You are on page 1of 4

LANGKAH-LANGKAH PEMULIHAN HUBUNGAN ALLAH

DENGAN MANUSIA
Disusun Sebagai Tugas ke-1 MPK Agama Kristen Protestan

Dosen Pengampu: Pdt. Indri Jatmoko, M.M.

Oleh:
Agnes Lazuardi 1406621052
So Hyun Park 1506723036
Do Hyung Lee 1506723042
Vanda Situmeang 1506755435

Mata Kuliah MPK Agama Kristen Protestan


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
Semester Ganjil 2015

Pada mulanya, hubungan manusia dengan Allah merupakan suatu hubungan yang
sempurna. Tetapi sejak manusia ciptaan Allah yang pertama yaitu Adam dan Hawa jatuh ke
dalam dosa, hubungan manusia dengan Allah yang awalnya sempurna menjadi rusak dan
seolah ada jurang yang tak dapat diarungi maupun dilewati yang memisahkan hubungan
Allah dengan manusia. Kerusakan hubungan manusia dengan Allah akibat dosa tersebut
membuat manusia menjadi takut dan tidak sanggup untuk menghadap Allah (Yesaya 59:2)
yang hakikat-Nya Maha Suci dan Maha Kudus. Oleh karena itu, Allah berinisiatif untuk
memulihkan hubungan-Nya dengan manusia dengan alasan karena begitu besar kasih Allah
akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
(Yohanes 3:16). Inisiatif Allah untuk memulihkan hubungan-Nya dengan manusia dengan
mencari dan menyelamatkan domba-dombaNya yang hilang akibat dosa. Terdapat langkahlangkah penyempurnaan inisiatif Allah dalam rangka pemulihan hubungan-Nya dengan
manusia yaitu: percaya, pertobatan, dan kelahiran kembali.
Allah, sebagai pemrakarsa pemulihan hubungan tersebut, mengutus Anak-Nya yang
tunggal yaitu Yesus Kristus ke dalam dunia ini untuk menjadi sama dengan manusia,
menderita sengsara, mati di kayu salib, dan bangkit dari antara yang mati pada hari ketiga.
Tugas kita sebagai manusia ciptaan Allah adalah menerima karya pembebasan Allah tersebut.
Namun, manusia mempunyai kodrat sebagai pendosa sehingga sangat sulit rasanya untuk
menerima apa yang dilakukan oleh Allah secara mentah-mentah. Oleh karena itu, Allah
mengirimkan Roh Kudus-Nya (Yohanes 14:16) untuk memimpin, menerangi, menuntun, dan
menunjukkan kepada kita jalan yang benar. (Yohanes 16:13) Roh Kudus bekerja dalam diri
manusia sehingga manusia dapat menanggapi karya keselamatan Allah, membuka hatinya
kepada Allah, dan percaya kepada Kristus sehingga manusia dapat diselamatkan dari kutuk
maut (Yohanes 3:16, Roma 10:9-10).
Langkah yang pertama dalam pemulihan hubungan tersebut adalah percaya. Dalam
konteks iman Kristen, percaya di sini berarti kita mengakui atau yakin bahwa Yesus Kristus
adalah Tuhan dan Juruselamat dunia, yakin akan firman-firman-Nya dan apa yang
dikerjakan-Nya. Tokoh Alkitab yang akrab dengan percaya adalah Abraham yang juga kita
kenal sebagai bapak orang percaya. Kepercayaan Abraham diuji dengan kejadian ia disuruh
meninggalkan negerinya menuju negeri yang belum ia ketahui (Kejadian 12:1-9), kisah sulit
mendapat keturunan (Kejadian 15:5-6), dan saat ia diperintahkan untuk mengorbankan anak
satu-satunya yaitu Ishak (Kejadian 22:1-19). Yang dapat kita pelajari tentang percaya dari
Abraham adalah percaya berarti pengorbanan (Kejadian 22), percaya berarti kebangkitan

untuk memulai hidup yang baru (Galatia 6:16), dan percaya berarti kemenangan (1 Yohanes
5:15). Seperti apa yang sudah dilalui oleh Abraham, percaya dapat membawa kita kepada
hidup baru penuh kemerdekaan dari dosa dengan upah mendapat hidup kekal dan mengalami
berkat Allah.
Setelah melalui langkah percaya, langkah yang seharusnya dilakukan adalah
pertobatan. Pertobatan adalah keadaan di mana seorang berdosa menyesal karena dosadosanya, yang dinyatakan kepadanya oleh terang firman Tuhan dan gerakan Roh Kudus,
sehingga dengan kehendaknya sendiri ia mengubah pikirannya dan hatinya lalu berbalik dari
dosanya dan berpaling di mana Allah. (Brill, 1992:210). Dengan kata lain, pertobatan terjadi
di saat manusia menyesal karena dosa-dosa yang telah ia lakukan, sehingga dengan
kemauannya ia berubah haluan kepada Allah. Pertobatan melibatkan 3 unsur penting yaitu
pikiran, perasaan, dan kehendak. Pertobatan yang melibatkan pikiran artinya manusia tahu
bahwa ia berdosa dan jauh dari Allah. Pertobatan yang melibatkan persaan artinya manusia
merasa bahwa dirinya salah dan bersedih. Pertobatan yang melibatkan kehendak artinya
manusia mau dan bertindak nyata kembali pada Allah. Pertobatan harus dilakukan terus
menerus untuk menuju kehidupan seperti yang dimiliki Kristus dan diperbaharui menjadi
manusia baru. Ada dua tipe pertobatan yaitu pertobatan sebelum kelahiran kembali dan
sesudah kelahiran kembali. Pertobatan sebelum kelahiran kembali terjadi saat sebelum
menerima dan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Pertobatan sebelum
kelahiran kembali terjadi hanya sekali. Sedangkan, pertobatan sesudah kelahiran kembali
terjadi terus-menerus dan berulang-ulang. Hasilnya adalah pengampunan dan pengudusan
dari dosa (Markus 1:4; 1 Yohanes 1:9), perasaan damai sejahtera (2 Korintus 5:19-20), dan
penyempurnaan kekudusan (2 Korintus 7:1).
Sesuai dengan percapakan Yesus dan Nikodemus yang tertera pada Yohanes 3 ayat 3
dan ayat 5, kelahiran kembali merupakan syarat mutlak menerima keselamatan dan hidup
kekal. Hidup kekal adalah titik awal kehidupan yang baru bersama Tuhan. Untuk
menyelamatkan manusia dari dosa, diperlukan upaya kelahiran kembali. Arti kelahiran
kembali menurut ayat-ayat di Alkitab adalah diberikan hati yang baru dan roh yang baru
(Yehezkiel 36:27-27), dihidupkan dari kematian oleh kesalahan-kesalahan (Efesus 2:5),
permandian dan pembaharuan (Titus 3:5). Kelahiran kembali menandakan saat dan cara kita
memasuki persatuan dengan Kristus, suatu perubahan serentak dari kematian spiritual menuju
kehidupan spiritual, suatu kebangkitan spiritual (Efesus 2:1-5), peristiwa yang terjadi sekali
untuk selama-lamanya pada permulaan kehidupan Kristen. (Milne, 2003:258). Jadi kelahiran
kembali adalah permulaan kehidupan Kristen dan hidup dengan Yesus selama-lamanya. Dari

kelahiran kembali, Allah memberikan hati yang baru dan roh yang baru. Untuk mendapat
kelahiran kembali, manusia harus menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya
sehingga orang yang telah dilahirkan kembali dapat disebut sebagai anak Allah. Seorang yang
telah dilahirkan kembali percaya kepada Allah dan mulai mempraktikkan hidup barunya
sesuai perintah firman Tuhan yang menghasilkan buah-buah roh dan tidak hidup dalam dosa
lagi. Kelahiran kembali dianggap sebagai anugerah dari Allah.

Referensi:
Brill, J. Wesley. 1993. Dasar yang Teguh, cetakan XIII. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.
Milne, Bruce. 2001. Mengenali Kebenaran. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Betakore, Joel. Pokok Bahasan I: Dasar-dasar Iman Kristen: Karya Allah, Bab IV:
Pemulihan Hubungan. Universitas Indonesia.

You might also like