Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
1. Ilham Wahyu Sasongko ( P07120214014 )
2. Luthfa Nadia
( P07120214018 )
3. Nissa Kurniasih
( P07120214023 )
4. Retnaning Tyas
( P07120214029 )
5. Tiara Annisa
( P07120214036 )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini gaya hidup modern dengan pilihan menu makanan dan cara
hidup yang kurang sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat,
sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penyakit degeneratif
yaitu penyakit yang tidak menular akan tetapi dapat diturunkan. Salah satu
penyakit degeneratif yang memerlukan penanganan secara tepat dan serius
adalah diabetes mellitus (DM).
Menurut laporan dari beberapa tempat di Indonesia, angka kejadian
dan komplikasi DM cukup tersebar sehingga bisa dikatakan sebagai salah
satu masalah nasional yang harus mendapat perhatian lebih. Di desa
Banyumeneng, Gamping, Sleman, Yogyakarta terdapat 30 warganya
peyandang Diabetes Melitus. Sebagian besar Penyandang DM di Desa
Banyumeneng sudah datang berobat dan konsultasi ke Puskesmas.
Salah satu komplikasi penyakit diabetes melitus yang sering dijumpai
adalah kaki diabetik (diabetic foot), yang dapat bermanifestasikan sebagai
ulkus, infeksi dan gangren dan artropati Charcot (Reptuz, 2009; dikutip
Andarwanti, 2009). Ada dua tindakan dalam prinsip dasar pengelolaan
diabetic foot yaitu tindakan pencegahan dan tindakan rehabilitasi. Tindakan
rehabilitasi meliputi program terpadu yaitu evaluasi tukak, pengendalian
kondisi metabolik, debridemen luka, biakan kuman, antibiotika tepat guna,
tindakan bedah rehabilitatif dan rehabilitasi medik. Tindakan pencegahan
meliputi edukasi perawatan kaki, sepatu diabetes dan senam kaki (Yudhi,
2009).
Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi Penyandang DM
atau bukan Penyandang untuk mencegah terjadinya luka dan membantu
melancarkan peredaran darah bagian kaki (Soebagio, 2011). (Anggriyana &
Atikah, 2010). Perawat sebagai salah satu tim kesehatan, selain berperan
dalam
memberikan
edukasi
kesehatan
juga
dapat
berperan
dalam
a. Tujuan Umum
Melakukan pencegahan komplikasi Diabetes pada kaki.
b. Tujuan khusus
1) Memberdayakan masyarakat dalam kemampuan melakukan senam
kaki diabetes secara mandiri
2) Memberdayakan masyarakat dalam mencegah komplikasi melalui
senam kaki diabetes
D. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat melaksanakan dan menyelesaikan tugas pemberdayaan
masyarakat dengan menggunakan kreatifitas mahasiswa. Pengetahuan
dan wawasan mahasiswa tentang DM akan bertambah. Mahasiswa juga
mendapatkan
pengalaman
sehingga
dapat
mengoreksi
kesalahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes
Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan insulin, kerja insulin , atau
keduanya.
Diabetes melitus adalah gangguan kronis yang ditandai dengan
metabolisme karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan
insulin atau secara relatif kekurangan insulin (Soewondo,2006).
Diabetes tipe II (NIIDM) merupakan diabetes yang paling sering
ditemukan di Indonesia. Penyandang tipe ini biasanya ditemukan pada usia di
atas 40tahun disertai berat badan yang berlebih. Selain itu, diabetes tipe II ini
dipengaruhi oleh faktor genetik, keluarga, obesitas, diet tinggi lemak, dan
disertai kurang gerak badan. (Nabil,2009)
Diabetes melitus adalah penyakit menahunyang timbul pada seseorang
yang disebabkan karena adanya peningkatan gula darah atau glukosa darah
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Kemenkes RI,2011).
B. Identifikasi Faktor Risiko DM
1. Umur
Berdasarkan pengolahan dan analisis data diketahui terdapat
hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian DM. Pendugaan
faktor risiko usia dengan DM didapatkan bahwa probabilitas untuk
terjadinya DM pada usia <45 tahun dan 45 tahun adalah lebih kurang 1
banding 6 dengan asumsi sekitar 84% kasus DM dapat dicegah dengan
memperhatikan faktor risiko umur. Hal ini sesuai dengan teori yang
mengatakan bahwa mereka dengan usia lebih dari 45 tahun adalah
kelompok usia yang berisiko menderita DM. Lebih lanjut dikatakan bahwa
DM merupakan penyakit yang terjadi akibat penurunan fungsi organ tubuh
(degeneratif) terutama gangguan organ pankreas dalam menghasilkan
tahu
atau
mencari
informasi
setelah
ia
mengalami
4. Pola Makan
Berdasarkan pengolahan dan analisis data diketahui tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kejadian DM. Dapat
diketahui bahwa jumlah yang memiliki pola makan tidak sehat sedikit
lebih banyak pada kelompok kasus. Probabilitas untuk terjadinya DM pada
orang dengan pola makan tidak sehat dan pola makan sehat adalah lebih
kurang sama atau 1 banding 1. Selanjutnya dari nilai PAR diketahui sekitar
6% kasus DM dapat dicegah dengan menghilangkan faktor risiko adanya
pola makan yang tidak sehat.
5. Pola Kepribadian
Berdasarkan pengolahan dan analisis data diketahui tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara pola kepribadian dengan kejadian DM.
Dapat diketahui pula bahwa jumlah yang memiliki kepribadian tipe A
lebih banyak pada kelompok kasus. Pendugaan faktor risiko pola
kepribadian responden diperoleh bahwa OR sebesar 50,4 yang artinya
probabilitas untuk terjadinya DM pada orang dengan tipe kepribadian A/B
dan B dan tipe kepribadian A adalah lebih kurang 1 banding 50 dimana
dari nilai PAR diperoleh sekitar 98% (kasus DM dapat dicegah dengan
menghilangkan faktor risiko adanya pola kepribadian tipe A). Hal ini
sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa orang dengan aktivitas fisik
yang kurang dan mengalami stress psikososial serta individu dengan gaya
hidup yang agresif, selalu berkompetisi (type A personality) atau biasa
juga disebut dengan sedentary person merupakan faktor risiko menderita
DM (pre-diabetic risk factor)
C. Penyebab
1) Diabetes Melitus tipe 1
Pada diabetes tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas. Penyandang tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan
predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon autoimun
1 biasanya terjadi sebelum usia 25-30 tahun (tetapi tidak selalu demikian
karena orang dewasa dan lansia yang kurus juga mengalami diabetes tipe
ini). Sekresi insulin mengalami defisiensi (jumlahnya sangat rendah atau
tidak ada sama sekali). Dengan demikian, tanpa pengobatan dengan insulin
(pengawasan dilakukan melalui pemberian insulin bersamaan dengan
adaptasi diet), pasien biasanya akan mudah terjerumus ke dalam situasi
ketoasidosis diabetik.
Jalannya penyakit DM tipe 1 meliputi 5 tahap, yaitu :
Penyandang diabetes memiliki kerentanan genetik terhadap penyakit
ini
Keadaan lingkungan biasanya memulai proses terjadinya penyakit
pada individu dengan kerentanan genetik. Infeksi virus diyakini
sebagai satu mekanisme pemicu, tetapi agen non-infeksius bisa juga
terlibat.
Rangakaian proses peradangan pankreas atau insulitis. Monosif atau
makrofag dan limfosit T teraktivasi mneginfiltrasi sel pankreas.
Perubahan atau transformasi sel sehingga tidak lagi dikenal sebagai
sel sendiri, tetapi dilihat oleh sistem imun sebagai sel asing.
Perkembangan respon imunitas. Hasil akhir berupa perusakan sel
dan penampakan diab etes.
Gejala biasanya muncul secara mendadak, berat, dan perjalananya
sangat progresif, jika tidak diawasi, dapat berkembang menjadi
ketoasidosis dan koma. Ketika diagnosis ditegakkan, pasien biasanya
memilik berat badan yang rendah, hasil tes deteksi antibodi islet hanya
bernilai sekitar 50-80%, dan kadar gula darah puasa >140 mg/Dl
(Arisman, 2002).
2. Diabetes Melitus tipe 2,non- insulin dependent diabetes melitus (NIDDM)
Diabetes melitus tipe 2 merupakan kondisi saat gula darah dalam
tubuh tidak terkontrol akibat gangguan sensitivitas sel pankreas untuk
menghasilkan hormon insulin yang berperan sebagai pengontrol kadar gula
dalam tubuh. Hasil laporan statistika International Diabetes Fedreration
(IDF) menyatakan bahwa terdapat 3,2 juta kasus kematian akibat DM tipe
2 setiap tahun. Selain kematian, komplikasi penyakit diabetes melitus tipe
dekompensasi-
hiperglikemia
berat,
mellitus.Keadaan
ini
disebabkan
oleh
kerusakan
fisik Anda
c. Cara pencegahan tersier
Jika sudah dalam tahap ini maka bisa dibilang penyakit diabetes
tersebut telah parah dan telanjur mengoplikasi penyakit yang lainnya, maka
dari itu yang harus dilakukan pencegahan tersier diantaranya sebagai berikut
pembulu darah
Mencegah terjadinya luka apapun yang dapat memperparah keadaan
fisik, karena jika sesorang yang memiliki penyakit diabetes jika
H. Senam kaki DM
1) Pengertian senam kaki diabetes
Senam kaki diabetes adalah suatu kegiatan atau latihan yang dilakukan
oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan
membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki.
2) Manfaat senam kaki diabetes
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan juga
memperkuat otot-otot kecil kaki serta mencegah terjadinya kelainan
bentuk kaki. Selain itu, senam kaki juga dapat meningkatkan kekuatan
pada otot paha, betis, dan juga mengatasi keterbatasan dalam pergerakan
sendi.
3) Tujuan dilakukannya senam diabetes
a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak
3.
Dengan
meletakkan
tumit
4. Tumit
kaki diletakkan di
lantai. Kemudian bagian ujung jari kaki diangkat ke atas dan buat
gerakan memutar pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
6. Kemudian
10. Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, lalu putar kaki pada
pergelangan kaki, lakukan gerakan seperti menulis di udara dengan
kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.
BAB III
METODE PENGABDIAN MASYARAKAT
A. Solusi masyarakat untuk berperan aktif
a. Penyuluhan dilakukan dengan bertatap muka langsung dengan penyuluhan
terjadwal berkesinambungan pada kelompok diabetes
b. Bagi Penyandang DM yang terpaut jarak, penyuluhan dan senam kaki
diabetic dapat dilakukan dengan bergulir tempat ( dusun )
c. Bagi Penyandang DM yang terpaku kondisi fisik, penyuluhan dan senam
kaki diabetic dapat dilakukan dengan kunjungan ke rumah penyandang
DM.
d. Berdasarkan data yang didapat bahwa yang rutin memeriksakan diri ke
Posyandu Lansia adalah wanita dan kader Posyandu Lansia juga
didominasi kaum wanita pula. Oleh sebab itu, Posyandu Lansia akan
e.
f.
g.
h.
i.
2. Penyandang DM
Pemeriksaan TTV
Pemeriksaan
sirkulasi
darah
menggunakan tensimeter dan
vaskuler droppler
Pengukuran
darah
gula
D. Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini berlokasi di Dusun Gadingan Desa
Banyumeneng Kecamatan Godean Wilayah kerja Puskesmas Godean II.
Pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan selama 4 (empat) bulan yaitu
dari bulan Januari sampai dengan bulan April
berikut :
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
2015,
berdasarkan tabel
Kegiatan
Penyusunan proposal
Pengurusan perizinan
Pelaksanaan Kegiatan
Pemantauan
Laporan
Tahun 2015
Nov
Des
X
X
X
Jan
Feb
X
X
X
X
Tahun 2016
Mar
Apr
X
X
Mei
Jun
X
X
LAMPIRAN
PLAN OF ACTION
N
O.
1.
KEGIATAN
MMD I (Desa)
HARI, TANGGAL,
JAM
SASARAN
TEMPAT
PJ
ANGGARAN
DANA
Selasa 23 Desember
2015
Mahasiswa, Ketua
RT, Kepala Dukuh
Ketua
Panitia
Ketua RT dan
Tokoh
masyarakat,warg
a dusun
Banyumeneng
Rumah kepala
dusun, dusun
Banyumeneng
Kepala
dusun
Rp.
200.000,-
MMD I
(Dusun)
Selasa,23 Desember
2015
Jam 20.00 selesai
3.
Pengkajian
Komunitas
Kamis-Jumat, 7-8
Januari 2016
Jam : 09.00-15.00
WIB
Masyarakat
Dusun
Banyumeneng
Wilayah dusun
Banyumeneng
RT 01 :
Nissa
RT 02 :
Ilham
RT 03:
Tiara
RTO4 :
Luthfa
RT 05 :
Retna
4.
Tabulasi data
5.
MMD II
Selasa 12 Januari
2016 jam 20.00-
Masyarakat
Dusun
Kordus
Rumah Kepala
Kepala
Rp.400.000,-
KET
6..
Selesai
Bayumeneng
Rabu, 13 Januari
2016
Warga masingmasing RT
Dusun
dusun
Pelaksanaan
a. Persiapan
tempat dan
perlengkap
an
Aula Kelurahan
Jam 15.00-selesai
WIB
RT 01 :
Nisa
Rp.200.000,-
RT 02 :
Ilham
RT 03:
Tiara
RTO4 :
Luthfa
Aula Kelurahan
b. Melaksanak
an
pemeriksaa
n TTV, dan
tes
gula
darah,
c. Melaksanak
an
pemeriksaa
n sirkulasi
darah
mengguna
kan
tensimeter
dan
vaskuler
droppler
d. Penyuluhan
senam kaki
Kamis, 14 Januari
2016
Jam 08.00 12.00
Resiko penderita
DM
Aula Kelurahan
Penderita DM
Kamis, 14 Januari
2016
Jam 08.00-12.00
Aula Kelurahan
Penderita DM
Kamis, 14 Januari
2016
Jam 12.00 12.30
RT 05 :
Retna
Rp. 250.000
Rp.150.000
diabetik
8.
Seminar
Askep
Komunitas
Senin, 18 Januari
2016
Mahasiswa Smt 3
9.
Penyusunan
hasil kegiatan
Senin, 18 Januari
2016
Anggota
Kelompok
Rumah Kader
Kordus
Rp.100.000,-
10
.
MMD III
(dusun)
Senin, 18 Januari
2016
Masyarakat
Dusun
Banyumeneng
Rumah kepala
dusun, dusun
Banyumeneng
Kepala
dusun
Rp.200.000,-
11
.
MMD III
(desa)
Selasa, 19 Januari
2016
Mahasiswa, Ketua
RT, Kepala Dukuh
Kepala
dusun
Daftar Pustaka
Dewi, Rifka Kumala. 2014. Diabetes Bukan Untuk Ditakuti. Jakarta : FMedia
Soegondo, Sidartawan. Dkk. 1995. Diabetes Melitus Pelaksanaan Terpadu.
Jakata : FKUI
Asdie, A.H. 2000. Patogenesis dan Terapi Diabetes Melitus Tipe 2.
Yogyakarta: Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
American Diabetes Association.2005. Diagnosis and Classification of
Diabetes Melitus. Diabetes Care.
Kemenkes RI. 2011. Petunjuk teknis : Pengukuran Faktor Risiko Diabetes
Melitus Edisi 3. Jakarta : Depkes RI
Misnadiarly. 2006. Diabetes Melitus Gangren,Ulcer, Infeksi, Mengenali
gejala, Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi. Jakarta: Pustaka Obor
Populer.
Nabil. 2009. Mengenal Diabetes. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Powers, A.C., 2005. Diabetes Melitus. In: Gibson, R.J., ed. The 16 th Edition
Of Harrisons Principles Of Internal Medicine. USA: The McGraw-Hill
Companies.
Tjokroprawiro, Askandar. 1991. Diabetes Melitus: Klasifikasi, Diagnosis, dan
dasar-dasar terapi. Jakarta : PT Gramedia
Soegondo, Sidartawan. 2009. Penatalaksanaan Diabates Melitus Terpadu.
Jakarta : Balai Penerbit FK UI
http://diabetesmelitus.org/perawatan-kaki-diabetes/
DiabetesMelitus.org
http://spirit.web.id/cara-pencegahan-penyakit-diabetes-melitus
http://penyakitdiabetesmelitus.net/?
Pencegahan_Penyakit_Diabetes_Melitus