Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Keperawatan Maternitas
Yang dibina oleh Ibu Kasiati, S. Kep, Ns, M. Kep
Oleh Kelompok VI
Diala Zahrotul Jannah (1301470002)
Puthut Anami
(1301470009)
Ghina Nisriinaa
(1301470023)
Dadang Wahyu
(1301470025)
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta
Hidayah-Nya, sehingga makalah Asuhan Keperawatan Gangguan Reproduksi Pada
Pasien Adnexitis dapat kami susun.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Maternitas dengan dosen pembimbing Ibu Kasiati, S. Kep, Ns,
M. Kep. Selain itu juga diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-rekan
mahasiswa khususnya mahasiswa D-IV Keperawatan Lawang.
Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu memberi bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada penyusun.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian
makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amien
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
menunjukkan infiltrasi leukosit, tetapi mukosa sering kali normal. Hal ini
merupakan perbedaan yang nyata dengan salpingitis gonoroika, dimana
radang terutama terdapat pada mukosa dengan sering terjadi penyumbatan
lumen tuba.
2. Salpingo adnexitis kronik
Dapat dibedakan pembagian antara:
a. Hidrosalping
Pada hidrosalping terdapat penutupan ostium tuba abdominalis.Sebagian
dari epitel mukosa tuba masih berfungsi dan mengeluarkan cairan akibat
retensi cairan tersebut dalam tuba.Hidrosalping sering kali ditemukan
bilateral, berbentuk seperti pipa tembakau dan dapat menjadi sebesar jeruk
keprok.Hidrosalping dapat berupa hidrosalping simpleks dan hidrosalping
follikularis. Pada hidrosalping simpleks terdapat satu ruangan berdinding
tipis, sedang hidrosalping follikularis terbagi dalam ruangan kecil.
b. Piosalping
Piosalping dalam stadium menahun merupakan kantong dengan dinding
tebal yang berisi nanah.Pada piosalping biasanya terdapat perlekatan
dengan jaringan disekitarnya.Pada salpingitis interstialis kronik dinding
tuba menebal dan tampak fibrosis dan dapat pula ditemukan pengumpulan
nanah sedikit di tengah tengah jaringan otot.
c. Salpingitis interstisialis kronik
Pada salpingitis interstialis kronik dinding tuba menebal dan tampak
fibrosis dan dapat pula ditemukan pengumpulan nanah sedikit ditengahtengah jaringan otot.Terdapat pula perlekatan dengan-dengan jaringanjaringan disekitarnya, seperti ovarium, uterus, dan usus.
d. Kista tubo ovarial, abses tubo ovarial.
Pada kista tubo ovarial, hidrosalping bersatu dengan kista folikel ovarium,
sedang pada abses tubo ovarial piosalping bersatu dengan abses
ovarium.Abses ovarium yang jarang terdapat sendiri,dari stadium akut
dapat memasuki stadium menahun.
e. Salpingitis tuberkulosa
Salpingitis tuberkulosa merupakan bagian penting dari tuberkulosis
genetalis.
2.3 Etiologi Adnexitis Akut dan Kronik
a. Etiologi Adnexitis Akut
i; Infeksi oleh neisseria gonorhoe dan chlamydia trachomatis.
ii; Melakukan aktifitas seks tanpa kondom.
iii; Radang atau infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, bisa juga datang
iv;
v;
vi;
vii;
viii;
ix;
menunjukkan
infiltrasi
leukosit,
tetapi
mukosa
seringkali
normal.
sehingga
tidak
terinfeksi
terus
menerus.
Operasi
radikal
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Adnexitis adalah suatu radang pada tuba fallopi dan radang ovarium yang biasanya
terjadi bersamaan
3.1.2; Klasifikasi penyakit adnexitis terbagi atas salpingo adnexitis akut dan salpingo
adnexitis kronik
3.1.3; Etiologi adnexitis akut infeksi oleh neisseria gonorhoe dan chlamydia
trachomatis, melakukan aktifitas seks tanpa kondom, radang atau infeksi yang
menjalar ke atas dari uterus, bisa juga datang dari tempat ekstra vaginal lewat
jalan darah. Etiologi adnexitis kronik terjadi sebagai lanjutan dari adnexitis akut
dari permulaan sifatnya kronis seperti adnexitis tuberculosa.
3.1.4; Tanda gejala adnexitis akut yaitu adnexitis kadang memunculkan gejala kadang
pula tidak. Dengan gejala umumnya adalah : demam terjadi secara tiba-tiba dan
parah terutama akibat gonnorhoe, sakit pada perut bagian bawah atau kram yang
tidak berhubungan dengan haid (bukan premenstuasi syndrom), dan nyeri tekan
kanan dan kiri di perut bagian bawah. Sedang tanda dan gejala adnexitis kronik
yaitu anamnesis telah menderita adnexitis akut, nyeri di perut bagian bawah, nyeri
ini bertambah sebelum dan sewaktu haid, kadang-kadang nyeri di pinggang atau
waktu buang air besar, disminorea, mennoragia dan infertilitas.
3.2 Saran
3.2.1 Diharapkan wanita terutama yang beresiko tinggi terkena penyakit tersebut
memahami dan mengerti mengenai penyakit tersebut sehingga bisa dilakukan
penanganan lebih awal dan menghindar terjadinya kegawatan. Wanita yang
tidak beresiko juga menghindari terjangkitnya penyakit ini.
3.2.2 Bidan harus memberikan asuhan yang berkualitas untuk menghindari angka
kesakitan.
DAFTAR PUSTAKA
David, Ovedoff. 1995. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Bina Pura Aksara
Taber, Benzion. 1995. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Gynekologi. Jakarta :
EGC
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sastrawinata, sulaiman. 1981. Ginekologi. Bandung : Elstar offset
Robin, Cotran, Humar. 1999. Buku Saku Robbins, Dasar Patologi Penyakit. Jakarta :
EGC
http://www.askep-askeb-kita.blogspot.com/