diambil adalah :
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri)
2. Imobilisasi
3. Kurang Informasi penanggulangan hemorrhoid
4. Resiko tinggi infeksi

3.4 Diagnosa Keperawatan


Adapun diagnosa keperawatannya yakni :

1. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) pada luka operasi b.d adanya jahitan pada luka operasi
2. Intoleransi aktivitas b.d nyeri pasca operasi
3. kurang pengetahuan b.d kurang informasitentang makana tingi serat
4. resiko terjadinya infeksi pada luka b.d pertahanan primer tidak adekuat
3.5 Intervensi Keperawatan

Nama pasien

Diagnosa Medis :

Jenis Kelamin

Laki-laki

Hari /Tanggal

No. Kamar / Bed :

3/B1

Shift

: Selasa / 23-1
: Pagi

Dx. Kep

Tujuan

o
1

Gangguan rasa

Tujuan

nyaman

terpenuhinya

untuk mengukur tingkat

(nyeri) pada

rasa nyaman

nyeri seseorang

luka operasi

setelah

b.d adanya

dilakukan

jahitan pada

tindakan Kep.

meningkatkan rasa

luka operasi

Selama 30 m

kontrol

DS :

Intervensi Kep

Hemorrhoid

1.

2.

ibu pasien

KKlien tidak

Tentukan skala nyeri - skala nyeri digunakan

Beri posis tidur yang -Dapat menurunkan


menyenangkan pasien

dengan kriteria: 3.

Rasionalisasi

Ajarkan teknik

tegangan abdomen &

-Melakuakn kegiatan yang

untuk mengurangi

disukai dapat

mengatakan

merigis

rasa nyeri seperti :

mengalihkan perhatian

bahwa klien

kesakitan lagi

Menarik nafas

terhadap rasa nyeri

nyeri pada

KKU / baik

luka operasi

N : Normal

DO :

S : 36,5 C

panjang dll
4.Obseravasi daerah

-Pendarahan pada jaringan

KU/ Lemah -

Tampak

SSkala Nyeri :
0

rektal apakah ada

inflamasi lokal atau

pendarahan

terjadinya infeksi dapat

meringis

meningkatkan rasa nyeri

kesakitan &
menagis
-

TTV :
RR : 97 x/m
S: 36,5 C

Intoleransi

Tujuan

aktivitas b.d

terpenuhinya

perawatan diri yang

nyeri pasca

mobilisasi

diperlukan

operasi

setelah

DS :

dilakukan

ayah klien
mengatakan

tidakan kep.

botol aqua
-

ayah klien
mengatakan

-meminimalkan rasa nyeri


pasca operasi

2. Evaluasi respons klien -menetapkan


terhadap aktivitas

kemampuan/kebutuan

Selama 1x24

BAK di tempat jam. Dengan


tidur dengan

1. Bantu aktivitas

kriteria :
- dapat BAK &
BAB sendiri
- dapat makan &

pemilihan intervensi
3. dorong untuk sering
mengubah posisi,

pergerakan dapat

bantu klien bergerak

merangsang otot

ditempat secara

peristaltik usus sehingga

perlahan

mempercepat

membantunya

minum sendiri

prosesdefekasi dan

dalam makan

- KU/Baik

terhindar dari konstipasi

& minum
DO :
KU: Lemah
TTerpasang
infus

Kurang

Tujuannya

1.Diskusikan

-Pengetahuan tentang

pengertahuan

keluarga dan

pentingnhya

diet berguna untuk

b.d kurang

klien mengetahi

penatalaksanaaan diet

melibatkan pasien dalam

informasi

makanan yang

rendah sisa

merencanakan diet

tentang

banyak

makanan

mengandung

tinggi serat

serat yang baik

DS: -Kakek

untuk tubuh

2.Berikan penjelasan

tidak kaya akan serat

klien

setelah

makanan yang

dapat menyebabkan

mengatakan

dilakukan

dianjurkan untuk

koonstipasi

selama ini

tindakan kep.

klien kepada keluarga

Klien malas

Selama 30 m

engenai kekambuan

untuk

dengan kriteria:

embali hemorrhoid

memakan

-Makanan yang

mMampu

sayur

menyebutkan

DO:

makanna tinggi

3.Diskusikan untuk

-Menghindari

KU /Lemah

serat yang baik

mencegah mengejan

pembesaran kembali V.

N : 36,2 C

untuknya

saat defekasi

Hemoroidalis

1.Observasi TTV

1.Respon autonomik

KU /baik

N : DBN
S: 36,5

S:

Resiko

Tujuan tidak

terjadinya

terjadinya

meliputi RR, N , TD b.d

infeksi pada

infeksi setelah

keluhan penghilang nyeri

luka b.d

dilakukan

pertahanan

tindakan

primer tidak

keperawatan

2.Lakukan rendam

terjadinya infeksi pada

adekuat

selama 1x 24

VK pada daerah anus

bekas luka operasi

jam dengan

2.Rendam VK mencegah

- ayah klien

kriteria:

3.Deteksi dini terjadinya

mengatakan

-luka mengering

3.Observasi balutan

suhu klien

Tidak terdapat

tiap 4 jam, periksa

sedikit panas

tanda-tada

terhadap pendarahan

- klien

proses defekasi

radang

mengatakan

N :DBN

gatal disekitar

S: 36,5

bekas operasi
O:
KU/ sedang
N : 96 X /m
S : 37,6 C
-

TTampak
kemerahan

3.6 Implementasi Keperawatan

Nama pasien

Diagnosa Medis :

Jenis Kelamin

Laki-laki

Hari /Tanggal

Hemorrhoid
: Selasa / 23-11-2010

No. Kamar /
Bed :

3/B1

Shift

Pagi

Tgl/Jam

Dx. Kep

Implementasi Kep

23/11/1

Gangguan

rasa nyaman

1.

Respons

Menenentukan skala nyeri -

sedikit berkurang

(nyeri) pada
luka operasi
9.15

b.d adanya

2.

memberi posisi tidur yang

KU/ Lemah
N : 97 x /m

menyenangkan pasien

jahitan pada
luka operasi

Klien mengatakan nyeri

S : 36,5 C
Skala nyeri : 6

3.

Mengjarkan teknik untuk


mengurangi rasa nyeri seperti
:
Menarik nafas panjang dll

4.

Mengobseravasi daerah
rektal apakah ada pendarahan

23/11/1

Intoleransi

aktivitas b.d

11.00

1.

Membantu aktivitas

dalam BAB & BAK

perawatan diri yang

nyeri pasca

diperlukan

operasi

Klien masih dibantu keluarga

Klien masih dibantu makan &


minum

2.

Mengevaluasi respons klien


terhadap aktivitas

KU/Lemah
N: 97 x/m

3.

Mendorong untuk sering


mengubah posisi, bantu klien

S: 36,2 C

bergerak ditempat secara


perlahan

24/11/1

Kurang

pengertahuan

penatalaksanaaan diet rendah

b.d kurang

sisa

11.30

1.

Mendiskusikan pentingnya -

makanan yang tinggi serat


KU/Lemah

informasi

N : 93 x/m

tentang
makanan

Keluarga & klien mengerti

2.

tinggi serat

Memberikan penjelasan

S: 36,2 C

makanan yang dianjurkan


untuk klien kepada keluarga
engenai kekambuhan kembali
hemorrhoid
3.

Mendiskusikan untuk
mencegah mengejan saat
defekasi

24/11/1

Resiko

terjadinya

08.00

1. Mengobservasi TTV

pertahanan
primer tidak

ayah klien mengatakan suhu


klien sedikit panas

infeksi pada
luka b.d

klien mengatakan gatal

2. Melakukan rendam VK pada disekitar bekas operasi


daerah anus

KU/ sedang
N : 96 X /m

adekuat

3. Mengobservasi balutan tiap


4 jam, periksa terhadap

S : 37,6 C
-

Tampak kemerahan

pendarahan

3.7

Catatan Perkembangan

No Dx
1

Hari/ Tgl
Selasa

Catatan Perkembangan
S : Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang

23/11/2010

O : KU/ Lemah
N : 97 x /m
S : 36,5 C
Skala nyeri : 6
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi teratasi sebagian
Ajarkan teknik untuk mengurangi rasa nyeri

Selasa
23/112010 -

S : - Keluarga mengatakan membatu klien dalam BAB & BAK


Keluarga mengatakan membantu klien dalam makan & minum
O : KU/Sedang
N: 97 x/m
S: 36 C
A : Masalah belum teratasi

Rabu

P : intervensi diterusan
S : Keluarga & klien mengerti makanan yang tinggi serat

24/11/2010

O : KUSedang
N : 93 x/m
S: 36,2 C
A: Masalah teratasi

Rabu

P:S : -ayah klien mengatakan suhu klien sedikit panas

24/11/2010

-klien mengatakan gatal disekitar bekas operasi


-KU/ sedang
O :N : 96 X /m
S : 37,6 C
-Tampak kemerahan disekitar luka operasi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

3.8 Evaluasi Keperawatan

Nama pasien

Jenis Kelamin

Laki-laki

Kamar / Bed

Diagnosa Medis :
Hari /Tanggal
3/B1

Hemorrhoid
: Selasa / 23-11-2010 No.

Shift

No Dx

Hari/ Tgl

Catatan Perkembangan

Selasa

S : Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang

23/11/2010

O : KU/ Sedang
N : 97 x /m
S : 36,5 C
Skala nyeri : 5

: Pagi

A : Masalah teratasi sebagian


P : Intervensi teratasi sebagian
Ajarkan teknik untuk mengurangi rasa nyeri

Selasa

S : - Keluarga mengatakan membatu klien dalam BAB & BAK

23/112010

Keluarga mengatakan membantu klien dalam makan &


minum
O : KU/Sedang
N: 96 x/m
S: 36 C
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi diterusan

Rabu
24/11/2010

Evaluasi respon klien terhadap aktivitas


S : Keluarga & klien mengerti makanan yang tinggi serat yang baik
untuk klien
O : KU/Sedang
N : 95 x/m
S: 36,2 C
A: Masalah teratasi
P:-

Rabu

S : - klien mengatakan tidak lagi gatal

24/11/2010

O : -KU/ sedang

N : 96 X /m
S : 37,6 C
-Tampak kemerahan disekitar luka operasi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Lakukan rendam VK disekitar bekas luka operasi setiap 2 x /
hai selama 10-15 menit

BAB IV
PENUTUP

4.1

Kesimpulan

Hemorroid adalah varises vena eksternal dan atau internal dari kanal anus yang
disebabkan oleh adanya tekanan pada vena anorektal. Hemorroid adalah pelebaran (dilatasi) vena
pada anus maupun rektal. Hemoroid atau wasir merupakan vena varikosa pada kanalis dan
dibagi menjadi 2 jenis yaitu, hemorroid interna dan eksterna. Walaupun keadaan ini tidak
mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan perasaan yang tidak nyaman. Hemoroid atau wasir
memang menjadi momok bagi sebagian orang yang menderitanya.

4.2

Saran
Hemorrhoid dapat terjadi disemua umur baik itu laki-laki maupun perempuan maka jagalah
aktivitas dan menu makan yang sehat

DAFTAR PUSTAKA

http://ackogtg.wordpress.com diakses pada tanggal 22 november 2010


http://bidukeperawatan.blogspot.com diakses pada tanggal 22 November 2010
http://komitekeperawatanrsia.wordpress.com diakses pada tanggal 22 November 2010
http://musculoskeletalbedah.blogspot.com diakses pada tanggal 22 November 2010

You might also like